Blighted Ovum LP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN BLIGHTED OVUM



DISUSUN OLEH : NOVIANITA ANGGREINI I4051181003



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2018



LAPORAN PENDAHULUAN BLIGHTED OVUM A. Definisi Blighted ovum atau BO adalah kehamilan tanpa dijumpai adanya pertumbuhan embrio. (Hestiantoro, 2008) Blighted Ovum adalah kehamilan tanpa janin (anembryonic pregancy), yakni hanya kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban saja. (Wiknjosastro, 2008) Blighted Ovum adalah kehamilan dimana embrio tidak berkembang normal semestinya dan menyebabkan kehamilan kosong dan hanya ada air ketuban saja. (Mochtar R. 2008) B. Etiologi Blighted ovum terjadi saat awal kehamilan. Penyebab dari blighted ovum saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga karena beberapa faktor. Faktor-faktor blighted ovum antara lain: 1. Adanya kelainan kromosom dalam pertumbuhan sel sperma dan sel telur. 2. Meskipun prosentasenya tidak terlalu besar, infeksi rubella, infeksi TORCH, kelainan imunologi, dan diabetes melitus yang tidak terkontrol. 3. Faktor usia dan paritas. Semakin tua usia istri atau suami dan semakin banyak jumlah anak yang dimiliki juga dapat memperbesar peluang terjadinya kehamilan kosong. 4. Kelainan genetik 5. Kebiasaan merokok dan alkohol. C. Patofisiologi Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma.



Namun



dengan



berbagai



penyebab



(diantaranya



kualitas



teluRasional:sperma yang buruk atau terdapat infeksi torch), maka unsur janin tidak berkembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang berisi hasil konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan bahawa sudah terdapat



hasil konsepsi didalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah dan lainya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya. D. Manifestasi Klinis Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan tanda-tanda mungkin termasuk: 1. Periode menstruasi terlambat 2. Kram perut 3. Minor vagina atau bercak perdarahan 4. Tes kehamilan positif pada saat gejala 5. Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan 6. Hampir sama dengan kehamilan normal E. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa blighted ovum adalah dengan USG (Ultrasonografi) menunjukkan kantung kehamilan kosong (Hummel, 2005). F. Penatalaksanaan Medis 1. Jika telah di diagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya . 2. Jika karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang. 3. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan. 4. Lebih penting adalah trauma mental untuk pasangan. Hal ini membutuhkan konseling dan meyakinkan mereka bahwa proses ini sangat umum.



5. Menghindari kehamilan selama 2 bulan dan dapat mencoba lagi. Tidak perlu menunggu sangat lama.Umumnya sel telur blighted adalah kejadian acak dan kemungkinan pengulangan cukup kurang. G. Pathway Etiologi (faktor resiko) 1. Kelainan kromosom dalam pertumbuhan sel sperma dan sel telur. 2. Infeksi rubella, infeksi TORCH, kelainan imunologi, dan diabetes melitus yang tidak terkontrol. 3. Faktor usia dan paritas. 4. Kelainan genetik 5. Kebiasaan merokok dan alkohol



Tanda dan gejala 1. Pada awalnya pemeriksaan awal tes kehamilan menunjukkan hasil posif. 2. Selanjutnya pertumbuhan plasenta akan berhenti, kadar hormon HCG menurun dan akhirnya gejala kehamilan menghilang. 3. Hasil pemeriksaan USG saat usia kehamilan lebih dari 8 minggu rahim masih kosong. 4. Biasanya terjadi setelah usia kehamilan 3 bulan. 5. Rasa tidak nyaman di perut 6. Keluar bercak perdarahan dari vagina.



Pemeriksaan Penunjang USG



Diagnosa Blighted Ovum (BO)



Penatalaksanaan diterminasi dengan dilatasi dilanjutkan dengan kuretase Komplikasi Post Kuretase



Robekan serviks



Terjadi luka pada serviks



Darah keluar pervaginam



Resiko syok



Resiko perdarahan



Resiko infeksi



Perforasi uterus



Rasa nyeri pada abdomen Nyeri akut



Kurang pengetahuan Kecemasan/ansietas



Resiko kerusakan integritas jaringan



H. Diagnoasa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan perforasi uterus 2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan 3. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase I. Perencanaan Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan perforasi uterus Intervensi : a. Kaji skala nyeri secara komprehensif Rasional: Untuk mengetahui nyeri yang dialami b. Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri Rasional: Untuk mengurangi ketegangan dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan c. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam Rasional: Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien d. Berikan lingkungan yang nyaman Rasional: Lingkungan yang nyaman mengurangi pencetus nyeri e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik Rasional: Dapat membantu mengurangi nyeri 2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan Intervensi: a. Gunakan pendekatan yang menyenangkan Rasional: Membina hubungan saling percaya guna mendapatkan informasi adekuat yang dibutuhkan perawat b. Pahami perspektif pasien terhadap stress Rasional:



Penilaian seseorang terhadapt stres dan mekanisme



kopingnya tidak selalu sama c. Temani pasien untuk memberikan kemanan Rasional: Faktor dukungan moral dapat membuat pasien merasa aman dan menurunkan kecemasan



d. Berikan informasi adekuat mengenai diagnosis, tindakan dan prognosis Rasional: Informasi adekuat akan membuat pasien ikut berpartisipasi dalam tindakan keperawatan dan menurunkan tingkat kecemasan pasien e. Dorong keluarga untuk menemani pasien Rasional: Menghindari perilaku isolasi sosial karena faktor perubahan kondisi tubuh dan kesehatan dan meningkatkan rasa aman pasien f. Bantu pasien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan Rasional: Pengetahuan yang adekuat sehingga pasien mampu memilih mekanisme koping yang tepat terhadap stress g. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi Rasional: Relaksasi pikiran menstimulasi rangsang saraf agar menjadi tenang dan rileks 3. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase Intervensi: a. Kaji temperatur tiap 4 jam Rasional: Mengetahui pola normal metabolic b. Bersihkan lingkungan atau alat-alat setelah dipakai oleh pasien Rasional: Mencegah invasi bakteri di sekitar lingkungan pasien c. Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung Rasional: Mencegah terjadinya penyebaran infeksi nosokomial d. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan Rasional: Mencegah terjadinya penyebaran bakteri baik bagi pasien maupun perawat e. Gunakan universal precaution / APD selama kontak dengan kulit yang tidak utuh Rasional: Sebagai standar prosedur tindakan dan mencegah invasi bakteri



f. Observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, dan nyeri Rasional:



Acuan intervensi dengan tepat bagi kondisi pasien dan



mencegah keparahan infeksi g. Pastikan teknik perawatan luka yang tepat Rasional: Mencegah infeksi terjadi pada luka pada pasien h. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotic Rasional: Mencegah terjadinya infeksi Daftar Pustaka 1. Hestiantoro, Andon. (2008). Masalah Gangguan Haid Dan Infertilitas. FKUI: Jakarta 2. Wiknjosastro, Hanifa. (2008). Ilmu Kandungan. Edisi 2. EGC : Jakarta 3. Mochtar, Rustam. (2008). Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial Jilid 2. Jakarta: EGC. 4. Nurarif A.H dan Kusuma. H. (2015) Apliaksi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction 5. Hummel, W. P. (2005). Miscarriage and the successfull pregnancy. USA : universe.