Bab Ii FS Pt. Kabupe [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT BAB II KEADAAN UMUM



2.1.Lokasi dan Luas Wilayah Kegiatan eksplorasi endapan bauksit di Wilayah izin Usaha Pertambangan (WIUP) Eksplorasi Bauksit tahun 2011 ini merupakan langkah tindak lanjut dari hasil penyelidikan umum, dimana telah menemukan areal prospek bauksit yang menarik terutama kearah tepi bagian baratdaya Blok IUP Eksplorasi Bauksit dan utara IUP dengan kadar rata-rata mencapai 48 % s/d 55 % AI2O3. Ruang lingkup penyelidikan terdahulu (Penyelidikan Umum) pada tahun 2010 adalah meliputi pengamatan Geologi endapan, pencontohan endapan bauksit pada singkapan dari beberapa bukaan jalan/dinding jalan dan beberapa test-pit, preparasi contoh dan pengolahan data lapangan. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan penyelidikan umum tahun 2010 (mulai dari Triwulan I,II,III dan IV) dan telah terlokalisirnya areal indikasi endapan bauksit, mencakup areal tangkapan sekitar 2.500 Ha. Pada akhir tahun 2010, KP Penyelidikan Umum telah disesuaikan/ditingkatkan menjadi ke Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi bauksit dan mulai Februari 2011 direncanakan akan melakukan kegiatan eksplorasi pada areal target untuk pencadangan deposit bauksit di areal bagian baratdaya dari WIUP Eksplorasi dgn luas areal prospek sekitar 5000 Ha;, yaitu dengan melakukan pengamatan geologi endapan dan pemboran tangan secara sistimatis. Berdasarkan keadaan geografisnya Wilayah Izin Usaha Pertambangan eksplorasi bauksit PT. Bintangar Maju Abadi berada pada koordinat:



PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-1



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT



Tabel 2.1 Daftra Koordinat IUP Eksplorasi PT. Bintangar Maju Abadi Kecamatan Meliau dan Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau Garis Bujur



No



Garis Lintang



O











BT



O











LU



1



110



19



15.79



BT



0



00



20.14



LS



2



110



19



15.79



BT



-0



04



36.76



LS



3



110



21



17.50



BT



-0



04



36.76



LS



4



110



21



17.50



BT



-0



05



11.24



LS



5



110



16



48.05



BT



-0



05



11.24



LS



6



110



16



48.05



BT



-0



03



55.25



LS



7



110



15



27.84



BT



-0



03



55.25



LS



8



110



15



27.84



BT



-0



03



39.07



LS



9



110



15



11.66



BT



-0



03



39.07



LS



10



110



15



11.66



BT



-0



03



18.67



LS



11



110



14



59.70



BT



-0



03



18.67



LS



12



110



14



59.70



BT



-0



02



56.86



LS



13



110



14



42.11



BT



-0



02



56.86



LS



14



110



14



42.11



BT



-0



02



33.93



LS



15



110



14



12.48



BT



-0



02



33.93



LS



16



110



14



12.48



BT



-0



02



25.74



LS



17



110



13



48.36



BT



-0



02



25.74



LS



18



110



13



48.36



BT



0



00



20.14



LU



Kemudian pada Gambar 2.1. dan 2.2. disajikan lokasi Wilayah Permohonan Izin Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dan lokasi Wilayah Eksplorasi Bauksit PT. Bintangar Maju Abadi dengan batas koordinat sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.1.



PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-2



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT



PT. Bintangar Maju Abadi merupakan salah satu perusahaan Izin Usaha Pertambangan bahan galian bauksit yang telah memperoleh izin berupa IUP. Eksplorasi dari Bupati Sanggau pada tanggal 23 Desember 2010 melalui SK Bupati Sanggau No. 504 tahun 2010 , dengan luas wilayah 8.860 hektar. 2.2.Lokasi dan Pencapaian Daerah Secara administratif lokasi penelitian deposit Bauksit PT. Bintangar Maju Abadi dengan luas 8.860 hektar berada di daerah Tayan Hilir, Kecamatan Meliau dan Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Propinsi Kalimantan Barat. Areal tersebut terletak sekitar 9 Km di sebelah Timur dari kota Tayan (Ibukota Kecamatan Meliau dan Kecamatan Tayan Hilir). Jarak lokasi Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi atas nama PT. Bintangar Maju abadi dari Kota Pontianak ( ± 128 km ) dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda-4 menuju kota Meliau terlebih dahulu dengan waktu tempuh ± 2 jam. Adapun jalan darat yang digunakan adalah jalan Trans Kalimantan poros tengah, yakni jalan raya Sungai Ambawang. Selanjutnya dari kota Meliau dilanjutkan menuju lokasi IUP PT. Bintangar Maju Abadi dengan waktu tempuh ± 1 jam, menggunakan jalan darat maupun jalur sungai Kapuas.



PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-3



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT



Gambar 2.1. Peta Kesampaian Lokasi IUP Eksplorasi PT. Bintangar Maju Abadi



2.3.Komposisi Kepemilikan Saham Perusahaan PT. Bintangar Maju Abadi didirikan berdasarkan pada Akte Notaris Nomor 12 tanggal 28 januari 2010 yang dibuat dihadapan Notaris Dini Lastari, SH di Bogor dan kemudian disyahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor C-30657 HT.01.01.Th 2010, tanggal 30 Januari 2010. Berdasarkan pada Pasal 3 dalam Akte Notaris point G tersebut diatas, PT. Bintangar Maju Abadi berusaha dalam bidang pertambangan Bauksit di dalam wilayah Republik PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-4



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT Indonesia atas dasar Izin Usaha Pertambangan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.



Gambar 2.2 Peta Lokasi IUP PT. Bintangar Maju Abadi



PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-5



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT



Gambar 2.3 Kondisi Jalan Raya Trans Kalimantan Beraspal Baik



Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan ini dapat melaksanakan kegiatan usaha yaitu meliputi: Melakukan Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Kajian Kelayakan, Konstruksi



Eksploitasi dan kegiatan lain yang berkaitan; Penggerusan, pencucian dan pemurnian hasil penambangan Bauksit, pengangkutan



dan penjualan hasil produksi dan kegiatan lain yang berkaitan; Struktur kepemilikan saham dari PT. Bintangar Maju Abadi adalah meliputi: □Nyonya Janti Susanto, beralamatkan di Komplek Villa Permata B-4/1 IA RT. 01 RW 002, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, memiliki PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-6



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT saham sebesar Rp. 250.000.000; □Evelyn Suwandi, bertempat tinggal di Komplek Villa Permata B-4/11A RT. 01 RW 002, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, memiliki saham sebesar Rp. 125.000.000,□Paul Sugandi, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Duta Harapan Indah Blok H No. 5, RT 007 RW 002, Kelurahan Kap[uk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, memiliki saham sebesar RP. 375.000.000,□Yenny Suwandi, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Komplek Villa Permata B-4/1 IA RT. 01 RW 002, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, memiliki saham sebesar Rp. 125.000.000,□Po Suwandi, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di Komplek Villa Permata B-4/11A RT. 01 RW 002, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, memiliki saham sebesar Rp. 375.000.000,Dalam melakukan kegiatan usahanya PT. Bintangar Maju Abadi melaksanakan pengendalian manajemennya melalui Kantor Pusatnya, Jalan GM Said No. 12 Kelurahan Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan Kode pos 78121, Telp. (0561) 731552, Fax (0561) 576936.



2.1.Keadaan Bentang Alam Daerah penelitian deposit Bauksit Tayan Hilir merupakan suatu daerah perbukitan {hilly), dengan pola pengaliran pengeringan pada deposit Bauksit tersebut secara dominan adalah dendritik. Ketinggian permukaan daerah penelitian deposit Bauksit tersebut berkisar PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-7



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT antara 110 - 180 meter di atas permukaan laut (lihat Gambar 2-5), sedangkan ketinggian permukaan di daerah Tayan Hilir yaitu sekitar 56 meter di atas permukaan laut . 2.2.Keadaan Iklim Kabupaten Sanggau diketahui sebagai daerah penghujan dengan intensitas cukup tinggi. Untuk menggambarkan keadaan iklim di daerah penyaluran bahan bakar minyak (BBM) dan sekitarnya dipergunakan data dari Buku Kecamatan Tayan Hilir Dalam Angka Tahun 2014. Secara rinci keadaan iklim ini disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, iklim di daerah rencana pembangunan Pertambangan Bauksit, termasuk dalam klasifikasi iklim tropis {symbol Afraw), yaitu iklim isothermal hujan tropik dengan musim kemarau yang panas ( suhu rata-rata bulanan terpanas > 27,3°C ) tanpa bulan kering. Sedangkan menurut klasifikasi iklim termasuk Zona Agroklimat A yaitu bulan basah > 9 bulan dan bulang kering < 2 bulan. a)Curah Hujan dan Hari Hujan Jumlah curah hujan rata-rata bulanan adalah sebesar 223,13 mm. Curah hujan tertinggi teijadi pada bulan Desember yaitu mencapai 437,43 mm dengan hari hujan sebanyak 20 hari. Hari hujan terendah teijadi pada bulan September dengan jumlah hari hujan 3 hari. b)Temperatur/Suhu Udara Suhu rata-rata bulanan 26 - 27° C, suhu rata-rata udara maksimum 33,6° C, dan suhu udara rata-rata minimum 21,3° C.



PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-8



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT



c)Kelembaban Udara Keadaan udara di areal studi tergolong lembab sepanjang tahun, dengan kelembaban udara relatif rata-rata tahunan 84,2%. Kelembaban relatif rata-rata bulanan tertinggi teijadi pada bulan Januari, April, Juli, Nopember dan Desember yaitu sebesar 88% dan terendah adalah 77% yang teijadi pada bulan Agustus. d)Lama Penyinaran Matahari Lama penyinaran matahari rata-rata bulanan terendah sebesar 49 - 98% pada bulan Januari dan tertinggi sebesar 98,8% pada bulan Juli, dengan rata-rata tahunan sebesar 64,45%.



Tabel 2.2 Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan di Kecamatan Tayan Hilir - Kabupaten Sanggau



No



Bulan



Curah Hujan (mm )



Hari Hujan



1



Januari



263,9



10



2



Februari



106,8



12



3



Maret



-



-



4



April



213,7



13



5



Mei



203,5



13



6



Juni



12,2



14



7



Juli



153,6



17



8



Agustus



41,4



8



9



Sepetember



544,9



14



10



Oktober



558,2



14



11



November



600,5



16



PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-9



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT 12



Desember



525,8



17



Rata-rata



268,7



12



Sumber : Kecamatan Tayan Hilir Dalam Angka 2015



Tabel 2.3. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Desa Di Kecamatan Tayan Hilir - Kabupaten Sanggau



Luas Desa/Kelurahan



Km2



%



Jumlah



Kepadatan



Penduduk



Penduduk



Lalang



162,00



1.449



9



Kawat



51,00



2.614



51



1,40



2.488



1.777



Pedalaman



68,00



3.927



58



Tanjung Bunut



48,00



2.239



47



Sebemban



13,50



1.048



78



Beginjan



25,50



1.882



74



101,00



3.368



33



Emberas



85,00



1.458



17



Melugai



109,10



1.500



14



Cempedak



62,00



2.189



35



Sejotang



64,50



1.683



26



161,50



2.010



12



20,50



1.467



72



Pulau Tayan Utara



Sungai Jaman



Subah Tebang Benua



PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-10



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT Balai Ingin JUMLAH



77,50



2.372



31



1.050,50



31.694



30



Sumber : BPS Kabupaten Sanggau dan Kantor Camat Tayan Hilir



Tabel 2.4. Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan



No



Jenjang Pendidikan



Jumlah



1



Taman Kanak-kanak



3



2



Sekolah dasar



43



3



Madrasah Ibtidaiyah



3



4



SMP



6



5



Madrsah Tsnawiyah



3



6



SMU



1



7



Madrasah Aliyah



2



8



SMK Jumlah



61



Sumber : Kecamatan Tayan Hilir Dalam Angka Tahun 2015



Tabel 2.5 Jumlah Sarana Kesehatan dan Apotik/Toko Obat No



Sarana Kesehatan



2015



1



Rumah Sakit



-



2



Puskesmas



2



PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-11



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT 3



Puskesmas Pembantu



5



4



Poskesdes



6



4



Rumah Sakit Bersalin



-



5



Klinik Bersalin



-



6



Balai Pengobatan



-



7



BKIA



-



8



Klinik KB



1



9



Posyandu



45



10



Apotik



-



11



Toko Obat



3



12



Praktek Dokter



2



13



Praktek Bidan



3



14



Polindes



7



Sumber : Puskesmas Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau



Gambar 2.4. Keadaan Morfologi sekitar Lokasi IUP Eksplorasi PT. Bintangar Maju Abadi



2.1.Fisiografi dan Tumbuhan PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-12



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT Komposisi tanah pada areal Izin Usaha Pertambangan terdiri dari podsolik, yang terdistribusi kedalam beberapa macam bentuk, yakni podsolik kandik, podsolik ortosik, dan podsolik kromik. Jenis tanah tersebut dijumpai pada daerah datar, bergelombang sampai berbukit diatas >15%. Pada bagian atas perlapisan tanah berwarna coklat tuakelabu dan pada lapisan bagian bawah berwarna kuning kecoklatan dengan karakteristik drainase cepaat dan permeabilitas rendah/lambat. Secara umum kualitas air sungai Kapuas di sekitar lokasi tambang masih mampu mendukung aktifitas kehidupan penduduk di sekitar tepi sungai. Sebagian besar tumbuhan yang berada di daerah penelitian deposit Bauksit Tayan Hilir, hingga sekarang arealnya tertutup oleh tumbuhan hutan sekunder (semak belukar sekitar 35 %, ilalang sekitar 50 % dari luas daerah eksplorasi), pohon karet rakyat, semak belukar di alur-alur sungai serta kebun-kebun kopi rakyat di dekat aliran Sungai Suban dan Sungai Lagan (luasnya sekitar 15% dari luas daerah eksplorasi).



2.2.Keadaan Penduduk, Angkatan Kerja dan Sosial-Ekonomi Pada wilayah IUP Eksplorasi Bauksit, seluas lebih kurang 8.860 Ha. terdapat 5 (lima) Desa, yaitu Desa Perupuk, Mungguk Kompas, Mungguk Keladin dan Sungai Jaman dan Mungguk Pasir. Penduduk setempat ini sebagian besar dihuni oleh suku Dayak Meliu dan Suku pendatang (Jawa). Suku Melayu jumlahnya sedikit dan umumnya dari penduduk wilayah Kecamatan Meliau dan Bodok. Mata pencaharian penduduk setempat ini pada umumnya bersawah, berladang sawit dan buruh perkebunan sawit dan hanya sebagian kecil saja yang berkerja sebagi guru dan pegawai Kecamatan. Agama yang dianut penduduk pada umumnya campuran beragama Islam dan Kristen. Sedangkan dipedalam pada umumnya beragama Kristen.



2.3.Kondisi Sungai Setempat dan Lahan sekitar a.Karakteristik Sungai PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-13



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT Secara regional sungai yang ada di sekitar lokasi menunjukkan pola aliran dendritik dan radial yang secara kualitatif mempunyai aliran peralihan dan lurus. Pada umumnya debit Sungai yang bermuara ke Sungai Kapuas ini akan menyusut tidak terlalu besar pada musim kemarau. b.Drainase Pola drainase di wilayah studi didominasi oleh pasang surut perairan Sungai Kapuas. Areal pada sekitar rencana penambangan pasir sungai ditempati lahan datar yang merupakan bagian dari bantaran sungai Kapuas yang akan cukup terpengaruh oleh pola drainase sekitar. Sumber air baku pada lokasi rencana penimbunan Pasir Sungai direncanakan akan bersumber dari air sungai dan suplai air dari pensuplay air perusahaan tertentu yang memiliki izin.



c.Air Tanah/Permukaan Berdasarkan hasil observasi di lapangan, di sekitar perkampungan penduduk setempat Desa Belungai, menunjukkan bahwa kedalaman air permukaan antara 2-3 meter, sehingga diperkirakan pada tempat-tempat yang relatif tinggi berkisar 1 0 1 5 meter atas dasar kondisi jenis tanah yang ada, disamping tingkat curah hujan yang relatif tinggi. Sedangkan kualitas air pada bagian timur secara visual relatif kurang baik, terutama sifat-sifat fisiknya, kecuali daerah-daerah yang dipengaruhi air rawa (tidak dilakukan survey ) kualitas air tanah dangkal kemungkinan relatif jelek karena berbau dan berwarna coklat kehitaman. d.Kualitas Air Parameter yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kualitas air adalah sebagai berikut: ■Parameter fisika terdiri dari; temperatur, warna, kekeruhan, rasa, bau, padatan,



PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-14



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT terlarut dan padatan tersuspensi. ■Parameter kimia yang menggambarkan kandungan logam berat antara lain Besi,



Kadmium, Mangan, Seng, Tembaga dan Timbal, dan Mercury. ■Parameter kimia yang menggambarkan tingkat pencemaran badan air BOD, COD,



Amoniak, Oksigen Terlarut (DO) dll. ■Parameter mikrobiologis digambarkan dengan kandungan E. Coli.



Rona lingkungan kualitas air di daerah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung (insitu) menggunakan Water Quality Checker serta pengambilan sampel untuk dianalisis di laboratorium meliputi parameter sebagai berikut:



1)Warna dan Bau Warna yang dapat diamati secara megaskopis di lapangan disebabkan oleh adanya humus, plankton, ion-ion besi, mangan serta zat-zat terlarut lainnya. Hasil pengukuran di lokasi pengambilan sampel air sungai/sumur yaitu warna air berkisar 22/25 skala TCU dan tidak berbau. 2)Padatan Terlarut (TDS) Kadar padatan terlarut (TDS) tergolong tinggi yaitu berkisar 25/28 mg/1. 3)Padatan Tersuspensi (TSS) Kadar padatan tersuspensi (TSS) Air Parit (sungai)/sumur menunjukkan jumlah PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-15



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT partikel koloid yang terdapat pada air sungai tersebut. Berdasarkan hasil analisis contoh air sungai/muara di sekitar areal Pertambangan Pasir Sungai angka TSS adalah 8/10. 4)Derajat Keasaman (pH) Derajat keasamaan (pH) berperan penting didalam menentuan nilai guna perairan untuk kehidupan organisme. Berubahnya nilai pH menimbulkan perubahan terhadap keseimbangan kandungan carbon dioksida, bikarbonat dan carbonat di dalam air. Ikan dan biota akuatik lainnya masih dapat mentoleransi lingkungan perairan yang mempunyai nilai pH antara 4,0 -11,0 (Jones, 1964 dan Sweingle, 1968). Derajat kesamaan (pH) yang ideal untuk kehidupan akuatik adalah berkisar 6,5 - 8,5 (INTAC, 1964 dan Swingle, 1968). Hasil pengukuran pH air sungai/muara adalah 7,15/6,83. 5)Oksigen Terlarut (DO) Oksigen terlarut sangat esensial bagi pernafasan dan merupakan salah satu komponen utama bagi metabolisme biota air. Oksigen di perairan berasal dari atmosfer dan proses fotosintesa (Welch, 1952). Adanya angin dan arus air yang menyebabkan proses aerasi dapat berlangsung dengan baik, sehingga kandungan oksigen terlarutnya cukup besar. Kandungan oksigen terlarut (DO) di lokasi recana Pertambangan Pasir Sungai tidak terukur.



6)BODdanCOD Biochemical Oxygen demand (kebutuhan oksigen biologi) menggambarkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh bakteri untuk merombak bahan organic dalam keadaan factor. Menurut Boyd (1979), nilai BOD perairan dipengaruhi oleh faktor densitas plankton, konsentrasi bahan organic dan factor-faktor lain yang mempengaruhinya. Center dan Hill (1979) mengemukakan bahwa suatu perairan PT. BINTANGAR MAJU ABADI



II-16



STUDI KELAYAKAN PERTAMBANGAN BAUKSIT sungai yang berarus lambat, kadar BOD sebesar 5 mg/1 sudah cukup menggambarkan lingkungan perairan yang buruk, tetapi sebaliknya diperairan yang deras kadar BOD sebesar 30 mg/1 belum mengakibatkan gangguan nyata. Nilai BOD air sungai/muara di daerah studi 5,0/6,1, demikian juga dengan Chemical Oxygen Demand (COD) air sungai/muara yang mengalir di daerah studi adalah 30/35. 7)Kandungan Logam Hasil analisis kandungan logam dalam air kolam/parit adalah : a.Flour (F) pada Air (sungai): 0,002/0,001 b.Total Phospat (PO4) Air (sungai): 0,014/0,015 c.Sulfat (S04): 22/23 d.Klorida (Cl): 8/11 e.Timbal (Pb) berdasarkan pengukuran : < o,ool/< o,ool f.Kandungan Air Raksa (Hg) berkisar antara :