Buku Mulok Kelas 7 Kabupaten Samosir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas limpahan rahmat dan taufik-Nya, penulis dapat menyelesaikan buku ajar ini yang berjudul “Buku Muatan Lokal Penanaman Nilai-Nilai Budaya Batak untuk SMP”. Buku menyajikan



ini



dengan



materi



pendekatan



tentang



karakter



unsur-unsur



ini



bentuk



pembelajaran tentang Aksara Batak, Rumah Adat Batak Toba, Ulos Batak Toba, Adat Perkawinan Batak Toba, dan Seni Tari Tortor Batak Toba. Buku ini disusun dengan harapan dapat memberikan penjelasan materi budaya Batak Toba sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Penyajian Buku ini mengacu pada pendekatan karakter yang melibatkan unsur dari pendidikan karakter, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar i



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab Pada setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan motivasi yang berkaitan dengan sikap spiritual dan sosial yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap sikap sehari-hari peserta didik. Penyusun menyadari sepenuhnya Buku ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan Buku ini senantiasa penulis harapkan. Semoga Buku ini mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para pemakainya. Hormat Saya,



Tim Penulis,



ii



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................. ii PENDAHULUAN ........................................................................ 1 Deskripsi Buku............................................................................ 1 Petunjuk Penggunaan Buku .................................................. 1 Peta Konsep ................................................................................. 2 BAB 1 AKSARA BATAK ......................................................... 6 1.1 Kompetensi Inti .................................................................. 6 1.2 Kompetensi Dasar & Indikator ..................................... 6 1.3 Uraian Materi ....................................................................... 7 1.4. Rangkuman .......................................................................... 27 1.5 Latihan .................................................................................... 28 BAB 2 RUMAH ADAT SUKU BATAK ............................... 34 2.1 Kompetensi Inti .................................................................. 34 2.2 Kompetensi Dasar & Indikator ..................................... 35 2.3 Uraian Materi ....................................................................... 36 2.4 Rangkuman ........................................................................... 58 2.5 Latihan .................................................................................... 58



iii



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



BAB 3 ULOS SUKU BATAK ................................................... 62 3.1. Komptensi Inti .................................................................... 62 3.2 Kompetensi Dasar & Indikator ..................................... 63 3.3 Uraian Materi ....................................................................... 64 3.4 Rangkuman ........................................................................... 87 3.5 Latihan .................................................................................... 87 BAB 4 SENI BELA DIRI MOSSAK ....................................... 92 4.1 Kompetensi Inti ................................................................... 92 4.2 Kompetensi Dasar & Indikator ..................................... 92 4.3 Uraian Materi ....................................................................... 92 4.4 Rangkuman ........................................................................... 93 4.5 Latihan .................................................................................... 94 BAB 5 SENI TARI SUKU BATAK ..................................... 102 5.1 Kompetensi Inti ................................................................ 102 5.2 Kompetensi Dasar & Indikator .................................. 102 5.3 Uraian Materi .................................................................... 104 5.4 Latihan ................................................................................. 112 BAB 6 TEKNIK BELAAN DASAR BELA DIRI MOSSAK....................................................................... 118 4.1 Kompetensi Inti ................................................................ 118 4.2 Kompetensi Dasar & Indikator .................................. 119 4.3 Uraian Materi .................................................................... 119 4.4 Rangkuman ........................................................................ 122 4.5 Latihan ................................................................................. 123 DAFTARA PUSTAKA .............................................................. 127 iv



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



PENDAHULUAN



DESKRIPSI BUKU



Buku pembelajaran berbasis budaya Batak Toba ini disusun dengan harapan dapat memberikan penjelasan materi tentang kebudayaan Batak Toba khusunya materi tentang Aksara Batak Toba, Rumah Adat Batak Toba, Ulos Batak Toba, Seni bela diri Batak Toba “Mossak”, dan Seni Tari Tortor Batak Toba yang dapat dimengerti siswa SMP. Buku ini dapat digunakan dengan atau tanpa pendidik yang memberikan penjelasan materi. Tujuan penyusunan Buku budya Batak Toba ini adalah dapat memfasilitasi peserta didik dalam memahami kebudayaan Batak Toba. Selain itu diharapkan, dengan menggunakan Buku ini peserta didik dapat belajar dengan kecepatan belajar masingmasing karena pada dasarnya penggunaan Buku dalam pembelajaran menggunakan sistem secara individual, sehingga peserta didik dapat melakukan pembelajaran tanpa tergantung dengan penjelasan dari pendidik.



1



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU



Untuk mempelajari Buku ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peserta didik, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mempelajari Buku ini tidak haruslah berurutan, setiap materi bisa dipelajari mulai Buku 1 sampai Buku 6 dan materi berikutnya. 2. Ikutilah kegiatan belajar yang disajikan dalam Buku ini, dan perhatikan petunjuk mempelajari kegiatan belajar yang ada pada setiap awal kegiatan belajar. 3. Ulangi apabila kamu kurang memahami materi yang disajikan, lanjutkan jika kamu sudah menguasai materi. 4. Kerjakanlah soal Uji Kompetensi setelah kamu mempelajari semua kegiatan belajar.



2



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



PETA KONSEP Penanaman Nilai-Nilai Budaya Batak



BAB 1 : Aksara Batak



BAB 2 : Rumah Adat Batak Toba



BAB 3 : Ulos Batak Toba



BAB 4 : Seni Bela Diri Mossak



BAB 5 : Seni Tari Tortor Batak Toba



BAB 6 : Teknik Dasar Bela Diri Mossak



3



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Dari Peta Konsep diatas dapat dilihat buku ini terbagi menjadi beberapa 7 bab, yaitu: 1. BAB 1 membahas tentang Penggunaan Aksara Batak Toba dalam menceritakan Situs budaya Kabupaten Samosir 2. BAB 2 membahas tentang Rumah Adat Batak Toba 3. BAB 3 membahas tentang Ulos Batak Toba 4. BAB 4 membahas tentang Seni Bela Diri Mossak 5. BAB 5 membahas tentang Seni Tari Suku Batak 6. BAB 6 membahas tentang Teknik Belaan Dasar Bela Diri Mossak Setiap bab terintegrasi penguatan pendidikan karakter



dalam



bentuk



pertanyaan



penguatan



terhadap karakter setiap siswa pada setiap akhir bab.



4



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



BAB 1 Pada bab ini akan membahas tentang Aksara Batak, dimana bab ini terintegrasi terhadap penguatan pendidikan karakter pada akhir bab. Bacalah bacaan Aksara Batak tersebut dan setelah membacanya dengan



baik,



jawablah



pertanyaan



disediakan dalam bab ini.



5



yang



telah



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



BAB



1



AKSARA BATAK 1. KOMPETENSI INTI (KI) KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. KI 3 : Mampu menggunakan aksra Batak Toba dalam upaya mendukung program pariwisata di Kabupaten Samosir KI 4 : Mampu menggunakan Aksara Batak Toba dengan program komputerisasi. 2.



KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR Aksara Batak Toba Kompetensi Dasar (KD)  Mampu menngunakan Aksara Batak Toba dalam menceritakan situs budaya kabupaten Smosir  Mampu menggunakan Aksara Batak Toba dalam bahsa Indonesia dalam menceritakan situ budaya Batak Toba. Indikator :  Menceritakan situs budaya Samosir dalam bahasa Batak Toba.  Menuliskan cerita situs budaya Samosir dalam bahasa Batak Toba. 6



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



 Menuliskan cerita situs budaya Samosir dalam bahasa Batak Toba dengan menggunakan tulisan aksara Batak Toba. Uraian Materi  Surat Batak Adalah nama aksara yang digunakan untuk menuliskan



bahasa



Batak.



Surat



Batak



masih



berkerabat dengan aksara Nusantara lainnya. Aksara ini memiliki beberapa varian bentuk, tergantung bahasa dan wilayah. Secara garis besar, ada lima varian surat Batak di Sumatra, yaitu Karo, Toba, Dairi, Simalungun,



dan



Mandailing.



Aksara



ini



wajib



diketahui oleh para datu, yaitu orang yang dihormati oleh masyarakat Batak karena menguasai ilmu sihir, ramal, dan penanggalan. Kini, aksara ini masih dapat ditemui dalam berbagai pustaha, yaitu kitab tradisional masyarakat Batak.  Ciri khas Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, jadi merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata. Setiap karakter telah mengandung



7



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



sekaligus konsonan dan vokal dasar. Vokal dasar ini adalah bunyi [a]. Namun dengan tanda diakritis atau apa yang disebut anak ni surat dalam bahasa Batak, maka vokal ini bisa diubah-ubah. Huruf vokal dan konsonan dalam aksara Batak diurut menurut tradisi mereka sendiri, yaitu: a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, nya, ca, nda, mba, i, u. Aksara Batak biasanya ditulis pada bambu/kayu. Penulisan dimulai dari atas ke bawah, dan baris dilanjutkan dari kiri ke kanan. (Sumber: Kozok, Uli. 2009. Surat Batak: Sejarah Pedoman



Perkembangan Menulis



Tulisan



Aksara



Batak,



Batak



dan



Berikut Cap



Si



Singamangaraja XII. Jakarta: École française d'ExtrêmeOrient, Kepustakaan Populer Gramedia.)  Jenis Aksara dan Penyebarannya Setiap bahasa Batak memiliki varian Surat Batak sendiri-sendiri. Namun varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda satu sama lain. Ada empat varian Surat Batak yang utama, sesuai rumpun bahasa Batak, yaitu: Karo, Toba , Pakpak-Dairi, Simalungun, dan AngkolaMandailing. Dengan membandingkan kelima aksara Batak dan mengadakan analisa nama-nama huruf diakritik maka Prof. Dr. Uli Kozok dari University of 8



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Hawai'i at Manoa, dapat membuktikan bahwa aksara Batak mula-mula ada di Mandailing. Dari Mandailing aksara Batak menyebar ke kawasan Toba Timur (perbatasan dengan Simalungun), lalu ke Simalungun dan ke Toba Timur. Dari Toba Timur aksara Batak menyebar lagi ke Pakpak Dairi, sedangkan dari Toba Barat



ke



Simalungun,



menunjukkan



sedangkan



pengaruh



baik



dari



aksara



Karo



Pakpak-Dairi



maupun dari Simalungun. (Sumber: Kozok, Uli. 2009. Surat Batak: Sejarah Perkembangan Tulisan Batak, Berikut Pedoman Menulis Aksara Batak dan Cap Si Singamangaraja XII. Jakarta: École française d'ExtrêmeOrient, Kepustakaan Populer Gramedia.) Aksara / huruf Batak atau disebut ‘Surat Batak’ adalah huruf-huruf yang dipakai dalam naskah-naskah asli



suku



Batak



(Toba,



Angkola/Mandailing,



Simalungun, dan Karo). Kelompok bahasa sub suku ini mempunyai kemiripan satu sama lain dan sebenarnya adalah cabang dari suatu bahasa Batak tua (Proto Batak). Naskah asli itu sebagian besar berupa pustaha (laklak), sebagian kecil lainnya dituliskan pada bambu dan kertas. 9



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Hampir semua orang Batak yang menulis buku tentang Batak selalu memasukkan satu bab atau bagian bukunya tentang Surat Batak atau paling tidak ia membuat sebuah tabel abjad Batak. Ini menunjukkan mereka bangga akan warisan budaya leluhurnya itu. Tetapi sayang sekali karena kurangnya pemahaman kerap kali salah kaprah dan tidak jelas. Kekeliruan ini akan nyata kalau kita terapkan untuk membaca suatu naskah asli Pustaha. Berani saya bertaruh, pasti akan sulit kita baca, alias membuat kita bingung sendiri. Bahkan dalam buku-buku wajib pelajaran aksara Batak yang dipakai di sekolah di daerah Tapanuli banyak dijumpai kekeliruan ini. Soalnya sekarang bagaimana membenahi ini semua ? Banyak buku bermutu dari pakar asing yang sangat baik bisa dipakai sebagai rujukan. Tetapi masalahnya adalah semuanya ditulis dalam bahasa asing, Jerman atau Belanda, Sekarang ini sudah jarang kita yang menguasainya. Syukurlah beberapa tahun lalu, Dr.Uli Kozok, seorang ahli bahasa kuno



(filolog)



berkebangsaan



Jerman,



yang



menyunting putri Tanah Karo, telah menulis sebuah buku panduan ringkas Surat Batak yang sangat baik dalam bahasa Indonesia “Warisan Leluhur, Sastra Lama dan Aksara Batak”, 1999. Kozok yang pernah 10



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



menjadi pengajar di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (1990-1991) menulis disertasi tentang sastra Batak Ratapan (andung-andung).Dengan buku panduan Dr.Kozok ini diharapkan putra asli Batak yang berminat bisa memiliki bahan acuan yang baik untuk meneliti naskah-naskah tua yang hampir punah, dan masih tersebar di berbagai tempat di luar ataupun di dalam negeri. Ia juga telah membuat suatu font Surat Batak sehingga sekarang kita boleh melakukan pengetikan computer dengan aksara Batak.Naskah pustaha sekarang sudah sangat langka dan tersebar di beberapa



perpustaakan



di



Eropa.



Diperkirakan



jumlahnya hanya 2000 buah. Bagaimana caranya mengembalikannya



ke



tanah



air



perlu



dipikirkan.Naskah batak yang ditemukan dalam bentuk bambu ataupun tulang kerbau dan kertas sangat kecil jumlahnya. Perlu dicatat, sastra Batak kebanyakan tidak ditulis melainkan dialihkan turun temurun secara lisan. Surat Batak hanya dipergunakan untuk ilmu kedukunan, surat menyurat (ancaman). Di daerah Karo, Simalungun, Angkola juga dipakai untuk menulis syair/nyanyian ratapan. Jadi legenda, mitos, cerita



11



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



rakyat



(turi-turian),



umpama,



umpasa,



teka-teki



(torhan-torhanan), silsilah (tarombo) tidak akan anda jumpai dalam bentuk naskah Batak asli. Khusus mengenai silsilah marga yang diturunkan dengan tradisi lisan, belakangan menimbulkan berbagai versi. Tidak jarang pecah perselisihan, yang sebenarnya lebih berpangkal pada ego kelompok dan tribalisme. Kebanyakan naskah berbentuk pustaha. Pustaha adalah semacam buku terbuat dari kulit kayu (laklak) yang dilipat sedemikian rupa dengan sampul terbuat dari kayu alim. (lampak) yang lebih keras. Yang dituliskan pada pustaha pada pokoknya adalah soalsoal yang menyangkut ilmu kedukunan (hadatuon).



12



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Contoh Aksara Batak: Anak ni Surat



13



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Contoh Aksara Batak:Ina Ni Surat



14



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Salah satu bentuk kebudayaan batak toba adalah Aksara Batak Toba. Aksara / huruf Batak atau disebut ‘Surat Batak’ adalah huruf-huruf yang dipakai dalam naskah-naskah asli suku Batak (Toba, Angkola/Mandailing, Simalungun, dan Karo). Kelompok bahasa sub suku ini mempunyai kemiripan satu sama lain dan sebenarnya adalah cabang dari suatu bahasa Batak tua (Proto Batak). Naskah asli itu sebagian besar berupa pustaha (laklak), sebagian kecil lainnya dituliskan pada bambu dan kertas. Di dalam aksara batak toba terdapat Induk huruf ( Ina ni surat) dan Anak ni surat



15



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Untuk menghilangkan bunyi “a” pada ina ni surat digunakan tanda pangolat Contoh :



Untuk menghasilkan bunyi haborotan “u” digunakan huruf kapital yang bersangkutan Contoh:



16



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Sistem tradisi penulisan didalam bahasa Batak Toba diduga telah ada sejak abad ke-13, dengan aksara yang mungkin berasal dari aksara Jawa Kuna, melalui aksara Sumatera Kuno. Aksara ini bersifat silabis artinya tanda untuk menggambarkan satu suku kata/silaba atau silabis. Jumlah lambang/tanda itu sebanyak 19 buah huruf yang disebut juga induk huruf dan ditambah 7 jenis anak huruf. Pada dasarnya huruf /ka/ tidak pernah ditemukan dalam bahasa Batak Toba, misalnya orang Batak Toba pada mulanya bila menyebutkan kopi adalah hopi, dan hoda (bukan kuda). Tetapi sekarang ini orang Batak tidak lagi menyebutnya hopi melainkan kopi, itulah perubahan pelafalan dalam bahasa Batak Toba. Penjelasan : 1. Untuk menuliskan semua kata-kata asli bahasa Batak. Sebenarnya hanyalah dipergunakan aksaraaksara yang telah diperkenalkan itu. Tetapi karena pengaruh bahasa asing maka terpaksalah dibuat aksara-aksara yang lain untuk melengkapi aksara yang sudah ada itu, yaitu : wa, ka , ya, nya dan ca.



17



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



2. Karena menulis garis yang agak melengkung jauh lebih mudah dan merasa senang dari pada membuat garis lurus, maka bentuk aksara-aksara Batak “Surat Barak” itu menjadi melengkung. 3. Cara menulis aksara Batak sama saja dengan menulis huruf latin, yaitu dari kiri ke kanan. 4. Surat Batak tidak mempunyai tanda baca seperti koma, titik koma dan lain sebagainya. Yang ada hanya tanda untuk menyatakan sebuah kalimat berakhir dengan bentuk seperti [ ] 5. Pada surat Batak tak ada huruf besar atau kecil, sebab aksara Batak itu bentuknya sama. Anak huruf, Hatadingan (-) “e”; dan hamisaran/paninggil (..-)



“ng”



berada



pada



induk



huruf



dan



hamisaran/paninggil “ng” dapat melekat dengan anak huruf seperti haluaan (o), singkora (x).



Penulisan Surat Batak Secara Komputerisasi Komputerisasi Aksara Batak dapat dilakukan apabila



pada



komputer



yang



digunakan



telah



ter”install” program transtoba dan font aksara batak yang dibuat oleh “Uli Kozok”. Ada beberapa informasi



18



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



tentang Aksara Batak yang dapat diakses pada internet dengan hanya menuliskan pada web : Aksara Batak. Pengoperasian aksara batak pada komputer cukup hanya mengganti font atau format huruf pada komputer menjadi format huruf Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Toba, dan Angkola-Mandailing. Cara pengoperasiannya adalah menekan tombol yang tersedia pada sebelah kiri, maka akan mincul aksara batak toba seperti pada tabel beriut ini: Tabel 1. : Penulisan Aksara Batak Toba melalui Komputer Tombol



Huruf



Makna



Tombol



Huruf



Makna



Catatan



4



ma



5



mu



V.2








>



ngu



!



a



a



a



A



A



u



b



b



ba



B



B



bu



d



d



da



D



D



du



e



EEe



e



E



EE



e



Diakritik /e/



F



f



ta



f



F



tu



V.2



G



g



ga



g



G



gu



H



h



ha



h



H



hu



19



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



i



I



i



i



I



i



J



j



ja



j



J



ju



K



k



ka



k



K



ku



L



l



la



l



L



lu



M



m



ma



m



M



mu



N



n



na



n



N



nu



O



o



o



o



o



o



p



p



pa



P



P



pu



q



q



na



Q



Q



nu



r



r



ra



R



R



ru



s



s



sa



S



S



su



t



t



ta



T



T



tu



u



U



u



U



U



u



v



v



mba



V



V



mbu



V.1



w



w



wa



W



W



wu



V.2



y



y



ya



Y



Y



yu



[



[



nya



]



]



nyu



\



\



tanda mati



^



^



20



Diakritik /i/



Diakritik /o/



V.2 (/na/kun a)



V.1



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Kendala Menulis Dalam Bahasa Indonesia Menulis aksara batak dalam bentuk Bahasa Indonesia yang pertama harus diperhatikan adalah ketentuan-ketentuan dalam menguraikan “suku kata”. Langkah pertama yang dilakukan adalah memisahkan “kata dasar” dari imbuhannya kemudian kata dasarnya diuraikan memenuhi ketentuan pola Bahasa Indonesia yang benar dan baik. Contoh: Perubahan. Hal pertama yang dilakukan adalah memisahkan imbuhannya yakni: per – an, sehingga didapat kata dasarnya yakni ubah. Jadi uraiannya adalah “ per- u-bah- an” bukan “pe-ru-bah-an”. Dalam penulisan aksara batak hal seperti ini sangat berpengaruh, karena penulisan aksara batak mengikuti pola uraian suku kata yang akan dituliskan sehingga mempengaruhi makna yang sesungguhnya. Perhatikan perbedaan penulisan aksara batak Toba berikut ini: Per-u-bah-an =



perUbahan\



Pe-ru-bah-an =



perUBAHAN\



21



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Dari tulisan di atas dapat dilihat bahwa penulisan yang benar adalah yang pertama sesuai dengan pola atau aturan penguraian suku kata dalam Bahasa Indonesia.



Memilih Tipe Aksara Batak (Toba, AngkolaMandailing, Simalungun, Karo, Pakpak-Dairi) Pada komputerisasi,



penulisan seperti



aksara diuraikan



Batak



secara



terdahulu,



ada



beberapa program “font” atau “format huruf” yang dapat digunakan seperti aksara batak “Toba, AngkolaMandailing, Simalungun, Karo, dan Pakpak-Dairi”. Untuk memilih yang digunakan harus disesuaikan dengan topik yang akan ditulis. Seperti Pesta Buah untuk kebiasaan atau budaya Karo tentunya akan digunakan penulisannya dalam aksara batak Karo. Apabila menuliskan cerita tentang “Si pauli na sega” tentunya digunakan penulisannya dalam aksara batak Toba, dan selanjutnya dengan aksara lainnya. Apabila penulisan topik tidak berhubungan dengan kelima aksara tersebut maka dapat dipilih secara bebas sesuai dengan kebutuhan penulisan tersebut digunakan.



22



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Penulisan Kata-kata dengan Menggunakan Jarak antara Satu Kata dengan yang lainnya Penulisan bahasa Indonesia dalam aksara Batak harus memberi jarak antara satu kata dengan yang lainnya sesuai dengan pola penulisan dalam Bahasa Indonesia. Contoh: “Matahari Pagi” ditulis



matahari



jarak pagi Jika tidak ditemukan Huruf dalam Tipe Aksara Batak, diambil dari Tipe Aksara lain. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa penulisan bahasa Indonesia dalam aksara Batak, harus disesuaikan latar dan budaya, sehingga dapat dipilih aksara Batak mana yang akan digunakan. Akan tetapi, bilamana aksara Batak yang digunakan tidak lengkap maka dapat digunakan aksara Batak lainnya. Contoh: Huruf ca tidak ditemukan di dalam aksara Batak Simalungun maka dapat digunakan atau meminjam huruf ca dari aksara Batak Karo, Pakpak-Dairi, mencari



Angkola-Mandailing



aksara



Batak



tersebut



transtoba dalam program komputer.



23



atau



mencoba



pada



program



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Beberapa aturan penulisan yang harus diperhatikan dalam menulis Aksara Batak adalah sebagai berikut: 1. Jika hatadingan “e” dan haluaan “o” adalah sebuah suku kata yang berdiri sendiri maka terlebih dahulu ditulis ina ni surat "a" lalu diikuti anak ni surat yang bersangkutan. Contoh:



2. Jika “singkora” I dan “haborotan” U sebagai suku kata yang berdiri sendiri maka penulisan dapat berdiri sendiri. Contoh :



24



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



3. Jika anak ni surat terletak di depan sebuah ina ni surat yang diikat oleh pangolat dalam satu suku kata, maka anak ni surat tersebut melekat pada ina ni surat yang di ikat pangolat. Contoh



Perhatikan: Kata ompung diatas terlebih dahulu dibagi suku katanya menjadi om – pung sehingga bunyi “o” melekat pada “ma” karena diikat oleh pangolat



Perhatikan : Kata doltuk terdiri dari suku kata dol – tuk sehingga bunyi “o” pada suku kata “dol” melekat pada “la” karena diikat oleh pangolat. Demikian juga bunyi “u” pada suku kata “tuk” melekat pada “ka” karena diikat oleh pangolat.



25



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Perhatikan: Kata “simanjuntak” terdiri dari suku kata si – man – jun –tak perhatikan penempatan bunyi bunyi “u” pada suku kata “jun” melekat pada “na” karena diikat oleh pangolat.



Tanda Silbe dan Opat Haloho



Silbe fungsinya untuk menandakan tanda sambung sebuah kata yang terpotong dalam sebuah baris kalimat Opat



Haloho berfungsi



untuk



berakhirnya sebuah topik/cerita



26



menandakan



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Rangkuman 1. Surat Batak adalah nama aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Batak. 2. Ciri Khas Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, jadi merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata. Setiap karakter telah mengandung sekaligus konsonan dan vokal dasar. 3. Aksara / huruf Batak atau disebut ‘Surat Batak’ adalah huruf-huruf yang dipakai dalam naskahnaskah



asli



suku



Batak



(Toba,



Angkola/Mandailing, Simalungun, dan Karo). Kelompok bahasa sub suku ini mempunyai kemiripan satu sama lain dan sebenarnya adalah cabang dari suatu bahasa Batak tua (Proto Batak). Naskah asli itu sebagian besar berupa pustaha



(laklak),



sebagian



kecil



lainnya



dituliskan pada bambu dan kertas. 4. Komputerisasi Aksara Batak dapat dilakukan apabila pada komputer yang digunakan telah ter”install” program transtoba dan font aksara batak yang dibuat oleh “Uli Kozok”. Ada



27



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



beberapa informasi tentang Aksara Batak yang dapat diakses pada internet dengan hanya menuliskan pada web : Aksara Batak.



Latihan 1. Fungsi dari “Silbe” adalah....... a. Untuk menandakan tanda sambung sebuah



kata yang terpotong dalam sebuah baris kalimat. b. Untuk membuat tulisan menjadi punya makna c. Untuk menandakan tanda baca d. Untuk membuat tanda sambung pada kata



2. “Opat Haloho” berfungsi…....... a. Untuk



menandakan



berakhirnya



sebuah



topik/cerita b. Untuk mennandakan sebuah kalimat. c. Untuk menandakan sebuah kata d. Untuk permulaan kalimat. 3. Ciri Khas Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut....... a. Abzad



c. Abi



b. Abugida



d. Abu



28



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



4. Buatlah satu tulisan atau satu cerita dengan menggunakan aplikasi transtoba! 5. Panjang tulisan sebanyak satu kalimat!!!!



Ayo istirahat sejenak......................!!!!! Apa yang dapat kamu pahami dari gambar motivasi berikut, dan adakah pengaruhnya terhadap sikap belajarmu? Tuliskan komentarmu di bawah ini!



29



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Nama



: ...............................



Kelas



: ...............................



PETUNJUK: 1. 2.



Bacalah pertanyaan di atas dengan cermat Jawablah pertanyaan diatas dengan cara mendiskusikan dengan teman JAWABANsekelompokmu dalam menentukan jawaban yang paling benar 3. Yakinkan bahwa setiap anggota sekelompok mengetahui jawabannya 4. Jika dalam kelompokmu mengalami kesulitan dalam mempelajari LKS, tanyakan pada gurumu dengan tetap berusaha secara maksimal terlebih dahulu



Pilihan Ganda 1.



4.



2.



5.



3. Essay Test 4. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



30



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 5. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



31



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Penguatan Pendidikan Karakter Siswa......................!!!!! Perhatikanlah gambar di bawah ini! TOLERANSI



Karakter



toleransi diartikan



sebagai



sikap



dan



tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Toleransi diartikan sebagai suatu kualitas



sikap



membiarkan



adanya



pendapat,



keyakinan, adat-istiadat, dan perilaku orang lain yang berbeda dengan dirinya.



32



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



BAB 2 Pada bab ini akan membahas tentang Rumah Adat Batak Toba, dimana bab ini terintegrasi terhadap penguatan pendidikan karakter pada akhir bab. Bacalah bacaan Rumah Adat tersebut dan setelah membacanya dengan baik, jawablah pertanyaan yang telah disediakan dalam bab ini.



33



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



BAB



2



RUMAH ADAT BATAK 1.



KOMPETENSI INTI (KI) KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.



2.



KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR Budi Pekerti Berbasis Budaya Batak Kompetensi Dasar (KD)  Siswa dapat mengetahui peran pentingnya mempelajari tentang rumah adat Batak Toba. 34



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Indikator :  Mempelajari cara pembuatan rumah adat Batak.  Memberikan tanggapan tentang rumah adat Batak terhadap kehidupan masyarakat Samosir. 3.



TUJUAN PEMBELAJARAN  Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu mengetahui macam-macam rumah adat batak toba dan cara pembuatannya.



35



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



URAIAN MATERI: Rumah Batak 1.



Konsep Rumah Batak



Gambar Ruma tradisional Batak Sumber: http://www.hlc.unimelb.edu.au_dalli_Indonesian_stories



Rumah Adat Batak yaitu Rumah Bolon (Rumah Gorga atau Jabu Si Baganding Tua). Biasanya Rumah terdiri atas Rumah dan juga sopo (lumbung padi) yang berada di depan rumah. Rumah dan sopo dipisahkan oleh pelataran luas yang berfungsi sebagai ruang bersama warga huta.Rumah adat dengan banyak hiasan (gorga), disebut Rumah Gorga Sarimunggu atau Jabu Batara Guru. Sedangkan rumah adat yang tidak berukir, disebut Jabu Ereng atau Jabu Batara Siang. Rumah berukuran besar, disebut Rumah Bolon. dan rumah yang berukuran kecil, disebut Jabu Parbalebalean. 36



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Pada rumah Adat Batak juga terdapat banyak ukiran yang disebut gorga. Warna-warna yang dipilih adalah merah, hitam dan putih, yang maksudnya adalah warna dari alam yang mengacu pada flora dan fauna. Rumah adat bagi orang Batak didirikan bukan hanya sekedar tempat bemaung dan berteduh dari hujan dan panas terik matahari semata tetapi sebenanya sarat dengan nilai filosofi yang dapat dimanfaatkan sebagai pedoman hidup. Beragam pengertian dan nilai luhur yang melekat dan dikandung dalam rumah adat tradisionil yang mestinya dapat dimaknai dan dipegang sebagai pandangan hidup dalam tatanan kehidupan seharihari, dalam rangka pergaulan antar individu.



37



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



1.1.



Filosofi Rumah Batak Dalam kesempatan ini akan dipaparkan nilai



flosofi yang terkandung didalamnya sebagai bentuk cagar budaya, yang diharapkan dapat menjadi sarana pelestarian budaya, agar kelak dapat diwariskan kepada generasi penerus untuk selalu rindu dan cinta terhadap budayanya.



Gambar 4 Rumah adat Batak Sumber: http://artasia.www2.50megs.com



Dalam kesempatan ini akan dipaparkan nilai flosofi yang bentuk



terkandung



cagar



didalamnya



budaya, yang



sebagai



diharapkan dapat



menjadi sarana pelestarian budaya, agar kelak dapat diwariskan kepada generasi penerus untuk selalu rindu dan cinta terhadap budayanya. 38



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



1.2. Makna dan Simbolisme Pola penataan desa atau lumban/ huta terdiri dari beberapa ruma dan sopo. Perletakan ruma dan sopo tersebut saling berhadapan dan mengacu pada poros utara selatan. Sopo merupakan lumbung, sebagi tempat



penyimpanan



menunjukkan menghargai



bahwa kehidupan,



makanan.



Dalam



masyarakat karena



hal



Batak



padi



ini,



selalu



merupakan



sumber kehidupan bagi mereka. Penafsiran Pola penataan lumban yang terlindungi dengan pagar yang kokoh, dengan dua gerbang yang mengarah utaraselatan,



menunjukkan bahwa masyarakat



Batak,



memiliki persaingan dalam kehidupan kesehariannya. Jika kita mengamati peta perkampungan Batak, maka dapat kita ketahui terdapat beragam suku Batak, dengan lokasi yang berdekatan. Oleh karena iu, pola penataan lumban berbentuk lebih menyerupai sebuah benteng dari pada sebuah desa. Pada penataan bangunan yang sangat menghargai keberadaan sopo, yaitu selalu berhadapan dengan ruma. Hal ini menunjukkan pola kehidupan masyarakat Batak yang didominasi oleh bertani, dengan padi sebagai sumber



39



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



kehidupan yang sangat dihargainya. Di dalam lumban, terdapat beberapa ruma dan sopo yang tertata secara linear. Beberapa rumah tersebut menunjukkan bahwa ikatan keluarga yang dikenal dengan extended family dapat kita ketemukan dalam masyarakat Batak . 1.3. Kajian Sebelum Mendirikan Bangunan Sebelum



mendirikan



bangunan



diadakan



upacara mangunsong bunti, yaitu upacara memohon kepada Tri-tunggal Dewa (Mula Jadi Nabolon, Silaon Nabolon, dan Mengalabulan). Peserta upacara melipud Datu Ari (dukum), Raja Perhata (ahli hukum adat), Raja Huta (kepala desa) dan Dalihan Natolu (raja ni hulahula, dongan tubu dan boru). Waktu mendirikan bangunan diadakan upacara paraik tiang dan paraik urur (memasang tiang dan urur). Setelah bangunan selesai diadakan 2 upacara, yakni: mangompoi jabu (memasuki rumah baru) dan pamestahon jabu (pesta perhelatan rumah baru).



40



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Gambar 5. Ragam hias pada beranda Ruma Bolon Raja Simanindo Sumber: Soeroto (2003: 106)



Beranda Ruma Bolon Raja Simanindo merupakan tempat raja menyampaikan perintah atau menyaksikan pagelaran seni dan upacara adat Ragam hias (gorga) pada bangunan Batak banya mengenal 3 warna, yaitu merah, putih dan hitam yang dibuat dari bahan alam. Setiap hiasan



dan



ukiran



mengandung



makna



yang



melambangkan kepercayaan bersifat magis religius. Pemasangan ragam hias juga harus mengikuti aturan adat yang berlaku. Bentuk dan corak ragam hiasnya banyak mengambil bentuk dari alam semesta, flora, dan fauna. Hiasan dari alam, di antaranya at matani ari (matahari) dan desa ni ualu (8 mata angin). Hiasan berasal dari flora, antara lain simeol-eol, sitompi, sitangan, iran-iran, hariara sudung ni langit. Sedang



41



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



hiasan berasal dari fauna, yaitu hoda-hoda (kuda), boraspati (cecak besar), sijonggi, dan gajah dompak. Ada juga hiasan geometris, seperti silintong (garisgaris) dan ipon-ipon. Makna dan Simbolisme Pada hiasan runmah tradisional Batak , merupakan desain bentuk dari binatang dan tumbuhan. Gambar 6. Detail ukiran pada balok utama, papan lis atap dan papan beranda Sumber: TMII ( Nurmala: 2012)



Pewarnaan



yang



digunakanpun



hanya



menggunakan tiga warna, yaitu hitam, merah dan putih. Hal ini merupakan warna dsar yang dapat ditemukan dari alam. Selain bentuk tumbuhan dan binatang, terdapat juga hiasan geometris, baik garus lurus maupun lengkung. Adapun bentukan garis lengkung merupakan hiasan yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi, karena hal tersebut dapat ditemukan pula pada arsitektur kalimantan dan 42



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



sulawesi.



Selain



bentuk



ruma



secara



individu,



keberadaan tempat upacara juga merupakan salah satu pelengkap bagi keberadaan lumban. Hal ini merupakan salah satu bangunan yang memiliki nilai yang tidak kalah pentingnya dengan keberadaan ruma dan sopo sebagai inti dari keberadaan lumban. 1.4. Penafsiran Hiasan



yang



digunakan



pada



arsitektur



tradisional Batak merupakan seni ukir dan lukis. Hal ini menunjukkan bahwa keindahan merupakan salah satu hal yang sangat erat kaitannya dalam kehidupan manusia. Selain keindahan, hiasan yang ada pada rumah tradisional Batak



juga memiliki nilai yang



sangat penting dalam menentukan jati diri penghuni ruma. Oleh karena itu, selain bentuk ruma, hiasan juga merupakan suatu kebanggan dan penghargaan yang diberikan untuk menunjukkan penghuni ruma. Dengan adanya hiasan pada rumaha tradisional Batak , hal tersebut dapat digunakan sebagai nilai spesifik yang dimiliki oleh suatu ruma sebagai bangunan personal, bukan sekedar bangunan tradisional. Misalnya rumah raja memiliki ragam dan bentuk hiasan yang berbeda



43



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



dengan rumah tradisional pada umumnya. Hal ini menunjukkan bahwa hiasan atau nilai keindahan menjadi sesuatu yang sangat penting dan sifatnya sakral.



Gambar 7. Detail ukiran pada balok utama, papan lis atap dan papan beranda, Sumber: Soeroto (2003: 106)



1.5. Tata Ruang Rumah Batak Pada bagian dalam rumah (interior) dibangun lantai yang dalam pangertian Batak disebut “papan”. Agar lantai tersebut kokoh dan tidak goyang maka dibuat galang lantai (halang papan) yang disebut dengan “gulang-gulang”. Dapat juga berfungsi untuk memperkokoh



bangunan



rumah



sehingga



ada



ungkapan yang mengatakan “Hot do jabu i hot margulang-gulang, boru ni ise pe dialap bere i hot do i boru ni tulang.”



44



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Untuk menjaga kebersihan rumah, di bagian tengah agak ke belakang dekat tungku tempat bertanak ada dibuat lobang yang disebut dengan “talaga”. Semua yang kotor seperti debu, pasir karena lantai disapu keluar melalui lobang tersebut. Karena itu ada falsafah yang mengatakan “Talaga panduduran, lubang-lubang panompasan” yang dapat mengartikan bahwa segala perbuatan kawan yang tercela atau perbuatan yang dapat membuat orang tersinggung harus dapat dilupakan. Di sebelah depan dibangun ruangan kecil berbentuk panggung (mirip balkon) dan ruangan tersebut dinamai sebagai “songkor”. Di kala ada pesta bagi



yang



digunakan



empunya sebagai



rumah



tempat



ruangan



“pargonsi”



tersebut (penabuh



gendang Batak) dan ada juga kalanya dapat digunakan sebagai tempat alat-alat pertanian seperti bajak dan cangkul setelah selesai bertanam padi. Setara dengan songkor di sebelah belakang rumah dibangun juga ruangan berbentuk panggung yang disebut “pangabang”, dipergunakan untuk tempat menyimpan padi, biasanya dimasukkan dalam “bahul-



45



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



bahul”. Bila ukuran tempat padi itu lebih besar disebut dengan “ompon”. Hal itu penyebab maka penghuni rumah yang tingkat kehidupannya sejahtera dijuluki sebagai “Parbahul-bahul na bolon”. Dan ada juga falsafah yang mengatakan “Pir ma pongki bahul-bahul pansalongan. Pir ma tondi luju-luju ma pangomoan”, sebagai permohonan dan keinginan agar murah rejeki dan mata pencaharian menjadi lancar. Melintang di bagian tengah dibangun “para-para” sebagai tempat ijuk yang kegunaannya untuk menyisip atap rumah jika bocor. Dibawah para para dibuat “parlabian” digunakan tempat rotan dan alat-alat pertukangan seperti hortuk, baliung dan baji-baji dan lain sebagainya. Karena itu ada fatsafah yang mengatakan “Ijuk di para-para, hotang di parlabian, na bisuk bangkit gabe raja ndang adong be na oto tu pargadisan” yang artinya kira-kira jika manusia yang bijak bestari diangkat menjadi raja maka orang bodoh dan kaum lemah dapat terlindungi karena sudah mendapat perlakuan yang adil dan selalu diayomi. Untuk masuk ke dalam rumah dilengkapi dengan “tangga” yang berada di sebelah depan rumah dan menempel pada parhongkom. Untuk rumah sopo dan tangga untuk “Ruma” dulu kala berada di “tampunak”. 46



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Karena itu ada falsafah yang berbunyi bahwa “Tampunak ni sibaganding, di dolok ni pangiringan. Horas ma na marhaha-maranggi jala tangkas ma sipairing-iringan”. Ada kalanya keadaan tangga dapat menjadi kebanggaan bagi orang Batak. Bila tangga yang cepat aus menandakan bahwa tangga tersebut sering dilintasi orang. Pengertian bahwa yang punya rumah adalah orang yang senang menerima tamu dan sering dikunjungi orang karena orang tersebut ramah. Tangga tersebut dinamai dengan “Tangga rege-rege”. Biarpun Rumah Batak itu tidak



memiliki



kamar/dinding pembatas tetapi ada wilayah yang di atur oleh hukum hukum. Ruangan Rumah Batak itu biasanya di bagi atas 4 wilayah (bahagian) yaitu: a) Jabu Bona ialah daerah sudut kanan di sebelah belakang dari pintu masuk rumah, daerah ini biasa di tempati oleh keluarga tuan rumah. b) Jabu Soding ialah daerah sudut kiri di belakang pintu rumah. Bahagian ini di tempati oleh anak anak yang belum akil balik (gadis)



47



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



c) Jabu Suhat, ialah daerah sudut kiri dibahagian depan dekat pintu masuk. Daerah ini di tempati



oleh



anak



tertua



yang



sudah



berkeluarga, karena zaman dahulu belum ada rumah yang di ongkos (kontrak) makanya anak tertua yang belum memiliki rumah menempati Jabu Suhat. d) Jabu Tampar Piring, ialah daerah sudut kanan di bahagian depan dekat dengan pintu masuk. Daerah ini biasa disiapkan untuk para tamu, juga daerah ini sering di sebut jabu tampar piring atau jabu soding jolo-jolo.



2.



Konstruksi



2.1. Kajian Perangkaan Ahli bangunan adat (arsitek tradisional) suku Batak disebut pande. Seperti rumah tradisional lain, rumah



adat



Batak



merupakan



mikro



kosmos



perlambang makro kosmos yang terbagi alas 3 bagian atau tritunggal banua, yakni banua tongga (bawah bumi) untuk kaki rumah, banua tonga (dunia) untuk badan rumah, banua ginjang (singa dilangit) untuk atap rumah.



48



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Arsitektur Batak



terdiri atas ruma dan sopo



(lumbung) yang saling berhadapan. Ruma dan sopo dipisahkan oleh pelataran luas yang berfungsi sebagai ruang bersama warga huta. Ada beberapa sebutan untuk rumah Batak, sesuai dengan kondisi rumahnya. Rumah adat dengan banyak hiasan (gorga), disebut Ruma Gorga Sarimunggu atau Jabu Batara Guru. Sedangkan rumah adat yang tidak berukir, disebut Jabu Ereng atau Jabu Batara Siang. Rumah berukuran besar, disebut Ruma Bolon. dan rumah yang berukuran kecil, disebut Jabu Parbale-balean. Selain itu, terdapat Ruma Parsantian, yaitu rumah adat yang menjadi hak anak bungsu. Rumah Batak berbentuk 4 persegi panjang dengan ukuran panjang 2 kali lebarnya. Tinggi bangunan mulai dari batu fondasi sampai ke puncak atapnya (ulu paung) sekitar 13,00 m. Rumah panggung dengan konstruksi kayu ini berdiri di atas tiang-tiang yang diletakkan di atas batu ojahan (fondasi). Tiangtiang rumah terdiri atas tiang panjang (basiha rea) dan tiang



pendek



(basi



pandak).



Bentuknya



bulat



berdiameter 50 - 70 cm, sehingga terkesan sangat kokoh.



49



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Gambar 14 Rumah adat Batak ”Bolon” Sumberhttp://i.f.alexander.users.btopenworld.com



Tiang-tiang muka dan belakang dihubungkan oleh 4 baris papan tebal, disebut tustus parbarat Atau pangaruhut ni banua (pengikat benua). Tiang-tiang kanan dan kiri diikat oleh 4 baris papan tebal, disebut tustus ganjang atau pangaruhut ni portibi (pengikat dunia tengah). Bagian atas tiang-tiangnya dihubungkan oleh balok ransang yang diikat dengan solang-solang. Atap yang tinggi besar merupakan unsur paling dominan dari keseluruhan bangunan. Konstruksi atapnya dari kayu dan bambu dengan penutup atap dari ijuk. Rumah adat Batak yang disebut Rumah Bolon, berbentuk empat persegi panjang dan kadang-kadang dihuni oleh 5 sampai 6 keluarga batih. Lantai rumah 50



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



kadang-kadang sampai 1,75 meter di atas tanah, dan bagian bawah dipergunakan untuk kandang babi, ayam,



dan



sebagainya.



Dahulu



pintu



masuk



mempunyai 2 macam daun pintu, yaitu daun pintu yang horizontal dan vertikal, tapi sekarang daun pintu yang horizontal tak dipakai lagi. Untuk memasuki rumah harus menaiki tangga yang terletak di tengahtengah rumah, dengan jumlah anak tangga yang ganjil.



Gambar 15 Denah dan potongan melintang Ruma Bolon, Sumber: Soeroto (2003: 104-105)



51



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Gambar 16. Axonometri konstruksi atap Ruma Bolon Sumber: Heritage (1998: 10)



Bila orang hendak masuk rumah Batak harus menundukkan kepala agar tidak terbentur pada balok yang



melintang,



hal



ini



diartikan



tamu



harus



menghormati si pemilik rumah. Ruangan dalam rumah adat merupakan ruangan terbuka tanpa kamar-kamar, walaupun berdiam disitu lebih dari satu keluarga, tapi bukan berarti tidak ada pembagian ruangan, karena dalam rumah adat ini pembagian



ruangan dibatasi



oleh adat mereka yang kuat. Ruang dalamnya terbagi 52



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



menurut struktur adat Dalihan Natolu, yakni sistem kekerabatan suku Batak . Karena itu ruma terbagi atas jabu soding, jabu bona, jabo tonga-tonga, jabu sukat, jabu tampar piring, dan jamhur. Jabu bona dan jabu tampar piring di sisi kanan, sedang jabu soding dan jabu sukat di sisi kiri. Dekat pintu terletak jamhur, sedang dapur di antara jabu tonga-tonga, jabu bona, dan jabu soding. Setiap jabu mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Jabu bona berfungsi sebagai tempat tinggal pemilik rumah dan tempat menerima upacara adat Jabu tampar piring tempat saudara pria pihak istri (hula-hula) serta tempat duduk anggi ni partibi (semarga yang bungsu). Jabu soding adalah tempat anak gadis pemilik rumah dan tempat upacara adat. Jabu sukat untuk tempat tinggal anak laki-laki pemilik rumah serta tempat duduk para boru. Sedangkan jabu tonga-tonga untuk tempat berkumpul seisi rumah.



53



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Gambar 17. Sopo (lumbung) Sumber: Soeroto (2003: 102)



Dalam ukuran yang lebih kecil, bentuk arsitektur sopo sama persis dengan ruma bolon, hal ini sebagai bukti penghargaan yang diberikan pada lumbung sebagai sumber pangan dan kehidupan. Bangunan lumbung (sopo) dibangun berhadapan dengan ruma. Sopo dibedakan menurut jumlah tiangnya, yaitu antara 4 sampai 12 tiang. Sopo siopat bertiang 14, Sopo sionam bertiang 6, sopo si ualu bertiang 8 dan sopo bolon bertiang 12. Sopo bolon masih dapat dilihat di desa Lumban Nabolon, Tapanuli Utara. Sopo juga merupakam bangunan panggung yang melambangkan tri-tunggal banua. Bagian kolongnya tempat ternak, bagian tengah tempat menenun dan bersantai, sedang 54



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



bagian atasnya tempat menyimpan padi. Tiang-tiang sopo berdiri di atas batu ojahan, berbentuk bulat dengan diameter 20 cm di bawah dan 40 cm di atas. Selain tiang utama terdapat tiang-dang pembantu berbentuk bulat berdiameter 20cm. Seluruh tiang diikat oleh 4 balok ransang pada tiap sisinya. Bagian atas tiang dihubungkan oleh balok galapang. Di atas balok galapang terletak sumban dan di atas sumban terdapat gulang-gulang. Pada bangunan rumah, terbagi dalam tiga bagian atau tritunggal banua, yakni banua tongga (bawah bumi) untuk kaki rumah, banua tonga (dunia) untuk badan rumah, banua ginjang (singa dilangit) untuk atap



rumah.



Hal



ini



menunjukkan



kepatuhan



masyarakat tradisional Batak, dalam menghargai keberadaan dirinya sebagai mikro kosmos di tengah lingkungan alam (makro kosmos) yang sudah ada. Bentuk dan posisi perletakan bolon dalam rumah Batak



yang



menyerupai



ruma,



menunjukkan



penghargaan tertinggi yang diberikan oleh masyarakat Batak terhadap hasil alam, sebagai sumber kehidupan. Dalam Ruma, terdapat beberapa keluarga yang tinggal 55



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



di dalamnya, akan tetapi tidak terdapat sekat yang jelas di dalamnya, karena lebih menyerupai ruang yang terbuka. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat Batak



yang sangat patuh terhadap adat yang



mengaturnya, sehingga tidak diperlukan suatu wujud aturan secara fisik, karena moralitas mereka masih mengakui kekuatan dan kebenaran adat yang mereka yakini. Penafsiran Rumah tradisional Batak senantiasa dirancang untuk pola kehidupan kolektif, yang mampu menampung 4 – 8 keluarga. Perkembangan



peradaban



dan



kehidupan



masyarakat, telah mempengaruhi berbagai perubahan yang terdapat di dalamnya, termasuk pemanfaatan ruang pada rumah tradisional. Pergeseran nilai-nilai social tersebut juga akan mempengaruhi bentuk dan pola arsitekturnya. Suku Batak memiliki sistem kekerabatan yang



sangat



baik.



Hal



itu sangat



diperlukan untuk melangsungkan dan memelihara adat istiadat, termasuk rumah tradisional. Kebiasaan merantau yang banyak dijumpai pada masyarakat Batak,



dapat



emperburuk



keberlangsungan adat istiadat.



56



serta



mempengaruhi



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Bentuk



Lumban



(desa)



yang



terdiri



dari



beberapa ruma dan bolon yang tertata secara rapi dan berjajar, dapat menjadi sebagai salah satu upaya keberlangsungan budaya. Tatanan kehidupan kolektif di daerah pedesaan merupakan suatu benteng bagi keberlangsungan



desa-desa



tradisional



beserta



arsitekturnya. Konservasi arsitektur bukan hanya melestarikan seni budaya peninggalan nenek moyang, akan tetapui bagaimana kita dapat menjaga dan melestarikan nilai-nilai yang terkandung di dalmnya. Sudah banyak nilai-nilai luhur yang telah kita tinggalkan dengan alasan modernisasi, yang pada akhirnya hanya akan membawa kita pada suatu krisis dan kehancuran.



Rumah Balai Batak Toba adalah rumah adat dari daerah Sumatera Utara. Rumah ini terbagi atas dua bagian yaitu jabu parsakitan dan jabu bolon.



57



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Rangkuman 1. Rumah adat Batak Toba merupakan kebudayaan yang harus dijaga dan di lestarikan, selain sebagai ilmu pengetahuan hal ini juga mengandung unsur social yang tinggi. Dari setiap penempatan struktur bangunan memiliki arti dan makna masing-masing yang mengarah kepada kebersamaan. Nilai budaya ini hendaknya dapat ditempatkan sebagai dasar filosofi pandangan hidup manusia adalah mahluk social yang saling membutuhkan satu sama lain. 2. Ada pendapat yang mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai budayanya, karena itu Bangsa Batak perlu menjaga citra dan jati dirinya agarkeberadaannya tetap mendapat tempat dalam pergaulan hubungan yang harmonis.



Latihan 1. Apa yang dimaksud dengan Rumah Adat Batak Toba/ Rumah Bolon? 2. Coba sebutkan nilai-nilai filosofi yang terkadung dari rumah adat Batak Toba/ Rumah Bolon?



58



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Nama



: ...............................



Kelas



: ...............................



PETUNJUK: 5. 6.



JAWABAN



7. 8.



Bacalah pertanyaan di atas dengan cermat Jawablah pertanyaan diatas dengan cara mendiskusikan dengan teman sekelompokmu dalam menentukan jawaban yang paling benar Yakinkan bahwa setiap anggota sekelompok mengetahui jawabannya Jika dalam kelompokmu mengalami kesulitan dalam mempelajari LKS, tanyakan pada gurumu dengan tetap berusaha secara maksimal terlebih dahulu



Pilihan Ganda 1.



4.



2.



5.



3. Essay Test 1. ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



59



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 2. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 3. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 4. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



60



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



BAB 3 Pada bab ini akan membahas tentang Ulos Batak, dimana bab ini terintegrasi terhadap penguatan pendidikan karakter pada akhir bab. Bacalah bacaan Ulos Batak tersebut dan setelah membacanya dengan baik, jawablah pertanyaan yang telah disediakan dalam bab ini.



61



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



3



BAB ULOS BATAK



1. KOMPETENSI INTI (KI) KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia. 2. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR Ulos Batak Toba Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Siswa dapat mengerti peran pentingnya Ulos Batak Toba 3.2 Siswa dapat menjelaskan cara pembuatan Ulos Batak Toba 62



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Indikator :  Menulis



laporan



deskriptif



tentang



pembuatan Ulos Batak  Memberikan tanggapan tentang pembuatan ulos



Batak



terhadap



kehidupan



bermasyarakat. 3. TUJUAN PEMBELAJARAN  Siswa dapat mengerti dan menjelaskan pentinya peran Ulos Batak Toba di dalam Keudayaan Batak Toba.  Setelah mempelajari tentang peran Ulos Batak Toba, diharapkan siswa mampu menjelaskan pembuatan Ulos Batak Toba.



63



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



URAIAN MATERI ULOS BATAK A. Ulos Batak Pada jaman dahulu sebelum orang batak mengenal tekstil buatan luar, ulos adalah pakaian sehari-hari. Bila dipakai laki-laki bagian atasnya disebut “hande-hande” sedang bagian bawah disebut “singkot” kemudian bagian penutup kepala disebut “tali-tali” atau “detar”. Bila dipakai perempuan, bagian bawah hingga batas dada disebut “haen”, untuk penutup pungung disebut “hoba-hoba” dan bila dipakai berupa selendang disebut “ampe-ampe” dan yang dipakai sebagai penutup kepala disebut “saong”. Apabila seorang wanita sedang menggendong anak, penutup punggung disebut “hohop-hohop” sedang alat untuk menggendong disebut’ “parompa”. Sampai sekarang tradisi berpakaian cara ini masih bias kita lihat didaerah pedalaman Tapanuli. Tidak semua ulos



Batak dapat



dipakai dalam



kehidupan sehari-hari. Misalnya ulos jugia, ragi hidup, ragi hotang dan runjat. Biasanya adalah simpanan dan hanya dipakai pada waktu tertentu saja. Kain tenun Ulos Batak telah ada sekitar hampir 200 tahun lalu, ialah kain yang ditenun dengan 64



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



menggunakan benang kapas dan diberi bahan pewarna alam. Umumnya kain tenun Batak pada saat ini ditenun secara tradisional dan mesin tenun. Pembuatan kain tenun Ulos ini sangat sulit (teknik menenun yang tinggi), sehinggan memakan waktu berbulan-bulan. Itu sebabnya, kain ini mempunyai nilai tinggi. Padahal hasil tenunan dengan teknik tradisionl lebih bagus daripada menggunakan teknik modern, demikian pandangan pakar Etnologis Dr Sandra Niessen dalam acara pameran tekstil Ulos Batak di Gallery Smend, di Kota Koeln, Jerman. Ulos (lembar kain tenunan khas tradisional Batak) pada hakikatnya adalah hasil peradaban masyarakat



Batak



pada



kurun



waktu



tertentu.



Menurut catatan beberapa ahli ulos (tekstil) sudah dikenal masyarakat Batak pada abad ke-14 sejalan dengan masuknya alat tenun tangan dari India. Komunitas kelompok



Tenun



masyarakat



Ulos yang



Batak



merupakan



mengerjakan



tenun



tradisional ulos batak dan salah satunya yang terletak di desa Lumban Suhi-suhi yang berjarak + 4 Km dari Kota Pangururan.



65



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Beberapa jenis ulos batak yang ada di komunitas tenun ulos adalah: 1. Ulos Jugia –> Ulos ini disebut juga “ulos naso ra



pipot atau pinunsaan”



Sumber:https://id.pinterest.com/pin/182466222375242001/? lp=true



2. Ulos Ragi Hidup –> Banyak orang beranggapan ulos ini adalah yang paling tinggi nilanya, mengingat ulos ini memasyarakat pemakainya dalam upacara adat Batak



Sumber:http://doloktolongsite.blogspot.co.id/2013/03/mengenaljenis-ulos-batak-toba.html



66



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



3. Ragi Hotang –> Ulos ini biasanya diberikan kepada sepasang



pengantin



yang



disebut



sebagai



ulos



Marjabu. Dengan pemberian ulos ini dimaksudkan agar ikatan batin seperti rotan (hotang).



Sumber: http://ulosindonesia.com/perbedaan-ulos-ragi-hotang-danulos-ragi-huting/



4. Ulos Sadum –> Ulos ini penuh dengan warna warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai untuk suasana suka cita.



Sumber:http://ulosindonesia.com/ini-dia-ulos-sadum-sertamaknanya/ 67



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



5. Ulos Runjat –> Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos edang-edang (dipakai pada waktu pergi ke undangan).



Sumber:http://www.batakshop.com/lang-en/tenun/213-motif-ulosrunjat.html



6. Ulos Sibolang –> Ulos ini dapat dipakai untuk keperluan duka cita atau suka cita.



Sumber:https://rugrabbit.com/node/68372



68



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



7. Ulos Suri-suri ganjang –> Biasanya disebut saja ulos Suri-suri, berhubung coraknya berbentuk sisir memanjang.



Sumber:http://berandabatak.blogspot.com/2013/09/jenisjenis-ulos-dan-fungsinya_1.html



8. Ulos Mangiring –> Ulos ini mempunyai corak yang saling iring-beriring.



Ini melambangkan kesuburan



dan kesepakatan.



Sumber:http://berandabatak.blogspot.com/2013/09/jenis-jenis-ulos-danfungsinya_1.html



69



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



9. Bintang Maratur jejeran bintang yang teratur didalam ulos patuh, rukun seia kekeluargaan.



–> Ulos ini menggambarkan teratur. Jejeran bintang yang ini menunjukkan orang yang dan sekata dalam ikatan



Sumber:https://www.gobatak.com/yuk-mengenal-ulos-bintangmaratur-lebih-dekat/



10. Sitolu tuho-bolean –> Ulos ini biasanya hanya dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita. Tidak mempunyai makna adat kecuali bila diberikan kepada seorang anak yang baru lahir sebagai ulos parompa.



Sumber:http://www.pariwisatasumut.net/2014/11/19-jenisulos-batak-dan-fungsinya.html 70



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



11. Ulos Jungkit –> Ulos ini jenis ulos nanidondang atau ulos paruda (permata). Purada atau permata merupakan penghias dari ulos tersebut



Sumber:http://purbalaban.blogspot.co.id/2013/03/ulos.html



12. Ulos Lobu-lobu –> Jenis ulos ini biasanya dipesan langsung oleh orang yang memerlukannya, karena ulos ini mempunyai keperluan yang sangat khusus, terutama



orang



yang



sering



dirundung



kemalangan (kematian anak).



Sumber:https://www.pinterest.se/pin/182466222375246754/



71



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Bahan dasar ulos pada umumnya adalah sama yaitu sejenis benang yang dipintal dari kapas. Bila kita memperhatikan ulos Batak secara teliti, akan kelihatan bahwa cara pembuatannya yang tergolong primitif bernilai seni yang sangat tinggi. Yang membedakan adalah



poses



pembuatannya



yang



mempunyai



tingkatan tertentu. Ini merupakan ukuran penentuan nilai sebuah ulos. Misalnya bagi anak dara, yang sedang



belajar



bertenun



hanya



diperkenankan



membuat ulos “parompa” Ini disebut “mallage” (ulos yang dipakai untuk menggendong anak). Tingkatan ini diukur dari jumlah lidi yang dipakai untuk memberi warna motif yang diinginkan. Tingkatan yang tinggi ialah bila dia telah mampu mempergunakan tujuh buah



lidi



atau



disebut



“marsipitu



lili”.



Yang



bersangkutan telah dianggap cukup mampu bertenun segala jenis ulos Batak. Proses Pembuatan ulos batak yang sering dilakukan di komunitas ulos batak yaitu: 1. Pembuatan benang –> Proses pemintalan kapas sudah dikenal masyarakat batak dulu yang disebut “mamipis” dengan alat yang dinamai “sorha”. 2. Pewarnaan –> Bahan pewarna ulos terbuat dari 72



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



bahan



daundaunan



berbagai



jenis



yang



dipermentasi sehingga menjadi warna yang dikehendaki. 3. Gatip –> Rangkaian grafis yang ditemukan dalam ulos diciptakan pada saat benang diuntai dengan ukuran standard. 4. Unggas –> Unggas adalah proses pencerahan benang. 5. Ani –> Benang yang sudah selesai diunggas selanjutnya memasuki proses penguntaian yang disebut “mangani”. 6. Tonun



–>



pembentukan



Tonun



(tenun)



benang



yang



adalah



proses



sudah



“diani”



menjadi sehelai ulos. 7. Sirat –> Sirat adalah hiasan pengikat rambu ulos. “Manirat” merupakan proses terakhir untuk menjadikan ulos yang utuh.



73



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



B. Proses Pembuatan Ulos Batak. Bagi awam dirasa sangat unik. Bahan dasar ulos pada umumnya adalah sama yaitu sejenis benang yang dipintal dari kapas. Yang membedakan sebuah ulos adalah proses pembuatannya. Ini merupakan ukuran penentuan nilai sebuah ulos. Untuk memberi warna dasar benang ulos, sejenis tumbuhan nila (salaon) dimasukkan kedalam sebuah periuk tanah yang telah diisi air. Tumbuhan ini direndam (digon-gon) berhari-hari hingga gatahnya keluar, lalu diperas dan ampasnya dibuang. Hasilnya ialah cairan berwarna hitam kebiru-biruan yang disebut “itom”. Periuk tanah (palabuan) diisi dengan air hujan yang tertampung pada lekuk batu (aek ni nanturge) dicampur dengan air kapur secukupnya. Kemudian cairan yang berwarna hitam kebiru-biruan tadi dimasukkan, lalu diaduk hingga larut. Ini disebut “manggaru”.



Kedalaman



cairan



inilah



benang



dicelupkan. Sebelum dicelupkan, benang terlebih dahulu dililit dengan benang lain pada bahagian-bahagian tertentu menurut warna yang diingini, setelah itu proses pencelupan dimulai secara berulang-ulang. Proses ini 74



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



memakan waktu yang sangat lama bahkan berbulanbulan dan ada kalahnya ada yang sampai bertahun. Setelah warna yang diharapkan tercapai, benang tadi kemudian disepuh dengan air lumpur yang dicampur dengan air abu, lalu dimasak hingga mendidih sampai benang tadi kelihatan mengkilat. Ini disebut “mar-sigira”. Biasanya dilakukan pada waktu pagi ditepi kali atau dipinggiran sungai/danau. Bilamana warna yang diharapkan sudah cukup matang, lilitan benang kemudian dibuka untuk “diunggas”



agar



benang



menjadi



kuat.



Benang



direndam kedalam periuk yang berisi nasi hingga meresap keseluruh benang. Selesai diunggas, benang dikeringkan. Benang yang sudah kering digulung (dihulhul) setiap jenis warna. Setelah benang sudah lengkap dalam gulungan setiap jenis warna yang dibutuhkan pekerjaan selanjutnya adalah “mangani”. Benang yang sudah selesai diani inilah yang kemudian masuk proses penenunan. Bila kita memperhatikan ulos Batak secara teliti, akan kelihatan bahwa cara pembuatannya yang tergolong primitif bernilai seni yang sangat tinggi.



75



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Seperti telah diutarakan diatas, ulos Batak mempunyai bahan baku yang sama. Yang membedakan adalah poses pembuatannya mempunyai tingkatan tertentu. Misalnya bagi anak dara, yang sedang belajar bertenun hanya diperkenankan membuat ulos “parompa” ini disebut



“mallage”



(ulos



yang



dipakai



untuk



menggendong anak). Tingkatan ini diukur dari jumlah lidi yang dipakai untuk memberi warna motif yang diinginkan. Tingkatan yang tinggi ialah bila dia telah mampu mempergunakan



tujuh



buah



lidi



atau



disebut



“marsipitu lili”. Yang bersangkutan telah dianggap cukup mampu bertenun segala jenis ulos Batak. D. Penerima Ulos Menurut tata cara adat batak, setiap orang akan menerima minimum 3 macam ulos sejak lahir hingga akhir



hayatnya.



Inilah



yang



disebut



ulos



“na



marsintuhu” (ulos keharusan) sesuai dengan falsafah dalihan na tolu. Pertama diterima sewaktu dia baru lahir disebut ulos “parompa” dahulu dikenal dengan ulos “paralo-alo tondi”. Yang kedua diterima pada waktu dia memasuki ambang kehidupan baru (kawin) yang disebut ulos “marjabu” bagi kedua pengantin 76



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



(saat



ini



desebut



ulos



“hela”).



Seterusnya yang ketiga adalah ulos yattg diterima sewaktu dia meninggal. dunia disebut ulos “saput”. I. Ulos Saat Kelahiran. Ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama apakah anak yang lahir tersebut anak sulung atau tidak. Dan yang kedua apakah anak tersebut anak sulung dari seorang anak sulung dari satu keluarga. 1. Bila yang lahir tersebut adalah anak sulung dari seorang ayah yang bukan anak sulung maka yang mampe goar disamping sianak, hanyalah orangtuanya saja (mar amani… ). 2. Sedang bila anak tersebut adalah anak sulung dari seorang anak sulung pada satu keluarga maka yang mampe goar disamping sianak, juga ayah dan kakeknya (marama ni… dan ompu ni… ). Gelar ompu… bila gelar tersebut mempunyai kata sisipan “si”, maka gelar yang diperoleh itu diperdapat dari anak sulung perempuan (ompung bao). Bilamana tidak mendapat kata sisipan si… maka gelar ompu yang diterimanya berasal dari anak sulung laki-laki (Ompung Suhut).



77



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Untuk point pertama, maka pihak hula-hula hanya menyediakan dua buah ulos yaitu ulos parompa untuk sianak dan ulos pargomgom mampe goar untuk ayahnya.



Untuk sianak sebagai parompa dapat



diberikan ulos mangiring dan untuk ayahnya dapat diberikan ulos suri-suri ganjang atau ulos sitoluntuho. Untuk



point



kedua,



hula-hula



harus



menyediakan ulos sebanyak tiga buah, yaitu ulos parompa untuk sianak, ulos pargomgom untuk ayahnya, dan ulos bulang-bulang untuk ompungnya. Seiring



dengan



pemberian



ulos



selalu



disampaikan kata-kata yang mengandung harapan agar kiranya nama anak yang ditebalkan dan setelah dianya nanti besar dapat memperoleh berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Disampaikan melalui umpama (pantun). Pihak hula-hula memberikan ulos dari jenis ulos bintang maratur, tetapi bila hanya sekedar memberi ulos parompa boleh saja ulos mangiring.



78



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



II. Ulos Saat Perkawinan Dalam waktu upacara perkawinan, pihak hulahula harus dapat menyediakan ulos “si tot ni pansa” yaitu; 1. Ulos marjabu (untuk pengantin), 2. Ulos pansamot/pargomgom untuk orang tua pengantin lakilaki, 3. Ulos pamarai diberikan pada saudara yang lebih tua dari pengantin laki-laki atau saudara kandung ayah, 4. Ulos simolohon diberikan kepada iboto (adek/kakak) pengantin laki-laki. Bila belum ada yang menikah maka ulos ini dapat diberikan kepada iboto dari ayahnya. Ulos yang disebut sesuai dengan ketentuan diatas adalah ulos yang harus disediakan oleh



pihak



hula-hula



(orang



tua



pengantin



perempuan). Adapun ulos tutup ni ampang diterima oleh boru diampuan (sihunti ampang) hanya bila perkawinan tersebut



dilakukan



ditempat



pihak



keluarga



perempuan (dialap jual). Bila perkawinan tersebut dilakukan ditempat keluarga laki-laki (ditaruhon jual) ulos tutup ni ampang tidak diberikan. Sering kita melihat begitu banyak ulos yang diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat.



79



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Dahulu ulos inilah yang disebut “ragi-ragi ni sinamot”. Biasanya yang mendapat ragi ni sinamot (menerima sebahagian dari sinamot) memberi ulos sebagai imbalannya. Dalam umpama (pantun) dalam suku Batak disebut “malo manapol ingkon mananggal”. Pantun ini mengandung pengertian, orang Batak tidak mau terutang adat. Tetapi dengan adanya istilah rambu pinudun yang dimaksudkan semula untuk mempersingkat waktu, berakibat kaburnya siapa penerima “goli-goli” dari ragi-ragi ni sinamot. Timbul kedudukan yang tidak sepatutnya (margoli-goli) sehingga undangan umum (ale-ale)



dengan



dalih



istilah



“ulos



holong”



memberikan pula ulos kepada pengantin. E.



Tata Cara Pemberian. Sebuah ulos (biasanya ragi hotang) disediakan



untuk pengantin oleh hula-hula. Orang tua pengantin perempuan langsung memberikan (manguloshon) kepada kedua pengantin yang disebut “ulos marjabu”. Apabila orang tua pihak perempuan diwakilkan kepada keluarga dekat, maka dia berhak memberikan ulos kepada pengantin, akan tetapi bila orang tua laki-laki



80



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



yang diwakilkan, maka ulos pansamot harus diterima secara terlipat. Sedangkan ulos pargomgom (untuk pangamai) dapat diterima menurut tata cara yang biasa, dan pada peristiwa ini harus disediakan ulos sebanyak dua helai (ulos



pasamot



dan



ulos



pargomgom).



Dalam



penyampaian ulos biasanya diiringi dengan berbagai pantun



(umpasa)



dan



berbagai



kata-kata



yang



mengandung berkah (pasu-pasu). Setelah diulosi dilanjutkan penyampaian beras pasu-pasu (boras sipir ni tondi) ditaburkan termasuk kepada umum dengan mengucapkan “h o r a s” tiga kali. Selanjutnya menyusul pemberian ulos kepada orang tua pengantin laki-laki atau yang mewakilinya dalam hal ini seiring dengan penyampaian umpasa dan kata-kata petuah. Sesudah itu berjalanlah pemberian ulos si tot ni pansa kepada pamarai dan simolohon. Biasanya pemberian ini disampaikan oleh suhut paidua (keluarga/turunan



saudara



nenek).



Setelah ulos lainnya berjalan maka sebagai penutup adalah pemberian ulos dari tulang (paman) pengantin laki-laki.



81



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Tata cara urutan pemberian ulos adalah sebagai berikut; 1. Mula-mula yang memberikan ulos adalah orang tua pengantin perempuan, 2. Baru disusul oleh pihak tulang pengantin perempuan termasuk tulang rorobot, 3. Kemudian disusul pihak dongan sabutuha dari orang tua pengantin perempuan yang disebut paidua (pamarai), 4. Kemudian disusul oleh oleh pariban



yaitu



boru



dari



orang



tua



pengantin



perempuan, 5. Dan yang terakhir adalah tulang pengantin laki-laki, setelah kepadanya diberikan bahagian dari sinamot yang diterima parboru dari paranak dari jumlah yang disepakati sebanyak 2/3 dari pihak parboru dan 1/3 dari paranak. Bahagian ini disampaikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada tulang/paman pengantin laki-laki, inilah yang disebut “tintin marangkup”. III. Ulos Saat Kematian. Ulos yang ketiga dan yang terakhir yang diberikan kepada seseorang ialah ulos yang diterima pada waktu dia meninggal dunia. Tingkat (status memurut umur dan turunan) seseorang menentukan jenis ulos yang dapat diterimanya.



82



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Jika seseorang mati muda (mate hadirianna) maka ulos yang diterimanya, ialah ulos yang disebut “parolang-olangan” biasanya dari jenis parompa. Bila seseorng meninggal sesudah berkeluarga (matipul ulu, marompas tataring) maka kepadanya diberi ulos “saput” dan yang ditinggal (duda, janda) diberikan



ulos



“tujung”.



Bila yang mati orang tua yang sudah lengkap ditinjau dari segi keturunan dan keadaan (sari/saur matua) maka kepadanya diberikan ulos “Panggabei”. Ulos “jugia” hanya dapat diberikan kepada orang tua yang keturunannya belum ada yang meninggal (martilaha martua). Khusus tentang ulos saput dan tujung



perlu



ditegaskan



tentang



pemberiannya.



Menurut para orang tua, yang memberikan saput ialah pihak “tulang”, sebagai bukti bahwa tulang masih tetap ada hubungannya dengan kemenakan (berenya). Sedang ulos tujung diberikan hula-hula, dan hal ini penting untuk jangan lagi terulang pemberian yang salah.



83



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



F.



Tata cara pemberiannya. Bila yang meninggal seorang anak (belum



berkeluarga) maka tidak ada acara pemberian saput. Bila yang meninggal adalah orang yang sudah berkeluarga, setelah hula-hula mendengar khabar tentang ini, disediakanlah sebuah ulos untuk tujung dan



pihak



tulang



menyediakan



ulos



saput.



Pemberiannya diiringi kata-kata turut berduka cita (marhabot ni roha). Setelah beberapa hari berselang, dilanjutkan dengan acara membuka (mengungkap) tujung yang dilakukan pihak hula-hula. Setelah mayat dikubur,



pada saat



itu



juga ada



dilaksanakan



mengungkap tujung, tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Hula-hula menyediakan beras dipiring (sipir ni tondi), air bersih untuk cuci muka (aek parsuapan), air putih satu gelas (aek sitio-tio). Pelaksanaan acara mengungkap tujung umumnya dibuat pada waktu pagi (panangkok ni mata ni ari). Setelah pihak hula-hula membuka tujung dari yang balu, dilanjutkan dengan mencuci



muka



(marsuap).



Anak-anak



yang



ditinggalkan juga ikut dicuci mukanya, kemudian dilanjutkan dengan penaburan beras diatas kepala yang balu dan anak-anaknya. 84



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



G.



Memberi ulos panggabei. Bila seseorang orang tua yang sari/saur matua



meninggal dunia, maka seluruh hula-hula akan memberi ulos yang disebut ulos Panggabei. Biasanya ulos ini tidak lagi diberikan kepada yang meninggal akan



tetapi



kepada



seluruh



turunannya



(anak,



pahompu, dan cicit). Biasanya ulos ini jumlahnya sesuai dengan urutan hula-hula mulai dari hula-hula, bona tulang, bona ni ari, dan seluruh hula-hula anaknya



dan



hula-hula



cucu/cicitnya.



Acara kematian untuk orang tua seperti ini biasanya memakan waktu sangat lama, adakalanya mencapai 35 hari acaranya. Biaya acaranya cukup besar, karena inilah acara puncak kehidupan orang yang terakhir. H. Yang Memberikan Ulos Di wilayah , Simalungun dan Tanah Karo pada prinsipnya pihak hula-hulalah yang memberikan ulos kepada parboru/boru (dalam perkawinan). Tetapi diwilayah Pakpak / Dairi dan Tapanuli Selatan, pihak borulah yang memberikan ulos kepada kula-kula (kalimbubu) atau mora. Perbedaan spesifik ini bukan



85



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



berarti mengurangi nilai dan makna ulos dalam upacara adat. Semua pelaksanaan adat batak dititik beratkan sesuai dengan “dalihan na tolu” (tungku/dapur terdiri dari tiga batu) yang pengertiannya dalam adat batak ialah dongan tubu, boru, hula-hula harus saling membantu



dan



saling



hormat



menghormati.



Di wilayah yang berhak memberikan ulos ialah : 1. Pihak hula-hula (tulang, mertua, bona tulang, bona ni ari, dan tulang rorobot). 2. Pihak dongan tubu (ayah, saudara ayah, kakek, saudara penganten laki-laki yang lebih tinggi dalam kedudukan kekeluargaan). 3. Pihak pariban (dalam urutan tinggi pada kekeluargaan). Ale-ale (teman kerabat) yang sering kita lihat turut memberikan ulos, sebenarnya adalah diluar tohonan Dalihan na tolu (pemberian ale-ale tidak ditentukan harus ulos, ada kalanya diberikan dalam bentuk kado dan lain-lain). Dari urutan diatas jelaslah bahwa yang berhak memberikan ulos adalah mereka yang mempunyai kedudukan



yang



lebih



tinggi



kekeluargaan dari sipenerima ulos.



86



dalam



urutan



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Rangkuman 1. Dari berbagai ragam dan jenis ulos sebagai hasil karya Batak Toba, telah di rumuskan berbagai makna dan fungsi yang telah di budayakan untuk di pahami dan di pedomani sebagai sebuah sarana untuk mempererat kekerabatan dalam tatanan masyarakat sosial yang beradab dan bermartabat. 2. Maka dari jenis dan fungsi Ulos ini, telah menjadi sebuah alat untuk pengenalan jati diri orang batak sesuai tatanan sosial Budaya dan Adatnya, dan orang Batak akan di kenal dan di ketahui fungsi serta kedudukannya dari Ulos yang di berikan, di terima dan yang di sandangnya (di pakai).



Latihan Jawablah pertanyaan di bawah ini yang telah disediakan 1. Sebutkan kegunaan ulos tumtuman Batak Toba ! 2. Sebutkam 5 macam ulos batak toba ! 3. Apa kegunaan ulos ragi hotang di adat batak ? 4. Apa kegunaan ulos maratur ? 5. Sebutkan 4 kegunaan ulos pinuncaan ?



87



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Nama



: ...............................



Kelas



: ...............................



PETUNJUK: 9. Bacalah pertanyaan di atas dengan cermat 10. Jawablah pertanyaan diatas dengan cara mendiskusikan dengan teman sekelompokmu dalam menentukan jawaban yang paling benar JAWABAN 11. Yakinkan bahwa setiap anggota sekelompok mengetahui jawabannya 12. Jika dalam kelompokmu mengalami kesulitan dalam mempelajari LKS, tanyakan pada gurumu dengan tetap berusaha secara maksimal terlebih dahulu



Pilihan Ganda 1.



4.



2.



5.



3. Essay Test 1. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



88



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 2. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 3. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 4. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 5. .......................................................................................................................



....................................................................................................................... 89



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



Ayo istirahat sejenak......................!!!!! Apa yang dapat kamu pahami dari motivasi berikut, dan adakah pengaruhnya terhadap sikap belajarmu? Tuliskan komentarmu di bawah ini!



-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



90



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



BAB 4 Pada bab ini akan membahas tentang seni bela diri “Mossak”, dimana bab ini terintegrasi terhadap penguatan pendidikan karakter pada akhir bab. Bacalah



bacaan



“Mossak”



tersebut



dan



setelah



membacanya dengan baik, jawablah pertanyaan yang telah disediakan dalam bab ini.



91



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



4



BAB



SENI BELA DIRI MOSSAK 1.



KOMPETENSI INTI (KI) KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. KI 4 : Memahami sejarah dan perkembangan Mossak, mampu melakukan tata cara latihan pembukaan dalam bela diri Mossak, sikapsikap dalam latihan mossak serat dasar udakuda.



2.



KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR Budi Pekerti dengan Kesenian Tradisional Kompetensi Dasar (KD) 4.1 Mampu menjelaskan sejarah bela diri Mossak Batak 4.2 Mempraktekkan cara berbaris, merentangkan tangan, cara berdoa, istirahat dan bubar di lapangan dengan berkelompok yang sudah dibentuk serta nilai sprotivitas, 92



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri. 4.3 Mempraktekkan gerak pemanasan yang harus dilakukan serta nilai sportivitas, kejujuran kerjasama, toleransi dan percaya diri. 4.4 mendemonstrasikan sikap tubuh dalam posisi tegak, posisi berdoa, sikap hormat, sikap siaga, sikap istirahat dan sikap duduk 4.5. Mempraktikkan gerak dasar kuda-kuda serta nilai disiplin dan kerjasama. Indikator :  Menjelaskan (asal, keunikan gerakan) salah Seni Bela diri Mossak Batak Toba.  Memberikan tanggapan tentang seni bela diri Mossak Batak Toba terhadap kehidupan bermasyarakat suku Batak. 3.



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan (asal, keunikan gerakan) Seni Bela diri “Mossak” Batak Toba dengan benar.



93



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



URAIAN MATERI Mossak adalah Beladiri Kuno asal Sumatera Utara tepatnya dari Beladiri Suku



Batak yang



berpakain hitam-hitam. Mossak di kenal memiliki ilmuilmu kebatinan dan tidak sembarangan orang untuk mempelajarinya. Penerus-penerus Ilmu mossak yang tersisa tidak berani menurunkan atau mengajari anaknya jurus mossak ini karena bisa mempengaruhi kepercayaannya terhadap Maha Pencipta. Seiring dengan waktu beladiri mossak di rubah gerakannya dan di buat peraturannya, dan sistem pertandingannya seperti pertandingan pencak silat agar bisa diterima masyarakat luas, tetapi karena tidak ada orang batak yang meneruskan beladiri ini sehingga menghilang seiring



dengan



kemajuan



jaman.



Yang



masih



mengetahui peraturan pertandingan Mossak sudah mustahil dijumpai, buku-buku peraturannya juga tidak dapat dijumpai sekarang ini. Beladiri Mossak sendiri sudah diangkat kedalam drama batak yang berjudul guru Saman dan kedalam novel berjudul "MOSSAK". Sampai saat ini masyarakat batak di seluruh dunia masih penasaran dengan jurus mossak ini karena sudah menjadi legenda dan cerita rakyat batak. Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Mossak



94



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Sumber : http://www.sibatak.com/sungguh-ironis-moncak-batak-telahpunah/mossak/diakses,21/07/2018



Tidak banyak literatur yang dapat menjelaskan tentang keberadaan monsak di Tanah Batak. Tulisan ini mungkin menjadi tulisan pertama yang memaparkan tentang



keseluruhan



monsak.



Akan



tetapi



saya



mengutip sedikit dari buku “Perihal Bangsa Batak” yang ditulis E. St. Harahap yang menjelaskan bahawa orang



Batak



memiliki



beberapa



kecerdasan



diantaranya ahli dalam pertanian, seni lukis dan juga berperang. Kebiasaan berperang menjadikan orang Batak membangun benteng pertahanan di setiap kampung berupa tanah yang sedikit tinggi dan ditanami bambu. Kemudian pada masa setelah panen 95



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



padi, biasanya dilakukan latihan-latihan perang seperti berlempar-lempar batu, panah-memanah, silat dan tinju. Ada



beberapa



masa



dimana



diadakan



perlombaan tinju ataupun pencak. Dan aturan dalam bertinju ataupun berpencak sangat dipegang teguh (Harahap 1960: 145-148). Penjelasan ini menjadi salah satu bukti perkembangan monsak di daerah Batak Toba. Kebiasaan melakukan latihan perang berupa silat menjadi hal yang utama yang membantu perkembangan



monsak.



Pengadaan



perlombaan



monsak juga mempengaruhi banyak orang untuk mempelajari ilmu silat dengan tujuan menjadi yang terbaik di daerahnya. Dengan demikian semakin banyaklah orang yang mengetahui dan mampu memainkan monsak. Akan tetapi pada masa sekarang sudah tidak ada lagi kebiasaan-kebiasaan seperti itu dan sudah pasti bahawa monsak mengalami hambatan dalam perkembangannya. Sumber : Sinambela, R.M. Monsak, Seni Beladiri Masyarakat Batak Toba Sumatra:Perhubungan Di Antara Muzik, Gerakan Dan Menurun. Tesis.Univeisti Sains Malaysia. 2015



96



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



RANGKUMAN 1.



Mossak adalah Beladiri Kuno asal Sumatera Utara tepatnya dari Beladiri Suku Batak.



2.



Mossak di kenal memiliki ilmu-ilmu kebatinan dan tidak sembarangan orang untuk mempelajarinya. Penerus-penerus Ilmu mossak yang tersisa tidak berani menurunkan atau mengajari anaknya jurus mossak ini karena bisa mempengaruhi kepercayaannya terhadap Maha Pencipta.



LATIHAN 1. Apa nama seni bela diri suku Batak Toba.... a. Mangan



c. Mangap



b. Mossak



d. Modom



2. Coba prkatekkan cara berbaris, merentangkan tangan, cara berdoa, istrihat dan bubar di lapangan dengan berkelompok! 3. Tuliskan sejarah bela diri Mossak Batak?



97



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Nama



: ...............................



Kelas



: ...............................



PETUNJUK: 13. Bacalah pertanyaan di atas dengan cermat 14. Jawablah pertanyaan diatas dengan cara mendiskusikan dengan teman JAWABANsekelompokmu dalam menentukan jawaban yang paling benar 15. Yakinkan bahwa setiap anggota sekelompok mengetahui jawabannya 16. Jika dalam kelompokmu mengalami kesulitan dalam mempelajari LKS, tanyakan pada gurumu dengan tetap berusaha secara maksimal terlebih dahulu



Pilihan Ganda 1.



4.



2.



5.



3. Essay Test 1. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



98



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 2. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 3. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 4. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



99



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Ayo istirahat sejenak......................!!!!! Apa yang dapat kamu pahami dari gambar motivasi berikut, dan adakah pengaruhnya terhadap sikap belajarmu? Tuliskan komentarmu di bawah ini!



100



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



BAB 5 Pada bab ini akan membahas tentang Seni Tari Suku Batak, dimana bab ini terintegrasi terhadap penguatan pendidikan karakter pada akhir bab. Bacalah bacaan Seni Tari Suku Batak tersebut dan setelah



membacanya



dengan



baik,



jawablah



pertanyaan yang telah disediakan dalam bab ini.



101



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



5



BAB SENI TARI SUKU BATAK



1. KOMPETENSI INTI (KI) KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. KI 3 : Mampu mengenal beragam jenis tortor Batak Toba dan mampu menjelaskan makna simbolik dari berbagai jenis tor-tor daerah Batak Toba dalam upacara adat Batak Toba menjadi seni pertunjukkan dalam upaya mendukung program pariwisata di kabupaten Samosir KI 4 : Mampu mendemonstrasikan berbagai jens tortor Batak Toba dalam berbagai upacara adat Batak Toba menjadi seni pertunjukkan dalam upaya mendukung program pariwisata di kabupaten Samosir 2.



KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR Kompetensi Dasar (KD) 5.1 Mengenal beragam jenis tor-tor daerah Batak Toba 5.2 Menjelaskan makna simbolik dari berbagai jenis tortor daerah Batak Toba



102



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



5.3



Melakukan jenis upacara adat Batak Toba yang menggunakan tortor sebagai seni pertunjukkan. Indikator :  Menjelaskan (asal, keunikan gerakan) salah satu tarian adat Batak Toba.  Memberikan tanggapan tentang seni tari Batak Toba terhadap kehidupan bermasyarakat suku Batak.  Mengenal jenis-jenis tortor daerah Batak Toba  Menuliskan struktur tortor pada upacara adat Batak Toba  Menjelaskan fungsi tortor pada upacara adat Batak Toba 3.



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan (asal, keunikan gerakan) salah satu tarian adat batak Toba dengan benar



103



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



URAIAN MATERI A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari tari adalah untuk memperluas kelangsungan budaya dari mana tarian itu berasal. Hal ini dapat dilihat dari berbagai pengertian tari yang merupakan kreatifitas universal bangsa, betapa pun ptimitifnya tingkat teknologi mereka, yang berfungsi sebagai kekuatan sentral dan viral untuk menunjukkan serta membentuk gaya hidup dalam masyarakatnya. Demikian juga halnya dengan kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Batak Toba. Suku Bata adalah salah satu suku pribumi yang ada di Sumatera Utara, dan yang masuk dalam suku Batak yaitu, Batak Toba, Batak Mandailing Batak Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak Simalungun dan Batak Karo. Kesemua suku Batak ini di dalam menjalani kehidupannya juga menggunakan kesenian sebagai salah satu media untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dalam setiap kegiatan-kegiatan yanng berbentuk religi dan upacara adat.



104



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



B. Tortor Tortor adalah ekpresi estetis yang menjelma dalam bentuk



gerakan



teratur



menurut



irama



yang



menggerakkan. Tari juga merupakan gerak tubuh sebagai makna simbolik. Tari tumbuh dan berkembang dalam tiga unsur buddaya yaitu: Bahasa, adat istiadat dan norma-norma kehidupan. Tari merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dikembangkan. Selaras dengan perkembangan perkembangan masyarakat. Untuk itu tari di Indonesia harus menjadi tradisi yang hidup harus dijaga dan dilestarikan agar tidak punah. Salah satu tujuan tari adalah untuk memperluas kelangsungan budaya darimana tarian itu berasal, demikian juga halnya dengan kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Batak Toba. Suku Batak Toba adalah salah sat suku pribumi yang ada didaerah Sumatera Utara dan masuk dalam suku Batak. Bentuk-bentuk upacara pada masyarakat Batak Toba antara lain:  Upacara Perkawinan  Upacara Kematian  Upacara memasuki rumah baru  Upacara Pengobatan



105



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



 Upacara Kelahiran anak  Upacara meminta hujan  Upacara Menolak bala dan upacara lainnya. Pelaksanaan



upacara



masyarakat



Batak



Toba



menyatakan kesenian sebagai media untuk melengkapi setiap pelaksanaan kegiatan karena mereka percaya bila menyertakan kesenian maka tujuan akan tercapai. Fungsi tortor pada masyarakat Batak Toba tor-tor digunakan pada upacara ini tidak dilakukan sesuka hari melainkan sudah ada ketentuan dan aturan-aturan dalam melakukannya, hal ini disesuaikan dengan bunyi gondangnya. Fungsi tortor adalah sebagai media penyampai



doa-doa



yang



disampaikan



melalui



pargonsi sebagai orang yang mempunyai kedudukan penting dalam upacara, karena pargonsi dianggap sebagai



penyampai



doa-doa



masyarakat



kepada



Debata Mula jadi Nabolon. Secara struktur bentuk penyajian tortor adalah sebagai berikut:



106



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



1. Tortor Mula-Mula (Gondang Mula-Mula)



Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=O8xg2iuTS8/diakses,21/07/2017



2. Tortor Mula Jadi Nabolon (Gondang Mula Jadi Nabolon)



Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/tor-tor-tarian-batakbernafaskan-mistis.html/diaskes,21/07/2017



107



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



3. Tortor Somba (Gondang Somba)



https://www.youtube.com/watch?v=932OAihUmAk/diakses,21/07/2018



4. Tortor Mangaliat (Gondang Mangaliat)



Sumber: https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u2826665/asal-kisah-tarian-tor-tor-dan-patung-sigale-gale-yangmistis/3,diakses,21/07/2018



108



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



5. Tortor Mula Gabe (Gondang Mula Gabe)



Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=O8xg2iuTS8/diakses,21/07/2017



6. Tortor Hasahatan Sitio-Tio (Gondang Hasahatan Sitio-Tio)



109



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Tortor biasanya disajikan dengan diawali degan tortor mula-mula dan diakhiri dengan tortor hasahaton sitiotio. Dalam upacara tortor biasanya mempergunakan busana yang terbuat dari ulos. Busana dalam tortor dibedakan menurut jenis kelamin. Biasanya untuk perempuan mempergunakan ulos SIBOLANG dan SADUM, kemudian dikepala menggunakan SORTALI dan dihiasi dengan daun beringin di kepala sedangkan untuk



laki-laki



mempergunakan



SIBOLANG



dan



RAGIHOTANG. Musik pengiring untuk tortor adalah gondang sabangunan adalah tagading, odap, ogung, garantung, sarune, dan hasapi. Gerak tortor terbagi menjadi: - Gerak mangurdot Menggerakkan badan ke atas dan ke bawah yang menggambarkan perjalanan hidup. - Gerak Adondaun Hampir sama dengan mangurdot yang artinya ada tanda-tanda kehidupan dari awal semua kegiatan yang mereka kerjakan - Gerakan Somba Memiliki makna antara lain: 1. Somba Debata



110



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Merupakan



sembah



atau



penghormatan



kepada Tuhan Debata Mula jadi Nabolon 2. Somba Adat Merupakan



sembah



atau



penghormatan



kepada masyarakat. - Gerakan Manaek Mijur (kedua tangan naik turun) Menggambarkan kehidupan yang silih berganti - Gerakan Manaothon Tabina Menggambarkan hasangapon atau kekuatan menghormati orang ramai - Gerakan manea Memiliki arti memberi dan menerima yang bermakna pada setiap kerja yang dilakukan. - Gerakan Mangorai Artinya



menghalangi



atau



menolak



segala



maksud jahat - Gerakan mangai tua Artinya



masyarakat



menyatukan



segala



keinginan dengan menyatukan hati dan pikiran kepada yang mereka sembah.



111



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



- Gerakan embas Merupakan keyakinan bahwa tanah yang meberi kehidupan bagi masyarakat. Latihan 1. Menurut masyarakat Batak Toba, apa yang dimaksud dengan menari? 2. Apa makna Tortor dalam kehidupan masyarakat



Batak Toba? 3. Gerakan tortor terbagi menjadi........... 4. Tuliskan berbagai jenis bentuk penyajian tortor? 5. Tuliskan



bentuk-bentuk upacara adat pada



masyarakat Batak Toba antara lain?



112



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Nama



: ...............................



Kelas



: ...............................



PETUNJUK: 17. Bacalah pertanyaan di atas dengan cermat 18. Jawablah pertanyaan diatas dengan cara mendiskusikan dengan teman JAWABANsekelompokmu dalam menentukan jawaban yang paling benar 19. Yakinkan bahwa setiap anggota sekelompok mengetahui jawabannya 20. Jika dalam kelompokmu mengalami kesulitan dalam mempelajari LKS, tanyakan pada gurumu dengan tetap berusaha secara maksimal terlebih dahulu



Pilihan Ganda 1.



4.



2.



5.



3. Essay Test 1. ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



113



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 2. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 3. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 4. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 5. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 114



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



115



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Ayo istirahat sejenak......................!!!!! Apa yang dapat kamu pahami dari gambar motivasi berikut, dan adakah pengaruhnya terhadap sikap belajarmu? Tuliskan komentarmu di bawah ini!



116



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



BAB 6 Pada bab ini akan membahas tentang Teknik Belaan Dasar Bela Diri “MossaK”, dimana bab ini terintegrasi terhadap penguatan pendidikan karakter pada akhir bab. Bacalah Seni Bela Diri “Mossak” tersebut dan setelah membacanya dengan baik, jawablah pertanyaan yang telah disediakan dalam bab ini.



117



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



6



BAB



TEKNIK BELAAN DASAR BELA DIRI “MOSSAK” 1. KOMPETENSI INTI (KI) KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. KI 4 : Memahami dan mampu melakukan teknik dasar kuda-kuda, teknik belaan dasar bela diri mossak 2.



KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR Budi Pekerti dengan Kesenian Tradisional Kompetensi Dasar (KD) 6.1 Mampu menjelaskan dan melaukukan Pembelaan dasar 6.2 Mampu memperagakan jenis-jenis pembelaan lanjutan



118



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Indikator :  Menjelaskan (asal, keunikan gerakan) salah satu seni bela diri mossak Batak Toba.  Memberikan tanggapan tentang seni bela diri mossak Batak Toba terhadap kehidupan bermasyarakat suku Batak. 3.



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan (asal, keunikan gerakan) Seni Bela diri “Mossak” Batak Toba dengan benar.



URAIAN MATERI



http://www.medanbisnisdaily.com/news/online/read/2017/10/14/8696/ mossak_seni_bela_diri_batak_yang_terlupakan/diakses,21/07/2018



119



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Salah



satu



warisan



budaya



yang



dimiliki



masyarakat tradisi di Sumatera Utara adalah seni bela diri. Di Batak Toba dikenal dengan sebutan mossak. Di Karo dinamai ndikar. Baik mossak dan ndikar dalam terminologi seni bela diri Indonesia masuk kategori silat. Sebagai seni bela diri, mossak tidak sekadar keterampilan bertarung. Mossak juga mengajarkan keterampilan



yang



sifatnya



kebatinan.



Juga



pengetahuan akan obat-obatan. Kompleksitas “ilmu” yang diajarkan dalam mossak itu membuat tak semua orang mampu dan berhak belajar mossak. Hal



itu



disampaikan



seorang



budayawan



sekaligus pelaku pengobatan alternatif, RM Sirait, “Dulu mossak itu diajarkan pada orang tertentu. Bukan maksudnya membatasi, namun menjaga agar ilmu yang diperoleh itu tidak disalahgunakan. Tidak semua orang yang mau belajar diterima. Dilihat dulu kepribadian dan sifatnya,” ujarnya. Dijelaskan



Sirait,



pada



dasarnya



mossak



mengajarkan seseorang untuk bersatu dengan Tuhan melalui media alam. Manusia adalah bagian kecil dari zat yang ada di alam semesta. Zat-zat lain ada pada alam. Apakah itu udara, air, api, tanah, maupun 120



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



makhluk hidup lainnya. “Manusia sendiri diberi berkat oleh Tuhan untuk dapat mempersatukan zat-zat itu ke dalam dirinya. Tujuannya banyak. Bisa untuk kekuatan, penyembuhan maupun untuk melihat masa yang akan datang,” kata Sirait yang mengaku belajar mossak dari guru spiritual Sorimangaraja Sitanggang. Gerak dasar mossak diawali dengan kuda-kuda, di mana seseorang berposisi setengah jongkok dan kedua kaki kakinya diangkat bergantian dengan mengikuti titik berat tubuh. Kemudian tangannya digosokkan ke punggung sebagai persiapan untuk menyerang, menangkis maupun bertahan. Itulah yang menjadi ciri khas mossak. Kudakudanya lebih lebar dan rendah. Kedua kaki diangkat saling bergantian mengikuti berat tubuh. Konon, gerakan itu terinsipirasi dari cerita seseorang yang tengah membakar api unggun di tengah hutan. Saat itu malam sangat dingin dan pekat. Orang



itu



jongkok



di



bawah



pohon



sambil



mengarahkan kedua tangannya dalam posisi telungkup ke arah api. Karena tangannya mulai panas ia menggosok-gosokkan tangannya ke punggungnya.



121



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



Kemudian tiba-tiba sebuah ranting jatuh dan refleks ia menangkisnya. Gerakan itulah kemudian dijadikan gerakan dasar mossak. Namun kini mossak sendiri sudah hampir punah. Setahu Sirait, hanya Soringamangaraja Sitanggang yang



masih



meneruskannya.



Salah



satu



faktor



punahnya mossak, adalah karena ketakutan penerus mossak



menurunkan



mossak



kepada



generasi



sesudahnya. “Kalau pengetahuan dan kebatinannya lemah, bisa mempengaruhi kepercayaan mereka terhadap Maha Pencipta,” jelas Sirait. Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/news/online/read/2017/10/14/ 8696/mossak_seni_bela_diri_batak_yang_terlupakan/diakses,22/07/2 017



RANGKUMAN 1. Mossak tidak sekadar keterampilan bertarung, Mossak juga mengajarkan keterampilan yang sifatnya kebatinan. Juga pengetahuan akan obatobatan. Kompleksitas “ilmu” yang diajarkan dalam mossak itu membuat tak semua orang mampu dan berhak belajar mossak.



122



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



LATIHAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Tuliskan gerakan-gerakan dasar “mossak”! 2. Praktikkan gerakan-gerakan dasasr “mossak”! 3. Tuliskan tanggapan kalian tentang seni bela diri “mossak” ini! 4. Tuliskan apa-apa saja yang terkandung dalam seni bela diri “mossak: ini? Ayo istirahat sejenak......................!!!!! Apa yang dapat kamu pahami dari gambar motivasi berikut, dan adakah pengaruhnya terhadap sikap belajarmu? Tuliskan komentarmu di bawah ini!



Cinta Tanah Air



123



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Nama



: ...............................



Kelas



: ...............................



PETUNJUK: 21. Bacalah pertanyaan di atas dengan cermat 22. Jawablah pertanyaan diatas dengan cara mendiskusikan dengan teman JAWABAN sekelompokmu dalam menentukan jawaban yang paling benar 23. Yakinkan bahwa setiap anggota sekelompok mengetahui jawabannya 24. Jika dalam kelompokmu mengalami kesulitan dalam mempelajari LKS, tanyakan pada gurumu dengan tetap berusaha secara maksimal terlebih dahulu



Pilihan Ganda 1.



4.



2.



5.



3. Essay Test 1. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



124



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 2. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 3. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 4. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ......................................................................................................................



125



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



5. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................



126



BUKU PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA BATAK TOBA PADA SISWA SMP



DAFTAR PUSTAKA Hutagalung, WM. (1991). Pustaha Batak. Tarombo dohot turi-turian ni Bangso Batak. Penerbit: Tulus Jaya Kozok, U. (2009). Surat Batak. Sejarah perkembangan tulisan Batak berikut pedoman menulis Aksara Batak dan Cap si Sisingamangaraja XII. Jakarta: Ecole Francaise d’Extreme-Orient KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Saragih, S. (1997). Pustaha. Singator Boja Holing. Penerbit: Kurnia Medan Sibarani, R. (2006). Aksara Batak. Pedoman Aksara Batak secara manual dan komputerisasi pada Toba, Karo, Simalungun, Pakkpak-Dairi, dan Angkola-Mandailing. Medan: LPPM US Sidabutar, S. (2011). Pelajaran Bahasa dan Sastra Batak Toba. Penerbit: Mitra 127