Betty Neuman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH : KONSEP DAN TEORI MODELKEPERAWATAN DOSEN



: Dr. Elly L. Sjattar,S.Kp.,M.Kes



“Grand Theories & Conceptual Models Teory Betty Neuman”



OLEH : KELOMPOK III



HANA YULIANTI MUHAMMAD (R012182010) MULYATI (R012191008) YANTY TINDIKA (R012191010)



PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2019



KATA PENGANTAR



Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala karunia dan limpahan rahmatNya, sehingga tugas Makalah dengan topik Grand Theories & Conceptual Models “Teory Betty Neuman” dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini merupakan tugas kelompok pada mata kuliah “Konsep dan Teori Model Keperawatan”. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan maupun kekurangan, namun penyusun telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyempurnakan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pihak khususnya bagi mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan.



Makassar, Oktober 2019



Kelompok 3



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar belakang Keperawatan merupakan



suatu disiplin ilmu professional yang



dikenal melalui bidang keilmuan yang lebih spesifik dan nilai tentang komitmen sosial dan sifat layanannya. Keperawatan lahir dengan perpfektif unik yang didasarkan pada perkembangan filosofi, riwayat masa lampau dan cakupan praktik keperawatan yang terus meluas. Selain itu pandangan global yang dianut oleh mayoritas kelompok ilmu keperawatan membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara beberapa teori guna mengembangkan konseptual dari teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja pemberian layanan keperawatan secara komprehensif. Model konseptual diharapakan dapat menjadi kerangka berfikir perawat, sehingga perawat perlu memahami beberapa konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memebrikan asuhan keperawatan dalam praktik keperawatan. Pengembangan teori keperawatan adalah bagian



yang



perlu



dikerjakan



untuk



memajukan



disiplin



ilmu



pengetahuan keperawatan. Teori keperawatan menunjukkan fenomena yang menarik yang dikemukakan, mengikuti banyak pertimbangan, sehingga logis, konsisten dan disesuaikan dengan penemuan empiris dan didefinisikan secara operasional. Menurut Tomey & Alligood (2010) terdapat empat tipe karya teoritis keperawatan yaitu Nursing Philosophies, Nursing Conseptual Models, Nursing Theories, dan Middle Range Nursing Theories. Tipe teori



pertama



kepercayaan



yaitu



dan



nilai



Filosofi serta



Keperawatan mindset



atau



yang



merefleksikan



pandangan.



Filosofi



keperawatan juga memiliki pernyataan yang luas dan berisi nilai-nilai dan keyakinan



yang



mengusulkan



ide-ide



general



tentang



apa



itu



keperawatan, apa perhatian/fokus keperawatan, dan bagaimana profesi keperawatan menunjukkan kewajiban moral kepada masyarakat. Tipe teori kedua yaitu Nursing Conseptual Models yang terdiri dari karya-karya keperawatan yang disusun oleh teoris yang merupakan pelopor dalam dunia keperawatan. Nursing Conseptual Models lebih komprehensif dan menggambarkan tentang konsep metaparadigma meliputi manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Tipe teori ketiga yaitu Nursing Theories yang didapat dari filosofi keperawatan, model konseptual, teori keperawatan yang masih abstrak, atau dari karya disiplin ilmu lain. Teori lebih spesifik dan dapat dijadikan pedoman dalam praktik keperawatan (Alligood, 2017). Tipe teori keempat yaitu Middle Range Nursing Theories yang merupakan tipe teoritis yang memiliki fokus spesifik yang lebih lengkap dan lebih konkrit daripada nursing theory pada level abstraksi. Middle Range Theories lebih tepat dalam menjawab pertanyaan seputar praktik keperawatan karena lebih spesifik dalam membahas pasien, keluarga pasien, dan lingkungan pasien. Keempat karya teori tersebut sangatlah penting untuk dipelajari dan dipahami oleh perawat sehingga dapat dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal kepada klien. Oleh karena itu, pada makalah ini penulis akan memaparkan gambaran



terhadap



teori keperawatan yaitu Nursing



Conseptual Models dari Betty Neuman serta pengapilkasian dalam kasus keperawatan (Alligood, 2017). B. Tujuan 1. Untuk memahami model konsep dan teori keperawatan “teori Betty Neuman” 2. Untuk mendesain aplikasi teori Betty Neuman untuk mendekati kasus/masalah



keperawatan



dalam



asuhan



keperawatan



menggunakan proses keperawatan 3. Untuk menganalisa teori/model konseptual teory Betty Neuman keperawatan yang dirancang dalam situasi praktik keperawatan



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Biografi Betty Neuman Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dia anak kedua dari tiga bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya. Ayahnya meninggal karena penyakit Chronic Renal Failure ketika beliau berumur 11 tahun. Rasa cinta pada tanah kelahiran membuat beliau bertekad untuk membangun desanya, Ohio. Latar belakang kehidupan di pedesaan membantu dirinya mengembangkan rasa kasih sayang terhadap orangorang yang membutuhkan, seperti yang dilakukan sepanjang kariernya. Setelah lulus SMA Neuman bekerja sebagai teknisi pada perusahaan pesawat terbang dan sebagai juru masak di Ohio dalam rangka menabung untuk pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya. Adanya program militer di keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke sekolah keperawatan. Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron, Ohio pada tahun 1947 dan beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal dengan keluarganya di California. Di California Neuman bekerja dibanyak bagian diantaranya perawat di sekolah, perawat industri, beliau juga memegang jabatan penting yaitu sebgai staf keperawatan rumah sakit di California, dan sebagai instruktur klinik di University of California Medical Center (Parker, 2005). Pada tahun 1957 beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di University of California dengan jurusan psikologi dan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan



kesehatan



masyarakat



di



University



of



California,



dan



menyelesaikan program doktoralnya di jurusan Psikologi Klinik di Pacific Western University (Tomey and Alligood, 2006). Pada tahun yang sama



Neuman



juga bekerja sebagai konsultan kesehatan mental di sebuah



rumah sakit dan aktif dalam terapi keluarga. Banyak sekali pengalaman yang telah beliau dapat diantaranya menjadi dosen keperawatan jiwa, konsultan dan organisasi, pemimpin konseling model Whole Person Approach serta beliau telah membuat sebuah sistem model keperawatan di UCLA dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah keperawatan. (Parker, 2005). Gelar sarjana muda didapat pada tahun 1957 di public health dan psykologi dengan peringkat sangat baik. Gelar master diperoleh pada tahun 1966 pada kesehatan mental, konsultasi kesehatan masyarakat dari Universitas



California



Los



Angelea(UCLA).



Dia



mendapatkan



gelar



doktornya dalam klinikal psykologi dari Pacivic western University pada tahun 1985. Neuman merupakan penggagas perkembangan keperawatan khususnya dalam kesehatan mental. Neuman mengajarkan program kesehatan mental komunitas pada perawat di level post-master di UCLA. Neuman mengembangkan suatu metode pembelajaran yang terbuka dan model praktik untuk konsultasi kesehatan mental pada akhir 1960 an, sebelum dia membuat “model system”. Neuman mengajarkan dan mempraktekkan model yang kemudian dibuat dalam bentuk buku yang berjudul Consultation and Community Organization in Community Mental Health Nursing. (Neuman, Deloughery & Gebbie, 1971). Neuman menjabarkan modelnya secara komperehensif (menyeluruh) dan dinamis. Model tersebut merupakan sebuah tinjauan multidimensional terhadap individu, kelompok (keluarga), dan masyarakat yang selalu berinteraksi dengan ketegangan-ketegangan lingkungan. Pada prinsipnya, model tersebut memfokuskan pada reaksi klien terhadap ketegangan dan faktor-faktor yang mendukung rekonstitusi (mengembalikan keadaan jasmani) dan adaptasi. Model yang sesuai adalah model yang berlaku untuk semua profesi yang ada hubungannya dengan perawatan kesehatan. Betty Neuman mulai mengembangkan model saat mengajar di komunitas kesehatan mental di UCLA. Pada tahun 1972 Model keperawatannya pertama kali diterbitkan sebagai 'Model untuk mengajar dengan pendekatan



total ke masalah pasien'. Tahun 1985 Menerima gelar doktor di bidang Psikologi Klinis dari Pacific Western University. Tahun 1998 Menerima gelar doktor kehormatan kedua, ini salah satu dari Grand Valley State University, Allendale, Michigan (Risjord, 2010). Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variabel) fisiologis, psikologis sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan dengan adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan. Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien akan selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang



berupaya



untuk



mengusahakannya.



Neuman



menyebutkan



gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi (Alligood, 2017). Evaluasi terbaru dari modelnya adalah komponen yang perlu untuk lebih dikembangkan adalah variabel spiritual dan lingkungan yang diciptakan, selanjutnya adalah pandangan Neuman tentang konsep kesehatan dan hubungan antara klien dan lingkungan merupakan dua area yang perlu diidentifikasi dan diklarifikasi untuk perkembangan selanjutnya. Fawcett menyarankan bahwa klarifikasi dari konsep kesehatan melalui identifikasi sehat dan sakit sebagai batas akhir dari satu rangkaian daripada melihatnya sebagai sesuatu yang terpisah. Ia juga menambahkan



bahwa interaksi antara klien dan lingkungan dipandang sebagai sesuatu keseimbangan yang dinamis, tetap dan homeostatis sebagai bentuk logik yang tidak tepat (Alligood, 2017). B. Konsep Teori Keperawatan 1. Pengertian Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolute atau bukti secara langsung. Teori keperawatan merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya. Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan, mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan tujuannya (Hidayat, 2007). 2. Karakteristik Teori Keperawatan Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik di antaranya pertama, teori keperawatan menidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan



sehingga teori keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam; kedua, teori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasanalasan yang sesuai dengan kenyataan yang ada; ketiga, teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep keperawatan; keempat, dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktek keperawatan; kelima, teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan sehingga dapat digunakan dalam pedoman praktek keperawatan (Hidayat, 2007). 3. Tujuan Teori Keperawatan Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya (Potter, 2005): 1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasanalasan



tentang



kenyataan-kenyataan



yang



dihadapi



dalam



pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi. 2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan



kemudian



dapat



memberikan



dasar



dalam



penyelesaian berbagai masalah keperawatan. 3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan. 4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang. Model menerapkan



keperawatan kerangka



adalah



kerja



jenis



konseptual



model



konseptual



terhadap



yang



pemahaman



keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan. Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini. Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus



ketika



seseorang



meninggal.



Konsep



keempat



adalah



keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu



pulihnya



atau



meningkatnya



keseimbangan



kehidupan



seseorang (klien) (Potter, 2005). Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penekanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer (Potter, 2005). C. Konsep Teori dan Model Teori Betty Neuman Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Alligood, 2017).



Betty



Neuman pada tahun 1970 menyadari perlunya



pendidik dan



praktisi yang melihat keperawatan secara komprehensif dalam berbagai konteks sehingga beliau mengembangkan



Model Sistem



untuk membuat



kesatuan atau titik focus untuk pembelajaran siswa di sekolah keperawatan Universitas California di Los Angeles. Model Sistem Neuman telah menjadi perintis di beberapa wilayah di dalam dan diluar keperawatan serta telah digunakan secara global sebagai Model Konseptual keperawatan. Sistem Model Neuman merupakan suatu Model Sistem yang komprehensif, fleksible, holistic, dan sebagai perspektif dasar untuk keperawatan (Parker, 2005) Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel, yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lain-lain, garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resistan yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Model ini bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis. Sehingga Betty Neuman menggambarkan peran perawat



dapat



bersifat



menyeluruh



dan



saling



ketergantungan



(interdependensi) (Alligood, 2017). Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan satu kesatuan dari variable yang utuh diantaranya fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual, juga memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar klien serta memandang sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari menghindari stressor (Alligood, 2017). Secara umum fokus dari model konsep keperawatan menurut Neuman ini



berfokus



pada



respon



terhadap



stressor



serta



faktor-faktor



yang



mempengaruhi proses adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan keperawatan yang seharusnya dilakukan menurut Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor. Upaya tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer berfokus pada penguatan pertahanan tubuh dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan melalui identifikasi faktor-faktor resiko yang potensial dan aktual yang terjadi akibat stresor tertentu seperti mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor serta mendukung koping pada pasien secara konstruktif. Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahan dan sumber internal melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak, menurut Neuman meliputi berbagai tindakan perawatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dan pencegahan tersier untuk memberikan penguatan pertahan tubuh terhadap stresor melalui pendidikan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan untuk membantu dalam mencegah terjadinya masalah yang sama dapat meliputi pengobatan secara rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit (Parker, 2005). Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh. Tujuan dari keperawatan adalah membantu individu, keluarga dan kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat optimal. Perawat mengkaji



mengatur dan



kesehatan yang



mengevaluasi



sistem klien.



Perawatan berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stresor. Betty neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka. Bagi Neuman, manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks yang dinamis dari fisiologi, sosiokultural dan variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia berinteraksi, beradaptasi dengan dan disesuaikan oleh lingkungan, yang digambarkan sebagai stesor. Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi (interpersonal) yang berasal dari dalam diri klien. Lingkungan eksternal segala sesuatu pengaruh yang berasal dari luar diri klien



(interpersonal). Pembetukan lingkungan yang aman, yang mungkin terbentuk oleh mekanisme yang di sadari maupun yang tidak disadari. Tiap lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stresor yang dapat merusak sistem. Model



Neuman



mencakup



stresor



interpersonal,



intrapersonal,



daan



ekspersonal (Alligood, 2017). Konsep utama yang teridentifikasi adalah pendekatan holistik, sistem terbuka (meliputi fungsi, input dan out put, feed back, negentropy, egentropy dan stabilitas), lingkungan, lingkungan yang dibuat, sehat, sakit, sistem klien (meluputi lima variable klien, struktur dasar, garis pertahanan, garis pertahanan normal, garis pertahanan fleksibel), stressor, tingkat reaksi, pencegahan dan intervensi dan rekontruksi. Adapun maksud dari konsep-konsep utama tersebut adalah (Neuman, 2002): Pendekatan Holistik Klien sebagai suatu system dapat didefinisikan sebagai orang, keluarga, kelompok, masyarakat atau sosial. Klien digambarkan sebagai sesuatu yang utuh bagian dari interaksi dinamis. Model ini mempertimbangkan semua variabel yang secara simultan mempengaruhi klien: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Sistem Terbuka Elemen-elemen system secara continue bertukar informasi dan energi dalam suatu organisasi yang kompleks. Stress dan reaksi terhadap stress adalah komponen dasar pada suatu system terbuka. Fungsi atau Proses : Klien sebagai system bertukar energi, informasi, berbagai hal dengan lingkungannya dan menggunakan sumber energi yang didapat untuk bergerak kearah stabilitas yang utuh. Input dan Out put Klien sebagai suatu system, input dan output adalah zat-zat, energy, informasi yang saling bertukar antara klien dan lingkungan.



Feed Back: Sistem output dalam bentuk zat, energi, dan informasi memberikan sebagai feed back untuk input selanjutnya untuk memperbaiki tindakan untuk merubah, meningkatkan, atau menstabilkan system. Negentropy Suatu proses pemanfaatan energy konservasi yang membantu kemajuan system kearah stabilitas atau baik. Entropy Suatu proses kehabisan energi atau disorganisasi yang menggerakkan sistem kearah sakit atau kemungkinan kematian. Stability : Suatu keinginan keadaan seimbang antara penanggulangan system dan stressor untuk memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan integritas. Enviroment : Kekuatan internal atau eksternal disekitarnya dan mempengaruhi klien setiap saat sebagai bagian dari lingkungan. Created Enviroment : Suatu



pengembangan



yang



tidak



disadari



oleh



klien



untuk



mengekspresikan system secara simbolik dari keseluruhan system. Tujuannya adalah menyediakan suatu arena aman untuk system fungsi klien. Dan untuk membatasi klien dari stressor. Client sistem : Lima Variabel (fisiologi, psokologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual) klien dalam berinteraksi dengan lingkungan bagian dari klien sebagai system. Basic Clien Structure : Klien sebagai system terdiri dari pusat inti yang dikelilingi oleh lingkaran terpusat. Pusat diagram dari lingkaran menghadirkan faktor kehidupan dasar atau sumber energi klien. Inti struktur ini terdiri dari faktor kehidupan dasar yang umum untuk seluruh anggota organisme. Seperti sebagai faktor bawaan atau genetik.



Lines of Resistance : Serangkaian yang merusak lingkaran disekitar struktur inti dasar disebut garis pertahanan, lingkaran ini menyediakan sumber-sumber yang membantu klien mempertahankan melawan suatu stressor. Sebagai contoh adalah respon system imun tubuh. Ketika garis pertahanan efektif, klien dapat menyusun system kembali. Jika tidak efektif maka kematian dapat terjadi. Jumlah pertahanan stressor ditentukan oleh interrelationship kelima variable sistem klien. Normal line defence : Garis pertahanan normal adalah suatu model diluar lingkaran padat. Hal itu menghadirkan suatu keadaan stabil untuk individu atau system. Itu dipelihara dari waktu ke waktu dan melayani sebagai suatu standar untuk mengkaji penyimpangan dari kebiasaan baik klien. Itu semua meliputi variabel system dan perilaku seperti kebiasaan pola koping seseorang, gaya hidup, dan tahap perkembangan. Pelebaran dari garis normal merefleksikan suatu peningkatan keadaan sehat, pengecilan, suatu



penyusutan keadaan



kesehatan. Garis Pertahanan Fleksibel : Garis lingkaran patah-patah terluar dinamakan garis pertahanan fleksibel. Hal ini dinamis dan dapat berubah dengan cepat dalam waktu yang singkat. Hal ini dipersepsikan sebagai penahan yang melindungi terhadap stressor dari pecahnya/berubahnya kondisi kesehatan yang stabil yang di presentasikan sebagai garis pertahanan normal. Hubungan antara variabel (fisiologi, psikologi, sosoikultural,



perkembangan,



dan



spiritual) dapat



mempengaruhi tingkat kemampuan individu untuk menggunakan pertahanan garis fleksibel untuk melawan kemungkinan dari reaksi stressor seperti gangguan tidur. Neuman menggambarkan pertahanan garis fleksibel meluas, hal ini akan memberikan pertahanan yang lebih besar dalam waktu yang singkat terhadap invasi stressor. Demikian sebaliknya, akan memberikan lebih sedikit pertahanan.



Kesejahteraan (Wellness) : Keadaan sejahtera merupakan kondisi ketika tiap bagian dari sistem klien berinteraksi secara harmoni dengan seluruh sistem. Kebutuhan sistem terpenuhi. Sakit (Illness) : Sakit terjadi ketika kebutuhan tidak terpenuhi yang mengakibatkan keadaan tidak seimbang dan penurunan energi. Stressor Stressor adalah kekuatan yang secara potensial dapat mengakibatkan gangguan pada sistem yang stabil. Stressor dapat berupa : 1. Kekuatan intrapersonal yang ada pada tiap individu, seperti respon kondisional seseorang. 2. Kekuatan interpersonal yang terjadi antara satu atau lebih individu, seperti harapan peran. 3. Kekuatan ekstrapersonal yang terjadi diluat individu, seperti keadaan finansial. Tingkat reaksi : Tingkat reaksi merupakan jumlah energy yang diperlukan oleh klien untuk menyesuaikan terhadap stressor. Pencegahan sebagai intervensi : Intervensi adalah tindakan yang bertujuan untuk membantu klien menahan, mencapai, atau mempertahankan stabilitas system. Intervensi dapat terjadi sebelum dan sesudah garis perlindungan dan perlawanan yang dilakukan pada fase reaksi dan rekonstitusi. Intervensi didasarkan pada kemungkinan atau faktual dari tingkat reaksi, sumber daya, tujuan, dan hasil antisipasi. Neuman mengidentifikasi tiga level intervensi : 1) Pencegahan primer, pencegahan primer dilakukan ketika stressor dicurigai atau diidentifikasi. Reaksi belum terjadi tetapi tingkat resiko diketahui. Neuman menyatakan sebagai berikut :”Pelaku atau pengintervensi akan berusaha untuk mengurangi kemungkinan pertemuan individu dengan stressor, atau dengan kata lain usaha untuk memperkuat seseorang



bertemu dengan stressor, atau menguatkan garis pertahanan fleksibel untuk menurunkan kemungkinan reaksi”. Tujuan promosi kesehatan termasuk dalam pencegahan primer yaitu meningkatkan kesejahteraan klien melalui pencegahan stressor dan pengurangan factor resiko. 2) Pencegahan sekunder, pencegahan sekunder meliputi intervensi atau treatment awal sesudah gejala dari stress telah terjadi. Sumber daya internal dan eksternal digunakan agar sistem stabil dengan menguatkan garis internal resistensi, mengurangi reaksi, dan meningkatkan faktor resistensi. Pencegahan ini berkaitan dengan reaksi setelah stress, memprioritaskan intervensi yang tepat dan pengobatan untuk mengurangi efek yang berbahaya bagi mereka. 3) Pencegahan tersier, pencegahan tersier terjadi sesudah treatment atau pencegahan sekunder. Pencegahan ini difokuskan pada penyesuaian kearah



kestabilan



sistem



yang



optimal.



Tujuan



utamanya



yaitu



meningkatkan resistensi terhadap stressor untuk membantu mencegah terjadinya kembali reaksi atau regresi. Proses ini mendorong untuk kembali pada tipe siklus ke pencegahan primer. Sebagai contoh akan dihindarinya suatu stressor yang telah diketahui akan membahayakan klien. Rekonstitusi : Rekonstitusi terjadi mengikut treatment reaksi stressor. Hal ini menggambarkan kembalinya sistem stabil dimana tingkat kesejahteraannya lebih tinggi atau lebih rendah dari sebelumnya untuk melawan stressor. Hal ini mencakup faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal, dan lingkungan yang berhubungan dengan variable sistem klien (fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual). Empat komponen Sentral Dalam Paradigma Keperawatan Menurut Teori Betty Neuman (Parker, 2005) : a. Manusia Manusia sebagai klien atau sistem klien, model sistem Neuman menyatakan konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa individu, keluarga, kelompok, komunitas, atau kelompok sosial tertentu. Sistem klien



adalah gabungan hubungan yang dinamik antara faktor fisiologi, psokologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual. Sistem klien digambarkan sebagai perubahan atau pergerakan konstan yang hidup sebagai system terbuka dalam hubungan timbak balik dengan lingkungan. b. Kesehatan Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model sejahtera. Dia memandang kesehatan sebagai kodisi yang terus menerus dari sehat menuju sakit yang secara alamiah dinamis dan secara konstan seseorang berubah untuk mencapai kondisi sehat yang optimal atau stabil yang diindikasikan seluruh kebutuhan sistem terpenuhi. Menurunnya kondisi sehat merupakan akibat dari tidak terpenuhi kebutuhan sistem. Klien berada dalam kondisi dinamis baik sehat atau sakit dalam beberapa tahap yang diberikan pada waktu itu. c. Keperawatan Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah memperhatikan semua aspek manusia. Dia juga menggambarkan bahwa keperawatan adalah profesi yang unik yang memperhatikan semua variabel yang mempengaruhi respon individu terhadap stress. Persepsi perawat mempengaruhi terhadap pelayanan yang diberikan sehingga Neuman menyatakan bahwa persepsi antara pemberi pelayanan dan pasien harus dikaji. Dia mengembangkan instrument pengkajian dan intervensi untuk membantu melakukan tugas tersebut. d. Lingkungan Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena dari model sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan lingkungan adalah hubungan yang timbal balik. Lingkungan didefinisikan sebagai semua faktor internal dan eksternal yang berada disekelilingi manusia dan berinteraksi dengan manusia dan klien. Stressor (intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal)



adalah



signifikan



terhadap



konsep



lingkungan



dan



digambarkan sebagai kekuatan lingkungan yang berinteraksi dengan dan secara potensial dapat mengubah stabilitas sistem. Neuman mengidentifikasi tiga lingkungan yang relevan sebagai berikut (Risjord, 2010) :



a) Lingkungan Internal adalah intrapersonal dengan semua interaksinya yang terjadi pada klien b) Lingkungan Eksternal adalah interpersonal atau ekstrapersonal dengan semua interaksinya yang terjadi di luar klien. c) Lingkungan yang diciptakan adalah perkembangan tidak sadar dan digunakan klien untuk membantu mekanisme pertahanan. Hal ini merupakan komponen utama pada intrapersonal. Lingkungan yang diciptakan adalah kondisi dinamis yang diatur atau memobilisasi varibelvariabel sistem untuk menciptakan efek yang ditentukan sehingga



dapat



membantu klien mengatasi stressor lingkungan yang mengancam dengan melakukan perubahan pada diri sendiri atau situasi. Contohnya respon menolak (variabel fisiologi), dan semangat untuk survive pada siklus kehidupan (variabel perkembangan). Lingkungan yang diciptakan secara terus menerus mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan oleh keadaan sehat yang dipersepsikan klien (Risjord, 2010). Proses Keperawatan Betty Neuman (Luthfa & Windani, 2015): 1. Pengkajian a. Identifikasi, klasifikasi dan evaluasi 5 variabel klien menurut Betty Neuman b. Identifikasi



stresor



dan



faktor



interpersonal,



intrapersonal,



ekstrapersonal pada pasien c. Identifikasi dan bedakan persepsi antara klien dan caregiver d. Mencoba untuk menyelesaikan perbedaan perceptual 2. Buatlah diagnosa keperawatan yang mencakup diagnosa actual atau potensial Tujuan Keperawatan a) Hasil yang diharapkan, prilaku yang diharapkan untuk menangani masalah actual atau potensial pada klien (diputuskan bersama oleh klien dan caregiver). b) Rencana keperawatan, tindakan yang dilakukan oleh klie, caregiver atau orang lain dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan.



3. Evaluasi a. Intervensi actual b. Evaluasi 1) Analisis respon pasien 2) Penentuan pencapaian hasil yang diharapkan 3) Jika tujuan tidak tercapaikan, tentukan penyebabnya 4) Rumuskan lagi tujuan keperawatan sesuai kebutuhan pasien



.



BAB III APLIKASI KASUS



A. Gambaran Kasus Ny. S umur 35 tahun, dan mempunyai 2 orang anak. Ny S. Saat ini dirawat di ruang kandungan RS X sejak 2 hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.S positif menderita kanker Rahim Grade III, Ny. S Merasakan nyeri pinggul pada saat BAK, perdarahan sesudah senggama, keluar keputihan atau cairan encer yang berlebihan dari vagina. Dokter merencanakan klien harus dioperasi untuk dilakukan pengangkatan kanker rahim, karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan. Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi. Perawat menjelaskan kepada ibu bahwa penyakit ibu hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain, dan ibu tidak akan bisa mempunyai anak lagi. Menanggapi hal tersebut, klien tampak termenung, tampak cemas dan binggung untuk mengambil keputusan karena suaminya masih ingin memiliki anak. Klien merasa cemas dengan kondisinya saat ini. B. Pengkajian Pada kasus ini menembus garis pertahanan fleksibel dan garis pertahanan normal, yaitu: 1. Garis pertahanan fleksibel a. Hilangnya harapan Ny. S terhadap penyakitnya, karena suami dan Ny. S masih ingin memilki anak. b. Ny. S merasakan cemas dengan kondisinya saat ini. 2. Garis pertahanan normal Ny. S merasa bersalah kepada anggota keluarga lainnya karena tidak sesuai harapan mereka untuk memperoleh keturunan (kehilangan ekstrapersonal).



3. Garis pertahan resisten Adanya reaksi klien dan suami yang mencari bantuan dalam mengatasi penyakit Ny.S (reaksi simpatomologi, yaitu reaksi untuk mengatasi gejala yang ada). C. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan pada vesika urinaria 2. Infeksi berhubungan dengan keluarnya keputihan yang berlebihan 3. Cemas berhubungan dengan tindakan operasi yang akan dilakukan D. Intervensi Keperawatan Dalam hal ini intervensi yang diberikan pada Ny. S dan suaminya termasuk pencegahan sekunder, yaitu intervensi yang dilakukan setelah klien bereaksi terhadap stressor dan intervensi ini berfokus pada penguatan garis resistensi untuk melindungi struktur dasar. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil, maka stressor yang dialami Ny. S dapat menembus struktur dasar, maka faktor-faktor yang ada dalam struktur dasar seperti faktor kekuatan dan kelemahan dan faktor genetik termasuk variabel fisiologis, psikologis, sosial dan kultural serta variabel perkembangan harus mendukung ke arah rekonstitusi. E. Pembahasan Kasus Betty Neuman pada Kasus Berdasarkan kasus yang dialami oleh Ny. S, jika diaplikasikan ke dalam model sistem Betty Neuman, maka Ny. S mengalami stressor yaitu perasaan duka cita yang memiliki karakteristik yang kompleks. Ny. S merasa kehilangan karena dengan operasi pengangkatan Rahim Ny S dan Suami sudah tidak bisa memiliki anak lagi atau hilangnya harapan terhadap



kehamilan



yang



telah



ditunggu-tunggu



(kehilangan



intrapersonal), atau merasa bersalah kepada anggota keluarga lainnya karena tidak sesuai harapan mereka (kehilangan ekstrapersonal). Dalam hal ini, stressor yang dialami Ny. S telah menembus garis pertahanan fleksibel dan garis pertahanan normal, sehingga garis pertahanan resistensi teraktivasi. Hal ini dapat ditunjukkan dari reaksi klien dan suami yang mencari bantuan untuk mengatasi penyakit yang terjadi pada



Ny. S (reaksi simpatomologi, yaitu reaksi untuk mengatasi gejala yang ada). Intervensi keperawatan : ketika seorang perawat akan menentukan tingkat pengaruh kehilangan pada diri seseorang, kita juga harus mengkaji dampak dari perasaan kehilangan tersebut pada kehidupan mereka sehari-hari, cara mereka mengatasi kesedihannya, atau nilainilai dan kepercayaan yang dianut mengenai kehilangan. Dalam hal ini intervensi yang diberikan pada Ny. S dan suaminya termasuk pencegahan sekunder, yaitu intervensi yang dilakukan setelah klien bereaksi terhadap stressor dan intervensi ini berfokus pada penguatan garis resistensi untuk melindungi struktur dasar. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil, maka stressor yang dialami Ny. S dapat menembus struktur dasar. Untuk mempertahankan struktur dasar, maka faktor-faktor yang ada dalam struktur dasar seperti faktor kekuatan dan kelemahan dan faktor genetik termasuk variabel fisiologis, psikologis, social dan kultural serta variabel perkembangan harus mendukung ke arah rekonstitusi. Untuk pasangan tersebut mencapai rekonstitusi, dukungan intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal merupakan 3 hal penting yang perlu dikaji. Siapakah anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan positif? Apakah sistem pendukung secara kultural dapat diterima oleh pasangan tersebut? Setiap orang tua akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung pada struktur dasar yang dimilikinya. Hal ini dapat dilihat dari respon terhadap pengalaman duka cita bagi masing-masing orang yang tidak sama termasuk rentang waktu pemulihannya pun berbeda. Setelah dilakukan secara menyeluruh, selanjutnya tahapan perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan menggunakan proses yang sama.



Perangkat



penilaian



akan



mengukur



hal-hal



yang



akan



berdampak secara khusus pada aspek-aspek fisiologis, psikologis, sosial budaya dan spiritual serta perkembangan. Intervensi terhadap gangguan fisiologis yang dapat menghalangi proses rekonstruksi dapat juga



diberikan tergantung kondisi klien misalnya perubahan pola tidur, nutrisi dan lain sebagainya. Selanjutnya perawat perlu mempertimbangkan aspek perkembangan seseorang dari perasaan berduka. Intervensi yang sesuai untuk ibu muda primigravida tentunya akan sangat berbeda dengan ibu yang telah memiliki anak sebelumnya. Analisis Kekutan dan kelemahan 1. Kekuatan a. Model Sistem Betty Neuman mengemukakan tentang cara pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik dan sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal. b. Kliennya bias meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan. c. Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress dengan tujuan untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal. d. Betty Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu diagram lingkaran konsentris yang cukup jelas dan mudah dimengerti,



yang



meliputi



variabel



fisiologi,



psikologis,



sosiokultural, perkembangan dan spiritual, basic struktur/central core dan energy resources, line of resistance, normal line of defence, fixable line of defence, stressor, prevention/pencegahan primer, sekunder, tertier, serta reconstitution. e. Model Neuman lebih fleksibel biasa digunakan pada area keperawatan, pendidikan, dan pelatihan keperawatan. 2. Kelemahan a. Model Neuman dapat digunakan oleh semua profesi, sehingga untuk profesi keperawatan kurang spesifik



b. Penjelasan



tentang



perbedaan



stressor



interpersonal



dan



ekstrapersonal masih dirasa belum ada perbedaan yang jelas sehingga masih terdapat ketimpangan diantara keduanya.



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan Model sistem Neuman diperoleh dari sistem teori yang umum. Teori ini  berfokus pada klien sebagai sistem  (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) dan pada respon klien terhadap stressor. Sistem klien meliputi 5 variabel (fisiologi,  psikologi, sosiokultural, developmental, spiritual) dan dikonsep secara lebih mendalam (sumber dasar energi) dikelilingi oleh lingkaran konsentris yang meliputi garis kekebalan, garis pertahanan, dan garis pertahanan fleksibel . Lima  variabel  tersebut dipertimbangkan setiap bagiannya sebagai lingkaran konsentris. Ketegangan merupakan tekanan yang



dapat



merangsang



baik



intrapersonal,



interpersonal,



atau



ekstrapersonal. Model ini menyarankan 3 tingkatan  untuk intervensi keperawatannya (Pencegahan primer, sekunder dan tertier), yang mana didasarkan pada konsep Caplan pada tingkat pencegahan (1964). Maksud pencegahan sbg intervensi adalah untuk mendapatkan keseimbangan yang maksimal untuk klien sebagai sistem. Neuman menyarankan suatu format bagi proses keperawatan dimana klien sebagai penerima pelayanan ikut berpartisipasi aktif dengan perawat untuk memilih intervensi dan mencapai tujuan. Model Neuman telah diterima dengan baik oleh  komunitas perawat  dan digunakan dalam administrasi, praktek, pendidikan, dan penelitian. Kelompok model sistem Neuman aktif terlibat dalam melindungi keutuhan model ini dan mengembangkannya. Suatu lembaga pendidikan tinggi dari model sistem Neuman telah mulai bekerja untuk mendapatkan dan menguji middle range theory berdasarkan model.



B.



Saran Dalam memberikan asuhan keperawatan, diharapkan perawat dapat menerapkan



penggunaan



teori



keperawatan



Neuman



untuk



mengoptimalkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Pemahaman yang berkelanjutan terhadap teori dapat dilakukakan dengan pemakaian teori secara terus-menerus. Pengembangan teori dapat dilakukan dengan berbagai kajian ilmiah dan penelitian keperawatan terkait, tanpa meninggalkan paradigma keperawatan sebagai acuan.



Daftar Pustaka



Alligood, M. . (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka (8th Indone; A. Y. . Hamid & K. Ibrahim, eds.). Elsevier Singapora PTe Ltd. Hidayat, A. A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika. Luthfa, I., & Windani, C. (2015). DENGAN DIABETES MELLITUS DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT. Keperawatan Komunitas, 3(1), 23–28. Neuman, B. (2002). The Neuman system model (Edisi 4 (h). Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall. Parker, E. M. (2005). Nursing Theories and Nursing Practice (2nd ed.; J. . DaCunha, ed.). Philadelpia: F.A Davis Company. Potter, A. P. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC. Risjord, M. (2010). Nursing Knowledge : Science, practice, and philosophy (First edit). USA: Wiley-Blackwell JOhn Wiley & Sons Ltd, The Atrium, SoutherWiley_n Gate, Chichester, West Sussex, PO19 8SQ, United Kingdom.