Haruskah Manajer Pabrik Bertanggung Jawab Untuk Mencapai Laba [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Haruskah manajer pabrik bertanggung jawab untuk mencapai laba? Mengapa ya? Mengapa tidak? 2. Bagaimana seharusnya Vershire Company menggunakan “Laporan evaluasi kinerja” dan “Laporan Level Pabrik Individual” untuk mengetahui kinerja divisinya? 3. Apakah anda akan mendesain ulang struktur pengendalian manajemen pada Vershire Company? Jika ya, bagaimana dan mengapa?



JAWABAN MASALAH



1. Haruskah manajer pabrik bertanggung jawab untuk mencapai laba? Mengapa ya? Mengapa tidak? Pada kasus ini, perusahaan Vershire menggunakan struktur organisasi fungsional dimana setiap divisi dititik beratkan kepada fungsi divisinya masingmasing. Di dalam Perusahaan Vershire terdapat dua manajer lini yaitu manajer manufaktur dan manajer pemasaran yang dibawahi langsung oleh manajer umum divisi. Pada tingkat penggunaan struktur organisasi fungsional ini, Vershire telah menggunakan struktur yang tepat. Alasannya, output dari Vershire ini adalah pengemasan. Pengemasannya sendiri terdiri dari beberapa bahan baku seperti alumunium, baja, gelas, fiber-foil (campuran kertas dan logam). Manajer umum divisi dalam Vershire memiliki pengendalian penuh terhadap bisnis tersebut kecuali dalam dua hal yaitu: 1. Peningkatan modal 2. Hubungan ketenagakerjaan Kedua hal tersebut terpusat di kantor pusat, artinya dalam hubungan alternatif organisasinya menggunakan hubungan garis putus-putus. Vershire menggunakan sistem pengendalian yang diberikan anggaran, dalam hal ini anggaran penjualan dan anggaran manufaktur. Kami berpendapat bahwa manajer pabrik harus bertanggung jawab untuk mencapai laba, alasannya: 1. Pembuatan anggaran penjualan telah ditinjau dan telah disetujui oleh berbagai pihak sebelum diturunkan menjadi anggaran manufaktur (pabrik). 2. Setiap pabrik diberi kewenangan untuk membagi anggaran penjualan berdasarkan harga, volume dan penggunaannya. 3. Sebelum anggaran pabrik diajukan, staf kontroler dari kantor pusat melakukan kunjungan pabrik guna memberikan kesempatan manajer pabrik menjelaskan kondisi pabrik



dan membuat para kontroler lebih



mengenali alasan manajer sehingga lebih mudah menjelaskan saat presentasi dihadapan manajemen perusahaan. Dari segi insentif manajemen, hanya manajer yang memiliki kapabilitas untuk dipromosikan, kompensasi manajer pabrik saling terikat dengan laba, setiap bulan disusun sebuah bagan untuk menampilkan efisensi perusahaan yang telah dilakukan pabrik dan divisinya. Uraian panjang diatas, membuktikan bahwa manajer pabrik harus bertanggung jawab terhadap laba. Dalam penerapannya, jika manajer bertanggung jawab terhadap laba memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut: 1. Dari segi efektivitas mungkin memang tercapai, karena tujuan perusahaan yaitu laba maksimum tercapai karena manajer pabrik melakukan penghematan dalam berbagai aspek.



Namun, tolak ukur kinerja pusat



tanggung jawab juga dilihat dari segi efisiensi, yaitu apakah output yang dihasilkan setiap pabrik juga sebesar input yang diberikan. 2. Dalam internal perusahaan akan terjadi persaingan antar pabrik, karena acuan pemberian kompensasi adalah laba. Setiap pabrik akan berusaha mencapai laba sebesar-besarnya tanpa melihat efisiensi dari kinerja mereka. 3. Manajer akan mendorong para pekerja untuk bekerja lebih keras untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan karena tingkat laba berpengaruh pada promosi jabatan si manajer dan kompensasi untuk manajer. Namun disisi lain, tidak ada kontrol sehingga ada kemungkinan biaya overhead akan cenderung meningkat.



2. Bagaimana seharusnya Vershire Company menggunakan “Laporan evaluasi kinerja” dan “Laporan Level Pabrik Individual” untuk mengetahui kinerja divisinya? Laporan evaluasi kinerja untuk sebuah pabrik berfungsi untuk mengetahui pusat-pusat tanggung jawab dalam sebuah pabrik, seperti : pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba dan pusat investasi. Dalam mengukur pusat beban, biasanya suatu perusahaan membagi jenisnya lagi menjadi: pusat beban teknik dan pusat beban kebijakan. Serta laporan evaluasi kerja ini berfungsi untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas suatu unit bisnis. Karena didalam laporan evaluasi kerja perusahaan membandingkan antara standard dan kejadian aktual sehingga memperoleh varians yang nantinya digunakan



untuk tahap analisis untuk mengetahui langkah terbaik yang harus diambil. Sedangkan yang disebut Laporan Level Pabrik Individual, adalah laporan pendukung yang dapat digunakan perusahaan untuk menguatkan indikasi untuk analisis kinerja divisinya. 3.



Begitupun Vershire Company, dalam mengukur kinerja pabriknya dia membandingkan antara besaran dari aktual dan standar pada anggaran yang telah dibuat, semakin besar varians yang dihasilkan maka kinerja unit fungsi tersebut dapat dikatakan baik atau buruk sekalipun. Misalnya Vershire Company, memperoleh varians yang besar ketika melakukan analisis terhadap pusat beban yang memiliki standar yaitu 2 juta US dollar, namun aktualnya mencapai 3 juta US Dollar berarti pusat beban mengalami inefisiensi, tidak berhenti sampai disini Vershire Company juga harus menelusuri inefisiensi ini dengan melakukan analisis beban dengan menggunakan laporan pelengkap berupa “Laporan Level Pabrik Individual” sehingga dapat mengetahui pusat beban manakah yang mengalami inefisiensi baik Pusat beban teknik maupun pusat beban kebijakan, sehingga Vershire Company dapat mengambil tindakan manajerial.



4.



Sehingga setelah mengambil tindakan manajerial, Vershire Company dapat melakukan pengendalian seperti mempertahankan atau melepas divisinya sesuai dengan hasil evaluasi kedua laporan tersebut.



3.Apakah



anda



akan



mendesain



ulang



struktur



pengendalian



manajemen pada Vershire Company? Jika ya, bagaimana dan mengapa?



Secara garis besar, struktur yang digunakan dalam Manajemen Vershire sudah baik. Oleh karena itu, kami tidak akan mendesain ulang struktur pengendalian manajemen Vershire. Namun, yang perlu ditinjau kembali adalah efektivitas dan efisiensi yang telah dilakukan dalam setiap masing-masing fungsi bisnis. Vershire tidak dapat menjadikan laba sebagai tolak ukur utama dalam setiap pabriknya sebab pengeluaran dari masing-masing tersebut berbeda bergantung dengan aktivitasnya. Untuk melakukan efektivitas dan efisiensi dalam Vershire kami memiliki alternatif yang bisa diterapkan, sebagai berikut: 1. Mengganti laba sebagai tolak ukur, dan beralih kepada penggunaan Balanced Scorecard.



2. Pemberian kompensasi tidak hanya kepada manajer saja namun juga kepada pekerja terbaik. 3. Promosi jabatan berlaku tidak hanya untuk manajer karena pada prinsipnya apabila tujuan perusahaan tercapai tidak semata-mata manajernya yang optimal dalam pekerja namun juga pegawainya. 4. Pengendali divisi lebih sering melakukan kunjungan kepada setiap pabrik (tidak hanya sebelum pengajuan anggaran pabrik) guna meningkatkan komunikasi dengan manajer pabrik untuk mengetahui masalah yang ada.