14 0 769 KB
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER LIDAH Mata Kuliah : Sistem Sensori Persepsi
Disusun Oleh: AINUN NAJIB FEBRIYA RAHMAN ANGGI CLAUDYA FITRAH AYU MALLYA CATHARINE FRISTY BLAISE DEWI OKTAVIA DIAH YULINA NASUTION ELSA PERNANDA UTARI ERY SANDI FETRISELI GESTIA IVO TOMY POMPANG JOKO PRIYONO REZA FINALDIANSYAH TARIDA CRISTINA PASARIBU YOSEPHA
I31112041 I31112092 I31112042 I31112062 I31112040 I31112039 I31112093 I31112023 I31112066 I31112064 I31112091 I31112038 I31112065 131112100
FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014/2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kanker Lidah Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas perkuliahan, yaitu sebagai tugas terstruktur mata kuliah Sistem Sensori Persepsi Tahun Akademik 2014/2015 di Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura. Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari pihak-pihak luar, sehingga makalah ini terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Ucapan terima kasih tidak lupa diucapkan kepada : 1. Ns. Murtilita. S.Kep. selaku dosen mata kuliah Sistem Sensori Persepsi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, 2. Pihak yang membantu baik secara langsung maupun tak langsung. Segala sesuatu di dunia ini tiada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini. Saran dan kritik sangatlah penulis harapkan demi kesempurnan makalah berikutnya. Penulis harapkan semoga makalah ini dapat memberikan suatu manfaat bagi kita semua dan memilki nilai ilmu pengetahuan.
Pontianak,
November 2014
Penulis
Daftar Isi 1
Kata Pengantar........................................................................................................................i Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................1 1. Latar belakang...........................................................................................................1 2. Rumusan Masalah......................................................................................................1 3. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................3 A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Definisi.......................................................................................................................3 Anatomi dan Fisiologi Lidah......................................................................................4 Etiologi.......................................................................................................................6 Klasifikasi dan Stadium Kanker Lidah......................................................................7 Manifestasi.................................................................................................................9 Patofisiologi..............................................................................................................11 Pathway....................................................................................................................13 Pemeriksaan Penunjang............................................................................................17 Penatalaksanaan........................................................................................................20 Pencegahan...............................................................................................................21 Asuhan keperawatan.................................................................................................21
BAB III.................................................................................................................................42 A. Kesimpulan...............................................................................................................42 Daftar Pustaka......................................................................................................................43
2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi di dasar mulut, kadangkadang meluas ke arah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas. Telah banyak orang menderita penyakit perikarditis ini. Menurut 3,7% warga dunia telah menderita penyakit perikarditis, sekitar 0,5% penderitanya sudah meninggal. Sedangkan dindonesia sendiri, diperkirakan sekitar 2,8% warga indonesia telah menderita penyakit ca lidah ini, diperkirakan 1,2% penderitanya sudah meninggal. Penyakit ca lidah ini penyebabnya bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor luar, heriditer maupun non heriditer. Faktor luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma krinis. Faktor non heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis seperti virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri. Pada orang yang menderita penyakit ca lidah dapat disembuhkan apabila peradangannya belum meluas. Crania adalah dapat kita lakukan dengan memberikan terapi seperti radioterapi. Selain itu, kita juga dapat memberikan obat yang berguna untuk mengurangi peradangan. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi kanker lidah? 2. Apa etiologi terjadinya kanker lidah? 3. Apa saja klasifikasi dan Stadium Kanker Lidah? 4. Bagaimana manifestasi klinis terjadinya kanker lidah? 5. Bagaimana patofisiologi pada kanker lidah? 6. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kanker lidah? 7. Apa saja penatalaksanaan pada kanker lidah? 8. Apa saja pencegahan terjadinya kanker lidah? 9. Bagaimana asuhan keperwatan pada klien dengan kanker lidah?
C. Tujuan 1. Mengetahui defini kanker lidah 2. Memahami etiologi terjadinya kaker lidah 3. Memahami Klasifikasi dan Stadium Kanker lidah 4. Memahami manifestasi klinis terjadinya kanker lidah 5. Mengetahui patofisiologi pada kanker lidah 1
6. 7. 8. 9.
Mengetahui pemeriksaan penunjang pada kanker lidah Memahami apa saja penatalaksanaan pada kanker lidah Memahami pencegahan terjadinya kanker lidah Memahami asuhan keperwatan pada klien dengan kanker lidah
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Kanker atau tumor ganas adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik dari DNA selular. Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal pengatur pertumbuhan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap di mana sel mendapatkan 2
ciri-ciri invasive, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluhpembuluh darah, melalui pembuluh tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase pada bagian tubuh yang lain. Karsinoma sel skuamosa merupakan tumur ganas yang berasal dari sel-sel epitel skuamosa yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan biasanya menimbulkan metastase. Karsinoma Sel Skuamosa merupakan kanker yang sering terjadi pada rongga mulut yang secara klinis terlihat sebagai plak keratosis, ulserasi, tepi lesi yang indurasi, dan kemerahan. Lokasi kanker dapat terjadi pada semua tempat di rongga mulut, antara lain mukosa bukal, Processus alveolar dan gingiva rahang atas, Processus alveolar dan gingiva rahang bawah, palatum durum, lidah, dan dasar mulut. Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi dasar mulut, kadang-kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde,1999). Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk sel epitel gepeng berlapis (squamous cell carcinoma). Kanker ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen. Kanker lidah merupakan salah satu tipe kanker mulut (oral cancer). Kanker lidah adalah tumor ganas yang terjadi pada lidah ketika pertumbuhan sel-sel lidah menjadi tak terkendali. Kanker lidah berkembang dari sel-sel skuamosa. Sel-sel lidah normal yang tadinya tumbuh dan membelah secara teratur dan terkontrol menjadi tidak terkendali sehingga akan terus tumbuh dan membelah, maka terbentuklah massa jaringan yang abnormal. Karsinoma sel skuamosa pada lidah merupakan tumor ganas yang berasal dari mukosa epitel rongga mulut dan sebagian besar merupakan jenis karsinoma epidermoid. Karsinoma sel skuamosa pada lidah terjadi karena akumulasi mutasi genetik pada sel epitel lidah. Perubahan ini dapat disebabkan oleh paparan mutagen, penurunan kondisi tubuh serta iritasi kronis. Tembakau menghasilkan karsinogen kimia yang mempengaruhi metabolisme sel. Paparan karsinogen yang berlangsung terus menerus dapat menyebabkan perusakan genetik sel skuamosa hingga terbentuk kanker.
3
Jadi dapat disimpulkan kanker lidah adalah suatu kanker yang terjadi pada permukaan dasar mulut yang timbul dari epitel yang menutupi lidah. B. Anatomi Fisiologi Lidah Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam produksi wicara. a Otot-otot ekstrinsik lidah berawal pada tulang dan jaringsn diluar lidah serta b
berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan. Otot-otot intrinsik lidah memiliki serabut yang menghadap keberbagai arah untuk membentuk sudut satu sama lain. Ini memberikan mobilitas yang
c
besar pada lidah. Papila adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan dorsal lidah. Papila-papila ini menyebabkan tekstur lidah menjadi kasar. Papila fungiformis dan papila sirkumvalata memiliki kuncup-kuncup
pengecap. Sekresi berair dari kelenjar Von Ebner, terletak di otot lidah, bercampur dengan makanan pada permukaan lidah dan membantu
d
pengecapan rasa. tonsil-tonsil lingua adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga bagian belakang lidah (Sloane, 2003).
Lidah secara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni :
a
1. Apek linguae (ujung lidah) 2. Corpus linguae (badan lidah) 3. Radix linguae (akar lidah) Struktur-struktur Superficial Dari Lidah Membran mukosa yang melapisi lidah yaitu dipunggung lidah, dipinggir kanan dan kiri dan disebelah muka terdapat tonjolan yang kecil-kecil disebut dengan papillae. Dasarnya papillae ini terdapat kuncup-kuncup pengecap sehingga kita dapat menerima / merasa cita rasa. Ada empat macam yaitu:
4
papillae filiformes, papillae fungiformes, papillae circumvallatae dan papillae foliatae. Area dibawah lidah disebut dasar mulut. Membran mukosa disini bersifat licin, elastis dan banyak terdapat pembuluh darah yang menyebabkan lidah ini mudah bergerak, serta pada mukosa dasar mulut tidak terdapat papillae. Dasar mulut dibatasi oleh otot-otot lidah dan otot-otot dasar mulut yang insertionya disebelah dalam mandibula. Disebelah dalam mandibula ini terdapat kelenjarkelenjar ludah sublingualis dan submandibularis. b) Otot-otot Pada Lidah otot-otot ekstrinsik melekatkan lidah ke bagian eksternal yaitu hioglosus, genioglosus, palatoglosus, pharingoglosus dan stiloglusus. Otot-otot intrinsik ini berjalan vertikal, transversal dan longirudinal. Dengan struktur otot ekstrinsik dan intrinsik memungkinkan lidah untuk bergerak lincah (Suyatno, 2010) c
Persarafan Pada Lidah Otot-otot lidah di inervasi oleh nervus hipoglosus (N.XII). Sensasi untuk perabaan (touch sensation) dari lidah 2/3 depan dibawah oleh N. Trigeminus (N. V cabang lingualis) dan dari 1/3 belakang lidah dibawah olhe N Glosopharingeus (N. IX). Sensasi untuk pengecapan (taste sensation) dari 2/3 depan dibawah oleh N. Fasialis (VII) dan dari 1/3 belakang lidah melalui N. Glosopharingeus.
Vaskularisasi
lidah
terutama
disediakan
oleh
arteri
lingualis(Suyatno, 2010). d) Aliran Limfa Pada Lidah Aliran limfa disini penting oleh karena berhubungan dengan penyebaran dini carcinoma lidah.Penyaluran limfe melalui lingua terjadi melalui 4 jalur :
Limfe dari bagian 1/3 posterior lingua disalurkan ke cervikalis profunda
superior dikedua sisi. Limfe dari bagian medial 2/3 anterior lingua disalurkan langsung ke
cervicalis profunda inferior. Limfe dari bagian lateral 2/3 anterior lingua disalurkan ke submandibularis Limfe dari ujung lingua disalurkan ke submentalis
C. Etiologi 5
Penyebab kanker lidah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicunya antara lan: 1. Merokok 2. Alkohol 3. Infeksi kronis 4. Trauma kronis pada gigi yang tajam sehingga menimbulkan trauma pada lidah 5. pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai 6. kebersihan mulut yang buruk Selain itu ada juga faktor yang lain menyebabkan kanker lidah terjadi, yaitu: a. Faktor herediter (Usia, Jenis Kelamin, Genetik, riwayat keluarga) b. Faktor non herediter. Faktor non herediter karsinoma lidah terdiri dari: 1. Faktor fisik (sinar ultraviolet) 2. Faktor biologis( virus papiloma yang ditularkan melalui hubngan suami istri, hepatitis, parasit dan bakteri) Sejumlah besar penyebab kanker ganas lidah, tetapi berdasarkan para ahli belum ada pernyataan yang dapat dibuat secara tegas. Namun ada beberapa dugaan bahwa kanker ganas lidah terjadi karena ada hubungan dengan beberapa gangguan tertentu atau penyakit tertentu. Beberapa penelitian didapat bahwa penyakit sypilis, baik pada kasus aktif ata sekurang-kurangnya telah ada riwayat penyakit syphilis sebe;umnya, sering dijumpai bersama-sama dengan kanker ganas lidah.
D. Klasifikasi dan Stadium Kanker Lidah Klasifikasi Sistem yang dipakai untuk klasifikasi karsinoma sel skuamosa adalah Klasifikasi TMN dari America Joint Committe for Cancer and End Result Reporting. T - Tumor Primer: Tls
: Karsinoma in situ
Tl
: Besar tumor 2 cm atau kurang.
T2
: Besar tumor lebih dari 2 cm atau 4 cm.
T3
: Besar tumor lebih dari 4cm.
N - Metastase kelenjar : N0
: Secara klinis pada palpasi kelenjar limfe tidak teraba dan subjek tidak ada metastase. 6
N1
: Secara klinis pada palpasi teraba kelenjar limfe servikal homolateral dan tidak melekat, saspek terjadi metastase.
N2
: Secara klinis pada palpasi kelenjar limfe servikal kontra- lateral atau bilateral dapat teraba dan tidak melekat, subjek terjadi metastase.
N3
: Secara klinis limf nod teraba dan melekat, suspek terjadi metastase.
M – Metastase jarak jauh : M0
: Tidak ada metastase
M1
: Tanda-tanda klinis dan radio-grafis dijumpai adanya metastase melewati kelenjar limfe servikal.
Stadium kanker lidah: Stadium l : T1 N0 M0 Stadium 2 : T2 N0 M0 Stadium 3 : T3 N0 M0 : T1 N1 M0 : T2 N1 M0 : T3 N1 M0 Stadium 4 : T1 N2 M0 T1 N3 M0 : T2 N2 M0 T2 N3 M0 : T3 N2 M0 T3 N3 M0 Atau setiap T atau N dengan M1
WHO mengklasifikasikan SCC secara histologis menjadi: 1. Well differentiated (Grade I) : yaitu proliferasi sel-sel tumor di mana sel-sel basaloid tersebut masih berdiferensiasi dengan baik membentuk keratin (keratin pearl) (Gambar 7) 2. Moderate diffirentiated (Grade II) : yaitu proliferasi sel-sel tumor di mana sebagian sel-sel basaloid tersebut masih menunjukkan diferensiasi, membentuk keratin (Gambar 8) 3. Poorly differentiated (Grade III) : yaitu proliferasi sel sel tumor di mana seluruh sel-sel basaloid tidak berdiferensiasi membentuk keratin, sehingga sel sulit dikenali lagi (Gambar 9)
7
Gambar
7:
Histopatologis SCC well differentiated. Terlihat proliferasi sel-sel Skuamosa disertai pembentukan keratin (keratin pearl) (tanda panah)
Gambar 8: Histopatologis SCC moderet differentiated. Terlihat proliferasi sel Karsinoma
Gambar 9: Histopatologi SCC poorly differentiated. Terlihat proliferasi sel karsinoma tanpa adanya diferensiasi sel sehingga sel sulit dikenali. E. Manifestasi Klinis Gejala-gejala kanker lidah diantaranya adalah : 8
Biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh dengan
pengobatan yang adekuat Perubahan pada permukaan lidah Mudah berdarah Nyeri lokal Nyeri yang menjalar ke telinga Nyeri menelan, sulit menelan Pergerakan lidah menjadi sangat terbatas. Tampak seperti luka terbuka (borok) dan cenderung tumbuh ke dalam
jaringann dibawahnya. Bercak perokok (bintik kecoklatan yang mendatar) bisa timbul di sisi dimana sebuah rokok
atau pipa biasanya diletakkan di bibir. Dengan
biopsi, bisa diketahui apakah bercak tersebut bersifat ganas atau tidak.
Gambar 5. Karsinoma Sel Skuamous pada lidah perokok kronik umur 32 tahun
Gambar 6. Karsinoma Sel Skuamous pada lidah
Gambar 7. Karsinoma Sel Skuamous pada lidah perokok kronik
9
Gambar 8. Karsinoma Sel Skuamous pada basis lidah
Gambar 9. Granular Cell Myoblastoma
F. Patofisiologi Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan menjadi beberapa faktor, yaitu faktor luar, faktor heriditer dan faktor non-heriditer. Faktor luar meliputi rokok, alkohol, infeksi kronis dan trauma krinis. Faktor non heriditer meliputi faktor fisik seperti sinar ultraviolet ; faktor biologis seperti virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri, hepatitis) parasit, dan bakteri. Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsangan karsinogen yang mengenai sel squamous carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai pelindung. Dimukosa mulut tersebut, zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi secara tidak terkontrol. Kanker lidah yang mengenai radix linguae biasanya asimptomatis hingga proses penyakit berlanjut kemudian timbul nyeri menelan dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada posterior lidah (radix linguae) dominan bermetastase ke colli/leher. Ketika kanker mengenai corpus linguae tanda yang paling sering terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Kemudian bisa terbentuk ulkus yang mudah berdarah. Kanker pada anterior (corpus linguae) dominan metastase pada kelenjar limfe submental dan submandibular. Penatalaksanaan kanker lidah meliputi operasi glosektomi dan diseksi leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi. Squamous sel carcinoma pada lidah sering timbul pada daerah epithelium yang tidak normal, tetapi selain keadaan tersebut dan mudahnya dilakukan pemeriksaan mulut, lesi sering tumbuh menjadi lesi yang besar sebelum pasien akhirnya datang ke dokter gigi. Secara histologis tumor terdiri dari lapisan atau kelompok sel-sel eosinopilik yang sering disertai dengan kumparan keratinasi.
10
Menurut tanda histology, tumor termasuk dalam derajat I-IV (Broder). Lesi yang agak jinak adalah kelompok pertama yang disebut carcinoma verukcus oleh Ackerman. Pada kelompok ini, sel tumor masuk, membentuk massa papileferuspada permukaan. Tumor bersifat pasif pada daerah permukaannya, tetapi jarang meluas ke tulang dan tidak mempunyai anak sebar. Lidah mempunyai susunan pembuluh limfe yang kaya, hal ini akan mempercepat metastase kelenjar getah bening dan dimungkinkan oleh susunan pembuluh limfe yang saling berhubungan kanan dan kiri. Tumor yang agak jinak cenderung membentuk massa papiliferus dengan penyebaran ringan kejaringan didekatnya. Tumor paling ganas menyebar cukup dalam serta cepat ke jaringan didekatnya dengan penyebaran permukaan yang kecil, terlihat sebagai ulser nekrotik yang dalam. Sebagian besar lesi yang terlihat terletak diantara kedua batas tersebut dengan daerah nekrose yang dangkal pada bagian tengah lesi tepi yang terlipat serta sedikit menonjol. Walaupun terdapat penyebaran local yang besar, tetapi anak sebar tetap berjalan. Metastase haematogenus terjadi pada tahap selanjutnya.
11
Pathway Kanker Lidah Faktor
Traum a
Traum a berula ng pada
Hygiene oral
Faktor
Rokok
Alkohol
Nikotin Lidah sbg tempat pertumbuh an bakteri dan jamur
Infeksi
Pergantian sel untuk mengganti sel yg rusak Replikasi sel terus menerus
Zat karsi noge nik
Solve nt/pel arut
Zat karsinogen ik mudah terserap ke epitel skuamosa lidah
usia
Jenis kelami n
>40
Laki-
Lebih byk konsumsi alkohol dan rokok
Lamanya terpapar zat karsinoge
Zat karsinogenik tertampung di lidah 12
Faktor non
Genetic, riwayat keluarg a Diwarisk an dalam Abnorm al struktur DNA
Faktor fisik
Faktor biologi s
Sinar UV
virus
Mengubah struktur DNA dan kromosom
Zat karsinogenik tertampung di lidah
Mengubah struktur DNA
DNA Pembelahan sel
Tumor
Pembelahan sel epitel skumosa lidah semakin tak terkendali Tumor ganas/ KANKER KANKER LIDAH Tumbuh 13terus-menerus GANGGUAN CITRA TUBUH Penampilan diri buruk
Kurang terpapar informasi Mendesak / merusak sel lidah prognosis buruk Ancaman Krisi mengetahui situasional kematian ANSIETAS
Sel nekrosis
KURANG PENGETAHUAN
Menekan Saraf
Luka
NYERI
Kebersihan mulut buruk
RESIKO INFEKSI Kekakuan otot
Kesulitan menelan
Inflamasi Penurunan neurologi Reseptor inflamsi
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
Rangsang hipotalamus
KERUSAKAN KOMUNIKASIVERBAL HIPERTERMI
14
Prosedur pembedahan
Sebelum Pembedahan
Sesudah pembedahan
Luka
Kebersihan mulut buruk
Memotong saraf
Perubahan pada penampakan
RESIKO INFEKSI
Reseksi jaringan lidah
Kurang terpapar informasi mengenai prosedur invasif
Tindakan
Perdarahan Ancaman kematian
Tidak
Inflamasi
GANGGUAN CITRA TUBUH
Reseptor inflamsi
Krisis situasional
Kehilangan cairan
Rangsang hipotalamus
ANSIETAS
HIPERTERMI
RESIKO SYOK HIPOVOLEMIK KURANG PENGETAHUAN
15
NYERI
G. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Fisik Sistem pengkajian fisik, baik struktur internal dan eksternal mulut dan tenggorok diinspeksi dan palpasi. Perlu untuk melepaskan gigi palsu dan lempeng parsial untuk menjamin inspeksi menyeluruh terhadap gusi. Secara umum, pemeriksaan dapat diselesaikan dengan penggunaan sumber lampu terang (penlight) dan depresor lidah. Sarung tangan digunakan untuk mempalpasi lidah dan adanya abnormalitas. a) Bibir Pemeriksaan mulai dengan inspeksi terhadap bibir untuk kelembaban, dihidrasi, warna, tekstur, simetrisitas, dan adanya ulserasiatau fisura. Bibir harus lembab, merah muda, lembut dan simetris. b) Gusi Gusi diinspeksi terhadap inflamasi, perdarahan, retraksi, dan perubahan warna. Bau napas juga dicatat. c) Lidah Lidah dorsal diinspeksi untuk tekstur, warna, dan lesi. Papila tipis, lapisan putih, dan besar berbentuk V pada bagian distal dorsal lidah. Selanjutnya dibagian permukaan venteral lidah dan dasar mulut lidah. Adanya lesi pada mukosa yang melibatkan vena superfissial pada permukaan bawah lidah terlihat. Spatel lidah digunakan untuk menekan lidah guna rnendapatkan visualisasi adekuat terhadap faring. 2. Pemeriksaan Diagnostik a) Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa superficial. b) Scan CT dan Megnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan untuk lesi lebih dalam dan menilai struktur lebih dalam pada tumor dan menunjukkan apakah terdapat metastase atau tidak. (Charlene J.Reeves, 2001, hal: 133) c) Radiologi Foto Dental Untuk mendeteksi invasi minimal pada mandibula. Bila diamati bersama
dengan CT scan dapat menunjukkan adanya destruksi tulang. Bone Scan Tidak berperan dalam mengevaluasi keterlibatan mandibula oleh tumor, hanya berguna sebagai survey umum untuk melihat adanya metastasis ke
tulang. Foto Thorax Berguna untuk melihat adanya metastasis jauh ke paru. CT Scan dan MRI 16
CT Scan dan MRI dapat mendeteksi perluasan jaringan lunak dan keterlibatan tulang pada pasien dengan karsinoma rongga mulut. Meski demikian, MRI memiliki beberapa kelebihan dalam menentukan stadium tumor pada rongga mulut: - Perbedaan kontras jaringan antara tumor dengan otot-otot normal -
lebih tinggi dari T2 – weighed imaged. Tidak ada gambaran sisa dari amalgam atau bahan-bahan gigi yang
-
tampak. Gambaran dapat dilakukan dengan potongan sagital, koronal dan
-
axial. Perbedaan kontras antara fibrosis post radiasi dengan tumor yang rekuren sampai T2 - weighed imaged.
Gambar 11. (a) Karsinoma pada dasar lidah dari hasil CT Scan (b) Dari hasil MRI tampak gambaran massa pada tepi kiri lidah . d) Biopsi Fine needle aspiration biopsy (FNAB) dapat meningkatkan diagnosis keganasan kepala dan leher. Dapat dilakukan pada tumor primer atau pada metastasis ke kelenjar getah bening leher. Namun hasil pemeriksaan masih tingkat sitologi, belum bisa dijadikan pegangan untuk menentukan terapi definitif. Untuk diagnosis perlu dilakukan beberapa pemeriksaan diantaranya ialah : insisional biopsi (diambil dari daerah carcinoma dan daerah yang sehat), tetapi kejelekannya adalah pembuluh darah menjadi terbuka, dan ini akan 17
mempermudah penyebaran dari karsinoma tersebut. Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (di atas 1 cm) atau tumor inoperable. Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil (1 cm atau kurang), eksisi yang dilakukan ialah eksisi luas seperti operasi definitif yaitu 1 cm dari tepi tumor. Bila terdapat fasilitas potong beku insisional biopsi hanya dilakukan bila tumor inoperable, oleh karena prosedur ini meningkatkan penyebaran sel-sel tumor yang dapat menyebabkan tumor menjadi inoperable. Tumor yang besar operable dilakukan potong beku waktu operasi untuk menentukan terapi definitifnya. e) Patologi Anatomi Sepertiga posterior : undifferentiated carcinoma Duapertiga anterior : welldifferentiated epidermoid carcinoma f) Pewarnaan dengan TOLUIDINE BLUE Pewarnaan lesi mukosa rongga mulut dengan toluidine blue berguna untuk mendeteksi karsinoma stadium dini. Toluidine blue 1% akan diserap dan diikat inti sel tumor sedangkan sel normal tidak. Test mempunyai “false negative“ 6,7%, dan “false positive” 8,5%. g) Penyebaran Penyebaran karsinoma rongga mulut dapat terjadi secara perkontinuitatum, limfogen dan hematogen. Karsinoma pada lidah menginfiltrasi otot lidah sekitarnya sampai lidah dan dasar mulut, menyebabkan lidah sukar digerakkan. 30-35% dari karsinoma lidah dan dasar mulut disertai penyebaran secara klinis ke kelenjar getah bening leher.
H. Penatalaksanaan 1. Pembedahan Terapi bedah disini berupa operasi pengangkatan tumor lidah dan jaringan di dekatnya, dan jika diperlukan kelenjar getah bening yang berada didekatnya juga diangkat. Tindakan bedah biasanya dilakukan pada kanker lidah yang mengenai 2/3 anterior lidah. Terapi operasi ini dipilih ketika tumor pada lidah terlihat kurang dari 2 cm, yaitu pada stadium T1, dan ketika itu pada satu sisi dan tidak melibatkan pangkal lidah. Sedangkan pada T2, T3,.. kemungkinan harus
18
dilakukan reseksi tumor primer dan diseksi leher. Juga sebelum operasi harus dipertimbangkan seberapa jauh penyebaran dan bentuk dari kankernya. 2. Kemoterapi Kemoterapi yaitu menggunakan obat-obatan kanker lidah, seringkali dikombinasikan dengan terapi radiasi agar hasilnya lebih bagus. Kemoterapi merupakan obat anti kanker untuk menghancurkan sel-sel kanker di seluruh tubuh. Ini mungkin menjadi pilihan jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya dan pada kanker lidah yang sudah menyebar jauh. Obat kanker lidah dikombinasikan untuk menyerang sel-sel kanker pada berbagai tahap siklus pertumbuhan dan mengurangi kemungkinan resistensi obat.Bahan yang digunakan dalam kemoterapi adalah vincristin (V), aktinomisin D (A), doksurubisin (Dox), siklofosfamid (C), ifosfamid (I), dan etoposid (E), VAC merupakan standar terbaik untuk kemoterapi kombinasi dalam perawatan kanker lidah. 3. Terapi Radiasi Terapi radiasi atau radioterapi diperlukan ketika kanker lidah sudah mencapai pangkal lidah atau posterior lidah. Terapi ini menggunakan radiasi untuk membunuh sel kanker dan membuat tumor menyusut. Radioterapi merupakan metode efektif untuk mencapai kontrol lokal tumor bagi pasien dengan penyakit residual mikroskopik atau besar setelah biopsi, reseksi pembedahan inisial, atau kemoterapi. Dosis awal yang direkomendasikan adalah 5,500 hingga 6,000 cGƴ untuk mengontrol daerah tomur primer.
4. Rehabilitasi dan Tindakan Lanjut a. Terapi untuk meningkatkan gerakan lidah, mengunyah, dan menelan. b. Terapi wicara, jika terdapat gangguan bicara karena lidah tidak berfungsi optimal c. Pemantauan ketat area mulut, tenggorokan, kerongkongan, dan paru-paru untuk melihat apakah kanker telah kembali muncul atau menyebar.
19
Reseksi pembedahan pada kanker mulut mencakup mandibulectomi parsial, hemiglossectomi atau total glossectomi, dan resection bagian dasar mulut dengan buccal mukosa. Prosedur pembedahan mencakup pembedahan leher dengan pengangkatan otot leher lain, vena jugularis interna, kelenjar gondok, kelenjar submandibular, dan saraf spinal tambahan. Penanganan pasien yang menderita kanker mulut dikelola oleh seluruh tim kesehatan. Rujukan pada terapi bicara, terapi pekerjaan, psikolog, dan ahli diet sangat penting karena berhubungan dengan masalah yang mungkin muncul berikut ini yaitu komunikasi verbal, mengunyah, dan menelan yang membawa perubahan tampilan diri serta harga diri.
I. Pencegahan Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan risiko kanker ganas yang menyerang organ lidah tersebut secara umum, antara lain: Berhenti merokok. Merokok adalah faktor resiko kanker yang terbesar. Semua jenis tembakau membuat Anda berisiko kanker. Mencegah tembakau atau memutuskan untuk berhenti menggunakannya merupakan keputusan kesehatan yang sangat penting. Hal ini merupakan bagian dari
mencegah kanker. Hindari minuman beralkohol. Pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke dokter gigi. Salah satu hal yang wajib dilakukan dan sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan memeriksakan dan membersihkan gigi secara teratur. Hal itu bisa mencegah karang gigi, gusi sakit, gigi berlubang,kanker mulut, dan penyakit gigi lainnya. Jangan tunggu sampai Anda punya masalah, lalu
baru pergi ke dokter gigi. Sebaiknya cegah sebelum terjadi. Menyikat gigi minimal dua kali sehari, pagi hari setelah sarapan dan
malam hari menjelang tidur Menjaga kebersihan mulut dan gigi. Apabila mulut dan gigi tidak terjaga kebersihannya, maka membuat kuman yang berjangkit lama-lama menjadi jamur dan akhirnya berkembang menjadi kanker. Selain menyikat gigi disarankan untuk menggunakan obat kumur yang menuntaskan kegiatan membersihkan mulut.
Beberapa tindakan untuk mencegah kanker lidah yang bisa berguna dalam jangka panjang antara lain : 20
Menghindarkan makan atau minum yg panas - panas. Membersihkan mulut (lidah) sehabis makan khusunya makanan berlemak
tinggi. Meningkatkan konsumsi makan makanan yang asam. Mengikuti pola hidup sehat .
J. Asuhan Keperawatan a. Pengkajian 1 Identitas Pasien Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor register, tanggal masuk, dan nama penanggung jawab pasien elama dirawat. 2 Riwayat kesehatan a Keluhan utama Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh. b Riwayat penyakit sekarang Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekita yang megakibatkan nyeri lokal, c
otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula. Riwayat penyakit dahulu Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok adalah 5-9 kali lebih besar dibandingkan bukan perokok. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan efeknya sinergis dengan merokok. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV) khususnya HPV 16 dan HPV 18. Oral hygiene yang jelek.
3 Analisa data Data Subjektif : Pembekakan Nyeri pada lidah arna putih/merah pada lidah. Nyeri yang menyebar keleher,rahang atau telinga. Pembekakan kelenjar dileher Rasa nyeri dan terganjal waktu menelan Terjadi penrunan BB Produksi kelenjar ludah meningkat Suara bicara tidak jelas Data objektif :
Terdapat ulkus pada lidahPembekakan pada kelenjar leher Hipoalbumin,hiponatremia,hiperkalsemia 21
b. Pemeriksaan fisik B1 (Breathing) RR meningkat, penggunaan otot bantu pernafasaan. B2 (Blood) Takikardia, Hipertensi (nyeri hebat). B3 (Brain) Gangguan saraf IX & X (penurunan reflek menelan), saraf XII (gerakan lidah terganggu. B5 (Bowel) Anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri telan, perubahan berat badan.
c. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, efek dari pembedahan reseksi 2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan neurology dan kemampuan menelan 3. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral 5. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan kebersihan mulut yang buruk atau pengobatan 6. Resiko syok Hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan. 7. Gangguan cita tubuh berhubungan dengan perubahan anatomi lidah dan penampakan lidah. 8. Ansietas berhubungan
dengan
ancaman/perubahan
pada
status
kesehatan/sosioekonomik, fungsi peran, pola interaksi. 9. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan d. Intervensi 1. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, efek dari pembedahan reseksi Hasil yang diharapkan : - Melaporkan penghilangan nyeri maksimal/kontrol dengan pengaruh -
minimal pada AKS Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan Mendemostrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi untuk situasi individu
Intervensi
Rasional 22
Mandiri Tentukan riwayat nyeri, mis., lokasi nyeri, Informasi
memberikan
frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0- untuk
data
mengevaluasi
10), dan tindakan penghilangan yang kebutuhan/keefektifan digunakan.
dasar
intervensi.
Catatan: Pengalaman nyeri adalah individual yang digabungkan dengan baik respons fisik dan emosional.
Evaluasi/sadari
terapi
pembedahan,
radiasi,
tertentu
mis., Ketidaknyamanan rentang luas adalah
kemoterapi, umum (mis., nyeri insisi, kulit terbakar,
bioterapi. Ajarkan pasien/orang terdekat nyeri punggung bawah, sakit kepala) apa yang diharapkan.
tergantung pada prosedur/agen yang digunakan.
Berikan tindakan kenyamanan dasar (mis., Meningkatkan relaksasi dan membantu reposisi, gosokan punggung) dan aktivitas memfokuskan kembali perhatian. hiburan (mis., musik, televisi) Dorong
penggunaan
keterampilan Memungkinkan
manajemen nyeri (mis., teknik relaksasi, berpartisipasi
pasien secara
untuk
aktif
dan
visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa, menignkatkan rasa kontrol. musik, dan sentukan terapeutik. Evaluasi penghilang nyeri/kontrol. Nilai Tujuannya aturan pengobatan bila perlu.
adalah
kontrol
nyeri
maksimul dengan pengaruh minimum pada AKS.
Kolaborasi Kembangkan rencana manajemen nyeri Rencana terorganisasi mengembangkan dengan pasien dan dokter.
kesempatan
untuk
kontrol
nyeri.
Terutama nyeri kronis, pasien/orang terdekat harus aktif menjadi partisipan dalam manajemen nyeri di rumah. 23
Berikan analgesik sesuai indikasi mis., Nyeri adalah komplikasi sering dari Brompton’s cocktail, morfin, metadon, kanker, meskipun respons individual atau
campuran
narkotik
IV
khusus. berbeda.
Saat
perubahan
Berikan
hanya
untuk
memberikan penyakit/pengobatan terjadi, penilaian
analgesik
dalam
sehari.
Ubah
dari dosis
dan
pemberian
akan
analgesik kerja pendek menjadi kerja diperlakukan. Catatan: adiksi atau panjang bila diindikasikan.
ketergantungan
pada
obat
bukan
masalah. Berikan/instruksikan
penggunaan
PCA Analgesia dikontrol pasien sehingga
dengan tepat.
pemberian obat tepat waktu, mencegah fluktuasi pada nyeri, sering pada dosis total rendah akan diberikan melalui metode konvensional.
Siapkan/bantu dalam prosedur mis., blok saraf, kordotomi, mielotomi komisura.
Mungkin digunakan dalam nyeri berat yang tidak berespons pada tindakan lain.
2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan neurology dan kemampuan menelan Hasil yang diharapkan: - pasien akan menetapkan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan Intervensi Mandiri
Rasional
Tentukan luasnya ketidakmampuan untuk Tipe cedera/situasi individual akan berkomunikasi
menentukan
kebutuhan
yang
memerlukan bantuan Berikan
pilihan
cara
berkomunikasi, Memampukan
pasien
untuk
contoh pensil dan papan, papan tulis ajaib, mengkomunikasian kebutuhan/masalah papan gambar. Tempatkan bel pemanggil , dan menurunkan ansietas sehubungan 24
dimana pasien dapat meraihnya; jawab dengan menjadi sendiri/tidak mampu dengan cepat
Validasi
memanggil bantun.
arti
upaya
komunikasi. Mengirimkan minat individual dan
Pertahankan kontak mata. Gunakan “Ya” keinginan untuk mengkomunikasiakan, atau “Tidak”, berkedip dan sebagainya
mendorong
upaya
lanjut.
Batasi
frustasi dan kelelahan yang apat terjadi pada “percakapan” lama. Antisipasi kebutuhan. Hentikan dengan Menurunkan ansietas dan perasaan sering memeriksa pasien.
tidak berdaya
Tempatkan catatan pada kantor perawat Pasien tidak mampu untuk mengatakan dan tempat tidur masalah kebutuhan dengan komunikasi
dan
bagaimana
jelas
atau
menyatakan
mereka kedaruratan/kebutuhan bantuan.
memenuhinya. Jawab panggilan dengan cepat.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit Hasil yang diharapkan: - Pasien akan mendemontrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari -
kedinginan. Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan.
Intervensi Mandiri
Rasional
Pantau suhu pasien (derajat dan pola); Suhu perhatikan menggigil atau diaphoresis
38,9°-41,1°C
menunjukkan
proses penyakit infeksius akut. Pola demam
dapat
membantu
dalam
diagnosis; mis., kurva demam lanjut berakhir
lebih
menunjukkan
dari
24
jam
pneumonia
pneumokokal; demam scarlet atau 25
tifoid;
demam
remiten
(bervariasi
hanya beberapa derajat pada arah tertentu) menunjukkan infeksi paru; kurva intermiten atau demam yang kembali normal sekali dalam periode 24 jam menunjukkan episode septic, endokarditis septic, atau TB. Menggigil sering
mendahului
Catatan:
puncak
penggunaan
suhu.
antipiretik
mengubah pola demam dan dapat dibatasi sampai diagnosis dibuat atau bila demam tetap lebih berat dari 38,9°C
Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan Suhu ruangan/jumlah selimut harus limen tempat tidur, sesuai indikasi.
diubah untuk mempertahankan suhu
Berikan kompres mandi hangat; hindari mendekati normal penggunaan alcohol
Dapat membantu mengurangi demam. Catatan: penggunana air es/alcohol mungkin
menyebabkan
kedinginan,
peningkatan suhu secara actual. Selain itu, alcohol dapat mengeringkan kulit.
Kolaborasi Berikan
Digunakan untuk mengurangi demam antipiretik,
misalnya
ASA dengan
(aspirin), asemtamininofen, (Tylenol)
aksi
hipotalamus, mungkin
sentralnya meskipun
dapat
berguna
pada demam dalam
membatasi pertumbuhan organisme, dan meningkatkan autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi
26
Berikan selimut pendingin
Digunakan untuk mengurangi demam umumnya lebih besar dari 39,5-40°C pada waktu terjadi kerusakan/gangguan pada otak
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral Hasil yang diharapkan : - Mendemonstrasikan berat badan stabil, penambahan berat badan progresif kearah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas tanda malnutrisi Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang napsu
-
makan/peningkatan masukan diet Intervensi Mandiri
Rasional
Pantau masukan makanan setiap hari, Mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi
biarkan pasien menyimpan buku harian nutrisi. tentang makanan sesuai indikasi. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan Membantu
dalam
identifikasi
lipatan kulit trisep (atau pengukuran malnutrisi protein-kalori, khususnya antropometrik sesuai indikasi). Pastikan bila berat badan dan pengukuran jumlah penurunan berat badan saat ini. antropometrik kurang dari normal. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi. Dorong pasien untuk makan diet tinggi Kebutuhan
jaringan
meabolik
kalori kaya nutrien, dengan masukan ditingkatkan begitu juga cairan (untuk cairan
adekuat.
Dorong
penggunaan menghilangkan
produk
sisa).
suplemen dan makan sering/lebih sedikit Supelemen dapat memainkan peran yang dibagi-bagi selama sehari.
penting
dalam
mempertahankan
masukan kalori dan protein adekuat.
27
Nilai diet sebelumnya dan segera setelah Keefektifan
penilaian
diet
sangat
pengobatan mis., makanan bening, cairan individual dalam penghilangan mual dingin,
saring,
krekers
kering,
roti pascaterapi. Pasien harus mencoba
panggang, minuman berkarbonat. Berikan untuk menemukan solusi/kombinasi cairan 1 jam sebelum atau 1 jam setelah terbaik. makan. Kontrol faktor lingkungan (mis., bau Dapat mentriger respons mual/muntah. kuat/tidak sedap atau kebisingan). Hindari terlalu manis, berlemak, atau makanan pedas. Ciptakan suasana makan malam yang Membuat menyenangkan,
dorong
pasien
untuk menyenangkan,
berbagi makanan dengan keluarga/teman. Dorong
penggunaan
teknik
waktu
makan yang
lebih dapat
meningkatkan masukan.
relaksasi, Dapat
mencegah
awitan
atau
visualisais, bimbingan imajinasi, latihan menurunkan beratnya mual, penurunan sedang sebelum makan.
anoreksia, dan memungkinkan pasien meninggalkan masukan oral.
Identifikasi
pasien
yang
mengalami Mual/muntah
mual/muntah yang diantisipasi.
psikogenik
terjadi
sebelum kemoterapi mulai secara tidak berespons terhadap obat antiemetik. Perubahan lingkungan pengobatan atau rutinitas pasien pada hari pengobatan mungkin efektif.
Dorong komunikasi terbuka mengenai Sering berbagai sumber distres emosi, masalah anoreksia.
khususnya untuk orang terdekat yang menginginkan untuk memberi makan pasien dengan sering. Bila pasien menolak,
orang
terdekat
merasakan ditolak/frustasi. 28
dapat
Beirkan antiemetik pada jadwal reguler Mual/muntah
paling
sebelum/selama dan setelah pemberian kemamouan agen antineoplasmatik dengan sesuai.
dan
psikologis
menurunkan
efek
samping
kemoterapi
yang
menimbulkan stres.
Hematest feses, sekresi lambung.
Terapi tertentu (mis., antimetabolit) menghambat pembaharuan lapisan selsel epitel saluran GI, yang dapat menyebabkan
perubahan
yang
direntang dari eritema ringan sampai ulserasi berat dengan pendarahan. Kolaborasi
Membantu
mengidentifikasi
derajat
Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium ketidakseimbangan biokimia/malnutrisi sesuai indikasi mis., jumlah limfosit total, dan mempengaruhi pilihan intervensi transferin serum, dan albumin.
diet. Catatan: pengobatan antikanker dapat juga mengubah pemeriksaan nutrisi sehingga semua hasil harus diperbaiki dengan status klinis klien.
Berikan obat-obatan sesuai indikasi: Fenotiazin
mis.,
(Compazine),
tietilperazin
antidopaminergik (Reglan), antihistamin
mis.,
ondasetron mis.,
Kebanyakan antiemetik bekerja untuk
proklorperazin mempengaruhi stimulasi pusat muntah (Torecan); sejati dan kemoreseptor mentriger agen
metoklorpamid zona juga bertindak secara perifer (Zofran); untuk menghambat peristaltik balik. difenhidramin
(Benadryl); Kortikosteroid (decadron);
mis.m kanabinoid
Terapi kombinasi
(mis., Torecan
dengan
atau
Drcadron
Valium)
deksametazon seringkali lebih efektif dari pada agen mis.,
9- tunggal. 29
tetrahidrokanabinol; benzodiazepin mis., diazepam (valium);
Mencegah penurunan
Vitamin, khususnya A, D, E, dan B6;
kekurangan absorbsi
karenan
vitamin
larut
dalam lemak. Defisiensi B6 dapat memperberat/mengeksaserbasi depresi, peka rangsang. Meminimalkan iritasi lambung dan
Antasid.
mengurangi risiko ulserasi mukosa. Memberikan rencana diet khusus untuk
Rujuk pada
ahli
diet/tim pendukung memenuhi kebutuhan individu dan
nutrisi.
menurunkan
masalah
berkenaan
dengan malnutrisi protein/kalori dan defisiensi mikronutrien. Pada adanya malnutrisi berat (mis., Pasang/pertahankan
selang
NGT
atau kehilangan
berat
badan
25%-30%
pemberian makan untuk makanan enteral dalam 2 bulan), atau pasien telah atau jalur sentral untuk hiperalimentasi dipuasakan selama 5 hari dan tidak parental bila diindikasikan.
mungkin untuk mampu makan selama 2 minggu, pemberian makan per selang atau
NPT
mungkin
perlu
untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
5. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan kebersihan mulut yang buruk atau pengobatan Hasil yang diharapkan : - Mengidentifikasi -
dan
berpartisipasi
dalam
intervensi
mencegah/mengurangi risiko infeksi Tetap tidak demam dan mencapai pemulihan tepat pada waktunya
Intervensi Mandiri
Rasional
30
untuk
Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang Lindungi pasien dari sumber-sumber baik dengan staf dan pengunjung. Batasi infeksi, seperti pengunjung dan staf pengunjung
yang
mengalami
infeksi. yang mengalami ISK.
Tempatkan pada isolasi sesuai indikasi.
Tekankan higiene personal.
Membantu potensial sumber infeksi dan/atau pertumbuhan sekunder.
Pantau suhu.
Peningkatan suhu terjadi (bila tidak tertutup oleh obat kortikosteroid atau anti-inflamasi) karena berbagai faktor mis., efek samping kemoterapi, proses penyakit, atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk dimulai.
Kaji semua sistem (mis., kulit, pernapasan Pengenalan dini dan intervensi segera genitourinaria)
terhadap
tanda/gejala dapat
infeksi secara kontinu.
mencegah
progresi
pada
situas/sepsis yang lebih serius.
Ubah posisi dengan sering; pertahankan Menurunkan tekanan dan iritasi pada linen kering dan bebas kerutan.
jaringan dan mencegah kerusakan kulit (sisi
potensial
untuk
pertumbuhan
keletihan,
mendorong
bakteri). Tingkatkan
istirahat
adekuat/periode
latihan.
Membatasi
gerakan yang cukup untuk mencegah komplikasi stasis mis., pneumonia, dekubitus, dan pembentukan trombus. Tekankan pentingnya higiene oral yang Terjadinya baik.
stomatitis
meningkatkan
resiko terhadap infeksi/pertumbuhan sekunder. 31
Hindari/batasi
prosedur
invasif.
Taati Menurunkan
teknik aspetik.
resiko
kontaminasi,
membatasi entri portal terhadap agen infeksius.
Kolaborasi Pantau JDL dengan SDP diferensial dan Aktivitas sumsum tulang dihambat jumlah granulosit dan trombosit sesuai oleh efek kemoterapi, status penyakit indikasi.
atau terapi radiasi. Pemantauan status mielosupresi penting, untuk mencegah komplikasi
lanjut
(mis.,
infeksi,
anemia, atau hemoragi) dan jadwal pemberian obat. Catatan: nadir (titik terendah penurunan jumlah darah) terlihat 7-10 hari setelah pemberian kemoterapi. Dapatkan kultur sesuai indikai.
Mengidentifikasi organisme penyebab dan terapi yang tepat.
Berikan antibiotik sesuai indikasi.
Mungkin
digunakan
untuk
mengidentifikasi infeksi atau diberikan secara
profalaktik
pada
pasien
imunosupresi. 6. Resiko Syok Hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan Hasil yang diharapkan : - Tanda-tanda vital dalam batas normal - Turgor elastik , membran mukosa bibir basah - Cairan tubuh pasien adekuat Intervensi
Rasional
Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan Penurunan dan elektrolit
sirkulasi
volume
menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan 32
urin.
Deteksi
dini
memungkinkan
terapi
penggantian
cairan
untuk
memperbaiki
segera
deficit. Pantau intake dan output
Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tidak adekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.
Timbang berat badan pasien tiap hari Mendeteksi
kehilangan
cairan,
penurunan 1 kg berat badan berarti kehilangan cairan sebanyak 1 liter Anjurkan keluarga untuk memberi minum yang banyak pada pasien (2-3 liter/hari) Kolaborasi
dalam
pemberian
Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
cairan
parenteral (IV Line) sesuai dengan umur.
Mengganti
cairan
dan
elektrolit
secaraadekuat dan cepat.
Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan anti
sekresin,
anti
spasmolitik,
dan Anti sekresi untuk menurunkan sekresi
antibiotic
cairan dan elektrolit agar seimbang, anti spasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotic sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.
7. Gagguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan anatomi lidah dan penampakan lidah. Hasil yang diharapkan:
33
-
menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai bukti dengan partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi positip dengan
-
orang lain. Berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah
-
terjadi. Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup. Berpartisipasi dalam tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi.
Intervensi Rasional Diskusikan arti kehilangan atau perubahan Alat dalam mengidentifikasi atau mengartikan dengan pasien, identifikasi persepsi situasi masalah untuk memfokuskan perhatian dan atau harapan yang akan datang.
intervensi secara konstruktif.
Catat bahasa tubuh non verbal, perilaku negatif atau bicara sendiri. Kaji pengrusakan Rasional dapat menunjukkan depresi atau diri atau perilaku bunuh diri.
keputusasaan, kebutuhan untuk pengkajian lanjut
atau
intervensi
lebih
intensif.
Catat reaksi emosi, contoh kehilangan, depresi, marah. pasien dapat mengalami depresi cepat setelah pembedahan
atau
reaksi
syok
dan
menyangkal. Penerimaan perubahan tidak dapat dipaksakan dan proses kehilangan Kolaboratif dengan merujuk pasien atau membutuhkan waktu untuk membaik. orang terdekat ke sumber pendukung, contoh ahli terapi psikologis, pekerja sosial, Pendekatan menyeluruh diperlukan untuk membantu pasien menghadapi rehabilitasi dan
konseling keluarga..
kesehatan. Keluarga memerlukan bantuan dalam pemahaman proses yang pasien lalui dan membantu mereka dalam emosi mereka.
8. Ansietas
berhubungan
dengan
ancaman/perubahan
pada
status
kesehatan/sosioekonomik, fungsi peran, pola interaksi. Hasil yang diharapkkan: - Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut 34
-
Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat
-
diatasi Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan
Intervensi Tinjau terdekat
Rasional
ulang
pengalaman
sebelumnya
pasien/orang Membantu dalam identifikasi rasa takut
dengan
kanker. dan kesalahan konsep berdasarkan pada
Tentukan apakah dokter telah mengatakan pengalaman dengan kanker. pada pasien dan apakah kesimpulan pasien telah dicapai. Memberikan Dorong
pasien
untuk
kesempatan
untuk
mengungkapkan memeriksa rasa takut realistis serta
pikiran dan perasaan
kesalahan konsep tentang diagnosis. Membantu
pasien
untuk
merasa
Berikan lingkungan terbuka dimana pasien diterima pasa adanya kondisi tanpa merasa aman untuk mendiskusikan perasaan perasaan dihakimi dan meningkatkan atau menolak untuk bicara.
rasa terhormat dan kontrol.
Membeikan keyakinan bhhwa pasien Pertahankan kontak sering dengan pasien. tidak sendiri Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat.
respek
dan
atau ditolak; berikan penerimaan
individu,
mengembangkan kepercayaan.
Penyimpangan sensori dapat terjadi Sadari efek-efek isolasi pada pasien bila nilai stimulasi yang cukup tidak tersedia diperlukan untuk imunosupresi atau implant dan
dapat
memperberat
perasaan
radiasi. Batasi penggunaan pakaian/masker ansietas/takut. isolasi bila mungkin. Keterampilan Bantun
pasien/orang
terdkat
koping
sering
rusak
dalam setelah diagnosis dan selama fase 35
mengenali dan mengklarifikasi rasa takut pengobatan yang berbeda. Dukungan untuk memulai mengembangkan strategi dan koping untuk menghadapi rasa takut ini.
konseling
sering
perlu
untuk
memungkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untuk meyakini bahwa strategi kontrol/koping tersedia.
Berikan
informasi
mengenai
akurat,
konsisten Dapat
prognosis.
menurunkan
Hindari memungkinkan
ansietas
pasien
dan
membuat
memperdebatkan tentang persepsi pasien keputusan/pilihan berdasarkan realita. terhadap situasi.
Penerimaan perasaan memungkinkan
Izinkan ekspersi marah, kecewa tanoa pasien mulai menghadapi situasi. konfrontasi.
Berikan
informasi
dimana
perasaan adalah normal dan diekspresikann secara tepat. Jelaskan
Tujuan
pengobatan
yang
pengobatan
kanker
adalah
dianjurkan, menghancurkan sel-sel malignan sambil
tujuannya dan potensial efek samping. meminimasi kerusakan pada sel yang Membantu pasien menyiapkan pengobatan.
normal. Pengobatan dapat meliputi pembedahan (kuratif, preventif, paiatif) serta
kemoterapi,
eksternal)
atau
radiasi
(internal,
pengobatan
lebih
baru/spesifik seperti hipertermia seluruh tubuh
atau
bioterapi.
Transplantasi
sumsum tulang mungkin dianjurkan untuk beberapa tipe kanker. Informasi akurat memungkinkan pasien Jelaskan prosedur, berikan kesempatan menghadapi situasi lebih efektif dengan untuk bertanya dan jawaban jujur. Tinggal realitas, karenanya menurunkan ansietas dengan
pasien
selama
prosedur
yang dan rasa takut karena ketidaktahuan.
menimbulkan ansietas dan konsultasi. Berikan pemberi perawatan primer atau konsisten kapanpun mungkin.
36
Menjamin sistem pendukung untuk Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila pasien kepuusan mayor akan dibuat.
dan
memunngkinkan
orang
terdekat terlibat dengan tepat.
9. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan Hasil yang diharapkan: - Pasien akan mengungkapkan informasi akurat tentang diagnose dan aturan -
pengobatan pada tingkatan kesiapan diri sendiri Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan dan menjelaskan
-
alasan tindakan Melakukan perubahan gaya hidup yang perlu berpartisipasi dalam aturan
-
pengobatan Mengidentifikasi/menggunakan sumber yang tersedia dengan tepat.
Intervensi Mandiri
Rasional
Tinjau ulang dengan pasien/orang terdekat Memvalidasi tingkat pemahaman saat pemahaman diagnose khusus, alternative ini, menidentifikasi kebutuhan belajaar, pengobatan, dan sifat harapan
dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien membuat keputusan berdasarkan informasi
Tentukan persepsi pasien tentang kanker Membantu identifikasi ide, sikap, rasa dan pengobatan kanker; tanyakan tentang takut, pengalaman atau
pasien
pengalaman
kesalahan
sendiri/sebelumnya kesenjangan orang
lain
konsepsi,
pengetahuan
dan tentang
yang kanker
mempunyai (atau pernah mempunyai) kanker
Berikan informasi yang jelas dan akurat Membantu penilaian diagnose kanker, dalm cara yang nyat tetapi sensitif. Jawab memberikan informasi yang diperlukan pertanyaan secara khusus, tetapi tidak selama waktu menyerapnya. Catatan: memaksakan dengan detil-detil yang tidak kecepatan penting.
informasi 37
dan
metode
perlu
pemberian
diubah
agar
menurunkan meningkatkan
ansietas
pasien
kemampuan
dan untuk
mengasimilasi informasi
Dorong variasi diet dan pengalaman dalam Kreativitas perencanaan
makan
dan
dapat
meningkatkan
persiapan keinginan dan masukan, khususnya
makanan, mis., memasak dengan jus jika makanan protein terasa lebih pahit. manis, anggur; menyediakan makanan dingin atau pada suhu ruangan dengan tepat (salat telur, es krim)
Berikan buku masak yang didesain untuk Membantu pasien kanker
dalam
memberikan
menu/ide bumbu khusus Memperbaiki konsistensi feses dan merangsang peristaltic Pengenalanan dini tentang masalah meningkatkan
intervensi
dini,
meminimalkan
komplikasi
yang
merusak masukan oral dan memberi kesempatan untuk infeksi sistemik Mencegah kerusakan rambut lebih berat dan iritasi kulit, dapat mencegaj reaksi ulangan.
Anjurkan meningkatkan masukan cairan Identifikasi dini dan pengobatan dapat dan serat dalam diet serta latihan teratur Instruksikan
pasien
untuk
mengkaji
membrane mukosa oral secara rutin, perhatikan eritema, ulserasi
38
membatasi beratnya komplikasi
Anjurkan pasien memperhatikan kulit dan Memberikan perawatan rambut mis., menhindari sampo menerus
pemantauan
tentang
terus
kemajuan/resolusi
keras, air garam permanen, air klor; proses penyakit dan kesempatan untuk menghindari
pemajanan
pada
angin diagnose dan pengobatan tepat waktu
kencang dan panas atau dingin yang terhadap komplikasi ekstrem; hindari pemajanan sinar matahari pada area target selama 1 tahunsetelah akhir pengobatan radiasi dan memberikan blok tabir surya (SPF 15 atau lebih besar) Tinjau
tanda
dan
gejala,
kebutuhan
evaluasi medis, mis., infeksi, pelambatan penyembuhan, reaksi obat. Peningkatan nyeri (tergantung situasi individu) Tekankan pentingnya melakukan evaluasi medis BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kanker lidah adalah suatu kanker yang terjadi pada permukaan dasar mulut yang timbul dari epitel yang menutupi lidah. Penyebab kanker lidah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicunya antara lan, Merokok, Alkohol, Infeksi kronis, pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai dan kebersihan mulut yang buruk. Selain itu ada juga faktor yang lain menyebabkan kanker lidah terjadi, yaitu: Faktor herediter dan Faktor non herediter. Gejala-gejala kanker lidah diantaranya adalah Biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan yang adekuat, Nyeri yang terkadang menjalar ke telinga, Nyeri menelan, sulit menelan dan Bercak perokok (bintik kecoklatan yang mendatar). Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan risiko kanker ganas yang menyerang organ lidah tersebut secara umum, antara lain: Berhenti merokok, Hindari minuman beralkohol, Pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke dokter gigi, Menyikat gigi minimal dua kali sehari, pagi hari setelah sarapan dan malam hari menjelang tidur dan Menjaga kebersihan mulut dan gigi.
39
DAFTAR PUSTAKA Corwin, Elizabeth J., 2009. Buku Saku Patofisiologi, Ed.3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed.8, Vol.1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ballenger, 2002. Penyakit telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher Jilid I. Jakarta:Binarupa Aksara -
https://www.scribd.com/doc/213270971/Karsinoma-Lidah
40