Buku Antologi KPM 62 Fiks [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

i



Lia Noviana



BAGIMU, PENGABDIANKU: GELIAT AKSI BINA DESA BINADE, NGRAYUN, PONOROGO



Alfani Roman Hidayat, Dkk.



IAIN Ponorogo Press



ii



BAGIMU, PENGABDIANKU: GELIAT AKSI BINA DESA BINADE, NGRAYUN, PONOROGO Penulis: Alfani Roman Hidayat, Annisa Nur Mawaddah, Aprilia Septyaningsih, Bondan Satria Ajie, Danendra Daniswara, Dedi Saputro, Fatimah Nailis Sa’adah, Iksan Nawawi, M Amir Ahsani, Muhammad Liwaudin, Muhammad Ikhsan, Muhamad Muhibbudin, Muhammad Tohir, Muhammad Rizky Novianto, Moh Iza Syaiful Fuad, Novita Indriyani, Rois Muamar Ma’ruf Muhtadi, Risma Wigati, Rizki Prakosoh Ulfa Hamidah Malik Editor: Lia Noviana, M.H.I. Penata Letak: Risma Wigati & Aprilia Septyaningsih Desain Sampul: Aprilia Septyaningsih Cetakan pertama, November 2022 xxx+ 250 hlm; 14 x 20 cm ISBN: 978-602-XXXXX-X-X



Copyright© 2022 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian Atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan kecil dengan menyebutkan sumbernya dengan layak.



Diterbitkan oleh: IAIN Ponorogo Press Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Ponorogo Jln. Pramuka No.156, Ronowijayan Ponorogo Telp. (0352) 481277



iii



KATA PENGANTAR Bismillàhir-rahmànir-rahìm Tantangan demi tantangan di tengah kehidupan bermasyarakat tidak akan lekang oleh zaman. Demikian karena secara fitrah, manusia baru membawa ide dan perspektifnya sendiri-sendiri terhadap realitas yang dihadapi. Kolektivitas manusia yang terorganisir demi mencapai tujuan yang sama tersebut, terkadang secara tidak disadari mereduksi nilai-nilai normatifitas yang seharusnya senantiasa terpelihara bahkan dilestarikan. Di sisi lain, kaum akademik yang bergelut dengan aktifitas intelektual seyogyanya ‘terjun’ ke lapangan, ke tengah masyarakat yang berada di garda depan dalam menghadapi segenap tantangan. Upaya-upaya kreatif dari civitas akademika mutlak diperlukan agar proses ‘terjun’ tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat. Harapan dan mandat bagi perguruan tinggi terkejewantahkan melalui Tri Dharma Pendidikan. Tri Dharma merupakan misi dan mandat perguruan tinggi di Indonesia. Dari sinilah kemudian, berbagai cara dan strategi diambil oleh perguruan tinggi untuk dapat mengoptimalkan dharma mereka. Dharma pengabdian adalah Dharma yang dulu dianggap paling dekat dan paling langsung berhubungan dengan masyarakat. Dharma pengabdian menyuarakan kewajiban pengabdian secara spesifik dan eksplisit. Pengabdian; yang diwakili dengan kegiatan pengabdian baik dalam bentuk sporadis individual oleh dosen maupun secara kelembagaan oleh kampus. Fenomena di atas nampaknya dibaca dengan arif oleh para mahasiswa IAIN Ponorogo. Berbekal tekad dan semangat yang tinggi, para mahasiswa yang berjumlah 20 orang mulai membaur dan berkontribusi dalam pembangunan masyarakat di agenda Kuliah Pengabdian Masyarakat yang diadakan di desa Binade, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. Di bawah bimbingan dosen yang aktif mengawasi, mengawal, mengevaluasi, dan iv



mengembangkan ide-ide segar para mahasiswa ini, hadirlah sebuah antologi yang bisa dinikmati oleh para pembaca. Buku yang hadir di hadapan pembaca ini merupakan pengalaman berharga dan di dalamnya bisa dieksplorasi kisah para civitas akademika ketika berkhidmah kepada masyarakat. Suka duka mereka tertuang apik dalam kompilasi cerita-cerita dengan bahasa khas yang juga sarat akan hikmah. Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Rektor dan LPPM IAIN Ponorogo yang telah memberikan kesempatan dan dukungan penuh sehingga KPM 2022 ini dapat terlaksana dengan baik. Tak lupa juga kami haturkan ribuan apresiasi kepada Perangkat Desa dan seluruh masyarakat Desa Binade yang menerima mahasiswa KPM dengan penuh suka cita serta banyak memberikan pelajaran yang berharga untuk bekal di masa datang. Akhirnya, semoga para pembaca Budiman dapat memetik manfaat darinya, sambil ditemani segelas kopi hangat tentunya. Selamat Membaca !!! Ponorogo, 31 Agustus 2022 Dosen Pembimbing Lapangan Lia Noviana, M.H.I



v



DAFTAR ISI Kata Pengantar.....................................................................................................................iv DAFTAR ISI......................................................................................................vi CERITA HIDUP SAYA (YA KKN YA LIBURAN)............................................ 1 Alfani Roman Hidayat .................................................................................. 1 PENDEKATAN TERHADAP WARGA KAMPUNG DAMAI DI DESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO ............ 11 Annisa Nur Mawaddah .............................................................................. 11 40 HARI BERSAMA KPM (KAMI PEDULI MASYARAKAT) ...................... 20 Aprilia Septyaningsih................................................................................. 20 KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA DAMAI BINADE KECAMATAN NGRAYUN ............................................................................ 31 Bondan Satria Ajie...................................................................................... 31 CATATAN KECIL DI DESA UJUNG BARAT SELATAN PONOROGO........... 41 Danendra Daniswara ................................................................................. 41 KURANGNYA PENDIDIKAN AGAMA DI LINGKUNGAN DESA BINADE .. 48 Dedi Saputro ............................................................................................... 48 SEKELUMIT AKSI MENGABDI DI KAMPUNG DAMAI .............................. 56 Fatimah Nailis Sa’adah............................................................................... 56 TOTALITAS DALAM PENGABDIAN DI DESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO ....................................................... 66 Iksan Nawawi ............................................................................................. 66 SEUTAS KISAH YANG TERTUANG DALAM KEGIATAN KPM ................. 75 M Amir Ahsani ............................................................................................ 75 MENGHIDUPKAN KEMBALI PRAMUKA YANG MATI SURI DI SMPN 5 NGRAYUN ................................................................................................... 83 vi



Muhammad Ikhsan .................................................................................... 83 HARAPAN KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA BINADE ..... 92 Muhammad Liwaudin ................................................................................ 92 GIAT AKSI PENGABDIAN DI KAMPUNG DAMAI DESA BINADE ............. 99 Muhamad Muhibbudin .............................................................................. 99 SECUIL KISAH ANAK KPM ....................................................................... 110 Muhammad Tohir .................................................................................... 110 PENGALAMAN SELAMA KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA DAMAI BINADE ........................................................................................ 119 Muhammad Rizky Novianto .................................................................... 119 IMPLEMENTASI HASIL BELAJAR DIBANGKU PERKULIAHAN SELAMA 6 SEMESTER DENGAN CARA MENGABDI KEPADA MASYARAKAT BINADE NGRAYUN ................................................................................................. 127 Moh Iza Syaiful Fuad ................................................................................ 127 SOSIALISASI,EDUKASI, IMPLEMENTASI TENTANG PERNIKAHAN DINI DI DESA BINADE ...................................................................................... 136 Novita Indriyani ....................................................................................... 136 SUKA DUKA KPM DIDESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO ........................................................................ 146 Rois Muamar Ma’ruf Muhtadi ................................................................. 146 GELIAT AKSI PENGABDIAN PENDAMPINGAN BTQ PADA REMAJA DI DESA BINADE, NGRAYUN, PONOROGO.................................................. 156 Risma Wigati ............................................................................................ 156 RELASI KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT TERHADAP PERMASALAHAN AKIBAT PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR DI DESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO ............... 170 Rizki Prakosoh.......................................................................................... 170 MENGABDI SEPENUH HATI DI KAMPUNG DAMAI DESA BINADE ...... 184 vii



Ulfa Hamidah Malik.................................................................................. 184



viii



9



CERITA HIDUP SAYA (YA KKN YA LIBURAN) Alfani Roman Hidayat Nama saya adalah Alfani Roman Hidayat, saya lahir di Madiun,11 april 2001. Saya berkuliah di IAIN PONOROGO pada taun 2019 hingga sekaranghingga menjelang KKN(Kuliah Kerja Nyata) kelompok mono disiplin kelompok 62. Mendapat lokasi diDesa Binade kecamatan NgrayunJurusan Hukum Keluarga Islam fakultas Syariah . Saya sekarangmenempuh semester 7.Masalah yang sering terjadi di Kecamatan Ngrayun yaitu pernikahan dini salah satunya di desa Binade saya menemukan pernikahan yang belum cukup umur saya tau ini dari hasil survei saya di kantor balai desa binade an juga ari data yang ada di KUA. Saya menapatkan tempat tinggal di rumah mbah yang bertama mbah sibun yang tinggal sendiri di rumah. Saya ingin bercerita tentang kehiduansayamenjalakan KKN walausaya belum tau harus melakukan apa dan bagaimana cara mengapdi ke masyarakat. hingga di tgl ini saya belajar bagaimana cara kita untuk berguna di masyarakat dan bermanfaat untuk masyarakat. Tidak hanya berguna dimasyarakat tetapi juga liburan mencari suasana dan pengalaman baru di desa ini. Saya akan menceritakan letak desa binade dimana desa binade itu terletak di dataran tinggi yang terdiri dari 3 kecaamatan yaitu blumbang, krajan dan pletung.. Dan saya berfikir ketika awal bertempat di desa Binade apakah faktor dataran tinggi ini yang banyak membuat pernikahan dini Terkadang saya menyadari dan menanyai tentang diri saya tentang hal apa yang bisa saya perbuat di KKN di Desa Binade ini. Saya Tidak seperti teman-teman saya yang berasal dari pondok yang bisa menyalurkan ilmu agamanya kepada masyarakatapa lagi jurusan saya HKI(hukum keluarga Islam) notabennya agama. Saya sebisamungkin membantu walau hanya efort tenaga yang bisa saya kasih dan mungkin saya hanya bisa mengasih pemikiran pemikiran yang logis berdasarkan pengalaman dan buku yang saya baca. tidak hanya itu saja, saya juga belajar kepada teman-teman saya .dan 1



tidak lupa liburan disini melihat pemandangan-pemandangan yang indah yang tidak saya dapatkan di kota kelahiran saya. Disini banyak pengalaman yang belum saya temui di kota maupun di tempat perkulian saya. Mengapdi membantu masyarakat dan memecahkan permasalahan yang ada di Desa Binade. Saya dan teman-saya memikirkan di hari pertama. Tidak hanya menyusunproker tetapi juga liburan,salah satunyamengelilingi desa mengetahui suasana desa dan tau tempat” yang indah. Saya mendapatkan tugas dari teman-teman untuk survei ke RT, RW, dan kamitua(orang yang dituakan di desa) dibagian kecamatanpetung DesaBinade, kecamatan petung itu terkenal kecamatan yang luas, yang melingkari Kecamatan blumbang dan krajan. Saya dan 3 teman sayamendapattugas mengelilingi desaKususnya di kecamatan pletung. Dan juga menanyai permasalahan-permasalahan dan Kegiatan apa saya yang ada di lingkungan RT tersebut Mulai dari yasinan bapak-bapak dan ibu-ibu kususnya di kecamatan pletung . Di petung sendiri wilayahnya sangatlah luas dan pemandangan sangat indah bisa melihat kota pacitan dari atas bukit. Saya dan teman-teman saya mengelilingi desa melewati jalur atas jadi melihat pemandangan yang indah.Pengalaman-pengalaman seperti ini yang tidak akan saya lupakan mulai dari perjalann yang menaiki bukit menuruni lembah. orang-orang di Desa Dinade sangatlah ramah tidakhanya itu hewan ternak pun juga ramah, jenisnya kambing. Saya hanya menanyai rumah pak RT saya dikarenakan kamitua di pletung pindah di Pacitan yang tidak bisa di jangkau oleh saya dan temantema. Semampainya di rumah pak RT23 Kegiatan yang ada yaitu yasinan ibu-ibu saja dan kerja bakti. Setelah survei selesai semuanya tgl 12 tepat hari selasa teman-teman dilumpulkan membahas proker apa yang akan dijalankan dan menyusun kegiatan-kegiatan yang akan diikuti di Desa Binade mulai dari mengajar di TPA dan mengikuti yasinan. saya mengutaran saat saya survei di pletung haya ada yasinan ibuibu saja danjuga jalan yang di pletung yang sangatexstream. Dan juga kalau perempuan mengikuti yasinan akan keberatan. Pak lurah 2



Binade pun berkata kalau di plerung tidak Disamperin juga tidak apa-apa. lalu saya befikir apa gunaya saya survei Kalau hasilnya tidak, tetapi jikasaya tidak survei saya tidak akan tau keindahan di Desa Binade khususnua di kecamatan peltung. Setelah di rembukkan kelompok 62 terfokuskan dikecamatan krajan mulai dari mengikuti yasinan bapak-bapak dan ibu-ibu. disaat rapat ini menemukan ide buat proker utama yaitu sosialisasi ke seluruh desa dengan tema BKR(bina keluarga Remaja) terfokus kepada rtdengan pemateri dari BKKBN dan juga SMPN 5 Ngrayun dan SMK1 Ngrayun Dengan tema utama PUP(Pendewasaan Usia Pernikahan) pemateri dari teman-teman kelompok 62 dan meminta materi dari bkkbn. Minggupertama kami bertepatan dengan idul adha sayasaya berfikir ini juga bisa mengakrapkan dengan warga sekitar. idul adha didesa binade jatuh pada hari sabtu di sini menganut aliran muahmadiah, di sini kelompok 62 dibagi menjadi 2 yaitu ada yang di masjid blumbang dan masjid krajan. Saya bertepatan di masjid blumbang dan gabungan dengan kelompok 63. Masjidblumbang menyembelih 6 kambing dan 1 sapi. Yang awalnya saya takut memegang daging kurban dan juga memotong daging kurban pada akhirnya saya memberanikandiri memotong dan memilah-milah daging kurban, selesai dari memotong daging kami dan kelompok 63 dikasih daging sejumlah 20 bungkus, dibagi 10 untuk kelompok 62 dan 10 lagi untuk kelompok 63. setalah pemotongan selesai kami juga dikasih makandi rumah dekat masjid dan juga barengbarengbersama kelompok 63. Kejadian ini yang tak bisa saya lupakan yang awalnya saya takut akhirnya saya berani. Saya berfikir pasti seminggu ini di posko makannya daging dan ternyata benar 1 minggu masak daging. Minggu ke 2 di binade Pagi hari dengan suhu 14° . Lebih tepatnya hari sabtu tgl 15 saya dan teman-teman, terdiridari 3 mahasiswa. merefreskan otak dan jalan-jalan melihat lokasi, dan juga mengenal masyarakat yang ada di binade dan jalan pagi mengelilingi desa 2 kecamatan mulai dari krajan lalu petung dan blumbang lalu ke krajan lagi perjalanan mungkin bisa lebih dari 3



10km pemandangandari desa ini yang sangat indah dan belum saya temukan dikota saya. di minggu ke 2 ini masih belum ada kegiatan jadi masih longgar dan free dan tugas dari Kelompok 62 sebisa mungkin mengakrapkan kepada masyarakat dan mendapat bonus keindahan alam di desa binade.Lalu hari. Tepat hari minggu dan juga ada pasaran di bumdes(badan usaha milik desa) saya dan 3 mahasiswa dan 1 mahasiwi melakukan kegiatan mengenalmasyarakat dan juga olahraga di desa binade tidak lupa saya dan teman-teman saja mampir menuju pasaran dan membeli kue cucur dan juga gorengan di pasaran teman saja tidak bisa bahasa jawa penjual menayai dengan sebutan sedoso(sepuluh) disana diketawain karena teman saya tidak tau sedoso ismtu berapa, yang membuat semua penjual ketawa. setalah membeli jajanan dibumdes saya dan teman- saya melanjutkan penjalananMelanjutkan tugas mengakrabkan ke masyarakat dan langsung menuju posko. Minggu ke tigatanggal 20 hari rabu saya dan teman-teman berjumah 6 mahasiswa di suruh mengambil jagung karena ada yang bikang kalau ada yang meminta jagung dari teman-temanKKN, teman-teman kelompok 62 dan 63 tidak merasa ada yang minta, teryata mbah sibun yang saya tempati yang menyuruh temantemankkn kelompok 62 mengambil jagung ke tempat sodarnya mbah sibun. Setelah itu sudah ada 2 teman saya yang sudah di lokasi rumah sodara mbah sibun yang mempuyai kebun, teryata kurang personil lalu Lalu saya dan 2 teman sayalangsung menuju lokasi, sesampainya disana tidak langsung mengambil jagung. tetapi dikasih kopi terlebih dahulu teman saya mengeluh karena saya dan 2 teman sayatidak datang cepat. lalu saya langsung menghabiskan kopi yangpanas dan menuju kebun sodaranya mbah sibun. Sesampainya di kebun yang saya pertama liat tidak jagung tetapi degan. Setelah itu berbagi tugas 2 teman saya bertugas mengambil jagung bersama sodaranya mbah sibunDan saya dan 2 teman saya berfokus mengambil degan menggunakan bambu yang sudahada disana,mendapatkan 6 degan dan membuka disana 1 kelapa dan 5 dibawa Ke posko untuk teman-teman minum. Ada 4



kejadian tak terduga teman saya yang menggoncengsodranya mbh sibun sampai rumahnya sambil membawa jagung saat samai posko malah mbahnya kembali lagi ke posko membawa jagung yang tadi diambil teryata teman saya lupa membawa jagung. Malam harinya teman-teman pesta jagung bakar yang dapat dari hasil memetik dikebun sodaranya mbah sibun.pengalaman-pengalaman ini yang tidak bis dilupakan. Kegiatan yasinan pertama kalinyayang dilaksankan setiap malam jumat untuk laki-laki dan untuk perempuan dilaksanakAn sehabis sholat jumat. tepat tanggal14 menjalankan proker penunjang pertama kalinya yaitu yasinan yang dilakukan di blumbang, bertepatan setelah sholat isyak yangdihadirijugadari kelompok 63 dan yang membuat senang yaitu makanan pertamakalimengikuti yasinan sate ayam, dan warga blumbng Mengasih tugas untuk mengisi tausiah selesaiyasinan. Jumat depannya hari jumat tanggal 21setelah temansaya survei lagi di krajan teryata ada yang mengadakan yasinan yang akhirnya kelompok 62 dibagi menjadi 2 kelompok untuk laki-laki,adayang mengikuti di kecamatan krajan dankecamatan blumbang. Saya mendapat Bagian untuk mengikuti yasinan di krajan, pertama kali di krajan dilaksanakan di rumah kediaman pak RT dan bertepatan dengan lahirnya anak dari pak rt dan terdapat 5 mahasiswa yang mengikuti di kecamatan krajan dan pertama kalinya juga Kami memperkenalkan diri dan untuk tugas penunjang tambahan.Jumat depan tanggal 28 juli 2022 saya mmendapatkan bagian yasinan di blumbang bersama 5 mahasiswa.Teryata berekspetasii tinggi itu tidak baik saya kira ada makan karena sudah terlanjur tidak makan dari posko ternyatahanya jajan. Saya setelah yasinan berdiskusi dengan pak lurah tentang menjalankan proker utama. Setelah pulang dari yasinan ada kejadian lucu yang yasinan di krajan melakukan kesalahan nyasar ke RT lain karena tidak tau rumah yang diadakan yasinan, untungnya teman-teman yang Keliru itu diterima dengan baik di temat yasinan yang salah. Jumat depan tanggal 28 juli sebelumyasinan dimulai saya dan teman saya sorenya menuju ke rumah pak RT untuk menanyai rumah yang 5



dilaksanakan yasinan tetyatapak RT masih nyari rumput yang ada sodara dari pak RT dan menyuruh kami untuk datang dulu di rumah pak RT dan bareng-bareng menuju rumah yang akan diadakan yasinan. Setelah habis isyak saya dan 5 mahasiswa menuju rumah pak RT, membicarakan kejadian jumat kemarin yang salah mengikuti yasinan dan meminta maaf kemarin tidak datang. dan pak RTmenyuruh kelompok kami yang di krajan memimpin yasinan dan jugadoa, lalu sesampainya di rumah bertepatan yasinan teman saya bernama mamat memimpin yasinan dan juga muhib sebagai memimpin doa. Setelah yasinan kami kelompok yang di krajn disuruh pak RT untuk dirumhnya terlebih dahulu dan memgobrol dan juga bergurau. Sebelum Melalukan proker utama yaitu sosialisasi di SMP 5 ngrayun dan SMKN 1 ngrayun kelompok kami di bertugas kepada pihak smp untuk mengajar BTQ. di SMPN 5 ngrayun terdapat 6 kelas yang terdiri dari kelas 7, 8, dan 9 dan setiap kTingkatannya terdapat 2 kelas A dan B, saya mendapatkan bagian kelas untuk 8B dan seluruh mahasiswa mengajar BTQ akhirnya mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 3 orang.Mulai minggu pertama senin sampai sabtu tanggal 18 sampai tanggal 21 Full melaksanakanpembelajaran BTQ. dan jam mengajar dilaksanakan setelah sholat dhuhur. Setelah seminggu ini selesai akhirnya kepala sekolah smp merubah jadwal memberi keringanan kepada mahasiswa. selasa untuk kelas 1 smp , rabu untuk kelas 8 smp, dan Sabtu untuk kelas 9 smp. terjadi juga dengan SMPN 5 ngrayun sebelum melakukan sosialisasi proker utama di SMKN 1 ngrayun bertepatan dengan MOS kami diberi tugas mengajar BTQ untuk hari selasa awal MOS dan juga selesai Mos jumat kami dikabari untuk mengajar BTQ dihari senin danseterusnya hingga selesai kmi kkn. Di SMKN 1 grayun sendiri terdapat 2 jurusan yaitu TKJ dan TKR dan setiap jurusan tepat 1 kelas, jadwal mengajarBTQ di SMKN 1 Ngrayun itu jam 8 hingga jam 10. Di SMKN 1 ngrayun kami diamanati mengajarkan mulai senin sampai jumat. Saya memikirkan sudah banyak proker penunjang tetapi berkat kelompokan kelompok 62 6



kelompokkami bisamenanggulangi semua tidak ada yang tidak dilaksanakan melakukan proker penunjang. Saya kira akan keteteran berkat kerja sama team dari kelompok 62 proker penunjang pembelajaran BTQ di SMPN 5 ngraun dan SMKN 1 ngrayun terlaksana dengan berhasil hingga akhir KKN. Kelompok 62 juga mengaktifkan kepramukaan yang ada di SMPN 5 ngrayun. Sebelummengaktifkan kepramukaan yang dilakasankan di SMPN 5 ngrayun kami sowan terlebih dahulu terkait kepramukaan yangada di SMPN 5 ngrayun teryata dari keterangan kepala sskolah kepramukaan di SMPN 5 ngrayun sudah lama fakum dikarenakan faktor covid19 sampaisekarang belum ada lagi pengurus yang melanjutkannya. Dan kepala sekolah memberi izin untuk kelompok 62 untuk mengaktifkan kembali kepramukaan yang dilaksankan di SMPN 5 ngrayun yng dilaksanakan hari jumat setalah jumatan.. Disini saya berfikir berarti kelompok 62 sebagai membukakembali pramuka yang ada di SMPN 5 ngrayun dan juga juga sebagaipenunjang kegiatan-kegiatan kelompok62. Jumat tanggal22 melaksanakan kepramukaan mahasiswa yang mengikuti kepramukaan seluruh laki-laki sejumlah 14 mahasiswa. Pengalaman pramuka sudah saya tempuh dari SDSMP dan SMAmengingatkan saya ketika saya di SMP dulu saat sayamengikuti pramuka. AwalPramuka dilakukan upacara dan saya diamanati sebagai pembawa acara upacara pramuka ini pengalaman yang tak bisa terlupakan karena dari dulu saya belum pernah menjadi pembawa acara saat pramuka,di SMPN5 ngrayunyang mengikuti kepramukaan hanya kelas 7 dan kelas 8, dari 14 mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok setiap kelompok ada yang 3 mahasiswa dan 4 mahasiswa.Awal mengajar saya sangatlah kaku karena sudah lama tidakmengikuti kepramukaan dan saya mendapatkan kelas 8b kembali dan bertemu dengan adek-adek kelas yang saya ajar BTQ.Awal mengajar pramuka kami mendapatkan sejumlah 3 mahasiswayaitu saya, mamat dan bondan. Karena tidak semuanya yang mengikuti pramuka tidak membawa buku catatan, akhirnya kami mulai dengan perkenalan satu-satu. Awal konsep kami ingin memperkenalkan pramuka kepada Adek-adek yang belum pernah 7



mengikuti pramuka Akhirnya kami isi dengan materi tentang peralatan yang harus dipakai dan dibawa saat pramuka. Awal pembelajaran sangatlah santai dan tidak terlalu tegas.Jumat depannya tanggal 29 juli libur dikarenakan ada suroan. Lalu jumat depannya lagitanggal 6 agustus diadakan materi kepramukaan tentang PBB yang dilakukan seluruh mahasiswa kelompok 62 terutama laki-lakikarena perempuan mengikuti yasinan. Mencari dan menjalankan proker utama sangat membingungkan apalagi kami dari kelompok mono jurusan hKI kami kelompok 62 berdiskusi berulang kali untuk menemukan proker utama untuk membuat desa ini jadi lebih baik dan bagus lagi. kita mulai dari mencari permasalahan dan mencari aset yang ada di desabinade namun banyak permasalahan tentang pernikahan muda dilihat dari data yang ada di balai desa dan juga KUA untuk wilayah desa Binade.kami dari kelomlok 62 ingin mengurangipermasalahan nikah muda di desa binade. Kelompok 62 juga mengajak kerja sama dengan BKKBN untuk mengisi sosialisasi di balai desa dengantema BKR(Bina Keluarga Remaja) dan juga meminta materi untuk sosialisasi di SMP 5 ngrayun dan SMKN1 ngrayun dengan tema PUP(pebdewasaan Usia Pernikahan) dan juga napza. Sosialisasi diimulai dari SMKN1 ngrayun saat saya dan3 mahasiswa sowan di SMKN 1 grayun tanggal15 juli kami menanyaiuntuk akan mengadakan sosialisasi di SMKN 1 grayun dan kepala sekolah menyuruh untuk di tanggal 20 juli 2022yang beretapan degan mos dengan materi PUP(Pendewasaan usiad pernikahan) dan napza dan untuk Kelas 9dan kelas 10 dan 11 dilaksanakan tgl 22 hari jumat Untuk materi PUP dan keorganisasian.Dan juga di smkn 1 ngrayun berbeda dengan sma dan smk yang lain karena keindahan yang keren ketika keluar dari kelas. Dibedakan karena kepala sekolah menyuruh mengisi kegiatan saat Mos, Sebelum sosialisasi kita mencari materi kita sudah dapat materi dari BKKBNternyata materi yang dikasih oleh BKKBN kurang lengkap untuk materi pup, saya mempuyai teman yang bisa diminta materi dan materi selesai tepat waktu pada hari senin dan juga kami merembukkan siapa yang akan menjadi 8



pemateri akhirnya ditunjuk 5 teman sama sebagai pemateri untuk hari rabu dan jumat. Besoknya Kegiatan sosialisasi di SMKN untuk kelas 1 akhirnya selesai dan terkendali . Kepala sekolah menyuruh kami untuk membedakan materi yang akan dibahas untuk kelas 11 dan 12 teman-teman bigung akhirnya kami mengasih materi tentang organisasi, dan saya dan 2 teman saya perempuan mencari materi tentang organisasi dan ada kejadian yang tak terenakkanfile yang dikerjakan kehapus semua dan mulai dari awal lagi. Di sini teman saya hampir menyerah dan akhirnya memulai lagi materinya besok sudah harus sosialisasi. hari jumat tanggal 22 memulai sosialisasi di SMKN 1ngrayun sejumlah 6 mahasiswa 3 mahasiswa membahas materi organisasi dan 3 mahasiswamembahas materi PUP. Sayapertama kali mengatur siswa dan dan siswi saya kira mudah diatur ternyata sulit ada yang bicara ada yang main HP saya melihat ke belakang apakah saya seperti ini dulu. Akhirnya acara sosialisasi di SMKN 1 ngrayun selesai dan proker utama selesai walau ada yang sulit diatur tetapi semoga ilmunya bisa diterima oleh siswa Sosialisasi di SMPN5 grayun yang dilaksanakan padatanggal 25 juli. Dihadiri semua kelas mulai dari kelas 7, 8, dan 9 dan setiap tingkatan ada 2 kelas dijadikan satu. pemateri dari 8 mahasiswa dibagi 2 penateri sosialisasi untuk kelas 7dan8. Untuk kelas 9 sendiri dibagi menjadi 4 pemateri. materi yang sosialisasikan Ada 2 PUP(Pendewasaan usiapernikahan) dan napza. Saya mengikuti sosialisasi smp sebagai bagian konsumsi.Saay tid mendapat tugas di smp tetapi saya membantu di untuk konsumsi, Saya juga menjadi dokumntasi Yang berjalan kemari karena beda kelas dan juga jarak kelasnya berjauhan. Ada kejadian juga ketika di kelas 8 istirahat ada yang meminta foto mulaidari teman saya hingga saya Dan juga sampai meminta username ig. Sosialisasi di bumdes dilaksanakan pada tanggal 26 hari Selasa yang dihadiri oleh pihak pak RT dan bu RTseluruh desa binade mulai dari kecaman pletung, blumbang, dan krajan dengan materi BKR(bina Keluarga Remaja)pemateri dari BKKBN. Sebelum hari H sosialisasi saya juga bertanggung jawab untuk masalah 9



konsumsi saya sudah dikabari oleh pak lurah untuk menemui bagian koonsumsi di sebelah balai desa dan kelomlok kami juga dipesan untuk datang tepat waktu karena didesa binade sendiri harus tepat waktu. setelah hari H sosialisasi Kelompok 62 di suruh tanggung jawab untuk masalah konsumsi dan juga datang lebih awal.Say dan teman-teman yang datang duluan langsung menata panggung dan juga memasang banner. Teman-teman ada Juga yang terlambat dikarenakan mengajar di SMKN 1 ngayun. Pak lurah juga meminta waktunya untuk mengisi terlebih dahulu setelah itu anggota dari BKKBN mulai sosialisasi. Saya bertugas untuk membagikan makanan dan juga dokumentasi setelah selesai acara sosialisasi diakhiri sesi dokumentasi dengan anghota bkkbn dan juga seluruh mahasiswa iain ponorogo kelompok 62. Kesan pertama kkn dimulai pertama rapat di kampus saya merara asing juga takut bisa atau tidak bersilaturahmi dan juga bersosialisasi dengan teman-teman baru dari kelomlok 62. Dan kesan yng ada di desa binade sangatlah tidak bisa dengan kata-kata harus liat langsung keindahan dan juga masyarakat yng baik dn ramah disini. Teryata saya bertemu dengan teman-teman yang seru dan baik dan dan bisa langsung akrap masalah perizinan mudah itu utama dan juga teman-teman yang setuju semua tidak ada tidakada yang egoiz walau ada kesan yang membuat saya jengkel dengan 1 teman saya, tetapi harus sportif tidak dibawa boleh di dalam kelompok. Pesan yang bisa saya ambil dari KKN ini ketika kita ingin diihargai maka hargailah orang lain terlebih dahulu dan saya sangat senang bisa bertemu dengan teman-teman baru, semoga ini bukan pertemuan yang terakhir an juga trimakasih kepaa teman teman atas kerja samanya, dan juga untuk mbah sibun pemilik rumah trimakasih sudah menampung kami di Desa binade ini yang sangat inah yang tak bisa dengan kata-kata harus lihat langsung.



10



PENDEKATAN TERHADAP WARGA KAMPUNG DAMAI DI DESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO Annisa Nur Mawaddah Kuliah Pengabdian Masyarakat yaitu kegiatan wajib kampus yang harus di ikuti oleh semua mahasiswa/mahasiswi semester 6 di IAIN PONOROGO, bahkan di semua perguruan tinggi yang ada di Indonesia atau bahkan di penjuru Negeri. Dalam kegiatan ini di laksanakan berlangsung selama 45 hari. Ribuan mahasiswa tersebar di beberapa kecamatan yang berada di Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur, dan telah di beri pembekalan di hari sebelumnya. Disini ada 2 kelompok yaitu mono disiplin artinya kelompok yang sama dengan satu jurusanya, dan yang multi disiplin yaitu kelompok yang di campur dengan semua jurusan. Saya seorang mahasiswi Hukum Keluarga Islam angakatan 2019, KPM masuk menjadi 4 SKS dalam sistem penilaian semester akhir. Lokasi KPM saya di Ds. Binade Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo, disini saya mendapatkan kelompok 62 mono disiplin, artinya saya di sini satu kelompok yang sama jurusannya. Sebelum keberangkatan di jadwalkan pada 4 Juli 2022, kami seluruh anggota KPM se kelompok saya yang beranggotakan 20 orang mengikuti coaching bersama DPL yaitu Ibu Dosen Lia Noviana, M.H.I pada tanggal 20 Juni 2022. Coaching membahas tentang tujuan pengadaan KPM, Lokasi, contoh program utama, pembuatan laporan, essay, mekanisme survey. Dari awal saya merasa sangat antusias mengikuti KPM ini karena sudah mendengar beberapa cerita dari para senior tentang KPM di tahun mereka yang menyenangkan. Saya membayangkan hidup selama 45 hari bersama orang yang baru saya kenal dan belum mengenal sifat mereka secara mendalam serta harus berinteraksi dan mengadakan program kerja ke masyarakat yang notabe belum diketahui adat budaya setempat. Hal ini menarik perhatian saya karena saya dapat mempelajari sifat dan karakteristik dari teman-teman yang berbeda pemikiran. 11



Salah satu hasil coaching yaitu mekanisme suvey, survey dibutuhkan agar mengetahui bagaimana lokasi KPM, mencari tempat tinggal yang layak huni, berkenalan dengan masyarakat setempat salah satunya dengan kepala desa di desa itu, mencari data awal untuk menentukan program kerja yang tepat sehingga tercapai tujuan dari KPM yaitu mencegah perkawinan usia dini. Kami survey tanggal 28 Juni 2022 pada saat survey kami sendiri tanpa DPL menggunakan kendaraannya masing-masing yang di ikuti oleh perwakilan kelompok 8 orang. Setelah mengetahui tempat tinggal kami bersyukur banget mendapatkan tempat tinggal yang layak dan cukup nyaman untuk kegiatan, di lihat dari segi jalan nya mudah di akses namun ada beberapa yang rusak, air dan sinyal pun sangat mudah di jangkau, tapi sangat di sayangkan jika ingin sesuatu misalnya bakso ataupun mie ayam itu lokasi sangat jauh bahkan jika ingin cod barang online itu tidak sampai di lokasi tujuan harus mengambil di salah satu toko warga tersebut yang letaknya di depan SDN 1 Binade yaitu tokonya Pak Yanto. Kebetulan sekali tempat tinggal kami berdekatan dengan kelompok yang satunya hanya berjarak 500m dari tempat tinggal kami . Jadi jika ingin main ke tempat mereka cukup dari dapur dan turun langsung sampai lokasi. Persiapan sebelum KPM saya lakukan selama 3 hari, dari mulai perlengkapan sehari-hari berupa pakaian, perlengkapan tidur, perlengkapan mandi, dan lain sebagainya yang di rasa akan di butuhkan selama 45 hari KPM. Selain persiapan tersebut juga di persiapkan mental dan fisik serta materil. Beberapa rapat di adakan sesama anggota mengenai keberangkatan ke lokasi KPM, perlengkapan kelompok, pembagian buku panduan dan kaos KPM, masalah keuangan dan lain sebagainya. Pada hari pertama tanggal 04 Juli 2022 berangkat dari rumah lalu kumpul di rumah temen setelah itu berangkat bersama-sama ke lokasi KPM. Setelah sampai ke lokasi berkemas-kemas merapikan tempat sama bersih-bersih. Kemudian bertemu sama teman-teman lainya. Di sini jujur saja banyak yang tidak kenal meskipun saya ambil mono yaitu sama semua jurusanya. Tapi 12



kemudian perkenalan sama temen-temen yang belom saya kenal. Sehabis perkenalan langsung kumpul 1 kelompok untuk membahas kegiatan yang akan di laksanakan. Lanjut di hari ke dua yaitu pada tanggal 05 Juli 2022. Agenda pada hari ini yaitu pembukaan pelaksaan KPM bertempat di Balai Desa Binade Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo. Waktu itu menunjukan pukul 09.00 wib acara di mulai dan di sini kedatangan Dosen Pembimbing Lapangan beliau Bu. Dosen Lia Noviana, M.H.I, dan kedangan perangkat Desa Binade termasuk juga Kepala Desa beliau Bpk. Sunarwicahyo, S.H. kebetulan satu desa ada 2 kelompok yang terdiri dari kelompok mono yaitu kelompok saya dan kelompok multi yang terdiri dari beberapa jurusan. Jadi dua kelompok mengadakan kegiatan pembukaan bersama- sama. Sambutan di isi oleh ketua kelompok multi, kepala desa sama DPL multi. Pada saat acara tersebut pelaksanaan KPM di buka oleh bpk kepala desa dan di sambut hangat oleh masyarakat di desa ini dan seluruh jajaran perangkat desa. Setelah acara selesai DPL kami mampir ke posko kami yang berada di rumahnya Mbah Sibon Rt 03 Rw 03, beliau memberi masukan-masukan yang salah satunya yaitu semangat dan jaga kesehatan. Lanjut di malam harinya ba’da sholat isya’ dan 5 orang lainya silaturahmi ke rumahnya pak Rw 03 intinya kami minta ijin dan menanyakan kegiatan apa saja yang ada di lingkungan Rw 03 ini. Hari ke tiga tanggal 06 Juli 2022. Di hari ini sudah mulai di bagi atau di bentuk piket harian, akan tetapi beda dengan yang memasak untuk makan sehari-hari, sangat di sayangkan kelompok saya yang perempuan hanya 6 orang sisanya 14 laki-laki ya mau gimana lagi yang masak untuk setiap harinya anak perempuan semuanya ikut di dapur tanpa terkecuali. Beda dengan piket harian itu di bagi rata semua anak laki-laki, piket harian di antaranya merapikan tempat tidur menyapu halaman dan ada yang membantu anak perempuan masak. Setelah selesai masak dan bersih-bersih saya dan 6 teman saya pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Kebetulan di sini tempat tinggalnya dekat dengan hutan dan banyak pemandangan yang indah. Sore hari 13



saya dan 3 teman lainnya sowan ke rumah bpk kepala dusun, tetapi sebelum sampai di rumah beliau kita mencari rumahnya bahkan kami sampai ke perbatasan pacitan, pada akhirnya kita tanya sama penduduk setempat dan sampailah ke tempat beliau, di sana kita tahu bahwa banyak kegiatan yang di adadakan di dusun tersebut. Di antaranya seni reog, berhubung 2 tahun terkena dampak covid jadi untuk seni reog sendiri sampai sekarang masi fakum, untuk kegiatan lainnya seperti posyandu itu di laksanakan setiap 1 bulan sekali, dan acara rutinan yasinan ada 2 cewek sama cowo, yang cowok itu setiap malam jumat, untuk yang cewek sendir di laksankan pada hari jumat siang setelah sholat jumat. Lanjut di malam harinya saya dan 4 teman lainya menuju ke balai desa untuk mengikuti latian karawitan yang di adakan setiap malam kamis untuk bapak-bapak tetapi untuk ibuibu latian di malam minggu. Hari ke empat tanggal 07 Juli 2022, di hari ini kebetulan tidak ada kegiatan akan tetapi saya dan teman saya pergi jalanjalan untuk mencari suasana yang baru, saya pergi ke pasar di desa ini dan perjalanan di tempuh kurang lebih 5 menit, rencana dari rumah mau cari makan tapi tibanya di sana warung tersebut tidak buka hanya ada warung penjual es dawet, dari pada menganggur dan terbuang sia-sia saya dan teman saya beli es dawet tersebut sambil menikmati indahnya pemandangan dan setelah itu pulang istrihat sebentar, lanjut di sore harinya ada teman saya mengajak jalan-jalan mencari bakso, akhirnya setelah beberapa menit kemudian menemukan warung bakso yang berjarak kurang lebih 4km dari posko, di sini saya tidak hanya beli bakso saja akan tetapi saya juga mencari-cari informasasi, entah itu informasi lingkungan atau yang lainnya. Setelah itu pulang di sepanjang jalan kanan kri di kelilingi oleh pepohonan dan pemandangan indah, kebetulan waktu itu sudah sore jadi pulangnya sambil melihat indahnya sunset di desa ini. Hari ke lima tanggal 08 Juli 2022, hari ini hari jumat seperti yang saya ceritakan di hari ke tiga bahwasanya ini pertama kalinya mengikuti yasinan rutinan ibu-ibu, berangkat jam 14



setengah tiga semua anak perempuan ikut dan berangkat bersama mbah sibon yang rumahnya saya tempati, sesampainya di sana kelompok kami ketemu dengan kelompok yang satunya. Selesai acara kami tidak langsung pulang ke posko akan tetapi jalan-jalan untuk refreshing ke sekian kalianya, di malam hari ini suhu di desa sangatlah dingin mencapai 18 derajat celcius pada saat itulah saya dan 4 teman lainya menyalakan api-api untuk mengahangatkan suhu tubuh disini saya sudah memakai pakian yang sekiranya tebal sambil memakai jaket, tapi tidak lama kemudian pada pergi sendiri-sendiri untuk istirahat. Hari ke enam tanggal 09 Juli 2022 bertepatan dengan hari raya idhul adha, uniknya di desa ini mengadakan qurban di setiap rtnya masing-masing jadi otomatis kelompok kami di bagi dua bagian yang satunya di Rt 03 dan yang lain di Rt 01 bertepat di krajan, saya sendiri ikut yang di Rt 01. Setalah semua selesai sholat ied langsung bergegas ke tempatnya masing-masing yang sudah di bagi di hari sebelumnya, di Rt 01 menyembelih sapi 1 ekor dan kambing 4 ekor, sesampainya di sini di bagi lagi bagiannya masing-masing saya mendapat tugas untuk membagi daging tersebut, sangat di sayangkan setelah itu saya harus pulang karena dari pagi belum sarapan dan harus pulang untuk makan, dan sampai rumah habis makan tidak kembali lagi ke masjid karena saya rasa capek dan sudah selesai kegiatanya, dan temanteman lainya juga sudah pada kembali pulang masing-masing dari meraka membawa daging dari hasil berpartisipasinya tersebut, setelahnya ada yang langsung memasak daging tersbut jadi ada yang membuat bumbu, memotongi daging, langsung di malam harinya temen-temen yang cowok minta bakar-bakar dan menyate daging qurban tersebut, tapi sebelumnya saya sama teman saya cowok harus mencari arang buat bakar-bakar, bahkan saya mencarinya sampai di pacitan, bersyukur seketika itu langsung dapat dan bergegas pulang, langsung saja agenda bakar-bakar itu di laksanakan dan di sini saya cewe sendiri karena yang lain ssudah pada tidur saya sendiri di sini juga tidak lama dan langsung masuk ke rumah untuk tidur. 15



Hari ke tujuh tanggal 10 Juli 2022, hari ini hari yang di tunggu yakni hari minggu waktu dimana untuk melepaskan semua penat dan beban pikiran ataupun mencari inspirasi untuk kegiatan selanjutnya. Pagi hari seperti biasa yaitu bersih-bersih posko, dan masak. Setelah kegiatan tersebut semua pada istirahat, lanjut di sore harinya salah satu teman saya ada yang mengajak refreshing yaitu pergi ke sungai untuk mancing. Tidak semua teman yang di posko ikut mancing, akan tetapi saya sendiri dan 2 temen cewe ikut ke sungai, beda dengan anak laki-laki hampir semua ikut ke sungai, tapi seperti yang di katakan pepatah “berakit-rakit dahulu, bersenang-senang kemudian” jadi artinya jalan untuk menuju kesana sangat sulit, tetapi setiba di sana pemandangan yang di dapatkan sangat indah dan benar-benar bisa buat refreshing. Sesampainaya di sana tidak sesuai dengan renacan awal, karena umpan yang di siapkan lupa tidak di bawa, jadi hanya bercanda tawa. Langsung saja ini di minggu ke 2, dimana kegiatan mulai aktif dari sowan ke rumah pak Rt/Rw, sebelum berangkat sowan tentunya ada breefeng dulu dan di bagi beberapa kelompok untuk melakukan survey dan sowan ke rumah pak Rt/Rw, akan tetapi ada kesalah pahaman di kelompok saya yaitu melakukan survey ke jatahnya kelompok lain, apalah daya “nasi sudah menjadi bubur” artinya apa yang sudah terjadi tidak dapat di batalkan lagi, rumah yang terlajur di survey atau di sowani ya sudah tetap lanjut dan melaksanakan tugas di awal. Hari selanjutnya sempat pulang ke rumah sebentar mengambil barang yang ketinggalan, di minggu ini ada kegiatan rutin yaitu mengajar tpa di tempatnya bu Asih pada hari senin, rabu, jum’at, dan yasinan jama’ah putri jumat sore, yang lain di balai desa yaitu membantu kegiatan BLT, teman yang lain ada yang posyandu lansia di posyandu desa tersebut, kegiatan selanjutnya yaitu ke balai desa survey dan menanyakan data tentang pernikahan,dimana data yang kita cari itu apakah banyak pernikahan dini di desa ini dan setelah mendapat data tersebut akhirnya benar apa yang di duga banyak pernikahan dini, obeservasi kali ini untuk bahan program kerja kami yang utama 16



yaitu sosialisasi di SMP dan SMK dengan tema NAPZA dan PUP. Di hari terakhir minggu ke dua ini di hari minggu di adakan kerja bakti di berbagai Rt, kebetulan sekali saya mendapatkan Rt yang tempat nya hanya di depan posko KPM dan mulai minggu ini setiap malam di adakan evaluasi dikarenakan banyak kegiatan yang di laksanakan. Minggu ke 3, minggu ini mulai di adakan Btq di SmpN 5 Ngrayun, mulai hari senin sampai hari kamis, Btq sendiri adalah Baca Tulis Qur’an yang di ikuti seluruh siswa siswi Smp, mulai mengajar jam 12.00-01.20, dari kegiatan ini bisa mengetahui kemampuan siswa dalam membaca dan menulis al-Qur’an, wajar saja kalau kemampuan mereka tidak seperti yang saya bayangkan memang di Smp sendiri untuk pelajaran agama masih kurang dan belom adanya guru ngaji yang mengajar disana, bahkan kelas VIII itu lebih bagus membacanya dari pada kelas IX padahal harapan kepala sekolah di situ jika nanti sudah lulus bisa membaca dan menulis Qur’an. Pada hari jum’at di minggu ini di adakannya sosialisasi di SmkN 1 Ngrayun, dengan tema Napza dan PUP yang di ikuti seluruh siswa/siswi di sekolah tersebut, sepulang dari Smk dpl kami Bu Lia Noviana mengunjungi posko untuk melakukan bimbingan dan pengarahan agenda selanjutnya. Minggu ke 4 juga mengadakan sosialisasi di SmpN 5 Ngrayun, yang di ikuti seluruh siswa/siswi di sekolah tersebut, akan tetapi sistem yang di pakai di sini beda dengan di Smk, di Smp sistem sosialisasinya di bagi menjadi beberapa kelas, dari kelas VII-IX di pisah karena tempatnya tidak mewadahi jika dijadikan 1 ruangan, saya sendiri mendapatkan bagian kelas 9 tempatnya berada di mushola dan menyampaikan materi PUP. Ke esok an harinya mengadakan proker terakhir bertempat di balai desa Binade dengan tema “Seminar Bina Keluarga Remaja” yang di hadri oleh seluruh jajaran perangkat desa mulai dari kepala desa sampai ketua Rt/Rw, di waktu yang bersamaan bpk kepala desa juga mengadakan sosialisasi JKN-KIS tentunya ada sebagian warga yang juga ikut sosisalisasi tersebut. Hari rabu di minggu ini mulai mengajar Btq di SMKN 1 Ngrayun namun sistemnya berdeda 17



dengan di Smp, di sini sistemnya hanya sorogan sebelum memulai baca al-Qur’an sholat dhuha terlebih dahulu, sangat di sayangkan sekali masih banyak siswa yang belom bisa membaca al-Qur’an jika di buat dalam presentase hanya ada 15% anak yang sudah bisa dan lancar membaca al-Qur’an. Beda dengan yang di Tpa ada anak kecil yang sudah lancar membaca al-Qur’an. Bisa di simpulkan bahwasanya anak remaja di sini masih banyak yang belum bisa membaca al-Qur’an di karenakan minat siswa kurang, motivasi keluarga, kompetensi guru, tujuan di adakanya Btq di berbagai sekolahan ini adalah upaya meningkatkan keagamaan para siswa tersebut. Di tanggal 29 Juli bertepatan dengan Tahun Baru Islam yaitu 1 Muharram 1444 Hijriyah, semua anggota kelompok bergegas ke masjid untuk melakukan khotmil qur’an yang di adakan setelah habis isya’ sampai jam 12 malam sistem khotmilnya di bagi setiap orang dapat 2-3 juz di karenakan jumlahnya hanya 20 orang itupun ada yang udzhur. Minggu ke 5 detik-detik kegiatan KPM hampir usai, minggu ini baru merasakan teman serasa keluarga dimana setiap hari selama 5 minggu mulai bangun tidur sampai tidur lagi bertemu dengan mereka dan hampir tahu sifat mereka satu per satu, seperti biasa kegiatan yang di lakukan yaitu melakukan rutinitas di SMK,SMP,TPA dan menyicil tugas individu essay karena pengumpulan terakhir di minggu ini oleh Dpl. Kesan saya selama disana, saya banyak mendapatkan pengalaman, pelajaran, serta ilmu- ilmu baru, jujur dari saya sendiri, masyarakat Binade dimata saya sangat baik, dimana semua masyarakat sangat senang akan kedatangan kami, saya merasa terharu, awal saya sampai di kampung tersebut saya tidak bisa berfikir bagaimana caranya saya beradaptasi disana, saya sudah merasa di tempat asli saya, orang-orang saya, dan keluarga saya, kebaikan masyarakat sangat luar biasa, kami dianggap sebagai keluarga mereka, dimana orang tua menganggap kami sebagai anak, pemuda menganggap kami sebagai teman, dan anakanak menganggap kami sebagai guru sekalian teman, kami tinggal bersama seorang nenek, kami diperlakukan sangat baik, kami 18



sangat senang tinggal bersama beliau, kami sudah menganggap beliau seperti nenek kami sendiri, sikap beliau kepada kami sangatlah luar biasa, tidak kami sangka beliau menerima kami di rumahnya dengan ketulusan, tidak akan kami lupakan jasajasanya beliau, semua kebaikan akan kami ingat selama kami masih ada, walaupun tidak dengan harta ataupun benda kami akan selalu berdoa kepada beliau, semoga apa yang beliau berikan kepada kami akan di balas lebih oleh Allah SWT. Pelajaran yang saya dapatkan didiklah anak sejak dini mungkin terutama soal agama dikarenakan agamalah yang akan menuntun kita untuk bekal hidup. Pesan kami, kami berharap kepada masyarakat desa Binade jangan pernah melupakan kami, anggap kami sebagai keluarga walaupun kami telah jauh dari kampung, terimalah kami kapanpun kami datang ke kampung, kami menganggap kalian keluarga kami, sekali lagi saya dan kelompok saya dari kelompok 62 mengucapkan terimakasih telah menerima kami, memperlakukan kami sebaik mungkin, semoga kebaikan kalian semua di balas oleh sang maha kuasa, aamin.



19



40 HARI BERSAMA KPM (KAMI PEDULI MASYARAKAT) Aprilia Septyaningsih Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah kegiatan perkuliahan pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti dan bekerja bersama masyarakat. Kegiatan KPM ini merupakan salah satu bagian penting dari kegiatan perkuliahan mahasiswa yang bertujuan untuk mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa IAIN Ponorogo. KPM merupakan suatu bentuk pengabdian yang dilakukan mahasiswa dan mahasiswi semester 7 kepada masyarakat di suatu daerah tertentu, bertujuan untuk membantu memberdayakan aset yang ada dalam masyarakat. Dimana mahasiswa bersama-sama secara aktif berpartisipasi dalam proses pemberdayaan dan penggalian potensi yang ada di masyarakat. Tujuan diadakannya kegiatan KPM ini yaitu untuk mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menghasilkan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat meningkat. Mahasiswa diharapkan mampu menemukan problem solving sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial. Tujuan lain dari diadakannya KPM yaitu untuk melatih kepekaan mahasiswa dan memberikan pengalaman bersosialisasi langsung dengan masyarakat untuk bekal di kemudian hari. Kuliah Pengabdian Masyarakat ini memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa yaitu bisa mendapatkan pengalaman mengabdi kepada masyarakat secara langsung dengan cara memberdayakan masyarakat dan pemanfaatan sumber daya yang ada di lingkungan. Selain itu juga bisa memberikan kesempatan kepada para mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan dan potensi dalam diri. Program Kuliah Pengabdian Masyarakat yang diadakan oleh kampus IAIN Ponorogo tahun ini ada dua jenis, yaitu Mono Disiplin dan Multi Disiplin. Mono Disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian 20



masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dengan bidang keilmuan atau jurusan yang sama, sedangkan Multi Disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kelompok peserta KPM yang berasal dari bidang keilmuan atau jurusan yang berbeda-beda. Kegiatan KPM ini dilaksanakan selama 40 hari yaitu dimulai dengan pelepasan mahasiswa oleh Rektor pada tanggal 04 Juli 2022 sampai dengan tanggal 12 Agustus 2022, yang tersebar di 5 (lima) kecamatan dalam lingkup Kabupaten Ponorogo antara lain, yaitu Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Slahung, Kecamatan Sambit, Kecamatan Sawoo dan Kecamatan Bungkal. Kuliah Pengabdian Masyarakat ini diikuti oleh sekitar 2.400 mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan. Kemudian dibagi menjadi 120 kelompok dengan rata-rata jumlah anggota kelompok 20 orang. Saya termasuk dalam anggota kelompok 62 yang bertempat di Desa Binade Kecamatan Ngrayun, dengan jumlah anggota kelompok 20 orang yang terdiri dari laki-laki 14 orang dan perempuan 6 orang. Desa Binade merupakan desa yang terletak di Selatan Kabupaten Ponorogo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan. Desa Binade memiliki tiga dusun, yaitu Dusun Blumbang, Dusun Petung dan Dusun Krajan yang kemudian dibagi menjadi 26 RT. Desa Binade ini dulunya merupakan daerah perhutanan kemudian datanglah seorang yang memiliki keilmuan atau kesaktian. Kemudian dia menancapkan sebuah patok batu yang sampai sat ini batu tersebut dianggap keramat oleh masyarakat. Batu tersebut bertuliskan huruf jawa kuno yang menyerupai arca hingga kini diberi nama Ngreco yang saat ini dijadikan nama lingkungan di dusun Krajan Desa Binade. Desa Binade ini sendiri terkenal dengan udaranya yang dingin karena berada di pegunungan. Selain itu desa Binade juga seringkali dikaitkan dengan kasus pernikahan di bawah umur. Berdasarkan data Pernikahan Kecamatan Ngrayun, sampai dengan bulan Juni 2022, sebanyak 31,1% perempuan menikah di usia kurang dari 20 tahun. 21



Untuk itu kami yang berasal dari kelompok Mono Disiplin jurusan Hukum Keluarga Islam ditempatkan di Desa ini dengan tujuan dapat memberi solusi dari permasalahan tersebut. Kasus pernikahan di bawah umur atau yang akrab disebut dengan pernikahan dini yang ada di Kecamatan Ngrayun salah satunya yaitu, Desa Binade sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Ponorogo. Hal ini dikarenakan banyak anak yang masih belum cukup umur untuk menikah seperti yang diatur dalam Pasal 7 Undang-undang No. 16 Tahun 2019 Tentang perubahan atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, bahwa batas minimal usia perkawinan yaitu 19 tahun baik perempuan maupun laki-laki. Jika diambil rata-rata untuk usia perkawinan di Desa Binade ini masih kurang dari batas usia yang telah ditentukan tersebut. Adapun faktor yang memengaruhi pernikahan dini di desa ini adalah faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Faktor pendidikan dapat kita lihat ketika anak telah lulus SMP/ SMA kemudian tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya biasanya langkah yang mereka ambil adalah pernikahan karena pengaruh ekonomi, banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan salah satunya karena keterbatasan ekonomi sehingga mereka mau tidak mau harus mengubur keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Selain karena faktor ekonomi juga dipengaruhi oleh kurangnya motivasi dalam diri serta dukungan dari orang tua akan pentingnya pendidikan. Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingginya angka pernikahan dini di Desa Binade. Berdasarkan permasalahan di atas, solusi yang dapat kita ambil yaitu salah satunya dengan cara memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan juga kepada para peserta didik di SMP dan SMK. Adapun materi yang disosialisasikan adalah tentang Pendewasaan Usia Perkawinan yang sasarannya yaitu para peserta didik SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun, kemudian tentang Bina Keluarga Remaja,sasarannya yaitu bapak ibu ketua RT se-Desa Binade yang bertempat di Kantor Balai Desa Binade. Sosialisasi di 22



sekolah-sekolah tersebut disampaikan oleh mahasiswa KPM kelompok 62 Mono Disiplin, sedangkan sosialisasi di Balai Desa Binade disampaikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sosialiasi yang diadakan sebenarnya tidak serta merta dapat menurunkan angka pernikahan dini, akan tetapi sosialisasi ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga mereka dapat mengerti dan memahami akan dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini. Jika masyarakat telah mengerti dan memahami dampak dari pernikahan dini maka diharapkan dapat mengubah pola pikir dan bisa menumbuhkan motivasi dalam diri mereka sehingga secara perlahan angka pernikahan dini di Desa Binade ini bisa menurun. Selain dari kegiatan sosialisasi kami juga memberikan program penunjang lainnya seperti halnya dengan megadakan kegiatan Baca Tulis Qur’an (BTQ) di SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun. Karena berdasarkan pengamatan kami kemampuan peserta didik dalam membaca Alquran masih kurang sehingga kami bekerja sama dengan tenaga pendidik untuk memberikan pendampingan BTQ di sekolah. Upaya ini merupakan suatu bentuk pengabdian dan keoedulian kami kepada masyarakat Binade, supaya bisa menghasilkan remaja yang unggul dan beragama. Mengenai perubahan dari sosialisasi dan seminar yang kami adakan tidak bisa kita lihat secara langsung. Karena mengingat permasalahannya terkait pernikahan dini, jadi hasilnya bisa kita lihat setelah beberapa bulan atau bahkan menginjak hitungan tahun. Namun, kalau untuk kemampuan anak dalam membaca Alquran sedikit lebih sedikit sudah mulai bisa dirasakan perubahannya. Dimulai dari hal sederhana yaitu kita bisa melihat kemauan dan motivasi siswa/siswi sudah mulai tumbuh, kemudian kita juga bisa menilai dari kemampuan membacs Alquran yang mulai ada kemajuan sejak pertama kali kami mendampingi mereka membaca Alquran. 23



Minggu pertama hari pertama yakni pada tanggal 04 Juli 2022 kami berangkat ke lokasi sekitar jam 09.00 kemudian sampai di lokasi kurang lebih jam 10.30. Setelah sampai di posko KPM kami membersihkan posko dan menata barang bawaan baik barang pribadi maupun kelompok. Setelah itu kami menyiapkan keperluan untuk acara pembukaan di Balai Desa. Kegiatan kami hari kedua di sini yaitu pembukaan KPM di Balai Desa dimana pembukaan ini merupakan acara gabungan dengan kelompok 63 Multi Disiplin. Acara pembukaan ini dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) masing-masing kelompok, segenap perangkat Desa Binade dan tentunya bapak kepala Desa Binade yaitu Bapak Sunarwicahyo, S.H. Acara pembukaan ini terlaksana dengan lancar dari awal sampai dengan akhir. Setelah pembukaan kemudian kami kembali ke posko masing-masing bersama dengan DPL. Sampai di posko kami di berikan bimbingan dan arahan oleh DPL kami yakni Ibu Lia Noviana, M.H. Untuk hari berikutnya kami melakukan inkulturasi atau perkenalan dengan masyarakat setempat. Kegiatan ini berupa silaturrahmi ke tokoh-tokoh masyarakat dan juga masyarakat umum sekitar. Tujuan dari kegitan ini adalah supaya masyarakat mengetahui maksud dan kehadiran mahasiswa KPM. Tahap ini merupakan hal utama yang harus dilakukan karena diketahui bahwa kami melakukan KPM di daerah baru yang pastinya antara peserta KPM dan masyarakat belum saling mengenal. Untuk itu kami perlu melakukan perkenalan dan bersosialiasi dengan masyarakat sehingga chemistry di antara kami bisa terjalin. Adapun kegiatan lain yang dilakukan selain silaturrahmi yaitu mengikuti sholat jama’ah di masjid, pengajian rutinan dan latihan karawitan di Balai Desa. Hari berikutnya yakni ketika hari raya Qurban tepatnya pada hari Sabtu, 09 Juli 2022 kami bersama masyarakat melaksanakan Shalat Ied Adha di masjid dimana salah satu dari kami diminta untuk mengisi khutbah yang kemudian di isi dengan materi tentang “Keutamaan Berkurban”. Setelah selesai shalat ied kami berpartisipasi dalam penyembelihan hewan kurban di dua 24



dusun, yaitu Dusun Blumbang dan Dusun Krajan dimulai dari penyembelihan sampai dengan pembagian daging kurban kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini kami bisa bersosialisasi dan mengenal lebih dekat dengan masyarakat setempat. Selanjutnya untuk minggu kedua kami melakukan pemetaan aset melalui diskusi-diskusi bersama tokoh-tokoh masyarakat beserta warga setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi aset dan potensi yang ada di masyarakat sekitar. Disamping itu kami juga membantu mengajar Taman Pendidikan Alquran (TPA) di Dusun Krajan. TPA ini memiliki murid kurang lebih 30 anak, yang bertempat di rumah salah satu warga dusun Krajan yakni bernama Bu Asih. Adapun TPA ini dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat yang sudah berjalan sekitar 6 tahun. Hari berikutnya kami berpartisipasi dalam kegiatan Penyaluran Dana Bantuan Langsung Tunai(BLT) di Balai Desa Binade. Selanjutnya pada akhir pekan kami melakukan kerja bakti bersama masyarakat dusun Krajan. Di sela-sela kesibukan tak lupa kami juga menyempatkan waktu untuk menghilangkan penat salah satunya yaitu dengan memancing. Tujuan utama kami memancing disini sebenarnya bukan untuk mencari Ikan, akan tetapi untuk menghibur diri dan menghilangkan penat atau bisa juga kalau anak jaman sekarang menyebutnys dengan healing. Minggu ketiga di sini kami mengadakan kunjungan ke SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun dengan maksud dan tujuan meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan sosialisasi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan Bahaya Narkotika Psikotropika & Zat Adiktif (NAPZA) kepada para peserta didik. Pihak sekolah menyambut hangat kedatangan kami, selain diberikan izin mengadakan sosialisasi di sekolah kami juga dimintai tolong untuk memberikan pendampingan BTQ, mengisi materi di kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), dan membimbing eksrakurikuler pramuka. Hari berikutnya kami mengisi materi di kegiatan MPLS dan mengisi sosialisasi di SMK dengan tema 25



“ Pendewasaan Usia Perkawinan, Bahaya NAPZA, dan Manajemen Keorganisasian. Adapun alasan kami memilih materi ini yaitu, karena sasaran sosialisasi kita adalah para remaja dimana masa remaja ini rentan terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, di masa ini rasa ingin tahu seseorang semakin tinggi dan masa pencarian jati diri dimulai. Apabila masa remaja ini tidak terkendali dengan baik maka akan menimbulkan dampak negatif seperti pergaulan bebas. Faktor penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja yaitu rendahnya taraf pendidikan keluarga, kurang pandai dalam memilih teman dan kondisi ekonomi keluarga yang tidak stabil. Adapun bentuk dari pergaulan bebas diantaranya mengonsumsi alkohol, tawuran, menggunakan obat-obatan terlarang bahkan ada juga seks bebas. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka kami memilih materi ini yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para remaja akan terhindar dari pergaulan bebas. Disamping itu materi terkait Manajemen Keorganisasian ini juga penting karena bisa menjadi bekal mereka dalam menjalankan organisasi di sekolah. Selain itu dengan belajar manajemen keorganisasian dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan rasa tanggung jawab dari dalam diri siswa. Sehingga hal itu bisa menghindarkan para siswa dari tindakan buruk yang yang dapat membahayakan dirinya dan orang lain. Kebetulan dalam sosialisasi ini saya merupakan salah satu pemateri yang menyampaikan materi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan Bahaya NAPZA. Jadi sebisa mungkin saya mempersiapkan dan mempelajari materi tersebut supaya bisa menyampaikan materi secara maksimal. Saya merasa sedikit takut sebelum acara dimulai, karena belum memahami materi dengan matang, maka dari itu saya merasa takut jika saya tidak bisa menyampaikan materi dengan maksimal. Pada akhirnya siap tidak siap saya harus tetap menyampaikan materi, karena itu sudah menjadi tanggung jawab saya. Setelah acara selesai saya merasa sedikit lega, meski merasa 26



sedikit kurang puas dengan penyampaian materi saya. Hari berikutnya seperti biasa kami melakukan pendampingan BTQ, mengajar TPA, mengikuti yasinan rutinan, dan membimbing ekstrakurikuler pramuka. Adapun BTQ di SMPN 1 Ngrayun dilaksanakan setiap hari Rabu, Kamis dan Sabtu pukul 12.00-13.30 WIB, sedangkan BTQ di SMKN 1 Ngrayun dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan Jum’at pukul 08.15-09.45 WIB. Memasuki minggu keempat kami di sini, kegiatan di minggu keempat yaitu merealisasikan atau melaksanakan program kerja prioritas yang telah kami pilih bersama-sama. Di hari pertama minggu keempat kami melakukan sosialisasi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan Bahaya NAPZA di SMPN 5 Ngrayun. Sosialisasi ini dimulai sekitar pukul 08.30-10.30 WIB yang terbagi menjadi tiga kelompok yakni kelas X, XII dan XII. Hari selanjutnya kami mengadakan program kerja proiritas yakni seminar Bina Keluarga Remaja di Balai Desa Binade. Seminar ini menghadirkan pemateri dari pihak BKKBN yaitu Ipah Sumarah,S.Sos, Tri Wahyudi Hernawan, S.E, dan Heri Gunawan. Acara ini dihadiri oleh seluruh jajaran perangkat desa, serta mengundang Bapak dan Ibu Ketua RT se-Desa Binade. Acara seminar ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2022 pukul 09.00-11.00 WIB. Tujuan dari diadakannya seminar ini yaitu untuk mencegah pernikahan dini, mengingat kembali bahwa di desa ini angka pernikahan dini cukup tinggi maka kami melakukan pembinaan kepada remaja melalui seminar Bina Keluarga Remaja (BKR) ini yang ditujukan kepada para orang tua. Dengan pembinaan melalui orang tua ini diharapkan dapat membina anak-anak remaja yang ada di lingkungan ini untuk tidak menikah di usia dini. Seperti halnya yang disampaikan oleh pemateri kita Ibu Ipah bahwasannya remasja sangat rawan terhadap kenakalan remaja, pernikahan dini, pergaulan bebas hingga aborsi. Sehingga kita perlu membangun kesadaran para orang tua agar lebih mengawasi dan memperhatikan pergaulan anaknya. Konsep Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan 27



pembinaan yang ditujukan pada keluarga yang memiliki usia 10-24 tahun dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengasuhan orang tua terhadap anak. Pembinaan ini bertujuan untuk mengendalikan remaja agar tidak mudah terjerumus ke dalam kenakalan remaja dan perilaku menyimpang lainnya. Kegiatan seminar pada hari itu berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir, saya sangat bersyukur akan hal itu, karena sebelum acara diselenggarakan saya merasa cemas karena saya berperan sebagai pembawa acara dalam acara tersebut. Saya khawatir jika nantinya saya akan membuat masalah di acara tersebut. Namun yang saya khawatirkan tidak terjadi, acara berjalan dengan lancar dan saya merasa lega karena acara itu merupakan program kerja prioritas kami. Hari berikutnya kegiatan kami yaitu mengajar BTQ, mengajar TPA, rutinan yasinan dan kerja bakti. Minggu kelima kami di sini agendanya yaitu melakukan evaluasi terkait program kerja yang telah dilaksanakan bersama. Kegiatan evaluasi ini membahas tentang rangkaian acara yang telah kita laksanakan bersama baik program kerja prioritas maupun program kerja penunjang. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai apakah program kerja yang telah kita laksankan sesuai dengan rencana atau tidak, serta mencari apakah ada yang sekiranya dapat kami perbaiki untuk kedepannya. Menuju minggu terakhir pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat. Tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu dan sebentar lagi kami akan kembali ke rumah masing-masing. Minggu terakhir ini kami disibukkan dengan pembuatan tugas individu yakni essay dan juga penyusunan artikel jurnal. Karena kami sepakat bahwa baik laporan kelompok dan laporan individu harus selesai ketika kegiatan KPM ini selesai, supaya kita tidak memiliki beban tanggung jawab lagi terkait penyusunan laporan. Biasanya jika setelah kegiatan KPM selesai dan penyusunan laporan belum selesai maka akan terbengkalai dan bahkan yang menyusun laporan 28



hanya satu atau dua orang. Untuk itu kami sepakat untuk menyelesaikan penyusunan laporan di minggu terakhir KPM. Selama pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat ini banyak hal yang saya dapatkan baik itu pengalaman, ilmu, teman, motivasi dan nilai sosial yang tidak akan pernah saya dapatkan di tempat lain. Saya bisa menemukan teman-teman baru yang berasal dari berbagai daerah sehingga kami bisa saing bertukar pikiran, pengalaman, adat serta budaya satu sama lain. Karena pada dasarnya meski berasal dari rumpun keilmuan yang sama kebanyakan dari kami masih belum saling mengenal satu sama lain. Banyak perbedaan di antara kami tidak membuat kami saling acuh, justru karena perbedaan itulah kami bisa menjadi lebih akrab satu sama lain. Banyak kesan yang saya dapatkan selama pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat ini, mulai dari pertama tiba di sini saya merasa bersyukur karena warga setempat menyambut dan menerima kami dengan baik. Hingga saat ini masyarakat setempat selalu memperlakukan kami dengan baik, sehingga kami bisa merasa nyaman berada di sini. Saya banyak belajar selama di sini yakni tentang kebersamaan, tanggung jawab, saling menghargai, kekompakan, kerja sama tim. Dimana pelajaran berharga ini belum tentu bisa saya dapatkan di bangku kuliah. Pesan saya kepada Desa Binade jangan pernah melupakan kenangan-kenangan bersama kami selama berada di sini. Manfaatkan aset yang telah ada di desa ini sebaik mungkin kembangkan potensi yang ada supaya desa ini bisa menjadi lebih maju lagi. Tetap jaga persaudaraan dan solidaritas karena hal itu berperan penting dalam membangun dan mengembangkan desa ini. Saya pribadi mengucapkan banyak terimakasih kepada masyarakat Desa Binade karena telah menerima dan memperlakukan kami dengan baik selama di sini. Terimakasih telah memberikan pengalaman yang sangat berharga, saya tidak akan pernah melupakan kenangan serta kebaikan yang saya dapatkan selama di 29



sini. Saya juga meminta maaf kepada segenap masyarakat Desa Binade jika selama di sini saya dan teman-teman telah banyak berbuat kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.



30



KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA DAMAI BINADE KECAMATAN NGRAYUN Bondan Satria Ajie Memasuki awal semester ganjil tahun 2022, Mahasiswa dan Mahasiswi aktif semester 7 IAIN Ponorogo mengikuti Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) merupakan kegiatan perkuliahan pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti dan bekerja bersama masyarakat. KPM ini merupakan kegiatan perkuliahan pengabdian masyarakat mahasiswa IAIN Ponorogo sebagai salah satu bagian yang penting kegiatan pengalaman Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa IAIN Ponorogo. Oleh sebab itu, mahasiswa yang tidak lulus atau tidak mengikuti KPM tahun lau juga mengikuti KPM di semester ganjil tahun ini. Tujuan diadakannya Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah sebagai ajang mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan selama di bangku perkuliahan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat. Tidak hanya itu, mahasiswa KPM diharapkan dapat bersinergi dengan masyarakat sehingga dapat membantu menyelesaikan problematika yang terjadi di Desa lokasi KPM. Dan diharpakan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial sesuai dengan visi,misi, dan fungsi perguruan tinggi agama islam. Tujuan yang lain dari Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah mahasiswa dapat melatih penalaran dan kepekaan dengan bekerja sama dengan antar disiplin ilmu. Diharapkan potensi mahasiswa dapat berkembang dengan cara melakukan improvisasi dan inovasi dalam profesi khususnya dalam pembangunan masyarakat umumnya. Memberikan pengalaman kepada mahsiswa pengalaman belajar, meneliti dan bekerja sama secara langsung bersama masyarakat dalam menghadapi berbagai persoalan yang kompleks, melalui proses partisipasi sehingga dapat menemukan 31



cara menyelesaikan permasalahan sosial yang dihadapinya. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran kepada masyarakat dalam meningkatan kualiatas Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan tuntutan dinamika pembangunan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendampingi, membersamai dan mensuport masyarakat dalam upaya melakukan pembinaan pranata dan meningkatkan keahliaan dan keterampilan hidup untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian hidup. Program KPM dilaksanakan oleh lembaga di internal IAIN Ponorogo, yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Kegiatan KPM tahun ini menggunakan sistem ABCD (Asset Based Community Development), yaitu pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat dengan memfokuskan pada asset yang dimiliki masyarakat. KPM ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu KPM Multi disiplin dan KPM Mono disiplin. KPM Multi disiplin berbasis pada kebutuhan masyarakat, sedangkan KPM Mono disiplin berbasis pada program studi yang sedang ditempuh. Kegiatan KPM dilaksanakan selama 40 hari dimulai tanggal 4 Juli 2020 sampai dengan 12 Agustus 2022. KPM tahun ini dilaksanakan di 5 (lima) Kecamatan di Kabupaten Ponorogo. Diantaranya adalah Kecamatan Slahung, Kecamatan Bungkal, Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Sambit dan Kecamatan Sawoo. Peserta KPM dibagi 120 kelompok yang setiap kelompok rata-rata beranggotalan 20 orang. Saya memilih jenis KPM Mono disiplin dan termasuk dalam Kelompok 62 yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Desa Binade merupakan desa di Kecamatan Ngrayun yang terletak di paling Selatan Kabupaten Ponorogo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan. Desa Binade termasuk kedalam status “Desa Maju” (Desa Pra Sembada), yaitu desa yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi, serta kemampuan mengelolanya untuk peningkatan masyarakat desa, kualitas hidup manusia, dan menanggulangi kemiskinan. Desa 32



Binade memiliki tiga dusun, yaitu Dusun Krajan, Dusun Blumbang dan Dusun Petung yang kemudian dibagi menjadi 26 RT. Secuplik sejarah dari Desa Binade, Desa Binade dulunya merupakan daerah perhutanan kemudian datanglah seorang yang memiliki keilmuan atau kesaktian. Kemudian dia menancapkan sebuah patok batu yang sampai sat ini batu tersebut dianggp keramat oleh masyarakat. Batu tersebut bertuliskan huruf jawa kuno yang menyerupai arca hingga kini diberi nama Ngreco yang saat ini dijadikan nama lingkungan di dusun Krajan Desa Binade. Desa Binade ini sendiri terkenal dengan udaranya yang dingin karena berada di pegunungan. Berdasarkam Troubleshooting kami, ternyata Desa Binade memiliki angka pernikahan di bawah umur yang cukup tinggi. Berdasarkan data Pernikahan Kecamatan Ngrayun, sampai dengan bulan Juni 2022, sebanyak 31,1% perempuan menikah di usia kurang dari 20 tahun. Untuk itu kami yang berasal dari kelompok Mono Disiplin jurusan Hukum Keluarga Islam sangat bersyukur bisa ditempatkan di Desa ini, karena dapat mencarikan solusi dari permasalahan tersebut. Kasus pernikahan di bawah umur atau yang akrab disebut dengan pernikahan dini yang ada di Desa Binade sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Ponorogo. Dalam Pasal 7 Undangundang No. 16 Tahun 2019 Tentang perubahan atas UndangUndang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dijelaskan bahwa batas minimal usia perkawinan yaitu 19 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Jika diambil rata-rata untuk usia perkawinan di Desa Binade ini masih kurang dari batas usia yang telah ditentukan tersebut. Ada beberapa faktor yang memengaruhi pernikahan dini di desa ini, diantaranya adalah faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Faktor pendidikan dapat kita lihat ketika anak telah lulus SMP/ SMA kemudian tidak melanjutkan pedidikan ke jenjang selanjutnya biasanya langkah yang mereka ambil adalah pernikahan karena pengaruh keterbatasan ekonomi, banyak anak 33



yang putus sekolah salah satunya karena keterbatasan ekonomi sehingga mereka mau tidak mau harus mengubur keinginan untuk melanjutkan pendidikan, mereka berfikir lebih baik bekerja untuk mencari uang demi menvukupi kebutuhannya. Selain karena faktor ekonomi juga dipengaruhi oleh kurangnya motivasi dalam diri serta dukungan dari orang tua akan pentingnya pendidikan. Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingginya angka pernikahan dini di Desa Binade. Berdasarkan permasalahan di atas, tindakan yang dapat kita ambil yaitu salah satunya dengan cara memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan juga kepada para peserta didik di SMP dan SMK. Adapun materi yang disosialisasikan adalah tentang Pendewasaan Usia Perkawinan yang sasarannya yaitu para peserta didik SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun, kemudian tentang Bina Keluarga Remaja,sasarannya yaitu bapak ibu ketua RT se-Desa Binade yang bertempat di Kantor Balai Desa Binade. Sosialisasi di sekolah-sekolah tersebut disampaikan oleh mahasiswa KPM kelompok 62 Mono Disiplin, sedangkan sosialisasi di Balai Desa Binade disampaikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sosialiasi yang diadakan sebenarnya tidak serta merta dapat menurunkan angka pernikahan dini, akan tetapi sosialisasi ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga mereka dapat mengerti dan memahami akan dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini. Jika masyarakat telah mengerti dan memahami dampak dari pernikahan dini maka diharapkan dapat mengubah pola pikir dan bisa menumbuhkan motivasi dalam diri mereka sehingga secara perlahan angka pernikahan dini di Desa Binade ini bisa menurun. Selain dari kegiatan sosialisasi kami juga memberikan program penunjang lainnya seperti halnya mengikuti yasinan rutin bapak-bapak setiap malam Jumat, membantu mengajar di TPA, ikut kegiatan kerja bakti di lingkungan, megadakan kegiatan Baca Tulis Qur’an (BTQ) di SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun. Karena 34



berdasarkan pengamatan kami kemampuan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an masih kurang sehingga kami bekerja sama dengan tenaga pendidik untuk memberikan pendampingan BTQ di sekolah. Mengenai dampak dari diadakannya sosialisasi dan seminar yang kami adakan tidak bisa kita lihat secara langsung. Karena mengingat permasalahannya terkait pernikahan dini, jadi hasilnya bisa kita lihat setelah beberapa bulan atau bahkan menginjak hitungan tahun. Namun, kalau untuk kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an sedikit lebih sedikit sudah mulai bisa dirasakan perubahannya. Dimulai dari hal sederhana yaitu kita bisa melihat kemauan dan motivasi siswa/siswi sudah mulai tumbuh, kemudian kita juga bisa menilai dari kemampuan membac Al-Qur’an yang mulai ada kemajuan sejak pertama kali kami mendampingi mereka membacaAl-Qur’an. Kegiatan kami diminggu pertama adalah membersihkn posko dan menata barang bawaan baik barang pribadi maupun kelompok. Kemudian persiapan keperluan untuk acara pembukaan di Balai Desa. Kegiatan pembukaan KPM dilaksanakan pada hari kedua, dimana pembukaan ini merupakan acara gabungan dengan kelompok 63 Multi Disiplin. Acara pembukaan ini dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) masing-masing kelompok, segenap perangkat Desa Binade dan tentunya bapak kepala Desa Binade yaitu Bapak Sunarwicahyo, S.H. Acara pembukaan ini terlaksana dengan lancar dari awal sampai dengan akhir. Setelah pembukaan kemudian kami kembali ke posko masing-masing bersama dengan DPL untukdiberi bimbingan dan arahan oleh DPL kami yakni Ibu Lia Noviana, M.H. Kegiatan lain di mimggu pertama adalah melakukan inkulturasi atau perkenalan dengan masyarakat setempat. Kegiatan ini berupa silaturrahmi ke tokoh-tokoh masyarakat dan juga masyarakat umum sekitar. Tujuan dari kegitan ini adalah supaya masyarakat mengetahui maksud dan kehadiran mahasiswa KPM. Tahap ini merupakan hal utama yang 35



harus dilakukan karena diketahui bahwa kami melakukan KPM di daerah baru yang pastinya antara peserta KPM dan masyarakat belum saling mengenal. Adapun kegiatan lain yaitu bertepatan dengan hari raya Qurban tepatnya pada hari Sabtu, 09 Juli 2022 kami bersama masyarakat melaksanakan Shalat Ied Adha di masjid dimana salah satu dari kami diminta untuk menjadi Imam Sholat Ied dan mengisi khutbah yang kemudian di isi dengan materi tentang “Keutamaan Berkurban”. Setelah selesai shalat ied kami berpartisipasi dalam penyembelihan hewan kurban di dua dusun, yaitu Dusun Blumbang dan Dusun Krajan dimulai dari penyembelihan sampai dengan pembagian daging kurban kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini kami bisa bersosialisasi dan mengenal lebih dekat dengan masyarakat setempat. Kegiatan diminggu kedua adalah kami melakukan pemetaan aset melalui diskusi-diskusi bersama tokoh-tokoh masyarakat beserta warga setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi aset dan potensi yang ada di masyarakat sekitar. Disamping itu kami juga membantu mengajar Taman Pendidikan Alquran (TPA) di Dusun Krajan. TPA ini bertempat di rumah salah satu warga dusun Krajan yakni bernama Bu Asih. TPA ini memiliki murid kurang lebih 30 anak. Adapun TPA ini dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat yang sudah berjalan sekitar 6 tahun. Kegiatan membantu mengajar di TPA ini dilakukan secara bergiliran dan terjadwal, dalam 1 hari ada 3 mahasiswa yang mengajar TPA. Kegiatan diminggu ketiga adalah mengadakan kunjungan ke SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun dengan maksud dan tujuan meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan sosialisasi tentang Pendewasaan Usia (PUP) dan Bahaya Narkotika Psikotropika & Zat Adiktif (NAPZA) kepada para peserta didik. Kedua pihak sekolah menyambut hangat kedatangan kami dan memberikan izin mengadakan sosialisasi di sekolah. Di SMKN 1 Ngrayun kami juga dimintai tolong untuk memberikan 36



pendampingan BTQ, mengisi materi di kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Sedangkan di SMPN 5 Ngrayunkita juga dimintai tolong untuk memberikan pendampingan BTQ dan membimbing eksrakurikuler pramuka. Kegiatan selanjutnya adalah mengisi materi di kegiatan MPLS dan mengisi sosialisasi di SMK dengan tema “ Pendewasaan Usia Perkawinan, Bahaya NAPZA, dan Manajemen Keorganisasian”. Adapun alasan kami memilih materi ini yaitu, karena sasaran sosialisasi kita adalah para remaja dimana masa remaja ini rentan terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, di masa ini rasa ingin tahu seseorang semakin tinggi dan masa pencarian jati diri dimulai. Apabila masa remaja ini tidak terkendali dengan baik maka akan menimbulkan dampak negatif seperti pergaulan bebas. Faktor penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja yaitu rendahnya taraf pendidikan keluarga, kurang pandai dalam memilih teman dan kondisi ekonomi keluarga yang tidak stabil. Adapun bentuk dari pergaulan bebas diantaranya mengonsumsi alkohol, tawuran, menggunakan obat-obatan terlarang bahkan ada juga seks bebas. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka kami memilih materi ini yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para remaja akan terhindar dari pergaulan bebas. Dalam kegiatan ini saya bertugas sebagai penanggungjawab acara. Saya mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dalam acara sosialisasi seperti soundsystem, lcd proyektor, konsumsi, dll. Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar. Kegiatan lainnya di minggu ketiga adalah membimbing ekstrakulikuler pramuka di SMPN 5 Ngrayun. Kami diminta untuk membuka kembali kegiatan ekstrakulikuler pramuka yang sebelumnya vacuum selama 2 tahun karena Covid-19. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Jumat pukul 13:00 s/d 15:00. Selain itu kami mengajar di TPA, mengikuti yasinan rutinan, dan melakukan pendampingan BTQ. Adapun BTQ di SMPN 1 Ngrayun dilaksanakan 37



setiap hari Rabu, Kamis dan Sabtu pukul 12.00-13.30 WIB, sedangkan BTQ di SMKN 1 Ngrayun dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan Jum’at pukul 08.15-09.45 WIB. Memasuki minggu keempat kami di sini, kegiatan di minggu keempat yaitu merealisasikan atau melaksanakan program kerja prioritas yang telah kami pilih bersama-sama. Kegiatan diminggu keempat dimulai dengan melakukan sosialisasi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan Bahaya NAPZA di SMPN 5 Ngrayun. Sosialisasi ini dimulai sekitar pukul 08.30-10.30 WIB yang terbagi menjadi tiga kelompok yakni kelas X, XI dan XII. Hari selanjutnya kami mengadakan program kerja proiritas yakni seminar Bina Keluarga Remaja di Balai Desa Binade. Seminar ini menghadirkan pemateri dari pihak BKKBN yaitu Ipah Sumarah,S.Sos, Tri Wahyudi Hernawan, S.E, dan Heri Gunawan. Acara ini dihadiri oleh seluruh jajaran perangkat desa, serta mengundang Ketua RT se-Desa Binade beserta Ibu RT. Acara seminar ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2022 pukul 09.0011.00 WIB. Tujuan dari diadakannya seminar ini yaitu untuk mencegah pernikahan dini, mengingat kembali bahwa di desa ini angka pernikahan dini cukup tinggi maka kami melakukan pembinaan kepada remaja melalui seminar Bina Keluarga Remaja (BKR) ini yang ditujukan kepada para orang tua. Dengan pembinaan melalui orang tua ini diharapkan dapat membina anak-anak remaja yang ada di lingkungan ini untuk tidak menikah di usia dini. Seperti halnya yang disampaikan oleh pemateri kita Ibu Ipah bahwasannya remasja sangat rawan terhadap kenakalan remaja, pernikahan dini, pergaulan bebas hingga aborsi. Sehingga kita perlu membangun kesadaran para orang tua agar lebih mengawasi dan memperhatikan pergaulan anaknya. Konsep Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan pembinaan yang ditujukan pada keluarga yang memiliki usia 10-24 tahun dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengasuhan orang tua terhadap anak. Pembinaan ini bertujuan untuk mengendalikan remaja agar tidak mudah 38



terjerumus ke dalam kenakalan remaja dan perilaku menyimpang lainnya. Dalam kegiatan ini saya bertugas di bagian konsumsi, saya bertugas membuat teh dan kopi serta menyiapkan konsumsi yang berupa snack. Kegiatan lain diminggu keempat yaitu mengajar BTQ,mengajar TPA, rutinan yasinan dan kerja bakti membersihkan lingkungan. Kegiatan minggu kelima adalah melakukan evaluasi terkait program kerja yang telah dilaksanakan bersama. Kegiatan evaluasi ini membahas tentang rangkaian acara yang telah kita laksanakan bersama baik program kerja prioritas maupun program kerja penunjang. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai apakah kinerja kita sesuai dengan rencana atau tidak, serta mencari kekurangan untuk diperbaiki untuk kedepannya. Menjelang minggu terakhir pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat. Tanpa kita sadari waktu begitu cepat berlalu dan sebentar lagi kami akan kembali ke rumah masing-masing. Minggu terakhir di sini kami disibukkan dengan pembuatan essay dan juga penyusunan artikel jurnal. Berdasarkan kesepakatan kami dengan Dosen Pembimbing Lapangan bahwa baik laporan kelompok maupun laporan individu harus selesai ketika kegiatan KPM ini selesai, supaya kita tidak lagi terbebani dengan tanggung jawab menyusun laporan. Karena biasanya jika kegiatan KPM selesai dan penyusunan laporan belum selesai akan sulit untuk berkoordinasi dengan anggota lainnya. Mengingat bahwa kami berasal dari daerah yang berbeda-beda. Selain itu setelah kegitana KPM ini kami juga akan segera disibukkan dengan kegiatan praktikum kedua di Pengadilan Agama. Selama satu bulan lebih lamanya kami berada di Desa Binade tentunya banyak pengalaman serta pelajaran yang saya dapatkan. Masyarakat Desa Binade sangat senang dengan kedatangan kami bahkan ketika sampai disini kami disambut dengan hangat oleh masyarakat sekitar. Saya merasa terharu dengan kebaikan masyarakat sekitar hingga saya merasa nyaman. Kegiatan KPM ini 39



membuat saya belajar banyak hal yakni dalam hal kebersamaan, kekeluargaan, kekompakan dan solidaritas. Dimana pelajaran ini nantinya bisa menjadi bekal bagi saya di masa depan. Pesan saya kepada seluruh masyarakat Desa Binade khususnya Dusun Krajan jangan pernah melupakan kenangankenangan bersama kami, selipkan kami dihati kalian semua. Kami semua terkhusus saya pribadi mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh masyarakat Desa Binade karena telah menerima dan memperlakukan kami dengan baik selama di sini. Saya tidak akan pernah melupakan jasa dan kenangan kalian selama di sini karena apa yang saya dapatkan selama KPM ini begitu berharga bahkan mungkin tidak bisa saya dapatkan di bangku kuliah. Saya juga ingin meminta maaf dengan masyarakat Desa Binade jika sekiranya selama saya di sini sudah banyak membebani dan merepotkan masyarakat setempat. Saya juga minta maaf apabila selama di sini saya membuat banyak kesalahan baik yang saya sengaja maupun tidak disengaja atau mungkin selama di sini kami telah mengecewakan masyarakat setempat. Harapan saya semoga Desa Binade semakin maju dan tetap menjaga budaya, persaudaraan, kekompakan serta tetap semangat dalam membangun desa ini.



40



CATATAN KECIL DI DESA UJUNG BARAT SELATAN PONOROGO Danendra Daniswara Sebelumnya perkenalkan saya Danendra Daniswara mahasiswa IAIN PONOROGO semester 7 yang mengikuti Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Saya ditempatkan di Desa Binade, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, di sini saya memulai perjalanan saya dalam KPM kali ini yang saya ceritakan dalam esai ini. Desa Binade adalah desa yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Ponorogo berbatasan dengan Kabupaten Pacitan. Desa yang berada di Kecamatan Ngrayun ini termasuk dalam desa termaju se-Kabupaten Ponorogo, di dekat Desa Binade ini terdapat atau berbatasan dengan desa Mrayan di sebelah timurnya yang masih satu kecamatan dan disebelah utaranya berbatasan dengan Desa tugurejo yang beda kecamatan yaitu Kecamatan Slahung. Untuk yang sebelah baratnya Desa Binade ini berbatasan dengan Desa Ketro, Kabupaten Pacitan. Nah dari sini saya memulai perjalanan KPM saya di Desa Binade ini, untuk desa Binade sendiri ini seperti yang saya sampaikan di awal desa ini termasuk desa termaju se-Kabupaten Ponorogo, jadi secara ekonomi Desa Binade ini sudah berjalan cukup baik, terlihat dari BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) yang sudah tertata cukup rapi, juga terdapat pasar yang tidak hanya ramai dikunjungi tetapai transaksi antar pedagang dan pembelinya berjalan cukup baik dan saling menguntungkan. Di Desa Binade ini hampir semua penduduknya memiliki tempat tinggal yang layak bahkan di dekat Balai Desa terdapat pemukiman yang cukup padat, dimana jarak antar rumah tidak berjauhan, di Desa Binade ini juga terdapat banyak usaha micro kecil menengah (UMKM) seperti tokotoko kelontong, peternak ayam atau kambing, tukang cukur, warung nasi, serta usaha sejenis. 41



Sebelumnya, Saya di sini masuk dalam pembagian kelompok 62 yang di tempatkan di Desa Binade, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo di mana dalam satu kelompok terdiri dari 20 Mahasiswa, yang dalam hal ini saya mengambil pilihan Mono yang artinya setiap anggota terdiri dari fakultas yang sama. Di Desa Binade ini terdapat dua kelompok yang melakukan KPM yang pertama kelompok 62 yaitu kelompok saya dan kelompok 63 yaitu kelompok satunya yang mengambil pilihan Multi dimana anggota kelompok terdiri dari banyak fakultas. Kembali ke cerita awal saya, seperti yang saya sampaikan Desa Binade ini sudah cukup maju dalam hal ekonomi dan pembangunan walaupun begitu tetap Desa Binade masih memiliki kekurangan yang cukup tinggi terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan Pendidikan Agama dan Mental masyarakatnya. Dari sini lah saya dan juga teman-teman sekelompok saya mencoba memberikan edukasi terkait kekurangan ini. Oh iya, sebelumnya kami melakukan KPM ini selama 40 hari dimulai dari tanggal 4 juli sampai 12 agustus. Nah di minggu pertama kami KPM kami melakukan kegiatan pengenalan,yaitu pengenalan dengan masyarakat sekitar lingkungan dimulai dari RT, RW, Kepala Dusun, dan Kepala Desa. Juga kami melakukan survei jalan-jalan sekitaran Desa Binade. Dari sini kami menemukan cukup masalah terkait dengan kebiasaan lingkungan masyarakat Desa Binade. Permasalahan ini berkaitan dengan kurangnya kesadaraan masyarakat Desa Binade terkait dengan pentingnya ilmu agama yang berpengaruh pada mental atau pola pikir masyarakat Desa Binade. Ini terlihat dari bagaimana masyarakat Desa binade beraktivas sehari-hari, seperti ketika waktunya sholat wajib 5 waktu hanya beberapa orang saja yang hadir dalam masjid untuk melaksanakan shalat jamaah. Ketika waktu magrib jamaah hampir penuh satu shaf saja dalam satu masjid yang lebarnya sekitar 5 meter, dan itu akan berkurang ketika waktu shalat isya’ apalagi 42



ketika waktu shalat shubuh yang jamaahnya bisa di hitung dengan jari, juga ketika waktu dzuhur dan ashar yang tidak di kumadangkan adzan dan tidak ada yang melaksanakan shalat berjamaah. Permasalahan terkait kurangnya kesadaran agama ini tidak berhenti di sini, masih ada permasalahan lain mislanya anak-anak atau remaja-remaja Desa Binade yang kurang bersemangat atau kurang motivasi dalam belajar agama, hal ini terlihat ketika tidak ada satu remaja pun yang ikut shalat wajib 5 waktu berjamaah di masjid, hanya ada anak-anak kecil yang kadang-kadang ikut jamaah shalat magrib dan isya’, kalaupun ada remaja yang ke masjid itupun hanya ketika shalat jumat berlangsung. Juga dalam hal baca dan tulis Al –Quran yang masih sangat kurang, baik dari masyarakat dewasa ataupun anak-anak pelajar Desa Binade, ini terlihat ketika kami melakukan kegiatan progam kerja kami yaitu mengajar baca tulis Al Quran (BTQ) di TPA, SMP, dan SMK. Ketika kami mengajar BTQ di tempat tersebut kebanyakan dari mereka (anak-anak dan remaja Desa Binade) masih belum bisa baca Al-Quran, mereka masih sampai pada tahap pembelajaran buku Iqra’ yang masih mengenal atau meraba-raba tentang cara membaca Al-Quran. Di sisi lain ada permalahan yang cukup mengkhawatirkan yang ada di Desa Binade ini yang berkaitan tentang pola pikir masyarakat Desa Binade dimana ini terjadi karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya pendidikan pra nikah di Desa Binade yaitu permasalahan tentang tingginya angka nikah dini atau usia muda di Desa Binade. Nah dari sini lah kami membuat rencana terkait program kerja kami, program kerja (proker) kami terbagi menjadi dua yaitu proker inti dan proker penunjang. Untuk proker inti kami sesuai dengan arahan dari kampus dan dossen pembimbing lapangan (DPL) di mana proker inti harus sesuai dengan jurusan di fakultas, di mana kami mengambil jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) 43



yang fokus kami pada proker inti yaitu terkait sosialisasi dengan seminar yang bertema Bina Keluarga Remaja yang di adakan di Balai Desa Desa Binade dan sosialisai tentang Pendewasaan Usia Nikah dan Manajemen Organisasi di SMKN 1 Ngrayun serta sosialisasi Pendewasaan Usia Nikah dan bahaya Narkotika, Psikotroika, dan Obat Terlarang (NAPZA) di SMPN 5 Ngrayun. Dan untuk proker penunjang, kami membuatnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena proker ini sifatnya penunjang jadi lebih fleksibel sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk proker penunjang kami melakukan beberapa kegiatan antara lain: yasinan bapak-bapak dan ibu-ibu, mengajar BTQ di TPA terdekat di lingkungan dusun kami tinggal, mengajar BTQ di SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun, kerja bakti lingkungan sekitar dusun setiap hari minggu, serta menjadi khatib dan muadzin ketika shalat jumat. Untuk pelaksanaan proker ini kami membaginya ke setiap minggu di mana minggu ke dua kami memulai melakukan proker penunjang kami yang secara berurutan berlanjut sampai minggu ke enam atau minggu terakhir, lalu untuk proker inti kami melakukannya di minggu ke tiga dan ke empat, dari sini lah kami mulai pelan-pelan mencoba mengabdikan diri kami kepada masyarakat dengan harapan adanya perubahan masyarakat khususnya masyarakat Desa Binade dan umumnya masayasarakat indonesia untuk menuju ke arah yang lebih baik. Di minggu ke dua kami KPM di Desa Binade, kami mulai dengan proker penunjang kami yaitu mengajar di SMKN 1 Ngrayun, di sini kami diberi tugas atau dimintai tolong oleh pihak sekolah untuk mengajar BTQ di SMKN ini. Jadwal kami mengajar itu juga cukup pagi yaitu di jam 08.30 WIB di mana jadwal tersebut menyesuaikan dari kebijakan sekolah. Kami diutus untuk mengajar seluruh kelas dari mulai kelas 10 sampai kelas 12 yang mana setiap kelas terdapat dua jurusan, dan pengajarannya dilakukan di ruang kelas yang di jadikan mushola di SMKN tersebut. Untuk harinya 44



dilakukan pada hari senin sampai kamis di setiap minggu dan saya terbagi dalam pengajaran tersebut. Untuk di SMPN 5 Ngrayun kami juga diutus untuk mengajar BTQ oleh pihak sekolah tetapi untuk jadwal dan metode pembelajarannya berbeda, di SMKN 1 Ngaryun kami menggunakan sistem sorogan atau siswa membaca kami menyimak dan itu seluruh kelas berada di satu ruangan sedangkan di SMPN 5 Ngaryun kami dibagi perkelas dan cara atau metode pembelajarannya lebih ke pemahaman tentang makharijul huruf dan tajwid yang disampaikan ke siswa siswi dengan fasilitas papan tulis dan spidol di ruang kelas. lalu untuk jadwalnya di SMPN ini ada tiga hari dalam seminggu yaitu; hari senin, rabu, dan sabtu. Di minggu ke tiga, saya bersama teman-teman sekelompok saya memulai persiapan untuk pelaksanaan proker inti kami yang dilaksanakan di SMKN 1 Ngaryun Desa Binade, yaitu seperti yang saya sampaikan di atas tadi adalah sosialisasi terkait Pendewasaan Usia Nikah dan Manajemen Organisasi. Proker ini kami lakukan pada tanggal 22 juli 2022 di waktu pagi bertepatan pada hari jumat saat itu. Jadi kami diberi waktu khusus oleh pihak sekolah untuk memberikan materi terkait hal tersebut. Dan kami bersyukur acara ini berlangsung cukup baik selama sosialisasi ini kami bisa menyampaikan materi dengan baik dan saya kira cukup bisa terima oleh para pelajardi SMKN 1 Ngaryun tersebut. Lalu kegiatan kami di minggu ke tiga ini juga melakukan beberapa kegiatan proker penunjang, yaitu mengajar BTQ di SMKN 1 Ngrayun binade yang pelaksanaannya sudah dilakukan ketika hari pertama pada minggu ke tiga ini. Pada saat itu kami diminta untuk mengajar BTQ untuk kelas 10 saja, karena pada waktu itu masih berlangsung kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SMKN tersebut. Di kegiaran lain di minggu ke tiga ini kami juga melakukan kegiatan mengajar di TPA sekitar lingkungan dusun dekat kami tinggal atau dekat posko kami, yaitu di Dusun Krajan di sini kami 45



dimintai tolong untuk mengajar membaca Al Quran kepada anakanak yang ada di sekitar Dusun Krajan tersebut. Lalu untuk jadwal mengajarnya ada tiga hari dalam setiap minggu yaitu hari senin, rabu, dan jumat. Untuk sistem atau mekanisme pembelajarannya hampir sama dengan yang ada di SMKN 1 Ngrayun yaitu sorogan tetapi ditambah dengan beberpa materi terkait bacaan shalat dan doa sehari-hari. Kami juga mengikuti kegiatan yasinan bapak-baoak dan ibuibu yang ada di dua dusun yang kami ikuti yaitu di Dusun krajan dan di Dusun blumbang yang mana kegiatan yasinan ini dilakukan setiap malam jumat untuk bapak-bapak dan jumat siang untuk ibuibu. Dalam acara yasinan tersebut diberi tempat untuk memimpin tahli dan doa juga untuk mengisi sedikit tausyiah ketika pada acara yasinan tersebut. Selanjutnya di minggu ke empat kami melanjutkan menjalankan proker inti kami yaitu yang terkait sosialisasi dengan seminar tentang Bina Keluarga Remaja yang bertempat di Balai Desa Desa Binade dan narasumbernya kami datangkan dari BKKBN Kecamatan Ngrayun serta sosialisai di SMPN 5 Ngrayun tentang Pendewasaan Usia Nikah dan Bahaya NAPZA (Narkotika, Psikotroika, dan Obat Terlarang). Alhamdulillah kedua sosialisasi berjalan cukup baik terlihat dari antusias para peserta yang ikut dalam ke dua sosialisasi tersebut. Dan untuk proker penunjang kami tetap berlanjut sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sampai akhir kami KPM yaitu di minngu ke enam. Di sela sela kegiatan proker inti dan penunjang, kami juga melakukan beberapa kegiatan yang bersifat untuk meningkatkan kualitas pengetahuan agama di lingkungan sekitaran kami tinggal yaitu seperti kegiatan tadarus dan khataman yang dilakukan bertepatan pada malam 1 Muharram. Kami juga rutin melakukan jamaah di masjid terdekat lingkungan posko kami, dan saya juga dimintai tolong oleh bapak RT untuk mengaji bersama saling 46



mengoreki satu sama lain dalam hal bacaan juga berdiskusi terkait permasalahan keagamaan di lingkungan sekitaran RT tersebut. Dari KPM ini saya benar- benar belajar banyak tentang budaya, kebiasaan, karakter lingkungan masyarakat Desa Binade secara umum juga dengan teman-teman sekelompok saya yang memberikan banyak pelajaran berharga bagi saya, secara umum hasil dari KPM kami di Desa Binade berjalan cukup baik dan lancar, mulai dari program kerja yang kami laksanakan dan bagaimana kami bisa berbaur di masyarakat Desa Binade. Proker-proker kami juga mendapat dukungan dari masyarakat setempat yang membuat kami jadi lebih bersemangat untuk menjalankan setiap proker kami dengan semaksimal mungkin, mulai dari Bapak Kepala Desa yang sangat terbuka memberikan kami dukungan juga fasilitas terkait dengan kegiatankegiatan yang kami lakukan lalu bapak Kepala Dusun Krajan yang sangat baik serta Bapak RT lingkungan setempat kami yang memberikan kesempatan kami untuk memaksimalkan kegiatan kami selama KPM di Desa Binade ini. Juga kepada pemilik rumah tempat kami tinggal atau posko kami yang telah bersedia menerima kami untuk tinggal dan hidup sementara di rumah beliau ini, sejujurnya saya benar-benar merasa sangat terbantu dengan semua kebaikan yang telah dibeerikan oleh seluruh masyarakat Desa Binade dan teman-teman sekelomok saya yang sudah pasti merasakan hal sama seperti yang saya rasakan ini.



47



KURANGNYA PENDIDIKAN AGAMA DI LINGKUNGAN DESA BINADE Dedi Saputro Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah kegiatan pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti dan bekerja bersama masyarakat. KPM ini merupakan suatu progam LPPM IAIN Ponorogo yang bersifat wajib untuk ditempuh oleh seluruh mahasiswa IAIN Ponorogo yang sudah mencapai semester 7. LPPM IAIN Ponorogo mengadakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM), bertujuan agar materi yang telah didapatkan mahasiswa selama dibangku perkuliahan bisa mengembangkan dan memperdalam didalam masyarakat nyata. Tidak hanya itu, mahasiswa KPM diharapkan bisa bermasyarakat dan berinovatif sehingga dapat membatu memecahkan problem masyarakat dengan baik, dapat meningkat visi dan misi yang telah diharapkan oleh Perguruan Tinggi Agama Islam. Dengan bertujuan khusus, kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat ini untuk melatih penalaran dan kepekaan mahasiswa dengan bekerja sama dengan atau antar disiplin ilmu, mengembangkan potensi mahasiswa untuk melakukan improvisasi dan inovasi dalam profesi khususnya dan dalam pembangunan masyarakat umumnya, memberikan mahasiswa pengalaman belajar, meneliti dan bekerja secara langsung dengan masyarakat, memberikan bantuan pemikiran kepada masyarakat dalam meningkatkan sember daya manusia (SDM) sesuai tuntutan dinamika pembangunan dan perkembangan iptek, mendampingi, membersamai dan mensuport masyarakat dalam upaya melakukan pembinaan pranata dan meningkatkan keahlian dan keterampilan hidup untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian hidup. Sedangkan tujuan institutional kegiatan KPM ini yaitu untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan tri dharma Perguruan 48



Tinggi Agama Islam (pendidikan dan pelajaran, penilituan, serta pengabdian pada masyarakat, meninigkatkan kepekaan sosial civitas akademika terhadap perkambangan dan persoalan yang terjadi di masyarakat. Pada tahun 2022 ini, LPPM IAIN Ponorogo mengadakan KPM yang akan diikuti oleh seluruh mahasiswa yang sudah mencapai semester 7 yang berada di 5 (lima) Kecamatan di Kabupaten Ponorogo, diantaranya yaitu Kecamatan Bungkal, Kecamatan Sambit, Kecamatan Sawo, Kecamatan Slahung, dan Kecamatan Ngrayun. Ditempat-tempat tersebut para mahasiswa dalam melaksanakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Dalam setiap Kecamatan ada beberapa Desa, dan setiap Desa ada 2 (dua) kelompok yaitu Kelompok Mono Disiplin dan Kelompok Multy Disiplin. KPM dilaksanakan selama 45 hari yang dimulai pada tanggal 4 Juli sampai 12 Agustus 2022. Dua tahun silam, pada masa pandemi, IAIN Ponorogo menyelenggarakan kegiatan KPM secara daring dari rumah dan fokus pada lingkungan masing-masing mahasiwa. Setelah pandemi dapat dikendalikan, maka tahun 2022 ini IAIN Ponorogo telah menyelengarakan KPM secara luring. Tahun ini pembagian kelompok memiliki perbedaan dari sebelumnya. Mahasiswa ketika mendaftar dipersilahkan memilih antara Mono atau Multi Disiplin. KPM Mono Disiplin dan KPM Mlti Disiplin. KPM Disiplin yaitu kegiatan kegiatan KPM yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dengan bidang keilmuan atau rumpun keilmuan yang sama. Progam kerja utama KPM Mono Disiplin tadak harus berbasis kebutuhan utama dan permasalahan di masyarakat melainkan disesuaikan dengan program studi yang dipelajari. Sementara, KPM Multi Disiplin adalah kegitan KPM yang dilakukan oleh kelompok peserta KPM yang beranggotakan mahasiswa dengan bidang keilmuan dan rumpun keilmuan yang berbeda-beda. Progam kerja utama KPM Multi Disiplin disesuaikan dengan kebutuhan utama dan permasalahan yang ada di masyarakat setempat. 49



Pada KPM ini saya berada dikelompok Mono Disiplin yaitu kelompok 62 yang berada di Kecamatan Ngrayun di Desa Binade, Dusun Krajan bersama dengan kelompok Multi Displin yaitu kelompok 63. Desa Binade sendiri bertempat disebelah paling barat di Kecamatan Ngrayun, Desa yang menurut saya cukup luas itu ternyata hanya terdapat 3 (tiga) Dusun, yaitu Dusun Krajan, Dusun Blumbang, dan Dusun Petung. Walaupun Desa Binade berada diujung barat pegunungan, perekonomiannya dan prestasinya tidak kalah maju dengan perekonomiannya dan prestasi yang berada di perkotaan. Tidak hanya itu, Desa Binade ternyata terdapat benda peninggalan orang zaman dahulu, yang dalam bahasa jawanya (tinggalane wong sing babade deso) yang sampai sekarang masih di jaga (diuri-uri) oleh masyarakat setempat. Peninggalan itu dinamakan Arca Ngreco yang bertempat di Dusun Krajan, dukuh Ngreco. 04 Juli 2022 KPM IAIN Ponorogo dilaksanakan dan saya berangkat kelokasi pada tanggal 03 Juli 2022, karena saya bertugas untuk menjaga posko, membersihkan posko, dan menjaga barang barang kelompok yang sudah ada di posko. Setelah itu, hari berikutnya ya itu tanggal 04 Juli 2022 teman-teman semua datang mereka membersihkan dan menata barang masing-masing setelah itu istirahat, pada keesokannya yaitu acara pembukan pada hari Selasa 05 Juli 2022 bergabung dengan kelompok 63 dan dosen pembimbing lapangan (DPL) dan kepala Desa Binade yang bertempat di Balai Desa Binade. Setelah acara pembukaan tersebut sudah berjalan dengan lancar, untuk agenda pada minggu pertama, untuk kelompok 62 berbagi tugas untuk sowan pada Bapak RT, Bapak RW, dan Kasun yang berada di setiap dusun di Desa Binade. Setelah itu kami keesokan harinya kami berangkat sesuai kelompok yg sudah di bagi pada saat pembagian kelompok untuk sowan. Setelah sowan-sowan itu telah dilaksanakan, hampir semua Bapak RT mengalami keluh kesah terhadap pendidikan anak terhadap Agama itu kurang begitu maksimal. Contoh pendidikan 50



agama yang berada di lingkungan Desa Binade sekarang ini salah satunya yaitu TPA. Yang menjadikan keluh kesah oleh salah satu Bapak RT dukuh Krajan terhadap kurangnya pendidikan Agama itu, dengan banyaknya anak dilingkungan RT tersebut tetapi kurangnya tenaga pengajar. Setelah mendengar apa yang telah disampaikan oleh Bapak RT tersebut kami dari kelompok Mono 62 khususnya, mencoba membantu masalah yang telah dirasakan oleh Bapak RT dengan cara sowan ketempat TPA yang pada saat ini masih berjalan walaupun kurang begitu maksimal. Dan setelah perwakilan dari kelompok kami sowan kepada guru yang biasanya mengajar di TPQ itu, memohon izin untuk menjadi tambahan tenaga pengajar TPA ditempat itu dan sekaligus menjadi kegiatan yang dilakukan selama KPM berlangsung. Dengan adanya kami sowan kepada pengajar TPA tersebut, yang biasanya di panggil Bu Asih itu menyambut kami dengan baik, dan sangat senangnya menerima kami menjadi tenaga pengajar TPA ditempat itu, yang seperti inilah yang diinginkan Bu Asih dari dulu, ada yang bisa membantu bahkan bisa menjadi penerusnya kelak. Tetapi yang disayangkan oleh Bu Asih terhadap kami tidak bisa memenuhi apa yang menjadi keinginannya Bu Asih, hanya saja kami adalah tenaga pengajar yang tidak bisa menetap mengajar di TPA tersebut. Setelah dapat izin oleh Bu Asih, pada minggu kedua, kami melakukan ngajar mengajar di TPA di Dusun Krajan dan kami perkenalan kepada anak-anak yang ngaji di tempat Bu Asih. Setalah kami mengajar TPA kami pulang ke posko, setelah itu kami berdiskusi untuk menyiapkan acara besok untuk sowan ke SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN 1 Ngrayun dan membagi kelompok untuk sowan ke SMP dan SMK 20 orang di bagi menjadi 2. Setelah itu, keesokan harinya kami berangkat ke SMP dan SMK sesuai kelompok yang di bagi tujuan kita sowan kesana yaitu untuk meminta izin untuk melakukan sosialisasi. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah kami menyiapkan materi apa yang akan kami bawakan pada saat 51



sosialisasi di sekolah nanti dan pembagian kelompok untuk menyampaikan materi tersebut kepada siswa siswi SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun. Selain kami sosialisai kami juga mengajar Baca Tulis Quran (BTQ) di SMPN 5 Ngrayun dan di SMKN 1 Ngrayun karena mereka juga membutuhkan bimbingan tentang agama karena masyarakat Desa Binade sangatlah minim pengetahuan tentang Pendidikan Agama Islam. Dalam mengajar BTQ di 2 (dua) sekolah tersebut, hampir setiap hari jadwal yang ditentukan oleh kudua sekolahan tersebut. Tetapi tidak menjadi problem untuk kami mengajar setiap hari, karena itulah tugas kami dalam pengabdian masyarakat, dan memang sangat dibutuhkannya tenaga ataupun guru untuk mengajar Baca Tulis Quran (BTQ) khususnya di kedua sekolahan tersebut, an umumnya di dalam masyarakat Desa Binade. Pada tanggal 22 Juli 2022 kami melakukan sosialisasi di SMKN 1 Ngrayun, di SMKN 1 Ngrayun ada 6 kelas yaitu setiap angkatan ada 2 kelas atau jurusan, yang pertama untuk kelas 10 yang kedua kelas 11-12. Kenapa sosialisasi di pisahkan atau di bedakan harinya karena pada tanggal 20 Juli 2022 itu bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah bagi siswa baru yaitu kelas 10 yang biasa di sebut MPLS, sesangkan bagi kelas 11-12 itu di laksanakan pada tanggal 22 Juli 2022. Materi yang di sampaikan pada saat itu yaitu tentang Manajemen Keorganisasian dan Pendewasaan Usia Pernikahan, tujuan mengapa kami mengambil 2 materi tersebut karena agar mereka memahami betapa pentingnya berorganisasian dan bagaimana cara berkerja di organisasi, dan mengapa kita menyampaikan tentang Pendewasaan Usia Pernikahan , karena agara mereka tau betapa ruginya ketika menikah muda apalagi yang baru lulus sekolah langsung menikah karena hamil diluar nikah dan agar mereka bisa membatasi pergaulan agar tidak salah bergaul. 52



Pada tanggal 25 Juli 2022 kami melakukan sosialisai di SMPN 5 Ngrayun materi yang kami sampaikan di SMPN 5 Ngrayun yaitu NAPZA ( Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif) dan PUP, mengapa kami membawakan atau memilih 2 materi tersebut karena agar mereka tau betapa bahaya atau jahatnya dunia di luar sana dan agar tidak salah pergaulan atau memilh teman dan mencegah terjadinya pernikahan dini karena hamil di luar nikah, di usia mereka juga rawan dengan kasus itu. Karena pergaulan saat ini sangat bebas, terkadang orang tua pun kuwalahan untuk memantau pergaulan anak di era saat ini dengan adanya alat komunikasi yang sangat canggih ini. Bahkan adanya alat elektonik yang berupa HP ini, kalau salah untuk menggunakannya akan menjadikan masalah yang sangat besar. Kami mengajar BTQ juga di SMP dan SMK karena mayoritas banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an dan banyak juga yang belum tau perbedaan huruf hijaiyah dan banyak yang putus TPA mungkin karena lingkungannya dan banyak juga orang tua mereka yang tidak bisa mengaji makanya mereka tidak di ajarkan mengaji saat di rumah yang bisa membaca Al- Qur’an bisa di hitung dengan jari dan itu pun yang bisa membaca Al-Qur’an ada yang sudah lancar dan ada yang masih terbata-bata. Metode pembelajaran BTQ dan TPA di Desa Binade ini yaitu menggunakn Metode sorogan yaitu maju satu-persatu. Metode ini berkembang menjadi sorogan FGD ketika personil pendamping bertambah dengan adanya mahasiswa kelompok 62 menjadi lebih mudah karena banyak yang membantu guru saat waktu mengajar BTQ atau TPA dan mempersingkat waktu. Setelah satu bulan setengah lamanya saya tinggal di Desa Binade tentunya saya memiliki banyak pengalaman yang saya dapatkan di Desa tersebut, kami memulai kehidupan bermasyarakat baru, banyak cerita, kisah yang saya dapatkan selama di Desa Binade, saya dari kelompok 62 banyak mendapatkan 53



kesan tersendiri, disamping kesan saya juga memiliki pesan untuk masyarakat Desa Binade, diantaranya: Kesan saya selama KPM di Desa Binade, saya banyak mendapatkan pengalaman, pelajaran, jujur dari pribadi saya sendiri, masyarakat Desa Binade sangat baik, dimana masyarakat sangat senang akan kedatangan kami dari peserta KPM, awal saya sampai di Desa tersebut saya tidak bisa berfikir bagaimana caranya saya beradaptasi dengan masyarakat, ternyata dari hari ke hari saya merasa nyaman ditempat tersebut, kami dianggap sebagai keluarga merka sendiri, kami tinggal bersama Simbah Sibun, kami diperlakukan sangat baik, kami sangat senang tinggal bersama beliau, kami sudah menganggap beliau sebagai orang tua saya sendiri, tidak kami sangka beliau menerima kami dirumahnya dengan tulus, tidak akan kami lupakan jasa-jasa beliau, semua kebaikan beliau kepada kami, semoga apa yang telah beliau berikan kepada kami akan dibalas oleh Allah SWT. Dan selama satu bulan setengah di Desa Binade yang berada di Kecamatan Ngrayun ini sangatlah kagum dengan tetangga-tetangganya simbah Sibun, Selama ini banyak tetangga yang hamper setiap minggu mengasih buah, seperti pisang, papaya dan lain sebagainya. Kemudian disini saya juga banyak belajar, bahwa mengajar itu tidak segampang yang saya bayangkan, walaupun mengajar anakanak SMP mengkoordinirnya juga tidah semudah anak SMK. Padahal siswa di SMP 5 Ngarun ini tidak sebanyak di kota-kota besar, hanya 130 siswa dalam satu sekolahan. Namun, dari situlah salah satu cara saya untuk melatih kesabaran dan keikhlasan dalam melaksanakan tugas mengajar. Walaupun begitu saya sangat senang bisa belajar mengajar dan bisa mendapatkan ilmu yang ilmu itu belum saya ketahui. Pesan kami, kami berharap kepada masyarakat Desa Binade, didiklah putra-putrinya dengan pengetahuan agama sebaik mungkin dengan harapan apa yang telah orang tua harapkan kepada anak, karena apa yang telah dilakukan oleh anak kelak 54



orang tua juga akan merasakannya. Dan kami juga berharap jangan pernah melupakan kami, walaupun kami telah jauh dari Desa ini, terimalah kami kapan pun kami datang di Desa Binade ini dengan senang hati. Sekali lagi untuk saya pribadi sangat mengucapkan banyak terimakasih yang sudah menerima, memperlakukan dengan baik kepada saya khusunya, dan umumnya untuk semua anggota KPM, semoga kebaikan beliau-beliau menjadi amal sholeh yang diterima oleh Allah SWT. Amiiiiin



55



SEKELUMIT AKSI MENGABDI DI KAMPUNG DAMAI Fatimah Nailis Sa’adah KPM adalah Kuliah Pengabdian Masyarakat kegiatan perkuliahan pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti dan bekerja bersama masyarakat.KPM ini merupakan kegiatan perkuliahan pengabdian masyarakat mahasiswa IAIN Ponorogo sebagai salah satu bagian penting kegiatan pengalaman Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib di tempuh oleh seluruh mahasiswa IAIN Ponogoro. Pada tahun ini IAIN Ponorogo mengadakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di 5 lima kecamatan yang ada di Ponorogo yaitu Kecamatan Slahung, Kecamatan Bungkal, Kecamatan Ngrayun, Kemacatan Sambit, dan Kecamatan Sawo. Di setiap desa ada 2 kelompok yaitu MONO dan MULTI keseluruhan kelompok pada tahun ini ada 120 kelompok, KPM tahun ini dilaksanakan pada tanggal 4 Juli-12 Agustus 2022. KPM ini ada 2 kelompok yaitu MONO dan MULTI. KPM Mono yaitu kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dengan bidang keilmuan, jurusan yang sama. Sedangkan KPM Multi kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa yang berbeda jurusan ada yang dari berbagai fakultas yang ada di IAIN Ponorogo. Tema-tema yang bisa diambil oleh mahasiswa peserta KPM tahun 2022 ini yaitu: Pertama, Keagamaan, pendampingan atau pemerdayaan dibidang keagamaan seperti; toleransi sesame dan antar pemeluk agama. Kedua pendidikan, pendamping atau pemerdayaan dibidang pendidikan seperti; peningkatan kesempatan pendidikan bagi kelompok tidak beruntung dan difabel.Ketiga Ekonomi, pendampingan atau pemberdayaan dibidang ekonomi seperti; peningkatan volume produksi usaha. Keempat Gender, pendampingan atau pemerdayaan dibidang gender seperti; pernikahan usia dini. Kelima Tata kelola 56



demokratis, pendamping atau pemerdayaan dibidang tata kelola demokratis seperti; kebijakan publik.Keenam Kesehatan dan Lingkungan, pendampingan atau pemerdayaan dibidang kesehatan dan lingkungan seperti; pengelolaan sampah dan pengembangan bioenergi. Tujuan yang lain dari Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah diharapkan melatih penalaran dan kepekaan mahasiswa dengan bekerja sama dengan atau antar disiplin ilmu. Diharapkan potensi mahasiswa dapat berkembang dengan cara melakukan improvisasi dan inovasi dalam profesi khususnya dalam pembangunan masyarakat umumnya. Memberikan pengalaman kepada mahsiswa pengalaman belajar, meneliti dan bekerja sama secara langsung bersama masyarakat dalam menghadapi berbagai persoalan yang kompleks, melalui proses partisipasi sehingga dapat menemukan cara menyelesaikan permasalahan sosial yang dihadapinya. Diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran kepada masyarakat dalam meningkatan kualiatas Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan tuntutan dinamikia pembangunan dan perkembangan iptek. Mendampingi, membersamai dan mensuport masyarakat dalam upaya melakukan pembinaan pranata dan meningkatkan keahliaan dan keterampilan hidup untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian hidup. Pada KPM kali ini saya ditempatkan progam kerja Mono Disiplin kelompok 62 kami ditempatkan di Desa Binade Kecamatan Ngrayun, kami sepakatat dengan kelompok 63 untuk melakukan pembukaan KPM yang diadakan pada tanggal 5 Juli dibalai desa Binade.Dan yang seharusnya pembukaan dilakukan pada tanggal 4 Juli yang dilakukan serentak disetiap kecamatan yang telah di tentukan dan pembukaan itu juga dilaksanakan di kampus. Hal itu di sebabkan Karena belum siapnya pihak kantordesa untuk melaksanakan pembukaan pembukaan KPM sehingga pihak kantor desa mencari waktu yang tepat untuk pembukaan KPM. 57



Kali ini saya akan mencetikan tentang pengalam KPM saya di Desa Binade. Desa Binade adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo.Binade juga merupakan perbatasan Ponorogo dengan Pacitan. Memiliki luas daerah seluas 722,76 dengan presentase terhadap luas kecamatan yaitu 3,91%. Ketika kami sudah tiba di Desa Binade, di minggu pertama kami mencari informasi ke ketua RT, RW, dan ke Kepala Dusun bahkan sampai ke Kepala Desa tentang Desa Binade.Tidak hanya kelebihan yang banyak dimiliki desa binade ternyata banyak masalah yang sangat sulit untuk di selesaikan di Desa Binade tersebut.Masalah atau kasus yang sulit untuk diatasi oleh masyarakat binade adalah pernikahan dini atau menikah di bawah umur.Maka dari itu kami sebagai kelompok KPM yang ingin mengambil progam kerja Mono Disiplin yang mayoritasnya adalah mahasiswa yang mengambil jurusan Hukum Keluarga Islam dan itu tugas yang berat bagi kami. Selain seringnya terjadi pernikahan dini yaitu masyarakatnya kurang berkompeten dalam bidang agama sehingga kami harus bisa menyesuaikan dengan lingkungan dan orang-orang di sekitar.Di Desa Binade budaya dan tradisinya juga cukup kental.Sehingga kami harus menjaga sikap dan perkataaan dan mematuhi larangan atau pantangan di Desa Binade. Pada zaman dahulu desa binade hutan belum ada penghuninya kemudian datanglah seorang yang menamakan dirinya sebagai Sang Nabi ( dalam bahasa jawa dimaksud yaitu Wong Sing Linuwuh) yang artinya punya kepandaian dan kesaktian. Kemudian beliau menancapkan sebuah batu atau PAL yang sampai saat ini batu tersebut dikramatkan oleh masyarakat. Batu tersebut bertulisakan tulisan jawa kuno dan bergambar burung perkutut, sehingga menyerupai sebuah arca dan hingga saat ini diberi nama Ngreco yang diabadikan untuk sebuah nama lingkungan di dukuh krajan Desa Binade. Banyak patangan yang tidak boleh dilanggar ketika di Ngreco atau tempat batu disimpan sekarang, seperti tidak boleh mengintip arca tersebut 58



ketika berada ditempat arca disimpan.Dan ada juga yang mengatakan jika penasaran dengan bentuk batu atau arca itu lebih baik langsung dibuka pintu tersebut tidak boleh mengintipnya karena jika pantangan tersebut dilanggar dapat menyebabkan terjadinya balak bagi desa binade. Dengan melihat kondisi desa yang seperti itu kami berdiskusi untuk menetukan langkah apa yang harus diambil untuk menjalankan progam kami, setelah kami berdiskusi kami memutuskan bersilahturahmi ke masyarakat di Desa Binade sebelum kami melakukan progam kami yang berjuan menjalin keakraban dengan warga sekitar agar progam kami berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan. Setelah kami mendapatkan banyak informasi dari pak RT, pak RW, Bapak Kepala Dusun dan Bapak Kepala Desa, kami sepakat untuk mengambil progam inti yang bertujuan mempersiapkan remaja menyambut masa dewasa dan pendewasaan usia pernikahan guna mencegah pernikahan dini khususnya di Desa Binade. Langkah yang kami tempuh adalah sosialisasi di Blai Desa yang ssarannya tokoh penting desa agar bisa disampaikan kepada anak-anaknya atau para remaja, tidak hanya itu kami juga bersosialisasi di sekolah yaitu SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun. Tidak hanya itu, kami juga memiliki beberapa progam penunjang seperti mengikuti kegiatan masyarakat sekitar yaitu kerja bakti lingkungan, ikut membantu penyembelihan hewan qurban pada saat Hari Raya Idul Adha, dan mengikuti rutinan yasinan RT setiap hari Jum’at, dan membantu mengajar TPA. Saya akan menceritakan kegiatan tentang kegiatan progam inti kelompok kami yaitu penyuluhan dib alai Desa Binade tentang Bina Keluarga Remaja (BKR) oleh Tim Badan Kependudukan Keluarga Berencana ( BKKBN). Kegiatan itu menghadirkan Bapak RT beserta Istrinya, Bapak RW, serta pihak balai Desa Binade. Sebelum kegiatan dimulai kami berkonsultasi terlebih dahulu kepada Bapak Kepala Desa Binade, tentang rencana progam inti kami yang akan di laksanakan di Balai Desa, dan setelah 59



mendapatkan izin dan masukan dari Bapak Kepala Desa yang bernama Bapak Sunawri Cahyo S.H, kami memutuskan untuk mengadakan musyawarah untuk menentukan hari progam kami untuk di laksanakan. Hasil dari musyawarah tersebut adalah progam inti dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2022 karena sudah mempertimbangkan banyak hal terutama mencari waktu senggan, undangan bisa hadir karena hari itu bertepatan dengan hajatan warga sekitar. Pada kegiatan itu Tim penyuluhan menyampaikan tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan Manajemen Keorganisasian. Setelah penyuluhan di Balai Desa Binade dilaksanakan diharapkan bapak/ibu RT atau bapak RW bisa menyampaikan kepada warganya sehingga bisa dijadikan sebagai ilmu dan dapat disampaikan kepada anak-anak muda di Desa Binade.Dengan hal tersebut juga diharapkan dapat menurunkan angka pernikahan dini di Desa Binade. Karena itu merupakan salah satu cara kami untuk mencegah terjadinya pernikahan di bawah umur yang sering terjadi di Desa Binade. Tidak hanya penyuluhan di Balai Desa tetapi kami juga melakukan sosialisai di sekolah yaitu di SMPN 5 Ngrayun dan di SMKN 1 Ngrayun.Sebelum kami melaksanakan sosialisai kami terlebih dahulu pergi kesekolah trersebut untuk meminta izin untuk melakukan sosialisasi. Setelah mendapat izin dari pihak sekolah kami memutruskan untuk mengadakan sosialisasi di SMPN 5 Ngrayun pada tanggal 22 Juli 2022 di SMKN 1 Ngrayun dan 25 Juli 2022 di SMPN 5Ngrayun. Di SMKN 1 Ngrayun ada 6 kelas yaitu setiap angkatan ada 2 jurusan.Yang pertama sosialisasi dilaksanakan untuk kelas 10 dan yang kedua kelas 11-12. Kenapa sosialisasi di pisah karena pada tanggal 20 juli 2022 bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah bagi siswa baru atau yang biasa di sebut MPLS, sedangkan bagi kelas 11-12 dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2022. 60



Materi yang disampaikan yaitu tentang Manajemen Keorganisasian dan Pendewasaan Usia Pernikahan. Tujuan mengambil 2 materi tersebut karena agar memahami pentingnya sebuah organisasi bagi siswa khususnya bagi siswa baru, baik organisasi didalam sekolah atau luar sekolah. Dan tujuan menyampaikan materi tentang Pendewasaan Usia Perniukahan yaitu agar para siswi SMKN 1 Ngrayun setelah lulus sekolah tidak terbiuru-buru menikah di usia mudah dan bagi siswa SMKN 1 Ngrayun agar bisa lebih menjaga pergaulan supaya tidak melakukan pergaulan secara bebas, karena dengan pergaulan bebas banyak dampak buruk yang terjadi seperti hamil diluar nikah, tindak kejahatan dimana-mana. Kami juga melakukan penyuluhan di SMPN 5 Ngrayun, hal-hal yang kami lakukan sebelum melakukan sosialisasi kami melakukan musyawarah untuk menentukan tema apa yang akan kita sampaikan kepada siswa siswi SMPN 5 Ngrayun. Dan kami memutuskan kami akan membawakan atau menyampaikan materi NAPZA ( Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif). Setelah kami mendapatkan tema yang tepat kami berangkat ke SMPN 5 Ngrayun untuk meminta izin untuk melakukan sosialisasi, akhirnya kami mendapatkan waktu yang tepat yaitu pada hari Senin, 25 Juli 2022.Ketika sosialisasi di SMPN 5 Ngrayun kami juga mengklasifikasikannya perkelas supaya mudah untuk menyampaikan materi. Kami memilih tema NAPZA agar mereka mengetahui tebtang bahayanya obat-obatan terlarang dan agar mereka bisa menjauhi hal tersebut apa yang dilarang oleh undangundang. Serta kami juga memiliki tema PUP adalah agar mereka bisa menahan bahwa nafsunya untuk menikah di usia muda meskipun mereka cinta kepada lawan jenisnya. Karena jika melakukan pernikahan di usia yang sangat muda akan mendatangkan mudharat yang banyak bagi dirinmya baik dalam dirinya dari lingkungan. 61



Salah satu kegiatan penunjang yang menarik bagi saya ialah kegiatan Taman Pembelajaran Al- Qur’an baik di dusun Krajan maupun Baca Tulis Qur’an di SMPN 5 Ngrayun. Langkah pertama yang saya ambil dalam mengajar anak-anak di TPQ, saya dan teman-teman pergi ke TPQ untuk melihat metode yang digunakan untuk mengajar itu seperti apa. Setelah kami mengetahui metodenya seperti apa kami langsung turun tangan untuk membantu mengajar dengan metode yang sudah berjalan. Tetapi hal itu tidak mudah seperti apa yang kami bayangkan selama ini. Setelah observasi di Tempat Pembelajaran Al- Qur’an (TPQ), saya menemukan bahwa anak-anak yang saya ajar itu sangat kurang sekali baik dari kesopanan, tata krama, dan pemahaman terhadap apa yang di ajarkan. Seperti ketika saya menyimak satu anak yang lainnya tidak bisa tertib seperti main sendiri, dan ngobrol sama temennya jadi yang sedang membaca tidak bisa fokus dan saat gurunya menjelaskan tidak pernah di dengarkan alias ramai sendiri. Mungkin hal itu dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau bahkan pengaruh smartphone sehingga menjadikan anak-anak zama sekarang sulit untuk diajak belajar. Ketiaka saya mengajar Baca Tulis Al- Qur’an (BTQ) di SMPN 5 Ngrayun, tidak jauh beda dengan mengajar TPQ anak-anak di Dusun Krajan, bisa dikatakan seperti itu karena ketika di tes mengaji banyak anak yang sudah usia SMP pun belum bisa membvaca AlQur’an jangankan membaca Al- Qur’an membaca iqro pun mereka masih kesulitan. Dengan hal itu, maka dapat di simpulkan bahwa SDM di Desa Binade pada masa sekarang sangat rendah ( menurut saya kemampuan membaca Al- Qur’an bagi anak-anak dan remaja di Desa Binade khususnya di TPA Dusun Krajan dan siswa SMPN 5 Ngrayun masih kurang dan harus ditingkatkan). Dalam hal ini aksi pengabdian yang saya lakukan yaitu ikut membantu proses pembelajaran Al-Qur’an dan iqro’ di TPA Dusun Krajan dan SMPN 5 Ngrayun. Tetapi ada kendala yang saya rasakan yaitu saya sendiri tidak bisa mengetahui perkembangan anak-anak tersebut karena 62



terbatasnya waktu serta pembagian jadwal yang harus merata.Sebenernya masalah pengajaran agama kepada anak-anak di Desa Binade tersebut pasti bisa diatasi asalkan adanya guru agama yang benar-benar mengawal anak-anak tersebut. Dengan otomatis pemahaman atas ajaran agama islam di Desa Binade dapat dimengerti dengan sepenuhnya. Kendala lainnya ketika mengajar BTQ di SMPN 5 Ngrayun adalah media belajarnya ketika mereka disuruh untuk mencari iqro yang tujuannya untuk pembelajaran mereka, mereka tidak mau berusaha untuk mencari.Sedamgkan yang mau berusaha untuk membaw iqro hanya sebagian kecil bisa dikatakan dapat dihitung dengan jari. Dalam aksi pengabdian pada kegiatan mentoring BTQ di Dusun Krajan dan di SMPN 5 Ngrayun ada bebefrapa kesan saya.Hal yang paling berkesan bagi saya adalah bisa mengajarkan mengaji kepada anak-anak karena perasaan begitu bahagia sekali bisa mengajarkan ilmu yang didapatkan.Hal yang paling berkesan lainnya yaitu orang-orang Desa Binade sangat ramah-ramah, dan setiap ada tamu dirumahnya semua makanan yang ada disuguhkan semua. Hal yang saya dapatkan selama KPM di Desa Binadeadalah bahwa generasi sekarang sangatlah kurang sekali kualitasnya baik dalam bidang pendidikan juga bidang agama khususnya di daerah pegunungan.Karena hal itu disebabkan seperti letak dan kondisi geografisnya serta kurangnya pengajar atau guru yang benar-benar mumpuni untuk bisa memajukan generasi sekarang khususnya bagi masyarakat pegunungan dan plosok. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa setelah lulus atau wisuda harus berani untuk berjuang di daerah plosok untuk membuat maju SDM di daerah tersebut. Sehingga dengan majunya SDM maka hal tersebut juga dapat mendorong bangsa agar bisa menjadi bangsa yang maju. Dalam pembelajaran Al-Qur’an, salah satu bagian yang penting ialah metode.Metode BTQ yang selama ini banyak diterapkan baik di TPA Dusun Kraja, SMPN 5 Ngrayun, SMKN 1 63



Ngrayun iyalah metode sorogan (ngaji dihadapan guru atau maju satu persatu).Dan metode ini berkembang menjadi Sorogan FGD (Focus Group Discussion) ketika personil pendamping bertambah dengan adanya mahasiswa KPM 62.Metode ini sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan menurut pengamatan penulis selama ini. 1. Kelebihan, metode sorogan dapat mempermudah pembelajaran siswa karena siswa langsung menghadap guru one by one. Dengan demikian, pembacaan siswa dapat langsung didengar, di benarkan, dan diajari lansung oleh guru. Hal ini memudahkan siswa belajar dan memahami bacaan Alquran. Selain itu, guru juga bisa lebih mudah memantau perkembangan setiap siswa dan dapat menjalin keakraban karena bisa bertatap muka secara intensif. Progres tiap siswa dapat dilacak dengan metode ini, karena guru dapat memerhatikan satu persatu kemampuan siswa. Hali ini juga bermanfaat untuk memetakan kemampuan siswa agar dapat di kategorikan mana yang sudah lancar dan mana yang belum bisa membaca Al-quran. 2. Kekurangan, selain kelebihan, metode sorogan juga memiliki kekurangan. Pertama, mengingat banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran BTQ, maka untuk menangani semua siswa satu persatu memerlukan guru atau pengajar yang cukup banyak. Paling tidak satu guru memegang lima sampai enam siswa agar lebih efektif. Jika jumlah guru sangat minim, maka metode sorogan dapat memakan waktu yang lama. Akibatnya, setiap siswa memiliki bagian waktu yang singkat untuk belajar di hadapan guru. Sehingga, metode sorogan hendaknya diimbangi dengan jumlah tenaga pendidik yang mencukupi serta waktu yang memadai. 64



Kesan yang saya dapatkan selama KPM di Desa Binade dari pertama saya tiba pada tanggal 3 Juli saya merasa senang karena masyarakat dan yang punya rumah sangat ramah dan baik, terutama tuan rumah beliau memperlakukan kami seperti cucunya sendiri. Pesan yang sampaikan kepada pembaca atau calon peserta KPM tahun depan di Desa Binade yaitu ciptakanlah sesuatu yang baru dan bawa perubahan yang positif buat masyarakat desa Binade terutama tentang agama dan jaga etika jangan sembrono. Sedangkan pesan untuk masyarakat Binade didiklah anak-anak kalian atau damping dalam belajar umum maupun belajar tentang agama paling utama ya itu ngajinya dan batasi dalam penggunaan smartphone serta ajarkan tata krama dan cara menghargai orang lain saat menyampaikan materi.



65



TOTALITAS DALAM PENGABDIAN DI DESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO Iksan Nawawi Ini cerita saya selama KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat), sebelumnya izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Iksan Nawawi, saya berasal dari Ngawi. Saat ini tepat saya berumur 21 tahun. Sedikit cerita tentang saya sebelum saya beranjak tentang pengalaman KPM saya, saya menempuh perguruan tinggi di IAIN Ponorogo dan mengambil jurusan S1 Hukum Keluarga Islam. Kuliah Pengabdian Masyarakat merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa S1 IAIN Ponorogo yang dikembangkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat. Pelaksanaan KPM diajukan untuk menumbuh kembangkan empati dan kepedulian civitas akademika IAIN terhadap (1) berbagai permasalahan yang riil dihadapi masyarakat dan (2) pembangunan berkelanjutan yang di perlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dengan masyrakat Islam yang sebenar-benarnya. Pada dasarnya KPM merupakan bentuk pengabdian nyata mahasiswa terhadap masyarakat. Setelah mendapatkan materi perkuliahan yang senantiasanya dapat beragama didalam lingkungan masyarkat itu sendiri. KPM merupakan salah satu perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Pengabdian merupakan suatu wujud dari ilmu yang tertuang secara teoritis di bangku kuliah untuk diterapkan secara nyata dalam kehidupan 66



sehari-hari di masyarakat, sehingga ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan masyarakat luas. KPM bagi mahasiswa diharapkam dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang baru untuk menumbuh pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran hidup bermasyarakat. Bagi masyarakat, kehadiran mahasiswa di harapkan mampu memberikan motivasi dan inovasi dalam bidang sosial kemasyaraktan. Tujuan utama dari KPM adalah memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan berlatih memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan secara langsung dan praktis. Khususnya dalam masalah yang berhubungan dengan perkembangan disiplin ilmu yang ditekuninya. Tujuan utama lainnya adalah agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui keterlibatannya dalam masyarakat, dan secara langsung dapat menemukan, mengidentifikasi, merumuskan, serta memecahkan permasalahan dalam kehidupan bermasyrakat. Dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat, mahasiswa memberikan penglaman ilmu pengetahuan, teknologi seni, dan agama untuk memberikan pengarahan agar dapat memecahkan masalah dan menanggulanginya secara tepat. Selain itu, pembenahan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang di lakukan serta menjadi program kerja bagi mahasiswa. Dengan kata lain, melalui KPM ini, mahasiswa membantu pembangunan dalam masyarakat/pemberdayaan masyarakat. Terletak di Desa. Binade Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo. Disini ada 2 kelompok yaitu mono disiplin artinya kelompok yang sama dengan satu jurusanya, dan yang multi disiplin yaitu kelompok yang di campur dengan semua jurusan. Desa Binade merupakan desa yang terletak di Kecamatan Ngrayun bagian selatan Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Desa ini di pimpin oleh seorang kepala desa yaitu Bpk Sunarwicahyo, S.H, beliau orangnya sangat ramah, rendah hati, dan sangat royal terhadap desa bahkan kepada masyrakatnya sendiri, dan memiliki 67



pengetahuan yang sangat luas. Di Desa ini terdapat 3 dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Blumbang, dan Dusun Petung. Balai desa terletak di Dsun Krajan. Dalam menjalani KPM selama 45 hari ini kami tinggal disebuah rumah yang kami tempsati selama 45 hari yaitu di Dusun Krajan. Semua anak laki-laki sama perempuan di jadikan satu di rumah tersebut karena biar mudah dalam komunikasi, selain itu hanya di rumah ini yang strategis karena dekat dengan balai desa, Smp, Smk, dan Tpa, dikarenakan kegiatan kami banyak yang dilakukan disana sehingga tidak jauh-jauh. Semua warga di Desa Binade agamanya Islam, penduduk Desa Binade rata-rata bekerja sebagai petani, hasil tani Desa terdiri diantarannya adalah pisang, jagung, dan padi. Kasus pernikahan di bawah umur yang berada di desa ini sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Ponorogo. Di karenakan banyak anak yang masih belum cukup umur untuk menikah seperti yang di atur dalam UU No. 1 Thn 1974, bahwa batas minimal usia nikah pada yaitu 19 baik perempuan maupun laki-laki. Adapun faktor yang memengaruhi pernikahan di desa ini adalah faktor pendidikan, dan faktor ekonomi. Maka dari itu dari kelompok kami mengambil kasus ini dan menjadikan program utama bagi kami. Untuk proker unggulan kami yaitu sosialisasi tentang NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif), PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan), dua materi ini di adakan sosialisai di SmkN 1 Ngrayun dan SmpN 5 Ngrayun dan satu lagi yaitu Bina Keluarga Remaja yang akan di sosialisasikan untuk warga Desa Binade dan di dampingi oleh BKKBN Kec. Ngrayun. Selanjutnya ada proker penunjang yaitu mengajar di TPA, SMP, dan SMK. Persiapan sebelum KPM saya lakukan selama 5 hari, dari mulai perlengkapan sehari-hari berupa pakaian, perlengkapan tidur, perlengkapan mandi, dan lain sebagainya yang di rasa akan di perlukan selama 45 hari KPM. Selain persiapan tersebut juga di persiapkan mental dan fisik serta materil. Beberapa rapat di adakan 68



sesama anggota mengenai keberangkatan ke lokasi KPM, perlengkapan kelompok, pembagian buku panduan dan kaos KPM, masalah keuangan dan lain sebagainya. Minggu pertama di hari pertama yaitu berangkat dari rumah menuju lokasi kumpul semua teman-teman dan menuju ke lokasi KPM. Selanjutnya persiapan pembukaan di balai desa Binade. pembukaan pelaksaan KPM bertempat di Balai Desa Binade Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo. Dan tibalah waktu pembukaan KPM kelompok 62 dan 63 pada tanggal 05 Juli 2022. Waktu itu menunjukan pukul 09.00 wib acara di mulai, sambutan dari kepala desa, ketua kelompok, dan dari Dpl di sini kedatangan Dosen Pembimbing Lapangan beliau Bu. Dosen Lia Noviana, M.H.I, dan kedangan perangkat Desa Binade termasuk juga Kepala Desa beliau Bpk. Sunarwicahyo, S.H. kebetulan satu desa ada 2 kelompok yang terdiri dari kelompok mono yaitu kelompok saya dan kelompok multi yang terdiri dari beberapa jurusan. Jadi dua kelompok mengadakan kegiatan pembukaan bersama-sama. Sambutan di isi oleh ketua kelompok multi, kepala desa sama DPL multi. Pada saat acara tersebut pelaksanaan KPM di buka oleh bpk kepala desa dan di sambut hangat oleh masyarakat di desa ini dan seluruh jajaran perangkat desa. Setelah acara selesai DPL kami mampir ke posko kami yang berada di rumahnya Mbah Sibon Rt 03 Rw 03, beliau memberi masukan-masukan yang salah satunya yaitu semangat dan jaga kesehatan. Hari selanjutnya sudah mulai di bagi atau di bentuk piket harian, Sore hari saya dan 3 teman lainnya sowan ke rumah bpk kepala dusun, tetapi sebelum sampai di rumah beliau kita mencari rumahnya bahkan kami sampai ke perbatasan pacitan, pada akhirnya kita tanya sama penduduk setempat dan sampailah ke tempat beliau, di sana kita tahu bahwa banyak kegiatan yang di adadakan di dusun tersebut. Di antaranya seni reog, berhubung 2 tahun terkena dampak covid jadi untuk seni reog sendiri sampai sekarang masi fakum, untuk kegiatan lainnya seperti posyandu itu 69



di laksanakan setiap 1 bulan sekali, dan acara rutinan yasinan ada 2 cewek sama cowo, yang cowok itu setiap malam jumat, untuk yang cewek sendir di laksankan pada hari jumat siang setelah sholat jumat. Sore harinya di belakang posko kami ada kegiatan rutin juga bagi pemudanya yaitu voli, mulai hari itu juga saya mengikuti kegiatan teersebut. Lanjut di malam harinya saya dan 4 teman lainya menuju ke balai desa untuk mengikuti latian karawitan yang di adakan setiap malam kamis untuk bapak-bapak tetapi untuk ibuibu latian di malam minggu. di malam hari ini suhu di desa sangatlah dingin mencapai 18 derajat celcius pada saat itulah saya dan 4 teman lainya menyalakan api-api untuk mengahangatkan suhu tubuh disini saya sudah memakai pakian yang sekiranya tebal sambil memakai jaket, tapi tidak lama kemudian pada pergi sendirisendiri untuk istirahat. Malam jum’at di minggu pertama ini saya peryama kalinya mengikuti rutinitas di desa ini yaitu yasinan jamaah laki-laki yang bertempat di dusun krajan. Pada tanggal 09 Juli 2022 bertepatan dengan hari raya idhul adha, uniknya di desa ini mengadakan qurban di setiap rtnya masing-masing jadi otomatis kelompok kami di bagi dua bagian yang satunya di Rt 03 dan yang lain di Rt 01 bertepat di krajan, saya sendiri ikut yang di Rt 01. Setalah semua selesai sholat ied langsung bergegas ke tempatnya masing-masing yang sudah di bagi di hari sebelumnya, di Rt 01 menyembelih sapi 1 ekor dan kambing 4 ekor, sesampainya di sini di bagi lagi bagiannya masing-masing saya mendapat tugas untuk membantu memotongi daging. Di malam harinya hasil daging qurban tadi langsung di masak dan di buat sate, di samping rumah menyiapkan bahan yang akan di buat untuk bakaran, kegiatan tersebut tidak berlangsung lama dikarenakan selesai itu langsng makan dan persiapan untuk tidur. Di hari minggu terakhir minggu pertama pergi ke sungai untuk mancing. Tidak semua teman yang di posko ikut mancing, tapi seperti yang di katakan pepatah “berakit-rakit dahulu, 70



bersenang-senang kemudian” jadi artinya jalan untuk menuju kesana sangat sulit, tetapi setiba di sana pemandangan yang di dapatkan sangat indah dan benar-benar bisa buat refreshing. Sesampainaya di sana tidak sesuai dengan renacan awal, karena umpan yang di siapkan lupa tidak di bawa, jadi hanya bercanda tawa. Langsung saja ini di minggu ke 2, dimana kegiatan mulai aktif dari sowan ke rumah pak Rt/Rw, sebelum berangkat sowan tentunya ada breefeng dulu dan di bagi beberapa kelompok untuk melakukan survey dan sowan ke rumah pak Rt/Rw, akan tetapi ada kesalah pahaman di kelompok saya yaitu melakukan survey ke jatahnya kelompok lain, apalah daya “nasi sudah menjadi bubur” artinya apa yang sudah terjadi tidak dapat di batalkan lagi, rumah yang terlajur di survey atau di sowani ya sudah tetap lanjut dan melaksanakan tugas di awal. Hari selanjutnya sempat pulang ke rumah sebentar mengambil barang yang ketinggalan, di minggu ini ada kegiatan rutin yaitu mengajar tpa di tempatnya bu Asih pada hari senin, rabu, jum’at, dan yasinan jama’ah putri jumat sore, yang lain di balai desa yaitu membantu kegiatan BLT, teman yang lain ada yang posyandu lansia di posyandu desa tersebut, kegiatan selanjutnya yaitu ke balai desa survey dan menanyakan data tentang pernikahan,dimana data yang kita cari itu apakah banyak pernikahan dini di desa ini dan setelah mendapat data tersebut akhirnya benar apa yang di duga banyak pernikahan dini, obeservasi kali ini untuk bahan program kerja kami yang utama yaitu sosialisasi di SMP dan SMK dengan tema NAPZA dan PUP. Di hari terakhir minggu ke dua ini di hari minggu di adakan kerja bakti di berbagai Rt, kebetulan sekali saya mendapatkan Rt yang tempat nya hanya di depan posko KPM dan mulai minggu ini setiap malam di adakan evaluasi dikarenakan banyak kegiatan yang di laksanakan. Minggu ke 3, minggu ini mulai di adakan Btq di SmpN 5 Ngrayun, mulai hari senin sampai hari kamis, Btq sendiri adalah Baca Tulis Qur’an yang di ikuti seluruh siswa siswi Smp, mulai 71



mengajar jam 12.00-01.20, dari kegiatan ini bisa mengetahui kemampuan siswa dalam membaca dan menulis al-Qur’an, wajar saja kalau kemampuan mereka tidak seperti yang saya bayangkan memang di Smp sendiri untuk pelajaran agama masih kurang dan belom adanya guru ngaji yang mengajar disana, bahkan kelas VIII itu lebih bagus membacanya dari pada kelas IX padahal harapan kepala sekolah di situ jika nanti sudah lulus bisa membaca dan menulis Qur’an. Di minggu ini juga mulai mengajar pramuka di Smp, pramuka di Smp ini baru di mulai setelah adanya pandemi selama 2 tahun, jadi sekaligus pembukaan dan awal di mulainya pramuka di Smp ini. Pada hari jum’at di minggu ini di adakannya sosialisasi di SmkN 1 Ngrayun, dengan tema Napza dan PUP yang di ikuti seluruh siswa/siswi di sekolah tersebut, sepulang dari Smk dpl kami Bu Lia Noviana mengunjungi posko untuk melakukan bimbingan dan pengarahan agenda selanjutnya. Minggu ke 4 juga mengadakan sosialisasi di SmpN 5 Ngrayun, yang di ikuti seluruh siswa/siswi di sekolah tersebut, akan tetapi sistem yang di pakai di sini beda dengan di Smk, di Smp sistem sosialisasinya di bagi menjadi beberapa kelas, dari kelas VII-IX di pisah karena tempatnya tidak mewadahi jika dijadikan 1 ruangan, saya sendiri mendapatkan bagian kelas 9 tempatnya berada di mushola dan menyampaikan materi PUP. Ke esok an harinya mengadakan proker terakhir bertempat di balai desa Binade dengan tema “Seminar Bina Keluarga Remaja” yang di hadri oleh seluruh jajaran perangkat desa mulai dari kepala desa sampai ketua Rt/Rw, di waktu yang bersamaan bpk kepala desa juga mengadakan sosialisasi JKN-KIS tentunya ada sebagian warga yang juga ikut sosisalisasi tersebut. Seminar ini menghadirkan pemateri dari pihak BKKBN Kec. Ngrayun yaitu Ipah Sumarah, S.Sos., Tri Wahyudi Hermawan, SE., dan Heri Gunawan. Dalam kesempatan tersebut, Ibu Ipah Sumarah, S.Sos., salah satu pemateri memaparkan beberapa topik mulai dari permasalahan pada remaja, faktor dan dampak pernikahan dini, hingga konsep Bina Keluarga Remaja (BKR). Beliau 72



menjelaskan bahwa permasalahan pada remaja berkaitan dengan terjadinya pernikahan dini antara lain, pergaulan bebas, faktor ekonomi, juga faktor sosial budaya. Sementara itu, dampak-dampak pernikahan dini meliputi semua aspek mulai dari ekonomi, sosisal, pendidikan, juga kesehatan. Hari rabu di minggu ini mulai mengajar Btq di SMKN 1 Ngrayun namun sistemnya berdeda dengan di Smp, di sini sistemnya hanya sorogan sebelum memulai baca al-Qur’an sholat dhuha terlebih dahulu, sangat di sayangkan sekali masih banyak siswa yang belom bisa membaca al-Qur’an jika di buat dalam presentase hanya ada 15% anak yang sudah bisa dan lancar membaca al-Qur’an. Beda dengan yang di Tpa ada anak kecil yang sudah lancar membaca al-Qur’an. Bisa di simpulkan bahwasanya anak remaja di sini masih banyak yang belum bisa membaca alQur’an di karenakan minat siswa kurang, motivasi keluarga, kompetensi guru, tujuan di adakanya Btq di berbagai sekolahan ini adalah upaya meningkatkan keagamaan para siswa tersebut. Di tanggal 29 Juli bertepatan dengan Tahun Baru Islam yaitu 1 Muharram 1444 Hijriyah, semua anggota kelompok bergegas ke masjid untuk melakukan khotmil qur’an yang di adakan setelah habis isya’ sampai jam 12 malam sistem khotmilnya di bagi setiap orang dapat 2-3 juz di karenakan jumlahnya hanya 20 orang itupun ada yang udzhur. Minggu ke 5 detik-detik kegiatan KPM hampir usai, hari jumat di minggu ini juga masuk pramuka lagi di Smp, materi yang di sampaikan adalah PBB. Pada minggu ini baru merasakan teman serasa keluarga dimana setiap hari selama 5 minggu mulai bangun tidur sampai tidur lagi bertemu dengan mereka dan hampir tahu sifat mereka satu per satu, seperti biasa kegiatan yang di lakukan yaitu melakukan rutinitas di SMK,SMP,TPA dan menyicil tugas individu essay karena pengumpulan terakhir di minggu ini oleh Dpl. Kesan saya selama menjalani KPM di Desa. Binade Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo ini sangat menyenangkan, pemandangan 73



yang sangat indah, sejauh mata memandang dimanjakan oleh hamparan hijau sawah yang baru ditanam dan ada juga padi yang mulai menguning. Alhamdulillah, masyarakat Desa Binade sangat ramah dan bersahabat, kedatangan kami disambut dengan sangat baik, karena masyarakatnya ramah pasti programnya lancar karna masyrakat antusias mengikuti program yang dilakukan anak KPM. Setelah sebulan lebih KPM rasanya sedih juga berpisah dengan keluarga Binade. Kami di perlakukan sangat baik seperti anak sendiri. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih sebanyakbanyaknya kepada masyarakat Binade. Pengalaman yang saya dapatkan selama menjalani aktivitas KPM cukup menyenangkan, sealain itu, adanya KPM membuat saya memahami betapa indahnya menjalin komunikasi serta berbaur langsung dengan masyarakat. Pelajaran yang saya dapatkan didiklah anak sejak dini terutama soal agama dikarenakan agamalah yang akan menuntun kita untuk bekal hidup. Pesan kami, kami berharap kepada masyarakat desa Binade jangan pernah melupakan kami, anggap kami sebagai keluarga walaupun kami telah jauh dari kampung, terimalah kami kapanpun kami datang ke kampung, kami menganggap kalian keluarga kami, sekali lagi saya dan kelompok saya dari kelompok 62 mengucapkan terimakasih telah menerima kami, memperlakukan kami sebaik mungkin, semoga kebaikan kalian semua di balas oleh sang maha kuasa, aamiin.



74



SEUTAS KISAH YANG TERTUANG DALAM KEGIATAN KPM M Amir Ahsani Kuliah pengabdian masyarakat merupakan salah satu kegiatan instrakurikuler suatu perguruan tinggi yang bertujuan memberikan ilmu kepada mahasiswanya berupa pengalaman dan kerja nyata dalam konteks berbaur dengan masyarakat dimana daerah tugasnya masing – masing. Dalam fase ini kami para mahasiswa sebagai utusan dari kampus berupaya mengembangkan dan memaksimalkan apa yang sudah kami dapatkan selama perkuliahan dalam dalam taraf pengamalan. Dalam kesempetan yang baik ini saya juga berusaha melakukan dengan semaksimal mungkin karena kesempatan seperti ini sangat disayangkan jika hanya untuk kesenangan belaka. Adapun terselip dalam benak saya bahwasanya kegiatan ini bisa menjadi penunjang dalam mematangkan bekal saya nanti ketika sudah pulang ke kampung halaman dan terjun di kehidupan bermasyarakat yng notabanenya masyarakat pelosok berada pada lokasi perbatasan antara Provinsi Jambi dan Provinsi Riau sekaligus dalam astronomisya tepat pada garis khatulistiwa. Di samping itu kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat dalam berbagai bidang keilmuan, seperti bidang sosial, budaya, bidang keagamaan maupun dalam bidang-bidang yang lain. Selain itu kegiatan KPM juga memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa yakni, mengasah kemampuan dalam mencari pemecahan masalah, saat berbaur dengan masyarakat akan ada banyak kasus dan permasalahan yang akan ditemui. Tentu mau tidak mau di sini kami akan belajar bagaimana mencari solusi tanpa menambah emosi. Belum lagi 75



masalah perbedaan pendapat dengan anggota lainnya. Dengan begitu perlu adanya koordinasi agar tetap terjalin kerja sama yang baik antar anggota. Karena dengan kerjasama yang baik akan melahirkan solusi dan jalan keluar yang baik pula. Manfaat yang selanjutnya yaitu untuk melatih kepedulian sosial, ketika pelaksanaan KPM kita pasti akan menemukan banyak permasalahan dan kita akan berinteraksi langsung dengan masyarakat desa setempat. Dimana setiap desa pastinya memiliki struktur dan karakter yang beragam. Keberagaman ini juga merupakan sebuah permasalahan yang kompleks. Dengan begitu dapat memancing emosi dan kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar sehingga mendorong kita untuk lebih peduli dengan kondisi sekitar. Program Kuliah Pengabdian Masyarakat yang diadakan oleh kampus IAIN Ponorogo pada tahun 2022 ini ada dua jenis, yaitu berupa Mono Disiplin dan Multi Disiplin. Mono Disiplin itu sendiri merupakan kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dengan bidang keilmuan dan jurusan yang sama, sedangkan Multi Disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kelompok peserta KPM yang berasal dari bidang keilmuan atau jurusan yang berbedabeda. Kegiatan KPM ini dilaksanakan selama 40 hari yaitu 04 Juli 2022 sampai dengan tanggal 12 Agustus 2022, kami para mahasiswa bertugas dalam kegiatan ini yang tersebar di 5 kecamatan dalam lingkup Kabupaten Ponorogo antara lain, yaitu Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Slahung, Kecamatan Sambit, Kecamatan Sawoo dan Kecamatan Bungkal. Kuliah Pengabdian Masyarakat ini diikuti oleh sekitar 2.500 mahasiswa yang terdiri dari berbagai jurusan. Kemudian dibagi menjadi 120 kelompok dengan rata-rata jumlah anggota kelompok 20-24 orang. Saya termasuk dalam anggota kelompok 62 yang bertempat di Desa Binade Kecamatan Ngrayun kabupaten ponorogo, dengan jumlah 76



anggota kelompok 20 orang yang terdiri dari laki-laki 14 orang dan perempuan 6 orang yang berasal dari berbagai macam daerah dan suku, dengan ciri khas masing-masing yang disatukan kelompok ini untuk membangun kerjasama tim dalam kuliah pengabdian masyarakat sehingga dapat mempergunakan kegiatan KPM ini dengan sebaik-baiknya. Desa Binade merupakan salah satu desa dimana saya ditempatkan dalam kegiatan KPM bersama dengan kelompok 62, desa binade ini terletak di Selatan Kabupaten Ponorogo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan. Dalam Desa Binade terdapat tiga dusun, yaitu dusun Blumbang, dusun Petung dan dusun Krajan yang kemudian dibagi menjadi 26 RT. Desa Binade ini dulunya merupakan daerah perhutanan kemudian datanglah seorang yang memiliki keilmuan atau kesaktian. Kemudian dia menancapkan sebuah patok batu yang sampai sat ini batu tersebut dianggp keramat oleh masyarakat. Batu tersebut bertuliskan huruf jawa kuno yang menyerupai arca hingga kini diberi nama Ngreco yang saat ini dijadikan nama lingkungan di dusun Krajan Desa Binade. Desa Binade ini sendiri terkenal dengan udaranya yang dingin karena berada di pegunungan. Selain itu desa Binade juga dikenal dengan angka pernikahan di bawah umur yang cukup tinggi. Berdasarkan data Pernikahan Kecamatan Ngrayun, sampai dengan bulan Juni 2022, sebanyak 31,1% perempuan menikah di usia kurang dari 20 tahun. Untuk itu kami yang berasal dari kelompok Mono Disiplin jurusan Hukum Keluarga Islam ditempatkan di Desa ini dengan tujuan dapat memberikan arahan dalam bentuk petunjuk tertentu walaupun belum bisa maksimal karena beberapa faktor salah satunya bentuk keterbatasan sumber daya keilmuan. Hal tersebut kami lakukan agar minimal dapat mengurangi angka pernikahan dini di desa binade. dan kedepanya nanti desa ini akan kian menjadi lebih baik sehimgga akan terwujud cicita-cita mulia nenek moyang desa binade. 77



Kasus pernikahan di bawah umur atau yang akrab disebut dengan pernikahan dini yang ada di Desa Binade sudah menjadi hal biasa atau sangatlah wajar bagi masyarakat Ponorogo. Hal ini dikarenakan banyak anak yang masih belum cukup umur untuk menikah seperti yang diatur dalam Undang-undang Pasal 7 Undangundang No. 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, menjelaskan bahwa batas minimal usia perkawinan yaitu masing-masing 19 tahun baik perempuan maupun laki-laki. Jika diambil rata-rata untuk usia perkawinan di Desa Binade ini masih kurang dari batas usia yang telah ditentukan tersebut. Selain tentang pernikahan dini permasalahan yang ada di desa ini yaitu masih rendahnya taraf pendidikan terkhusus tentang pengetahuan agama. Hal ini dapat kami lihat ketika kami survey ke sekolah-sekolah untuk melakukan pendampingan Baca Tulis Quran (BTQ). Hampir sebagian besar siswa-siswinya masih kesulitan dalam membaca Alquran, kebanyakan dari mereka masih sampai pada tahap Jilid atau Iqro’. Untuk itu selain berfokus pada pencegahan pernikahan dini kami juga fokus dalam membantu anak-anak belajar membaca Alquran. Adapun faktor yang memengaruhi pernikahan dini di desa ini adalah faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Faktor pendidikan dapat kita lihat ketika anak telah lulus SMP/ SMA kemudian tidak melanjutkan pedidikan ke jenjang selanjutnya biasanya langkah yang mereka ambil adalah pernikahan karena pengaruh ekonomi, banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan salah satunya karena keterbatasan ekonomi sehingga mereka mau tidak mau harus mengubur keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Selain karena faktor ekonomi juga dipengaruhi oleh kurangnya motivasi dalam diri serta dukungan dari orang tua akan pentingnya pendidikan. Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingginya angka pernikahan dini di Desa Binade. Sedangkan dalam hal keterampilan membaca dan menulis Alquran di latar belakangi oleh minimnya dorongan dari orang tua mengenai 78



pentingnya keterampilan dalam membaca Alquran. Belajar membaca dan menulis Alquran seharusnya dimulai sejak dini supaya anak menjadi terbiasa. Berdasarkan permasalahan di atas maka kami memiliki program kerja yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Adapun program kerja yang kami susun adalah dengan mengadakan seminar dan sosialisasi di beberapa tempat yakni Balai Desa Binade, SMKN 1 Ngrayun dan SMPN 5 Ngrayun. Untuk di balai desa kami mengusung tema Bina Keluarga Remaja (BKR) dimana seminar ini kami bekerja sama dengan pemerintah desa dan pihak Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sedangkan sosialisasi di sekolah-sekolah kami bekerja sama dengan pihak sekolah dan untuk penyampaian materi berasal dari kami. Kemudian untuk mengatasi kurangnya kemampuan anak dalam membaca Alquran kami melakukan pendampingan Baca Tulis Quran (BTQ) di sekolah-sekolah dan Taman Pendidikan Alquran (TPA). Dengan tujuan memperdalam dan mengasah keilmuan sehingga bisa menjadikan al-qur’an sebagai pedoman hidup bermsyarakat dan hidup menyongsong masa yang akan datang. Kami meyakini bahwa upaya ini belum bisa sepenuhnya dapat mengatasi permasalahan namun setidaknya upaya ini dapat membantu mengurangi permasalahan. Karena mengingat keberadaan kami disini hanya 40 hari, rasanya tidak mungkin jika kami bisa langsung membuat perubahan secara signifikan. Namun setidaknya kami bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga nantinya bisa menumbuhkan motivasi dan mengubah pola pikir mereka secara perlahan. Pada Minggu pertama hari pertama kami mengawali kegiatan KPM dengan berangkat ke lokasi sekitar jam 09.00 kemudian sampai di lokasi kurang lebih jam 10.30. Setelah sampai di posko KPM kami membersihkn posko dan menata barang bawaan baik barang pribadi maupun kelompok. Setelah itu kami menyiapkan keperluan untuk acara pembukaan di Balai Desa. pada hari kedua 79



kami melaksanakan pembukaan KPM di Balai Desa binade dimana pembukaan ini merupakan acara gabungan dengan kelompok 63 Multi Disiplin. Acara pembukaan ini dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) masing-masing kelompok, segenap perangkat Desa Binade dan tentunya bapak kepala Desa Binade yaitu Bapak Sunarwicahyo, S.H. Acara pembukaan ini terlaksana dengan lancar dari awal sampai dengan akhir. Setelah pembukaan kemudian kami kembali ke posko masing-masing bersama dengan DPL. Sampai di posko kami di berikan bimbingan dan arahan oleh DPL kami yakni Ibu Lia Noviana, M.H. Untuk hari berikutnya kami melakukan inkulturasi atau perkenalan dengan masyarakat setempat. Kegiatan ini berupa silaturrahmi ke tokoh-tokoh masyarakat dan juga masyarakat umum sekitar. Tujuan dari kegitan ini adalah supaya masyarakat mengetahui maksud dan kehadiran mahasiswa KPM. Tahap ini merupakan hal utama yang harus dilakukan karena diketahui bahwa kami melakukan KPM di daerah baru yang pastinya antara peserta KPM dan masyarakat belum saling mengenal. Untuk itu kami perlu melakukan perkenalan dan bersosialiasi dengan masyarakat sehingga hubungan baik di antara kami bisa terjalin. Adapun kegiatan lain yang dilakukan selain silaturrahmi yaitu mengikuti sholat jamaah di masjid, pengajian rutinan dan latihan karawitan di Balai Desa. Hari berikutnya yakni ketika hari raya Qurban tepatnya pada hari Sabtu, 09 Juli 2022 kami bersama masyarakat melaksanakan Shalat Ied Adha di masjid dimana salah satu dari kami diminta untuk mengisi khutbah yang kemudian di isi dengan materi tentang “Keutamaan Berkurban. Setelah selesai shalat ied kami berpartisipasi dalam penyembelihan hewan kurban di dua dusun, yaitu Dusun Blumbang dan Dusun Krajan dimulai dari penyembelihan sampai dengan pembagian daging kurban kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini kami bisa bersosialisasi dan mengenal lebih dekat dengan masyarakat setempat. 80



Selanjutnya untuk minggu kedua kami melakukan pemetaan aset melalui diskusi-diskusi bersama tokoh-tokoh masyarakat beserta warga setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi aset dan potensi yang ada di masyarakat sekitar. Disamping itu kami juga membantu mengajar Taman Pendidikan Alquran (TPA) di Dusun Krajan. TPA ini memiliki murid kurang lebih 30 anak, yang bertempat di rumah salah satu warga dusun Krajan yakni bernama Bu Asih. Adapun TPA ini dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat yang sudah berjalan sekitar 6 tahun. Pada Kamis malam saya mengikuti kegiatan rutinan bapak-bapak yang terbagi menjadi dua lokasi yaitu di dusun Blumbang dan dusun Krajan. Selanjutnya pada akhir pekan kami melakukan kerja bakti bersama masyarakat dusun Krajan. Minggu ketiga di sini kami mengadakan kunjungan ke SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun dengan maksud dan tujuan meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan sosialisasi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan Bahaya Narkotika Psikotropika & Zat Adiktif (NAPZA) kepada para peserta didik. Kami diberikan izin untuk mengadakan sosialisasi di sekolah selain itu kami juga dimintai tolong untuk mengajar BTQ, mengisi materi di kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), dan membimbing eksrakurikuler pramuka. Hari berikutnya saya mengisi materi di kegiatan MPLS dan mengisi sosialisasi di SMK dengan materi bahaya NAPZA. Hal ini kami lakukan dengan arah tujuan menciptakan generasi muda yang memiliki kepribadian sesuai dengan syari’at agama islam dan berbudi luhur layaknya masyarakat indonesia yang berideologi pancasila. Adapun tujuan lainya yaitu untuk meningkatkan kekebalan generasi muda dari berbagai gempuran era modern seperti globalisasi dan milenial yang kian hari semakin tidak beratur arahnya. Pada minggu keempat kami langsung melaksanakan program kerja utama yang telah kami sepakati bersama-sama. Di hari pertama minggu keempat kami melakukan sosialisasi tentang 81



Pendewasaan Usia Perkawinan dan Bahaya NAPZA di SMPN 5 Ngrayun. Dilanjutkan dengan mensosialisakinnya di SMKN 1 ngerayun. Pada Hari selanjutnya kami mengadakan program kerja proiritas yakni seminar Bina Keluarga Remaja di Balai Desa Binade. Seminar ini secara langsung dihadiri oleh pemateri pusat kecamatan dari pihak BKKBN yaitu Ipah Sumarah,S.Sos, Tri Wahyudi Hernawan, S.E, dan Heri Gunawan. Minggu kelima kami disini suda mulai menyelesaikan laporan yang terdiri dari berbagai macam, selanjutnya kami juga masih terus melaksanakan program penunjang seperti halnya di TPA, SMPN, SMKN, dan lain sebagainya. Selanjutnya kami juga mulai merancang konsep penutupan acara KPM nanti kiranya akan diarahkan seperti mana kiranya yang pantas dan baik jika dipandang dari berbagai sisi, selain itu kami juga memaksimalkan rutinitas program yang telah kami bentuk walaupun itu hanya berbentuk program penunjang ataupun hanya sebatas kegiatan bermasyarakat dengan lingkungan sekitar. Tidak lupa kami melakukan evaluasi dengan dosen pembimbing lapangan terkait apa yang sudah kami laksanakan walaupun biasanya setiap hari kami juga melukan evaluasi kelompok selepas kegiatan. Minggu keenam merupakan puncak dari kegiatan kuliah pengabdian masyarakat IAIN PONOROGO kami sudah mulai menyelesaikan berbagi macam laporan dan juga diminggu ini kami melaksanakan penutupan. Banyak sekali kesan dan pesan yang saya pribadi dapatkan di fase ini baik itu berupa ilmu, pengalaman, dan juga pembelajara dan itu saya kategorikan dalam suatu golongan kisah yang sebenarnya sangat sulit untuk saya deskripsikan secara detail ataupun kongkrit apalagi secara signifikan. Yang jelas saya menghaturkan banyak-banyak rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam terwujudnya dan terlaksanya kegiatan KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) sehingga sangat membantu dan memberikan bekal yang tak ternilai bagi saya. Pesan saya jangan pernah melupakan kenangan-kenangan yang telah kita 82



lalui bersama selama di sini. Tetap jaga kekompakan, persaudaraan dan kearifan desa ini, karena itu sangat berperan penting dalam membangun dan mengembangkan desa ini untuk menjadi lebih baik lagi. MENGHIDUPKAN KEMBALI PRAMUKA YANG MATI SURI DI SMPN 5 NGRAYUN Muhammad Ikhsan Kuliah pengabdian masyarakat (KPM) IAIN PONOROGO telah kembali dilaksanakan secara normal secara luring setelah dua tahun terakhir dilaksanakan secara daring karena masa pandemi. KPM menjadi agenda wajib yang harus diikuti setiap mahasiswa IAIN Ponorogo terutama mahasiswa semester 7 sebagai bagian dari perkuliahan. Tahun ini, pihak IAIN Ponorogo menyelenggarakan kegiatan pengabdian di lima kecamatan se-Ponorogo, salah satunya Kecamatan Ngrayun. Selain itu, tahun ini IAIN Ponorogo menyediakan dua jenis pembagian kelompok KPM, yaitu KPM Mono Disiplin dan KPM Multi Disiplin sesuai pilihan mahasiswa. Pembedaan ini didasarkan pada fokus program kerja pengabdian. Saya memilih KPM Mono Disiplin kelompok 62 yang berfokus pada satu bidang keilmuan sesuai program studi yang diambil dan ditugaskan mengabdi kepada masyarakat Desa Binade,Kecamatan Ngrayun,Kabupaten Ponorogo. Desa Binade memiliki topografi pegunungan dan hutan pinus yang indah. Tak heran jika udara di wilayah ini cukup dingin. Selain itu, desa ini memiliki potensi yang luar biasa baik dari potensi alam maupun sosial. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, KPM tahun ini menggunakan metode ABCD (Assets Based Community Development), yaitu metode pengabdian yang memakai pendekatan berbasis potensi yang dimiliki tempat pengabdian. Sehingga tidak melulu berkutat pada masalah, tetapi berusaha melihat potensi yang ada untuk mengembangkan desa juga menyelesaikan masalah 83



yang ada. Saya sebagai bagian dari Kelompok KPM 62 Mono Disiplin berfokus pada program studi Hukum Keluarga Islam. Sebagai program kerja utama di bidang hukum keluarga, Kelompok KPM 62 mengambil potensi yang ada yaitu adanya komunitas remaja dan institusi pendidikan berupa SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun. Sementara di sisi lain, ada permasalahan pernikahan usia remaja yang memang sering terjadi di Kecamatan Ngrayun. Berdasarkan data yang dirilis KUA Kecamatan Ngrayun per Juni 2022, dari 151 perempuan yang menikah, 47 perempuan di antaranya menikah di usia kurang dari 20 tahun. Maka, kelompok KPM 62 Mono Disiplin mencanangkan program kerja inti yang berfokus pada pembinaan remaja dan pendewasaan usia pernikahan (PUP) dengan tujuan mencegah dan setidaknya meminimalisasi pernikahan usia remaja. Kegiatan yang kami selenggarakan ialah Seminar Bina Keluarga Remaja dengan cara mengundang tokoh masyarakat dalam hal ini yaitu para ketua RT se-desa Binade dengan mengundang pemateri dari pihak BKKBN Kecamatan Ngrayun dengan materi BINA KELUARGA REMAJA. Selain itu, kami juga menyelenggarakan sosialisasi bagi remaja di SMKN 1 Ngrayun dan SMPN 1 Ngrayun dengan materi Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP) dan Bahaya Penyalahgunaan NAPZA. Selain program kerja inti yang disesuaikan dengan program studi yang digeluti, kegiatan pengabdian juga memiliki program kerja penunjang yang acaranya mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan setempat. Program kerja penunjang ini bisa mencakup berbagai aspek, baik aspek ekonomi, keagamaan, sosial, dan juga pendidikan. Ketika kami mulai kegiatan mengabdi kepada masyarakat tak lupa kami melakukan silaturahmi ke berbagai pihak yang ada di desa Binade ini termasuk juga ke lembaga pendidikan dan Alhamdulillah mereka menyambut kehadiran kami dengan tangan terbuka sehingga apa yang kami rencanakan bisa berjalan dengan lancar, termasuk ketika kami bersilaturahmi ke SMPN 5 NGRAYUN yang di sambut langsung oleh kepala sekolah tersebut, 84



selain untuk bersilaturahmi kedatangan kami ke sekolah tersebut untuk menawarkan diri barangkali sekolahan tersebut membutuhkan bantuan yang sekiranya kami bisa membantu, dengan penawaran ini kepala sekolah langsung melakukan koordinasi kepada staf di sekolahan tersebut untuk merundingkan kegiatan apa yang perlu dan bisa dilakukan dari mahasiswa KPM ini, tidak berselang lama pihak sekolah SMPN 5 NGRAYUN langsung menghubungi salah satu dari mahasiswa KPM ini untuk meminta bantuan mengisi kegiatan baca tulis Qur’an (BTQ) dan juga kalau bisa mengisi kegiatan pramuka yang sudah vakum selama 2 tahun ini, tidak berlama-lama dengan di butuhkannya tenaga kami untuk membantu di sekolahan tersebut maka kami langsung meng-iyakan apa yang sudah di beritahukan kepada kami, toh kami disini tujuannya yaitu mengabdi jadi kami harus siap ketika di butuhkan oleh lingkungan di desa ini selagi kami mampu dan bisa untuk melakukannya.Salah satu program kerja dalam bidang pendidikan yang sangat menarik bagi saya ialah kegiatan pendampingan Pramuka bagi siswa SMPN 5 Ngrayun. Pramuka merupakan singkatan dari “Praja Muda Karana”, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakannya. Organisasi kepanduan yang lahir pada tanggal 14 Agustus ini telah lama dikenal di Indonesia. Tak heran jika organisasi ini memiliki peran yang penting dalam pendidikan karakter bangsa. Hal tersebut yang menyebabkan gerakan Pramuka menjadi organisasi penting yang selalu diadakan di sekolah-sekolah tak terkecuali di SMPN 5 NGRAYUN yang terletak di Desa Binade tempat kami mengabdi. Pramuka merupakan organisasi yang mewadahi kegiatan peserta di bawah naungan anggotanya sendiri, kegiatan kepramukaan sendiri sangat membantu para peserta didik untuk bisa mengembangkan fungsi kewarganegaraan. Seperti sekolah-sekolah lain, Pramuka di SMPN 5 NGRAYUN merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa85



siswi. Namun, sejak dua tahun yang lalu kegiatan Pramuka di SMPN 5 NGRAYUN tidak aktif atau vakum, karena adnaya pandemivirus covid-19 yang menyebar di seluruh Indonesia. Tak hanya ekstra pramuka, menurut keterangan dari Kepala Sekolah SMPN 5 Ngrayun, saat masa pandemisemua ekstrakurikuler yang ada di SMPN 5 NGRAYUN tidak aktif. Kegiatan Pramuka yang nonaktif ini diperparah dengan tidak adanya pembina pramuka di sekolaha, sehingga pihak sekolah sulit untuk menghidupkan kembali Pramuka setelah vakum selama dua tahun. Padahal, Pramuka merupakan suatu wadah pendidikan yang kompleks dan menyeluruh. Gerakan Pramuka mampu melengkapi dan memenuhi pendidikan untuk anak, remaja, dan pemuda di rumah dan di sekolah, dimana fungsi pendidikan ini belum dimiliki oleh lembaga pendidikan lainnya. Kegiatan ini diisi oleh kegiatankegiatan yang positif, inovatif dan produktif sehingga bisa menjadi wadah pendidikan karakter remaja. Tentu sangat disayangkan ketika kegiatan Pramuka ditiadakan, sebab akan berdampak kepada kurangnya kemampuan siswa untuk berpikirkritis, aktif, inovatif, dan produktif. Pramuka memang organisasi yang penuh makna dan keunikan. Salah satunya lambang gerakan pramuka, yaitu nyiur atau kelapayang merupakan tumbuhan yang bisa tumbuh dimanapun. Hal ini bermakna bahwa pramuka dapat mendidik remaja untuk mudah beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan sekelilingnya. Hal ini berarti kepramukaan sangat berperan dalam mencetak generasi muda yang mampu hidup berdampingan dengan lingkungan di sekitarnya. Tak hanya itu, Pramuka bisa membekali remaja untuk mampu memberikan manfaat bagi lingkungan dimanapun berada, dengan kata lain siap mengabdi dan berbuat kebaikan bagi sesama. Untuk kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 5 Ngrayun sendiri kami mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dari pihak sekolah yaitu di hari Jumat jam 13:00 sampai 15:00 WIB. Sementara 86



itu, terkait materi diserahkan sepenuhnya kepada mahasiswa KPM untuk mengisi. Untuk kegiatan permulaan, Pramuka hanya diikuti siswa siswi yang duduk di kelas 7 dan 8 saja. Kegiatan dimulai dengan apel pembukaan sebagai tanda pembukaan kegiatan pramuka di SMPN 5 NGRAYUN. Kami dari mahasiswa berperan sebagai petugas apel dan pembinanya langsung dari kepala sekolah SMPN 5 NGRAYUN, sebagai pembuka dan pemberi amanat pertama pada kegiatan Pramuka, serta menandai bahwa kegiatan pramuka telah kembali berjalan setelah dua tahun tidak aktif atau vakum. Hidupnya kegiatan Pramuka ini disambut antusiasme siswa dan siswi SMPN 5 NGRAYUN, sebab selama ini mereka memang tidak pernah mengikuti kegiatan pramuka Namun, menurut pengataman saya, kedisiplinan dan ketertiban siswa-siswi masih agak rendah, dan kami memaklumi apa yang mereka lakukan karena kami sadar bahwa memang kegiatan ini baru saja dimulai kembali. Sikap kurang tertib ditandai dengan tidak lengkapnya seragam yang dipakai hingga tidak membawa alat tulis menulis. Bukan hanya itu, ketika kami akan melakukan apel pembukaan mereka sangat sulit untuk dikondisikan, sehingga dengan terpaksa kami sedikit berteriak-teriak agar mereka mau mengikuti instruksi dari kami. Hal itu juga terjadi ketika kegiatan berlangsung, mereka kurang mendengarkan instruksi dari kami. Tetapi, sekali lagi saya memaklumi akan hal tersebut, karena di sinilah wahana bagi saya dan para siswa ini belajar bersama. Dari sini, saya banyak mendapat pelajaran, mulai dari belajar mengkondisikan para siswa, belajar percaya diri, hingga belajar sabar untuk menghadapi merekamereka yang kurang tertib. Untuk pertemuan awal, kami mengisi dengan materi dasar kepramukaan yaitu mulai dari makna dan sejarah pramuka di dunia serta di Indonesia. Kami juga mengajarkan siswa-siswi untuk menjadi sosok yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Selama ini kita sering melihat begitu rendahnya rasa tanggung jawab generasi muda yang tampak dari kebiasaan mereka untuk 87



tidak berpikir panjang, tidak berani berpendapat, bahkan berani berbohong untuk menghindar dari hukuman. Tentu sikap-sikap ini sangat buruk bagi perkembangan karakter bangsa kita. Dengan pramuka ini, peserta didik akan diajarkan ketegasan dan keberanian untuk bertanggung jawab, dan dapat dipercaya serta diandalkan. Kami juga mengajarkan kepada peserta didik untuk mengamalkan DasaDharma dan Tri Satya sebagai pijakan dari anggota pramuka itu sendiri. Dilihat dari segi sosial budaya, maka pendidikan kepramukaan sebenarnya paling cocok untuk pembangunan bangsa karena dapat mempersiapkan kaum muda untuk menanggulangi degradasi moral. Pramuka merupakan wadah pembentukan karakter bagi generasi bangsa. Melalui kegiatan kepramukaan, anggota pramuka diharapkan menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur, bermoral, berwawasan kebangsaan serta berilmu pengetahuan dan cakap memanfaatkan teknologi. Sehingga, dalam kehidupannya kelak menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar- benar berkualitas dari segi moral, intelektual, dan spiritual. Seiring dengan perkembangan zaman, generasi muda yang kini didominasi generasi milenial dengan cirinya yang lebih cekatan dan hidup dalam teknologi kekinian, pastinya keberadaan pramuka harus tetap tumbuh dan berkembang. Gerakan pramuka di era kekinian diperlukan karena Pramuka dijadikan sebagai wadah penanaman sikap mental, terutama bagi generasi milenial yang akan mengambil alih kepemimpinan bangsa Indonesia di masa mendatang. Melalui jiwa kepramukaan, aktualisasi seluruh kegiatan sosial dan kemasyarakatan yang berakar dan berpijak pada kebudayaan sendiri merupakan modal dasar yang kuat dalam menghadapi tantangan di era global, sehingga generasi milenial tetap mempunyai sikap dan perilaku yang berkepribadian, berkarakter, dan berjati diri. 88



Untuk pertemuan selanjutnya, kami memberikan materi penanaman nilai disiplin melalui kegiatan Peraturan Baris Berbaris (PBB). Peraturan Baris Berbaris merupakan suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.PBB bisa menjadi metode yang digunakan dalam menanamkan kedisiplinan siswa baik secara teori maupun praktik. Setelah pemberian materi selesai diberikan, siswa akan diberi kesempatan untuk mempraktikkan materi yang telah diberikan sebelumnya. Metode pemberian materi dalam kegiatan kepramukaan dengan praktik cukup efektif, karena dengan metode penyampaian seperti ini peserta pramuka menjadi lebih mengerti dan membuat penyampaian materi menjadi lebih menarik, tidak membosankan serta tidak menimbulkan kantuk. Kegiatan Baris Berbaris ini merupakan suatu kegiatan dalam kepramukaan yang didominasi oleh kerja sama kelompok alih-alih bekerja sendiri-sendiri. Hal ini tentu akan bermanfaat untuk mengasah dan meningkatkan keterampilan dalam bekerja sama.Bagaimanapun, kemampuan bekerja sama dengan orang lain merupakan keterampilan yang sangat penting untuk kehidupan dalam jangka panjang. Hal ini sejalan dengan fitrah manusia yang diciptakan sebagai makhluk sosial dan juga slogan bangsa Indonesia “Bersatu kita teguh, Bercerai kita runtuh”.Ketika para peserta didik telah terbiasa untuk bekerja sama, maka akan tumbuh pula rasa empati dalam diri mereka. Dengan rasa empati ini, mereka akan mampu menempatkan diri di posisi yang tepat saat berhadapan dengan siapa pun, serta menentukan sikap yang sesuai dengan situasi dan kondisi.Rasa empati yang terasah dengan baik juga akan menjauhkan peserta didik dari rasa egois dan rasa ingin benar sendiri yang membantu mereka untuk terus berkembang di tengahtengah lingkungan mereka. Dengan kegiatan pramuka yang ada di SMPN 5 NGRAYUN ini, maka saya berharap para siswa-siswi mampu untuk menjadi remaja 89



yang berkualitas dari segi moral, intelektual, dan spiritual sehingga mampu mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang bermanfaat serta menjadi generasi muda yang mampu menjadi pemimpin masa depan. Sebab, ada kekhawatiran yang saya rasakan akhir-akhir ini, yaitu perkembangan generasi muda yang semakin acuh tak acuh dengan kemajuan negara dan justru mengisi kemerdekaan ini dengan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat.Bahkan, banyak generasi muda yang terbawa arus globalisasi yang condong dengan budaya barat akibat ketidaksiapan mental dan rohani mereka menghadapi pengaruh-pengaruh gaya hidup yang kurang baik. Maka, dengan kepramukaan ini siswa-siswi diajak untuk mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang bermanfaat. Kepramukaan juga dapat membantu menanamkan nilai-nilai kebangsaan juga membantu para anggotanya membentengi diri dari ancaman-ancaman globalisasi yang mungkin berpengaruh buruk untuk kemajuan karakter bangsa kita. Dengan dihidupkan kembali Pramuka yang ada di SMPN 5 Ngrayun ini, saya pribadi berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan. Bukan hanya itu, saya juga berharap akan ada kegiatan-kegiatan besar di kemudian hari yang melibatkan Pramuka ini entah itu Kemah Besar atau perlombaan Pramuka yang diikuti oleh siswa-siswi SMPN 5 NGRAYUN. Saya pribadi sangat senang bisa membantu mendampingi dan membuka kembali Pramuka yang vakum selama dua tahun ke belakang. Setelah melakukan pengabdian, maka saya mengajukanbeberapa saran yang diharapkan bisa diimplementasikan dalam membantu proses pembelajaran ekstrakurikuler pramuka di SMPN 5 NGRAYUN ini dalam proses pengambilan kebijakan pendidikan yaitu, Pertama, pihak sekolah diharapkan untuk mengisi kekosongan pembina pramuka sehingga pelaksanaan kegiatan latihan pramuka lebih aktif dan lebih intensif. Siswa-siswi akan merasa lebih diperhatikan. Nilai-nilai kedisiplinan akan lebih ditanamkan dan diterapkan. Seluruh warga sekolah 90



hendaknya selalu berusaha untuk konsisten dalam menegakkan kedisiplinan karena kedisiplinan adalah modal utama untuk mencapai hasil yang maksimal dari suatu tujuan pendidikan. Kedua, ketika suda ada Pembina pramuka maka pembina tersebut dan seluruh pihak yang ada di SMPN 5 NGRAYUN diharapkan untuk bisa lebih kreatif dan inovatif lagi dalam menerapkan berbagai macam metode kegiatan pramuka yang bisa digunakan dalam kegiatan kepramukaan sehingga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa supaya untuk lebih aktif lagi dalam mengikuti kegiatan kepramukaan, terutama dalam menerapkan nilai disiplin sehingga kegiatan kepramukaan yang ada tidak membosankan dan menjenuhkan siswa-siswi.Ketiga, hendaknya siswa-siswi diberi motivasi yang lebih agar mereka mau mengikuti kegiatan latihan pramuka dengan baik dan sungguhsungguh. Sehingga proses penanaman kedisiplinan akan lebih baik dan lancar. Terakhir, untuk seluruh masyarakat Indonesia supaya lebih memperhatikan lagi kegiatan pramuka, agar kegiatan kepramukaan yang ada di Indonesia bisa lebih diminati lagi dalam mengembangkan kegiatan kepramukaan baik itu pada tingkat nasional sampai pada tingkat Internasional. Harapannya, Pramuka bisa menjadi wadah pengembangan karakter remaja sehingga bisa menjadi remaja yang bermoral dan berkualitas baik intelektual, sosial, maupun spiritual.



91



HARAPAN KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA BINADE Muhammad Liwaudin Pada awal tahun ajaran ganjil semester 7 mahasiswa mempunyai mata kuliah yaitu KPM (Kuliah pengabdian masyarakat?) yang dilaksanakan di daerah- daerah yang terpencil seperti pedesaan yang bertempat di kabupaten Ponorogo. KPM ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat mahasiswa IAIN Ponorogo yang sebagian salah satu kegiatan yang penting ada di dalam Perguruan negeri yang wajib diikuti oleh mahasiswa IAIN Ponorogo. KPM ini merupakan bagian kegiatan intrakurikuler. Yang ada di kampus IAIN Ponorogo juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar bermasyarakat, dengan melalui beberapa tahap diantaranya proses pencarian dan bekerja dengan masyarakat dengan tujuan agar masyarakat tersebut bisa menjadi lebih baik dan menggali potensi serta bisa menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat tersebut. Tujuan KPM kuliah pengabdian masyarakat Merupakan agar mahasiswa setelah lulus dari Perguruan tinggi agar bisa membaur dan merubah masyarakat mereka masing- masing agar lebih baik dan maju dari segi keagamaan dan pendidikannya. Ada jenis dan tema 1. Jenis KPM jenis kegiatan kuliah pengabdian masyarakat tahun 2022 terdiri dari dua jenis yaitu: 92



a. KPM Mono disiplin KPM mono disiplin adalah kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dengan bidang keilmuan atau rumpun keilmuan yang sama. Program kerja yang paling utama dari KPM mono disiplin di rancang tidak harus berbasis pada kebutuhan utama masyarakat saat itu, tetapi program kerja yang berbasis pada bidang studi atau bidang keilmuan dari kelompok peserta KPM yang berdasarkan identifikasi kebutuhan, persoalan dan potensi juga merupakan kebutuhan masyarakat meskipun itu tidak menjadi kebutuhan utama. Jenis KPM mono disiplin ini di harapkan peserta yang mengikuti bisa mempraktikan serta mengamalkan bidang ilmuan yang dipelajari di bangku kuliah, yang diberikan kepada masyarakat disaat melakukan kegiatan KPM. b. KPM Multi Disiplin KPM Multi disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kelompok peserta KPM yang beranggotakan mahasiswa dengan bidang keilmuan yang berbedabeda. KPM ini merupakan kuliah pengabdian masyarakat dengan berbasis pada kebutuhan utama masyarakat. Program kerja utama kpm Multi disiplin disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat itu dan tidak mengharuskan sesua dengan bidang atau program studi tertentu. Pada saat ini KPM Kuliah Pengabdian Masyarakat yang saya duduki bertempat di daerah Desa binade Kecamatan ngrayun kabupaten Ponorogo, Lokasi desa kbinade yaitu berada di kecamatan ngrayun kabupaten ponorogo provinsi jawa timur. Desa binade juga merupakan daerah perbatasan ponorogo dengan pacitan yang lokasinya tidak terlalu luas hanya terdapat 3 dukuh akan tetapi meskipun desanya hanya terdapat 3 dukuh tidak kalah dengan desa-desa yang juga. Banyak juga kemajuan yang terdapat pada desa binade ini di antaranya desanya juga maju dengan perekonomian, masyarakat 93



nya cukup ramah, dan Banyak juga yang lain yang belum tertulis tetapi dari segi itu ada juga dampak negatif dari desa binade ini. Banyak juga kasus kasus yang dilakukan oleh remaja diantaranya kasus pernikahan dini yang juga cukup banyak terjadi hingga saat ini masih terjadi dan kurangnya sistem keagamaan dari masyarakat itu sendiri, karena banyaknya generasi pemuda nya yang lulus sekolah SMP langsung nikah kalau tidak begitu bekerja keluar negeri. Kuliah pengabdian masyarakat KPM yang saya laksanakan dari awal hingga akhir melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi kemajuan masyarakat yang ada di desa binade tersebut. Maka dari itu kegiatan yang dimulai pertama ialah kegiatan yang bersifat keagamaan karena yang utama dari masyarakat ialah tentang agama karena agama itu yang membawa manusia lebih baik dan tau benar dan salah. Banyak keunikan yang terjadi di Desa Binadeini dalam satu desa yang tidak terlalu besar ini terdapat beberapa aliran mazhab yang beda beda akan tetapi masyarakat nya tidak terlalu fanatik terhadap yang lain. Di Desa binade ini terdapat peninggalan benda yang kuno yang dinamakan dengan arca yang berada di dukuh krajan juga banyak dikenal dengan benda keramat karena dengan adanya benda tersebut desa ini bisa disebut dengan desa binade. Pembukaan kegiatan KPM dimulai pada hari selasa yang dihadiri oleh kepala desa beserta perangkatnya dan alhamdulillah kegiatan yang dilaksanakan pada hari selasa tersebut berjalan dengan lancar tidak ada halangan yang merintanginya. Pada hari ketiga kegiatannya berlanjut untuk soan"kepada ketua rt dalam satu desa dengan jangka waktu satu minggu dengan digunakan semaksimal mungkin agar memenuhi target yang dicapainya. Setelah itu dari kelompok kami kedatangan guru dari SMP untuk dimintai bantuan untuk mengajar ke sekolahan tersebut guna untuk mengajar BTQ dan pramuka. Hingga minggu akhir dari penetapan tugas KPM yang diadakan oleh kampus IAIN Ponorogo 94



secara serentak dari berbagai jurusan masing masing. Saya disini memiliki jurusan HKI (Hukum Keluarga Islam) dengan proker utama yaitu mengurangi adanya pernikahan dini yang ada di desa binade ini. Dengan jurusan ini kami bisa menambah pengalaman di Desa Binade dengan kasus yang menarik seperti pernikahan yang belum cukup umur dan ada juga perkawinan yang terjadi karena ditinggal ke luar negeri disana banyak yang sudah merasa cukup dan pada akhirnya dia lupa dengan yang di rumah dan mengakibatkan perceraian yang agak sulit di per sedikit. Kami memilih proker tersebut untuk menjelaskan. Bagaimana pentingnya berkeluarga yang sejatinya baik dan benar menurut ajaran Islam dan negara serta mengurangi terjadinya perceraian dan pernikahan dini terjadi. oleh karena itu ada batasan umur untuk menikah dan sudah diatur oleh undang-undang. Aturan tersebut tertuang dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan . Kemudian, dua tahun lalu UU tersebut direvisi dengan UU Nomor 16 Tahun 2019 yang berlaku sejak 15 Oktober 2019. Adapun dalam aturan baru tersebut, menyebut bahwa usia minimal untuk menikah adalah 19 tahun baik untuk perempuan maupun laki-laki. Oleh sebab itu kita semua harus tau bagaimana caranya kita memperlakukan hukum agar lebih baik di kalangan masyarakat. Kita dari mahasiswa yang ditugaskan untuk KPM kuliah pengabdian masyarakat di desa binade harus bisa merubah masyarakat yang awam menjadi masyarakat yang tau hukum dan tidak melanggar ajaran syari'at Islam. Di minggu ketiga dan keempat mulai terdapat beberapa kegiatan penunjang yang dilaksanakan semenjak kegiatan penunjang tersebut sudah disepakati dan dibagi sesuai dengan hari dan waktu yang sudah ditentukan. Diantaranya kegiatan penunjang yang sudah ada ialah mengajar anak-anak TPA dan mengajar di sekolahan SMP dan SMK,yang diAjarkan ialah cara baca al-quran dengan baik dan benar. 95



Ada keunikan tersendiri dari proses pembelajaran di SMP dan SMK diantaranya: banyak siswa siswi yang kurang paham dalam membaca Al-Quran, itu pun banyak siswa yang membaca baru sampai iqro'. Dikarenakan di desa Binade tersebut kekurangan guru pengajar Al Qur'an yang menyebabkan generasi penerus di desa Binade tersebut menjadi semakin hilang keagamaannya oleh karena itu kita sebagai mahasiswa IAIN Ponorogo sedikit demi sedikit membantu memadamkan dari anak anak yang sekolah tersebut supaya tau caranya membaca dan menulis al-quran dengan baik dan benar. Selain kegiatan BTQ ada juga kegiatan pramuka yang dahulu sempat vakum selama ada pandemi covit 19 hingga saat ini. Dan kita ditugaskan untuk memulai kegiatan pramuka dengan cara upacara pembukaan kegiatan kepramukaan di SMP tersebut. selain itu banyak siswa-siswi yang menyukai kegiatan kepramukaan karena sempat dua tahun vakum yang lalu. Ada juga kegiatan penunjang yang ada di masyarakat yang dilaksanakan pada malam jum'at yaitu pembacaan surat yasin dan tahlil semua nya itu oleh pak RT selama ada KPM yang menjadi imamnya dari kami sendiri bukan dari warga penduduk desa Desa Binade Setelah sudah selesai kegiatan pembacaan surat yasin dan tahlil dilanjutkan tausiyah tentang kemasyarakatan dengan judul yang membuat masyarakat tersebut menjadi tau apa yang dilarang oleh agama dan yang diperbolehkan oleh agama. Kegiatan yasinan tersebut dibagi menjadi dua tempat, diantaranya didukuh krajan dan dukuh mblumbang masing-masing dibagi 4 anak perdusun. Ada juga kegiatan yasinan yang dilakukan oleh ibu-ibu Juga diikuti oleh mahasiswi kegiatannya ada arisan serta pembacaan surat yasin dan tahlil ditambah tausiyah yang dilakukan oleh ibuibu terkadang ada anak laki-laki yang diundang untuk memimpin acara tersebut kalau tidak diundang maka hanya kaum perempuan saja. 96



Ada juga kegiatan penunjang yang dilakukan dalam satu minggu tiga kali pertemuan yaitu, mengajar anak-anak TPQ untuk membaca menulis dan menghafal al-Quran dengan baik dan benar. Kegiatan itu di mulai pada waktu ba'da sholat dhuhur sekitar jam 14.00 sampai jam 16.00 sore. Di dalam pembelajaran ini banyak juga anak-anak pada awal pertemuan pembelajaran TPQ tersebut masih banyak yang takut dikarenakan masih dalam awal pertemuan dengan mahasiswa/mahasiswi KPM IAIN Ponorogo yang ditugaskan di desa ini. Pada hari minggu ada juga kegiatan kerja bakti yang di adakan di tiga dusun, di antaranya dusun blumbang, krajan dan petung. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menyambut 17 Agustus agar lebih bersih dan indah di desa tersebut jika sewaktu-waktu terdapat kunjungan dari atasan. Kerja bakti ini sudah dilaksanakan sejak dulu sebelum bulan Agustus. Yang selanjutnya di selenggarakan dengan rutin oleh mahasiswa/mahasiswi dan juga warga sekitar yang ikut serta dalam kerja bakti ini. Selain melakukan kerja bakti peserta KPM dan juga para warga desa memasang umbul-umbul dan juga bendera merah putih. Disetiap tepi jalan yang mengarah ke desa Binade, kegiatan ini di dukung banyak masyarakat yang mengikuti untuk memperbaiki jalan jalan yang rusak dan berlubang, jika kerja bakti tersebut tidak sampai satu dua hari maka di lakukan secara berkelanjutan hingga sampai dengan selesai. Ada juga kegiatan yang membantu pak rt untuk mengisi data data yang di tugaskan oleh pak kepala desa untuk mereka jumlah penduduk yang belum mendapatkan bantuan PKH atau bantuan yang lain serta mengumpulkan orang orang yang belum dapat saluran air bersih supaya mendapat dari pemerintah. Karena kurangnya pemahaman dari pak rt tentang alat komunikasi memasukkan data data melalui jalur internet, dan dari 97



desa untuk rt hanya di fasilitasi wifi sebagai alat jalur pengiriman data akan tetapi jika hanya memanfaatkan itu saja dari rt pun belum cukup. Karena belum ada leptop hanya mengunakan HP saja sedangkan HP dari rt tersebut belum memadai untuk input data yang di tugas kan oleh kepala desa untuk merangkum semua data yang ada di aplikasi yang sudah terkirim tersebut. Menurut saya di desa Binade ini memiliki pesan dan saran agar lebih baik, lebih maju, dan lebih ber-Agamadi Desa Binade ini termasuk Desa yang cukup dalam sistem agam yang mengakibatkan para generasi penerus yang seharus lebih paham terhadap agama, malah sebaliknya para pemuda yang sudah besar seperti SMK itupun sangat alah memperhatikan kalau dilihat. Oleh karena itu saya mempunyai pesan untuk masyarakat kusinya untuk menambahkan ustad atau ustazah di berbagai dukuh atau dusun agar pembelajaran agama nya selalu berjalan dengan baik dan menghasilkan generasi pemuda yang cerdas terhadap agama lalu bisa merubah masyarakat yng masih awam hukum menjadi tau hukum. Selain dari pesan dan saran ada juga kesan yang terdapat pada desa Binade ini Yang saya rasakan selama KPM kuliah pengabdian masyarakat selama 45 hari ini Yaitu dengan adanya masyarakat yang selalu ramah terhadap kita. Saya sebagai mahasiswa IAIN Ponorogo sangat berterimakasih terhadap warga sekitar yang menyabut dengan baik. Selain itu masyarakat di daerah pedesaan seperti di desa ini kesukaannya ialah memperbanyak bicara agar cepat ramah terhadap satu sama lain, itulah yang di lakukan ketika ada pendatang baru agar cepat cakap terhadap lingkungan. Disetiap masyarakat Binade ini pun sangat baik, ketika ada makanan yang sekiranya lebih bisa di berikan kepada orang yang mereka berikan seperti contoh pisang yang sekali memberi bisa 98



mencapai sampai dua tundun dan yang lain masih ada banyak juga seperti kelapa muda maupun yang sudah tua. Saya sangat berterimakasih banyak terhadap masyarakat dan khususnya terhadap desa Binade yang telah menerima serta membuat pengalaman yang lebih banyak terhadap kemasyarakatan yang dapat saya terapkan dan sebagai pengalaman yang baik untuk ke masa depan nanti ketika sudah berkeluarga supaya tidak terlalu kaget mengahadapi permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat, Sekian terimakasih dari cerita essay yang saya buat ini.



GIAT AKSI PENGABDIAN DI KAMPUNG DAMAI DESA BINADE Muhamad Muhibbudin Kuliah Pengabdian Masyarakat atau disingkat KPM yaitu kegiatan perkuliahan pengabdian masyarakat dalam bentuk belajar, meneliti dan bekerjasama dengan masyarakat. Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) ini merupakan perubahan dari Kuliah Kerja Nyata (KKN), diselenggarakan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo untuk mahasiswa-mahasiswi semester 7 atau semester diatasnya bagi yang belum mengikuti ditahun sebelumnya. Pada tahun 2022 IAIN Ponorogo mengadakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di 5 (lima) Kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo, diantaranya yaitu Kecamatan Slahung, Kecamatan 99



Bungkal, Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Sambit dan Kecamatan Sawoo. Yang di kecamatan itu di setiap desanya ada 2 (dua) kelompok KPM dari keseluruhan dibagi menjadi 120 kelompok. KPM sendiri dilaksankan pada tanggal 4 juli-12 agustus 2022. Sebenarnya Institu Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, mengadakan kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah agar mahasiswa bisa mempraktekan ilmu yang telah didapatkan selama di bangku perkuliahan, dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menghasilkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat yang meningkat. Tidak hanya itu mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) diharapkan supaya bisa bersinergi dengan masyarakat sehingga dapat membantu menyelesaikan problematika yang terjadi di desa. Dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial sesuai dengan visi,misi, dan fungsi perguruan tinggi agama islam. Tujuan yang lain dari Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah diharapkan melatih penalaran dan kepekaan mahasiswa dengan bekerja sama dengan atau antar disiplin ilmu. Diharapkan potensi mahasiswa dapat berkembang dengan cara melakukan improvisasi dan inovasi dalam profesi khususnya dalam pembangunan masyarakat umumnya. Memberikan pengalaman kepada mahsiswa pengalaman belajar, meneliti dan bekerja sama secara langsung bersama masyarakat dalam menghadapi berbagai persoalan yang kompleks, melalui proses partisipasi sehingga dapat menemukan cara menyelesaikan permasalahan sosial yang dihadapinya. Diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran kepada masyarakat dalam meningkatan kualiatas Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan tuntutan dinamikia pembangunan dan perkembangan iptek. Mendampingi, membersamai dan mensuport masyarakat dalam upaya melakukan pembinaan pranata dan meningkatkan keahliaan dan keterampilan hidup untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian hidup. 100



Pada tahun ini Institut Agama Islam Negeri (IAIN) membagi Progam Kerja Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) menjadi 2 jenis, yaitu KPM Mono Disiplin dan KPM Multi Disiplin. KPM Mono Disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian msyarakat yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dengan bidang keilmuwan, rumpun (jurusan) yang sama. Sedangkan KPM Multi Disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kelonpok peserta KPM yang beranggotakan mahasiswa yang berbeda jurusan. Tidak hanya itu saja pada tahun ini Institut Agama Islam (IAIN) Ponorogo juga menentukan jenis temanya. Pertama Keagamaan, mendampingi dan memberdayakan masyarakat dibidang agama, contohnya praktek pengamalan ajaran agama di lingkungan masyarakat. Kedua Pendidikan, mendampingi dan memberdayakan dibidang pendidikan, contohnya pendampingan belajar masyarakat. Ketiga Ekonomi, pendampingan atau pemberdayaan di bidang ekonomi, contohnya mendampingi meningkatkan volume produksi usaha masyarakat. Keempat Gender, mendampingi dan memberdayakan bidang gender, contohnya pencegahan pernikahan dini. Kelima Tata kelola demokratis, contohnya kebijkan publik, demokrasi lokal, dsb. Keenam Kesehatan dan Lingkungan, contohnya pengelolaan sampah, pengembangan bio energi, pengembalian hak kelola tanah, dsb. Pada tahun ini saya mendapatkan progam kerja Mono Disiplin dan saya ditempatkan di kelompok 62 dari 120 kelompok. Kami di letakkan di Kecamatan Ngrayun yaitu Desa Binade. Kami sepakat dengan kelompok 63 atau kelompok Multi Disiplin untuk melaksankan pembukaan KPM yang diadakan pada tanggal 5 juli dibalai desa Binade. Dan yang seharusnya pembukaan itu dilakukan serentak pada tanggal 4 juli di setiap kecamatan yang telah ditentukan dan pembukaan itu juga dilaksankan di kampus. Hal itu disebabkan karena belum siapnya pihak kantor desa untuk 101



menggelar pembukaan KPM sehingga pihak kantor desa mencari waktu yang tepat. Kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman KPM saya di Desa Binade. Desa Binade adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Ngerayun Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur. Binade juga merupakan daerah perbatasan antara Ponorogo dengan Pacitan. Memiliki luas daerah seluas 722,76 km 2 dengan presentase terhadap luas kecamatan yaitu 3,91%. Ketika kami sudah tiba atau sudah berada di Desa Binade, diminggu pertama kami mencari informasi sebanyak-banyaknya ke Ketua RT, Ketua RW, atau Kepala Dusun bahkan sampai ke Kepala Desa tentang Desa Binade. Tidak hanya kelebihan yang banyak dimiliki desa binade ternyata banyak masalah yang sangat sulit diselesaikan di desa binade tersebut. Ternyata masalah atau kasus yang sangat sulit diatasi di desa binade adalah pernikahan dini atau pernikahan diusia muda. Maka dari itu kami sebagai salah satu kelompok perserta KPM (kuliah pengabdian masyarakat) yang mengambil program kerja Mono Disiplin yang mayoritas anggotanya adalah mahasiswa Hukum Keluarga Islam dan itu merupakan tugas yang berat bagi kami. Hambatan yang lainnya dalam menjalankan progam kerja kami yaitu Desa Binade memiliki sumber daya manusia yang kurang berkompeten dalam bidang agama sehingga kami harus bisa menyesuaikan dengan lingkungan dan orang-orang di sekitar. Di Desa Binade budaya dan tradisinya juga cukup kental. Sehingga kami juga harus menjaga tata krama serta mematuhi apa saja yang dilarang di desa Binade. Pada zaman dahulu, desa Binade merupakan daerah hutan kemudian datanglah seorang yang menamakan dirinya sebagai Sang Nabi (dalam bahasa jawa yang dimaksud yaitu Wong Sing Linuwuh) yang artinya punya kepandaian dan kesaktian. Kemudian dia menancapkan sebuah Batu atau PAL yang sampai saat ini batu tersebut dikeramatkan oleh masyarakat. Batu tersebut bertulisakan huruf jawa kuno dan bergambar burung perkutut, 102



sehingga menyerupai sebuah arca dan hingga saat ini diberi nama Ngreco yang diabadikan untuk sebuah nama lingkungan di dukuh Krajan Desa Binade. Banyak patangan yang tidak boleh dilanggar ketika di Ngreco atau tempat batu disimpan sekarang, seperti tidak boleh mengintip arca tersebut ketika berada ditempat arca disimpan. Dan ada juga yang mengatakan jika penasaran dengan arca itu lebih baik langsung dibuka tutupnya tidak boleh mengintipnya karena jika pantangan tersebut dilanggar dapat menyebabkan terjadinya balak bagi desa binade, Dengan melihat kondisi desa yang seperti itu kami berdiskusi untuk menetukan langkah apa yang harus diambil untuk menjalankan program kami. Setelah bermusyawrah kami memutuskan untuk bersilahturahmi kepada sesepuh atau tokoh masyarakat di Desa Binade dan ke penduduk sekitar posko, yang tujuannya menjalin keakraban dengan warga sekitar agar program kami berjalan dengan lancar tanpa adanya halangan apapun jika ada jangan sampai besar. Setelah kami mendapatkan informasi yang banyak dari berbagai orang baik itu bapak ketua RT, bapak ketua RW ataupun bapak Kepala Dusun (Kasun) hingga bapak Kepala Desa, kami sepakat untuk mengambil program inti yang tujuannya mempersiapkan remaja meyongsong masa dewasa dan pendewasaan usia pernikahan guna mencegah pernikahan dini khususnya di Desa Binade. Langkah yang kami tempuh adalah sosialisasi di Balai Desa yang sasarannya tokoh-tokoh penting desa agar disampaikan kepada anak-anaknya atau para remaja, tidak hanya itu kami juga sosialisasi di sekolah yaitu SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun. Tidak hanya itu, kami juga memiliki beberapa progam penunjang seperti mengikuti kegiatan masyarakat setempat (kerja bakti lingkungan, ikut membantu penyembelihan hewan qurban ketika hari raya idul adha, rutinan yasinan RT setiap malam jumat dan jumat sore bagi ibu-ibu, membantu mengajar di Tempat PengajarabAl-quran, dsb). Saya akan menceritakan sedikit tentang kegiatan progam 103



inti kelompok kami yaitu penyuluhan di balai Desa Binade tentang Bina Keluarga Remaja (BKR) oleh tim Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN). Kegiatan itu menghadirkan Bapak Ketua RT beserta istrinya, Bapak Ketua RW, serta pihak balai Desa Binade. Sebelum kegiatan itu dilaksanakan kami berkonsultasi terlebih dahulu kepada Bapak Kepala Desa Binade, tentang rencana Progam Inti kami. Dan setelah mendaptakan masukan dari Bapak Kepala Desa Binade yaitu Bapak Sunawri Cahyo S.H, kami memutuskan untuk mengadakan musyawarah untuk menentukan hari progam kami untuk dijalankan. Hasil dari musyawarah tersebut adalah Progam inti dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2022 karena sudah mempertimbangkan banyak hal terutama mencari waktu senggan, undangan di buat sebanyak 70 orang, tetapi tidak semuanya tamu undangan bisa hadir karena hari itu juga bertepatan dengan hajatan warga sekitar. Pada kegiatan itu tim penyuluhan menyampaikan tentang Pendewasaan Usia Perkawinan dan Manejemen Keorganisasian. Setelah penyuluhan di Balai Desa Binade dilaksakan diharapkan bapak/ibu RT atau bapak RW bisa menyampaikan kepada warganya sehingga bisa dijadikan sebagai ilmu dan dapat disampaikan kepada anak-anak muda. Dengan hal tersebut juga diharapkan dapat menurunkan angka pernikahan usia dini di Desa Binade. Karena itu murapakan salah satu cara kami untuk menekan terjadinya pernikahan di usia dini. Tidak hanya penyuluhan di Balai Desa tetapi kami juga melakukan sosialisasi di SMP 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun. Sebelum kami melaksakan sosialisasi kami terlebih dahulu pergi ke sekolah untuk meminta izin ingin mengadakan sosialisasi. Setelah kami mendapatkan izin dari pihak sekolah, kami memutuskan untuk mengadakan sosialisasi di SMPN 5 Ngrayun pada tanggal 22 Juli 2022 di SMKN 1 Ngaryun dan 25 Juli 2022 di SMPN 5 Ngrayun. Di SMKN 1 Ngrayun kami melakukan sosialisasi dengan metode 104



pembagian mengelompokkan perkelas sedangkan di SMKN 1 Ngrayun ada 6 kelas yaitu setiap angkatan ada 2 jurusan. Yang pertama sosialisasi di laksanakan untuk kelas 10 dan yang kedua untuk kelas 11-12. Kenapa sosialisasi itu dipisah karena pada tanggal 20 Juli 2022 bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah bagi siswa baru atau yang biasa kita kenal dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), sedangkan bagi kelas 11-12 dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2022. Materi yang disampaikan yaitu tentang Manajemen Keorganisasian dan Pendewasaan Usia Pernikahan. Tujuan mengambil 2 (dua) materi tersebut karena agar memahi pentingnya sebuah organisasi bagi siswa khususnya bagi siswa baru, baik organisasi didalam sekolah atau luar sekolah. Dan tujuan disampaikannya materi tentang Pendewasaan Usia Pernikahan adalah agar siswi SMKN 1 Ngrayun setelah lulus sekolah tidak terburu-buru untuk menikah dan bagi siswa SMKN 1 Ngrayun agar bisa lebih menjaga pergaulan supaya tidak melakukan pergaulan secara bebas, karena dengan pergaulan bebas banyak dampak buruk yang terjadi seperti hamil diluar nikah, tindak kejahatan dimana-mana, dsb. Kami juga melakukan penyuluhan di SMPN 5 Ngrayun, halha yang kami lakukan sebelum melakukan sosialisasi. Kami bermusyawarah untuk menentukan tema yang tepat untuk disampaikan kepada siswa-siswi SMPN 5 Ngrayun. Dan kami memutuskan untuk menyampaikan tema NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif). Setelah kami mendapatakan tema yang tepat kami pergi ke SMPN 5 Ngrayun untuk meminta izin untuk mengadakan sosialisasi. Akhirnya kami mendapatkan waktu yang tepat yaitu hari Senin, 25 Juli 2022. Ketika sosialisasi di SMPN 5 Ngrayun kami juga mengklasifikasikannya perkelas supaya mudah untuk menyampaikan materi. Kami memilih tema NAPZA agar mereka mengetahui tentang bahaya obat-obat terlarang dan agar 105



mereka bisa menjaga diri apa yang dilarang Undang-undang. Serta kami juga memiliki tema yang lain ketika sosialisasi di SMPN 5 Ngrayun yaitu Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP). Tujuan dari tema PUP adalah agar mereka bisa menahawan hawa nafsunya untuk menikah diusia muda meskipun mereka cinta kepada lawan jenisnya. Karena jika melakukan pernikahan diusia yang sangat muda akan mendatangkan mudharat yang banyak bagi dirinya baik dari dalam diri maupun dari lingkungan. Salah satu kegiatan penunjang yang menarik bagi saya ialah kegiatan Taman Pembelajaran Alquran baik di Dusun Krajan maupun Baca Tulis Quran di SMPN 5 Ngrayun. Langkah pertama yang saya ambil dalam mengajar anak-anak di Tempat Pengajaran Al-quran (TPA), saya dan teman-teman pergi ke Tempat Pengaran Al-quran (TPA) untuk melihat metode yang digunakan untuk mengajar itu seperti apa. Setelah kami mengetahui metodenya seperti apa kami langsung turun tangan untuk membantu mengajar dengan metode yang sudah berjalan. Tetapi hal itu tidak mudah seperti apa yang kami bayangkan selama ini. Setelah observasi di Tempat Pembelajaran Al-quran (TPA), saya menemukan bahwa anak-anak yamg saya ajar itu sangat kurang sekali baik dari kesopanan, tata krama, dan pemahanan terhadap apa yang diajarkan. Seperti ketika saya menyimak satu anak yang lainnya malah ramai sendiri ada yang bermain dengan temannya ada juga yang mengganggu temannya ketika sedang mengaji. Hal yang paling menjengkelkan ketika menyimak mereka mengaji yaitu mereka tidak mau fokus kepada gurunya. Mungkin hal itu dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau bahkan pengaruh smartphone sehingga menjadikan anak-anak zaman sekarang sulit untuk diajak belajar. Ketika saya mengajar Baca Tulis Alquran (BTQ) di SMPN 5 Ngrayun, tidak jauh beda dengan mengajar anak-anak di Tempat Pengajaran Al-quran (TPA) Dusun Krajan, bisa dikatakan seperti itu karena ketika di tes mengaji banyak anak yang sudah usia 106



SMP pun belum bisa membaca al-quran jangankan membaca alquran membaca iqro pun mereka masih kesulitan. Dengan hal itu, Maka dapat disimpulkan bahwa SDM di desa Binade pada masa sekarang sangat rendah (menurut saya kemampuan membaca Alquran bagi anak-anak dan remaja di Desa Binade khususnya di Tempat Pengajaran Al- quran (TPA) Dusun Krajan dan siswa SMPN 5 Ngrayun masih kurang dan harus terus ditingkatkan). Dalam hal ini, aksi pengabdian yang saya lakukan yaitu ikut membantu proses pembelajaran Alquran dan Iqro’ di Tempat Pengajaran Al-quran (TPA) Dusun Krajan dan SMPN 5 Ngrayun. Tetapi, ada kendala yang saya rasakan yaitu saya sendiri tidak bisa mengetahui perkembangan anak-anak tersebut karena terbatasnya waktu serta pembagian jadwal yang harus merata. Sebenarnya masalah pengajaran agama kepada anak-anak di Desa Binade tersebut pasti bisa diatasi asalkan adanya guru agama yang benar-benar bisa mengawal anak-anak tersebut. Dengan otomatis pemahanan atas ajaran agama islam di Desa Binade dapat dimengerti dengan sepenuhnya. Kendala lainnya ketika mengajar Baca Tulis Quran (BTQ) di SMPN 5 Ngrayun adalah media belajarnya ketika mereka disuruh untuk mencari iqro yang tujuannya untuk pembelajaran mereka, mereka tidak mau berusaha untuk mencari. Sedangkan yang mau berusaha untuk membawa iqro hanya sebagian kecil bisa dikatakan dapat dihitung denganjari. Hal yang kudapatkan selama Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di Desa Binade adalah Bahwa generasi sekarang sangatlah kurang sekali kualitasnya baik dalam bidang pendidikan juga bidang agama khususnya di daerah pegunungan. Karena hal itu disebabkan seperti letak dan kondisi geografisnya serta kurangnya pengajar yang benar-benar mumpuni untuk bisa memajukan generasi sekarang khususnya bagi masyarakat pegunungan dan pelosok. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa setelah lulus harus berani berjuang di daerah pelosok untuk memajukan sumber daya manusianya. Sehingga dengan majunya Sumber Daya Manusianya 107



maka hal tesebut juga dapat mendorong bangsa agar bisa menjadi bangsa yang maju. Ada beberapa kesan yang tidak akan pernah saya lupakan ketika menjalani Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Hal yang paling berkesan bagi saya adalah bisa mengajarkan mengaji kepada anak-anak Desa Binade, itu merupakan perasaan yang sangat membahagiakan dalam hidup saya karena bisa menyampaikan ilmu yang saya dapatkan baik ketika mengaji atau ilmu formal ketika belajar di sekolah samapi jenjang perguruan tinggi. Dan hal yang paling berkesan yang lainnya yaitu ketika mengajar di Tempat Pendidikan Al- quran (TPA) anak-anak di Dusun Krajan ditantang adu Panco. Selama ini saya belum pernah ditantang panco oleh anak kecil pada waktu mengaji. Selain itu kesan saya ketika mengajar BTQ di SMPN 5 Ngrayun saya dinego ketika ingin menyima membaca iqro. Hal yang paling berkesan lainnya yaitu orang-orang Desa Binade sangat ramah-ramah, dan setiap ada tamu dirumahnya semua makanan yang ada disuguhkan semua. Pesan yang dapat saya sampaikan kepada pembaca atau calon peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Desa Binade adalah ciptakanlah sesuatu yang baru dan bawalah perubahan serta bersabarlah dalam menghadapi apapun. Sedangkan pesan untuk masyarakat Binade didiklah anak-anak kalian atau kawalah dalam belajarnya baik dalam pelajaran umum atau pelajaran agama jika belum bisa maka batasilah dalam penggunakan smartphone serta ajarkannya tata krama dan sopan santun agar bisa menghormati orang tua dan orang lain, dan kontrolah setiap saat jika tidak bisa maka saling berkomunikasilah agar anak tidak sungkan bercerita kepada orang tua jika memiliki masalah yang menimpa. Pesan untuk anak-anak di Desa Binade adalah semangatlah dalam belajar baik belajar di Sekolah atau tempat mengaji kalian karena, masa depan ada ditangan kalian. Hormatilah guru yang mengajar kalian baik disekolah ataupun ditempat mengaji, taatilah peraturan yang ada disekolah kalian, 108



ingatlah bahwa orang tua kalian itu besusah payah untuk menyekolahkan kalian demi masa depan kalian maka bersungguh-sungguhlah dalam mencari ilmu dan sayangilahg mereka, jagalah sopan santun dimanapun berada.



109



SECUIL KISAH ANAK KPM Muhammad Tohir Pertama² sebelum di mulai marilah kita panjatkan rasa puja dan puji sukur kehadirat allah swt. Yang di mana itu telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah kepada kita Sebelumnya di mulai KPM (kuliah pengabdian masyarakat) saya memulai dari hari minggu yang di mana itu saya mulai mempersiapkan apa yang harus di bawa ke tempat KPM atau istilahnya KKN Yang berupa pelengkapan pribadi baik baju celana sabun mandi, sikat gigi, odol, dan sabun cuci,dan perlengkapan untuk kelopok seperti: kopor, wajan, dandang, sotel, rice coker, sll. Alat-alat tersebut sudah di bagi kepada teman-teman satu kelompok, dan ternyata titik pengumpulannya berada di rumah/kost tempat ku sendiri. Setelah barang-barang terkumpul saya dan teman satu kost mulai mengantarkan barang-barang tersebut ke posko/tempat yang akan di tempati selama KPM berlangsung. Pada hari keesokannya, yaitu hari senin kami berangkat ke tempat kkn/kpm untuk pembukaan dan ternyata pada pagi harinya saya berangkat kesiangan sampai di posko kami mulai berkumpul biasalah untuk memperkenalkan diri baik itu nama sampai rumah dan dll, setelah itu kami membahas pembukaan dan ternyata pembukaan di mulai pada hari selasa kami membahas sampai selesai, dan pada hari ini saya cuma membersihkan posko dengan teman dan setelah itu kami istirahat ada yang bikim makanan ada bikin kopi samapi berbincang-bincang lagi sampai sore, pada waktu magrib semua pergi ke masjid sampai isya, setelah itu kamipun istirahat. Pada hari selasa pagi, kami mempersiapkan pembukaan yang di mana itu ber tempatan di balai desa binade, kec. Ngrayun, dan pembukaan di mulai. Pembukaan itu gabungan dari kelompok 110



mono dan multi, yang di mana itu sambutan dari ketua kelompok, dari bapak muclis DPL dari kelompok 63 dan sambutan dari bapak kepala desa yaitu bapak sunarwi cahyo S. H. yang di mana itu menyampaikan sebangai berikut:  Dari ketua kelompok berupa : terimakasih atas penerimaan dan tempat tinggal, memohon bimbingan dan arahan, menunjukan apa tujuan kami di sini dll  Dari bapak mucklis : bagai mana metode ABCD, pengembangan aset, mahasiswa harus sigap, menitipkan anak-anak mahasiswa kepada kepala desa dan mohon bimbingan nya.  Dari bapak kepala desa: yaitu menyambut dengan baik dan mempersilahkan kepada anak-anak mahasiswa untuk kpm/kkn di Desa Binade, meminta kolaborasi antara mahasiswa dan bapak kepala desa dan meminta untuk mebantu program pemerintah, Sampai selesai pembukaan kami pun berfoto bersama staf desa dan kelompok 63 multi, setelah itu kamipun pulang ke posko dan sitirahat sampai sore setelah itu seperti biasa ke masjid sholat berjamaah sampai isya, setelah itu kamipun rapat untuk agenda di desa binade, ngrayun , ponorogo. Yang di bahas ya itu tujuan kami berada desa ini selama 45 hari, seperti membahas stunting, pemberdayaan masyarakat, dan kita akan menggunakan apa saja yang akan kita bisa untuk meningkatkan mutu masyarakat di sini. Setelah membahas ini itu sampai selesai pembahasan. Pada ke esokan harinya yaitu hari rabu kami mulai jalan-jalan untuk mengetau sampai mana saja batas-batas desa binade dan ada berap saja dusun di desa itu. Dan kamipun keliling-keliling desa tersebut serta berkunjung ke Rt-rt yang ada di desa binade untuk menanyakan perihal seperti TPA, POSYANDU, PENGAJIAN/YASINAN, dan seterusnya, setelah selesai, itu kamipun pulang dan seperti biasa istirahat dan seterusnya samapai setelah isya kamu evaluasi apa nya sudah kita dapat dari tugas yang di bagi 111



tadi, seperti di desa binade terdapat 3 dusun yaitu dusun kerajan, petung, dan blumbang, dari masing tersebut mendapatkan hasil seperti:  Dari dusun petung: lokasi TPA belum di temukan meskipun ada sulit untuk di jangkau, dan belum berkomunikasi dengan guru yang ngulang ngaji nya itu. Karna saat surve bapak rt nya ya belum tau di mana TPAnya dan dulu pernah ada namun suda tidak berfungsi.  Di dusun blumbang: lokasi TPAnya berbatasan langsung dengan kab. pacintan kec. Pucangombo.serta bapak lurah mempunyai impian serta kemauan kuat apa saja dihadapi dan menghadapi apapun itu, dan di dusun ini ada ibu-ibu PKK-nya juga  Di dusun krajan: TPA di sini bertempatan di kediaman bu asih dan yasinan bapak-bapak maupun ibu- ibu sama saja dengan di blumbang. Setelah membahas itu ketua kelompok kami membahas proker inti yang di man itu berupa sosialisai pernikahan dini dan upaya pencegahan stunting , yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pernikahan dan stanting tersebut, dan yang dituju/ sasaran yaitu orang tua/tokoh masyarakat, remaja( siswa) SMPdan SMK, lokasi yang dituju dusun kerajan dan petung karana di dusun blumbang sudah di isi oleh kelompok multi 63. Dan itupun di kolaborasikan dengan BKKBN, TP PKK, KADER SEHAT DESA, dan narasumber yang di ambail dari BKKBN, setelah itu kami membahas yang lainya lagi seperti:  Karawitan dua minggu sekali. Arisan Rt 02 pada hari rabu wage. Arisan dasawisma pada hari minggu kliwon, Kunjungan TP PKK setiap tgl 25, PKK dusun setiap tgl 12, PKK desa setiap tgl 18.  Yasinan ibu-ibu pada jumat siang sedangkan bapakbapak pada malam jumatnya. 112







Ada juga kegiatan arisan bapak-bapak lingkuangan, LMD, serta arisan kelompok tani. Dan kumpulan pun di selesaikan dulu karena sudah malam. Dan setelah kumpulan/ evalusai selesai.Semua teman-teman mulai persiapan tidur ada juga yang membikin kopi katan belum mengantuk dll. Pada keesokan harinya yaitu hari kamis seperti biasa ada yang berangkat kemana gitu karena melaksanakan tugasnya, ada yang nyantai karnipun belum mendapatakan tugas dan yang lain dan sayapun belum mendapatkan tugas, sayapun bersantai-santai dan menikmati desa tersebut dengan jalan-jalan memutari semua jalan yang ada di desa tersebut. Setelah itu seperti bisa. Sampai sore pada sorenya itu saya menuju ke TPA yang di mana itu di kediaman ibu asih tadi yang sudah di bahas di awal untuk menanyakan bagaimana mekanisme pengajarannya, dan setelah samapi kamipun berdialog dengan ibu asih dan masalah perihal tersebut dan sampai selesai. Setelah itu Kamipun pulang dan seperti biasnya mandi setelah itu sholat magrib sampai isya, kami pun pergi ke yasinan yang ada di desa binade, setelah yasinan kamipun memulai evaluasi lagi yang di bahas untuk melanjutkan yang kemarin yang belum di bahas seperti: membahas kultum sesudah yasinan di blumbang pada jumat pahing, legi, kliwon, idul adha, khutbah jumat, kultum ba'da sholat isya, siapa saja itu, yaitu kultum yaasinan: dedi saputra, amir ahsani, ihsan nawaawi, yang bertugas idul adha, ialah ketua kami saudara M. iza saiful, kutbah jumat ialah: liwaudin, amir, rizky prakosoh sedaangkan kultum ssesudah sholat fardu isya bergantian semua anak laki-laki mendapatkan tugas. Pada hari berikutnya saya dan teman bangun pagi untuk melaksanakan sholat idul adha di masjid terdekat dan yang menjadi petugas kotbahnya ialah ketua saya sendiri dan yang menjadi khotibnya ialah dari warganya sendiri setelah sholat idul adha kamipun mengikuti penyembelihan kambing dan sapi, dan yang pertama di sembelih ialah kambing saya dan teman-teman 113



membantu, seperti memotong menjadi beberapa bagian dan menghitung siapa saja yang akan di bagi. Stelah itu semua selesai kamipun pindah ke tempat peyembelihan sapi sesampaiya di sana saya melihat sapinya belum di sembelih, sapinya masih akan di sembelih dan pada akhirnya di potong setelah itu saya membantu membawakan bagian-bagian yang akan di potong- potong untuk di bangikan sampai selesai setelah semuanya selesai sayapun pulang dan akan istirahat, Pada saat itu juga saya dan teman-teman di panggil untuk ikut makan di tempat penyembelihan karna di tempat peyembelihan itu sudah ada yang masak buat orang-orang yang meyembelih , setelah usai makan kamipun minta izin pulang dulu. Setelah itu seperti biasa dengan teman- teman tukar-tukar pikiran setelah itu malamnya ada yang nyate kambing dan saya pun tertidur lelap. Ke esokan harinya pada hari senin kami pun seperti biasa yang mendapatkan jadwal/tugas ya melaksanakan tugasnya tersebut, sampai pada siangnya saya terjadwal di TPA nya Bu Asih dan sayapun berangkat dan di jadwal jam 14:30, sesampainya di sana kamipun memulai dengan apa yang telah di kasih tau bagai mana mekanismenya pengajaran setelah itu kami berkenalan sebelum mengaji satu persatu supaya akrab dengan anak-anak TPA, setelah itu mengajipun di mulai sampai selesai setelah selesai kamipun pulang ke posko. Setelah itu kami pun seperti biasa sampai isya setelah isya kami evaluasai, dan membahas tentang TPA nya tadi setelah membahas itu sampai selesai setelah di bahas kamipun membahas yang lainya sampai doa kfaraul majlis selesai. Keesokan harinya pada hari selasa kamipun mendapatkan tugas dari sekolah SMK N 5 ngerayun, bawasanya di minta untuk membimbing anak-anak kelas 10 yang baru masuk sekolah atau orientasi sekolah, selama dua hari setelah itu kamipun menyetujui karna bisa perogram kerja penunjang kami menyangkut ke SMK tersebut. Dan setelah itu seperti biasa kegiatan belum ada kamipun ya ada yang tidur, ada yang ngopi di warung, dan ada yang lebih 114



menarik yaitu mancing di kali,. Pada sorenya seperti biasa ke masjid akan tetapi di masjis agenda setelah magrib mengaji tadarusan sampai selesai, setelah isya kamipun makan malam samapi selesai setelah itu kami berbincang-bincang sampai tertidur. Pada hari selanjutnya saya melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua yaitu suve di SMP meliputi menanyakan bagaiman latar belakang SMP dan meminta izin untuk melaksanakan sosialisasi di SMP setelah itu kami pun pulang, sebelum pulang kami di beri amanat untuk mengulang ngaji di SMP. Selain di smpada juga di SMK membantu orientasu tersebut sampai selesai, dan aja juga mengajar di TPA bu asih, sampai selesai,setelah itu seperti biasa rutinitas sebelum magrib samapi isya, daan setelah isya kami evaluasi apa yang kita dapat dari apa yang kami dapatkan untuk di utarakan setelah banyak perdebatan serta rancang merancang apa aja untuk program kerjanya sampai selesai. Intidi dalam evaluasi tersebut berupa membahas peroker utama yaang akandi mulai pada minggu ke empat, mengambil materi di kecamatan buat sossialisasi di SMK dan SMP, dan lain-lain. Pada hari ini. Hari kamis saya dan teman-teman menuju ke SMP untuk melaksankan tugas dari bapak kepala SMP yaitu membuat pembagian kelompok mengajarkan mengaji, kami berangkat jam 08:00 sampai di sana kami melihat siswa yang sudah siap di dalam kelas setelah itu kami menguji satu persatu siswa sampai selesai setelah itu kamipun pulang, setelah itu kami istirahat dan ada yang ngopi dan ada yang jalan-jalan setelah itu seperti biasa sholat magrib, mengaji, dan sholat isya, setelah isya kamipun melajutkan yasian di kediaman bapak rt sampai selesai. Pada jum’at pagi kami seperti biasa ada yang nyuci pakaian ada yang membersihkan montor serta ada yang mancing. Setelah itu kami mulai sholat jumat yang khotbah nya saudara udin dan yang khotibnya danendra, dampai selesai, stelah itu sorenya untuk yang wanita-wanita pergi yasinan dan yang laki-laki sebagian di TPA bu asih. Sampai selesai.Pada malamnya evaluasi lagi tetapi 115



membahas sebagian seperti kerja bakti dan bersih-bersih tempat posko. Stelah itu pada hari minggunya/ahad kami mulai kerja bakti dari pagi jam 07:00 sampai selesai,, di dalam kerjabakti tersebut saya dan teman-teman membersihkan jalan di dusun kerajan dan membersihkan yang ada di selokan dll. Pada hari senin bertepatan dengan minggu ketiga kami megulang di SMP dan SMK itu di jadwal SMK paginya dan siangnya di SMP dan saya mendapatkan bagian SMP di kelas tujuh di kelas tujuh di bagi menjadi dua bagian ada yang al quran dan iqro' dan saya menemani yang di kelas tujuh al-quran dan metodenya yang pertama di bacakan dulu baru di ikuti oleh siswa dan setelah itu baru satu-satu siswa. Setelah mengajar kamipun pulang ke posko dan sorenya mengulang di TPA bu asih sampai selesai. Pada hari selasa dan rabu sama saja seperti hari snin akan tetapi pada hari selasa saya di minta untuk membantu Rt 02, Rw 02, untuk membantu membuat berkas tentang kependudukan sampai selesai. Dan malam kamisnya kamipun evaluasi untuk sosialisasi di balai desa binade, smp dan smk. Sampai selesai. Dan pada hari jumat itu sebagian ada yang sosialisasi di SMK dan sebagiaan di posko dan paada hari jumat itu saya berssihbersih di masjid untuk mempersiapkan jumatan, Setelah itu sorenya ada yang TPA di bu asih dan yang perempuan ikut yasinan sampai selesai.pada keesokan harinya saya turun untuk membuat bener yang akan di pakai untuk sosialisasinya di balai desa binade, pada hari selasanya. Setelah itu pada hari minggunya kami bersih-bersih seperti biasa di dusun kerajan, sampai usai dan pada haari seninya sosialisasi di SMP kami pun berangkat pagi sekitar jam 08:00 karna selesai upacara setelah itu kami mulai memberikan materi tentang pup dan napsza yang waktunya hanya 2 jam pematerian yang bagian kelas tujuh dan delapan di kelas dan kelas sembilan di mushola/masjid di bagian ini saya menjadi penanggung jawab atas 116



lancarnya sosialisainya di smp dan alhamdulillah semua mengikuti dengan lancar Pada hari selasa kami memulai sosialaisai di balai desa binade dan sebagian ada yang di smk untuk mengulang mengaji , di balai desa saya bagian penyambutan tamu-tamu undangan pada jam 09:00 setelah itu sosialisasi di mulai saya mengikuti dengan baik samapai selesai setelah itu istirahat. Pada hari rabu dan kamis seperti biasa tidak ada perogram baru hanya program yang lama dan itupun di laksanakan dengan orang yang bertugas sampai selesai. Pada hari jum’atnya saya turun karna saya ingin berobat supaya sehat pada waktu itu saya sakit demam, dan setelah itu saya sehat dan menuju ke posko lagi. Dan pada hari berikutnya saya seperti biasa jika ada kegiatan saya berangkat jika tidak ada saya ya di posko, selain di posko saya juga berkunjung ke posko-posko yang lain biasa lah, untuk merekatkan pertemanan antara kelompok satu dengan yang lainya selama tidak ada tugas ya itulah saya lakukan, menyambangi poskoposko lainya. Pada hari rabunya saya terjadwal di dua tempat ya itu di SMP dan SMK, di SMK saya mulai berangkat jam 08:00 dan setelah datang kesana saya bersama enam orang yang di tugaskan tadi, mulai bertugas yang pertama sebelum di mulani kami dan siswa melaksanakan sholat duha setelah itu baru melaksanakan mengaji yang mekanisme/metode pembelajaran dengan sorogan, dan pengajaran itu sampai selesai, setelah itu saya dan teman-teman pulang, dan siangnya saya mengulang di SMP yang di mana itu sama mengulang ngaji lagi sampai selesai. Stelah itu stiap hari kita lalu bersama dengan kegiatan dan tugas yang telah di berikan sampai hari jumatnya lagi saya melatih anak² smp untuk keperamukaan di dalam pramuka kami memberikan pbb ( pembinaan baris berbaris) di situ saya memengang kelas delapan setelah itu pindah di kelas tujuh sampai 117



selesai. Setelah itu saya istirahat dan malamya mengunjungi ke posko lainya biasalah untuk jalan-jalan. Dan meneui kerabat dekat. Dan pada akhirnya tidak tersa sebentar lagi hampir usai KPMnya akan tetapi di di dalam satu kelompok saya banyak belajar karna di setiap permasalahan pasti ada solusi baik itu permasalahan yang berat atupun ringan karna setiap pemikiran seseorang berbeda dan jika satu masalah belum terpecahkan semua ikut mecahkan perkara tersebut, dan sampi usainya KPM di desa binade,kec.ngrayun, kab. Ponorogo. Mungkin nanti jika sudah usai kita merasakan apa yang pernah kita lakukan bersama untuk mewujudkan apa yang pernah kita tuju bersama. Kesan dan pesan di dalam KKN/KPM di desa binade, kec.Ngryun, kab. Ponorogo. Segala puji kehdirat allah swt. Yang di mana itu telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahnya yang telah di berikan kepada kita. Alhamdulillah kita masih di beri kesehatan jasmani dan rohani dari allah swt. Langsung saja kesan dan pesan saya. Aya sangat senang telah mengikuti pembelajaran di dalam KPM ini karna saya dapat belajar lebih dari pada itu seperti kita di didik menjadi orang yang benar-benar menjadi masyarakat, seperti bagaimana nih cara berintraksi kepada masyarakat dan hidup dalam satu kelompok supaya rukun, damai, tentram.serta bangaimana cara biar kompak untuk melaksanakan tugas yang di berikan dari kampus IAIN Ponorogo.dan yang lain, dan dari desa pun orang ya ramah-ramah dan mudah untuk berbincang-bincang serta tukar pikiran. Sangat sulit menemukan momen seperti itu. Sekian dan terima kasih atas apa yang di berikan kepada saya yang dimana itu belum pernah saya rasakan, baik dari teman-teman maupun masyarakatnya.



118



PENGALAMAN SELAMA KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DI DESA DAMAI BINADE Muhammad Rizky Novianto Desa Binade merupakan desa yang terletak yang di Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa yaitu Bapak KADES, beliau sudah menjalani tugas sebagai kepala desa selama dua periode. Beliaumemiliki dua orang putra yang saat ini sedang menjalani pendidikan di bangku perkuliahan.Beliau mampu membiayai kuliah kedua anaknya sendiri karena kebetulan usaha beliau berjalan dengan lancar. Perlu diketahui sebelum saya menceritakan cerita saya lebih jauh saya ingin memberitahukan bahwa, Kegiatan Pegabdian Masyrakat berbeda dengan tahun kemarin. Yang dimana tahun kemarin dibekali dana perkelompok, jasket, dan kaos. Tetapi berbeda dengan tahun ini yang hanya dibekali kaos saja. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) mengadakan kegiatan Kuliah Pegabdian Masyarakat yang di tanggung jawabi oleh Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) yang akan di tempatkan di lima Kecamatan di Kabupaten Ponorogo. Yaitu Kecamatan Sawoo, Bungkal, Slahung, Sambit dan Ngrayun. 119



Dalam menjalani Kuliah Pengabdian Masyarakat selama sebulan setengah (45 hari), kami mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) tinggal di sebuah rumah yang kami kontrak selama sebulan. Kami berjumlah dua puluh orang (20), yang dimana empat belas orang laki-laki (14) dan enam orang perempuan (6). Sambutan dari kepala desa dan warga sangat baik danmenyenangkan atas kedatangan kami mahasiswa Kuliah Pegabdian Masyarakat. Kami pun mengunjungi rumah rumahwarga untuk silaturahmi sekaligus memperkenalkn kami para mahasiswa dan memohonbantuan apabila nantinya kami akan melaksanakan kegiatan yang membutuhkan dan mengikutsertakan warga di dalam kegiatan tersebut. Tanggapan warga atas kunjungan kami sangat baikdan mereka tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan kami dan dengan tangan terbukaakan membantu kami apabila sewaktu waktu kami membutuhkan bantuan dari warga. Seiring berjalannya waktu dan kegiatan yang kami laksanakan baik di dalam maupundiluar rumah, banyak sekali informasi dan pengalaman baru yang kami dapatkan diantaranyaadalah Desa Binade merupakan salah satu sentra penghasil porang dan ketela terbesar di Kabupaten Ponorogo. Akan tetapi tidak sama seperti dulu lagi. Yang dimana harga perkgnya udah turun drastis. Yang awalnya pernah diangka 150rb/kg untuk porang sekarang turun hanya 3rb/kg. Maka dari itu masyarakat di sekitar sini pindah bisnis ke ketela. Bukan karena faktor turunnya harga ketela. Tetapi pabrik ketela yang ada sudah tutup total karena kurang bijaknya pengelolaan pabrik ketela tersebut. Oleh karena itu banyak masyarakat sini pergi merantau untuk mencari uang, yang dimana sebelumnya hasil pertanian disini bisa membiyai kehidupan sehari-hari. Tetapi akan karena turunnya harga porang yang drastis dan pabrik ketela yang sudah tutup total. Yang dimana masyarakat sini mata pencarihannya hanya di bidang pertanian yang salah satunya beralih menjadi petani padi, dan budidaya hewan kambing dan sapi. 120



Selain di bidang pertanian, desa Binade juga memiliki keunggulan di bidangkesenian. Untuk kesenian sendiri di desa Binade terdapat sanggar yang melatih anak anakdan warga untuk belajar lebih dalam lagi mengenai seni khususnya kesenian Jawa Timur. Desa Sukatali hanya memiliki satu sanggar disini dan anggotanya pun tidakterlalu banyak, nama keseniannya sendiri adalah gambyong / campursari. Yang sanggar seninya terletak di balai desa Binade. Latihan tersebut dilakukan setiap hari rabu pukul 20.00 malam hari. Untuk bidang pendidikan sendiri, Desa Binade dapat dikatakan cukup baik karena didesa ini terdapat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah MenengahKejuruan. Cukup banyak juga siswa yang bersekolah hingga ke tingkat SMK, akan tetapibanyak juga pemuda yang setelah lulus SMP langsung merantau keluar kota untuk mencarikerja dan memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya. Hal ini sangat disayangkanmengingat banyaknya pemuda di Desa Sukatali yang lebih memilih untuk menikah danberumah tangga sehingga kontribusi para pemuda dalam kegiatan yang ada di Desa Binade sangat minim. Di Desa Binade tidak ada Karang Taruna karena banyak pemuda atau masyrakat sini yang banyak merantau sehingga Sumber Daya Manusia yang sangat seikit khususnya yang remaja. Selain faktor merantau juga terapat faktor yang di usia remaja sudah menikah. Pernah terbangun Karang Taruna di Desa Binade pada tahun 2019. Tetapi karena ketua Karang Tarunanya memutuskan untuk merantau tidak ada lagi yang meneruskan organisasi masyarakat ini. Saya teringat akan kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat lalu yang digelar oleh pihak Institut untuk mengisi libur semester perkuliahan. Kuliah Pengabdian Masyarakat telah menjadi salah satu program rutin di perguruan tinggi. Kuliah Pengabdian Masyarakat menjadi bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, 121



yaitu pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian secara penuh setelah menimba ilmu di bangku kuliah. Karena bertujuan memberikan pengalaman belajar tersendiri setelah berada langsung di tengah-tengah masyarakat. Kecerdasan emosional dan spiritual, kepemimpinan, komunikasi, kerja tim, dan sebagainya dipadukan di sini. Adapun tema-tema Kuliah Pengabdian Masyarakat dari setiap perguruan tinggi yang diusung memang berbeda-beda seperti contohnya yaitu “integaratif-interkonektif” dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, (almamater saya) merupakan pemaduan keilmuan agama dan umum, dengan tujuan di dalamnya yaitu akan mampu mempelajari, memahami, dan saling melengkapi dalam kehidupan sosial-budaya serta keagamaan yang nyata di masyarakat.Satu hal yang menarik juga mengenai ketentuan menetap atau tidaknya mahasiswa di lokasi Kuliah Pengabdian Masyarakat, yaitu apakah dengan tinggal sementara selama Kuliah Pengabdian Masyarakat atau sistem pulang-pergi. Mengenai tempat tinggal (posko) bisa space(ruang) bangunan milik dari aparat pemerintah atau masyarakat setempat, spacetersendiri pada tempat ibadah, inde-kost, dan kontrakan dipilih semata-mata sebagai usaha untuk membaur serta mendekatkan diri dengan masyarakat setempat. Dalam hal ini tak peduli dari manapun perguruan tinggi yang mengutus mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat, baik dari kampus modern, kampus gedongan, kampus rakyat, kampus internasional sekalipun tidak berpengaruh, selama mahasiswa yang melaksanankannya mampu membawa amanah (tugas mulia) dan nama baik perguruan tinggi yang dibawanya, ini tentunya akan dibuktikan di lapangan.Selama waktu Kuliah Pengabdian Masyarakat tersebut mahasiswa dihadapkan pula pada tantangan bagaimana membuat dan melaksanakan program kerja baik individu maupun kolektif yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, evaluasi personal, inter-personal, intra-personal, 122



manajemen waktu dan finansial, serta manajemen konflik internal maupun eksternal di lapangan. Untuk itu, perlu pengelolaan yang lebih teratur dan terarah, sehingga nilai-nilai strategis program KuliahPengabdian Masyarakat tersebut dapat didayagunakan dengan baik dan bermanfaat.Bagaimana dengan kesigapan mahasiswa sendiri? Apakah Kuliah Pengabdian Masyarakat hanya sebagai proses menggugurkan salah satu syarat belajar atau memang merupakan rasa kesadaran dari pola kecerdasan yang ada di mana masyarakat sebagai tempat pengabdian total. Keadaan masyarakat yang begitu heterogen, terutama mereka yang akan diutamakan yaitu yang selalu berada di tepi kekalahan dan akhirnya memang hampir kalah dengan gilasan zaman. Namun di sisi lain, mereka juga adalah pemenang sejati, mereka memenangkan hati setiap mahasiswa yang memberikan kontribusi dari Kuliah Pengabdian Masyarakat tersebut.Hasil pendidikan di bangku kuliah sekali lagi bukan hanya sekedar dengan mengukur angka-angka, tapi bagaimana ukuran dalam memberikanhati kepada masyarakat sehingga akan menjadi manusia-manusia unggul bagi bangsa dan negara ke depan. Di saat saya dan teman-teman datang di Desa Binade tepat pada 4 juli 2022. Selama seminggu kita mengadakan pembukaan kegiatan Kuliah Pegabdian Masyarakat di balai desa bersama Bapak Lurah dan Dosen Pembibing Lapangan. Selama minggu pertama saya dan teman teman melakukan perkenalan di warga sekitar atau silaturahmi. Yang dimana nantinya selama kegiatan masyarakat bisa diajak kerja sama atau tidak ada kesalahpahaman. Tidak sama dengan dugaanku yang mana saya menduga masyarakat sini tidak menerima kedatangan kami. Ternyata masyrakat sini menerima dengan senyum hangat. Sebelum saya menceritakan lebih lanjut kegiatan Kuliah Pegabdian Masyrakat saya di Desa Binade ini. Saya akan menceritakan tentang tempat hunian atau posko yang saya dan teman-teman saya tempati selama Kuliah Pegabdian Masyarakat. 123



Saya bertempat tinggal di Jalan Raya Binade, Dukuh Krajan, Desa Binade rumah yang di punyai Mbah Sibun. Dimana mbah sibun ini hidup sendiri di rumah ini. Tetapi rumah ini mempunyai lebar yang panjang. Jadi dapat menampung saya dan teman-teman yang berjumlah dua puluh orang anak (20). Tidak dengan bayangan kami jika bertempat tinggal di rumah mbah Sibun ini tanpa ada halangan apapun terlebih lagi yang berbau spiritual. Setiap malam pasti akan ada kejadian aneh, entah itu di mimpi atau angin yang lewat. Banyak dari teman teman yang bermimpi buruk, sekalipun ada juga yang bermimpi basah. Entah percaya atau tidaknya itu tergantung kepercayaan kita masing masing. Karena di Desa Binade ini mempunyai situs Arca Dewa Ganesha yang paling tua di Jawa Timur. Jadi masyarakat sini menghargai peninggalan Arca tersebut dan tetap merawatnya hingga kini. Kembali kecerita Kuliah Pegabdian Masyarakat. Selama disini kita saling membantu dalam soal memasak ataupun soal pekerjaan. Sehari hari kami bertukar jadwal siapa yang memasak sayur, siapa yang memasak nasi dan juga pergi belanja ke pasar. Untuk memasak sayur kami mengunakan kompor gas dua tungku. Kalau untuk memasak nasinya kita mengunakan kayu bakar yang lebih menghemat pengeluaran. Kami menggunakan kayu bakar karena nasi yang kita masak banyak. Dan untuk belanja kebutuhan sehari hari seperti sayur kita pergi ke pasar. Jarak untuk ke pasar sendiri memakan waktu 30 menit. Kami juga melakukan kegiatan seperti kerja bakti di hari minggu, karena disini hampir setiap hari minggu masyarakat sini melakukan kerja bakti. Jadi kami juga ikut serta. Untuk kerja bakti sendiri kami bagi dua kelompok. Yang satu kelompok di dukuh krajan. Dan yang satunya lagi di dukuh blumbang. Masyarakat disinipun juga tidak keberatan kami bantu kerja bakti. Apalagi kalau sudah waktunya istarahat. Kita dan masyarakat berkumpul untuk 124



melepas dahaga selama kerja bakti. Dimana canda tawa saling terlontarkan. Selain kerja bakti banyak pula kegiatan keduanya yaitu mengajar anak anak mengaji di Tempat Pengajian Anak (TPA). Perlu diketahui bahwa Tempat Pengajian Anak ini tidak di punggut biaya sepeserpun karena sudah di biaya oleh pihak desa. Banyak juga anak anak yang mengikuti kegiatan mengaji ini. Dari mulai yang kecil kelas TK A sampai dengan kelas 6 sekolah dasar. Tetapi TPA ini tidak setiap hari mengajar hanya 3 kali dalam seminggu, yaitu hari senin, rabu dan jumat. Meskipun banyak anak yang sudah menginjak iqro 5 dan 6 tapi cara bacanya tetap sama dengan membaca iqro 1 dan 2. Tetapi kita tidak menyayangkan cara bacanya, karena yang sudah mau hadir di tempat atau ikut berpatisapasi kami sudah merasa senang. Karena mengigat banyak orang tua yang kurang berpendidikan atau berilmu khususnya di bidang agama. Selain kegiatan yang diatas kami juga dimohon untuk mengisi Baca Tulis Quran (BTQ) di SMP 5 NGRAYUN dan SMK 5 NGRAYUN. Yang dimana jadwal SMP 5 Ngrayun hari, selasa, rabu dan sabtu. Untuk waktunya sehabis sholat dhuhur. Pukul 13.00 sampai 14.30. Untuk yang hari selasa khusus kelas 8 SMP, hari rabu untuk kelas 7 SMP dan hari sabtu untuk kelas 9 SMP. Rata – rata untuk siswa SMP bagi yang laki – laki banyak yang masih iqro adapun yang sudah quran cara membacanya masih belum lancar. Dan bagi siswa yang wanita sudah semua quran dan cara membacanya lancar semua. Sedangkan BTQ di SMK jadwalnya yaitu setiap hari hari senin sampai jumat. Untuk yang diajar adalah semua kelas dan semua jurusan. Yang dimana ada 2 jurusan yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Dan untuk kelasnya semua kelas 10 sampai dengan 12. Untuk jamnya pukul 08.00. sampai pukul 09.30. Sekalian sholat sunnah dhuha bersama sama setelah sholat dhuha langsung berkumpul perkelas untuk 125



belajar mengaji. Tetap sama dengan SMP banyak juga yang laki – laki masih iqro. Dan yang perempuan semuanya sudah menginjak quran dan alhamdulilah semua rata – rata sudah pernah khatam jus 30. Dan ada satu kegiatan yang diluar ekspektasi kita yaitu dimohon untuk mengajar program pramuka di SMP 5 Ngrayun. Untuk jadwalnya dilaksanakan pada hari jumat pukul 13.00 sampai 15.00. Meskipun diluar ekepetasi kita semua kita tetap mengajar secara profesional. Karena kita sebelumnya juga pernah di latih pramuka saat duduk di bangku sekolah SD, SMP maupun SMK. Kami juga mengajar dasar – dasarnya saja karena selama pandemi tahun lalu pramukanya lagi berjalan pada tahun ini. Maka dari itu yang ikut pramuka kelas 7,8 dan 9. Yang kami sampaikan tidak lain adalah tentang cara baris bebaris dan asal usul pramuka dan siapa yang menemukan pramuka. Siswa sangat antusias dengan pelajaran pramuka karena dua tahun tidak dapat pelajaran tentang kepramukaan. Kesan kesan saya selama disana, saya banyak mendapatkan pengalaman,pelajaran, serta ilmu ilmu baru, jujur dari saya sendiri, masyarakat Binade dimata saya sangat baik,dimana semua masyarakat sangat senang akan kedatangan kami, saya merasa terharu, awal saya sampai di kampung tersebut saya tak bisa berpikir bagaimana caranya saya beradaptasi disana, ternyata dari hari ke hari saya merasa nyaman disana, saya sudah merasa di tempat asli saya, orang-orang saya, dan keluarga saya,kebaikan masyarakat sangat luar biasa,kami dianggap sebagai keluarga mereka, dimana orang tua menganggap kami sebagai anak, pemuda mengnggap kami sebagai teman, dan anak-anak menganggap kami sebagai guru sekalian teman, kami tinggaal bersama Mbah Sibun kami diperlakukan sangat baik, kami sangat senang tinggal bersama mereka, kami sudah menganggap mereka sebagai orang tua kami sendiri, sikap mereka kepada kami sangatlah luar biasa, tidak kami 126



sangka mereka menerima kami dirumahnya dengan ketulusan, tidak akan kami lupakan jasa-jasa mereka, semua kebaikan akan kami ingat selama kami masi ada, walaupun tidak dengan harta ataupun benda tapi kami akan selalau berdoa kepada mereka, semoga apa yang mereka berikan kepada kami akan dibalas lebih oleh Allah swt. Pesan kami berharap kepada masyarakat Bintang Kekelip jangan pernah melupakan kami, anggap kami sebagai keluarga walaupun kami telah jauh dari kampung, terimalah kami kapan pun kami datang ke kampung, kami menganggap kalian keluarga kami.



IMPLEMENTASI HASIL BELAJAR DIBANGKU PERKULIAHAN SELAMA 6 SEMESTER DENGAN CARA MENGABDI KEPADA MASYARAKAT BINADE NGRAYUN Moh Iza Syaiful Fuad Menginjak awal semester 7 (tujuh) seluruh mahasiswa dan mahasiswi IAIN Ponorogo diberikan tugas penting yaitu sebuah 127



pengabdian kepada masyarakat atau disebut dengan KPM (kuliah pengabdian masyarakat). Tugas ini sebagai wujud implementasi dan seberapa jauh mahasiswa-mahasiswi dalam mempelajari berbagai ilmu di bangku perkuliahan selama kruang lebih 3 (tiga) tahun lamanya. KPM sendiri adalah kegiatan perkuliahan pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti dan bekerja bersama masyarakat. Kegiatan KPM ini merupakan salah satu hal yang penting dilakukan sebagai kegiatan pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa – mahasiswi IAIN Ponorogo. Tujuan khusus kegiatan kuliah pengabdian maysrakat ini adlah untuk melatih kepekaan dan penalaran mahasiswa dengan bekerja sama dengan atau antar disiplin ilmu, memberikan kepada mahasiswa pengalaman belajar, meneliti dan bekerja secara langsung bersama masyarakat dalam menghadapi berbagai persoalan yang kompleks, melalui proses partisipatoris sehingga dapat menemukan cara menyelesaikan problem sosial yang dihadapi. Sedangkan tujuan institutional kegiatan KPM ini yaitu untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan tri dharma Perguruan Tinggi Agama Islam (pendidikan dan penajaran, penilituan, serta pengabdian pada masyarakat, meninigkatkan kepekaan sosial civitas akademika terhadap perkambangan dan persoalan yang terjadi di masyarakat. Kuliah Pengabdian Masyarakat pada tahun ini di ikuti kurang lebih 2.400 mahasiswa IAIN Ponorogo dan dibagi atas 120 kelompok yang terdiri dari dua jenis yaitu multi disipilin dan mono disiplin. Multi disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kelompok KPM yang pesertanya berasal dari berbagai bidang keilmuan yang berbeda-beda seperti Pendidikan Agama Islam, Ekonomi BIsnis, Ekonomi Syariah, Hukum Keluarga Islam dan lain-lain. Sedangkan mono disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang pesertanya hanya dalam satu bidang keilmuan saja dan berfokus tentang jurusannya masing-masing. Kuliah Pengabdian Masyarakat ini dimulai pada 128



senin 4 Juli 2022 yang dilepaskan oleh Ibu Rektor langsung dengan hikmat dan berakhir pada tanggal 12 Agustus 2022. KPM ini tersebar di 5 (lima) Kecamatan diantaranya adalah kecamatan Slahung, Kecamatan Sambit, Kecamatan Sawoo Kecamatan Bungkal dan Kecamatan Ngrayun. Pada kesempatan kali pertamanya ini saya dan rekan-rekan saya bersepakat jauh-jauh hari untuk memilih jenis KPM Mono disiplin angan-angan ingin satu kelompok agar mudah komunikasinya, tapi takdir berkata lain saya dan kedua teman saya semuanya dipisahkan di kelompok yang berbeda-beda satu teman saya berada di desa Mrayan, satunya di desa Temon dan saya sendiri berada di Desa Binade, ketiga desa tersebut berada di stu kecamatan yaitu kecamatan ngrayun, namun meskipun dalam satu lingkup kecamatan tempat kami sangatlah jauh dan memerlukan waktu kurang lebih 30-50 menit untuk mencapainya. Hal ini tidak mengurangi semangat kami dalam menjalankan amanat yang di berikan oleh Kampus kepada kami, kami sering mengobrol lewat media elektronik guna untuk tukar informasi dan tukar keluh kesah, ya entah secara kebetulan atau tidak saya dan kedua teman saya menjadi ketua di kelompok masing-masing. Sekilas tentang Desa Binade, tempat dimana saya harus mengamalkan ilmu saya dapatkan di bangku perkuliahan. Desa BInade berada dipaling barat sendiri di kecamatan Ngrayun, berdampingan dengan kabupaten Pacitan, yang terdiri dari 3 (tiga) dusun yaitu dusun Krajan, dusun Blumbang dan dusun Petung, jumlah Rukun Tangga (RT) dan Rukun Warga keseluruhannya ada 26. Menurut sejarah yang tertulis dalam laman desa Binade dahulu desa ini merupakan daerah hutan belantara, kemudian pada suatu masa datanglah seseorang yang menamakan dirinya sebagai Sang Nabi ( dalam bahasa jawa dimaksud dengan “ wong sing linuwih”) yang bermkna mempunyai kepandaian dalam berbagai ilmu khususnya ilmu agama dan memiliki kesaktian atau ilmu kanuragan yang tinggi. Kemudian beliau menancapkan sebuah patok dari Batu 129



atau PAL yang sampai saat ini batu tersebut dikeramatkan dihormati keberadaannya oleh masyarakat desa Binade. Batu tersebut bertuliskan huruf jawa kuno atau aksara jawa dan bergambarkan burung perkutut, sehimgga menyerupai sebuah aroa dan sampai saat ini disebutlah sebagai Ngreco yang diabadikan untuk sebuah nama lingkungan di dukuh krajan desa binade. Dari berbagai data yang telah di telusuri dan digali, asal-usul desa Binade kecamatan Ngrayun diceritakan dalam sumber lain bahwa pada abad ke-16 ada sesorang yang datang dari sebuah kerajaan, beliau bernama kanjeng Kendang. Beliau dating ke daerah sini tidaklah sendirian ,melainkan dengan di ikuti oleh beberapa abdinya yang kemudian menginap beberapa hari di daerah ini. Sehubung daerah yang disinggahi Kanjeng Kendang belum memiliki nama, maka ia memberikan nama daerah yang merupakan hutan belantara dengan nama BINADE, maksud dari sebuah nama tersebut ialah merupakan mengambil dari nama orang pertama yang dating diwilayah itu yang bernama sang nabi yang merupakan orang sakti dan besar (gedhe) pengaruhnya. Maka beliau mengambil nama dari istilah nabine gedhe yang kemudian menjadi Binade. Itulah sekelumit sejarah singkat mengenai desa Binade, desa yang dijuluki sebagai kampung damai dan disinilah ceritaku mengenai KPM terukirkan. Kecamatan Ngrayun dikenal sebagai daerah yang tak lepas dari kasus pernikahan dini termasuk salah satumya ialah desa Binade yang juga memiliki andil dalam memberikan kontribusi masyarakatnya yang melakukan pernikahan dibawah ketentuan umur yang ditentukan oleh Negara atau bisa disebut dengan pernikahan dini. Maka dari pada itu kami disini ditugaskan untuk memberikan edukasi, pemahaman, dan pengetahuan mengenai dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini, mengingat kami adalah kelompok KPM Mono disiplin dari jurusan Hukum Keluarga Islam. 130



Menurut data yang saya peroleh dari berbagai sumber baik dengan wawancara dengan kepala desa Binade, petugas kantor urusan agama kecamatan Ngrayun dan petugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kecamatan Ngrayun desa Binade, kasus pernikahan dibawah umur atau disebut dengan pernikahan dini sebenarnya pada 3 tahun terakhir ini tidaklah terlalu besar alias sudah menyusut. Menurut hasil wawancara saya dengan bapak kepala desa pemuda pemudi di desa ini selepas lulus dari SMA kebanyakan meneruskan sekolah ataupun meneruskan kerja keluar desa, jadi bisa dikatakan bahwa menurunnya angka kasus pernikahan dini di desa Binade dikarenakan besanrya keinginan dari pemuda pemudi untuk keluar menambah wawasan dan pengalaman hidup, namun meski begitu masih ada beberapa warga masyarakat yang menikahkan anaknya meski kurang dari batasan umur yang telah ditentukan oleh Negara. Aturan dari Negara sendiri mengenai pernikahan yang dulunya diatur pada Undang-undang No. 1 Tahun 1974 yaitu batas usia menikah untuk laki-laki berumur 19 tahun dan perempuan mencapai umur 16 tahun kini di revisi yaitu perubahan batasan usia menikah baik laki-laki maupun permpuan harus mencapai umur 19 tahun sesuai dengan Undang-undang no 16 Tahun 2019. Perubahan undang-undang ini banyak dari kalangan masyarakat yang notabene jauh dari kawasan kota belum mengetahuinya, jadi ketika ada warga yang sudah menghitung dan menentukan hari pernikahan kebanyakan dari mereka undang-undang batasan pernikahan masih seperti dulu yaitu 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan, jadi mau tidak mau mereka tetap melangsungkan pernikahan meski harus melewati jalur pengadilan terlebih dahulu. Oleh karena itu disamping kami memberikan edukasi mengenai dampak negative yang timbul dari pernikahan dini ialah solusi yang bisa kami lakukan salah satunya yaitu memberikan edukasi dan pemahaman mengenai perubahan undang-undang 131



yang semula batasan umur diatur pada Undang-undang No. 1 Tahun 1974 menjadi Undang-undang No 16 Tahun 2019. Adapun target yang kami incar ialah mereka yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan bangku Sekolah Menengas Atas (SMA), adapun Materi yang kami sampaikan ialah Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP) dan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) selain dari pada itu kami juga turut mengundang dan memberikan sosialisasi terkait Bina Keluarga Remaja yang ditujukan kepada bapak dan ibu Rt se-desa Binade dalam hal ini kami bekerja sama dengan lembaga BKKBN kecamatan Ngrayun. Meski sosialisasi yang kami adakan tidak serta merta menurunkan angka pernikahan dini ataupun menghilangkan secara langsung kasus pernikahan dini kedepannyaakan tetapi setidaknya sosialisasi ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga mereka dapat mengerti dan juga memahami akan dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini. Adapun yang kami harapkan dengan adanya sosialisasi yang kami berikan bisa menjadi salah satu pandangan dalam pola berfikir dan bisa memberikan motivasi dalam pribadi masing-masing sehingga secara perlahan-lahan bisa mengentaskan dan mengurangi angka pernikahan dini dikecamatan Ngrayun Khususnya di desa Binade. Berbagai komentar mengenai pernikahan dini yang kami peroleh salah satunya ialah alasan kenapa masih ada masyarakat yang melakukannya ialah pertama, mengenai kurangnya biaya untuk meneruskan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, kedua, tidak ingin putra putri mereka terjerumus kedalam hal yang dilarang oleh agama. Ketiga, minimnya lapangan kerja yang ada di dalam desa ataupun kota. Ketiga alasan tersebut yang paling menonjol dan yang paling sering diutarakan oleh masyarakat yang melakukan pernikahan dibawah usia dini. Maka dari itu PR yang perlu untuk dibenahi kedepannya ialah bagaimana cara menciptakan lapangan kerja yang berbasis modern meski tempatnya berada jauh dari pemukiman perkotaan, kemudian 132



memberikan pendidikan yang mumpuni untuk generasi bangsa, yang tidak kalah pentingnya yaitu pemahaman masyarakat mengenai aturan perundang-undangan yang baru. Selain dari kegiatan sosialisai yang kami adakan kami juga memberikan kegiatan tambahan seperti membantu kegiatan Lancar Membaca Al-Quran di TPA, di SMKN 1 Ngrayun dan di SMPN 5 Ngrayun, mengingat masih banyak pemuda pemudi yang kurang begitu paham dan mengerti mengenai bagaimana membaca AlQur’an dengan baik dan benar, maka dari itu kami berinisiatif untuk bekerja sama dengan lembaga-lembaga tersebut dalam mendidik putra-putrinya dalam hal ilmu membaca Al-Qur’an. Untuk jadwal membantu mengajar BTQ (Baca Tulis Al-quran) di SMPN 5 Ngrayun ialah setiap pukul 13.00 WIB sampai selesai pada setiap hari rabu, kamis dan sabtu, untuk hari jumatnya kami diminta untuk menghidupkan kembali kegiatan kepramukaan yang sempat mati suri selama pandemic covid-19 melanda Indonesia. Untuk BTQ di SMKN 1 Ngrayun yaitu pada pukul 08.00 WIB sampai selesai di setiap hari senin, selasa, rabu, kamis dan jumat. Sedangkan membantu mengajar di TPA pada pukul 14.00 sampai selesai yang bertempat dirumahnya ibu Asih. Pada minggu pertama KPM kami berfokus untuk pengenalan dan pendekatan kepada masyarakat dengan cara bersilaturahmi door to door baik itu kepada perangkat desa maupun kepada mayarakat umumnya, hal ini dengan tujuan supaya masyarakat tahu mengenai keberadaan kami sebagai mahasiswa IAIN yang sedang mejalankan tugas untuk mengabdi kepada masyarakat. Selain itu juga untuk mencari tahu bagiamana kondisi masyarakat di desa Binade ini. Selain itu kami juga membagi atas 3 kelompok untuk mapping di 3 dukuh yang ada di desa Binade ini. Pada minggu kedua kami mulai memetakan asset yang ada di desa Binade melalui dengan mengobrol kepada tokoh-tokoh masyarakat beserta warga setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah kami untuk memilih asset mana yang bisa kami 133



bantu untuk memaksimalkan potensi yang ada. Dalam pemetaan ini asset ini ada keseruan tersendiri bagi kami yaitu bertambahnya wawasan, melatih kepekaan kami dalam menanggapi masalah yang ada dan bagaimana kami berkomunikasi dengan baik dan sopan kepada masyarkat. Pada minggu ketiga kami melakukan kunjungan ke pihak SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun dengan tujuan untuk meminta izin untuk melakukan sosialisasi atau menjalankan proker utama kami yaitu sosialisasi Pendewasaan Usia Perkawinan dan Bahaya Narkotika Psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) kepada para siswanya mulai dari kelas VII sampai kelas XII dan Alhamdulillah niatan kami tersebut berbuah manis yaitu dengan diterimanya kami dengan lapang dada dan dengan tangan terbuka yang berarti kami di izinkan untuk melakukan sosialisasi tersebut. Minggu ke empat kami melakukan eksekusi yaitu melaksanakan sosialisasi di SMKN 1 Ngrayun yaitu pada hari Rabu 20 Juli 2022 khusus untuk siswa baru yang kami isi mengenai NAPZA saja kemudian pada hari Jumat kami kembali melakukan sosialisasi untuk seluruh angkatan yaitu berupa PUP (pendewasaan usia perkawinan) dan mengenai materi keorganisasian. Yang Alhamdulillah kesemuanya itu berjalan dengan lancar dan memuaskan. Pada minggu ke lima kami melanjutkan proker utama kami yaitu melakukan sosialisasi di SMPN 5 Ngrayun yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 25 Juli 2022 pagi sekitar jam 08.00 sampai jam 10.00 WIB dengan materi yang sama. Kemudian pada hari Selasanya kami melakukan sosialisasi di balai desa bersama pihak BKKBN sekitar pukul 09.00 sampai selesai dan Alhamdulillah kesemuanya capek dan melelahkan akan tetapi kami senang dan puas bisa berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikitpun. Para undanganpun juga antusia dalam mengikuti kegiatan sosialisasi sampai akhir. 134



Selain dari proker utama yang kami jalankan, kami pun juga melakukan proker-proker penungjang lainnya yaitu gotong royong membersihkan desa, mengikuti yasinan rutinan di malam jumat di dukuh krajan dan blumbang dan jumat sorenya di dukuh krajan, selain itu juga kami berusaha mengikuti andil dikegiatan masjid yang meliputi adzan, sholat berjamaah, mengadakan khataman alquran, mengisi khutbah sholat idul adha sekaligus mengimami sholatnya, kemudian menyembelih hewan qurban bersama-sama, disamping itu hal yang sering kami lakukan ialah memperbaiki aliran sumber air yang sering putus ditengah jalan, kemudian mencari kayu bakar digunung dan pekarangan rumah. Kesan yang saya dapatkan dalam tugas Kuliah Pengabdian Masyarakat di desa Binade sangatlah senang dan sangat menambah wawasan keilmuan saya mengenai bagaimana cara bertutur kata yang baik kepada masyarakat, bagaimana cara mengatasi suatu masalah, dan lain sebagainya. Kenangan yang tak akan bisa terulang kembali. Pesan saya untuk semua teman-teman kelompok 62, selama 45 hari kita bercanda, dan melaksanakan tugas dengan bersama-sama, seusai tugas ini saya berharap kalian tidak akan melupakan kenangan kita bersama-sama dalam menjalankan pengabdian masyarakat ini, meski kita hanya sesaat dalam kebersamaan satu rumah semoga kebersamaan dan jalinan silaturahmi diantara kita tetaplah utuh sampai besok kita di pertemukan lagi dalam keadaan bahagia dan sukses semua. Aamiin. Mungkin inilah secarik cerita saya selama tugas Kuliah Pengabdian Masyarakat ini berlangsung, semoga bisa memberikan manfaat untuk saya pribadi dan kepada orang yang membaca cerita ini, sekian dari saya dan see you nex time...



135



SOSIALISASI,EDUKASI, IMPLEMENTASI TENTANG PERNIKAHAN DINI DI DESA BINADE Novita Indriyani Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah kegiatan perkuliahan pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti, dan bekerja bersama masyarakat.KPM ini merupakan kegiatan perkuliahn pengabdian msyarakat mahasiswa IAIN Ponorogo sebagai salah satu bagian penting kegitan pengalman Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mewajibkan ditempuh oleh seluruh mahasiswa IAN Ponorogo.KPM adalah kegiatan partisipatif yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat dimana mahasiswa peserta KPM dan masyarakat melebur menjadi satu dan bersamasama secara aktif partisipatif melakukan pencaharian dan menemukan jalan terbaik dalam menggali potensi dan menyelesaikan permaslahan yang dihdapi di masyarakat.Tujuan dari KPM ini adalah untuk mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan dibangku perkuliahan bisa dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sehingga menghasilkan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat menjadi meningakat. Dalam kegiatan ini pula, diharapkan mahasiswa mampu bersinergi dengan masyarakat sehingga masalah yang dihadapi masyarakat dapat terpecahkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sosial sesuai dengan visi, misi dan fungsi 136



perguruan tinggi agama Islam itu sendiri.Tahun ini, KPM diselenggarakan selama 45 hari yang berlokasi diPonorogo.Ribuan mahasiswa IAIN Ponorogo dilepas ke masyarakat dengan beberapa kuliah pembekalan sebelumya.Saya seorang mahasiswi dari Fakultas Syari’ah Hukum Keluarga Islam tahun 2019, KPM masuk menjadi 4 sks dalam sistem penilaian semester akhir.Lokasi KPM saya di Desa Binade, Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Sebelum keberangkatan yang telah dijadwalkan pada tanggal 04 juli 2022. Program Kuliah Pengabdian Masyarakat yang diadakan oleh kampus IAIN Ponorogo tahun ini ada dua jenis, yaitu MONO Disiplin dan MULTI Disiplin. MONO Disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dengan bidang keilmuan atau jurusan yang sama, sedangkan Multi Disiplin adalah kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh kelompok peserta KPM yang berasal dari bidang keilmuan atau jurusan yang berbeda-beda. Kegiatan KPM ini dilaksanakan selama 45 hari yaitu dimulai dengan pelepasan mahasiswa oleh Rektor pada tanggal 04 Juli 2022 sampai dengan tanggal 12 Agustus 2022, yang tersebar di 5 kecamatan dalam lingkup Kabupaten Ponorogo antara lain, yaitu Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Slahung, Kecamatan Sambit, Kecamatan Sawoo dan Kecamatan Bungkal. Kuliah Pengabdian Masyarakat ini diikuti oleh sekitar 2.400 mahasiswa yang terdiri dari berbagai jurusan.Kemudian dibagi menjadi 120 kelompok dengan rata-rata jumlah anggota kelompok 20 orang.Saya termasuk dalam anggota kelompok 62 yang bertempat di Desa Binade Kecamatan Ngrayun, dengan jumlah anggota kelompok 20 orang yang terdiri dari laki-laki 14 orang dan perempuan 6 orang. Desa Binade ini Desa Binade merupakan desa yang terletak di Selatan Kabupaten Ponorogo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan. Desa Binade memiliki tiga dusun, yaitu dusun Blumbang, dusun Petung dan dusun Krajan yang kemudian dibagi 137



menjadi 26 RT. Desa Binade ini dulunya merupakan daerah perhutanan kemudian datanglah seorang yang memiliki keilmuan atau kesaktian. Kemudian dia menancapkan sebuah patok batu yang sampai sat ini batu tersebut dianggp keramat oleh masyarakat. Batu tersebut bertuliskan huruf jawa kuno yang menyerupai arca hingga kini diberi nama Ngreco yang saat ini dijadikan nama lingkungan di dusun Krajan Desa Binade. Desa Binade ini sendiri terkenal dengan udaranya yang dingin karena berada di pegunungan.Selain itu desa Binade juga dikenal dengan angka pernikahan di bawah umur yang cukup tinggi.Untuk itu kami yang berasal dari kelompok 62 MONO Disiplin jurusan Hukum Keluarga Islam ditempatkan di Desa ini dengan tujuan dapat memberi solusi dari permasalahan tersebut. Kasus pernikahan di bawah umur atau yang akrab disebut dengan pernikahan dini yang ada di Desa Binade sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Ponorogo. Hal ini dikarenakan banyak anak yang masih belum cukup umur untuk menikah seperti yang diatur dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974, bahwa batas minimal usia perkawinan yaitu 19 tahun baik perempuan maupun laki-laki. Jika diambil rata-rata untuk usia perkawinan di Desa Binade ini masih kurang dari batas usia yang telah ditentukan tersebut. Adapun faktor yang memengaruhi pernikahan dini di desa ini adalah faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Faktor pendidikan dapat kita lihat ketika anak telah lulus SMP/SMA kemudian tidak melanjutkan pedidikan ke jenjang selanjutnya biasanya langkah yang mereka ambil adalah pernikahan karena pengaruh ekonomi, banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan salah satunya karena keterbatasan ekonomi sehingga mereka mau tidak mau harus mengubur keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Selain karena faktor ekonomi juga dipengaruhi oleh kurangnya motivasi dalam diri serta dukungan dari orang tua akan pentingnya pendidikan. Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingginya angka pernikahan dini di Desa Binade. 138



Berdasarkan permasalahan di atas, solusi yang dapat kita ambil yaitu salah satunya dengan cara memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan juga kepada para peserta didik di SMP dan SMK. Adapun materi yang disosialisasikan adalah tentang Pendewasaan Usia Perkawinan yang sasarannya yaitu para peserta didik SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun, kemudian tentang Bina Keluarga Remaja,sasarannya yaitu bapak ibu ketua RT se-desa Binade yang bertempat di Kantor Balai Desa Binade. Sosialisasi di sekolah-sekolah tersebut disampaikan oleh mahasiswa KPM kelompok 62 MONO Disiplin, sedangkan sosialisasi di Balai Desa Binade disampaikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sosialiasi yang diadakan sebenarnya tidak serta merta dapat menurunkan angka pernikahan dini, akan tetapi sosialisasi ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga mereka dapat mengerti dan memahami akan dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini. Jika masyarakat telah mengerti dan memahami dampak dari pernikahan dini maka diharapkan dapat mengubah pola pikir dan bisa menumbuhkan motivasi dalam diri mereka sehingga secara perlahan angka pernikahan dini di Desa Binade ini bisa menurun. Selain dari kegiatan sosialisasi kami juga memberikan program penunjang lainnya seperti halnya dengan megadakan kegiatan Baca Tulis Qur’an (BTQ) di SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun. Karena berdadarkan pengamatan kami kemampuan peserta didik dalam membaca Alquran masih kurang sehingga kami bekerja sama dengan tenaga pendidik untuk memberikan pendampingan BTQ di sekolah. Minggu pertama hari pertama yakni pada tanggal 04 Juli 2022, kegiatannya yaitu datang ke lokasi KPM, teman-teman membuat janji untuk kami semua yang tidak berkepentingan menjaga posko penginapan. Ada yang sudah menjaga posko penginapan kemarin pada hari Minggu,03 Juli 2022 dan temanteman sisanya yang tidak berkepentingan tersebut berangkat pada 139



hari Senin, 04 Juli 2022. Saling berkabar di group wa untuk membahas keberangkatanya bagaimana. Lalu ada opsi kalau pemberangkatnya bersama-sama dan titik kumpulnya di Masjid Balong. Meskipun perencanaannya seperti itu,tapi tidak bagi saya, saya berangkat bersama teman saya dengan berkendara sepeda motor dan kemudian memilih untuk langsung datang ke lokasi posko penginpan yaitu salah satu rumah warga atas nama Simbah Sibun. Beliau tinggal sendiri di rumah ini.yang terletak di Dusun Krajan RT 02/ RW 01, desa Binade, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. Hari kedua, yakni tanggal 05 Juli 2022, kegiatannya yaitu Pembukaan KPM di desa Binade,Ngrayun,Ponorogo bersama teman-teman kelompok multi dan para DPL kelompok masingmasing.DPL Kelompok kami mono disiplin yaitu Bu Lia Noviana M.HI.Serangkaian acara dimulai pembukaan yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya.Selanjutnya sambutan oleh perwakilan ketua kelompok.Dilanjut dengan sambutan DPL atau Dosen Pembimbing Lapangan.Dilanjutkan lagi sambutan oleh bapak Kepala Desa Binade. Dalam sambutannya, beliau mengajak kami kelompok 62 MONO displin dan kelompok 63 MULTI displin untuk saling mengisi dan saling bertukar pikiran, saling kolaborasi untuk bersama-sama membangun memajukan desa Binade. Desa Binade ini, memiliki visi-misi memajukan desa untuk “Desa Mandiri” dan tidak melegalkan sosial-media dengan maksud meminimalisir penggunaanya tapi lebih ke sains.lalu ada Koperasi wanita yaitu mendapatkan penghargaan No.1 se-Kabupaten Ponorogo, ada air bersih, ada kegiatan karawitan setiap malam minggu untuk ibu-ibu dan untuk bapak-bapak setiap malam Jum’at. Untuk kelebihan desa ini adalah desa pegunungan.Hari Kamis, 07 Juli 2022, kegiatan pada hari ini ialah bangun pagi jam 05.00 untuk memasak, bersih-berih rumah dll. Pada siang harinya teman-teman laki-laki ada yang memancing di sungai yang lokasinya lumanyan jauh dari tempat posko penginapan kami.Setelah itu, sekitar jam 14.39 sampai sore 140



kami ada kegiatan seminar online yang bertemakan “Pemuda Makin Cakap Digital”.Ba’dha Isya’ ada kegiatan Yasinan bapak-bapak di dusun Blombang hanya sebagian saja teman-teman yang ikut.Tanggal 08 Juli 2022, pada hari Jum’at, kegiatannya yakni Yasinan Ibu-ibu. Berhubung hari raya idul Adha jatuh tanggal 9 Juli 2022 jadi, kami semua dari kelompok 62 MONO displin maupun kelompok 63 MULTI disiplin ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial ini. Minggu kedua,kegiatan selanjutnya kami melakukan pemetaan aset melalui FGD dan interview atau diskusi-diskusi dengan pak RT dusun Krajan.Hal ini dilakukan dengan maksud mengidentifikasi aset dan potensi desa atau masyarakat di desa Binade.Disamping itu, kami mengajar TPA tempatnya ada di rumah Bu Asih.Disitu kami mengajar mereka dengan metode ummi dan metode Sorogan.Ada yang mengaji Al-Qur’an, Juz ‘Amma, Iqro’ dll.TPA ini memiliki murid kurang lebih 30 anak.Adapun TPA ini dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat yang sudah berjalan sekitar 6 tahun.Hari berikutnya, kami berpartisipasi dalam kegiatan Penyaluran Dana Bantuan Langsung Tunai(BLT) di Balai desa Binade.Selanjutnya pada akhir pekan kami melakukan kerja bakti bersama masyarakat dusun Krajan. Selain kegiatan minggu ini ada hari-hari yang mmbuat saya absen untuk break istirahat full di posko, mengapa? Karena penyakit saya, asam lambung saya kambuh parah sampai-sampai tidak bisa berjalan.Berjalan pun harus dituntun teman-teman perempuan. Minggu ketiga, kegiatan KPM kami adalah melakukan desingn yakni membuat serta menyusun program kegiatan KPM berdasarkan pemetaan aset atau discovery.Pada KPM tahun ini program kerja terbagi menjadi dua yaitu program kerja penunjang dan program kerja inti. Dengan hal ini, maka program kerja inti kelompok kami ialahsosialisasi ke beberapa tempat, seperti sosialisasi di SMP 5 Ngrayun dan SMK 1 Binade serta di Balai desa Binade untuk di Balai desa Binade ini kami meminta kerja sama 141



dengan BKKBN. Dalam sosialisasi kami ini memilih materi bertemakan PUP (Pendewasaan Usia Pernikahan) dan NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Aditif). Mengingat hal ini bahwa berdasarkan survei data di desa Binade ini pernikahan dini sangat meingkat sehingga kami kelompok 62 MONO displin merencanakan memberikan eduksi kepada siswa-siswi SMP maupun SMK serta warga Desa Binade dengan sosialisasi terjun langsung ke lapangan. Adapun tujuannya memilih materi tersebut adalah Pendewasan Usia Perkawinan (PUP) diantaranya menunda perkawinan sampai batas usia minimal untuk siap berkeluarga, mengusahakan agar kehamilan pertama terjadi pada usia yang cukup dewasa, menunda kehamilan anak pertama bila telah terjadi perkawinan dini, sampai di usia 21 tahun. Selanjutnya dengan adannya materi NAPZA tersebut dapat memberikan pemahaman tentang bahayanya bahan narkoba jika sampai dikonsumsi, dan sebagai sumber pengetahuan yang bahkan penyebabnya ada di sekitar kita.Kegiatan sosialisasi di SPM ini dilaksanakan di SMP tanggal 22 Juli 2022.Kami yang bertugas terbagi kedalam beberapa orang setiap kelas memuat 2 orang yang bertugas dengan bergiliran setiap 45 menitnya pindah dari kelas 7-9. Minggu keempat disini kami mempersiapkan atau merealisasikan program kerja inti disamping program kerja penunjang yang sudah berjalan. Sehingga program inti kami yang telah kami diskusikan bersama-sama yaitu sosialisasi di SMP 5 Ngrayun ,dan SMKN 1 Ngrayun. Pada hari senin 25 Juli 2022, kami semua menuju ke sekolah SMP 5 Ngrayun. Untuk teman-teman yang mendapat tanggungjawab sebagai PJ itu harus berangkat terlebih dahulu untuk menyiapkan konsumsi dan membantu menetralkan keadaan juga membantu menyiapkan tekhnisi lainnya. Setelah semuanya sudah terkondisikan dengan baik kemudian bisa dimulai sosialisasinya. Pihak sekolah mempersilahkan kami untuk mulai jam 09.00 selesai sekitar jam 12.00. untuk tempatnya adek-adek SMP ada yang ditempatkan di kelas dan mushola. Setelah acara 142



selesai ditutup dengan foto bersama adek-adek siswa-siswi SMP 5 Ngrayun. Tujuan daripada sosialisasi ini yakni agar siswa-siswi ini mudah meresapi materi yang telah kami suguhkan.Pada saat sosialisasi berlangsung mereka sangat antusias terhadap program acara ini.Pada sesi pertama, materi yang diberikan adalah materi tentang PUP kemudian disusul dengan materi NAPZA.Setelah acara selesai dilanjut dengan acara sesi foto untuk dokumetasi. Selanjutnya, sosialisasi di Balai Desa yang bekerjasama langsung dengan BKKBN yang dilaksanakan di aula balai desa Binade.Dilaksanakan pada tanggal 26 juli 2022.Sosialisasi disini tidak semua temen-temen yang ikut hanya sebagian saja. Untuk acaranya mulai jam 09.00 sampai selesai. Adapun pelaksanaan sosialisasi tersebut dihadiri oleh beberapa tamu undangan yaitu dari Ketua RT/RW dan beberapa perangkat desa lainnya se-desa Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Sehingga dengan adanya kerjasama antara pihak BKKBN ini diharapkan masyarakat di desa Binade ini paham betul bahwa tujuannya tersebut untukmeningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. BKKBN itu sendiri ialah Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai 143



keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.Karena Keluarga Berencana adalah suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk, maka dari itu program KB ini diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Dalam beberapa program kerja inti ini yang terlaksana di atas, disamping itu pula program kerja penunjang masih terlaksana dengan runtun dan baik, masing-masing melaksanakan tugas yang sudah dijadwalkan. Selain acara sosialisasi tersebut ada kegiatan lain yakni kegiatan BTQ di SMKN 1 Ngrayun. Kami berangkat jam setengah 8 dan kira-kira selesai jam 10.00. kemudian tanggal 27 Juli 2022 kegiatannya mengajar BTQ di SMP 5 Ngrayun. Minggu kelima ini kegiatan KPM ini adalah refleksi dan evaluasi dari program-program kerja yang sudah dilaksanakan baik berupa program kerja inti dan program kerja penunjang lainnya. Pada minggu ini kendala atau kekurangan yang pada programnya tidak ada semua berlangsung kondusif, dan pada saat ini program penunjang masih terlaksanakan dengan baik, runtun, dan terjadwal dari segi mengajar BTQ di SMP, BTQ di SMK, Mengajar TPA, Yasinan Ibu-ibu di dusun Krajan, yasinan bapak-bapak di dusun Blombang, menjadi bilal saat yasinan, Imam sholat dhuha di SMP, dan SMK, mengisi kultum-kultum saat yasinan maupun setelah sholat fardhu di masjid dusun Krajan. Minggu keenam ini, kegiatan minggu terakhir KPM ialah RTL dan sudah menjadi detik terakhir perkulihan pengabdian masyarakat. Disamping laporan masih proses pengerjaan minggu ini diharapkan dapat merencanaka tindak lanjuti program kerja prioritas atau program kerja inti yang telah dilaksanakan sebelumnya. Diharapkan juga ketika KPM sudah selesai maka program kerja ini dapat memberikan kemanfaatan meskipun kami sudah tidak berada disini atu masa KPM sudah selesaai.Dalam minggu ini diharapkan juga executive summery maupun buku 144



antalogi sudah selesai. Pada minggu ini tanggal 08 Juli 2022 kami bersama setelah berdiskusi dan menyimpulkan untuk hari senin tanggal tersebut aka nada kegiatan penutupan sowan atau berpamitan ke sekolah SMK 1 Binade, dan SMP 5 Ngrayun, serta TPA di tempat Bu Asih. Selama satu bulan lebih atau selama 45 hari lamanya kami tinggal di desa maju desa Binade tentunya kami memiliki banyak pengalaman yang kami dapatkan disana, kami memulai kehidupan bermasyarakat baru,banyak cerita,kisah yang kami dapatkan selama di desa tersebut, kami dari kelompok 62 mono displin banyak mendapatkan pesan dan kesan tersendiri disana. Pesan saya, kami berharap kepada masyarakat desa Binade jangan pernah melupakan kami, anggap kami sebagai keluarga walaupun kami telah jauh dari kampung, terimalah kami kapan pun kami datang ke kampung, kami menganggap kalian keluarga kami.sekali lagi kami dari KPM kelompok 62 MONODisplin mengucapkan terima kasih telah menerima kami,memperlakukan kami sebaik mungkin, semoga kebaikan kalian semua dibalas sang pencipta, amin. Disamping pesan, kami juga memiliki kesan juga untuk masyarakat desa maju desa Binade,diantaranya : Kesan saya selama disana, saya banyak mendapatkan pengalaman, pelajaran, serta ilmu-ilmu baru, jujur dari saya sendiri, masyarakat desa maju desa Binade dimata saya sangat baik, dimana semua masyarakat sangat senang akan kedatangan kami, saya merasa terharu, awal saya sampai di desa tersebut saya tak bisa berpikir bagaimana caranya saya beradaptasi disana, ternyata dari hari ke hari saya merasa nyaman disana, saya sudah merasa di tempat asli saya, orang-orang saya, dan keluarga saya, kebaikan masyarakat sangat luar biasa, kami dianggap sebagai keluarga mereka, dimana embh yang punya rumah menganggap kami sebagai cucunya, pemuda mengnggap kami sebagai teman, dan anak-anak menganggap kami sebagai guru sekalian teman, kami tinggaal bersama simbah Sibun. Kami diperlakukan sangat baik, kami sangat senang tinggal bersama mereka, kami sudah menganggapnya sebagai 145



nenek atau ibu kami sendiri, sikap mereka kepada kami sangatlah luar biasa, tidak kami sangka mereka (anggota keluarga embah Sibun) menerima kami dirumahnya dengan ketuluulusan, tidak akan kami lupakan jasa-jasa mereka, semua kebaikan akan kami ingat selama kami masi ada, walaupun tidak dengan harta ataupun benda tapi kami akan selalau berdoa kepada mereka, semoga apa yang mereka berikan kepada kami akan dibalas lebih oleh Allah swt.



SUKA DUKA KPM DIDESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO Rois Muamar Ma’ruf Muhtadi Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Sang Pemilik dunia danseisinya, tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada-Nya lah kita patutmemohon dan berserah diri. Hanya karena nikmat kesehatan dan kesempatandari Allah-lah penyusun dapat melaksanakan semua kegiatan KPM sertamenyelesaikan laporan KPM ini. Shalawat selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.Tidak terasa pelaksanaan KPM di Desa Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo telah selesai. Banyak hal yang bertambah selain pengalaman, ilmu, namun juga menambah saudara. Sikap masyarakat yangsangat menghargai, 146



membimbing dan sangat membantu dalam kegiatansangatlah memotivasi kami untuk melaksanakan setiap program KPM dengansebaik-baiknya. Sebagai hasilnya, semua program KPM dapat berjalan denganlancar sesuai rencana. Tak lupa pada kesempatan kali ini mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan KPM ini. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada iain ponorogo dan ibu Lia NovianaM.H.I. Yang telah memberikan kesempatan dan membantu kami, terutama saya pribadi untuk melaksanakan kuliah pengabdian masyarakat (kpm). Semoga segala amal kebaikan dan kerelaannya membantu dalam proses belajar dimasyarakat serta berbagai macam kegiatan selama pelaksanaan program kegiatan Kuliah pengabian masyarakat (kpm) mendapat Ridho dan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa esay ini masih jauh dari sempurna. Olehkarena itu segala kritik dan saran dari dosen pembimbing lapangan (DPL), masyarakat dan saiapapun yang membaca esay ini, yang sifatnyamembangun, diterima dengan senang hati, demi kesempurnaan dan kemajuan bersama. Penulis berharap semoga esay ini berguna bagi pembaca padaumumya dan masyarakat khususnya. Amin: Sebelum saya menceritakan pengalaman kuliah pengabdian masyarakat (KPM) Di Desa Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Alangkah baiknya saya menceritakan sedikit tentang sejarah, letak, dan permasalahan yang ada didesa tersebut sehingga kampus iain ponorogo mengutus kami mahasiswa jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) dalam bentuk kuliah pengabdian masyarakat (KPM). Lokasi desa binade yaitu berada dikecamatan ngrayun kabupaten ponorogo provinsi jawa timur.Indonesia Kode pos: 36464. Binade juga merupakan daerah perbatasan ponorogo dengan pacitan.Awal mula desa binade ini menurut cerita-cerita yang beredar, cukup menarik untuk disimak. Berikut sejarahnya; 147



Dari berbagai sumber yang telah ditelusuri dan digali, asal-usul desa Binade Kecamatan Ngrayun dapat diuraikan sebagai berikut : Pada sekitar abad 16 ada seorang pendatang dari sebuah kerajaan yang menamakan diri Kanjeng Kendang. Beliau datang bersama pengikutnya menginap beberapa hari di daerah ini. Berhubung daerah ini belum diberi nama, kemudian dia memberi nama daerah yang merupakan hutan belantara dengan nama Binade, yang dikandung maksud mengambil dari nama orang pertama yang datang di wilayah ini bernama sang nabi yang merupakan orang yang sakti dan besar (gedhe) pengaruhnya. Maka beliau mengambil nama dari istilah Nabine Gedhe yang kemudian menjadi Binade. Desa Binade nan permai berada di perbukitan di wilayah Kecamatan Ngrayun. Binade desa kecil dan kontur tanah desanya naik turun, berkelok dengan jalan beraspal sempit penuh lubang, tapi penuh kesan dengan puncak-puncak bukit hijau yang tersebar ditiap sudut desa menyambut. Jalan-jalan desa Binade begitu lengang, tak banyak kendaraan, hanya beberapa warga yang ngumpul melepas lelah dari ladang bercengkrama. Desa Binade ini bisa dijangkau melalui dua jalur, dari Slahung melewati Mrayan dan dari Gemah Harjo Kabupaten Pacitan yang langsung bisa sampai ke Binade. Kedua jalur ini jaraknya hampir sama, tapi jika ingin lebih nyaman bisa memilih jalur dari Gemah Harjo, karena lumayan lebih landai. Selain itu Desa Binade juga memiliki situs peninggalan kuno yang disebut arca ganesa, konon kata masyarakat setempat lebih tua dari kerajaan Majapahit. Desa Binade termasuk desa maju menempati nomor urut 2 sekabupaten Ponorogo. mungkin itu sedikit ulasan tentang Desa Binade. Sedangkan permasalahan yang ada di desa tersebut, selain menempati urutan kedua sebagai desa maju sekabupaten ponorogo ternyata Desa Binade juga menempati urutan kedua sebagai kasus pernikahan dini tertinggi sekabupaten ponorogo. Dari hasil data yang ada di kantor desa selama tiga tahun terakhir, rata rata pernikahan yang ada di desa terbut adalah usia 15 bagi perempuan 148



dan 18 tahun bagi laki laki, sehingga maksud dari kampus iain ponorogo mengirim kami yang sejurusan dengan permasalahan desa tersebut, untuk melaksanakan KPM di desa binade guna mengurangi kasus pernikahan dini yang ada di desa tersebut Langsung saja,minggu pertama adalah pembukaan KPM di balai desa binade bersama sama dengan kelompok kpm multi disiplin. Kemudian yang saya lakukan di desa binade setelah pembukaan adalah jalan jalan dan melihat lihat desa guna untuk mengenal tempat tempat yang ada di desa tersebut serambi mengobati rasa penasaran kerena letak desa tersebut berada di pegunungan dan perbatasan langsung dengan Kabupaten Pacitan. Sewaktu dengan jalan jalan tersebut, saking asiknya menelusuri jalan bersama teman saya yang bernama Alfani Roman Hidayat tersesat ke Desa Puncangombo Kabupaten Pacitan dan tidak bisa pulang, alhasil minta shere loc ke temen yang ada diposko agar bisa pulang. Selain hal yang ada diatas saya dan temen saya bernama Rizki Novianto juga mengunjungi situs kuno yang dinamakan arca ganesa, dan ternyata tempat itu dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Dalam upaya saling kenal berbaur dan diterima masyarakat kami dibagi menjadi beberapa kelompok guna untuk bersilaturahmi dari pintu ke pintu masyarakat setempat terutama bersilaturahmi kepada RT, RW dan Kamituwo sekaligus mencari informasi yang sekiranya penting dan dibutuhkan untuk melaksanakan proker penunjang maupun proker inti. Hasil dari bersilaturahmi pintu ke pintu, tak disangka masyarakat sangat antusias menyambut kami dengan hangat, bahkan juga dipersilahkan untuk mengisi tausiah, memimpin tahlildan dipersilahkan untuk menghidupkan masjid dari adzan untuk sholat lima waktu, imam, dan khutbah jum’at. Minggu kedua,seperti yang disarankan oleh bapak kepala desa agar tidak fokus ke satu RT saja tetapi kalau bisa seluruh RT yang ada di Desa Binade. Berhubung jumlah RT yang ada di desa binade banyak, maka minggu kedua ini melanjutkan bersilaturahmi dari 149



pintu ke pintu yang belum sempat didatangi. Kemudian karena bertepatan dengan hari raya qurban maka pada hari jum’at malam sabtu tanggal 8 juli saya bersama teman teman KPM mengadakan takbir bersama di masjid sampai jam 02:00 dini hari dilanjutkan sabtu paginya aalah membantu masyarakat dalam menyembelih hewan hewan qurban dan alhamdulillah kami mendapat daging kambing dan sapi yang lumayan banyak. Karena sangat banyak mendapatkan daging dengan senang hati saya dan teman teman KPM mengadakan bakar bakaran pada malam minggunya. Setelah hari itu saya dan teman teman KPM, juga berencana membuat bakso, akan tetapi harapan berpesta bakso itu sirna karena kurangnya ilmu dan praktek membuat bakso, yang seharusnya jadi bakso malah jadi bubur sapi dan itu terjadi dua kali dan semua jadi bubur sapi. Melihat hal itu ketua kelompok kami yang bernama Iza Syaiful Fuad atau yang biasa dipanggil Mbah Iza, sangat prihatin melihat bakso gagal alias bubur sapi tersebut, dengan tidak banyak berfikir, Mbah Iza langsung memanaskan wajan yang berisi minyak goreng dan langsong menggoreng bubur sapi tersebut. Pada akhirnya yang terjadi adalah, kami makan semacam lentho entah apa namanya, yang jelas bubur sapi itu tadi digoreng dan bentuknya seperti lentho dan bakwan. Patut disyukuri karena masih bisa makan daging. Kegiatan KPM minggu kedua ini saya bersama teman KPM mengikuti acara yasinan di RT blumbang. Yasinan perdana bagi kami yang cukup mengukir cerita. Bagaimana tidak di yasinan yang pertama saya sudah menumpahkan dua gelas kopi yang cukup membuat panik teman teman KPM. Selain itu juga diminggu ketiga ini saya di beri amanat oleh Mbah Iza selaku ketua kelompok untuk sowan ke SMK guna untuk menjelaskan tujuan kami untuk sosialisasi Penewasaan Usia Perkawinan (PUP). PihakSMK sangat antusias justru kami juga diamanati untuk mengisi Baca Tulis Qur’an (BTQ) selama kami KPM di Desa Binade. Setelah saya melaporkan hasil sowan SMK ke Mbah Iza . Saya ditujuk sebagai 150



penanggung jawab sosialisasi PUP yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat. Kegiatan KPM minggu ketiga ini saya mulai dari mengajar BTQ di SMK. Pada hari Senin minggu keempat saya bersama ketiga teman saya mengajar BTQ yang diawali sholat dhuha dan dilanjutkan dengan menyeleksi anak anak SMK, dimana akan dibedakan antara yang sudah lancar membaca qur’an dengan yang masih iqra. Dari hasil itu ternyata mayoritas anak anaknya belum ada yang bisa membaca qur’an, mayoritas mereka masih ditahap iqra, dari keseluruhan anak SMK yang bisa membaca qur’an hanya 10% dan sisanya belum bisa, cukup memperhatinkan juga. Kegiatan minggu ketiga selanjutnya adalah yasinan malam jum’at dirumah pak RT. Bersama temen teman KPM saya berangkat ke rumah pak RT untuk mengikuti kegiatan masyarakat, yaitu yasinan. Untuk kali ini yasinan berjalan dengan lancar tanpa ada drama yang terjadi, hanya saja ketika pak RT menunjuk salah satu dari kami untuk memimpin do’a, kami saling tunjuk dan akhirnya teman saya yang bernama Amir Hasani lah yang menjadi korban dan seperti biasa setelah pulang tiba diposko Amir Hasani pun ngoceh ngoceh timur kebarat selatan keutara, ocehannya tersebut justru dijaikan bahan candaan sama teman teman KPM alhasil Amir Hasani juga ikut ketawa. Sebelumnya juga hari senin sore ikut serta mengajar TPQ dirumah ibu Asih dari jam 14:30-15:30. Selanjutnya kegiatan saya minggu keempat ini adalah saya sebagai penanggung jawab sosialisasi PUP bersama ketiga teman saya. Pada hari jumat minggu keempat saya bersama ketiga teman saya berangkat lebih awal karena posisi kami yng sebagai penanggung jawab PUP. Setelah kami tiba di SMK, kami langsung menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk sosialisasi seperti meja pembicara, proyektor, konsumsi dan mengondisikan anak anak SMK setelah siap semua dan pembicara memulai mempresentasikan materinya saya bersama teman saya yang bernama Rizki Novianto pergi ke warong terdekat guna untuk 151



mencari asupan perut, maklum karena berangkat terlalu pagi dan belum sarapan, jadi sosialisasi saya tinggal sebentar dan saya serahkan kepada pembicara sosialisasi. Walaupun begitu saya sama teman saya kembali ke SMK sebelum acara selesai, jadi acara tetap berjalan dengan lancar. Kegiatan saya minggu keempat yaitu di hari Selasa mengisi BTQ di SMP jam 13:00- 14:00 dikelas 1 atau 7 SMP. Sama seperti di SMK mayoritas anak anak smp juga belum bisa membaca qur’an. Mereka mengaku sudah bisa membaca qur’an tapi setelah dites banyak yang belum bisa. Setelah kami berpamitan ternyata sama kepala sekolah SMP disuruh menghidupkan pramuka karena pramuka di SMP tersebut sudah lama mati karena adanya pandemi covid 19. Dengan sangat senang hati akhirnya kami menyanggupi permintaan kepala sekolah SMP tersebut, itung itung juga untuk mengisi waktu dari pada tidur tiduran diposko. Akhirnya pramuka dimulai pada hari jumat minggu keempat. Jadi pagi mengisi PUP di SMK sore langsung pembukaan pramuka di SMP. Kebetulan saya pribadi mendapat tugas sebagai pengibar bendera di acara pembukaan pramuka. Setelah upacara saya bersama dua teman saya langsung menuju ke lapangan serambi mengonisikan kelas 2 atau 8 untuk mengajarinya materi kepramukaan. Kemudian setelah itu bukannya diisi dengan materi kepramukaan justru isi materinya adalah ketawa ketiwi sampai habis waktu tidak jelas karena ternyata anak anaknya aktif dan sulit dikondisikan. Diminggu keempat ini kegiatan saya yaitu yasinan malam jum’at dikrajan. Pada malam jum’at nya sebelum kegiatan pramuka tersebut saya dan teman teman saya ber empat ke krajan dalam rangka mengikuti yasinan di rumah pak RT. Disini terjadi drama kedua kalinya. Hal itu terjadi ketika teman saya yang bernama Muhibbudin yang aslinya tidak tau tempat rumah yang akan dipakai yasinan mengaku tau alias sok tau yang akhirnya masuk ke dusun lain. Pada hakikatnya lebih dekat justru naik lebih jauh dari tempat 152



yang direncanakan. Ya seperti biasa setelah selesai yasinan dan pulang ke posko Muhibbudin ini habis dibully satu kelompok hal itu terjadi karena temen temen mengalami kecewe ganda, yang pertama tempat yasinan yang salah, keduanya pergi dengan keadaan lapar karena belum makan berharap dapat makan, eh ternyata hanya dapat jajan gorengan saja. Bukan minta maaf si Muhibbudin ini malah ketawa ketiwi gak jelas menganggap semua itu hiburan KPM. Kegiatan KPM diminggu kelima yaitu, untuk saya pribadi mungkin sudah tidak terlalu bingung karena sudah sedikit hafal dengan kondisi yang ada di desa Binade. Seperti mengisi BTQ di SMK waktu pagi dan mengisi BTQ di SMP waktu sore. Kemudian malam jum’at menghadiri yasinan di blumbang. Mungkin yang beda yasinan minggu kelima ini bertepatan dengan Amir Hasani sebagai pengisi tausiah, jadi ketika mengisi tausiah saya vidio kemudian saya kiremkan ke group watsap, berbagai komentar dari teman teman KPM, sesampainya diposko Amir Hasani dengan nada bercanda ngoceh ngoceh dengan senang hati saya pun juga mengetawakannya. Kegiatan KPM diminggu kelima yaitu evaluasi kekurangan maupun kelebihan terhadap kegiatan kegiatan inti yang telah terlaksanakan serta merencanakan kegiatan penutup diminggu keenam. Alhamdulillah semua kegiatan inti kami di Desa Binade sudah terlaksanakan dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Agenda saya bersama teman teman KPM yaitu menghabiskan sisa waktu KPM dengan proker penunjang seperti yasinan, mengajar BTQ di SMP maupun SMK juga serambi menyelesaikan esay indiviu Untuk kegiatan KPM diminggu keenam adalah menghabiskan waktu dengan program penunjang seperti yasinan, mengajar BTQ di SMP maupun SMK serta berpamitan kepada mereka bahwa tugas saya dan teman teman KPM di Desa Binade sudah selesai dan berteima kasih karena sudah menerima kami dan menganggap 153



kami sebagai kelarga dari Desa Binade. Kemudian juga ada kegiatan penutupan yang diadakan dibalai desa Binade sebagai ucapan perpisahan dari saya dan teman teman KPM. Tepat tanggal 12 hari jum’at saya dan teman teman meninggalkan Desa Binade untuk pulang kerumah masing masing Sesuai dengan jurusan kami yaitu Hukum Keluarga Islam (HKI) bahwa tugas kami KPM di Desa Binade ini adalah mencegah atau setidaknya mengurangi kasus pernikahan dini yang ada didesa ini, mengingat desa ini menempati nomor dua tertinggi di Ponorogo dengan kasus pernikahan dini. Mengenai hal tersebut, dengan intruksi ketua KPM, kami mengambil inisiatif sosialisasi kepada masyarakat, SMK dan SMP tentang pendewasaan usia perkawinan (PUP) dengan bekerja sama dengan BKKBN. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar sesuai yang direncanakan. Untuk hasil dari sosialisai mungkin belum kelihatan karena sifatnya yang hanya memberi wawasan atau pemahaman tentang bahaya-bahaya pernikahan dini, semoga saja dengan adanya sosialisasi ini bisa menyadarkan masyarakat akan bahaya dan resiko akan pernikahan dini dengan begitu maka kasus pernikahan dini bisa berkurang alihalih bisa tercegah. Selanjutnya kesan saya bersama masyarakat selama KPM di Desa Binade adalah, saya banyak mendapatkan pengalaman,pelajaran,serta ilmu-ilmu baru, jujur dari sya sendiri, masyarakat Bintang kekelip dimata saya sangat baik,dimana semua masyarakat sangat senang akan kedatangan kami, saya merasa terharu, awal saya sampai di kampung tersebut saya tak bisa berpikir bagaimana caranya saya beradaptasi disana, ternyata dari hari ke hari saya merasa nyaman disana, saya sudah merasa di tempat asli saya, orang-orang saya, dan keluarga saya,kebaikan masyarakat sangat luar biasa,kami dianggap sebagai keluarga mereka, dimana orang tua menganggap kami sebagai anak, pemuda mengnggap kami sebagai teman, dan anak-anak menganggap kami sebagai guru sekalian teman. 154



Kesan Kami tinggaal bersama Mbah Sibun kami diperlakukan sangat baik, kami sangat senang tinggal bersama mereka, kami sudah menganggap beliau sebagai orang tua kami sendiri, sikap mereka kepada kami sangatlah luar biasa, tidak kami sangka mereka menerima kami dirumahnya dengan ketuluulusan, tidak akan kami lupakan jasa-jasa mereka, semua kebaikan akan kami ingat selama kami masi ada, akan tetapi selama saya dan teman teman KPM tinggal dirumah Mbah Sibun terjadi kehoror hororan reperti hampir semua teman teman KPM bermimpi dikejar kejar hantu dan lain sebagainya. Di Desa Binade hawanya sangat sejuk tetapi sangat dingin ketika musim dingin samapi samapi pernah gak mandi selama 2 hari. Kesan saya melakukan kegiatan di SMK dan SMP bercampur suka dan duka saya rasakan kesan dukanya adalah mengetahui bahwa anak anak Desa Binade minim akan paham agama. Sedangkan kesan sukannya adalah kenal dengan ceweknya yang cantik cantik salah satunya anak nya pak RT yang bernama Annisa kelas 3 atau 12 SMK dan alhamdulillah dapat juga nomer handpond nya Pesan saya terhadap masyarakat desa binade adalah saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih karena sudi menerima kami serta menganggap kami sebagai keluarga sendiri. Dan juga berterima kasih karena sudah memberikan ilmu serta pengalaman yang sangat berharga bagi kami khususnya saya pribadi semoga ilmu serta perlakuan yang kalian berikan menjadi amal jariyah di akhirat serta mendapat balasan yang baik dari Alloh SWT dan semoga ilmu yang kalian berikan bermanfaat bagi kami didunia maupun akhirat.Terkhusus untuk Mbah Sibun sekeluarga kami sangat berterima kasih karena telah menyediakan tempat tinggal untuk kami berkegiatan KPM dan juga sudah menggap kami sebagai keluarga. Terkhir teruntuk pak kades dan masyarakat Binade sekali lagi kami mengucapkan beribu ribu terima kasih untuk semuanya. 155



Semoga yang dicita cita kan terwujud. Terimakasih Mbah Sibun, terimaksih Binade terima kasih semuanya, semoga bisa ketemu dilain waktu, Amiin.!



GELIAT AKSI PENGABDIAN PENDAMPINGAN BTQ PADA REMAJA DI DESA BINADE, NGRAYUN, PONOROGO Risma Wigati



156



Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) merupakan agenda tahunan sebagai bagian penting dari kegiatan perkuliahan di Perguruan Tinggi termasuk di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. KPM merupakan bentuk penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Kegiatan pengabdian merupakan manifestasi peran civitas akademika Perguruan Tinggi yang tidak hanya berkutat pada peningkatan kompetensi secara intelektual, tetapi harus memiliki kepekaan, kepedulian, dan kesadaran untuk melaksanakan aksi sosial guna memperbaiki keadaan dan kehidupan masyarakat. Dharma pengabdian ini pula yang menjadi sarana implementasi kompetensi keilmuan yang diperoleh dari bangku perkuliahan di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, aksi pengabdian ialah sarana menjembatani tataran teori dengan tataran praktis sehingga ilmu pengetahuan dapat memiliki daya guna untuk memperbaiki keadaan hidup masyarakat luas. Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di IAIN Ponorogo ialah kegiatan intrakurikuler yang wajib ditempuh setiap mahasiswa IAIN Ponorogo. KPM menjadi wahana pengabdian mahasiswa dalam bentuk belajar, meneliti, dan bekerja sama dengan masyarakat. KPM sendiri bertujuan sebagai sarana menerapkan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sehingga menghasilkan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat meningkat. Selain tujuan umum, KPM memiliki tujuan khusus di antaranya melatih penalaran dan kepekaan mahasiswa dengan bekerja sama, mengembangkan potensi, dan melatih kemampuan berbaur dengan masyarakat. Dua tahun silam pada masa pandemi, IAIN Ponorogo menyelenggarakan kegiatan KPM secara daring dari rumah dan fokus pada lingkungan masing-masing mahasiswa. Kemudian era pasca pandemi, tahun 2022 ini IAIN Ponorogo telah 157



menyelenggarakan KPM secara luring yaitu dengan bermukim di lokasi selama kurang lebih 45 hari. Mahasiswa peserta KPM disebar di lima kecamatan se-Ponorogo yaitu Kecamatan Sambit, Slahung, Bungkal, Ngrayun, dan Sawo. Tahun ini, pembagian kelompok peserta dan metode pengabdian memiliki perbedaan dari sebelumnya. Pembagian kelompok mengacu pada opsi KPM Mono Disiplin dan KPM Multi Disiplin. Mahasiswa ketika mendaftar dipersilakan memilih antara Mono dan Multi Disiplin. KPM Mono Disiplin yaitu kegiatan KPM yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dengan bidang keilmuan atau rumpun keilmuan yang sama. Program kerja utama KPM Mono Disiplin tidak harus berbasis kebutuhan utama dan permasalahan di masyarakat melainkan disesuaikan dengan program studi yang dipelajari. Sementara, KPM Multi Disiplin adalah kegiatan KPM yang dilakukan oleh kelompok peserta KPM yang beranggotakan mahasiswa dengan bidang keilmuan dan rumpun keilmuan yang berbeda-beda. Program kerja utama KPM Multi Disiplin disesuaikan dengan kebutuhan utama dan permasalahan yang ada di masyarakat setempat. Sementara itu, metode pengabdian yang dahulu pendekatan berbasis masalah, maka tahun ini KPM menggunakan metode ABCD (Assets Based Community Development). Metode ABCD ini menggunakan pendekata berbasis aset atau potensi yang dimiliki masyarakat setempat. Dengan demikian, mahasiswa KPM tidak selalu harus selalu memulai dengan masalah tetapi harus melihat potensi yang bisa dikembangkan di lingkungan setempat. Salah satu wilayah yang dijadikan lokasi KPM ialah Kecamatan Ngrayun. Lokasi ini merupakan wilayah Ponorogo sebelah paling selatan yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Pacitan. Kecamatan Ngrayun menaungi sebelas desa salah satunya Desa Binade yang menjadi wilayah pengabdian mahasiswa KPM 62 Mono Disiplin. Desa Binade merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Ngrayun yang terletak di sebelah paling selatan dan 158



barat wilayah Kecamatan Ngrayun serta berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Pacitan. Desa Binade terbagi menjadi tiga wilayah dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Petung, dan Dusun Blumbang. Topografi Desa Binade terdiri dari pegunungan dan hutan pinus yang indah dan asri. Tak heran jika Desa Binade terkenal memiliki udara yang dingin. Suasana pedesaan terasa kental karena masyarakat Binade sangat ramah dan terbuka menerima kedatangan mahasiswa KPM 62. Hal lain yang cukup menarik perhatian kami ialah sosok Kepala Desa Binade Bapak Sunarwicahyo, S.H., yang sangat ramah, visioner, dan kooperatif. Sikap yang demikian menjadikan mahasiswa KPM 62 merasa dipermudah dalam menjalankan program kerja di Desa Binade. Tak hanya itu, meskipun Desa Binade jauh dari keramaian kota, pembangunan desa tak kalah dengan kota. Keadaan ini dibuktikan dengan adanya pembangunan desa yang maju terutama dalam bidang ekonomi dan pendidikan. Dalam bidang ekonomi ditandai dengan berkembangnya Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang pesat. Selain itu, banyak masyarakat Binade yang memiliki UMKM dan usaha di rumah-rumah, misalnya toko kelontong, toko bangunan, maupun warung makan. Hal ini tentunya menjadi penopang ekonomi masyarakat di samping sektor pertanian. Seperti halnya wilayah lain, Desa Binade selain memiliki potensi juga mempunyai permasalahan yang harus diselesaikan. Salah satunya terkait remaja dan pernikahan usia remaja. Data pernikahan Kecamatan Ngrayun per bulan Juni 2022 menunjukkan bahwa dari 151 pernikahan, 47 perempuan di antaranya menikah di usia kurang dari 20 tahun. Hal ini menunjukkan angka pernikahan dini memang cukup banyak di wilayah Kecamatan Ngrayun dan berbanding lurus dengan banyaknya jumlah pernikahan yang terjadi. Ternyata, adanya pernikahan usia remaja ini berbanding lurus dengan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan remaja yang menikah di bawah usia 20 tahun umumnya SMP atau SMA/SMK. Ditambah adanya stigma tokoh masyarakat 159



setempat bahwa pernikahan dini tidaklah dilarang agama dan dianggap menyegerakan hal baik karena menikah itu sendiri adalah hal yang baik. Selain persoalan pernikahan usia remaja, permasalahan juga terjadi dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan keagamaan. Hal ini terbukti pada tingkat kemampuan Baca Tulis Alquran (BTQ) anak-anak hingga remaja. Berdasarkan observasi awal di tiga ruang lingkup lingkungan pendidikan yaitu Taman Pembelajaran Alquran (TPA) Dusun Krajan, SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN 1 Ngrayun, presentase siswa yang dapat membaca Alquran dengan lancar baru sekitar 40%, sementara sisanya masih belajar Iqro’. Bahkan, untuk siswa jenjang menengah atas masih ada lumayan banyak yang belum bisa membaca Alquran dengan baik dan benar, terutama siswa laki-laki. Padahal, kemampuan membaca tulis Alquran merupakan kompetensi wajib yang harus dikuasai siswa jenjang menengah pertama maupun menengah atas sesuai Instruksi Bupati Ponorogo. Hal ini sebenarnya menjadi keprihatinan bersama, karena remaja usia sekolah menengah atas merupakan remaja usia produktif atau dapat disebut masa keemasan remaja untuk mengembangkan diri dan kualitas diri, tetapi sayang kemampuan membaca Alqurannya belum memadai. Sementara bagi siswa yang sudah lancar membaca Alquran, terkadang belum memiliki penguasaan yang matang dalam hal tajwid dan makharijul huruf. Penulis pernah menanyakan tentang hukum bacaan tajwid, rata-rata siswa yang telah lancar membaca Alquran mampu membaca dengan benar tetapi sebagian lupa tentang hukum bacaan tajwidnya. Maka, permasalahan bersama ini harus dicarikan solusi alternatif yang tepat. Permasalahan terkait pembelajaran BTQ menjadi salah satu fokus pengabdian mahasiswa KPM 62 Mono Disiplin. Bahkan, pihak SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun sendiri yang meminta bantuan kepada mahasiswa KPM 62 untuk bekerja sama dan mendampingi dalam pembelajaran BTQ di kedua institusi tersebut. 160



Kegiatan pendampingan BTQ akhirnya menjadi salah satu program kerja penunjang kelompok KPM 62. Masalah utama yang terjadi dalam kegiatan BTQ ini ialah kemampuan membaca Alquran yang cukup rendah bagi anak-anak dan remaja. Ruang lingkup mentoring BTQ ini ada tiga, yaitu Taman Pembelajaran Alquran (TPA) di Dusun Krajan, BTQ di SMPN 5 Ngrayun, dan BTQ SMKN 1 Ngrayun. TPA di Dusun Krajan dilaksanakan tiga kali dalam seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat sore. TPA Dusun Krajan diperuntukkan bagi anak-anak usia TK dan SD. Kemampuan baca tulis Alquran di TPA ini sudah lumayan baik. Dari total semua siswa, sudah ada 45% yang lancar membaca Alquran di usia mereka yang masih masa Sekolah Dasar. Sementara sisanya, masih belajar Iqro'. Untuk anak-anak yang sudah lancar membaca Alquran, secara umum tajwid-nya sudah baik dan benar, hanya saja rata-rata makharijul hurufnya belum sempurna. Namun, menurut penulis pembelajaran Alquran di TPA Dusun Krajan yang biasa disebut "TPA Bu Asih" karena memang lokasi kelasnya di samping kios Bu Asih, masih perlu dievaluasi. Salah satunya terkait efektivitas pembelajaran. Karena siswa yang ada mencapai 40 orang sementara hanya diampu 1 guru yaitu Ibu Asih sendiri. Hal ini tentu memerlukan waktu yang cukup lama dan setiap anak hanya memiliki waktu belajar yang cukup singkat sebab menggunakan metode sorogan (mengaji menghadap guru). Kehadiran mahasiswa KPM 62 setidaknya dapat mendampingi pembelajaran karena adanya tambahan personil pengajar sehingga setiap anak memiliki waktu yang lebih longgar untuk mengaji. Kemudian, BTQ di SMPN 5 Ngrayun merupakan program yang baru dirintis sebagai bagian dari kurikulum pendidikan saat ini. Awalnya, BTQ di SMPN 5 Ngrayun ini dilaksanakan setiap hari untuk semua kelas. Tetapi pada minggu berikutnya, BTQ dilaksanakan tiga kali dalam seminggu pada hari Selasa untuk kelas 8, Rabu untuk kelas 7, dan Sabtu untuk kelas 9. Program ini diawali dengan ujian klasifikasi kemampuan membaca Alquran untuk 161



semua siswa guna mempermudah pembelajaran. Namun, hal yang saya rasa memprihatinkan ialah, dari total 135 siswa, baru 40% siswa yang dapat membaca Alquran dengan lancar. Padahal, kemampuan membaca Alquran menjadi salah satu kemampuan yang harus dipenuhi saat kelulusan sekolah. Hal lain yang memprihatinkan ialah mengingat usia mereka yang sudah baligh tetapi belum lancar membaca Alquran dengan baik dan benar. Serupa dengan kegiatan BTQ di SMPN 5 Ngrayun, kegiatan BTQ di SMKN 1 Ngrayun setidaknya ada 40% siswa yang mampu membaca Alquran. Siswa yang telah lancar membaca Alquran ini didominasi siswa perempuan, sedangkan hanya sebagian kecil siswa putra yang lancar membaca Alquran. Menurut pengamatan yang penulis lakukan, setidaknya ada beberapa faktor yang melatarbelakangi rendahnya kemampuan membaca Alquran beberapa remaja di kedua lembaga pendidikan tersebut. 1. Faktor pendidikan keagamaan Sebagian besar anak yang belum lancar membaca Alquran ketika ditanyai lebih lanjut, mereka mengatakan jika pernah mengikuti kegiatan TPA tetapi sudah lama atau saat masih usia anak-anak. Dengan demikian, mereka mengaku lupa dengan pembelajaran baca Alquran. Terlebih, latar belakang pendidikan mereka yang bukan alumni pondok pesantren turut memengaruhi kemampuan mereka membaca Alquran. 2. Faktor Individu Faktor individu menurut penulis menjadi faktor yang dominan berpengaruh. Sebab, hal ini berkaitan dengan minat dan motivasi belajar. Ketika para siswa beralasan lupa dengan materi baca Alquran karena TPA sudah beberapa tahun silam, sejatinya menunjukkan menurunnya minat dan motivasi belajar mereka. Sebab, jika dilogika belajar Alquran ialah pembelajaran yang tidak pernah berhenti dan dilakukan sebagai ibadah sepanjang waktu. Jikalau beralasan lupa, maka 162



berarti selama ini mereka kurang mempelajari dan meluangkan waktu untuk mengaji. 3. Faktor lingkungan pergaulan Rata-rata anak yang belum bisa membaca Alquran dengan lancar bergaul dengan sesamanya. Ketika ditanya, mengapa tidak mengikuti TPA lagi agar kemampuannya lebih baik, mereka mengatakan tidak bersedia karena malu sebab usianya sudah bukan anak-anak lagi. Hal ini menunjukkan, kemauan belajar mereka di TPA telah pupus karena perasaan malu belajar kembali di komunitas TPA yang notabene diisi oleh anak-anak. 4. Keterbatasan Tenaga Pendidik dan Efektivitas Pembelajaran Salah satu penyebab kurangnya kompetensi baca Alquran para remaja ialah faktor tenaga pendidik. Di lembaga tersebut masih sangat minim tenaga yang benar-benar berkompeten untuk mengajar Baca Tulis Alquran. Padahal, di sisi lain siswa yang harus menjalani pembelajaran cukup banyak. Sehingga, pihak sekolah merasa kesulitan untuk mengkondisikan pembelajaran BTQ dengan kondisi keterbatasan tenaga pendidik. Hal ini tentu saja menghambat efektivitas pembelajaran BTQ. Sama halnya dengan SMPN 5 Ngrayun, salah satu tenaga pendidik di SMKN 1 Ngrayun pun mengeluhkan minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten untuk mengajar BTQ dan memegang kendali para siswa di lembaga tersebut. Sebab, hanya ada dua atau tiga guru yang biasa membimbing kelas BTQ di SMKN 1 Ngrayun. 5. Rintisan Program Baru Program BTQ di SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun terbilang masih sangat baru. Hal ini sebagai akibat dari adanya kewajiban adanya pelajaran BTQ di sekolah-sekolah sesuai Instruksi Bupati Ponorogo. Merintis program baru ini memerlukan pertimbangan ketersediaan tenaga pendidik yang kompeten, metode dan program yang tepat. Keadaan demikian 163



menjadikan pihak sekolah belum menemukan susunan program BTQ yang mapan dan tepat untuk diterapkan. Baik di SMPN 5 Ngrayun maupun SMKN 1 Ngrayun, keduanya samasama masih merancang program BTQ yang sekiranya dapat diterapkan, akan tetapi kedua institusi tersebut terkendala Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan berkompeten untuk mengajar BTQ. Tak hanya itu, pihak sekolah masih kesulitan menentukan metode yang tepat untuk pembelajaran BTQ yang efektif. Dalam pembelajaran Alquran, salah satu bagian yang penting ialah metode. Metode BTQ yang selama ini banyak diterapkan baik di TPA Dusun Krajan, SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN 1 Ngrayun ialah metode sorogan (mengaji di hadapan guru). Dalam praktiknya, ketika jumlah guru memadai, maka membentuk kelompok-kelompok kecil antara guru dengan siswa dengan perbandingan 1:5. Penulis pun menyebutnya dengan metode Sorogan FGD (Focus Group Discussion). Hal ini juga dipraktikkan ketika ada kehadiran pendamping bertambah dari mahasiswa KPM 62. Menurut pengamatan penulis, metode sorogan ini sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan. Dari sisi kelebihannya, metode sorogan FGD dapat mempermudah pembelajaran siswa, karena siswa langsung menghadap guru one by one. Dengan demikian, guru dapat langsung mendengarkan, mengajari, dan membenarkan bacaan Alquran siswa yang berada di hadapannya. Hal ini memudahkan siswa belajar dan memahami bacaan Alquran. Selain itu, guru bisa lebih mudah memantau perkembangan setiap siswa dan dapat menjalin keakraban, karena bisa bertatap muka secara intensif. Progress setiap siswa dapat dilacak dengan metode ini, karena guru dapat memerhatikan satu per satu kemampuan siswa. Hal ini juga bermanfaat untuk memetakan kemampuan siswa agar dapat dikategorikan mana yang sudah lancar membaca Alquran dan mana yang belum. 164



Selain kelebihan, metode sorogan juga memiliki kekurangan. Pertama, mengingat banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran BTQ, maka untuk menangani semua siswa satu per satu memerlukan tenaga pendidik yang cukup banyak. Paling tidak satu guru memegang lima sampai enam siswa agar lebih efektif. Jika jumlah guru sangat minim, maka metode sorogan dapat memakan waktu yang lama. Apabila jumlah guru sedikit sementara siswa lebih banyak, akibatnya setiap siswa memiliki bagian waktu yang singkat untuk belajar di hadapan guru. Sehingga, metode sorogan hendaknya diimbangi dengan jumlah tenaga pendidik yang mencukupi serta waktu yang memadai. Mengamati kondisi pembelajaran BTQ baik di TPA Dusun Krajan, SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN 1 Ngrayun, penulis sebagai bagian dari mahasiswa kelompok KPM 62 Mono Disiplin berupaya melakukan aksi pengabdian dalam pembelajaran BTQ bagi anak-anak dan remaja. Aksi pengabdian dalam bentuk pendampingan pembelajaran BTQ ini diawali dengan kegiatan mengklasifikasikan siswa sesuai kemampuannya dalam membaca Alquran, menjadi tiga kategori yaitu kategori lancar Alquran, belum lancar, kurang lancar/Iqro'. Bagi siswa yang sudah bisa membaca Alquran kategori kurang lancar dan lancar akan dibina dalam kelompok tersendiri. Sementara, siswa yang belum lancar atau belum bisa membaca Alquran dengan baik, maka akan dimasukkan dalam kelompok pembelajaran Iqro'. Sementara itu, pihak sekolah untuk SMPN 5 Ngrayun menyerahkan metode pembelajaran kepada mahasiswa KPM 62 dan tidak memaksa untuk menggunakan metode tertentu. Sementara, untuk pihak SMKN 1 Ngrayun, setelah proses pembelajaran tahap pertama yang bertujuan mengkategorikan siswa menurut kemampuan bacaan Alqurannya, metode yang diterapkan yaitu sorogan dalam kelompok-kelompok kecil dengan pencatatan progress kegiatan dalam kartu belajar yang diisi oleh guru atau mahasiswa pendamping. 165



Melalui aksi pengabdian tersebut, penulis sebagai bagian dari mahasiswa KPM 62 berupaya memberikan sedikit sumbangan pemikiran tentang penyusunan metode dan program BTQ. Mahasiswa KPM 62 menerapkan metode sorogan FGD (Focus Group Discussion) untuk BTQ di SMKN 1 Ngrayun, SMPN 5 Ngrayun, maupun TPA di Dusun Krajan. Dengan tambahan tenaga pendamping dari mahasiswa KPM 62, harapannya dapat membantu efektivitas pembelajaran BTQ. Persoalan pendidikan keagamaan tidak berhenti pada pembelajaran BTQ. Aksi pengabdian masyarakat dalam bidang ini dilakukan melalui kegiatan yasinan baik yang diikuti oleh kaum Bapak-Bapak maupun Ibu-Ibu. Dalam kegiatan yasinan Ibu-Ibu yang penulis ikuti setiap hari Jumat sore ba'da Ashar, diselipkan tausiahtausiah singkat untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan bagi para Ibu-Ibu. Begitupun dengan kegiatan yasinan Bapak-Bapak juga ada materi tausiah untuk peningkatan pengetahuan agama bagi warga. Tentunya, dalam hal ini ada tujuan lain yang hendak dicapai. Selain meningkatkan pengetahuan agama Bapak Ibu peserta yasinan, materi tausiah yang didapatkan dari kegiatan yasinan dapat disampaikan kepada anak-anak dan remaja yang ada di sekitarnya. Menanggapi persoalan kurangnya kompetensi membaca Alquran pada remaja di Desa Binade, penulis mengalami beberapa kendala dalam menjalankan aksi pengabdian untuk meningkatkan kemampuan baca tulis Alquran. Adapun kendala-kendala yang penulis alami selama mengajar BTQ baik di TPA Dusun Krajan, SMPN 5 Ngrayun, maupun SMKN 1 Ngrayun, yaitu sebagai berikut. 1. Keterbatasan waktu Waktu pendampingan BTQ sangat terbatas. Selain karena jam pelajaran BTQ hanya 1-2 jam, juga karena jadwal yang bergiliran sebab menyesuaikan penempatan jadwal yang dibuat pihak sekolah. Pelaksanaan BTQ di SMKN 1 Ngrayun dilaksanakan hari Senin sampai Jumat tetapi hanya dalam 166



waktu 1 jam. Sementara BTQ di SMPN 5 Ngrayun dilaksanakan tiga kali dalam seminggu dengan waktu 1-2 jam dan bergiliran antar kelas. Artinya, setiap siswa SMPN 5 Ngrayun hanya melaksanakan satu kali BTQ dalam seminggu. Hal ini menjadi kendala bagi efektivitas pembelajaran BTQ itu sendiri karena keterbatasan waktu. Dengan demikian, perkembangan kemampuan siswa menjadi lebih lambat karena frekuensi pertemuan pembelajaran lebih singkat, terutama di SMPN 5 Ngrayun. Sementara itu, kendala ini bertambah ketika pendampingan yang dapat kami lakukan hanya dalam masa KPM selama kurang lebih 40 hari. 2. Keterbatasan tenaga pendidik yang berkompeten mengajar BTQ BTQ di SMKN 1 Ngrayun dan SMPN 5 Ngrayun terkendala minimnya SDM yang berkompeten dalam bidang BTQ. Kedua lembaga tersebut masih memerlukan tenaga pendidik yang berkompeten di bidangnya, yang bersedia menangani pembelajaran BTQ. 3. Keterbatasan rancangan program dan metode BTQ merupakan program yang baru dirintis baik di SMPN 5 Ngrayun maupun di SMKN 1 Ngrayun, sehingga pihak sekolah belum menemukan metode yang matang dan tepat untuk mempercepat peningkatan kompetensi baca Alquran para siswanya. Sementara ini, metode pembelajaran yang diterapkan ialah metode sorogan. Tetapi, metode ini juga masih memiliki kekurangan di beberapa sisi. Menanggapi beberapa persoalan tersebut, penulis mengusulkan beberapa alternatif solusi yaitu sebagai berikut. 1. Mengadakan pembelajaran tajwid dan makharijul huruf hijaiyah secara intensif Salah satu pondasi kemampuan membaca Alquran yaitu penguasaan ilmu tajwid dan makharijul huruf. Maka, bagi siswa yang sudah mempelajari Iqro' 5 sampai jenjang Alquran 167



sebaiknya diberikan kembali pembelajaran tajwid untuk mematangkan kemampuan bacaannya. 2. Penyediaan waktu yang lebih banyak dan rutin Keterbatasan waktu menjadi salah satu kendala pelaksanaan BTQ baik di TPA, SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN 1 Ngrayun. Maka, penulis menyarankan sebaiknya ada sinkronisasi yang baik antara jadwal mata pelajaran umum dengan kegiaa BTQ. Hal ini bertujuan untuk menyediakan waktu luang untuk pelaksanaan BTQ sehingga ada waktu lebih banyak dan tentunya harus dijadwal secara rutin agar para siswa terbiasa belajar setiap hari. Hal ini bertujuan merangsang motivasi belajar siswa agar lebih semangat dan mempunyai kemauan yang tinggi untuk belajar lebih baik. 3. Tutor Sebaya dalam Pembelajaran BTQ Siswa yang lancar membaca Alquran, kemampuannya harus benar-benar dimatangkan. Jika kemampuan mereka sudah benar-benar baik, maka keberadaan siswa yang sudah bisa membaca Alquran dengan baik dan benar ini bisa dijadikan tutor sebaya bagi siswa lain yang bacaannya kurang lancar. Dengan adanya tutor sebaya dalam kegiatan BTQ, setidaknya dapat memberikan solusi bagi keterbatasan tenaga pendidik untuk menangani BTQ. Manfaat lainnya adalah membuka peluang berbagi ilmu dan berdiskusi antar sesame siswa. Kegiatan pengabdian dalam bidang pendampingan BTQ di TPA Dusun Krajan, SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN 1 Ngrayun menjadi pengalaman yang bermakna bagi penulis. Kesan pertama yang penulis rasakan ialah adanya kebersamaan dengan para siswa ketika belajar Alquran ataupun Iqro’ bersama. Siswa yang penulis temui semuanya bisa menjalin keakraban dengan mahasiswa pendamping. Tingkah laku mereka, mengingatkan penulis pada masa-masa sekolah di SMP dan SMA. Kesan lain yang penulis rasakan ialah adanya sambutan pihak sekolah baik SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun yang sangat hangat dan kooperatif 168



dengan kami. Di satu sisi, pihak sekolah mengharapkan adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa KPM 62 dengan pihak sekolah terutama dalam bidang BTQ. Sementara, di sisi yang lain kelompok KPM 62 mendapatkan wadah untuk mengabdikan ilmu dengan mendampingi kegiatan BTQ di kedua lembaga tersebut. Dengan kata lain, ada simbiosis mutualisme antara pihak sekolah dengan kami sebagai mahasiswa KPM 62. Penulis dan teman-teman tidak hanya merasa dibutuhkan kehadirannya, tetapi juga dihargai dengan diberi kesempatan dan kepercayaan untuk mengabdi. Makan ketan di Dusun Krajan, setelah kesan tentu ada “pesan”. Menurut penulis, Kampung Damai Desa Binade ialah tempat yang indah dan memiliki segudang potensi yang bisa dimanfaatkan. Untuk mahasiswa atau pihak lain yang hendak mengabdi di Desa Binade, sebaiknya tidak hanya menggali persoalan yang ada, tetapi juga memerhatikan potensi-potensi yang ada. Baik potensi alam maupun sosialnya. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada masyarakat Binade yang sudah bersedia menerima kehadiran kami, menyediakan tempat tinggal, dan memberikan kesempatan untuk mengabdi. Untuk para siswa BTQ baik di TPA Dusun Krajan, SMPN 5 Ngrayun, dan SMKN 1 Ngrayun, tetaplah semangat untuk belajar dan meningkatkan kemampuan baca Alquran sampai bisa membaca dengan baik dan benar. Tiada gading yang tak retak, tiada perkenalan tanpa perpisahan, tiada kesempurnaan tanpa kekurangan. Satu pesan bermakna yang penulis ingat, berbunyi, “Mungkin kami masih gagal dalam menerapkan, tapi setidaknya kami tidak gagal dalam menyampaikan.”



169



RELASI KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT TERHADAP PERMASALAHAN AKIBAT PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR DI DESA BINADE KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO Rizki Prakosoh Ini adalah pengalaman saya selama KPM (Kuliah PengabdianMasyarakat) serta pengetahuan maupun mensosialisasikanterutama mengenai ilmu hukum keluarga Islam di tengah masyarakat. Sebelumnya izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Rizki Prakosoh, biasa dipanggil Rizki dari kecil, saya berasal asli dari Sidoarjo karena ayah saya kerja disana. Saat ini tepat saya berumur 23 tahun. Sedikit cerita tentang saya sebelum saya beranjak tentang pengalaman KPM saya, saya menempuh perguruan tinggi di Institut Agama Islam Negeri Ponorogo dan mengambil jurusan SI Hukum Keluarga Islam karena saya ingin melanjutkan jurusan dari Madrasah Aliyah yaitu Keagamaan, dari mulai Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah basicnya agama terus alhamdulillah sampai saat ini saya menikmati jurusan yang saya ambil ini. Kuliah PengabdianMasyarakat (KPM) merupakan salah satu perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Pengabdian merupakan suatu wujud dari ilmu yang tertuang secara teoritis di bangku kuliah untuk diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, sehingga ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan masyarakat luas.Kuliah Pengabdian Masyarakat bagi mahasiswa diharapkan dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang baru untuk menambah pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran hidup bermasyarakat. Bagi masyarakat, kehadiran mahasiswa diharapkan mampu memberikan motivasi dan inovasi dalam bidang sosial kemasyarakatan. Hal ini selaras dengan fungsi perguruan tinggi sebagai jembatan (komunikasi) dalam proses pembangunan dan penerapan IPTEK pada khususnya. 170



Tujuan utama dari Kuliah PengabdianMasyarakat adalah memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan berlatih memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan secara langsung dan praktis, khususnya dalam masalah yang berhubungan dengan pengembangan disiplin ilmu yang ditekuninya. Tujuan utama lainnya adalah agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui keterlibatannya dalam masyarakat, dan secara langsung dapat menemukan, mengidentifikasi, merumuskan, serta memecahkan permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hal diatas, Kuliah PengabdianMasyarakatIAIN Ponorogo2022 sebagai bentuk aplikasi keilmuan yang dimiliki mahasiswa terhadap masyarakat dalam mengembangkan kompetensinya, diharapkan sudah selayaknya siap untuk menghadapi tantangan yang sedang berkembang pada era globalisasai seperti sekarang ini. Program KPM dilaksanakan oleh lembaga di internal IAIN Ponorogo, yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Kegiatan KPM tahun ini menggunakan sistemAsset Based Community Development, yaitu pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat dengan memfokuskan pada asset yang dimiliki masyarakat. KPM ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu KPM Multi disiplin dan KPM Mono disiplin. KPM Multi disiplin berbasis pada kebutuhan masyarakat, sedangkan KPM Mono disiplin berbasis pada program studi yang sedang ditempuh. KPM Reguler dan KPMNusantara adalah jenis program KPM yang ditawarkan oleh LPPM Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Saya memilih KPM Regulerdi Kabupaten Ponorogo sesuai dengan keinginan saya karena tidak terlalu jauh, dan begitupun temanteman kelas saya hampir semuanya memilih KPMregular di Ponorogo. Saya memilih KPM Reguler yakni mono disiplin Setelah pengumuman kelompok KPMReguler saya mendapat kelompok 62 di Desa Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Pembekalan KPM di Gedung Kampus 1disitulah pertama kalinya 171



saya bertemu dengan teman-teman dan DPL Bu Lia Noviana kami mulai pembekalan mengenai proker apa yang bisa realisasikan di Desa Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo, kemudian permasalahan-permasalahan apa yang dapat kami temukan dan memberikan solusi seperti contohnya kasus pernikahan dini dan perceraian dini. Setelah pembekalan kami membentuk persie, diantaranya ada siekeagamaan, sie perlengkapan, siedokumentasi, sie kegiatan dan sie humas. Dan disini sebenarnya saya ditunjuk untuk masuk ke sieperlengkapan. Berikut hasil rapat tanggal 17 Juni: Iuran uang : 300k, beras : 4kg/anak, Gula: 1/2 kg/anak,Minyak : 1 l / anak, Mie instan : 5 / anak. Kurang lebih hanya 1 minggu waktu untuk persiapan KPM kami mulai rutinrapat untuk menyusun program kerja yang akan dilakukan, dan merencanakan untuk survey kelokasi. Tibalah saat kita pertama kali survey ke desa Binade dan tempat pertama yang kita tuju adalah Balai Desa untuk bertemu Kepala Desa, disitu kami bertemu dengan Kepala Desa untuk pengenalan sekaligus menanyakan seputar informasi mengenai Desa Binade, tidak hanya menanyakan ke pak Kepala Desa saja, kami mencoba untuk langsung terjun ke lokasi untuk melakukan survey dan observasi ke dusun-dusun. Serta kami menanyakan untuk tempat tinggal atau basecamp selama kami KPM, disitu Pak Kepala Desa menyuruh menunggu nanti akan di kabari lagi mengenai tempat tinggal, kemudian setelah di kabari mengenai tempat tinggal kami, kemudian kami hari sabtu survei tempat tinggalyakni di rumah Mbah Sibun tepatnya diDukuh Ngreco, Dusun.Krajan, Desa Binade.Hari minggu kami mengangkut barang-barang anggota kelompok menggunakan mobil pickup untuk diantarkan ke lokasi. Progam kerja utama kami di tempatkan di Desa Binade Kecamatan Ngrayun oleh LPPM karena di daerah tersebut menurut penelitian banyaknya kasus pernikahan dini, hal tersebut sesauiprogam KPM kami yakni mono disiplin jurusan Hukum Keluarga Islam.Menikah di dalam masyarakat kadang masih 172



menjadi tolak ukur kedewasaan. Setelah memiliki pekerjaan mapan dan penghasilan sendiri, orang umumnya mulai berpikir untuk berumah tangga dan memiliki keturunan. Tapi bagi banyak orang lain, pekerjaan dan penghasilan layak ternyata bukan parameter yang bisa dijadikan alasan menikah. Sebagian laki-laki yang memiliki tanggung jawab besar dalam rumah tangga memiliki anggapan berbeda-beda mengenai menikah dini, yaitu karena agama apapun menganjurkan segera menikah bila sudah dewasa, karena faktor adat dan budaya yang telah mengajarinya untuk menyegerakan menikah dan menghindari hubungan sex diluar nikah. Bahkan laki laki yang menikah dini karena dorongan berkomitmen yang kuat (NW, Dhevy, 2014; Sarwono, W. 1983). Pernikahan dini memiliki dua sisi, yaitu sisi negatif dan sisi positif. Sisi positif dari pernikahan dini bagi seorang laki-laki antara lain untuk memenuhi kebutuhan rohani, laki-laki akan lebih nyaman ketika disampingnya ada seorang istri yang mendampingi, dan kehidupan laki laki terasa belum lengkap ketika dirinya masih lajang. Laki-laki yangmenikah dini akan terhindar dari perbuatan zina, dimana sewajarnya menjadi seorang bujang semakin tua libidonya pun semakin tinggi dan kebutuhan biologis harus segera disalurkan. Pernikahan dini dapat mencapai visi misi kehidupan, dimana sebagai kepala keluarga mencicil nikah di usia muda akan mengurangi beban pikiran untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya, dan yang terakhir adalah kesuksesan, laki laki menganggap bahwa semakin muda usia untuk menikah maka semakin besar kesuksesan yang ia peroleh (Akhwat Shalihah, 2011). Disamping dampak positif, laki-laki yang menikah muda juga memiliki dampak negatif, dimana kita ketahui bahwa seorang lakilaki memiliki peranan penting dalam sebuah keluarga yang antara lain bertanggung jawab secara ekonomi, yakni dalam artian kebutuhan ekonomi akan sepenuhnya ditanggung oleh suami. Situasi seperti ini berdampak pada terhentinya salah satu hak anak yaitu mendapatkan pendidikan. Pendidikan adalah salah satu cara 173



untuk peningkatan kualitas hidup warga, sementara pada sebagian besar kasus anak dengan pernikahan dini terhenti pendidikannya. Laki laki yang menikah dini akan kehilangan pondasi perkembangan sesuai usianya karena harus berhadapan dengan dunia keluarga yang jauh dari usia perkembangannya. Akibatnya, anak dengan pernikahan dini akan mengalam dari qikas yang akan berakibat pada pernikahannya maupun kepada anaknya untuk memberikan contoh yang baik jika kelak ia memiliki anak (Pranawati, 2013). Berdasar data yang dihimpun oleh YKP, data terbaru permohonan dispensasi kawin di Kabupaten Ponorogo tahun 2020 (PA Ponorogo), hingga bulan Oktober tercatat ada 202 permohonan dispensasi kawin. Dari 202 pemohon tersebut 200 permohonan dikabulkan, 1 ditolak dan satu masih dalam proses persidangan.Ada peningkatan jumlah permohonan dispensasi kawin yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2019. Per akhir Desember 2019 hanya ada 97 kasus. Sementara tahun 2020 saja sampai pada bulan Oktober kasusnya meningkat lebih dari 100%. Padahal ini juga dalam keadaan pandemi Covid-19.Namun kasus permohonan dispensasi menjadi semakin meningkat. Padahal pada tahun 2019 hanya terdapat 97 kasus. Dari 97 permohonan dispensasi nikah ini 92 permohonan diterima, 3 dicabut , 1 permohonan ditolak dan 1 permohonan dilimpahkan ke tahun berikutnya. Dosen IAIN Ponorogo ini menduga, salah satu faktor naiknya angka dispensasi perkawinan anak adalah adanya revisi UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan anak. Yang sudah direvisi menjadi UU No. 16 tahun 2019 khususnya pasal 7, yaitu perkawinan dapat dilaksanakan dengan usia minimum anak laki-laki dan perempuan 19 tahun.Kecamatan Ngrayun memiliki diska tertinggi yaitu 25 kasus, disusul oleh Kecamatan Slahung dengan 19 kasus, Sawoo 17, Pulung 14, Kecamatan Ponorogo dan Babadan 10 kasus, Mlarak, badegan dan Ngebel sebanyak 9. Belum lagi ditambah tahun sekarang 2021 dan 2022. Kecamatan Ngrayun termasuk dalam No.1 174



se Kabupaten Ponorogo terbesar angka pernikahan dini dan perceraian dini. Menelaah permasalahan di atas, tindakan yang dapat kita ambil yaitu salah satunya dengan cara memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan juga kepada para peserta didik di SMP dan SMK. Adapun materi yang disosialisasikan adalah tentang Pendewasaan Usia Perkawinan yang sasarannya yaitu para peserta didik SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun, kemudian tentang Bina Keluarga Remaja,sasarannya yaitu bapak ibu ketua RT se-Desa Binade yang bertempat di Kantor Balai Desa Binade. Sosialisasi di sekolah-sekolah tersebut disampaikan oleh mahasiswa KPM kelompok 62 Mono Disiplin, sedangkan sosialisasi di Balai Desa Binade disampaikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN. Sosialiasi yang diadakan sebenarnya tidak serta merta dapat menurunkan angka pernikahan dini, akan tetapi sosialisasi ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga mereka dapat mengerti dan memahami akan dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini. Jika masyarakat telah mengerti dan memahami dampak dari pernikahan dini maka diharapkan dapat mengubah pola pikir dan bisa menumbuhkan motivasi dalam diri mereka sehingga secara perlahan angka pernikahan dini di Desa Binade ini bisa mereda. Kegiatan kami di minggu pertama adalah membersihknposko dan menata barang bawaan baik barang pribadi maupun kelompok. Kemudian persiapan keperluan untuk acara pembukaan di Balai Desa. Kegiatan pembukaan KPM dilaksanakan pada hari kedua, dimana pembukaan ini merupakan acara gabungan dengan kelompok 63 Multi Disiplin. Acara pembukaan ini dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) masing-masing kelompok, segenap perangkat Desa Binade dan tentunya bapak kepala Desa Binade yaitu Bapak Sunarwicahyo, S.H. Acara pembukaan ini terlaksana dengan lancar dari awal sampai dengan akhir. Setelah pembukaan kemudian kami kembali ke posko 175



masing-masing bersama dengan DPL untuk diberi bimbingan dan arahan oleh DPL kami yakni Ibu Lia Noviana, M.H. DokumentasiPembukaan KPM di Balai Desa Binade dan dokumentasi



bimbingan dan arahan DPL di posko minggu pertama kegiatan KPM



Kegiatan lain di mimggu pertama adalah melakukan inkulturasi atau perkenalan dengan masyarakat setempat. Kegiatan ini berupa silaturrahmi ke tokoh-tokoh masyarakat dan juga masyarakat umum sekitar. Tujuan dari kegitan ini adalah supaya masyarakat mengetahui maksud dan kehadiran mahasiswa KPM. Tahap ini merupakan hal utama yang harus dilakukan karena diketahui bahwa kami melakukan KPM di daerah baru yang pastinya antara peserta KPM dan masyarakat belum saling mengenal. Adapun kegiatan lain yaitu bertepatan dengan HariRayaQurban tepatnya pada hari Sabtu, 09 Juli 2022 kami bersama masyarakat melaksanakan Shalat Ied Adha di masjid dimana salah satu dari kami diminta untuk menjadi Imam SholatIed dan mengisi khutbah yang kemudian di isi dengan materi tentang “Keutamaan Berkurban”. Setelah selesai shalatied kami berpartisipasi dalam penyembelihan hewan kurban di dua dusun, yaitu Dusun Blumbang dan Dusun Krajan dimulai dari penyembelihan sampai dengan pembagian daging kurban kepada 176



masyarakat. Melalui kegiatan ini kami bisa bersosialisasi dan mengenal lebih dekat dengan masyarakat setempat.



Dokumentasi bersih-bersih Masjid satu hari sebelum pelaksanaan sholat hari raya Idul Adha



Setelah itu, kami melakukan kegiatan pokok program kerja yaitu melakukan kunjungan ke SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun dengan tujuan untuk mendapatkan izin dari pihak sekolah untuk melakukan sosialisasi pendidikan orang dewasa (PUP) dan bahaya psikotropika. dan obat-obatan narkotika. Zat (NAPZA) untuk siswa. . Kedua sekolah menyambut kami dengan hangat dan mengizinkan sosialisasi di kampus. Di SMKN 1 Ngrayun, kami juga diminta untuk membantu memberikan dukungan BTQ, melengkapi dokumen kegiatan Tahap Lingkungan Sekolah Pengantar (MPLS). Sedangkan di SMPN 5 Ngrayun, kami juga diminta untuk mendukung BTQ dan membimbing kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Kegiatan selanjutnya adalah pengisian dokumen kegiatan MPLS dan mengisi sosialisasi di SMK dengan topik “Usia Nikah, Bahaya Narkoba dan Organisasi Penanggulangannya”. Adapun mengapa kami memilih materi ini, karena target audiens kami adalah remaja, di mana anak muda ini cenderung terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Masa remaja adalah masa transisi dari 177



masa kanak-kanak ke masa dewasa, ketika rasa ingin tahu yang paling besar dan pencarian identitas dimulai. Di sini, saya berperan sebagai presenter, memberikan materi pada kegiatan sosialisasi PUP dan MPLS.



Dokumentasi sosialisasi tentang Pendewasaan Usia Narkotika Psikotropika & Zat Adiktif (NAPZA)



(PUP) dan



Bahaya



Selaim itu,kami diminta untuk membuka kembali kegiatan ekstrakulikuler pramuka yang sebelumnya berhenti kurang lebihdari tahun 2019di akibatkan ada pandemi Covid-19. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari Jumat. Selain itu kami mengajar di TPA, mengikutirutinanyasinan, serta melakukan kegiatanpembelajaran BTQ. Adapun BTQ di SMPN 1 Ngrayundilaksanakan setiap hari Rabu, Kamis dan Sabtu pada siang hari dimulai pada pukul 12.00-13.30 WIB, sedangkan BTQ di SMKN 1 Ngrayun dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan Jum’at pada pagi hari dimulaisekitar pukul 08.30sampai dengan selesai. Sebelum BTQ di mulai kami melaksankansholat Dhuha berjamaah, 178



tujuannya bukan lain untuk menanamkan dan menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah di jiwa siswa-siswi SMKN 1 Ngrayun.



Dokumentasi pembelajaran BTQ di SMPN 5 Ngrayun



Kemudian tiba saatnya kami menyusun program kerja utama yaitu Workshop Pengembangan Keluarga Remaja di Balai Komunal Binade. Seminar ini menghadirkan narasumber dari BKKBN yaitu Ipah Sumarah, S.Sos., Tri Wahyudi Hernawan, S.E., dan Heri Gunawan. Acara ini mempertemukan seluruh jajaran perangkat desa dan mengundang ketua RT baik di desa Binade maupun Ibu RT. Workshop ini akan berlangsung pada tanggal 26 Juli 2022 mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk mencegah pernikahan anak, mengingat di desa ini angka pernikahan dini cukup tinggi, kami dukung generasi muda melalui workshop Pembinaan Keluarga Remaja 179



( BKR) untuk orang tua. Dengan bimbingan orang tua ini diharapkan dapat mendorong remaja di lingkungan ini untuk tidak menikah di usia dini. Sebagai pembicara kami, Ibu Ipah, mengatakan, remaja sangat rentan terhadap kenakalan remaja, pernikahan anak, pergaulan bebas dan aborsi. Oleh karena itu, kita perlu mengedukasi orang tua agar dapat memantau dan memperhatikan interaksi anak-anaknya. Konsep Pembinaan KeluargaMuda (BKR) membimbing keluarga usia 10 sampai 2 tahun dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pola asuh. Orientasi ini bertujuan untuk mengendalikan remaja agar tidak mudah terjerumus dalam kenakalan remaja danperilaku menyimpang lainnya.



Dokumentasi Seminar Bina Keluarga Remaja di Balai Desa Binade



Solusi Realita Pasangan Keluargayang melaksanakan pernikahan di bawah umur di Desa Binade KecamatanNgrayun Kabupaten Ponorogo. Realita atau keadaan yang sesungguhnya dari pasangan keluarga yang melaksanakan pernikahan di bawah umur di Desa Binade yaitu bentuk pernikahannya yang beragam antara lain berdasarkan hasil dispensasi nikah, usia pasangan yang 180



melakukan pernikahan masih terlalu muda (di bawah usia 19 tahun), pernikahan yang dilaksanakan karena pihak perempuan telah hamil diluar nikah dan pernikahan yang tidak tercatat oleh negara. Pernikahan di bawah umur seharusnya dapat diatasi dengan ketegasan aturan baik dari Undang undang pernikahan, Kompilasi Hukum Islam (KHI) maupun aturan yang ada dalam masyarakat Kecamatan Ngrayun. Selain itu, diperlukan adanya proses pemahaman sekaligus penyadaran, edukasi, sosialisasi dan penyuluhan terkait Undang-undang Pernikahan No. 16 Tahun 2019. Batasan usia pernikahan yang terdapat dalam Undang-undang tersebut masih belum banyak diketahui oleh anak-anak maupun remaja sekarang sehingga mereka belum mengetahui dampak negarif dari menikah di bawah umur. Pemahaman masyarakat terkait pernikahan di bawah umur di Kecamatan NgrayunKabupaten Ponorogo masih kurang. Hal ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan masyarakat yang masihrendah. Padahal banyak upaya yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo untuk memahamkan masyarakatnya. Salah satunya bekerja sama dengan Perangkat Desa khususnya Modin dalam memberikan sosialisasi dan pengarahan pada masyarakat di desanya masing-masing terkait pernikahan di bawah umur dan dampak negatif yang ditimbulkannya. Akan tetapi kenyataannya, pernikahan di bawah umur masih saja terjadi di desa-desa karena kurang pahamnya masyarakat terkait permasalahan tersebut. Realita pasangan keluarga yang melaksanakan pernikahan di bawah umur di Kecamatan NgrayunKabupaten Ponorogo. dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan ekonomi. Setelah melakukan pernikahan, pasangan baru tersebut belum memiliki pekerjaan yang layak sehingga banyak yang memutuskan untuk bekerja serabutan dan bahkan ada juga yang masih menggantungkan perekonomian keluarga barunya pada 181



keluarganya terdahulu (bapak dan ibunya). Selain itu, ketika bekerja maka anaknya juga dititipkan pada pihak keluarga di rumah. Kesimpulan dan solusi, dilihat dari kegiatan KPM selama 40 hari di Desa Binade Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo,disitujuga terdapat permasalahan-permasalahan yang kami minimalisir terutama mengenaipernikahan dini. Saya dapat mengambil kesimpulan dan solusi, diantaranyakelekatan dengan keluarga harus tetap lebih ditingkatkan. Dengan masih banyaknya pernikahan di bawah umur ini, seharusnya ibu atau orang tua bisa menjadi role model bagi anaknya dengan melindungianak dari pernikahan di bawah umur. Selain itu jugadapat memberikan nasihat serta gambaran bagaimanakehidupan berumah tangga yang harus dihadapi setelah melakukan pernikahan. Hal ini dapat memberikan kontribusi positif untuk mengurangi angka pernikahan di bawah umur serta dampak negatif yang ditimbulkan.Sosialisasi pendewasaan usia pernikahan Undang undang No.16 tahun 2019 harus terus dilaksanakan kepada masyarakat. Dengan adanya program-program tertentu yang dilaksanakan oleh aparat pemerintah dan masyarakat, diharapkan dapat memperkecil angka pernikahan di bawah umur dan menjauhkan remaja dari perbuatan zina. Untuk itu, aparat pemerintah dan masyarakat harus lebih peduli dengan keadaan lingkungan sekitar dan tegas dalam menegakkan hukum. Pesan dan kesan, hal pertama yang ingin saya sampaikan ketika pelaksanaan KPM ini telah saya jalani adalah ucapan syukur karena seluruh program kerja dapat terlaksana dengan cukup baik. Tidak hanya bermodalkan pengetahuan akademik yang saya dapatkan di bangku perkuliahan yang diterapkan disini, namun juga pengetahuan- pengetahuan hidup kitasehari-hari. Menurut saya pelaksanaan KPM ini sangat berkesan membuat saya belajar banyak hal yakni kebersamaan, kekeluargaan, kekompakan dan solidaritas. Disini saya juga belajar untuk bersosialisasi, bagaimana bekerja dalam tim serta belajar bertanggung jawab dalam suatu hal. 182



Selama KPM saya merasakan ada di tengah-tengah keluarga dimana itu adalah keluarga yang baru. perbedaan dimana masingmasing individu ingin terlihat menonjol dapat terhapuskan dengan kebersamaan yang tak kunjung usai hingga KPM ini berakhir. Pengalaman baru dengan lingkungan dan manusia serta cuaca yang berbeda menjadikansaya mengerti akan kehidupan yang dialami orang diluar keluarga saya yang sebenarnya. Desa Binade merupakan desa yang akan selalu dikenang didalam hidup saya. Disini saya belajar bagaimana menghadapi masyarakat di pedesaan yang umumnya berbeda dengan masyarakat di kota. Pada saat berkunjung ke dusun-dusun kami disambut dengan baik oleh masyarakat. Mereka sangat antusias ketika kedatangan mahasiswa yang akan mengabdi di Desa Binade. Lalu yang membuat saya salut terhadap Desa tersebut adalah gotong royong. Ketika kami akan melaksanakan proker mereka berbondong bondong membantu proker yang akan kita laksanakan. Bahkan mereka tidak meminta upah dalam pengerjaan proker tersebut.Disinijuga saya sangat senang karena masyarakat aktif dalam berolahraga seperti volley yang dilakukan setiap hari. Hal ini membuat saya rindu suasana disana dan akan selalu dikenang. Saya juga sangat berterimakasih kepada teman-teman yang sudah memberikan motivasi, menegur saya ketika salah dan berusaha untuk tetap menjadi tim yang solid selama 40hari, masyarakat di Parakantilu yang sudah membantu kami menjalankan proker dan memberikan kami suguhan makanan selama disini. Tak lupa kepada Mbah Sibunselaku yang sudah menampung kami dengan penuh kasih sayang seperti keluarga sendiri seta masyarakat yang selalu ramah terhadap kami. Pesan jangan pernah lupakan perjuangan kita dalam mengabdi kepada Desa Binade. Jangan pernah lupa akan kenangan manis, maupun kenangan pahit. Mohon maaf kepada semuanya. Bersenanglah karena hari-hari seperti ini akan kita rindukan. Maaf buat teman-teman jika selama KPM saya banyak salah yang 183



disengaja maupun yang tidak dan pada malam perpisahan saya mengecewakan kalian tiada yang lain yang dapat saya lakukan selain mengucap maaf. Harapan kami kepada desa ini tetap menjaga budaya, persaudaraan, tetapbersemangat untuk memgembangan "ArchaNgreco Petilasan Desa Binade" menjadi wisata,mengembangkan wisata-wisata lain yang ada di Desa Binade dan tetap mengenangkami meskipun kami disini hanya dalam waktu yang singkat.



MENGABDI SEPENUH HATI DI KAMPUNG DAMAI DESA BINADE Ulfa Hamidah Malik KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) merupakan kegiatan perkuliahan pengabdian masyarakat mahasiswa IAIN Ponorogo yang mana sebagai salah satu kegiatan penting dan wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa IAIN Ponorogo.KPM ini bertujuan mempraktekkan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sehingga dapat 184



menghasilkan kualitas serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Mahasiswa peserta KPM juga diharapkan dapat bekerjasama dengan masyarakat, sehingga masalah yang terjadi dalam lingkungan dapat terpecahkan serta dapat meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.Selain tujuan umum, KPM juga memiliki tujuan khusus yaitu melatih penalaran dan kepekaan mahasiswa serta mengembangkan potensi mahasiswa untuk melakukan improvisasi dan inovasi khususnya dalam profesi dan umumnya dalam pembangunan masyarakat. Adapun manfaat diadakannya KPM bagi masyarakat yaitu dapat memperoleh informasi maupun pengetahuan baru mengenai strategi dalam mengenali masalah yang dihadapi, serta mampu memberdayakan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup. Selain itu, masyarakat juga dapat memperoleh informasi yang bermanfaat tentang ibadah, dakwah, maupun tentang kehidupan beragama. Dan adapun manfaat diadakannya KPM bagi mahasiswa yaitu mendapatkan pengalaman dalam mengabdi secara langsung kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi serta sumber daya yang ada di daerah tersebut secara maksimal. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengembangkan potensi untuk menjadi seorang perencana sosial, pendidik masyarakat, serta penata dan pengatur masyarakat dengan kemampuan inovasi dan penyelesaian masalah.Penyelesaian masalah yang dimaksud disini yaitu melalui pengembangan riset berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimiliki. Dua tahun silam, saat pandemi Covid-19 masih terjadi dimana-mana, IAIN Ponorogo menyelenggarakan kegiatan KPM secara daring di rumah dan fokus pada lingkungan mahasiswa. Setelah pandemi mulai dapat dikendalikan dan banyak mengalami penurunan, pada tahun 2022 ini IAIN Ponorogo dapat menyelenggarakan KPM secara luring yang mana bermukim di lokasi-lokasi yang telah ditentukan selama kurang lebih 45 hari. 185



Mahasiswa peserta KPM disebar dan terbagi di lima kecamatan sekabupaten Ponorogo, yaitu Kecamatan Sambit, Slahung, Bungkal, Ngrayun, dan Sawo. Tahun ini, pembagian kelompok peserta KPM juga mengalami perubahan dibanding sebelumnya. Terdapat dua jenis KPM, yaitu KPM Mono Disiplin dan KPM Multi Disiplin. KPM Mono Disiplin yaitu kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa KPM dengan bidang keilmuan yang sama. Sedangkan KPM Multi Disiplin yaitu kuliah pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa KPM dengan bidang keilmuan yang berbeda-beda.Saya sendiri memilih KPM Mono Disiplin dengan alasan supaya dapat menerapkan perencanaan program untuk masyarakat sesuai dengan bidang keilmuan yang sudah saya pelajari di bangku perkuliahan. Kegiatan KPM ini dilaksanakan mulai tanggal 4 Juli 2022 sampai tanggal 12 Agustus 2022 yang berlokasi di desa Binade, kecamatan Ngrayun, kabupaten Ponorogo. Saya sendiri berada dalam kelompok 62 dengan Bu Lia Noviana, S.H.I., M.H.I. sebagai dosen pembimbing lapangan (DPL).Di desa Binade ini, terdapat dua kelompok KPM, yaitu kelompok KPM Mono Disiplin 62 dan kelompok KPM Multi Disiplin 63.Lokasi tempat tinggal (basecamp/posko) kedua kelompok ini juga tidak terlalu jauh, sehingga memudahkan kedua kelompok tersebut untuk bertemu, berdiskusi, serta bekerjasama dalam merencanakan proker penunjang bersama. Desa Binade merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Ngrayun,, kabupaten Ponorogo, yang mana wilayahnya merupakan wilayah terluas di kabupaten Ponorogo. Binade merupakan wilayah pegunungan yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan peternak.Batas wilayah desa Binade sebelah utara berbatasan dengan desa Tugurejo (kecamatan Slahung), sebelah selatan berbatasan dengan desa Ketro (kecamatan Tulakan), sebelah timur berbatasan dengan desa Mrayan (kecamatan Ngrayun), dan sebelah barat berbatasan 186



dengan desa Pucangombo (kecamatan Tegalombo). Binade sendiri memiliki 3 dusun, yaitu dusun Krajan, dusun Blumbang, dan dusun Petung, dengan RT keseluruhan sejumlah 26 RT. Namun, desa ini mempunyai jumlah penduduk paling sedikit dibandingkan dengan desa lain dari total penduduk kecamatan Ngrayun. Di daerah pegunungan, biasanya sering dikaitkan dengan pernikahan di usia yang masih belia. Pernikahan sendiri merupakan suatu perjanjian suci yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang halal. Pasangan yang telah mengikat janji ini biasanya dianggap sudah siap dengan berbagai rintangan hidup berumah tangga yang akan dihadapi nanti. Bukan saja mengenai hubungan seksual, namun juga masalah yang akan mengikuti pasangan suami istri nanti, seperti masalah finansial, membiasakan diri dengan kebiasaan pasangan yang berbeda dengan diri sendiri, bagaimana membagi pekerjaan rumah, menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dari pihak pasangan, bagaimana mengasuh anak dengan baik, mempersiapkan mental dalam mengatasi stres dan beban pikiran, serta bagaimana mengatasi perbedaan prinsip hidup satu sama lain. Jika pasangan yang menikah masih belum cukup umur, dikhawatirkan belum siap dalam menghadapi rintangan pernikahan, dan masalah terburuk yang bisa saja terjadi yaitu adanya perceraian. Sehingga, adanya UU RI no. 16 th 2019 tentang Perubahan Atas UU RI no. 1 th 1974 tentang Perkawinan, dapat mengurangi jumlah pernikahan dini yang ada di daerah-daerah yang masih rawan akan pernikahan dini.Undang-undang tersebut dalam perubahannya menyatakan bahwa 'Perkawinan hanya dapat diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 tahun'. Di Desa Binade ini, meskipun pernikahan dini sudah mulai menurun, namun masih ada beberapa orang yang tetap melakukan pernikahan meskipun masih dibawah umur. Hal ini dibuktikan dengan data yang berhasil kami dapatkan dari KUA kecamatan Ngrayun. Dalam data tersebut, terdapat 20 pasangan yang menikah 187



di usia yang masih belum cukup umur di tahun 2021. Kebanyakan diantaranya merupakan siswa SMA, namun ada juga yang masih SMP bahkan SD yang mana sudah jelas pikiran dan mental mereka masih belum matang dan dewasa. Hal ini menandakan bahwa meskipun tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, namun presentase pernikahan dini masih lumayan besar dan bisa saja (semoga tidak terjadi dan akan terus menurun) akan bertambah lagi jika tidak ada tindakan untuk mengatasi kasus ini. Seperti yang kita ketahui, ada banyak dampak buruk dari pernikahan dini. Beberapa diantaranya yaitu rentan terhadap masalah ekonomi, menutup banyak kesempatan yang mungkin bisa diraih di masa depan, rentan adanya kekerasan dalam rumah tangga, rentan terhadap masalah reproduksi dan kesehatan mental, resiko kesehatan bayi dan kesulitan dalam membesarkan anak, serta resiko terbesar yaitu perceraian. Salah satu dampak buruk yang menjadi permasalahan utama Desa Binade yaitu resiko kesehatan bayi yaitu stunting.Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi yang kronis sehingga anak terlalu pendek untuk seusianya.Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi itu lahir, namun kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.Di Indonesia sendiri, persentase stunting secara keseluruhan pun masih tergolong tinggi dan harus mendapat perhatian khusus.BKKBN menilai, salah satu faktor yang bisa mengakibatkan stunting pada keturunan maupun anak yang baru lahir yaitu adanya pernikahan dini atau nikah muda. Dari berbagai fenomena dan fakta yang sudah dijelaskan, kelompok kami pun memutuskan mengambil tema proker utama yaitu Bina Keluarga Remaja serta Pendewasaan Usia Perkawinan. Tema tersebut dirasa cocok untuk program kegiatan utama kami yang mana berhubungan dengan fenomena yang terjadi di desa Binade. Untuk Bina Keluarga Remaja (BKR) sendiri akan difokuskan pada masyarakat terutama para orang tua, sedangkan untuk 188



Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) akan ditujukan pada siswa/siswi di tingkat SMP dan SMK. Kegiatan ini berbentuk sosialisasi dengan mendatangkan pemateri dari BKKBN kecamatan Ngrayun yaitu Ibu Ipah Sumarah, S.Sos sebagai pemateri utama,serta Bapak Tri Wahyudi Hernawan, S.E dan Bapak Heri Gunawan sebagai pemateri tambahan, yang mana diminta untuk mengisi materi BKR secara langsung kepada masyarakat. Sosialisasi BKR sendiri berlokasi di balai desa Binade dengan mengundang seluruh bapak dan ibu RT maupun RW.Sosialisasi ini juga dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 26 Juli 2022, dan dimulai tepat waktu pada pukul 09.00 sampai selesai. Sedangkan untuk tingkat SMP dan SMK, kami bersosialisasi di SMPN 5 Ngrayun dan SMKN 1 Ngrayun yang mana materi disampaikan oleh perwakilan anggota KPM yang bertugas. Sosialisasi SMPN 5 Ngrayun dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Juli 2022 dan bertempat di SMP tersebut dengan dihadiri seluruh siswa/siswi SMPN 5 Ngrayun. Materi yang diusung yaitu materi PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan). Untuk sosialisasi SMKN 1 Ngrayun dilaksanakan dua kali karena pihak SMK meminta kami juga untuk mengisi materi tentang Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) pada pertemuan terakhir MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Sosialisasi MPLS dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 20 Juli 2022 dan dihadiri siswa/siswi MPLS saja. Sedangkan sosialisasi PUP dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 22 Juli 2022 dan dihadiri seluruh siswa/siswi SMKN 5 Ngrayun. Bukan materi PUP saja, namun materi Keorganisasian juga diusung dalam sosialisasi hari tersebut. Seluruh kegiatan proker utama berhasil dilaksanakan pada Minggu ke-tiga dan ke-empat KPM.Antusiasme masyarakat serta siswa/siswi SMP dan SMK saat mengikuti kegiatan sosialisasi juga sangat luar biasa.Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa materi yang dibawakan dapat diterima oleh masyarakat dan siswa/siswi yang mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut. 189



Selain proker utama, kelompok kami juga memiliki proker penunjang.Yang pertama yaitu mengajar TPA untuk anak-anak jenjang TK dan SD. TPA ini berlokasi tak jauh dari basecamp kami, yakni dirumah salah satu warga dusun Krajan bernama Bu Asih.Jadwal TPA sendiri dilaksanakan pada hari Senin, Rabu, dan Jumat di setiap minggunya.Jumlah murid yang mengaji di TPA juga lumayan banyak, yakni kurang lebih sekitar 40 anak.Di TPA tersebut, murid-murid ada yang masih mengaji di tingkat Iqro' dan ada juga yang sudah mengaji Al-Qur'an. Meskipun perjalanan yang mereka tempuh untuk datang ke tempat TPA cukup jauh, namun keinginan dan semangat mereka untuk mengaji di TPA tetap ada. Proker penunjang kedua yaitu mengajar BTQ di SMPN 5 Ngrayun. Program BTQ ini termasuk baru di SMP tersebut, dan pihak dari SMP meminta kami untuk ikut mengisi BTQ kelas 7 sampai kelas 9 selama kami masih berada di lokasi KPM. Karena termasuk baru, tidak heran jika masih banyak yang mengaji di tingkat Iqro', namun ada juga yang sudah mengaji di tingkat AlQur’an. Meski begitu, antusiasme dari siswa/siswi di SMPN 5 Ngrayun sangat baik sekali.Kegiatan BTQ di SMP ini dimulai pada Minggu ke-tiga KPM.Pada Minggu tersebut, BTQ diadakan pada hari Senin sampai Kamis yang dimulai sekitar pukul 12.30 sampai pukul 13.30. Untuk Minggu ke-empat, kegiatan BTQ berubah jadwal, untuk kelas 7 diadakan pada hari Rabu, kelas 8 pada hari Kamis, dan kelas 9 pada hari Sabtu, yang mana semuanya dilaksanakan mulai pukul 12.00 sampai pukul 13.20. Proker penunjang ketiga yaitu mengajar BTQ juga, namun kali ini di SMKN 1 Ngrayun. Sama dengan SMP, program BTQ ini juga masih baru di SMK. Di SMK, yang mengaji di tingkat Iqro’ ternyata lebih banyak dibanding yang mengaji di tingkat Al-Qur’an. Karena alasan itulah, kami juga diminta oleh pihak sekolah untuk ikut mengajar selama masa KPM masih berlangsung. BTQ ini juga diikuti semua kelas, dari kelas 10 sampai kelas 12 TKR dan TKJ. BTQ dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jum’at, mulai pukul 08.20 190



sampai 09.30, dimulai dengan sholat Dhuha terlebih dahulu di Musholla SMK dan dilanjut dengan pengajaran BTQ menggunakan metode sorogan. Selain ketiga proker penunjang tersebut, ada juga kegiatan rutinan setiap minggu yaitu yasinan bapak-bapak setiap malam Jum’at dan yasinan ibu-ibu setiap Jum’at sore. Kegiatan yasinan ini juga diikuti oleh anggota kelompok KPM Multi Disiplin 63. Dalam kegiatan yasinan, salah satu anggota akan selalu diminta untuk memimpin jalannya acara yasinan tersebut. Selain itu, salah satu perwakilan juga diminta untuk memberikan ceramah singkat yang berhubungan dengan agama. Dari seluruh kegiatan yang kami laksanakan di desa Binade ini, semuanya sangat berkesan bagi saya pribadi. Meskipun di daerah pegunungan, desa Binade ini termasuk desa yang maju dan juga merupakan desa yang sangat indah. Semua warga yang ada di desa ini juga sangat ramah dan menerima kehadiran kami dengan senang hati. Kegiatan-kegiatan masyarakat yang kami ikuti maupun yang kami adakan sendiri, semuanya berjalan lancar tanpa adanya kendala yang berarti berkat bantuan serta partisipasi dari pihak kantor desa serta masyarakat Binade sendiri. Saya pribadi juga ingin berterima kasih pada pemilik rumah yaitu Mbah Sibun, karena sudah mengizinkan kami untuk tinggal di rumah beliau. Saya mewakili teman-teman juga ingin meminta maaf jika selama tinggal dirumah ini sering merepotkan maupun membuat kegaduhan sehingga mengganggu jam istirahatnya. Saya juga ingin berterima kasih kepada kepala desa Binade, Bapak Sunarwicahyo, S.H. Selain membantu mencarikan lokasi basecamp untuk kami tinggal, beliau juga sangat berjasa dalam kelancaran kegiatan yang kami adakan untuk masyarakat. Berkat beliau juga, kami bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, seperti posyandu balita dan lansia, serta kerja bakti dusun setiap hari Minggu. Tanpa bantuan beliau, semua rencana yang kami susun untuk kegiatan KPM ini tidak akan berjalan dengan lancar. 191



Banyak hal yang bisa diambil dari kegiatan KPM ini. Diantaranya yaitu meningkatnya kemampuan komunikasi dengan warga sekitar serta kemampuan bekerjasama dengan kelompok lain maupun dengan masyarakat, bertambahnya kemampuan dalam mengurus suatu projek kegiatan dengan cepat dan cekatan, mampu menganalisa permasalahan yang ada di masyarakat serta mengetahui cara penyelesaiannya, serta meningkatnya kemampuan untuk beradaptasi dan kemampuan berempati dengan masyarakat. Selain itu, kami juga dapat mengenal budaya baru yang ada di desa Binade, mendapat banyak teman baru bahkan keluarga baru, meningkatkan kreativitas dalam pribadi masing-masing, serta terlatih hidup mandiri karena jauh dari orang tua. Pesan yang dapat saya sampaikan untuk seluruh masyarakat desa Binade, yaitu semoga kegiatan serta materi yang telah kami adakan dan sampaikan mampu berkesan di hati masyarakat serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, diharapkan masyarakat dapat terus mengingat kami para mahasiswa KPM IAIN Ponorogo, yang pernah datang ke desa Binade, ikut berbaur dengan masyarakat,serta pernah ikut menjadi bagian dari desa Binade. Untuk siswa/siswi SMP dan SMK, semoga apa yang telah kami sampaikan dapat menjadi pedoman untuk kehidupan siswa/siswi di masa depan. Serta apa yang telah kami ajarkan terutama dalam materi mengaji, semoga dapat berkembang lebih bagus lagi. Sekian essay yang saya tulis, semoga menjadi pengalaman yang menyenangkan.



192



LAMPIRAN FOTO KEGIATAN KPM



193



194



195



196



197



198



199



200



201



202



203



204



205