12 0 909 KB
Desa Lemahabang Lemahabang, salah satu dari 14 desa di Kec. Doro Kab. Pekalongan dengan jarak kurang lebih 15 km dari ibu kota, Desa Lemahabang terletak di wilayah pegunungan. Luas wilayah Desa Lemahabang yaitu 628.000
ha
dipergunakan
untuk
permukiman,
persawahan, perkebunan, TPU, pekarangan, taman, perkantoran, dan yang lainnya. Sebagian besar warga desa Lemahabang bekerja sebagai petani durian, ada pula warga yang memiliki usaha pengolahan minyak cengkih dan jamur tiram. Jarak
antara
Desa
Lemahabang
dengan
Kecamatan Doro cukup dekat, namun akses untuk masuk ke desa Lemahabang dapat dikatakan cukup sulit karena sarana jalan yang rusak. Lemahabang memiliki sumber daya alam yang melimpah termasuk peninggalan batu purbakala yang berbentuk seperti balok dan bertumpuk tumpuk, warga sekitar biasa menyebutnya Watu Bahan, kawasan itu saat ini sudah dibuka menjadi tempat wisata, selain itu mayoritas warga yang merupakan petani membuat lemahabang menghasilkan berbagai macam buah - buahan, salah satu buah khas lemahabang yaitu
Durian. Selain itu desa lemah abang juga mempunyai potensi wisata alam yaitu Curug Madu dan Bukit Gambaran. Desa Lemahabang memiliki batas-batas yang jelas dengan tetangga desa kanan dan kirinya. Mengingat desa ini merupakan desa yang terletak di Kecamatan Doro, sehingga secara geografis desa ini dibatasi oleh beberapa desa, seperti: 1. Sebelah Utara
: Desa Dororejo
2. Sebelah Selatan
: Desa Sidoarjo
3. Sebelah Timur
: Desa Mesoyi, Kec. Talun
4. Sebelah Barat
: Desa Rogoselo
Gambar 1. Peta Kecamatan Doro
Secara administratif, desa ini memiliki total luas wilayah 628 ha/m2 dimana luas pemukiman sebesar 150 ha/m2. Dengan cakupan yang begitu luas tersebut, Desa
Lemahabang dibagi menjadi 10 dusun, 3 Rukun Warga (RW), dan 20 Rukun Tetangga (RT).
Demografi Kependudukan Jumlah Penduduk Tahun 2017 (Jiwa)
Perempu an, 1741
Laki-laki, 1763
Tingkat Pendidikan Penduduk 14
Tidak Sekolah Tidak Tamat SD
134
51 247
242
SD
512
Tidak Tamat SMP SMP
476
Tidak Tamat SMA SMA Diploma Sarjana
394
1010
Pekerjaan Penduduk Mata Pencaharian
Jumlah
Petani
562
Buruh tani
340
PNS
29
Peternak
4
Montir
2
Bidan swasta
1
Perawat Swasta
1
Pembantu rumah tangga
5
POLRI
2
Pensiunan PNS/TNI/POLRI
7
Pengusaha kecil dan
4
menengah
Infrastruktur Desa
Prasarana Peribadatan
Jumlah 3
Masjid
Langgar/Surau/Mu shola
20
Prasarana Olahraga
1
1
1
1
Lapangan Sepak Bola
Lapangan Bulu Tangkis
Meja Pingpong
Lapangan Voli
Prasarana Kesehatan
Jumlah 1
Puskesmas Pembantu Apotek
5
Potensi Desa Wisata Watu Bahan
Tempat wisata pertama yang paling dikenal di Desa Lemahabang adalah Watu Bahan. Watu Bahan dikenal dengan wisata bersejarah karena terdapat batu berbentuk prisma segilima yang tersusun secara alami. Batuan dii Watu Bahan merupakan batuan alam yang terjadi sejak era geologi sekitar satu juta tahun pada masa plestosen. Nama “Watu Bahan” diambil dari bentuk batuan yang mirip dengan bahan bangunan. Menurut versi zaman purba, watu bahan adalah peninggalam peradaban zaman prasejarah (purba). Hal ini diyakini karena orangorang pada zaman purba berukuran sangat besar, dan batu-batu di Watu Bahan dulu akan digunakan sebagai tempat tinggal atau tempat bersinggah. Terdapat sejarah Watu Bahan versi pembuatan masjid. Orang-orang percaya akan hal ini karena bentuk batu di Watu Bahan menyerupai pilar masjid yang berbentuk segilima atau segienam.
Selain kedua versi tersebut, terdapat versi gedung pendem dimana menceritakan bahwa Watu Bahan duluna akan dibuat sebuah bangunan yang digunakan untuk menyimpan pusaka yang bertempat agak jauh dari Desa Lemahabang. Namun karena adanya gangguan sehingga pembangunan dibatalkan dan batu-batu yang hendak digunakan sebagai bahan bangunan ditinggal di Desa Lemahabang. Atau pada versi kejadian alam, yaitu Watu Bahan terjadi karena proses sedimentasi. Akibat terjadi gerusan air yang membawa sedimen berlaps melalui tanah dan angin. Formasi batuan di Watu Bahan terdiri dari selingan batu lanau, batu pasir, batu apung, dan breksi polemik. Dalam penelitian, sementara ini di formasi batu Watu Bahan masih orisinil. Sampai hari ini, belum kita dapatkan fenomena yang timbul dari kebudayaan manusia, sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi semata-mata masih bersifat geologis.
Gambar 2. Watu Bahan
Wisata Curug Madu Resmi dan Bukit Gambaran
Kebun Durian dan Rumah Durian
Petilasan Syekh Siti Jenar
Petilasan Syekh Siti Jenar di Desa Lemahabang Kecamatan Doro adalah salah satu Cagar Budaya Religi di Kabupaten Pekalongan yang memiliki luas areal makam 0,70 ha. Terletak di sebelah selatan Dusun Lemahabang berjarak 200 meter. Makam yang satu ini juga ramai dikunjungi oleh peziarah dari kabupaten pekalongan bahkan luar daerah. Selain dikunjungi oleh para peziarah, makam Syekh Siti Jenar ini juga biasa dijadikan warga setempat untuk melaksanakan Khaul. Wisata Religius Khaul adalah sebuah
budaya
yang
berlaku
dalam
masyarakat
Kabupaten Pekalongan dan biasanya dilaksanakan di makam tokoh Islam setahun sekali. Disamping itu, pada malam jumat Kliwon biasanya masyarakat banyak mengunjungi makam-makam tokoh yang dianggap berjasa dalam penyebaran agama Islam. Kedatangan mereka adalah untuk memohon berkat pada Tuhan Yang
Maha Esa. Adapun salah satu tempat yang sering dikunjungi untuk melakukan Khaul antara lain adalah : Khaul Syekh Siti Jenar di Desa Lemahabang Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan.