16 0 726 KB
Gambaran Umum Penanganan Preeklamsia
Kehamilan Normal Faskes Primer
Jika (+) Rujuk Poliklinis
Preeklamsia Berat/ dengan gejala berat
HT Gestasional HT Kronis
Faskes Primer
Diperlakukan Faskes sama
Primer
Rujuk Poliklinis Faskes Sekunder
Faskes Sekunder Skrining Preerklamsia Aspirin dosis rendah 80mg Kalsium 1g Control rutin, cek DV a. uterine (sesuai fasilitas)
Evaluasi kondisi maternal (Gejala, VS, Laboratorium) Evaluasi Kondisi Janin (USG, NST) ANC rutin di Faskes Sekunder
Faskes Sekunder Faskes Sekunder Preeklamsia (-)→ Perawatan Rutin
Tetap PER Terminasi usia kehamilan 37 minggu
Pasang iv line Berikan inj SM loading dose
Rujuk SEGERA Faskes Sekunder MRS Iv line dan kateter Inj. SM sesuai prosedur Anti HT Terminasi ≥34 minggu 10 tahun) 5. Usia >35 tahun 6. Body Mass Index (Berat badan/ (tinggi badan)2 >30) / obesotas 7. Mean Arterial Preassure ( {sistolik +2diastolik} / 3) >90 8. Roll Over Test (perbandingan diastolic miring kiri (left lateral recumbent) dan posisi terlentang (supine) >15 mmHg
Riwayat Khusus: 1. Riwayat Hipertensi dalam kehamilan 2. Hipertensi kronis 3. Kelainan ginjal 4. Diabetes 5. Penyakit autoimun
Salah satu hasil (+)
Doppler Velocimetry A. uterine ( ≥16 minggu) 1. Peningkatan resistensi dan atau 2. Notching (+)
Salah satu hasil (+)
≥ 2 hasil (+)
Screening (+)
Low dose Aspirin 1x80mg – 150mg / hari sampai dengan 7 hari sebelum persalinan Kalsium 1g / hari
ALUR PENANGANAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI FASKES PRIMER Usia Kehamilan >20 minggu TD ≥ 149 / 90
Hipertensi Kronis → rujuk (poliklinis)
Negatif
Usia Kehamilan >20 minggu TD ≥ 149 / 90
TD ≥ 140/90 dan proteinuri (-) HT Gestasional → Rujuk (poliklinis) TD ≥ 140/90 dan proteinuri (+) Preeklamsia / tanpa gejala berat → Rujuk (poliklinis)
Cek Proteinuri Positif (+1/2/3/4)
TD ≥ 160/110 dan proteinuri (+) Preeklamsia / tanpa gejala berat → Rujuk (poliklinis)
Pemeriksaan dasar minimal yang dilakukan di faskes primer jika didapatkan TD ≥ 140/90 adalah pemeriksaan proteinurin. Jika didapatkan sarana laboratorium yang adekuat maka dapat di periksakan laboratorium yang diperlukan untuk menentukan diagnosis dan derajat berat preeklamsia (sesuaikan dengan definisi preeklamsia, hal.9) Cara pemberian MgSO4 untuk faskes primer dapat dilihat pada tabel E (Konsensus Pemberian MgSO4 di Layanan Primer Sekunder dan Tersier), gunakan alternative 1 (kombinasi iv dan im) Jika didapatkan tanda-tanda persalinan: Diperkirakan tidak segera lahir → rujuk SEGERA (kamar bersalin) Diperkirakan akan segera lahir → lakukan persalinan, rujuk SEGERA (kamar bersalin) setelah persalinan, lamjutkan pemberian MgSO4 (Maintance dose) jika waktu untuk memberikannya (6 jam) tercapai sesuai prosedur pada preeklamsia dengan gejala berat
TATALAKSANA PREEKLAMPSIA BERAT (FASILITAS KESEHATAN SEKUNDER DAN TERSIER)
Preeklampsia dengan gejala berat ≥34 minggu
MRS, Eval gejala, DJJ, dan cek lab Stabilisasi, MgSO4 profilaksis Anti HT jk TD ≥160/110
24 minggu, janin hidup : Berikan pematangan paru (dosis tyidak harus selalu lengkap) tanpa menunda terminasi
Terminasi kehamilan setelah stabilisasi
Tidak
Jika didapatkan :
Gejala persisten ●Reversed end Sindrom HELLP diastolic flow Pertumbuhan janin ●KPP/Inpartu Terhambat Severe olygohydramnion Gangguan renal berat
Iya
Jika usia kehamilan > 24 minggu : pematangan paru (inj.Dexa IM 2x6 mg atau betamethason IM 1x12 mg ) 2x24 jam)
Tidak Perawatan Konservatif :
Evaluasi di Kaber 4-48 jam ●Pematangan paru 2x24 jam Pemberian anti HT jika ●Evaluasi maternal fetal TD ≥160/110 secara berkala Ranap - terminasi Stop MgSO4 profilksis (1x24 jam)
Usia kehamilan ≥34 minggu KPP/Inpartu Perburukan matermal-fetal
GAMBARAN UMUM PENANGANAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN GAMBARAN UMUM PENANGANAN PERDARAHAN POSTPARTUM Primer Pemeriksaan Antenatal Skrining resiko perdarahan postpartum pada semua pasien
Sekunder
Tersier
Pemeriksaan Antenatal Skrining resiko perdarahan postpartum pada semua pasien BSC + plasenta previa curiga Plasenta Akreta
(+), rujuk untuk persalinan
(-)
Intrapartum
Intrapartum Faktor resiko intrapartum Partus lama (-)
(+), pasang IV line, rujuk untuk persalinan
Intrapartum (setelah bayi lahir) Manajemen aktif kala 3 Evaluasi perdarahan postpartum (underpad/klinis)
Skrining risiko intrapartum Infuse RL lifeline Manajemen aktif kala 3 Evaluasi perdarahan postpartum (Mat/underpad) Misoprostol 3 tab/rectal Observasi ketat 6 jam Perdaraha Postpartum Atasi sesuai penyebabnya
Perdarahan Postpartum Resusitasi dan stabilisasi Atasi perdarahan sesuai penyebab Rujuk (teratasi/tidak teratasi)
Tidak Teratasi Stabilisasi segera
RUJUK TERSIER
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN (LAHIR PERVAGINAM) Manajemen Resusitasi secara umum Manajemen awal stimulasi kontraksi uterus Cari penyebab
Evaluasi tanda syok Jika didapatkan syok, dilakukan stabilitasi A-B-C