15 0 469 KB
CHECK LIST FERN TEST Nilai No
Aspek Yang Dinilai 0 I. Persiapan
1
Memperkenalkan diri kepada pasien
2
Menjelaskan Tindakan yang akan dilakukan -
Dilakukan saat ovulasi atau hari ke 14 setelah hari pertama haid
3
Melakukan informed consent
4
Melakukan persiapan alat dan bahan
Handscoon steril
Spekulum Vagina
Cotton swab steril
Objek glass
Mikroskop
II. Pelaksanaan 5
Meminta ijin pasien untuk memulai pemeriksaan
6
Memakai handscoon Steril secara aseptik (melepas cincin, jam, dll)
7
Meminta pasien untuk tenang dalam posisi ginekologi (Litotomi)
8
Memilih speculum sesuai ukuran, menyalakan lampu penerangan
9
Membuka bibir vagina
10
Meminta pasien untuk mengambil nafas dalam
1
2
3
11
Memasukkan spekulum dalam keadaan tertutup dengan tangan kanan
12
Menampilkan
portio
dengan
membuka
spekulum,
mengoreksi penerangan lampu (lampu sorot di belakang pemeriksa) 13
Menggerakkan spekulum ke atas dan ke bawah bila portio belum terlihat
14 15
Mengunci speculum Mengambil sekret di bagian fornix posterior dengan lidi kapas (cotton swab steril).
16
Membuat apusan : mengoleskan secret yang ada pada lidi kapas ke kaca objek bersih dengan membentuk sudut 45 satu kali usapan, diberi label identitas pasien
17
Apusan basah dibiarkan mengering sekitar 5-10 menit (CDC,2016) Kriteria/syarat kering fern test -
Dikeringkan pada suhu ruangan minimal 10 menit karena akan menambah sensitivitas untuk mendeteksi ferning (University of California, San Fransisco. Point of Care Testing. 2009)
-
Dikeringkan sempurna di suhu ruangan. Rekomendasi waktu pengeringan 10 menit (Johns Hopkins Medical Institution. 2002)
Harus menunggu kering karena pada saat basah kristalisasi NaCl yang membentuk gambaran pakis tidak akan terlihat sehingga harus ditunggu hingga kering (FDA, 2014 dan Introduction & FAQ for Ferning to predict Ovulation and pregnancy, 2014)
18
Melepaskan spekulum setelah mengendurkan sekrup yang terkunci
19
Meletakkan spekulum pada tempatnya (larutan klorin)
20
Membersihkan vulva dengan desinfektan
21
Mengamati apusan dengan mikroskop menggunakan perbesaran 40x
22
Menilai apusan dengan melihat adanya gambaran daun pakis
0=tidak ada kristal, 1=bentuk tidak khas, 2=ada cabang pertama dan kedua dan 3=ada cabang ketiga dan keempat.
23
Memberi penjelasan pada pasien tentang hasil pemeriksaan Sensitivitas fern test 99%, spesifisitas 72%
Check List Konseling Prakonsepsi No
Aspek yang dinilai
1
Memberi salam dan memperkenalkan diri kepada pasien
2
Menanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, status)
3
Menanyakan tujuan pasien datang ke pelayanan kesehatan
4
Menggali informasi yang terkait riwayat pribadi dan keluarga
Riwayat medis pasien
Penyakit genetik di keluarga
Riwayat reproduksi ( infertilitas, hasil kehamilan yang abnormal, abortus, kehamilan ektopik, riwayat kematian janin berulang, riwayat melahirkan bayi meninggal, penyulit obstetric lainnya seperti preeklamsi, abrupsio plasenta dan persalinan kurang bulan)
5
Riwayat haid
Riwayat KB
Menggali informasi untuk konseling genetik
Remaja lebih besar kemungkinan mengalami anemia, dan beresiko tinggi memiliki bayi dengan hambatan pertumbuhan, persalinan kurang bulan.
Kehamilan setelah usia 35 tahun terjadi peningkatan resiko obstetrik serta morbiditas dan mortalitas perinatal
Kebiasaan merokok dan konsumsi alcohol a. 4 pertanyaan TACE/ toleransi terhadap alcohol, terganggu (annoyed) oleh komentar mengenai kebiasaan minum mereka, mengurangi (cut down), riwayat minum minuman berakohol pada pagi hari (eye-opener) b. Perokok: tawari untuk program prakehamilan untuk menghentikan kebiasaan merokok
6
Pajanan lingkungan (mekuri, bakteri, bahan kimia)
Menggali informasi yang terkait gaya hidup
Nilai
Mengukur BB, TB, IMT
KIE untuk meningkatkan asupan kalori sebesar 400 kkal/hari, menganjurkan konsumsi asam folat. Remaja obesitas tidak perlu tambahan kalori.
7
Konseling resiko penyakit
Penyakit pada ibu yang akan hamil (wanita usia subur) Tuba fallopi abnormal, mullerian abnormalities, cervical abnormalities, uterine abnormalities, vaginitis, diabetes, asma, epilepsy, hipertensi, thyroid disease, penyakit menular seksual
Penyakit pada ibu hamil: Abortus, hipertensi gravidarum, preeklamsia, anemia, vitium cordis, solusio placenta, placenta previa, multiple pregnancy, gangguan psikiatri
Penyakit pada ibu melahirkan: Retensio placenta, atonia uteri, rupture uteri, distosia, hidramnion, gangguan psikiatri
8.
Edukasi senggama yang benar dalam Islam
Diawali dengan komunikasi atau cumbuan (Nabi Muhammad,SAW. Jabir bin Abdullah berkata : “Rasulullah melarang berhubungan seksual sebelum melakukan cumbuan terlebih dahulu”
Berdo'a ketika hendak bergaul (Bersetubuh) seperti do'a yang telah dianjurkan oleh RasulullahMuhammad saw.
ش ْي َبةَ أبي بْن عثمان ثنا حد َ : جرير ثنا حد، صور عن ْ م ْن، سالم عن، عن آريْب، ل قا َع ْنه َما للا رضي َعبَّاس ابْن َعن: عليْه للا ص َّل النَّبي قَا َل ْ وسلَّم: ((ي أ َ ْن أ َ َرادَ أذَا أَ َحدَه ْم أ َ َّن لو َ قا َل أ َ ْهلَه يَأت: للا باسْم, َجن ْبنَا اللَّه َّم َ ش ْي َ ش ْي َّ طانَ و َجنب ال َّ مارزَ ْقتَنَا ال, َطان َ ذلكَ في بَ ْينَه َما يقَد َّْر إ ْن فَإنَّه, يَض َّره ل ْم َ ش ْي طا َ ))أَبَدَا ن. Artinya : Dari ibn ‘Abbas ra. Berkata, Nabi saw bersabda: sekiranya salah seorang mereka ingin mendatangi keluarganya (yakni istrinya), hendaknya berdo’a: “Dengan Nama Allah, Ya Allah, jauhkan kami dari setan dan jauhkan setan terhadap apa saja yang Engkau berikan pada kami.” Sesungguhnya jika ia
ditakdirkan mendapatkan anak pada saat itu, maka setan tidak bisa mengganggunya.”18
Hendaknya menutup tubuh ketika bersetubuh, dimaksudkan untuk mengingat manusia bahwasanya di antara mereka ada makhluk Allah yang tidak tampak oleh mata manusia, seperti malaikat, jin, dan setan.
Bersikap lembut dan bersenda gurau ketika bersetubuh, Islam tidak membenarkan terjadinya hubungan seksual tanpa adanya senda gurau dan cumbu rayu terlebih dahulu
Menjaga kebersihan, penampilan, dan keharuman anggota tubuh, Islam tidak hanya menuntunkan untuk memelihara kesucian jiwa dan akal, tetapi juga dalam hal kesucian dan penampilan lahiriah.
Islam tidak menentukan suatu jenis hubungan seksual tertentu asalkan dilakukan pada kemaluan
9.
Konseling kehidupan seksual dalam Islam
Islam menganjurkan pasangan tidak sampai mempraktekkan seks ala binatang, melainkan seks yang memanusiakan setiap pasangan
10.
Islam tidak memperbolehkan berganti-ganti pasangan
Islam melarang berzina (hubungan seksual di lluar perkawinan)
Dilarang menggauli istrinya melalui dubur
Tidak diperbolehkan menggauli istri ketika haid
Istri dilarang menolak ajakan suami untuk bersenggama
Larangan menceritakan pengalaman senggama
Menggali informasi terkait pola hidup sehat
Menjaga kebersihan diri (cuci tangan sebelum makan, mandi minimal 2 kali sehari)
Menjaga berat badan yang seimbang
Melakukan aktivitas fisik secara teratur (minimal 2 kali seminggu, masingmasing 75 menit)
Menjaga pola tidur (durasi tidur selama 7-8 jam, pukul 21.00-04.00)
Menjaga pola makan (memperhatikan jumlah asupan gula, lemak, garam, jenis makanan yaitu 55-65% karbohidrat, 10-15% protein, 25-35% lemak, jumlah makanan yang dikonsumsi dan jadwal makan)
11.
12
Menghindari merokok, minuman beralkohol, mengkonsumsi junkfood
Menajemen stress, manajemen waktu dengan baik
Melakukan medical check up secara teratur
Menjaga kebersihan sumber air (air minum, air keran untuk aktivitas)
Menggali informasi terkait pola sex yang sehat
Rajin membersihkan diri dan menggunakan wewangian
Adanya foreplay diawal
Terbuka kepada pasangan (komunikasi yang baik)
Tidak memaksakan diri pada pasangan
Tidak bergonta-ganti pasangan
Berhubungan suami istri sebanyak 2 kali dalam seminggu
Konseling KB
Metode sederhana senggama terputus, pantang berkala, kondom, diagfragma, cervical cap
Kontrasepsi hormonal pil KB, suntik KB
Alat kontrasepsi bawah kulit
Intra uterine device IUD/AKDR
Kontrasepsi mantap
Vasektomi (MOP)
Tubektomi (MOW)
CHECKLIST PENGUKURAN BODY BASAL TEMPERATURE (BBT) No. Aspek yang dinilai
Nilai
1.
Salam dan memperkenalkan diri ke pasien
0
2.
Mempersiapkan alat
3.
Menjelaskan tentang prosedur, tujuan pemeriksaan dan proses pemeriksaan
4.
Menjelaskan cara penggunaan alat (termometer oral) mulai meghidupkan, menggunakan dan mematikan alatnya.
5.
Menyiapkan grafik BBT yang akan digunakan untuk mencatat hasil pengukuran suhu
6.
Tuliskan hari, tanggal dan jam setiap saat melakukan pengukuran BBT. Lakukan pengukuran pada waktu yang sama setiap harinya.
7.
Lakukan pengukuran BBT dengan menggunakan basal thermometer yang dilakukan pagi hari segera sesaat setelah bangun tidur sebelum melakukan aktifitas apapun (minum, makan, merokok, dll) selama 2-3 menit.
8.
Mulailah mencatat pada hari pertama menstruasi/haid dan plot hasil pengukuran pada grafik BBT mulai dari kolom cycle day 1 sampai hari pertama menstruasi/haid berikutnya
9.
Catat hasil pengukuran temperature di kolom temperature pada hari tersebut dengan membuat titik (o) temperature pada angka temperature yang sesuai dengan hasil
10.
Buatlah garis diantara setiap titik temperature yang dibuat
11.
Tandai setiap kali melakukan hubungan seksual dengan melingkari titik temperature pada hari tersebut
1
2
12.
Cek juga mukus serviks pada hari yang sama saat pengukuran BBT setiap harinya. Catat tipe – tipe mukus serviks yang ditemukan, tuliskan pada kolom cervical mucus type: P = period D = dry S = sticky E = egg-white
13.
Tandai setiap kenaikan suhu temperature dengan tanda bintang. Kenaikan tersebut dapat menandakan bahwa hari itu adalah masa subur/masa fertile, hal ini harus disertai oleh tipe mukus serviks yang ditemukan adalah tipe egg-white
14.
Lakukanlah pengukuran BBT di setiap siklus menstruasi/haid jika ingin mengetahui masa subur/masa fertile
15.
Setelah memberi penjelasan, pastikan kembali bahwa pasien mengerti prosedur pemeriksaannya, kalau perlu pasien disuruh mengulangi apa yang telah dokter sampaikan