SAP Hemodialisis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HEMODIALISIS



Hari



: Selasa



Tanggal



: 17 Mei 2016



Waktu



: 45 menit



Tempat



: Ruangan Hemodialisa



Sasaran



: Keluarga Pasien



Topik kegiatan



: Penyuluhan Tentang tindakan hemodialisa dan diet bagi pasien yang



menjalani hemodialisa.



A.    LATAR BELAKANG Penyakit gagal ginjal kronik utamanya diderita oleh pasien – pasien yang telah mengalami usia lanjut. Pasien – pasien  yang menjalani hemodialisa, tidak cukup dilakukan sekali saja, ada yang menjalani hemodialisa secara regular / rutin tiap minggu. Bahkan, ada pula yang menjalani hemodialisa sampai dua kali dalam tiap minggunya. Hal ini tentu saja akan menimbulkan berbagai dampak dan komplikasi yang dialami oleh pasien. Pasien yang menjalani hemodialisa tentu saja memiliki rasa cemas dan khawatir mengenai tindakan tersebut. Oleh karena itu, sebelum menjalani   proses hemodialisa ada hal – hal yang perlu diketahui oleh setiap pasien agar kecemasan yang dialami pasien – pasien tersebut minimal dapat berkurang. Sebagai perawat diharapkan memberikan informasi dan pengarahan – pengarahan, serta motivasi terhadap pasien yang menjalani hemodialisa. Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan hemodialisis diperlukan penatalaksanaan lain seperti management dit. Anggota keluarga memiliki potensi untuk menjadi pendorong utama koping. Selain itu, lingkungan keluarga cepat menjadi faktor yang kritis pada pengarahan individu terhadap sebuah krisis (Hough, 1991). Oleh karena itu dibutuhkan



pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien yang menunggu pasien selama menjalani terapi hemodialisis mengenai diit pada pasien dengan hemodialisis. B. TUJUAN 1. Tujuan instruksional umum Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang pengetahuan gagal ginjal kronis dan diit pada pasien dengan hemodialisa. 2.  Tujuan instruksional khusus Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan sasaran penyuluhan mampu: a. Memahami dan menjelaskan pengertian hemodialisa b.Memahami dan menjelaskan tujuan, indikasi dan kontra indikasi serta komplikasi pada pasien hemodialisis c. Memahami dan mampu menjelaskan pentingnya diit pada pasien hemodialisis. d.  Memahami dan mampu menyebutkan macam-macam diit pada pasien hemodialisis. e.  Memahami dan mampu memberikan contoh makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi pasien hemodialisis. C. SASARAN PENYULUHAN Keluarga pasien hemodialisis yang menunggu pasien selama menjalani hemodialisis. E. SETTING ACARA 1. Acara a.    Pembukaan oleh pembawa acara selama 5 menit b.   Sambutan -       Ketua panitia selama 5 menit -       Wakil dari institusi selama 5 menit -       Wakil dari lahan praktek selama 5 menit



c.    Pendahuluan yang dilakukan oleh penyaji 5 menit d.   Penyuluhan tentang hemodialisis dan diit pada pasien dengan hemodialisis oleh petugas mahasiswa program profesi keperawatan SHT selama 20 menit e.    Tanya jawab 35 menit di pandu mahasiswa SHT f.    Penutup oleh penyaji selama 5 menit g.   Penutupan oleh pembawa acara selama 5 menit F. MATERI a) Pengertian gagal ginjal kronis b) Gejala penyakit gagal ginjal kronis c) Penyebab penyakit gagal ginjal kronis d) Pencegahan penyakit gagal ginjal kronis G.    STRATEGI PEMBELAJARAN No



Tahap



Kegiatan Penyuluh



Kegiatan Peserta



1.      Moderator



1.      Sasaran



mengucapkan salam



menjawab salam



kepada sasaran



2.      Sasaran



2.      Moderator



menyimak



merkenalkan kelompok



1



Pendahuluan 5 menit



pada sasaran



3.      Sasaran



3.      Moderator



menyimak



menyampaikan topic penyuluhan, tujuan penyuluhan dan menjelaskan waktu pelaksanaan. 4.      Fasilitator



4.      Menerima



membagikan leaflet



leaflet



Penyajian dan 2



tanya jawab 35 menit



1. Penyaji



1. Mendengarkan dan



menyampaikan materi



memperhatikan



2. Memberikan



2. Bertanya dan



kesempatan pada peserta



berdiskusi



untuk bertanya 1.      Menyimpulkan



1.      Memperhatikan



hasil penyuluhan



3



2.      Moderator



2.      Menjawab



melakukan evaluasi



pertanyaan



Penutup



secara verbal/ lisan



5 menit



dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang materi yang sudah dibahas. 3.      Mengakhiri dengan



3.      Menjawab



mengucapkan salam



salam



H.    METODE 1.   Ceramah 2.   Diskusi I.  MEDIA 1. Lembar Balik 2.  Leaflet 3. Contoh Makanan J. RENCANA EVALUASI KEGIATAN 1. Evaluasi Struktur : a. Satuan acara penyuluhan (SAP) sudah siap b. 80% alat dan bahan yang diperlukan sudah tersedia



2.  Evaluasi Proses a. Kegiatan berlangsung tepat waktu b.  Peserta yang hadir 90 % dari total peserta c.   90 % peserta berada ditempat sesuai waktu yang telah ditentukan d.  90% peserta tetap mengikuti kegiata penyuluhan sampai selesai e.   70% peserta yang aktif bertanya dari total 3.      Evaluasi Hasil a.    Peserta dapat menyebutkan definisi hemodialisis b.   Peserta dapat menyebutkan komplikasi hemodialisis c.    Peserta dapat menjelaskan pentingnya diit pasien hemodialisis d.   Peserta dapat menyebutkan contoh makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pasien hemodialisis   Gagal Ginjal Kronik Penyakit gagal ginjal kronis merupakan penyakit yang disebabkan oleh hilangnya fungsi ginjal yang terjadi secara bertahap. Ketika hal tersebut terjadi maka cairan, elektrolit, dan kotoran akan bercampur di dalam darah. Sedangkan penyakit gagal ginjal yang lain yaitu gagal ginjal akut, merupakan penyakit ginjal yang disebabkan oleh hilangnya kemampuan ginjal untuk menyaring darah secara tiba-tiba. Pada penyakit gagal ginjal kronis tahap awal, anda akan mengalami beberapa gejala atau tanda-tanda. Gagal ginjal kronis kemungkinan tidak akan terdeteksi jelas hingga fungsi ginjal menurun secara signifikan.



Gejala Penyakit Gagal Ginjal Kronis Tanda-tanda penyakit gagal ginjal kronis ini berkembang dengan perlahan, gejala tersebut antara lain : a) Merasa mual berakhir muntah-muntah b) Berkurangnya kandungan urine saat buang air kecil c) Merasa lelah dan lemah Hilangnya nafsu makan d) Menurunnya mental secara signifikan e) Mempunyai masalah dengan tidur f) Munculnya rasa gatal g) Otot kejang dan berkedut h) Mengalami bengkak pada area kaki Penyebab dan Faktor Resiko Penyakit Gagal Ginjal Kronis Hal yang dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal kronis antara lain : a) Kerusakan pada arteri yang membawa darah menuju ginjal (renal artery stenosis) b) Lupus c) Vasculitis d) Scleroderma e) Diabetes tipe I f) Diabetes tipe II g) Batu ginjal



h) Pembesaran prostat i) Tekanan darah tinggi (hipertensi) j)



Kanker ginjal



k) Kanker kandung kemih l)



Kondisi yang menyebabkan urine masuk kembali ke dalam ginjal (vesicoureteral reflux)



m) Infeksi Ginjal (puelonephritis) n) Polycystic kidney disease o) Glomerulonephritis Sedangkan faktor resiko yang dapat memicu anda terserang penyakit gagal ginjal kronis antara lain : a) Mempunyai keturunan yang pernah mengidap penyakit ginjal seperti batu ginjal dan lain sebagainya b) Penyakit jantung c) Obesitas d) Merokok Berusia 65 tahun ke atas e) Mempunyai kolesterol tinggi f) Tekanan darah tinggi (hipertensi) g) Diabetes Pencegahan Penyakit Gagal Ginjal Kronis Untuk dapat menghindari dan mengurangi resiko gagal ginjal kronis ini, anda perlu menerapkan beberapa tips berikut ini : a) Jika anda pengkonsumsi minuman beralkohol, minumah dengan tidak berlebihan. Namun alangkah lebih baik jika anda menghindari minuman tersebut b) Jika anda menggunakan obat tanpa resep yang dijual bebas, ikutilah petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan. Penggunaan obat dengan dosis yang terlalu tinggi dan berlebihan akan dapat merusak ginjal.



c) Jika anda mempunyai sejarah keturunan berpenyakit ginjal, konsultasikan pada dokter tentang obat apa yang sesuai dengan anda. d)



Jagalah berat badan anda dengan selalu berolahraga secara teratur



e) Jangan merokok dan jangan pernah berniat untuk mencoba merokok f) Selalu kontrol kondisi medis anda dengan bantuan dokter ahli untuk mengetahui kemungkinan peningkatan resiko gagal ginjal agar



segera



diatasi



Diet untuk Pasien Gagal Ginjal Kronis Seseorang yang sudah mengalami gagal ginjal harus menjaga pola makannya karena banyak makanan yang justru bisa memperparah kondisi penyakitnya. Penderita sakit ginjal tidak bisa mengonsumsi buah dan sayur sesukanya, dengan jumlah yang sama seperti orang sehat. Harus dipahami bahwa ada sayur dan buah yang berpotensi memperparah kondisi kesehatan penderita. Oleh karena itu, penderita gagal ginjal harus benar-benar mengetahui kandungan buah dan sayur yang mereka konsumsi. “Penderita gagal ginjal sebaiknya mengurangi konsumsi buah-buahan karena sebagian buah-buahan berkadar Kalium (potassium) tinggi,” ujar dokter Dian Novita Chandra, M.Gizi, Staf Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kepada Warta Kota belum lama ini.



Kadar kalium yang sangat tinggi (hiperkalemia) dapat menyebabkan irama jantung terganggu. Penderita harus bisa membatasi jumlah konsumsi buah setiap harinya. Misalnya buah apel, penderita ginjal hanya bisa mengonsumsi setengahnya saja. Namun yang juga harus diingat, jika kondisi penderita ginjal sudah tidak bisa lagi berkermh, maka sebaiknya hentikan konsumsi buah dan sayur hingga lancar berkemih. Sementara itu, bagi penderita yang belum menjalani cuci darah. dianjurkan untuk melakukan diet rendah protein 40-45 gram/hari. Hal ini tentunya tergantung fungsi ginjal penderita yang dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Jika fungsi ginjal kurang dari 15 persen, maka pertu melakukan cuci darah. Lain lagi pada penderita gagal ginjal yang sudah lama alias menahun atau kronis. Penderita gagal ginjal kronis harus menjalani diet ketat dengan beberapa tujuan yaitu untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dan untuk menjaga agar penderita dapat beraktivitas seperti orang normal. Prinsip diet bagi penderita gagal ginjal kronis adalah: 1. Diet lunak atau biasa. 2. Sebagai sumber karbohidrat: gula pasir, selai, sirup, dan permen. 3. Cukup energi dan rendah protein 4. Sebagai sumber protein, diutamakan protein hewani, misalnya: susu, sapi,daging, dan ikan. Banyaknya sesuai dengan kegagalan fungsi ginjal penderita. 5. Sebagai sumber lemak, diutamakan lemak tidak jenuh, dengan kebutuhan sekitar 25 persen dari total energi yang diperlukan. 6. Untuk kebutuhan air, dianjurkan sesuai dengan jumlah urine 24 jam; sekitar 500 mililiter melalui minuman dan makanan. 7. Untuk kebutuhan kalium dan natrium dengan keadaan penderita. 8. Untuk kebutuhan kalori, sekitar 35 Kkal/Kg berat badan/hari. 9. Membatasi asupan garam dapur jika ada hipertensi(darah tinggi) atau edema (bengkak).



10. Dianjurkan juga mengonsumsi agar-agar karena selain mengandung sumber energi juga mengandung serat yang larut.



Makanan yang sebaiknya dibatasi bagi penderita gagal ginjal kronik antara lain: 1. Sumber karbohidrat seperti: nasi, jagung, kentang, makaroni, pasta, hevermout, ubi. 2. Protein hewani, seperti: daging kambing, ayam, ikan, hati, keju, udang, telur. 3. Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium, seperti: apel, alpukat, jeruk, pisang, pepaya dan daun pepaya, seledri, kembang kol, peterseli, buncis. Pentingnya Diit pada Pasien Hemodialisis Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisa mengingat adanya efek uremia.



Apabila



ginjal tidak



mampu mengekskresikan



produk



akhir metabolisme, substansiyang bersifat asam ini akan menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun. Gejala yang terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif dikenal dengan gejala uremik dan akanmempengaruhi setiap sistem tubuh. Lebih banyak toksin yang menumpuk, lebih berat gejala yang timbul. Diet rendah protein akan mengurangi penumpukan limbah nitroge n dan dengan demikian meminimalkan gejala. Penumpukan cairan juga dapat terjadi dan dapat mengakibatkan gagal jantung kongestifserta edema paru. Dengan demikian pembatasan cairan juga merupakan bagian dari resep diet untuk pasien ini. Dengan penggunaan hemodialisa yang efektif, asupan makanan pasien dapat diperbaiki



meskipun



biasanya



memerlukan



beberapa



penyesuaian



atau



pembatasan pada asupan protein, natrium, kalium dan cairan. Masalah cairan Pembatasan asupan cairan sampai 1 liter perhari sangat penting karena meminimalkan risiko kelebihan cairan antar sesi hemodialisa. Jumlah cairan yang tidak seimbang dapat menyebabkan terjadinya edema paru ataupun hipertensi pada 2-3 orang pasien hemodialisa. Ketidakseimbangan cairan juga dapat



menyebabkan terjadinya hipertropi pada ventrikel kiri. Beberapa laporan menyatakan terjadinya hipertropi pada ventrikel kiri. Beberapa laporan menyatakan bahwa pembatasan cairan pada pasien hemodialisa sangat dipengaruhi oleh perubahan musim dan masa-masa tertentu dalam hidupnya. Seperti penelitian Argiles (2004) menyatakan bahwa asupan cairan pasien akan sangat tidak terkontrol pada musim panas karena pada musim panas merangsang rasa. Jumlah asupan cairan pasien baik cairan yang diminum langsung ataupun yang dikandung oleh makanan dapat dikaji secara langsung dengan mengukur kenaikan berat badan antar sesihemodialisa (Interdialyticweight gain/IDWG) (Welch, 2006). IDWG adalah peningkatan berat badan antar hemodialisa yang paling utama dihasilkan oleh asupan garam dan cairan. Secara teori, konsekuensi dari asupan tersebut terdiri atas dua bagian yaitu :  on the one hand  yang artinya asupan air dan salin dapat bekerja sama dengan kalori dan protein dalam makanan, yang akan disatukan untuk memperoleh status nutrisi yang lebih baik.  on the other hand  asupan air dan garam dapat menimbulkan peningkatan cairan tubuh. Yang menjadi kunci untuk kejadian hipertensi dan hipertropi ventrikel kiri (Villaverde, 2005). IDWG yang dapat ditoleransi  oleh tubuh adalah tidak lebih dari 1,0-1,5 kg (Lewis et al, 1998) atau tidak lebih dari 3% dari berat kering(Fisher,2006). Berat kering adalah berat tubuh tanpa adanya kelebihan cairan yang menumpuk diantara dua terapi hemodialisa. Berat kering ini dapat disamakan dengan berat badan orang dengan ginjal sehat setelah buang air kecil. Berat kering adalah



berat



terendah



yang



dapat



ditoleransi



oleh pasien sesaat setelah terapi dialysis tanpa menyebabkan timbulnya gejala turu nnya tekanan darah, kram atau gejala lainnya yang merupakan indikasi terlalu banyak



cairan



dibuang.



Berat



kering



ditentukan



oleh



dokter



dengan



mempertimbangkan masukan dari pasien. Dokter akan menentukan berat kering dengan mempertimbangkan kondisi pasien sebagai berikut : tekanan darah normal, tidak adanya edema atau pembengkakan, tidak adanya indikasi kelebihan cairansaat pemeriksaan paru – paru, tidak ada indikasi sesak nafas. Dengan



demikian pembatasancairan juga merupakan bagian dari resep diet untuk pasien ini. Cairan dibatasi, yaitu denganmenjumlahkan urin/24jam ditambah 500-750 ml (Almatsier, 2004). Urin 24 jam ditambah 500-700 ml adalah jumlah cairan yang dapat dikonsumsi pasien dan masih dapat ditoleransi olehginjal pasien.



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Penderita Gagak Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Dalam Mengurangi Asupan Cairan Faktor usia Pendapat Dunbar & Waszak (1990) yang menunjukkan bahwa ketaatan terhadapaturan pengobatan pada anak-anak dan remaja merupakan persoalan yang sama dengan ketaatan pada pasien dewasa. Pada penelitian ini didapat penderita yang patuh



rata-rara



usia



52



tahun



dan penderita yang tidak patuh rata-



rata usia 46 tahun, ini bukan berarti usia lebih tua cenderung patuh dan sebaliknya usia lebih muda cenderung tidak patuh. Pendidikan penderita yang patuh74,3% untuk pendidikan SMA keatas ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan pada penderita yang tidak patuh. Faktor lama menjalani HD Semakin lama pasien menjalani HD adaptasi pasien semakin baik karena pasien telah mendapat pendidikan kesehatan atau informasi yang diperlukan semakin banyak dari petugas kesehatan atau informasi yang diperlukan semakin banyak dari petugas kesehatan. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa semakin lama pasien menjadi HD, semakin patuh dan pasien yang tidak patuh cenderung merupakan pasien yang belum lama menjalani HD, karena pasien sudah mencapai tahap accepted (menerima) dengan adanya pendidikan kesehatan dari petugas kesehatan. Faktor Keterlibatan tenaga kesehatan. 



Keterlibatan tenaga kesehatan sangat diperlukan oleh pasien dala m hal sebagai pemberi pelayanan kesehatan, penerimaan informasi bagi pasien dan keluarga, serta rencana pengobatanselanjutnya. Faktor keterlibatan keluarga pasien Pada penderita yang patuh lebih mempunyai kepercayaan pada kemampuannya sendiri untuk mengendalikan aspek permasalahan yang sedang dialami, ini dikarenakan individu memiliki faktor internal yang lebih dominan seperti tingkat pendidikan yang tinggi, pengalaman yang pernah dialami, dan konsep diri yang baik akan membuat individu lebih dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengambil tindakan, sementara keterlibatan keluarga dapat diartikan sebagai suatu bentuk hubungan sosial yang bersifat menolong dengan melibatkan aspek perhatian, bantuan dan penilaian dari keluarga. Schwartz and Griffin (1995), mengatakan perilaku kepatuhan tergantung pada situasi klinis spesifik, sifat alam penyakit, dan program pengobatan. Berbeda dengan pernyataan Baekeland & Luddwall (1975) bahwa keluarga juga merupakan faktor yang berpengaruh dalam menentukan program pengobatan pada pasien, derajat dimana seseorang terisolasi dari pendampingan orang lain, isolasi sosial secara negatif berhubungan dengan kepatuhan. Macam-macam diit pada pasien hemodialisis Unsur-unsur gizi (nutrient) yang memiliki makna khusus dalam pengobatan conventional yangdapat digunakan sebagai terapi pendamping sudah harus dilaksanakan dan memerlukan pemantauanketat. 1. Cairan dan Natrium Gejala pertama pada keadaan gagal ginjal menahun adalah ketidakmampuan nefron yang masih berfungsi itu untuk meningkatkan filtarat glomerulus secara baik dan mengatur eksresi natrium ke dalam air seni, dengan semakin parahnya kegagalan ginjal dan menurunnya glomerulus ( GFR ) hingga 10 % atau kurang dari nilai normalnta, maka produksi air seni akan menjadi sedikit sehingga masukan air dan natrium dalam jumlah yang lazim tidak dapat ditolerir. Kebutuhan penderita akan air dapat ditentukan lewat pengukuran jumlah air seni yang dikeluarkan selama 24 jam dengan memakai gelas silinder dan ditambah air 500 ml, ini akanmenganti jumlah kehilangan air yang hilang dari dalam tubuh (volume urine + 500 ml).



2. Natrium  Natrium perlu dibatasi karena natrium diperlukan di dalam tubuh walaupun faal ginjal sudahmenurun. Hal ini penting bila terdapat hipertensi, edema dan bendungan paru- paru. Parameter yang digunakan untuk menilai kecukupan natrium adalah berat badan, kadar Na urine, serumdan laju filtrasi glomerulus. Pemberian natrium harus diberikan dalam jumlah maksimal yangdapat ditolerir dengan tujuan untuk mempertahankan volume cairan ekstraseluler terkendalinyaasupan natrium yang ditandai nya terkontrolnya tekanan darah dan pembengkakan (oedema). 3.Protein Asupan protein disesuaikan dengan derajat gangguan fungsi ginjal atau laju inflasi glomerulus kurang dari 25 %, berdasarkan berbagai hasil-hasil penelitian di dapatkan bahwa pada GGK di perlukan peranan asupan protein sampai 0,5-0,6 gr/kg BB/hari, rata- rata 0,5 gr / kg BB/ hariagar tercapai keseimbangan metabolisme protein yangoptimal. Dari protein 0,5 gr/kg BB/hari ini hendaknya diusahakan sekurang-kurangnya 60 % 0,35 gr/kg/BB/ hari berupa protein dengan nilai biologik tinggi. Protein dengan nilai biologik tinggi adalah protein dengan susunan asam amino yang menyerupai aturan amino essensial dan pada umumnya berasal dari protein hewani ( susu, telur, ikan, unggas, daging tidak berlemak). 4. Kalium Kalium jarang meningkat pada GGK, bila terjadi hiperkalemia maka biasanya berkaitandenganoliguri ( berkurangnya volume urine/, keadaan metaboli c, obat- obatan yang mengandungkalium. Kadar kalium dalam dalam serum harus dijaga dalam suatu kisaran yang sempit yaitu3,5 hingga 5 Eq/I untuk mencegah timbulnya kegawatan jantung karena hiperkalmia. 5. Kalori/ Energi Asupan energi kebanyakan penderita GGK menunjukkan kurang gizi, hal ini disebabkan oleh berbagai factor metabolisme dan kurangnya asupan kalori. Kalori cukup tinggi di hasilkan dari sumber karbohidrat dan lemak merupakan hal



yang



penting



bagi



penderita



kronik



pembatasan



masukan



protein yang diperlukan untuk memperbaiki keseimbangannitrogen, guna me ncegah oksidasi protein. Untuk memproduksi energi disarankanmasu kan kalori paling sedikit 35kkal/kg BB/hari, kebutuhan asupan kalori penderitaGGK yang stabil adalah 35 kkal/kg BB/hari. Kebutuhan kalori harus dipenuhi guna mencegah terjadinya pembakaran proteintubuh dan merangsang pengeluaran insulin. 6. Lemak  Lemak terbatas, diutamakan pengguna lemak tak jenuh ganda. Lemak normal untuk pasiendialisis 15-30 % dari kebutuhan energi total.7. VitaminDefisiensi asam folat, piridoksin dan vitamin C dapat terjadi sehingga perlu suplemen vitamintersebut. diantaranya vitamin larut lemak, kadar vitamin A meningkat sehingga harus dihindari pemberian vitamin A pada GGK. Vitamin E dan K tidak membutuhkan suplementasi. Tujuan Diet Penyakit Ginjal Kronik  1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal 2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia) 3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit 4. Mencegah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus ( Almatsier, 2006 ). Pada penderita GGK sering terjadi mual, muntah, anoreksia, dan gangguan lain yang menyebabkanasupan gizi tidak adekuat/tidak mencukupi. Syarat Pemberian Diet pada Gagal Ginjal Kronik Syarat pemberian diet pada gagal ginjal kronik adalah (Almatsier 2006): 1.Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB. 2.Protein rendah, yaitu 0,6 – 0,75 gr/kg BB. Sebagian harus bernilai biologik tinggi. 3.Lemak



cukup,



yaitu



20-30%



dari



kebutuhan



total  energi,



diutamakan lemak tidak jenuhganda. 4.Karbohidrat cukup, yaitu : kebutuhan energi total dikurangi yang berasal dari protein danlemak.



5.Natrium dibatsi apabila ada hipertensi, edema, acites, oliguria, atau anuria, banyak natriumyang diberikan antara 1-3 g. 6.Kalium dibatasi (60-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah > 5,5 mEq), oliguria,atau anuria. 7.Cairan



dibatasi



yaitu



sebanyak



jumlah



urine



sehari ditambah dengan pengeluaran cairanmelalui keringat dan pernapasan (±500 ml). 8.Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C, vitamin D. 9.Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :          Diet Protein Rendah I : 30 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg.          Diet Protein Rendah II : 35 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg.          Diet Protein Rendah III : 40 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg.Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripadastandar. Untuk protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial murni.



Menu diit yang dianjurkan   Pola Konsumsi Makanan Penderita Gagal Ginjal Yang Menjalani Hemodialisa Pola konsumsi makanan merupakan gambaran mengenai jumlah jenis dan frekuensi bahan makananyang dikonsumsi seseorang sehari-hari dan merupakan ciri khas



pada suatu kelompok masyarakattertentu. Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang(Harper, 1985). Sedangkan menurut Suharjo (1996), pola konsumsi pangan adalah cara seseorangatau sekelompok orang dalam memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruhfisiologis, psikologis, kebudayaan, dan sosial. Pengaturan diet atau m akanan pada gagal ginjal sangat berpengaruh bagi penyakit ginjal. Contoh susunan bahan makanan sehari untuk pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialis Waktu Pagi



Pukul 10.00



Siang



Pukul 16.00 Sore



Pukul 21.00



Bahan makanan Beras Telur Mezena Sayuran Gula pasir Minyak Tepung susu whole Maizena Gula pasir Minyak Beras Daging Telur Sayuran Buah Minyak gula pasir Maizena Gula pasir Minyak Beras Daging Telur Sayuran Buah Minyak Gula pasir Tepung whole



Berat 75 gr 50 gr 20 gr 50 gr 20 gr 10 gr 10 gr



10 gr 20 gr 10 gr 75 gr 25 gr 25 gr 75 gr 100gr 10 gr 10 gr 10 gr 20 gr 10 gr 75 gr 25 gr 25 gr 75 gr 100 gr 10 gr 10 gr susu 20 gr



URT 1 gelas tim 1 butir 4 sdm ¾ gelas 2 sdm 1 sdm 2 sdm 2 sdm 2 sdm 1 sdm 1 gelas tim 1 potong kecil ½ butir ¾ gelas 1 potong pepaya 1 sdm 1 sdm 1 sdm 2 sdm 1 sdm 1 gelas tim 1 potong kecil ½ butir ¾ gelas 1 potong papaya 1 sdm 1 sdm 4 sdm



Gula pasir



20 gr



4 sdm



Dimana energi = 2000 kal; protein 40 gr;diet rendah protein rendah garam Pagi < 10.00 Nasi



10.00 Kue talam



Siang < 16.00 Nasi



16.00 Agar-agar



Malam < 20.00 Nasi



Telur ceplok



Teh manis



Ikan



Teh



Daging



Tumis Labu



panggang



manis



bistik



Silam



Cah sayur



Sup sayur



Susu



Papaya



Papaya



Teh manis



Teh manis



20.00 susu



Pada penderita ginjal kronik hemodialisa demikian kompleks, dengan mengatur asupan energi protein, dan beberapa mineral seperti kalium, natrium, dan air. Pengaturan diit sukar dipatuhi sukar dipatuhi oleh pasien sehingga memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas hidup penderita (Sidabutar, 1992).