CJR Rias Wajah Khusus Ciub [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tata rias wajah sangat penting dilakukan untuk menjaga penampilan sehari-hari. Tata rias wajah merupakan kebutuhan utama bagi wanita khususnya untuk siswa kecantikan, dengan menggunakan kosmetik mereka menjadi lebih percaya diri dan menarik. Tanpa menggunakan kosmetik mereka me- rasa tidak menarik dan kurang percaya diri. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Yoan Claudya (Produk Kosmetik, 3 Agustus 2013), kebanyakan gadis yang beranjak remaja memiliki ritual berias setiap hari dan make-up dipakai tebal sehingga mereka terkena paparan bahan kimia yang ber- bahaya. Hal ini merupakan hal yang buruk bagi kesehatan gadis remaja. Keterampilan siswa dibidang kecantikan khususnya tata rias wajah merupakan pelajaran nyata yang dilaksanakan lewat praktek sekolah. Siswa harus benar-benar mendapatkan dasar pengetahuan terlebih dahulu agar dalam praktek rias wajah siswi menghasilkan tampilan yang bagus dan baik. Siswa dituntut untuk berpenampilan menarik sesuai dengan perkembangan jaman atau tren yang berkembang. Siswa selama ini terkesan me- lakukan rias wajah yang hanya memikirkan sisi cantik tetapi tidak memperhatikan bahwa kosmetik yang digunakan sudah te- pat untuk kesempatan rias dan sudah sesuai dengan usianya atau belum. Fakta yang terjadi siswi menggunakan riasan wajah yang berlebihan atau sering dikatakan riasannya menor sehingga ia terlihat lebih dewasa dari usia yang sebenarnya, padahal apabila menggunakan riasan wajah yang berlebihan dapat membuat wajah cepat tua, menyerap usia kulit serta mengundang datangnya aneka penyakit kulit. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Martha Putri Nurul (dikutip dari Shelly Puspa Dewi dalam Pengaruh Make-up Pada Usia Dini Terhadap Kesehatan Kulit 29 Mei 2014) jika diusia muda sudah memakai make-up akan rentan munculnya flek dan kerutan pada usia 30 tahunan. B. TUJUAN Adapun yang menjadi tujuan pembuatan makalah critical jurnal ini .adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi tugas CJR matakuliah Tata Rias Wajah Khusus 2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan rias wajah sehari-hari dengan penggunaan kosmetika tata rias wajah. 3. Untuk mengetahui hasil praktek koreksi bentuk hidung. 4. Untuk mengetahui Analisis Hasil Praktek Koreksi Bentuk Hidung Pada Mata Pelajaran Rias Wajah. 5. Untuk mhengetahui perbandingan dari kedua jurnal yang dipaparkan



BAB II PEMBAHASAN



IDENTITAS JURNAL I Judul



: HUBUNGAN PENGETAHUAN RIAS WAJAH SEHARIHARI DENGAN PENGGUNAAN KOSMETIKA TATA RIAS WAJAH DI SMK NEGERI 3 KLATEN



Penulis



: Mila Noviana



Volume



: Vol 1 No 2 September 2015



Tahun terbit



: 2015



Penerbit



: UST



RINGKASAN JURNAL PENDAHULUAN Tata rias wajah bukan merupakan hal yang baru dikenal maupun dilakukan, sejak ribuan tahun yang lalu rias wajah sudah dikenal dan diterapkan oleh kaum wanita khususnya. Keterampilan siswa dibidang kecan- tikan khususnya tata rias wajah merupakan pelajaran nyata yang dilaksanakan lewat praktek sekolah. Siswa harus benar-benar mendapatkan dasar pengetahuan terlebih dahulu agar dalam praktek rias wajah siswi menghasilkan tampilan yang bagus dan baik. Pengetahuan tentang kosmetik tata rias wajah merupakan bahan utama untuk mengambil keputusan dalam membeli dan menggunakan kosmetik, namun setiap siswa dalam melakukan rias wajah sehari- hari mempunyai pengetahuan yang berbeda -beda. Pengetahuan tata rias dapat diukur dengan cara memahami semua yang berkai- tan dengan tata rias, berdasarkan kenyataan yang ada belum tentu siswa yang penge- tahuannya lebih baik akan mendapat nilai yang baik pula dalam rapotnya, begitu juga sebaliknya hal ini dikarenakan perbedaan pengetahuan dan minat pada setiap siswa. Siswa selama ini terkesan me- lakukan rias wajah yang hanya memikirkan sisi cantik tetapi tidak memperhatikan bahwa kosmetik yang digunakan sudah tepat untuk kesempatan rias dan sudah sesuai dengan usianya atau belum. Fakta yang ter- jadi siswi menggunakan riasan wajah yang berlebihan atau sering dikatakan riasannya menor sehingga ia terlihat lebih dewasa dari usia yang sebenarnya, padahal apabila menggunakan riasan wajah yang berlebihan dapat membuat wajah cepat tua, menyerap usia kulit serta mengundang datangnya aneka penyakit kulit. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang Hubungan



Pengetahuan Rias Wajah Sehari-hari Dengan Penggunaan Kosmetika Tata Rias Wajah Siswa Kelas XII Jurusan Tata Kecantikan Sekolah Menengah Keju- ruan Negeri 3 Klaten. METODE Jenis Penelitian ini termasuk jenis penelitian ex-post facto untuk mengungkap hubungan pengetahuan rias wajah sehari- hari dengan penggunaan kosmetika tata rias wajah . Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMK N 3 Klaten sejak surat ijin resmi dari Rektor Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa diturunkan dari Oktober 2013 sam- pai dengan Oktober 2014. Target/ Subjek Penelitian Populasinya adalah siswa kelas XII jurusan tata kecantikan di SMK Negeri 3 Klaten yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 68 orang. Pengambilan sampel menggunakan tabel Isaac dan Michael. Metode pengumpulan data menggunakan angket. Data yang masuk kemudian diuji validitas menggunakan ru- mus korelasi Product Moment dan reliabil- itas menggunakan rumus Cronbach’s Al- pha. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan uji hipotesis menggunakan uji korelasi Product Moment yang didahului uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dan linieritas. PEMBAHASAN Hasil analisisi menunjukkan bahwa penge- tahuan rias wajah sehari-hari termasuk kate- gori cukup dengan frekuensi relatif 50,82% (31 siswa dari 61 siswa keseluruhan). Pengetahuan rias wajah sehari-hari termasuk kategori cukup karena siswa hanya mempelajari rias wajah sehari-hari melalui teori dan kegiatan praktik yang di- ajarkan di sekolah saja dan guru kurang memberikan tugas-tugas yang berhubungan dengan rias wajah, sehingga pengetahuan siswa hanya terbatas pada apa yang dipela- jarinya tanpa berusaha meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai sumber lain, seperti a) media elektronik, seperti televisi dan internet dan b) media cetak, seperti majalah kecantikan dan koran. Penggunaan kosmetik pada wajah termasuk kategori tinggi dengan frekuensi relatif 36,07% (22 siswa dari 61 siswa kese- luruhan). Penggunaan kosmetik pada wajah termasuk kategori tinggi karena siswa menggunakan kosmetik hampir di setiap kesempatan agar tampil lebih percaya diri dan adanya tuntutan untuk berpenampilan menarik sesuai dengan perkembangan jaman atau tren yang sedang berkembang. Hasil analisis korelasi Product Moment menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan rias wajah sehari-hari dengan penggunaan kosmetik pada wajah. Tata rias wajah sehari-hari yang baik di- pengaruhi oleh pengetahuan tata rias yang dimiliki oleh siswa. Artinya, semakin baik pengetahuan rias wajah sehari-hari yang dimiliki siswa, maka semakin baik pula penggunaan kosmetik pada wajah sesuai dengan usia dan kesempatan. Untuk itu, penge- tahuan tentang rias wajah sehari-hari dengan penggunaan kosmetika diperkirakan memiliki hubungan positif dan signifikan.



KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis pada pembahasan sebelumnya, dapat ditarik be- berapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Pengetahuan rias wajah sehari-hari siswa kelas XII jurusan Tata Kecantikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Klaten sebagian besar termasuk kategori cukup. 2. Penggunaan kosmetik pada wajah siswa kelas XII jurusan Tata Kecantikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Klaten sebagian besar termasuk kategori tinggi. 3. Ada hubungan antara pengetahuan rias wajah sehari-hari dengan penggunaan kosmetik pada wajah siswa kelas XII jurusan Tata Kecantikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Klaten. SARAN 1. Bagi peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengetahuan rias wajah sehari -hari dengan penggunaan kosmetika tata rias wajah, sebaiknya melakukan penelitian lanjutan dengan mengikut- sertakan faktor lain, seperti faktor manusia pemakainya, faktor lingkungan alam pemakai, faktor kosmetik dan gabungan dari ketiganya. 2. Bagi guru disarankan untuk memberikan beberapa informasi yang positif tentang pengetahuan rias wajah sehari-hari dan bagaimana pengaplikasian kosmetik untuk kulit wajahnya. 3. Bagi siswa disarankan meningkatkan pengetahuan rias wajah sehari-hari, menggunakan kosmetik yang tepat sesuai dengan jenis kulit, dan merias diri sesuai dengan usia dan kesempatan. 4. Bagi orang tua disarankan untuk mem- berikan pemahaman kepada anak- anaknya tentang penggunaan kosmetik untuk rias wajah sesuai dengan usia dan kesempatan, sehingga anak-anak dapat merias wajah secara tepat dan tidak terlihat berlebihan.



IDENTITAS JURNAL II Judul



Penulis



: ANALISIS HASIL PRAKTEK KOREKSI BENTUK HIDUNG PADA MATA PELAJARAN RIAS WAJAH SEHARI-HARI SISWA TATA KECANTIKAN SMK PEMBANGUNAN DAERAH LUBUK PAKAM : Anisah Tia Hanjani



ISSN



: ISSN 2252-7087



Tahun terbit



: 2016



Kota terbit



:Medan



Penerbit



: Universitas Negeri Medan



RINGKASAN JURNAL PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia yang bertujuan untuk meningkatkan martabat manusia. Sekolah sebagai salah satu lembaga yang melaksanakan proses belajar mengajar dalam pendidikan. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu pendidikan formal yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk menghasilkan kelulusan yang terampil dan bermutu serta cukup menguasai bidangnya, sehingga dapat memperkecil. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu melakukan praktek koreksi bentuk hidung pada mata pelajaran rias wajah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hasil Praktek Koreksi Bentuk Hidung Pada Mata Pelajaran Rias Wajah Siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam”.



KAJIAN TEORITIS Hidung adalah bagian yang paling menonjol pada wajah yang berfungsi menghirup udara pernapasan, menyaring udara,menghangatkan udara juga berperan dalam resonansi suara (Wikipedia). Menurut Ridhwan(2013), hidung adalah bagian yang paling menonjol diwajah yang menjadi salah satu daya tarik dalam penampilan bagi kaum wanita. Jika dilihat dari sudut derajat, bentuk hidung ideal adalah Sudut hidung dan dahi berkisar antara 115° hingga 130°Sudut hidung dengan piltrum berkisar antara 90° hingga 130°. Ketidaksempurnaan pada hidung dapat ditutupi atau disamarkan dengan menggunakan make up di bagian hidung, yakni dengan teknik shading dan highlight yang dapat mengubah bentuk hidung agar tampilan bentuk wajah lebih sempurna. Efek gelap (shading) dan terang (highlight)



akan membantu memperbaiki bagian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Marina Rizki Hutahuruk (2014) dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan Koreksi Bentuk Hidung degan Hasil Rias Wajah Pada Siswa Tata Kecantikan SMK N10 Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan koreksi tentang berbagai macam bentuk hidung manusia dikategorikan cenderung cukup sebesar 64,5% dan hasil rias wajah dikategorikan cenderung cukup sebesar 58,1% dan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan koreksi bentuk hidung terhadap hasil rias wajah pada siswa Tata Kecantikan SMK N10 Medan.



METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang diajukan, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang karakteristik subjek, hal subjek, atau menggambarkan situasi atau frekuensi kejadian sesuatu. Penelitian ini menggunakan penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang dilaksanakan untuk mengungkapkan kembali bagaimana hasil praktek koreksi bentuk hidung yang dilakukan oleh siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X Tata Kecantikan SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam yang beralamatkan di jalan Tengku Raja Muda no. 11. Waktu pelaksanaan dilakukakan pada bulan Januari – Februari 2016. Populasi peneliti adalah siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah 28 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini dijaring melalui lembar pengamatan untuk mengukur hasil praktek siswa dalam melakukan praktek koreksi bentuk hidung. Dalam penelitian ini, pengamat/ observer yang digunakan sebanyak 4 (empat) orang pengamat, dimana keempat orang pengamat ini diasumsi sudah memiliki keahlian yang sama untuk mengumpulkan data penilaian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis hasil praktek koreksi bentuk hidung yang difokuskan pada bentuk hidung tinggi( terlalu mancung), bentuk hidung pendek, bentuk hidung panjang dan bentuk cuping hidung besar dibagi menjadi empat indikator yaitu ketepatan dalam mengkoreksi bentuk hidung, ketepatan teknik koreksi bentuk hidung, kesesuaian warna kosmetik dan hasil akhir koreksi bentuk hidung. Hasil pengamatan praktek koreksi bentuk hidung terfokus pada bentuk hidung tinggi(terlalu mancung), bentuk hidung pendek,bentuk hidung panjang dan bentuk cuping hidung besar dapat dilihat dari hasil rekapitulasi empat orang pengamat yang disajikan pada deskripsi hasil penelitian.



Hasil pengamatan koreksi bentuk hidung berdasarkan indicator ketepatan dalam mengkoreksi bentuk hidung adalah bentuk hidung tinggi(terlalu mancung) dari 4 (empat) siswa sebanyak 3.57% mendapat skor 4 dan 10.72% mendapat skor 3. Bentuk hidung pendek dari 11 (sebelas) siswa sebanyak 3.57% mendapat skor 4, 32.14% mendapat skor 3 dan 3.57% mendapat skor 2. Untuk bentuk hidung panjang dari 8 (delapan) siswa sebanyak 7.14% mendapat skor 4 dan 21.43% mendapat skor 3. Bentuk cuping hidung besar dari 5 (lima) siswa sebanyak 3.57% mendapat skor 4,10.72% mendapat skor 3 dan 3.57% mendapat skor 2. Hasil pengamatan koreksi bentuk hidung berdasarkan indicator ketepatan teknik koreksi bentuk hidung adalah bentuk hidung tinggi (terlalu mancung) dari 4 siswa sebanyak 3.57% mendapat skor 4 dan 10.72% mendapat skor 3. Bentuk hidung pendek dari 11 siswa sebanyak 7.14% mendapat skor 4 dan 28.57% mendapat skor 3. Bentuk hidung panjang dari 8 siswa sebanyak 28.57% mendapat skor 3 dan untuk bentuk cuping hidung besar dari 5 siswa sebanyak 14.28% mendapat skor 3 dan 3.57% mendapat skor 2. Hasil pengamatan koreksi bentuk hidung berdasarkan indicator kesesuaian warna kosmetik yang digunakan adalah untuk bentuk hidung tinggi (terlalu mancung) dari 4 siswa sebanyak 3.57% mendapat skor 4 dan 2 serta 7.14% mendapat skor 3. Bentuk hidung pendek dari 11 siswa sebanyak 7.14% mendapat skor 4 dan 2 serta 25% mendapat skor 3. Bentuk hidung panjang dari 8 (delapan) siswa sebanyak 28.57% mendapat skor 3 serta bentuk cuping hidung besar dari 5 (lima) siswa sebanyak 3.57% mendapat skor 4 dan 2 serta 10.71% mendapat skor 3. Hasil pengamatan koreksi bentuk hidung berdasarkan indicator hasil akhir koreksi bentuk hidung adalah untuk bentuk hidung tinggi (terlalu mancung) dari 4 (empat) siswa sebanyak 10.71% mendapat skor 3 dan 3.57% mendapat skor 2. Bentuk hidung pendek dari 11 (sebelas) siswa sebanyak 7.14% mendapat skor 4, 28.57% mendapat skor 3 dan 3.57% mendapat skor 2. Bentuk hidung panjang dari 8 (delapan) siswa sebanyak 3.57% mendapat skor 4 dan 25% mendapat skor 3. Bentuk cuping hidung besar dari 5 (lima) siswa sebanyak 10.71% mendapat skor 3 dan 7.14% mendapat skor 2. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Analisis Hasil Praktek Koreksi Bentuk Hidung Pada Mata Pelajaran Rias Wajah Sehari-hari siswa Kelas X Tata Kecantikan SMK Pembangunan Daerah Lubuk Pakam” dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil praktek koreksi bentuk hidung pada siswa kelas X cenderung tinggi. Hal ini dilihat dari uji tingkat kecenderungan dari penilaian yang dilakukan oleh keempat pengamat sebesar 100%. Jika dilihat dari rata-rata skor pada setiap indicator masing- masing betuk hidung adalah untuk bentuk hidung tinggi (terlalu mancung) rata-rata terendah adalah 1.64 dan tertinggi adalah 1.78. Rata-rata terendah bentuk hidung pendek adalah 4.75 dan tertinggi adalah 4.89. untuk bentuk hidung panjang rata- rata terendah adalah 3.42 dan tertinggi adalah 3.64 serta rata-rata terendah bentuk cuping hidung besar adalah 2.07 dan tertinggi adalah 2.17.



BAB III PENILAIAN TERHADAP JURNAL KELEBIHAN 1. Penjelasan yang diberikan penulis sesuai dengan judul yang diberikan. 2. Pendahuluan kedua jurnal ini sangat jelas sebagai penghantar pembahasan setiap jurnal. 3. Hasil yang dijelaskan dalam jurnal ini sangat jelas dan rinci sehingga pembaca dapat mengetahui dengan jelas mengenai hasil penelitian penulis. 4. Pada jurnal kedua, penulis menyajikan sumber pada setiap gambar. 5. Pada kedua jurnal ini sudah cukup baik karena materi yang dibahas di dalamya dipaparka dengan bahasa yang mudah untuk dipahmi pembaca,tidak berbelit-belit 6. Defenisi-defenisi pada setiap pembahasan banyak dibuat pegertian menurut para ahli sehingga kita sebagai pembaca dapat lebih mudah memahami setiap pokok pembahasan yang ada di dalam jurnal ini 7. Tulisan dalam junal ini dipaparkan dengan rapi, sehingga membuat pembaca tidak mudah cepat bosan dalam mempelajarinya KEKURANGAN 1. Jurnal kedua tidak memiliki identititas jurnal yang lengkap. 2. Pada jurnal pertama, penjelasan pada setiap tabel tidak dijelaskan lagi secara detail. 3. Pada jurnal pertama, penulis tidak menjelaskan pengertian dari korelasi product moment. 4. Penjelasan kesimpulan pada jurnal pertama yang dipaparkan penulus tidak membahas secara lebih jelas. 5. Pada jurnal kedua, penulis menjelaskan mengenai pembahasan penelitian pada emdahuluan jurnal, seharusnya dijelaskan pada bagian pembahasan jurnal. 6. Penjelasan setiap gambar pada jurnal kedua tidak jelas terlihat, karena gambar terlalu kecil dan pecah ketika dizoom. 7. Prosedur penelitian pada jurnal dijelaskan pada bagian metode jurnal. 8. Dalam kedua jurnal ini tidak terdapat diagaram untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan penelitian 9. Dalam setiap paragraf masih ada menggunakn bahasa yang belum sesuia dengan EYD.



KATA PENGANTAR Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkatnya saya dapat menyelesaikan tugas critical jurnal saya ini tepat waktu. Semoga selain untuk memenuhi tugas perkuliahan saya, makalah critical jurnal saya ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan. Saya sangat menyadari bahwa tugas saya ini masih banyak kekurangannya maka dari itu saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca agar tugas saya ini bisa lebih sempurna kedepannya. Atas partipasi semua yang berperan dalam tugas saya ini dan kepada dosen yang terhormat yang telah memberikan saya tugas ini saya mengucapkan banyak terimakasih karena melalui tugas ini saya banyak belajar dan menambah wawasan pengetahuan. Akhir kata saya ucapkan Terimakasih



Medan,



Oktober 2018



CRITICAL JOURNAL REVIEW TATA RIAS WAJAH KHUSUS Dosen Pengampu



: ROSSY LUCKITA, M.Pd



DISUSUN OLEH :



NAMA



:



CHRISTIN INGAN UKURTA BARUS



NIM



:



5163144002



PRODI



:



PENDIDIKAN TATA RIAS / REGULER A



FAKULTAS TEKNIK PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018