CBR Konseling Individual Alfian Sani [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REPORT



Disusun Oleh: Nama



: Alfian Sani



NIM



: 1183351010



Kelas



: BK Reg D 2018



Mata Kuliah



: Konseling Individual



Dosen Pengampu



: Miswanto, M.Pd



PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN T.A 2020



KATA PEGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas bertkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Konselingb Individual ini yaitu Critical



Book Report ini bertujuan sebagai



pemenuhan atas tuntutan tugas individu mata kuliah Konseling Individual dan sebagai bahan perkuliahan. Penulis juga menyadari sepenuhnya dalam pembuatan Critical Book Report ini terdapat banyak kekurangan dan sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis berharap adanya kritik serta saran dan tentunya usulan setiap pembaca demi perbaikan tugas yang akan penulis buat di kemudian hari, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Dengan ini penulis mempersembahkan makalah Critical Book Report ini dengan rasa terimah kasih dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat. Akhir kata saya ucapkan banyak terimah kasih.



Alfian Sani (1183351010)



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.....................................................................................2 DAFTAR ISI....................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN................................................................................4 A. LATAR BELAKANG.........................................................................4 B. TUJUAN PENULISAN......................................................................4 C. MANFAAT PENULISAN..................................................................4 BAB II IDENTITAS BUKU..........................................................................5 BAB III PEMBAHASAN...............................................................................6 A. RINGKASAN ISI BUKU..................................................................6 B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU.................................17 BAB IV PENUTUP........................................................................................18 A. KESIMPULAN..................................................................................18 B. SARAN...............................................................................................18



3



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam konseling individual guru BK (konselor) memberikan ruang dan suasana yang memungkinkan konseli membuka diri setransparan mungkin. Dalam suasana seperti itu, ibaratnya konseli sedang berkaca. Melalui “kaca” itu konseli memahami kondisi diri sendiri dan lingkungannya serta permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta kemungkinan upaya untuk mengatasi masalahnya itu. Hasil “berkaca” itu mengarahkan dan menggerakkan konseli untuk segera dan secermat mungkin melakukan tindakan pengentasan atas kekurangan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Menciptakan suasana “berkaca” dan membawa konseli ke hadapan kaca sehingga konseli memahami kondisi diri dan mengupayakan perbaikan bagi dirinya, seringkali tidak mudah. Untuk itu guru BK perlu melengkapi diri dengan berbagai teknik konseling, baik itu teknik umum untuk pengembangan proses konseling maupun teknik khusus untuk intervensi dan pengubahan tingkah laku konseli. B. TUJUAN PENULISAN Tujuan disusunnya Book Report ini ialah untuk memperdalam pemahaman kami sebagai Mahasiswa BKI dalam keterampilan kegiatan konseling individual. Selain itu, dapat juga dijadikan sebagai bahan referensi analisis mengenai selukbeluk pembahasan konseling individual. Diluar dari kegiatan konseling pun, secara umum book report ini juga insyaallah bermanfaat bagi siapa saja yang melakukan komunikasi dan interaksi antar manusia. C. MANFAAT PENULISAN Manfaatnya ialah untuk mengetahui bahwa didalam uraian buku tersebut mengandung keseluruhan isi buku dari bab awal hingga akhir, analisis setiap pembahasan yang berupa kelebihan dan kekurangan, cara penulis buku tersebut dalam menyampaikan gagasannya, komentar hingga implikasi isi buku tersebut terhadap keteampilan konseling calon konselor.



4



BAB II IDENTITAS BUKU



Book report ini mengenai buku “Konseling Individual Teori dan Praktek” yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Sofyan S. Willis, M.Pd. Buku ini merupakan cetakan kedelapan yang ditebitkan pada 2014 yang diterbitkan oleh Penerbit Alfabeta di Bandung. Adapun jumlah halaman buku ini 274 halaman dengan keterangan BK02 (xiv + 274) 16 cm x 24 cm dan ISBN-nya 978-979-8433-57-3.



5



BAB III PEMBAHASAN A. RINGKASAN ISI BUKU 1.



Pendahuluan



Sejarah singkat dari Bimbingan Konseling ini tidak terlepas dari asala mulanya berkembang kegiatan ini di Amerika Serikat yang mengkhususkan pandangan terhadap anak didik, bahwa setiap dari mereka memiliki potensi untuk berkembang karena pendidikanlah yang harus memberikan kondisi yang kondusif bagi perkembangan potensi tersebur secara maksimal. Untuk kondisi Indonesia, bimbingan konseling ini tidak hanya bagaimana menghargai manusia atau potensinya beserta ketaatan dan penyerahan dirinya terhadap Tuhan. Dan memiliki kecenderungan yang instruksional dan pencegahan yang digalakkan mulai tahun 1975. Pelaksanaan hubungan konseling ini terjadi bukan hanya di lab dan sekolah, akan tetapi terjadi disetiap bidang kehidupan dimana terjadinya hubungan antara manusia dengan manusia baik bidang kedokteran/kesehatan, perusahaan dan industry, hingga bidang pendidikan, Bimbingan konseling ini mengandung makna bagaimana seseorang berbicara dengan orang lain dengan tujuan untuk membantu agar terjadi perubahan perilaku kearah positif dari orang yang dibantu. Jadi dua pihak dalam konseling yaitu pihak yang membantu (konselor) dan pihak yang dibantu (klien). Yang paling penting dalam hubungan konseling ini ialah agar konselor mampu melibatkan klien secara penuh. Agar hal ini terjadi maka dibutuhkan bagaimana kepribadian konselor da;am berkomunikasi, pengetahuan/wawasan tentang klien dan penguasaan teknik/keterampilan konseling. Konseling sebagai proses membantu individu agar berkembang, memiliki beberapa prinsip, yang pertama memberikan kabar gembira dan kegairahan hidup, kedua melihat klien sebagai subjek dan hamba Allah, ketiga menghargai klien tanpa syarat, keempat dialog Islami yang menyentuh, kelima keteladanan pribadi



6



konselor. Adapun jenis-jenis laying bimbingan dan konseling ini terdapat layanan orientasi, layanan informasi bimbingan penempata dan penyaluran. 2.



Hubungan dan Proses Konseling



Dalam pelaksanaan kegiatan konseling, maka hubungan konseling antara konselor dan klien amat penting baik pada relasi guru-siswa, orang tua-anak, suami, istri, dsb. Tujuan hubungan ini adalah dapat kebutuhan klien, sehingga untuk mencapai tujuan ini maka dalam hubungan konseling harus terjadi rapport yang akan menciptakan suasan hangat, bersahabat, jujur, dan terbuka antara kedua pihak yang dapat menghindari dari sikap resistensi dan mendukung kelancara proses konseling. 3.



Pendekatan-Pendekatan Konseling



Pendekata konseling ini merupakan dasar berpijak bagi pelaksanaan praktek konseling. Layanan konseling ini dilakukan sesuai dengan bagaimana kebutuhan klien serta seluruh keadaannya secara holistic. Sehingga dalam mengatasinya dilakukan tidak hanya dengan pendekatan tunggal, namun pendekatan-pendekatan yang berkesinambungan. Adapun pendekatan-pendekatan ini diantaranya : 1.



Pendekatan Psikoanalisis;



2.



Terapi terpusat pada klien;



3.



Terapi Gestalt;



4.



Terapi Behavioral;



5.



Logo Therapy;



6.



Rational Emotive Therapy (RET).



7.



Kualitas dan Pendidikan Konselor



Pendekatan-pendekatan ini dilakukan dapat bergantung pada kualitas dan pendidikan konselor. Kualitas konselor adalah semua kriteria keunggulan



7



termasuk pribadi, pengetahuan, wawasan, keterampilan dan nilai-nilai yang dimilikinya yang akan memudahkannya menjalankan proses konseling sehingga mencapai tujuan dengan berhasil (efektif). 5.



Karakteristik Klien



Selain pihak Konselor, maka perhatian penuh lainnya dalam konseling itu ialah klien. Hal yang terpenting lainnya dalam konseling ialah bagaimana memahami kepribadian klien, harapan klien, pengalaman serta pendidikan klien. Selain itu terdapat keragaman klien yang dating pada kegiatan konseling ini baik klien yang sukarela (yang dating atas kesadaran sendiri), klien yang terpaksa, enggan (reluctant client), klien yang menentang, hingga klien yang krisis. 6.



Perilaku Nonverbal



Perilaku nonverbal ini amat diperhatikan dalam kegiatan konseling, baik disisi konselor, maupun klien. Perilaku nonverbal amat diperlukan oleh konselor untuk memahami atau memperjelas makna bahasa lisan yang diucapkan seorang klien, ataupun ketika menghadapi klien yang tidak berbicara seharusnya konselor dapat membaca bahasa tubuhnya, sehingga melahirkan sikap konselor yang empati, memahami dan menghargai klien. Perilaku verbal dan nonverbal konselor pun akan memberikan pengaruh juga terhadap keberhasilan proses konseling 7.



Kreativitas Konselor dalam Mengambil Keputusan



Didalam proses konseling, pemikiran kreatif adalah amat penting baik terhadap konselor maupun klien. Tugas konselor disini ialah membantu klien menguji halhal yang disadari/tak disadari, dan membantu klien untuk menampilkan responrespon yang lebih kreatif untuk kehidupannya. Memunculkan ide-ide dan responrespon baru tergantung kepada kreativitas konselor yang kaya dengan alternatifalternatif . 8.



Teknik-Teknik Konselor



8



Teknik-teknik konselor merupakan cara yang digunakan oleh seorang konselor dalam hubungan konseling untuk membantu klien agar berkembang potensinya serta mampu mengatasi masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi lingkungan yakni nilai-nilai social, budaya, dan agama. Adapun ragam teknik konselor ialah perilaku attending, empati, refleksi, eksplorasi, paraphrasing, bertanya untuk membuka percakapan, bertanya tertutup, dorongan



minimal,



interpretasi,



mengarahkan,



menyimpulkan



sementara,



memimpin, fokus, konfrontasi, menjernihkan, memudahkan, diam, memberi nasihat, pemberian informasi, merencanakan, menyimpulkan. Beserta penguasaan teknik-teknik



konseling



melalui



latihan



microcounseling,



dan



latihan



macrocounseling. 9.



Manual dan Prosedur Microtraining



Manual dan prosedur microtraining merupakan panduan latihan sistematik yang meliputi; latar belakang atau rasional, tujuan, materi, tingkat pencapaian, proses/prosedur latihan, dan evaluasi bagi setiap teknik konseling yang telah disebut diatas. 10.



Analisis Proses Konseling dalam Studi Kasus



Adanya analisis proses konseling ini adalah untuk membantu calon konselor dan konselor dalam memahami kelemahan dan kekuatan responnya, sehingga nantinya akan semakin terlatih dan mempunyai pemahaman yang baik terhadap proses dan tujuan konseling yang dilakukannya. Proses analisis ini mencakup analisis struktur konseling dari setiap prosesnya dimulai dari tahap awal, tahap pertengahan (tahap kerja), tahap tindakan (action). Serta analisis respon konselor terhadap perilaku klien (verbal dan nonverbal) didalam proses konseling yang menyangkut tentang perilaku verbal dan nonverbal konselor, yaitu berupa kalimat-kalimat yang mengandung teknik-teknik serta respon terhadap perilaku klien. 11.



Praktek Profesional dan Etika Konseling



9



Berbicara mengenai praktek profesional dan etika konseling. Maka ada beberapa aspek yang menjadi perhatian didalamnya, yaitu : dedikasi, keahlian, sikap mental, pemahaman terhadap klien (dalam social budaya, potensial, dan nonparsial), identitas profesional, etika profesi konseling, berbagai setting konseling, dan aspek-aspek klien sebagai manusia. Adapun etika konseling dimulai dari hubungan konseling yang terjaga, menghormati perbedaan, serta menghormati hak-hak klien. 12.



Praktek Konseling di Sekolah



Praktek konseling yang ada di sekolah merupakan salah satu implementasi dari kegiatan proses konseling dan ranah konseling dalam praktek profesional. Pengalaman lapangan menunjukan bahwa pembimbing di sekolah-sekolah kurang dalam segi keterampilan konseling untuk mengantisipasi permasalahan yang dihadapinya, hal ini diantaranya disebabkan karena kebanyakan pembimbing tidak mampu bersama klien mendefinisikan masalah pada tahap awal konseling, kurangnya keterampilan konselor dalam pengaplikasian teknik-teknik konseling, tidak mampu membantu pengembangan potensi dan penyelesaian masalah siswa secara tuntas, dan, konselor tidak memahami tahapan-tahapan proses konseling serta tujuan, dan teknik-teknik konseling yang dapat digunakan pada setiap tahapan tersebut. 1.



Pembahasan



Maka setelah memperhatikan buku beserta isi pembahasan yang ada di dalamnya, book report ini akan membahas: 1.



Kelebihan dan Kekurangan Buku “Konseling Individual”



Kelebihan yang terdapat dalam buku ini ialah pembahasan konseling individual yang dibahas secara praktis dan memiliki cakupan yang luas. Karena didalamnya dibahas keseluruhan bagaimana kegiatan proses konseling baik konseling dalam pendidikan, dsb. Kepraktisan buku ini dapat dilihat juga dengan banyaknya contoh dan studi kasus pada setiap pembahasan bagaimana proses konseling itu



10



berlangsung, hingga sampai si pembaca dapat melihat langsung contoh analisis proses kegiatan konseling. Setiap akhir dari pembahasan dibuat contoh beserta penjelasannya itu seperti apa. Dalam buku ini pula tidak begitu banyak memaparkan teori-teori, namun ranah praktis inilah yang ditonjolkan. Hal ini memberikan kemudahan bagi kita untuk memahami proses konseling yang sebenarnya itu seperti apa dan tidak lagi membingungkan kita bagaimana praktek konseling itu seharusnya berlangsung. Disisi kelebihan yang ada, kekurangan pun kelak ada berdampingan. Adapun kekurangan yang terdapat buku ini adalah dibuku ini membahas bahwa kondisi di Indonesia itu menerapkan mengenai humanistik-religius, yang membahas bahwa bimbingan dan konseling itu menjurus kepada pengembangan potensi dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Namun, pembahasan proses Konseling Islami jarang disinggung lagi dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya. Tatanan praktis yang ada dalam buku ini menjadi kurang lengkap rasanya. Terlebih lagi khususnya bagi kami sebagai mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling Islam 2.



Cara Penulis dalam Menyampaikan Gagasannya



Sebagaimana yang telah disebutkan dalam bukunya bahwa menurut Prof. Sofyan S. Willis dengan adanya buku ini baik bagi seorang konselor pendidikan maupun konselor umum/masyarakat dapat diterapkan dibidangnya masing-masing. Dan bahkan ada sifat dan cara menangani “klien” sesuai bidang pekerjaan seperti kedokteran, dunia usaha, dan pendidikan. Jika dibaca buku ini, berarti semua orang perlu karena harus berinteraksi dan membantu orang lain. Cara penulis menyampaikan pesan ini secara umum bahwa buku ini diperuntukkan bagi siapa saja yang melakukan komunikasi dan interaksi antar manusia, dan penyampaian materi yang dipaparkan dalm buku “Konseling Individual” ini cukup terperinci. Selain itu, penulisan buku ini juga senantiasa disesuaikan dengan kondisi di Indonesia seperti apa dan bagaimana. Sehingga gagasan yang disampaikan lebih riil dan mudah dipahami apalagi untuk para calon konselor. 3.



Komentar terhadap Setiap Bab



11



Buku ini berjudul “Konseling Individual”, yang mengadung makna bagaimana seseorang berbicara dengan orang lain dengan tujuan untuk membantu agar terjadi perubahan perilaku positif dari orang yang dibantu (klien). Dalam konseling individual, baik klien maupun konselor harus bekerjasama agar klien dapat memahami diri dan permasalahannya serta mampu mengembangkan potensi positif dalam dirinya. Selanjutnya konselor harus memiliki keterampilan konseling, dan memahami betul struktur proses tahapan dalam konseling. Isi buku “Konseling Individual” ini berkisar pada hal-hal berikut: Bab I yang membahas tentang sejarah dan pengertian konseling individual. Bab ini juga menerangkan tentang kegiatan konseling disetiap aspek kehidupan seperti bidang kedokteran, perusahaan, pendidikan, rumah tangga, dan sebagainya, pengertian bimbingan dan konseling, upaya melibatkan klien, konseling pengembangan dan Islam, orientasi baru Bimbingan dan Konseling serta jenisjenis layanan bimbingan dan konseling. Untuk mengomentari bab I ini penulis laporan menggunakan salah satu buku pembanding yang berjudul “Bimbingan dan Konseling Islami” Drs.Samsul Munir Amin (2013). Berdasarkan hasil bandingan isi kedua pembahasan tersebut adalah sejarah munculnya Bimbingan dan Konseling didalam buku “Bimbingan dan Konseling Islami” dibahas secara utuh, sedangkan sejarah bimbingan dan konseling dalam buku “Konseling Individual” hanya dibahas secara singkat. Selain itu konsep konseling pengembangan dan Islam dalam bab buku yang dilaporkan ini hanya membahas secara sekilas dalam satu judul, sedangakan buku pembandingnya menjadikan bahasan konseling pengembangan dan Islam menjadi satu bahasan bab yang lengkap yaitu bab Bimbingan dan Konseling Agama. Dalam pelaksanaan konseling, maka hubungan konseling antara konselor dan klien amat penting karena hubungan yang bersifat rapport akan menciptakan Suasana hangat, bersahabat, jujur dan terbuka. Hal ini sesuai yang diuraikan dalam bab II di buku ini. Untuk mengomentarinya penulis merujuk pada buku “Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi” Gerald Corey (2009), bahwa



12



hubungan konseling dan klien dalam buku tersebut lebih disebut sebagai proses terapeutik sehingga hubungan yang dibangun tidak hanya cukup hingga tahapan rapport saja namun hingga menjangkau proses hubungan terapeutik. Pada bab III diuraikan pendekatan-pendekatan konseling yang menjadi landasan berpijak untuk melaksanakan konseling, yang ditentukan oleh kualitas pendidikan konselor, juga telah ada dalam pembahasan bab IV. Mengenai pendekatan beserta teknik-teknik konseling buku “Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi” (G.Corey, 2009) ini dapat menjadi pelengkap dari buku “Konseling Individual”, karena dalam buku “Konseling Individual” ini pendekatan konseling yang dibahas hanya sebagai garis besarnya saja. Dalam buku G.Corey ini cakupan bahasannya menyajikan pembahasan konsep-konsep dasar masing-masing pendekatan, proses terapeutik, relasi klien-konselor, teknik-teknik yang spesifik dan prosedurprosedur yang dapat diterapkan pada praktek individual. Pada Bab IV ini dibahas mengenai kualitas dan pendidikan Konselor, yang didalamnya membahas bagaimana kualitas pribadi, pendidikan dan latihan calon konselor beserta latihan bagi calon konselor keluarga. Didalam buku ini mengenai kualitas konselor pribadi hanya dilihat dari hasil penelitian, pendapat para praktisi, dan peran humor. Dalam buku “Pengantar Bimbingan dan Konseling Pendidikan” yang ditulis oleh Siti Chodijah (2016 : 177), bahwa pembahasan mengenai kualitas konselor itu mencakup alas an pentingnya kualitas itu bagi konseling, deskripsi mengenai bagaimana kualitas itu dimanifestasikan, dan hambatanhambatan dalam mewujudkan kualitas pribadi tersebut. Sebagai pelengkap buku pembanding ini (2016: 189) juga membahasa tentang hal-hal yang harus diperhatikan oleh konselor pemula seperti kesehatan psikologis, kerugian yang dialami oleh klien, tanggung jawab konselor, kepedulian dan penerimaan, pengalaman, kegagalan, dan berbagai kesulitan yang harus diselesaikan sebelum atau diluar pertemuan dengan klien. Yang mana pembahasan ini tidak dibahas oleh buku yang dilaporkan.



13



Pada bab-bab berikutnya ditelusuri mengenai keadaan dan karakter klien, perilaku nonverbal dalam konseling, dan hingga akhirnya dijelaskan bagaimana konselor menguasai teknik-teknik konseling, manual dan prosecur microtraining, bagaimana menganalisis proses konseling dalam studi kasus sebagai evaluasi dalam pengalaman-pengalaman konseling hingga menjadikan kualitas sebagai konselor dapat lebih baik, serta sampai pada pembahasan bagaimana melakukan praktek untuk membantu kliean, beseta hambatan yang menghalangi keberhasilan proses konseling di sekolah. Sebagai komentar dalam bab-bab ini yang dibahas cukup praktis, dan cukup lengkap tentang bagaimana memahami klien, beserta keanekaragamannya dan peranan negosiasi dalam konseling. Namun, membandingkan dalam buku “Pengantar Bimbingan dan Konseling Pendidikan” (2016) mengenai karakteristik klien, bahwa klien dalam bimbingan konseling itu merupakan orang yang memiliki kekurangan “daya psikologis”, yaitu suatu kekuatan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam keseluruhan hidupnya, termasuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. Konsep daya psikologis ini mempunyai tiga dimensi yaitu: need fulfillment (Pemenuhan Kebutuhan), interpersonal



competencies



(kompetensi



intrapribadi),



dan



intrapersonal



competencies (kompetensi antar pribadi). Hal seperti ini tidak terdapat dalam pembahasan pada buku “Konseling Individual” bab V sehingga dapat dijadikan tambahan referensi untuk melengkapi pemahaman kita tentang bagaimana konselor beserta konseli dalam proses, struktur hingga teknik-teknik bimbingan dan konseling. Dalam buku pembanding ini juga membahas tentang berbagai pembahasan bimbingan dan konseling dalam pendidikan dari mulai teknik bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan (SMP SMA), hingga bimbingan dan konseling di perguruan tinggi yang didalamnya mebahas tentang karakteristik, tujuan, pelayanan, dukungan sistem seperti apa dalam proses bimbingan dan konseling yang dilakukan pada setiap tingkatannya. Sehingga dapat meperkaya khazanah dari praktek profesional konseling di sekolah.



14



4.



Implikasi Isi Buku “Konseling Individual” terhadap Keterampilan



Konseling Calon Konselor Ketika berbicara mengenai implikasi, maka yang dibahas itu iala mengenai fungsi pengaruh. Buku “Konseling Individual” Prof. Sofyan S. Willis ini merupakan salah satu rujukan utama dalam meningkatkan pemahaman mengenai seluk-beluk pembahasan konseling individual bagi ranah para calon konselor. Mengapa buku ini merupakan rujukan utama ? karena pembahasan yang dikaji dalam buku ini ialah mengenai konseling individual. Pembahasan konseling individual ini merupakan pembahasan yang penting dalam kegiatan konseling, dikarenakan hakitkat dari pelaksanaan kegiatan konseling itu terdapat dalam pembahasan dalam konseling individual, dari mulai maknanya yaitu bagaimana seseorang berbicara dengan orang lain dengan tujuan untuk membantu agar terjadi perubahan perilaku kearah positif dari klien sebagai pengertian inti dari konseling, dan objek yang dikajinya juga merupakan individu. Proses inti konseling itu merupakan layanan bantuan yang membahas tentang permasalahan-permasalahan individual, sekalipun konseling dilakukan dengan konseling kelompok tetap saja acuan dasar terjadi dalam konseling individual. Hal inilah yang menjadikan buku ini merupaka sumber rujukan utama apalagi bagi kita sebagai mahasiswa jurusan bimbingan konseling islam, serta para calon konselor. Implikasi lain dari buku ini (Konseling Individual) pada keterampilan konseling calon konselor ialah dapat dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana keterampilan konseling yang dimiliki seorang calon konselor. Karena buku “Konseling Individual” ini begitu terperinci memaparkan penjelasan, ruang lingkup, makna hubungan dan proses konseling, pendekatan-pendekatan, kualitas dan pendidikan konselor, karakteristik klien, perilaku verbal dan nonverbal dalam konseling, kreativitas konselor dalam mengambil keputusan, teknik-teknik konseling, manual dan prosedur microtraining, analisis proses konseling dalam studi kasus , praktek profesional dan etika konseling, hingga praktek konseling bahkan lengkap dengan adanya keterangan daftar tabel perbedaan konseling pengembangan dan konseling



15



gaya lama, cara pemecahan masalah, alternative realistic, perilaku konselor yang tidak efektif, perilaku konselor yang efektif, kondisi kualitatif konselor dalam proses konseling, teknik-teknik pada setiap tahap konseling, model lembar evaluasi, perilaku attending konselor, alat evaluasi latihan empati, dialog konseling individual (setting lab), latihan keterampilan kolnseling mikro, hubungan keterampilan attending dan influencing, deskripsi keterampilanketerampilan konseling, serta teknik-teknik konseling mikro (microskill). Teori, pembahasan, hingga pada studi kasus dalam konseling sebagai pengalaman nyata yang ada dalam buku ini secara keseluruhan dapat dijadikan sumber tolak ukur bagi calon konselor untu melihat sejauh mana keterampilan konseling yang ia miliki. B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU 1. KELEBIHAN Buku “Konseling Individual” ini memiliki kelebihan dengan pembahasannya yang praktis dan cakupan yang luas dan dapat digunakan siapa saja dalam melalukan komunikasi dan interaksi antar manusia. Penyampaian materi ini dibawakan dengan terperinci dan tata bahasa yang umum, sehingga pembahasan mengenai konseling individual ini dapat dipahami dengan cukup mudah. Walaupun pembahasan konseling Islami yang awalnya dibahas sebagai ciri kondisi Indonesia yang humanistik-religius, namun jarang disinggung lagi pada pembahasan babbab selanjutnya. Buku “Konseling Individual” ini merupakan salah satu sumber rujukan mengenai konseling individual karena pembahasannya cukup lengkap, walaupun dalam rangka memperkaya pembahasan dalam khazanah konseling individual itu tetap saja membutuhkan pelengkap lagi dari buku-buku rujukan lain seputar bagaimana konseling individual. Buku “Konseling Individu” ini memberikan implikasi besar terhadap keterampilan sebagai calon konselor karena menjadi salah satu rujukan utama



16



serta menjadi tolak ukur dasar sejauhmana keterampilan konseling individual itu harus dimiliki. 2. KEKURANGAN Menurut saya sebagai pembaca yang masih minim ilmu, saya tidak menemukan kelemahan pada buku ini, mungkin juga karena itu bukan bidang saya, karena jika seseorang memgang sesuatu yang bukan memang bidangnya, maka kekacauan akan datang.



17



BAB IV KESIMPULAN A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat kita ambil dari penulisan critical book ini ialah Didalam Book Report ini terdapat uraian singkat keseluruhan isi buku dari bab awal hingga akhir, analisis setiap pembahasan yang berupa kelebihan dan kekurangan, cara penulis buku tersebut dalam menyampaikan gagasannya, komentar hingga implikasi isi buku tersebut terhadap keteampilan konseling calon konselor. B. SARAN Dengan sajian critical book ini, saya berharap saudara-saudara dapat menjadikan



referensi untuk bekal kelak saudara dalam mengetahui dan



memahami tentang konseling. Sehingga nanti pada saat anda melakukan praktek dapat melaksanakannya dengan benar.



18