Chronic Limb Threatening Ischemia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Chronic Limb Threatening Ischemia (CLTI) A. Pengertian CLTI Chronic Limb Threatening Ischemia (CLTI) adalah sindrom klinis yang ditandai dengan adanya Peripheral Artery Disease (PAD) dengan nyeri iskemik pada saat istirahat, gangren atau ulserasi ekstremitas bawah dengan durasi >2 minggu. Hal tersebut terjadi akibat adanya penyumbatan di aliran pembuluh darah yang membuat berkurangnya aliran darah ke tubuh bagian bawah sehingga dapat beresiko menyebabkan nekrosis atau kematian jaringan. CLTI juga dapat menyebabkan kan amputasi, peningkatan mortalitas, dan gangguan kualitas hidup (Conte et al. 2019). Semua pasien dengan suspek CLTI harus segara dirujuk ke spesialis vaskular untuk menjalani tes menilai suplai darah dan potensi kesembuhan. Diagnosis CLTI ditentukan oleh temuan klinis yang terkait dengan pemeriksaan okjektif perifer seperti Ankle Brachial Index (ABI), Toe-Branchial Index(TBI), Transcutaneous Pulse Oxymetry (TcPO2). B. Penyebab CLTI biasanya disebabkan karena adanya penyakit aterosklerotik obstruktif, namun CLTI dapat pula disebabkan oleh adanya penyakit ateroembolik atau tromboembolik, vaskulitis, trombosis in situ yang berhubungan dengan keadaan hiperkoagulasi, tromboangiitis obliterans, penyakit adventisia kistik, terjebaknya arteri popliteal, atau trauma (Quedarusman & Lasut, 2019). C. Patofisiologi Petofisiologi CLTI merupakan proses kompleks dan kronik yang melibatkan sistem makrovaskular dan mikrovaskular, beserta jaringan sekitar yang terlibat. Respon tubuh terhadap iskemia berupa terjadinya angiogenesis dan arteriogenesis untuk membentuk pembuluh darah kolateral yang berperan memperlancar aliran darah ke ekstremitas yang terkena. Jika respon tersebut gagal memberikan pasokan yang dibutuhkan ke ekstremitas, maka pasien beresiko untuk mengalami iskemia ekstremitas (Quedarusman & Lasut, 2019).



D. Faktor Resiko Faktor resiko terjadinya CLTI menurut Quedarusman & Lasut (2019) : 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. DM 4. Hipertensi 5. Riwayat infark miokard, stroke, dan gagal jantung E. Tanda dan Gejala Kondisi medis CLTI ditandai dengan : 1. adanya nyeri iskemik pada saat istirahat yang terjadi dalam waktu lebih dari dua minggu. 2. Adanya luka atau ulkus yang tidak dapat sembuh bahkan dapat menimbulkan gangren. (Quedarusman & Lasut, 2019). F. Klasifikasi Ruherford dan Fontaine Klasifikasi penyakit arteri perifer terdiri atas Fontaine dan Rutherford. Klasifikasi Fontaine dibagi menjadi lima yaitu: (I) asimtomatik; (IIa) klaudikasio ringan; (IIb) klaudikasio sedang hingga berat; (III) nyeri saat istirahat; dan (IV) terjadi ulkus atau gangren. Klasifikasi Rutherford terdiri atas tujuh, yaitu: (0) asimtomatik; (1) klaudikasio ringan; (2) klaudikasio sedang; (3) klaudikasio berat; (4) nyeri saat istirahat; (5) kehilangan jaringan minor; dan (6) kehilangan jaringan berat atau gangren (Varu etc. 2015)



Sistem klasifikasi Society for Vascular Surgery berdasarkan penilaian Wounds, Ischemia,and foot Infection (WIfI). Wound 0 = tidak ada ulserasi dan tidak ada gangren 1 = ulserasi kecil dan tidak ada gangren 2 = ulserasi dalam atau gangren sampai jari kaki 3 = ulserasi atau gangren yang meluas Ischemia (toe pressure/TcPO2) 0 = >60 mmHg 1 = 40-59 mmHg 2 = 30-39 mmHg 3 =