CBR Assesmen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REVIEW “Assesmen BK Teknik Non-Tes” Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.S.,Kons.,S.Psi



BK Kelas Reguler E’19 Dibuat Oleh:



Febe Simanjuntak (NIM: 1193151039)



PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Critical Book Review”. Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam penulisan karya ilmiah. Jika dalam penulisan makalah saya terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan tugas ini. Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.



5 Oktober 2020



Febe Simanjuntak



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................. DAFTAR ISI .............................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Manfaat Critical Book Review .......................................................................... B. Tujuan Critical Book Review ............................................................................. C. Identitas Buku .................................................................................................. BAB II REVIEW BOOK BAB III CRITICAL BOOK A. Kelebihan ...................................................................................................... B. Kekurangan …………………………………………………………………………..



BAB I PENDAHULUAN A. Manfaat Critical Book Review 1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas. 2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi. 3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. 4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya. 5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku. B. Tujuan Critical Book Review Critical book review ini dibuat ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Assesmen BK Teknik Non-Tes pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan di Universitas Negeri Medan. C. Identitas Buku Identitas Buku 



Judul Buku



: Assesmen Non Tes Dalam BK







Penulis



: Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M.Pd Drs. Sumardjono Padmomartono, M.Pd







Penerbit



: Griya Media- FKIP UKWS







Kota Terbit



: Salatiga, 2014







Tebal



: 177 halaman







ISBN



: 978-979-729-067-2



Foto



BAB II REVIEW ISI BUKU BAB I PENDAHULUAN A. Bimbingan dan Konseling di Sekolah 1) Pengertian BK Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang dialaminya. Bimbingan dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. 2) Peranan BK di Sekolah Dalam kelangsungan perkembangan dan pertumbuhan anak didik, berbagai pelayanan di selenggarakan. Masing-masing pelayanan itu memiliki peran yang sangat berguna dan bermanfaat untuk memperlancar dan memberikan beak positive dalam proses perkembangan anak didik, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang dimaksud. Sebagai contoh peran guru dalam pelayanan pendidikan adalah mengajar, mendidik dan membimbing para siswa untuk memperoleh ilmu yang bermanfat dan dapat menggapai cita-cita yang di inginkan. Seperti halnya pada pelayanan bimbingan konseling, konselor dalam hal ini guru BK berperen dalam upaya pemberian bantuan terhadap siswa agar bisa berkembang secara mandiri dan dapat menyelesaikan permasalahanya yang sedang dihadapi. Dengan adanya pelayanan bimbingan konseling, siswa dapat memperoleh keuntungan. Kegunaan, manfaat , keuntungan, atau jasa yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan merupakan hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan tersebut.



BAB II PROSEDUR DAN STRATEGI LAYANAN BK A. Prosedur Umum Layanan BK 1. Identifikasi Kasus



2. Identifikasi Masalah 3. Diagnosis 4. Mengadakan Prognosis 5. Evaluasi BAB III INSTRUMENSASI DALAM BK A. Tujuan Instrumensasi BK B. Jenis-Jenis Instrumen C. Penyususnan Instrumen BAB IV RUANG LINGKUP ASSESMEN A. Pengertian Assesmen Asesmen



merupakan



proses



mengumpulkan,



menganalisis,



dan



meng-



interpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai kondisi individu dan lingkungannya sebagai bahan dasar untuk memahami individu dan untuk pengembangan program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan. Melalui asesmen yang dilakukan kepada mahasiswa, akan diperoleh data-data yang berguna untuk lebih mengenal dan memahami kondisi mahasiswa. Data-data yang dikumpulkan adalah : identitas mahasiswa seperti nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, alamat tempat tinggal, pendidikan; latar belakang keluarga; karakteristik mahasiswa, seperti aspek-aspek fisik terkait dengan kesehatan dan keberfungsiannya, kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya terkait dengan pilihan studi lanjutan, bidang pekerjaan, olah raga, seni, dan keagamaan, masalahmasalah yang dialami, kepribadian, atau tugas-tugas perkembangannya. B. Tujuan dan Fungsi Assesmen Tujuan asesmen adalah untuk mendapatkan data- data tentang mahasiswa secara lebih luas, lengkap, dan mendalam sehingga diperoleh gambaran tentang mahasiswa tersebut secara komprehensif. C. Ruang Lingkup Kegiatan Assesmen 



Asesmen Perkembangan 1) Aspek perkembangan kognitif



Perkembangan kognitif yaitu perkembangan anak dalam proses pembentukan konsep dan pengertian sehingga mengembangkan pengetahuan anak, berupa : -



Perkembangan bahasa: kosa kata, bahasa reseptif dan bahasa ekpresif.



-



Perkembangan



persepsi:



membedakan



bentuk,



mengelompokkan



&



mengenal urutan objek. -



Konsentrasi: perhatian pada objek.



-



Memori/daya ingat: jangka panjang dan jangka pendek.



2) Aspek perkembangan sosial Perkembangan sosial yaitu kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain dalam situasi tertentu : -



Melakukan adaptasi dengan lingkungan



-



Menilai situasi



-



Mengikuti aturan



-



Membedakan kepemilikan barang.



3) Aspek perkembangan emosi Perkembangan emosi yaitu kemampuan dalam mengekpresikan perasaan berupa perasaan : gembira, marah, sedih, takut, dan keberanian. 4) Aspek perkembangan motoric Perkembangan motorik yaitu kemampuan dalam melakukan gerak, baik gerakan kasar maupun halus, dan keseimbangan, meliputi:







-



Melakukan gerakan kasar (gross motor)



-



Melakukan gerakan halus (fine motor)



-



Keseimbangan (balance).



Asesmen Akademik 1. Aspek Membaca Membaca merupakan salah satu bidang pelajaran yang cukup penting di sekolah, karena keterampilan membaca menjadi dasar penguasaan berbagai materi untuk bidang studi lainnya. Membaca juga merupakan proses kompleks yang melibatkan tiga keterampilan, yaitu: -



Mengenal kata



-



Memahami bacaan



-



Keterampilan aplikasi



2. Aspek Menulis



Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. 3. Aspek Berhitung Berhitung merupakan keterampilan penting yang harus dikuasai anak mulai dari tingkat dasar sampai tingkat selanjutnya. Asesmen berhitung dilakukan untuk menggali informasi tentang bagaimana tingkat pencapaian prestasi berhitung, apa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki anak. McLoughlin dan Lewis menegaskan ada empat aspek yang menjadi cakupan asesmen berhitung, yaitu: -



Kesiapan berhitung



-



Komputasi



-



Pemecahan masalah



-



Aplikasi



BAB V KODE ETIK DAN PRINSIP-PRINSIP ASSESMEN A. Kode Etik 1. Testing dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang sifat atau cirri kepribadian subjek untuk kepentingan pelayanan. 2. Konselor wajib memberikan orientasi yang tepat kepada konseli dan orangtua mengenai alasan digunakannya tes di samping arti dan kegunaannya. 3. Penggunaan suatu jenis tes wajib mengikuti secara ketat pedoman atau petunjuk yang berlaku bagi tes tersebut. 4. Data hasiln testing wajib diintegrasikan dengan informasi lain yang telah diperoleh dari hasil konseli sendiri atau dari sumber lain. Dalam hal ini data hasil testing wajib diperlakukan setara denga data dan informasi lain tentang konseli. 5. Hasil testing hanya dapat diberitahukan kepada pihak lain sejauh ada hubungan dengan usaha bantuan kepada konseli.



B. Prinsip Assesmen 1. Prinsip integral dan komprehensif yakni penilaian dilakukan secara utuh dan menyeluruh   terhadap semua aspek pembelajaran.



2. Prinsip  kesinambungan  yakni  penilaian  dilakukan  secara  berencana,  terusmenerus  dan  bertahap  untuk  memperoleh  gambaran  tentang  perkembangan tingkah   laku   peserta   didik   sebagai   hasil   dari   kegiatan   belajar. Untuk memenuhi   prinsip   ini,   kegiatan   penilaian   harus   sudah   direncanakan bersamaan dengan kegiatan penyusunan program semester dan dilaksanakan  sesuai dengan program yang telah disusun.  3. Prinsip  objektif yakni  penilaian  dilakukan  dengan  menggunakan  alat  ukur  yang handal dan dilaksanakan secara objektif, sehingga   dapat  menggambarkan kemampuan yang diukur. 4. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan  yang harus dikuasai oleh peserta didik, sehingga penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas. 5. Penilaian  dilakukan  dengan  mengacu  pada  indikator-indikator  dari  masingmasing kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran. 6. Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar  peserta  didik.  Penilaian  proses  belajar  adalah  upaya  pemberian  nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan  penilaian  hasil  belajar  adalah  proses  pemberian  nilai  terhadap hasilhasil belajar  yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar  tersebut  pada  hakekatnya  merupakan  kompetensi-kompetensi  yang mencakup aspek pengetahuan,  keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah indikatornya yang dapat diukur dan diamati. 7. Hasil  karya  atau  hasil  kerja  peserta  didik  dapat  digunakan  sebagai  bahan masukan guru dalam mengambil keputusan.



BAB VI WAWANCARA A. Pengertian Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi langsung dengan individu yang diwawancara atau sumber data. Agar wawancara dapat dilaksanakan secara efektif maka perlu direncanakan dan disusun secara sistematis. Pewawancara atau interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung tanpa perantara kepada individu yang diwawancarai atau interviewee dan



interwiewee memberikan jawaban langsung dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat tentang diri mahasiswa ataupun tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan interviewee. B. Tujuan dan Fungsi 



Sebagai Metode Primer



Apabila wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpulan data, atau sebagai metode diberi kedudukan yang utama dalam serangkaian metode-metode pengumpulan data lainnya, ia akan memiliki ciri sebagai metode primer. 



Sebagai Metode Pelengkap



Sebaliknya jika ia digunakan sebagai alat untuk mencari informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, ia akan menjadi metode pelengkap 



Sebagai Kriterium.



Pada saat-saat tertentu metode wawancara digunakan orang untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu data yang telah diperoleh dengan cara lain, seperti observasi, test, kuesioner dan sebagainya. Digunakan untuk keperluan semacam itu metode wawancara akan menjadi batu pengukur atau kriterium. C. Jenis-Jenis Wawancara 



Wawancara Berstruktur Wawancara terpimpin dikenal dengan istilah wawancara berstruktur atau wawancara sistematis. Bentuk wawancara berstruktur, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah direncanakan secara rinci dan jelas dan dijadikan sebagai pedoman wawancara. Dalam wawancara terpimpin, evaluator melakukan tanya jawab lisan dengan pihak-pihak yang diperlukan, misalnya wawancara dengan peserta didik, orang tua, atau wali murid dalam rangka menghimpun bahan-bahan keterangan untuk penilaian terhadap peserta didiknya.



Contoh dari wawancara berstruktur : Pilihan Jawaban Ya Tidak



No Pertanyaan 1



Apakah bagi anda mata pelajaran matematika



2



menyenangkan ? Apakah anda memiliki



buku



pelajaran



3



matematika ? Apakah anda pasif saat pembelajaran mata



4



pelajaran matematika sedang berlangsung ? Apakah pada saat ujian mata pelajaran matematika adalah pelajaran yang tersulit ?







Wawancara Tidak Berstruktur Wawancara tidak terpimpin dikenal dengan istilah wawancara sederhana atau wawancara tidak berstruktur, atau wawancara bebas. Bentuk pertanyaan tak berstruktur, yaitu pertanyaan yang bersifat terbuka. Peserta didik secara bebas menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan semacam ini tidak memberi struktur jawaban kepada peserta didik karena jawaban dalam pertanyaan itu bebas. Dalam wawancara tidak berstruktur, evaluator mengajukan pertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu. Contoh dari wawancara tidak berstruktur : Daftar pertanyaan : 1. Bagaimana hasil panen padi tahun ini pak ? 2. Apakah hasil panen tersebut dapat ditingkatkan lagi ? 3. Bagaimana dan langkah apa saja yang bapak lakukan untuk meningkatkan hasil panen bapak ? Wawancara : Siswa : Bagaimana hasil panen padi tahun ini pak ? Petani : Hasil panen tahun ini cukup baik. Siswa : Apakah hasil panen tersebut dapat ditingkatkan lagi? Petani : Bisa, hasil panen bisa ditingkatkan lagi. Siswa : Bagaimana dan langkah apa saja yang bapak lakukan untuk meningkatkan hasil panen bapak ? Petani : Untuk meningkatkan hasil panen dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk yang berkualitas, memberantas hama, serta pengairan yang cukup.



D. Kelebihan dan Kekurangan Wawancara 



Kelebihan 1. Dapat berkomunikasi secara langsung kepada peserta didik sehingga informasi yang diperoleh dapat diketahui objektivitasnya 2. Dapat memperbaiki proses dan hasil belajar 3. Pelaksanaan wawancara lebih fleksibel, dinamis, dan personal



4. Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang. 5. Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden. 6. Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.







Kelemahan 1. Jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka proses wawancara banyak menggunakan waktu, tenaga, dan biaya. 2. Adakalanya terjadi wawancara yang berlarut-larut tanpa arah, sehingga data kurang dapat memenuhi apa yang diharapkan. 3. Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar. 4. Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari interviewer. 5. Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara. 6. Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil wawancara. 7. Sering timbul sikap yang kurang baik dari peserta didik yang diwawacarai dan sikap overaction dari guru sebagai pewawancara.



BAB VII OBSERVASI A. Pengertian Menurut Suharsimi Arikunto, pengertian observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di lingkungan baik yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi berbagai aktifitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan pengindraan. B. Tujuan Tujuan observasi ialah menggambarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan objek penelitian, mengambil kesimpulan yang disusun menjadi sebuah laporan yang relevan dan bisa bermanfaat sebagai sebuah materi pembelajaran atau penelitian. Beberapa hal yang dijadikan latar belakang mengapa sebuah observasi harus dilakukan ialah untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan objek secara langsung dan jelas tanpa harus memperkirakan objek tersebut. Observasi yang dilakukan pada kalangan anak-anak umum hasilnya lebih tepat dari observasi pada orang dewasa. Kondisi ini lantaran orang dewasa cenderung tanpa sadar mengada-ada jawaban dan tidak apa adanya.



C. Fungsi 



Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.







Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung.







Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang bersifat eksploratif. Bila kita belum mengetahui sama sekali permasalahan, biasanya penelitian-penelitian pertama dilakukan melalui pengamatan di tempat-tempat gejala terjadi.







Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang sifatnya sudah lebih mendalam. Dalam hal ini,biasanya observasi dijadikan sebagai metode pembantu untuk menunjang wawancara sebagai metode utama. Observasi akan membantu untuk mengontrol/memeriksa di lapangan, seberapa jauh hasil wawancara tersebut sesuai dengan fakta yang ada.







Sebagai metode utama dalam penelitian. Penelitian-penelitian yang menyangkut tingkah laku bayi maupun hewan akan mempergunakan metode observasi.



D. Jenis-Jenis Observasi (1) Berdasarkan situasi yang diobservasi a. Observasi terhadap situasi bebas (free situasion), observasi yang dilakukan terhadap situasi yang terjadi secara wajar, tanpa adanya campur tangan dari pengobservasi. Misalnya observasi yang dilakukan terhadap siswa-siswa yang sedang bermain secara bebas.  b. Observasi terhadap situasi yang dimanipulasikan (manipulated situasion), yaitu situasi yang telah dirancang oleh pengobservasi dengan menambahkan satu atau lebih variabel. Misalnya seorang pengobservasi ingin mengetahui sifat kepemimpinan sekelompok siswa.  c. Observasi terhadap situasi yang setengah terkontrol (partially controlled), jenis observasi ini adalah merupakan kombinasi dari kedua jenis observasi situasi bebas dan situasi yang dimanipulasikan. (2) Berdasarkan keterlibatan pengobservasi a. Observasi partisipasi, yaitu apabila pengobservasi ikut terlibat dalam kegiatan subyek yang sedang diobservasi. Misalnya seorang guru bidang studi yang ingin mengetahui bagaimana antosias siswa-siswanya terhadap pelajaran yang diberikan. 



b. Observasi non partisipasi, dalam observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang diobservasi. Misalnya seorang petugas bimbingan ingin mengetahui bagaimana antosias siswa terhadap bimbingan karir. c. Observasi quasi partisipasi, dalam jenis ini sebagian waktu dalam satu periode observasi pengobservasi ikut melibatkan diri dalam kegiatan yang diobservasi, dan sebagian waktu lainnya ia terlepas dari kegiatan tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui bagaimana aktifitas siswa dalam melaksanakan suatu tugas kelompok. (3) Berdasarkan pencatatan hasil-hasil observasi a. Observasi berstruktur, aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi telah dimuat dalam suatu daftar yang telah disusun secara sistematis. Bentuk catatan yang sistematis yaitu : o Daftar chek (chek list), adalah suatu daftar yang memuat catatan tentang sejumlah tingkah laku yang akan diobservasi. o Skala bertingkat (rating scale), adalah gejala-gejala yang akan diobservasi itu didalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan. Kelemahan dari observasi berstruktur ini adalah bahwa pengobservasi sangat terikat dengan daftar yang telah tersusun sehingga ia tidak mungkin mengembangkan observasinya dengan aspek-aspek lain yang kebetulan terjadi selama observasi berlangsung. Untuk mengatasi kelemahan ini, dapat ditemouh dengan cara kombinasi, yaitu menggunakan suatu daftar yang terperinci tentang tingkah laku yang diobservasi, yang dilengkapi dengan blanko untuk mencatat tingkah laku tertentu yang muncul, yang belum terekam dalam daftar. b. Observasi tak berstruktur, dalam melaksanakan observasi ini pengobservasi tidak menyediakan daftar terlebih dahulu tentang aspek-aspek yang akan diobservasi. Dalam hal ini pengobservasi mencatat semua tingkah laku yang dianggap penting dalam suatu periode observasi.  Hasil-hasil observasi ini dicatat dalam bentuk catatan yang bersifat anekdot (anecdotal record), yaitu suatu catatan (record) tentang tingkah laku siswa dalam suatu situasi tertentu. Catatan yang bersifat anekdot



tersebut harus ditulis apa adanya, tanpa interpretasi. Setelah terkumpul beberapa catatan dari beberapa periode observasi, maka buatlah suatu ihtisar tentang catatan-catatan tersebut, kemudian diadakan interpretasi tentang tingkah laku siswa tersebut. Contoh catatan yang bersifat anekdot (anecdotal record) tentang seorang siswa sebagai berikut :   12-8-1990: sebelum bel berbunyi ketika anak-anak sedang bercakap-cakap dalam kelompok-kelompok kecil, B tinggal seorang diri.   17-8-1990: B tidak ikut ambil bagian dalam diskusi yang diadakan oleh temantemannya tentang apa yang akan dilihat di moseum.   23-8-1990: B membuat karangan tentang kunjungan ke moseum, tapi kemudian ia merobek tulisannya dan melemparkannya ke keranjang sampah. Dan sebagainya. Ada beberapa kelemahan dalam penggunaan observasi dan anecdotal record, yaitu sebagai berikut:  o Karena adanya tugas-tugas lain sering guru-guru tidak mempunyai kesempatan untuk menuliskan hasil-hasil observasi yang telah dilakukan. o Pencatatan hasil-hasil observasi dan penafsiran terhadap catatan-catatan observasi tersebut seringkali sangat subyektif. E. Kelebihan dan Kekurangan Observasi 



Kelebihan Observasi 1. Dengan observasi kita mengamati tingkah laku siswa dalam tingkah laku siswa dalam kondisi wajar, sehingga tingkah laku yang kita amati adalah tingkah laku yang muncul secara spontan. Jadi data yang kita peroleh adalah bersifat alamiah (natural), tidak dibuat-buat.  2. Subyek yang diobservasi tidak merasa dibebani tugas tambahan. Ia tetap pada kegiatan yang telah dilakukannya tanpa merasa terganggu. Berbeda dengan interview atau kuesioner di mana subyek merasa disita waktu dan tenaganya untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam interview atau kuisioner tersebut. 







Kekurangan Observasi 1. Observasi tidak dapat dilakukan terhadap beberapa situasi atau beberapa peserta didik sekaligus. 2. Hasil pengamatan pada suatu kejadian tidak dapat diulang pada waktu lain.



3. Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan ketepatan hasil, pengamatan perlu dilakukan beberapa kali sehingga memerlukan waktu yang panjang. 4. Penafsiran terhadap hasil observasi sering kali bersifat subjektif, sehingga diperlukan keterlibatan beberapa orang pengamat. 5.  Sikap pengamat, jarak waktu yang panjang antara satu situasi dengan situasi yang diamati, dan objektivitas pencatatan akan sangat mempengaruhi validitas pengamatan. 6. Orang akan salah tingkah jika ia tahu menjadi objek observasi yang dapat menyebabkan tidak alaminya pengamatan



BAB VIII CATATAN ANEKDOT A. Pengertian Catatan anekdot ialah cara atau teknik didalam pengumpulan data yang dilakukan secara pengamatan langsung terhadap sikap dan prilaku anak yang muncul secara tiba-tiba atau terjadi secara insidental.  B. Macam-Macam 



Catatan Anekdot Instrumental Dilakukan diluar kegiatan pembelajaran seperti anak sedang istirahat bermain







Catatan Anekdot Periodik Dilakukan didalam kegiatan pembelajaran seperti ketika anak meronce, menggambar.



C. Ciri-Ciri Catatan Anekdot 



Berupa deskripsi singkat peristiwa faktual







Catatan tersebut tidak boleh mengandung kesimpulan, pendapat, atau penilaian dari pihak pengamat.







Catatan tersebut harus berisi rekaman tentang critical incident atau kejadian penting terkait si murid.penentuan nilai penting atau kurang pentingnya suatu peristiwa ditentukan oleh tujuan pengamatan.







Hanya sesudah memperoleh rekaman peristiwa dalam jumlah yang dipandang memadai, pengamat boleh membuat kesimpulan tentang adanya pola perilaku tertentu pada objek yang menjadi sasaran pengamatan.



D. Manfaat Catatan Anekdot Bagi Guru BK







Catatan anekdot berguna untuk mencatat seluruh peristiwa secara fakta, menceritakan situasi dan kondisi yang terjadi, apa yang dilakukan dan juga apa yang dikatakan anak.







Catatan anekdot sebagai jurnal aktivitas harian yakni mencatat aktivitas anak selama melakukan kegiatan.







Catatan anekdot akan dapat memungkinkan dalam mengetahui perkembangan anak yang indikator nya baik tercantum dan tidak tercantum pada RPPH.



E. Kelebihan 



Pengamatan bisa bersifat terbuka. Pengamat bisa mencatat apa saja mengenai apa yang dilihatnya tanpa dibatasi hanya 1 macam perilaku khusus.







Pengamat bisa menangkap hal-hal yang terjadi secara tidak terduga pada saat kejadian, pencatatan akan dilakukan setelah pembelajaran selesai, tujuannya agar tidak mengganggu aktivitas guru.







Pengamat bisa melihat serta mencatat perilaku khusus serta mengabaikan perilaku yang lain.



BAB XI SOSIOMETRI A. Pengertian Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan. Menurut Bimo Walgiti (1987) sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman. Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang (10–50 orang), berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian sosiometri adalah suatu tehnik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok. B. Tujuan Sosiometri







Menemukan murid mana yang ternyata mempunyai masalah penyesuaian diri dalam kelompoknya.







Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara murid-murid dengan penerimaan sosialnya.







Membantu meningkatkan pemahaman dan pengertian murid terhadap masalah pergaulan yang sedang dialami oleh individu tertentu.







Merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian di kelas tertentu.



C. Jenis-Jenis Sosiometri 1. Sosiometri Tipe Nominatif Dalam tipe ini setiap individu dalam kelompok ditanyai, siapa-siapa kawan yang disenangi / tidak disenangi untuk diajak melakukan suatu aktivitas tertentu atau siapa kawannya dalam suatu pola hubungan tertentu. Pilihan itu harus ditulis berurutan dari pilihan pertama ( paling disenangi ), pilihan kedua dan seterusnya. 2. Sosiometri Tipe Skala Bertingkat Dalam tipe ini disediakan sejumlah statement yang disusun secara bertingkat, yaitu dari statemen yang menyatakan hubungan yang paling dekat, sampai dengan statemen yang menyatakan huungan yang paling jauh. Dalam setiap statemen kepada individu diminta untuk mengisi nama salah seorang temannya yang hubungannya sesuai dengan yang dinyatakan tersebut.  3. Sosiometri Tipe Siapa Dia Dalam tipe ini disediakan sejumlah statement tentng sifat-sifat individu. Sebagian dari statemen- statemen tersebut mengungkapkan sifat yang positif dan sebagian lagi mengungkapkan sifat yang negatif. Kepada masing-masing anggota kelompok diminta memilih kawan-kawannya yang mempunyai sifat yang cocok dengan yang diungkapkan oleh statemen tersebut. Sosiometri tipe ini sering juga disebut tipe “terkalah dia” (guess who). Dan karena pada setiap statemen ada kemungkinan pilihan lebih dari seorang, maka tipe ini sering juga disebut tipe “siapa mereka” (who are they). D. Kelebihan dan Kekurangan Sosiometri 



KELEBIHAN



1. Teknik ini relatif sederhana, dilaksanakan berdasarkan pada pilihan murid kepada kawannya dalam beberapa situasi kelompok atau aktivitas. 2. Memberikan informasi yang akurat tentang latar belakang (alasan) seorang murid dipilih dan/atau di tolak oleh murid lainnya. 3. Memberikan kesempatan kepada konselor untuk melakukan analisis secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan menganalisis sosiogram untuk mengetahui konfigurasi hubungan sosial. Sementara analisis kuantitatif dilakukan dengan analisis indek status pilihan, penolakan dan pemilihan penolakan. 4. Memiliki kekuatan untuk mengorganisasi kelompok-kelompok kelas. 5. Meningkatkan penyesuaian sosial individu murid. 6. Meningkatkan stuktur sosial kelompok. 7. Memnerikan gambarana tentang ada tidaknya jaringan sosial antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. 



KEKURANGAN 1. Semua murid harus berpartisipasi dalam aktivitas maupun situasi kelompok. jika ada murid yang tidak berpartisipasi, maka konselor akan mengalami kesulitan untuk mendudukkan murid yang bersangkutan dan murid lainnya di dalam sosiogram. 2. Komitmen konselor untuk menjaga kerahasiaan dan pilihan-pilihan atau penolakan-penolakan setiap murid. Jika konselor menjaga rahasia tersebut, maka murid-murid bisa mengalami gangguan hubungan sosial dengan sesama murid sekelas setelah mereka mengetahui tentang pilihan-pilihan atau penolakanpenolakan diantara mereka, dan murid akan kehilangan kepercayaan terhadap konselor karena tidak menjaga rahasia tersebut. 3. Prosedur sosiometri memerlukan kecermatan dan ketelatenan konselor dalam menyusun



matrik



sosiometri



dan



sosiogram.



Pada



umumnya



menggambarsosiogram merupakan pekerjaan yang majemukan.



BAB X ANGKET A. Pengertian Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket merupakan kumpulan



pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. B. Tujuan dan Fungsi Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah tanpa merasa khawatir bila responden memberi jawaban yang tidaak sesuai dengan kenyataan



dalam



pengisian



daftar



pertanyaan.



Disamping



itu,



responden



mengetahui informasi tertentu yang diminta. C. Jenis-Jenis Angket 1. Angket tertutup Angket tertutup yaitu angket yang didalamnya telah terdapat alternative jawaban yang telah ditentukan oleh si pemuat angket. Jawaban tertsebut bisa berupa jawaban yes or no, atau pilihan ganda sehingga narasumber (read : Responden) tidak berkesempatan untuk mengisi dengan jawaban sendiri. 2. Angket terbuka Angket terbuka yaitu angket yang system menjawabnya tidak menggunakan pilihan ganda maupun yes or no sehingga responden (narasumber) bisa leluasa mengisi pertanyaan dalam angket tersebut dengan jawaban dan pendapat mereka sendiri tanpa dibatasi oleh alternative jawaban dari angket tersebut. 3. Kombinasi angket terbuka dan angket tertutup Jenis angket ini yaitu gabungan dari kedua jenis angket sebelumnya, maksudnya dalam angket ini terdapat pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan alternative jawabannya, namun terdapat pula pilihan alternative bagi responden (narasumber) untuk membuat jawabannya sendiri untuk mengemukakan pendapatnya apa bila didalam pilihan jawaban yang disediakan oleh pembuat angket tersebut tidak terdapat jawaban seperti yang responden inginkan. 4. Angket langsung Angket langsung yaitu angket yang berisi daftar pertanyaan yang berhubungan dengan respondens (jawaban tentang diri responden, missal jumlah anak, jumlah penghasilan,dll) 5. Angket tidak langsung



Angket tidak langsung yaitu angket yang berisi daftar pertanyaan tentang orang lain dan diisi oleh responden yang mengetahui tentang orang tersebut (dimana responden menjawab pertanyaan tentang orang lain) D. Langkah-Langkah Penyususnan Angket 1. Menggunakan bahasa yang sederhana, dengan pertimbangan yang dihadapi adalah orang-orang yang berbeda karakteristik maupun pengetahuan, sehingga hindari istilah –istilah teknis, serta pilih kata-kata yang mengandung arti sama bagi semua orang. 2. Menggunakan kalimat yang pendek, dengan pertimbangan kalimat majemuk, panjang, dan berbelit-belit akan membuat responden kesulitan mengerti. 3. Jauhi pertanyaan yang berhubungan dengan harga diri dan bersifat pribadi dari responden. 4. Menyusun angket dengan sesingkat, sehingga tidak akan memakan waktu yang lama. 5. Dalam daftar pertanyaan jauhi kata-kata yang menyinggung perasaan responden (narasumber) atau usaha untuk memberikan pemahaman (read : menggurui) kepada responden terhadap angket yang kita buat. E. Kelebihan dan Kekurangan Angket 



Kelebihan 1. Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungannya dengan peneliti atau penilai. 2. Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen. 3. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar dan jidakan sampel







Kelemahan 1. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas tidak bisa mendapat keterangan lebih lanjut 2. Pertanyaan dalam angket biasanya bersifat agak kaku tidak dapat dirubah sesuai dengan keadaan sekitarnya 3. Sulit memberikan jaminan, bahwa semua angket yang telah dikeluarkan itu akan kembali seluruhnya.



4. Angket tertutup dapat diketahui pada pilihan jawaban yang mungkin tidak mencakup apa yang terkandung dalam hati responden, sehingga jawaban ynag dipilihnya tidak sepenuhnya sesuai dengan pendapatnya. 5. Kelemahan dari angket terbuka dapat diketahui pada kesulitan bagi responden untuk menjawabnya karena memerlukan kemampuan menyatakan buah pikirannya secara tertulis. 6. Waktu untuk menjawab satu pertanyaan pun lebih banyak, bagi peneliti sendiri, mengolah jawanpun menimbulkan banyak kesukaran.



BAB III CRITICAL BOOK A. Kelebihan Buku Kelebihan materi pada buku utama ini adalah dimana buku ini bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa untuk menambah wawasan Karena materinya sudah lengkap, sudah ada comtoh, kelebihan, kekurangannya, serta soal latihan untuk mengevaluasi kekmampuan kita B. Kekurangan Buku Sejauh ini saya belum dapat menemukan kekurangan yang ada pada buku ini