Best Praktis Bahasa Bali [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN TERBAIK BERUPA BEST PRACTICE



PENINGKATAN PEMBELAJARAN MELALUI PELAKSANAAN DISCOVERY LEARNING “CEN BLI TU” TUMBUHKAN MINAT BELAJAR BAHASA BALI SISWA SMP NEGERI 1 DENPASAR



NAMA PESERTA



: I Gst. Ayu Eka Damayanthi, S.Pd.



NIP



: 19900930 201903 2 021



SEKOLAH /TEMPAT TUGAS



: SMP Negeri 1 Denpasar



KABUPATEN/KOTA



: KOTA DENPASAR



PROVINSI



: BALI



MENTOR



: Drs. I Gede Kinten,M.Ag.



SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DENPASAR DINAS KEPENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PEMERINTAH KOTA DENPASAR TAHUN 2019



i



BIODATA PENULIS



1



Nama



I Gst. Ayu Eka Damayanthi, S.Pd.,M.Pd.



2



NIP



19900930 201903 2 021



3



NUPTK



6262768669130063



4



Jabatan



Guru



5



Pangkat / Gol.Ruang



IIIa/-



6



Tempat / Tanggal Lahir



Denpasar, 30 September 1990



7



Jenis Kelamin



Perempuan



8



Agama



Hindu



9



Pendidikan Terakhir



S-2



10



Unit Kerja



SMP Negeri 1 Denpasar



11



Alamat Sekolah



Jalan Surapati No. 2 Denpasar



iv



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Ida Shang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian tindakan terbaik (Best Practice) ini tepat waktu. Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat. 1. Ibu I Gusti Ayu Putu Tirtawati, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Denpasar yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk melaksanakan Kegiatan Aktualisasi ini. 2. Drs. I Gede Kinten,M.Ag. sebagai mentor yang telah bersedia membimbing dan mendukung penulis. 3. Keluarga, sahabat, dan rekan-rekan pendidik di lingkungan SMP Negeri 1 Denpasar Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.



Denpasar, 19 November 2019 Penulis



v



DAFTAR ISI Judul ................................................................................................................... i Halaman Pengesahan …………………………………………………………………… ii Publikasi Ilmiah …………………………………………………………………… iii Biodata Penulis ………………………………………………………………………….. iv Kata Pengantar ………………………………………………………………………….. v Daftar Isi ………………………………………………………………………………… vi Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 3 1.3 Tujuan .................................................................................................................... 3 Bab II Kajian Teori 2.1 Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................................................ 4 2.2 High Order Thinking Skills (HOTS) ....................................................................... 4 2.3 Model Pembelajaran Discovery Learning .............................................................. 5 2.4 Teknik ”Cen Bli Tu”............................... ............................................................... 6 2.5 Minat Belajar .......................................................................................................... 7 Bab III Metodelogi Penelitian 3.2 Rancangan Penelitian ……………………………………………………………. 9 3.2 Subjek dan Objek Penelitian ................................................................................... 9 3.3 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................ 9 3.4 Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan Tindakan ................................... 10 Bab IV Hasil dan Pembahasan …………………………………………………………… 12 Bab IV Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 14 4.2 Saran ...................................................................................................................... 14 Daftar Pustaka Lampiran



vi



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana terutama dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya yang nantinya diharapkan dapat mewujudkan dalam dirinya kekuatan spiritual keagamaan yang tinggi, kecerdasan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang akan berguna baik bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, upaya pencapaian proses belajar ini tentunya harus didukung oleh semua pihak. Upaya pencapaian pendidikan itu sangat dipengaruhi oleh peran guru dalam melaksnakan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru yang harus semakin berkualitas dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Optimalisasi peran guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan pembelajaran tercapai. Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-4 (mengalisis), C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengokreasi). Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak pebelajaran harus mampu merencanakan dan melaksanakan PBM yang berkualitas. Menurut Surya (2014:333) proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu bentuk interaksi antara pihak 1



pengajar dan pelajar yang berlangsung dalam situasi pengajaran dan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam interaksi itu akan terjadi proses komunikasi timbal balik antara pihak-pihak yang terkait yaitu antara guru dan selaku pengajar dan siswa selaku pelajar. Minat belajar siswa khususnya dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Bali merupakan sesuatu yang penting dalam kelancaran proses belajar mengajar Bahasa Bali. Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dapat menunjang proses belajar mengajar untuk semakin baik, begitupun sebaliknya minat belajar siswa yang rendah maka kualitas pembelajaran akan menurun dan akan berpengaruh pada hasil belajar. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat adalah ketertarikan atau kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal tersebut. Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu: perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa. Berdasarkan indikator tersebut, kondisi yang ditemui di SMP Negeri 1 Denpasar terkait dengan minat belajar Bahasa Bali siswa menggambarkan bahwa ada siswa saat pembelajaran Bahasa Bali permisi meninggalkan ruangan dengan berbagai alasan. Siswa kurang aktif terlibat dalam pembelajaran, dan kurang aktif dalam diskusi. Hanya beberapa siswa saja yang mau bertanya dan mau berpendapat terkait materi yang diajarkan. Ada siswa yang menunda-nunda mengerjakan tugas dari guru, banyak siswa yang tidak memiliki buku pelajaran Bahasa Bali, dan jarang yang mencatat di buku catatan. Menanggapi hal tersebut perlu adanya solusi untuk meningkatkan minat siswa belajar Bahasa Bali khususya di SMP Negeri 1 Denpasar. Guru harus memiliki keterampilan proses yang baik dalam pembelajaran. Keterampian proses dapat diartikan sebagai keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran



berpusat kepada siswa (student center), dan



merangsang siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran guru dalam PBM bukan hanya sebagai sumber belajar, tapi juga sebagai fasilitator. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran Bahasa Bali di kelas dengan menerapkan Pembelajaran Discovery Learing dengan Teknik “Cen Bli Tu” (Wacen Bligbagang Tuturang), agar dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar Bahasa Bali, sehingga kegiatan pembelajaran di kelas lebih menarik dan tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.



2



1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penyusunan best practice ini adalah : 1) Bagaimanakah penerapan peningkatan pembelajaran melalui pelaksanaan Discovery Learning “Cen Bli Tu” pada pembelajaran Bahasa Bali di SMP Negeri 1 Denpasar? 2) Bagaimanakah penerapan peningkatan pembelajaran melalui pelaksanaan Discovery Learning “Cen Bli Tu” dapat tumbuhkan minat belajar Bahasa Bali siswa SMP Negeri 1 Denpasar?



1.3 Tujuan Tujuan dibuatnya best practice ini adalah untuk: 1) Untuk mengetahui penerapan peningkatan pembelajaran melalui pelaksanaan Discovery Learning “Cen Bli Tu” pada pembelajaran Bahasa Bali di SMP Negeri 1 Denpasar. 2) Untuk mengetahui penerapan peningkatan pembelajaran melalui pelaksanaan Discovery Learning “Cen Bli Tu” dalam menumbuhkan minat belajar Bahasa Bali siswa SMP Negeri 1 Denpasar.



3



BAB II KAJIAN TEORI



2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Guru Dalam Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 teantang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional yang memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar dan pendidik menengah. Sementara itu, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, yang meliputi Tugas Pokok Guru adalah: 1. merencanakan pembelajaran atau pembimbigan; 2. melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan; 3. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan; 4. membimbing dan melatih peserta didik; dan 5. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan Beban Kerja Guru. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 teantang Guru dan Dosen dan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, maka dapat disimpulkan bahwa tugas pokok guru adalah mendidik, mengajar yang meliputi merencanakan pembelajaran dan melaksananakn pembelajaran, menilai, membimbing, mengarahkan, melatih, dan melaksanakan tugas tambahan.



2.2 High Order Thinking Skills (HOTS) High Order Thinking Skills merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving, taksonomi bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian (Saputra, 2016:91). High order thinking skills ini meliputi di dalamnya kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan. Menurut King, high order thinking skills termasuk di dalamnya berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif. Tujuan utama dari high order thinking skills adalah bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir



peserta didik pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir 4



secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan dalam situasi-situasi yang kompleks (Saputra, 2016:91-92). Konsep dari high order thinking skills didasari oleh beberapa pendapat, seperti bisa dilihat pada tabel berikut:



Tabel 1. Dasar Konsep High Order Thinking Skills Problem Solving Taksonomi Taksonomi Bloom Krulik & Rudnick Kognitif Bloom Revisi Ander & (1998) Original (1956) Krathwohl (2001) Recall Basic (Dasar) Critical Creative



Knowledge Comprehense Application



High Order Thinking Skills



Remember Understand Apply



Analysis Synthesis Evaluation



Analize Evaluate Create



Critical Thinking Creative Thinking Problem Solving Decision Making



Berdasarkan tabel di atas, ketiga konsep yang menjadi dasar high order thinking skills merujuk pada aktivitas menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta pengetahuan yang disesuaikan dengan konseptual, prosedural dan metakognitif. Krathwohl (2002) dalam A revision of Bloom’s Taxonomy menyatakan bahwa indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi menganalisis (C4) yaitu kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep secara utuh, mengevaluasi (C5) yaitu kemampua menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu, dan mencipta (C6) yaitu kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan luas, atau membuat sesuatu yang orisinil.



2.3 Model Pembelajaran Discovery Learning Metode pembelajaran dengan discovery leasrning penting dibahas karena akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran berlangsung. Setiap guru atau pendidik mempunyai alasan-alasan mengapa ia melakukan kegiatan dalam pembelajaran dengan menentukan sikap tertentu. Maka dalam menggunakan metode discovery learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan (Sardiman, 2005:145). Dengan demikian seorang guru dalam aplikasi metode Discovery Learning harus dapat menempatkan siswa pada kesempatan-kesempatan dalam belajar lebih mandiri. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada 5



siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Discovery Learning adalah salah satu metode dalam pengajaran teori kognitif dengan mengutamakan peran guru dalam menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa belajar secara aktif dan mandiri. Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme tersebut diatas, maka dalam penerapannya didalam kelas sebagai berikut : 1.



Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar



2.



Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk merespon.



3.



Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.



4.



Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru atau siswa lainnya.



5.



Siswa terlibat dalam pengetahuan yang mendorong dan menantang terjadinya diskusi.



6.



Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama dan materi-materi interaktif.



7.



Dari teori belajar kognitif serta ciri dan penerapan teori kontruktivisme tersebut dapat melahirkan strategi discovery learning.



2.4 Teknik “Ce Bli Tu” Teknik pembelajaran “Cen Bli Tu” dikembangkan dari sintak atau langkah pembelajaran Discovery Learning. “Cen Bli Tu” adalah singkatan dari “Wacen, Bligbagang, Tuturang” yang dalam Bahasa Indonesia diartikan dengan “Baca, Diskusikan, Ceritakan”. Kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan dengan kegiatan membaca, berdiskusi, dan menceritakan, atau mempresetasikan hasil diskusi kelompok dalam memecahkan permasalahan yang diberikan di masing-masing kelompok. Namun, kegiatan pembelajaran secara meyeluruh tidak terlepas dari tahapan pembelajaran model Discovery Learning.



6



2.5 Minat Belajar Menurut Slameto (2010:57) minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan.Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Belajar merupakan suatu proses mengkonstruksi pengetahuan melalui keterlibatan fisik dan mental siswa secara aktif. Belajar juga merupakan



suatu proses mengasimilasikan dan



menghubungkan bahan yang dipelajari dengan pengalamanpengalaman yang dimiliki seseorang sehingga pengetahuannya tentang obyek tertentu menjadi lebih kokoh (Aunurrahman, 2009:18-19). Ciri-Ciri Minat Mengembangkan minat siswa terhadap suatu pelajaran pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antar materi yang di pelajari dengan diri sendiri. Siswa perlu menyadari bahwa belajar merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan yang penting , dan siswa perlu memehami bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa perubahan pada dirinya. Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu: perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa. Dari beberapa definisi yang dikemukakan mengenai indicator minat belajar tersebut diatas, indikator minat yaitu: a) Perasaan Senang Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar. Contohnya yaitu senang mengikuti pelajaran, tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran. b) Keterlibatan Siswa Ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut. Contoh: aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari guru. c) Ketertarikan Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada sesuatu benda, orang, kegiatan atau bias berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak menunda tugas dari guru. d) Perhatian Siswa Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam penggunaan sehari-hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki minat pada obyek tertentu maka dengan sendirinya akan memperhatikan obyek tersebut. Contoh: mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi. 7



Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, menuangkan nialinilai dalam aktivitas belajar sangatlah berguan untuk membangkitkan minat”. Menurut Amri (2011:41-42) Beberapa hal penting yang dapat dijadikan alasan utama untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri siswa yaitu : 1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran. 2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi. 3. Hasrat siswa untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. 4. Hasrat siswa untuk mnerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman. 5. Gambaran diri di masa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu. Menurut Slameto dalam Amri (2011:41) faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar dapat diatasi oleh guru di sekolah dengan cara : 1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseni. 2. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan. 3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur. 4. Meningkatkan kondisi fisik siswa. 5. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa. 6. Menyediakan sarana penunjang yang memadai.



8



BAB III METODELOGI PENELITIAN



3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian best practice yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran Bahasa Bali di SMP Negeri 1 Denpasar. Dipilihnya penelitian best practice, karena terungkapnya permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan minat belajar Bahasa Bali siswa di SMP Negeri 1 Denpasar.



3.2 Subjek dan Objek Penelitian Dalam best practice ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah 45 orang siswa kelas IX.G SMP Negeri 1 Denpasar. Adapun objek dalam penelitian ini adalah minat belajar Bahasa Bali siswa kelas IX G.



3.3 Instrument Pengumpulan Data Data minat belajar Bahasa Bali siswa diperoleh dari hasil evaluasi kegiatan pembelajaran yang diisi oleh siswa melalui angket google form. Adapun indikator yang digunakan dalam pengukuran data minat belajar siswa yaitu: perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa, Slameto (2010: 180). Untuk form evaluasi kegiatan dalam google form yang diberikan kepada peserta didik disajikan dalam angket tertutup yaitu jenis angket yang terdiri atas pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Selain itu angket yang digunakan yaitu model skala Likert dengan pilihan selalu (S), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (J), dan tidak pernah (TP). Pemberian skor untuk tiap item pernyataan respon peserta didik didasarkan pada tabel 3.1. berikut.



9



Tabel 3.1. Kriteria Pemberian Skor Angket Minat Belajar No



Analisis Jawaban



Nilai Item Positif



1



Selalu (S)



5



2



Sering (SR)



4



3



Kadang-kadang (KD)



3



4



Jarang (J)



2



5



Tidak Pernah (TP)



1



(Hamzah B. Uno, 2011:81)



3.4 Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan Tindakan Skor minat belajar siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dari angket tanggapan siswa pada tiap itemnya. Rumus Mencari persentasi minat belajar siswa menurut (Sugiyono,2008), p = f/n x 100 Keterangan: p : Prosentase f : total skor n : skor maksimal Angket minat belajar Bahasa Bali siswa terdiri atas 20 item, yang masing-masing item terdiri atas 5 (lima) pilihan dengan skor maksimal tiap item adalah 5 (lima) dan skor minimal adalah 1 (satu). Berdasarkan hal tersebut dapat ditentukan skor maksimal 100 dan skor minimal 20. Dengan demikian perhitungan mean ideal (MI) dan satandar deviasi ideal (SDI) adalah sebagai berikut : Mi = ½ (100 + 20) = 60



10



Sdi = 1/3 (Mi) = 20 Pedoman penggolongan kriteria minat belajar siswa pada penelitian ini dinyatakan dalam tabel 3.2 berikut : Tabel 3.2 Kriteria Minat Belajar Siswa Persentase Kriteria 81 % - 100 %



Sangat Tinggi



61 % - 80 %



Tinggi



41 % - 60 %



Sedang



21 % - 40 %



Redah



0 % - 20 %



Sangat Rendah



(Riduwan, 2012: 89)



Indikator yang menunjukkan terjadinya peningkatan minat belajar Bahasa Bali Siswa SMP Negeri 1 Denpasar menunjukkan Kriteria Tinggi dan Sangat Tinggi.



11



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penyebaran angket melalui google form, maka diperoleh rekapitulasi minat belajar siswa sebagai berikut. Tabel Rekapitulasi Minat Belajar Siswa Absen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45



1 4 3 5 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 5 3 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4 3 4 4 5 5 4 3 4 4 4



2 5 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4



3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 3



4 5 3 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 3



5 4 5 4 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 4 5 3 4 4 4



6 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 3



Pernyataan Total skor 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 per siswa 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 90 2 4 3 5 4 3 3 4 5 4 3 4 3 73 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 83 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 90 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 69 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 89 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 98 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 89 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 99 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 93 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 81 3 5 2 4 3 3 3 5 5 4 3 3 3 75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 91 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 63 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 85 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 5 3 4 79 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 92 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 90 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 87 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 90 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 90 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 83 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 4 4 4 4 3 5 5 3 5 5 5 5 5 3 88 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 95 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 95 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 93 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 89 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 77 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 91 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 69 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 90 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 88 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 84 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 3 89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 81 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 70 Total skor siswa di kelas 3853 7 4 2 5 3 4 3 4 5 3 4 5 5 5 5 5 4 2 4 5 2 4



12



Berdasarkan data di atas, maka untuk mencari persentase minat belajar Bahasa Bali siswa kelas IX G adalah sebagai berikut Rumus: p = f/n x 100 = 3853/4500 x 100 = 85,62% Keterangan: p : Prosentase



= 85,62%



f : total skor



= 3853



n : skor maksimal



= 4500



Dari hasil di atas, maka diperoleh persentase minat belajar Bahasa Bali siswa kelas IX G secara klasikal sebesar 85.62%. Apabila dianalisa berdasarkan kriteria minat belajar siswa menurut Ridwan, maka dapat disimpulkan minat belajar Bahasa Bali siswa kelas IX G tergolong sangat tinggi.



13



BAB V PENUTUP



5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama pelaksanaan pembelajaran Model Discovery Learning dengan teknik “Cen Bli Tu” minat belajar Bahasa Bali siswa kelas IX G sangat tinggi dengan persentase 85,62%. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran berpengaruh terhadap minat belajar siswa terhadap pelajaran Bahasa Bali di kelas IX G SMP Negeri 1 Denpasar.



5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dirumuskan saran sebagai berikut. 1. Dalam usaha meningkatkan minat siswa belajar khususnya mata pelajaran Bahasa Bali, Guru Bahasa Bali bisa menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dengan teknik “Cen Bli Tu”. 2. Perlu diselenggarakan seminar dan pelatihan tentang model pembelajaran, sebagai referensi guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas.



14



DAFTAR PUSTAKA



Amri, S. (2011) Implementasi Pendidikan Karakter. Jakarta: Prestasi Pustaka. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamzah B. Uno. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara Krathwohl, D. R. 2002. A revision of Bloom's taxonomy: An overview. Theory into practice 41(4), 212-218. Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undanng Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara. _______. 2005. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157. Jakarta: Sekretariat Negara. _______. 2019. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya. Jakarta: Sekretariat Negara. Riduwan. 2012. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta Saputra, Hatta. 2016. Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global: Penguatan Mutu Pembelajaran dengan Penerapan HOTS (High Order Thinking Skills). Bandung: SMILE’s Publishing. Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.



15



Lampiran 1



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 5)



Satuan Pendidikan



: SMP N 1 Denpasar



Mata Pelajaran



: Bahasa Daerah Bali



Kelas/Semester



: IX/Ganjil



Tema/Topik



: Cerita Tantri.



Alokasi Waktu



: 2 X Pertemuan



A. Kompetensi Inti KI 1 :



Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya



KI 2 :



Menghargai dan mengahayati prilaku jujur,disiplin , Tanggung jawab , Peduli, (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.



KI 3 : Memahami



pengetahuwan (Faktual,konseptual,dan prosedural) berdasarkan



rasa ingintaunya tentang ilmu pengetahwan ,tehknologi , seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah kongkrit( menggunakan, mengurai merangkai,memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang /teori.



B. Kompetensi Dasar dan Indikator No 1.



Kompetensi Dasar 1.3 Menghargai dan



Alokasi



Indikator 1.3.1 Menggunakan



Waktu



bahasa



daerah



mensyukuri keberadaan



Bali untuk sarana komunikasi



bahasa daerah Bali



dalam



sebagai Anugrah Tuhan



lingkungan



Yang Maha Esa sebagai



bentuk lisan



sarana menyajikan



1.3.2 Menggunakan



belajar



sekolah bahasa



di



dalam daerah



Bali yang baik dan benar



informasi lisan dan tulisan



kegiatan



1.3.3 Sarana



komunikasi



lingkungan



sekolah



dalam dalam



bentuk tulis 2.



2.1 Memiliki perilaku jujur



2.1.1 Menunjukan perilaku jujur dalam



dan percaya diri dalam



memaparan langkah – langkah



melaksanakan hal-hal



suatu proses pembelajaran yang



yang bersifat positif pada



lebih linier.



budaya Bali



2.1.2 Menunjukan perilaku percaya diri dalam memaparkan langkah – langkah suatu proses berbentuk linier



3.



3.5 Memahami teks cerita



3.5.1 Menjelaskan pengertian cerita



tantri berbahasa bali dengan baik



Tantri 3.5.2



Menjelaskan jenis-jenis cerita Tantri



3.5.3 Mengklasifikasi cerita tantri berdasarkan jenisnya



4.



4.5 Menampilkan sebuah



4.5.1



cerita Tantri ke depan kelas.



Menceritakan



kembali



cerita



tantric di depan kelas 4.5.2



Menganalisis



makna



yang



terkandung di dalam cerita tantri



Nilai Karakter : Tanggung jawab, Jujur, Percaya Diri.



A. Tujuan Pembelajaran:



Dengan Model Pembelajaran Discovery Learning peserta didik dapat: 1.



Menjelaskan pengertian cerita tantri.



2.



Menjelaskan jenis-jenis cerita tantri.



3.



Mengklasifikasikan cerita tantri berdasarka jenisnya.



4.



Menceritaka kembali cerita tantri di depan kelas.



5.



Menganalisis maka yang terkandug di dalam cerita tantri.



B. Materi Pembelajaran: 1. Materi Pembelajaran Reguler 1. Pengertian Cerita tantri 2. Jenis-jenis cerita tantri 3. Contoh cerita tantri



2.



Materi Pembelajaran Pengayaan



Analisis makna dari kumpulan cerita tantri 3. Materi Pembelajaran Remedial 1. Cerita tantri 2. Jenis-jenis cerita tantri 3. Contoh cerita tantri



C. Metode Pembelajaran: -Discovery Learning



D. Media Pembelajaran: 1. Teks cerita tantri beraksara Bali 2. Power point



E. Sumber Belajar 1. Sudiarta, I Made dkk. 2019. Pangkaja Sari Bahasa Bali Kelas IX. Denpasar: CV. Dwi Jaya Mandiri. 2. Kumpulan Cerita Tantri



F. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama : 2 x 40 menit (2JP) Kegiatan Pendahuluan



Alokasi



Deskripsi Kegiatan



Waktu



1. Persiapan mental dan fisik : 



Membuka



pelajaran



15 dengan



mengucapkan



salam menit



Panganjali, “Om Swastyastu”. 



Berdoa bersama, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengisi jurnal kelas.



2. Orientasi: 



Pendidik menanyakan kesiapan peserta didik untuk mulai pembelajaran.







Pendidik menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari.







Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.







Pendidik menjelaskan tentang pengelolahaan kelas dan kegiatan pembelajaran.







Pendidik menjelaskan tentang manfaat dari pembelajaran yang akan dipelajari dan memberikan motivasi untuk tetap bersemangat, selalu menanamkan sikap disiplin, patuh, taat dan mau menghargai pendapat orang lain.



3. Pendidik bersama peserta didik mengkondisikan kelas. 4. Guru melakukan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan dan menghubungkan materi yang akan disampaikan: 



Napike alit - alite naenin ngwacen crita utawi wacana mabasa Bali?







Napi kemanten murdan crita utawi wacana sane naenin kawacen?







Carita sane kawacen punika nganggen aksara latin napi aksara Bali?







Carita sane kawacen punika nganggen basa Bali alus napi basa bali kapara?







Nyeritayang indik napi kemanten cerita sane sampun naenin kawacen?



Inti



 Mengamati (observing)



55 menit



1. Membaca teks cerita tantri dengan baik.  Menanya (questioning) 1. Menanyakan pengertian cerita tantri 2. Menanyakan Jenis-jenis cerita tantri.  Mengeksplorasi/Mengumpulkan Informasi (experimenting) 1.



Peserta didik diminta mengumpulkan informasi/data dari berbagai sumber dengan membaca Buku Siswa, mencari di internet atau membaca buku lain untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan yang muncul yang telah dirumuskan, yaitu: -



Menanyakan pengertian cerita tantri



-



Menanyakan Jenis-jenis cerita tantri.



 Mengasosiasikan/ Menalar (associating) 1. Peserta didik diminta mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. 2. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan bersama teman sebangku untuk mengambil kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan/permasalahan, meliputi: -



Menanyakan pengertian cerita tantri



-



Menanyakan Jenis-jenis cerita tantri.



 Mengomunikasikan (communicating) 1. Peserta didik diminta menuliskan hasil simpulan dari jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan. 2. Beberapa



orang



perwakilan



peserta



didik



diminta



menyampaikan hasil simpulan dari jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan.



3. Peserta didik lain diminta



memberi tanggapan untuk



simpulan. 4. Peserta didik dengan bimbingan guru mengambil simpulan atas jawaban dari pertanyaan. Penutup



1. Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran.



10 menit



2. Peserta didik diberi pesan untuk mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya. 3. Diakhir proses pelajaran ditutup dengan doa dan salam Parama Santih “ Om Santih Santih Santih Om”



Pertemuan Kedua : 2 x 40 menit (2JP) Kegiatan Pendahuluan



Alokasi



Deskripsi Kegiatan



Waktu



1. Persiapan mental dan fisik : 



Membuka



pelajaran



15 menit dengan



mengucapkan



salam



Panganjali, “Om Swastyastu”. 



Berdoa bersama, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengisi jurnal kelas.



2. Orientasi: 



Pendidik menanyakan kesiapan peserta didik untuk mulai pembelajaran.







Menanyakan kembali materi yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.







Pendidik menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari selanjutnya.







Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai selanjutnya.







Pendidik menjelaskan tentang pengelolahaan kelas dan kegiatan pembelajaran selanjutnya.



3.



Pendidik menjelaskan tentang manfaat dari pembelajaran yang akan dipelajari selanjutnya dan memberikan motivasi untuk tetap bersemangat, selalu menanamkan sikap disiplin, patuh, taat dan mau menghargai pendapat orang lain.



4. Pendidik bersama peserta didik mengkondisikan kelas. 5. Guru melakukan apersepsi yaitu



menghubungkan materi



yang dipelajari sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari selanjutnya: 



Ring



paplajahan



sane



dumun alit-alite



sampun



ngewacen cerita tantri napi? 



Napike sampun wenten sane ngawacen cerita tantric sane tiosan?



Inti



 Mengamati (observing)



55 menit



1. Membaca beberapa contoh teks cerita tantri.  Menanya (questioning) 1. Menanyakan jenis-jenis cerita tantri yang dibaca.  Mengeksplorasi/Mengumpulkan



Informasi



(experimenting) 1. Peserta didik diminta mengumpulkan informasi/data dari berbagai sumber dengan membaca Buku Siswa, mencari di internet atau membaca buku lain untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan yaitu: jenis-jenis cerita tantri yang dibaca.  Mengasosiasikan/ Menalar (associating) 1. Peserta didik diminta mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. 2. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan bersama teman sebangku untuk mengambil kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan/permasalahan.



 Mengomunikasikan (communicating) 1. Peserta didik diminta menuliskan hasil simpulan dari jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan. 2. Peserta didik diminta menyampaikan hasil simpulan dari jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan. 3. Peserta didik lain diminta simpulan



mengevaluasi



memberi tanggapan untuk



hasil



kesimpulan



yang



telah



disampaikan. 4. Peserta didik dengan bimbingan guru mengambil simpulan atas jawaban dari pertanyaan. Penutup



1. Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran.



10 menit



2. Peserta didik diberi pesan untuk mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya. 3. Peserta didik diminta untuk mempersiapkan 1 teks cerita tantric dan di bawa minggu depan. 4. Diakhir proses pebelajaran ditutup dengan doa dan salam Parama Santih “ Om Santih Santih Santih Om”



Pertemuan Ketiga : 2 x 40 menit (2JP) Kegiatan Pendahuluan



Alokasi



Deskripsi Kegiatan



Waktu



1. Persiapan mental dan fisik : 



Membuka



pelajaran



15 dengan



mengucapkan



salam menit



Panganjali, “Om Swastyastu”. 



Berdoa bersama, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengisi jurnal kelas.



2. Orientasi: 



Pendidik menanyakan kesiapan peserta didik untuk mulai pembelajaran.







Pendidik menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari selanjutnya.







Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai selanjutnya.







Pendidik menjelaskan tentang pengelolahaan kelas dan kegiatan pembelajaran selanjutnya.



3.



Pendidik menjelaskan tentang manfaat dari pembelajaran yang akan dipelajari selanjutnya dan memberikan motivasi untuk tetap bersemangat, selalu menanamkan sikap disiplin, patuh, taat dan mau menghargai pendapat orang lain.



4. Pendidik bersama peserta didik mengkondisikan kelas. 5. Guru melakukan apersepsi dengan cara menjelaskan kaitan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari selanjutnya. Inti



 Mengamati (observing)



55



1. Siswa membaca teks cerita tantri yang telah dipersiapkan menit dengan baik 2. Beberapa siswa menceritakan kembali cerita tantri yang telah dibaca. 3. Siswa lain menyimak cerita tantric yang disampaikan temannya di depan kelas.  Menanya (questioning) 1. Menanyakan makna yang terkandung di dalam cerita tantri yang disampaikan di depan kelas.  Mengeksplorasi/Mengumpulkan Informasi (experimenting) 1. Peserta didik diminta mengumpulkan informasi/data dari berbagai sumber dengan membaca Buku Siswa, mencari di internet atau membaca buku lain untuk menjawab pertanyaan atau permasalahan yang muncul yang telah dirumuskan.







Mangasosiasikan/ Menalar (associating) 1. Peserta didik diminta mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.



 Mengomunikasikan (communicating) 1. Peserta didik menyampaikan hasil analisisnya tentang makna yang tekandung di dalam cerita tantri 2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil analisisnya. 1. Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap proses



Penutup



pembelajaran.



10 menit



2. Peserta didik diberi pesan untuk mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya. 3. Diakhir proses pelajaran ditutup dengan salam Parama Santih “ Om Santih Santih Santih Om”



G. Penilaian 1.



Sikap (Spiritual dan sosial)



Sikap Spiritual No.



Teknik



Bentuk Instrumen



Observasi



Jurnal



Contoh Butir



Waktu



Instrumen



Pelaksanaan



Terlampir



Keterangan



Saat



Penilaian untuk dan



pembelajaran pencapaian berlangsung



pembelajaran ( assessment for and of learning)



Sikap Sosial No.



Teknik



Bentuk Instrumen



Observasi



Jurnal



Contoh Butir



Waktu



Instrumen



Pelaksanaan



Terlampir



Saat



Keterangan



Penilaian untuk dan



pembelajaran pencapaian berlangsung



pembelajaran



(assessment for and of learning)



2.Pengetahuan 1. Pertemuan Pertama Kisi-Kisi dan Instrumen Indikator



Teknik



Bentuk



Instrumen



Menjelaskan pengertian cerita



Tes



Tes



Napi



tantri.



tertulis



uraian



cerita tantri?



Menjelaskan jenis-jenis cerita



Tes



Tes



Indayang sambatang tur



tantric.



tertulis



uraian



tlatarang pah-pahan cerita



sane



kawastanin



tantri!



Kunci Jawaban: 1. Cerita tantri mawit saking panegara India, tur kruna tantri mawit saking wastan anak istri listuayu sane mapesengan Ni Diah Tantri. Cerita Tantri madaging indik tatwa susila sane ngutamayang indik subudi miwah susila. 2. Pah-pahan Cerita Tantri inggih punika: -



Nandaka Harana : tantri sane akehan kasarengin antuk buron masuku pat, minakadi : Macan, kambing, cicing, jaran, sampi, miwah sane tiosan.



-



Mandhuka Prakarana: tantri sane akehan kasarengin antuk kedis/paksi, minakadi: titiran, kukur, sangsiah, miwah sane tiosan.



-



Pisaca Harana: tantri sane akehan kasarengin antuk manusa miwah raksasa.



Rubrik Penilaian NO ASPEK 1



DESKRIPTOR



Dapat menjelaskan



Dapat menjelaskan pengertian cerita tantri



pengertian cerita tantri



dengan benar dan lengkap. Dapat menjelaskan pengertian cerita tantri dengan benar namun kurang lengkap. Tidak dapat menjelaskan pengertian cerita tantri dengan benar dan lengkap.



SKOR 20



10



0



Skor maksimal 2



20



Dapat menjelaskan



Dapat menjelaskan 3 jenis cerita tantri



jenis-jenis cerita tantri



dengan benar dan lengkap. Dapat menjelaskan 2 jenis cerita tantri dengan benar namun kurang lengkap. Hanya dapat menyebutkan 3 jenis cerita tantri tanpa menjelaskan. Tidak dapat menjelaskan 1 jenis cerita



30



20



15



10



tantri dengan benar dan lengkap. Sama sekali tidak dapat menjelaskan jenis cerita tantri.



0



Skor maksimal



30



SKOR MAKSIMAL



50



Nilai= Skor yang diperoleh X 100 50



2. Pertemuan Kedua Kisi-Kisi dan Instrumen Indikator



Teknik



Bentuk



Instrumen



Mengklasifikasikan cerita tantri



Tes



Tes



Indayang



rereh



soang-



berdasarkan jenisnya



tertulis



uraian



soang tetiga contoh cerita tantri manut ring pahpahan cerita tantri!



Kunci Jawaban: No.



Jenis



Judul



1



Nandaka Harana



1. I Kambing takutin macan 2. I Cicing teken I Kambing 3. Prabu Singa lan Sampi Jagiran



2



Mandhuka Prakarana



1. I Kedis Sangsiah 2. I Kedis Manyar



3. I Cangak 3



Pisaca Harana



1. I Timun Emas 2.I Bawang teken kesuna 3. Men Tiwas teken Men Sugih



Rubrik Penilaian NO ASPEK 1



DESKRIPTOR



Mengklasifikasikan



Dapat mengklasifikasikan cerita tantri



cerita tantri berdasarkan



berdasarkan jenisnya dengan benar dan



jenisnya



lengkap, ( 3 jenis cerita tantri masing-



SKOR



30



masing 3 contoh) Dapat mengklasifikasikan cerita tantri berdasarkan jenisnya dengan benar dan lengkap, ( 2 jenis cerita tantri masing-



20



masing 2 contoh) Dapat mengklasifikasikan cerita tantri berdasarkan jenisnya dengan benar dan lengkap, ( 1 jenis cerita tantri masing-



10



masing 1 contoh) Tidak dapat mengklasifikasikan cerita tantri berdasarkan jenisnya dengan benar



0



dan lengkap Skor Maksimal



30



SKOR MAKSIMAL



30



Nilai = Skor yang diperoleh X 100 30



Penilaian Keterampilan 3. Pertemuan Ketiga Kisi-Kisi dan Instrumen Indikator



1. Menceritakan kembali cerita tantric di depan kelas



2. Menganalisis makna yang terkandung di dalam cerita tantri



Teknik



Tes Praktek



Bentuk Tes Unjuk Kerja



Instrumen Indayang caritayang mewali cerita tantri sane sampun kawacen ring ajeng kelas!



Tes



Tes



Napi suksman cerita tantri



tertulis



uraian



sane



kaceritayang



ring



ajeng kelas?



Rubrik Penilaian Lembar Penilaian Tes Praktek



Nam Nyaritayang mewali cerita tantri N a Wirasa Wirama Wiraga S emita Wates Leng. Juml. o S isw 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 a 1 2 3 4 5 6 7 Skor = Nilai yang diperoleh X 100 Nilai maksimal



NO 2



ASPEK



DESKRIPSI



Menganalisis makna



Dapat menjelaskan isi dan nilai-nilai moral yang



yang terkandung di



tekandung di dalam cerita tantri dengan tepat.



dalam cerita tantri



Dapat menjelaskan isi yang tekandung di dalam cerita tantri dengan tepat namun penjelasan



SKOR 20



10



tentang dan nilai-nilai moral belum tepat. Dapat menjelaskan nilai-nilai moral yang tekandung di dalam cerita tantri dengan tepat namun penjelasan tentang dan isi cerita belum



10



tepat. Tidak dapat menjelaskan isi dan nilai-nilai moral yang tekandung di dalam cerita tantri dengan



0



tepat. Skor Maksimal



20



SKOR MAKSIMAL



20



Nilai = Skor yang diperoleh X 100 Nilai maksimal



Pembelajaran Remidial Pemberian bimbingan secara khusus, sesuai dengan KD yang belum tercapai. misalnya bimbingan perorangan.



Pengayaan Secara mandiri peserta didik belajar mencari, membaca dan meganalisis makna teks cerita tantri. Mengetahui Kepala SMP N 1 Denpasar



Denpasar, 5 Juli 2019 Guru Mata Pelajaran



I Gusti Ayu Putu Tirtawati,S.Pd. NIP. 19630829 198403 2 003



I Gst. Ayu Eka Damayanthi,S.Pd. NIP. 19900930 201903 2 021



Lampiran 2 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar



Indikator Perasaan Senang



Keterangan Pendapat



Jumlah instrumen



siswa tentang pembelajaran Bahasa Bali



Kesan siswa terhadap guru Bahasa Bali 5 Perasaan siswa selama mengikuti pembelajara Bahasa Bali Penerimaan



Perhatian saat mengikuti pembelajaran Bahasa Bali Perhatian Bali



Ketertarikan



siswa



saat diskusi pelajaran Bahasa



5



Rasa ingin tahu siswa saat mengikuti pembelajaran Bahasa Bali 5 Penerimaan



Keterlibatan siswa



siswa



saat diberi tugas/PR oleh guru.



Kesadaran tentang belajar di rumah Kegiatan siswa setelah dan sebelum masuk sekolah Jumlah keseluruhan



5 20



Lampiran 3 ANGKET MINAT BELAJAR



Nama



:



Kelas



:



No. Absen



:



Petunjuk Pengisian Angket: 1. Bacalah dengan teliti dan seksama! 2. Tulislah nama lengkap, kelas, nomor absen kalian pada lembar jawab! 3. Kerjakan semua soal pada lembar jawab yang telah disediakan dengan memberikan tanda (√) sesuai dengan pendapat kalian! 4. Jangan memberikan coretan pada soal! 5. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah ini dengan menggunakan tanda ceklist (√). a.



Selalu (SL)



b.



Sering (SR)



c.



Kadang-Kadang (KD)



d.



Jarang (JR)



e.



Tidak Pernah (TP)



No



Pernyataan



Pilihan Jawaban SL



1.



Saya bersemangat saat mengikuti games pembelajaran bahasa Bali



2.



Saya mengikuti pembelajaran Bahasa Bali dengan tertib



3.



Saya



belajar



Bahasa Bali



karena



mengetahui kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. 4.



Saya mengikuti pembelajaran Bahasa Bali dengan perasaan senang.



5.



Saya bersemangat belajar Bahasa Bali karena guru mengajar dengan menyenangkan.



SR



KD



JR



TP



6.



Media pembelajaran dengan animasi yang diberikan guru membuat saya tertarik dengan Bahasa Bali



7.



Saya senang mencoba mengerjakan soal Bahasa Bali



8.



Apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas saya bertanya.



9.



Banyak hal yang saya diskusikan dengan teman berkaitan dengan cerita tantri



10.



Saya mencari contoh satua lain di internet dan buku pelajaran.



11.



Saya memperhatikan guru saat sedang menjelaskan materi.



12.



Banyak infromasi baru tetang cerita tantri yang saya peroleh,



13.



Saya mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru



14.



Saya mancatat saat guru menjelaskan materi.



15.



Saya memahami penjelasan materi yang disampaikan guru



16.



Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru.



17.



Saya berpedapat saat diskusi kelmpok



18.



Saya aktif mecari infromasi tentang masalah yang dibahas saat diskusi kelompok



19.



Saya mengikuti dan menjawab quis dengan baik.



20.



Saya bertaya kepada guru saat ada materi yang kurang dipahami.