Bab I Pendahuluan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk.Dimana lingkungan yang sehat disamping untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.Pada masa mendatang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunanb dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan,sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secarakeseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik,karena akan kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju danlebih kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai.Di samping itu dalam proses pembangunan, diperlukan adanyateknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya padametodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkanoleh adanya pembangunan, indikator ini harus mudah, murah untuk menuju perubahan kualitas kesehatan lingkungan. Kebersihan lingkungan dan kesehatan tempat-tempat umum juga perlu dijaga, karena mengingat banyaknya orang-orang yang akan berkumpul untuk melakukan kegiatan serta banyaknya orang yang akan memanfaatkan hasil produk tersebut yang berarti meningkatkan juga hubungan kontak antara orang satu dengan yang lain, berarti pula kemungkinan terjadinya penularan penyakit baik secara langsung dan tidak langsung yaitu melalui perantara (berupa benda, alat yang dipergunakan dalam melakukan kegiatan) akan lebih meningkat. TempatTempat Umum adalah suatu tempat dimana orang banyak berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas (Suparlan, 1998).



1



Terminal adalah suatu tempat dimana sekumpulan bus mengakhiri dan mengawali lintasan operasionalnya. Selain terminal sebagai tempat memulai perjalanannya atau juga dapat menyambung perjalannya dengan ,mengganti lintasan bus lannya, juga sebagai tempat yan digunakan kendaraan dalam beristrahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecatan mesin (LPM ITB, 1997). Didalam tata ruang dijelaskan, terminal adalah prasarana transportasi tempat kendaraan umum berpangkal, tempat penumpang atau barang-barang naik-turun atau pindah kendaraan (IAP, 1997). Terminal yang terletak yang di jalan DR. Samratulangi ini merupakan salah satu terminal di kota jayapura selain itu ada terminal youtefa ,terminal entrop , dan terminal waena. Terminal mesran merupakan terminal tipe C dengan lebar 75cm dan luas 50m dengan trayek atau jalan yang dilalui dibedakan dengan kode G artinya trayek dari terminal mesran ,dok v bawah , base g sampai pasir II, sedangkan dengan kode trayek H dari terminal mesran, dok 5, SMA 2, base g dengan jumlah armada sebanyak 313 (artikel kajian pemanfaatan terminal di kota jayapura) Dilihat dari observasi bahwa kondisi terminal terutama fasilitas utama maupun falitas pendukung ada yang belum memenuhi syarat, maka masih diperlukan untuk melakukan pemeriksaan ataupun perawatan keadaan sanitasi Terminal mesran bisa menciptakan pemenuhan kebutuhan angkutan umum serta penumpang yang akan membuat rasa nyaman dan aman saat berada di Terminal Mesran dan akan mengurangi rasa ketidaknyamanan dari penumpang maupun pengunjung mengingat bahwa Terminal Mesran merupakan salah satu terminal di kota jayapura .Fasilitas terminal yang akan di ukur berdasarkan metode ecopolis humanis meliputi 9 parameter yaitu equity, enjoyment, esthetic, enforcement, ecology, energy, employment, ethic, engangement. Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami tertarik untuk melakukan observasi di Termina Mesran untuk memenuhi tugas mata kuliah kesehatan lingkungan pemukiman tempat umum.



2



1.2



Tujuan 1.



Untuk mengetahui pengertian tentang equity, enjoyment, esthetic, enforcement, ecolgy, energy, employment, ethic, engangement.



2.



Untukmengetahui cara penilaian hasil survey berdasarkan 9 indikator dari ecopolis humanis



1.3



Manfaat Agar mahasiswa dapat



berkerja sama dalam tim melakukan survey



analisis kelayakan lingkungan tempat – tempat umum dengan melakukan penilian ecopolis humanis dengan lokasi yang sudah di tentukan untuk masingmasing kelompok dalam hal ini kelompok kami di terminal mesran.



3



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1



Ecopolis Humanis Pendekatan ecopolis humanis merupakan pendekatan yang bertitik pada dua konsep yaitu ecopolis dan humanis. Ecopolis yang berarti konservasi energi dan pelestarian keseimbangan ekologis menjadi pertimbangan utama dalam pembangunan kota. Dan humanis yang berarti Konsep yang mendambakan terwujudnya



pergaulan



hidup



yg



lebih



baik,



berdasarkan



asas



perikemanusiaan.`Pendekatan ecopolis menggunakan 9 pramater setiap paramaeter memilikI skor tertinggi yaitu 5 dan yang paling rendah 1. 2.1.1 Equity Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori keadilan (equity theory). (Robbins and Judge, 2008) mengatakan bahwa teori keadilan (equity theory) adalah ketika karyawan merasa puas dengan keadilan yang dirasakannya maka karyawan akan tetap setia pada organisasi. Intisari dari teori keadilan ini adalah bahwa apabila seorang karyawan mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi yaitu seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar atau mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya (Siagian, 2013). Teori keadilan menjelaskan bahwa kepuasan seseorang tergantung apakah ia merasakan ada keadilan (equity) atau tidak adil (unequity) atas suatu situasi yang dialaminya. Teori ini merupakan variasi dari perbandingan sosial. Menurut teori ini, seseorang akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio hasil input orang bandingan. Jika perbandingan itu dianggapnya cukup adil, maka ia akan merasa puas. Namun jika perbandingan itu tidak seimbang dan justru merugikan (kompensasi kurang), akan menimbulkan ketidakpuasan dan menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk menegakkan



4



keadilan. Parameter kesetaraan yang dilihat dari bentuk fasilitas dan kondisi lingkungan. 2.1.2 Enjoyment Enjoyment



didefinisikan



sebagai



kejadian



yang



mengacu



pada



kesenangan melakukan suatu kegiatan tertentu dalam penggunaan teknologi (Davis, 1992 dalam Nguyen. 2015). Perceived enjoyment mengemukakan bahwa beragamnya jenis dan merek produk yang ditawarkan akan memberikan pengalaman menyenangkan bagi pelanggan dan membangkitkan keinginan belanja saat mencari produk yang diinginkan atau dibutuhkan (Irani dan Hanzaee, 2011). Menurut (Ragheb and Beard, 1982; Van der Heijen, 2003, 2004 dalam Zhou dan Feng, 2017), indikator untuk mengukur perceived enjoyment adalah ingin menggunakan teknologi baru dapat menimbulkan kesenangan dalam diri sendiri, mencoba teknologi baru dapat menjadi pengalaman yang baik, mencoba menggunakan teknologi baru itu menyenangkan. Parameter kenyamanan di lihat dari lingkungan fasilitas terminal, yang diakibatkan oleh pembuangan sampah diarea terminal . 2.1.3 Esthetic Menurut AA Djelantik, Estetika Suatu Pengantar, 1999 Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek yang disebut keindahan. Melihat kurangnya keindahan karena selokan yang tidak dibersihkan dan juga sampah yang tidak di buang ke TPA. 2.1.4 Enforcement Mengenai pengertian dari penegakan hukum menunjuk pada batasan pengertian dari para sarjana. Identifikasi terhadap istilah atau pengertian itu sendiri memang diakui tidak mudah. Karena dari sudut pandang antara para sarjana terdapat perbedaan, namun intinya tetap sama untuk mencari difinisi atau pengertian dari penegakan hukum sebagai suatu langkah untuk mendapatkan unsur-unsur dari penegakan hukum itu sendiri. Menurut Jimly



5



Asshiddiqie, Pada pokoknya penegakan hukum merupakan upaya yang secara bersengaja dilakukan untuk mewujudkan cita-cita hukum dalam rangka menciptakan keadilan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2.1.5 Environment Environment yaitu gambaran keadaan lingkungan sekitar kawasan pemukiman dan pengelolaan lingkungan yang ada di kawasan tersebut. Menurut A.L. Slamet Riyadi, menyatakan bahwa “lingkungan hidup adalah suatu ilmu. Dikatakan ilmu lingkungan ialah ilmu yang mampu menerapkan berbagai disiplin (fragmen berbagai ilmu dasar) melalui pendekatan ekologis terhadap masalah lingkungan hidup yang diakibatkan karena aktivitas manusia sendiri. Menurut pengertian yuridis, seperti ditetapkan dalam Pasal 1 butir 1 UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. 2.1.6 Energy Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (usaha). Energi merupakan besaran yang kekal, artinya enegi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Satuan energi menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule. Menurut Arif Alfatah & Muji Lestari (2009), energi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar benda dapat melakukan usaha. Dalam kenyataannya setiap dilakukan usaha selalu ada perubahan.Sehingga usaha juga didefiniskan sebagai kemampuan untuk menyebabkan perubahan. 2.1.7 Employment Employment adalah suatu hal yang berhubungan semuanya dengan kerja, entah itu pekerjaannya, tempat kerjanya, lapanga kerjanya, lamaran kerja dan



6



lain-lainnya.Jadi Employment selalu berhubungan dengan pekerjaan.Suatu perusahaan



mempromosikan



tentang



pekerjaan



bisa



melalui



website



perusahaannya, bisa juga dalam bentuk fisik, seperti kartu profil perusahaan. Namun, untuk sekarang menggunakan website lebih maksimal dibandingkan yang lain. Di website, suatu perusahaan bisa mempromosikan perusahaannya, bisa membuka lowongan kerja. 2.1.8 Ethic Menurut goulet etika pembangunan adalah ‘’ the wxamination of ethical and value questions posed by development theory, planning, and practice. Sejalan dengan goulet croker mendefinsikan etika pembangunan sebagai nilai normative atau penilian etika terhadap tujuan dan maksud dari dunia ke tiga dan pembangunan global.Dari definisi di atas, ada tiga fungsi utama etika pembangunan , yaitu mengangkat nilai – nilai sebagai suatu kebutuhan (needs) buka sekedar kemauan (wants), berbasis pada keadilan (justice) bukan sekedar sedakah (chary), keadilan yang bukan bersifat individual atau perilaku tetapi terstruktur dan terlembaga, dan tidak sekedar memanupulasi. Jadi, etika pembangunan memberikan kebijakan dan keputusan pembangunan dan implementasi yang tidak memberikan akibat akan runtuhnya suatu budaya, terkorbannya kemanusiaan dan kesejahteraan masyarakat semata – mata demi keuntungan sekeompok orang ideology tertentu ataupun alasan efisien . 2.1.9 Engangement Adalah partisipasi masyarakat terhadap perjanjian ataukesepakatan yang telah ditetapkan beNama oleh masyarakat yangmenempati sebuah kawasan perumanahan misalya kegiatan kerja bakti,ronda malam, dan perjanjian lain.



7



BAB III PEMBAHASAN 3.1



Tabel Hasil Survey Penilaian Kualitas Lingkungan Terminal Mesran Pelabuhan Laut Jayapura No



Parameter



Bobot



Skor



Nilai



1



Equity



3



5



15



2



Enjoyment



2



2



4



3



Esthetic



4



2



8



4



Enforcement



3



4



12



5



Enviroment



5



3



15



6



Energy



3



4



12



7



Employment



2



3



6



8



Ethic



2



2



4



9



Engangement



2



2



4



Total Skor



3.2



80



Hasil Survey Serta Dokumentasi



3.2.1 Equity (Keadilan)



8



Pihak pengelola terminal dalam hal ini pemerintah (regulator) dan pihak pengguna jasa layanan (operator dan user) tidak ada tumpang tindih karena terkoordinasi dengan baik oleh salah satu kantor atau pos dinas perhubungan yang berada di tengah – tengah terminal mesran itu agar warga terminal bisa lebih tertip dan taat akan peraturan, selain mengaktifkan kembali terminal mesran pemerintah kota, dan dinas perhubungan juga melengkapi terminal mesran dengan atap untuk melindungi taxi dan penumpang yang berada di terminal . 3.2.2 Enjoyment (Kenyaman)



Ada kesenjangan gambaran kenyaman antara halaman depan dan belakang dari terminal mesran wajah depan nampak bersih, tetapi di beberapa titik bagian dalam terminal terlihat tidak bersih karena sampah yang berserahkan jadi untuk penilaian kenyamanan bisa di katakan kurang nyaman. 3.2.3 Esthetic (Keindahan)



9



Masih belum dikatakan indah dalam hal ini bersih karena mulai dari pintu masuk lalu ke bagian dalam terminal higga ke bagian dalam terminal hingga laut yang berada dibelakang terminal terdapat masih banyak sampah yang berserakan dan masih banyak lubang-lubang yang membuat air tergenang. 3.2.4 Enforcement (Penegakan Hukum)



Masalah



parkir



dan menurunkan penumpang dengan sembarangan yang dapat mengakibatkan macet, lalu membuang sampah dengan sembarangan padahal jelas-jelas sudah ada peraturan disana melalui media poster yang di tempel, untuk pengakan di terminal petugas hanya menegur dan tidak ada hukuman yang lebih serius menurut survei kami. 3.2.5 Enviroment (Lingkungan Hidup)



10



Terkait dengan kebersihan lingkungan di terminal mesran jauh dari kata bersih, karena membuang sampah sembarangan di selekon yang mengakibatkan lingkungan tersebut tidak bersih dan tidak ada gotong royong antara sesama manusia. Dan sudah ada sumber daya tetapi belum sempurna. 3.2.6 Energy (Pemanfaat Sumber Daya)



Masalah



listrik



di terminal mesran hanya terdapat penerangan (lampu) di setiap titik tertentu seperti halaman parkiran, tempat duduk penumpang dan kios- kios dan tidak menerangi semua area terminal. Terkait dengan listrik kurang di terminal. 3.2.7 Employment (Kesetaraan Kelompok)



11



atau lampu sangat



Ketimpangan



dalam ekonomi pada taxsi di terminal mesran



penghasilannya tidak seimbangan dengan pendapatan



karena penghasilan



mereka tidak terlalu tinggi dan ekonomi mereka terbilang tidak mencukupi. Dan antar pihak juga tidak terlibat dalam ketimpangan ekonomi tersebut. 3.2.8 Ethic (Etika)



Dilihat dari etika membangun di terminal mesran untuk bagian terminannya sudah baik namun kurangnya hanya pemanfaatan bangunanbangunan tersebut yang tidak sesuai dengan fungsi yang seharusnya, kemudian bangunan diluar terminal yaitu kios-kios yang di sekitar terminal juga terlihat bangunan secara berdempetan terlihat kurng rapi. 3.2.9 Engangement (Pertisipaif)



12



Partisipasi warga terminal muncul bila ada teguran dari petugas dinas perhubungan yang berada di terminal mesran. 3.3



Grafik hasil penilaian Terminal Mesran Pelabuhan Laut Jayapura



Skor Nilai



Engangement



Ethic



Employment



Energy



Enviroment



Enforcement



Esthetic



Enjoyment



16 14 12 10 8 6 4 2 0



Equity



Bobot x Skor Parameter



Grafik Hasil Penilaian



Parameter 3.4



Tampilan Penilaian Hasil Survei Tabel Ecopolis Humanis



NILAI 90 84 78 72 66 60 54 48 42 36 30 24 18



KATEGORI SANGAT ECOPOLIS HUMANIS



Johar saat ini (Nilai 80)



ECOPOLIS HUMANIS KURANG ECOPOLIS HUMANIS TIDAK ECOPOLIS HUMANIS



13



BAB IV PENUTUP 4.1



Kesimpulan Survey kelayakan lingkungan yang dilakukan oleh kelompok 8 di Terminal Mesran Pelabuhan Laut Jayapura menggunakan pendekatan Ecopolis Humanis, terminal mesran termasuk kriteria cukup memenuhi syarat karena ada beberapa temuan sbb; -



Penataan bangunan sudah selayaknya hanya saja pemanfaatannya tidak sesuai



-



Peraturan dalam membuang sampah dan kelestrian lingkungan terminal di laksanakan, tetapi kadang diabaikan oleh pengguna terminal mesran



-



4.2



Kerjasama yang dilakukan oleh pengguna terminal dan



Saran Diterminal Mesran harus menyediakan fasilitas" yang lengkap Bagi para taxi tidak seharusnya memarkir mobil taxsi di sembarang tempat Para taksi tidak seharusnya membuang sampah sembarangan di tempat



14



DAFTAR PUSTAKA Muhammad



Irvan



(2017).



‘’Pendekatan



Ecopoli



https://www.academia.edu/33368606/Ipang_Kesling



Humanis’’



(accessed



April



21th, 2021). Hadi Ashari (2017). ‘’Artikel Tentang Pendekatan Ecopolis Humanis : BTN PESONA NOKILALAKI’’ https://www.rocketpena.com/2018/03/artikelpendekatan-ecopolis-humanis-btn.html. (accessed April 21th, 2021) Moh Ibnusabil. ‘’Analisis Kualitas Lingkungan Section Fonrt Pendekatan Ecopolis Humanis’’.



https://id.scribd.com/presentation/431849207/Ecopolis-



humanis. (accessed April 21th, 2021) Anonim. ‘’Pencemaran Lingkungan Hidup’’. UNIVERSITAS MEDAN AREA. http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/901/5/108400223_file5. pdf . (accessed April 23th, 2021) Anonim. ‘’ Pengaruh Subjective Norm, Personal Innovativeness, Dan Perceived Enjoyment Terhadap Intention To Use Pada Alfacart Di Surabaya’’. http://www.repository.wima.ac.id/18870/43/BAB%203.pdf. April 21th, 2021).



15



(accessed,



LAMPIRAN



16