BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM Maxillo Intra Oral [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM MAXILLOFACIAL INTRA ORAL SEMESTER IV



DISUSUN OLEH : TEAM MAXILLOFACIAL INTRA ORAL



PROGRAM STUDI D3 TEKNIK GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 1



VISI Menghasilkan tenaga Ahli MadyaTeknik Gigi yang kompeten, mandiri dan responsif terhadap perkembangan IPTEK dibidang keteknisian gigi



MISI 1. Menyelenggarakan pendidikan yang sesuai, dengan standart kurikulum dibidang keteknisian gigi, serta dapat memanfaatkan bahan herbal sebagai desinfektan pada gigi tiruan, alat ortodonsi dan protesa maksilofasial 2. Menyelenggarakan penelitian dibidang keteknisian gigi, khususnya pemanfaatan bahan herbal sebagai desinfektan pada gigi tiruan, alat ortodonsi dan protesa maksilofasial yang bersifat responsif terhadap perkembangan IPTEK 3. Mendharmabaktikanhasilperkembangan



IPTEK



melaluipelayanandibidangketeknisiangigikepadamasyarakat 4. Bekerja sama dengan lembaga terkait dalam peningkatan mutu kegiatanTridharma Perguruan Tinggi di bidang keteknisian gigi



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 2



KATA PENGANTAR



Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenanNya buku petunjuk Praktikum Maxillofacial intra oral bagi mahasiswa semester IV Studi D3 teknik Gigi dapat diselesaikan. Buku ini disusun sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dan diharapkan dengan adanya praktikum Maxillofacial Intra oral mahasisiwa dapat meningkatkan ketrampilan serta pemahaman tentang teori-teori dasar yang telah dipelajarinya. Semoga buku ini bermanfaat bagi mahasiswa dan staf pengajar dalam proses pendidikan di Program Studi D3 teknik Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.



Kediri,



Tim Maxillofacial



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 3



DAFTAR ISI



Halaman judul .......................................................................i Visi dan Misi .....................................................................ii Kata pengantar .................................................................iii Daftar isi ...........................................................................v Ringkasan umum materi ...................................................vi Metode .............................................................................vi Tujuan .............................................................................vi Bab I. Tata Tertib Praktikum..............................................1 Bab II. Pelaksanaan ...........................................................3 Bab III. Pembahasan ..........................................................4 Bab IV. Penutup...............................................................19 Daftar pustaka Lampiran



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 4



RINGKASAN UMUM MATERI Mata kuliah ini membahas cara pembuatan prothesa maxillofacial yang meliputi pembuatan 1. 1. Obturator palatum non fungsional 2. Obturator palatum fungsional METODE 1. Demonstrasi 2. Praktek pembuatan obturator palatum (non fungsional) dan obturator fungsional 3. Ujian



TUJUAN Pada akhir pendidikan peserta didik mampu membuat prothesa maxillofacial sesuai tahapan yang ditentukan.



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 5



BAB I TATA TERTIB PRAKTIKUM



1.



Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan praktikum.



2.



Mahasiswa wajib membaca Buku Panduan Praktikum sebelum praktikum.



3.



Mahasiswa wajib hadir di ruang praktikum pada waktu yang telah ditentukan mengenakan jas praktikum dengan rapi dan name tag sesuai dengan ketentuan yang berlaku.



4.



Membawa Buku Panduan Praktikum dan kelengkapan praktikum yang diperlukan.



5.



Bagi mahasiswa perempuan rambut harus terikat rapi dan apabila berjilbab, agar dimasukkan kedalam jas praktikum. Bagi mahasiswa laki-laki, tidak diperkenankan memanjangkan rambut melebihi bahu.



6.



Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum. Mahasiswa yang berhalangan melakukan kegiatan praktikum, harus melapor pada PenanggungJawab Mata Kuliah yang bersangkutan.



7.



Selama kegiatan praktikum/ berlangsung, mahasiswa dilarang merokok, makan, telepon genggam harap di silent, atau bersenda gurau, dan meninggalkan ruang praktikum tanpa seijin instruktur praktikum.



8.



Peralatan praktikum yang dipinjam di inventaris lab menjadi tanggung jawab mahasiswa. Sebelum dan sesudah kegiatan praktikum, periksa/teliti kelengkapan peralatan/sarana yang digunakan, apabila kurang lengkap atau rusak, wajib segera melapor pada petugas laboran atau instruktur praktikum yang bertugas. Apabila terjadi kerusakan pada peralatan praktikum, maka menjadi tanggungjawab mahasiswa yang bersangkutan.



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 1



9.



Sebelum meminjam peralatan atau meminta bahan, mahasiswa wajib menuliskan peralatan atau bahan yang dipinjam/diminta pada borang peminjaman peralatan dan boring permintaan bahan, dan harus ditandatangani oleh instruktur praktikum yang bertugas.



10. Permintaan bahan minimal dua kali, selebihnya mahasiswa membawa bahan sendiri. 11. Selesai kegiatan praktikum, semua peralatan dicuci bersih dan dikembalikan ketempat sampah semula, sampah dibuang pada tempatnya, hasil kerja praktikum disimpan di dalam lemari penyimpanan. Tempat kerja yang ditinggalkan harus dalam keadaan bersih dan rapi. 12. Fakultas/laboratorium tidak bertanggungjawab atas barang yang tertinggal/hilang di dalam ruang praktikum/skills lab.



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 2



BAB II PELAKSANAAN



UJIAN PRAKTIKUM 1. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti semua ujian praktikum (pre test dan post test) pada waktu yang telah ditentukan. 2. Mahasiswa yang berhalangan mengikuti ujian harus melapor paling lambat 2 (dua) hari sesudah hari ujian kepada Penanggungjawab Mata Kuliah yang bersangkutan dengan mengajukan alasan tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan dan akan mendapat kesempatan untuk mengikuti ujian susulan pada waktu dan cara yang ditetapkan oleh Penanggungjawab Mata Kuliah.



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 3



BAB III PEMBAHASAN A.



DAFTAR ALAT PRAKTIKUM MAXILLOFACIAL Persiapan alat : 1.



Bowl



2.



Spatula



3.



Pisau model



4.



Pisau malam



5.



Tang Klamer (tang adams, koil, tiga jari)



6.



Tang potong



7.



Alat tulis (pensil, penghapus, spidol)



8.



Lampu spiritus



9.



Press meja



10. Kuvet besar 11. Kompor 12. Panci 13. Mikromotor 14. Mata bur 15. Mesin poles 16. Feltcone 17. Trimmer 18. Press begel



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 4



B. PEKERJAAN PRAKTIKUM MAKSILLOFACIAL INTRA ORAL 1. Obturator non fungsional (one piece) 2. Obturator fungsional (one piece) 3. Obturator fungsional ( two piece) 4. Feeding plate



C. PROSEDUR PEMBUATANOBTURATOR PALATUM (Non Fungsional) 1.



Persiapan model kerja Model kerja dibersihkan dari nodul-nodul stone kemudian dirapikan dengan trimer pada bagian tepi yang berlebihan , perhatikan batas mukosa bergerak dan tidak bergerak



2.



Duplikasi model kerja



3.



Desain



4.



Pembuatan survey



5.



Block out Block out adalah mengurangi daerah undercut yang tidak menguntngkan pada model kerja agar prothesa dapat keluar masuk dengan mudah. Daerah yang tidak menguntungkan dan menimbulkan undercut diblock out dengan gips plaster. Gips diaduk hingga rata kemudian block out pada daerah defek yang ber-undercut pada model kerja , dibuat rata, rapi dan haluskan pada daerah yang memiliki undercut.



6. Pembuatan Cengkeram Cengkeram adalah bagian dari komponen-komponen yang berhubungan dengan protesa gigi tiruan maupun obturator, terbuat dari kawat atau logam tuang yang melingkari serta menyentuh sebagian besar keliling gigi penjangkarnya. Cengkram yang digunakan dalam pembuatan obturator ini adalah sebagai retensi dan stabilisasi yaitu cengkeram Half Jackson ,



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 5



menggunakan kawat stainless steel berdiameter 0,7 mm, dengan menggunakan beberapa macam tang klamer. 7. Pembuatan pola malam a. Model kerja dibasahi agar wax tidak menempel b. Batas-batas basis dibuat pada model kerja c. Dua lembar base plate wax untuk basis dilunakkan dengan api spirtus tapi janan sampai meleleh. d. Setelah wax lunak , diaplikasikan pada model kerja sesuai batas yang sudah dibuat . Bagian yang berlebih dipotong e. Lihat bagian pola malam apakah ketebalannya sudah rata dan tidak ada bagian pola malam yang terlalu tipis. Jika masih ada bagian yang terlalu tebal , ambil atau tipiskan bagian pola malam tersebut dan sesuaikan ketebalannya. Jika terlalu tipis, tambahkan lagi pola malam . 8. Flasking a. Model kerja dipoles dengan mengkilat menggunakan kapas yang dibasahi air lalu dihangatkan dilampu spirtus kemudian dioleskan pada model sampai halus dan mengkilat b. Permukaan cuvet bagian dalam diulasi vaselin tipis tipis agar model mudah dikeluarkan dari cuvet pada saat deflasking c. Aduk adonan gips sesuai ketentuan pabrik , kemudiaan letakkan dicuvet bagian bawah lalu model ditanam dalam cuvet tersebut. d. Permukaan gips dibuat landai dan sisa gips ditepi cuvet harus dibersihkan . Permukaan gips diolesi dengan vaselin kecuali plat malam, dan cengkram.



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 6



e. Cuvet atas dipasang lalu isi dengan adonan gips kedua dan tuangkan kedalam cuvet sampai penuh sambil diketuk secara perlahan-lahan agar gips dapat masuk kedaerah yang sempit lalu press sampai kelebihan gips keluar metal to metal kontak. f. Setelah gips mengeras maka siap untuk melakukan proses boiling out 9. Boiling out a. Air dipanaskan sampai mendidih, lalu cuvet yang telah dipasang dipress begel , dimasukkan ke dalam panci dan diamkan selama lebih kurang 5 menit. b. Kemudian cuvet diangkat dan dibuka dengan pisau malam lalu sisa wax disiram dengan air panas agar tidak ada residu. c. Setelah proses boiling out selesai, didapatkan mould space. d. Serpihan gips dibersihkan dan tepi-tepi tajam dirapikan. 10. Packing akrilik a. Permukaan gips yang masih hangat diolesi CMS kecuali pada elemen gigi dan cengkeram b. Alat dan bahan harus disiapkan harus disiapkan dulu c. Siapkan heat curet Acrilic serbuk dan monomernya d. Ambil mixing jar, masukkkan momomer ke dalamnya kemudian sedikit demi sedikit polimer (serbuk HCA) dimasukkan sampai terbasahi monomer e. Kemudian aduk adonan menggunakan lecron dan ditutup f.



Setelah adonan akrilik mencapai dough stage ,dibentuk menjadi gulungan kemudian diaplikasikan kedalam mould space denga jari tangan lalu plastik cellophane diletakkan diantara cuvet atas dan cuvet bawah , disatukan kemudian di press



g. Press dilakukan perlahan lahan sampai metal to metal kontak agar akrilik dapat mengalir kesemua mould dan kelebihannya mengalir keluar cuvet



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 7



h. Cuvet dibuka lalu kelebihan akrilik yang menempel dibersihkan kemudian cellophane diletakkan kembali dan dilakukan press kedua i. Cuvet dibuka dan apabila tidak ada kelebihan akrilik , akrilik diulasi dengan liquid kemudian dilakukan press terakhir tanpa cellophan. j. Proses curing siap untuk dilakukan 11. Curing a. Air dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang pada press begel dimasukkan kedalam panci tersebut dan direbus selama 1 jam b. Kompor dimatikan , kemudian press begel yang berisi cuvet diangkat dan didiamkan sampai kembali kesuhu kamar 12. Deflasking a. Cuvet dibuka setelah suhu mendingin dan normal b. Obturator dipisahkan dari gips dengan menggunakan pisau gips secara hati-hati agar tidak patah 13. Model Kasar Obturator yang telah dilepas dikembalikan pada model, tanpa ada undercut 14. Finishing a. Obturator dibersihkan dari sisa-sisa gips b. Bagian yang tajam dirapikan dan dibulatkan dengan menggunakan akrilik trimer bur c. Prothesa diamplas dengan menggunakan amplas kasar dan amplas halus 15. Polishing a. Obturator dipoles menggunakan sikat hitam dan pumice b. Poles yang kedua dilakukan dengan menggunakan felcone dan pumice c. Apabila permukaan obturator sudah tidak ada guratan –guratan , dilanjutkan dengan menggunakan poles terakhir menggunakan sikat putih dan CaCo3 Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 8



d. Obturator dibersihkan dari sisa bahan poles 16. Pengepasan obturator ke study model



D. PROSEDUR PEMBUATAN OBTURATOR FUNGSIONAL 1. Persiapan model kerja Model kerja dibersihkan dari nodul-nodul stone kemudian dirapikan dengan trimer pada bagian tepi yang berlebihan , perhatikan batas mukosa bergerak dan tidak bergerak. 2. Duplikasi model kerja 3. Pembuatan survey 4. Block out Block out adalah mengurangi daerah undercut yang tidak menguntngkan pada model kerja agar prothesa dapat keluar masuk dengan mudah. Daerah yang tidak menguntungkan dan menimbulkan undercut diblock out dengan gips plaster. Gips diaduk hingga rata kemudian block out pada daerah defek yang ber-undercut pada model kerja , dibuat rata, rapi dan haluskan pada daerah yang memiliki undercut. 5. Pembuatan Cengkeram Cengkeram adalah bagian dari komponen-komponen yang berhubungan dengan protesa gigi tiruan maupun obturator, terbuat dari kawat atau logam tuang yang melingkari serta menyentuh sebagian besar keliling gigi penjangkarnya. Cengkram yang digunakan dalam pembuatan obturator ini adalah sebagai retensi dan stabilisasi yaitu cengkeram Half Jackson , menggunakan kawat stainless steel berdiameter 0,7 mm, dengan menggunakan beberapa macam tang klamer. 6. Pembuatan galangan gigit 7. Penanaman pada artikulator 8. Penyusunan anasir gigi Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 9



9. Pembuatan pola malam b.



Model kerja dibasahi agar wax tidak menempel



c.



Batas-batas basis dibuat pada model kerja



d.



Dua lembar base plate wax untuk basis dilunakkan dengan api spirtus tapi janan sampai meleleh.



e.



Setelah wax lunak , diaplikasikan pada model kerja sesuai batas yang sudah dibuat . Bagian yang berlebih dipotong



f.



Lihat bagian pola malam apakah ketebalannya sudah rata dan tidak ada bagian pola malam yang terlalu tipis. Jika masih ada bagian yang terlalu tebal , ambil atau tipiskan bagian pola malam tersebut dan sesuaikan ketebalannya. Jika terlalu tipis, tambahkan lagi pola malam .



g.



Model kerja dipoles dengan mengkilat menggunakan kapas yang dibasahi air lalu dihangatkan dilampu spirtus kemudian dioleskan pada model



sampai halus dan



mengkilat.



9. Flasking a. Permukaan cuvet bagian dalam diulasi vaselin tipis tipis agar model mudah dikeluarkan dari cuvet pada saat deflasking b.



Aduk adonan gips sesuai ketentuan pabrik , kemudiaan letakkan dicuvet bagian bawah lalu model ditanam dalam cuvet tersebut.



c.



Permukaan gips dibuat landai dan sisa gips ditepi cuvet harus dibersihkan . Permukaan gips diolesi dengan vaselin kecuali plat malam, dan cengkram.



d.



Cuvet atas dipasang lalu isi dengan adonan gips kedua dan tuangkan kedalam cuvet sampai penuh sambil diketuk secara perlahan-lahan agar gips dapat masuk kedaerah yang sempit lalu press sampai kelebihan gips keluar metal to metal kontak.



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 10



e.



Setelah gips mengeras maka siap untuk melakukan proses boiling out



10. Boiling out a. Air dipanaskan sampai mendidih, lalu cuvet yang telah dipasang dipress



begel ,



dimasukkan ke dalam panci dan diamkan selama lebih kurang 5 menit. b. Kemudian cuvet diangkat dan dibuka dengan pisau malam lalu sisa wax disiram dengan air panas agar tidak ada residu. c. Setelah proses boiling out selesai, didapatkan mould space. d. Serpihan gips dibersihkan dan tepi-tepi tajam dirapikan. 11. Packing a. Permukaan gips yang masih hangat diolesi CMS kecuali pada elemen gigi dan cengkeram b. Alat dan bahan harus disiapkan harus disiapkan dulu c. Siapkan heat curet Acrilic serbuk dan monomernya d. Ambil mixing jar, masukkkan momomer ke dalamnya kemudian sedikit demi sedikit polimer (serbuk HCA) dimasukkan sampai terbasahi monomer e. Kemudian aduk adonan menggunakan lecron dan ditutup f.



Setelah adonan akrilik mencapai dough stage ,dibentuk menjadi gulungan kemudian diaplikasikan kedalam mould space denga jari tangan lalu plastik cellophane diletakkan diantara cuvet atas dan cuvet bawah , disatukan kemudian di press



g. Press dilakukan perlahan lahan sampai metal to metal kontak agar akrilik dapat mengalir kesemua mould dan kelebihannya mengalir keluar cuvet h. Cuvet dibuka lalu kelebihan akrilik yang menempel dibersihkan kemudian cellophane diletakkan kembali dan dilakukan press kedua i. Cuvet dibuka dan apabila tidak ada kelebihan akrilik , akrilik diulasi dengan liquid kemudian dilakukan press terakhir tanpa cellophan. j. Proses curing siap untuk dilakukan Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 11



12. Curing a.



Air dipanaskan sampai mendidih lalu cuvet yang telah dipasang pada press begel dimasukkan kedalam panci tersebut dan direbus selama 1 jam



b.



Kompor dimatikan , kemudian press begel yang berisi cuvet diangkat dan didiamkan sampai kembali kesuhu kamar



13. Deflasking a.



Cuvet dibuka setelah suhu mendingin dan normal



b.



Obturator dipisahkan dari gips dengan menggunakan pisau gips secara hati-hati agar tidak patah



14. Model Kasar Obturator yang telah dilepas dikembalikan pada model, tanpa ada undercut 15. Finishing a. Obturator dibersihkan dari sisa-sisa gips b. Bagian yang tajam dirapikan dan dibulatkan dengan menggunakan akrilik trimer bur c. Obturator diamplas dengan menggunakan amplas kasar dan amplas halus 16. Pembuatan Hollow Bulb a. Lubang obturator dimasuki malam merah . b. Kemudian permukaannya dilapisi akrilik self cured. c. Setelah self cured mengering BAGIAN BAWAH OBTURATOR dibuat lubang dengan fissure bur sebagai jalan mengeluarkan malam d. Kemudian piranti dipanaskan dalam air panas untuk mengeluarkan malam merah e. Kemudian lobang ditutup kembali dengan self cured acrilik



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 12



17. Polishing a. Obturator dipoles menggunakan sikat hitam dan pumice b. Poles yang kedua dilakukan dengan menggunakan felcone dan pumice c. Apabila permukaan obturator sudah tidak ada guratan –guratan , dilanjutkan dengan menggunakan poles terakhir menggunakan sikat putih dan CaCo3 d. Obturator dibersihkan dari sisa bahan poles 18. Cek hasil pekerjaan obturator non fungsional dala bowl yang diisi air, kalau mengambang berarti pembuatan obturator berhasil.



E. PROSEDUR PEMBUATAN OBTURATOR FUNGSIONAL TWO PIECE 1. Persiapan model kerja Model kerja dibersihkan dari nodul-nodul stone kemudian dirapikan dengan trimer pada bagian tepi yang berlebihan , perhatikan batas mukosa bergerak dan tidak bergerak. 2. Duplikasi model kerja 3.



Desain



4. Pembuatan survey 5. Block out Block out adalah mengurangi daerah undercut yang tidak menguntngkan pada model kerja agar prothesa dapat keluar masuk dengan mudah. Daerah yang tidak menguntungkan dan menimbulkan undercut diblock out dengan gips plaster. Gips diaduk hingga rata kemudian block out pada daerah defek yang ber-undercut pada model kerja , dibuat rata, rapi dan haluskan pada daerah yang memiliki undercut.



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 13



6. Pembuatan Cengkeram Cengkeram adalah bagian dari komponen-komponen yang berhubungan dengan protesa gigi tiruan maupun obturator, terbuat dari kawat atau logam tuang yang melingkari serta menyentuh sebagian besar keliling gigi penjangkarnya. Cengkram yang digunakan dalam pembuatan obturator ini adalah sebagai retensi dan stabilisasi yaitu cengkeram Half Jackson , menggunakan kawat stainless steel berdiameter 0,7 mm, dengan menggunakan beberapa macam tang klamer.



F. MODEL MALAM BAGIAN HOLOW



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 14



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan Buku petunjuk praktikum Maksillofacial intra Oral dibuat sebagai acuan mahasiswa PS D3 Teknik Gigi pada saat praktikum, dan mahasiswa dapat belajar sebelum praktikum dari buku petunjuk praktikum ini. Buku petunjuk praktikum dental material ini merupakan tahapan dasar pembuatan obturator non fungsional dan obturator fungsional.



B. Saran Diharapkan mahasiswa mampu membuat tahap demi tahap pekerjaan sesuai petunjuk praktikum



DAFTAR PUSTAKA



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 15



1. Anusavice K.J. 2003. Phillips Science of Dental Material 12th ed,W.B. Sounders Company, Philadelphia 2. Rosentiel S.F., Land M.F., Fujimoto 1995. Contemporary Fixed Prosthodontics, 2nd ed, St. Louis : Mosby. 3. Stananought,D.1978 : Laboratory Procedures for full and Partial Dentures, 1st ed, Blackwell Scientific Publications, oxford, London, Edinburgh, Melborne. 4. Zarb -Bolender 2004. Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients, 12th ed, Mosby 5. Craig RG and Ward ML , 2006. Restorative Dental Material 12th ed. Mosby – Year Book, Inc. 6. Van Noort R , 2002 . Introduction to Dental Material. 2th ed Mosby – Times Mirror International Publishers Limited



Lampiran 1. Penilainan Lampiran 5. Keterangan Penilaian 1. Penilaian Praktikum ( 60%)



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Page 16



M = Model U = Ujian Penilaian N= Nilai N = Jumlahsemua M + U 6



2. Ujian Praktikum (40%) 3. Total penilaian akhir Aspek yang dinilai



No



Bobot(%)



Nilai



1.



Penilaian Praktikum



60



 



2



Ujian Praktikum



40



 



100



 



Total



4. Kriteria Penilaian



Skore



Nilai Huruf



Konversi Bobot



A AB B BC C CD D E



4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0



≥ 75 70 – 74,9 65 – 69,9 60 – 64,9 55 – 59,9 47,5 – 54,9 40 – 47,49 < 40



Lampiran 6. Jadwal Praktikum NO Pertemuan 1 2 3 4 5



         



Materi          



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



Hari/Tgl           Page 17



6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30



                                                 



                                                 



Buku Petunjuk Praktikum Maxillofacial, D3 Teknik Gigi



                                                 



Page 18