Bertanggung Jawab Dalam Menjaga Amanah [PDF]

  • Author / Uploaded
  • nayla
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BERTANGGUNG



JAWAB



DALAM



MENJAGA



AMANAH Setiap manusia memiliki tanggung jawab dalam menjaga dan melaksanakan amanah yang dipikulnya. Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu yang diterimanya. Makna tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup dari manusia bahwa setiap manusia akan diberi tangung jawab. Apabila dikaji secara lebih cermat, maka tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus dipikul sebagai akibat dari perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa bertanggung jawab, karena ia menyadari akibat baik atau buruk dari perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan. Sedangkan kata ‚amanah‛ secara etimologis (lughawi/bahasa) berasal dari bahasa Arab, yang berarti jujur atau dipercaya. Kata amanah diartikan sebagai sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Definisi ini mengandung pengertian bahwa sikap amanah



melibatkan dua pihak antara pemberi dan penerima amanah. Di mana, antara keduanya harus ‘saling’ menjaga amanah yang diberikan. Sementara itu secara terminologi/istilah, ada beberapa pendapat tentang makna kata ‘amanah’. Menurut Ahmad Musthafa al-Maraghi, amanah adalah sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya. Sementara itu, Ibnu Araby berpendapat bahwa amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya atau sesuatu yang bisa diambil dengan izin pemiliknya untuk diambil manfaatnya. Jadi, amanah adalah menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya, dan tidak mengurangi hak orang lain. Sikap amanah merupakan salah satu empat sifat Nabi yaitu Siddiq, Amanah, Tablig dan Fathanah. Dengan demikian, sikap amanah memiliki dimensi yang luas. Dalam ranah kepemimpinan, sifat amanah harus menjadi ciri khas yang melekat bagi seorang muslim. Jabatan yang tinggi merupakan bentuk amanah yang harus dijaga. Karena setiap individu, terlebih lagi seorang pemimpin untuk level manapun, pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt.



ُ‫اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َّوقُ ْو ُدهَا النَّاس‬ ‫ِغاَل ظٌ ِش َدا ٌد اَّل يَ ْعص ُْو َن هّٰللا َ َمٓا اَ َم َرهُ ْم‬



‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا قُ ْٓوا‬ ٌ‫َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰۤل ِٕٕىِ_ َكة‬



‫َويَ ْف َعلُ ْو َن َما ي ُْؤ َمر ُْو َن‬ Terjemah Ayat Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Dalam ayat ini, Allah swt. memerintahkan kepada umat manusia yang percaya kepada Allah swt. dan Rasul-Nya agar menjaga diri dan keluarganya dari api neraka, yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu. Caranya dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah swt. dan meninggalkan laranganNya serta mengajak keluarga supaya melaksanakan perintah agama dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, sehingga mereka akan selamat dari panasnya kobaran api neraka. Dalam suatu riwayat hadis dari al-Qurthubi dinyatakan bahwa pada saat



ayat ini turun, ‘Umar bin Khaṭṭab berkata: ‚Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana cara menjaga keluarga kami? Rasulullah bersabda, ‚Laranglah mereka mengerjakan sesuatu yang kamu dilarang untuk melakukannya, dan



serulah



mereka



melakukan



sesuatu



yang



kamu



diperintahkan oleh Allah untuk melakukannya.’ Sementara itu, menurut Ibn Abbas, makna ayat di atas adalah ‘beramallah kamu dengan taat kepada Allah dan takutlah kamu akan bermaksiat kepada-Nya, dan perintahkanlah keluargamu untuk mengingat Allah, niscaya Allah akan melepaskan kamu dari api neraka’. Sedangkan menurut Sayyidina ‘Ali kwa, ‚Ajarkan dirimu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka‛. Begitulah cara menghindarkan mereka dari api neraka.