Balon Anti Api [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Balon Anti Api A. Tujuan Percobaan balon anti pecah ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui sifat elastisitas balon 2. Mengetahui mengapa balon bisa pecah 3. Mengetahui mengapa balon yang diisi air tidak pecah



B. Landasan Teori Menurut Jabbar (2008) kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor: a. massa zat b. jenis zat (kalor jenis) c. perubahan suhu Sehingga secara matematis dapat dirumuskan : Q = m.c.(t2 – t1) Dimana : Q adalah kalor yang dibutuhkan (J) m adalah massa benda (kg) c adalah kalor jenis (J/kgC)



(t2-t1) adalah perubahan suhu (C) Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis : 1) Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu 2) Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg) Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. H = Q/(t2-t1) Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter. c = Q/m.(t2-t1) Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru H = m.c C. Alat Dan Bahan 1. Dua buah , balon A (balon biasa) dan balon B (diisi air) 2. Lilin 3. Korek api 4. Air 5. Alas Lilin 6. Torongan



D. Langkah Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Salah satu balon diisi dengan air secukupnya (balon B) 3. Kedua balon ditiup sampai mengembang 4. Dinyalakan lilin dengan korek api 5. Didekatkan balon A pada korek api (amati yang terjadi) 6. Didekatkan balon B pada korek api (amati yang terjadi) E. Pembahasan Balon adalah salah satu benda yang terbuat dari bahan polimer yang mudah ditiup hingga menggelembung karena terisi oleh udara. Tipisnya bahan pembuat balon dan sifat karet elastis yang mudah terbakar membuat balon sangat mudah pecah saat terkena api. Apalagi jika udara yang ditiup dalam balon cukup banyak hingga mendekati batas elastisitasnya. Semakin banyak udara, maka kerapatannya akan semakin rendah sehingga balon akan mudah pecah. Balon A pada saat didekatkan dengan lilin maka dalam hitungan detik akan langsung pecah dan meledak. Hal ini dikarenakan permukaan balon yang terkena panas api menjadi lumer dan menipis sehingga tekanan udara yang ada dalam balon menyebabkan balon meledak dan juga tegangan permukaan balon akan menjadi tinggi hingga pada titik jenuh balon meledak. Adapun untuk balon B, ketika didekatkan pada sumber panas api maka balon tersebut tidak akan meledak. Air adalah salah satu unsur yang memerlukan kalor yang sangat besar untuk memuai. Kalor sendiri menurut Jabbar (2008) adalah energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Kalor yang berperan pada percobaan adalah api yang ada pada lilin. Kadar kalor yang ada pada lilin sangatlah sedikit, sehingga untuk memuaikan air yang ada pada balon membutuhkan waktu yang sangat lama hingga dapat memecahkan balon. Panas dari api akan dipindahkan ke air sehingga tidak langsung menembus ke balon.



Selain itu, kalor yang diberikan pada permukaan balon sebagian direndam dan diserap oleh air tegangan dan penipisan pada balon semakin kecil sehingga membutuhkan kalor yang lebih besar dan waktu yang relatif lama untuk dapat memecahkan balon, (Mustofa, 2015).



F. Kesimpulan 1. Balon terbuat dari polimer yang sangat elastis. Semakin banyak udara pada balon maka kerapatannya akan semakin rendah dan renggangannya akan semakin tinggi sehingga balon akan mudah pecah 2. Permukaan balon yang terkena panas api menjadi lumer dan menipis sehingga tekanan udara yang ada dalam balon menyebabkan balon meledak dan juga tegangan permukaan balon akan menjadi tinggi hingga pada titik jenuh balon meledak. 3. Kalor yang ada pada lilin sangatlah sedikit, sehingga untuk memuaikan air agar balon pecah sangatlah lama. Selain itu, kalor yang ada pada permukaan balon diserap oleh air sehingga tegangan dan penipisan permukaan balon akan semakin kecil dan balon akan sulit untuk meledak.