Borang PKM f1-f5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

F1 1. Penyuluhan Dalam Gedung Mengenai COVID-19 di Puskesmas Kramatwatu Latar Belakang Penyuluhan/promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk kegiatan penyuluhan kesehatan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan untuk searah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Permasalahan Persamaan pemahaman dan kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok isu aktual program kesehatan sebagai upaya pernyebarluasan informasi kesehatan. Meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan yang lebih baik sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat sesuai visi dan misi yang ingin dicapai. Sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Kramatwatu yaitu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan pembinaan UKBM yang sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan masyarakat setempat serta dukungan dari tiap-tiap program yang ada di puskesmas misalnya program gizi dan lintas sektor dari koramil atau polisi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan juga menggerakkan masyarakan untuk berperan aktif. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi Penyuluhan dapat dikelompokkan dalam proses belajar satu arah (didaktitik) dan dua arah (sokratik) Tahapan pelaksanaan kegiatan : 1. Tahap persiapan a. Mengundang peserta b. Menetapkan waktu diskusi kelompok c. Menentukan tempat diskusi kelompok d. Pembagian tugas tim penuluh e. Persiapan materi belajar 2. Langkah- langkah dalam penyuluhan kelompok a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditanganu melalui penyuluhan kesehatan kelompok d. Menyusun perencanaan penyuluhan • Menetapkan tujuan • Penentuan sasaran • Menyusun materi/isi penuluhan • Memilih metode yang tepat • Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan • Penentuan kriteria evaluasi e. Pelaksanaan penyuluhan f. Penilaian hasil penyuluhan



3.Tahap sesudah pelaksanaan Mencatat hasil kegiatan Pelaksanaan Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di halaman tunggu pasien Puskesmas Kramatwatu. Tema ini diambil berkaitan dengan kejadian pandemi Covid-19 di seluruh dunia, tak terkecuali sudah memasuki Indonesia. Kami melakukan penyuluhan dengan cara mengumpulkan audiens dalam hal ini pasien-pasien yang sedang berobat jalan di Puskesmas Kramatwatu sembari menunggu antrian untuk mendapatkan layanan kesehatan. Penyuluhan dimulai dengan memberikan latar belakang mengapa Covid-19 bisa mewabah dan berubah statusnya menjadi pandemi. Kami juga menjelaskan perjalanan serta bagaimana penularan penyakit nya. Hingga akhirnya kami memberikan rekomendasi/saran yang bisa dilakukan oleh masing-masing orang untuk menjaga diri dari tertularnya virus Covid-19. Sebelum acara diakhiri, kami memberikan kesempatan kepada audiens untuk bertanya seputar penyakit Covid-19 ini. Banyak dari antara audiens yang menyimak dengan seksama terlihat dari kontak mata dan perhatian yang adekuat pada saat presentan memberikan penyuluhan. Penyuluhan berlangsung sekitar 20 menit, dengan audiens yang hadir berjumlah sekitar 50 orang. Monitoring&Evaluasi Kegiatan penyuluhan Covid-19 ini dapat diulang beberapa kali hingga sebagian orang khususnya yang telah datang ke Puskesmas dan mendapatkan penyuluhan mengerti bagaimana caranya menjaga diri agar terhindar dari Covid-19. Mereka yang telah mendapatkan penyuluhan dapat membagikan ilmunya kepada orang lain sehingga kita bersama-sama dapat mencegah virus Covid-19. Evaluasi pasca penyuluhan: - Masyarakat mengerti bagaimana menjaga diri agar terhindar dari virus Covid-19 - Angka kunjungan berobat jalan ke puskesmas lebih sedikit dikarenakan masyarakat sadar betul bahwa puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan dan titik keramaian dapat menjadi sumber potensial untuk menularkan virus. Sehingga masyarakat tidak terburu-buru untuk membawa pasien sakit ke puskesmas. 2. Penyuluhan Mengenai Pentingnya Kontrol Rutin Pada Kencing Manis di Posbindu Wanayasa Latar Belakang Penyuluhan/promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk kegiatan penyuluhan kesehatan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan untuk searah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Pasien diabetes tipe 2 dapat merasakan berbagai gejala, beberapa di antaranya adalah timbulnya bagian tubuh yang menghitam, luka sulit sembuh, hingga penglihatan kabur.



Namun, gejala-gejala tersebut membutuhkan waktu lama untuk dapat muncul dan dirasakan penderitanya. Bahkan, kondisi ini berpotensi besar tidak disadari hingga komplikasi terjadi. Permasalahan Persamaan pemahaman dan kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok isu aktual program kesehatan sebagai upaya pernyebarluasan informasi kesehatan. Meningkatkan pengetahuan mengenai keehatan yang lebih baik sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat sesuai visi dan misi yang ingin dicapai. Sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Kramatwatu yaitu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan pembinaan UKBM yang sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan masyarakat setempat serta dukungan dari tiap-tiap program yang ada di puskesmas misalnya program gizi dan lintas sektor dari koramil atau polisi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan juga menggerakkan masyarakan untuk berperan aktif. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Penyuluhan dapat dikelompokkan dalam proses belajar satu arah (didaktitik) dan dua arah (sokratik) Tahapan pelaksanaan kegiatan : 1. Tahap persiapan a. Mengundang peserta b. Menetapkan waktu diskusi kelompok c. Menentukan tempat diskusi kelompok d. Pembagian tugas tim penuluh e. Persiapan materi belajar 2. Langkah- langkah dalam penyuluhan kelompok a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditanganu melalui penyuluhan kesehatan kelompok d. Menyusun perencanaan penyuluhan • Menetapkan tujuan • Penentuan sasaran • Menyusun materi/isi penuluhan • Memilih metode yang tepat • Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan • Penentuan kriteria evaluasi e. Pelaksanaan penyuluhan f. Penilaian hasil penyuluhan 3. Tahap sesudah pelaksanaan Mencatat hasil kegiatan Pelaksanaan Penyuluhan diadakan pada saat kegiatan Posbindu berlangsung di Posbindu Wanayasa. Diabetes mellitus atau kencing manis menjadi tema yang kami ambil karena mayoritas lansia yang datang berobat ke Posbindu menderita diabetes mellitus. Diabetes mellitus juga merupakan penyakit kronik sehingga perubahan atau modifikasi gaya hidup menjadi lebih



sehat merupakan komponen penting --selain terapi farmakologis-- untuk tetap menjaga tekanan darah tetap terkontrol. Beberapa metode yang digunakan untuk menangani diabetes tipe 2 meliputi: - Penerapan pola hidup sehat - Pemberian obat - Terapi insulin Selain untuk meredakan gejala yang muncul, penanganan yang baik juga dapat mencegah diabetes tipe 2 dan komplikasinya, seperti: - Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti serangan jantung, dan stroke. - Kerusakan saraf (neuropati diabetik). Kondisi ini sering terjadi pada kaki, dengan gejala yang muncul dapat berupa mati rasa hingga nyeri. Pada pria, kerusakan pada saraf juga berkaitan dengan terganggunya fungsi seksual. - Kerusakan ginjal (nefropati diabetik). Kerusakaan yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal. Jika diabetes dibiarkan dalam waktu yang lama, kerusakan ginjal bisa mencapai stadium akhir. - Kerusakan mata (retinopati diabetik). Kerusakaan pada pembuluh darah retina berpotensi menyebabkan gangguan penglihatan. - Gangguan pendengaran. - Gangguan kulit, seperti lebih mudah terjangkit infeksi bakteri maupun virus. - Penyakit Alzheimer. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh peserta lansia berjumlah sekitar 20 orang. Kami menekankan pentingnya untuk meminum obat secara rutin dan modifikasi gaya hidup agar lebih sehat serta memeriksakan diri secara rutin ke layanan kesehatan untuk memastikan bahwa gula darah tetap terkontrol. Monitoring & Evaluasi Setelah kegiatan penyuluhan selesai dilaksanakan, penyuluh mencoba mengulang materi penyuluhan yang sudah diberikan dengan tujuan audiens mengerti sepenuhnya tujuan dari diadakannya penyuluhan ini. Populasi lansia baik yang sehat ataupun mengalami diabetes mellitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah rutin berkala dan memastikan lansia yang mengalami diabetes gula darahnya dapat terkontrol dengan baik. 3. Penyuluhan Mengenai Pentingnya Kontrol Rutin Pada Penyakit Darah Tinggi di Posbindu Pegadingan Latar Belakang Penyuluhan/promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk kegiatan penyuluhan kesehatan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan untuk searah dengan perilaku hidup bersih dan sehat.



Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung. Permasalahan Persamaan pemahaman dan kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok isu aktual program kesehatan sebagai upaya pernyebarluasan informasi kesehatan. Meningkatkan pengetahuan mengenai keehatan yang lebih baik sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat sesuai visi dan misi yang ingin dicapai. Sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Kramatwatu yaitu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan pembinaan UKBM yang sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan masyarakat setempat serta dukungan dari tiap-tiap program yang ada di puskesmas misalnya program gizi dan lintas sektor dari koramil atau polisi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan juga menggerakkan masyarakan untuk berperan aktif. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Penyuluhan dapat dikelompokkan dalam proses belajar satu arah (didaktitik) dan dua arah (sokratik) Tahapan pelaksanaan kegiatan : 1. Tahap persiapan a. Mengundang peserta b. Menetapkan waktu diskusi kelompok c. Menentukan tempat diskusi kelompok d. Pembagian tugas tim penuluh e. Persiapan materi belajar 2. Langkah- langkah dalam penyuluhan kelompok a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditanganu melalui penyuluhan kesehatan kelompok d. Menyusun perencanaan penyuluhan • Menetapkan tujuan • Penentuan sasaran • Menyusun materi/isi penuluhan • Memilih metode yang tepat • Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan • Penentuan kriteria evaluasi e. Pelaksanaan penyuluhan f. Penilaian hasil penyuluhan 3.Tahap sesudah pelaksanaan Mencatat hasil kegiatan Pelaksanaan Penyuluhan diadakan pada saat kegiatan Posbindu berlangsung di Posbindu Pegadingan. Hipertensi atau darah tinggi menjadi tema yang kami ambil karena mayoritas lansia yang



datang berobat ke Posbindu menderita hipertensi. Hipertensi juga merupakan penyakit kronik sehingga perubahan atau modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat merupakan komponen penting --selain terapi farmakologis-- untuk tetap menjaga tekanan darah tetap terkontrol. Menjalani gaya hidup sehat dapat menurunkan sekaligus mencegah hipertensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah: - Konsumsi makanan yang sehat. - Menjaga berat badan ideal. - Rutin berolahraga. - Berhenti merokok. Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain di dalam tubuh. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hipertensi bisa menimbulkan penyakit-penyakit atau komplikasi serius, seperti: - Aterosklerosis - Kehilangan penglihatan - Terbentuk aneurisma - Gagal ginjal Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh peserta lansia berjumlah sekitar 25 orang. Kami menekankan pentingnya untuk meminum obat secara rutin dan modifikasi gaya hidup agar lebih sehat serta memeriksakan diri secara rutin ke layanan kesehatan untuk memastikan bahwa tekanan darah tetap terkontrol. Monitoring & Evaluasi Setelah kegiatan penyuluhan selesai dilaksanakan, penyuluh mencoba mengulang materi penyuluhan yang sudah diberikan dengan tujuan audiens mengerti sepenuhnya tujuan dari diadakannya penyuluhan ini. Populasi lansia baik yang sehat ataupun mengalami hipertensi harus dilakukan pemeriksaan tekanan darah rutin dan memastikan lansia yang hipertensi tekanan darahnya dapat terkontrol dengan baik. 4. Penyuluhan Mengenai Makanan Gizi Seimbang di Posyandu Tonjong Latar Belakang Penyuluhan/promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk kegiatan penyuluhan kesehatan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan untuk searah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Permasalahan Persamaan pemahaman dan kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok isu aktual program kesehatan sebagai upaya pernyebarluasan informasi kesehatan. Meningkatkan pengetahuan mengenai keehatan yang lebih baik sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat sesuai visi dan misi yang ingin dicapai. Sesuai dengan visi dan misi



Puskesmas Kramatwatu yaitu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan pembinaan UKBM yang sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan masyarakat setempat serta dukungan dari tiap-tiap program yang ada di puskesmas misalnya program gizi dan lintas sektor dari koramil atau polisi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan juga menggerakkan masyarakan untuk berperan aktif. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Penyuluhan dapat dikelompokkan dalam proses belajar satu arah (didaktitik) dan dua arah (sokratik) Tahapan pelaksanaan kegiatan : 1. Tahap persiapan a. Mengundang peserta b. Menetapkan waktu diskusi kelompok c. Menentukan tempat diskusi kelompok d. Pembagian tugas tim penuluh e. Persiapan materi belajar 2. Langkah- langkah dalam penyuluhan kelompok a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditanganu melalui penyuluhan kesehatan kelompok d. Menyusun perencanaan penyuluhan • Menetapkan tujuan • Penentuan sasaran • Menyusun materi/isi penuluhan • Memilih metode yang tepat • Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan • Penentuan kriteria evaluasi e. Pelaksanaan penyuluhan f. Penilaian hasil penyuluhan 3.Tahap sesudah pelaksanaan Mencatat hasil kegiatan Pelaksanaan Posyandu diadakan di rumah khusus untuk pelayanan Posyandu di Desa Tonjong. Setelah itu dilakukan pemeriksaan ANC kepada para ibu hamil di Desa Tonjong, serta pemberian obat bagi yang membutuhkan dan edukasi mengenai persiapan persalinan. Kelas Ibu diadakan dengan tema kesehatan masa kehamilan, makanan gizi seimbang yang diperlukan oleh anak dan ibu, diakhiri dengan sesi tanya jawab. Monitoring & Evaluasi Setelah pemaparan materi selesai, pemateri memberikan kuis bagi audiens mengenai materi yang telah disajikan sebelumnya. Bagi audiens yang dapat menjawab diberikan sedikit bingkisan untuk memeriahkan acara sekaligus memompa semangat audiens yang lain untuk



ikut menjawab. Semua pertanyaan yang dilemparkan kepada audiens bisa dijawab seluruhnya. Menandakan bahwa materi yang disampaikan dapat dicerna dengan baik oleh audiens. Selanjutnya yang perlu dilakukan ialah bagaimana pengetahuan yang telah didapatkan mampu untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam setiap kunjungan posyandu dapat ditanyakan kembali materi yang sebelumnya telah dikuasai dan menanyakan aplikasinya. Dalam waktu jangka panjang kegiatan ini diharapkan dapat membantu setiap audiens memiliki badan sehat dengan gizi yang seimbang. Sehingga masalah kesehatan yang berkaitan dengan nutrisi seperti anemia, stunting, dll dapat dicegah dan menurunkan prevalensi kasus tersebut.



5. Penyuluhan Mengenai Inisiasi Menyusui Dini di Posyandu Serdang Latar Belakang Penyuluhan/promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk kegiatan penyuluhan kesehatan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan untuk searah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Permasalahan Persamaan pemahaman dan kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok isu aktual program kesehatan sebagai upaya pernyebarluasan informasi kesehatan. Meningkatkan pengetahuan mengenai keehatan yang lebih baik sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat sesuai visi dan misi yang ingin dicapai. Sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Kramatwatu yaitu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan pembinaan UKBM yang sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan masyarakat setempat serta dukungan dari tiap-tiap program yang ada di puskesmas misalnya program gizi dan lintas sektor dari koramil atau polisi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan juga menggerakkan masyarakan untuk berperan aktif. Inisiasi menyusui dini adalah langkah penting untuk memudahkan bayi dalam memulai proses menyusui. Bayi baru lahir yang diletakkan pada dada atau perut sang ibu, secara alami dapat mencari sendiri sumber air susu ibu (ASI) dan menyusu. Proses penting inilah yang disebut inisiasi menyusui dini (IMD). Manfaat ASI telah terbukti berperan penting sebagai sumber makanan utama dan membantu memperkuat sistem kekebalan bayi baru lahir untuk melindunginya dari berbagai penyakit. Proses menyusui ini sebenarnya dapat dimulai dan dikuatkan dengan inisiasi menyusui dini. Sayang, belum banyak orang yang memahami pentingnya prosedur ini untuk bayi. Perencanaan & Intervensi Penyuluhan dapat dikelompokkan dalam proses belajar satu arah (didaktitik) dan dua arah (sokratik) Tahapan pelaksanaan kegiatan : 1. Tahap persiapan



a. Mengundang peserta b. Menetapkan waktu diskusi kelompok c. Menentukan tempat diskusi kelompok d. Pembagian tugas tim penuluh e. Persiapan materi belajar 2. Langkah- langkah dalam penyuluhan kelompok a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditanganu melalui penyuluhan kesehatan kelompok d. Menyusun perencanaan penyuluhan • Menetapkan tujuan • Penentuan sasaran • Menyusun materi/isi penuluhan • Memilih metode yang tepat • Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan • Penentuan kriteria evaluasi e. Pelaksanaan penyuluhan f. Penilaian hasil penyuluhan 3.Tahap sesudah pelaksanaan Mencatat hasil kegiatan Pelaksanaan Posyandu diadakan di rumah khusus untuk pelayanan Posyandu di Desa Serdang. Setelah itu dilakukan pemeriksaan ANC kepada para ibu hamil di Desa Serdang, serta pemberian obat bagi yang membutuhkan dan edukasi mengenai persiapan persalinan. Kelas Ibu diadakan dengan tema kesehatan selama masa kehamilan dan pentingnya inisiasi menyusui dini pada saat proses persalinan, diakhiri dengan sesi tanya jawab. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan proses inisiasi menyusui dini dijalankan dalam satu jam pertama sejak bayi lahir. Caranya adalah dengan menempatkan bayi di dada ibunya segera setelah sang bayi keluar dari jalan lahir. Bayi ini kemudian akan secara alami, tanpa dibantu, mencari puting ibunya untuk menyesap ASI. Ibu yang melahirkan normal dan kondisi bayi yang sehat setelah lahir menjadikan hal ini bisa segera dilakukan setelah melahirkan. Berbagai manfaat inisiasi menyusui dini bagi ibu dan bayi, antara lain: 1. Meningkatkan kesempatan bayi memperoleh kolostrum Kolostrum adalah tetes ASI pertama ibu yang kaya nutrisi dan membantu mencegah penyakit. Cairan pertama dari ASI ini biasanya berwarna kuning, sangat kental dan hanya sebanyak kirakira satu sendok teh. 2. Mendukung keberhasilan ASI eksklusif Inisiasi menyusui dini diketahui menunjang keberhasilan ASI eksklusif hingga setidaknya bayi berusia 4 bulan. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan hingga bayi berusia 6 bulan, namun boleh dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.



3. Memperkuat hubungan ibu dan bayi Bukti menunjukkan bahwa kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit ibunya (skin-toskin contact) segera setelah lahir, dapat menciptakan keintiman yang lebih dalam dengan sang ibu. Lebih jauh, kulit tubuh bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit tubuh ibunya merupakan cara efektif untuk menenangkan bayi sakit, yang dapat dilakukan kapan saja. Hal ini juga membuat sang ibu lebih nyaman. 4. Meningkatkan kesehatan bayi Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi angka kematian bayi baru lahir. Selain itu, dapat meningkatkan kesehatan, tumbuh kembang, dan membantu membangun daya tahan tubuh bayi. Kemudian, ASI juga sangat baik untuk kesehatan sistem pencernaan bayi. Monitoring & Evaluasi Setelah pemaparan materi selesai, pemateri memberikan kuis bagi audiens mengenai materi yang telah disajikan sebelumnya. Bagi audiens yang dapat menjawab diberikan sedikit bingkisan untuk memeriahkan acara sekaligus memompa semangat audiens yang lain untuk ikut menjawab. Semua pertanyaan yang dilemparkan kepada audiens bisa dijawab seluruhnya. Menandakan bahwa materi yang disampaikan dapat dicerna dengan baik oleh audiens. Selanjutnya yang perlu dilakukan ialah bagaimana pengetahuan yang telah didapatkan mampu untuk diaplikasikan. Sehingga dalam setiap kunjungan posyandu dapat ditanyakan kembali materi yang sebelumnya telah dikuasai dan menanyakan aplikasinya. Dalam waktu jangka panjang kegiatan ini diharapkan dapat membantu setiap audiens untuk dapat menerapkan inisiasi menyusui dini pada setiap proses persalinan. Pada akhirnya, inisiasi menyusui dini dapat berhasil diterapkan jika ibu yang menjalani proses persalinan telah siap secara fisik dan mental. Proses ini juga hanya akan berhasil jika sang ibu percaya diri dan didukung penuh oleh semua pihak di sekitarnya, terutama rumah sakit, dokter yang membantu proses persalinan, dan keluarga.



6. Kegiatan Penyuluhan Tablet Tambah Darah dan Edukasi Upaya Berhenti Merokok di SMPN 1 Kramatwatu Latar Belakang Penyuluhan/promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk kegiatan penyuluhan kesehatan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan untuk searah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Permasalahan Persamaan pemahaman dan kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok isu aktual program kesehatan sebagai upaya pernyebarluasan informasi kesehatan. Meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan yang lebih baik sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat sesuai visi dan misi yang ingin dicapai. Sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Kramatwatu yaitu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan pembinaan UKBM yang sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan



masyarakat setempat serta dukungan dari tiap-tiap program yang ada di puskesmas misalnya program gizi dan lintas sektor dari koramil atau polisi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan juga menggerakkan masyarakan untuk berperan aktif. Perencanaan & Intervensi Penyuluhan dapat dikelompokkan dalam proses belajar satu arah (didaktitik) dan dua arah (sokratik) Tahapan pelaksanaan kegiatan : 1. Tahap persiapan a. Mengundang peserta b. Menetapkan waktu diskusi kelompok c. Menentukan tempat diskusi kelompok d. Pembagian tugas tim penyuluh e. Persiapan materi belajar 2. Langkah- langkah dalam penyuluhan kelompok a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditanganu melalui penyuluhan kesehatan kelompok d. Menyusun perencanaan penyuluhan • Menetapkan tujuan • Penentuan sasaran • Menyusun materi/isi penuluhan • Memilih metode yang tepat • Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan • Penentuan kriteria evaluasi e. Pelaksanaan penyuluhan f. Penilaian hasil penyuluhan 3.Tahap sesudah pelaksanaan Mencatat hasil kegiatan Pelaksanaan Kegiatan dilakukan di SMPN 1 Kramatwatu dengan target seluruh siswi perempuan untuk kegiatan Penyuluhan Tablet Tambah Darah dan seluruh siswa/siswi SMPN 1 Kramatwatu untuk kegiatan Penyuluhan Edukasi Berhenti Merokok. Kegiatan Penyuluhan Tablet Tambah Darah bekerja sama dengan siswi yang tergabung dalam Palang Merah Remaja SMPN 1 Kramatwatu dan mengadakan drama mengenai Anemia. Selesai kegiatan drama, perwakilan puskesmas mengadakan edukasi pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri untuk mencegah Anemia. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian Tablet Tambah Darah kepada seluruh remaja putri SMPN 1 Kramatwatu dan langsung meminum suplemen tersebut secara bersamaan. Kegiatan dilanjutkan dengan Penyuluhan mengenai Edukasi Berhenti Merokok untuk seluruh siswa/siswi di SMPN 1 Kramatwatu. Kegiatan dilakukan di aula yang besar dikarenakan jumlah



siswa/siswi yang mencapai 400 orang lebih. Kegiatan diawali dengan yel-yel sekolah dan puskesmas untuk mengambil fokus perhatian siswa/siswi. Kegiatan utama berupa penyuluhan Edukasi Berhenti Merokok dengan menggunakan media laptop dan proyektor sehingga seluruh audiens dapat melihat bahan presentasi secara langsung. Kegiatan juga diselingi dengan sesi tanya jawab dan pemberian hadiah berupa snack bagi siswa/siswi yang berhasil menjawab pertanyaan dari penyuluh. Kegiatan ini melibatkan para civitas akademika sekolah termasuk kepala sekolah, guru, wali kelas, dan seluruh siswa/siswi SMPN 1 Kramatwatu. Kegiatan ditutup dengan berfoto bersama. Monitoring & Evaluasi Perwakilan puskesmas terus berkomunikasi dengan pihak sekolah mengenai isu-isu kesehatan yang relevan untuk diberikan kepada siswa/siswi SMPN 1 Kramatwatu. Kegiatan penyuluhan ini akan terus dilaksanakan secara rutin dan dilakukan evaluasi berupa feedback dari masingmasing institusi untuk dapat terus berkolaborasi menciptakan generasi yang menerapkan pola hidup bersih dan sehat.



F2 1. Pemantauan Jentik Nyamuk dan Pemberantasan Sarang Nyamuk Ke Desa Margatani Latar Belakang Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama derajat kesehatan masyarakat dalam suatu proses pengamatan, penyuluhan, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient (lingkungan), pemaparan, dan dampak pada manusia Permasalahan Belum terciptanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan terhadap peningkatan kualitas hidup khususnya pada daerah cakupan Puskesmas Kramatwatu Perencanaan & Pemilihan Intervensi Program KESLING dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : - Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat - Inspeksi Sanitasi Sarana Air Minum Pedesaan - Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air dan Makanan - Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) - Hygiene Sanitasi - Penyuluhan Kesehatan Lingkungan - Monitoring dan Pengawasan Kesehatan Lingkungan



-



Monitoring Evaluasi Pasca Pemicuan Monitoring Evaluasi Pasca Hygiene Sanitasi Inspeksi Sanitasi TPM Inspeksi Sanitasi TTU Verifikasi Desa SBS Pembinaan TPM Pembinaan TTU Klinik Sanitasi



Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2020, di Desa Margatani, oleh 2 dokter internship, didampingi dengan 1 bidan. Program kesehatan lingkungan dilakukan dengan cara skrining situasi lingkungan di Desa Margatani. Aspek yang diperhatikan adalah kebersihan, mandi cuci kakus, sirkulasi udara, dan juga lokasi atau tempat yang rentan menjadi sarang nyamuk. Monitoring & Evaluasi Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan secara sewaktu – waktu selama proses pendataan dengan survey di setiap Desa.



2. Penyehatan Lingkungan Permukiman (Pemeriksaan Rumah) Pasien TB di Desa Pejaten Latar Belakang Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama derajat kesehatan masyarakat dalam suatu proses pengamatan, penyuluhan, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient (lingkungan), pemaparan, dan dampak pada manusia. Penularan TBC umumnya terjadi melalui udara. Ketika penderita TBC aktif memercikkan lendir atau dahak saat batuk atau bersin, bakteri TB akan ikut keluar melalui lendir tersebut dan terbawa ke udara. Selanjutnya, bakteri TB akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara yang dihirupnya. Keadaan lingkungan rumah yang tidak higienis disertai dengan pencahayaan dan ventilasi yang kurang baik dapat menjadi faktor risiko penularan TB dalam rumah. Permasalahan Belum terciptanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan terhadap peningkatan kualitas hidup khususnya pada daerah cakupan Puskesmas Kramatwatu Perencanaan & Pemilihan Intervensi Program KESLING dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : - Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat - Inspeksi Sanitasi Sarana Air Minum Pedesaan - Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air dan Makanan



-



Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Hygiene Sanitasi Penyuluhan Kesehatan Lingkungan Monitoring dan Pengawasan Kesehatan Lingkungan Monitoring Evaluasi Pasca Pemicuan Monitoring Evaluasi Pasca Hygiene Sanitasi Inspeksi Sanitasi TPM Inspeksi Sanitasi TTU Verifikasi Desa SBS Pembinaan TPM Pembinaan TTU Klinik Sanitasi



Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2020 bersama dengan dokter internship dan bidan desa di Desa Pejaten. Program kesehatan lingkungan kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko dari kesehatan lingkungan yang berpotensi sebagai media penularan bakteri Tuberkulosis di dalam rumah. Aspek yang diperhatikan adalah sirkulasi udara, ventilasi cahaya, dan kebersihan secara umum dari rumah pasien penderita Tuberkulosis. Monitoring & Evaluasi Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan secara sewaktu – waktu selama proses pendataan dengan survey di setiap Desa. 3. Inspeksi Tempat Pengelolaan Makanan RM Tahu Sumedang TOP Latar Belakang Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama derajat kesehatan masyarakat dalam suatu proses pengamatan, penyuluhan, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient (lingkungan), pemaparan, dan dampak pada manusia Permasalahan Belum terciptanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan terhadap peningkatan kualitas hidup khususnya pada daerah cakupan Puskesmas Kramatwatu Perencanaan & Pemilihan Intervensi Program KESLING dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : - Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat - Inspeksi Sanitasi Sarana Air Minum Pedesaan - Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air dan Makanan - Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) - Hygiene Sanitasi



-



Penyuluhan Kesehatan Lingkungan Monitoring dan Pengawasan Kesehatan Lingkungan Monitoring Evaluasi Pasca Pemicuan Monitoring Evaluasi Pasca Hygiene Sanitasi Inspeksi Sanitasi TPM Inspeksi Sanitasi TTU Verifikasi Desa SBS Pembinaan TPM Pembinaan TTU Klinik Sanitasi



Pelaksanaan Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 3 Maret 2020 di Tempat Pengelolaan Makanan RM Tahu Sumedang TOP, Kramatwatu. Kegiatan ini merupakan bagian dari inspeksi sanitasi pada bagian Tempat Pengelolaan Makanan yang secara rutin dilaksanakan. Aspek yang diperhatikan adalah kebersihan selama proses pengelolaan makanan, tempat pembuangan dan pengelolaan limbah, serta mandi cuci kakus. Monitoring & Evaluasi Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan secara sewaktu – waktu.



4. Edukasi Mengenai Pentingnya Kebersihan Sanitasi dalam Upaya Pemberantasan Penyakit Menular di Desa Harjatani Latar Belakang Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama derajat kesehatan masyarakat dalam suatu proses pengamatan, penyuluhan, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient (lingkungan), pemaparan, dan dampak pada manusia. Penyakit menular (communicable disease) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur, dan dapat berpindah ke orang lain yang sehat. Beberapa penyakit menular yang umum di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian vaksinasi serta pola hidup bersih dan sehat. Permasalahan Belum terciptanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan terhadap peningkatan kualitas hidup khususnya pada daerah cakupan Puskesmas Kramatwatu Perencanaan & Pemilihan Intervensi Program KESLING dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : - Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat - Inspeksi Sanitasi Sarana Air Minum Pedesaan



-



Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air dan Makanan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Hygiene Sanitasi Penyuluhan Kesehatan Lingkungan Monitoring dan Pengawasan Kesehatan Lingkungan Monitoring Evaluasi Pasca Pemicuan Monitoring Evaluasi Pasca Hygiene Sanitasi Inspeksi Sanitasi TPM Inspeksi Sanitasi TTU Verifikasi Desa SBS Pembinaan TPM Pembinaan TTU Klinik Sanitasi



Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada hari 30 Januari 2020, di Desa Harjatani, oleh 2 dokter internship, didampingi 1 bidan. Program kesehatan lingkungan dilakukan dengan cara skrining situasi lingkungan di Desa Harjatani dilanjutkan dengan penyuluhan mengenai perlunya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyakit menular. Aspek yang diperhatikan adalah kebersihan, mandi cuci kakus, sirkulasi udara, dan juga lokasi atau tempat yang rentan menjadi sarang nyamuk. Monitoring & Evaluasi Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan secara sewaktu – waktu selama proses pendataan dengan survey di setiap Desa.



F3



1. Pelaksanaan KB pada saat Kegiatan Posyandu di Desa Toyomerto Latar Belakang Merencanakan keluarga sejahtera dengan mengatur jarak kehamilan dapat dimulai dengan memilih dan menggunakan alat kontrasepsi yang tepat. Kontrasepsi adalah metode atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Ada berbagai jenis kontrasepsi, masing-masing dengan manfaat dan kekurangannya masing-masing. KB suntik merupakan jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Banyak wanita memilih metode KB suntik karena praktis dan efektif dalam mencegah kehamilan. Permasalahan Masih rendahnya angka cakupan KB pada wanita usia produktif karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya Keluarga Berencana dalam mengatur jarak kelahiran antar anak. Perencanaan & Pemilihan Intervensi



Melakukan edukasi dan memberikan pelayanan KB utamanya KB suntik kepada wanita usia produktif Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2020 di Posyandu Desa Toyomerto oleh 1 Dokter Internship didampingi oleh 1 bidan. Selanjutnya kami melakukan edukasi dan memberikan pelayanan KB utamanya KB suntik kepada wanita usia produktif Monitoring & Evaluasi Masih didapatkan beberapa wanita usia produktif yang telah berkeluarga namun belum menggunakan KB Kader - kader desa terpilih bersama dengan bidan desa harus tetap berupaya aktif untuk mengajak warga khususnya wanita usia produktif untuk menggunakan KB 2. Penjaringan Untuk Mendeteksi Keterlambatan Perkembangan Anak di PAUD Pelangi Kramatwatu Latar Belakang Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja, atau dapat pula di lebih dari satu ranah perkembangan. Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay merupakan keadaan keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih ranah perkembangan. Secara garis besar, ranah perkembangan anak terdiri atas motor kasar, motor halus, bahasa / bicara, dan personal sosial / kemandirian. Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Secara umum, orang tua sebaiknya mengenal tanda bahaya (red flags) perkembangan anak yang sederhana seperti yang tercantum di bawah ini. Jika orang tua menemukan salah satu tanda bahaya di bawah ini, sebaiknya jangan menunda dan segeralah memeriksakan buah hatinya ke tenaga kesehatan terdekat. Tanda bahaya perkembangan motor kasar Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan. Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh Adanya gerakan yang tidak terkontrol Tanda bahaya gangguan motor halus Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke dalam mulut) masih sangat dominan setelah usia 14 bulan Perhatian penglihatan yang inkonsisten Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif)



Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu benda pada usia 20 bulan Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif) Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi, misalnya saat dipanggil tidak selalu member respons Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan Tanda bahaya gangguan sosio-emosional 6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain 9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah 12 bulan: tidak merespon panggilan namanya 15 bulan: belum ada kata 18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan bersosialisasi / interaksi Tanda bahaya gangguan kognitif 2 bulan: kurangnya fixation 4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda 6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara 9 bulan: belum babbling seperti mama, baba 24 bulan: belum ada kata berarti 36 bulan: belum dapat merangkai 3 kata Permasalahan Seringkali orang tua tidak menyadari ketika buah hatinya mengalami keterlambatan perkembangan. Perkembangan setiap anak memiliki keunikan tersendiri dan kecepatan pencapaian perkembangan tiap anak berbeda. Untuk itu, orang tua perlu mengenal tanda bahaya (red flag) perkembangan anak. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Melakukan skrining perkembangan anak dengan menggunakan metode KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2020 oleh 1 Dokter Internship didampingi oleh 1 bidan. Selanjutnya kami melakukan skrining perkembangan anak untuk mendeteksi keterlambatan perkembangan. Monitoring & Evaluasi Semua anak tidak ada yang mengalami keterlambatan perkembangan



Memberikan edukasi baik kepada pengajar PAUD maupun orang tua mengenai pentingnya mendeteksi keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin agar dapat diterapi dengan optimal sehingga anak dapat kembali tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya



3. Melaksanakan Imunisasi pada Balita di Posyandu Tonjong Latar Belakang Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956, Upaya ini merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling low cost. Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia telah dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977 upaya imunisasi di perluas menjadi program pengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31) yaitu : TBC, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Penyakit lain yang sudah dapat ditekan sehingga perlu di tingkatkan program nya adalah tetanus maternal dan neonatal serta campak. Untuk campak telah di kembangkan upaya eliminasi tetanus maternal dan neonatal (MNTE). Sedangkan terhadap campak di kembangkan upaya reduksi campak (RECAM) ERAPO, MNTE dan RECAM juga merupakan komitmen global dan wajib diikuti oleh semua Negara, disamping itu dunia juga menaruh perhatian terhadap mutu pelayanan dengan menetapkan standar pemberian suntikan yang aman (SAFE INJECTION PRACTICES) bagi penerima suntikan yang di kaitkan dengan pengelolaan limbah medis tajam yang aman (SAVE WASTE DISPOSAL MANAGEMENT) bagi petugas maupun lingkungan. Permasalahan Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya ibu hamil maupun ibu yang memiliki anak balita mengenai ANC dan imunisasi wajib Perencanaan & Pemilihan Intervensi Melakukan imunisasi dasar wajib kepada balita dan konseling kepada ibu hamil Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2020 oleh 1 Dokter Internship didampingi oleh 1 bidan. Selanjutnya kami melakukan imunisasi rutin, pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil, dan memberikan kelas ibu. Monitoring & Evaluasi Masih didapatkan beberapa ibu hamil yang tidak rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan beberapa balita yang tidak hadir untuk melakukan imunisasi rutin. Kader - kader terpilih bersama bidan desa harus tetap berupaya aktif untuk mengajak warga khususnya ibu hamil untuk melakukan ANC dan balita untuk melaksanakan imunisasi. 4. Memberikan Kelas Ibu Hamil saat Posyandi di Desa Serdang



Latar Belakang Pemeriksaan kehamilan merupakan agenda wajib yang harus dilakukan oleh seorang ibu hamil. Dengan pemeriksaan yang rutin, dokter bisa memantau kondisi kesehatan Anda dan bayi dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan terdiri dari perawatan kesehatan prenatal (sebelum melahirkan) dan postpartum (setelah melahirkan). Tujuan pemeriksaan kehamilan adalah untuk memastikan kehamilan yang sehat dan persalinan yang aman, baik untuk ibu maupun bayi. Inisiasi menyusui dini adalah langkah penting untuk memudahkan bayi dalam memulai proses menyusui. Bayi baru lahir yang diletakkan pada dada atau perut sang ibu, secara alami dapat mencari sendiri sumber air susu ibu (ASI) dan menyusu. Proses penting inilah yang disebut inisiasi menyusui dini (IMD). Manfaat ASI telah terbukti berperan penting sebagai sumber makanan utama dan membantu memperkuat sistem kekebalan bayi baru lahir untuk melindunginya dari berbagai penyakit. Proses menyusui ini sebenarnya dapat dimulai dan dikuatkan dengan inisiasi menyusui dini. Berbagai manfaat inisiasi menyusui dini bagi ibu dan bayi, antara lain: 1. Meningkatkan kesempatan bayi memperoleh kolostrum Kolostrum adalah tetes ASI pertama ibu yang kaya nutrisi dan membantu mencegah penyakit. Cairan pertama dari ASI ini biasanya berwarna kuning, sangat kental dan hanya sebanyak kirakira satu sendok teh. 2. Mendukung keberhasilan ASI eksklusif Inisiasi menyusui dini diketahui menunjang keberhasilan ASI eksklusif hingga setidaknya bayi berusia 4 bulan. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan hingga bayi berusia 6 bulan, namun boleh dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun. 3. Memperkuat hubungan ibu dan bayi Bukti menunjukkan bahwa kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit ibunya (skin-toskin contact) segera setelah lahir, dapat menciptakan keintiman yang lebih dalam dengan sang ibu. Lebih jauh, kulit tubuh bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit tubuh ibunya merupakan cara efektif untuk menenangkan bayi sakit, yang dapat dilakukan kapan saja. Hal ini juga membuat sang ibu lebih nyaman. 4. Meningkatkan kesehatan bayi Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi angka kematian bayi baru lahir. Selain itu, dapat meningkatkan kesehatan, tumbuh kembang, dan membantu membangun daya tahan tubuh bayi. Kemudian, ASI juga sangat baik untuk kesehatan sistem pencernaan bayi. Permasalahan Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingnya inisiasi menyusui dini pada saat proses persalinan berlangsung. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Melakukan kelas ibu hamil dan memberikan edukasi mengenai pentingnya inisiasi menyusui dini bagi bayi baru lahir Pelaksanaan



Posyandu diadakan di rumah khusus untuk pelayanan Posyandu di Desa Serdang. Setelah itu dilakukan pemeriksaan ANC kepada para ibu hamil di Desa Serdang, serta pemberian obat bagi yang membutuhkan dan edukasi mengenai persiapan persalinan. Kelas Ibu diadakan dengan tema kesehatan selama masa kehamilan dan pentingnya inisiasi menyusui dini pada saat proses persalinan, diakhiri dengan sesi tanya jawab. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan proses inisiasi menyusui dini dijalankan dalam satu jam pertama sejak bayi lahir. Caranya adalah dengan menempatkan bayi di dada ibunya segera setelah sang bayi keluar dari jalan lahir. Bayi ini kemudian akan secara alami, tanpa dibantu, mencari puting ibunya untuk menyesap ASI. Ibu yang melahirkan normal dan kondisi bayi yang sehat setelah lahir menjadikan hal ini bisa segera dilakukan setelah melahirkan. Monitoring & Evaluasi Setelah pemaparan materi selesai, pemateri memberikan kuis bagi audiens mengenai materi yang telah disajikan sebelumnya. Bagi audiens yang dapat menjawab diberikan sedikit bingkisan untuk memeriahkan acara sekaligus memompa semangat audiens yang lain untuk ikut menjawab. Semua pertanyaan yang dilemparkan kepada audiens bisa dijawab seluruhnya. Menandakan bahwa materi yang disampaikan dapat dicerna dengan baik oleh audiens. Selanjutnya yang perlu dilakukan ialah bagaimana pengetahuan yang telah didapatkan mampu untuk diaplikasikan. Sehingga dalam setiap kunjungan posyandu dapat ditanyakan kembali materi yang sebelumnya telah dikuasai dan menanyakan aplikasinya. Dalam waktu jangka panjang kegiatan ini diharapkan dapat membantu setiap audiens untuk dapat menerapkan inisiasi menyusui dini pada setiap proses persalinan. Pada akhirnya, inisiasi menyusui dini dapat berhasil diterapkan jika ibu yang menjalani proses persalinan telah siap secara fisik dan mental. Proses ini juga hanya akan berhasil jika sang ibu percaya diri dan didukung penuh oleh semua pihak di sekitarnya, terutama rumah sakit, dokter yang membantu proses persalinan, dan keluarga.



5. Melakukan Kunjungan Rumah Kepada Ibu Hamil G12P10A1 Risiko Tinggi di Desa Tonjong Latar Belakang Pemeriksaan kehamilan merupakan agenda wajib yang harus dilakukan oleh seorang ibu hamil. Dengan pemeriksaan yang rutin, dokter bisa memantau kondisi kesehatan Anda dan bayi dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan terdiri dari perawatan kesehatan prenatal (sebelum melahirkan) dan postpartum (setelah melahirkan). Tujuan pemeriksaan kehamilan adalah untuk memastikan kehamilan yang sehat dan persalinan yang aman, baik untuk ibu maupun bayi. Namun terdapat juga kemungkinan bahwa pasien diharuskan untuk lebih sering kontrol ke dokter, yaitu jika memiliki risiko tinggi seperti: - Hamil di atas usia 35 tahun. - Jarak antar kehamilan terlalu dekat



- Berisiko melahirkan secara prematur. - Mengalami komplikasi kehamilan. - Memiliki riwayat penyakit, seperti asma, lupus, anemia, diabetes, tekanan darah tinggi, atau obesitas. Permasalahan Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya ibu hamil maupun ibu yang memiliki anak balita mengenai ANC dan imunisasi wajib Perencanaan & Pemilihan Intervensi Melakukan imunisasi dasar wajib kepada balita dan konseling kepada ibu hamil terutama pada saat kegiatan Posyandu Desa setiap bulannya Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2020 bertempat di rumah pasien di Desa Tonjong. Kegiatan dihadiri oleh dokter internship dan 2 orang bidan untuk melakukan kunjungan rumah dan konseling mengenai kehamilan. Kami menekankan perlunya untuk kontrol rutin mengenai kehamilan, terlebih lagi pasien termasuk ke dalam golongan kehamilan berisiko tinggi. Monitoring & Evaluasi Masih didapatkan beberapa ibu hamil yang tidak rutin melakukan ANC ke layanan kesehatan. Kader - kader terpilih bersama dengan bidan harus tetap berupaya aktif untuk mengajak warga khususnya ibu hamil untuk melakukan ANC.



F4 1. Pemberian Obat Cacing di SDN Tonjong Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya perbaikan status gizi masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi gizi kurang pada balita serta Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian yang berakibat timbulnya masalah kesehatan gizi pada kelompok rawan gizi. Pada anak-anak, salah satu penyebab terjadinya kurang gizi adalah penyakit cacingan. Penyakit cacingan pada umumnya mengenai anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan juga mengenai orang dewasa. Kebersihan yang tidak terjaga atau lingkungan yang kotor bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mempermudah penyebaran infeksi cacing.



Gejala-gejala penyakit cacingan kadang tampak samar. Gejala cacingan yang dikeluhkan bisa berupa sakit perut, diare, mual, muntah, tidak nafsu makan, hingga penurunan berat badan. Apabila tidak diobati dengan benar, penyakit cacingan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih berat, seperti anemia. Jika cacing mencapai organ tubuh lain, seperti hati atau otak, maka dapat menimbulkan gangguan yang serius. Permasalahan Kurang energi dan Protein pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan menjadikan tata laksana gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus yang ditemukan. Peningkatan surveillans dan juga pendistribusian langsung makanan tambahan ke warga diharapkan dapat menurunkan angka gizi kurang ataupun gizi buruk. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali merupakan langkah yang efektif dalam mencegah terjadinya infeksi cacing di dalam tubuh. Selain itu cara efektif lain untuk mencegah penyakit cacingan yaitu dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, diantaranya: - Menyimpan daging mentah dan ikan dengan baik, kemudian masak hingga matang. - Mencuci buah dan sayur dengan benar sebelum dikonsumsi. - Ganti pakaian dalam dan seprei setiap hari selama terinfeksi. - Cuci pakaian tidur, seprei, pakaian dalam, dan handuk dengan air panas untuk membasmi telur cacing. - Hindari menggaruk daerah di sekitar anus yang gatal. Gunting kuku agar tidak ada tempat untuk telur cacing. Jangan menggigit kuku. - Cuci tangan secara teratur, terutama setelah buang air, mengganti popok bayi, sebelum memasak dan sebelum makan. - Hindari berjalan tanpa alas kaki dan menyentuh tanah atau pasir tanpa sarung tangan. Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2020 bertempat di SDN Tonjong Desa Tonjong dengan dokter internship dan didampingi oleh bidan desa. Seluruh siswa/siswi mulai dari kelas 1SD sampai dengan 6SD mendapatkan obat cacing dengan dosis menyesuaikan berat badan anak. Selesai pemberian obat cacing dilanjutkan dengan edukasi pentingnya meminum obat cacing setiap 6 bulan sekali untuk mencegah penyakit cacingan. Monitoring & Evaluasi Bidan desa bekerja sama dengan pihak sekolah dan orang tua perlu memantau perkembangan anak-anak mereka, termasuk juga mengingatkan perlunya minum obat cacing setiap 6 bulan sekali untuk mencegah penyakit cacingan. Salah satu gejala yang mudah ditemui oleh anak dengan cacingan ialah berat badan yang tidak naik, orang tua perlu kesadaran dini untuk mendeteksi perkembangan anak sesuai dengan usianya. Diharapkan ketika infeksi cacingan dapat dicegah dan teratasi, maka status gizi anak-anak dapat dikategorikan sebagai gizi baik. 2. Penyuluhan Mengenai Makanan Gizi Seimbang di Posyandu Tonjong



Latar Belakang Penyuluhan/promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk kegiatan penyuluhan kesehatan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan untuk searah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya perbaikan status gizi masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi gizi kurang pada balita serta Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian yang berakibat timbulnya masalah kesehatan gizi pada kelompok rawan gizi. Salah satu program suplementasi yang saat ini dilaksanakan oleh pemerintah yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil. Makanan tambahan ibu hamil merupakan suplementasi gizi berupa biscuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan di fortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi. Permasalahan Kurang energi dan Protein pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan menjadikan tata laksana gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus yang ditemukan. Peningkatan surveillans dan juga pendistribusian langsung makanan tambahan ke warga diharapkan dapat menurunkan angka gizi kurang ataupun gizi buruk. Perencanaan & Pemilihan Intervensi - Pendataan penderita gizi kurang ataupun gizi buruk - Pendistribusian makanan tambahan ke kader - Pemberian makanan tambahan kepada penderita gizi buruk dan gizi kurang - Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan 1. Kegiatan dilaksanakan oleh 1 dokter PIDI, 1 ahli gizi, dan 1 perawat 2. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan 3. Pelaksana kegiatan mengunjungi rumah penderita gizi kurang dan gizi buruk 4. Skrining keadaan sosial ekonomi dan lingkungan penderita gizi buruk dan gizi kurang 5. Pemberian makanan tambahan dan penyuluhan 6. Kegiatan selesai Monitoring & Evaluasi Selanjutnya yang perlu dilakukan ialah bagaimana pengetahuan yang telah didapatkan mampu untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam setiap kunjungan posyandu dapat ditanyakan kembali materi yang sebelumnya telah dikuasai dan



menanyakan aplikasinya. Dalam hal ini perlu kerjasama antara ahli gizi, bidan desa, dan kader desa untuk memantau perkembangan dan terapi yang telah diberikan. Dalam waktu jangka panjang kegiatan ini diharapkan dapat membantu setiap audiens memiliki badan sehat dengan gizi yang seimbang. Sehingga masalah kesehatan yang berkaitan dengan nutrisi seperti anemia, stunting, dll dapat dicegah dan menurunkan prevalensi kasus tersebut. 3. Kegiatan Penyuluhan Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri di SMPN 1 Kramatwatu Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya perbaikan status gizi masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi gizi kurang pada balita serta Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian yang berakibat timbulnya masalah kesehatan gizi pada kelompok rawan gizi. Salah satu program suplementasi yang saat ini dilaksanakan oleh pemerintah yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil. Makanan tambahan ibu hamil merupakan suplementasi gizi berupa biscuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan di fortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi. Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah. Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat keparahan yang bisa ringan sampai berat. Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal. Remaja putri termasuk yang paling rentan terkena anemia dikarenakan kebutuhan akan zat besi yang tinggi untuk pertumbuhan ditambah dengan kehilangan darah menstruasi membuat remaja putri termasuk populasi yang paling sering didapatkan anemia. Permasalahan Kurang energi dan Protein pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan menjadikan tata laksana gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus yang ditemukan. Peningkatan surveillans dan juga pendistribusian langsung makanan tambahan ke warga diharapkan dapat menurunkan angka gizi kurang ataupun gizi buruk. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Tahapan pelaksanaan kegiatan : 1. Tahap persiapan a. Mengundang peserta b. Menetapkan waktu diskusi kelompok



c. Menentukan tempat diskusi kelompok d. Pembagian tugas tim penyuluh e. Persiapan materi belajar 2. Langkah- langkah dalam penyuluhan kelompok a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditanganu melalui penyuluhan kesehatan kelompok d. Menyusun perencanaan penyuluhan • Menetapkan tujuan • Penentuan sasaran • Menyusun materi/isi penuluhan • Memilih metode yang tepat • Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan • Penentuan kriteria evaluasi e. Pelaksanaan penyuluhan f. Penilaian hasil penyuluhan 3.Tahap sesudah pelaksanaan Mencatat hasil kegiatan Pelaksanaan Kegiatan dilakukan di SMPN 1 Kramatwatu dengan target seluruh siswi perempuan untuk kegiatan Penyuluhan Tablet Tambah Darah dan seluruh siswa/siswi SMPN 1 Kramatwatu untuk kegiatan Penyuluhan Edukasi Berhenti Merokok. Kegiatan Penyuluhan Tablet Tambah Darah bekerja sama dengan siswi yang tergabung dalam Palang Merah Remaja SMPN 1 Kramatwatu dan mengadakan drama mengenai Anemia. Selesai kegiatan drama, perwakilan puskesmas mengadakan edukasi pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri untuk mencegah Anemia. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian Tablet Tambah Darah kepada seluruh remaja putri SMPN 1 Kramatwatu dan langsung meminum suplemen tersebut secara bersamaan. Monitoring & Evaluasi Perwakilan puskesmas terus berkomunikasi dengan pihak sekolah mengenai isu-isu kesehatan yang relevan untuk diberikan kepada siswa/siswi SMPN 1 Kramatwatu. Kegiatan penyuluhan ini akan terus dilaksanakan secara rutin dan dilakukan evaluasi berupa feedback dari masing-masing institusi untuk dapat terus berkolaborasi menciptakan generasi yang menerapkan pola hidup bersih dan sehat.



4. Kunjungan Rumah Ibu Hamil Anemia di Desa Margagiri Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya perbaikan status gizi masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi gizi kurang pada balita serta Kurang



Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian yang berakibat timbulnya masalah kesehatan gizi pada kelompok rawan gizi. Salah satu program suplementasi yang saat ini dilaksanakan oleh pemerintah yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil. Makanan tambahan ibu hamil merupakan suplementasi gizi berupa biscuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan di fortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi. Permasalahan Kurang energi dan Protein pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan menjadikan tata laksana gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus yang ditemukan. Peningkatan surveillans dan juga pendistribusian langsung makanan tambahan ke warga diharapkan dapat menurunkan angka gizi kurang ataupun gizi buruk. Perencanaan & Pemilihan Intervensi - Pendataan penderita gizi kurang ataupun gizi buruk - Pendistribusian makanan tambahan ke kader - Pemberian makanan tambahan kepada penderita gizi buruk dan gizi kurang - Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan 1. Kegiatan dilaksanakan oleh 1 dokter PIDI, 1 ahli gizi, dan 1 bidan desa 2. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan 3. Pelaksana kegiatan mengunjungi rumah penderita gizi kurang dan gizi buruk 4. Skrining keadaan sosial ekonomi dan lingkungan penderita gizi buruk dan gizi kurang 5. Pemberian makanan tambahan dan penyuluhan 6. Kegiatan selesai Monitoring & Evaluasi Ahli gizi bekerja sama dengan bidan desa dan kader desa sewaktu-waktu akan meninjau ulang untuk memastikan program terus dijalankan sehingga hasil yang diharapkan menjadi optimal. 5. Kunjungan Rumah Balita dengan Gizi Kurang dan Anemia di Desa Margatani Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Upaya perbaikan status gizi masyarakat akan memberikan kontribusi nyata bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional terutama dalam hal penurunan prevalensi gizi kurang pada balita serta Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemberian suplementasi gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mencukupi kekurangan kebutuhan gizi dari konsumsi makan harian yang berakibat timbulnya masalah kesehatan gizi pada kelompok rawan gizi. Salah satu program suplementasi yang saat ini dilaksanakan oleh pemerintah yaitu pemberian makanan



tambahan (PMT) pada ibu hamil. Makanan tambahan ibu hamil merupakan suplementasi gizi berupa biscuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan di fortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi. Permasalahan Kurang energi dan Protein pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan menjadikan tata laksana gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus yang ditemukan. Peningkatan surveillans dan juga pendistribusian langsung makanan tambahan ke warga diharapkan dapat menurunkan angka gizi kurang ataupun gizi buruk. Perencanaan & Pemilihan Intervensi - Pendataan penderita gizi kurang ataupun gizi buruk - Pendistribusian makanan tambahan ke kader - Pemberian makanan tambahan kepada penderita gizi buruk dan gizi kurang - Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan 1. Kegiatan dilaksanakan oleh 1 dokter PIDI, 1 ahli gizi, dan 1 bidan desa 2. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan 3. Pelaksana kegiatan mengunjungi rumah penderita gizi kurang dan gizi buruk 4. Skrining keadaan sosial ekonomi dan lingkungan penderita gizi buruk dan gizi kurang 5. Pemberian makanan tambahan dan penyuluhan 6. Kegiatan selesai Monitoring & Evaluasi Ahli gizi bekerja sama dengan bidan desa dan kader desa sewaktu-waktu akan meninjau ulang untuk memastikan program terus dijalankan sehingga hasil yang diharapkan menjadi optimal.



F5 1. Penyuluhan Dalam Gedung Mengenai COVID-19 di Puskesmas Kramatwatu Latar Belakang Penyuluhan/promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk kegiatan penyuluhan kesehatan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan untuk searah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19.



Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu: - Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin - Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19 - Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19 Permasalahan Persamaan pemahaman dan kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok isu aktual program kesehatan sebagai upaya pernyebarluasan informasi kesehatan. Meningkatkan pengetahuan mengenai keehatan yang lebih baik sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat sesuai visi dan misi yang ingin dicapai. Sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Kramatwatu yaitu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan pembinaan UKBM yang sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan masyarakat setempat serta dukungan dari tiap-tiap program yang ada di puskesmas misalnya program gizi dan lintas sektor dari koramil atau polisi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan juga menggerakkan masyarakan untuk berperan aktif. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Penyuluhan dapat dikelompokkan dalam proses belajar satu arah (didaktitik) dan dua arah (sokratik) Tahapan pelaksanaan kegiatan : 1. Tahap persiapan a. Mengundang peserta b. Menetapkan waktu diskusi kelompok c. Menentukan tempat diskusi kelompok d. Pembagian tugas tim penuluh e. Persiapan materi belajar 2. Langkah- langkah dalam penyuluhan kelompok a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditanganu melalui penyuluhan kesehatan kelompok d. Menyusun perencanaan penyuluhan • Menetapkan tujuan • Penentuan sasaran • Menyusun materi/isi penuluhan • Memilih metode yang tepat • Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan • Penentuan kriteria evaluasi e. Pelaksanaan penyuluhan f. Penilaian hasil penyuluhan 3.Tahap sesudah pelaksanaan



Mencatat hasil kegiatan Pelaksanaan Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di halaman tunggu pasien Puskesmas Kramatwatu. Tema ini diambil berkaitan dengan kejadian pandemi Covid-19 di seluruh dunia, tak terkecuali sudah memasuki Indonesia. Kami melakukan penyuluhan dengan cara mengumpulkan audiens dalam hal ini pasien-pasien yang sedang berobat jalan di Puskesmas Kramatwatu sembari menunggu antrian untuk mendapatkan layanan kesehatan. Penyuluhan dimulai dengan memberikan latar belakang mengapa Covid-19 bisa mewabah dan berubah statusnya menjadi pandemi. Kami juga menjelaskan perjalanan serta bagaimana penularan penyakit nya. Hingga akhirnya kami memberikan rekomendasi/saran yang bisa dilakukan oleh masing-masing orang untuk menjaga diri dari tertularnya virus Covid-19. Sebelum acara diakhiri, kami memberikan kesempatan kepada audiens untuk bertanya seputar penyakit Covid-19 ini. Banyak dari antara audiens yang menyimak dengan seksama terlihat dari kontak mata dan perhatian yang adekuat pada saat presentan memberikan penyuluhan. Penyuluhan berlangsung sekitar 20 menit, dengan audiens yang hadir berjumlah sekitar 50 orang. Monitoring & Evaluasi Kegiatan penyuluhan Covid-19 ini dapat diulang beberapa kali hingga sebagian orang khususnya yang telah datang ke Puskesmas dan mendapatkan penyuluhan mengerti bagaimana caranya menjaga diri agar terhindar dari Covid-19. Mereka yang telah mendapatkan penyuluhan dapat membagikan ilmunya kepada orang lain sehingga kita bersama-sama dapat mencegah virus Covid-19. Evaluasi pasca penyuluhan: - Masyarakat mengerti bagaimana menjaga diri agar terhindar dari virus Covid-19 - Angka kunjungan berobat jalan ke puskesmas lebih sedikit dikarenakan masyarakat sadar betul bahwa puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan dan titik keramaian dapat menjadi sumber potensial untuk menularkan virus. Sehingga masyarakat tidak terburu-buru untuk membawa pasien sakit ke puskesmas. 2. Pemberian Obat Cacing di SDN Tonjong Latar Belakang Penyakit cacingan pada umumnya mengenai anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan juga mengenai orang dewasa. Kebersihan yang tidak terjaga atau lingkungan yang kotor bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mempermudah penyebaran infeksi cacing. Gejala-gejala penyakit cacingan kadang tampak samar. Gejala cacingan yang dikeluhkan bisa berupa sakit perut, diare, mual, muntah, tidak nafsu makan, hingga penurunan berat badan. Apabila tidak diobati dengan benar, penyakit cacingan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih berat, seperti anemia. Jika cacing mencapai organ tubuh lain, seperti hati atau otak, maka dapat menimbulkan gangguan yang serius.



Permasalahan Belum terpenuhinya cakupan bagi anak-anak dibawah usia 12 tahun untuk mendapatkan obat cacing sebagai terapi preventif cacingan di dalam tubuh. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali merupakan langkah yang efektif dalam mencegah terjadinya infeksi cacing di dalam tubuh. Selain itu cara efektif lain untuk mencegah penyakit cacingan yaitu dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, diantaranya: - Menyimpan daging mentah dan ikan dengan baik, kemudian masak hingga matang. - Mencuci buah dan sayur dengan benar sebelum dikonsumsi. - Ganti pakaian dalam dan seprei setiap hari selama terinfeksi. - Cuci pakaian tidur, seprei, pakaian dalam, dan handuk dengan air panas untuk membasmi telur cacing. - Hindari menggaruk daerah di sekitar anus yang gatal. Gunting kuku agar tidak ada tempat untuk telur cacing. Jangan menggigit kuku. - Cuci tangan secara teratur, terutama setelah buang air, mengganti popok bayi, sebelum memasak dan sebelum makan. - Hindari berjalan tanpa alas kaki dan menyentuh tanah atau pasir tanpa sarung tangan. Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2020 bertempat di SDN Tonjong Desa Tonjong dengan dokter internship dan didampingi oleh bidan desa. Seluruh siswa/siswi mulai dari kelas 1SD sampai dengan 6SD mendapatkan obat cacing dengan dosis menyesuaikan berat badan anak. Selesai pemberian obat cacing dilanjutkan dengan edukasi pentingnya meminum obat cacing setiap 6 bulan sekali untuk mencegah penyakit cacingan. Monitoring & Evaluasi Bidan desa bekerja sama dengan pihak sekolah dan orang tua perlu memantau perkembangan anak-anak mereka, termasuk juga mengingatkan perlunya minum obat cacing setiap 6 bulan sekali untuk mencegah penyakit cacingan. Salah satu gejala yang mudah ditemui oleh anak dengan cacingan ialah berat badan yang tidak naik, orang tua perlu kesadaran dini untuk mendeteksi perkembangan anak sesuai dengan usianya. Diharapkan ketika infeksi cacingan dapat dicegah dan teratasi, maka status gizi anak-anak dapat dikategorikan sebagai gizi baik.



3. Kegiatan Penyuluhan Tablet Tambah Darah dan Edukasi Upaya Berhenti Merokok di SMPN 1 Kramatwatu Latar Belakang Penyuluhan/promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk kegiatan penyuluhan kesehatan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan untuk searah dengan perilaku hidup bersih dan sehat.



Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah. Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat keparahan yang bisa ringan sampai berat. Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal. Remaja putri termasuk yang paling rentan terkena anemia dikarenakan kebutuhan akan zat besi yang tinggi untuk pertumbuhan ditambah dengan kehilangan darah menstruasi membuat remaja putri termasuk populasi yang paling sering didapatkan anemia. Permasalahan Persamaan pemahaman dan kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok isu aktual program kesehatan sebagai upaya pernyebarluasan informasi kesehatan. Meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan yang lebih baik sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat sesuai visi dan misi yang ingin dicapai. Sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Kramatwatu yaitu melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan pembinaan UKBM yang sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan masyarakat setempat serta dukungan dari tiap-tiap program yang ada di puskesmas misalnya program gizi dan lintas sektor dari koramil atau polisi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan juga menggerakkan masyarakan untuk berperan aktif. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Penyuluhan dapat dikelompokkan dalam proses belajar satu arah (didaktitik) dan dua arah (sokratik) Tahapan pelaksanaan kegiatan : 1. Tahap persiapan a. Mengundang peserta b. Menetapkan waktu diskusi kelompok c. Menentukan tempat diskusi kelompok d. Pembagian tugas tim penyuluh e. Persiapan materi belajar 2. Langkah- langkah dalam penyuluhan kelompok a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditanganu melalui penyuluhan kesehatan kelompok d. Menyusun perencanaan penyuluhan • Menetapkan tujuan • Penentuan sasaran • Menyusun materi/isi penuluhan • Memilih metode yang tepat • Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan • Penentuan kriteria evaluasi



e. Pelaksanaan penyuluhan f. Penilaian hasil penyuluhan 3. Tahap sesudah pelaksanaan Mencatat hasil kegiatan Pelaksanaan Kegiatan dilakukan di SMPN 1 Kramatwatu dengan target seluruh siswi perempuan untuk kegiatan Penyuluhan Tablet Tambah Darah dan seluruh siswa/siswi SMPN 1 Kramatwatu untuk kegiatan Penyuluhan Edukasi Berhenti Merokok. Kegiatan Penyuluhan Tablet Tambah Darah bekerja sama dengan siswi yang tergabung dalam Palang Merah Remaja SMPN 1 Kramatwatu dan mengadakan drama mengenai Anemia. Selesai kegiatan drama, perwakilan puskesmas mengadakan edukasi pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri untuk mencegah Anemia. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian Tablet Tambah Darah kepada seluruh remaja putri SMPN 1 Kramatwatu dan langsung meminum suplemen tersebut secara bersamaan. Kegiatan dilanjutkan dengan Penyuluhan mengenai Edukasi Berhenti Merokok untuk seluruh siswa/siswi di SMPN 1 Kramatwatu. Kegiatan dilakukan di aula yang besar dikarenakan jumlah siswa/siswi yang mencapai 400 orang lebih. Kegiatan diawali dengan yel-yel sekolah dan puskesmas untuk mengambil fokus perhatian siswa/siswi. Kegiatan utama berupa penyuluhan Edukasi Berhenti Merokok dengan menggunakan media laptop dan proyektor sehingga seluruh audiens dapat melihat bahan presentasi secara langsung. Kegiatan juga diselingi dengan sesi tanya jawab dan pemberian hadiah berupa snack bagi siswa/siswi yang berhasil menjawab pertanyaan dari penyuluh. Kegiatan ini melibatkan para civitas akademika sekolah termasuk kepala sekolah, guru, wali kelas, dan seluruh siswa/siswi SMPN 1 Kramatwatu. Kegiatan ditutup dengan berfoto bersama. Monitoring & Evaluasi Perwakilan puskesmas terus berkomunikasi dengan pihak sekolah mengenai isu-isu kesehatan yang relevan untuk diberikan kepada siswa/siswi SMPN 1 Kramatwatu. Kegiatan penyuluhan ini akan terus dilaksanakan secara rutin dan dilakukan evaluasi berupa feedback dari masing-masing institusi untuk dapat terus berkolaborasi menciptakan generasi yang menerapkan pola hidup bersih dan sehat.



F6 1. PISPK pada Balita dengan Gizi Kurang dan Anemia di Desa Margatani Latar Belakang Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan



Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat. Permasalahan Masih belum tercapainya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat yang adekuat, sehingga diperlukan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang merupakan unit terkecil dalam tatanan kehidupan bernegara. Perencanaan & Pemilihan Intervensi - Pendataan permasalahan kesehatan dalam keluarga termasuk penderita gizi kurang ataupun gizi buruk - Pemeriksaan kesehatan dasar kepada setiap anggota keluarga - Pendistribusian makanan tambahan ke kader - Pemberian makanan tambahan kepada penderita gizi buruk ataupun gizi kurang - Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan 1. Kegiatan dilaksanakan oleh 1 dokter PIDI, 1 ahli gizi, dan 1 bidan desa 2. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan 3. Pelaksana kegiatan mengunjungi rumah yang sebelumnya sudah diassessment oleh bidan desa memiliki masalah kesehatan maupun gizi kurang atau gizi buruk 4. Skrining keadaan sosial ekonomi dan lingkungan penderita 5. Pemberian makanan tambahan dan penyuluhan 6. Kegiatan selesai Monitoring & Evaluasi



Ahli gizi bekerja sama dengan bidan desa dan kader desa sewaktu-waktu akan meninjau ulang untuk memastikan program terus dijalankan sehingga hasil yang diharapkan menjadi optimal. 2. PISPK Ibu Hamil dengan Anemia di Desa Margagiri Latar Belakang Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat. Permasalahan Masih belum tercapainya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat yang adekuat, sehingga diperlukan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang merupakan unit terkecil dalam tatanan kehidupan bernegara. Perencanaan & Pemilihan Intervensi - Pendataan permasalahan kesehatan dalam keluarga termasuk penderita gizi kurang ataupun gizi buruk - Pemeriksaan kesehatan dasar kepada setiap anggota keluarga - Pendistribusian makanan tambahan ke kader - Pemberian makanan tambahan kepada penderita gizi buruk ataupun gizi kurang - Monitoring dan Evaluasi



Pelaksanaan 1. Kegiatan dilaksanakan oleh 1 dokter PIDI, 1 ahli gizi, dan 1 bidan desa 2. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan 3. Pelaksana kegiatan mengunjungi rumah yang sebelumnya sudah diassessment oleh bidan desa memiliki masalah kesehatan maupun gizi kurang atau gizi buruk 4. Skrining keadaan sosial ekonomi dan lingkungan penderita 5. Pemberian makanan tambahan dan penyuluhan 6. Kegiatan selesai Monitoring & Evaluasi Ahli gizi bekerja sama dengan bidan desa dan kader desa sewaktu-waktu akan meninjau ulang untuk memastikan program terus dijalankan sehingga hasil yang diharapkan menjadi optimal. 3. PISPK Pasien TB di Desa Wanayasa Latar Belakang Penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas merupakan salah satu arah kebijakan kesehatan dalam RPJMN 2015- 2019. Namun, akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar saat ini masih belum menjangkau seluruh penduduk, terutama di daerah tertinggal, terpencil, dan kepulauan. Pelayanan kesehatan dasar sangat diperlukan untuk pencapaian target MDGs yang belum tercapai, Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 dan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Keberhasilan pelayanan kesehatan dasar yang utamanya promotif dan preventif akan mengurangi beban pelayanan lanjutan. Pelayanan kesehatan dasar yang juga disebut basic health services terdiri dari beberapa jenis pelayanan kesehatan yang dianggap esensial (sangat penting) untuk menjaga kesehatan seseorang, keluarga dan masyarakat agar hidup produktif secara sosial dan ekonomi. World Health Organization (WHO) (Technical Brief, 2008) menyatakan bahwa jenis-jenis pelayanan tersebut ditetapkan atas dasar kondisi epidemiologi suatu negara. WHO juga menyarankan bahwa jenis pelayanan tersebut harus sudah terbukti cost effective, affordable, dan praktis untuk dilaksanakan. Di Indonesia, jenis pelayanan dalam pelayanan kesehatan dasar mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan masalah kesehatan. Terdapat dua ketentuan yang menetapkan jenis-jenis pelayanan dasar, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan 43/2014 tentang Standar Pelayanan Minimum dan Peraturan Menteri Kesehatan 75/2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jenis-jenis pelayanan kesehatan dasar tersebut memerlukan pelayanan promotif, preventif, skrining, kuratif, dan rehabilitatif yang harus diberikan secara komprehensif dan holistik baik kepada kelompok masyarakat maupun individu, tidak bisa parsial (upaya kesehatan masyarakat/UKM saja atau upaya kesehatan perorangan/UKP saja). Puskesmas yang dikembangkan sejak tahun 1968 merupakan fasilitas kesehatan terdepan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar. Sampai tahun 2000, Puskesmas berada langsung di bawah pembinaan Departemen Kesehatan pada saat itu. Puskesmas bersama Posyandu adalah kunci sukses Indonesia dalam Program KB, imunisasi, perbaikan gizi balita dan pemberantasan diare. Sejak era desentralisasi tahun 2000, Puskesmas diserahkan kepada pemerintah daerah. Pengembangan dan pembinaan Puskesmas bervariasi dan tergantung pada komitmen dan kapasitas daerah. Sejak itu, kinerja Puskesmas mulai menurun yang ditandai dengan Contraceptive Prevalence



Rate (CPR) yang menurun, Maternal Mortality Ratio (MMR) dan kurang gizi balita yang stagnan. Sejak itu pula banyak Puskesmas tidak mempunyai SDM sesuai standar. Kemudian, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan pada tahun 2014 dan Puskesmas ditetapkan menjadi provider (FKTP) BPJS. Sejak itu pula tenaga dan waktu staf Puskesmas tersita untuk melaksanakan UKP bagi peserta BPJS, sedangkan kegiatan UKM terabaikan. Padahal banyak jenis pelayanan kesehatan dasar merupakan UKM, diselenggarakan di tengah masyarakat atau di luar gedung (Posyandu, pemberantasan vektor, sanitasi lingkungan, dan promosi kesehatan). Permasalahan Tantangan pembangunan kesehatan terus meningkat, ditandai dengan transisi epidemiologi yaitu meningkatnya penyakit tidak menular, sementara beberapa penyakit menular belum teratasi dengan baik seperti tuberkulosis, malaria, HIV/AIDS, DBD, filariasis, diare, ISPA, dan kusta. Pelayanan kesehatan dasar masih tetap relevan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Jumlah Puskesmas sampai dengan tahun 2017 adalah 9.767 Puskesmas, 2.277 Puskesmas terletak di daerah terpencil dan sangat terpencil. Satu-satunya fasilitas pelayanan primer yang menyelenggarakan sekaligus pelayanan kesehatan masyarakat (PKM) dan pelayanan kesehatan perorangan (PKP) adalah Puskesmas. Uraian tersebut menunjukkan urgensi penguatan pelayanan kesehatan dasar dan sekaligus Puskesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar tersebut. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Pelayanan kesehatan dasar merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan merupakan kontak pertama penduduk dengan sistem pelayanan kesehatan, mencakup kegiatan promotif dan preventif, penilaian kesehatan (assessment), diagnosis dan pengobatan untuk kondisi akut dan kronis, serta pelayanan rehabilitasi Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2020 bersama dengan dokter internship dan bidan desa di Desa Wanayasa. Program kesehatan lingkungan kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko dari kesehatan lingkungan yang berpotensi sebagai media penularan bakteri Tuberkulosis di dalam rumah. Aspek yang diperhatikan adalah sirkulasi udara, ventilasi cahaya, dan kebersihan secara umum dari rumah pasien penderita Tuberkulosis. Monitoring & Evaluasi Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan secara sewaktu – waktu selama proses pendataan dengan survey di setiap Desa. 4. Pemeriksaan Berkala di SDN Kamasan Desa Margasana Latar Belakang Penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas merupakan salah satu arah kebijakan kesehatan dalam RPJMN 2015- 2019. Namun, akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar saat ini masih belum menjangkau seluruh penduduk, terutama di daerah tertinggal, terpencil, dan kepulauan. Pelayanan kesehatan dasar sangat diperlukan untuk pencapaian target MDGs yang belum tercapai, Sustainable Development Goals (SDGs)



2030 dan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Keberhasilan pelayanan kesehatan dasar yang utamanya promotif dan preventif akan mengurangi beban pelayanan lanjutan. Pelayanan kesehatan dasar yang juga disebut basic health services terdiri dari beberapa jenis pelayanan kesehatan yang dianggap esensial (sangat penting) untuk menjaga kesehatan seseorang, keluarga dan masyarakat agar hidup produktif secara sosial dan ekonomi. World Health Organization (WHO) (Technical Brief, 2008) menyatakan bahwa jenis-jenis pelayanan tersebut ditetapkan atas dasar kondisi epidemiologi suatu negara. WHO juga menyarankan bahwa jenis pelayanan tersebut harus sudah terbukti cost effective, affordable, dan praktis untuk dilaksanakan. Di Indonesia, jenis pelayanan dalam pelayanan kesehatan dasar mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan masalah kesehatan. Terdapat dua ketentuan yang menetapkan jenis-jenis pelayanan dasar, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan 43/2014 tentang Standar Pelayanan Minimum dan Peraturan Menteri Kesehatan 75/2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jenis-jenis pelayanan kesehatan dasar tersebut memerlukan pelayanan promotif, preventif, skrining, kuratif, dan rehabilitatif yang harus diberikan secara komprehensif dan holistik baik kepada kelompok masyarakat maupun individu, tidak bisa parsial (upaya kesehatan masyarakat/UKM saja atau upaya kesehatan perorangan/UKP saja). Puskesmas yang dikembangkan sejak tahun 1968 merupakan fasilitas kesehatan terdepan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar. Sampai tahun 2000, Puskesmas berada langsung di bawah pembinaan Departemen Kesehatan pada saat itu. Puskesmas bersama Posyandu adalah kunci sukses Indonesia dalam Program KB, imunisasi, perbaikan gizi balita dan pemberantasan diare. Sejak era desentralisasi tahun 2000, Puskesmas diserahkan kepada pemerintah daerah. Pengembangan dan pembinaan Puskesmas bervariasi dan tergantung pada komitmen dan kapasitas daerah. Sejak itu, kinerja Puskesmas mulai menurun yang ditandai dengan Contraceptive Prevalence Rate (CPR) yang menurun, Maternal Mortality Ratio (MMR) dan kurang gizi balita yang stagnan. Sejak itu pula banyak Puskesmas tidak mempunyai SDM sesuai standar. Kemudian, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan pada tahun 2014 dan Puskesmas ditetapkan menjadi provider (FKTP) BPJS. Sejak itu pula tenaga dan waktu staf Puskesmas tersita untuk melaksanakan UKP bagi peserta BPJS, sedangkan kegiatan UKM terabaikan. Padahal banyak jenis pelayanan kesehatan dasar merupakan UKM, diselenggarakan di tengah masyarakat atau di luar gedung (Posyandu, pemberantasan vektor, sanitasi lingkungan, dan promosi kesehatan). Permasalahan Tantangan pembangunan kesehatan terus meningkat, ditandai dengan transisi epidemiologi yaitu meningkatnya penyakit tidak menular, sementara beberapa penyakit menular belum teratasi dengan baik seperti tuberkulosis, malaria, HIV/AIDS, DBD, filariasis, diare, ISPA, dan kusta. Pelayanan kesehatan dasar masih tetap relevan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Jumlah Puskesmas sampai dengan tahun 2017 adalah 9.767 Puskesmas, 2.277 Puskesmas terletak di daerah terpencil dan sangat terpencil. Satu-satunya fasilitas pelayanan primer yang menyelenggarakan sekaligus pelayanan kesehatan masyarakat (PKM) dan pelayanan kesehatan perorangan (PKP) adalah Puskesmas. Uraian tersebut menunjukkan urgensi penguatan pelayanan kesehatan dasar dan sekaligus Puskesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar tersebut.



Perencanaan & Pemilihan Intervensi Pelayanan kesehatan dasar merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan merupakan kontak pertama penduduk dengan sistem pelayanan kesehatan, mencakup kegiatan promotif dan preventif, penilaian kesehatan (assessment), diagnosis dan pengobatan untuk kondisi akut dan kronis, serta pelayanan rehabilitasi Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 Maret 2020. Dilakukan kepada siswa/siswi di SDN Kamasan, Desa Margasana. Dilaksanakan oleh 2 dokter PIDI dan 2 bidan. Kegiatan dilaksanakan pada seluruh kelas mulai dari kelas 1SD hingga 6SD, dengan pemeriksaan menyeluruh kepada seluruh siswa/siswi. Hasil pemeriksaan dicatat dalam laporan, bila ada murid yang terskrining memiliki penyakit atau terdapat keterlambatan perkembangan maka dibuatkan rujukan untuk ke puskesmas. Monitoring & Evaluasi Memberikan edukasi baik kepada guru pengajar maupun orang tua mengenai pentingnya skrining penyakit pada anak sedini mungkin. Hasil pemeriksaan dan rujukan (bila terdapat masalah kesehatan) disampaikan kepada koordinator dari sekolah (guru) untuk disampaikan ke orangtua murid yang bersangkutan. 5. Penjaringan Untuk Mendeteksi Keterlambatan Perkembangan Anak di PAUD Pelangi Kramatwatu Latar Belakang Penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas merupakan salah satu arah kebijakan kesehatan dalam RPJMN 2015- 2019. Namun, akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar saat ini masih belum menjangkau seluruh penduduk, terutama di daerah tertinggal, terpencil, dan kepulauan. Pelayanan kesehatan dasar sangat diperlukan untuk pencapaian target MDGs yang belum tercapai, Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 dan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Keberhasilan pelayanan kesehatan dasar yang utamanya promotif dan preventif akan mengurangi beban pelayanan lanjutan. Pelayanan kesehatan dasar yang juga disebut basic health services terdiri dari beberapa jenis pelayanan kesehatan yang dianggap esensial (sangat penting) untuk menjaga kesehatan seseorang, keluarga dan masyarakat agar hidup produktif secara sosial dan ekonomi. World Health Organization (WHO) (Technical Brief, 2008) menyatakan bahwa jenis-jenis pelayanan tersebut ditetapkan atas dasar kondisi epidemiologi suatu negara. WHO juga menyarankan bahwa jenis pelayanan tersebut harus sudah terbukti cost effective, affordable, dan praktis untuk dilaksanakan. Di Indonesia, jenis pelayanan dalam pelayanan kesehatan dasar mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan masalah kesehatan. Terdapat dua ketentuan yang menetapkan jenis-jenis pelayanan dasar, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan 43/2014 tentang Standar Pelayanan Minimum dan Peraturan Menteri Kesehatan 75/2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jenis-jenis pelayanan kesehatan dasar tersebut memerlukan pelayanan promotif, preventif, skrining, kuratif, dan rehabilitatif yang harus diberikan secara komprehensif dan holistik baik kepada kelompok masyarakat maupun individu, tidak bisa parsial (upaya kesehatan masyarakat/UKM saja atau upaya kesehatan perorangan/UKP saja).



Puskesmas yang dikembangkan sejak tahun 1968 merupakan fasilitas kesehatan terdepan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar. Sampai tahun 2000, Puskesmas berada langsung di bawah pembinaan Departemen Kesehatan pada saat itu. Puskesmas bersama Posyandu adalah kunci sukses Indonesia dalam Program KB, imunisasi, perbaikan gizi balita dan pemberantasan diare. Sejak era desentralisasi tahun 2000, Puskesmas diserahkan kepada pemerintah daerah. Pengembangan dan pembinaan Puskesmas bervariasi dan tergantung pada komitmen dan kapasitas daerah. Sejak itu, kinerja Puskesmas mulai menurun yang ditandai dengan Contraceptive Prevalence Rate (CPR) yang menurun, Maternal Mortality Ratio (MMR) dan kurang gizi balita yang stagnan. Sejak itu pula banyak Puskesmas tidak mempunyai SDM sesuai standar. Kemudian, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan pada tahun 2014 dan Puskesmas ditetapkan menjadi provider (FKTP) BPJS. Sejak itu pula tenaga dan waktu staf Puskesmas tersita untuk melaksanakan UKP bagi peserta BPJS, sedangkan kegiatan UKM terabaikan. Padahal banyak jenis pelayanan kesehatan dasar merupakan UKM, diselenggarakan di tengah masyarakat atau di luar gedung (Posyandu, pemberantasan vektor, sanitasi lingkungan, dan promosi kesehatan). Permasalahan Tantangan pembangunan kesehatan terus meningkat, ditandai dengan transisi epidemiologi yaitu meningkatnya penyakit tidak menular, sementara beberapa penyakit menular belum teratasi dengan baik seperti tuberkulosis, malaria, HIV/AIDS, DBD, filariasis, diare, ISPA, dan kusta. Pelayanan kesehatan dasar masih tetap relevan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Jumlah Puskesmas sampai dengan tahun 2017 adalah 9.767 Puskesmas, 2.277 Puskesmas terletak di daerah terpencil dan sangat terpencil. Satu-satunya fasilitas pelayanan primer yang menyelenggarakan sekaligus pelayanan kesehatan masyarakat (PKM) dan pelayanan kesehatan perorangan (PKP) adalah Puskesmas. Uraian tersebut menunjukkan urgensi penguatan pelayanan kesehatan dasar dan sekaligus Puskesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar tersebut. Perencanaan & Pemilihan Intervensi Pelayanan kesehatan dasar merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan merupakan kontak pertama penduduk dengan sistem pelayanan kesehatan, mencakup kegiatan promotif dan preventif, penilaian kesehatan (assessment), diagnosis dan pengobatan untuk kondisi akut dan kronis, serta pelayanan rehabilitasi Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan pada 11 Maret 2020. Dilakukan kepada siswa/siswi PAUD dan TK Pelangi, Desa Kramatwatu. Dilaksanakan oleh 2 dokter PIDI dan 2 bidan. Kegiatan dilaksanakan pada kelas-kelas, dengan pemeriksaan menyeluruh kepada seluruh siswa/siswi. Hasil pemeriksaan dicatat dalam laporan, bila ada murid yang terskrining memiliki penyakit atau terdapat keterlambatan perkembangan maka dibuatkan rujukan untuk ke puskesmas. Hasil pemeriksaan dan rujukan (bila ada) disampaikan kepada koordinator dari sekolah (guru) untuk disampaikan ke orangtua murid yang bersangkutan. Monitoring & Evaluasi



Memberikan edukasi baik kepada pengajar PAUD maupun orang tua mengenai pentingnya mendeteksi keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin agar dapat diterapi dengan optimal sehingga anak dapat kembali tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya