Bab 7 Gerak Reflekss [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016 26 April 2016, Samarinda, Indonesia



GERAK REFLEKS FMIPA UNMUL 2016 Oktafanie Mega Sari Kambayong1, Desy Nita Amalia2* Laboratorium Fisiologi, Perkembangan dan Molekuler Hewan Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mulawarman 2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman *Corresponding Author: [email protected]



1



Abstrak. Refleks adalah jawaban motorik atas rangsangan sensorik yang diberikan pada kulit atau respon apapun yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar.Pada manusia, ada dua jenis refleks yaitu refleks fisiologis dan patologis.Refleks fisiologis normal jika terdapat pada manusia, sebaliknya refleks patologis normal jika tidak terdapat pada manusia. Tujuan dari praktikum yang telah dilaksanakan adalah untuk mengetahui tingkat reflex dari probandus. Praktikum di laksanakan pada hari Jumat, 26 April 2016, pada pukul 07.30 – 09.00 WITA. Bertempat di Laboraturium Fisiologi Perkembangan dan Molekuler Hewan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda.Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui gerak refleks pada manusia. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalahdengan melakukan perlakuan kepada beberapa bagian tubuh probandus untuk mengetahui gerak refleksnya. Hasil yang diperoleh dari kegiatan praktikum ini yaitu diperoleh pada tiga probandus gerak refleks lutut memiliki sifat ekstensi, refleks pada tumit memiliki sifat fleksi, refleks pada trisep memiliki sifat ekstensi, refleks biseps memiliki sifat fleksi dan gerak refleks mengejap maya memiliki sifat mengejap. Kata Kunci: Gerak Refleks, Lutut, Tumit, Bisep, Trisep, Mata Pendahuluan Sistem saraf dan gerak reflek merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam diri makhluk hidup. Sistem saraf pada makhluk hidup berpusat di otak. Otak merupakan bagian dari sistem saraf yang mengatur dan mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling berhubung dan fital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Unit terkecil dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia sedangkan Lekung refleks ini terdiri dari alat indra, serta saraf aferen satu atau lebih sinapas yang terdapat disusunan saraf pusat atau diganglion simpatis, saraf everon dan efektor. Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks [1]. Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadi hubungan kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan dengan sekelilingnya. Refleks adalah respon yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi diluar kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik didalam maupun diluar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam maupun memberikan jembatan (respons) terdapat rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan



maupun penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut.Dengan demikian seberapa besar peran sistem saraf pusat dapat mengukur kehidupan organisme [2]. Metode Waktu dan tempat Praktikum di laksanakan pada hari Jumat, 26 April 2016, pada pukul 07.30 – 09.00 WITA. Bertempat di Laboraturium Fisiologi Perkembangan dan Molekuler Hewan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda. Alat dan bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu martil reflex. Adapun bahan yang digunakan adalah kapas,air, probandus. Cara kerja Metode yang digunakan dalam praktikum Gerak Refleks adalah dengan memberi perlakuan pada beberapa bagian tubuh manusia. Pada praktikum ini bagian tubuh yang diuji gerak refleksnya adalah lutut, tumit, trisep bisep dan mata. Pada uji gerak refleks pada



Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016 26 April 2016, Samarinda, Indonesia lutut, probandus duduk dengan bertumpu kaki dan mengalihkan perhatiannya kesekeliling. Salah satu teman memukul ligamentum patella probandus dengan martil reflek. Kemudian diamati reaksi yang terjadi pada probandus, apakah terjadi gerakrefleks, sangat refleks atau tidak refleks.Dilakukan pada lutut bagian kanan dan kiri secara bergantian. Pada uji gerak refleks pada tumit, probandus berdiri dengan satu kaki ditekuk dan diletakkan diatas kursi dan satu kaki berdiri tegak. Probandus mengalihkan perhatiannya ke sekeliling. Salah satu teman memukul tendo Achilles kaki probandus dengan martil refleks. Kemudian diamati reaksi yang terjadi pada probandus, apakah terjadi gerakrefleks, sangat refleks atau tidak refleks.Dilakukan pada tumit bagian kanan dan kiri secara bergantian. Pada uji gerak refleks pada trisep, probandus meluruskan lengan secara pasif dan mengalihkan perhatiannya. Salah satu teman memukul otot trisep probandus dengan martil



refleks.Kemudian diamati reaksi yang terjadi pada probandus, apakah terjadi gerak refleks, sangat refleks atau tidak refleks.Dilakukan pada trisep bagian kanan dan kiri secara bergantian. Pada uji gerak refleks pada bisep, probandus menekuk lengan ke arah dalam secara pasif dan mengalihkan perhatiannya. Salah satu teman memukul otot bisep probandus dengan martil refleks. Kemudian diamati reaksi yang terjadi pada probandus, apakah terjadi gerak refleks, sangat refleks atau tidak refleks.Dilakukan pada bisep bagian kanan dan kiri secara bergantian. Dan pada uji mengerjap mata, probandus membuka kedua mata dan mengarahkan pandangan ke titik yang jauh. Salah satu teman menyentuhkan ujung kapas yang telah dibasahi dengan aquades pada permukaan kornea mata. Kemudian diamati reaksi yang terjadi pada probandus, apakah terjadi gerak refleks, sangat refleks atau tidak refleks.Dilakukan pada mata bagian kanan dan kiri secara bergantian



Hasil dan Pembahasan Dari praktikum yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel.1 Gerak refleks Macam Refrleks



Kanan



Kiri



Sifat



P1



P2



P3



P1



P2



P3



Refleks lutut



+



++



+



+



++



+



Ekstensi



Refrleks tumit



++



++



+



++



+



+



Ekstensi



Refleks bisep



-



+



-



-



++



-



Fleksi



Refleks trisep



-



-



-



-



-



-



Fleksi



Refleks mata



+



+



++



++



++



++



Mengerjap



Keterangan: P1 = Rizki Wira P. - = Tidak refleks P2 = Karmila Sari + = Refleks P3 = Merdi Sahara A. ++= Sangat refleks



Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016 26 April 2016, Samarinda, Indonesia Dari tabel diatas telah didapatkan hasil uji gerak refleks yaitu pada pengamatan gerak reflex pada bagian lutut untuk P1 pada lutut sebelah kanan dan sebelah kiri pada saat dipukul dengan martil reflex terjadi gerakan reflek (+). Untuk P2 pada sat lutut dipukul dengan martil reflex probandus memberikan respon yang sangat kuat yaitu cengan reflek (+ +), dan untuk P3 pada ssat lututnya dipukul dengan martil reflex terjadi gerakan reflex (+). Pada uji gerakan reflex yang dilalukan pada tumit probandus didapatkan hasil untuk probandus P1 untyk tumt sebeleh kanan dan sebelah kiri pada saat dipukul dengan martil reflex terjadi reflex yang kuat (++), untuk P2 pada saat lutut dipukul dengan martil reflex terjadi gerak reflex yaitu pada tumit sebelah kanan terjadi reflex yang sangat kuat (++) dan pada tumit sebelah kiri terjadi gerak reflex yang biasa (+), untuk P3 terjadi gerakan reflex pada ssat tumit kiri maupun kanan dipukul dengan martil refleeks terjadi gerak reflex (+). Pada pengamatan uji gerak reflex dengan menggunakan uji reflex mata didapatkan hasil untuk P1 pada mata sebelah kanan pada saat di sentuh dengan kapas basah terjadi gerakan reflex (+) sedangkan pada mata sebelah kiri juga terjadi reflex (++), pada P2 saat mata disentuh dengan kapas basah terjadi gerakan reflex untuk mata sebelah kanan terjadi reflex (+) dan mata sebelah kiri (++), dan untuk P3 pun kedua mata baik kiri maupun kanan terjadi gerakan reflex yng sangat kuat (++). pada pengamatan gerak refleks dibagian otot bisep, diperoleh hasil bahwa untuk P1 saat otot bisep kanan dan kiri dipukul dengan martil reflex , tidak terjadi gerakan pada otot atau tidak refleks (-) yang bersifat fleksi. Pada P2 saat otot bisep bagian kanan dipukul dengan martil reflex menyebabkan gerakan reflex hal ini menunjukkan terjadinya gerak refleks (+/sangat refleks), ketika otot bisep bagian kiri dipukul palu juga meimbulkan gerakan namun gerak refleksnya hanya (+). Sedangkan pada P 3 bagian otot bisep kanan dan kiri yang dipukul dengan martil reflex tidak menimbulkan gerakan apapun atau dengan kata lain tidak ada refleks (-). Untuk gerak reflex pada otot trisep tidak



terjadi gerak reflek apapun .Gerak refleks ini bersifat fleksi. Lengan probandus yang setengannya di fleksikan pada sendi siku. Ketika diketuk pada tendo otot biseps akan menyebabkan fleksi lengan pada siku dan tampak kontraksi otot biseps. Terjadinya gerak refleks pada otot ini sangat jarang untuk bisa diamati, dibutuhkan pengamatan yang jeli saat mengamati gerak refleks ini. Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot atau kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar, terhadap situasi stimulus rtertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurangkurangnya dua neuron, membentuk suatu busur reeflkeksa (reflex are). Dua neuron penting dalm suatu busur reflex adalah neuron aferen, sensori atau reseptor dan neuron eferen motoris atau efektor. Umumnya diantara neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun reflex dapat melibatkan berbagai bagian otak dan system saraf otonom, refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang ( strets refleks) yang digambarkan dengan pemukulan ligamentum patella (suatu tendon) sehingga melibatkan otot lutut terentang [3]. Refleks rentang memainkan sesuatu peranba penting namun agak sederhana dalam pereilaku. Suatu otot rentang dan bereaksi dengan berkontraksi. Mesin refleks rentang memberikan mekanisme pengendalian yang teratur dengan baik yang mengarahkan kontraksi otot-otot antagonis dan secara terusmenerus memonitor keberhasilan dengan perintah-perintah dari otak yang diteruskan dan dengan cepat mampu melakukan penyesuaian [5].



Berdasarkan fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian: Neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit yang berhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang berhubungan dengan sel saraf lainnya.



Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016 26 April 2016, Samarinda, Indonesia



1.



Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor. 2. Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya. 3. Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak Refleks pada dasarnya merupakan suatu respon dalam rangka mengelak dari suatu rangsangan yang dapat membahayakan atau mencelakakan. Ciri refleks adalah respon yang berlangsung cepat atau tidak disadari oleh yang bersangkutan. Reflex semacam ini dinamakan reflex bawaan yang pusatnya pada sumsum tulang belakang. Impuls saraf berasal dari reseptor dibawa oleh sareaf eferen yang bersifat sensorik, menuju ke system sarf pusat, yaitu sumsum tulang belakang. Di sum-sum tulang belakang, impuls di transfer oleh neuron asesori dari neuron sensori ke neuron motorik. Dari neuron motorik impuls di alirkan melalui sarf motorik ke efektor [3]. Jika dilihat dari bentuk atau aksi yang ditimbulkan, reflex memiliki berbagai karakteristik , yaitu dapat diramalkan, mempunyai tujuan tertentu, memiliki reseptor tertentu, mempunyai periode laten, spontan dan tidak dapat dipelajari, berfungsi sebagai pelindung dan pengatur, serta periode latin akan lama pada respon yang terus menerus sehingga akan menimbulkan kelelehan.ada beberapa jenis macam reflex, yaitu reflex spinal, medulla, cerebral,superficial, miotatik, dan reflex visceral. Reflex sebagai integrasi sinapmemiloiki bagian-bagian antara lain serabut saraf sensorik-saraf spinal akar dorsalis-interneuronsaraf akar ventralis-serabut motorik. Antar satu serabut satu dengan serabut lainnya sudahb tentu memiliki hubungan integrasi. Dalam



integrasi antar ujung-ujung saraf dalam sinaps tersebut ada tiga hal yang dimunculkan [4]. 1. Summasi Terdiri atas sum-sum tenporal yang berupa pengulangan impalas untuk dapat menimbulkan respon summasi spiasial. 2. Fasilitas Merupakansuatu proses poenambahan eksitasi pada hubungan sinaps yang tidak memperlihatkan adanay summasi respon elektrik. Pada kondisi ini potensial pada portsinapsis akan meningkat. 3. Inhibitor Adalah proses penghambatan respon pada organ efektor. Jika dilihat dari mekanisme jalannya rangsangan, stimulus memiliki bentuk sinaps inhibitor (menghambat) dan sinapos eksitator 9 mempercepat). Misalnya stimulus dengan sinaps inhibitor adalah saat relaksasi sebagai respon adanya stimulus, sedangkan contoh sinaps eksikator adalah saat otot kontraksi sebagai respon adanya stimulus. Bentuk ke dua respon pada anggota badan yang sama disebut dengan hambatan ses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks : 1. Reseptor rangsangan sensorik yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit 2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju kesusunan saraf pusat (medula spinalis-batang otak) 3. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan dianalisis kembali ke neuron eferen 4. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer 5. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar Walaupun otak dan sum-sum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak dibagian luar atau kulitnya dan dibagian putih terletak ditengah. Pada sum-sum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu



Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016 26 April 2016, Samarinda, Indonesia



berbentuk kupu-kupu,sedangkan pada bagianbagian korteks juga dapat berupa materi putih [4]. Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf (neuron). Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit) [4]. Badan sel merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Di dalamnya juga terdapat membran sel, nukleolus (anak inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki struktur berkelompok yang disebut badan Nissl. Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut de ngan penjuluran pendek. Bagian ini disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf. Selain itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya adalah akson atau neurit. Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter.Supaya informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagaiisolator), akson dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit. Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls. Sel saraf penghubung Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduksivitas. Iritabilitas artinyakemampuan sel



saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Dan konduksivitasartinya kemampuan sel saraf untuk membawa impulsimpuls saraf [5]. Akson tidak seluruhnya disebungi oleh selaput mielin, tetapi ada tempat tertentu terdapatbagian akson yang tidak diselubungi oleh selaput mielin yang disebut takik ranvier (Node of Ranvier). Takik merupakan kesenjangnan- kesenjangan yang terdapat antara dua sel schwan yang berdekatan sepanjang akson. Sel saraf biasanya menerima informasi melalui dendritdan badan sel dan menghantarkannya melalui akson. Urutan ini disebut polarisasi dinamik [5]. Dendrit pada umumnya tidak diselubungi selaput mielin. Sedangkan pada akson adayang diselubungi selaput mielin dan ada yang tidak. Selaput mielin sebenarnya merupakanlapisan- lapisan membran sel schwan yang melilit akson berkali- kali dan membangunkompleks lipoprotein yang disebut mielin. Mielin berfungsi sebagai isolator dan melindungiakson terhadap tekanan dan luka, dan di duga memberi nutrisi terhadap akson danmempercepat jalannya impuls [5]. Kesimpulan Kesimpulan dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan kegiatan praktikum ini yaitu hasil yang diperoleh dari kegiatan praktikum ini yaitu diperoleh pada tiga probandus gerak refleks lutut memiliki sifat ekstensi, refleks pada tumit memiliki sifat fleksi, refleks pada trisep memiliki sifat ekstensi, refleks biseps memiliki sifat fleksi dan gerak refleks mengejap maya memiliki sifat mengejap. Ucapan Terima Kasih Penulis berterima kasih pada Laboratorium Fisiologi Perkembangan dan Molekuler Hewan atas fasilitas yang telah diberikan untuk melakukan praktikum ini dan penulis juga berterimakasih kepada asisten yang telah membimbing dalam praktikum ini. Referensi [1] Anonim. 2011. Biologi. Penerbit Erlangga: Jakarta.



Jurnal Fisiologi Hewan FMIPA UNMUL 2016 26 April 2016, Samarinda, Indonesia [2]



Campbell.1994. Biologi Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta. [3]Idel,A.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari-Hari.Jakarta: Gitamedia Press. [4Isnaeni,wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Yogyakarta: penerbit kasinius. [5]Syaifuddin.2006.Fisiologi Hewan. UT : Jakarta



Lampiran



Gambar 1. Uji Gerak Refleks pada Lutut Probandus



Gambar 2. Uji Gerak Refleks pada tumit probandus



Gambar 3. Uji Gerak Refleks pada trisep probandus



Gambar 4. Uji Gerak Refleks pada bisep probandus



Gambar 5. Uji Gerak Refleks pada mata probandus