Bentang Alam Vulkanik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH GEOMORFOLOGI BENTANG ALAM VULKANIK



Disusun Oleh: Aji Bagas Putro



21100113140101



Salomo D.F. Purba 21100113140057 Syahronidavi A.G



21100113120019



Trisna Jayanti



21100113120005



Wahyu Prasetyo



21100113120011



Yusuf Alif Aulia



21100113120027



PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG MARET 2014 1



KATA PENGANTAR Puji Syukur kami ucapkan atas nikmat dan karunia yang besar dari Allah Yang Maha Esa, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang bertemakan tentang bentang alam vulkanik yang membahas tentang Gunung Kelud. Makalah ini berisi tentang proses pembentukan Gunung Kelud berdasarkan bentuk gunung, tipe letusan, tipe magma, serta tipe vulkanismenya. Disamping itu juga, makalah ini juga membahas tentang analisis pembentukan Gunung Kelud berdasarkan 7 busur magmatisme. Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui gambaran informasi tentang Gunung Kelud yang ditinjau dari proses pembentukan gunung, bentuk gunung, tipe letusan, tipe magma, serta tipe vulkanismenya. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Dian Agus, ST. MT selaku dosen pengampu mata kuliah Geomorfologi dan Geologi Foto. Tiada gading yang tak retak, oleh karena itu kami menyambut baik saran dan kritik yang membangun sehingga penyusunan makalah ini dapat dilakukan lebih baik lagi selanjutnya Semarang, 19 Maret 2014



Penulis



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3 DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 4 BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 5 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 5 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5 1.3 Tujuan ..................................................................................................... 6 1.4 Manfaat ................................................................................................... 6 BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 7 2.1



Pengertian Bentang Alam Vulkanik ...................................................... 7



2.2



Proses vulkanisme ................................................................................... 7



2.3



Proses pembentukan Gunungapi berdasarkan 7 busur magmatisme ..... 8



2.4



Tipe Letusan ........................................................................................... 13



2.5



Morfologi Gunung Api .......................................................................... 15



2.6



Macam-macam Bentang Alam Vulkanik .............................................. 16



2.7



Bentuk Gunungapi ................................................................................. 20



2.8



Dampak Lingkungan Gunungapi ........................................................... 23



BAB III STUDI KASUS ........................................................................................ 27 BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 30 4.1



Kesimpulan ............................................................................................ 30



4.2



Kritik dan Saran ..................................................................................... 30



3



DAFTAR GAMBAR Gambar 1.01 7 Busur Magmatisme ............................................................................... 8 Gambar.1.1 Mid oceanic ridge ........................................................................................ 8 Gambar.1.2 MOR dan Continental rift .......................................................................... 9 Gambar.1.3 Island arc .................................................................................. 10 Gambar.1.4 Volcanic arc .............................................................................. 10 Gambar.1.5 Back arc basin .......................................................................... 11 Gambar.1.6 Oceanic Intraplate .................................................................... 12 Gambar 1.7 Tipe-tipe letusan gunungapi ..................................................... 13 Gambar 1.9 Kerucut gunungapi ................................................................... 16 Gambar 1.10 Gunung Merapi ....................................................................... 20 Gambar 1.11 Gunung Vesuvius ................................................................... 21 Gambar 1.12 Gunung Maona Loa ................................................................ 21 Gambar 1.12 Eichholz Maar ........................................................................ 23 Gambar 1.13 Eichholz Maar ......................................................................... 23



4



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Bentang alam adalah suatu unit geomorfologis yang dikategorikan berdasarkan karateristik seperti elevasi, kelandaian, orientasi, stratifikasi, paparan batuan, dan jenis tanah. Bentang alam dibagi menjadi 8 bagian, salah satunya yaitu bentang alam vulkanik. Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang alam vulkanik selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik. Gunung-gunung api biasanya dijumpai di depan zona penunjaman (subduction zone). Pada akhir-akhir ini di berbagai media banyak yang membicarakan tentang Gunung Kelud yang meletus. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di provinsi Jawa Timur. Gunung Kelud meletus pada tanggal 13 Februari 2014. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai proses pembentukan Gunung Kelud berdasarkan 7 busur magmatisme baik berdasarkan tipe vulkanismenya, tipe magma, tipe letusan, tipe gunung serta morfologi yang terbentuk setelah terjadinya letusan.



1.2



Rumusan Masalah 1. Pengertian bentang alam vulkanik? 2. Bagaimana proses pembentukan Gunung Kelud berdasarkan 7 busur magmatisme? 3. Analisis Gunung Kelud berdasarkan bentuk gunung, tipe letusan, tipe magma, serta tipe vulkanismenya?



5



1.3



Tujuan 1. Mengetahui tentang bentang alam vulkanik 2. Mengetahui proses-proses pembentukan gunungapi 3. Mengetahui analisis gunungapi berdasarkan bentuk gunung, tipe letusan, tipe magma, serta tipe vulkanismenya



1.4



Manfaat 1. Mampu mengetahui tentang bentang alam vulkanik 2. Mampu mengetahui proses-proses pembentukan gunungapi 3. Mampu mengetahui analisis gunungapi berdasarkan bentuk gunung, tipe letusan, tipe magma, serta tipe vulkanismenya.



6



BAB II DASAR TEORI



2.1



Pengertian Bentang Alam Vulkanik Bentang



alam



vulkanik



adalah



bentang



alam



yang



proses



pembentukannya yang dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi.



2.2



Proses Vulkanisme Dalam kaitannya dengan bentang alam, gunungapi mempunyai beberapa pengertian antara lain : 



Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan material/rempah gunungapi.







Merupakan tempat muncuknya material vulkanik lepas sebagai hasil akivitas magma di dalam bumi (vulkanisme).



Berdasarkan proses terjadinya, terdapat 3 macam vulkanisme, yaitu : a. Vulkanisme letusan, dikontrol oleh magma yang bersifat asam yang kaya akan gas, bersifat kental dan ledakan kuat. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan material piroklastik dan membentuk gunungapi yang tinggi dan terjal. b. Vulkanisme lelehan, dikontrol oleh magma yang bersifat basa, sedikit mengandung gas, magma encer dan ledakan lemah. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan gunungapi yang rendah dan berbentuk perisai, misalnya Dieng dan Hawaii. c. Vulkanisme campuran, dipengaruhi oleh magma intermediet yang agak kental. Vulkanisme ini menghasilkan gunung api strato, misalnya Merapi dan Merbabu.



7



Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk gunungapi dan proses vulkanisme antara lain : 1. Sifat magma (komposisi, kekentalan) 2. Tekanan (berhubungan dengan jumlah kandungan gas) 3. Kedalaman dapur magma 4. Faktor eksternal (iklim, suhu)



2.3 Proses Pembentukan Gunungapi berdasarkan 7 Busur Magmatisme



Gambar 1.01 7 Busur Magmatisme Gambar diatas merupakan proses magmatisme dan zona dimana magma dikeluarkan. Proses ini sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng yang berbeda baik secara fisik maupun kimia serta adanya suhu tingi dan tekanan tinggi yang berasal dari dalam bumi. Dalam hal ini dibagi kedalam 7 busur magmatisme yaitu sebagai berikut. a. Mid Oceanic Redge



Gambar.1.1 Mid oceanic ridge



8



Zona MOR adalah zona dimana lempeng samudera dan samudera saling menjauh atau divergen. Ini sangat dikontrol oleh arus konveksi yang terjadi pada mantel bumi sehingga magma keluar dan membentuk pegunungan lantai samudera. Magma yang dihasilkan bersifat basa-ultra basa. b. Continental Rift Zone



Gambar.1.2 MOR dan Continental rift Continenal rift zone merupakan zona yang hampir sama dengan zona MOR (MOR diatas dan continental rift zone dibawah). Bedanya, pada zona continental rift zona terjadi pada lempeng continental yang tetap dikontrol oleh arus konveksi pada mantel bumi sehingga lempeng continental saling menjauh atau divergen dan membentuk sebuah pecahan celah yang panjang hingga ribuan kilometer dan lebarnya ratusan kilometer atau mirip dengan graben. Magma yang dihasilkan pada zona ini adalah magma basa intermediet karena berasal dari astenosfer yang bersifat ultra basa bertemu dengan lempeng benua yang bersifat asam sehingga menghasilkan magma basa intermediet.



9



c. Island Arc



Gambar.1.3 Island arc Island arc merupakan busur kepulauan yang terbentuk akibat terjadinya pergerakan lempeng samudera dari MOR yang secara terus menerus sehingga membentuk suatu busur kepulauan. Dilihat dari gambar 1 diatas island arc terletak pada zona subduction karena island arc yang sudah terbentuk dibawa oleh pergerakan lempeng samudera. Magma yang dihasilkan bersifat basa.



d. Volcanic Arc



Gambar.1.4 Volcanic arc



10



Volcanic arc merupakan busur gunung api yang terbentuk pada zona subduction dimana terjadi penunjaman antara lempeng samudera dengan lempeng benua sehingga lempeng samudera menyusup dibawahnya langsung terjadi melting dan terbentuklah gunung vulkanik dengan magma yang bersifat intermediet.



e. Back Arc Basin



Gambar.1.5 Back arc basin Back arc basin merupakan suatu cekungan dibelakang zona subduction (lihat gambar 1.4). Proses ini hampir sama dengan zona MOR yang terjadi pada lempeng samudera. Ketika lempeng samudera bergerak saling menjauh (rifting) sementara diatas lempeng samudera ada lempeng benua sehingga terbentuk cekungan dibelakang zona subduction. Ini biasanya terbentuk bersamaan dengan island arc. Magma yang dihasilkan bersifat basa.



11



f. Oceanic Intraplate



Gambar.1.6 Oceanic Intraplate Oceanic intraplate terjadi pada zona hotspot yang berasal dari mantel. Ini terjadi karena pergerakan lempeng sehingga kerak samudera menipis yang memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera sehingga membentuk gunungapi atau pulau-pulau gunungapi di tengah samudera. Karena lempeng samudera terus bergerak, maka terbentuk deretan pulau-pulau tengah samudera.(lihat gambar 1 bagian 6). Magma yang dihasilkan bersifat ultra basa karena langsung berasal dari astenosfer dalam bumi.



g. Continental Intraplate Continental intraplate ini juga terjadi pada zona hotspot tepatnya pada lempeng continental. Dari peregerakan lempeng tersebut menjadikan kerak benua mulai menipis namun magma tidak bisa keluar karena berada paling jauh dibawah sehingga hanya terbentuk gunung. Dari lempeng continental yang terus bergerak maka terbentuk deretan pegunungan. (lihat gambar 1 bagian 7). Magma yang dihasilkan bersifat ultra basa yang berasal dari astenosfer dalam bumi.



12



2.4 Tipe Letusan Setiap gunung berapi memiliki karakteristik letusan (erupsi) tertentu yang dapat dilihat dari material yang dikeluarkan, intensitas erupsi, bentukan alam hasil erupsi dan kekuatan letusannya. Para ahli geologi membedakan letusan gunung api dalam 7 tipe yaitu:



Gambar 1.7 Tipe-tipe letusan gunungapi



a. Letusan Tipe Hawaii Ciri-ciri letusan tipe Hawai antara lain: (1) lava yang dikeluarkan dari lubang kepundan bersifat cair (2) lava mengalir ke segala arah (3) Bentuk gunung yang dihasilkan tipe hawaai menyerupai perisai atau tameng. (4) skala letusannya relative lebih kecil namun intensitasnya cukup tinggi. Contoh gunung berapi dengan tipe letusan Hawaii antara lain: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.



b. Letusan Tipe Stromboli Letusan tipe Stromboli memiliki ciri-ciri: (1) seringnya terjadi letusanletusan kecil yang tidak begitu kuat, namun terus- menerus, dan banyak



13



mengeluarkan efflata. Contoh, Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Raung di Jawa, dan Gunung Batur di Bali. (1) Letusannya memiliki interval waktu hampir sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya 12 menit, artinya setiap 12 menit kawah melontarkan material padat berupa pasir, batu, dan abu. (2) material yang dimuntahkan berupa material padat, gas, dan batu Contoh tipe letusan Stromboli yaitu Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).



c. Letusan Tipe Vulkano Tipe vulkano mempunyai ciri-ciri, yaitu (1) cairan magma yang kental dan dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Tipe ini merupakan tipe letusan gunung api pada umumnya. Contoh, Gunung Semeru di Jawa Timur, (2) besar kecilnya letusan didasarkan atas kekuatan tekanan dan kedalaman dapur magmanya.(3) daya rusak cukup besar. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.



d. Letusan Tipe Merapi Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.



e. Letusan Tipe Perret atau Plinian



14



Tipe perret termasuk tipe yang sangat merusak karena ledakannya sangat dahsyat. Ciri utama tipe ini ialah letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Contoh, letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980 merupakan tipe perret yang letusannya paling kuat dengan fase gas setinggi 50 km. Karena letusannya sangat hebat, menyebabkan puncak gunung menjadi tenggelam dan merosotnya dinding kawah, kemudian membentuk sebuah kaldera.



f. Letusan Tipe Pelee Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.



g. Letusan Tipe Sint Vincent Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.



2.5 Morfologi Gunungapi Morfologi gunung api dapat dibedakan menjadi tiga zona dengan cirriciri yang berlainan yaitu : 1. Zona Pusat Erupsi 



Banyak radial dike/sill







Adanya simbat kawah (pluge) dancrumble breccia



15







Adanya zona hidrotermal







Endapan piroklastik kasar







Bentuk morfologi kubah dengan pusat erupsi



2. Zona Proksimal 



Material piroklastik agak terorientasi







Pada material piroklastik dan lava dijumpai pelapukan, dicirikan oleh soil yang tipis







Sering dijumpai parasitic cone







Banyak dijumpai ignimbrite dan welded tuff



3. Zona Distal



2.6







Material piroklastik berukuran halus







Banyak dijumpai lahar



Macam-macam Bentang Alam Vulkanik Bentang alam vulkanik dibedakan menjadi beberapa macam, dengan dasar klasifikasi kenampakan visual morfologinya. Srijono (1984, dikutip Widagdo, 1984) menggambarkan klasifikasi bentang alam vulkanik berdasarkan bentuk morfologinya. Klasifikasi tersebut dapat diuraikan menjadi : 1.6. Bentuk Timbulan (morfologi positif) / Kubah Vulkanik. Menurut morfologi gunung api yang mempunyai bentuk cembung keatas. Morfologi ini dibedakan atas dasar asal kejadiaanya menjadi : a. Kerucut Semburan



16



Gambar 1.9 Kerucut gunungapi -



Kerucut semburan utama Merupakan morfologi kerucut semburan yang terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat kental.



-



Kerucut Parasit Merupakan morfologi yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api yang berada pada lereng gunung api yang lebih besar.



-



Kerucut Sinder Merupakan morfologi yang terbentuk oleh erupsi kecil yang terjadi pada kaki gunung api, berupa kerucut rendah dengan bagian puncak tampak cekung datar.



b. Kubah Lava (Lava Dome) Merupakan morfologi yang berbentuk kubah membulat yang terbentuk oleh magma yang sangat kental, biasanya dacite/rhyolite. Kubah terdiri dari satu atau lebih aliran lava individu. c. Gunungapi Tameng/Perisai Merupakan morfologi yang terbentuk oleh aliran magma cair encer, sehingga pada waktu magma keluar dari lubang kepundan, meleleh ke semua arah dala jumlah besar dari suatu kawah besar/kawah pusat dan menutupi daerah yang luas yang relatif tipis.



17



Sehingga bentuk gunung yang terbentuk mempunyai alas yang sangat luas dibandingkan dengan tingginya Sifat magmanya basa dengan kekentalan rendah dan kurang mengandung gas. Karena itulah erupsinya lemah, keluarnya ke permukaan bumi secara effusif/meleleh. Akibatnya lerengnya landai (2o – 100) tingginya tidak seberapa dibanding diameternya, dan permukaan lereng yang halus. Contohnya adalah gunungapi di Hawaii (Mauna Loa, Kilauea). d. Dataran Vulkanik Secara relatif, dataran vulkanik dicirikan oleh puncak topografi yang datar, dengan variasi beda tinggi yang tidak mencolok. Macam-macam dataran vulkanik diantaranya adalah dataran basal, plato basal dan dataran kaki vulkan. e. Vulkan Semu Vulkan semu adalah morfologi mirip kerucut gunungapi, bahan pembentuknya berasal dari vulkan yang berdekatan. Dapat pula terbentuk oleh erosi lanjut terhadap suatu vulkan yang sudah lama tidak menunjukkan kegiatannya (mati). Morfologi ini kemungkinan dihasilkan oleh suatu sistem patahan mayor yang melintasi gunungapi aktif dan mampu mengangkat massa yang besar. Morfologi vulkan semu ini sering disebut Gunung Gendol. Gunung Gendol adalah bukit kecil di daerah muntilan , Jawa Tengah



pada



dataran



kaki



vulkan



G.



Merapi.



Vulkan semu jenis lain adalah lajuran vulkanik (volcanic neck), yaitu morfologi yang terbentuk bila suatu kubah vulkanik tererosi sehingga tinggal berbentuk lajuran. Biasanya, di sekitar vulkanik tersebut sering dijumpai retas yang memanjang.



18



2.6.2



Depresi Vulkanik (Morfologi Negatif) Depresi vulkanik adalah morfologi bagian vulkan yang secara umum berupa cekungan. Berdasarkan material pengisinya depresi vulkanik dibedakan menjadi : a. Danau Vulkanik Danau vulkanik yaitu depresi vulkanik yang terisi oleh air sehingga membentuk danau b. Kawah Yaitu depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan. Berdasarkan asal mulanya dibedakan kawah letusan dan kawah runtuhan. Sedang berdasarkan letaknya terhadap pusat kegiatan dikelompokkan kawah kepundan dan kawah samping (kawah



parasiter).



Pengisian



kawah



oleh



airhujan



akan



menyebabkan terbentuknya danaukawah. Dan letusan pada gunungapi yang mempunyai danaukawah akan menyebabkan terjadinya lahar letusan yang bersuhu tinggi c. Kaldera Yaitu depresi vulkanik yang terbentuknya belum tentu oleh letusan, tetapi didahului oleh amblesan pada komplek vulkan, dengan ukuran lebih dari 1,5 km. Pada kaldera ini sering muncul gunungapi baru. Menurut H. William (1947), berdasarkan proses yang membentuknya kaldera dibedakan menjadi : 1. Kaldera letusan, yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan gunungapi yang sangat kuat yang menghancurkan bagian puncak kerucut dan mnyemburkan massa batuan dalam massa yang sangat besar. Kaldera Bandai-san di Jepang dan Tarawera di New Zealand termasuk dalam jenis ini.



19



2. Kaldera runtuhan, yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan yang berjalan cepat yang memuntahkan batuapung dalam jumlah banyak, sehingga menyebabkan kekosongan pada dapur magma. Penurunan permukaan magma di dalam waduk pun akan menyebabkan runtuhnya bagian atas dapur magma, dan memicu terjadinya runtuhan bagian puncak gunungapi. Hampir kebanyakan kaldera terbentuk melalui proses ini, contoh kaldera Krakatau, di Indonesia dan Crater Lake di Oregon, Amerika 3. Kaldera erosi, yaitu kaldera yang disebabkan oleh erosi pada bagian puncak kerucut, dimana erosi akan memperlebar daerah lekukan sehingga daerah kalderah tersebut semakin luas. Gejala seperti ini banyak ditemukan di gunungapi Jepang.



2.7



Bentuk Gunung Api Gunung api merupakan bentukan alam yang terbentuk karena aktivitas magma yang keluar dari perut bumi. Di bumi ini terdapat beranekaragam bentuk gunung api. Berikut ini beberapa bentuk api yang ada di muka bumi.



1. Stratovolcano Gunung api ini berbentuk seperti kerucut. Puncak gunung api ini semakin lama semakin tinggi karena endapan erupsi lava dan bahan piroklastik dari kawah gunung. Pembentukan stratovolcano ini terjadi di zona subduksi. Di Indonesia gunung api strato paling banyak dijumpai. Contoh gunung api ini adalah Gunung Merapi, Gunung Tangkubanperahu, Gunung Semeru.



20



Gambar 1.10 Gunung Merapi



2. Cinder Volcano Gunung api ini memiliki karakteristik lubang kepundannya yang berbentuk seperti corong/kubah dengan kemiringan lereng yang curam. Gunung api ini memiliki letusan yang sangat besar berjenis stromboli. Contoh gunung api yang bertipe ini adalah Gunung Vesuvius di Italia.



Gambar 1.11 Gunung Vesuvius



21



3. Shield Volcano Gunung api ini berbentuk seperti perisai atau tameng. Bentuk gunung api ini relatif datar dan landai karena jenis lava yang dierupsikan merupakan lava cair bersifat basalt. Shield volcano banyak terbentuk pada zona hot spot di tengah samudera. Contoh gunung api ini adalah Gunung Maona Loa di Hawai.



Gambar 1.12 Gunung Maona Loa



4. Maar Volcano Gunung api ini terbentuk dari erupsi eksplosif dan dikendalikan oleh dapur magma yang dangkal. Ketinggian gunung api ini rendah dan pasca letusan biasanya akan terbentuk danau yang dasarnya relatif kedap air. Contoh Maar Volcano adalah Eichholz Maar.



22



Gambar 1.12 Eichholz Maar



Gambar 1.13 Eichholz Maar



5. Caldera Adalah gunung api yang terbentuk karena runtuhan puncak gunung api sebelumnya. Kaldera merupakan kawah gunung api yang sangat luas dan di dalam kompleks kawah tersebut sering muncul gunung api baru seperti Kaldera Bromo dan Yellowstone.



23



Gambar 1.14 Eichholz Maar 2.8



Dampak Lingkungan Gunungapi Gunungapi dapat mempengaruhi lingkungan, baik pengaruh baik (sesumber), maupun pengaruh buruk (bencana) bagi manusia. Dampak positif dengan adanya gunungapi adalah : a. Panas bumi (geothermal), sebagai sumber tenaga listrik dari proses hidrotermal yang terjadi di daerah gunungapi, seperti yang diusahakan di Pegunungan Dieng dan Lahendong. b. Sebagai taman wisata, dikembangkan dari potensi keindahan alam dan suasana alam yang masih asli dan sejuk seperti di Kaliurang, Puncak, Sarangan. c. Sebagai daerah pertanian daerah yang subur seperti banyak kita jumpai di seluruh Indonesia. Contohnya : Batu, Kaliurang, Dieng, Wonosobo. d. Sebagai daerah pengisian (recharge) air tanah bagi daerah-daerah sekitar gunungapi seperti Gunung Merapi untuk daerah sekitar Yogyakarta. e. Sebagai daerah penyeimbang / pembagi hujan di daera sekitarnya. Selain berpotensi sebagai daerah yang menguntungkan gunungapi juga berpotensi sebagai sumber bencana. Secara garis besar bahaya akibat erupsi



24



gunungapi dapat dibagi menjadi dua yaitu bahaya langsung (primer) dan bahaya setelah terjadinya letusan (sekunder). Bahaya primer akibat erupsi gunungapi meliputi : a. Aliran Lava Aliran lava yaitu terjadinya aliran batu cair yang pijar dan bersuhu tinggi (sampai 12000 C). Alirannya menuruni lereng yang terjal dan dapat mencapai beberapa kilometer. Semua benda yang dilaluinya akan hangus dan terbakar. Apabila melongsor akan menimbulkan awan panas. b. Bom Gunungapi Bom gunungapi berujud batuan panas dan pijar berukuran 10 cm – 2 m. Batuan ini dapat terlempar dari pusat erupsi sejauh hingga 10 km. Bom ini dapat menimbulkan kebakaran hutan, pemukiman dan lahan pertanian. Bila tiba di tanah bom ini akan mengeluarkan letusan dan akan hancur. c. Pasir Lapili Pasir dan lapili adalah campuran material letusan yang ukuranya lebih kecil dari bom (< 2 mm). Sedangkan lapili lebih besar daripada pasir hingga mencapai beberapa cm. Apabila terjadi letusan pasir dan lapili ini dapat terlempar hingga puluhan kilometer. Pasir dan lapili ini dapat menghancurkan atap rumah karena bebannya juga dapat merusak lahan pertanian hingga dapat membunuh tanaman. d. Awan Pijar Awan pijar adalah suspensi dai material halus yang dihasilkan oleh erupsi gunungapi dan dihembuskan oleh angin hingga mencapai beberapa kilometer. Awan pijar ini merupakan campuran yang pekat dari gas, uap dan material halus yang bersuhu tinggi (hingga 12000 C). Suspensi ini berat sehingga mengalir menuruni lereng gunungapi dan seolah-olah meluncur, luncurannya dapat menapai 10 – 20 km. Dan 25



membakar apa yang dilaluinya seperti yang terjadi pada Gunung Merapi pada tanggal 22 November 1994 yang memakan korban 60 orang terbakar hidup-hidup dan tak terhitung lagi ternak yang mati terpanggang akibat hembusan awan panas ini. e. Abu Gunungapi Abu ini merupakan campuran material yang paling halus dari suatu letusan gunungapi. Suhunya bisa tidak panas lagi. Ukurannya kurang dari 1 mikron - 0.2 mm. Bahaya yang ditimbulkan antara lain bisa mengganggu penerbangan seperti yang terjadi pada saat letusan G. Galunggung, dapat menimbulkan sesak napas apabila terlalu banyak mengisap abu gunungapi dan menimbulkan penyakit silikosis, yaitu penyakit yang diakibatkan oleh penggumpalan silika bebas pada paru-paru yang diakibatkan oleh terisapnya abu gunungapi yang mengandung silika bebas.



f. Gas Beracun Kadar gas yang tinggi dapat menimbulkan kematian. Gunungapi biasanya mengeluarkan gas CO, CO2, H2S, HCN, H3As, NO2, Cl2 dan gas lain yang jumlahnya sedikit. Nilai batas ambang untuk gas CO 50 ppm (part per million), CO2 5,00 ppm, sedangkan gas H3As yang sangat mematikan pada 0,05 ppm. Gas yanga dikeluarkan saat erupsi tidak begitu berbahaya karena gas tersebut langsung terbakar pada saat terjadi letusa gunungapi. Yang paling berbahaya adalah apabila gas tersebut dikeluarkan pada sisa-sisa gunungapi seperti yang terjadi di Pegunungan Dieng. Gas tersebut BJ-nya lebih besar dari udara bebas sehingga letaknya berada pada daerah-daerah yang rendah seperti di lembah-lembah, dekat permukaan tanah.



26



27



BAB III STUDI KASUS



TEMPO.CO, Kediri - Masyarakat di sekitar Gunung Kelud boleh bernapas lega dalam beberapa tahun mendatang. Diperkirakan letusan Gunung Kelud yang akan datang



hanya



bersifat



lelehan



dan



memunculkan



kubah



lava.



Ketua tim pemantau Gunung Kelud dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Umar Rosyadi, mengatakan letusan Kelud memiliki pola khusus yang selalu sama. Setelah fase letusan, akan diikuti dengan pembentukan kawah, dan disambung dengan kemunculan kubah lava. Pola ini akan berulang dalam periode yang tidak bisa ditentukan. "Ini hanya pola dan tidak bisa dijadikan patokan," kata Umar, Kamis 27 Februari 2014. Namun demikian, pola letusan ini tampaknya tak pernah berubah dalam sejarah letusan



Kelud. Seusai letusan tahun 1990 yang memuntahkan banyak



material, misalnya. Danau kawah terbentuk setelah letusan tersebut. Erupsi berikutnya yang terjadi pada 2007 memunculkan kubah lava setelah melalui proses erupsi efusif atau lelehan. Dan pada 13 Februari 2014, Gunung Kelud kembali meletus dengan pola eksplosif yang sangat dahsyat, sama seperti letusan tahun 1990. Umar menambahkan, jika pola letusan ini tak berubah, Gunung Kelud akan memasuki fase pembentukan danau kawah dalam dua-tiga tahun mendatang. Jadi, fase letusan berikutnya akan memunculkan kubah lava. "Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi," katanya. Hari ini tim PVMBG dan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Kediri menggelar rapat evaluasi aktivitas Gunung Kelud. Rapat tersebut akan memutuskan status Gunung Kelud apakah diturunkan menjadi waspada ataukah dipertahankan dalam level siaga seperti saat ini.



28



Gunung Kelud terletak di daerah Kediri, Jawa Timur. Gunung Kelud telah meletus pada tanggal 13 Februari 2014. Berdasarkan dari letusan tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa Gunung Kelud memiliki tipe magma intermediet. Hal tersebut disebabkan bahwa pada gunung tersebut tersusun atas mineral siliki yang sedang sehingga memiliki viscosity yang sedang pula. Dilihat dari magma tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa tipe vulkanisme berupa vulkanisme campuran. Dimana pada tipe tersebut tersusun oleh magma intermediet, serta pada umumnya akan menghasilkan tipe gunung strato. Tipe gunung strato memiliki ciri-ciri berbentuk kerucut yang curam. Tipe gunung api ini terbentuk pada letusan besar yang terdiri dari aliran lava, tefra, dan aliran piroklastik. Letusan besar terjadi karena komposisi magma yang sangat kental. Magma rhyolitic yang kaya dengan silika terdistribusi pada daerah lempeng benua terutama pada zona subduksi. Pada saat pembentukan gunung api ini berdasarkan berada di daerah lempeng benua. Tipe letusan Gunung Kelud merupakan tipe letusan Sint Vincent. Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Proses pembentukan gunungapi tersebut yaitu terbentuk pada zona



29



subduction dimana terjadi penunjaman antara lempeng samudera dengan lempeng benua sehingga lempeng samudera menyusup dibawahnya langsung terjadi melting dan terbentuklah gunung vulkanik dengan magma yang bersifat intermediet. Gunung Kelud memiliki morfologi yang terbentuk setelah terjadi letusan, salah satunya yaitu kawah yang terbentuk oleh letusan dengan diameter maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan.



30



BAB IV PENUTUP



4.1



Kesimpulan  Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi lempeng indoaustralia dengan Eurasia berdasarkan 7 busur magmatisme  Gunung Kelud termasuk kedalam tipe gunung stratovolkano yang memiliki ciri jenis magma intermediate, serta tipe vulkanisme campuran.  Tipe letusan gunung Kelud merupakan tipe letusan Sint Vincent, karena menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas.



4.2



Kritik dan Saran Demikian yang dapat kami paparkan mengenai makalah tentang bentang alam vulkanik yang membahas stdi kasus Gunung Kelud. Tentunya, masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensiyang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak para pembaca bias memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaannya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.



31