BATIK Parang Makalah Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BATIK PARANG



Oleh : Nabila Sukma Priyatnasari 11 MIPA 6 21



Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kediri Jl. Veteran No. 7 Telp/Fax (0354) 771121 KP 64114 www.smadakediri.sch.id – e-mail : [email protected] 2019



1



Kata Pengantar



Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami meminta pertolongan. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “Batik Parang” dengan lancar. Saya pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada makalah saya ini. Oleh sebab itu, saya sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Saya juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk supaya kami lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.



Kediri, 29 Januari 2019



Nabila Sukma Priyatnasari



2



DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 4 A. Latar Belakang ......................................................................................................4 B. Tujuan ...................................................................................................................4 C. Manfaat .................................................................................................................5 D. Rumusan Masalah .................................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 6 A. Pengertian ............................................................................................................. 6 B. Makna Batik Parang ..............................................................................................6 C. Jenis-Jenis Batik Parang ........................................................................................7 D. Sejarah Batik Parang ............................................................................................11 E. Proses Pembuatan Batik Parang .......................................................................... 12 BAB III PENUTUP .................................................................................................14 A. Kesimpulan ...........................................................................................................14 B. Saran ......................................................................................................................15



GLOSARIUM ...........................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................16



3



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak jaman dahulu. Saat ini batik bahkan menjadi warisan budaya asli Indonesia yang sudah diakui dunia internasional. Masing-masing wilayah di Indonesia memiliki batik khas sendiri-sendiri yang semakin menjadi beranekaragam jenis dan motif batiknya. Salah satu warisan batik yang masih bertahan dan menjadi kekayaan khas adalah batik tulis. Batik tulis merupakan kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Sebagai contoh, adalah batik parang yang berasal dari Solo. Batik ini adalah salah satu motif batik pedalaman yang cukup populer. Sesuai dengan namanya, motif ini bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi dan dapat menjadi panutan masyarakat (keluhuran). Masih banyak lagi contoh batik yang terdapat di Indonesia. Batik memiliki varian dan motif yang amat beragam dengan makna dan sejarah panjang dibalik masing-masing motifnya. Sebagai seorang warga Indonesia yang baik, kita harus mengetahui berbagai jenis batik untuk menambah wawasan kita dan menjaga kelestarian budaya kita.



B. TUJUAN Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memperluas pengetahuan tentang Batik Parang, sejarah Batik Parang, serta proses pembuatan Batik Parang



4



C. MANFAAT Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam tentang Batik Sidoluhur yang merupakan salah satu jenis batik yang ada di Indonesia sehingga kita dapat ikut serta melestarikan kebudayaan bangsa.



D. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah Batik Parang itu? 2. Apa makna yang terkandung dalam Batik Parang? 3. Apa saja jenis-jenis Batik Parang? 4. Bagaimana sejarah Batik Parang? 5. Bagaimana proses pembuatan Batik Parang?



5



BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN Batik Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Parang berasal dari kata Pereng yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam. Batik ini merupakan batik asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo).



B. MAKNA BATIK PARANG Batik Parang memiliki makna yang tinggi dan mempunyai nilai yang besar dalam filosofinya. Batik motif dari Jawa ini adalah batik motif dasar yang paling tua. Batik parang ini memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak. Batik Parang juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya untuk memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga. Batik Parang bahkan menggambarkan kain yang belum rusak, baik dalam arti memperbaiki diri, kesejahteraan upaya mereka, serta bentuk hubungan dimana batik parang pada masa lalu adalah hadiah yang mulia untuk anak-anaknya. Dalam konteks ini, pola berisi dewan orang tua untuk melanjutkan perjuangan parang dilanjutkan. Garis diagonal lurus melambangkan penghormatan dan cita-cita, serta kesetiaan kepada nilai yang



6



sebenarnya. Dinamika dalam pola parang ini juga disebut ketangkasan, kewaspadaan, dan kontituinitas antara pekerja dengan pekerja lain. Batik Parang biasanya digunakan untuk acara pembukaan. Misalnya: Senapati yang ingin pergi berperang, agar pulang membawa kemenangan. '"Parang berarti perang, para raja jawa dan kesatria jawa selalu memakai batik parang yang berarti perang melawan hawa nafsu nya setiap hari, terus menerus. Hanya para raja ksatria lah yang boleh pakai batik parang. itu sebagai agama nya , sebagai maujud ageman nya setiap hari , ucap tekat laku lampah.'' "Batik artinya Bakti, Bekti, Dhama bakti, para raja ksatria jawa harus berbakti kepada nusa bangsa keluarga dan agama nya. Ageman dari Batik menjadi agama nya , ucap tekat laku lampah seorang menuju sampurna '" (syafril indra kusuma).



C. JENIS-JENIS BATIK PARANG Adapun jenis-jenis batik parang dibawah ini, yaitu: 1. Parang Rusak.



Motif ini merupakan motif batik yang diciptakan Penembahan Senopati saat bertapa di Pantai Selatan. Motif batik ini terinspirasi dari ombak yang tidak pernah lelah menghantam karang pantai. Motif ini



7



melambangkan manusia yang internal melawan kejahatan dengan mengendalikan keinginan mereka sehingga mereka bijaksana, watak mulia karakter yang akan menang. 2. Parang Barong.



Motif ini merupakan motif yang mempunyai ukuran yang lebih besar dari parang rusak, yang diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma. Motif ini memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus-menerus, kebijaksanaan dalam gerak, dan kehati-hatian dalam bertindak. 3. Parang Klitik.



Motif ini merupakan pola parang dengan stilasi yang halus. ukurannya pun lebih kecil dan juga menggambarkan citra feminim, Motif ini



8



melambangkan kelemah-lembutan, perilaku halus dan bijaksana. Biasanya digunakan oleh para puteri raja. 4. Parang Slobog.



Motif ini melambangkan keteguhan, ketelitian dan kesabaran, dan biasanya digunakan dalam upacara pelantikan. Motif ini mempunyai makna harapan agar pemimpin yang dilantik dapat mengemban dan menjalankan tugasnya dengan amanah disertai kebijaksanaan dalam diri. 5. Parang Curigo



Curigo dalam bahasa Jawa berarti keris. Ciri khas dari pola ini yakni ragam hias yang disusun sejajar dengan sudut 45 derajat. Kemudian selalu ada ragam hias berbentuk belah ketupat yang juga sejajar dengan ragam hias utama pola parang, ragam hias ini disebut sebagai mlinjon.



9



6. Parang Kusumo



Parang motif ini sering digunakan oleh kalangan keturunan raja bila berada di dalam kraton. Kain batik motif Parang Kusumo juga biasa digunakan kerabat kraton pada saat tukar cincin. Kusumo berarti kembang, motif ini mengandung makna hidup harus dilandasi oleh perjuangan untuk mencari keharuman lahir dan batin. Bagi orang Jawa, keharuman yang dimaksud adalah keharuman pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku dan sopan santun agar dapat terhindar dari bencana lahir dan batin. 7. Parang Tuding



Tuding berarti menunjuk. Motif ini memiliki makna bahwa orang yang memakai diharapkan dapat menunjukkkan hal-hal yang baik dan menimbulkan kebaikan. Biasa digunakan oleh orang tua.



10



D. SEJARAH BATIK PARANG Batik Parang merupakan jenis kain khas Indonesia dan banyak ditemui di daerah Solo sekitarnya. Selayaknya batik Jawa pada umumnya, motif ini didominasi oleh warna coklat gelap. Motif Parang muncul dan berkembang sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo). Beberapa sumber mengatakan bahwa Parang adalah patokan awal motif dasar batik. Desain diagonal dengan ukiran di setiap sela garisnya banyak diadopsi oleh motif-motif di daerah lain. Oleh karena itu, motif ini dikatakan sebagai salah satu motif tertua yang sampai saat ini ada. Asal usul nama Parang berasal dari Pereng yang berarti lereng. Nama ini bersesuaian dengan pola Perengan pada kain. Perengan merupakan penggambaran sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Desain garis turun ini merupakan lambang estafet (lanjutan) perjuangan dari golongan tua kepada para pemuda. Hingga kemudian, batik ini sering dijadikan sebagai hadiah oleh raja-raja kepada anak-anaknya. Di sisi lain, bentuk garis diagonal merupakan perlambangan penghormatan dan cita-cita. Dinamika pola tersebut juga dapat diartikan sebuah kesetiaan, ketangkasan, kewaspadaan, serta kontituinitas antara pekerja satu dengan lain. Karena hal inilah batik Parang sering dikenakan di acara-acara pembukaan pada zaman kerajaan. Contonya misal pada saat ada seorang Senopati ingin berangkat ke medan peperangan.



11



E. PROSES PEMBUATAN BATIK PARANG Tingginya nilai seni batik tak hanya dinilai dari motif atau coraknya saja, tetapi bagaimana proses rumit di belakang keindahan tersebut. Berikut adalah tahapan pembuatan batik Parang yang mungkin belum kamu ketahui : 1. Pemilihan Kain. Langkah pertama dalam pebuatan batik adalah memilih jenis kain. Sutra sangat cocok apabila tujuan pembuatan untuk acara-acara spesial. Jika hanya untuk digunakan sebagai pakaian sehari-hari, katun adalah pilihan yang biasa digunakan. 2. Pencucian Kain. Tahap selanjutnya ialah pencucian. Minyak camplong dengan campuran soda biasa digunakan untuk mecuci kain. Fungsinya, kain dapat menyerap warna secara maksimal juga membuatnya tidak mudah luntur. 3. Pelorotan Kain Batik Setelah dicuci menggunakan miyak camplong dan soda, kain kemudian akan dicelup ke dalam air panas. Kemudian, dijemur selama beberapa menit guna menghilangkan zat penguat sebelumnya. 4. Penggambaran Pola Pada tahap ini, kain mulai digambari pola. Pola-pola tersebut biasanya digambar terlebih dahulu di atas kertas roti. Baru kemudian dijiplak pada permukaan kain. Namun bisa juga langsung digambar pada permukaan kain menggunakan pensil atau canting.



12



5. Proses Pembatikan. Pada proses ini, lilin malam akan mulai digambarkan pada kain menggunakan canting. Proses ini biasanya dimulai dengan nglowong (menggambar garis luar pola dan isen-isen). Pada proses isen-isen terdapat istilah nyecek yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat. Misalnya titik-titik. Ada pula istilah nruntum dimana prosesnya hampir menyerupai isen-isen namun dengan tingkat kerumitan lebih tinggi. 6. Nembok Kain Nembok merupakan proses menutupi bagian-bagian kain yang tidak ingin diwarnai atau ingin diberi warna lain. Bagian tertutup tersebut, nantinya tidak akan bisa menyerap warna ketika proses pewarnaan. Oleh karena itu disebut nembok, karena seakan-akan berfungsi sebagai penahan. 7. Pencelupan atau Pewarnaan Barulah kain dapat mulai diwarnai dengan mencelupkannya ke dalam cairan pewarna. Proses ini dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan warna yang diinginkan. Tak jarang pengrajin harus melakukan lebih dari tiga kali pencelupan. 8. Pencucian Kain. Apabila proses pewarnaan selesai, maka tahapan selanjutnya ialah pencucian akhir. Dimana kain akan direbus menggunkan air panas untuk melunturkan sisa-sisa lilin malam.



13



9. Terakhir Penjemuran. Tibalah pada tahapan terakhir yaitu penjemuran atau pengeringan. Pada proses ini, batik tidak dijemur di bawah sinar matahari langsung. Namun dijemur di tempat teduh dan hanya diangin-anginkan saja. Secara garis besar, proses pembuatan batik parang tak jauh beda dengan jenis lainnya. Namun bila dilihat dari sejarah, pesan, serta harapan yang ingin disampaikan. Parang punya makna paling mendalam. Setiap jenis Parang bahkan punya sejarahnya sendiri. Setiap guratan titik dan gari polanya punya pengharapan berbeda. Hal inilah yang menjadikannya begitu diminati oleh pecinta kain khas Nusantara.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Batik merupakan salah satu kekayaan warisan budaya bangsa Indonesia. Batik secara secara umum adalah sebuah proses menhan warna dengan memakai lilin malam secra berulang-ulang diatas kain. Batik telah ada sejak zaman dahulu, bahkan saat zaman penjajahan tak sedikit para penjajah yang turut serta menggunakan batik. Pembuatan batik memerlukan proses yang cukup panjang dan tidaklah mudah. Pembuatan batik memerlukan kesabaran yang tinggi dan keuletan karena karena detailnya sangat rumit. Namun di zaman modern ini, pembuatan batik tidaklah sesulit zaman dulu lagi. Batik dapat dicetak dengan mudah menggunakan mesin dan dikeringkan secara langsung.



14



Batik Parang adalah salah satu batik yang harus dilestarikan. Batik Parang memiliki makna dan filosofi yang tinggi serta sejarah yang panjang. Sehingga akan sangat disayangkan apabila penggunaan batik tersebut punah.



B. SARAN Sebaiknya memakai batik perlu ditingkatkan lagi supaya ciri khas kita sebagai warga negara Indonesia tidak hilang serta kita tidak kehilangan peninggalan nenek moyang kita akibat luntur oleh zaman. Karena beberapa negara lainnya sudah mengakui batik Indonesia sebagai budaya mereka.untuk itu, kita sebagai warga negara yang baik dan mencintai budayanya, harus berupaya untuk selalu melestarikan produk kita sendiri dan menanamkn hak paten bahwa batik adalah budaya Indonesia sehingga tidak akan jatuh ke tangan bangsa lain.



GLOSARIUM Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Corak adalah bunga atau gambar (ada yg berwarna-warna) pada kain (tenunan, anyaman, dsb. Teknik adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Parang adalah senjata tajam yang terbuat dari besi biasa.



15



Dinamika gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Stilasi adalah penggayaan bentuk atau penggambaran dari bentuk alami menjadi bentuk ornamental (hiasan) yang dilakukan dengan cara pengurangan atau penyederhanaan objek, sedangkan gambarnya disebut gambar stilasi yang dapat diartikan sebagai bangun hias yang menggambarkan sesuatu dan akan disusun pada bidang hias. Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu.



DAFTAR PUSTAKA https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/02/10-motif-batik-populer-dariberbagai-daerah https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Parang https://www.kamerabudaya.com/2018/06/batik-parang-asal-usul-ciri-khas-maknafilosofi-dan-jenis-motif.html http://www.museumbatik.com/artikel/2015/05/8/Makna-Filosofi-dan-cerita-di-BalikBerbagai-Motif-Batik---seri-Parang.html https://infobatik.id/motif-batik-parang-ini-makna-dan-jenisnya/ https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3513267/terinspirasi-dari-ombakmotif-batik-parang-dahulu-milik-para-bangsawan https://plus.kapanlagi.com/batik-parang-makna-filosofi-dan-dipakai-jessica-albasehun-f4772d.html



16



17