Bahanajar - BAP Tasybih 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kajian Tasybih Dalam Disiplin Ilmu Balaghah Pembelajaran Bahasa Arab Bagi pelajar atupun pengajar bahasa Arab tingkat atas pastilah mengenal tasybih, pada kajian ilmu balaghah tasybih masuk kedalam ilmu bayan yakni salah satu dari tiga cabang kajian ilmu balaghah, berikut masi kita kenal sekilas tentang apa itu tasybih.



Pengertian Tasybih menurut Ahmad al-Hasyimi dalam Maman Dzul Iman, mengungkapkan pengertian tasybih secara etimologis dan secara terminologis, secara etimologis pengertian tasybih adalah: ‫ التشبيه لغة التمثيل‬: “Tasybih secara etimologis adalah penyerupaan”.



Adapun secara terminologis pengertian tasybih adalah : ‫والتشبيه اصطال حا”عقد مماثلة بين أمرين أوأكثر قصد‬ ‫اشتراكهما في صفة أوأكثربأداة لغرض يقصده المتكلم‬. “Tasybih secara terminologis, menyerupakan antara dua perkara atau lebih yang memiliki kesamaan sifat (satu atau lebih) dengan suatu alat, karena ada tujuan yang dikehendaki oleh pembicara”.



Dalam sumber lain dinyatakan oleh Ali al-Jarimi dan Mustafa Amin bahwa pengertian tasybih adalah : ‫بيان أن شيئاء شاركت غيرها في صفة أو أكثر بأداة هي‬ ‫الكاف أو نحوها ملفوظة أو ملحوظة‬. “Menjelaskan bahwa sesuatu (satu atau lebih) memiliki kesamaan sifat (satu atau lebih) dengan lainnya dengan menggunakan suatu alat yaitu kaf atau yang sejenisnya baik yang secara tersurat maupun secara tersirat”.



Ahmad al-Maragi lebih spesifik lagi dalam memberikan pengertian tasybih secara



terminologis, yaitu : ‫إلحاق أمر (مشبه) بأمر (مشبه به) في معن مشترك (وجه شبه‬ )‫بأداة (الكاف) لغرض (فائدة‬. “Menghubungkan sesuatu (musyabbah/yang diserupakan) dengan sesuatu yang lain (musyabbah bih/diserupai) dalam suatu pengertian yang sama (wajh syibh/segi persamaan) dengan menggunakan suatu alat (al-kaf), karena ada tujuan (faidah)”.



Dari beberapa definisi tasybih secara terminologis diatas, penulis dapat menyatakan bahwa tasybih adalah menyerupakan antara dua perkara atau lebih yang memiliki kesamaan sifat (satu atau lebih) dengan menggunakan suatu alat karena ada tujuan yang dikehendaki oleh pembicara. Kata yang diserupakan disebut musyabbah dan yang diserupai disebut musyabbah bih, kesamaan sifat (satu atau lebih) disebut wajh syibh dan alat untuk mempersamakannya disebut adat a-tasybih, seperti kaf atau sejenisnya.



Rukun Tasybih -> Mushabbah (sesuatu yang diserupakan) -> Mushabbah bih (sesuatu yang diserupai) -> Wajah shabah (titik persamaan, sifat yang terdapat pada kedua pihak itu) -> Adat tashbih (huruf atau kata yang menyatakan penyerupaan), baik diucapkan atau tidak diucapkan.



Pembagian Tasybih A. Ditinjau dari ada dan tidak adanya adat at-tasybih dan ada dan tidaknya wajh syibh maka tashbih terbagi menjadi lima macam yaitu :



1) Tashbih Mursal, yaitu tasybih yang disebutkan adat at-tasybih nya atau yang rukun tasybih nya lengkap. ‫التشبيه المرسل ماذكرت فيه األداة‬ ‫ أنت كالقمر في الجمالة‬: ‫مثال‬



2) Tasybih Mu’akkad, yaitu tasybih yang dibuang adat at-tasybih nya. ‫التشبيه الؤكد ماحذفت منه األداة‬ ‫ أنت قمر في الجمالة‬: ‫مثال‬ 3) Tasybih Mufassal, yaitu tasybih yang disebut wajh asy-syibh nya. ‫التشبيه المفصل ما ذكرفيه وجهالشبه‬ ‫ أنت كالليث في الشجاعة‬: ‫مثال‬ 4) Tasybih Mujmal, yaitu tasybih yang dibuang wajh asy-syibh nya. ‫التشبيه المجمل ما حذب منه وجه الشبه‬ ‫ أنت كالقمر‬: ‫مثال‬ 5) Tasybih Balig, yaitu tasybih yang dibuang adat at-tasybih dan wajh asy-syibhnya. Karena yang dibuangnya adat at-tasybih dan wajh asy-syibh nya dengan kata lain hanya menggunakan musyabbah dan musyabbah bih saja maka tasybih balig bisa disebut juga tasybih mu’akkad mujmal. ‫التشبية البليغ ما حذفت منه األداة ووجه الشبه‬ ‫ أنت قمر‬: ‫مثال‬ Meski dalam segi penulisan berbeda akan tetapi maksud yang disampaikan sama hanya saja menggunakan keindahan bahasa yang berbeda.



B. Ditinjau dari keadaan wajh asy-syibh nya maka tasybih terbagi juga kepada : Tasybih tamsil dan gair tamsil.



1. Tasybih tamsil ‫ إذاكان وجه الشبه فيه صورة منتزعة من متعددة‬: ‫تشبيه التمثيل‬ “Tasybih tamsil yaitu apabila wajh asy-syibh nya diambil dari lebih dari satu aspek (merupakan gambaran keadaan)”. Contoh seperti firman Allah SWT QS 62 al-Jumu’ah: 5 : ‫َم َث ُل الَّ ِذي َْن ُح ِّملُو ْا اٌال َّت ْو َرى َة ُث َّم َل ْم‬ ْ ‫ۚ َيحْ ِملُو َها َك َم َث ِل‬ ‫فارا‬ َ ْ‫ار َيحْ ِم ُل أَس‬ ِ ‫اقل ِح َم‬ “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak mengamalkannya adalah seperti Keledai yang membawa kitab-kitab tebal”.



Pada contoh firman Allah SWT diatas, yang diserupakannya (musyabbah) adalah orang yang membawa kitab Taurat tetapi tidak memahami isinya. Musyabbah bih nya adalah keledai yang membawa buku-buku yang bermanfaat tetapi tidak bisa mengambil manfaat dari buku-buku tersebut. Adat at-tasybih nya adalah al-kaf. Adapun wajh asy-syibh nya adalah haliyyah (keadaan) lelah dalam memikul sesuatu yang bermanfaat tanpa mengambil manfaatnya. 2. Tasybih gair tamsil, tasybih yang wajh asy-syibh nya diambil dari satu aspek saja (bukan suatu gambaran keadaan). Contoh seperti perkataan al-Buhtariy:



‫ منه قربا من الفقربعدا‬# ‫هو بحراسماح والجود فازدد‬ “Dia (bagaikan) laut dalam hal kemurahannya maka tambah dekatlah kamu kepadanya niscaya kamu akan semakin jauh dari kefaqiran”. Al-Buhtariy menyerupakan seseorang yang dipuji dengan laut. Wajh asy-syibh nya berbentuk mufrad, yakni kemurahan.



● Dalam sumber lain ditemukan selain pembagian tasybih diatas, yaitu ada tasybih dimniy, tasybih sarih, tasybih maqlub dan tasybih gair maqlub. 1. Tasybih dimniy Menurut Ali Al-Jarimi dan Mustafa Amin dalam Maman Dzul Iman, adalah : ‫ تشبيه ال يوضع فيه المشبه والمشبه به‬: ‫التشبيه الضمني‬ ‫في صورالتشبيه المعروفة بل يلمحان في التركيب‬. “Tasybih yang musyabbah dan musyabbah bih nya tidak disusun dalam bentuk tasybih seperti biasa yang telah diketahui, tetapi musyabbah dan musyibbah bihnya tersirat dalam struktur kalimatnya”. Contoh perkataan Ibn Rumiy : ‫ أن يرى النورفي القضيب‬# ‫وقد يشيب الفتى وليس عجيبا‬ ‫الرطيب‬ “Kadang-kadang pemuda beruban tapi hal itu bukan sesuatu yang aneh karena bunga putih dapat dilihat pada dahan yang basah”.



Melalui syair itu Ibn Rumiy menyerupakan jarangnya pemuda beruban dengan bunga putih pada dahan yang basah. Tetapi, beliau mengungkapkannya tidak menggunakan tasybih seperti biasa yang sudah diketahui. Dengan kata lain, tasybih ini bisa dipahami melalui kandungannya atau secara tersurat karena tidak menyebutkan rukun tasybih secara jelas. 2. Tasybih Sarih Tasybih yang musyabbah dan musyabbah bih nya disusun dalam bentuk tasybih seperti biasa yang telah diketahui. Seperti pada contoh-contoh yang telah dikemukakan sebelumnya. 3. Tasybih Maqlub Adapun pengertian tasybih maqlub seperti yang dijelaskan oleh M. Zuhri dan Ahmad Khumaedi Umar adalah : ‫ جعل المشبه مشبهابه‬: ‫التشبيه المقلوب‬ ‫بادعاء أن وجه الشبه فيه أقوى وأظهر‬. “Menjadikan musyabbah sebagai musyabbah bih nya dengan anggapan bahwa wajh asy-syibh nya lebih kuat dan lebih jelas”. Contoh : ‫ وجه الخليفة حين يمتدح‬# ‫وبدا الصباح كأن غرته‬ “Telah tampak waktu pagi, seakan-akan awalnya itu wajah Khalifah ketika disanjung-sanjung”. Bait diatas menyatakan bahwa terangnya waktu pagi diserupakan dengan wajah Khalifah, ungkapan ini merupakan kebalikan dari yang seharusnya yakni wajah khalifah diserupakan dengan terangnya waktu pagi. Hal itu untuk menunjukkan bahwa wajah khalifah lebih baik lebih hebat dari pada terangnya waktu pagi. 4. Tasybih Gair Maqlub Tasybih biasa dimana yang menjadi musyabbah tetap musyabbah, yang menjadi musyabbah bih menjadi menjadi musyabbah bih.



Tujuan Tasybih -> Menjelaskan keadaan musyabbah, seperti menyerupakan sehelai baju dengan baju lainnya mengenai rupa, kehalusan dan sebagainya yang belum diketahui oleh mukhatab (orang kedua).



-> Menjelaskan kadar/keadaan musyabbah bila mukhatab baru mengetahui sifatnya secara global, seperti baju hitam dengan burung gagak dalam hal sama hitamnya. -> Memantapkan dan menguatkan keadaan musyabbah pada hati mukhatab, seperti menyerupakan orang yang tidak menghasilkan keuntungan dari usahanya dengan orang yang mengukir diatas air. -> Memperindah musyabbah supaya disukai, seperti menyerupakan muka hitam dengan mata kijang jantan yang biasanya disukai orang. -> Menjelekkan musyabbah supaya dibenci, seperti menyerupakan muka berjerawat dengan kotoran kering yang dipatuk ayam. -> Memuji musyabbah, seperti menyerupakan laki-laki yang tidak dikenal dengan laki-laki yang dikenal ditengah-tengah masyarakat atau dengan sesuatu yang memiliki keistimewaan.



Baik itulah sekilas pembahasan kali ini mengenai tasybih dalam pembelajaran bahasa Arab semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman yang masih dalam tahap pemula maka bisa belajar dari ilmu nahwu dan klik artikel dibawah ini. “lughatul Arabi lughatul Qur’ani lughatul dinni”.



https://bahasaarabios.wordpress.com/2019/11/12/mengenal-mubtada-dan-khabar-dalam-kajiannahwu-bahasa-arab/