Cara Kerja Mesin Hemodialisis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mekanisme edema Kelebihan cairan pada pasien PGK disebabkan karena terganggunya fungsi ginjal untuk menjalankan fungsi ekskresinya. Gambaran kejadian kelebihan cairan seperti asites dan efusi pleura menunjukkan jumlah yang sedikit, dapat disebabkan oleh terapi hemodialisis. Pada mesin dialisis dilakukan penarikan cairan sampai tercapai berat badan kering, yaitu berat badan dimana sudah tidak ada cairan berlebihan dalam tubuh. Kelebihan cairan tubuh dialirkan ke dalam mesin dialyzer yang alirannya dikontrol oleh pompa. Lalu cairan tersebut akan dikeluarkan dari sirkulasi sistemik secara simultan selama HD.16 REFERENSI : 16. Hsu TW, Chen YC, Wu MJ, Li AF, Yang WC, Ng YY. Reinfusion of ascites during hemodialysis as a treatment of massive refractory ascites and acute renal failure. International Journal Of Nephrology And Renovasclar Disease. 2011;4: 29-33.



Hemodialisa & Cara Kerja



A. HEMODIALISA 1. Pengenalan Alat



Gambar Hemodialisa



Definisi Hemodialisis Hemodialisis berasal dari kata “hemo” artinya darah, dan “dialisis ” artinya pemisahan zat-zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh. Prinsip dari hemodialisis adalah menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi pada ginjal. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialysis ( dyalanizer ). Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah ‘cuci darah’. Mesin ini mampu berfungsi sebagai pengganti ginjal penderita yang sudah rusak selama 24 jam per minggu dan penderita memperpanjang hidupnya sampai batas waktu yang tidak di tentukan.



2. Bagian – Bagian alat & Fungsi a. Arterial – Venouse Blood Line (AVBL) AVBL terdiri dari : 1. Arterial Blood Line (ABL)



Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari tubing akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet ditandai dengan warna merah. 2. Venouse Blood Line Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser dengan tubing akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai dengan warna biru. Priming volume AVBL antara 100-500 ml. Priming volume adalah volume cairan yang diisikan pertama kali pada AVBL dan kompartemen dialiser. Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor, ujung runcing,segmen pump,tubing arterial/venouse pressure,tubing udara,bubble trap,tubing infuse/transfuse set, port biru obat ,port darah/merah herah heparin,tubing heparin dan ujung tumpul.



b. Dializer /ginjal buatan (artificial kidney) Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi dan inti dari alat hemodialysis terdiri dari 2 ruang atau kompartemen,yaitu: 



Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi darah







Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi dialisat



Proses ini berfungsi menggantikan cairan dalam darah yang sudah terbuang / tersaring oleh membrane dialyzer. Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran semipermiabel. Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah dan dua samping untuk keluar masuk dialisat. Dializer ini berfungsi menyaring racun racun / sisa sisa metabolism dalam tubuh dalam darah kita dan akan di strelirkan kembali sebelum masuk ke dalam tubuh pasien. Dializer ini memiliki Membrane-membrane kecil yang digunakan untuk menyaring, Biasa nya 500mmHg tergantung spesifikasi.



b) cara kerja Dializer



c) Bagian Dializer Dialyzer ini seharusnya setiap penggantian pasien harus diganti karena sudah terdapat racun – racun yang telah di keluarkan oleh tubuh. Tetapi keadaan di rumah sakit rumah sakit kecil dialyzer ini bisa di pakai untuk 6x penyaringan pada setiap pasien, dengan syarat dialyzer ini tidak boleh di pakai kepada pasien yang berbeda, biasanya tidakan seperti itu hanya dilakukan di rumah sakit / pasien menengah kebawah karena harga dialyzer ini cukup mahal.



c.



Air Water Treatment Air dalam tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka (diasol). Air ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air sumur, yang harus dimurnikan dulu dengan cara “water treatment” sehingga memenuhi standar AAMI (Association for the Advancement of Medical Instrument). Jumlah air yang dibutuhkan untuk satu session hemodilaisis seorang pasien adalah sekitar 120 Liter.



d. Larutan Dialisat Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi tertentu. Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat bicarbonate. Dialisat asetat menurut komposisinya ada beberapa macam yaitu : jenis standart, free potassium, low calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu dilarutkan dalam air murni/air water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair (siap pakai). Larutan pengganti dalam darah ini harus di panaskan antara 34 - 39°C sebelum di alirkan didalam dialyzer e.



Mesin Haemodialisis Ada bermacam-macam mesin haemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi prinsipnya sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system pemantauan mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai monitor sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan komponen tambahan seperti heparin pump, tombol bicarbonate, control ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi, kateter vena, blood volume monitor, settingan diantara 300 – 400 ml/menit.



4. Cara Kerja



disesuaikan dengan kemampuan pasien biasanya



d)



Cara Kerja HD



Pada proses hemodialisa, darah dialirkan ke luar tubuh dan disaring di dalam ginjal buatan (dialyzer). Darah yang telah disaring kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh. Rata – rata manusia mempunyai sekitar 5,6 s/d 6,8 liter darah, dan selama proses hemodialisa hanya sekitar 0,5 liter yang berada di luar tubuh. Untuk proses hemodialisa dibutuhkan pintu masuk atau akses agar darah dari tubuh dapat keluar dan disaring oleh dialyzer kemudian kembali ke dalam tubuh. Terdapat 3 jenis akses yaitu arteriovenous (AV) fistula, AV graft dan central venous catheter. AV fistula adalah akses vaskular yang paling direkomendasikan karena cenderung lebih aman dan juga nyaman untuk pasien. Sebelum melakukan proses hemodialisa (HD), perawat akan memeriksa tanda – tanda vital pasien untuk memastikan apakah pasien layak untuk menjalani Hemodialysis. Selain itu pasien melakukan timbang badan untuk menentukan jumlah cairan didalam tubuh yang harus dibuang pada saat terapi. Langkah berikutnya adalah menghubungkan pasien ke mesin cuci darah dengan memasang blod line (selang darah) dan jarum ke akses vaskular pasien, yaitu akses untuk jalan keluar darah ke dialyzer dan akses untuk jalan masuk darah ke dalam tubuh. Setelah semua terpasang maka proses terapi hemodialisa dapat dimulai. Pada proses hemodialisa, darah sebenarnya tidak mengalir melalui mesin HD, melainkan hanya melalui selang darah dan dialyzer ( Ginjal Buatan ) dan darah



akan dipisahkan dari sisa sisa metabolisme / racun didalam darah melalui membrane dan cairan dalam darah akan digantikan dengan cairan dialisat. Mesin HD sendiri merupakan perpaduan dari komputer dan pompa, dimana mesin HD mempunyai fungsi untuk mengatur dan memonitor aliran darah, tekanan darah, dan memberikan informasi jumlah cairan yang dikeluarkan serta informasi vital lainnya. Mesin HD juga mengatur cairan dialisat yang masuk ke dialyzer, dimana cairan tersebut membantu mengumpulkan racun – racun dari darah. Pompa yang ada dalam mesin HD berfungsi untuk mengalirkan darah dari tubuh ke dialyzer dan mengembalikan kembali ke dalam tubuh. 5. S.O.P ( Standart Opersional Peralatan ) Sebelum dilakukan punksi dan memulai hemodialisa, ukur tanda-tanda vital dan berat badan pre hemodialisa. a.



Setelah selesai punksi, sirkulasi dihentikan, pompa dimatikan, ujung AV blood line diklem



b.



Lakukan reset data untuk menghapus program yang telah dibuat, mesin otomatis menunjukkan angka nol (0) pada UV, UFR, UFG dan time left



c.



Tentukan program pasien dengan menghitung BB datang – BB standar + jumlah makan saat hemodialisa



d. Tekan tombol UFG = target cairan yang akan ditarik e.



Tekan tombol time left = waktu yang akan deprogram



f.



Atur concentrate sesuai kebutuhan pasien (jangan merubah Base Na + karena teknisi sudah mengatur sesuai dengan angka yang berada di gallon. Na = 140 mmol)



g. Tekan tombol temperatur (suhu mesin = 360C – 370C) h. Buatlah profil yang sesuai dengan keadaan pasien i.



Berikan kecepatan aliran darah 100 rpm



j. Menyambung selang fistula inlet dengan selang darah arteri 



Matikan (klem) selang infus







Sambungkan selang arteri dengan fistula arteri (inlet)







Masing-masing kedua ujung selang darah arteri dan fistula di-swab dengan kassa betadine sebagai desinfektan







Ujung selang darah venous masukkan dalam gelas ukur







Hidupkan pompa darah dan tekan tombol V atau Λ 100 rpm







Perhatikan aliran cimino apakah lancar, fixasi dengan micropore. Jika aliran tidak lancar, rubahlah posisi jarum fistula







Perhatikan darah, buble trap tidak boleh penuh (kosong), sebaiknya terisi ¾ bagian







Cairan normal saline yang tersisa ditampung dalam gelas ukur namanya cairan sisa priming







Setelah darah mengisi semua selang darah dan dialyzer, matikan pompa darah



Menyambung selang darah venous dengan fistula outlet  Sambung selang darah venous ke ujung AV fistula outlet (kedua ujungnya



diberi kassa betadine sebagai desinfektan). Masing-masing sambungan dikencangkan) 



Klem pada selang arteri dan venous dibuka, sedangkan klem infus ditutup







Pastikan pada selang venous tidak ada udara, lalu hidupkan pompa darah dari 100 rpm sampai dengan yang diinginkan







Tekan tombol UF pada layar monitor terbaca “dialysis”







Selama proses hemodialisa ada 7 lampu hijau yang menyala (lampu monitor, on, dialysis start, pompa, heparin, UF dan Flow)



 Rapikan peralatan



6. Pemeliharaan & Kalibrasi a.



Pemeliharaan  Melakukan pembersihan alat setiap setelah digunakan  Penggantian Dializer pada setiap pasien berbeda  Membersihkan selang saluran darah  Melakukan charge pada alat apabila battery kosong karena jarang di pakai  Membersihkan filter – filter  Memeriksa pada blood pump dari kotoran jangan sampai menganggu



putaran  Pembersihan pada tabung pembuangan & tabung cairan dialisat  Matikan power apabila indikasi battery sudah penuh



b. Kalibrasi  Penggantian pada dialyzer  Kalibrasi pada blood pump  Kalibrasi pada vacuum dan semua navigasi pada alat hemodialisa



7.



Kesimpulan



a. Alat hemodialisa ini adalah alat pengganti fungsi ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran darah dari sisa sisa metebolisme tubuh, dan menggantikan nya dengan air dialisat. b. Dializer adalah bagian yang paling utama pada hemodialisa yang berfungsi sebagai ginjal. c. Alat ini dapat berfungsi 24 jam non stop



DAFTAR PUSTAKA 



Brunner and Suddart. 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.Editor: Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare. Jakarta: EGC.







Kozier, B (dkk). (1995). Fundamental of Nursing: Conceps process and Practise.







Redwood City: Addison Wesley







Lumenta, Nico, A, dkk. (1992). Penyakit Ginjal. Penerbit PT. BPK GunungMulia.







Potter AA & Perry, AG (1993). Fundamental of Nursing Concept, Process andPractice. Third Edition. St. Louis: Mosby Year Book







Smeltzer, Suzanne C. & Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Brunner & Suddarth. EGC. Jakarta







Sudoyo, Aru W, dkk, (2006), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I – III, EdisiIV, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FakultasKedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.