Bentang Alam Karst [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BENTANG ALAM KARST MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Geomorfologi



Oleh : Kelas B Kelompok 5 Yunus Ahmad Fauzi



(270110160008)



Laura Marpaung



(270110160047)



Ahmad Rape’i



(270110160087)



Zainul Akhyar



(270110160090)



Muhammad Luthfi



(270110160108)



Muhammad Shofi Hidayatullah (270110160109) Lazuardi Rahman



(270110160110)



Ade Maulana Yusup



(270110160148)



PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2017 KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta,ala, karena atas segala rahmatnya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada nabi dan rasul terkasih, Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Salam. Dan tercurah pula untuk keluarganya, para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman. Dengan adanya makalah ini, semoga dapat memberikan kontribusi yang bermakna bagi pengembangan wawasan para pembaca, baik rekan-rekan mahasiswa, para pendidik, maupun siapa saja yang mempunyai kepedulian bentang alam karst.



Jatinagor, Mei 2017



Penulis



DAFTAR ISI i



KATA PENGANTAR .....................................................................................



i



DAFTAR ISI ....................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN ................................................................................



1



A. Latar Belakang Masalah .......................................................................



1



B. Rumusan Masalah ................................................................................



1



C. Tujuan ..................................................................................................



2



BAB II BENTANG ALAM KARST ...............................................................



3



A. Pengertian Bentang Alam......................................................................



3



B. Pengertian Karst ....................................................................................



3



D. Proses Pembentukan Bentang Alam Karst ............................................



13



E. Dampak Bentang Alam Karst Terhadap Manusia .................................



16



BAB III SIMPULAN .......................................................................................



20



DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................



21



BAB I PENDAHULUAN



ii



A. Latar Belakang Masalah



B. Rumusan Masalah Pokok bahasan dalam makalah yang berjudul “adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan bentang alam karst? 2. Bagaimana proses pembentukan bentang alam karst? 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan bentang alam karst ? 4. Apa saja morfologi bentang alam karst?



1



5. Apa saja potensi yang bisa dimanfaatan dari bentang alam karst?



C. Tujuan Tujuan penulisan dalam makalah yang berjudul “Mineral pada Deret Bowen”adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami tentang bentag alam karst 2. Mengetahui dan memahami tentang proses pembentukan bentang alam karst 3. Mengetahui dan memahami



tentang



faktor



yang mempengaruhi



pembentukan bentang alam karst 4. Mengetahui dan memahami tentang morfologi bentang alam karst 5. Mengetahui dan memahami potensi bentang alam karst



2



BAB II BENTANG ALAM VULKANIK A. Pengertian Karst Karst berasal dari bahasa yang diturunkan dari bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Istilah ini di negara asalnya sebenarnya tidak berkaitan dengan batugamping dan proses pelarutan, namun saat ini istilah kras telah diadopsi untuk istilah bentuklahan hasil proses perlarutan. Karst adalah suatu wilayah dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang dengan baik (Ford dan Williams, 1989). Kawasan karst adalah suatu bentang alam yang menampakkan karakteristik relief dan drainase yang khas, terutama disebabkan oleh derajat pelarutan bebatuan dalam air yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kawasan lain (Ko, 1996). Karst terbentuk sebagian besar pada daerah berstruktur batuan karbonat karena batuan tersebut mudah larut. Akan tetapi tidak hanya pada batuan karbonat, karst juga terbentuk pada batuan lain yang mudah larut seperti dan mempuyai porositas sekunder yang berkembang dengan baik seperti pada batuan garam (Haryono dan Adjie, 2004). Menurut Haryono dan Adjie (2004) kawasan karst dicirikan oleh: 1. Terdapatnya cekungan tertutup dan atau lembah kering dalam berbagai ukuran dan bentuk, 2. Langkanya atau tidak terdapatnya drainase/ sungai permukaan, dan 3. Terdapatnya goa dari sistem drainase bawah tanah Di Indonesia sendiri kawasan karst tersebar luas hampir 20% dari luas daratan Indonesia (UPI, 2011). Beberapa contoh kawasan karst yang cukup luas adalah di daerah Gunung Sewu daerah pegunungan di selatan Pulau Jawa dan Ujungpandang Sulawesi Selatan. B. PROSES PEMBENTUKAN



Karstifikasi atau proses permbentukan bentuk-lahan karst didominasi oleh proses pelarutan. Proses pelaturan batugamping diawali oleh larutnya CO2



di dalam air membentuk H 2 CO 3 .



Larutan H 2 CO 3 tidak stabil terurai menjadi H dan HCO 32. Ion H inilah yang selanjutnya menguraikan CaCO 3 menjadi Ca 2+ dan HCO 32(Gambar 1.1.). Secara ringkas proses pelarutan dirumuskan dengan reaksi sebagai berikut. CaCO 3 +H



2 O + CO 2 Ca 2+ + 2 HCO 3C. FAKTOR KARSTIFIKASI Karstifikasi dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, faktor pengontrol dan faktor pendorong. Faktor pengontrol menentukan dapat tidaknya proses karstifikasi berlangsung, sendangkan faktor pendorong menentukan kecepatan dan kesempurnaan proses karstifikasi. Faktor Pengontrol 1. Batuan mudah larut, kompak, tebal, dan mempunyai banyak rekahan 2. Curah hujan yang cukup (>250 mm/tahun) 3. Batuan terekspos di ketinggian yang memungkinkan perkembangan sirkulasi air/drainase secara vertikal. Faktor pendorong 1. Temperatur 2. Penutupan hutan Batuan yang mengandung CaCO tinggi akan mudah larut. 3. Semakin tinggi kandungan CaCO, semakin berkembang bentuklahan karst. Kekom-pakan batuan menentukan kestabilan morfologi karst setelah mengalami pelarutan. Apabila batuan lunak, maka setiap kenampakan karst yang terbentuk seperti karen dan bukit akan cepat hilang karena proses pelarutan itu sendiri maupun proses erosi dan gerak masa batuan, sehingga kenampakan karst tidak dapat berkembang baik. Ketebalan menentukan terbentuknya sikulasi air secara vertikal lebih. Tanpa adanya lapisan yang tebal, sirkulasi air secara vertikal yang merupakan syarat karstifikasi dapat berlangsung. Tanpa adanya sirkulasi vertikal, proses yang terjadi adalah aliran lateral seperti pada sungai-sungai permukaan dan cekungancekungan tertutup tidak dapat terbentuk. Rekahan batuan merupakan jalan masuknya



air membentuk drainase vertikal dan berkembangnya sungai bawah tanah serta pelarutan yang terkonsentrasi. Curah hujan merupakan media pelarut utama dalam proses karstifikasi. Semakin besar curah hujan, semakin besar media pelarut, sehingga tingkat pelarutan yang terjadi di batuan karbonat juga semakin besar. Ketinggian batugamping terekspos di permukaan menentukan sirikulasi/drainase secara vertikal. Walupun batugamping mempunyai lapisan tebal tetapi hanya terekspos beberapa meter di atas muka laut, karstifikasi tidak akan terjadi. Drainase vertikal akan terjadi apabila julat/jarak antara permukaan batugamping dengan muka air tanah atau batuan dasar dari batugamping semakin besar. Semakin tinggi permukaan batugamping terekspose, semakin beser julat antara permuka-an batugamping dengan muka air tanah dan semakin baik sirkulasi air secara vertikal, serta semakin intensif proses karstifikasi. Temperatur mendorong proses karstifikasi terutma dalam kaitannya dengan aktivitas organisme. Daerah dengan temperatur hangat seperti di daerah tropis merupakan tempat yang ideal bagi perkembangan organisme yang selanjutnya menghasilkan CO2 dalam tanah yang melimpah. Temperatur juga menentukan evaporasi, semakin tinggi temperatur semakin besar evaporasi yang pada akhirnya akan menyebabkan rekristalisasi larutan karbonat di permukaan dan dekat permukaan tanah. Adanya rekristalisasi ini akan membuat pengerasan permukaan (case hardening ) sehingga bentuklahan karst yang telah terbentuk dapat dipertahankan dari proses denudasi yang lain (erosi dan gerak masa batuan). Kecepatan reaksi sebenarnya lebih besar di daerah temperatur rendah, karena konsentrasi CO2 lebih besar pada temperatur rendah. Namun demikian tingkat pelarutan di daerah tropis lebih tinggi karena ketersediaan air hujan yang melimpah dan aktivitas organisme yang lebih besar. Penutupan hutan juga merupakan faktor pendorong perkembangan karena hutan yang lebat akan mempunyai kandungan CO2 dalam tanah yang melimpah akibat dari hasil perombakan sisa-sisa organik (dahan, ranting, daun, bangkai binatang) oleh mikro organisme. Semakin besar konsentrasi CO2 dalam air semakin tinggi tingkat daya larut air terhadap batugamping. CO2 di



atmosfer tidaklah bervariasi secara signifikan, sehingga variasi proses karstifikasi sangat ditentukan oleh CO2 dari aktivitas organisme. Hubungan antara konsentrasi CO2 dengan daya larut terhadap batu gamping.



D. MORFOLOGI KARST E. POTENSI DAERAH KARST F.



DAFTAR PUSTAKA



Noor,Djauhari.2009.PENGANTAR GEOLOGI EDISI 1. Bogor : Pakuan University Press@2009



Noor,Djauhari.2012.PENGANTAR GEOLOGI EDISI 2. Bogor : Pakuan University Press@2012



Thornbury, William D. 1969. Principles of GEOMORPHOLOGY.United States of America: Tisnasomantri, Akub.1998. DASAR-DASAR GEOMORFOLOGI UMUM. Bandung: IKIP BANDUNG PRESS



Pengertian Bentang Alam.[online] tersedia di : http://www.wikiwand.com/id/Bent angalam. Diakses pada tanggal 25 April 2017 pukul 21:31 WIB



Pengertian Vulkanisme.[online] tersedia di : http://www.softilmu.com/2013/12/pe ngertian-vulkanisme-gunung-api.html. Diakses pada tanggal 25 April 2017 pukul 21:35 WIB



3



Bentuk-bentuk Instrusi Magma.[online] tersedia di : http://ilmugeografi.com/ilmubumi/gunung/bentuk-bentuk-intrusi-magma. Diakses pada tanggal 26 April 2017 pukul 10.24 WIB



21