Bab 4 Memahami Konteks Bisnis Global [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bab 4 Memahami Konteks Bisnis Global Tujuan 1 : Membahas munculnya bisnis internasional dan menggambarkan pasar utama dunia, kesempatan dagang, dan alians dagang. Sejalan dengan makin banyaknya perusahaan berkecimpung dalam bisnis internasional, perekonomian global dengan cepat menjadi sistem yang saling bergantung melalui suatu proses yang di sebut globalisasi (globalization). Kita diuntungkan dengan ragam produk yang kita beli sebagai imbas dari perdagangan internasional, baik itu ekspor (export) maupun impor (imports).Banyak Negara yang dahulu menerapkan kebijakan ketat untuk melindungi bisnis domestik saat ini mendorong perdagangan internasional secara gencar.Beberapa kekuatan bergabung untuk memicu dan mempertahankan globalisasi.Teknologi bar telah membuat perjalanan, komunikasi, dan perdagangan ke luar negeri menjadi lebih cepat dan murah.Selain itu, banyak perusahaan yang berekspansi ke pasar asing untuk bisa bersaing dengan para pesaing.Bedasarkan letak geografis perekonomian dunia berputar di tiga pasar utama yaitu: Amerika Utara, Eropa, dan Asia-Pasifik.Pasar utama ini relatif mencakup Negara-negara bependapatan rendah dan menengah-rendah.Kesepakatan dan Aliansi Dagang, beragam kesepakatan legal telah memicu perdagangan internasional dan membentuk lingkungan bisnis global.Hampir semua Negara memiliki perjanjian dagang dengan Negara lain.Perjanjian adalah persetujuan legal yang menetapkan berbagai ketentuan dimana Negaranegara akan saling bekerja sama.Perjanjian yang paling utama antara lain: North American Free Trade Agreement (NAFTA), Uni Eropa (UE), Association of Southeast Asian Ntions (ASEAN), dan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT). Tujuan 2: Menjelaskan bagaimana perbedaan neraca ekspor-impor, nilai tukar,dan persaingan luar negeri memengaruhi cara sebuah Negara dan bisnis merespons terhadap lingkungan internasional. Dalam menentukan apakah keseimbanan penuh terjadi antara impor dan ekpor, ekonom menggunakan dua ukuran neraca perdagangan dan neraca pembayaran.Neraca perdagangan (balance of trade) suatu Negara adalah total nilai ekonomi dari seluruh produk yang diekspor dikurangi dengan total nilai ekonomi dari seluruh produk yang diimpor.Neraca perdagangan yang positif terjadi ketika ekspor suatu Negara (menjual ke Megara lain) melampaui impornya (membeli dari Negara lain), sehingga menghasilkan surplus perdagangan.Neraca perdagangan yang negate terjadi ketika suatu Negara lebih banyak mengimpor dari pada mengekspor, sehingga mengalami defisit perdagangan.Neraca pembayaran (balance of payment), adalah aliran seluruh dana yang masuk atau keluar dari suatu Negara.Pembayaran atas impor dan ekspor, uang yang dihabiskan wisatawan, dana program bantuan asing, dan hasil dari transaksi mata uang seluruhnya berkontribusi pada neraca pembayaran. Nilai tukar/kurs (exchange rate) adalah nilai diperdagangkannya mata uang suatu Negara dengan Negara lain.Bentuk-bentuk keunggulan bersaing/kompetitif, antara lain: (1) keunggulan absolut (absolute advantage), terjadi ketika suatu Negara dapat memproduksi suatu barang dengan harga yang jauh lebih murah atau berkualtas lebih tinggi dari Negara lain. (2) Keunggulan komparatif



(comparative advantage) atas suatu barang apabila dapat memproduksi barang tersebut secara lebih efisien atau lebih baik dari pada Negara lain.(3) keunggulan bersaing nasional (national competitive advantage), keunggulan bersaing internasional yang berakar dari kombinasi kondisi faktor, kondisi permintaan, industry terkait dan industry pendukung, serta strategi, struktur, dan persaingan antarperusahaan. Tujuan 3: Membahas faktor-faktor apa saja yang dilibatkan dalam memutuskan untuk terjun kedunia bisnis Internasional dan memilih level keterlibatan internasional dan struktur organisasi internasional. Mengelola berarti membuat beragam keputusan. Dalam bagian ini, kita akan menelaah tiga keputusan yang paling mendasar yang harus dibuat oleh pihak manajemen perusahaan ketika menghadapi globalisasi.Perusahaan yang ingin menjual produk di pasar luar negeri harus memperhatikan berbagai pernyataan berikut: (1) Apakah terdapat permintaan atas produknya di luar negeri?, (2) jika iya, haruska perusahaan menyesuaikan produk tersebut terhadap konsumsi luar negeri?.Setelah memutuskan untuk go international, perusahaan harus memutuskan tingkat keterlibatan internasionalnya.Beberapa tingkatan yang bisa diambil anata lain: (1) eksportir dan importer, (2) perusahaan internasional, (3) perusahaan multinasional.Spektrum strategi organisasi internasional antara lain: (1) agen independen, (2) kesepakatan lisensi, (3) kantor cabang, (4) aliansi strategi (usaha patungan), (5) investasi asing langsung (FDI). Tujuan 4: Menjelaskan peran dan nilai penting dari lingkungan budaya dalam bisnis internasional. Salah satu faktor utama dalam keberhasilan atau kegagalan kegiatan bisnis internasional adalah memiliki pemahaman mendalam akan lingkungan budaya di negara lain dan bagaimana hal tersebut berdampak pada bisnis.Budaya suatu negara mencakup seluruh nilai, symbol, keyakinan, dan bahasa yang mencerminkan perilaku masyarakat.Nilai budaya dan keyakinan sering kali jarang terucap, keduanya sudah mendarah daging oleh masyarakat yang tinggal di suatu Negara.Faktor-faktor budaya tidak serta merta menimbulkan masalah bagi manajer ketika budaya kedua negara tidak jauh berbeda.Kesulitan akan terjadi ketika ada kesenjangan besar antara budaya asal manajer dan busaya negaratempat bisnis dijalankan.Manajer yang terlibat bisni internasional juga harus memahami bahwa terdapat perbedaan dalam hal apa yang mendorong perilaku seseorang di berbagai budaya.Lima dimensi penting yang menggambarkan perbedaan individu di berbagai budaya menurut Geert Hofstee, antara lain: 1) Orientasi sosial (social orientation), nilai penting relatif dari kepentingan individu vs kepentingan kelompok.Dua kutub ekstrem orientasi sosial antara lain: a) Individualisme b) kolektivisme 2) Orientasi kekuasaan (power orientation), kepantasan kekuasaan/pengaruh dalam organisasi.Sebagaian budaya dicirikan oleh:



a) Penghargaan terhadap kekuasaan, yaitu wewenang melekat pada posisi seseorang di dalam suatu hierarki. b) Toleransi terhadap kekuasaan, yaitu individual menilai wewenang berdasarkan kelayakan anggapannya atau berdasarkan kepentingan pribadi mereka sendiri. 3) Orientasi ketidakpastian (uncertainty orientation), respons emosional terhadap perubahan dan ketidakpastian.Orang-orang di budaya oleh: a) Penerimaan ketidakpastian, respons positif terhadap perubahan dan peluang baru. b) Penghindaran ketidakpastian, lebih menyukai suatu struktur dan rutinitas yang konsisten. 4) Orientasi tujuan (goal orientation), hal yang memotivasi orang-orang untuk mencapai berbagai tujuan.Dua kutub orientasi tujuan, antara lain: a) Perilaku meraih tujuan secara agresif, menjunjung tinggi kepemilikan materi, uang, dan ketegasan. b) Perilaku meraih tujuan secara pasif, menjunjung relavansi sosial, kualitas hidup, dan kesejahteraan orang lain. 5) Orientasi waktu (time orientation), sejauh mana anggota suatu budaya memiliki pandangan jangka pendek (menjungjung tradisi,dan kewajiban sosial) atau jangka panjang (menjunjung dedikasi, kerja keras, dan sifat hemat) terhadap pekerjaan dan kehidupan. Tujuan 5: Menggambarkan bagaimana perbedaan ekonomi, hukum, dan politik antarnegara berpengaruh pada bisnis internasional. Keberhasilan dalam beroperasi di pasar luar negeri sangat ditentukan oleh bagaimana bisnis merespons kekuatan sosial dan budaya serta hambatan ekonomi, hukum, dan politik dalam perdagangan internasional.Faktor yang berpengaruh adanya hambatan perdagangan internasional, yaitu perbedaan ekonomi dan perbedaan hokum dan politik.Persoalan hukum dan politik yang umum dijumpai dalam bisnis internasional, antara lain: a) Kuota, tarif, dan subsidi. Kouta (quota), pembatasan jumlah produk jenis tertentu yang dapat diimport ke dalam suatu negara.Tarif (tariff), pajak yang dikenakan atas produk impor.Subsidi (subsidy), pembayaran yang berasal dari pemerintah untuk membantu bisis domestik bersaing dengan perusahaan asing. b) Debat proteksionisme (protectionisme), praktik melindungi bisnis domestik dari persaingan pasar bebas. c) Peraturan kandungan local (local content laws), local aturan yang mensyaratkan bahwa produk yang dijual di negara tertentu setidaknya sebagian dibuat di negara tersebut. d) Peraturan praktik bisnis (business practice laws), undang-undang atau peraturan yng mengatur praktik bisnis di suatu negara.