Makalah Betty Neuman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS TEORI BETTY NEUMAN



Aisyah



14.IK.373



M. Nasir Indra .W



14.IK.402



Annisa Aryati



14.IK.375



M. Rizki Alfian



14.IK.404



Anjarwati



14.IK.376



Nor Diana



14.IK.406



Arlita Melinda. C.L



14.IK.377



Noor Laila Sari



14.IK.407



Ayu Lestari



14.IK.378



Reza Januar .P



14.IK.410



Devi Kharismawati 14.IK.385



Selly Resty .P



14.IK.413



Hariyati



14.IK.389



Sri Linda



14.IK.416



M. Afiyaldi



14.IK.398



PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2016-2017



KATA PENGANTAR



Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Teori Keperawatan Komunitas Betty Neuman” ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.



Banjarmasin, 24 Mei 2017



Kelompok I



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Keperawatan



sebagai



bagian



integral



pelayanan



kesehatan



merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososio dan spiritual yang komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.. Ada 4 skenario masa depan yang diprediksikan akan terjadi dan harus di antisipasi dengan baik oleh profesi keperawatan Indonesia ( Ma’arifin Husin, 1999 ) antara lain : a. masyarakat berkembang disini masyarakat akan lebih berpendidikan, lebih sadar akan hak dan hukum, menuntut berbagai jenjang pelayanan kesehatan/ keperawatan yang professional serta rentang kehidupan daya ekonomi masyarakat semakin melebar. b. Rentang masalah kesehatan yang semakin melebar mulai dari yang sederhana sampai pada masalah yang komplek c.



IPTEK yang terus berkembang, dimana



penggunaan teknologi dari yang sederhana sampai pada teknologi yang sangat canggih. d.. Tuntutan profesi terus meningkat. Tantangan tersebut tentunya harus dapat dikelola dengan baik oleh profesi keperawatan keperawatan . Namun disisi lain ada permasalahan pokok yang dihadapi perawat Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan, seperti yang dikemukakan oleh Azrul Anwar, 1999 dikutip oleh Nursalam, 2002 adalah sebagai berikut : peran perawat professional yang belum optimal, terlambatnya pengakuan body of knowledge profesi keperawatan, terlambatnya



pengembangan



pendidikan



keperawatan



professional,



terlambatnya pengembangan sistem pelayanan asuhan keperawatan professional. Langkah strategik yang harus dilakukan dalam mengahadapi tantangan dan permasalahan diatas adalah “ the nurse should do no harm to your self “ ( Nigthtingale, dikutip oleh Nursalam 2002 ) artinya semua tindakan keperawatan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien tanpa ada resiko negative yang ditimbulkan. Hal ini ditegaskan oleh Lynn Basford dan Oliver Slevin ( 2006 ) yang menyatakan profesi keperawatan menginginkan adanya perawat yang berpikir, yaitu perawat yang tidak hanya melakukan tugasnya



tanpa berpikir, namun yang memikirkan dengan cermat tentang apa yang dilakukannya dan bertindak bijaksana demi kepertingan pasien atau klien. Salah satu strategi adalah penerapan model keperawatan yang merupakan aplikasi praktek keperawatan berdasarkan teori, disamping itu peningkatan pendidikan,



pengembangan



Ilmu



keperawatan,



keperawatan. Untuk dapat menerapkan model



pelaksanaan



riset



keperawatan



yang



merupakan aplikasi praktek keperawatan berdasarkan teori maka perlu dipahami dahulu konsep dan teori model keperawatan Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, keperawatan harus selalu mengembangkan ilmunya berdasarkan pemahaman konsep model dan teori keperawatan yang sudah ada agar tidak terjadi penyimpangan didalam mengaplikasikan ilmu keperawatan, sehubungan dengan hal tersebut maka pada kesempatan ini kami mencoba untuk membahas salah satu teori konsep model yang sudah ada yaitu model keperawatan yang dikembangkan oleh Betty Neuman Model sistem Betty Neuman memberikan perspektif keperawatan yang felsibel, holistik dan komprehensif. Model tersebut berfokus pada respon sistem klien terhadap stressor aktual maupun potensial. Model tersebut digunakan



dalam



intervensi



keperawatan



yaitu



pencegahan



primer,



sekunder, dan tersier dalam upaya mencapai dan memelihara sistem kesehatan klien yang optimal. Model sistem Neuman (1970) memberikan gambaran baru tentang cara pandang terhadap manusia sebagai mahluk Wholistik (memandang manusia secara



keseluruhan)



meliputi



aspek



(variable)



fisiologis,



psikologis,



sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal (Asmadi, 2005).



1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Tujuan



umum



pembuatan



makalah



ini



adalah



mampu



menganalisa model keperawatan yang dikembangkan oleh Betty Neuman dalam penerapan pelayanan asuhan keperawatan. 1.2.2 Tujuan Khusus : a. Memahami



model



konseptual



keperawatan



menurut



Betty



Neuman b. Apa pengertian model konseptual keperawatan komunitas Betty Neuman? c. Bagaimana



ruang



lingkup



model



konseptual



keperawatan



komunitas Betty Neuman? d. Bagaimana penerapan model konseptual keperawatan komunitas Betty Neuman? 1.3 Manfaat 1.3.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis pembuatan makalah ini dapat menjadi referensi atau masukan bagi pekembangan ilmu keperawatan dan menmbah kajian ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan komunitas untuk mengetahui bagaimana penerapan teori Betty Neuman dalam perawatan komunitas. 1.3.2 Manfaat Praktis Secara praktis pembuatan makaah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang melakukan keperawatan komunitas dan bagi pihak lain makalah ini juga diharapkan dapat membantu pihak lain dalam pengkajian keperawatan komunitas.



BAB II TINJUAN TEORITIS MODEL KONSEPTUAL BETTY NEUMAN Pemicu: Conceptual Model and Grand Theories Keperawatan diakui sebagai suatu disiplin, karena memiliki body of knowledge yang dikembangkan melalui proses ilmiah bersifat universal dan diakui kebenarannya secara ilmiah. Suatu disiplin berkembang karena ilmu yang diaplikasikan dalam praktik. Berbagai jenis karya pakar



keperawatan



diklasifikasikan



dalam



tingkatan



filosofis,



conceptual models and grand theories, theories dan middle range nursing theories. 2.1 Latar Belakang Grand Theories menurut Betty Neuman Betty Neuman lahir pada tahun 1924 dan dibesarkan di lingkungan petani di Ohio. Latar belakang kehidupan di pedesaan membantu dirinya mengembangkan



rasa



kasih



sayang



terhadap



orang-orang



yang



membutuhkan , seperti yang dilakukan sepanjang kariernya. Ia telah menyelesaikan pendidikan dari sekolah keperawatan general hospital tahun 1947 di Akron, Ohio. Sebagai seorang perawat muda ia pergi ke Califonia dan bekerja dengan banyak peran termasuk sebagai perawat di rumah sakit, di sekolah perawat, perawat di industri dan sebagai klinikal instruktur pada universitas Medical Centre Califonia selatan (USCMC). Gelar sarjana muda di dapat pada tahun 1957 di public health dan psykologi dengan peringkat sangat baik.Gelar master diperoleh pada tahun 1966 pada kesehatan mental, konsultasi kesehatan masyarakat dari Universitas California



Los Angelea



(UCLA). Dia mendapatkan gelar doktornya dalam klinikal psykologi



dari



Pacivic western University pada tahun 1985 (Neuman &Fawcett, 2002 dalam McEwen & Willis, 2007) Neuman telah menjadi pionir keperawatan yang berkaitan dengan kesehatan



mental.



Beliau



dan



Donna



Aquilina,



dua



orang



nurse



mengembangkan peran perawat sebagai konselor dalam community crisis center di Los Angeles. Ia telah membangun , mengajar dan memberbaiki program kesehatan mental komunitas untuk perawat setingkat post master pada UCLA. Beliau telah mengembangkan praktek dan mengajarkan secara



ekplisite untuk konsultan kesehatan mental pada akhir tahun 1960 an. Pertama kali Neuman mempublikasikan modelnya selama awal tahun 1970 an. Beliau selanjutnya mendefinisikan dan menyaring berbagai aspek dari model dalam menyiapkan edisi pertamanya yaitu the Neuman System model : Application Nursing Education and Practice pada tahun 1982. Selanjutnya dikembangkan dan direvisi model yang digambarkan dalam sub



bagian



edisinya. ( Neuman 1989, 1995, 2002) Betty Neuman mandefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistik danpendekatan sistem terbuka. Bagi Neuman manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks yang dinamis dan fisiologis,sosiokultural dan variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka manusia berinteraksi,beradaptasi dengan dan disesuaikan oleh lingkungan yang digambarkan sebagai stressor. Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatuyang mempengaruhi (intrapersonal) yang berasal dari dalam diri klien. Lingkungan eksternal terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari luar diri klien (interpersonal). Pembentukan lingkungan merupakan usaha klien untuk menciptakan lingkungan yang aman,yang mungkin terbentuk oleh mekanisme yang didasari maupun yang tidak didasari. Tiap lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stressor yang dapat merusak sistem. Model Neuman mencakup stressor intrapersonal,interpersonal dan ekstrapersonal (Ali, 2000). Keperawatan merupakan profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga dan komunitas dalam mencapai proses merawat dan menyembuhkan kesehatan yang optimal, dimana perawat sebagai provider dan masyarakat sebagai konsumen pelayanan kesehatan. Ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman. Merupakan tugas penting yang dihadapi profesi keperawatan dalam memperkembangkan sebuah teori salah satunya adalah model Keperawatan Komunitas Betty Neuman (Hidayat, 2004). Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh. Tujuan dari keperawatan adalah membanyu individu, keluarga dan kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan ang optimal. Perawat mengkaji, mengatur dan mengevaluasi sistem klien.



Perawatan berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Tindakan perawat terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi faktor-faktor risiko yang potensial dan aktual terjadi akibat stressor tertentu. Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal melalui penetapan prioritas dan rencana



pengobatan



pada



gejala-gejala



yang



tampak.



Sedangkan



pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap stressor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam mencegah terjadinya masalah yang sama (Ali, 2000). Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan. Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman (1970) menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi (Asmadi, 2005).



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Model Konseptual Neuman Neuman model system didasarkan pada system teori umum dan refleksi kehidupan alami mahluk hidup (manusia) sebagai system terbuka dalam berinteraksi degan yang lainnya serta dengan lingkungan sekitarnya. Modelnya mengambil dari teori Gestalt, yang menggambarkan keseimbangan sebagai suatu proses dimana organisme (mahluk hidup) memelihara keseimbangan dan konsekuensinya adalah sehat, dengan berbagai kondisi. Neuman menggambarkan bahwa penyesuaian sebagai proses dimana kepuasan dalam mahluk hidup



adalah suatu kebutuhan. Banyaknya



kebutuhan dan adanya gangguan keseimbangan atau stabilitas. Kemudian proses penyesuaian adalah suatu yang dinamis dan terus menerus. Seluruh kehidupan ditandai oleh adanya saling mempengaruhi antara kesimbangan dan ketidakseimbangan dalam mahluk hidup. Ketika proses stabilisasi gagal pada beberapa tingkatan , atau ketika mahluk hidup berada dalam kondisi yang



tidak



harmonis



dalam



waktu



lama



konsekuensinya



yaitu



ketidakmampuan memuaskan kebutuhan, timbulnya suatu penyakit. Ketika sakit sebagai proses kompensasi gagal , mahluk hidup dapat meninggal. Neuman telah menggunakan definisi Selye’s tentang stress sebagai suatu respon non spesifik tubuh terhadap kebutuhan pada saat itu. Stress meningkatkan kebutuhan untuk menyesuaikan kembali. Kebutuhan ini tidak spesifik, itu membutuhkan adaptasi terhadap suatu masalah. Neuman mengadaptasi konsep tahapan pencegahan dari konsep model Kaplan



(1964) kemudian menghubungkan tahapan pencegahan ini



dalam keperawatan. Primary prevention digunakan oleh mahluk hidup sebelum itu terjadi sebagai stressor yang berhahaya. Pencegahan primer meliputi pengurangan pertemuan dari stressor atau



memperkuat garis pertahanan normal klien untuk mengurangi reaksi



terhadap stressor. Pencegahan sekunder dan tertier digunakan ketika klien mendapatkan stressor yang berbahya. Pencegahan sekunder berupaya untuk mengurangi efek atau kemungkinan efek dari stressor melalui early diagnosis dan



pengobatan



efektif



terhadap



gejala



suatu



penyakit.



Neuman



mendeskripsikan hal ini sebagai kekuatan garis pertahanan internal.



Pencegahan tertier berusaha untuk mengurangi efek residual stressor dan mengembalikan pasien ke kondisi sehat setelah pengobatan. Sistem model Neuman merefleksikan perawat tertarik terhadap manusia sehat dan sakit sebagai system yang holistic dan lingkungan mempengaruhi kesehatan. Klien dan perawat berpendapat stressor dan sumber-sumber adalah penting, dan klien bertindak sebagi parter perawat untuk menentukan tujuan dan mengidentifikasi tindakan pencegahan yang relevan. Individu, keluarga, kelompok lain, masyarakat dan isu social semuanya merpakan system klien, dimana digambarkan sebagai gabungan interaksi fisiologi, psikologi, social cultural, perkekembangan dan variablevariabel spiritual. Konsep utama yang teridentifikasi dalam model ini



seperti yang



dilukiskan pada skema Neuman System Model (gambar 1-1) adalah pedekatan holistic, system terbuka (meliputi fungsi, input dan out put, feed back, negentropy, egentropy dan stbilias), lingkungan, lingkungan yang dibuat, sehat, sakit, system klien (meliputi lima variable klien , struktur dasar, garis pertahanan , garis pertahanan normal, garis pertahanan fleksibel,), stressor, tingkat reaksi, pencegahan dan intervensi dan reconstitution. Adapun maksud dari konsep-konsep utama tersebut adalah : Pendekatan Holistik, Klien sebagai suatu system dapat didefinisikan sebagai orang , keluarga, kelompok, masyarakat atau sosial issu. Klien telah digambarkan sebagai sesuatu yang utuh bagian dari interaksi dinamis. Model ini mempertimbangkan semua variable yang secara simultan mempengaruhi klien : fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Open System,



elemen-elemen system tersebut secara kontinu



bertukar informasi dan energi dalam suatu oragisasi yang kompleks. Stress dan reaksi terhadap stress adalah komponen dasar pada suatu system terbuka. Fungsi atau Proses, klien sebagai system bertukar energi , informasi, berbagai hal dengan lingkungannya dan menggunakan sumber energi yang didapat untuk bergerak kearah stabilitas yang utuh. Input dan Out Put, klien sebagai suatu system , input dan output adalah zat-zat, energi, informasi yang saling bertukar antara klien dan lingkungan .



Feed Back, sistem out put dalam bentuk zat, energi, dan informasi memberikan sebagai feed back untuk input selanjutnya untuk memperbaiki tindakan untuk merubah, meningkatkan, atau menstabilkan system. Negentropy, yaitu suatu proses pemanfaatan energi konservasi yang membantu kemajuan system kearah stabilitas atau baik Entropy, suatu proses kehabisan energi atau disorganisasi yang mengerakan sistem ke arah sakit atau kemungkinan kematian Stability,



adalah



suatu



keinginan



keadaan



seimbang



antara



penanggulangan system dan stressor untuk memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan integritas. Enviromen,



kekuatan



internal



dan



ekternal



disekitarnya



dan



mempengaruhi klien setiap saat sebagai bagian dari lingkungan. Created Enviroment, maksudnya adalah suatu pengembangan yang tidak disadari oleh klien untuk mengekpresikan system secara simbolik dari keseluruhan system. Tujuannya adalah menyediakan suatu arena aman untuk system fungsi klien. Dan untuk membatasi klien dari stressor Client System, lima variable ( fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual) klien dalam berinteraksi dengan lingkungan bagian dari klien sebagai system. Basic Clien Structure, Klien sebagai system terdiri dari pusat inti yang dikelilingi oleh lingkaran terpusat. Pusat diagram dari lingkaran menghadirkan factor kehidupan dasar atau sumber energi klien. Inti struktur ini terdiri dari factor kehidupan dasar yang umum untuk seluruh anggota spesies. Seperti sebagai factor bawaan atau genetic. Lines Of Resistance,



Serangkaian



yang



merusak



lingkaran



disekitar struktur inti dasar disebut Garis pertahanan, lingkaran ini menyediakan



sumber sumber yang membantu klien mempertahankan



melawan suatu stressor. Sebagai contoh adalah respon system imun tubuh Ketika garis pertahanan efektif , klien system dapat menyusun kembali. Jika tidak efektif maka kematian dapat terjadi. Jumlah pertahanan terhadap stressor ditentukan oleh interrelationship kelima variable pada system klien. Normal line defence, Garis pertahanan normal adalah suatu model diluar lingkaran



padat. Hal itu menghadirkan suatu keadaan stabil untuk



individu atau system. Itu dipelihara dari waktu ke waktu dan melayani sebagai suatu standar untuk mengkaji penyimpangan dari kebiasaan baik klien. Itu



semua meliputi variable system dan perilaku seperti kebiasaan pola koping seseorang , gaya hidup, dan tahap perkembangan. Pelebaran dari garis normal merefleksikan suatu penigkatan keadaan sehat.pengecilan, suatu penyusutan keadaan kesehatan. Garis Pertahanan Fleksibel, garis lingkaran patah-patah terluar dinamakan garis pertahanan fleksibel. Hai ini dinamis dan dapat berubah dengan cepat dalam waktu yang singkat. Hal ini dipersepsikan



sebagai



penahan yang melindungi terhadap stresor dari pecahnya/ berubahnya kondisi kesehatan yang stabil yang dipresentasikan sebagai garis pertahanan normal.



Hubungan



antara



variabel



(fisiologi,



psikologi,



sosiokultural,



perkembangan, dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat kemampuan individu untuk mengguanakan pertahanan garis fleksibel untuk melawan kemungkinan



dari



reaksi



stressor



seperti



gangguan



tidur.Neuman



menggambarkan pertahanan garis fleksibel sebagai mekanisme pertahanan sistem pertama. Ketika pertahana garis fleksibel meluas, hal ini akan memberikan pertahanan yang lebih besar dalam waktu yang singkat terhadap invasi



stresor.



Demikian



sebaliknya,



akan



memberikan



lebih



sedikit



pertahanan. Kesejahteraan (Wellness), Keadaan sejahtera merupakan kondisi ketika tiap bagian dari sistem klien berinteraksi secara harmoni dengan seluruh sistem. Kebutuhan sistem terpenuhi. Sakit (Illness), Sakit terjadi ketika kebutuhan tidak terpenuhi yang mengakibatkan keadaan tidak seimbang dan penurunan energi. Stressor, Sresor adalah kekuatan yang secara potensial dapat mengakibatkan gangguan pada system yang stabil. Stresor dapat berupa: 



Kekuatan intrapersonal yang ada pada tiap individu, seperti respon kondisional seseorang.







Kekutan intrapersonal yang terjadi antara satu atau lebih individu, seperti harapan peran.







Kekuatan ekstrapersonal yang terjadi diluar individu, seperti keadaan financial. Tingkat reaksi, Tingkat reaksi merupakan jumlah energi yang diperlukan oleh klien untuk menyesuaikan terhadap stressor. Pencegahan sebagai intervensi, Intervensi adalah tindakan yang bertujuan untuk membantu klien menahan, mencapai, atau mempertahankan



stabilitas system. Intervensi dapat terjadi sebelum dan sesudah garis perlindungan dan perlawanan yang dilakukan pasa fase reaksi dan rekonstitusi. Intervensi dimulai ketika stresor dicurigai atau diidentifikasi. Intervensi didasarkan pada kemungkinan atau faktual dari tingkat reaksi, sumber daya, tujuan, dan hasil antisipasi. Neuman mengidentifikasi tiga level intervensi: (1) primer, (2) sekunder, (3) tersier. Pencegahan primer, Pencegahan primer dilakukan ketika stresor dicurigai atau diidentifikasi. Reaksi belum terjadi tetapi tingkat resiko diketahui. Neuman menyatakan sebagai berikut: Pelaku atau pengintervensi akan berusaha untuk mengurangi kemungkinan pertemuan individu dengan stresor, atau dengan kata lain usaha untuk memperkuat seseorang bertemu dengan stresor, atau menguatkan garis pertahanan fleksibel untuk menurunkan kemungkinan reaksi. Pencegahan sekunder, Pencegahan sekunder meliputi intervensi atau tretmen awal sesudah gejala dari stress telah terjadi. Sumber daya internal dan eksternal digunakan agar sistem stabil dengan menguatkan garis internal resistensi, mengurangi reaksi, dan meningkatkan faktor resistensi. Pencegahan tersier, Pencegahan tersier terjadi sesudah tretmen aktif atau pencegahan sekunder. Pencegahan ini difokuskan pada penyesuaian kearah kestabila sistem yang optimal. Tujuan utamanya yaitu meningkatkan resistensi terhadap stresor untuk membantu mencegah terjadinya kembali reaksi atau regresi. Proses ini mendorong untuk kembali pada tipe siklus ke pencegahan primer. Sebagai contoh akan dihidarinya suatu stressor yang telah diketahui akan membahayakan klien. Rekosnstitusi, Rekosnstitusi terjadi mengikuti tretmen reaksi stressor. Hal



ini



menggambarkan



kembalinya



sistem



stabil



dimana



tingkat



kesejahteraannya lebih tinggi atau lebih rendah dari sebelumnya untuk melawan stresor. Hal ini mencakup faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal, dan lingkungan yang berhubungan dengan variabel sistem klien (fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual).



3.2 Pengertian Model Konseptual Keperawatan Komunitas Betty Neuman (Health Care System) Model konseptual keperawatan komunitas Betty Neuman (Health Care Sistem) merupakan model konseptual keperawatan memberi penekanan pada penurunan stres dengan cara memperkiuat garis pertahanan diri yang bersifat fleksibel, normal, dan resisten. Intervensi diarahkan terhadap ketiga garis pertahanan tesebut ysng terkait dengan tiga level prevensi (Sumijatun, 2005). Teori neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Focus kepelayanan keperawatan adalah klien yang berinteraksi dengan lingkungan. Yang terpenting adalah menjaga agar klien dapat berinteraksi dengan perubahan yang ada. Model ini berdasarkan kepada teori Gestalt teori Stress dari Selye dan teori sistem secara umum.



Sistem Neuman lebih melihat pada



hubungan individu terhadap stress, reaksi terhadap stress serta factor rekonstruksi yang dinamis (Sumijatun, 2005). Filosofi dari perkembangan teori sistem Neuman adalah berdasarkan pendekatan perorangan total untuk memandang masalah pasien di sekolah perawat di University of California, Los Angeles. Sistem yang digunakan adalah sistem terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang dinamis. Variabel interaksi mencakup semua aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual. Sistem Neuman terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang berinteraksi secara konstan dengan stressor di lingkungan secara dimensional. Model fokus pada klien terhadap stress serta faktor pemulihan (adaptasi) (Sumijatun, 2005). Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu individu merupakan sistem yang unik dengan respon yang berbeda. Kurang pengetahuan, perubahan lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual). Individu dalam memberikan respon harus mempunyai koping yang stabil terhadap stressor, karena lingkungan internal dan eksternal dapat menyebabkan stress. Untuk itu individu akan bereaksi terhadap stressor dari lingkungan dengan mekanisme pertahanan diri (Sumijatun, 2005).



Gambar II.1. Model Sistem Teori Betty Neuman Perkembangan model konseptual Keperawatan Komunitas berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan Betty Neuman. Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dengan rasa cintanya pada tanah kelahirannya, beliau bermaksud untuk membangun desanya, Ohio. Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron, Ohio pada tahun 1947. Kemudian beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal dengan keluarganya di California. Beliau memegang jabatan penting yaitu sebgai staf keperawatan rumah sakit di California. Beliau melanjutkan pendidikannya di University of California dengan jurusan psikologi. Beliau menyelesaikan gelar sarjana mudanya pada tahu 1957. Pada tahun 1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan kesehatan masyarakat di University of California, beliau melanjutkan program administrasi pendidikan tinggi di Ohio University (Sumijatun, 2005). Banyak sekali pengalaman yang telah beliau dapatkan diantaranya menjadi dosen keperawatan jiwa, konsultan, pemimpin konseling model Whole Person Approach serta beliau telah membuat sebuah sistem model



keperawatan di UCLA dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah keperawatan. Model Whole Person Approach dipublikasikan pada tahun 1972, A model of teaching total person approach to patient problem dalam riset keperarawatan. Publikasi edisi I (Conceptual Models For Nursing Practice) tahun 1974, edisi II tahun 1980 dan tahun 1986 The Neuman Sistems Model (Sumijatun, 2005). Teori Betty Neuman mempunyai kesamaan dengan teori Gestalt. Teori Gestalt mempertahankan bahwa cara hemoestatic adalah suatu cara yang mana tubuh mempertahankan keseimbangan dan sebagai akibat dari kesehatan mengubah kondisi sehat atau sakit. Teori model Betty Neuman juga menerapkan ide dari teori sistem umum tentang sifat dasar kehidupan yaitu sistem terbuka yang merupakan gabungan semua elemen yang berinteraksi dalam struktur organisasi tubuh kita yang kompleks. Neuman juga memilah G. Kaplan tentang tingkatan tindakan pemecahan (Gaffar, 1999)



.Empat Komponen Sentral Dalam Paradigma Keperawatan Menurut Teori Betty Neuman 1. Manusia Manusia sebagai klien atau sistem klien, Model sistem Neuman menyatakan konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa individu, keluarga, kelompok, komunitas, atau kelompok sosial tertetu. Sistem klien adalah gabungan hubungan yang dinamik antara faktor fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual. Sistem klien digambarkan sebagai perubahan atau pergerakan konstan yang hidup sebagai system terbuka dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan. 2. Kesehatan Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model sejahtera. Dia memandang kesehatan sebagai kondisi yang terus menerus dari sehat menuju sakit yang secara alamiah dinamis dan secara konstan seseorang berubah untuk mencapai kondisi sehat yang optimal atau stabil yang diindikasikan seluruh kebutuhan sistem terpenuhi. Menurunnya kondisi sehat merupakan akibat dari tidak terpenuhi kebutuhan sistem. Klien berada dalam kondisi dinamis baik sehat atau sakit dalam beberapa tahap yang diberikan pada waktu itu.



3. Keperawatan Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah memperhatikan semua aspek manusia. Dia juga menggambarkan bahwa keperawatan adalah profesi yang unik yang memperhatikan semua variabel yang mempengaruhi respon individu terhadap stres. Persepsi perawat mempengaruhi terhadap pelayanan yang diberikan sehingga Neuman menyatakan bahwa persepsi antara pemberi pelayanan dan pasien harus dikaji. Dia mengembangkan instrumen pengkajian dan intervensi untuk membantu melakukan tugas tersebut. 4. Lingkungan Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena dari model sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan lingkungan adalah hubungan yang timbal balik. Lingkungan didefinisikan sebagai semua faktor internal dan eksternal yang berada disekeliling manusia dan berinteraksi dengan manusia dan klien. Stresor (intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal)



adalah



signifikan



terhadap



konsep



lingkungan



dan



digambarkan sebagai kekuatan lingkungan yang berinteraksi dengan dan secara potensial dapat mengubah stabilitas sistem.



A.



Ruang Lingkup Model Konseptual Keperawatan Komunitas Betty Neuman (Health Care System) Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :



1. Intervensi yang bersifat promosi Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang berupa pendidikan kesehatan dan mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapa dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan. 2. Intervensi yang bersifat prevensi Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu yaitu deteksi dini gangguan kesehatan. Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga, dan lain-lain. Selain itu, memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling pra nikah.



3. Intervensi



yang



bersifat



kuratif



Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu. 4. Intervensi



yang



bersifat



rehabilitatif



Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang terganggu. Tabel II. 1. Definisi Dan Contoh Variable Komunitas Variable



Definisi



Fisiologi



Struktur



Contoh dan



fungsi



komunitas



1. Urban, pedesaan. 2. Lokasi geografi 3. Air, sistem limbah 4. Sistem keamanan 5. Pemerintah 6. Sistem transportasi



Psikologi



Kognitif, afektif, dan



1.



Bahagia, depresi



karakteristik



2.



Tingkatan



komunikasi



intelegensia 3.



Pola komunikasi



4.



Liberal



awal



konservatif 5.



Isolasi vs overload sensor.



Sosio-kultural



Pola social, ekonomi, 1.



Kelas



demografi,



tingkat



politik,



rekreasi,



dan



ekonomi bawah



sampai atas



karakteristik



2.



Suku



kesehatan.



3.



Tipe industry



4.



Perawatan



sehari-



hari untuk anak dan lansia



Spiritual



Moral,



agama,



5.



Pelayanan ambulasi



6.



Klinik/rumah sakit



dan 1.



Tempat ibadah



sistem



nilai



pada 2.



komunitas



Kepercayaan berkaitan



yang dengan



kesehatan



Pengembangan



3.



Praktik pemakaman



4.



Buku cerita/sejarah



tahapan



1.



Pendataan rumah



evolusi dari subsistem



2.



Populasi usia



dan kelompok



3.



Perkembangan kota



Sejarah,



yang



ada.



Reaksi individu terhadap stressor bergantung pada tingkat kekuatan garis pertahanan. Apabila garis pertahanan gagal maka yang reaksi yang muncul tergantung dari kekuatan garis pertahanan itu sendiri, yaitu bagian dari reaksi sistem individu yang beradaptasi terhadap stressor. Efek ini dikenal sebagai proses rekonstruksi (Sumijatun, 2005). Tabel II. 2. Pengaruh Stressor Terhadap Variable Klien Fisik



Psikologis



Social-kultural



Pengemban



Spiritual



gan Intrakomunitas  Peningkatan



 Kelemah



kematian



an



bayi.



 Perumahan



tempat



pendidika  Taman yang



pada usia



ibadah



n



tidak



belasan



akibat



kesehata



oleh



timbunan



n tentang



pengembang



sampah.



AIDS.



(developer)



 Air



dijual



yang  Peningka  Rendahnya



ibu



 Jumlah



hamil



 Bencana



yang padat



 Tingginya



tahun  Kebutuhan



 Kepercay aan kesehatan



potensial



yang



untuk



berhubun



terkontamina



tan angka



penghasilan



perawatan



gan



si.



perceraia



keluarga



anak



dengan



 Buruknya



n.  Potensial



suasana



untuk



kota yang



penuruna



ada



n



emosi



kebijaksan aan.



pada area perumah an masyarak at.



Interkomunitas  Buruknya jalan



 Marah



 Adanya



 Riwayat



yang



pada



tekanan



menghubung



salah



rasial



kan



satu



kelompok



partai



tertentu



kota



dengan



 Potensial



pusat pengobatan



untuk



pada



di



kota  Bis



isolasi



untuk usia 4-



dokter



pada



6 tahun.



yang



tidak merata.



yang



sistem



bermakna



yang



untuk



antara



sebuah



penduduk



kota



desa



sekolah  Usia



 Distribusi



Perbedaan nilai dianut



dari kaum urba.



penduduk.



kelompok lansia pada suatu desa  Tidak adekuatn ya komunika si antara penduduk desa dan pendatan g.



Ekstrakomunik asi  Sistem



 Sistem kepercay



 Potensial



 Munculnya



untuk



industri



PHK



dan



 Nilai moral



perencanaan



aan



karena



jalan



nasional



industry/pabr  Potensial



muncul



yang



yang



ik yang akan



meningkatn



dan



menghubungk



bersebran



ditutup.



ya keluarga



bersebran



an



gan



 Banyaknya



muda untuk



gan



raya



antar



tempat.



baru.



yang



dengan



tamu dengan



bekerja



dengan



 Epidemi flu.



oposisi.



aneka



pada



nilai yang



 Penurunan



 Kekawatir



budaya yang



industry



dianut



dating//berku



baru.



komunitas



dana



an



pelayanan.



lingkunga n



pada



yang



akan terancam



njung.



 Potensial tumbuhnya sekolah.



.  Seleksi komunitas untuk mendudu ki



satu



golongan tertentu.



Tujuan dari keperawatan model Neuman adalah menjaga agar sistem tetap dapat stabil dengan cara melakukan pengkajian terhadap stressor, baik yang actual maupun potensial. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang ditujukan pada pertahanan kestabilan sistem yang meliputi tiga hal penting, yaitu prevensi primer, sekunder, dan tersier. Prevensi primer adalah suatu cara yang mengidentifikasi factor-faktor risiko dan berusaha untuk mengurangi stressor serta berfokus pada perlindungan garis normal dan memperkuat garis fleksibel/pertahanan. Prevensi sekunder, berkaitan dengan penatalaksanaan aktif setelah gejala terjadi. Fokusnya adalah memperkuat garis internal perlawanan dengan cara mengurangi reaksi dan meningkatkan factor perlawanan. Prevensi tersier, mengarah pada intervensi selanjutnya yang telah diberikan pada tingkat sekunder dan berfokus pada adaptasi ulang serta stabilitas dalam melindungi penetalaksanan selanjutnya.



Pada model Neuman, promosi kesehatan mengacu pada tujuan sehat untuk semua pada tahun 2000, terutama yang berkaitan dengan upaya preventif



terhadap penderita dan penyakit, serta upaya untuk menurunkan biaya pengobatan yang telah ditetapkan untuk decade 1990-an. Selanjutnya, model sistem dari Neuman diadopsi oleh keperawatan dari 14 negara untuk mengembangkan kurikulum dan praktik mereka pada individu, keluarga, dan komunitas. Selain itu, model Neuman juga digunakan sebagai kerangka kerja dalam pusat pelayanan keparawatan komunitas. Pada model Neuman, pendekatan dilakukan secara komprehensif yaitu dengan memfasilitasi multidisiplin lain, seperti pekerja social dan pekerja kesehatan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan biaya sehingga lebih efisien.



Pada level administrative dapat menggunakan tiga tingkatan prevensi, yakni primer, sekunder, dan tersier. Prevensi primer yang digunakan adalah komunikasi tentang perubahan kesehatan yang dibutuhkan. Prevensi sekunder merupakan tindakan pengorganisasian sehari-hari pada core dan tenaga pelayanan. Sedangkan prevensi tersier mempunyai fokus pada perencanaan jangka pnjang dengan mengoordinasikan sistem tujuan pada pencapaian tujuan jangka pendek.



Pada tingkatan administrative, garis pertahanan fleksibel



merupakan alat untuk melindungi dan mendukung perawatan pada kelompok inti (Sumijatu, 2005). Konsep-konsep utama yang diidentifikasi dalam model Betty Neuman adalah sebagai berikut : 1. Basic Struture dan Energy Resources Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel tersebut yaitu variabel sistem, karakteristik masyarakat, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem. Contohnya kemampuan dalam mempertahankan adanya stressor di masyarakat (misal : adanya penyakit menular), masyarakat berupaya agar penyakit tersebut tidak menular ke anggotanya secara luas. Disamping itu, ada juga karakteristik dasar yang berhubungan dengan variabel tersebut, yaitu : kekuatan, kemampuan kognitif dan sistem nilai yang ada di masyarakat. Perubahan pada satu arah akan menimbulkan gerakan kompensasi ke arah yang lain. Jika sistem terganggu dari keadaan normal atau stabil, maka timbul kebutuhan energi yang cepat untuk mengatasi disorganisasi akibat gangguan tersebut.



2. Lines of Resistance Merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense). Misalnya adalah mekanisme sistem nilai atau keyakinan masyarakat, mekanisme koping masyarakat. Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul kematian.



3. Normal Lines of Defense Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk masyarakat, sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut keadaan wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien. Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible lines of defense tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien akan bereaksi yang akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan. Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan prilaku seperti pola koping masyarakat, gaya hidup dan tahap perkembangan.



4. Flexible Lines of Defense Digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari stressor. Diibaratkan sebagai suatu accordion yang bisa menjauh atau mendekat pada normal line of defense. Bila jarak antara flexible lines of defense dan normal lines of defense meningkat maka tingkat proteksipun meningkat.



Melindungi normal line of defense dan bertindak sebagai buffer untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien. Bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat. Hubungan dari berbagai variabel (fisiologi,



psikologis,



sosiokultur,



perkembangan



dan



spiritual)



dapat



mempengaruhi tingkat penggunaan flexible lines of defense terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.



5. Stressor Skekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :



a.



Stressor Intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga/masyarakat



dan berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : kondisi geografis



b. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga/masrakat yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran



c. Stressor



ekstrapersonal



:



juga



terjadi



diluar



lingkup



sistem



atau



individu/keluarga/masyarakat tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem daripada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik



d. Stressor interpersonal dan extrapersonal berhubungan dengan lingkungan eksternal. Created environment mencakup ketiga jenis stressor ini.



6. Reaksi Merupakan ketidakstabilan sistem yang diakibatkan adanya invasi stressor pada normal lines of defense. Reaksi dan hasilnya bisa positif atau negatif yang selanjutnya dapat bergerak ke arah negetropy atau entropy.



7. Pendekatan klien secara Wholistik Model sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan lingkungannya. Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau issue.



8. Konsep Wholistic Klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Konsep ini melibatkan seluruh variabel yang mempengaruhi klien secara simultan, yang mencakup fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Perubahan istilah dari Holistik



menjadi Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.



9. Sistem Terbuka Elemen-elemen yang ada dalam sistem mengalami pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka.



10. Proses atau Fungsi Pertukaran energi, substansi dan informasi dengan lingkungan dan interaksi dari elemen-elemen dalam sistem. Suatu sistem kehidupan cenderung untuk bergerak kearah keseluruhan, stabilitas, kesehatan dan negentrophy.



11. Input dan Output Substansi, energi dan informasi yang masuk atau keluar dari sistem 12. Feed Back Proses dimana substansi, energi dan informasi yang merupakan output sistem diberikan umpan balik untuk perbaikan guna perubahan, peningkatan atau stabilitasasi sistem.



13. Negentrophy Suatu proses penggunaan energi yang membantu sistem untuk maju ke arah stabilitas atau sehat.



14. Entropy Suatu proses pengurangan energi yang menggerakkan sistem ke arah sakit atau kematian.



15. Stabilitas Klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik, sehingga dapat mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan integritas sistem.



16. Wellness



Wellness terjadi jika bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis. Kebutuhan-kebutuhan sistem terpenuhi.



17. Illness Terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari sistem karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.



18. Prevention atau Pencegahan sebagai Intervensi Merupakan



tindakan-tindakan



yang



membantu



untuk



memperoleh,



meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier. Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor risiko. Intervensi dilakukan jika risiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olahraga dan perubahan gaya hidup.



Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.



Pencegahan Tersier. Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategistrategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal.



Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat



mempertahankan energy. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.



19. Rekonstitusi Rekonstitusi suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor. Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual (Sumijatun, 2005). Dasar Asumsi Sistem Model Neuman (Tomey, 2006 ) 1. Klien sebagai individu atau kelompuk merupakan



system yang unik,



setiap sistem adalah gabungan dari faktor-faktor yang umum diketahui, atau karakteristi normal 2. Keberadaan stressor baik yang diketahui maupun tidak , masing-masing memiliki potensi untuk merusak tingkat stabilitas klien atau garis pertahanan normal klien. Pada dasarnya hubungan antara klien dengan variabel-variabel : fsiologis, psikologis, sosiokulturan, perkembangan dan siritual kadang-kadang mempengari tingkat kemampuan klien untuk melindungi dalam berespon terhadap stress. 3. Setiap individu atau klien



system telah ditingkatkan



respon rentang



normalnya terhadap lingkungan yang telah ditunjuk sebagai garis normal petahanan atau stabilitas kondisi sehatnya. 4. Perlindungan diri muncul sasat menghadapi stressor. 5. Klien sebagai bagian dari status kesehatan atau kesakitan sebagai komposisi



dinamis



yang



dipengaruhi



fisio,psiko,sosiokultural,perkembangan dan spiritual. 6. Secara



implicit



perlindungan



factor



pengetahuan



sebagai



dasar



mekanisme



7. Preventif primer berhubungan dengan system pengkajian, intervensi, identifikasi dalam berespon terhadap stressor. 8



Preventif sekunder meliputi gejala terhadap stressor dan pengobatan.



9. Preventif tersier berhubungan dengan pengalaman sebelumnya. 10. klien sebagai system dalam keadaan dinamis, terjadi pertukaran energi dengan lingkungan.



3.3 Penerapan Model Konseptual Keperawatan Komunitas Betty Neuman (Health Care System) Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu



komunitas



yang



merupakan



klien



dan



penggunaan



proses



keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan : 1. Pengkajian 2. Diagnosa keperawatan komunitas atau keluarga 3. Perencanaan 4. Pelaksanaan 5. Evaluasi (Potter dan Perry, 2005)



1.



Pengkajian Yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok adalah care atau inti. Delapan sub sistem yang mempengaruhi komunitas :



a. Perumahan. Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk. b. Pendidikan komunitas. Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuannya. c. Keamanan dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress. d. Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan. Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan. e. Pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau gangguan yang terjadi. f. Sistem komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di komunikasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit.



g. Sistem ekonomi. Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan upah minimum regional, dibawah atau diatas sehingga upaya pelayanan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi masing-masing. h. Rekreasi. Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,biayanya apakah terjangkau komunitas atau tidak.



2. Diagnosa Keperawatan Komunitas dan Kelompok Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen : a. P ( problem atau masalah ) b. E ( etilogi atau penyebab) c. S (symtom atau menifestasi/ data penunjang)



3. Perencanaan Perencanaan yang dapat dilakukan adalah : a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskuler b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler melalui pemeriksaan tekanan darah d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang berisiko e. Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila menjadi penyebab stressor f.



Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan



4. Pelaksanaan Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya : a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler di komunitas b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat melaksanakan peningkatan kesehatan



c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit kardiovaskuler d. Sebagai advokat komunitas yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas.



5.Evaluasi dan Penilaian a. Menilai respons verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi b. Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit (Mubarak, 2005).



Model Sistem Neuman (1982) dapat digunakan untuk menjelaskan kerangka konsep duka cita. Variabel yang tidak bisa dipisahkan dalam sistem klien, yaitu : fisiologis, psikilogis, rohani, perkembangan, dan sosial budaya, dapat digunakan untuk menguraikan atribut dari duka cita. Kehilangan di masa lalu dapat dijelaskan sebagai sebuah stressor, dan akibat dari duka cita diartikan sebagai suatu proses yang serupa dengan konsep Neuman yaitu rekonstitusi. Intervensi untuk membantu klien dalam menghadapi pengalaman duka cita dapat dikatagerikan sebagai upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Mubarak, 2005). Bentuk logika teori Betty Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam mengembangkan teori modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil pengamatan dan pengalaman selama bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan. Teori Betty Neuman pertama kali dipublikasikan tahun 1972. Model keperawatan menurut Betty Neuman disebut The Neuman Health Care Sistem yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan diri secara fleksibel (flexible line of difense) adalah dinamis dan dapat secara cepat berubah pada periode singkat waktu atau normal (normal line of difense) mempresentasikan kondisi kesetimbangan personal / kondisi adaptasi yang dikembangkan atau dikelola tiap waktu dan dianggap normal oleh personal tersebut maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas Mubarak, 2005). Pada tahun 1989 Betty Neuman berpendapat bahwa ”Stressor mempengaruhi keseimbangan homeostatis jika keseimbangan ini terganggu maka energi dikeluarkan untuk mengatasinya”. Untuk membuat kehidupan menjadi seimbang,



maka rangkaian sistem tersebut harus menjadi interaksi antara sesama manusia. Interaksi ini akan membuat seseorang meningkatkan ketahanan dalam kehidupannya.



Dalam



kehidupan



sehari-hari



individu



selalu



berusaha



mempertahankan dan memenuhi kebutuhan biologi, psikologi dan sosial kultural. Adanya stress sebagai penyakit menyebabkan seseorang bereaksi untuk mempertahankan kesehatannya melalui mekanisme pemecahan masalah atau koping tertentu. Penyebab stressor dapat berasal dari diri sendiri, dari luar individu atau karena interaksi dengan prang lain. Pada hubungan individu dengan stres, reaksinya atas stres, dan faktor-faktor pemulihan kembali yang dinamis secara alamiah. Pemulihan kembali (rekonstitusi) adalah kondisi adptasi terhadap terhadap stressor. Model keperawatan Betty Neuman yang diterima secara luas adalah komunitas keperawatan, secara nasional atau internasional Mubarak, 2005).. Penggunaan terminologi dari teori Neuman untuk menguraikan konsep duka cita dimulai dengan terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul sebelumnya. Dalam terminologi Neuman, kejadian di masa lalu merupakan stressor, dan dalam kasus duka cita, stressor adalah perasaan kehilangan. Perasaan kehilangan mugkin bersifat intra-personal (misalnya : kehilangan salah satu anggota badan. Kehilangan peran atau fungsi), interpersonal (misalnya : berpisah dengan pasangannya, anak, atau orangtua), atau ekstra-personal (misalnya : hilangnya pekerjaan, rumah, atau hilangnya limgkungan yang dikenal).Neuman (1995) menyatakan bahwa dampak dari stressor dapat didasarkan pada dua hal, yaitu : kekuatan stressor dan banyaknya stressor (Mubarak, 2005).



Modifikasi terhaap respon duka cita diidentifikasi sebagai kombinasi dari beberapa pengalaman yang bersifat individual dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang terdiri dari hubungan antara orang yang berduka dengan objek yang hilang, sifat alami dari kehilangan, dan kehadiran sistem pendukung (support sistem). Faktor-faktor lain memiliki efek yang kuat pada perasaan duka cita, seeperti penglaman individu yang sama sebelumnya,kepercayaan spiritual dan budaya yang dianut. Penjelasan mengenai modofikasi respon duka cita sama halnya dengan gagasan Neuman mengenai interaksi antar variabel (fisik, psikologis, sosial budaya, perkembangan , dan rohani). Kombinasi beberapa variabel yang unik pada diri seseorang (pengalaman sebelumnya dengan duka



cita, nilai-nilai, kepercayaan spiritual, status fisiologis, batasan sosial budaya, dan yang lainnya) dapat dibandingkan dengan variabel-variabel yang menyusun garis pertahanan normal (normal lines of defense) dan garis perlawanan. Masingmasing garis pertahanan dan garis perlawanan memodifikasi pada tingkatan tertentu dimana stressor mempumyai efek yang negatif pada diri seseorang. Garis pertahanan normal membantu sistem klien untuk menyeduaikan dengan stres akibat kehilangan ; garis perlawanan bertindak sebagai kekuatan untuk membantu klien kembali ke kondisi yang stabil. Faktor yang lain, seperti pengalaman individu sebelumnya dengan perasaan kehilangan dan duka cita, budaya, dan kepercayaan religius menjadibagian dari struktur dasar individu. Garis pertahanan dan perlawanan melindungi struktur dasar dari gangguan stres yang menimpa individu (Mubarak, 2005). Analisis Kekuatan dan Kelemahan Model Konseptual Betty Neuman : A. Kekuatan 1. Kekuatan model ini terletak pada adanya pencegahan, pendidikan kesehatan dan kesejahteraan sebagaimana mengelola sehat sakit dan pendekatan interdisiplin. 2. Model keperawatan ini selama perkembangannya telah banyak diterima dan



diaplikasikan



oleh



beberapa



pakar-pakar



keperawatan



dandiaplikasikan pada berbagai tempat perawatan meliputi intensive care, gawat darurat, perawatan mental, perawatan anak, perawatan dewasa dan keperawatan komunitas. Kemudian peran keperawatan anastesi. 3. Model ini banyak digunakan di bidang penelitian dan pendidikan keperawatan 4. Model Neuman ini fleksibel sehingga dapat bekerja sama dengan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. 5. Neuman menggunakan diagram yang jelas , diagram ini digunakan dalam semua penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat menarik. Diagram ini mempertinggi kejelasan dan menyediakan perawat dengan tantangan – tantangan untuk pertimbangan 6. Tujuan mudah dicapai pada sistem yang sudah mantap dan solid dan Mekanisme sistem lebih jelas dan terarah 7. Neuman mengemukakan bahwa lingkungan sebagai kekuatan eksternal dan internal yang berada disekitar klien. Dimana lingkungan diciptakan



untuk menjaga homeostasis. Lingkungan sebagai sistem terbuka yang dipengaruhi oleh stressor 8. Adanya pengakuan bahwa individu mempunyai kemampuan belajar dan berkembang 9. Tingkat adaptasi klien tinggi, dan adanya kontuinitas serta peningkatan kualitas 10. Model Neuman terus menerus dikembangkan oleh lembaga Neuman dan mendapatkan umpan balik dari seluruh dunia sehingga Model Neuman terus-menerus mengalami perbaikan.



B. Kelemahan 1. Model Neuman berawal dari sintesis berbagai disiplin ilmu, tidak berdasarkan riset empiris murni keperawatan sehingga perlu teori keperawatan lain sebagai pendukung agar dapat di terapkan didalam keperawatan secara praktis. 2. Karena Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan, teori ini gagal mengidentifikasi kontribusi unik perawat terhadap pelayanan kesehatan 3. Hubungan antara perawat dan klien



dianggap sebagai domain



keperawatan tidak teridentifikasi, dan peran dari individu sendiri kurang karena lebih banyak melibatkan sistem 4. Intervensi keperawatan berfokus pada upaya pencegahan ( primer, sekunder, tersier ), yang harus melibatkan orang banyak, penangananya multidimensional dan membutuhkan biaya yang banyak. Teori Neuman menganggap manusia lebih mengandalkan kemampuan belajar, sedangkan manusia juga sebagai sistem adaptif memiliki mekanisme koping, atau dengan kata lain manusia dipandang hanya sebagai elemen dalam pelayanan. Contoh Kasus Sebuah keluarga yang bahagia sedang menantikan kehadiran anak pertama mereka. Sabg ibu telah mengandung 2 bulan. Namun, suatu saat ibu mengalami perdarahan dan menurut dokter kehamilan tersebut tidak bisa dipertahankan. Oleh karena itu dilakukan aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibunya.



Pada kasus di atas, perasaan duka cita dari pasangan tersebut memiliki karakteristik yang kompleks. Misalnya, sang ibu berduka karena calon bayinya tidak bisa dipertahankan (kehilangan interpersonal), atau hilangnya harapan terhadap kehamilan yang telah ditunggu-tunggu(kehilangan intrapersonal), atau barangkali merasa bersalah kepada anggota keluarga lainnya karena tidak sesuai



harapan



mereka



(kehilangan



ekstrapersonal).



Ketika



kita



akan



menentukan tingkat pengaruh kehilangan pada diri seseorang, kita jiga harus mengkaji dampak dari perasaa kehilanhan tersebut pada kehidupan mereka sehari-hari, cara mereka mengatasi mengatasi kesedihannya, atau nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut mengenai kehilangan. Secara umum kita akan mengkaji fungsi dari masing-masing garis pertahanan fleksibel, garis pertahanan normal, garis perlawanan, dan struktur dasar. Pengkajian harus meliputi banyak aspek, meliputi : aspek fisiologis, spiritual, psikologis, perkembangan, dan sosial budaya.



Untuk



membantu



pasangan



tersebut



mencapai



rekonstitusi,



dukungan



interpersonal dan ekstrapersonal merupakan 3 hal penting yang perlu dikaji. Siapakah anggota keluarga yang dapat memberikan dukungan positif?. Apakah sistem pendukung secara kultural dapat diterima oleh pasangan trsebut?. Setiap oragtua akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung pada struktur dasar yang dimilikinya. Sebuah penelitian telah membuktikan adanya perbedaan respon berdasarkan jenser terhadap perasaan kehilangan pada masa perinatal, maka respon terhadap pengalaman duka cita bagi masing-masing orang tidak akn sama termasuk rentang waktu pemulihannya pun berbeda. Perbedaan dalam proses duka cita tentu akan memberikan stres tambahan diantara para orangtua.Selanjutnya,



faktor-taktor



ekstrapersonal



berpotensi



memberikan



dampak bagi mereka.



\Setelah



dilakukan



pengkajian



scara



menyeluruh,



selanjutnya



tahapan



perencanaan, intervensi, dan evaluasi akan menggunakan proses yang sama. Perangkat penilaian akan mengukur hal-hal yang akan berdmpak secara khusus pada



aspek-aspek



fisiologis,



psikologis



rohani,



sosial



budaya,



dan



perkembangan. Misalnya aspek sosial budaya akan mempengaruhi jenis intervensi yang bisa diterima oleh keluarga. Kehilangan pada masa perinatal merupakan suatu pengalaman yang sangat pribadi bagi banyak orang.



Pemahaman mengenai arti dari pengalaman pribadi akan sangat membantu petugas kesehatan untuk menentukan intervensi yang spesifik dan terbaik. Intervensi terhadap gangguan fisiologis yang dapat menghalangi proses rekonstitusi bisa juga diberikan tergantug kondisi klien, misalnya perubahan pola tidur, nutrisi, dan sebagainya. Aelanjutnya, perawat perlu mempertimbangkan aspek perkembangan seseorang dari perasaan berduka. Intervensi yang sesuai untuk ibu muda primigravida tentunya akan sangat berbeda dengan ibu yang telah memiliki anak sebelumnya.



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dalam praktik pelayanan keperawatan, penggunaan model keperawatan akan membantu perawat dalam mendefinisikan area panilaian dan memberikan pedoman untuk menentukan standar outcome yang sesuai. Ketika perawat melakukan sebuah riset keperawatan, maka model konseptualakan membantu dalam menyusun struktur yang logis dan konsisten dengan asumsi-asumsi yang sudah ada, terutama dalam menyusun berbagai instrumen, metode, dan indikator hadil pengukuran Berdasarkan teori Betty Neuman diatas maka dapat kita simpulkan sebagai berikut ; 1. Keperawatan klien adalah dinamis, mereka mempunyai karakteristik yang unik dan universal dan berada dalam pertukaran energi yang konstan dengan lingkungan. 2. Hubungan antara variable-variabel klien: fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual



mempengaruhi mekanisme



pertahanan klien dan menentukan respon klien. 3. Klien berada pada rentang respon yang normal terhadap lingkungan yang diperlihatkan pada keadaan baik dan sehat. 4. Stressor menyerang garis pertahanan flexible kemudian garis pertahanan normal. 5. Tindakan perawat difokuskan pada pencegahan primer, sekunder dan tersier.



DAFTAR PUSTAKA McEwen, Melanie; Wills, Evelyn. (2007). Theoretical Basis for Nursing. 2nd edition.Philadelphia. Lippincot Williams & Wilkins. Pearson A., Vaughan B.(1986). Nursing Models for Practice. London : William Heinemann Medical Books. Tomey Ann Marriner, Alligood M.R.(2006). Nursing Theorists and Their work. 6 Ed. USA : Mosby Inc. Ali, H. Zaidin. 2000. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Mediks Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Mediks Machfoedz, Ircham dan Eko suryani. 2008. Pendidikan kesehatan bagian dari promosi kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya McKenzie J.M., Robert R. P., dan Jerome E.K. 2006. Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar. Jakarta: EGC. Mubarak, CV.



W.



I.2005.



Pengantar



Keperawatan



Komunitas



1.



Jakarta:



Sagung Seto



Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume I. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Sumijatun. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC