BAB 3 Perkembangan Teknologi Industri Fesyen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 3 Perkembangan Teknologi di Industri dan Dunia Kerja serta Isu-Isu Global pada Bidang Busana (Fesyen) Deskripsi Pembelajaran Meliputi pemahaman peserta didik tentang perkembangan proses produksi pada industri busana (fesyen) mulai dari yang masih konvensional sampai dengan penggunaan alat/mesin dengan teknologi modern, penggunaan aplikasi gambar penunjang desain busana, penggunaan aplikasi marketplace berbasis online, industri 4.0, Internet of Things (IOT), digital teknologi dalam dunia industri, isu pemanasan global, perubahan iklim, aspek-aspek (singkat) ketenagakerjaan, product life cycle (pengertian, tahapan, karakteristik dan strategi) sampai dengan reuse, recycling, dan reduce.



Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik menjelaskan A. perkembangan proses produksi pada industri busana (fesyen) mulai dari yang masih konvensional sampai dengan penggunaan alat/mesin dengan teknologi modern; B. penggunaan aplikasi gambar penunjang desain busana C. penggunaan aplikasi marketplace berbasis online: D. Industri 4.0 E. Internet of Things (IoT). F. Digital teknologi dalam dunia industri digital G. isu pemanasan global H. perubahan iklim; I. aspek-aspek (singkat) ketenagakerjaan; J. product life cycle (pengertian, tahapan, karakteristik, dan strategi); serta K. reuse, recycling, dan reduce.



Industri busana merupakan salah satu industri yang terus berkembang dan menunjukkan inovasi yang luar biasa dalam setiap produk yang diciptakan. Perkembangan tren dalam dunia fesyen dan peningkatan produksi pakaian terjadi salah satunya karena adanya perkembangan teknologi yang mendukungnya. Adanya teknologi yang makin canggih itu membuat produksi pakaian menjadi makin mudah dan cepat. Dengan demikian, budaya belanja juga turut meningkat. Sebagai akibatnya, industri busana menjadi salah satu penyumbang limbah industri yang dapat merusak lingkungan. Banyak sekali dampak-dampak yang dapat diciptakan oleh limbah dari industri ini. Bagaimanakah cara penanggulangan limbah produksi dari industri busana? Simaklah pada bab ini. A. Perkembangan Proses Produksi pada Industri Busana (Fesyen) Pakaian merupakan salah satu hasil dari peradaban manusia. Hal ini dapat ditelusuri evolusi manusia dari apa yang dikenakan di tubuhnya. Sejak zaman dahulu, manusia sudah menggunakan



pakaian untuk menutupi tubuhnya. Manusia zaman dahulu menggunakan bahan ala kadarnya untuk memenuhi kebutuhan sandang. Makin maju suatu era, perkembangan produksi bahan sandang juga makin berkembang. Berikut ini dijelaskan perkembangan produksi industri busana dari masa ke masa. 1. Era Prasejarah Menurut para ilmuwan, manusia telah mengenakan pakaian sekitar 170.000 tahun yang lalu. Orangorang pada zaman itu tentu sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menjadikan pakalan sebagai mode atau tren. Orang zaman itu hanya memanfaatkan kulit hewan, dedaunan, atau pelepah pohon tanpa ada jahitan. Hal ini karena jarum jahit tertua yang pernah ditemukan hanya berumur 40.000 tahun. Pada saat itu bagi orang pada zaman itu yang terpenting dari sebuah pakaian adalah untuk menutup kulit dari udara dingin atau panas terik matahari. Setelah menemukan jarum jahit, orang pada zaman itu mulai memotong dan membuat pola. Orang pada zaman itu juga mulai membuat peralatan lain seperti sabut dan penutup kepala. 1. Era Prarevolusi Industri Pada era ini manusia sudah lebih canggih dari sebelumnya. Manusia sudah dapat menciptakan alat pemintal dan penenun untuk mengubah serat menjadi benang dan benang menjadi kain. Kain tersebut dijahit secara konvensional hingga menjadi pakaian jadi atau yang disebut sebagai garmen. Jenis model pakaian dan kain juga mulai bervariasi pada era ini, yaitu wol, linen, hingga sutra.. Pada era ini profesi penjahit mulai dikenal. Industri busana pada era ini lebih disebut konveksi rumahan daripada industri. Konveksi hanya mengerjakan pakaian yang dikenakan oleh pasukan. Pada saat itu, tidak ada pabrik besar berdiri yang ada hanyalah workshop. Oleh sebab itu, pekerja di konveksi ini lebih umum disebut sebagai pengrajin, 2. Era Revolusi Industri Berbagai penemuan di bidang teknologi telah mengubah tatanan perekonomian di Eropa pada awal abad-19. Pada era ini alat-alat produksi berubah menjadi mesin industri dan produksi yang sebelumnya hanya dalam skala kecil berubah menjadi skala besar termasuk industri pakaian jadi. Industri tekstil mulai memproduksi kain besar-besaran, pasokan kain membludak membuat bisnis konveksi juga turut memproduksi pakaian. Apalagi pada saat itu, pasukan militer yang sedang bertugas dalam perang dunia membutuhkan seragam. Pusat perbelanjaan juga mulai didirikan pada awal abad ke-20 untuk menjual produk fesyen dari berbagai produsen. 3. Era Modern Pada era modern ini, proses produksi terus meningkat dengan pesat. Di era ini, masyarakat banyak membicarakan tentang karakter gaya suatu merek, untuk siapa merek tersebut ditujukan, atau bahkan bagaiamana merek tersebut menciptakan suatu tren. Dalam proses produksi, industri busana telah menggunakan mesin-mesin canggih untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas mutu produk yang dihasilkan. Perkembangan teknologi industri busana membuat para pelaku usaha juga harus terus berinovasi untuk dapat bersaing di era modern ini.



B. Penggunaan Aplikasi Gambar Penunjang Desain Busana Perkembangan teknologi pada industri busana tidak hanya berlaku pada mesin-mesin produksi, namun juga pada proses pembuatan desain model dan pola. Pada saat ini, banyak sekali aplikasi-aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mendesain busana. Berikut aplikasi-aplikasi gambar penunjang desain busana. 1. Inkspace Aplikasi ini sangat dibutuhkan untuk mendesain baju dengan model apa pun. Aplikasi ini memiliki tampilan yang tidak jauh berbeda dengan CorelDraw, Inkscape dapat membuat grafik apa pun sekreatif mungkin. Inkscape juga dapat membuat objek desain menjadi berbagai bentuk, seperti 3D, spiral, elips, dan lain-lain. 2. Artworks Aplikasi ini banyak digunakan oleh desainer untuk desain mode. Terdapat fungsi tambahan tekstil yang spesifik, seperti Fractal Design Pointer, Adobe Photoshop, dan MS-Publisher. Program ini dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk meniru atau menjiplak gambar, pemisahan sederhana, dan pengulangan. Kelengkapan lainnya lalah fasilitas untuk menciptakan gaya dan detail, kreasi pembuatan kain, colorways, dan merchandising materials. 3. Tailornova Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk membuat sketsa hanya dengan sekali ketukan. Aplikasi berbasis web ini sangat mudah diakses kapan pun dan dimana pun. Melalui fitur penyesuaian 3D dan template yang dapat dipilih sesuka hati, aplikasi ini banyak diminati oleh pelaku usaha di bidang busana. 4. Adobe Illustrator Aplikasi ini merupakan salah satu software buatan Adobe yang berfungsi menggambar sketsa atau desain fesyen. Aplikasi ini juga memungkinkan penggunanya untuk dapat membuat sketsa dengan detail konstruksi dan gaya yang unik sehingga dapat mengikuti setiap panduannya dengan baik. 5. Pattern Design Software Aplikasi ini merupakan produk yang dibuat oleh developer EFI Optitex yang memungkinkan penggunanya untuk membuat desain mode fesyen dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dengan software ini, setiap orang dapat merancang, mengembangkan, dan memproduksi pakaian modis dengan cara yang hemat. Software ini juga dapat memvisualisasikan warna, pola, dan kain sebelum menerima hasil akhir desain.



C. Penggunaan Aplikasi Marketplace Berbasis Online Marketplace merupakan suatu platform yang memiliki tugas sebagai perantara antara penjual dan pembeli untuk melakukan proses transaksi produk secara online. Marketplace atau pasar online



juga menyediakan berbagai fasilitas seperti metode pembayaran, estimasi pengiriman, pemilihan produk sesuai dengan kategori, dan fitur lainnya. Berikut jenis-jenis marketplace dan contohnya. 1. Jenis Marketplace Berbasis Online Marketplace terbagi menjadi dua bagian sesuai dengan fungsinya. Berikut uraian uraian mengenai jenisjenisnya. a. Marketplace murni Marketplace murni memiliki peran penting sebagai fasilitator antara penjual dan pembeli. Penjual bebas melakukan berbagai transaksi produk, mengelola pembayaran, menampilkan informasi produk, dan sebagainya. Pasar online hanya berperan sebagai perantara dan mengirim produk kepada pembeli sehingga penjual dapat mengurus dan mengelola berbagai aktivitas dengan lebih fleksibel sesuai dengan peraturan yang diberlakukan oleh platform tersebut. Adapun pembeli dapat melakukan proses penawaran harga kepada penjual secara bebas tanpa terikat peraturan yang diberlakukan. Dalam hal ini, penjual wajib menyertakan informasi dan data terkait produk yang dipasarkan secara lengkap dan detail untuk meyakinkan pembeli dalam membeli produk tersebut. b. Marketplace konsinyasi Marketplace konsinyasi merupakan pasar online yang penjualnya hanya memiliki akses untuk menitipkan produk saja. Dalam hal ini, penjual dapat menyediakan barang serta mengirimkan deskripsi informasi detik dari barang tersebut. Tugas dari marketplace ialah sebagai perantara sekaligus mengatur urusan pembayaran, pengiriman barang, foto produk, dan lain-lain. Dalam marketplace konsinyasi, segala bentuk transaksi jual beli diserahkan kepada platform. Penjual hanya menyediakan barang, sedangkan untuk proses penetapan harga akan dilakukan oleh pihak platform sendiri. Contoh dari marketplace konsinyasi ialah Zalora dan Berrybenka.. 2. Contoh Marketplace a. Pasar online di dunia pasar online dunia yang paling terkenal dan memiliki jaringan luas ialah Amazon. Amazon berdiri pada tahun 1995 oleh Jeff Bezos. Amazon awalnya menjual makanan, minuman, buku, alat elektronik, dan lain-lain. Saat ini Amazon telah menampung berbagai macam merek serta kategori barang yang lebih kompleks. Marketplace kedua yang terkenal berasal dari China yaitu Alibaba. Platform tersebut didirikan oleh Jack Ma. Alibaba mampu menguasai hampir 80% pasar online di daratan China. b. Pasar online di Indonesia Banyak sekali platform pasar online di Indonesia, misalnya Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Shopee, Lazada, dan lain-lain. Saat ini Tokopedia telah menjadi salah satu startup yang berkembang menjadi perusahaan kelas unicorn yang memiliki valuasi yang besar. Keberadaan pasar online di Indonesia dapat membuat masyarakat menjangkau produk atau barang yang diinginkan dengan lebih mudah tanpa harus memesan dan pergi ke luar negeri.



D. Industri 4.0 Pada era modern seperti saat ini, teknologi, sains, maupun industrialisasi sedang berkembang sangat pesat. Masa revolusi industri 4.0 telah membuat penerapan konsep mekanisasi dalam segala hal dikerjakan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam pengoperasiannya. Hal ini telah membuat banyak industri mengalami kemajuan dan perkembangan yang pesat dalam hal produksi dan kualitas produk, tidak terkecuali industri busana.. Konsep smart factory yang telah diciptakan dalam industri 4.0 mengarah ke konsep konektivitas yang diciptakan melalui teknologi yang dikenal dengan Internet of Things (loT) yang dapat menghubungkan manusia dengan mesin. loT merupakan salah satu kunci dalam konsep smart factory yang memiliki fungsi utama yaitu memajukan kontrol proses produksinya dan mengatasi masalah yang ditemui secara real time. Dalam praktiknya, pelaku usaha di bidang industri busana harus lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan sebuah produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar dan tidak ketinggalan tren yang ada. Penggunaan mesin canggih mulai dari proses mendesain hingga bahan menjadi produk jadi dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan produksi.



E. Internet of Things (IoT) Berbagai jenis industri saat ini mulai memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan nilai produksi dan kualitas produk. Hampir semua perusahaan melalukan digitalisasi dan otomatisasi besarbesaran menggunakan loT. Secara umum, loT berarti semua peralatan yang mendukung proses bisnis dan manufaktur dihubungkan ke jaringan internet sehingga saling terkoneksi satu sama lain. Proses pengelolaan dan analisis pun lebih mudah dilakukan. loTr Tmemungkinkan pengguna dalam sektor industri mendapat informasi secara real time Teknologi yang terkoneksi oleh internet dapat mengawasi proses produksi sendiri serta melaporkan tentang keadaan di lapagan secara langsung tanpa harus datang ke lokasi, Sistem tersebut dikatakan mampu memangkas biaya pemeliharaan mesin-mesin di suatu gedung atau manufaktur. Peralatan manufaktur yang telah terdigitalisasi dapat melakukan mendeteksi dan memperbaiki sebelum kerusakan terjadi. Kemampuan ini dapat menghemat energi, mengurangi down time, dan meningkatkan produksi. F. Digital Teknologi dalam Dunia Industri Revolusi industri keempat merupakan istilah umum untuk tingkatan perkembangan industri teknologi di dunia. Dalam tingkatan ini, dunia memang fokus terhadap teknologi yang bersifat digital. Secara umum, revolusi industri 4.0 menggambarkan tren yang berkembang menuju otomasi dan pertukaran data dalam teknologi dan proses dalam industri manufaktur. Adapun tren-tren tersebut, yaitu Internet of Things (IoT), Industrial Internet of Things (IoT), Cyber Physical System (CPS), Artificial Intelligence (AI), Smart Factory, Sistem Komputasi Awan, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa industri 4.0 ialah tentang transformasi digital. Era ini akan memungkinkan otomatisasi peralatan-peralatan dengan sistem gabungan yang dapat bekerja satu sama



lain. Teknologi ini juga membantu memecahkan masalah dan melacak proses, sekaligus meningkatkan produktivitas dalam bisnis dan manufaktur di berbagai skala.



G. Isu Pemanasan Global Industri busana merupakan salah satu industri yang tergolong berperan dalam kerusakan lingkungan. Hal ini juga diperparah dengan adanya budaya fast fashion yang sedang digandrungi oleh pelaku usaha maupun konsumennya. Fast fashion merupakan istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang memiliki berbagai model fesyen yang silih berganti dalam waktu yang sangat singkat, serta menggunakan bahan baku berkualitas buruk sehingga tidak tahan lama. Hal ini dilakukan agar produk tersebut cepat laku terjual dengan harga yang murah dan konsumen akan terus membeli karena tren dan mode yang diciptakan industri tekstil terus berinovasi. Akan tetapi, di sisi lain hal ini dapat sangat merugikan lingkungan dan menjadi penyebab dari pemanasan global. Industri ini menggunakan bahan kimia beracun yang dapat mencemari lingkungan, misalnya penggunaan pewarna kimia. Poliester yang merupakan bahan baku industri ini berasal dari bahan baku fosil sehingga saat dicuci akan menimbulkan serat mikro yang meningkatkan jumlah sampah plastik. Bahan katun yang biasanya dicampur dengan air dan pestisida dalam jumlah yang sangat banyak dapat menimbulkan risiko kekeringan, tekanan besar pada sumber air, menurunkan kualitas tanah, dan berbagai masalah lingkungan lainnya. Selain itu, industri ini juga menyebabkan penurunan jumlah populasi hewan karena kebanyakan dari industri juga memanfaatkan kulit binatang sebagai bahan baku yang tentunya juga akan dicampur dengan berbagai zat kimia, seperti ular, buaya, macan, dan lain-lain.



H. Perubahan Iklim Pertumbuhan industri busana menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya polusi mulai dari sampah fabrik hingga emisi karbon. Tanaman kapas yang merupakan tanaman bahan baku kain memerlukan banyak air dan tenaga listrik dengan rentan terhadap perubahan iklim seperti banjir dan kekeringan terkait tekanan krisis air. Kapas merupakan tanaman yang mengonsumsi 24% insektisida dan 11% pestisida, meskipun hanya menggunakan 3% dari seluruh tanah subur di dunia. Selain itu, perubahan iklim juga disebabkan oleh penggunaan air bersih besar besaran dalam industri ini. Bayangkan saja, dalam setahun konsumsi pakaian secara global mencapai delapan puluh miliar potong. Padahal untuk membuat satu kaos, dibutuhkan setidaknya dua puluh ribu liter air. Hal ini setara dengan penggunaan air mandi selama tiga tahun. Industri ini juga menyumbang limbah yang tidak mudah terural yang dapat mencemari lingkungan, terutama sungai. Dampak dari industri ini terhadap lingkungan sangatlah banyak, termasuk dengan deforestasi hutan. Hutan beralih fungsi menjadi hutan penghasil produk yang nantinya menjadi bahan baku rayon dan ujung-ujungnya tekstil juga. Hal ini juga dibiarkan akan terus memperburuk dampak perubahan iklim secara global.



I.



Aspek-Aspek (Singkat) Ketenagakerjaan



Terdapat beberapa aspek dalam ketenagakerjaan yang harus dipahami oleh perusahaan maupun pekerja dalam sebuah perusahaan. Berikut aspek-aspek ketenagakerjaan. 1. Perencanaan Tenaga Kerja Dalam rangka pembangunan ketenagakerjaan, pemerintah menetapkan kebijakan dan menyusun perencanaan tenaga kerja yang meliputi perencanaan tenaga kerja makro dan perencanaan tenaga kerja mikro. Perencanaan tenaga kerja disusun atas dasar infomasi ketenagakerjaan, di antaranya a. penduduk dan tenaga kerja; b. kesempatan kerja pelatihan kerja termasuk kompetensi kerja; c. produktivitas tenaga kerja: d. hubungan industrial; e. kondisi lingkungan; f. pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja; serta g. jaminan sosial tenaga kerja. 2.Pelatihan Kerja Setiap pekerja berhak mendapatkan pelatihan kerja. Pelatihan kerja diselenggarakan untuk membekall, mengembangkan, dan meningkatkan kompetensi, kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan. Pelatihan dapat dilaksanakan dengan sistem Pmperhatikan jenis, derajat kecacatan, dan kemampuan tenaga kerja penyandang Bagi pekerja penyandang cacat, pelaksanaan pelatihan kerja harus cacat yang bersangkutan. 3. Pemagangan Pemagangan dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan kompetensi pekerja sehingga pekerja menjadi siap ketika terjun ke lapangan. Dalam hal ini, pemagangan dilaksanakan atas dasar perjanjian pemagangan antara peserta dan pengusaha yang dibuat secara tertulis. 4. Penempatan Tenaga Kerja Setiap tenaga kerja berhak untuk memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri. Penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka, bebas, objektif, adil, dan setara tanpa diskriminasi. Penempatan tenaga kerja diarahkan sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan perlindungan hukum. Dalam pelaksanaan penempatan kerja, perlu diperhatikan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan program nasional dan daerah.



J.



Product Life Cycle



Setiap produk yang dijual oleh perusahan akan mengalami product life cycle yang dimulai dari pengenalan produk ke masyarakat. Product life cycle ini sangat berpengaruh terhadap produksi dan



pemasaran suatu produk. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami tentang product life cycle. Berikut uraian-uralan mengenal product life cycyle. 1. Memahami Product Life Cycle Product life cycle diartikan sebagai siklus hidup produk yang meliputi tahapan tahapan atau proses perjalanan dari suatu produk. Dimulai dari pengenalan produk ke masyarakat, pemasaran produk, hingga akhirnya produk tergantikan dengan produk lain yang lebih canggih dan terbaru. Dalam hal ini, diperlukan adanya strategi) yang tepat untuk memperpanjang umur produk dan meningkatkan eksistensi produk di masyarakat. 2. Tahapan Product Life Cycle Dalam siklus produk, terdapat beberapa tahapan yang dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Tahap perkenalan Tahap ini merupakan tahap suatu pabrik atau produsen mulai meluncurkan dan mengenalkan sebuah produk ke masyarakat dengan diadakannya promosi besar-besaran. b. Tahap perkembangan Tahap ini merupakan tahap sebuah produk mulai dikenal dan digunakan oleh konsumen. Biaya produksi yang digunakan perlahan-lahan menurun, sedangkan omzet terus naik seiring dengan makin luasnya pasar sehingga cash flow menjadi positif. Produksi juga makin meningkat dan makin berkembang. Akan tetapi. pesaing baru mulai bermunculan c. Tahap kedewasaan Dalam tahap kedewasaan, omzet penjualan sebuah produk mulai menurun. Persaingan makin ketat, saling berebut pasar, dan berebut konsumen. Dalam hal ini, harga produk makin menurun untuk dapat bersaing dengan para pesaing. Bagi yang memimpin pasar akan mendapatkan laba yang banyak, produksi akan makin meninggi, dan cash flow akan makin kuat. d. Tahap penurunan Tahap ini menunjukkan adanya penurunan produksi dan penjualan. Apabila tidak segera diantisipasi dan strategi tidak diubah, kemungkinan produk dapat hilang di pasaran. Pada tahap ini, jumlah produksi akan menurun, konsumen mulai jenuh, pesaing makin banyak bermunculan untuk menggantikan produk yang mengalami penurunan, dan keuntungan juga menurun secara signifikan. 3. Karakteristik Product Life Cycle Setiap tahapan dalam product life cycle memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut. a. Tahap perkenalan Pada tahap perkenalan, penjualan rendah, biaya produksi tinggi, laba negatif, pelanggan inovator, dan pesaing sedikit. b. Tahap pertumbuhan Pada tahap pertumbuhan, penjualan meningkat dengan cepat, pelanggan pemakai awal, biaya produksi mulai membaik, laba meningkat, dan pesaing bertambah. c. Tahap kedewasaan



Pada tahap kedewasaan merupakan puncak penjualan, biaya produksi rendah, laba tinggi, pelanggan mayoritas tengah, dan jumlah pesaing stabil mulai menurun d. Tahap penurunan pada tahap penurunan, biaya produksi rendah, laba menurun, pelanggan pemakai terlambat, dan jumlah pesaing menurun 4. Strategi Product Life Cycle Konsep siklus daur hidup produk dapat digunakan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Adapun strategi pemasaran yang dapat digunakan dalam setiap tahapan siklus daur hidup produk sebagai berikut. a. Tahap perkenalan Strategi yang dapat digunakan dalam tahap perkenalan ialah strategi peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi tinggi jika pasar potensial tidak menyadari produk tersebut, strategi peluncuran produk lambat jika sebagian besar pasar sadar akan produk tersebut, strategi penetrasi cepat Jika pasar tidak menyadari kehadiran produk, dan strategi penetrasi lambat jika permintaan pasar sangat peka terhadap harga, tetapi kurang peka terhadap promosi. b. Tahap pertumbuhan Pada tahap pertumbuhan, strategi yang dapat dilakukan ialah dengan meningkatkan kualitas produk, menambahkan model-model baru, memasuk segmen pasar baru, meningkatkan cakupan distribusinya, dan menurunkan harga untuk menarik pembeli. c. Tahap kedewasaan Pada tahap kedewasaan, perusahaan dapat mencoba memperluas pasar dan mendorong penjualan dengan memodifikasi karakteristik produk melalui peningkatan kualitas, peningkatan keistimewaan, dan peningkataan gaya. Selain itu, perusahaan dapat mencoba mendorong penjualan dengan memodifikasi berbagai elemen bauran pemasaran, seperti memberi potongan harga, membuka saluran distribusi yang lebih luas, menambah pengeluaran untuk iklan, meningkatkan promosi penjualan, dan meningkatkan pelayanan. d. Tahap penurunan Saat tahap penurunan, hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah mengidentifikasi produk lemah, menentukan strategi pemasaran yang harus segera dilakukan, dan keputusan penghentian.



K. Reuse, Recycling, dan Reduce Dalam industri busana, limbah dan sampah yang dihasilkan dapat mencemari lingkungan.



Hal ini menyebabkan kerusakan ekosistem dan berpengaruh terhadap pemanasan global serta perubahan iklim. Oleh karena itu, perlu dilakukan gerakan 3R (reuse, recycle, dan reduce) dapat dimulai dari diri sendiri. Berikut penjelasan mengenal 3R 1. Reuse Arti dari reuse adalah menggunakan kembali. Dalam hal ini, barang atau produk yang sudah tidak terpakai digunakan kembali agar mengurangi potensi sampah. Jika sebuah pakaian yang masih layak sudah tidak berkenan untuk dipakai, alangkah baiknya pakaian tersebut diberikan kepada orang lain untuk digunakan. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pembelian pada thrift shop atau toko yang menjual pakalan bekas berkualitas. 2. Recycling Recycle berarti mendaur ulang. Dalam hal ini, yang didaur ulang ialah produk busana atau kain yang tidak terpakai agar tidak terbuang begitu saja dan menjadi limbah atau sampah yang merusak lingkungan. Recycle pada industri busana dapat dilakukan dengan cara melakukan daur ulang atas suatu produk pakaian menjadi bentuk lain yang lebih bermanfaat. Misalnya, membuat kerajinan tangan berupa tas taplak meja, serbet, dan lain-lain dari kain perca atau sisa kain pembuatan pakaian. 3. Reduce Reduce memiliki arti mengurangi. Dalam hal ini, yang dikurangi ialah sampah atau limbah dari sebuah industri. Mengurangi sampah atau limbah dari industri busana dapat dilakukan mulai dari hal terkecil seperti mengurangi kebiasaan membeli baju.