CBR, Kapita Selekta, Eko Pratama Sipayung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REVIEW MK. KAPITA SELEKTA BIMBINGAN DAN KONSELING PRODI S1



JUDUL BUKU KAPITA SELEKTA BIMBINGAN & KONSELING



Nama Mahasiswa



: Eko Pratama Sipayung



NIM/Prodi



: 1202451008 / bimbingan dan



konseling Dosen Pengampuh



: Shofia Mawaddah,S.Psi.,M.Sc.



Mata Kuliah



: KAPITA SELEKTA BIMBINGAN &



KONSELING



PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN Maret 2021



Kata Pengantar



Assalamu’alaikum



warahmatullahi



wabarakatuh



Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan critical book ini dengan baik. Sholawat dan salam tak lupa senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti, Aamiin. Laporan critical book ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah kapita selekta bimbingan dan konseling. Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepaada ibu Shofia Mawaddah,S.Psi.,M.Sc. yang telah membimbing dan mendukung dalam penyelesaian tugas saya ini. Dan saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman saya yang memberikan dukungan dan semangat kepada saya untuk dapat menyelesaikan tugas ini. Saya sangat berharap kiranya critical book ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui isi buku beserta kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam critical book ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan critical book yang selanjutnya. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Maret 2020



Eko Pratama Sipayung NIM 1202451008 i



Daftar Isi Kata pengantar....................................................................... ...........................................................I Daftar isi....................................................................... .......................................................................II BAB I. PENDAHULUAN....................................................................... .............................................1 A. Rasionalisasi pentingnya CBR...................................................................................2 B. Tujuan penulisan CBR..................................................................................................1 C. Manfaat CBR....................................................................... .............................................1 D. Identitas buku yang direview....................................................................................2 BAB II. RINGKASAN ISI ARTIKEL.................................................................................................3 BAB III. PEMBAHASAN/ANALISIS.............................................................................................15 BAB IV PENUTUP....................................................................... .......................................................23 A. Kesimpulan....................................................................... ...............................................23 B. Rekomendasi....................................................................... ............................................23 DAFTAR PUSTAKA....................................................................... .....................................................24 Lampiran.................................................................................................................................................25



ii



Bab I.Pendahuluan A. Rasionalisasi Pentingnya CBR Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CBR kapita selekta bimbingan dan konseling ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang kapita selekta bimbingan dan konseling . B. Tujuan Penulisan CBR Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang profesi kependidikan serta membandingkan dengan dua buku yang berbeda dengan topik yang sama. Yang dibandingkan dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya, keterkaitan antar babnya, dan kelemahan dan kelebihan pada buku-buku yang dianalisis. C. Manfaat CBR Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah: i. Menambah wawasan pengetahuan tentang pengertian kapita selekta bimbingan dan konseling , ciri-ciri kapita selekta bimbingan dan konseling , teori-teori kapita selekta bimbingan dan konseling dan lainnya. ii. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut. iii. Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas bukubuku yang dianalisis tersebut. 3



D. Identitas buku yang direview Identitas buku yang akan saya analisis/riview adalah: 1. Judul buku



: Kapita selekta bimbingan dan konseling



2. Edisi



: Edisi 1



3. Pengarang



: Prof.Dr.H.Sofian S.Willis



4. Kota terbit



: Bandung



5. Tahun terbit



: 2015



6. Penerbit



: ALFABETA,CV



7. Tebal buku



: 128 halaman



8. ISBN



: 978-602-289-147-5



Identitas buku pembanding 1. Judul buku



: :Bimbingandan KonselingPerspektifSekolah



2. Edisi



:1



3. Pengarang



: Drs.Masdudi,M.Pd



4. Kota terbit



: cirebon



5. Tahun terbit



: 2015



6. Penerbit



: Nurjati Press



7. Tebal buku



: 215Halaman



8. ISBN



: :979-602-9074-30-7



4



Bab II.Ringsan isi buku A. Bab 1. imbingan dan Konseling yang Terabaikan Pada bab ini, penulis menjelaskan mengenai peran bimbingan dankonseling yang selama ini terabaikan oleh pihak sekolah. Guru bimbingan dan konseling sering dianggap rendah oleh kalangan birokrasi sekolah terutama oleh siswa sehingga banyak mendapat julukan seperti “Polisi Sekolah”, “Guru Cicing”,“Si Penjaga Bel” dan lain-lain.Mereka cenderung memandang profesi BK adalah enteng, dan dapatdikerjakan oleh siapa pun. Implikasinya bahwa di sekolah terutama SLTP/SLTAkebanyakan para pembimbing adalah guru-guru bidang studi apa saja termasukyang belum pernah mengetahui apa sosok BK itu. Bahkan banyak ditemukankoordinator BK adalah bukan asli jurusan BK. Orang-orang ini tidak profesionalsering mencemarkan nama BK di sekolah sehingga melahirkan julukan-julukan seperti diatas oleh masyarakat, khususnya siswa.Keberhasilan BK adalah kualitas pembimbing atau konselor. Untukmembuat calon konselor berkualitas, memerlukan proses pendidikan dan latihanyang memadai. Pertama, seorang konselor harus memiliki kepribadian pembimbing. Kedua, harus menguasai ilmu yang berkaitan dengan BK, Ketiga,konselor harus dilatih dengan berbagai keterampilan konseling atau menguasaiteknik-teknikkonseling.Orientasi BK sudah saatnya beralih dari klinis/teurapeutik ke orientasi pengembangan (developmental orientation). Orientasi pengembangan menekankan: (1) aspek pedagogis yang selalu melihat individu sebagai manusiayang memiliki potensi untuk berkembang dan memiliki bakat kemandirian; (2) pentingnya hubungan konseling (konselor-klien) yang humanisttik, religius dan berwawasan budaya. (3) fokus konseling adalah mengembangkan potensi klienseoptimal mungkin, sehingga menjadi kreatif dan mandiri; (4) keterampilangkonseling harus ditunjang oleh kepribadian konselor yang empati, bersahabat,ramah, memahami, jujur, edukatif, dan korektif; (5) pandangan yang lebih positifterhadap klien/siswa.Pengabaian terhadap potensi siswa sudah lama terjadi. Hal ini disebabkanoleh guru dan pembimbing kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan untukmengembangkan mereka. Terjadinya kesalahan oleh para siswa disebabkan olehkurang berkembangnya potensi (fisik, mental emosional, sosial dan religius),karena sekolah: (1) kekurangan keahlian dalam memahami 5



individu siswasehingga sedikit sekali yang melakukan penelitian mengenai potensi danhambatan yang ada pada diri siswa; (2) kekurangan sarana untuk menyalurkan potensi siswa di sekolah; (3) terlalu ketatnya birokrasi sehingga kreativitas siswakurang berkembang. B. BAB II Prinsip-Prinsip Organisasi Bimbingan dan Konseling Dalam merencanakan organisasi prinsip-prinsip yang harus diingat adalah: 1. Organisasi harus berdasarkan tujuan yang sudah dipikirkan matang-matang. 2.Fungsi-fungsi yang akan ditampilkan harus dipertimbangkan. Fungsi-fungsi iniadalah apa yang harus dihubungkan dan dikoordinasikan dalam organisasi. 3.Mempertahankan simplisitas. Simplicity adalah kemampuan perencanaan program yang tidak mengada-ada atau objektif. Suatu organisasi yang baikhanya bergerak efektif dan efisien tanpa membuang waktu, tenaga dan biaya. 4.Saluran-saluran kekuasaan (otoritas) dan tanggung jawab harus kokoh. Suatuorganisasi yang baik harus mempunyai kejelasan otoritas dan tanggung jawab. 5.Pengawasan



berjangka



(berkala).



Pengawasan



dan



evaluasi



berhubungandengan otoritas dan tanggung jawab petugas-petugas dalam organisas .6.Adanya elemen kemanusiaan dalam organisasi. Tujuan organisasi tidak akan berhasil tanpa motivasi dan kreativitas kerja manusia-manusia di dalamnya. 7.Pimpinan yang baik. Karakteristik pimpinan antara lain rasa tanggung jawab, berwawasan dan punya wibawa serta komunikatif. Pengembangan Bimbingan dan Konseling Dalam proses bimbingan diperlukan aspek-aspek berikut ini agar tujuan program tercapai.a. C. BAB III Bimbingan dan Konse;ing Untuk Pengembangan Potensi Siswa Siswa



adalah



manusia



berpotensi



yang



layak



dikembangkan



untuk



mencapaikemandirian, kreativitas, dan produktivitas. Oleh karena itu, diperlukan sistem pendidikan yang kondusif agar aspek potensial dalam diri siswa berkembangoptimal.Pendidikan formal saat ini terjebak dalam pengembangan kognitif siswadengan tujuan akan menjadi orang yang cerdas, prestasi belajar yang baik dan NEM tinggi. Upaya tersebut dilakukan oleh sekolah dan orangtua agar mampumenyerap semua pengetahuan yang diajarkan. Apalagi oleh sekolah 6



lebihmengutamakan perkembangan otak.Barbara clark mengatakan bahwa otak bagian kiri (left brain) berfungsiuntuk pengembangan matematika, rasionalitas, analitis, logika dan iptek. Dengankata lain selama ini sekolah menekankan akan perkembangan belahan otak kiridan cenderung mengabaikan fungsi belahan otak kanan yang berfungsi melayanifungsi humanistik, intuisi, imajinasi dan holistik.Tekanan sistem sekolah yang berorientasi pengembangan otak kiri (untukmenguasai iptek) seiring membuat para siswa jenuh, frustasi, dan konflik karenamerke tidak memiliki pilihan lain kecuali belajar dan menghafal. Akibatnya hasil belajar kurang memuaskan dan muncul gejala membolos, malas, pertengkaran,menentang guru dan bahkan perkelahian sesama siswa. Namun sangat disayangkan, para lulusan sekolah tidak bisa mandiri dantergantung kepada pihak-pihak lain untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka tidak bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, karena itu pengangguran intelektualmakin meningkat di negeri ini. Mengingat rumitnya masalah ini, perlu adanyaupaya pelayanan untuk pengembangan diri dan potensi siswa yang lebih terarah. Orientasi Bimbingan dan Konseling Orientasi bimbingan dan konseling selama ini bersifat klinis artinya banyak melayani para siswa yang bermasalah dan mengabaikan siswa normal, potensial dan tidak bermasalah. Mengingat hal tersebut



maka



diperlukan



orientasiBK



yang



bersifat



pengembangan



(developmental orientation) D. BAB



IV



Kualitas



Guru



PembimbingPeranan



Guru



Pembimbing



dalam



Pembangunan SDM Berkualitas Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan peran guru pembimbingterhadap perkembangan para siswa yaitu sebagai berikut.1.Dua kutub pendekatanDi Indonesia, pendekatan klinis terhadap guru bimbingan dankonseling telah terjadi cukup lama hingga hari ini. Dampak pendekatanklinis ini cukup fatal terhadap penilaian siswa mengenai BK di sekolah.Siswa sering beranggapan bahwa yang datang ke ruang BK adalah anak-anak yang sakit atau terganggu jiwanya, atau buruk kelakuannya.Akibatnya sebagian siswa alergi dengan nama BK di sekolah. Akan tetapi banyak sekali guru pembimbing yang tidak menyadari bahwa pendekatan klinis dalam BK bukanlah bagian mereka melainkan bagian psikolog atau psikiater.2.Kualitas dan Profesionalitas Guru PembimbingGuru pembimbing 7



adalah suatu keunggulan dalam berbagai halyaitu penguasaan ilmu dan penguasaan



BK,



pemahaman



tentang



psikologi



perkembangan



siswa,



keterampilan konselor yang dikuasai secara teoritisdan praktis. Konselor yang berkualitas seperti ini akan mampu bekerjasecara profesional.3.Pemahaman Orang Awam terhadap Profesi KonselorMasih banyak kalangan luar BK yang menganggap guru pembimbing sebagai guru biasa yang tugasnya memberi pelajaran BK.Disamping itu juga pengertian awam bahwa tugas konselor adalahmengumpulkan dan mengadili berbagai masalah klien. Akibatnya banyaksekali siswa yang takut mengunjungi BK di sekolah, seakan-akan guru BKadalah



orang



yang



fungsinya



untuk



mencari-cari



masalah



para



siswa.4.Profesionalitas Guru PembimbingMenghadapi berbagai penilaian luar BK tentang kinerja guru pembimbing, maka kualitas guru pembimbing sebagai tenaga profesionaldi bidang BK dituntut lebih baik lagi. Artinya, ia harus mampu melakukantugas secara ahli dan terampil. Jika kualitas itu ada, maka layanan BKytang



diberikan



akan



dirasakan



sebagai



sesuatu



yang



sangat



dibutuhkan.Variabel yang tercakup dalam profesional guru pembimbing adalahsebagai berikut.a.Sikap dan kepribadian pembimbing sebagai teladan, terpercaya, mudahditemui, ramah, jujur, bijaksana dan religius serta pintar. b. Memiliki kemampuan ilmu dan wawasan: ilmu BK, psikologi,sosiologi, budaya, iptek, dan sebagainya.c. Menguasai keterampilan konseling secara mikro dan makro sertamengatasi berbagai latihan atau praktik yang dapat dihitung sebagai jam praktik per tahun. E. BAB V Reorientasi Bimbingan dan Konseling untuk Pemberdayaan Siswa Orientasi BK tradisional masih dipertahankan yaitu ke arah pemecahan masalahsiswa secara klinis yang melihat pada aspek, kesalahan, kebrutalan tanpamengharapkan dialog dengan siswa yang mengandung nuansa emosional yangmendalam. Hal yang selalu dilakukan adalah manajeman sebab-sebab terjadimasalah siswa,l dengan istilah di diagnosis. Sebab-sebab kenakalan siswaditelusuri melalui wawancara dengan orangtua siswa (kadang-kadang orangtuamenolak kehadiran guru pembimbing karena dirasakan sebagai mencampuriurusan keluarga), teman (sering teman membela temannya). Diagnosis seperti inimemang tidak disalahkan, akan tetapi alangkah baiknya bila 8



guru pembimbingdan guru lain melakukan dialog konseling yang mampu membuka selubungrahasia hati siswa dengan cara sentuhan emosional yang menyenangkan siswa.Siswa dengan sukarela bahkan dengan linangan air mata bercerita tentang rahasiaterpendam dalam batinnya, tentang derita dan konflik jiwa, kelemahan diri, cita – cita dan mungkin obsesi tentang karir yang akan diraihnya. Dengan dialogkonseling yang selalu dilakukan guru pembimbing, wali kelas, dan gurumata pelajaran, maka kemungkinan besar sekolah akan menjadi pelabuhan hati bagisetiap siswa baik dalam keadaan suka maupun duka.Upaya pemberdayaan siswa harus dimulai dengan orientasi BK yangmodern, upaya pengembangan potensi siswa membantu pemberdayaan siswa agarmampu mengatasi masalah yang dihadapinya serta tercipta siswa kreatif danmandiri. Melakukan pendekatan terhadap siswa adalah dengan cara empati,menghargai, bersahabat, penuh pengertian, tidak menilai (non judgemental ),ramah, sabar, dan objektif serta ditunjang dengan kemampuan konseling danwawasan dunia anak remaja yang memadai.Kepercayaan diri siswa akan muncul, mempunyai daya tahan terhadap pengaruh-pengaruh luar yang negatif, mampu memecahkan masalah yangdihadapi dan memiliki nilai-nilai etis religius dan kestabilan emosional.Memasukkan



nuansa



BK



ke



dalam



kegiatan



kurikuler



dan



ekstrakurikulerselama ini memang belum populer di sekolah-sekolah. Dalam memberikan pengajaran kebanyakan kering dari sentuhan emosional, tanpa nuansa BK. F. BAB VI Pratik Kerja Lapangan Bimbingan dan Konseling (AntaraIdealisme dan Realita) 1.IdealismeDi dalam PP nomor 38 tahun1992 ditemukan pasal-pasal yang mengemukakantentang PEMBIMBING. Pasal-pasal tersebut menunjukkan cita-cita idealtentang pembimbing dan tugasnya. Pasal 1 ayat 1 berbunyi: “tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang bertugas membimbing, mengajarm dan melatih peserta didiknya” Pasal 1 ayat 3 berbunyi: “tenaga pembimbing adalah tenaga pendidikyang bertugas utama membimbing peserta didik” Pasal 3 ayat 2 berbunyi: “tenaga pendidik terdiri dari pembimbing, pengajar dan pelatih” 9



Pasal 38 sampai 47 mengungkapkan bahwa di semua jenjang dan jenis pendidikan sekolah (TK, SD, SLTP, SDLB, SLTPLB, SMU, SMLB,SLTA, SLTA Agama, SMK, SM Kedinasan) terdapat kedudukantenaga kependidikan yang meliputi kepala sekolah, wakil kepalasekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, pembimbing, dan pustakawandan laboran.2.RealitaIdealisme yang dikemukakan diatas belum sepenuhnya dapatdilaksanakan oleh PKL-BK di sekolah-sekolah. Hal ini mungkindisebabkan oleh beberapa faktor di bawah ini:a.PKL-BK sangat mirip dan tergantung pada sistem pembelajaran. b.PKL-BK belum murni dan mandiri. Artinya para calon pembimbing belum dapat kebebasan dalam mempraktikan semua layanan BK sesuaikurikulum. Adanya pengertian yang belum mantap mengenai istilah pembimbingdengan segala tugasnya merujuk pada PP tahun 1992. Padahal istilahguru pembimbing seharusnya mengandung makna membimbing. G. BAB VII Pelatihan Micro Conseling Melalui Film Pada bab ini penulis menyampaikan materi dengan dialog mengenai pelatihan micro conseling melalui film. Adapun inti dari materinya adalah:1. Attending adalah suatu teknik sekaligus perilaku dari konselor yang bertujuan untuk menghampiri klien agar menjadi akrab dan mau terlibatdalam pembicaraan. Komponen-komponen



yang



terpenting



dalamattending



adalah



sebagai



berikut.a.Kontak mata yang bertujuan untuk mengamati bahasa tubuh klien b.Bahasa badan konselor menunjukan keramahan, senyum, santai,menghargai,c. Bahasa



lisan



yakni



bagaimana



bersahabat,



ramah,



senyum



danmenghargai.2.Refleksi Feeling yaitu teknik yang digunakan untuk menangka[ danmemantulkan



perasaan



klien.



Tujuannya



untuk



memberikan



kesempatankepada klien mengetahui bahwa dia telah didengar dan dipahami, agarkalien



sadar



akan



menanamkankepercayaan



keadaan



klien



terhadap



perasaannya kebijakan



saat



ini,



dan



konselor.3.Eksplorasi



merupakan suatu keterampilan konseling yang bertujuan untukmenggali perasaan, pemikiran dan pengalaman klien.4.Menangkap pesan utama adalah analisis



dan



kreativitas



klien.5.Konfrontasi



adalah



konselor teknik



terhadap



pernyataan



keterampilan



untuk



dan



kenyataan



melihat



adanya



diskrepansiantara kata dan perbuatan, pernyataan awal dan pernyataaan 10



selanjutnyaatau antara senyum dan kepribadian. Tujuan teknik ini adalah mendorongklien mengadakan penelitian terhadap dirinya dengan jujur, untukmeningkatkan



potensi



yang



terpendam



dalam



diri



klien,



dan



untukmembawa klien kepada kesadaran bahwa telah terjadi kontradiksi dalamdirinya. H. BAB VIII.Paket latihan konseling bagi calon konselor Paket A.latihan pembentukan keperibadian konselor Kemampuan komunikasi: 1.empati 2.hangat 3.penghargaan positif 4.konkrit dan spesifik 5.keterbukaan Pola komunikasi 1.keterlibatan rendah 2.keterlibatan berlebihan 3.keterlibatan mengacaukan I. BAB IX Konseling Keluarga Dan Sekolah Masalah-masalah



Sekolah



yang



Berhubungan



dengan



KeluargaKeluarga



merupakan lembaga pertama dan utama yang mempengaruhi perkembangan dan sosialisasi anak-anak. Mereka belajar pola-pola perilaku sejakdini, berkomunikasi, menyatakan perasaaan/pikiran/pengalaman, nilai-nilai dansikap-sikap dari keluarga inti dan anggota keluarga besar (extended family).Kemudian anak-anak memasuki sekolah sejak usia antara 4-6 tahun (TK-SD). Disini mereka bukan saja dikembangkan keterampilan kognitif, akan tetapi juga perilaku sosial dan emosional.Seorang konselor harus mampu mengenal (identifikasi) masalahmasalahkhususu siswa dan variabel-variabel yang mengikutinya. Dengan kata lain,masalah-masalah siswa yang ditemukan konselor di sekolah akan selalu adakaitannya dengan variabel-variabel di luar dirinya terutama yang ada di keluarga.Peran Konselor Keluarga terhadap Siswaa. 11



J. BAB X Paket Pelatihan Komunikasi Humanistik (PPKH) Paket Pelatihan Dan Komunikasi Humanistik adalah sebuah paket pelatihan untuk membantu seseorang agar terampil berkomunikasi denganmemahami aspekaspek kejiwaan lawan bicara seperti kebutuhan, minat, emosidan pikirannya sehingga dia begitu terlibat dan terbuaka dalam pembicaraan.Adapun tujuantujuan PPKH ialah agar para komunikan:a.Mampu mengembangkan potensi diri individu sehingga bisamengaktualisasikan diri secara optimal. b.Dapat membantu individu supaya mampu mengatasi masalahnyac.Dapat menggerakan individu dan kelompok untuk melakukan inovasi dankerja produktif.Selanjutnya penulis menjelaskan materi-materi mengenai paket pelatihankomunikasi humanistik dalam bentuk tabel dengan rincian waktu, jumlah peserta dan beban biaya. K. BAB XI Garis-garis Besar Perkuliahan (Hand-out) Pada bab ini, penulis menjabarkan mengenai garis besar perkuliahanKONSELING KELUARGA yang bentuknya hampir sama dengan silabus. Didalamnya terdapat materi dan uraian perkuliahan setiap pertemuan. L. BAB Desain



XII.DESAIN penelitian adalah



pedoman



PENELITINA



atau



prosedur



serta



teknik



dalam



perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan model atau blue print penelitian. M. BAB



XIII.Visi



intelektualitas



dalam



dinamika



masyarakat



karena ini kaum intelektual harus mampu mendekati permasalahan ini dengan berfikir jernih yaitu:1.landasan iman dan taqwa sebagai ukuran terhadap pelaksanaan Negara;2.landasan ilmu dan teknologi yang dijadikan tolak ukur sorang peminpin dalam menjalankan tugasnya;3.landasan rasa,yang melihat segala sesuatu dengan etika,budi pekerti,keramahan.dan sopan santun. N. BAB XIV.program pelatihan dan konsultasi LEC Kegiatan LEC Arjasari 1.pelatihan. 1. pelatihan bimbingan dan konseling di sekolah 2. latihan ketahanan diri siswa terhadap bahaya narkoba 3. konseling teman sebaya 4. pelatihan dinamika kelompok bagi karyawan 12



5. latihan dasar kepemimpinan siswa 2 Konsultasi 1. konsultasi keluarga dan perkawinan 2. konsultasi pribadi 3. konsultasi industri dan manajemen 4. konsultasi pendidikan



13



BAB III.PEMBAHASAN 1. pada pembahasan buku yang berjudul kapita selekta bimbingan dan konseling BAB I.membahas bimbingan dan konseling yang terabaikan dilihat dari peryantaan Guru bimbingan dan konseling sering dianggap rendah oleh kalangan birokrasi sekolah terutama oleh siswa sehingga banyak mendapat julukan seperti “Polisi Sekolah”, “Guru Cicing”,“Si Penjaga Bel” dan lain-lain.Mereka cenderung memandang profesi BK adalah enteng, dan dapatdikerjakan oleh siapa pun. Implikasinya



bahwa



di



sekolah



terutama



SLTP/SLTAkebanyakan



para



pembimbing adalah guru-guru bidang studi apa saja termasukyang belum pernah mengetahui apa sosok BK itu. Bahkan banyak ditemukan koordinator BK adalah bukan asli jurusan BK. Orang-orang ini tidak professional sering mencemarkan nama BK di sekolah sehingga melahirkan julukan-julukan seperti diatas oleh masyarakat, khususnya siswa.Keberhasilan BK adalah kualitas pembimbing atau konselor. Pada buku pembanding yang berjudul bimbingan dan konseling memebahas upaya meningkatkan kinerja konselor yaitu agar para konselor harus mendapatkan pengalaman belajar dalam beberapa hal seperti : 1) keterampilan berfikir dialektik, 2) menggunakan teknik kesadaran yang diadaptasi dari terapi Gestalt, seperti kontak, kegembiraan, frustasi terapeutik, latihan memusat, dan polaritas,teknikfenomenologis-eksistensialuntuk“explorationof



being”



dan



“transcendence of self”, dapat membantu dalam mengembangkan kebijaksanaan, 3) teknik-teknik dari tradisi IslamkaumSufi,sepertipenyerahandiridan paradoks. maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak peryataan guru bimbingan dan konseling dianggap rendah sehingga hal yang dapat dilakukan adalah Untukmembuat calon konselor berkualitas, memerlukan proses pendidikan dan latihanyang memadai. Pertama, seorang konselor harus memiliki kepribadian pembimbing. Kedua, harus menguasai ilmu yang berkaitan dengan BK, Ketiga,konselor harus dilatih dengan berbagai keterampilan konseling atau menguasaiteknik-teknikkonseling.Orientasi BK sudah saatnya beralih dari klinis/teurapeutik ke orientasi pengembangan (developmental orientation).



14



perbandingan dari kedua buku itu adalah buku utama yang membahas secara khusus dan buku pembending memebahas secara umum.



2. pada pembahasan buku yang berjudul kapita selekta bimbingan dan konseling BAB II.membahas tentang prinsip-prinsip oraganisasi bimbingan dan konseling pada buku utama membahas prinsip-prinsip bimbingan dan konseing secara umum dilihat dari peryantaan : Dalam merencanakan organisasi prinsip-prinsip yang harus diingat adalah: 1. Organisasi harus berdasarkan tujuan yang sudah dipikirkan matang-matang. 2.Fungsi-fungsi yang akan ditampilkan harus dipertimbangkan. Fungsi-fungsi iniadalah apa yang harus dihubungkan dan dikoordinasikan dalam organisasi. 3.Mempertahankan simplisitas. Simplicity adalah kemampuan perencanaan program yang tidak mengada-ada atau objektif. Suatu organisasi yang baikhanya bergerak efektif dan efisien tanpa membuang waktu, tenaga dan biaya. 4.Saluran-saluran kekuasaan (otoritas) dan tanggung jawab harus kokoh. Suatuorganisasi yang baik harus mempunyai kejelasan otoritas dan tanggung jawab. 5.Pengawasan



berjangka



(berkala).



Pengawasan



dan



evaluasi



berhubungandengan otoritas dan tanggung jawab petugas-petugas dalam organisas .6.Adanya elemen kemanusiaan dalam organisasi. Tujuan organisasi tidak akan berhasil tanpa motivasi dan kreativitas kerja manusia-manusia di dalamnya. 7.Pimpinan yang baik. Karakteristik pimpinan antara lain rasa tanggung jawab, berwawasan dan punya wibawa serta komunikatif. Pengembangan Bimbingan dan Konseling Dalam proses bimbingan diperlukan aspek-aspek berikut ini agar tujuan program tercapai. Pada buku pembanding membahas prinsip-prinsip bimbingnadn dan konseling secara khusus yaitu mengenai prinsip-prinsip bimbingan karir yang dilihat dari pernyataan:



15



Agarbimbingankarir disekolahdapatberfungsidengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka ada beberapa prinsip bimbingan yang perlu diperhatikan, diantaranya: 1. Pelaksanaan bimbingan karir di sekolah harus di dasarkan kepada hasil penelusuran



yang



cermat



terhadap



kemampuan



danminatsiswasertapoladanjeniskarirdalammasyarakat. 2. Pemilihan dan penentuan jenis bidang karir didasarkan kepada keputusan siswa sendiri melalui proses penelusuran kemampuan dan minat serta pengenalan karir dalam masyarakat, baik karir yang telah berkembang maupun yang mungkindapatdikembangkandalammasyarakat. 3. Pelaksanaan bimbingan karir harus merupakan suatu proses yang berjalan terus mengikuti pelaksanaan program pendidikandisekolah. 4. Pelaksanaan bimbingan karir harus merupakan perpaduan pendayagunaan setinggi-tingginya (optimalisasi) potensi siswadanpotensilingkungannya. 5.



Pelaksanaan



bimbingan



karir



jangan



sampai



menimbulkan



tambahanbebanpembiayaanyangberlebihan. 6. Pelaksanaan bimbingan karir harus menjalin hubungan kerjasama antara sekolah dengan unsur-unsur di luar sekolah dan bersifat saling menunjang fungsi masing masing, serta mengarah kepada pencapaian tujuan pembinaansiswa. Prinsip-prinsip bimbingan karir yang telah dijelaskan di atas, bila ditelaah dengan seksama, bimbingan karir di sekolah sangatlah penting untuk diaplikasikan dan diimplementasikan ke dalam bentuk program bimbingan secara keseluruhan, dengan memasukkan unsur-unsur yang mempengaruhi perkembangan karirnya seperti penelusuran terhadap minat dan kemampuan siswa, serta pengenalan diri terhadap masyarakat. Perbandingan kedua buku itu sama-sama relevan jika dibuku utama membahas prinsip-prinsip bimbingan dan konseling secara umum dan di buku pembanding membahas prinsip-prinsip bimbingan karir disekolah.



16



3. pada pembahasan buku yang berjudul kapita selekta bimbingan dan konseling BAB III.membahas tentang bimbingan dan konseling untuk pengembangan siswa. Orientasi bimbingan dan konseling selama ini bersifat klinis artinya banyak melayani para siswa yang bermasalah dan mengabaikan siswa normal, potensial dan tidak bermasalah. Mengingat hal tersebut maka diperlukan orientasiBK yang bersifat pengembangan (developmental orientation).Landasan filosofi dari orientasi ini adalah sebagai berikut. 1.Pedagogis,



artinya



menciptakan



kondisi



sekolah



yang



kondusif



bagi



perkembangan si8swa dengan memperhatikan keadaan siswa individualdiantara siswa. 2.Menghargai potensi, artinya setiap siswa adalah manusia yang memiliki potensi untuk dikembangkan. 3.Humanistik-religius, artinya pendekatan terhadap siswa haruslahmanusiawi yang berlandaskan iman dan takwa (imtak) 4.Profesional, dilakukan secara profesional atas dasar filosofias dankepribadian, teoritis yang berwawasan dan keterampilan teknik konselingyang bervariasi. Bimbingan Pengembangan Potensi Siswa 1.Program Pengembangan Siswa Unggul Akademik (SUA)Tahap kegiatan yang perlu dilakukan: a.Seleksi



kemampuan



akademik



siswa (NEM, tes psikologis,wawancara,



observasi) b.Menentukan kurikulum khusus (tambahan) disamping kurikulum biasa. c.Memilih guru-guru berkualitas d.Menyediakan sarana penunjang seperti fasilitas laboratorium. e.Menyiapkan program bimbingan dan konseling bagi keberhasilan belajar, pengembangan pribadi, pengetahuan pribadi, minat danhubungan sosial para siswa. 2.Program Pengembangan Siswa Unggul Kreativitas (SUK)Pengembangan kreativitas bertujuan untuk:



17



a.Menemukan dan melatih siswa yang berbakat dan kreatif sehinggamereka menjadi terampil dalam berbagai bidang seperti teknologi,seni, administrasi, akuntansi, manajemen, dsb. b.Menyiapkan siswa untuk pasar kerja dengan memiliki seniketerampilan atau siap



latih



di



BLK/industri/perusahaan/BUMN.Tahapan



kegiatan



untuk



mengembangkan program SUK ini adalah sebagai berikut. a.Seleksi minat, bakat, dan kreativitas siswa melalui wawancara,observasi kegiatan atau penampilan, penelitian hasil karya dan tes psikologi. b.Menyusun program keterampilan sesuai kebutuhan dan kondisisekolah.c.Menyediakan sarana untuk keterampilan.d.Menggalang kerja sama dengan depnaker dan pihakindustri/perusahaan/BUMN.e.Menyiapkan



program



bimbingan



dan



konseling bagi siswa untukmembantu keberhasilan mereka.Layanan Bimbingan bagi Siswa Bermasalah Siswa bermasalah di sekolah dapat dikategorikan sebagai berikut. Kasus Ringan (KR) seperti membolos, malas, kesulitan belajar, bertengkar, berkelahi, merokok, meminum minuman keras tahap awal, berpacaran, danmencuri di kelas ringan. Penanggung jawab BK terhadap kasus ringan adalahdibimbing oleh wali kelas dan guru-guru dengan berkonsultasi kepada kepalasekolah/guru pembimbing (ahli BK, dan mengadakan kunjungan rumah/ homevisited ) 2.Kasus



Sedang



(KS)



perbuatanmenyimpang,



seperti



gangguan



berkelahi



emosional,



antarsekolah,



berpacaran



kesulitan



belajar



dengan karena



gangguan dikeluarga, minuman keras tahap pertengahan, mencuri di kelas sedang,melakukan gangguan sosial dan asusila. Penanggung jawab BK terhadap kasussedang adalah dibimbing oleh guru pembimbing dengan berkonsultasi kepadakepala sekolah, ahli profesional, polisi, staf guru, dsb. Dapat pula mengadakankonferensi kasus (case conference). 3.Kasus



Berat



(KB)



seperti



gangguan



emosional



berat



(neurosis),



kecanduanalkohol dan narkotika, pelaku kriminalitas, siswi hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau senjata api. Penanggung jawab BKterhadap kasus berat adalah mengadakan referral (alih tangan) kepada dokterahli, polisi, ahli hukum, sebelmum mengadakan konferensi kasus. 18



Pada buku pembanding membahas Usaha Bimbingan Terhadap Siswa yang Lamban Dalam Belajar. Usaha-usaha bimbingan yang diberikan dapat diidentifikasisebagaiberikut: 1) Pemberian informasi tentang cara-cara belajar yang efektif, baik cara belajar disekolah maupun dirumah. Misalnya cara belajar yang efektif membuat singkatan, dan cara menggunakanataumengisiwaktusenggang. 2) Bantuan penempatan, yakni menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok kegiatan yang sesuai, seperti kelompok belajar, dan kelompok diskusi. Bantuan penempatan ini dapat pula berfungsi sebagai perbaikan terhadap masalah dan kesulitan sosial yang dialami peserta didik. 3) Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk melakukan konsultasi, mendiskusikan kesulitan-kesulitan peserta didik serta mencari cara-cara pemecahannya, terutama berkaitan dengan cara



memberikan



dorongan



agar



peserta



caramelayaniataumemperlakukanpeserta pembelajaran



remidial,



yakni



didik



giat



didikdirumah.



mengadakan



belajar,dancara4)



pembelajaran



Memberikan kembali



atau



pembelajaran ulang secara khusus bagi para peserta didik yang lamban untuk mengajarkanketinggalandarikawan-kawannya.



5)



Menyajikan



pembelajaran



secara konkrit dan aktual kepada peserta didik yang lamban, yakni dengan menggunakan berbagai variasi media dan variasi metode pembelajaran untuk membantu



mereka



dalam



memahami



konsep-konsep



pembelajaran.



6)



Memberikan layanan konseling bagi peserta didik yang menghadapi kesulitankesulitan emosional, serta hambatanhambatanlainsesuailatarbelakangmasingmasing. 7) Memberikan perhatian khusus kepada peserta didik yang lamban dan berusaha



untuk



membangkitkan



motivasi



dan



kreativitasbelajarnya,misalnyamelaluihadiahataupujian.



4. pada pembahasan buku yang berjudul kapita selekta bimbingan dan konseling BAB IV.membahas tentang kualitas guru pembimbing SDM berkualitas. peran guru pembimbing terhadap perkembangan para siswa yaitu sebagai berikut.1.Dua kutub pendekatanDi Indonesia, pendekatan klinis terhadap guru bimbingan dankonseling telah terjadi cukup lama hingga hari ini. Dampak 19



pendekatanklinis ini cukup fatal terhadap penilaian siswa mengenai BK di sekolah.Siswa sering beranggapan bahwa yang datang ke ruang BK adalah anakanak yang sakit atau terganggu jiwanya, atau buruk kelakuannya.Akibatnya sebagian siswa alergi dengan nama BK di sekolah. Akan tetapi banyak sekali guru pembimbing yang tidak menyadari bahwa pendekatan klinis dalam BK bukanlah bagian mereka melainkan bagian psikolog atau psikiater.2.Kualitas dan Profesionalitas Guru Pembimbing Guru pembimbing adalah suatu keunggulan dalam berbagai halyaitu penguasaan ilmu dan penguasaan BK, pemahaman tentang psikologi perkembangan siswa, keterampilan konselor yang dikuasai secara teoritisdan praktis. Konselor yang berkualitas seperti ini akan mampu bekerja secara profesional.3.Pemahaman Orang Awam terhadap Profesi KonselorMasih banyak kalangan luar BK yang menganggap guru pembimbing sebagai guru biasa yang tugasnya memberi pelajaran BK.Disamping itu juga pengertian awam bahwa tugas konselor adalah mengumpulkan dan mengadili berbagai masalah klien. Akibatnya banyak sekali siswa yang takut mengunjungi BK di sekolah, seakan-akan guru BKadalah orang yang fungsinya untuk mencaricari masalah para siswa.4.Profesionalitas Guru Pembimbing Menghadapi berbagai penilaian luar BK tentang kinerja guru pembimbing, maka kualitas guru pembimbing sebagai tenaga profesionaldi bidang BK dituntut lebih baik lagi. Artinya, ia harus mampu melakukantugas secara ahli dan terampil. Jika kualitas itu ada, maka layanan BKytang diberikan akan dirasakan sebagai sesuatu yang sangat dibutuhkan.Variabel yang tercakup dalam profesional guru pembimbing adalahsebagai berikut.a.Sikap dan kepribadian pembimbing sebagai teladan, terpercaya, mudahditemui, ramah, jujur, bijaksana dan religius serta pintar. b. Memiliki kemampuan ilmu dan wawasan: ilmu BK, psikologi,sosiologi, budaya, iptek, dan sebagainya.c. Menguasai keterampilan konseling secara mikro dan makro sertamengatasi berbagai latihan atau praktik yang dapat dihitung sebagai jam praktik per tahun. Pada buku pembanding membahas tentang fungsi dan peran guru pembimbing disini membahas tentang fungsi dan peran guru pembimbing secara poin perpoin dan menggunakan teori dilihat dari pernyataan yaitu:



20



peran bimbingan seorang guru sebagai penyesuaian internasional dalam proses belajar mengajar, yaitu: (1) Perlakuan terhadap siswa sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri, (2) Sikap yang positif yang wajar terhadap siswa, (3) Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati dan menyenangkan, (4) Pemahaman siswa secara empatik, (5) Penghargaan terhadap martabat siswa secara individu, (6) Penampilan diri secara asli, (genuine) di depan siswa, (7) Kekongkritan dalam menyatakan diri, (8) Peneriman siswa secara apa adanya, (9) Perlakuaan terhadap siswa secara terbuka, (10) Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan siswa untuk menyadari perasaannya itu, (11) Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja, (12) Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus. Manakala ditelusuri, nampak bahwa peran-peran tersebut berakar dari konsep Carl Rogers (Joyce dan Weil, 1996:18-19) tentang Nondirective Counseling yang yang dikembangkan menjadi NondirectiveTeaching. Bertolak dari tugas dan peranan guru, Rochman Natawidjaja (1987:78-80) merekomendasikan fenomena prilaku guru dalam bimbingan dalam rangka proses pembelajaran, yaitu: (1) Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan yang bersuasana membantu perkembangan siswa, (2) Memberikan pengarahan atau orientasi dalam rangka belajar yang efektif, (3) Mempelajari dan menelaah siswa untuk menentukan kekuatan, kelemahan, kebiasan dan kesulitan yang dihadapinya, (4) Memberikan konseling kepada siswa yang mengalami kesulitan, terutama kesulitan yang berhubungan dengan bidang study yang diajarkannya, (5) Menyajikan informasi tentang masalah pendidikan dan jabatan, (6) Mendorong dan meningkatkan pertumbuhan pribadi dan sosial siswa, (7) Melakukan pelayanan rujukan referral, (8) Melaksanakan bimbingan kelompok di kelas, (9) Memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri, dengan memahami kekurangan, kelebihan dan masalahmasalahnya, (10) Melengkapi rencana-rencana yang



telah



dirumuskan



siswa, (11) Menyelenggarakan



pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, (12) Membimbing siswa untuk mengembangkan kebiasaan belajar dengan baik, (13) Menilai hasil belajar siswa secara menyeluruh dan berkesinambungan, (14) Melakukan 21



perbaikan pengajaran bagi siswa yang membutuhkan, (15) Menyiapkan informasi yang diperlukan untuk dijadikan masukan dalam konferensi kasus, (16) Bekerja sama dengan tenaga pendidikan lainnya dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa, (17) Memahami, melaksanakan kebijaksanaan dan prosedurprosedur bimbingan yang berlaku. perbandingan kedua buku tersebut adalah buku tersebut sama relevannya dibuku utama membahas kualitas guru pembingbing dan buku pembanding membahas tentang fungsi dan peran guru pembimbing,jika kita memiliki kedua buku tersebut maka ilmu yang kita peroleh juka akan semakin banyak.



22



BAB IV.KESIMPILAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa critical book merupakan kegiatan mengkritisi buku untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan buku. Hal tersebut dilakukan agar buku yang dikritik dapat direvisi agar menjadi buku yang lebih baik.Buku kapita selekta bimbingan dan konseling diatas sudah layak untuk dibaca karena termasuk kedalam buku yang bagus. Meskipun demikian buku tersebut juga memiliki beberapa



kelemahan



yang



membuat



buku



ini



menjadi



kurang



sempurna.Secara visual, buku tersebut terlihat menarik dan materi di dalamnya tersusun rapi. Bahasa yang digunakan oleh tersebut juga mudah dipahami, meskipun ada beberapa pemakaian diksi yang kurang tepat.



B. Saran Saya menyarankan alangkah lebih baik dan menarik lagi jika lebih banyak lagi halaman dalam buku tersebut sehingga materi yang disampaikan juga dapat lebih banyak lagi. . Buku tersebut sangat bagus dan cocok untuk diamalkan oleh para calon pendidik karena di dalam buku tersebut terdapat metode pendidikan yang digunakan dalam mengembangkan keterampilan masyarakat dan contoh usaha-usaha yang dilakukan, dan diasarankan kita memiliki kedua buku tesebut.



23



DAFTAR PUSTAKA



S.Willis.Sofian.2015. Kapita selekta bimbingan dan konseling.bandung: ALFABETA.CV Masdudi.2015. Bimbingandan Konseling Perspektfi Sekolah.cirebon: Nurjati Press



24



LAMPIRAN 1.



2.



25