Budidaya Belimbing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kab. Polewali Mandar



Dosen : Suyono, SP., M.Si Mata kuliah : budidaya tanaman pangan dan hortoikultura



BUDIDAYA TANAMAN BELIMBING (Averrhoa carambola L)



Disusun oleh : Nashiruddin Muslim A0118013



PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS SULAWESI BARAT MAJENE 2020



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini akan membahas tentang “BUDIDAYA TANAMAN BELIMBING (Averrhoa carambola L)”. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan hambatan. Maka dari itu tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok dan semua pihak serta teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi, kalimat maupun penyusunan tata bahasanya. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna kami dapat meperbaiki makalah kami ini.Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan berpandang mesra dengan dunia grammatikal yang kami sajikan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Majene, 1 Maret 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI Kata Pengantar.......................................................................................................ii Daftar Isi................................................................................................................iii Daftar Gambar.......................................................................................................iv Daftar Tabel...........................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang.........................................................................................1 I.2. Rumusan Masalah....................................................................................1 I.3. Tujuan......................................................................................................1 BAB II BUDIDAYA TANAMAN BELIMBING II.1. Deskripsi dan Nilai Ekonomi.................................................................2 II.2. Hama Tanaman Kacang Hijau dan Pengendaliannya.............................13 II.3. Penyakit Tanaman Kacang Hijau dan Pengendaliannya........................16 BAB III PENUTUP III.1. Kesimpulan............................................................................................18 III.2. Saran......................................................................................................18 Dafat Pustaka



iii



DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tanaman belimbing...........................................................................3 Gambar 2. Lalat buah..........................................................................................13 Gambar 3. Ulat Lymantriid.................................................................................14 Gambar 4. Ulat penggerek batang......................................................................14 Gambar 5. Gejala serangan Thrips......................................................................15 Gambar 6. Bercak daun Cercospora....................................................................16 Gambar 7. gejala serangan Jamur Upas..............................................................17



iv



DAFTAR TABEL Tabel 1. Pemupukan Tanaman Belimbing .........................................................11



v



BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Belimbing adalah tumbuhan penghasil buah berbentuk khas yang berasal Dari Indonesia, India, dan Sri Langka. Saat ini, belimbing telah tersebar ke penjuru Asia Tenggara, Republik Dominika, Brasil, Peru, Ghana, Guyana, Tonga, dan Polinesia. Usaha penanaman secara komersial dilakukan di Amerika Serikat, yaitu di Florida Selatan dan Hawaii. Di Indonesia, buah ini menjadi ikon kota Depok, Jawa Barat, sejak tahun 2007. Pohon ini memiliki daun majemuk yang panjangnya dapat mencapai 50 cm, bungaberwarna merah muda yang umumnya muncul di ujung dahan. Pohon ini bercabang banyak dan dapat tumbuh hingga mencapai 5m. Tidak seperi tanaman tropis lainnya, pohon belimbing tidak memerlukan banyak sinar matahari. Penyebaran pohon belimbing sangat luas, karena benihnya disebarkan oleh lebah. I.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana deskripsi tanaman belimbing? 2. Apasaja



hama



tanaamaan



Belimbing



dan



bagaimana



cara



bagaimana



cara



pengendaliannya? 3. Apasaja



penyakit



tanaamaan



Belimbing



dan



pengendaliannya? I.3 Tujuan 1. Mengenal dan mengetahui tanaman belimbing 2. Mengetahui hama tanaman belimbing serta cara penanganannya. 3. Mengetahui penyakit tanaman belimbing serta cara penanganannya.



1



BAB II BUDIDAYA TANAMAN BELIMBING (Averrhoa carambola L) II.1 Deskripsi dan Nilai Ekonomis II.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Belimbing Belimbing merupakan tanaman buah berupa pohon yg berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yg beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya belimbing ditanam dlmbentuk kultur pekarangan (home yard gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halamanhalaman rumah. Di kawasan Amerika, buah belimbing dikenal dgn nama /sebutan “star fruits”, & jenis belimbing yang populer & digemari masyarakat adalah belimbing “Florida”. Buah belimbing berwarna kuning kehijauan. Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil dan berwarna coklat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit asam. Buah ini mengandung banyak vitamin C. Salah satu jenis dari belimbing, yang disebut belimbing wuluh, sering digunakan untuk bumbu masakan, terutama untuk memberi rasa asam pada masakan. Salah satu wilayah yang terkenal akan produksi belimbing adalah Demak, Jawa Tengah. Belimbing Demak terkenal berukuran besar, warnaya kuning cerah dan rasanya manis (Rukmana,2010).



2



A. Taksonomi



Gambar 1. Tanaman belimbing Sumber: https://.tokopedia.com/mahameru-flora/tanaman-belimbing-dewi



Dalam taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae (tumbuh-tumbuhan), Divisi: Spermatphyta (tumbuhan berbiji), Sub-divisi: Angiospermae (berbiji tertutup), Kelas: Dicotyledonae



(biji



berkeping



dua),



Ordo:



Oxalidales,



Famili:



Oxalidaceae, Genus: Averrhoa, Spesies: Averrhoa carambola L. (belimbing manis); A.bilimbi L. (belimbing wuluh). B. Morfologi Tanaman Belimbing Dimulai dari bagian Pohon pada tanaman belimbing manis berbentuk seperti pohon pada umumnya dan bercabang. Sedangkan pada pohon belimbing wuluh, pohon hanya tumbuh tegak lurus ke atas dengan cabang kecil di sampingnya. Pohon belimbing dapat mencapai ketinggian hingga 10 meter. Batang pada tanaman belimbing berkayu, berbentuk lingkaran dan berwarna coklat tua.Batang ini tumbuh ke atas tidak lurus karena termasuk jenis dikotomi. Batang belimbing tidak terlalu besar berdiameter sekitar 30 cm sangat kuat dan keras. Jenis akar pada tanaman belimbing digolongkan dalam akar tunggang bercabang, berbentuk seperti kerucut lurus ke bawah. Terdapat cabang



3



akar, serabut akar, bulu akar dan tudung akar. Pada masing-masing bagian akar mempunyai fungsi tersendiri. Daun pada tanaman belimbing termasuk dalam kategori daun tidak lengkap dan kebanyakan berjumlah sembilan daun. Daun paling panjang 8,5 cm dan lebar sekitar 4 cm. pangkal daun berbentuk bulat sedangkan ujung daun berbentuk meruncing. Pada permukaan daun terlihat mengkilap. Bunga pada tanaman belimbing akan berwarna merah muda pada awalnya, dan tumbuh di ujung dahan. Belimbing termasuk tanaman yang mempunyai bunga lebat dan keluar di ketiak daun. Dalam bunga terdapat kelopak bunga, mahkota bunga dan tangkai bunga. Biji buah berwarna coklat dengan diselimuti daging buah dan berbentuk pipih. Biji terdiri dari dua lapisan, lapisan berwarna coklat tua sedangkan lapisan dalam berwarna coklat tua. Terdapat kandungan antioksidan dalam biji belimbing yang berguna untuk mencegah radikal bebas. Buah belimbing berbentuk bintang dengan lima buah rusuk. Saat masih kecil buah berwarna hijau kemudian berubah menjadi kuning keemasan ketika sudah tua. Tekstur buah sangat renyah dan manis dengan sedikit rasa asam. C. Manfaat Tanaman Belimbing Manfaat utama tanaman ini sebagai makan buah segar maupun makanan buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain dapat menyerap gasgas beracun buangan kendaraan bermotor, menyaring debu, meredam getaran suara, dan memelihara lingkungan dari pencemaran karena berbagai kegiatan manusia. Sebagai wahana pendidikan, penanaman belimbing di halaman rumah tidak terpisahkan dari program pemerintah dlm usaha gerakan menanam sejuta pohon. Berkebun belimbing relatif cepat mengembalikan modal, karena setahun setelah tanam, pohon sudah



4



berbuah. Budidaya tanaman belimbing dapat dilakukann dalam skala besar dan kecil (Wijaya, 2016). D. Syarat tumbuh 1. Keadaann iklim Di indonesia, belimbing ditanam di dataran rendah sampai menengah (500 m dpl) yang tidak berangin kencang. Pada ketinggian 500 m dpl, tanaman belimbing tumbuh dengan subur tetpi lambat berbunga dan berbuah. Daerah paling cocok untuk bididaya tannaman belimbing adalah daerah yang beriklim panas dengan suhu udara seharihari berkisar 22-23℃, kelembapan udara (rH) antara 50-70%, penyinaran matahari minimal 7 jam/ hari dan mempunyai kisaran bulan basah 5-7 bulan serta bulan kering 3-6 bulan sampai dengan daerah yang tidak mempunyai bulan kering dan mempunyai bulan basah 12 bulan. Di daerah yang tidak mempunyai bulann kering, air tanahnya harus diupayakan antara >20- 60



5



cm, bebas dari rumput (gulma), dan derajat kemiringan lereng hamparan optimal 20% agar tidak tergenang air. E. Teknik Budidaya Tanaman Belimbing Manis 1.



Penyiapan Bibit Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dgn cara pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan & enten). Khusus pada perbanyakan vegetatif dgn cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yg berasal dari biji (pembiakan generatif). Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih) belimbing sebagai berikut: a. Pilih buah belimbing yg sudah matang dipohon & keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal. b. Ambil (keluarkan) biji dari buah dgn cara membelahnya, kemudian tampung dalam suatu wadah. c. Cuci biji belimbing dgn air bersih hingga bebas dari lendirnya. d. Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh & kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 %. e. Simpan biji belimbing dlm suatu wadah tertutup rapat & berwarna, atau langsung disemai di persemaian. Teknik penyemaian benih belimbing, dimulai dari persiapan media persemaian meliputi tahapan sebagai berikut: a. Tentukan (pilih) areal untuk lahan persemaian di tempat yg strategis dan tanahnya subur. b. Olah tanahnya cukup dlm antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering anginkan selama ± 15 hari. c) Buat bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedengan sebaiknya membujur posisi UtaraSelatan. c. Tambahkan pupuk kandang yg matang & halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan sambil dicampurkan dgn tanah atas secara merata,



6



kemudian rapikan bedengan dengan alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul. d. Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100-150 cm dan di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat. e. Pasang atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening (transparan), sehingga bedengan persemaian lengkap dgn atapnya siap disemai biji belimbing. Tatalaksana menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut: a. Rendam biji belimbing dlm air dingin atau hangat kuku (55-60℃) selama 30 menit atau lebih. b. Kecambahkan biji belimbing dgn cara disimpan dlm gulungan kain basah di tempat yg lembab selama beberapa waktu. c. Semai biji belimbing yg telah berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dgn tanah tipis. d. Biarkan kecambah tumbuh & berkembang menjadi bibit muda. Kebutuhan bibit tanaman belimbing persatuan luas bervariasi, bergantung pada jarak tanam yang digunakan dan varietas yang akan diusahakan. Misalnya jarak tanam 6×6 m dibutuhkan bibit sekitar 278 batang/ha, sedangkan untuk jarak tanam 5×5



dibutuhkan 400



batang/ha. Sebulan sebelum tanam sebaiknya bibit diadaptasikan terlebih dahulu dilokasi kebun. 2. Penyiapan Lahan Penyiapan lahan pada intinya meliputi kegiatan pengolahan tanah dan pembuatan lubang tanam hingga siap ditanami. Pada tanah gembur dan subur dibuat lubang tanam dengan ukuran 50×50×50 cm, sedangkan pada tanah yang keras dan kurang subur dibuat lubang



7



tanam dengan ukuran 100×100×100 cm. Saat menggali lubang, tanah galian dibagi dua, bagian atas ditonggokkan dikiri lubang dan bagian bawah di kanan lubang. Lubang tanam tersebut dibiarkan kering dan terangin-angin selama 2-4 minggu. Setelah itu lubang tanam ditutup kembali. Tanahh galian dicampur dulu dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 50 kg dengan ditambah 150 g pupuk NPK (20:10:20) serta diberi insektisida butiran untuk menghindari rayap, semut dan hama lain. Lubang tanam yang siap ditanami akan tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. 3. Penanaman Waktu penanaman yang baik adalah pada waktu awal musim hujan sehingga tidak perlu penyiraman. Diteempat yang sumber airnya



memadai,



penanaman



dapat



dilakukann



setiap



waktu



(Rukmana, 2010). Tatacara menanam bibit tanaman belimbing meliputi langkahlangkah kerja sebagai berikut. a. Ambil polybag bibit, siram mediumnya, kemudian lepaskan polybag secara hati-hati agar bibit belimbing tetap lengkap akar dan tanahnya. b. Buat lubang seukuran dengan medium perakaran bibit tanaman belimbing,



kemugian



taburkan



pestisida



berbahan



aktif



Carbofuran (granul pada lubang tanam). c. Bibit ditanam tepat pada lubang tanam, ditimbun sampai sebatas leher akar. Tanahnya dipadatkan pelan-pelan, kemudian disiram hingga diseliling aka tanaman cukup basah. 4. Pemeliharaan Menurut (Rukmana, 2010) pemeliharaan (perawatan) tanaman belimbing manis meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut. a. Pengairan



8



Tanaman belimbing manis membutuhkan air yang cukup, terutama pada fase tanaman muda. Pada fase awal pertumbuhan, pengairan dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore hari, terutama pada musim kemarau. Pada fase tanaman dewasa, pengairan dapat dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pengelolalan air adalah tanah jangan dibiarkan kering danterlalu lembab. Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan bunga yang sudah terbentuk bisa rontok dan gagal menjadi buah. Sedanngkan tanah yang kelembabannya terlalu tinggi menyebabkan daun menguning karenan pwerakaran tanaman membusuk. Pengairan dapat dilakukan dengan cara genangan atau dengan cara disiram pada bagian sikitar tajuk tanaman satu persatu hingga cukup basah. b. Penyulaman dan pemasangan mulsa Tanaman yang mati atau tunbuhnya abnormal harus segera disulam atau diganti seawal mungkin. Caranya yaitu dengan membongkar tanaman yang lama kemudian diganti dengan bibit tanaman yang baru. Selain itu, pemberian mulsa organik (jerami atau rumput kering) sebagai penutup tanah disekitar tanaman sangat diperlukan. Mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban dan suhu tanah agar stabil, mengurangi penguapan air tanah, dan setelah hancur akan menjadi bahan organik penyubur tanah. Cara memasang mulsa, ditebarkan pada permukaan tanah setebal 3-5 cm disekeliling tajuk tanaman. c. Pemangkasan Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman agar tidak saling beradu dengan tajuk tanaman lain. Hal ini juga mendorong produksi buah dan memudahkan pemanenan dari tanaman yang tidak terlalu tinggi (Wijaya, 2016). 1) Pemangkasan



bentuk:



Percabangan



dibentuk



dengan



mengacu sistem 1-3-9. Artinya yang dipelihara hanya satu



9



batang utama (batang uatama dipotong pada ketinggian 60-70 cm dari tanah), tiga cabang primer (cabang primer atau cabang yang tumbuh pada batang utama setelah pemangkasan dipotong sejauh 30-40 cm dari batang utama), dan sembilan cabang cabang sekunder atau cabang yang tumbuh dicabang primer setelah pemangkasan dipotong sejauh 30-40 cm dari cabang primer. Tujuannya agar sinar matahari dapat masuk dan mengurangi kelembaban. Cabang lain yang tidak dikehendaki dipangkas. Dari cabang sekunder ini akan tumbuh cabang-cabang tersier. Pemangkasan ini dilakukann pada tanaman yang belum produktif dengan umur sekitar 2-3 tahun. Pemangkasan yang tumbuh dipangkal dan tengah cabang serta ujung ranting dilaksanakan setiap 1-2 bulan sekali. 2) Pemangkasan peremajaan: Pemangkasan ini dilakukan pada pohon berumur lebih dari 10 tahun yang produksinya mulai menurun. Batang utama dipotong miring pada ketinggian6070 cm dari permukaan tannah d. Sanitasi kebun Tanah di sekitar tanaman belimbing manis biasanya ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma akan menjadi pesaing tanaman belimbing dalam mencari unsur hara, air, bahkan gulma sering menjadi sarang hama atau penyakit.



Keadaan



kebun harus disanitasi dari gulma (Rukmana, 2010). Tanah disekitar tanaman belimbing dengan jarak 1,5-2 m. Dari pangkal batang harus didangir, kemudian tanahnya digemburkan. Apabila kebun hektaran, maka pemberantasan gulma dapat dilakukan dengan aplikasi herbisida. Saat terbaik untuk menyiangi adalah sesudah panen. Apabila disiangi pada saat tanaman berbunga, biasanya bunga yang telah terbentuk akan rontok. Penyiangan dan penggemburan pertama dilakukan



10



pada waktu musim hujan. Penyiangan selanjutnya dilakukan setiap habis panen.



11



e. Pemupukan Pemupukan dilakukan secara continue



dan bertahap



disesuaikan dengan fase pertuumbuhan tanaman belimbing manis. Jenis dan dosis pemupukan yang tepat sebaiknya berdasarkan hasil analisis tanah dan tanaman dilaboretorium. Meskipun demikian, pedoman umum pemupukan tanaman belimbing manis dapat dapat mengacu pada tabel di bawah ini. keterangan



Tanaman di pot



Umur



Pemupukan Awal Penanaman Satu bulan setelah tanam



Pemupukan Menjelang berbungan Satubulan menjelang berbunga (5 bulan)



Jenis dan jumlah pupuk



Pupuk NPK mutiara 25:7:7 dengan konsentrasi 10g/l air



NPK mutiara 16:16:16 dengan konsentrasi 10g/liter



Frekuensi Aplikasi



Tanaman di Lahan



Tiga bulan sekali Tiga bulan sekali Pupuk disiramkan ke perakaaran tanaman. Volume pemupukan 1-3 liter atau disesuaikan dengan ukuran tanaman



Umur



Satu bulan setelah tanam



Satu bulan menjelang berbungan (23 bulan)



Jenis dan jumlah pupuk



NPK dengan kadar N tinggi (mutiara 25:7:7) sebanyak 25100 g perpohon atau Campuran urea: SP-36: KCL= 3:2:1 sebanyak 25-100 g



Frekuensi



Empat bulan sekali



NPK dengan kadar N,P,K tinggi (mutiara 16:16:16) sebanyak 50-100 g perpohon atau Campuran Urea:SP36:KCL=1:2:2 sebanyak 25100 g per pohon. Empat bulan sekali



Dibenamkan dalam media tanam



Aplikasi



Tabel 1. Pemupukan Tanaman Belimbing



Pupuk kandang dapat ditambahkan setiap enam bulan sekali sebanyak 5 kg untuk penanaman di drum dan 15 kg untuk penanaman dilahan (Wijaya, 2016) . f. Perawatan buah di pohon Menurut (Wijaya, 2016) peerawatan buah belimbing manis di pohon meliputi penjarangan dan pembungkusan buah. 1) Penjarangan buah: Perlakuan inni dilakuakan untuk memberikan kesempatan



12



buah yang terpilih tumbuh



maksimal karena persaingan nutrisi dan unsur haranya berkurang. Sebaiknya dalam satu pohin dipilih hanya 500 buah saja. Penjaran buah dilakukan bersamaan pada saat pembukusan buah. 2) Pembungkusan buah: Pembungkusan dilakuakan pada saat ukuran buah sebesar kelereng. Dalam satu rangkaian, dipilih satu buah yang benntuk dan pertumbuhannya terbaik, lalu dibungkus. Bahan pembungkus dapat berupa dua lapis karton bekasyang ujungnya dan pangkalnya diikat. Bahan pembungkuslain yang dapat digunakan adalah kantomg plastiknyang bagian bawahnya digunting untuk menjaga kelembaban tinggi. Untuk pembungkus plastik bagian dalalmnya dilapisi dengan kertas koran yang dapat menyerap uap air hasil respirasi buah. II.1.2 Nilai Ekonomis Menurut (Rukmana, 2010) tanaman belimbing dapat menghasilkan buah sebanyak 150-300 buah perpohon, jika penanganannya tepat belimbing dapat memproduksi buah sebanyak 500 buah. Di indonesia menurut data (statistik produksi harrtikultura tahun 20114) kementrian pertanian direktorat jendral hortikultura, tanaman belimbing di indonesia mencapai prosuksi keseluruhan 81.000 Ton atau 26,63 Ton/ha. Untuk harga buah belimbing sendiri dipasaran rata-rata Rp.25.000/kg. Untuk tanaman pekaran tentu ini prosspeek yang lumayan menjanjikan untuk dibudidayakan sendiri dipekaran rumah.



13



II.2 Hama pada Tanaman Belimbing dan Pengendaliannya Hama penting tanamman yang sering menyerang tanaman belimbing manis menurut (Rukmana,2010) adalah sebagai berikut. 1. Lalat buah (Bactrocera doesalis)



Ganbar 2. Lalat buah Sumber: https://www.google.co.id/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwinl.com



Klasifikasi lalat buah yaitu, Kingdom: Animalia, Filuim: Arthropoda, Class



:Insecta, Ordo: Diptera, Famili: Tephritidae, Spesies: Bactrocera



doesalis. Serangan lalat buah menyebabkan permukaan kulit buah terdapat bintik bekas tusukan dan daging buah menjadi lebih cepat busuk akibatnya buah bisa menjadi gagal panen. Kasus serangan hama ini hampir diseluruh wilayah Indosia pernah mengalami serangan hama ini. Untuk pengendalian



lalat buah dilakukan dengan cara



pembungkusan buah dengan kertas atau plastik, mengumpulkan buah yang terserang dan dimusnahkan, memanfaatkan musuh alami yaitu (Opius sp) dan (Biosteres sp), serta penangkapan lalat dengan alat perangkap yang diberi Metyl eugenol.



14



2. Ulat Lymantriid (Porthesia scintilans)



Gambar 3. Ulat Lymantriid Sumber: http://faperta.ugn.ac.id/perlintan2005/berita.htm



Klasifikasi Ulat Lymantriid yaitu Kingdom: Animalia, Phylum: Arthropoda, Class: Insecta, Ordo: Lepidoptera, Superfamily: Noctuoidea, Family: Lymantridae, Genus: Lymantriidae, Spesies: Lymantriid. Hama ini menyerang bunga dan buah muda. Ulat mengunyah sebagian bunga dan permukaan kulit buah tanpa menggerek isi daging. Pada serangan berat dapat menyebabkan gagalnya pembungaan dan pembuahan. Wilayah sebaran hama ini meliputi Srilangka, India, Bangladesh dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pengendalian ulat limantriid dapat disemprot dengan insektisida yang efektif, misalnya Decis 2,5 EC. 3. Ulat penggerek batang (Zeuzera ceoffeae)



Gambar 4. Ulat penggerek batang Sumber : https://docplayer.info/44984785-waspadai-hama-minor-pada-belimbing.html



Hama ulat penggerek batangb berasal dari Ordo: Coleoptera, Famili: Cossiddae. Seranngan hama ini dapat dilihat pada dahan dan batang. Bagian yang terserang dipenuhi terowongan dan liang. Gejala serangan hama ini yaitu batang kecil, kering dan mati. Wilayah sebaran



15



hama ini meliputi Asia tengah, Asia selatan, dan Asia Tenggara (Muhlison, 2016). Untuk kebersihan



pengendaliannya



kebun



(sanitasi),



dapat



dilakukan



menutup



lubang



dengan



menjaga



pergerakan



hama



menggunkan kapas yang diberi insektisida, memotong bagian tanaman yang terserang 5 cm dari lubang gerekan dan dimusnahkan, dan cara yangg terakhir dengan menginfus tanaman dengan insektisida sistemik, baik melalui batang maupun akar (Andik, 2013). 4. Thrips (Thrips Javanicus P.)



A



B



C



D



Sumber: http://jhpttropika.fp.unila.ac.id/index.php/jhttropika/article/view/353



Gambar 5. Gejala serangan T. javanicus, (A) malformasi buah (B) buah burik dan pecah-pecah (C) imago T. javanicus dan (D) penampang sayap depan antara seta venasi pertama dan kedua



Hama ini memiliki kalsifikasi yaitu Kingdom: Animalia, Filum: Arthropoda, Kelas: Insecta, Ordo: Thysanoptera, Famili: Thripidae. Hama ini menyerang bagian bagian bunga dan buah belimbing yang masih muda. Serangan hama ini mengakibatkan buah yang berkembang mengalami malformasi dan permukaan menjadi keperakan yang muncul dari pangkal buah. Wilayah sebaran T. javanicus meliputi pulau Jawa yang dilaporkan (Muhlison, 2016). Pengendalian hama ini dpat dilakukan dengan cara memasang perangkap



berwana



kuning



berperekat



sebanyak



80-100/



ha,



memanfaatkan predator alami yaitu kumbang macan (Coccinellidae), dan cara terakhir menggunakan insektisida yang diizinkan oleh Menteri Pertanian (Andik, 2018). II.3. Penyakit Pada Tanaman Belimbing dan Pengendaliannya 16



Adapun beberarapa prnyakit yang ada pada tanaman belimbing menurut (Semangun, 2004) antara lain sebagai berikut: 1. Bercak daun Cercospora.



Gambar 6. Bercak daun Cercospora Sumber: Sumber: https://samudrabibit.com/blog/tips-pengendalian-hama-dan-penyakit-pada-tanamanbelimbing



Penyebab penyakit ini adalah cendawan (Cercospora capsici). Klasifikasi cendawan tersebut yaitu kingdom: Fungi, Filum: ascomycota, kelas:



Dothideomycetidae,



Ordo:



Capnodiales,



Famili:



Mycosphaerellaceae, Genus: Cercospora, Spesies: Cercospora capsici. Penyakit ini memiliki bebarapa gejala pada tanaaman yang belimbing yang diserang, yaitu



klorotik bulat dan kecil-kecil pada anak daun.



Bercak-bercak yangg berdekatan sering menyatu, membentuk bercak besar yang tidak teratur. Akhirnya pada pusat bercak menjadi kelabu sampai putih, dengan diameter 2-5 mm, dengan tepi yang jelas berwarna coklat tua atau ungu.



Bercak dikkelilingi oleh halo krotik. Bercak



yangtua mempunyai pusat yang gelap sebesar kepala jarum. Bercak terdapat pada daun muda dan tua. Wilayah sebaran hama ini meliputi seluruh daerah di Indonesia. Daun yang terserang berat menjadi kuning dan rontok, sehingga bibit atau tanaman muda dapat menjaddi gundul. Bercak juga terdapat pada tangkai daun dan batang muda. Pendalian penyakit ini adalah dengan menyemprotkan fungisida yang efektif. Misalnya Dithane M-45 atau Antrocol 70 WP dengan konsentrasi 0,2%. 2. Jamur Upas



17



Gambar 7. gejala serangan Jamur Upas Sumber: http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2015/03/Erythricium-salmonicolor-Cendawan-Upas.html? m=1



Pada negara Indonesia dan Malaysia, tanamaan belimbing yang terserang penyakit ini berada padda cabang-cabang. Penyakit ini disebabkan oleh (Erythricium salmonicolor). Klasifikasi (Erythricium salmonicolor) yaitu kingdom: Fungi, Phylum: Basidiomycota, Kelas: Basidiomycetes, Sub kelas: Agaricomycetidae, Order: Corticiales, Family:



Corticiceae,



Genus:



Erythricium,



Species:



Erythricium



salmonicolor. Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak putih, terutama pada bagian batang yang lembab dan tidak terkena sinar matahari. Pada serangan awal, cendawan ini cendawan ini mengeluarkan miselium yang menyerupai benang-benang halus berwarna putih seperti sarang labalaba. Pada serangan berat cendawan akan menyebar akan tumbuh kerak berwarna merah muda dan menyebabkan ranting, batang ataupun dahan tanaman yang terserang akan mati. Jika serangan terjadi pada pangkal baatang maka seluruh tanaman akan mati. Pengendalian



penyakit



yang



disebabkan



(Erythricium



salmonicolor), yaitu degan menjaga kelembaban pada dibagian sekitar tanaman, rutin memangkas tanaman jika terlihat sudah rimbun, selain itu jarak tenam juga berpengaruh pada kelembaban tanaman nantinya, menanam varietas yang tahan terhadap serangan jamur upas. Bagian tanaman yang terlanjur terserang dipangkas dan dimusnahkan, kemudian olesi bekas pangkasan tadi menggunakan fungisida.



18



BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan 1. Belimbing merupakan tanaman buah berupa pohon yg berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yg beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya belimbing



ditanam



dlmbentuk



kultur



pekarangan



(home



yard



gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, buah belimbing dikenal dgn nama /sebutan “star fruits”, & jenis belimbing yang populer & digemari masyarakat adalah belimbing “Florida”. 2. Manfaat utama tanaman ini sebagai makan buah segar maupun makanan buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain dpt menyerap gasgas beracun buangan kendaraan bermotor, dll, menyaring debu, meredam getaran suara, & memelihara lingkungan dari pencemaran karena berbagai kegiatan manusia. Sebagai wahana pendidikan, penanaman belimbing di halaman rumah tidak terpisahkan dari program pemerintah dlm usaha gerakan menanam sejuta pohon. 3. Hama pada tanaman belimbing



terdiri dari Lalat buah (Bactrocera



doesalis), Ulat Lymantriid (Porthesia scintilans), Ulat Lymantriid (Porthesia scintilans), Ulat daun (Adoxophyes privatana), Ulat penggerek batang (Indarbela dissciplaga) dan Ulat penggulung daun atau ulat kantong (Adoxophyes perstricta). Sedangkan penyakit tanaman belimbing yaitu Bercak daun Cercospora, Hawar daun, Jamur upas dan Kapang jelaga. III.2 Saran Saran kami selaku penulis agar kiranya pembaca tidak hanya mengambil referensi tentang budidaya belimbing dari makalah ini saja, namu lebih memperkaya referensi pembaca dari tulisan-tulisan yang lain.



19



DAFTAR PUSTAKA Semangun, H. 2004. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Univesity Press. Pangestu, I. 2016.



Budidaya



Tanaman Belimbing. Purwokerto: Universitas



Jenderal Soedirman. Rukmana, R. 2010. Belimbing Manis Budidaya, Pengendalian Mutu dan Pascapanen. Semarang: CV. Aneka Ilmu. Muhlison, W., Triwidodo H., dan Pudjianto. 2016. Hama Tanaman Belimbing Di Wilayah Kabupaten Blitar Jawa Timur. Jurnal Hama Tanaman Tropika. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 16 (2). Hal 175 – 183. Andik.



2013.



Penggerek



Batang



Dan



Cabang,



(online),



(http://ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/index.php? option=com_content&view=article&id=136&Itemid=129, diakses 20 maret 2020.) Andik.



2018.



Hama



Thrips,



(online),



(http://ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/index.php? option=com_content&view=article&id=74&Itemid=194, diakses 20 maret 2020.) Wijaya dan Dewi, T.Q. 2016. Bertanam 13 Tanaman Buah di Pekarangan. Jakarta: Penebar Swadaya.