BAB I Dan II Kel 7 Rabu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I LANDASAN TEORI 1.1.



Teori Buku



1.1.1. Sistem 1.1.1.1.Definisi Sistem1 Sistem sering didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi salah satu definisi yang paling banyak dikutip ialah sebagai berikut: Sistem ialah seperangkat elemen yang saling bergantung atau berinteraksi satu dengan lain menunut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi



diatas



menjelaskan



karakteristik



sebuah



sistem



sebagai



seperangkat elemen yang membentuk satu kesatuan (unity), mempunyai hubungan fungsional (functional relationship) dan kesatuan tujuan. 1.1.1.2.Karakteristik Sistem2 Disamping memiliki seperangkal elemen atau komponen, dan hubungan fungsional, sebuah sistem juga harus memiliki atribut. Komponen dari sebuah sistem adalah elemen-elemen operasional dari sistem tersebut yang terdiri dari input, proses dan output. Setiap komponen sistem memiliki nilai tertentu. Nilai komponen menjelaskan keadaan sistem sebagai perangkat yang disamping memiliki kegiatan pengendalian juga ada satu atau lebih kendala. Atribut sistem adalah properti dari komponen sistem tersebut. Atribut sistem dicirikan oleh parameter- parameter sistem, Saling hubungan antar komponen menjelaskan keterkaitan antara komponen dan atribut sistem. Keterkaitan atau interaksi anlara komponen sistem dengan atribut tertentu menentukan tujuan dari sistem tersebut. Properti dari komponen sistem menjelaskan sifat-sifat dari komponen tersebut yaitu:



1 2



Sinulingga, Sukaria. 2015. Pengantar Teknik Industri. Medan: USUpress. Hlm 13. Ibid Hlm 13-14.



1. Sifat-sifat dan prilaku setiap komponen dalam perangkat komponen memberikan efek terhadap sifat-sifat dan prilaku seluruh perangkat dalam sistem. Apabila salah satu komponen tidak berfungsi maka kinerja seluruh komponen lain akan terpengaruh. komponen 2. Sifat-sifat dan bergantung pada sifat-sifat dan prilaku sedikitnya salah satu komponen lainnya. Sejalan dengan butir (a) suatu komponen tidak akan mampu melakukan fungsinya dengan baik apabila komonen-komponen lain tidak mampu memperlihatkan kinerja yang baik pula. Seorang dosen misalnya tidak akan mampu berperan dengan baik dikelas apabila mahasiswa atau fasilitas kelas tidak memadai. 3. Setiap sub-set dari komponen juga memiliki sifat-sifat dan karakteristik (a) dan (b) tetapi komponen-komponen tidak dapat dibagi kedalam sub-set yang independen. Jika masing-masing sub-set bersifat independen maka kedua subset tersebut tidak laki membentuk sistem. Walaupun sistem dibentuk oleh komponen-komponennya, sebuah sistem tidak sekedar perjumlahan dari komponen- komponen sistem. Setiap komponen sistem juga merupakan sebuah sistem tersendiri. Dengan demikian sebuah sistem merupakan bagian dari sistem yang lebih besar. Sebagai contoh, proses manufakturing dilantai pabrik adalah sebuah sistem dengan komponenkomponennya antara lain ialah penyiapan bahan baku, permesinan (machining), pengendalian proses. pengendalian mutu. Pengendalian mutu sebagai sebuan komponen dari proses manufakturing juga dapat dipandang sebagai sebuah sistem yang lebih rendah yang komponen-komponennya ialah unit pengujian di laboratorium, pengambilan sampel dan lain-lain. 1.1.1.3.Komponen Pokok3 Kegiatan-kegiatan dengan maksud tertentu yang dilakukan sebuah sistem dikenal sebagai fungsi sistem tersebut. Fungsi sebuah sistem pada umumnya mengkonversikan material, energi atau informasi ke dalam bentuk tertentu yang diinginkan oleh orang yang mengendalikan sistem tersebut. Dalam sistem 3



Ibid Hlm 15.



manufakturing misalnya berbagai material, energi dan informasi dikonversikan oleh suatu proses menjadi produk. Sistem yang mengkonversikan material, energi dan



informasi



terdiri



dari



komponen-komponen



struktural



(structural



components), komponen operasi (operating components) dan komponenkomponen aliran (flow components). Komponen- komponen struktural adalah bagian-bagian statis dari sistem misalnya bangunan dan tanah yang sifatnya statis. Komponen-



komponen



operasi



adalah



bagian-bagian



yang



melakukan



pemerosesan misalnya mesin-mesin perkakas, tenaga buruh, pembangit listrik dan lain-lain. Komponen-komponen aliran yaitu material, energi dan informasi adalah bagian-bagian yang dikenakan proses konversi. Komponen-komponen struktural, operasi dan aliran memiliki berbagai atribut yang membawa pengaruh terhadap sistem. Atribut dari sistem elektrikal misalnya dapat dijelaskan dengan induktansi, kapasitansi, impedansi dan lain-lain. Kondisi sistem dapat berubah terhadap waktu melalui cara tertentu, misalnya kondisi struktural (structural components), on-off dalam sistem elektrikal. Atribut sistem manufakturing antara lain ialah kapasitas, inventory, work-in- progres dan lain-lain. Seberapa baik kinerja sistem manufakturing dapat dijelaskan dari tingkat utilisasi kapasitas, inventory tum over dan work-in-progress. 1.1.1.4.Klasifikasi Sistem4 Berdasarkan definisi sistem seperti telah diuraikan dimuka, sistem dapat diklasifikasi berdasarkan originalitas atau sifat keberadan, wujud, sifat aktivitas dan sifat hubungannya dengan lingkungan sebagai berikut: 1.



Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Berdasarkan originalitasnya, sistem dapat dikelasifikasi atas sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (man-made system). Sistem alamiah ialah sistem yang tercipta oleh proses alam sedangkan sistem buatan manusia ialah sistem yang terwujud melalui intervensi manusia melalui komponen, atribut atau hubungan antar komponen dari sistem alamiah. Semua sistem alamiah pada umumnya keseimbangan yang cukup tinggi.



4



Ibid Hlm 17-20.



Beberapa contoh sistem ini ialah sistem hidrologi, sistem cuaca, sistem rantai makanan sistem hutan dan lain-lain. Sistem hidrolologi yang secara umum dikenal sebagai siklus air misalnya telah ada sejak kehidupan awal dan hingga kini. Keberadaan sistem secara berkelanjutan ini merupakan Keseimbangan yang kuat ini terjadi karena komponen-komponen sistem seperti hutan, sungai, danau/laut, matahari yang masing- masing juga merupakan sistem tersendiri berada dalam keseimbangan yang kuat. Organisme dan semua kehidupan lain dalam sistem ini masing-masing mengadaptasikan dirinya untuk menjaga keseimbangan dengan lingkungan. Salah satu bentuk yang paling jelas dalam beradaptasi siklus. Dengan siklus, setiap peristiwa berulang-ulang kembali kepada posisi semua. Sistem buatan manusia timbul sehubungan dengan pesatnya perkembangan budaya manusia. Meningkatnya kebutuhan manusia mendorong mereka untuk melakukan kegiatan intervensi terhadap sistem alamiah yang semakin kuat yang bahkan sering dengan cara yang melawan hukum alam Eksploitasi hasil hutan secara besar-besaran yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia misalnya adalah contoh dari sistem buatan manusia yang mengintervensi sistem alamiah. Dengan pesatnya kerusakan hutan maka siklus hidrologi terganggu. 2.



Sistem Fisik dan Sistem Konseptual Sistem fisik adalah sistem yang berwujud fisik sebagai lawan sistem uep konseptual dimana simbol-simbol merepresentasikan atribut dari komponenkomponen sistem. Ide- ide, rencana dan hipotesis adalah beberapa contoh dari sistem konseptual. Sistem fisik misalnya sistem pemukiman, sistem pelabuhan, dan sistem bendungan membutuhkan ruang untuk lokasi komponen-komponennya sedangkan sistem merupakan organisasi dari ideide tidak memiliki komponen fisik sehingga tidak membutuhkan ruang. Salah satu tipe dari sistem konsep ialah seperangkat rencana dan spesifikasi dan disain sebuah bendungan (sistem fisik) sebelum diwujudkan dalam kenyataan. Disain dari sistem fisik tersebut mungkin disimulasikan (dioperasikan secara abstrak) dengan menggunakan model matematika atau



model konseptual lainnya. Dalam simulasi ini kinerja sistem fisik tersebut dievaluasi untuk memastikan bahwa setelah disain tersebut diwujudkan secara fisik, kinerja yang diharapkan dapat diperoleh. Dengan demikian, peranan sistem konseptual sering sangat penting dalam pembangunan sistem fisik dalam dunia nyata. Dalam sistem konseptual seluruh elemen sistem yang meliputi komponen, atribut dan hubungan fungsional difokuskan pada hasil tertentu yang dicapai melalui proses baik berupa proses mental (berfikir, merencana, mempelajari), proses mental motor (menulis, membuat draft, menguji) ataupun proses mekanikal (mengoperasikan, memfungsikan, memproduksikan). 3.



Sistem Statis dan Sistem Dinamis Sistem statis adalah sistem yang memiliki struktur tetapi tanpa aktivitas sedangkan sistem dinamis mengkombinasikan komponen dengan aktivitas. Contoh dari sistem statis ialah jembatan, bangunan, dan lain-lain. Yang dimaksud dengan tanpa aktivitas ialah sistem tersebut tidak melaksanakan aktivitas tetapi manusia mengintervensinya. Dalam sistem jembatan misalnya, komponen-komponen fisik sistem tidak mempunyai aktivitas tetapi kendaraan diatasnya. Jika intervensi manusia diperhitungkan sebagai bagian dari sistem tersebut maka dia berubah sistem dinamis yang tidak lain adalah sistem transportasi.



4.



Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berinteraksi secara signifikan dengan lingkungannya. Lingkungan hanya memberikan memperlihatkan karakteristik keseimbangan yang terjadi karena kekakuan internal yang tetap memelihara sistem dalam keadaan semula kendati ada pengaruh dari lingkungan eksternal. Reaksi kimia yang dilakukan pada tangki tertutup akan terjadi sehingga mencapai titik keseimbangan. Bila keadaan seimbang telah dicapai, maka keadaan terus demikian. digambarkan sebagai seseorang yang menutup diri terhadap pengaruh dari luar sehingga segala yang terjadi pada dirinya adalah murni bersumber dari dalam diri. Sistem seperti ini mudah diramalkan berdasarkan kondisi awal sistem tersebut. Berbeda dengan sistem



membiarkan informasi, energi, material dan lain-lain menembus batas-batas sistem dan berinteraksi dengan lingkungannya. Beberapa contoh dari sistem terbuka ialah makhluk hidup, sistem ekologi, sistem organisasi bisnis, sistem pendidikan dan lain-lain. Sistem terbuka memperlihatkan karakteristik steady state, dimana interaksi dinamis dari elemen-elemen sistem melakukan penyesuaian dengan lingkungannya. Dalam sistem pendidikan misalnya, kurikulum dirobah / disesuaikan dengan perobahan keinginan pasar kerja. Jika suatu lembaga pendidikan melakukan kegiatan tanpa memperhatikan perkembangan / perubahan lingkungan eksternalnya maka lembaga pendidikan tersebut merupakan sistem tertutup. 1.1.1.5.Analisis Sistem5 Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa tujuan pengembangan sistem ialah untuk mendapatkan keputusan-keputusan tentang suatu masalah. Dengan demikian analisis sistem haruslah menghasilkan alternatif-alternatif keputusan yang jika dipilih salah satu diantaranya akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem bersangkutan. Para ahli analisis sistem (system analists) pada umumnya melakukan analisis mulai dari pengambilan inisiatif tentang kegiatan tertentu dan memperhatikan semua faktor terkait seperti logika dan metodologi proses analisis, Blanchard dan Fabrycky mengembangkan proses sistem analisis enam langkah sebagai berikut: 1.



Definisikan masalah Langkah awal analisis sistem ialah mengklarifikasi sasaran sistem dan menemukenali



issu-issu



yang



mempengaruhi



pencapaian



sasaran.



Berdasarkan issu-issu terkait maka diidentifikasi masalah yang penting yang akan dicari pemecahannya. Masalah yang dimaksud harus djdefinisikan secara jelas termasuk batasan dan ruang lingkupnya agar analisis dapat dilakukan secara terfokus. Dalam mendefinisikan masalah harus terlihat secara jelas benang merah antara masalah dan sasaran dari sistem yang terkait dengan masalah tersebut. 5



Ibid Hlm 25-27.



2.



Identifikasi alternatif yang fisibel (feasible alternatives) Langkah berikutnya ialah mengidentifikasi semua cara penyelesaian yang memenuhi persyaratan masalah. Dalam langkah ini sebuah dafiar panjang berisikan semua kandidat cara penyelesaian yang dinilai memenuhi persyaratan dibuat. Kandidat yang terlihat kurang menarik kemudian dieliminasi dari daftar sehingga hanya beberapa kandidat saja yang akan dibandingkan.



3.



Tetapkan kriteria evaluasi untuk pemilihan alternative Kriteria yang dapat digunakan sebagai pembanding antara alternatif sangat beragam sehingga perlu diseleksi dengan melihat kesesuaiannya terhadap kondisi masalah, level dari sistem dan kompleksitas analisis. Misalnya, pada level sistem (level paling tinggi) kritera haruslah mengacu pada kinerja sistem, efektivitas biaya, efektivitas logistik dan ketersediaan sistem untuk beroperasi (readiness of operation). Parameter yang terpilih harus secara langsung merujuk pada pernyataan masalah.



4.



Aplikasikan teknik permodelan Langkah berikutnya dalam proses analisis ialah pembuatan model-model masalah. Model yang dibangun mung kin simpel ataupun komplek, mengandung pernyataan matematika yang padat atau hanya sederhana, membutuhkan penyelesaian secara kompüter atau tidak dan lain-lain. Luasnya cakupan model tergantung pada sifat masalah relatif terhadap jumlah variabel, hubungan input-parameter, banyaknya alternatif yang perlu dievaluasi dan kompleksnya operasi.



5.



Bangkitkan data input Pengadaan data input dalam analisis sistem merupakan langkah yang sangat kritikal karena ketepatan analisis sangat ditentukan oleh akurasi data. Dalam langkah ini, data yang sesuai harus dikumpulkan agar tersedia tepat waktu dan disajikan dalam format yang sesuai pula. Data-data yang sifatnya khusus juga harus dikenali secara persis dari kebutuhan pada proses evaluasi kriteria dan input dari model yang akan dievaluasi.



6.



Manipulasikan model yang telah dibentuk Apabila data input telah tersedia dan dimasukkan kedalam model maka model telah dalam keadaan siap dioperasikan. Hasil analisis yang diperoleh digunakan untuk membuat rekomendasi tentang tindakan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu hal penting yąng tidak boleh luput dalam analisis ialah melakukan analisis kepekaan sebelum pembuatan rekomendaSi akhir. Dengan analisis kepekaan, akan diketahui variabel-variabel mana yang peka terhadap



perubahan dan pengaruhnya



terhadap efektifitas pemecahan masalah. 1.1.1.6.Perancangan Sistem6 Mendisain atau merancang sistem adalah suatu proses mengenai pemilihan dan pengaturan komponen-komponen sistem untuk menjalankan fungsi khusus masing-masing komponen tersebut agar tetap bersinergi secara optimal mencapai tujuan sistem. Disain sistem dapat berkenaan dengan perancangan sistem yang belum ada yaitu pembuatan sistem baru ataupun berupa perbaikan terhadap sistem yang telah ada. Dalam mendisain sistem perlu dipahami lebih dahulu tentang daur hidup dari sistem (system life cycle). Sesuai dengan sifatnya, setiap sistem buatan manusia mempunyai daur hidup. Daur hidup dari suatu sistem ialah rentang waktu mulai dari saat identifikasi kebutuhan terhadap sistem tersebut sampai pada waktu sistem yang telah dirancang dan dioprasikan hingga diterminasikan (phaseout) karena telah usang. Serangkaian proses dalam interval waktu tersebut dilakukan secara berurutan antara lain ialah perencanaan, penelitian, perancangan, pembangunan, evaluasi, pengoperasian, dan penunjangan logistik. Blanchard dan Fabrycky menjelaskan bahwa istilah daur hidup sistem sering juga dikenal sebagai consumer-to-consumer cycle, maksudnya berawal dari pengenalan kebutuhan konsumen terhadap sistem dan berakhir pada penolakan konsumen terhadap sistem tersebut setelah menggunakannya sekian lama. Pendekatan daur hidup sistem berawal dari identifikasi kebutuhan yang menjadi 6



Ibid Hlm 27-28.



atasan mengapa sistem baru atau perbaikan terhadap sistem yang ada sekarang perlu dilakukan. Pada umumnya perlunya sistem baru dikembangkan atau sistem lama diperbaiki berhubungan dengan adanya masalah yang sedang atau diperkirakan akan dihadapi. 1.1.2. Model 7



Model adalah Representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam



bentuk yang disederhanakan. Model dibuat berisi informasi-informasi tentang suatu sistem dengan tujuan untuk mempelajari sistem yang sebenarnya. Model dapat merupakan tiruan dari suatu benda, sistem atau kejadian yang sesungguhnya yang hanya berisi informasi-informasi yang dianggap penting untuk ditelaah. Pengelompokkan model akan mempermudah upaya pemahaman akan makna dan kepentingannya. Model dapat dikatagorikan menurut jenis, dimensi, fungsi, tujuan, pokok kajian, atau derajat keabstrakannya. Kategori umum yang sangat praktis adalah jenis. model vang pada dasarnya dapat dikelompokkann menjadi ikonik, analog, simbolik, analitik, dan simulasi. 1.



Model Ikonik (Model Fisik). Pada perwakilan tisik dari beborapa hal baik dalam bentuk ideal maupun dalam skala vang brbuda Model ikonik im Model ikonik hakekatnya merupakan mempunyai karakteristik yang sama dengan hal yang diwakilinya, dan terutama amat sesuai untuk menerangkan kejadian pada waktu yang spesifik. Model ikonik dapat berdimensi dua (foto, peta, cetak-biru) atau tiga dimensi (prototipe mesin, alat, dan lainnya). Apabila model berdimensi lebih dari tiga tidak mungkin lagi dikonstruksi secara fisik sehingga diperlukan kategori model simbolik.



2.



Model Analog (Model Diagramatik) Model analog dapat digunakan untuk mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan yang berubah menurut waktu. Model ini lebih sering digunakan daripada model ikonik karena kemampuannya untuk mengetengahkan karakteristik dari kejadian yang dikaji. Model analog sangat sesuai dengan penjabaran



7



Arif,Muhammad. 2017. Pemodelan Sistem.. Yogyakarta : CV Budi Utama. Hlm 1-7.



hubungan kuantitatif antara sifat dari berbagai komponen. Dengan melalui transformasi sifat menjadi analognya, maka kemampuan untuk membuat perubahan dapat ditingkatkan. Contoh dari model analog ini adalah kurva permintaan, kurva distribusi frekuensi pada statistik, dan diagram alir. Model analog digunakan karena kesederhanaannya namun efektif pada situasi yang khas, seperti pada proses pengendalian mutu dalam industri. 3.



Model Simbolik (Model Matematik). Pada hakekatnya, ilmu sistem memusatkan perhatian pada model simbolik sebagai perwakilan dari realita yang dikaji. Format model simbolik dapat berupa bentuk angka, simbol dan rumus Jenis model simbolik vang unum dipakai adalah suatu persamaan (equation). Bentuk persamaan adalah tepat, singkat dan mudah dimengerti. Simbol dimanipulasi dengan kata-kata, namun juga lebih cepat dapat ditanggap maksudnya. Suatu persamaan adalah bahasa yang universal pada penelitian operasional dan ilmu sistem, dimana di dalamnya digunakan suatu logika persamaan simbolis. Dalam mempelajari ilmu sistem diperlukan suatu pengertian yang mendasar tentang simbolsimbol



matematika



karena



kalau



tidak



demikian



akan



menambah



kompleksitas dari konsep pengkajian itu sendiri. Bagaimanapun juga mempelajari suatu hal maka kunci dari kelancaran dan pemahamannya adalah frekuensi latihan aplikasinya. Dengan demikian diharapkan para pengguna dapat secara efisien menangkap arti dari setiap notasi mate- matis yang disajikan. Misalnya , notasi dapat diartikan faktor peubah a, dan A ij dapat digambarkan sebagai tabel matriks peubah A dengan baris i dan kolom j. 4.



Model Analitik Adalah model matematik yang menghasilkan solusi kuantitatif. Misal, model analitik untuk menghitung ekspektasi jumlah pelanggan (entiti -N) pada suatu sistem yang terdiri dari seorang pelayan (single service) dan satu jalur kedatangan/menunggu (single input quene) dengan tingkat kedatangan (λ) berdistribusi poisson, waktu pelayanan berdistribusi Exponential dengan mean (μ):



N= λ/( μ−λ) Model analitik dapat memberikan hasil optimum tanpa proses coba-coba (trial and error). Model analitik umumnya bersifat statis, prescriptive, deterministik atau probabilistik. 5.



Model Simulasi Adalah model yang menggambarkan hubungan sebab dan akibat (cause and effect relationship) dalam sebuah sistem pada model komputer yang mampu menggambarkan perilaku yang mungkin terjadi pada sistem nyatanya. Model simulasi dipakai sebagai alat untuk mengetahui apa yang terjadi jika (what if) satu atau lebih komponen atau variabelnya diubah. Seperti halnya model analitik, model simulasipun memberikan output kuantitatif. Kelebihannya adalah dapat mengatasi kompleksitas fluktuasi statistis dan interdependensi. Model simulasi sering sangat sulit dibuat dan lebih bersifat deskriptif daripada preskriptif. Model dari segi akademik berguna untuk menjelaskan fenomena atau objek-objek berfungsi sebagai pengganti teori, yang dipakai sebagai konfirmasi atau koreksi terhadap teori tersebut. Model dari segi manejerial berfungsi sebagai alat mengambil keputusan, komunikasi, belajar, dan memecahkan masalah. Pada dasarnya secara sederhana karakteristik yang menunjukkan ciri sebuah



model adalah : 1.



Harus mempunyai tingkat generalisasi



2.



Mempunyai mekanisme transparansi



3.



Potensial untuk dikembangkan



4.



Sensitif



1.1.3. Pemodelan Sistem 8



Pemodelan sistem adalah suatu langkah awal yang di lakukan untuk



pembuatan suatu rekayasa perangkat lunak dari sebuah sistem yang akan di 8



Khotimah, Bain Khusnul. 2015. Teori Simulasi dan Pemodelan Konsep, Aplikasi dan Terapan. Ponorogo: Wade Group. Hlm 12.



simulasikan. Apabila formulasi model dilakukan maka tahap selanjutnya akan dilakukan evaluasi model sistem diantaranya adalah: ketelitian, ketersediaan taksiran atas variable, interpretasi, dan validasi. Dalam hal ini formulasi model senantiasa dilakukan berdasarkan teori-teori yang berlaku diwilayah dimana sistem berada. Beberapa tahapan yang biasa dilakukan untuk melakukan formulasi model yaitu: 1.



Dari sudut pandang system dan lingkungannya a.



Sistem tertutup Sistem kendali lup tertutup adalah suatu system kendali yang keluarannya dapat di umpan balikkan dengan masukannya. Sehingga untuk setiap masukan acuan (set point), kondisinya akan selalu berubah sesuai dengan nilai masukan acuan yang diberikan pada sistem tersebut.



b.



Sistem terbuka. Sistem kendali dengan lup terbuka adalah suatu sistem kendali yang keluarannya tidak di umpan balikkan dengan masukannya. Sehingga untuk setiap masukan acuan (set point), kondisinya tidak akan berubah (tetap).



2.



Dari sudut pandang tingkat kepastian sistem a.



Sistem deterministic Pengoperasian sistem tiruan termasuk simulasi deterministik jika semua nilai-nilai input tiruan yang digunakan terdiri dari nilai- nilai pasti atau menentu.



b.



Sistem probabilistic. Sistem



probabilistic



merupakan



system



dengan



kejadian



yang



probabilistik. 3.



Dari sudut pandang kedinamisan sistem a.



Sistem dinamis Sistem dinamis merupakan model simulasi yang dapat merepresentasikan system yang berubah-ubah sepanjang waktu.



b.



Sistem statis.



Simulasi statis merupakan simulasi sistem maya dalam satu periode sebagai satu siklus peristiwa atau satu segmen aktivitas. Pengulangan simulasi statik berlaku terbatas dalam satu periode tunggal pada posisi yang sama dan tidak bergerak. 4.



Dari sudut pandang kekontinuan sistem a.



Sistem kontinu Sistem kontinu merupakan system yang perubahan statenya terjadi secara kontinu.



b.



Sistem diskrit. Sistem diskrit merupakan system yang perubahan statenya terjadi pada waktu-waktu diskrit. Proses pemodelan terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:



1.



Perumusan masalah dan pemilihan batassan dunia nyata. Tahap ini meliputi kegiatan pemilihan tema yang akan dikaji, penentuan variabel kunci, rencana waktu untuk mempertimbangkan masa depan yang jadi pertimbangan serta seberapa jauh kejadian masa lalu dari akar masalah tersebut dan selanjutnya mendefinisikan masalah dinamisnya.



2.



Formulasi hipotesis dinamis dengan menetapkan hipotesis berdasarkan pada teori perilaku tergadap masalahnya dan membangun peta struktur kausal melalui gambaran model mental pemodel dengan bantuan alat-alat seperti causal loop diagram. Stock flow diagram, dan alat bantu lainnya. Model mental adalah asumsi yang sangat dalam melekat, umum atau bahkan suatu gambaran dari bayangan atau citra yang berpengaruh pada bagaimana kita memahami dunia dan bagaimana kita mengambil tindakan (Senge 1995).



3.



Tahap formulasi model simulasi dengan membuat spesifikasi struktur, aturan keputusan, estimasi parameterdan uji konsistensi dengan tujuan dan batasan yang telah ditetapkan sebelumnya.



4.



Pengujian meliputi pengujian melalui pembandingan dari model yang dijadikan referensi, pengujian kehandalan (robustness) dan uji sensistivitas.



5.



Evaluasi dan perancangan kebijakan berdasarkan scenario yang telah diujicobakan dari hasil simulasi. Perancangan kebijakan mempertimbangkan



analisis dampak yang ditimbulkan, kehandalan model pada skenario yang berbeda dengan tingkat ketidakpastian yang berbeda pula serta keterkaitan antar kebijakan agar dapat bersinergi. Tahapan-tahapan pemodelan : 1.



Mendefinisikan masalah dan tujuan model



2.



Menentukan variabel tujuan



3.



Memilih variabel control



4.



emilih parameter variabel control



5.



Menguji model yang dihasilkan



6.



Melihat bagaimana model akan bekerja, memilih horizon waktu atau perilaku dinamis dalam waktu



7.



Jalankan model



8.



Mengganti parameter dengan alasan ekstrim



9.



Membandingkan hasil dengan data eksperimen



10. Perbaiki model berdasarkan parameter yang ada 1.1.4. Simulasi 9



Menurut pendefinisian pada berbagai kamus, kata simulasi diartikan



sebagai cara mereproduksi kondisi dari suatu keberadaan dengan menggunakan model dalam rangka studi pengenalan atau pengujian atau pelatihan dan yang sejenis lainnya. Simulasi dalam bentuk pengolahan data merupakan imitasi dari proses dan input ril yang menghasilkan data output sebagai gambaran karakteristik operasional dan keadaan pada sistem. Simulasi sebagai proses pengolahan data dengan penggunaan rangkaian model-model simbolik pada pengoperasian sistem tiruan tidak mengharuskan dan tidak mengajukan penggunaan formula atau fungsi-fungsi dan persamaan tertentu sebagai model simbolik penyelesaian persoalan, tetapi sebaliknya simulasi yang terdiri dari tahapantahapan dan langkah-langkah pengolahan data haruslah dilengkapi dengan model-model simbolik yang sesuai memberikan hasil 9



Ibid., Hlm 3.



pengoperasian system tiruan dalam bentuk data output yang berguna untuk penyelesaian persoalan. Simulasi juga tidak terikat dengan penggunaan modelmodel sistem acuan tetapi memerlukan pemodelan untuk menghasilkan model sistem dan model operasi sistem yang sesuai dengan tujuan penelitian atau penyelidikan. Proses Tahapan dalam mengembangkan Model dan simulasi komputer secara umum, sebagai berikut : 1.



Memahami sistem yang akan disimulasikan. Jika pengembang model tidak tau atau belum mengetahui cara kerja sistem yang akan dimodel simulasikan maka pengembang perlu meminta bantuan seorang ahli (pakar) dibidang sistem yang bersangkutan. Data masukan, keluaran, variable dan parameter masih dalam bentuk simbol – simbol verbal (kata – kata).



2.



Mengembangkan model matematika dari sistem apabila pengembang sudah mengetahui cara kerja sistem yang bersangkutan, maka tahap berikutnya adalah memformulasikan model matematika dari sistem. Model matematika bisa dalam bentuk persamaan diferensial, persamaan aljabar linear, persamaan logika diskret dan lain – lain disesuaikan dengan karakterisitik sistem dan tujuan pemodelan



3.



Mengembangkan model matematika untuk simulasi. Digunakan untuk menyederhanakan model matematika yang sudah dihasilkan sebelumnya. Agar lebih mudah dalam menyederhanakan model matematika, maka dibuatlah suatu flowchart untuk merinci tahapan yang harus dilewati untuk membuat program.



4.



Membuat program (software) beberapa flow chart dari tahapan sebelumnya kemudian diimplementasikan lebih lanjut menjadi program (software) computer.



5.



Menguji, memverifikasi dan memvalidasi keluaran simulasi Simulasi pada dasarnya adalah menirukan sistem nyata (realitas) sehingga tolak ukur baik tidaknya simulasi adalah sejauh mana yang bersangkutan. Pengujian (testing) dilakukan pada tingkat modul program, untuk menguji fungsi subsistem. Verifikasi dilakukan untuk membuktikan bahwa hasil implementasi program



komputer sudah sesuai dengan rancangan model konsep dari sistem yang bersangkutan. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil keluaran simulasi dengan data yang diambil dari sistem nyata (realitas). 6.



Mengeksekusi program simulasi untuk tujuan tertentu. Eksekusi (running) program komputer bisa dilakukan secara waktu nyata (real time) atau waktu tidak nyata (offline) tergantung dari tujuan simulasi. Secara umum ada 3 tujuan simulasi, yaitu : untuk mempelajari perilaku (behavior) sistem, untuk pelatihan (training), untuk hiburan / permainan (gaming).



Sumber : Buku Teori Simulasi dan Pemodelan Konsep, Aplikasi dan Terapan.



Gambar 1.1 Tahapan Simulasi Aspek-aspek yang mendasar bagi kajian simulasi suatu system adalah: 1.



Aspek pemodelan sistem. Dilakukan untuk membuat representasi sistem dalam bahasa/bentuk tertentu, sehingga dengan perwujudan representasi itu maka segala bentuk analisis dan pembahasan atas sitem dapat dilakukan. Adapun tahapan utama dalam melakukan pemodelan system adalah sebagai berikut: a.



Penetapan tujuan



b.



Identifikasi masalah



c.



Pengembangan model koseptual



d.



Pengembangan Model matematis



e.



Validasi Solusi model Pemahaman atas segala bentuk komponen (entity) dan



antribut (antribute) beserta interaksi yang mewarnai sistem mutlak diperlukan karena pemahaman ini merupakan modal dasar yang utama dalam pemodelan sistem. Atas model matematis yang diperoleh, selanjutnnya dilakukan validasi sehingga akan diperoleh model yang valid. 2.



Aspek pemrograman komputer. Dilakukan untuk menyelesaikan persoalan model matematika sistem kedalam bentuk program komputer, sehingga program tersebut dapat menirukan perilaku sistem realnya.



3.



Aspek percobaan (statistic). Dilakukan untuk mengolah data keluaran simulasi agar dapat menunjukan keluaran yang benar dan tidak menyesatkan.



1.1.5. Software Flexsim10 Flexsim adalah alat perangkat lunak pemodelan dan simulasi yang kuat dan mudah digunakan yang memungkinkan pengguna untuk membangun model simulasi komputer tiga dimensi dari sistem kehidupan nyata dan menjalankan eksperimen pada model tersebut. Flexsim adalah alat perangkat lunak simulasi kejadian diskrit yang menyediakan animasi grafis yang realistis dan laporan kinerja yang luas yang memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi solusi alternatif dalam waktu singkat. 1.1.5.1.Konsep dan Istilah Pemodelan dalam Flexsim Model simulasi kejadian-diskrit normalnya akan memiliki objek dinamis yang dikenal sebagai flowitem yang bergerak atau mengalir melalui model. Sebuah aliran proses adalah serangkaian pengolahan, antrian dan tahapan transportasi di model. Setiap tahap aliran proses mewakili tugas dan mungkin memerlukan satu atau lebih sumber daya.



10



M. Garrido, José. 2009. Object Oriented Simulation A Modeling and Programming Perspective. New York: Springer. Hlm 31.



Ada berbagai jenis sumber daya dan blok bangunan yang digunakan dalam membangun model simulasi dan diwakili oleh objek Flexsim. Contohnya adalah objek source, objek queue, objek processor, dan objek sink. Flexsim objek yang ditemukan di objek Library grid panel, berlokasi di sisi kiri dari yang jendela Flexsim, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2. Objek Flexsim benda terhubung untuk berkomunikasi satu sama lain untuk menentukan aliran proses model. Untuk menghubungkan berbagai objek Flexsim, masing-masing memiliki sejumlah port. Ada tiga jenis port: input, output, dan central. Port input dan output digunakan dalam perutean item aliran. Biasanya, port output dari satu objek terhubung ke port input dari objek lain.



Sumber : Buku Object Oriented Simulation A Modeling and Programming Perspective



Gambar. 1.2 Jendela Flexsim 1.1.5.2. Jendela Flexsim11 Setelah memulai Flexsim, komputer menampilkan layar Flexsim, yang ditunjukkan pada Gambar 1.2 dan termasuk menu Flexsim, toolbars, objek Library, dan Orthographic Model View window.



11



Ibid. Hlm 32.



1.1.5.3. Objek Flexsim12 Konstruksi model simulasi dengan Flexsim, melibatkan penggunaan blok pemodelan, yang dikenal sebagai objek Flexsim, dari panel objek Library. Ini digunakan sebagai blok bangunan dalam membangun model simulasi. Model dibangun di model view window, yang merupakan ruang kerja model. Dari panel Objek Library, pengguna menyeret objek Flexsim dibutuhkan ke dalam model view window dan menghubungkan objek. Empat objek Flexsim yang paling umum adalah objek Source, Queue, Processor, dan Sink. Objek Source, membuat item yang mengalir dari model. Barang-barang ini dikenal sebagai flowitem. Objek Queue adalah penyimpanan sementara untuk item yang menunggu ketersediaan sumber daya. Objek Processor adalah sumber daya yang mensimulasikan tahap pemrosesan dalam aliran proses model. Objek Sink adalah memusnahkan objek untuk item aliran dalam model. Pengguna dapat mengatur parameter simulasi dengan mengklik dua kali pada berbagai objek dan membuka jendela parameter objek. 1.1.5.4. Menggunakan Flexsim13 Untuk membangun model simulasi dan melakukan simulasi berjalan dengan Flexsim, seorang pengguna melakukan langkah-langkah berikut: 1.



Buat objek Flexsim dari model. Penggunaan memilih dan menyeret objek Flexsim ke model view window dari model.



2.



Sambungkan port untuk perutean item aliran dan tentukan aliran proses. Untuk menghubungkan port output objek ke port input objek lain, pengguna harus menekan dan menahan tombol A pada keyboard, lalu klik dan tahan tombol kiri mouse pada objek pertama, seret mouse ke objek berikutnya , dan lepaskan mouse tombol .



3.



Tambahkan data ke parameter model. Pengguna menambahkan data aktual (misalnya, waktu pemrosesan, permintaan sumber daya, orang lain) ke model. Ini dilakukan dengan mengklik dua kali pada objek Flexsim dan



12 13



Ibid. Hlm 32. Ibid. Hlm 33.



menambahkan data untuk berbagai parameter. Contoh parameter ini adalah operasi prosesor, kapasitas antrian, tingkat kedatangan, logika perutean, dan sebagainya. 4.



Setel ulang model.



5.



Lakukan menjalankan simulasi model. Pengguna membuka simulasi dan memeriksa hasilnya.



6.



Menganalisis hasil simulasi.



7.



Ubah dan tingkatkan model sesuai dengan kebutuhan pengguna.



1.2.



Jurnal Internet (Perancangan Model Simulasi untuk Meningkatkan Output pada Divisi Assembly 14 di PT. Pratama Abadi Industri)14



1.2.1. Pendahuluan PT. Pratama Abadi Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur sepatu olahraga. Perusahaan ini memiliki keinginan untuk tetap dapat bertahan di dunia industri dengan terus meningkatkan target output agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Divisi assembly 14 yang menghasilkan model Basic Leather memiliki target output 225 pasang sepatu/jam. Namun sekarang ini ratarata output aktual pada divisi assembly adalah 122 pasang sepatu/jam. Oleh sebab itu diperlukan suatu solusi agar PT. Pratama Abadi Industri dapat mencapai target output yang ditetapkan, sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen dan meningkatkan kepuasan konsumen. Sebelum perbaikan dilakukan, perlu dilakukan simulasi terlebih dahulu. Simulasi ini dilakukan dengan bantuan software Flexsim. Melakukan simulasi pada sistem sekarang akan memperoleh hasil yang mudah untuk dipahami dan dikomunikasikan. Berdasarkan hasil model simulasi sistem sekarang, maka dapat dilakukan identifikasi masalah yang nantinya akan digunakan untuk memberikan solusi dan membuat model simulasi usulan agar dapat mencapai target output. Dengan mensimulasikan usulan perbaikan yang diberikan maka akan mengeliminasi proses trial and error.



14



Ishak, dkk. 2017. Perancangan Model Simulasi untuk Meningkatkan Output pada Divisi Assembly 14 di PT. Pratama Abadi Industri. E-ISSN: 2580-3794



1.2.2. Metode Penelitian Penelitian pendahuluan dilakukan dengan melakukan observasi di PT. Pratama Abadi Industri yang merupakan obyek penelitian untuk mengetahui kondisi pabrik, produk yang dihasilkan, serta proses-proses yang ada di dalam pabrik tersebut. Selain observasi, dilakukan juga wawancara dengan karyawan Industrial Engineering Department untuk dapat memperoleh informasi mengenai kondisi perusahaan. Penelitian pendahuluan ini berguna untuk membantu identifikasi masalah pada tahap selanjutnya. Dalam tahap pembangunan model simulasi untuk sistem sekarang terdapat empat tahapan, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, pembangunan model dan analisis hasil simulasi untuk sistem sekarang. Hasil dari proses simulasi untuk sistem sekarang yang telah dijalankan akan dianalisis. Analisis dilakukan pada hasil output yang ditunjukkan oleh software Flexsim, yang bertujuan untuk mengetahui masalah atau hal yang menyebabkan tidak tercapainya target output. Pembangunan Model Simulasi Usulan berdasarkan analisis hasil simulasi untuk sistem sekarang maka akan dilakukan perbaikan dan pembangunan beberapa model simulasi usulan. 1.2.3. Hasil dan Pembahasan Model basic leather merupakan model basic yang menjadi ciri khas perusahaan ini sehingga permintaan akan produk ini lebih tinggi dibandingkan dengan produk lainnya. Oleh karena itu, tentu perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus pada model produk ini sehingga pada penelitian ini, produk yang diamati adalah basic leather. Informasi mengenai produk basic leather dapat dilihat pada gambar berikut :



Sumber: Jurnal Perancangan Model Simulasi untuk Meningkatkan Output pada Divisi Assembly 14 di PT. Pratama Abadi Industri



Gambar 1.3. Product Structure Tree Basic Leather Proses pembangunan model simulasi sistem sekarang dari divisi assembly 14 di PT. Pratama Abadi Industri telah melalui proses verifikasi dan validasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang telah dibuat dapat secara tepat merepresentasikan keadaan nyata dari sistem sekarang. Tabel 1.1. menunjukkan hasil output pada divisi assembly 14 yang dilihat melalui proses wrapping shoes and scanning box selama 8 (delapan) jam kerja, dimana satu kali replikasi merepresentasikan satu jam kerja sehingga dilakukan delapan kali replikasi. Tabel 1.1. Hasil Simulasi Replikasi ke1 2 3 4 5 6 7 8 Replikasi keRata-rata SD



Output (pairs) 120 126 120 121 121 123 112 121 Output (pairs) 120,5 3,96



Sumber: Jurnal Perancangan Model Simulasi untuk Meningkatkan Output pada Divisi Assembly 14 di PT. Pratama Abadi Industri



Berdasarkan tabel 1.1. dapat dilihat bahwa nilai rata-rata output yang diperoleh per jamnya adalah 120 pasang sepatu, dengan nilai maksimum dan minimum output per jamnya secara berturut-turut addalah 126 pasang sepatu dan 112 pasang sepatu. Hal ini menjelaskan bahwa model simulasi sistem sekarang memang belum dapat memenuhi target output yang diinginkan yaitu sebesar 225 pasang sepatu/jam. Apabila dilakukan perbandingan antara rata-rata output sistem sekarang dengan target output maka dapat dikatakan bahwa lini sistem sekarang hanya dapat memenuhi 53,33% dari target output yang diinginkan. Untuk dapat memberikan usulan perbaikan maka harus dilakukan identifikasi masalah yang terjadi pada lini sistem sekarang, dimana salah satu caranya adalah melihat % utilisasi dan % idle dari masing-masing proses. Setelah diperoleh data waktu antar kedatangan masing-masing part dan dilakukan pengujian data waktu proses sehingga diperoleh bahwa seluruh data berdistribusi normal, beserta dengan waktu siklus dan standar deviasi masing-masing proses, maka dapat dilanjutkan kepada proses pembuatan model simulasi dengan menggunakan software Flexsim. Tabel 1.2. menampilkan data output aktual dan data output dari hasil proses simulasi selama lima hari. Tabel 1.2. Data Output Aktual dan Data Output Dari Hasil Proses Simulasi Hari ke1 2 3 4 Total Rata-rata SD



Aktual (pairs) 1097 1113 1102 1103 5512 1102 6,54



Simulasi (pairs) 1102 1101 1128 1110 5550 1110 10,84



Sumber: Jurnal Perancangan Model Simulasi untuk Meningkatkan Output pada Divisi Assembly 14 di PT. Pratama Abadi Industri



Berdasarkan data-data di atas, dapat dilihat bahwa proses packing memiliki persentase utilisasi yang paling rendah yaitu sebesar 27,5% dengan persentase idle paling tinggi yaitu 72,5%. Proses packing memiliki %utilisasi paling rendah dikarenakan operator pada proses ini banyak melakukan kegiatan



menunggu barang input hingga mencapai enam pasang sepatu sehingga apabila waktu antar kedatangan barang input untuk proses ini semakin lama maka idle akan semakin besar. Disisi lain, terdapat dua proses yaitu proses BPM hot & cold dan proses press logo sockliner yang memiliki persentase utilisasi yang paling tinggi yaitu sebesar 100% dengan persentase idle yang paling rendah yaitu 0 (nol). Pada usulan perbaikan akan dilakukan penambahan jumlah mesin dan operator, dikarenakan pada hasil simulasi sistem sekarang dapat dilihat bahwa terdapat jumlah tumpukan bahan baku yang sangat besar pada masing-masing source part. Hal ini dikarenakan kapasitas mesin dari proses pertama sudah tidak mencukupi untuk jumlah barang yang masuk ke dalam lini. Tabel 1.3. Data Output Hasil Perbaikan Replikasi ke1 2 3 4 5 6 7 8 Rata-rata SD



Output (pairs)/jam 228 232 235 232 242 233 233 238 234,13 4,26



Sumber: Jurnal Perancangan Model Simulasi untuk Meningkatkan Output pada Divisi Assembly 14 di PT. Pratama Abadi Industri



1.2.4. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan analisa di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ouput dari pabrik tersebut meningkat dari rata-rata 1.110 pasang/hari menjadi 2.106 pasang/hari. Saran yang diberikan untuk penelitian berikutnya yaitu melanjutkan penelitian dengan memberikan usulan perbaikan dengan cara yang berbeda, misalnya berdasarkan perubahan jarak ataupun layout, dan studi gerakan.



BAB II PENGUMPULAN DATA 2.1.



Deskripsi Gambaran Sistem Pada modul 1 yaitu Simulasi Lini Produksi, permasalahan yang akan



dibahas pada modul ini adalah tentang simulasi proses model produksi ragum. Dimulai dari bahan baku yang terdiri dari material dan komponen ragum, tahap proses produksi, hingga menghasilkan produk jadi ragum. Produk ragum ini terdiri dari komponen dan material ragum yaitu part-part ragum yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1. Komponen Ragum dan Material Spesifikasi & Material



Jumlah



Badan ragum



Material : Baja Dimensi : 16 x 12 cm



1 unit



2



Badan penjepit kiri



Material : Baja Dimensi : 10 x 3,5 cm



1 unit



3



Rahang penjepit



Material : Baja Dimensi : 10 x 1,1 cm



1 unit



4



Badan pemutar



Material: Baja Dimensi : 10 x 20 cm



1 unit



No



Nama



1



Gambar



Tabel 2.1. Komponen Ragum dan Material (Lanjutan) No



Nama



Gambar



Spesifikasi & Material



Jumlah



5



Badan penjepit kanan



Material : Baja Dimensi : 10 x 3cm



1 unit



6



Mur



Material : Baja Dimensi : 1,8 x 1,6 cm



8 unit



Lahar



Material : Baja Dimensi : 19 x 2,6 cm



1 unit



Handle



Material : Baja Dimensi : 13,5 x 2 cm



1 unit



7



8



Sumber : Pengumpulan Data



Produk Jadi Ragum dapat dilihat pada Gambar 2.1.



Sumber: Pengumpulan Data



Gambar 2.1. Produk Jadi Ragum



Produktivitas suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menjalankan proses produksi secara efektif dan efisien. Namun seringkali ditemukan terjadinya bottleneck maupun idle pada proses produksi sehingga mengakibatkan efisiensi menurun. Salah satu penyebab line produksi mengalami idle maupun bottleneck adalah penempatan pekerja untuk masing-masing stasiun kerja yang tidak tepat. Oleh sebab itu,



15



Konsep lean manufacturing akan



membantu untuk mengubah suatu organisasi di perusahaan menjadi lebih efisien dan kompetitif. Aplikasi dari konsep Lean Manufacturing yaitu mengurangi lead time dan meningkatkan output dengan menghilangkan pemborosan yang terjadi di sebuah perusahaan. Permasalahan mengenai kurang efisiensinya lintasan produksi terjadi pada proses assembly pada proses pembuatan produk ragum. Saat terjadi perpindahan produk untuk memproses pembuatan produk ragum selanjutnya, operator harus melakukan setup pada mesin-mesin yang akan digunakan dan hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, penelitian ini menerapkan konsep lean manufacturing untuk dapat meningkatkan efisiensi pada line assembly pada proses pembuatan produk ragum.



15



Trismi Ristyowati, dkk. 2017. Minimasi Waste Pada Aktivitas Proses Produksi Dengan Konsep Lean Manufacturing (Studi Kasus Di Pt. Sport Glove Indonesia) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. ISSN 1693-2102. Vol 10 No 1. Hal 86.



Berikut merupakan tampilan Flow Diagram Produksi Ragum dapat dilihat pada Gambar 2.2.



Sumber: Pengumpulan Data



Gambar 2.2. Flow Diagram Pembuatan Produk Ragum



2.2.



Data



2.2.1. Jumlah Bahan, Mesin, dan Operator Berikut merupakan data jumlah bahan, mesin, dan operator. 1.



Jumlah Bahan Data jumlah setiap bahan untuk pembuatan model simulasi produksi ragum dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Data Jumlah Bahan Bahan Baja ASTM 1 Baja ASTM 2 Baja ASTM 3 Baja ASTM 4 Baja ST 37 Ring Lahar Mur 1 Mur 2



Input 3,505 6,543 9,347 2,570 0,213 0,04 0,02 0,015



Objek pada Flexsim Source Source Source Source Source Source Source Source



Sumber : Lab TLP & PB



2.



Jumlah Mesin Data jumlah mesin untuk pembuatan model simulasi produksi ragum pada Tabel 2.3.



Tabel 2.3. Data Jumlah Mesin Part



Landasan



Gerinda Drilling Sekrap Milling Bubut Tap and Dies



0,84 1,83 0,76 0,60 0 0



Sumber : Lab TLP & PB



Badan Penjepi t Kiri 0,41 1,52 0,99 0,00 0,00 1,52



Rahang Penjepi t Kiri 0,33 0,61 0,79 0,00 0,00 0,00



Badan Rahang Penjepi Penjepi t Kanan t Kanan 0,84 0,46 0,91 1,75 0,37 0,69 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,76



Badan Pemuta r 0,33 0,91 0,76 0,53 0,00 1,24



Badan Lahar



Handl e



0,25 1,14 0,00 0,00 1,41 0,00



0,27 0,00 0,00 0,00 0,91 0,00



Tota l 3,72 8,69 4,36 1,14 2,33 3,53



Total Mesin 4 9 5 2 3 4



Objek pada Flexsim Processor Processor Processor Processor Processor Processor



3.



Jumlah Operator Berikut ini merupakan data jumlah operator untuk pembuatan model simulasi produksi ragum.



Tabel 2.4. Data Jumlah Operator Stasiun/Aktivitas Gerinda Drilling Sekrap Milling Bubut Tap and Dies Assembly 1 Assembly 2 Assembly 3 Assembly 4 Total



Jumlah Operator 4 9 5 2 6 4 1 1 1 1



Objek pada Flexsim Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator Operator



40



Sumber : Pengumpulan Data



2.2.2. Waktu Proses Produksi 1.



Routing Sheet Part



a.



Landasan. Waktu operasi untuk setiap part landasan pada tabel 2.5. Tabel 2.5. Routing Sheet Part Landasan



No 1.



2.



3.



Operating Description Dihaluskan baja ASTM Dilubangi sisi kanan baja ASTM sebanyak 2 lubang Dilubangi sisi kiri baja ASTM sebanyak 2 lubang



Machin e Type



Setup Times (Second )



Operatio n Times (Second)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



Gerinda



60



600



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



360



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



360



Baja ASTM



Processo r



Tabel 2.5. Routing Sheet Part Landasan (Lanjutan) No



4.



5.



6.



7.



8.



Operating Description Dikurangi dimensi baja ASTM pada tempat peletakan set rahang tetap sepanjang 19 cm. Dikurangi dimensi baja ASTM pada tempat peletakan dudukan tangkai ragum sepanjang 19 cm. Dilubangi baja ASTM pada tempat peletakan dudukan tangkai ragum sebanyak 2 lubang Dilubangi baja ASTM pada bagian tempat peletakan dudukan tangkai ragum sebanyak 2 lubang Dilubangi bagian tengah baja ASTM menjadi landasan ragum



Sumber : Pengolahan Data



Machin e Type



Setup Times (Second )



Operatio n Times (Second)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



Sekrap



60



240



Baja ASTM



Processo r



Sekrap



60



240



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



240



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



240



Baja ASTM



Processo r



Milling



55



420



Baja ASTM



Processo r



b.



Badan Penjepit Kiri Berikut ini adalah routing sheet dari part badan penjepit kiri. Tabel 2.6. Routing Sheet Part Badan Penjepit Kiri



No



1.



2.



3.



4. 5.



6.



7.



8.



Operating Description Dikurangi dimensi baja ASTM sebagai tempat dudukan rahang tetap Dikurangi dimesin bagian bawah sisi kanan baja ASTM Dikurangi dimensi bagian bawah sisi kiri baja ASTM Dilubangi sisi kanan baja ASTM Dilubangi sisi kiri baja ASTM Dilubangi bagian bawah sisi kanan baja ASTM sebagai tempat baut terhadap landasan Dilubangi bagian bawah sisi kiri baja ASTM sebagai tempat baut terhadap landasan Diberi ulir di lubang sisi kanan baja ASTM



Machin e Type



Setup Times (Second)



Operatio n Times (Second)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



Sekrap



60



240



Baja ASTM



Processo r



Sekrap



60



180



Baja ASTM



Processo r



Sekrap



60



180



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



240



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



240



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



240



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



240



Baja ASTM



Processo r



Tap and Dies



60



240



Baja ASTM



Processo r



9.



No



10 .



11 .



12 .



Diberi ulir di Tap and Baja Processo lubang sisi kiri 60 240 Dies ASTM r baja ASTM Tabel 2.6. Routing Sheet Part Badan Penjepit Kiri (Lanjutan) Operating Description Diberi ulir di lubang bagian bawah sisi kanan baja ASTM Diberi ulir di lubang bagian bawah sisi kiri baja ASTM Dihaluskan seluruh permukaan baja ASTM menjadi badan rahang tetap



Machin e Type



Setup Times (Second )



Operatio n Times (Second)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



Tap and Dies



60



240



Baja ASTM



Processo r



Tap and Dies



60



240



Baja ASTM



Processo r



Gerinda



20



300



Baja ASTM



Processo r



Sumber : Pengolahan Data



Rahang Penjepit Kiri



c.



Berikut ini adalah routing sheet dari part rahang penjepit kiri. Tabel 2.7. Routing Sheet Part Rahang Penjepit Kiri N o 1. 2. 3. 4.



Operating Description



Machin e Type



Setup Times (Second )



Operatio n Times (Second)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



Dikurangi dimensi pada baja ASTM Dilubangi sisi kanan baja ASTM Dilubangi sisi kiri baja ASTM



Gerinda



60



300



Baja ASTM



Processor



Drilling



60



240



Baja ASTM



Processor



Drilling



60



240



Baja ASTM



Processor



Dikurangi dimensi



Sekrap



60



120



Baja ASTM



Processor



bagian tengah baja ASTM untuk membentuk garis V Tabel 2.7. Routing Sheet Part Rahang Penjepit Kiri (Lanjutan) N o



Operating Description



Machin e Type



Setup Times (Second )



5.



Dihaluskan seluruh permukaan baja ASTM menjadi rahang tetap



Gerinda



20



Operatio n Times (Second)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



240



Baja ASTM



Processor



Sumber : Pengolahan Data



d.



Badan Penjepit Kanan Berikut ini adalah routing sheet dari part badan penjepit kanan. Tabel 2.8. Routing Sheet Part Badan Penjepit Kanan



No 1.



2.



3.



4. 5.



Operating Description Dikurangi dimensi baja ASTM sebagai tempat dudukan rahang geser Dikurangi dimensi bagian bawah sisi kanan baja ASTM Dikurangi dimensi bagian bawah sisi kiri baja ASTM Dilubangi sisi kanan baja ASTM Dilubangi sisi



Machin e Type



Setup Times (Second )



Operatio n Times (Second)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



Sekrap



60



240



Baja ASTM



Processo r



Sekrap



60



180



Baja ASTM



Processo r



Sekrap



60



180



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



300



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



300



Baja



Processo



6.



7.



kiri baja ASTM Dilubangi baja ASTM pada bagian tengah Diberi ulir pada baja ASTM di lubang kanan



ASTM



r



Drilling



60



360



Baja ASTM



Processo r



Tap and Dies



60



240



Baja ASTM



Processo r



Tabel 2.8. Routing Sheet Part Badan Penjepit Kanan (Lanjutan) No 8. 9.



Operating Description Diberi ulir pada baja ASTM di lubang sisi kiri Dihaluskan seluruh permukaan baja ASTM menjadi badan rahang geser



Machin e Type



Setup Times (Second )



Operatio n Times (Second)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



Tap and Dies



60



240



Baja ASTM



Processo r



Gerinda



60



300



Baja ASTM



Processo r



Sumber : Pengolahan Data



Rahang Penjepit Kanan



e.



Berikut ini adalah routing sheet dari part rahang penjepit kanan. Tabel 2.9. Routing Sheet Part Rahang Penjepit Kanan No



1.



2.



3. 4.



Operating Description Dikurangi dimensi pada baja ASTM Dikurangi dimensi bagian tengah baja ASTM Dilubangi sisi kanan baja ASTM Dilubangi sisi kiri baja ASTM



Machin e Type



Setup Times (Second )



Operatio n Times (Second)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



Gerinda



60



300



Baja ASTM



Processo r



Sekrap



50



240



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



300



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



300



Baja ASTM



Processo r



5.



Dihaluskan seluruh permukaan baja ASTM menjadi rahang geser



Gerinda



60



240



Baja ASTM



Processo r



Sumber : Pengolahan Data



Badan Pemutar



f.



Berikut ini adalah routing sheet dari part badan pemutar. Tabel 2.10. Routing Sheet Part Badan Pemutar No



1.



2.



3.



4.



5.



6. 7.



Operation Description Dikurangi bagian kanan sisi bawah dimensi baja ASTM Dikurangi bagian bawah sisi kiri dimensi baja ASTM Dilubangi bagian bawah sisi kanan baja ASTM Dilubangi bagian bawah sisi kiri baja ASTM Dilubangi bagian tengah baja ASTM Diberi ulir di lubang bagian tengah baja ASTM Diberi ulir di



Machin e Type



Setup Times (seconds )



Operatio n Time (seconds)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



Sekrap



60



180



Baja ASTM



Processo r



Sekrap



60



300



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



300



Baja ASTM



Processo r



Drilling



60



300



Baja ASTM



Processo r



Milling



60



360



Baja ASTM



Processo r



Tap and dies



60



360



Baja ASTM



Processo r



Tap and



60



220



Baja



Processo



8.



9.



lubang bagian bawah sisi kanan baja ASTM Diberi ulir di lubang bagian bawah sisi kiri baja ASTM Dihaluskan seluruh permukaan baja ASTM



dies



ASTM



r



Tap and dies



60



220



Baja ASTM



Processo r



Gerinda



20



240



Baja ASTM



Processo r



Sumber : Pengolahan Data



Badan Lahar



g.



Berikut ini adalah routing sheet dari part badan lahar. Tabel 2.11. Routing Sheet Part Badan Lahar N o



1.



2.



3.



4.



Operation Description Dikurangi dimensi baja ST37 dengan dua kali pemakanan Diberi ulir pada sisi baja ST37 dengan 5 kali pemakanan Dilubangi bagian tengah ujung baja ST37 Dihaluskan baja ST37 menjadi batang ulir



Machin e Type



Setup Times (seconds )



Operatio n Time (seconds)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



Bubut



120



600



Baja ST37



Processor



Bubut



120



274



Baja ST37



Task Executor



Drilling



120



780



Baja ST37



Processor



Gerinda



20



180



Baja ST37



Processor



Sumber : Pengolahan Data



h.



Handle Berikut ini adalah routing sheet dari part handle. Tabel 2.12. Routing Sheet Part Handle



No .



1.



2.



Operation Description Dikurangi dimensi baja ST37 dengan dua kali pemakanan Dihaluskan seluruh permukaan baja ST37



Machin e Type



Setup Times (seconds)



Operation Time (seconds)



Materia l Part



Objek pada Flexsim



Bubut



120



600



Baja ST37



Processor



Gerinda



30



180



Baja ST37



Processor



Sumber : Pengolahan Data



i.



Routing Sheet Assembly



a.



Assembly 1 Berikut ini adalah routing sheet dari assembly 1. Tabel 2.13. Routing Sheet Assembly 1



No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Operation Description Dipasang landasan pada badan penjepit kiri Dipasang rahang penjepit kiri pada badan penjepit kiri Dipasang mur B1 pada rahang penjepit kiri Dipasang mur B2 pada rahang penjepit kiri Dipasang badan pemutar pada landasan Dipasang mur A1 pada landasan



Operation Times (seconds)



Objek pada Flexsim



24



Combiner



4



Combiner



11



Combiner



16



Combiner



22



Combiner



26



Combiner



Sumber : Pengolahan Data



b.



Assembly 2 Berikut ini adalah routing sheet dari assembly 2. Tabel 2.14. Routing Sheet Assembly 2



No. 1.



Operation Description Dipasang mur A2 pada landasan



Operation Times (seconds) 14



Objek pada Flexsim Combiner



2. 3. 4. 5. 6.



Dipasang mur A3 pada landasan Dipasang mur A4 pada landasan menjadi produk setengah jadi Dipasang rahang penjepit kanan pada badan penjepit kanan Dipasang mur B3 ke badan penjepit kanan Dipasang mur B4 ke badan penjepit kanan menjadi set badan penjepit kanan



14



Combiner



7



Combiner



5



Combiner



13



Combiner



14



Combiner



Sumber : Pengolahan Data



c.



Assembly 3 Berikut ini adalah routing sheet dari assembly 3. Tabel 2.15. Routing Sheet Assembly 3



No.



Operation Description



Operation Times (seconds)



1.



Dipasang handle ke lahar menjadi set lahar



19



Objek pada Flexsim Task Executor



Sumber : Pengolahan Data



d.



Assembly 4 Berikut ini adalah routing sheet dari assembly 4. Tabel 2.16. Routing Sheet Assembly 4



No. 1. 2. 3.



Operation Description Dipasang set badan penjepit kanan pada produk setengah jadi Dipasang set lahar pada produk setengah jadi Dipasang ring lahar pada produk setengah jadi menjadi produk jadi



Operation Times (seconds)



Objek pada Flexsim



5



Combiner



15



Combiner



3



Combiner



Sumber : Pengolahan Data



2.2.3. Material Handling Material handling yang digunakan dalam model simulasi produksi ragum adalah sebagai berikut.



Tabel 2.17. Data Material Handling No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Alat Hand Pallet Hand Pallet Hand Pallet Hand Pallet Hand Pallet Hand Pallet



Rute G-M S-G G-G S-G G-G S-G



Jarak 9900 9400 7700 9400 7700 11000



Objek pada Flexsim Transporter Transporter Transporter Transporter Transporter Transporter



Tabel 2.17. Data Material Handling (Lanjutan) No. 7. 8. 9.



Alat Hand Pallet Hand Pallet Hand Pallet



Sumber : Pengumpulan Data



Rute B-G B-G M-A



Jarak 3300 2200 5500



Objek pada Flexsim Transporter Transporter Transporter