Btcls - Initial Assesment [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Rizky Chandra Yustiawan Kelas : 3B Universitas Bhamada Slawi PENUGASAN BTCLS INITIAL ASSESMENT



Konsep-Konsep Initial Assesment A. pengertian Initial Assesment Initial assessment adalah untuk memprioritaskan pasien dan menberikan penanganan segera. Informasi digunakan untuk membuat keputusan tentang intervensi kritis dan waktu yang dicapai. Ketika melakukan pengkajian, pasien harus aman dan dilakukan secara cepat dan tepat dengan mengkaji tingkat kesadaran (Level Of Consiousness) dan pengkajian ini dilakukan pada pasien memerlukan tindakan penanganan segera dan pada pasien yang terancam nyawanya. Initial Assesment adalah proses evaluasi secara cepat pada penderita gawat darurat yang langsung diikuti dengan tindakan resusitasi cairan. B. Tujuan 1. Menentukan prioritas penilaian pada penderita multi trauma. 2. Menerapkan prinsip primary survei dan secondary survei pada penderita multi trauma. 3. Menerapkan cara dan teknik terapi baik pada fase resusitasi. 4. Mengenal riwayat dan mekanisme cidera dalam membantu diagnosis. C. Komponen Initial Assesment meliputi : 1. Persiapan penderita. 2. Triage 3.



Survei primer (ABCDE)



4.



Resusitasi



5.



Pemeriksaan penunjang untuk  survei primer 



6. Survei sekunder (Head to Toe & a 7 anamnesis) 7. Pemeriksaan penunjang untuk  survey sekunder  8. Penga!asan dan evaluasi ulang 9. Terapi definitif  10. Urutan dari initial assesment diterapkan secara berutan atau sekuensial, akan tetapi dalam praktek sehari-hari dilakukan bersamaan atau simultan. 1. Persiapan penderita Persiapan pada penderita berlangsung dalam dua fase yang berbeda, yaitu fase pra rumah sakit / pre hospital, dimana seluruh penanganan penderita  berlangsung dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit. Fase kedua adalah fase rumah sakit/hospital dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga dapat resusitasi dengan cepat. a. Tahap Pra Rumah Sakit Pelayanan korban dengan trauma pra rumah sakit biasanya dilakukan oleh keluarga ataupun orang sekitar yang berbaik hati menolong (good samaritan ). Prinsip utama adalah tidak boleh membuat keadaan lebih parah &  Do no Further Harm ). Keadaan yang ideal adalah dimana unit gawat darurat yang datang ke  penderita sehingga ambulans harus memiliki peralatan yang lengkap. Petugas yang datang adalah petugas khusus yang telah mendapatkan pelatihan kegawatdaruratan. Selain itu, diperlukan koordinasi dengan rumah sakit tujuan terhadap kondiri/ jenis perlukaan sebelum penderita dipindahkan dari tempat kejadian. hal ini sangat penting mengingat koordinasi yang baik antara  petugas lapangan dengan petugas di rumah sakit akan menguntungkan penderita. Tindakan yang harus dilakukan oleh petugas dilapangan/paramedik adalah : 1) Menjaga airway dan breathing 2) Mengontrol perdarahan dan syok 3) Imobilisasi penderita 4) Pengiriman ke rumah sakit terdekat/tujuan dengan segera b. Tahap Rumah Sakit



Pada fase rumah sakit perlu dilakukan perencanaan sebelum  penderita tiba, sebaiknya ada ruangan khusus resusitasi serta perlengkapan airway (laringoskop, endotracheal tube) yang sudah dipersiapkan. Selain itu, perlu dipersiapkan cairan kristaloid (mis : RL) yang sudah dihangatkan,  perlengkapan monitoring serta tenaga laboratorium dan radiologi. Semua tenaga medik yang berhubungan dengan penderita harus dihindarkan dari kemungkinan penularan penyakit menular dengan cara penganjuran menggunakan alat-alat protektif seperti masker/face mask, proteksi mata google, baju kedap air, sepatu dan sarung tangan kedap air. 2. Triage Memilah dan menentukan penanganan pasien berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya yang tersedia. Prioritas berdasarkan Airway, Breathing, Circulation Mass Casualties: • Jumlah pasien dan beratnya perlukaan tidak melampaui kemampuan rumah sakit dan sumber daya yang tersedia • Prioritas yang mengancam nyawa Multiple Casualties: • Jumlah pasien dan beratnya perlukaan melampaui kemampuan rumah sakit dan sumber daya yang tersedia • Prioritas yang mempunyai harapan hidup lebih besar 3. Survei Primer A (Airway)+ control servikal B (Breathing)+ ventilasi C (Circulation)+ control perdarahan D (Disability), status neurologis E (Exposure)/environmental control : buka baju pasien tetapi cegah hipotermi A : (Airway), + control servikal 1. Kaji adanya kemungkinan cidera servikal



2. Curiga cidera servikal, jika: • Trauma kepala dengan penurunan kesadaran. • Adanya jejas/luka karena trauma tumpul di atas klavikula. • Setiap multi-trauma (trauma pada 2 regio atau lebih) • Biomekanik trauma mendukung 3. Penanganan Airway, lakukan immobilisasi servikal B : (Breathing) + Oksigenasi a.Pemeriksaan fisik: • Inspeksi : torak (jejas, luka, pergerakan dada: simetris/asimetris?, irama pernafasan?, pola nafas?) vena jugularis (distensi/tidak? • Auskultasi : bising nafas: terdengar/tidak?, jelas/tidak? • Perkusi : toraks, sonor/hipersonor?, dullness/tidak? • Palpasi : toraks, krepitasi/tidak? b.pengukuran saturasi O2 – Pulse Oksimeter 1. Kaji adanya kemungkinan gangguan pernafasan : (Breathing) + Oksigenasi Kondisi mengancam nyawa pada trauma toraks: Tension pneumotoraks Flail Chest Open Pneumothorax Hemothoraks massif Tamponade Jantung. C : (Circulation) + Konrtol perdarahan 1. Perdarahan penyebab tersering pada trauma berat 2. Mengakaji kemungkinan syok hemoragik: • Tingkat Kesadaran • Warna kulit • Nadi • Tekanan darah ( jgn sebagai acuan pertama untuk menentukan syok) 3. Pemeriksaan : ➢ Crossmatch • Golongan Darah • Resus ➢ Darah lengkap D : (Disability) Dilakukan setelah selesai survei primer ➢ Memeriksa status neurologis pasien: • Tingkat kesadaran • Ukuran dan reaksi pupil • Tanda lateralisasi



➢ Pemeriksaan dengan GCS ( Glasgow Coma Scale) ➢ Periksa kemungkinan pasien minum alkohol E : (Exposure) 



Membuka semua pakaian pasien







Hati-hati saat membuka pakaian-jangan banyak menggerakan pasien







Untuk melihat kemungkinan adanya cedera lain







Pasien diselimuti



4. Resusitasi A : (Airway) Atasi sesuai penyebab: • Darah/Cairan – Suction, LMA, Airway definitive • Pangkal lidah – OPA • Udema laring – Airway definiti B : (Breathing) • Mempertahankan ventilasi tetap baik • Memberikan oksigen sesuai kebutuhan (Simple Mask, RM, NRM, Ventilator) • Pertahankan Saturasi oksigen > 95% C : (Circulation) 1. Mempertahankan hemodinamik tetap stabil 2. Menghentikan perdarahan 3. Resusitasi cairan (jumlah, jenis cairan, Ciaran hangat, IV cateter lumen besar) 4. Transfusi darah 5. Survei Sekunder 1) Tujuan Untuk mencari kemungkinan adanya cidera tambahan (Deformity, Open Injury, Tenderness, Swelling/DOTS) 2) pemeriksaan fisik 



inspeksi







auskultasi







perkusi







palpasi



Pemeriksaan dari kepala sampai ke kaki, bagian depan dan belakang : Kepala, Maksilofacial, Vetebrae Servikalis, Toraks, Abdomen, Pelvis, Ektremitas atas dan bawah, Vertebra spinalis. 3) Anamnesa: Riwayat AMPLE (allergic, Medication, past illness, last meal, event/environment). 4) Pemeriksaan penunjang: Setelah pasien stabil Rontgen : Servikal, torak, pelvis, ektremitas, USG