Betty Neuman [PDF]

  • Author / Uploaded
  • AR
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MODEL KONSEP TEORI KEPERAWATAN BETTY NEUMAN Balikpapan 2016



Oleh Kelompok IV:



Andy Dharma Pramudya Asmita Kurnia Dwi Setyo Angraeni



STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA S1 KEPERAWATAN TAHUN 2016



KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa salawat dan salam pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Model konsep teori keperawatan Betty Neuman” terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan dan kurangnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah. Atas bimbingan, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. NS. Siti Mukarromah S. Kep, selaku dosen pembimbing dalam penyusunan makalah. 2. Orangtua serta suami yang kucintai dan kusayangi yang selalu memberiku motivasi dan semangat. 3. Rekan–rekan mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Wiyata Husada dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah. Akhirnya peneliti berharap agar proposal ini dapat bermanfaat bagi peneliti, pembaca pada umumnya dan teman-teman sejawat pada khususnya Penulis



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................... iii



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Tujuan .................................................................................................... 1 C. Manfaat .................................................................................................. 2



BAB 2 KERANGKA TEORITIS/KERANGKA KONSEP A. Sejarah Model Konsep Teori ................................................................. 3 B. Bagan Model Konsep Teori ................................................................... 5 C. Paradigma Keperawatan berdasar Model Konsep Teori........................ 10 D. Contoh Aplikasi Model Konsep Teori Keperawatan ............................. 16



BAB 3 PENUTUP ............................................................................................ 22 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... iv



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang



Keperawatan merupakan profesi yang berfokus pada keadaan sehat sakit dari individu, keluarga, maupun kelompok sosial (masyarakat) dalam tugasnya perawat melakukan sebuah perawatan terhadap pasien melalui beberapa unsur yakni biologis, social, psikologi dan spiritual. Ilmu keperawatan berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Seiring dengan berkembangnya jaman tersebut muncul teori-teori yang mendasari konsep dasar keperawatan khususnya pada model keperawatan, beberapa teori tersebut muncul karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi dan mendasari. Salah satunya adalah karena adanya perang dunia. Yang mana pada masa tersebut tenaga medis atau perawat dilakukan secara sukarela, pelopor dari tenaga perawat tersebut adalah Florence Nightingale. Dari beberapa pemuka teori salah satu diantara beberapa tersebut selain Nightingale adalah Betty Neuman. Dalam dunia keperawatan, Neuman ikut andil dalam perkembangan keperawatan.



B. Tujuan a. Tujuan umum Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Betty Neuman dalam manajemen asuhan keperawatan.



b. Tujuan khusus -



Memahami model konsep teori Betty Neuman.



-



Mampu menghubungkan model konsep Betty Neuman dengan proses keperawatan.



-



Mendapatkan gambaran kondisi pelaksanaan konsep Betty Neuman di rumah sakit



C. Manfaat Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik sebagai media informasi maupun sarana belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Dan diharapkan dapat memotivasi teman sejawat terutama penulis untuk menerapkan serta mengembangkan teori – teori yang ada demi kemajuan dunia keperawatan.



BAB 2 KERANGKA TEORITIS/KERANGKA KONSEP



A.



Sejarah Model Konsep Teori Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924, ia anak kedua dari 3



bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya. Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron, Ohio pada tahun 1947. Kemudian beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal dengan keluarganya di California. Beliau memegang jabatan penting yaitu sebagai staf keperawatan rumah sakit di California. Beliau melanjutkan pendidikannya di University of California dengan jurusan psikologi. Beliau menyelesaikan gelar sarjana mudanya pada tahu 1957. Pada tahun 1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan kesehatan masyarakat di University of California, beliau melanjutkan program administrasi pendidikan tinggi di Ohio University. Pendekatan teoritis Betty Neuman tentang keperawatan dicontohkan dalam sebuah pendekatan holistic terhadap kehidupan dirinya sendiri. Ia memiliki semangat besar untuk hidup dan memiliki rasa yang tajam terhadap penggunaan waktu yang efektif, kreatif dan bermanfaat. Betty Neuman mulai mengembangkan model sistem kesehatannya ketika menjadi seorang dosen dalam bidang keperawatan kesehatan masyarakat di Universitas California, Los Angeles. Munculnya model tersebut



dikembangkan sebagai tanggapan atas pernyataan mahasiswa keperawatan tentang suatu kebutuhan dalam rangka mengahadapi materi pelajaran yang akan membawa mereka ke arah pengungkapan problem-problem keperawatan yang luas terutama terfokus pada bidang-bidang permasalahan keperawatan tertentu. Model ini dipublikasikan pada tahun 1972 sebagai sebuah model untuk pengajaran pendekatan personal secara total guna menghadapi problem-problem pasien didalam penelitian keperawatan. Model tersebut disempurnakan dan kemudian dipublikasikan pada edisi pertama buku berjudul Model-Model Konseptual Untuk Praktek Keperawatan tahun 1974, dan edisi kedua tahun 1980. Pada tahun 1989 dipublikasikan yang berjudul Model Sistem Neuman yang di dalamnya terdapat tentang praktek keperawatan dan administrasi keperawatan. Betty Neuman menegaskan bahwa dia tidak bermaksud menciptakan sebuah model konseptual khusus untuk masyarakat keperawatan, namun penting untuk dicatat bahwa hasil kerja beberapa ahli teori keperawatan lainnya (Martha Roger, Dorothea Orem, dan Imogene King) telah dipublikasikan pula bersamaan dengan publikasi Neuman yang pertama. Hal tersebut terjadi pada awal tahun 1970-an dimana Perhimpunan Nasional Keperawatan (Nasional League For Nursing/NLN) menekankan pentingnya model konseptual untuk pendidikan keperawatan dan kerangka kerja konseptual tersebut menjadi sebuah dasar utama kriteria yang digunakan NLN untuk akreditasi. Neuman menjabarkan modelnya secara komperehensif (menyeluruh) dan dinamis. Model tersebut merupakan sebuah



tinjauan multidimensional terhadap individu, kelompok (keluarga), dan masyarakat yang selalu berinteraksi dengan ketegangan-ketegangan lingkungan. Pada prinsipnya, model tersebut memfokuskan pada reaksi klien terhadap ketegangan dan faktor-faktor yang mendukung rekonstitusi (mengembalikan keadaan jasmani) dan adaptasi. Model yang sesuai adalah model yang berlaku untuk semua profesi yang ada hubungannya dengan perawatan kesehatan. B.



Bagan Model Konsep Teori



Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Healt care system” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system terbuka. Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu diagram lingkaran konsentris, yang meliputi variabel fisiologi, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual, basic structure dan energy resources, line of resistance, normal line of defense, fixible line of defense, stressor, reaksi, pencegahan primer, sekunder, tertier, faktor intra, inter dan ekstra personal, serta rekonstitusi. Adapun faktor lingkungan, kesehatan, keperawatan dan manusia merupakan bagian yang melekat pada model ini yang saling berhubungan dan mendukung ke arah stabilitas sistem. Yang termasuk dalam konsep mayor menurutnya adalah : 1.



Tekanan / stressor Tekananan merupakan kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan



dan



berpotensial



untuk



menyebabkan



sistem



tidak



stabil.Neuman



(1995)



mengklasifikasi stressor sebagai berikut : 1.1



Intra Personal : Secara individu atau perorangan. Tekanan dari dalam individu, misalnya emosi yang dipengaruhi oleh umur ( perkembangan )



sebagai tekanan internal, penerimaan teman sebaya ( sosial budaya ) , kemampuan fisik ( biologi ) dan pengalaman mengatasi emosi dan perasaan di masa lalu (psikologi). 1.2



Inter Personal : Antara individu yang satu dengan yang lain. Tekanan satu orang atau lebih, misalnya peran orangtua terhadap anak yang diharapkan, tekanan antar individu yang dipengaruhi oleh pola pengasuhan anak (sosial budaya), umur dan perkembangan anak (biologi, perkembangan), dan perasaan mereka terhadap peran yang dijalani (psikologi).



1.3



Ekstra Personal : Antara individu yang satu dengan yang lain. Tekanan satu orang atau lebih, misalnya peran orangtua terhadap anak yang diharapkan, tekanan antar individu yang dipengaruhi oleh pola pengasuhan anak (sosial budaya), umur dan perkembangan anak (biologi, perkembangan), dan perasaan mereka terhadap peran yang dijalani (psikologi).



2.



Struktur Pokok Sumber Energi Merupakan penggerak untuk melakukan aktivitas. Struktur dasar berisi seluruh



variabel untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem. Faktor umum yang mendasar bagi semua organisme : 2.1.



Rata-rata suhu normal



2.2.



Struktur genetika



2.3.



Pola respon



2.4.



Daya tahan organ



2.5.



Kelemahan



2.6.



Struktur ego



2.7.



Pengetahuan



3.



Tingkat Ketahanan dan perlawanan Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan. Tingkatan kemampuan



adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di batas normal. Garis pertahanan menurut Neuman terdiri dari garis pertahanan normal, garis resistensi dan garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien. Selain itu ada berbagai stressor yang dapat menginvasi garis pertahanan normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi. maka sistem klien akan bereaksi dengan menampakan adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan. Garis pertahanan normal ini terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan. Garis pertahanan normal ini merupakan bagian dari garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau



perlindungan pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap stressor. 4.



Tingkat-Tingkat Pencegahan



Dibagi menjadi : 4.1.



Pencegahan primer yaitu terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup



4.2.



Pencegahan sekunder yaitu berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat



sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian. 4.3.



Pencegahan tersier yaitu pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi.



5.



Rekonstitusi Neumau mendefenisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energy yang terjadi



berkaitan sebelum sakit. Rekontitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor. Rekonstitusi adalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi bisa memperluas tingkat pertahanan normal ketingkat sebelumnya menstabilkan sistem klien pada tingkat yang lebih rendah dan mengembalikan tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah factor-faktor interpersonal, intrapersonal, dan ekstrapersonal lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiocultural perkebangan dan spiritual. C.



Paradigma Keperawataan Berdasarkan Model Konsep Teori Paradigma keperawatan merupakan konsep sentral keperawatan yang



menjelaskan



tentang



teori-teori



model



konseptual



keperawatan.



Paradigma



menjelaskan 4 unsur utama yang mendasar yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Perawat harus mampu memahami model konseptual ini didalam memberikan asuhan keperawatan. Salah satu teori model konseptual keperawatan adalah “System Model Neuman” dimana beliau menyampaikan bahwa manusia sebagai suatu sistem.



a.



Manusia menurut Neuman Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan (holistik) yang



terdiri dari faktor fisiologis, psikologis, sosial budaya, faktor perkembangan, dan faktor spiritual. 1.



Faktor Fisiologis meliputi struktur dan fungsi tubuh



2.



Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental



3.



Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang menghubungkan sosial dan ekspektasi kultural dan aktivasi.



4.



Faktor perkembangan sepanjang hidup.



5.



Faktor spiritual pengaruh kepercayaan spiritual Faktor-faktor ini berhubungan secara dinamis dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Klien juga dipandang mengalami kondisi yang bervariasi,sesuai stres yang



dialami. Ketika stressor terjadi individu banyak membutuhkan informasi atau bantuan



untuk mengatasi stressor. Pemberian motivasi merupakan rencana tindakan perawat untuk membantu perkembangan klien. Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dan lingkaran-lingkaran konsentrik yang saling berkaitan . Struktur dasar meliputi faktor dasar kelangsungan hidup yang lebih umum dari karakter sehat dan sakit yang merupakan gambaran yang unik dari sistem klien. Secara umum gambaran keunikan sistem klien dari Neuman adalah range temperatur normal, struktur genetik , pola respon, kekuatan dan kelemahan organ, struktur ego dan pengetahuan atau kebiasaan. Neuman selanjutnya menyatakan bahwa Normal Lines of Defense adalah 1.



Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut keadaan wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien.



2.



Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible lines of defense tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien akan bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan.



3.



Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan.



b.



Lingkungan menurut Neuman



Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal dan eksternal yang berada di sekitar klien . Neuman mengatakan baik lingkungan internal maupun ekternal pada manusia memiliki hubungan yang harmonis dan keduanya mempunyai keseimbangan yang bervariasi, dimana keseimbangan atau keharmonisan antara lingkungan internal dan eksternal tersebut dipertahankan. Pengaruh lingkungan terhadap klien atau sebaliknya bisa berdampak positif atau negatif. Stressor yang berasal dari lingkungan meliputi 3 hal yaitu intrapersonal, interpersonal dan extrapersonal. Neuman membagi lingkungan menjadi 3 yaitu : 1.



Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada dalam system klien.



2.



Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar system klien. Kekuatan-kekuatan dan pengaruh interaksi yang berada diluarnsistem klien.



3.



Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi dalam system terbuka



dengan



lingkungan



internal



dan



eksternal



yang



bersifat



dinamis.Lingkungan ini tujuannya adalah untuk memberikan stimulus positif kearah kesehatan klien. Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut : Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : respon autoimmun. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki



pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik. Stressor interpersonal dan extrapersonal berhubungan dengan lingkungan eksternal. Created environment mencakup ketiga jenis stressor ini. c.



Sehat menurut Neuman Definisi sehat digambarkan dengan model komponen. Sehat adalah kondisi



dimana bagian dan sub bagian keseluruhan manusia yang selalu harmoni.Kesehatan manusia dalam status baik atau sakit, selalu berubah dalam lima variabel : fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan perkembangan. Sehat relative dan dinamik dengan stabilitas yang bervariasi. Garis normal sebagai parameter status sehat. Sehat adalah



individual



kadang



seimbang



atau



stabilitas



klien



atau



berubah.



Garis pertahanan manusia dapat permiabel, berbeda dengan individu lain dan menghasilkan status kesehatan yaitu garis pertahanan normal. Sehat untuk individu lain mungkin berarti retensi komponen yang tercontitusi, contoh penggunaan protesa setelah amputasi dapat menghasilkan garis normal. Sehat untuk individu adalah hubungan antara faktor genetik dan pengalaman.Tipe definisi sehat mengikuti individu ,tidak ada standart absolute. Status yang terbaik adalah status optimal untuk klien bervariasi dari beberapa poin dalam hubungannya dengan konsep dasar d.



Keperawatan menurut Neuman



Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Melalui penggunaan model keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total wellness. Keunikan keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua variabel yang mana mendapat perhatian dari keperawatan . Neuman (1981) menyatakan bahwa dia memandang model sebagai sesuatu yang berguna untuk semua profesi kesehatan dimana mereka dan keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari suatu pengertian. Neuman juga percaya bahwa keperawatan dengan perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.



e.



Aktivitas Keperawatan Perawat dalam model Neuman dipandang sebagai “aktor” atau pemberi intervensi yang mempunyai tujuan mengurangi pertemuan individu dengan stressor yang jelas atau meminimalkan efeknya. Perawat mungkin memilih untuk mengintervensi dengan cara menguatkan kemampuan klien untuk berespon terhadap stressor. Jadi tanpa memperhatikan apakah pertemuan dengan stressor itu menghasilkan hasil yang positif atau negatif, perawat memberikan pelayanan sebagai peserta yang aktif dalam mendukung



pertahanan klien dengan membantu klien berespon yang sesuai terhadap stressor yang datang. Partisipasi aktif dari klien membenarkan arti dari pengalamannya dengan perawat. Selanjutnya pembuatan tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah yang digunakan Neuman untuk menjelaskan aktivitas antara perawat dan klien. Neuman menyatakan bahwa sekali masalah utama telah didefinisikan dan diklasifikasikan satu keputusan harus dibuat sebagai bentuk intervensi apa yang harus diambil sebagai prioritas.Yang membuat keputusan adalah proses kolaborasi antara perawat dan klien terlibat dalam merundingkan tujuan kolaborasi yang sesuai. Perawat membantu klien berbeda tergantung pencegahan primer, sekunder atau tersier yang diperlukan. Dalam situasi perawatan tiap klien perawat mengkaji dan mengintervensi secara berbeda. Contoh jika stressor ada di lingkungan klien tapi tidak merusak garis pertahanan normal (tingkat pencegahan primer), perawat mungkin mengkaji faktor-faktor resiko dan mencari kemungkinan untuk mengajari atau membantu klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika stressor telah menembus garis pertahanan normal (tingkat pencegahan sekunder perawat mungkin bertindak untuk menentukan sifat dari proses penyakit dan mulai berurusan dengan respon maladaptif. Jika stressor dihasilkan dalam gejala-gejala sisa (tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk membatasi atau mengurangi efek, barangkali dengan menggunakan sumber-sumber rehabilitasi. Ringkasnya perawat atau profesi kesehatan lain menggunakan model Neuman adalah



pengevaluasi aktif dan pemberi intervensi aktif. Klien dipandang sebagai aktif tetapi lebih rendah dibanding perawat berhubungan beberapa perubahan status kesehatan. Keperawatan digambarkan sebagai profesi yang unik, keunikannya dihubungkan dengan sifat holistik manusia dan pengaruh dari variabel yang berinteraksi dalam lingkungan internal maupun eksternal. Perawat mengkaji semua faktor yang berpengaruh pada klien. Contoh Neuman menyatakan bahwa lapang persepsi pemberi pelayanan profesional dan klien harus dikaji karena persepsi klien dan caregiver mungkin bervariasi. Dengan demikian hal ini akan mempengaruhi tindakan caregiver. Pengkajian persepsi berarti bahwa perawat mengkaji prasangka, kebutuhan dan nilai-nilai yang dimiliki klien yang berhubungan dengan kondisi klien sebelum membuat keputusan. Hal ini penting bahwa pengkajian persepsi harus menjadi aspek yang dimuat karena ini akan sangat berguna pada format proses perawatan yang selanjutnya dibuat oleh Neuman.



D.



Contoh Aplikasi Model Konsep Teori Keperawatan Terdapat lima tahapan dalam proses keperawatan : 1.



Pengkajian



2.



Diagnose



3.



Perencanaan



4.



Pelaksanaan



5.



Evaluasi



Model Neuman memberikan panduan pada tahap pengkajian bagi perawat. Pengkajian



tersebut



di



fokuskan



pada



pengkajian



garis



pertahanan



normal/mekanisme koping (Neal, 1981). Perawat dapat mengkaji faktor resistensi internal individu, menurut Neal (1981), kualitas keseimbangan individu tergantung dari pertahanan diri terhadap stressor. Model ini juga dapat diaplikasikan pada praktek keperawatan (Beitler, Tkachuck, Aamodt, 1980). Hasil diskusi yang didapatkan adalah stressor dapat diatasi pada tahap primer, sekunder dan tertier. Dalam diskusi mereka tahap pencegahan primer dapat dilakukan dengan memberikan promosi tentang penerimaan kehidupan sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya frustasi. Pada tahap sekunder perawat dapat berusaha untuk memberikan bantuan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaannya. Pada tahap tertier perawat mengusahakan dengan memberikan support lingkungan terhadap pasien dengan krisis. Model sistem dari Neuman juga sering digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat di Amerika dan Kanada karena luas dan struktur terbuka cocok untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Model ditunjang oleh banyak teori dan mempunyai tujuan yang bermanfaat (tool) pada perawatan kesehatan masyarakat menekankan pada peningkatan kesehatan dan memperbaiki kesehatan pada kelompok yang luas menghimpun individu, berbeda dengan dibutuhkan sendiri (solely) yang difokuskan kepada kesehatan individu. (Beddome,1989). Model sistem dari Neuman didasarkan pada sistem teori yang memungkinkan perawat kesehatan menjelaskan paradigma perawatan dalam istilah-istilah yang berlaku pada masyarakat ialah individu, keluarga, kelompok atau masyarakat dapat sebagai target pelayanan. Lingkungan didefinisikan sebagai semua keadaan internal dan eksternal atau pengaruh yang berdampak kepada masyarakat. Faktor negatif biasanya merujuk sebagai stressor. Penekanan kepada dinamika interaksi antara masyarakat dan lingkungan seperti pada gestalt theory (Neuman,1989). Kesehatan untuk



masyarakat adalah suatu nilai-nilai yang optimal atau tingkat yang stabil, bila sistem dalam masyarakat menyebabkan lebih bersemangat (energi) dari biasanya, maka status kesehatan bergerak kedepan negentropy (kesehatan yang ideal). Bila energi berlebihan digunakan dari produksi, maka masyarakat bergerak kepada entropy atau mati. (Neuman, 1989 hal 33) Berdasarkan dari teori tersebut teori model Betty Neuman ini dapat diterapkan di Indonesia pada keperawatan komunitas dan keperawatan jiwa, hal ini didukung dengan penelitian dan penerapan lebih lanjut. Penerapan teori model Neuman adalah garis pertahanan diri pada komunitas yang meliputi garis pertahanan fleksibel, yaitu ketersediaan dana, pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan. Garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan. Garis pertahanan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tertier. Dengan demikian stabilitas kesehatan klien dan keluarga dalam lingkungan akan optimal. Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stres dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu: a.



Intervensi yang bersifat promosi Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang berupa : 1.



Pendidikan kesehatan.



2.



Mendemostrasikan ketrampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien dirumah atau komunitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.



b.



Intervensi yang bersifat prevensi Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu ; 1.



Deteksi dini gangguan kesehatan, misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dan lain-lainnya.



2.



Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling pranikah.



c.



Intervensi yang bersifat kuratif Dilakukan pada garis pertahanan terganggu



d.



Intervensi yang bersifat rehabilitative Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang terganggu. Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5 tahapan yaitu : 1.



Pengkajian, tahap proses keperawatan dimana perawat terfokus pada klien untuk mendapatkan data base yang komprehensif untuk mengetahui keadaan dan kesehatan yang ada dan aktualisasi atau potensial reaksi terhadap stress lingkungan.



2.



Diagnosis keperawatan komunitas, data dengan teori juga menyediakan perawatan dasar untuk diagnosis. Pernyataan diagnosa perawat harus mencerminkan seluruh kondisi klien



3.



Perencanaan, melibatkan negosiasi antara pemberi perawatan dan klien. Tujuan menyeluruh dari pemberi perawatan adalah membimbing klien untuk menghemat energi dan menggunakan energi sebagai kekuatan untuk bergerak melampaui masa sakit.



4.



Pelaksanaan, tindakan keperawatan didasarkan pada sintesis data base yang komprehensif tentang klien dan teori yang sesuai dengan klien dan pengasuh persepsi dan kemungkinan untuk fungsional kompetensi di lingkungan.



5.



Evaluasi, yang diantisipasi atau perubahan yang ditentukan telah terjadi.



Contoh Kasus Sebuah keluarga yang bahagia sedang menantikan kehadiran anak pertama mereka. Sang ibu telah mengandung 2 bulan. Namun, suatu saat ibu mengalami perdarahan dan menurut dokter kehamilan tersebut tidak bisa dipertahankan. Oleh karena itu dilakukan aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibunya Pada kasus di atas, perasaan duka cita dari pasangan tersebut memiliki karakteristik yang kompleks. Misalnya, sang ibu berduka karena calon bayinya tidak bisa dipertahankan (kehilangan interpersonal), atau hilangnya harapan terhadap kehamilan yang telah ditunggu-tunggu (kehilangan intrapersonal), atau barangkali merasa bersalah kepada anggota keluarga lainnya karena tidak sesuai harapan mereka (kehilangan ekstrapersonal). Ketika kita akan menentukan tingkat pengaruh kehilangan pada diri seseorang, kita juga harus mengkaji dampak dari perasaa kehilangan tersebut pada kehidupan mereka sehari-hari, cara mereka mengatasi mengatasi kesedihannya, atau nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut mengenai kehilangan. Secara umum kita akan mengkaji fungsi dari masing-masing garis pertahanan fleksibel, garis pertahanan normal, garis perlawanan, dan struktur dasar. Pengkajian harus meliputi banyak aspek, meliputi : aspek fisiologis, spiritual, psikologis, perkembangan, dan sosial budaya. Untuk membantu pasangan tersebut



mencapai rekonstitusi, dukungan interpersonal dan ekstrapersonal merupakan 3 hal penting yang perlu dikaji. Siapakah anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan positif?. Apakah sistem pendukung secara kultural dapat diterima oleh pasangan trsebut?. Setiap orangtua akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung pada struktur dasar yang dimilikinya. Sebuah penelitian telah membuktikan adanya perbedaan respon berdasarkan jender terhadap perasaan kehilangan pada masa perinatal, maka respon terhadap pengalaman duka cita bagi masing-masing orang tidak akan sama termasuk rentang waktu pemulihannya pun berbeda. Perbedaan dalam proses duka cita tentu akan memberikan stres tambahan diantara para orangtua. Selanjutnya, faktor-taktor ekstrapersonal berpotensi memberikan dampak bagi mereka. Setelah dilakukan pengkajian secara menyeluruh, selanjutnya tahapan perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan menggunakan proses yang sama. Perangkat penilaian akan mengukur hal-hal yang akan berdampak secara khusus pada aspek-aspek fisiologis, psikologis rohani, sosial budaya, dan perkembangan. Misalnya aspek sosial budaya akan mempengaruhi jenis intervensi yang bisa diterima oleh keluarga. Kehilangan pada masa perinatal merupakan suatu pengalaman yang sangat pribadi bagi banyak orang. Pemahaman mengenai arti dari pengalaman pribadi akan sangat membantu petugas kesehatan untuk menentukan intervensi yang spesifik dan terbaik. Intervensi terhadap gangguan fisiologis yang dapat menghalangi proses rekonstitusi bisa juga diberikan tergantug kondisi klien, misalnya perubahan pola tidur, nutrisi, dan sebagainya. Selanjutnya, perawat perlu mempertimbangkan aspek



perkembangan seseorang dari perasaan berduka. Intervensi yang sesuai untuk ibu muda primigravida tentunya akan sangat berbeda dengan ibu yang telah memiliki anak sebelumnya.



BAB 3 PENUTUP KESIMPULAN Neuman mendeskripsikan modelnya sebagai aktivitas keperawatan yang yang luas, serbaguna dan dinamik yang disertai struktur, organisasi dan arahan. Ia membahas individu, kelompok (terutama keluarga), dan komunitas, dari berbagai perspektif dan dalam interaksi yang kontinu dengan stress yang ada dilingkungan mereka Neuman model system dikembangkan berdasarkan pada teori umum dan memandang keluarga sebagai suatu system terbuka yang bereaksi terhadap stressor dan lingkungan. Variabel klien adalah fisiologis, psikologis, social budaya, perkembangan dan spiritual. Intervensi keperawatan terjadi melalui tiga cara pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier. Model ini digunakan dalam pendidikan keperawatan, riset, administrasi dan langsung dipelayanan keperawatan. Penggunaan model konsep keperawatan untuk menganalisis suatu konsep tertentu dapat memberikan pedoman bagi kita dalam pengembangan perangkat penilaian dan pengukuran yang lebih spesifik, andal (reliable) dan akurat. Sebab fokus utama keperawatan adalah klien, lingkungan, dan kesehatan. Model keperawatan memberikan kerangka pikir holistik dan tak terpisahkan untuk menilai konsep-konsep yang menarik perhatian bagi profesi perawat. Sudut pandang yang holistik seperti itu penting sekali digunakan bila perawat berhadapan



dengan variabel yang bersifat multidimensional, misalnya duka cita, nyeri, takut, marah, atau hal-hal lain yang penting dalam asuhan keperawatan. Dalam praktik pelayanan keperawatan, penggunaan model keperawatan akan membantu perawat dalam mendefinisikan area penilaian dan memberikan pedoman untuk menentukan standar outcome yang sesuai. Ketika perawat melakukan sebuah riset keperawatan, maka model konseptual akan membantu dalam menyusun struktur yang logis dan konsisten dengan asumsi-asumsi yang sudah ada, terutama dalam menyusun berbagai instrumen, metode, dan indikator pengukuran. Sebab banyak dari konsep-konsep keperawatan yang justru menggunakan atau dijelaskan dengan pendekatan disiplin ilmu lain. Seharusnya, kita dapat mendeskripsikan suatu terminologi dengan perspektif ilmu keperawatan. Reformulasi informasi hasil penelitian kedalam model keperawatan dapat memperkuat tubuh ilmu pengetahuan (body of knowledge) keperawatan sehingga akan lebih mudah mempelajari dan memahami manusia beserta aplikasinya.