Belajar Dan Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANGKUMAN ARTIKEL TEORI-TEORI PEMBELAJARAN



Oleh : Alifyaramadani Hidayah ; 1929042002



PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2020



DAFTAR ISI Halaman Sampul ............................................................................................................. i Daftar Isi ......................................................................................................................... ii Rangkuman-1 ................................................................................................................. 1 A. Pendahuluan ......................................................................................................... 1 B. Metode Penelitian ................................................................................................. 2 C. Hasil dan Pembahasan .......................................................................................... 2 D. Kesimpulan .......................................................................................................... 3 Lampiran Artikel/Makalah ..................................................................................... 5 Rangkuman-2 ................................................................................................................. 8 A. Pendahuluan ......................................................................................................... 8 B. Metode Penelitian ................................................................................................. 8 C. Hasil dan Pembahasan .......................................................................................... 8 D. Kesimpulan ........................................................................................................ 11 Lampiran Artikel/Makalah ................................................................................... 12 Rangkuman-3 ............................................................................................................... 15 A. Pendahuluan ....................................................................................................... 15 B. Metode Penelitian ............................................................................................... 15 C. Hasil dan Pembahasan ........................................................................................ 16 D. Kesimpulan ......................................................................................................... 18 Lampiran Artikel/Makalah ................................................................................... 19



ii



RANGKUMAN-1 



Judul Artikel/Makalah



: ANALISIS TEORI BEHAVIORISTIK



(EDWARD THORDINKE) DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SD/MI 



Penulis Artikel/Makalah



: Hermansyah







Tahun Artikel/Makalah



: 2020







Isi Rangkuman : A. Pendahuluan Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer yang mengacu pada kegiatan siswa, sedangkan kegiatan mengajar adalah kegiatan sekunder yang mengacu pada kegiatan guru. Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan usaha menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Miarso mengatakan pembelajaran (instuksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa, inti dari proses pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi peserta didik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, peran guru sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru harus terampil dalam proses pembelajaran. Tidak hanya itu, pemahaman dan pertimbangan baik dalam menggunakan strategi ataupun teori belajar juga harus dipertimbangkan dalam menentukan suatu tindakan pembelajaran. 1



B. Metode Penelitian Dalam proses penelitian dan penyusunan artikel ini peneliti menggunakan jenis penelitian Library research, yaitu dilakukan dengan cara fokus pada penelaahan, pengkajian dan pembahasan literatur-literatur, baik klasik maupun moderen. Adapun jenis literatur yaitu jurnal Internasional, Nasional, buku, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kontent analysis yaitu dengan metode menganalisis isi dari objek yang diteliti berdasarkan sumber-sumber yang relevan dengan judul penelitian. C. Hasil dan Pembahasan Dari hasil penelitiannya, Thorndike menyimpulkan bahwa respon untuk keluar kandang secara bertahap diasosiasikan dengan suatu situasi yang menampilkan stimulus dalam suatu proses cobacoba (trial and error). Respon yang benar secara bertahap diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara respon yang tidak benar melemah atau menghilang. Teori Connectionism Thorndike



ini



juga



dikenal



dengan



nama



“Instrumental



Conditioning”, karena respon tertentu akan dipilih sebagai instrumen



dalam



memperoleh



“reward”



atau



hasil



yang



memuaskan. Ada beberapa tahapan proses perkembangan dalam teori thorndike yaitu: a. Pemikiran Tahapan Pertama, Pemikiran Tahapan Pertama muncul pada periode sebelum tahun 1930. Dalam tahap ini Thorndike menggagas beberapa ide penting yang berkaitan dengan hukum-hukum belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan, hukum akibat dan hukum sikap b. Pemikiran tahap kedua, Seiring berjalannya waktu seorang pemikir kadang mengalami evolusi ide. Ada beberapa revisi dalam gagasan yang pernah diungakapkannya yaitu Ia mencoba meralat dan merevisi beberapa hukum belajar



2



yang pernah digagasnya. Inilah yang dimaksud pemikiran tahap kedua yang terjadi setelah tahun 1930. Menurut teori ini, hal yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respons tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati hanyalah perubahan yang ditampilkan dalam bentuk tindakan D. Kesimpulan Thorndike adalah seorang pendidik dan sekaligus psikolog berkebangsaan Amerika. Menurutnya, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi (koneksi) antara peristiwa yang disebut dengan Stimulus (S) dengan Respon (R). Stimulus adalah perubahan dari lingkungan exsternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi/berbuat. Sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Teori Koneksionisme merupakan teori yang paling awal dari



rumpun



dikembangkan



behaviorisme. oleh



Edward



Teori



belajar



L.



Thorndike



koneksionisme (1874-1949),



berdasarkan eksperimen yang dilakukan pada tahun 1890-an. Eksperimen Thorndike ini menggunakan hewan-hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena belajar. Eksperimennya belajar pada binatang yang juga berlaku bagi manusia tersebut, disebut oleh Thorndike dengan “trial and error”. Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal) ini, setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru akan melakukan tindakantindakan yang sifatnya coba-coba secara



3



membabi buta. Jika dalam usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan kebetulan itu cocok “dipegangnya”. Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin efisien. Dalam teori pembelajaran, stimulus dan respon sangat berpengaruh terutama ketika anak dalam proses pembelajaran. Stimulus adalah lingkungan belajar anak, baik itu internal maupun eksternal dan itulah yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak berupa reaksi fisik terhadap stimulan. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan



perilaku



S-R



(Stimulus-Respon).



Teori



koneksionisme ini berperan dalam proses pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswanya untuk ikut di dalamnya. Pada mata pelajaran yang menuntut siswa untuk terus mencoba, agar nanti dirinya terbiasa dengan hal tersebut. Dari empat hukum yang ditawarkan oleh torndike dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran dengan melibatkan siswa untuk mengkonstrusi pikirannya sebagai respons atas stimulus yang diberikan oleh pendidik.



4







Lampiran Artikel/Makalah



5



6



7



RANGKUMAN-2 



Judul Artikel/Makalah



:



TEORI



VAN



HIELE



DALAM



PEMBELAJARAN BANGUN DATAR 



Penulis Artikel/Makalah



: Een Unaenah, Indah Ayu Anggraini, Indah



Aprianti, Widya Nur Aini, Dian Chaerani Utami, Siti Khoiriah, Ardi Refando 



Tahun Artikel/Makalah







Isi Rangkuman :



: 2020



A. Pendahuluan Geometri menurut Clements merupakan membangun konsep dimulai dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk dan menyelidiki bangunan dan memisahkan gambargambar. Geometri adalah cabang matematika yang bersangkut dengan pertanyaan bentuk, ukuran, posisi relative gambar, dan sifat ruang. Ahli matematika yang bekerja di bidang geomeri disebut ahli geometri. Geometri adalah cabang ilmu tertua dalam matematika yang merupakan studi tentang geometris. Mempelajari geometri menyediakan banyak keterampilan dasar dan membantu untuk membangun kemampuan berfikir logika, penalaran analitis, dan pemecahan masalah. Geometri memeungkinkan siswa untuk memahami ruang dalam sebuah kehidupan nyata yang membantu siswa dalam memahami konsep yang lebih baik. B. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. C. Hasil dan Pembahasan Teori van Hiele yang dikembangkan oleh Pierre Marie van Hiele dan Dina van Hiele-Geldof sekitar tahun 1950-an telah diakui secara internasional (Martin dkk., 1999) dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pembelajaran geometri sekolah. Uni Soviet dan Amerika Serikat adalah contoh negara yang telah mengubah kurikulum geometri berdasar pada teori van Hiele 8



(Anne, 1999). Pada tahun 1960-an, Uni Soviet telah melakukan perubahan kurikulum karena pengaruh teori van Hiele (Crowley, 1987:1 dan Anne, 1999). Sedangkan di Amerika Serikat pengaruh teori van Hiele mulai terasa sekitar permulaan tahun 1970-an (Burger & Shaughnessy, 1986:31 dan Crowley, 1987:1). Sejak tahun 1980-an, penelitian yang memusatkan pada teori van Hiele terus meningkat (Gutierrez, 1991:237 dan Anne, 1999). Kualitas pengetahuan seseorang tidak ditentukan dari akumulasi pengetahuan orang atau seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki orang, tetapi lebih ditentukan oleh proses berpikir yang digunakannya (Khoiri, 2014: 263). Kelima tahap berpikir geometri Van Hiele tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tahap 0 (Visualisasi) Pada tahap ini, siswa baru mengenal nama-nama dari suatu bangun dan mengenal bentuknya secara keseluruhan. Misalnya, persegi dan persegi panjang tampak berbeda. Menurut Clement dan Batista (Chairani, 2013: 22), tahap visualisasi adalah tahap pengenalan konsep-konsep geometri dalam matematika yang di dasarkan pada karakteristik visual atau penampakan bentuknya. 2) Tahap 1 (Analisis) Tahap ini juga dikenal sebagai tahap deskriptif. Pada tahap ini, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki suatu bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini siswa sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut. Sebagai contoh, pada tahap ini siswa sudah biasa mengatakan bahwa suatu bangun merupakan persegi panjang karena bangun itu “mempunyai empat sisi, sisi-sisi yang berhadapan sejajar, dan semua sudutnya siku-siku”.



9



3) Tahap 2 (Deduksi Informal) Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada tingkat ini, selain siswa sudah mengenal bentuk-bentuk geometri dan memahami sifat-sifatnya, siswa juga sudah bisa mengurutkan bentuk-bentuk geometri yang satu sama lain berhubungan (Ruseffendi, 1991: 162). Contohnya adalah siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada suatu segiempat, sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang. Di samping itu, pada tingkat ini siswa sudah memahami perlunya definisi untuk tiap-tiap bangun. 4) Tahap 3 (Deduksi) Menurut Clements & Batista (Chairani, 2013: 23) tahap ini juga dikenal dengan tahap deduksi formal. Pada tingkat ini siswa



sudah



memahami



peranan



pengertian-pengertian,



definisi-definisi, aksioma-aksioma dan teorema-teorema pada geometri. Pada tingkat ini siswa sudah mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini siswa sudah memahami proses berpikir yang bersifat deduktifaksiomatis dan mampu menggunakan proses berpikir tersebut. 5) Tahap 4 (Rigor) Pada tingkat ini anak sudah mulai memahami pentingnya ketepatan dari prinsip dasar dalam suatu pembuktian. Tingkat berpikir ini sudah terkategori kepada tingkat berpikir yang tinggi, rumit, dan kompleks (Safrina dkk., 2014: 11). Pada tahap ini siwa sudah dapat memahami bahwa adanya ketepatan (presisi) dari apa-apa yang mendasar itu penting (Ruseffendi, 1991: 163). Misalnya, ketepatan aksioma yang menyebabkan terjadi geometri Euclid, seperti aksioma: memuat berapa buah titik paling sedikit sebuah gais itu, bila ada dua buah titik berapa buah garis bisa ditarik, bila ada toga buah titik berapa



10



buah bidang dapat dibuat, dan aksioma-aksioma lainnya yang menyebabkan sistem geometri Euclid itu lengkap. Selain



mengemukakan



mengenai



tahap-tahap



perkembangan kognitif dalam memahami geometri, Van Hiele juga mengemukakan beberapa teori berkaitan dengan pembelajaran geometri. Teori yang dikemukakan Van Hiele antara lain adalah sebagai berikut: Tiga unsur yang utama pembelajaran geometri yaitu waktu, materi pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap yang sebelumnya. D. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan pemikiran geometri siswa masih belum mencapai tingkat kekakuan berdasarkan van Hiele tingkat pemikiran geometris. Sebagian besar siswa masih pada level analitis. Selain itu, disana ditemukan siswa pada tingkat transisi antara tingkat perkembangan pemikiran geometris dalam praanalisis,



pra-pengurangan



informal,



pra-pengurangan



dan



prakekakuan yang 17,20%; 13,44%; 6,45%; 1,08% masingmasing. Temuan lain adalah bahwa 40,32% siswa sulit untuk mengklasifikasikan dan 4,3% siswa tidak dapat diklasifikasikan atau diidentifikasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan agar dosen mempertimbangkan pengembangan pemikiran



geometris



siswa



dalam



mempersiapkan



dan



merencanakan kegiatan di Geometri kursus. Selain itu, disarankan juga agar dosen menerapkan strategi pembelajaran yang bisa merangsang



dan



membantu



pemikiran geometris mereka.



11



siswa



untuk



mengembangkan







Lampiran Artikel/Makalah



12



13



14



RANGKUMAN-3 



Judul Artikel/Makalah



: Teori-Teori Belajar untuk Kecerdasan



Bahasa Anak Usia Dini 



Penulis Artikel/Makalah



: L.Margaretha







Tahun Artikel/Makalah



: 2020







Isi Rangkuman : A. Pendahuluan Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses yang kompleks dari belajar tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik. Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka mengalami kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Sebagian psikolog menghaluskan kesulitan ini dengan istilah : memperjelas pengertian dan proses belajar (Mahmud, 2009). Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar ini dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya. Teori belajar diartikan sebagai integrasi yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan



bagi



guru



dalam



menjalankan



model-model



pembelajaran yang akan dilaksanakan. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuatifikasi



lainnya



(Moleong,



2009).



Sehingga



untuk



mengumpulkan data yang tepat dengan menggunakan metode 15



sebagai berikut:(1). Pengamatan ( Observasi),(2) Wawancara ( Interview), (3) Dokumentasi . C. Hasil dan Pembahasan Pendidikan



Bahasa



terhadap



anak



PAUD



Dahlia



disesuaikan dengan fase usianya, hal itu dilakukan karena sifat alamiah yang dimiliki oleh seorang anak dan memudahkan pendidik dalam menanamkan cara berbahasa sesuai dengan porsinya. Untuk itu mengenalkan Bahasa pada anak usia dini harus disesuaikan dengan porsinya tidak melebihi ataupun mengurangi apa yang seharusnya diajarkan. Mengajarkan bahasa sejak dini akan memudahkan bagi anak karena masa ini merupakan suatu periode yang sangat menakjubkan dimana terjadi pertumbuhan kosa kata yang sangat cepat bagi anak. Adapun Strategi Guru PAUD Dahlia dalam Pendidikan Bahasa anak melalui melalui berbagai Teori di antaranya adalah 1) Teori behaviorist 2) Teori Nativist 3) Teori Constructive  Pengertian Teori Belajar Teori adalah seperangkat asas tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Belajar merupakan kegiatan yang sering dilakukan setiap orang. Belajar dilakukan hampir setiap waktu, kapan saja, dimana saja, dan sedang melakukan apa saja. Belajar juga merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Jadi teori belajar adalah sebuah konsep yang abstrak yang membantu peserta didik untuk belajar.



16



 Macam-macam Teori Belajar Di dalam masa perkembangan psikologi pendidikan ini muncullah beberapa aliran psikologi pendidikan, diantaranya yaitu :Ada beberapa teori yang merupakan implementasi berbahasa antara lain: a. Teori behaviorist, Teori belajar behavioristik ini dikenal dengan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.( Gage& Berliner,1979). b. Teori Nativist, Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma lahir sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan



anak



ditentukan



oleh



hereditas,



pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati. Pelopor aliran ini adalah Arthur Schopen hauer seorang filosof Jerman yang hidup tahun 1788-1880 dan Noam Chomsky pada awal tahun 1960. Chomsky, mengatakan bahasa sudah ada di dalam diri anak. c. Teori Constructiv, Teori ini menyatakan bahwa perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk dari interaksi dengan orang lain sehingga pengetahuan, nilai dan sikap anak akan berkembang. Anak mempunyai perkembangan kognisi yang terbatas pada usia-usia tertentu, tetapi melalui interaksi sosial anak akan mengalami peningkatan kemampuan berpikir.  Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Melalui



bahasa



manusia



dapat



berinteraksi



dan



berkomunikasi mengemukakan hasil pemikirannya dan dapat mengekspresikan perasaannya. Dengan bahasa orang



17



dapat membuka cakrawala berfikir dan mengembangakan wawasannya. Menurut Fred Ebbeck (1989) bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun tulisan merupakan sistem komunikasi antar manusia. Menurut Yus Badudu (1989) bahasa merupakan alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan perasaan, dan keinginannya. Bahasa sebagai suatu sistem lambing



bekerja



sama,



berinteraksi,



dan



mengidentifikasikan diri. D. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Oleh karena itu dengan adanya teori-teori belajar maka akan memberikan kemudahan



bagi



guru



dalam



menjalankan



model-model



pembelajaran yang akan dilaksanakan dan akan membantu peserta didik dalam belajar. Ada beberapa macam teori belajar yang muncul di dalam masa perkembangan psikologi pendidikan, diantaranya yaitu: Teori behaviorisme Teori kognitif, dan Teori humanistik Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan lingkungan yang kodusif dimana anak dapat mengeksplorasi dirinya ,memberikan kesempatan padanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya melalui lingkungan melalui cara



18



mengamati, meniru dan



bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang yang melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. 



Lampiran Artikel/Makalah



19



20



21



22



23



24