Buku Khutbah Idul Fitri 1441 H4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tim Penulis: Dr.H.Edy Sukardy,M.Pd Ahmad Said Matondang, M.E.Sy H. Eko Yulianto, S.Pd.I Siti Suhaerah, S.Pd Puji Rahayu, S.Pd Qasthoni Rais, S.Pd Nurul Fatimah, S.Pd.I Sri Lestari,S.Ag Reno Omara S.Pd.I Jihan Hasanati, S.Pd Muhammad Hafizh Kamil, S.Pd Novendri Said, S.Pdi Imron Roshidi, S.Ag Subagyo S.Ag Nur Kholifah, S.Pd.I H.Muhammad Khaidir, S.Pd.I Mulyadi Chan, S.Ag Asih Setyowati, S.Pd Ali Yusuf Syakir, S.H.I, S.E.Sy, M.H



Editor: Ahmad Said Matondang Ali Yusuf Syakir



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Kaum Muslimin yang Mulia Alhamdulillahi robbil alamin. Kita senantiasa bersyukur atas segala karunia Allah kepada kita. Walaupun dalam keprihatinan Pandemic Covid-19 ini, kita masih dapat melaksanakan aktivitas Ibadah dan kerja selama bulan Ramadhan 1441 H. Sholawat dan salam semoga senantiasa tersanjungkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Kaum Muslimin yang Mulia Mengingat Pandemic Covid-19 ini masih belum berakhir, sehingga dimungkinkan kita juga akan melaksanakan sholat Idul Fitri 1441 H di rumah bersama keluarga, Para ustaz Limau Bendi School berkontribusi mengumpulkan Khutbah Idul Fitri 1441 H yang dapat dijadikan panduan dan rujukan para Ayah atau Ananda yang akan menjadi khatib dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri di Rumah. Adapaun tata cara pelaksanaan Sholat idul Fitri adalah Sholat Sunnah dua rekaat dan kemudian Khutbah Idul Fitri. Adapaun Sholat Idul Fitri terdiri dari dua rekaat yang dalam takbir pertama terdiri dari tujuh takbir setelah takbiratul Ihrom dan lima takbir setelah takbir Intiqol yaitu takbir perpindahan dari rekaat pertama menuju rekaat ke dua. Dalam rekaat pertama setelah tujuh takbir membaca surah AlFatihah dan surat pilihan. Sama halnya juga di dalam rakaat kedua setelah lima takbir. Nabi Saw selalu membaca surat Al-A’la dalam rekaat pertama setelah membaca surah Al-Fatihah dan membaca surah Al-Ghasyiyah setelah membaca surah Al-fatihah di rekaat



i



kedua. Jika tidak mampu, kaum muslimin dapat membaca ayat AlQuran yang palimg mudah dibacanya. Khutbah ini dibuat simple dan ringan karena jamaah yang di tuju hanyalah anggota keluarga. Tentu banyak kekurangan dalam upaya penyajian kumpulan khutbah ini. Atas nama Majelis Dikdasmen Pcm kebayoran Baru kami memohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya seraya berdoa semoga karya yang kecil ini dapat bermanfaat bagi kaum muslimin umumnya dan civitas Limau bendi School pada khususnya. Terima kasih kami sampaikan kepada para Asatiz yang telah berkenan mengumpulkan khutbah Idul Fitri 1441 H. semoga Allah melimpahkan ganjaran pahala yang berlipat ganda. Assalamualaikumtullahi Wabarakatuh



Ahmad Said Matondang Ketua Dikdasmen PCM Kebayoran Baru



ii



Daftar Isi Kata Pengantar i Daftar Isi ii Tuntunan Shalat Idul Fitri 1441 H di Rumah 2 Muqaddimah Khutbah 4 Doa Penutup Khutbah 5 Khutbah Idul Fitri 1441 H 1. Keutamaan Ahli Sedekah Oleh: Ust. Dr. H. Edy Sukardi, M.Pd 8 2. Syukur dan Sabar Oleh: Ust. Ahmad Said Matondang, M.E.Sy 11 3. Puasa dan Ketaatan Ditengah Musibah Oleh: Ust. Mulyadi Chan, S.Ag 15 4. Menyikapi Diri Ditengah Menjangkitnya Wabah Corona Oleh: Ust. H. Novendri Said, S.Pd.I 19 5. Meraih Kebahagiaan Oleh: Ust. Subagyo, S.Ag 24 6. Makna Fitrah Di Tengah Perubahan Dan Dinamika Kehidupan Oleh: Ust. H. Eko Yulianto, S.Pd.I 27 7. Mencari Ketenangan Selama Pandemi Covid-19 Oleh: Usth. Sri Lestari, S.Ag 32 8. Musibah Covid 19 Sebagai Ujian Keimanan Ummat Muslim. Oleh: Usth. Siti Suraerah, S.Pd. 36 9. Tabah Menghadapi Musibah Oleh: Ust. Imron Roshidi, S.Ag 41 10. Istiqomah Selepas Ramadhan Oleh: Ust. Muhammad Hafizh Kamil, S. Pd 46 11. Pembentukan Jati Diri Pasca Ramadhan Oleh: Usth. Puji Rahayu, S.Pd 52



iii



12. Ukhuwah Islamiyah Oleh: Usth. Nur Kholifah, S. Pd. I 56 13. Ketaqwaan Oleh: Ust. Reno Omara, S.Pd.I 60 14. Pesan Al Qur’an Pada Penguasa Oleh: Ust. Qasthoni Rais, S.Pd 67 15. Ciri-Ciri Orang Yang Merugi Saat Idul Fitri Oleh: Usth. Nurul Fatimah, S.Pd.I 74 16. Hikmah Hari Raya Idul Fitri Oleh: Ust. H. Muhammad Khaidir, S.Pd 79 17. Air Mata Rasulullah SAW Oleh: Usth. Asih Setyo Wati, S.Pd. 85 18. Hikmah Dibalik Musibah Covid-19 Oleh: Jihan Hasanati, S.Pd.I. 92 19. Tiga Nilai Ibadah Puasa Ramadhan Oleh: Ali Yusuf Syakir 98



iv



1|Khutbah Kemenangan



TUNTUNAN SHALAT IDUL FITRI 1441 H DI RUMAH



Kaifiat sholat Idul Fitri secara berjamaah di Rumah adalah sebagai berikut: 1. Waktu Shalat Idul Fitri adalah setelah matahari terbit dan berketinggian dua kali panjangnya penggalah (kurang lebih 6 m, sekitar setengah jam setelah terbitnya), atau sama dengan waktu Shalat Dhuha 2. Shalat Idul fitri dilaksanakan dua rakaat, tanpa azan, iqamat, bacaan ash-shalatul jami'ah (‫)الصالة الجامعة‬, dan tanpa disertai shalat sunat, baik sebelum maupun sesudahnya 3. Takbir Shalat Idul Fitri, pada rakaat pertama sesudah takbiratulihram tujuh kali dan pada rakaat kedua sesudah takbiratulqiyam (intiqal) lima kali, dengan mengangkat tangan pada semua takbir yang tujuh kali dan lima kali tersebut. Tidak ada tuntunan bacaan disela-sela takbir tersebut 4. Sesudah membaca al-Fatihah, imam membaca surah al-A‘laa, atau surah yang dihafal pada rakaat pertama dan surah alGhaasyiyah atau surah yang dihafal pada rakaat kedua 5. Khutbah 'Id dilakukan sesudah shalat ‘Id, hanya satu kali khutbah, yaitu tidak diselingi dengan duduk antara dua khutbah. Khutbah dimulai dengan tahmid (membaca al-hamdu lillah), tidak dengan



2|Khutbah Kemenangan



takbir, tetapi dalam khutbah 'Id memang diperbanyak menyelingi dengan takbir. Khutbah diakhiri dengan doa, dengan mengangkat jari telunjuk tangan kanan sebagaimana pada khutbah Jum’ah.



3|Khutbah Kemenangan



MUQADDIMAH KHUTBAH



ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬ َ ‫سالَ ُم‬ َّ ‫اَل‬ ‫اَهللُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر الَ اِلَهَ ا َِّال هللاُ َوهللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬ ‫علَى‬ َ ‫ص َطفَى َو‬ َ ‫سالَ ُم‬ ْ ‫علَى ُم َح َّم ِد ِن ا ْل ُم‬ َّ ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ َّّلِلِ َو َكفَى َوال‬ َّ ‫صالَةُ َوال‬ ‫ْق َوا ْل َوفَى‬ ْ َ ‫ا َ ِل ِه َوا‬ ِ ‫ص َحا ِب ِه ا َ ْه ِل‬ ِ ‫الصد‬ ‫ب ا ْلكَري ِْم‬ ِ ‫قَا َل هللاُ تَعَالَي فِ ْي ِكتَا‬ ‫الر ِحي ِْم‬ َ ‫اَع ُْوذُ ِباهللِ ِمنَ ال‬ ْ ‫ ِب‬. ‫الر ِجي ِْم‬ َ َ‫الرحْ ن‬ َّ ِ‫س ِم هللا‬ َ ‫ان‬ ِ ‫ش ْي َط‬ َ‫شك ُُرون‬ ْ َ ‫ع َلى َما َهدَا ُك ْم َو َلعَلَّ ُك ْم ت‬ َ َ‫َّللا‬ َّ ‫َو ِلتُك ِْملُوا ا ْل ِع َّدةَ َو ِلت ُ َك ِب ُروا‬ Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Allahuakbar Allahuakbar laa ilaaha illallah wallahuakbar, Allahuakbar walillahilhamd. Alhamdulillahi



wa kafaa washalatu wassalamu ‘alaa



Muhammadinilmushtafaa wa



‘alaa



aalihi



waashhabihi



ahlisshidqi wal wafaa. Qallahllahu ta’aalaa fii kitaabihilkarim A’udzubillahiminasyaithanirrajim. Bismillahirahmanirrahim. Walitukmilul’iddata walitukabbrullaha ‘alaa maa hadaakum walaa’allakum tattakuun. 4|Khutbah Kemenangan



DO’A PENUTUP KHUTBAH ‫الر ِحي ِْم‬ َ ‫اَع ُْوذُ بِاهللِ ِمنَ ال‬ ْ ِ‫ ب‬. ‫الر ِجي ِْم‬ َ َ‫الرحْ ن‬ َّ ِ‫س ِم هللا‬ َ ‫ان‬ ِ ‫ش ْي َط‬ ‫علَ ْينَا إِص ًْرا َك َما‬ َ ‫َاخ ْذنَا إِن نَّسِينَا أ َ ْو أ َ ْخ َطأْنَا َربَّنَا َوالَ تَحْ ِم ْل‬ ِ ‫َربَّنَا الَ تُؤ‬ ‫ْف‬ َ ُ‫َح َم ْلتَه‬ ُ ‫علَى الَّ ِذينَ ِمن قَ ْب ِلنَا َربَّنَا َوالَ ت ُ َح ِم ْلنَا َما الَ َطاقَةَ لَنَا ِب ِه َواع‬ َ‫علَى ا ْلقَ ْو ِم ا ْلكَافِ ِرين‬ َ ‫ص ْرنَا‬ َ ُ ‫ار َح ْمنَآ أَنتَ َم ْوالَنَا فَان‬ ْ ‫عنَّا َوا ْغ ِف ْر لَنَا َو‬ ”Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. ma'afkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Sesungguhnya Engkau adalah penolong kami, maka tolonglah kami dari kejahatan orang-orang kafir.”



َ‫س ِرين‬ ِ ‫سنَا َوإِن لَّ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَكُونَنَّ ِمنَ ا ْل َخا‬ َ ُ‫َربَّنَا َظلَ ْمنَا أَنف‬ “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”



‫ارا‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِل َو ا ِلد ْينَا َو‬ ً َ‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّيَانَا ِصغ‬ “Ya Allah SWT., ampunilah semua dosa-dosa kami dan dosa-dosa kedua orang tua kami, serta kasihilah mereka berdua seperti mereka mengasih kami di waktu kecil.”



5|Khutbah Kemenangan



ۡ ‫َربَّنَا َه ۡب لَنَا ِم ۡن أ َ ۡز َٰ َو ِجنَا َوذُ ِر َٰيَّتِنَا قُ َّرةَ أ َ ۡعيُ ٖن َو‬ ‫ٱجعَ ۡلنَا ِل ۡل ُمت َّ ِقينَ إِ َما ًما‬ “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa"



‫عذَابَاالنَّ ِار‬ َ ‫سنَةً َوقِنَا‬ َ ‫سنَةً َوفِى اْالَ ِخ َر ِة َح‬ َ ‫َربَّنَااَتِنَافِى ال ُّد ْنيَا َح‬ “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.



َ‫ب ا ْل َٰعلَ ِم ْين‬ ِ ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ هّلِلِ َر‬ ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬ َ ‫سالَ ُم‬ َّ ‫اَل‬



6|Khutbah Kemenangan



7|Khutbah Kemenangan



KEUTAMAAN AHLI SEDEKAH Ust. Dr. H. Edy Sukardi, M.Pd (Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebayoran Baru)



*Muqaddimah



‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬ Kita baru saja menyelesaikan tugas mulia ibadah puasa di bulan ramadhan serta amalan yang mengikutinya. Tadarus, qiyamullail, zakat fitrah serta infak shadakoh. Semoga kita semua menjadi insan-insan yang bertaqwa. Sebagaimana target dari tarbiyah ramadhan, bahwa semua kita yg telah menunaikan kewajiban puasa akan menjadi insan-insan yang bertaqwa. (QS 2: 83). Pada kesempatan ini saya ingin mengajak kita semua untuk merenungkan, memahami dan mengamalkan satu saja dari sekian banyak ajaran Islam. Di akhirat nanti, para ulama akan membawa pahala ilmunya, ahli shalat akan membawa pahala shalatnya, ahli puasa akan membawa pahala puasanya, ahli Qur'an akan membawa pahala tilawahnya, sementara ahli sedekah akan membawa semua pahala, ahli ilmu, ahli shalat, ahli puasa dan ahli Qur'an. Mengapa ahli sedekah membawa semua pahala? Karena ahli sedekah, membantu penyebaran ilmu, dengan hartanya dia membantu pembiayaan pembangunan masjid tempat para ahli shalat melakukan



8|Khutbah Kemenangan



shalat. Dengan hartanya, dia memberi makan orang-orang yang berpuasa, dengan hartanya dia meraih pahala orang-orang yang berpuasa. Dengan hartanya ia mencetak Al Qur'an dan ilmunya para ulama. Pahala mereka akan diraih oleh ahli sedekah.



‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬ Ahli sedekah orang yang paling berbahagia di akhirat dengan pahala sedekahnya. Ia mendapat pahala besar, pahala yang tak disangka-sangka. Barang siapa yang bersedekah, walau sebiji kurma dari harta yang baik. Allah menerima sedekah dan melipatgandakan pahala sedekah tersebut. Allah tidak melihat seberapa besar sedekah itu, namun Allah melihat ketaqwaan kita. Keikhlasan kita.



‫ض‬ َّ ‫ض َها ال‬ ُ ‫ع ْر‬ ُ ‫ار‬ ْ ‫س َم َاواتُ َو‬ ُ ‫األر‬ َ ‫عوا ِإلَى َم ْغ ِف َرةٍ ِم ْن َربِِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة‬ َ ‫َو‬ ِ ‫س‬ ْ ‫أ ُ ِعد‬ َ‫َّت ِل ْل ُمتَّقِين‬ Wasari'u ilaa magfiratim min rabbikum wajannatin 'arduha Al samaawaatu wal 'ardhu U'iddat Lil muttaqiin.



َ ‫اظ ِمينَ ْالغَ ْي‬ ‫ع ِن‬ ِ ‫اء َوالض ََّّرا ِء َو ْال َك‬ ِ ‫س َّر‬ َّ ‫الَّذِينَ يُ ْن ِفقُونَ فِي ال‬ َ َ‫ظ َو ْالعَافِين‬ َّ ‫اس َو‬ َ‫َّللاُ ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬ ِ َّ‫الن‬ Allazina yunfiquuna fis sharra'i wadharraa'i wal kaazimiinal ghaizha wal aafiina Anin naas, Wallahu yuhibbul Muhsinin. (Q.S. Ali Imaran: 133 – 134) “Bersegeralah kami menuju ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang



9|Khutbah Kemenangan



disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa (133). yaitu orangorang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahny, dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (134).”



‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬ Mari kita menuju ampunan Allah, dan bersedekah, berinfak, baik kondisi kita dalam lapang, dalam berpunya atau dalam keterbatasan. Sebagai sekarang ini. Asyhadu an laa ilaaha ILLALLAH Astagfirullah As aluka ridhaka wal Jannah wa na'uzubika minan naar. Allahumma innaka afuwun tuhibbul afwa fa'fuanni. Semoga Allah menerima ibadah kita, dan Allah memberi ampunan buat kita. Amin, Allahumma amin. *Do’a dan Penutup



10 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



SYUKUR DAN SABAR Ust. Ahmad Said Matondang, M. E. Sy (Ketua Majelis Dikdasmen PCM Kebayoran Baru)



*Muqaddimah



Puja dan puji serta syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Swt yang telah memberikan kesempatan, kesehatan dan kesabaran hingga kita dapat menjalankan Ibadah puasa satu bulan lamanya dimasa pandemic Covid-19. Selawat teriring salam semoga selalu tersanjungkan kepada al Mushtafa nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan sahabatsahabatnya yang terpuji.



‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬ Ramadhan kita tahun ini adalah Ramadhan yang berada dalam keprihatinan. Sudah lebih dari 2 bulan kita berada di rumah dalam rangka untuk menghindari diri dari terpapar virus corona atau sebaliknya kita menghindari diri sebagai penyebar virus corona melalui phisical distancing. Puasa, sholat tarawih, tilawah al-Quran dan seluruh aktivitas kita pusatkan di rumah. Rasa tentu berkecamuk didalam diri. Bahkan Sholat hari raya ini kita lakukan juga di dalam rumah demi menghindari diri dan keluarga jatuh dalam kebinasaan. Karena itu marilah kita senantiasa selalu bersyukur dan bersabar dalam menghadapi wabah covid-19 ini. Syukur dan sabar adalah dua kunci sukses dunia dan akhirat.



11 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬ Suatu ketika Al-Ashmai yang merupakan menteri Khalifah Al-Mansur yang terpisah dari rombongan pemburu di gunung sahara, tercekam rasa haus. Ia mendatangi sebuah gubug di tengah padang sahara. Ia mengetuk pintu seraya berteriak meminta air karena sangat kehausan. Terdengar suara wanita dari dalam seraya berkata: Suamiku sedang tidak berada di rumah. Aku akan berikan air yang aku letakkan di depan pintu. Ambil dan pergilah. Setelah mengambil air, dari kejauhan terlihat seorang laki-laki yang memacu kudanya menghampiri gubug tersebut. Keluarlah perempuan yang ternyata sangat cantik menyambut laki-laki yang merupakan suaminya. Ia sambut suaminya yang sangat tidak sepadan dengan kecantikannya itu dengan penuh kasih sayang, walaupun kata-kata kasar selalu keluar dari mulut suaminya. Sebelum meninggalkan gubug tersebut, Al-Ashmai bertanya kepada waita cantik tersebut,” engkau cantik dan baik, Mengapa engkau korbankan dirimu untuk melayani laki-laki buruk dan kasar tersebut. Wanita cantik tersebut menjawab, Rasulullah saw kekasihku bersabda bahwa Sempurnanya Agama seseorang itu terdiri dari Syukur dan Sabar. Aku bersyukur atas karunia Allah SWT. kepadaku yang telah memberiku kecantikan dan kelembutan. Dan aku ingin menyempurnakan agamaku dengan bersabar menerima kenyataan.



‫هللاُ ا َ ْك َب ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬ Kisah ini memberikan pelajaran kepada kita terutama dalam kondisi saat ini agar senantiasa mengedepankan sikap syukur dan



12 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



sabar. Kita bersyukur masih dapat merayakan lebaran berkumpul bersama keluarga di rumah disaat banyak saudara kita yang keluarganya menjadi korban keganasan virus ini. Kita bersyukur masih dapat melaksanakan ibadah bersama-sama disaat banyak saudara kita yang lain harus hidup dipinggir jalan karena tidak mampu membayar sewa kos atau kontrakannya yang jatuh tempo pembayarannya. Kita bersyukur masih dapat menikmati makanan ala kadarnya disaat saudara kita yang lain kelaparan karena dampak di PHK atau sulitnya mencari nafkah akibat covid-19 ini. Dengan bersyukur Allah SWT. akan tambahkan nikmatnya kepada kita. Sebagaimana janji Allah SWT. dalam Al-Quran:



‫سك َْرتُم َالَ ِز ْي َدنَّكُم‬ َ ‫لَئِ ْن‬ “Siapa saja yang bersyukur diantara kalian, pasti akan kami tambah nikmat kami kepada kalian.”



‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬ Sikap yang kedua agar sempurnanya agama seseorang adalah Bersabar. Sabar artinya adalah menahan diri. Orang yang sabar adalah mampu menahan dirinya untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. swt. Disaat wabah seperti ini, ia mampu menahan dirinya untuk mematuhi aturan yang berlaku. Walaupun ia dalam kesusahan ia tetap mampu menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan kriminal dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia bersabar ketika sakit menghampirinya dengan senantiasa berhusnuzzhon kepada Allah SWT.. Allah SWT. berfirman:



َ‫صابَر ْين‬ َّ ‫ب ال‬ ُّ ‫َوهللاُ يُ ِح‬ 13 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



”Allah SWT. mencintai orang-orang yang sabar.”



Akhirnya marilah kita akhiri khutbah ini dengan berdoa kepada Allah SWT. *Do’a dan Penutup



14 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



PUASA DAN KETAATAN DITENGAH MUSIBAH Ust. Mulyadi Chan, S. Ag (Ketua Majlis Tarjih Dan Tabligh PCM Kebayoran Baru)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Pada saat ini kita semua patut bersyukur bahwa bulan suci Ramadhan baru saja kita lalui bersama dengan baik meski suasana Ramadhan dan 1 Syawal 1441 H hari ini lain dari pada yang lain. Kita semua memang sedang diuji oleh Allah dengan mewabahnya virus Corona yang sangat berbahaya sehingga banyak amal ibadah yang lazimnya kita jalankan dengan berjamaah di masjid, seperti shalat lima waktu, shalat Jumat, shalat tarawih dan shalat Idul Fitri, tetapi dalam suasana seperti ini semua ibadah itu kita laksanakan di rumah sesuai dengan petunjuk dari para ulama dan umara yang berwenang. Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Selama sebulan penuh kita telah menjalani puasa Ramadhan sesuai dengan perintah Allah SWT di dalam Al-Qur’an, surat AlBaqarah, ayat 183, yang berbunyi:



‫الصيا ُم كما ُكتِب على الَّذِين ِمن‬ ِ ‫يا أيُّها الَّذِين آمنُوا ُكتِب علي ُك ُم‬ ‫قب ِل ُكم لعلَّ ُكم تتَّقُون‬ 15 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” Ibadah puasa memang dimaksudkan untuk membentuk kita semua menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah. Di dalam bulan Ramadhan banyak hal yang dalam kondisi normal kita boleh melakukannya karena hukumnya mubah. Tetapi selama puasa di siang hari kita dilarang melakukannya seperti makan, minum dan halhal lain yang membatalkan puasa. Semua itu untuk melatih kita menjadi manusia yang mampu menahan diri. Jika terhadap hal-hal yang sebenarnya kita boleh melakukannya namun kita menahan diri, maka apalagi terhadap hal-hal yang memang dilarang. Tentu kita mampu meninggalkan larangan itu. Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa’, ayat 59 sebagai berikut:



‫سول وأُو ِلي اْلم ِر ِمن ُكم‬ ُ ‫الر‬ َّ ‫يا أيُّها الَّذِين آمنُوا أ ِطيعُوا اللَّـه وأ ِطيعُوا‬ “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan kepada para pemimpin di antara kamu.” Sudah dua bulan lebih kita terkurung dalam rumah sehingga kita tidak bebas berkegiatan di luar rumah termasuk dalam menjalankan ibadah shalat berjamaah. Saat ini pun kita melaksanakan shalat Idul Fitri di dalam rumah dan bukannya di masjid sebagaimana lazimnya. Kita harus sabar menerima kenyataan ini karena apa yang



16 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



kita lakukan tidak lain adalah dalam rangka menaati Allah, Rasulullah, para ulama dan umara yang intinya agar kita selamat dari ancaman wabah virus Corona. Memang sebagai orang beriman, kita wajib taat kepada Allah. Ketaatan kepada Allah membawa konsekuensi kita juga harus taat kepada Rasul-Nya sebagaimana ditegaskan dalam ayat tersebut. Tidak hanya itu, taat kepada Rasul-Nya membawa konsekuensi kita juga harus taat kepada ulama sebagai pewarisnya dan konsekuensi berikutnya kita harus taat kepada ulil amri atau pemerintah yang sah. Kita berdoa semoga ketaatan kita kepada semua pihak tersebut termasuk yang terkait dengan kebijakan karantina atau social distancing untuk menghindari bahaya virus Corona akan dibalas oleh Allah dengan segera dilenyapkan-Nya wabah ini dari muka bumi ini. Amin ya rabbal alamin. Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Ibadah puasa erat sekali hubungannya dengan pengampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Hal ini sebagaimana ditegaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits beliau yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu sebagai berikut:



ُ ‫من صام رمضان إِيمانًا واحتِسابًا‬ ‫غ ِفر لهُ ما تقدَّم ِمن ذنبِ ِه‬ “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”



17 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Jadi dengan selesainya kita melaksakankan ibadah puasa, maka dosa-dosa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala telah diampuni-Nya. Tinggal masalahnya sekarang bagaimana kita menghapuskan dosa-dosa kita kepada sesama manusia agar di hari Idul Fitri ini kita meraih kembali kesucian kita dari dosa sebagaimana kita di waktu bayi dahulu, maka seusai shalat Idul Fitri ini, kita hendaknya saling berikrar untuk saling memaafkan di antara kita, khususnya dalam internal keluarga. Apabila mungkin bisa diperluas dengan tetangga, saudara-saudara, dan teman-teman setidaknya secara online. Sekali lagi kita berdoa semoga ketaatan kita kepada Allah, Rasulullah, Ulama dan Umara termasuk yang terkait dengan kebijakan karantina atau social distancing untuk menghindari bahaya virus Corona dan ikrar kita untuk saling memaafkan akan dibalas oleh Allah dengan segera dilenyapkan-Nya wabah ini dari muka bumi ini, khususnya dari bumi pertiwi Republik Indonesia yang kita cintai bersama. Amin ya rabbal alamin. *Do’a dan Penutup



18 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



MENYIKAPI DIRI DITENGAH MENJANGKITNYA WABAH CORONA Ust. H. Novendri Said, S. Pd. I (Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 9)



*Muqaddimah



‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Marilah senantiasa kita bersyukur kepada Allah SWT., karena dengan kita bersyukur secara benar kepada Allah SWT. dan tulus, maka akan menjadikan kita selalu berbahagia dalam setiap keadaan (‘ala kulli haal). Sekalipun saat ini kita beridhul fitri ditengah berjangkitnya wabah corona ini. Hal ini jangan sampai mengurangi semangat kita untuk senantiasa bersyukur kepadaNya. Betapa banyak nikmat yang sudah ada belum sempat kita syukuri, namun telah datang pula nikmat yang baru. Marilah senantiasa kita bertakwa kepada Allah SWT. sesuai kemampuan kita masingmasing secara maksimal (mastatha’tum), demikianlah cara kita untuk bersyukur terhadap nikmat yang Allah SWT. berikan kepada kita. Kenikmatan yang tidak akan pernah bisa dikalkulasi dengan alat hitung apapun. Jika engkau menghitung hitung nikmat Allah SWT. ranting ranting pohon yang menjadi pulpennya dan lautan sebagai tintannya tentulah tidak akan sanggup kamu menghitung nikmat tersebut. Maka nikmat Tuhanmu yang manalagi yang kamu dustakan.



19 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬ Dalam kondisi seperti saat ini, di mana Virus Corona (Covid-19) telah menjadi wabah yang menjadi perhatian dunia, kita harus waspada. Wabah ini dimulai dari Wuhan kota di negara China (Shina dalam bahasa Arab) yang kemudian negera itu terus berjibaku untuk meminimalisasi wabah ini agar tidak menjadi besar. Akan tetapi, karena begitulah keadaan dunia sekarang, di mana antarnegara sudah sedemikian dekatnya, sehingga dari satu negera ini kemudian menjalar ke hampir seluruh negara di dunia, Termasuk negara kita ini. Beberapa negara yang telah terjangkiti ini telah melakukan berbagai upaya. Dan ternyata harus ada persamaan langkah dan persepsi antara pemerintah dan rakyatnya. Seperti misalnya di Italia. Pada tahap awal rakyatnya tetap merasa biasa-biasa saja, tetapi kemudian pada tahap berikutnya wabah ini telah menyerang di satu daerah di sana yang kemudian oleh pemerintah Italia ditetapkan sebagai zona merah. Dengan ditetapkan sebagai zona merah inilah banyak di antara mereka meninggalkan daerah itu, padahal kebanyakan dari mereka telah terjangkiti Virus Corona ini. Maka akibatnya bisa dibayangkan wabah ini menjadi epidemik dan akhirnya sampai pada pendemik karena sudah sedimikan luasnya menjalar. Begitulah akhirnya mereka baru menyadari setelah merasa kewalahan terhadap penyebaran virus ini yang begitu cepatnya. Islam mengajarkan untuk kita mengambil langkah antisipatif terhadap virus seperti Corona ini.



20 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫ قال رسول الل صلى الل عليه‬:‫ع َْن أبي هريرة رضي الل عنه قال‬ ‫ وفر من المجذوم‬,‫عد َْوى وال طيرة وال هامة وال صفر‬ َ ‫ “ َال‬:‫وسلم‬ ‫كما تفر من ا ْلسد” أخرج الحديث البخاري بسنده في كتابه‬ ‫(الصحيح) في كتاب الطب باب الجذام‬ Dari Abu Hurairah RadliyAllah SWT.u ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah ShallAllah SWT.u ‘alaihi wa Sallama bersabda: “Tidak ada ‘adwa (penyakit menular), tidak thiyarah (merasa sial), tidak ada haamah (burung hantu), tidak ada Shafar (sial di bulan shafar), dan larilah dari penyakit kusta/lepra sebagaimana engkau lari dari singa. (HR Bukhari). Covid-19 merupakan penyakit yang dapat menyebar dengan cepat dari satu orang ke banyak orang lainnya. Dan begitu seterusnya. Maka diperlukan langkah antisipatif agar virus ini tidak menjadikan semua orang terjangkitinya. Dalam hadits di atas, Rasulullah menagajarkan untuk kita lari dari penyakit judzam atau kusta seperti larinya kita dari kejaran singa. Di antara upaya agar kita terhindar adalah dengan cara mengisolasi diri dan keluarga kita. Sehingga semua aktivitas seharihari yang sudah berjalan bisa jadi dihentikan seketika. Sampai keadaan sudah dinyatakan aman dan virus ini sudah tidak menjangkiti salah seorang pun. Dalam kaidah ushul disebutkan:



21 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫درء المفاسد أولى من جلب المصالح‬ “Menolak atau mencegah kerusakan lebih utama dari menarik manfaat kebaikan. Yakni jika kita dihadapkan pada mafsadah dan mashlahah, maka yang harus didahulukan adalah mencegah terhadap mafsadah yang ada.” Karena mafsadah dipastikan membawa mudharat atau sesuatu yang membahayakan. Apalagi jika dihubungkan dengan kepentingan masyarakat luas. Dalam hadits yang Rasulullah bersabda: Dari Abu Hurairah, ‘Abdurrahman bin Shakhr radhiAllah SWT.u ‘anh, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Apa saja yang aku larang kamu melaksanakannya, hendaklah kamu jauhi dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu, maka lakukanlah menurut kemampuan kamu. Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena banyak bertanya dan menyalahi nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh)” (HR Bukhari Muslim) Kita diajarkan untuk tidak takut kepada apa dan siapapun dalam kehidupan kita, kecuali hanya kepada Allah SWT. Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi Allah SWT. juga mengajarkan agar kita tidak menjatuhkan diri dalam kebinasaan.



۟ ُ‫سبِي ِل ٱ َّّلِلِ َو َال ت ُ ْلق‬ ۟ ُ‫َوأَن ِفق‬ ۛ ‫سنُ ٓو ۟ا‬ ِ ْ‫وا بِأ َ ْيدِي ُك ْم ِإلَى ٱلت َّ ْهلُ َك ِة ۛ َوأَح‬ َ ‫وا فِى‬ َ‫سنِين‬ ِ ْ‫ب ٱ ْل ُمح‬ ُّ ‫إِنَّ ٱ َّّلِلَ يُ ِح‬ “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah SWT., dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,



22 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah SWT. menyukai orangorang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah:195)



Maka dalam menghadapi virus ini kita dianjurkan untuk memiliki langkah antisipatif agar tidak tejangkit virus ini dan berharap tetap dalam keadaan sehat. Dengan sehat kita dapat berbuat kebaikan yang lebih banyak lagi demi memberikan manfaat kepada sesama. Mari kita akhiri khutbah ini dengan sama” berdoa: *Do’a dan Penutup



23 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



MERAIH KEBAHAGIAN Ust. Subagyo, S.Ag (Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia. Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah yang telah memberikan nikmat kepada kita semua .salawat dan salam



kita



sampaikan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw. yang telah membawa kita dari alam jahiliyah kepada alam kemIslaman. Pagi hari ini kita telah selesai melaksanakan ibadah puasa di bulan suci ramadhan , sholat tarawih , zakat, shodaqoh, infaq dsb. Dan dilaksanakan



shalat ’Idul fitri



bersama –sama.



Do’a kita



semua mudah-mudahan ibadah kita mampu menjadikan kita orangorang yang bertaqwa sebenar-benarnya taqwa, untuk



meraih



kebahagiaaan hidup di dunia dan kelak di akhirat aamin –aamiin ya rabbal ‘aalamin. Setelah kita melaksanakan ibadah di rumah mari kita sinari rumah kita dengan shalat, qiroatil, tilawah, dan tadarus Al- Qur’an dan shalawat serta menjauhkan diri dari godaan syaiton. Sabda Rasulullah SAW: “Janganlah engkau jadikan rumah –rumahmu sebagai kuburan karena sesungguhnya syaitaon akan lari dari



24 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



rumah-rumah yang di bacakan di dalamnya ada lantunan suara-suara bacaan Al-Qur’an.” Di



tengah–tengah Suasana covid 19



ini mari kita



laksanakan ajakan Pemerintah untuk menjaga kesehatan ,dengan membudayakan pola hidup bersih dan sehat serta makanan yang bergizi , memakai masker , mencuci tangan dengan sabun dan tetap beribadah , belajar dan bekerja di rumah saja. Allahu akbar , Allahu akbar walillahilhamd .



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia. Ada sebuah



kisah yang menarik 14



abad yang silam



bahwa suatu waktu Rasulullah SAW pernah membacakan aamin , aamiin, aamiin sementara para sahabat tidak tahu apa yang di aamiinkan Rasulullah Saw, lalu mereka (para sahabat) bertanyatanya mengapa Engkau (ya Rasulullah) membaca aamiin-aamiinaamiin sampai 3x. Maka Rasulullah SAW menjawab: “ketahuilah bahwa tadi Malaikat Jibril berdo’a “Ya Allah janganlah Engkau terima amal ibadahnya seorang anak yang tidak berbakti kepada kedua orang tuanya. Ya Allah janganlah Engkau terima ibadahnya orangn Tua yang tidak punya



rasa



kasiih



sayang



terhadap



anaknya , Ya Allah jangan Engkau terima ibadahnya seorang Istri yang tidak berbakti kepada suami dan keluarganya.” Mengaamiinkan doanya sebanyak 3 x.



25 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Selanjutnya



konsep



untuk



meraih



kebahagiaan



sebagaimana Hadits Rasulullah Saw yang artinya : “Apabila Allah SWT menghendaki keluarga yang bahagia dunia dan akhirat maka hendaknya memahami dan mempelajari agamanya dengan baik, saling menghormati dalam kasih sayang antara anak dengan Orang Tua , mencari rizqi yang halal dan baik , ada waktu bekerja , ada waktu belajar, da nada waktu untuk bermasyarakat.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia. Marilah kita berdo’a kepada Allah SWT agar kita diberi kebahagiaan dunia dan akhirat. Innallaha wamalaaikatu a’lannabih yaa ayyuhalladzinaamanu sollu a’laihi wasallimu tasliima . Marilah di khutbah yang kedua berdoa kepada Allah SWT. Semoga kita semua di jauhkan dari Segala musibah covid 19 dan penyakitpenyakit lainya , aamiin –aamiin ya rabbal ‘aalamiin. *Do’a dan Penutup



26 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



MAKNA FITRAH DI TENGAH PERUBAHAN DAN DINAMIKA KEHIDUPAN H. Eko Yulianto, S.Pd.I (Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 8)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Dalam suasana pagi hari yang khidmat berselimut rahmat dan kebahagiaan ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadhirat Allah swt, atas segala curahan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua, sehingga di pagi hari ini kita dapat menunaikan ibadah shalat ‘idul fitri dengan khusyu’ dan tertib walau dalam suasana pandemi Covid 19 ini. Selawat teriring salam semoga selalu tersanjungkan kepada al Mushtafa nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan sahabatsahabatnya yang terpuji. Hari



ini,



takbir



dan



tahmid



berkumandang,



mengagungkan asma Allah swt. Kumandang takbir dan tahmid itu sesungguhnya adalah wujud kemenangan dan rasa syukur kaum muslimin



kepada



Allah



swt



atas



27 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



keberhasilannya



meraih



fitrah (kesucian diri) melalui mujahadah (perjuangan lahir dan bathin) dan pelaksanaan amalan ibadah selama bulan suci.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Idul Fitri pada hakikatnya memberikan pesan kepada kita, bahwa syari’at Islam mengajarkan kepada kesucian, keindahan, kebersamaan dan mengarahkan umatnya memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Rukun dalam kebersamaan dan bersama dalam kerukunan. Oleh karena fitrah manusia dapat berubah dari waktu ke waktu karena pergaulan, karena pengaruh budaya dan lingkungan, karena latar belakang pendidikan dan faktor-faktor lainnya. Maka, agar fitrah itu tetap terpelihara kesuciannya, hendaknya ia selalu mengacu pada pola kehidupan Islami yang berlandaskan al-Qur’an, al-Sunnah dan teladan para ulama’.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Adapun tujuan final disyari’atkannya ibadah puasa adalah untuk membentuk pribadi muttaqin. Ibadah shaum pada hakikatnya merupakan suatu proses penempaan dan pencerahan diri, yakni upaya yang secara sengaja dilakukan untuk mengubah prilaku setiap muslim, menjadi orang yang semakin meningkat ketakwaannya. Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia



28 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Hal lain yang perlu kita sadari dalam mengarungi samudra kehidupan ini adalah,



bahwa



telah



menjadi sunnatullah bila



kehidupan ini diwarnai dengan susah dan senang, tangis dan tawa rahmat dan bencana, menang dan kalah, peluang dan tantangan, yang acap kali menghiasi dinamika kehidupan kita. Orang bijak sering berkata “hidup ini laksana roda berputar”, sekali waktu bertengger di atas, pada waktu yang lain tergeser di bawah. Kemarin sebagai pejabat, sekarang kembali menjadi rakyat, suatu saat pernah menjadi kaya dan pada saat yang lain hidup sengsara, kemarin sehat bugar, saat ini berbaring sakit tidak berdaya, bahkan mungkin tetangga kita, saudara-saudara kita, orang tua kita, suami/istri kita, anak-anak kita tahun kemarin masih melaksanakan nikmatnya shalat ‘ied di samping kita, sekarang mereka, orang-orang yang kita cintai itu telah meninggalkan kita kembali keharibaan Allah swt. Kehidupan ini tidak ada yang kekal, semua akan terus bergerak sesuai denga kehendak dan ketentuan rabbul ‘alamin, Allah Jalla Sya’nuhu. Suatu saat Lukman al-Hakim, seorang shalih yang namanya diabadikan Allah di dalam al-Qur’an pernah menyampaikan tausyiah kepada putranya:



َ‫ فا َ َجعَل‬،‫َاس َكثِي ٌْر‬ ٌ ‫ق َوقَ ْد غ ََرقَ فِ ْي َها أُن‬ َ ‫يَابَنِ ْي إِ َّن الدُّ ْنيَا بِ َح ِر‬ ِ ‫ع ِم ْي‬ ُ ‫س ِف ْينَتَكَ فِ ْي َها ت َ ْق َوى هللاُ َو ِح‬ ِ‫علَى هللا‬ َ ‫اْل ْي َمانَ َوش ََرا ِع َها اَلت َّ َو َك ْل‬ َ ِ ْ ‫ش ْوهَا‬ ‫لَعَلَّكَ ت َ ْن ُج َو‬ “Wahai anakku, sesungguhnya dunia ini laksana lautan yang sangat dalam dan telah banyak manusia yang tenggelam di



29 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



dalamnya, oleh karenanya, jadikanlah takwa kepada Allah sebagai kapal untuk mengarunginya, iman sebagai muatannya, dan tawakkal sebagai layarnya, niscaya engkau akan selamat sampai tujuan.” [Kitab al-Tahrir wa al-Tanwir, Bab 19, Juz 11, hlm. 130] Hadirin, pada akhirnya marilah kita tampil pada hari ini dengan sebaiknya untuk saling memaafkan. Maka sebarkan rasa damai dan kasih sayang, hapuslah luka lama, tinggalkan dendam permusuhan dan kita hapus rasa kebencian. Idul fitri hanya pantas dirayakan oleh orang-orang yang telah berpuasa Ramadhan dan orang-orang yang ikhlas untuk saling memaafkan, dan mau berlapang dada menerima kembali kehadiran orang-orang yang dulu sangat dibencinya. Sebaliknya bersedihlah orang-orang yang gagal memenuhi undangan Ramadhan, orang-orang yang tidak mau meminta maaf atau enggan memberi maaf pada orang lain. Allah swt selalu memanggil hamba-hamba-Nya yang beriman agar mau membuka diri dan toleran seperti firman-Nya dalam surat an-Nuur ayat 22:



َ ُ‫صفَ ُحوا أَالَ ت ُ ِحبُّونَ أ َ ْن يَ ْغ ِف َر هللاُ لَ ُك ْم َوهللا‬ ‫ور َر ِحي ٌم‬ ْ َ‫َو ْليَ ْعفُوا َو ْلي‬ ٌ ُ ‫غف‬ “Dan hendaklah mereka mema`afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nuur : 22) Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia



30 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Untuk menutup khutbah Idul Fitri tahun 2020 ini, marilah kita bersama-sama menengadahkan tangan berdo’a kepada Allah swt dengan penuh harapan dan keikhlasan kita kepada Allah SWT. *Do’a dan Penutup



31 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



MENCARI KETENANGAN SELAMA PANDEMI COVID-19 Usth.Sri Lestari S. Ag (Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 8 Jakarta)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan shalat berjamah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita. Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Ramadhan yang kita rasakan pada tahun ini sungguh berbeda dengan Ramadhan-Ramadhan sebelumnya, pasalnya pada Ramadhan tahun ini kita diberi ujian dengan adanya pandemic Covid-19. Sesuai dengan anjuran pemerintah, untuk membantu memutus penyebaran



32 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



virus ini kita dianjurkan untuk tetap di rumah. Sebagai warga negara yang baik, kita juga diharuskan untuk taat kepada para pemimpin. Seperti yang sudah Allah SWT sampaikan dalam firman-Nya dalam QS. An-Nisa: 59



‫سو َل َوأُو ِلي ْاأل َ ْم ِر‬ ُ ‫الر‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا اللَّـهَ َوأ َ ِطيعُوا‬ ‫سو ِل إِن ُكنت ُ ْم‬ َ ‫ِمن ُك ْم ۖ فَإِن تَنَازَ ْعت ُ ْم فِي‬ ُ ‫الر‬ َّ ‫ش ْيءٍ فَ ُردُّوهُ إِلَى اللَّـ ِه َو‬ ً ‫س ُن ت َأ ْ ِو‬ ‫يال‬ َ ْ‫تُؤْ ِمنُونَ بِاللَّـ ِه َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر ۚ َٰذَلِكَ َخي ٌْر َوأَح‬ “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan kepada para pemimpin di antara kamu. Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan RasulNya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa: 59) Walaupun kita dianjurkan untuk tetap di rumah, kita juga harus tetap melakukan kebaikan dan harus senantiasa berzikir (mengingat) Allah. Karena dengan kita menghadirkan Allah dalam diri kita, InsyaAllah hati kita akan selalu diberikan ketenteraman. Seperti yang sudah Allah sampaikan dalam Firman-Nya dalam Q.S Ar-Ra’d: 28



۟ ُ ‫ٱ ل َّ ِذ ي َن َء ا َم ن‬ ِ َّ‫وا َو ت َطْ َم ئ ِ ُّن ق ُ ل ُ و ب ُ هُ م ب ِ ِذ كْ ِر ٱ ّللَّ ِ ۗ أ َ َال ب ِ ِذ كْ ِر ٱ ّلل‬ ‫ب‬ ُ ‫ت َطْ َم ئ ِ ُّن ٱ لْ ق ُ ل ُ و‬



33 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d: 28) Zikir dalam arti sempit yang dilakukan lisan yaitu menyebutnyebut Allah disertai dengan kehadiran hati tentang kebesaran-Nya. Zikir dalam arti luas adalah kesadaran tentang kehadiran Allah di mana saja dan kapan saja dalam situasi dan kondisi apapun. Terdapat 2 hadist yang menyebutkan keutaman Zikir: Muadz Ibnu Jabal berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Amal yang diperbuat anak Adam tidak ada yang menyelamatkannya dari azab Allah selain zikir kepada Allah,” (H.R Ibnu Abu Syaibah dan AthThabrani) Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “suatu kaum tidak duduk dalam suatu tempat untuk berzikir kepada Allah, kecuali mereka dikelilingi para malaikat dan diliputi rahmat, dan Allah menyebut mereka termasuk orang-orang yang ada di dekat-Nya.” (H.R Muslim) Untuk mendapatkan ketenangan pada diri kita, kita bisa membaca do’a berikut ini



ْ ‫َولَ َّما بَ َر ُز ْوا ِل َجالُ ْوتَ َو ُجنُ ْود ِٖه قَالُ ْوا َربَّنَا ٓ ا َ ْف ِر‬ ْ ِّ‫صب ًْرا َّوث َ ِب‬ ‫ت‬ َ ‫غ‬ َ ‫علَ ْينَا‬ َ‫علَى ْالقَ ْو ِم ْال َٰك ِف ِريْن‬ ُ ‫ا َ ْقدَا َمنَا َوا ْن‬ َ ‫ص ْرنَا‬ “Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkan lah kesabaran kepada



34 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



kami, kukuhkan lah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." Selain itu, umat Islam juga bisa membaca doa ketenangan hati yang diriwayatkan oleh Muslim, dari 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:



‫اح ٍد‬ ِ ‫ب َو‬ ْ ِ‫وب بَنِي آدَ َم ُكلَّ َها بَيْنَ إ‬ ٍ ‫الرحْ َم ِن َكقَ ْل‬ َّ ِ‫صابِع‬ َ ُ‫إِ َّن قُل‬ َ َ ‫صبَعَي ِْن ِم ْن أ‬ ُ ‫ص ِ ِّرفُهُ َحي‬ َّ ‫صلَّى‬ َّ ‫سو ُل‬ ‫سلَّ َم اللَّ ُه َّم‬ ُ ‫ْث يَشَا ُء ث ُ َّم قَا َل َر‬ َ ُ‫َّللا‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َ ُ‫ي‬ َ ‫علَى‬ َ‫عتِك‬ ْ ‫ص ِ ِّر‬ ِ ‫ف ْالقُلُو‬ َ ‫طا‬ َ ‫ف قُلُوبَنَا‬ َ ‫ب‬ َ ‫ُم‬ َ ‫ص ِ ِّر‬ “Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahhu wa Ta'ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa; "Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa 'ala tho'atik" (Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!) Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan, mudahmudahan bermanfaat, terutama bagi diri kami dan jama’ah sekalian. Semoga kita tetap didalam golongan hamba-hamba Allah yg shaleh. *Do’a dan Penutup



35 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



MUSIBAH COVID 19 SEBAGAI UJIAN KEIMANAN UMMAT MUSLIM Usth. Siti Suhaerah, S. Pd (Guru ISMUBA SMA Muhammadiyah 3)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Puji syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha penyayang dan pengasih yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk kembali merasakan hari yang penuh bahagia yaitu Idul Fitri. Meski pada tahun ini, ada yang berbeda. Kita merayakan Hari Raya Idul Fitri di tengah musibah pandemi covid 19. Selawat teriring salam semoga selalu tersanjungkan kepada al Mushtafa nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan sahabatsahabatnya yang terpuji. Iman dan taqwa adalah kunci mendapatkan ridho dan magfirah Allah SWT, dengan iman dan taqwa niscaya hidup kita akan tenang, tentram dan penuh berkah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf ayat 96:



36 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫س َما ٓ ِء‬ ٓ َٰ ‫َولَ ۡو أ َ َّن أ َ ۡه َل ۡٱلقُ َر‬ َّ ‫ت ِ ِّمنَ ٱل‬ ٖ ‫علَ ۡي ِهم بَ َر َٰ َك‬ َ ‫ى َءا َمنُواْ َوٱتَّقَ ۡواْ لَفَت َۡحنَا‬ َ‫ض َو َٰلَ ِكن َكذَّبُواْ فَأَخ َۡذ َٰنَ ُهم ِب َما َكانُواْ يَ ۡك ِسبُون‬ ِ ‫َو ۡٱأل َ ۡر‬ “Jikalausekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf :96)



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Banyak sekali dampak yang kita rasakan dari adanya wabah covid 19, salah satunya, banyak pedagang yang tidak bisa berjualan dan menghasilkan uang, karena sudah beberapa pekan tidak berjualan. Ada pengusaha yang merugi karena omset perusahaannya menurun, ada banyak karyawan di PHK perusahaannya karena perusahaan tidak sanggup menggaji mereka. Ada banyak driver online yang sepi orderan disebabkan orang-orang tidak keluar rumah karena diterapkannya Pembatasan berskala besar atau PSBB. Tentu banyak sekali kesulitan yang kita rasakan akibat covid ini, namun Allah SWT. sudah memperingatkan kita bahwa setiap dari manusia akan diuji dengan suatu musibah, sebagaimana Allah SWT. Beriman dalam QS. Al-Baqarah ayat 155:



37 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫ص ِم َن‬ ِ ‫ي ٍء ِم َن الْ َخ ْو‬ ٍ ْ ‫ج وع ِ َو ن َ ق‬ ُ ْ‫ف َو ال‬ ْ َ‫َو ل َ ن َ بْ ل ُ َو ن َّ ك ُ ْم ب ِ ش‬ ْ ‫األ َ ْم َو ا ِل َو‬ ْ ‫ت ۗ َو ب َ شِِّ ِر ال صَّ ا ب ِ ِر ي َن‬ ِ ‫األ َنْ ف ُ ِس َو ال ث َّ َم َر ا‬ “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Wabah ini juga bisa jadi sebagai ketetapan dan pilihan Allah yang terbaik untuk kita. Di mana tidak menutup kemungkinan yang dikira sesuatu yang tidak baik itu, justru sesuatu yang sangat baik yang sedang Allah rencanakan dan tetapkan untuk kemaslahatan hidup di dunia dalam menggapai kebahagiaan yang hakiki dan abadi di Akhirat nanti (QS Al Baqarah 216)



۟ ‫س َٰ ٓى أَن ت ُ ِحب‬ ۟ ‫س َٰ ٓى أَن ت َ ْك َر ُه‬ ‫شيْـًٔا‬ َ ‫ُّوا‬ َ ‫وا‬ َ ‫شيْـًٔا َو ُه َو َخي ٌْر لَّ ُك ْم ۖ َو‬ َ ‫… َو‬ َ ‫ع‬ َ ‫ع‬ َّ ‫َو ُه َو ش ٌَّر لَّ ُك ْم ۗ َو‬ َ‫ٱّللُ َي ْعلَ ُم َوأَنت ُ ْم َال ت َ ْعلَ ُمون‬ “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” Kehadiran wabah covid-19 sangat mungkin adalah ketetapan dan pilihan terbaik bagi sebagian mukmin untuk meraih predikat syahid. Sebagaimana yang dijanjikan Alah lewat sabda Rasul-Nya,



38 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



dalam hadist yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, di mana suatu ketika beliau bertanya kepada Rasulullah SAW perihal wabah pandemi, di mana Rasulullah SAW menyatakan wabah seperti itu merupakan bagian dari azab yang ditimpakan Allah kepada orangorang yang Dia kehendaki. Namun, Allah menjadikan wabah juga sebagai rahmat bagi orang-orang mukmin. Maka jika wabah pandemi terjadi di suatu daerah, lalu seorang mukmin menahan diri untuk tetap tinggal di daerah tempat tinggalnya dengan sabar, disertai keyakinan, bahwasanya musibah tidak akan pernah menimpa dirinya, kecuali jika Allah SWT menetapkannya, maka ia akan memperoleh pahala seperti pahala orang yang mati syahid". (HR Bukhari) Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Musibah wabah ini bisa jadi juga sebagai teguran dan peringatan dari Allah SWT yang disebabkan kesalahan dan dosa yang telah diperbuat. Kemungkinan pun wujud dari kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hamba yang dicintai-Nya, agar bersegera bertaubat dan kembali ke shirotol mustaqiim sebelum tiba saat sakratul, di mana pintu taubat sudah ditutup. Untuk itu, maka mari kita bersama menyikapi kehadiran wabah covid-19 sebagai ujian keimanan, mudah-mudahan kita lulus bahkan berhasil meraih pahala syahid bagi yang wafat maupun yang selamat. Lalu kita hadapi juga dengan bersabar, bertawakkal dan bertaubat kepada Allah, di antaranya dengan masing-masing memperbanyak beristighfar dan berupaya kembali ke jalan kehidupan



39 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



yang diridhoi Alloh SWT sesuai petunjuk Alquran dan as-sunnah dalam seluruh aspek hidup dan kehidupan. Walllohu musta'aan. *Do’a dan Penutup



40 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



TABAH MENGHADAPI MUSIBAH Ust. Imron Roshidi, S.Ag. (Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 8)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada kita hidayah dan Kesehatan sehingga kita telah selesai melaksanakan ibadah puasa, shalat Tarawih, menunaikan zakat dan dirangkai dengan jamaah shalat Idulfitri bersama-sama sekeluarga dimasa ini. Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhaamad SAW dan keluarganya yang terpuji.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Dalam hidup dan kehidupan ini, Allah telah menetapkan takdir dan ajal seluruh makhluk-Nya termasuk kita manusia, Dia mengatur dan menentukan segala amal perbuatan serta tindak-tanduk kita. Lalu Allah membagi-bagikan rezeki dan harta duniawi kepada kita. Allah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian, untuk menentukan siapa di antara kita yang terbaik amalannya. Allah juga menjadikan iman terhadap qadha dan takdir-Nya sebagai salah satu



41 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



rukun iman. Setiap sesuatu yang bergerak atau berdiam di langit dan di bumi, pasti menuruti kehendak dan keinginan Allah. Ketahuilah bahwa dunia ini sarat dengan kesulitan dan kesusahan; diciptakan secara fitrah untuk dipenuhi dengan beban dan ancaman, aral rintangan serta berbagai cobaan terutama penyakit yang sangat ganas yaitu corola. Begitu juga tak ubahnya dingin dan panas, yang memang harus dirasakan oleh para hamba-Nya. Allah berfirman:



‫شيْئ منَ ْالخ َْوف َو ْال ُج ْوع َونَ ْقص منَ االَ ْم َول َو ْاالَ ْنفُس‬ َ ‫َولَنَ ْبلُ َون ُك ْم ب‬ َ‫ َوبَشر الصبريْن‬, ‫َوالث َمرت‬ “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 155) Berbagai musibah itu adalah batu ujian, untuk menentukan siapa di antara hamba-Nya yang benar dan yang tidak benar. Allah SWT berfirman:



‫سب‬ َ‫الناس ا َ ْن يُتْ َر ُك ْواا َ ْن َيقُ ْولُ ْواا َمنا َو ُه ْم الَيُ ْفتَنُ ْون‬ ُ َ ‫ا َ َح‬ “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Q.S. Al-Ankabut: 2)



42 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Setiap orang dalam menghadapi cobaan penyakit ini pasti akan merasakan susah, mukmin maupun kafir. Hidup ini memang dibangun di atas berbagai kesulitan dan marabahaya. Maka janganlah membayangkan bahwa kita akan terbebas dari kesusahan dan cobaan. Setiap orang pasti merasakannya, walau dengan ukuran yang berbeda, sedikit atau banyak. Seorang mukmin diberi ujian sebagai tempaan baginya, bukan siksaan. Terkadang cobaan itu ada dalam kesenangan, terkadang juga ada dalam kesusahan. Allah berfirman:



ْ ‫َو َبلَ ْون ُه ْم‬ َ‫سنت َوالسيات لَ َعل ُه ْم َي ْرجعُ ْون‬ َ ‫بال َح‬ “Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran…” (Q.S. Al-A’raaf: 168)



Satu hal yang dibenci kadang mendatangkan kesenangan, satu hal yang disukai kadang mendatangkan kesusahan. Oleh karenanya, janganlah merasa aman dengan kesenangan, karena bisa saja ia menimbulkan kemudaratan dan juga jangan merasa putus asa karena kesulitan, karena bisa jadi akan mendatangkan kesenangan. Firman Allah,



43 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫شيْأ َو ُه َو‬ َ ‫حبوا‬ َ ‫عسى ا َ ْن ت َ ْك َر ُه ْوا‬ ْ ُ ‫سى ا َ ْن ت‬ َ ‫ َو‬, ‫شيْأ َو ُه َو َخي ٌْرلَ ُك ْم‬ َ ‫َو‬ َ ‫ع‬ َ‫ َوهللاُ يَ ْعلَ ُم َوا َ ْنت ُ ْم الَت َ ْع َل ُم ْون‬, ‫شَرلَ ُك ْم‬ “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Segala cobaan itu ada batasnya di sisi Allah. Janganlah sampai kita mengucapkan kata-kata makian, karena satu kata yang mengalir dari lidah, dapat membinasakan seseorang. Seorang mukmin yang kuat akan tegar menghadapi beban berat. Hatinya tidak akan berubah dan lisannya tidak akan mengutuk. Orang-orang yang tabah, akan mendapatkan pahala terbaik. Firman Allah:



َ‫سن َماكانُ ْوا يَ ْع َملُ ْون‬ َ ْ‫صبَ ُر ْوااَجْ َر ُه ْم باَح‬ َ َ‫َولَنَجْ زيَن الديْن‬ “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orangorang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl: 96)



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia



44 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Allah tidak pernah menahan sesuatu untuk kita, melainkan karena Allah akan memberi sesuatu yang lain. Allah hanya menguji, untuk memberikan keselamatan kepada kita. Allah hanya memberi cobaan, untuk membersihkan diri kita. Selama masih ada umur, rezeki pasti akan datang. Seorang ulama mengungkapkan: “Orang yang diciptakan untuk masuk Surga, pasti akan merasakan banyak kesulitan. Musibah yang sesungguhnya adalah yang menimpa agama seseorang. Sementara musibah-musibah selain itu merupakan jalan keselamatan baginya. Ada yang berfungsi meningkatkan pahala, ada yang menjadi pengampun dosa. Marilah kita tutup khutbah Idul Fitri ini dengan berdoa mudahmudahan Allah SWT mengangkat penyakit corona ini dan menjadikan negara kita ini negara yang bebas dari penyakit untuk tahun yang akan datang. Amin. *Do’a dan Penutup



45 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



ISTIQOMAH SELEPAS RAMADHAN Ust. Muhammad Hafizh Kamil, S. Pd (Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 8 Jakarta)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Puja dan puji serta syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kesempatan, kesehatan dan kesabaran hingga kita dapat menjalankan Ibadah puasa satu bulan lamanya dimasa pandemic Covid-19. Selawat teriring salam semoga selalu tersanjungkan kepada al Mushtafa nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan sahabatsahabatnya yang terpuji. Hari ini kita berada dalam hari besar, hari perayaan, hari di mana kita kembali berbuka puasa, yaitu hari Idul Fitri. Suatu nikmat yang besar, kita dapat menjalankan ibadah shiyam, ibadah puasa sebulan penuh. Kali ini kita berada pada awal Syawal 1441 H. Ingatlah … Sebagaimana para ulama di masa silam seringkali berkata: “Hari ini suatu kaum telah kembali dalam keadaan sebagaimana ibu mereka melahirkan mereka.”



46 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Seorang mukmin sudah sepatutnya terus meminta pada Allah keistiqamahan. Itulah yang kita pinta dalam shalat minimal 17 kali dalam sehari lewat doa, (6)‫يم‬ َ ‫ْال ُم ْست َ ِق‬



َ ‫ص َرا‬ ‫ط‬ ِّ ِ ‫ا ْه ِدنَا ال‬



“Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus.” (QS. AlFatihah: 6) Ini pertanda kita butuh untuk terus istiqamah. Artinya, terus berada dalam jalur yang benar, tetap dalam ibadah pada Allah walau sudah mengakhiri Ramadhan. Apa keistimewaannya? Disebutkan



dalam kitab



Hilyah



Al-Auliya’



beberapa



perkataan ulama berikut. Ibnul Mubarak menceritakan dari Bakkar bin ‘Abdillah, ia berkata bahwa ia mendengar Wahb bin Munabbih berkata, ada seorang ahli lewat di hadapan ahli ibadah yang lain. Ia pun berkata, “Apa yang terjadi padamu?” Dijawablah, “Aku begitu takjub pada si fulan,



ia



sungguh-sungguh



rajin



ibadah



sampai-sampai



ia



meninggalkan dunianya.” Wahb bin Munabbih segera berkata, “Tidak perlu takjub pada orang yang meninggalkan dunia seperti itu. Sungguh aku lebih takjub pada orang yang bisa istiqamah.” (Hilyah Al-Auliya’, 4: 51)



47 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Lalu bagaimana biar bisa terus istiqamah? Ada beberapa kiat yang secara singkat kami terangkan berikut ini. Pertama: Selalu berdoa pada Allah karena istiqamah itu hidayah dari-Nya. Kita butuh doa agar bisa istiqamah karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Oleh karenanya, do’a yang paling sering Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan adalah,



ْ ‫ب ث َ ِّب‬ َ‫علَى دِّينِّك‬ ِّ ‫ب ْالقُلُو‬ َ ‫ت قَ ْلبِّى‬ َ ‫َيا ُمقَ ِّل‬ “Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).” Adapun doa yang diajarkan dalam Al-Qur’an,



ْ ‫َربَّنَا َال ت ُ ِز‬ َ‫غ قُلُوبَنَا َب ْعدَ ِإ ْذ َهدَ ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَدُ ْنكَ َرحْ َمةً ِإنَّكَ أ َ ْنت‬ ‫اب‬ ُ ‫ْال َو َّه‬ “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imron: 8)



48 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia



Kedua: Berusaha menjaga keikhlasan dalam ibadah. Amalan yang dilakukan ikhlas karena Allah itulah yang diperintahkan sebagaimana disebutkan dalam ayat,



َّ ‫َو َما أ ُ ِم ُروا إِال ِليَ ْعبُدُوا‬ َ ‫صالة‬ َّ ‫صينَ لَهُ ال ِدِّينَ ُحنَفَا َء َويُ ِقي ُموا ال‬ ِ ‫َّللاَ ُم ْخ ِل‬ َّ ‫َويُؤْ تُوا‬ ُ ‫الز َكاة َ َوذَلِكَ د‬ ‫ِين ْالقَيِِّ َم ِة‬ “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah



dengan



memurnikan



ketaatan



kepada-Nya



dalam



(menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5) Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



ً‫ع َمال‬ ِّ ‫ع ِن ال‬ ُّ ‫اركَ َوتَعَالَى أَنَا أ َ ْغنَى ال‬ َّ ‫قَا َل‬ ِ ‫ش َر َك‬ َ ‫ع ِم َل‬ َ ‫ش ِْر ِك َم ْن‬ َ ‫اء‬ َ َ‫َّللاُ تَب‬ ُ‫غي ِْرى ت ََر ْكتُهُ َو ِش ْر َكه‬ َ ‫أ َ ْش َركَ فِي ِه َم ِعى‬ “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku



dengan



selain-Ku,



maka



Aku



akan



meninggalkannya (maksudnya: tidak menerima amalannya, pen) dan perbuatan syiriknya.” (HR. Muslim, no. 2985)



49 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Ketiga: Rutin beramal walau sedikit. Amal yang dilakukan ajek (kontinu) walaupun sedikit itu lebih dicintai Allah dibandingkan amalan yang langsung banyak namun tak ajek. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,



َّ ‫أ َ َحبُّ األ َ ْع َما ِل ِإلَى‬ ‫َّللاِ تَعَالَى أَد َْو ُم َها َو ِإ ْن قَ َّل‬ “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Bukhari, no. 6465; Muslim, no. 783).



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Keempat: Rajin koreksi diri (muhasabah). Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Hisablah (koreksilah) diri kalian sebelum kalian itu dihisab. Siapkanlah amalan shalih kalian sebelum berjumpa dengan hari kiamat di mana harus berhadapan dengan Allah.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 235) Kelima: Memilih teman yang shalih. Teman bergaul amat penting, itulah yang memudahkan kita untuk istiqamah. Diriwayatkan dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



50 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫ير‬ ِ ‫ب ْال ِمس‬ ِ ‫ص‬ َّ ‫يس ال‬ َّ ‫يس ال‬ ِ ‫اح‬ ِ ‫صا ِلحِ َو ْال َج ِل‬ ِ ‫َمث َ ُل ْال َج ِل‬ َ ‫س ْو ِء َك َمث َ ِل‬ ِ ‫ْك َو ِك‬ ,ُ‫ْك إِ َّما ت َ ْشت َِري ِه أ َ ْو ت َِجدُ ِري َحه‬ ِ ‫ب ْال ِمس‬ ِ ‫ص‬ ِ ‫اح‬ َ ‫ الَ يَ ْعدَ ُمكَ ِم ْن‬، ‫ْال َحدَّا ِد‬ ً‫ير ْال َحدَّا ِد يُحْ ِر ُق بَدَنَكَ أ َ ْو ث َ ْوبَكَ أ َ ْو ت َِجدُ ِم ْنهُ ِري ًحا َخبِيثَة‬ ُ ‫َو ِك‬ “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 2101) Akhirnya marilah kita memohon kepada Allah Ta’ala agar senantiasa diberikan petunjuk dan taufik untuk tetap beramal shalih selepas Ramadhan ini. Moga amalan kita di bulan Ramadhan yaitu amalan shalat malam, membaca Al-Qur’an, bersedekah dan lainnya diterima oleh Allah. Moga kita diberi keistiqamahan serta diberi keistimewaan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan berikutnya. Mari kita tutup khutbah Idul Fitri dengan doa, moga Allah perkenankan setiap doa kita di hari penuh kebaikan ini. *Do’a dan Penutup



51 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



PEMBENTUKAN JATI DIRI PASCA RAMADHAN Usth. Puji Rahayu, S. Pd (Guru ISMUBA SMA Muhammadiyah 3)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Dengan bersyukur ke hadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya pagi hari yang berbahagia ini kita menyambut kedatangan hari yang agung, hari raya fitri, hari raya kemuliaan dan kesucian. Selawat teriring salam semoga selalu tersanjungkan kepada al Mushtafa nabi Muhammad saw beserta keluarganya dan sahabatsahabatnya yang terpuji. Pagi ini, kita merayakan Idul Fitri, hari raya kesucian yang dinantikan kehadirannya oleh setiap insan yang beriman, dengan demikian kita kembali kepada fitrah, yaitu kemurnian dan kesucian. . Ibadah shiyam dapat membentu jati diri Muslim yang pari purna dengan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Iman dan takwa itu dibuktikan dengan senantiasa berpegang teguh kepa petunjuk-Nya, melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan mempertahankan kelestarian iman dan



52 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



taqwa, kita meniti jalan yang lurus untuk mencapai keridhaan Allah SWT, keridhaan yang senantiasa didambakan oleh setiap manusia yang beriman. Menuju keridhaan yang agung dan luhur itu harus ditempuh dengan melaksankan ibadah dan amal shaleh secara ikhlas dan jujur, sesuai dengan ikrar kita yang selalu kita ucapkan dalam do’a iftitah yang dibaca pada saat awal melaksanakan shalat. “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali menyerahkan diri (kepada Allah) (QS. al-An’am : 162163).



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Puasa Ramadhan yang baru saja kita jalani membentuk setiap diri umat Islam agar memiliki kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu dan dapat meningkatkan potensi kesucian rohaninya. Pembentukan jati diri dalam ibadah shiyam merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan seorang mukmin, karena dengan jati diri itulah kita akan bersikap istiqomah dalam menjalani ajaran agama.



53 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Ada tiga macam nafsu yang sering menjerumuskan seseorang ke lembah kehinaan yaitu nafsu dari dorongan perut, libido seksual, dan



hawa



nafsu



yang



menyesatkan.



Nabi



SAW



sangat



mengkhawatirkan umatnya terjerembab dalam tiga macam nafsu yang menghancurkan itu, sehingga beliau bersabda:



ُ ُ‫ي ِ فِي ب‬ ‫وج ُك ْم‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم‬ ِ ‫ش َه َوا‬ َ ‫إِ َّن ِم َّما أ َ ْخشَى‬ ِ ‫طو ِن ُك ْم َوفُ ُر‬ ِّ َ‫ت ْالغ‬ ‫ت ْال َه َوى‬ ِ ‫ض َّال‬ ِ ‫َو ُم‬ “Sesungguhnya



aku



mengkhawatiri



kamu



sekalian



terjerembab dalam keinginan hawa nafsu dari dorongan perutmu, dorongan seksualmu dan hawa nafsu yang menyesatkan. (HR. Ahmad. No Hadis:18951) Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Kembali kepada fitrah yang suci dan bersih itulah yang sesungguhnya kita jalani sekarang ini. Hari yang amat berbahagia ini dinamakan ‘Idul Fitri’, yaitu kesucian dan keutuhan yang telah kita peroleh kembali setelah kita melakukan puasa Ramadhan sebulan penuh. Karena itu hari ini adalah hari kemenangan dan kejayaan bagi kita semua, karena kita telah berusaha meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, ucapan yang paling tepat kita ikrarkan pada hari ini adalah suatu do’a:



54 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



َ‫اللِّ ُه َّم اجْ عَ ْلنَا ِمنَ ْالعَآئِ ِديْنَ َو ْالفَآئِ ِزيْنَ َو ْال َم ْقب ُْو ِليْن‬ “Wahai Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrah yang memperoleh sukses dan kemenangan serta diterima amal ibadahnya oleh Allah Swt”. Semoga kita semua senantiasa dapat mengikuti petunjuk Allah dan senantiasa memperoleh rahmat-Nya. Amiin. Marilah kita akhiri khutbah kita dengan berdoa. *Do’a dan Penutup



55 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



UKHUWAH ISLAMIYAH Usth. Nur Kholifah, S. Pd. I (Guru ISMUBA SMA Muhamamdiyah 3)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Segala puji bagi Allah Swt Tuhan semesta alam yang telah memberikan hidayah serta inayahnya. Sehingga kita dapat dipertertemukan kembali dengan Ramadhan tahun ini, ditengah suatu pandemi namun tidak mengurangi keistiqomaham ibadah kita demi mendapat ridho Allah Swt. Sholawat serta salam marilah kita curahkan kepada nabi besar Muhammad Saw. Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Ramadhan kali ini adalah Ramadhan yang sangat istimewa, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ramadhan kali ini ditengah sebuah pandemi, sebagian orang menganggap ini adalah bencana atau musibah, sebagian lagi menganggap ini sebuah teguran atau ujian, namun ada sebagian lain yang menganggap ini adalah kenikmatan.



‫ص ِ ِّمنَ ْٱأل َ ْم َٰ َو ِل َو ْٱألَنفُ ِس‬ ِ ‫َىءٍ ِ ِّمنَ ْٱلخ َْو‬ ٍ ‫ف َو ْٱل ُجوعِ َونَ ْق‬ ْ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُكم بِش‬ ِّ َ‫ت ۗ َوب‬ َ ‫صبِ ِرين‬ ِ ‫َوٱلث َّ َم َٰ َر‬ َّ َٰ ‫ش ِِر ٱل‬ 56 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” Dalam firman Allah Swt QS Al Baqarah ayat 155, bahwa musibah dalam bentuk apa pun pasti akan dialami manusia, yang jika menimpa orang-orang kafir, maka mutlak sebagai azab Sebaliknya, jika menimpa orang-orang mukmin, pasti bagian dari bentuk kasih sayang Allah SWT. Maka ditengah pandemi ini jangan kamu berkecil hati, karena Allah Swt sedang memberi bentuk kasih sayangNya, dengan kita harus bisa memperkuat Ukhuwah Islamiyah.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Ukhuwah Islamiyah adalah sebuah istilah yang menunjukkan persaudaraan antara sesama muslim/mukmin. Agar ukhuwah islamiyah dapat tegak dengan kokoh diperlukan setidaknya empat tiang penyangga yaitu: ta’aruf, tafahum, ta’aruf, dan takaful. 1. Ta’aruf Saling kenal mengenal, tidak hanya perkenalan fisik dan identitas saja namun lebih dari itu. Mengenal lebih jauh lagi satu sama lain untuk mendapatkan suatu kenyamanan diantaranya.



57 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



2. Tafahum Saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan



kelemahan



masing-masing,



sehingga



segala



macam



kesalahpahaman dapat dihindari. 3. Ta’awun Saling tolong-menolong. Yang kuat menolong yang lemah, yang mempunyai kelebihan menolong yang kekurangan. 4. Takaful Saling memberi jaminan, sehingga menimbulkan rasa aman, tidak ada rasa kekhawatiran dan kecemasan menghadapi hidup ini karena ada jaminan dari sesama saudara untuk memberikan pertolongan. Dengan keempat tiang persaudaraan di atas, umat Islam akan saling mencintai, bahu-membahu, tolong-menolong dalam menjalani dan menghadapi tantangan kehidupan. Bahkan mereka sudah menjadi seperti satu batang tubuh yang masing-masing bagian tubuh ikut merasakan penderitaan bagian tubuh lainnya.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia



58 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Demikianlah khutbah idul fitri pagi hari ini. Semoga keadaan pandemi saat ini bisa membawa hikmah, memperkuat ukhuwah islamiya setiap mukmin. Marilah saudara muslim wal muslimat kita panjatkan doa dipagi ini untuk mengakhiri Ramadhan penuh berkah dan mengawali bulan syawal dengan keistiqomahan ibadah yang telah kita bangun selama Ramadhan kemarin. *Do’a dan Penutup



59 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



KETAQWAAN Ust. Reno Omara, S.Pd.I (Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Ramadhan tahun ini mugkin adalah Ramadhan yang akan kita ingat sepanjang waktu, dikarenakan pandemic COVID 19 yang belum juga berlalu. Tidak seperti ramadan tahun lalu, ada yang bekerja dirumah ditemani anak dan cucu, ada juga anak dan orantua yang saling menahan rindu dikarenakan terhalang PSBB hingga keduanya dilarang bertemu. Ya Allah ya tuhan kami dihari yang fitri ini kami bersimpu, karna hanya padamu kami mengadu, agar pandemic COVID 19 ini berlalu dan kita dapat menjalani keseharian seperti dahulu. Aamiin Ya Robbalalamin.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Seperti yang telah kita ketahui hakikat puasa adalah peningkatan ketaqwaan untuk muslimin dan muslimat. Dalam surah Al Baqorah Allah berfirman:



60 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



۟ ُ‫َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬ ‫علَى ٱلَّذِينَ ِمن قَ ْب ِل ُك ْم‬ ِّ ِ ‫علَ ْي ُك ُم ٱل‬ َ ‫ب‬ َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ‫ب‬ َ ِ‫وا ُكت‬ َ‫لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” Dengan berpuasa secara tidak lansung kita telah menjalani tahap ketaqwaan hingga kita dapat dikatakan bertaqwa kepada Allah SWT Pertama: Syahadah (Kesaksian) Disaat berpuasa segala ibadah akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT, terlebih lagi ibadah sholat, sholat sunnah mendapat pahala wajib dan sholat wajib dilipatgandakan pahalanya. Dalam sholat wajib yang kita lakukan lima waktu sehari semalam jelas pada bacaan yang berulang kali kita baca adalah kesaksian kita bahwasanya tiada tuhan Allah SWT dan Nabi Muhammad Saw Utusan Allah SWT. Jauh sebelum kita dilahirkan manusia juga telah bersaksi seperti firman Allah dalam surat Al A’rof ayat 172



ُ ‫َو ِإ ْذ أ َ َخذَ َربُّكَ ِم ۢن بَنِ ٓى َءادَ َم ِمن‬ ‫علَ َٰ ٓى‬ َ ‫ور ِه ْم ذُ ِ ِّريَّت َ ُه ْم َوأ َ ْش َهدَ ُه ْم‬ ِ ‫ظ ُه‬ ۟ ُ‫ش ِه ْدنَا ٓ ۛ أَن تَقُول‬ ۟ ُ‫أَنفُ ِس ِه ْم أَلَ ْستُ ِب َر ِبِّ ُك ْم ۖ قَال‬ ‫وا يَ ْو َم ْٱل ِق َٰيَ َم ِة ِإنَّا ُكنَّا‬ َ ۛ ‫وا بَلَ َٰى‬ َ َٰ ‫ع ْن َٰ َهذَا‬ َ‫غ ِفلِين‬ َ “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian



61 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Kedua: Muraqabah (Kedekatan) Nabi ketika ditanya mengenai “Ihsan”: “Bahawasanya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, maka jika engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihat engkau.” (Hadis riwayat Muslim) Pengertian muraqabah sebagaimana yang dinyatakan oleh AlQuran dan Al-Hadis ialah menghadirkan (merasakan) kebesaran Allah di setiap waktu dan keadaan seterusnya mendampingi kepadaNya



diketika



tersembunyi



ataupun



secara



terang-terangan.



Muraqabah: yaitu seorang mukmin mengamati dirinya sebelum beliau memulakan pekerjaan dan di pertengahan amalnya. Apakah gerakannya dalam mengerjakan amal ketaatan itu semata-mata untuk kepentingan dirinya atau mencari puji-pujian dan dilihat orang, atau geraknya untuk beramal itu semata-mata untuk mencari keridhoan Allah dan kurnia balasan-Nya. Sekiranya amalan yang hendak dilakukannya itu adalah semata-mata kerana Allah, ia akan terus melakukannya. Tetapi



62 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



sekiranya amalan tersebut adalah semata-mata untuk kepentingan hawa nafsunya, ia tidak akan melakukannya. Seterusnya beliau memperteguhkan niat dan keazaman



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Ketiga: Muhasabah (Evaluasi diri ) Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab, yang artinya secara etimologis adalah melakukan perhitungan. Muhasabah merupakan sebuah upaya evaluasi diri (introspeksi) terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya. Baik hal tersebut bersifat vertikal, hubungan manusia dengan Allah. Maupun horizontal, yaitu hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam kehidupan sosial. Para ulama juga memberikan perhatian serius tentang muhasabah. Menurut Imam Al-Ghazali, bahwa Allah Swt., selalu memerhatikan setiap hamba-Nya dan kelak akan mengadili, menimbang dan menghisab setiap amal termasuk kedipan mata dan getaran hati. Manusia tidak akan selamat dari pertanggungjawaban kecuali dengan bermuhasabah. Jika di dunia ini selalu bermuhasabah maka di akhirat akan ringan dalam menghadapi pertanggungjawaban. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Alquran berbunyi,



۟ ُ‫ت ِلغَ ٍد ۖ َوٱتَّق‬ ۟ ُ‫وا ٱتَّق‬ ۟ ُ‫يَا َيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬ ُ ‫ٱّللَ َو ْلت َن‬ ْ ‫س َّما قَدَّ َم‬ َّ ‫وا‬ َّ ‫وا‬ ۚ َ‫ٱّلل‬ ٌ ‫ظ ْر نَ ْف‬ َّ ‫ِإ َّن‬ َ‫ير ِب َما ت َ ْع َملُون‬ ٌ ۢ ِ‫ٱّللَ َخب‬ 63 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS.Al-Hasyr):18). Penjelasan di atas juga diperkuat dalam sebuah hadis yang berasal dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah Saw., bahwa beliau berkata, "Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT". (HR. Imam Turmudzi). Muhasabah akan mewariskan nilai tambah dalam berpikir (basirah), kecerdikan, dan mendidik untuk mengambil keputusan yang lebih cepat dan tepat. Selain itu, muhasabah mampu memperluas pengetahuan dan itu semua didasarkan pada kemampuan hati untuk mengontrol setiap keputusan ataupun kebijakan yang diambil.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Keempat: Mujahadah (Kesungguhan) Tidakkah kita mengambil contoh dari uswah hasanah kita dan para sehabatnya dengan kesungguhan beliulah dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, keridhoan serta keberkahan



64 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



selalu ada pada diri Rasulullah dan padra sahabatnya. Seperti ditunjukkan oleh junjungan baginda s.a.w., Sebagaimana yang diriwayatkan daripada ‘Aisyah bahawa Baginda Ar-Rasul berdiri di waktu malam (ber ibadat) sehinggakan bengkak-bengkak kaki baginda, lalu ‘Aisyah bertanya: “Untuk apakah ini semua sedangkan engkau sesungguhnya telah di ampunkan Allah terhadap apa yang telah dan akan engkau lakukan. Lalu baginda menjawab; “Bukankah aku merupakan seorang hamba yang bersyukur.” Dan Ibn Umar r.a., bahawa beliau telah lalai darisembahyang berjamaah. Oleh itu sebagai deraan ke atas kealpaannya beliau sembahyang keseluruhan malam tersebut. Adalah “Amir bin Abd Qais” sembahyang seribu rakaat setiap hari. Begitu juga “Al-Aswad bin Yazid, “berpuasa sehingga pucat mukanya keletihan”. Ketika Haj “Masruq” tidak tidur melainkan bersujud.” Adalah “Karazun bin Wabarah”, mengkhatamkan Al-Quran tiga kali sehari. Dan masih banyak lagi kesunguhan kesungguhan yang dilakukan orang orang sholeh lainnya hanya untuk mendapatkan keridhoan dan kasih sayang Allah SWT.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Dengan puasa yang telah kita lakukan senantiasa kita telah menjalani Langkah Langkah ketaqwaan kepada Allah SWT, dan bisa



65 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



selalu istiqomah dalam beribadah di sebelas bulan yang akan datang. Aamin Ya Robbalalamin. Akhirnya, marilah kita akhiri ibadah shalat Id kita pada hari ini dengan sama-sama berdoa. *Do’a dan Penutup



66 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



PESAN AL-QUR’AN PADA PENGUASA Ust. Qasthoni Rais, S.Pd (Guru ISMUBA SMP Muhammadiyah 9)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Mengawali khutbah ini, terlebih dahulu marilah kita memuji kebesaran Ilahi dengan mengucapkan, “Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin”. Segala ungkapan puji dan syukur kita tujukan hanya kepada Allah, Pengatur dan Penguasa alam semesta. Atas berkat rahmat Allah-lah, sehingga pada hari ini kita dapat menjalankan perintah agama, yaitu melaksanakan shalat Idul Fitri berjamaah di tempat ini. Kemudian, kita sampaikan shalawat dan salam kepada pemimpin para Rasul dan penutup para Nabi, Muhammad shallalhu ‘alaihi



wasallam yang



telah



diutus



Allah subhanahu



wa



ta’ala sebagai uswah hasanah, tauladan hidup terbaik, bagi manusia. Shalawat dan salam juga kita sampaikan pada keluarga beliau, para shahabat, tabi’in dan tabi’ut-tabi’in serta seluruh kaum Muslimin yang istiqamah berpegang teguh pada ajaran Islam hingga hari kiamat.



67 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Sebagai Muslim, kita ridha Islam sebagai agama dan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga kita semua yang telah menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan melaksanakan shalat Idul Fitri pada hari ini, mendapatkan ampunan Allah dan terbebas dari dosa. Kita mohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar berkenan menjadikan ibadah Ramadhan kita sebagai saksi yang meringankan kelak di yaumul akhir



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Di mana pun di dunia ini, rakyat tentu mendambakan seorang Pemimpin, apakah ia Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, Kepala Desa, lurah dan lain sebagainya, yang dalam jiwanya mengalir nilai-nilai kemanusian, kebenaran dan keadilan. Pemimpin merupakan penentu hidup dan pola perilaku masyarakat yang dipimpinnya. Di tangan pemimpinlah warna kehidupan bangsa/Negara sangat tergantung. Jika seorang pemimpin adil, keadilan akan dengan sangat mudah merayap dalam tatanan kehidupan masyarakat. Begitupun sebaliknya, bila pemimpinnya zalim, maka kehidupan rakyat tertindas dan sengsara. Dalam mahakaryanya, Ihya Ulumuddin, hujjatul Islam Imam al-Ghazali



mengingatkan.



“Sesungguhnya,



kerusakan



rakyat



disebabkan oleh kerusakan para penguasanya. Dan kerusakan penguasa disebabkan oleh kerusakan ulama. Dan kerusakan ulama disebabkan oleh cinta harta dan kedudukan. Dan barang siapa



68 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



dikuasai oleh ambisi duniawi, ia tidak akan mampu mengurus rakyat kecil, apalagi penguasanya. Allah-lah tempat meminta segala persoalan.” Dalam kaitan ini, Allah mengamanahkan pada para penguasa negara dengan firman-Nya:



َّ ‫ص َالة َ َوآت َُوا‬ ‫الز َكاة َ َوأ َ َم ُروا‬ َّ ‫ض أ َ َقا ُموا ال‬ ِ ‫الَّذِينَ ِإن َّم َّكنَّا ُه ْم ِفي ْاأل َ ْر‬ ‫ور‬ ِ ‫ِب ْال َم ْع ُر‬ َ ِ‫ع ِن ْال ُمن َك ِر ۗ َو ِ َّّلل‬ َ ‫وف َونَ َه ْوا‬ ِ ‫عا ِق َبةُ ْاأل ُ ُم‬ “Orang-orang mukmin adalah orang-orang yang ketika Kami beri kekuasaan di muka bumi, mereka melaksanakan shalat, membayar zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Di akhirat kelak, hanya Allah-lah pemberi balasan atas semua amal manusia.” (Q.s. Al-Hajj: 41) Inilah pesan Al-Qur’an kepada para penguasa. Ayat ini secara spesifik mengingatkan kepada penguasa muslim, yang mendapat amanah kekuasaan mengelola pemerintahan negara, agar mereka melaksanakan shalat, menunaikan zakat, serta menyuruh anggota masyarakatnya agar berbuat yang ma’ruf serta mencegah dari yang munkar. Penguasa berkewajiban memfasilitasi rakyatnya untuk melakukan kebaikan dan menjauhi segala bentuk kemungkaran. Al-Qur’an telah menjadikan amar ma’ruf nahi munkar, yaitu menyuruh manusia berbuat baik, mencegah perbuatan jahat, sebagai identitas generasi terbaik di dunia. Oleh karena itu, para penguasa



69 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



pusat maupun daerah, harus menjadikan perintah ini sebagai program utama pemerintahannya. Islam tidak menghendaki manusia berkubang dalam dosa, sehingga masyarakat harus diselamatkan dari kemungkaran dan kemaksiatan. Allah berfirman:



َ َ‫صيبَ َّن الَّذِين‬ َّ ‫صةً ۖ َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن‬ َّ ‫ظلَ ُموا ِمن ُك ْم خَا‬ ِ ُ ‫َواتَّقُوا ِفتْنَةً َّال ت‬ َ‫َّللا‬ ‫ب‬ َ ِ ‫شدِيدُ ْال ِعقَا‬ “Wahai kaum mukmin, janganlah kalian membiarkan adanya kemungkaran di sekitar kalian. Sebab jika adzab Allah turun, tidak hanya menimpa orang-orang yang berbuat kemungkaran saja, bahkan juga menimpa orang-orang shalih yang berada di tengah mereka. Ketahuilah bahwa adzab Allah itu sangat keras”. (Q.s. AlAnfal: 25) Selanjutnya, Imam al-Ghazali menekankan, bahwa aktivitas amar ma’ruf dan nahi munkar adalah kutub terbesar dalam urusan agama. Ia adalah sesuatu yang penting, dan karena misi itulah, maka Allah mengutus para nabi. Jika aktivitas amar ma’ruf nahi munkar hilang, maka syiar kenabian hilang, agama menjadi rusak, kesesatan meluas, kebodohan akan merajalela, satu negeri akan binasa. Jujur diakui, di zaman ini kema’rufan telah digerus oleh derasnya arus kemunkaran. Begitu mudahnya kemunkaran masuk ke dalam rumah-rumah kaum muslimin, melalui media cetak dan elektronik, yang setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat.



70 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Nampaknya, sebagian besar dari poin-poin yang diperingatkan Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam kini sudah terjadi. Seorang istri atau suami selingkuh sudah sering kita dengar. Begitupun, terjadinya pelacuran, seks bebas dikalangan remaja, LGBT, miras, narkoba, pencuri, perampok, pembunuhan, judi, korupsi, dekadensi moral, sudah jadi budaya. Sementara pemuda fasiq yang menyebarkan paham sesat atheisme, liberalisme, zionisme, salibisme, sehingga yang ma’ruf menjadi munkar, dan yang munkar menjadi ma’ruf, sudah tersebar di negeri kita. Sebaliknya yang terjadi, dakwah kepada Islam dan syari’atnya dianggap radikal atau garis keras. Dan para da’i pun dituduh sebagai fundamentalis, ekstrimis, fanatik, yang posisinya selalu tertuduh. Bahkan ada upaya pihak tertentu membenturkan ulama dengan penguasa; dengan membentuk tim asistensi hukum, yang tugasnya memantau, mengawasi manakah ucapan, aksi dan perbuatan masyarakat yang dapat dkategorikan melanggar hukum untuk ditindak hingga dipenjara. Lebih buruk dari semua ini manakala hati masyarakat telah mati atau sakit, setelah lamanya bergaul dengan kemungkaran dan mendiamkannya, sehingga kehilangan rasa religiusitasnya. Oleh karena itu, barang siapa yang diberikan kekuasaan oleh Allah, lalu ia menjalankan perintah Allah, maka ia akan memperoleh akibat yang baik. Sebaliknya, barang siapa yang diberikan kekuasaan oleh Allah, namun ia mengedepankan hawa nafsunya, maka



71 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



meskipun ia memperoleh kekuasaan dalam waktu tertentu, namun akibatnya tidak baik dan kepemimpinannya tercela. Ulama dan Umara menjadi barometer yang menentukan lemah atau kuatnya sebuah negara. Apabila masyarakat dan negara dipimpin oleh penguasa yang zalim, sedangkan ulamanya menjadi corong penguasa, sementara Syariat Islam dicampakkan dan dimusuhi, maka kehancuran negara dan masyarakat sudah berada di depan mata. Sebaliknya, apabila penguasanya adil, para ulamanya bersikap tegas, berani dan ikhlas, menjaga pelaksanaan Syariat Islam, maka itulah sebaik-baiknya masyarakat dan negara yang kita dambakan bersama.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Maka di akhir khutbah ini saya ingin mengajak hadirin sekalian marilah kita tetap teguh dalam keislaman kita. Janganlah terbawa arus kehidupan dan terombang ambing oleh keadaan sekeliling kita. Marilah kita rajut lagi benang yang pernah kusut, marilah tegakkan lagi persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Kembalilah kepada tugas kita masing masing dengan penuh kesungguhan dan kejujuran. Biarlah Allah yang akan menghukumi siapa yang bersalah. “fa’fuu wash fahu hatta ya’tia Allah bi amrihi. InnAllaha ‘ala kulli syai’in qodiro” Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 109)



72 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Marilah kita berdo’a dengan meluruskan niat, membersih-kan hati dan menjernihkan pikiran, semoga Allah berkenan menerima ibadah puasa Ramadhan kita dan mengampuni dosa-dosa kita. *Do’a dan Penutup



73 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



CIRI-CIRI ORANG YANG MERUGI SAAT IDUL FITRI Usth. Nurul Fatimah, S.Pd.I (Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita sekalian, sehingga kita bisa merampungkan puasa pada Ramadan kemarin dan hari ini kita bertemu dengan hari raya Idul Fitri, yang moga bawa berkah bagi kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurah pada suri tauladan kita dan menjadi akhir zaman, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada istri beliau—Ummahatul Mukminin— dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum, serta yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Dengan gema takbir, tanda bahwa kita telah menyelesaikan puasa wajib di bulan Ramadan. Moga amal-amal kita diterima,



74 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



amalan puasa kita diterima, shalat malam kita diterima, serta sedekah dan kebaikan kita lainnya di bulan Ramadan, dan kita harap bisa istiqamah setelah itu.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Di hari Idul Fitri 1441 H, kami ingin menyampaikan khutbah yang cukup sederhana yaitu ciri - ciri orang yang merugi saat Idul Fitri ini. Siapa saja mereka? Kita berharap, kita tidak termasuk di dalamnya dan selamat dari sifat-sifat jelek yang ada. Pertama: Yang belum sadar Shalat Fardu hingga Idul Fitri Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



ِّ ِ ‫الر ُج ِل َوبَيْنَ ال‬ ‫صالَ ِة‬ َّ ‫ ت َْركَ ال‬، ‫ش ْر ِك َوال ُك ْف ِر‬ َّ َ‫إِ َّن بَيْن‬ “Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik dan kufur itu adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, no. 82) Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan, “Jika seseorang meninggalkan shalat, maka tidak ada antara dirinya dan kesyirikan itu pembatas, bahkan ia akan terjatuh dalam syirik.” (Syarh Shahih Muslim, 2:64)



75 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Kedua: Yang belum pernah menginjakkan kakinya di masjid hingga Ramadhan usai Padahal jika kita dalam keadaan sehat, punya penglihatan yang jelas, tidak ada penghalang untuk ke masjid tentu wajib untuk menunaikan shalat berjamaah di masjid. Dari



Abu



Hurairah radhiyallahu



‘anhu,



ia



berkata,



“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kedatangan seorang lelaki yang buta. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki seorang penuntun yang menuntunku ke masjid.’ Maka ia meminta kepada Rasulullah shallallahu keringanan



sehingga



‘alaihi dapat



wa



sallam untuk



shalat



di



memberinya



rumahnya.



Lalu



Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya keringanan tersebut. Namun ketika orang itu berbalik, beliau memanggilnya, lalu berkata kepadanya, “Apakah engkau mendengar panggilan shalat?’ Ia menjawab, ‘Ya.’ Beliau bersabda. “Maka penuhilah panggilan azan tersebut.’ (HR. Muslim, no. 503)



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Ketiga: Yang memikirkan ibadah hanya di bulan Ramadhan saja Di antara salaf, ada yang bernama Bisyr pernah menyatakan,



‫صا ِل َح الَّذِي‬ َ ‫س القَ ْو ُم الَ يَ ْع ِرفُ ْونَ هللاَ َحقًّا إِالَّ فِي‬ َّ ‫ضانَ إِ َّن ال‬ َ ‫ش ْه ِر َر َم‬ َ ْ‫بِئ‬ ‫سنَةَ ُكلَّ َها‬ َّ ‫يَتَعَبَّدُ َو يَجْ ت َ ِهدُ ال‬ 76 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



“Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. Ingat, orang yang shalih yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun.” (Lathaif AlMa’arif, hlm. 390) Keempat: Yang merugi tidak mendapatkan lailatul qadar, hanya memikirkan persiapan lebaran saja dengan berada di mall-mall Ada yang malam ke-27 Ramadan malah satu keluarga jalanjalan ke mall di saat masjid-masjid penuh dengan orang yang iktikaf. Mereka yang di masjid sibuk mencari Lailatul Qadar, karena Lailatul Qadar di masa Nabi pernah terjadi di malam ke-27. Apa kerugiannya? Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,



ُ ‫سابًا‬ ‫غ ِف َر لَهُ َما تَقَد ََّم ِم ْن ذَ ْن ِب ِه‬ َ ِ‫ام لَ ْيلَةَ ْالقَد ِْر إِي َمانًا َواحْ ت‬ َ َ‫َم ْن ق‬ “Barang siapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosadosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901) Keutamaan seperti ini juga rugi tidak ia dapatkan,



‫ش ْه ٍر‬ َ ‫ف‬ ِ ‫لَ ْيلَةُ ْالقَد ِْر َخي ٌْر ِم ْن أ َ ْل‬ “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadar: 3).



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia



77 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Padahal bulan Ramadan itu penuh ampunan dan rahmat, sehingga jika keluar dari Ramadan, keadaan seharusnya adalah mendapatkan banyak ampunan lewat amalan puasa, shalat tarawih, shalat pada malam lailatul qadar, dan membayar zakat fitrah. Qatadah mengatakan, “Siapa saja yang tidak diampuni di bulan Ramadhan, maka sungguh di hari lain ia pun akan sulit diampuni.” (Lathaif AlMa’arif, hlm. 370-371) Ulama salaf mengatakan kepada sebagian saudaranya ketika melaksanakan shalat Id di tanah lapang, “Hari ini suatu kaum telah kembali dalam keadaan sebagaimana ibu mereka melahirkan mereka.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 366) Apa yang harus kita lakukan ba’da Ramadan adalah berusaha istiqamah, berdoa agar amal kita diterima, dan berharap agar bisa lagi berjumpa dengan Ramadan berikutnya. Sebagian ulama sampai-sampai mengatakan, “Para salaf biasa memohon kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Kemudian enam bulan sisanya, mereka memohon kepada Allah agar amalan mereka diterima.” *Do’a dan Penutup



78 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



HIKMAH HARI RAYA IDUL FITRI Ust. H. Muhammad Khaidir, S.Pd. (Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Ramadhan telah meninggalkan kita, banyak pesan dan kesan yang tentunya melekat dihati kita. Hari kemenangan Idul fitri yang pagi ini kita rayakan, ibaratnya adalah sebagai puncak proses kehidupan terhadap perjalanan rohani kita, pada bulan-bulan sebelumnya kita telah menempuh perjalanan hidup, naik turunnya perjalanan,



menyelesaikan



permasalahan



dan



menikmati



keberhasilan, berlari mengejar kesuksesan dan berdiam diri menyesali kegagalan. Puasa ramadhan yang baru saja kita lalui, adalah ibarat tangga yang terus kita daki, untuk mengantarkan tingkatan derajat kita, ke tempat yang tertinggi, yaitu “fitrah”. Yang artinya adalah kembali suci, tidak memiliku dosa apapun.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Oleh karena itu, kesucian dan kebersihan jiwa adalah modal utama untuk melangkah, melanjutkan proses perjalanan hidup,



79 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



menghadapi permasalahan-permaslahan yang ada dihadapan kita, maka sangat disayangkan bila jiwa kita yang sudah bersih ini kita kotori lagi dengan hal-hal yang berbau maksiat, kejahatan dan sifatsifat buruk didalam diri. Dengan berpuasa, kita seperti masuk dalam sebuah kelas training center, kita di didik untuk bersikap yang luhur, mengendalikan diri, menahan hawa nafsu, menahan amarah yang tak tentu arah, maka akan melahirkan sikap manusia yang berkarakter. Begitu juga dengan kebiasaan menahan lapar dan dahaga, kita dilatih untuk memiliki kepekaan dan empati, serta berperasa kepada orang lain yang serba kekurangan. Maka Ramadhan ibarat lembaga training center yang sempurna, lulusannya menghasilkan pribadi-pribadi insan yang berkarakter.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Puasa ramadhan yang kita laksanakan sebulan penuh, hendaknya membekas dan berkesan didalam kehidupan kita, kita harus mempraktekkan ibadah-ibadahnya diluar bulan ramadhan, seperti menahan amarah, sabar, tidak berbuat maksiat adalah ibadah puasa batiniyah, sedangkan ibadah zhohiriyah adalah kebiasaan qiyamul lail atau terawih, perbanyak shalat sunnah dan tadarus alqur’an. Dan inilah yang sesungguhnya, yaitu puasa menghadapi kehidupan.



80 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Kita harus menyadari bahwa setan tidak akan pernah tinggal diam, menyaksikan umat manusia merayakan kemenangan Idulfitri, dia selalu menjerumuskan kita, dengan berbagai umpan dan godaan, dengan berbagai macam kesenangan, kemeriahan, dan sikap yang berlebih-lebihan.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Sebagai orang yang beriman tentu kita menginginkan adanya peningkatan dan perbaikan kualitas hidup dan ibadah kita, yang mengarah kepada sebutan “manusia yang bertakwa dihadapan Tuhannya”. Nilai ketaqwaan adalah pintu dari segala amal soleh dan amal ibadah yang kita lakukan. Ketaqwaan yang kita bina hendaknya memberikan efek positif bukan saja untuk diri pribadi kita, namun juga untuk masyarakat dan lingkungan kita. Amal soleh atau perbuatan-perbuatan yang dianjurkan setelah sholat iedul fitri ini adalah: Pertama: Saling bermaaf maafan Seperti tertuang dalam Q.S. An-Nuur ayat 22, yang artinya adalah “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada, apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Memberi maaf kepada orang lain juga termasuk akhlak yang mulia, maka hendaknya kita menjadi orang yang berjiwa besar untuk



81 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



mau meminta maaf atau memberi maaf kepada orang lain sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-A’raf ayat 199:



َ‫ع ِن ْال َجا ِهلِين‬ ْ ‫ف َوأَع ِْر‬ ِ ‫ُخ ِذ ْالعَ ْف َو َوأْ ُم ْر بِ ْالعُ ْر‬ َ ‫ض‬ "Jadilah



engkau



pemaaf



dan



serulah



orang-orang



mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." Firman tersebut maknanya adalah engkau harus memaafkan orang yang mendzalimimu, engkau harus memberi kepada orang yang kikir kepadamu dan engkau harus menjalin hubungan dengan siapapun yang memutuskan hubungan denganmu. Kedua: Bersilaturrahmi Banyak cara untuk menyambung tali silaturahmi. Misalnya dengan cara saling berziarah (berkunjung), saling memberi hadiah, apalagi dizaman era digital saat ini tehnologi bisa kita manfaatkan dengan gawai, terkait pula dimasa pandemic saat ini, atau dengan pemberian yang lain. Sambunglah silaturahmi itu dengan berlemah lembut, berkasih sayang, wajah berseri, memuliakan, dan dengan segala hal yang sudah dikenal manusia dalam membangun silaturahmi. Dengan silaturahmi, pahala yang besar akan diproleh dari Allah Azza wa Jalla. Silaturahim menyebabkan seseorang bisa masuk ke dalam surga. Silaturahim juga menyebabkan seorang hamba tidak akan putus hubungan dengan Allah di dunia dan akhirat. Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim,



82 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Dari Abu Ayyûb al-Anshârî: “Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi engkau



yang



katakan?”



Lalu



orang



itupun



mengulangi



perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:



“Engkau



menyekutukannya



beribadah



dengan sesuatu



kepada pun,



Allah



dan



menegakkan



tidak shalat,



membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”. Silaturahmi juga merupakan faktor yang dapat menjadi penyebab umur panjang dan banyak rizki. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:



َ ‫س‬ ُ‫ص ْل َر ِح َمه‬ ِ َ‫سأ َ لَهُ فِي أَث َ ِر ِه فَ ْلي‬ َ ‫ط لَهُ فِي ِر ْزقِ ِه أ َ ْو يُ ْن‬ َ ‫س َّرهُ أ َ ْن يُ ْب‬ َ ‫َم ْن‬ “Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. [Muttafaqun ‘alaihi].



83 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Di hadits lain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:



َ َ‫َّللاُ َو َم ْن ق‬ َّ ُ‫ص َله‬ ‫ط َعنِي‬ َّ َ ‫صلَنِي َو‬ َ ‫الر ِح ُم ُم َعلَّقَةٌ ِب ْال َع ْر ِش تَقُو ُل َم ْن َو‬ َ ‫َق‬ َّ ُ‫ط َعه‬ ُ‫َّللا‬ “Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata: “Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya”. [Muttafaqun ‘alaihi].



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Demikianlah di antara uraian khutbah pada pagi hari yang penuh berkah ini, kita berharap semoga Allah SWT memberikan taufik, hidayah dan karunianya kepada keluarga kita, dan masyarakat Indonesia. Dan kita selalu diberikan kesabaran atas segala situasi dan kondisi yang melingkupi kita saat ini. *Do’a dan Penutup



84 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



AIR MATA RASULULLAH SAW Usth. Asih Setiyo Wati, S.Pd. (Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Pada kesempatan melaksanakan haji wada, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkhotbah dan beliau menyinggung tentang wahyu terakhir yang baru saja diterimanya dari Malikat Jibril. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan bahwa Jibril tidak akan datang lagi menemuinya. Mendengar berita itu, para sahabat menjadi sangat gembira sebab menganggap bahwa Islam telah sempurna. Sebaliknya, Abu Bakar justru tidak memperlihatkan kegembiraan. Ia nampak sedih dan menahan duka yang mendalam. Saat itu juga ia langsung pulang dan mengunci diri dalam kamar sambil menumpahkan segala kesedihannya. Melihat Abu Bakar bersikap demikian, para sahabat cepat memburu ke rumahnya dan menanyakan kepada Abu Bakar mengapa ia bersedih dan tidak menampakkan kegembiraan. Abu Bakar menjawab: “Apakah kalian tidak tahu bahwa agama ini telah sempurna kata Rasulullah? apakah kalian juga tidak menyadari jika datang kesempurnaan itu pertanda akan datang kekurangan? Tidakkah kalian sadari bahwa hal itu merupakan isyarat bahwa tidak



85 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



lama lagi Rasulullah akan berpisah dengan kita selamanya? Bila Rasulullah telah tiada, apa yang akan terjadi? Tiada lain, akan muncul berbagai persoalan baru. Sanggupkah kita mengatasi berbagai persoalan itu? itulah yang aku pikirkan.” kata Abu Bakar panjang lebar. Mendengar perkataan Abu Bakar tersebut, para sahabat kemudian bergegas menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan bertanya: “Benarkah apa yang dikatakan Abu Bakar itu ya Rasul?” “Benar.” jawab Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Mendengar jawaban tersebut, para sahabat tak kuasa menahan tangis. Mereka merasakan kesedihan yang mendalam karena akan ditinggalkan oleh manusia yang amat mereka cintai. Betapa tidak, siang dan malam jiwa dan raga dipertaruhkan untuk melindungi keselamatan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Cinta mereka kepada nabinya melebihi segala-galanya. Mereka rela mempertaruhkan jiwa dan raga hanya untuk melindungi keselamatan Rasulullah yang amat mereka cintai. Mereka ikhlas memberikan harta kekayaan miliknya demi perjuangan menegakkan Islam. Sementara yang amat mereka cintai itu kini berada di ambang kematian. Tak lama setelah itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun sakit keras dan berada dalam keadaan kritis. Rasulullah saat itu sangat tidak berdaya berada di pangkuan putrinya Siti Fatimah. Sesaat ketika malaikat maut menjemput, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam masih sempat berwasiat dengan ucapan: “Ummati, ummati,



86 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



ummati (Ummatku, ummatku, ummatku)”. Beliaupun kemudian menghembuskan nafasnya yang terakhir, kembali ke haribaan yang menciptakannya. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’un.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Dari ucapannya yang singkat itu, tampak seperti ada yang dicemaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terhadap ummat yang akan ditinggalkannya. Apa sebenarnya yang beliau risaukan?



Apakah



beliau



khawatir



meninggalkan



jabatan



kenabiannya, meninggalkan harta kekayaan, meninggalkan istri-istri yang mencintainya, ataukah beliau khawatir meninggalkan putraputrinya? Tidak kaum muslimin. Rasulullah tidak pernah cemas meninggalkan kedudukannya sebagai nabi dan rasul serta sebagai kepala pemerintahan saat itu, sebab Rasulullah bukanlah orang yang haus akan jabatan dan kedudukan. Beliau justru merisaukan ummatnya yang memegang jabatan dan kedudukan tertentu, karena kedudukan dan jabatan terkadang menjadi penyebab putusnya tali silaturrahmi. Karena kedudukan, manusia bisa melupakan Tuhannya. Karena kedudukan, manusia berani menggadaikan akidahnya. Karena kedudukan, barang yang haram dapat menjadi halal, judi dikemas menjadi sumbangan berhadiah, prostitusi disulap sebagai panti pijat. Bahkan karena kedudukan pula terkadang manusia sampai hati menjerumuskan saudaranya yang seiman.



87 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Apakah Rasulullah cemas karena akan meninggalkan harta kekayaan? Tidak sama sekali. Sebab Nabi sendiri bukanlah orang kaya. Bahkan beliau dikenal sebagai Abu Masaakin, bapaknya para fakir dan miskin. Yang dirisaukan Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah ummatnya yang telah ditunggangi dan dikendaliakan oleh harta kekayaan. Sehingga ada manusia yang hidup dan matinya sematamata untuk memburu kekayaan, ia tidak lagi ingat untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Rasulullah risau terhadap perilaku manusia yang kekenyangan sementara tetangganya berada dalam kelaparan. Rasulullah pun risau kepada orang yang selalu bermasa bodoh terhadap saaudaranya yang berada dalam kesusahan. Rasulullah pun sangat khawatir meninggalkan orang yang mabuk kekayaan, yang dengan kekayaannya itu ia sanggup membeli apa saja yang diinginkannya tanpa memperhatikan batasan halal dan haram.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Apakah Rasulullah bersedih karena akan meninggalkan istriistrinya? Tidak. Karena beliau sangat mengetahui dan percaya akan bakti dan kesetiaan istri-istrinya itu. Yang justru beliau risaukan adalah para istri dan para wanita di akhir zaman nanti. Sebab banyak istri yang tidak lagi merasa berdosa apabila berbuat kesalahan kepada



88 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



suaminya. Ia merasa memiliki hak yang sama dalam segala hal dengan suaminya, maka untuk keluar rumah pun, ia tidak lagi merasa perlu meminta izin kepada suaminya.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Pada hari ini, Allah subhanahu wa ta'ala membukakan pintu taubat bagi siapa saja yang berimana dan bertakwa kepada-Nya. Melalui ibadah ramadhan, dosa kita kepada Allah akan terampuni. Tetapi kita tidak hanya berbuat dosa kepada Allah semata, melainkan juga kepada sesama manusia. Dan Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan memberi ampunan sebelum kita meminta maaf kepada yang bersangkutan. Mengapa kita diwajibkan untuk memuliakan ayah dan ibu. Rasanya tak cukup waktu untuk menjawabnya. Namun secara ringkas dapat dijelaskan bahwa ibu telah mengandung kita sembilan bulan lamanya, tak pernah merasa jengkel dan terbebani karena ada jabang bayi dalam perutnya. Ia bersih dari pamrih, tak berharap balasan dari sang bayi yang dikandungnya itu. Sebaliknya, ibu akan merasa bahagia jika anaknya merasakan kebahagiaan, dan ibu akan turut merasakan kesedihan jika anaknya mengalami kesusahan. Sang ibu tak akan makan sebelum anaknya makan, dan tak akan berpakaian bagus jika anaknya belum dibelikannya pakaian. Pantaslah kiranya jika air mata kebahagiaan seorang ibu akan menjadi rahmat dan jaminan kebahagiaan bagi anaknya. Sebaliknya,



89 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



air mata kepedihan seorang ibu karena ulah sang anak, akan menjadi laknat bagi kehidupan sang anak. Pengorbanan seorang ayah juga tak ada tandingannya. Baginya tak ada istilah hina dalam menekuni pekerjaan, demi agar sang anak menjadi manusia berguna. Akan tetapi sayangnya, ada sebagian orang yang merasa rendah diri dan hina jika keadaan dan penampilan ayahnya tidak sehebat ayah temannya. Padahal sang ayah sendiri tidak lagi perduli akan keadaan dirinya. Sang ayah tak lagi memperhatiakan sehat dan sakit, asalkan anak dan istrinya dapat hidup dengan layak. Jika kita hitung dengan penuh kesadaran, maka betapa ayah dan ibu telah mengorbankan segalanya untuk hidup anaknya. Pantaslah jika kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menggariskan bahwa ridha dan laknat Allah tergantung pada ridha ayah dan ibu. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: Ridhallaahi fii ridha waalidayni. Wa sukhatul llahi fii sukhatil waalidayni. Artinya: “Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan ibu bapak, dan kebencianNya pun ada pada kebencian keduanya.” (HR. Tirmidzi)



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Dengan saling memaafkan dalam merayakan idul fithri ini, kita akan kembali kepada fitrah kesucian. Dosa-dosa yang kita miliki terhadap sesama manusia terhapuskan sudah, dan tercipta kembali



90 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



suasana kekeluargaan dan persaudaraan yang akan menentramkan batin. Dimana anak terisak dipangkuan orang tuanya, suami istri merajut kembali cinta kasih yang mulai pudar, begitu pula sesama saudara, teman, kerabat, tetangga dan relasi saling bertegur sapa menghidupkan kembali solidaritas dan kepekaan sosial demi terciptanya ketentraman kehidupan keluarga dan masyarakat. Allah subhanahu wa ta'ala memberikan ujian kepada hambaNya dengan adanya wabah pandemi Covid-19 pada Ramadhan 1441 H. Bencana yang kian meraja mengingatkan kita sebagai hambaNya yang telah banyak melakukan dosa dan kesalahan. Tak sedikit air mata yang tumpah atas berbagai ujian yang diberikan oleh Allah, namun hal itu harus mampu membuat kita semakin bersyukur dan mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dengan ribuan doa kita memohon ampun kepada Allah atas segala kekhilafan yang selama ini manusia perbuat. Marilah kita syukuri nikmat karunia Allah subhanahu wa ta'ala kepada kita hari ini, dimana kita telah sampai dan dapat berlebaran dengan penuh limpahan rahmat dan anugerahNya. Marilah pula kita panjatkan doa kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, mengakui segala kekurangan dan kelemahan kita sembari memohon ampun dan taubat atas segala dosa dan kesalahan yang kita lakukan di masa-masa silam. *Do’a dan Penutup



91 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



HIKMAH DIBALIK MUSIBAH COVID 19 Usth. Jihan Hasanati, S.Pd.I (Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Hari ini kita umat Islam di seluruh dunia tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1441 H. Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil yang mengagungkan asma Allah berkumandang menyambut hari raya ini. Jutaan manusia, dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai ungkapan rasa syukur dan sikap penghambaan manusia kepada Allah SWT. Namun, ada yang berbeda dari bulan Ramadhan dan Idul Fitri kali ini, Allah SWT memberikan umat nya cobaan yang berat, manusia berada dalam suasana pandemi global. Hal ini dirasakan oleh hampir seluruh dunia termasuk Indonesia. Dalam masa pandemi corona ini umat Islam diinstruksikan untuk berpuasa dan melaksanakan ibadah yang mengiringinya di rumah, termasuk dalam pelaksanaan Sholat Idul Fitri. Sebagaimana diberitakan bahwa virus corona ini bisa menyerang siapa pun. Tua, muda, kaya, miskin, laki-laki, perempuan, muslim, non muslim, orang yang shalat, orang yang tidak shalat.



92 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Siapa pun tanpa terkecuali. Hal ini mengingatkan kita akan apa yang ditanyakan Zainab binti Jahsy radliyallahu ‘anhu kepada Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:



‫صا ِل ُحونَ ؟‬ َّ ‫أَنَ ْه ِلكُ َوفِينَا ال‬ “Apakah kita akan binasa, padahal di antara kita masih ada orang-orang yang shalih?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:



ُ ‫نَ َع ْم ِإذَا َكث ُ َر ْال َخ َب‬ ‫ث‬ “Iya, jika dosa dan maksiat sudah banyak dilakukan” (HR Muslim). Melalui wabah virus corona, kita diingatkan bahwa dosa, maksiat, dan kemungkaran telah mewabah di lingkungan kita, di masyarakat kita. Melalui virus ini, kita juga ditegur bahwa banyak di antara kita yang acuh tak acuh terhadap kemungkaran yang menjalar di tengah-tengah kita. Kemungkaran, dosa dan maksiat itulah yang mengundang azab Allah kepada kita semua. Kita diingatkan untuk lebih giat lagi dalam beramar makruf dan bernahi mungkar. Tentu amar makruf kita harus dilandasi ilmu sehingga kita dapat beramar makruf dengan cara yang makruf, dengan cara yang baik, dan bernahi mungkar dengan cara yang tidak mungkar.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْك َب ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia



93 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Melalui virus corona, kita juga diingatkan untuk semakin mendekatkan diri kita kepada Allah dengan ibadah, dzikir dan lain sebagainya. Ibadah akan menenteramkan jiwa dan menenangkan hati. Ketenteraman dan ketenangan hati inilah yang menjadi salah satu faktor yang membuat daya tahan tubuh kita semakin kuat dan sistem imun dalam tubuh kita bekerja dengan baik. Kita diingatkan untuk tawakal kepada Allah. Tawakal adalah menyerahkan hasil akhir ikhtiar kita kepada Allah. Karena kita hanya bisa berusaha, tapi Allahlah yang menentukan segalanya. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan supaya kita terhindar dari virus corona tidaklah bertentangan dengan tawakal kepada Allah. Tawakal dilakukan setelah ikhtiar yang maksimal dari kita. Dalam Shahih Ibnu Hibban diceritakan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Apakah aku melepas (tidak mengikat) untaku dan bertawakal kepada Allah?. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ikatlah dan bertawakkal-lah kepada Allah” (HR Ibnu Hibban). Virus corona mengingatkan kepada kita untuk selalu menjaga kesucian dan kebersihan. Penelitian membuktikan bahwa menjaga kebersihan adalah salah satu tindakan preventif yang efektif untuk menangkal berbagai virus, kuman dan bakteri yang membahayakan tubuh kita. Islam menganjurkan kita untuk hidup bersih dan suci melalui wudlu yang wajib maupun wudlu sunnah, mandi wajib dan sunnah, menyucikan benda yang terkena najis dan lain sebagainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:



94 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



َ‫ظافَة‬ َ َّ‫يف ي ُِحبُّ الن‬ ٌ ‫إِ َّن هللاَ ن َِظ‬ “Sesungguhnya Allah Mahasuci dari segala kekurangan, dan mencintai kebersihan (badan dan pakaian)” (HR at-Tirmidzi) Virus corona juga mengingatkan kita akan arti penting sabar dan syukur. Bersyukur apabila kita dihindarkan dari segala macam musibah dan bersabar pada saat kita ditimpa musibah. Syukur dan sabar adalah senjata bagi seorang mukmin dalam mengarungi kehidupan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:



‫ْس ذَلِكَ أل َ َح ٍد ِإالَّ ِل ْل ُمؤْ ِم ِن‬ َ َ ‫ع َجبًا أل َ ْم ِر ْال ُمؤْ ِم ِن ِإ َّن أ َ ْم َرهُ ُكلَّهُ لَهُ َخي ٌْر َولَي‬ ‫صبَ َر‬ َ ‫س َّرا ُء‬ َ ُ‫صابَتْه‬ َ ُ‫صابَتْه‬ َ ‫ض َّرا ُء‬ َ َ ‫ش َك َر فَ َكانَ َخي ًْرا لَهُ َوإِ ْن أ‬ َ َ ‫إِ ْن أ‬ ُ‫فَ َكانَ َخيْرا ً لَه‬ “Sungguh



menakjubkan



perkara



orang



mukmin,



sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya, dan hal itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang mukmin. Jika diberi sesuatu yang menggembirakan, ia bersyukur, maka hal itu merupakan kebaikan baginya, dan apabila ia ditimpa suatu musibah ia bersabar, maka hal itu juga baik baginya” (HR Muslim) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:



َ ‫علَى‬ ‫علَ ْي ِه‬ ِ ‫ظ ْه ِر ْاأل َ ْر‬ َ ‫ْس‬ َ ‫ِي‬ َ ‫ض لَي‬ َ ‫َو َما َيزَ ا ُل ْال َب َال ُء ِب ْال َع ْب ِد َحتَّى َي ْمش‬ ٌ‫َط ْيئ َة‬ ِ ‫خ‬



95 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



“Bala’ akan terus menimpa seorang hamba sehingga ia berjalan di atas muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa sama sekali” (HR Ahmad dan lainnya). Di tengah-tengah suasana COVID-19 ini, mari kita laksanakan himbauan



Pemerintah



untuk



menjaga



kesehatan



dengan



membudayakan hidup bersih dan sehat serta makanan yang bergizi, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan tetap beribadah, belajar dan bekerja di rumah. Sabda Rasulullah SAW: “Janganlah Engkau



jadikan



rumah-rumahmu



sebagai



kuburan



karena



sesungguhnya Syaitan akan lari dari rumah-rumah yang di dalamnya dibacakan Surat Al Baqarah”. Setelah kita melaksanakan ibadah di rumah, mari kita sinari rumah kita dengan shalat, qiroatul Qur’an dan shalawat serta menjauhkan diri dari godaan syaitan. Kini tinggallah harapan dan doa, semoga Allah SWT Yang Maha Pengampun berkenan mencurahkan magfirah atas segala dosa dan kesalahan kita, sehingga sejak pagi ini kita memulai kehidupan baru, kehidupan yang diwarnai dengan kebersihan dan kesucian jiwa. Tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan dari pada perpisahan dengan Ramadhan. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Di dalamnya kita semua dihantarkan secara perlahan menuju kepada titik fitrah, yaitu titik penciptaan kita yang bersih dan suci. Karena itu tidaklah mungkin manusia akan mencapai kesempurnaan dirinya tanpa kembali ke titik asal diciptakannya. Itulah titik di mana manusia benar-benar menjadi manusia. Bukan manusia yang penuh lumuran dosa dan kekejaman.



96 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Bukan



manusia



yang



dipenuhi



gelimang



kemaksiatan



dan



kedzaliman.



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Mengakhiri khutbah ini, marilah kita berdoa kepada Allah SWT mengakui segala kekurangan dan kelemahan kita sembari memohon ampun dan taubat atas segala dosa dan memohon agar musibah wabah covid 19 cepat berakhir. *Do’a dan Penutup



97 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



TIGA NILAI IBADAH PUASA Ust. Ali Yusuf Syakir, S. H. I, S. E. Sy, M. H (Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 5)



*Muqaddimah



‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬ َ ‫هللاُ ا َ ْكبَ ُر اَهللُ ا َ ْكبَ ُر َو َ ه‬ Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia. Ibadah puasa Ramadhan memberi nilai pendidikan yang amat penting dalam kehidupan manusia. Paling tidak ada tiga nilai pembinaan ibadah puasa yang akan kita bahas dalam kesempatan khutbah yang singkat ini. Pertama, ibadah puasa membina kita untuk memperkokoh hubungan vertikal atau hubungan ke atas yakni kepada Allah SWT. yang sering disebut dengan hablum minallah. Sebenarnya Allah SWT. telah menyatakan bahwa dia amat dekat dengan manusia. Begitu dekatnya sehingga Allah SWT selalu mengetahui apa yang dilakukan oleh manusia. Bahkan mengetahui pembicaraan mereka yang bersifat rahasia termasuk apa yang ada dalam hatinya yang tersembunyi. Ini berarti manusia tidak lepas dari pengawasan Allah SWT. Manusia menyadari betapa Allah SWT. begitu dekat dan selalu tahu atas apa yang dilakukannya niscaya manusia tidak akan melakukan penyimpangan dari ketentuan ketentuannya.



98 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Setidaknya begitulah yang ditunjukkan oleh seorang pengembala pada masa Umar Bin Khattab menjadi khalifah yang tidak mau menjual susu kambing apalagi kambingnya, karena kambing itu milik majikannya bukan miliknya sekalipun upahnya besar dan majikannya tidak akan mengetahuinya. Bahkan ada seorang gadis penjual susu murni yang begitu jujur dan tidak mau mencampur susu murni itu dengan air karena hal itu sebagai bentuk penipuan kepada konsumen. Hal ini membuat Khalifah Umar terkagum-kagum pada gadis anak tukang susu itu. Sehingga ia menjadikannya sebagai menantu yang dari sini lahir keturunan yang cemerlang yang kemudian menjadi Khalifah. Yakni Umar bin Abdul Aziz. Namun amat disayangkan adalah manusia tidak merasa dekat dengan Allah SWT. Sehingga manusia begitu berani melakukan penyimpangan. Bahkan teknologi yang semakin canggih dengan komputerisasi sekalipun ternyata masih bisa disiasati. Hal ini seperti yang dilakukan pengusaha pompa bensin yang mengurangi takaran setengah sampai 1 liter dari setiap pembelian 10 liter. Disamping itu sistem administrasi juga bisa dimanipulasi seorang pegawai seperti seorang pegawai yang di tugaskan membeli barang seharga Rp. 2.000.000,- tetapi ia meminta dituliskan senilai itu dalam faktur atau kwitansi pembelian meskipun harga pembelian sebenarnya hanya Rp. 1.500.000,-. Lebih-lebih saat ini pada masa Pandemi Covid-19 dimana ada oknum-oknum yang menimbun alatalat pencegah maupun pelindung yang dibutuhkan masyarakat. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.



99 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Oleh karena itu ibadah puasa Ramadan mendidik kita untuk menjadi orang-orang yang merasa dekat dengan Allah SWT. Ini menjadi momentum penting untuk menyadarkan kita semua agar tidak melakukan penyimpangan, yang tidak hanya merugikan masyarakat dan bangsa, tetapi juga merugikan diri dan keluarga kita sendiri. Dalam rangkaian ayat tentang puasa Allah SWT. berfirman:



ۖ ‫َان‬ َ ‫َوإِذَا‬ ٌ ‫سأ َ َلكَ ِعبَادِي عَنِي فَ ِإنِي قَ ِر‬ ُ ‫يب ۖ أ ُ ِج‬ ِ ‫يب َدع َْوةَ الدَّاعِ ِإذَا َدع‬ َ‫ش ُدون‬ ُ ‫ست َ ِجيبُوا ِلي َو ْليُ ْؤ ِمنُوا بِي لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر‬ ْ َ‫فَ ْلي‬ “Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang aku, maka sesungguhnya aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintahku dan beriman kepadaku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (Q.S. Al Baqarah: 186) Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Nilai pembinaan yang kedua yang kita peroleh dari ibadah puasa Ramadan adalah mendidik kita untuk memiliki kebersamaan dengan sesama manusia, yang sering disebut dengan habluminannas atau hubungan horizontal. Dalam berpuasa lapar dan haus kita rasakan bersama, Bahkan dalam waktu yang sama. karenanya hubungan dengan sesama manusia khususnya dengan sesama muslim harus kita jalin dengan sebaik-baiknya. karena itu dalam rangkaian ibadah Ramadan kita diperintahkan pula untuk menunaikan zakat infaq dan sedekah. apalagi kedekatan hubungan dengan sesama



100 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Muslim kita perkokoh melalui frekuensi pertemuan di masjid dan Mushola yang semakin banyak. Ibadah puasa menyadarkan betapa kita tidak pantas berlaku sombong. karena sahabat apapun kita bila ternyata tidak makan dan minum hanya dalam beberapa jam kondisi fisik kita menjadi lemah. kita bisa membayangkan Bagaimana seandainya Allah SWT. tidak memberi rezeki kepada manusia. karena baru berkurang saja Rezeki itu kita sudah merasakan kesulitan yang sangat. Hadirin Istri, anak-anak serta keluargaku yang berbahagia Makna penting yang ketiga yang harus kita peroleh dari ibadah Ramadan adalah Pertama kaum muslimin harus betul-betul disiplin dalam melaksanakan nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah SWT. Kedua adalah disiplin dalam waktu menggunakan waktu sebaik mungkin dalam konteks Pengabdian kepada Allah SWT. Disiplin yang ketiga adalah dalam menaati hukum. Oleh karena itu berbahagia lah kita mendapatkan kesempatan sekali lagi untuk membina diri melalui ibadah Ramadhan. Demikian khutbah singkat ini semoga bermanfaat. *Do’a dan Penutup



101 | K h u t b a h K e m e n a n g a n



Keluarga Besar Limau Bendi School Mengucapkan:



“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H” Taqabballahu minna waminkum, Taqabbal Yaa Kariim