CMS Ebook Investasi Saham Dari Nol [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INVESTASI SAHAM DARI NOL Panduan Praktis Mengenal Investasi Saham



INVESTASI SAHAM DARI NOL



PENDAHULUAN



PENDAHULUAN Sebelum mulai berinvestasi saham, ada investasi yang lebih penting, yaitu investasi ilmu. Perkaya pikiran dan kemampuan teman-teman terlebih dahulu, agar keuntungan yang dihasilkan dapat lebih optimal. Dengan membaca e-book ini, temanteman sudah 1 langkah lebih maju untuk menjadi investor yang andal. @CoffeeMeetStocks hadir sebagai komunitas investasi saham yang diperuntukan untuk generasi millennials yang ingin belajar investasi saham mulai dari nol. Metode dasar yang digunakan komunitas ini adalah Value Investing. Di dalam @CoffeeMeetStocks juga terdapat media social yang teman-teman bisa follow untuk belajar mengenai investasi saham dan upgrade pengetahuan. Ebook ini akan disampaikan dengan bahasa yang sederhana supaya mudah dipahami. Sebaiknya membaca buku ini berurutan dari bab 1, karena buku ini sifatnya menuntun teman-teman mengenal investasi saham dari hal yang sangat mendasar.



Note: Perhatikan bagian yang ditebalkan



INVESTASI SAHAM DARI NOL



INVESTASI SAHAM DARI NOL BAB I



MENABUNG VS INVESTASI



Kita semua pasti pernah mendengar istilah “hemat pangkal kaya” atau pesan “rajinlah menabung”. Tetapi tahu kah Anda, bahwa ternyata hemat saja tidak cukup dan menabung tidak bikin kaya, malah merugikan? Yang benar saja, masa menabung malah rugi?



MENABUNG VS



INVESTASI



Pertama pahami dulu arti dari menabung itu sendiri. Menurut KBBI, menabung adalah menyimpan uang (di celengan, pos, bank, dan sebagainya). Ketika kita menabung, kita membiarkan uang yang telah kita hasilkan mengendap di tempat kita menyimpan uang, dengan kata lain uang diparkirkan begitu saja dan tidak bergerak kemana-mana. Hal ini umum dilakukan di lingkungan sekitar kita, kitapun diajarkan untuk melakukannya sejak duduk di bangku sekolah dasar, karena memang sekilas kita melihat tidak ada yang salah dari menabung, bahkan kita yakini bahwa itu hal yang sangat baik, bukan? Tapi bagaimana kalau sekarang kita tahu, bahwa dimanapun kita menabung, selalu ada “pencuri” yang secara cerdik mengambil uang kita sedikit demi sedikit? Bagaimana mungkin bisa diambil pencuri kalau kita sudah menabung ditempat yang aman seperti di bank? Tentu saja mungkin, karena bukan pencuri dengan busana hitam yang menyelinap di malam hari yang dimaksud di sini. Lalu bagaimana bisa uang kita dicuri? Pencuri yang dimaksud adalah inflasi. Inflasi menyebabkan menurunnya nilai uang yang kita diamkan (ditabung). Yang lebih menakutkan, inflasi terjadi setiap hari tanpa kita sadari. Penurunan yang terjadi akibat inflasi merupakan penurunan nilai, bukan nominal. Coba kita ingat-ingat dulu ketika kita duduk di bangku SD, anggaplah dengan uang Rp 5.000, kita sudah bisa makan kenyang 1 piring nasi. Sedangkan hari ini, uang Rp 5.000 mungkin hanya bisa membeli 2 gelas es teh.



MENABUNG VS INVESTASI Lihat bagaimana uang kita melemah? Nominalnya tetap Rp 5.000, tetapi daya beli dari uang tersebut yang menurun. Hal ini membuat menabung bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan, karena di masa yang akan datang, uang yang kita tabung di bank maupun di celengan akan terkikis nilai/daya beli nya oleh inflasi. Berikut data inflasi Indonesia sejak 2009 sampai 2018: Year



Inflation (%)



2009



2,78



2010



6,96



2011



3,79



2012



4,30



2013



8,38



2014



8,36



2015



3,35



2016



3,02



2017



3,61



2018



3,13



Average



4,768



Sumber: https://www.bps.go.id/statictable/2012/02/0 2/908/inflasi-umum-inti-harga-yang-diaturpemerintah-dan-barang-bergejolak-inflasiindonesia-2009-2019.html Sejak 10 tahun terakhir, inflasi yang terjadi di Indonesia rata-rata 4,768% setiap tahunnya. Artinya, apabila kita memiliki uang di celengan atau di bank sebesar Rp 100.000.000 pada tahun 2009, nilainya pada tahun 2018 adalah Rp 61.352.046, hilang hampir separuh dari nilai awalnya.



Lantas apa yang harus kita lakukan dengan uang kita? Jawabannya adalah investasi. Kita sudah mengerti resiko mendiamkan uang kita di celengan atau bank, nilainya tergerus oleh inflasi. Maka kita perlu melakukan perlawanan, yaitu dengan menanamkan uang kita pada instrumen tertentu yang dapat memberikan imbal hasil (return) di masa yang akan datang. Tujuan utama dari investasi adalah melawan inflasi. Kita perlu menanamkan uang kita supaya bertumbuh melebihi angka inflasi. Kita tahu rata-rata inflasi selama 10 tahun terakhir adalah 4,768% setiap tahunya, maka kita perlu memperoleh imbal hasil dari investasi kita setidaknya 5%/tahun (lebih besar dari inflasi). Tentu kita berharap perolehan keuntungan dari investasi kita jauh lebih besar dari angka tersebut. Sebab, selain merupakan cara untuk melawan inflasi, investasi juga berperan dalam melipatgandakan aset kita. Dengan berinvestasi, kita dapat memperoleh passive income (pemasukan yang didapat tanpa bekerja). Oke kita sudah paham menabung uang itu tidak tepat dan ingin menginvestasikan uang kita, tapi bagaimana caranya? Harus mulai darimana?



MENABUNG VS



INVESTASI Sebelum menginvestasikan uang, ada hal yang lebih penting, yaitu investasi leher ke atas, dengan kata lain investasi ilmu, seperti yang sedang Anda lakukan sekarang dengan membaca ebook ini. Kita perlu mempelajari terlebih dahulu apa saja instrumeninstrumen investasi (Properti, saham, obligasi, dll) yang dapat menghasilkan imbal hasil besar, bagaimana mengendalikan resikonya, dsb. Dengan begitu, kita akan lebih percaya diri dan imbal hasil yang dapat kita peroleh dari berinvestasi juga semakin besar. Pada dasarnya, instrumen investasi terbagi menjadi 2, utang dan saham/kepemilikan. Dalam bab ini, kita akan membahas jenis-jenis pilihan investasi yang umum dan sekilas penjelasan mengenai masing-masing instrumen.







UTANG Yang termasuk dalam investasi yang berdasar pada utang contohnya adalah deposito dan obligasi. Mengapa dibilang utang? kita perlu pahami dan pelajari produk investasi sebelum melakukan penanaman modal. Deposito dikeluarkan oleh bank. Bank memiliki fungsi mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Deposito merupakan salah satu produk yang dikeluarkan oleh bank dalam fungsi mengumpulkan dana dari masyarakat. Ketika nasabah/masyarakat membeli deposito dari sebuah bank, bank berutang pada nasabah tersebut dan berkewajiban untuk mengembalikan uang nasabah berikut dengan bunga yang ditentukan sesuai jangka waktu yang ditetapkan (Bunga yang dibayarkan oleh bank tersebut yang menjadi keuntungan nasabah), Dana tersebut kemudian digunakan oleh bank untuk menyalurkan kredit kepada peminjam dana.



Berikut daftar bunga deposito beberapa bank di Indonesia:



Sumber: https://pusatdata.kontan.co.id/bungadeposito/ Instrumen investasi lain yang juga berdasar utang adalah obligasi, surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah ataupun perusahaan swasta untuk membiayai keperluan tertentu. Penerbit obligasi berkewajiban untuk mengembalikan pokok utang serta membayar kupon bunga kepada pemegang obligasi (yang membeli obligasi tsb). Kupon bunga obligasi umumnya sedikit lebih besar 1-2% dari bunga deposito bank. Kedua instrumen ini merupakan pilihan untuk investasi jangka pendek hingga menengah, karena tidak fluktuatif. •



KEPEMILIKAN/SAHAM Pilihan instrumen investasi yang berdasar kepemilikan umumnya kita tahu ada properti dan saham. Yang dimaksud dengan kepemilikan adalah dalam jenis investasi ini, terdapat aset nyata yang dimiliki oleh investor. Ketika kita berinvestasi dengan membeli rumah, kita memiliki rumah tersebut sebagai aset kita. Berbeda dengan deposito dan obligasi yang memberikan investor keuntungan dengan memberi bunga tetap atas modal yang ditanam. Jenis investasi yang berdasar kepemilikan (seperti properti dan saham) memiliki skema untuk mendapatkan keuntungan yang berbeda.



INVESTOR INVESTASI SAHAM DARI NOL



Investor dapat memperoleh keuntungan dengan 2 cara, yaitu capital gain dan cash dividend. Capital gain adalah keuntungan yang didapat investor ketika nilai dari aset yang dimiliki mengalami kenaikan, Contohnya: Seorang investor membeli sebuah rumah di Tangerang Selatan seharga 2,5 milyar rupiah pada tahun 2012, pada tahun 2015, ia menjual rumah tersebut seharga 3,5 milyar rupiah, berarti ia mendapat keuntungan sebesar 1 milyar rupiah. Keuntungan inilah yang disebut dengan capital gain. Selanjutnya cash dividen, keuntungan yang diperoleh investor ketika aset yang dimiliki produktif hingga dapat menghasilkan laba yang kemudian menjadi hak bagi investor. Misalnya, seorang investor membeli saham sebuah perusahaan pertambangan batu bara. Karena perusahaan beroperasi dan memperoleh laba, perusahaan tersebut dapat membagikan keuntungannya kepada setiap investor sejumlah yang ditetapkan. Selain itu, Reksa dana merupakan pilihan alternatif untuk investasi, tidak seperti instrumen-instrumen investasi yang sudah disebutkan sebelumnya, Reksa dana merupakan wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang ingin menginvestasikan uangnya, kemudian dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Sederhananya, kita mempercayakan uang kita kepada pihak yang profesional dalam mengelola portfolio investasi kita. Dana tersebut kemudian dialokasikan ke dalam instrumen-instrumen tertentu sesuai dengan jenis reksa dana nya. Terdapat 4 jenis reksa dana, yaitu: • Reksa dana pasar uang (SBI, Deposito) • Reksa dana pendapatan tetap (Obligasi) • Reksa dana saham (Saham) • Reksa dana campuran ((SBI, Deposit, Obligasi, Saham)



INVESTASI SAHAM DARI NOL BAB II



APA ITU SAHAM



?



Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kita perlu mempelajari dan memahami sebuah instrumen investasi sebelum menanamkan uang kita ke dalamnya. Seperti nasihat dari seorang investor saham terkaya di dunia Warren Buffet, “Rule no. 1: Never lose money. Rule no.2: Never forget rule no. 1”. Hal terpenting dalam investasi adalah jangan sampai kita kehilangan uang, apabila itu terjadi, tentu tujuan dasar dilakukannya sebuah investasi untuk mengembangkan atau melipatgandakan aset kita tidak tercapai.



APA ITU SAHAM ?



Saham adalah surat bukti kepemilikan sebuah perusahaan. Ketika kita membeli saham sebuah perusahaan, berarti kita merupakan salah satu dari pemilik perusahaan tersebut. Sebagai contoh: John memiliki sebuah restoran seafoo. Untuk membesarkan bisnisnya, John memerlukan dana. Maka John menawarkan Sally untuk membeli saham restoran seafoodnya sebanyak 15%. Sally membeli 15% saham restoran seafood milik John. Maka sekarang Sally merupakan salah satu dari pemilik restoran seafood tersebut. Se-sederhana itu lah pengertian saham. (saham = bukti kepemilikan sebuah bisnis). Mungkin teman-teman bertanya-tanya, kenapa sebuah perusahan mau menjual sahamnya? Seperti pada restoran seafood milik John, perusahaan menjual sahamnya untuk mendapatkan dana segar. Dalam kasus John, perusahaan menjual sahamnya untuk keperluan ekspansi atau memperluas bisnisnya.



Saham-saham yang akan kita jadikan sarana berinvestasi adalah saham dari perusahaan di Indonesia yang telah go public dan melakukan IPO (Intial Public Offering). IPO adalah saat perusahaan menjual saham nya pertama kali ke publik . Sahamsaham perusahaan yang telah melakukan IPO (atau disebut perusahaan publik), akan terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Di Bursa Efek Indonesia itu lah kita akan berinvestasi (Membeli saham).



APA ITU SAHAM



?



INVESTASI SAHAM DARI NOL



Bagaimana kita tahu perusahaan-perusahaan yang telah melakukan IPO dan terdaftar di BEI yang bisa kita beli sahamnya? Saham-saham perusahaan publik akan diberikan kode sebagai identitasnya untuk diperdagangkan di sebuah pasar saham, yang kita sebut BEI (Bursa Efek Indonesia) tadi. Di Indonesia, kode identitas berupa 4 huruf, contoh: PT Astra International Tbk : ASII. Pada nama perusahaan yang telah go public, terdapat tulisan “Tbk” di belakang seperti contoh di atas. Perusahaan-perusahaan seperti itu yang dapat kita beli dan jual sahamnya di BEI. Di awal bab ni, disebutkan bahwa saham adalah sebuah surat kepemilikan, lalu apakah kita benar-benar mendapatkan surat (kertas) ketika membeli sebuah saham? Dahulu, wujud saham adalah sebuah lembaran surat asli berbahan kertas, namun sekarang surat tersebut tidak digunakan lagi dan semua wujud saham sudah didigitalisasikan ke yang disebut dengan Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes) www.akses.ksei.co.id. Di Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes) lah kita bisa melihat saham-saham mana yang kita miliki. Oke, saat ini kita sudah memahami apa itu saham, wujudnya seperti apa, di mana kita bisa membeli saham. Sekarang kita akan mempelajari mekanisme dan cara kita bisa menjadi investor saham/membeli sebuah saham perusahaan publik. Perlu teman-teman ketahui, di Indonesia terdapat ketentuan kuantitas ketika kita ingin membeli sebuah saham, yaitu minimal 1 lot. Lot adalah satuan jumlah yang digunakan dalam dunia saham (1 Lot = 100 Lembar saham). Jadi, ketika teman-teman ingin membeli sebuah saham, katakanlah perusahaan BCA yang memiliki kode BBCA. Temanteman minimal membeli 1 lot atau 100 lembar saham BBCA. Ketika bab ini ditulis (17 september 2019), harga 1 lembar dari saham BBCA adalah Rp 30.150. Berarti, bila teman-teman ingin membeli saham BBCA. Teman-teman perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 3.015.000. Darimana nilai tersebut muncul?



Harga BBCA sebesar Rp 30.150 adalah harga per 1 lembar sahamnya. Kita telah mengetahui, minimal pembelian sebuah saham adalah 1 lot / 100 lembar. Maka, harga Rp 30.150 per lembar dikalikan dengan 100 lembar (Rp 30.150 x 100 lembar = Rp.3.015.000). Di pasar saham Indonesia (BEI), kita dapat membeli saham perusahaan publik dengan harga yang bervariasi, mulai dari paling rendah Rp 50 (harga saham tidak bisa lebih kecil dari Rp 50).



APA ITU SAHAM



?



INVESTASI SAHAM DARI NOL



Namun, masyarakat atas nama pribadi seperti kita, maupun instansi, tidak dapat secara langsung membeli maupun menjual saham. Transaksi harus melalui perantara, yaitu broker/pialang/sekuritas. Investor yang ingin bertransaksi saham dapat langsung menghubungi sekuritas terlebih dahulu, kemudian permintaan untuk membeli maupun menjual saham akan diteruskan ke Bursa Efek Indonesia. Umumnya, Sekuritas menyediakan platform berupa aplikasi yang memungkinkan para investornya untuk melakukan transaksi saham secara mandiri melalui gadgetnya. Jadi investor tidak perlu repot-repot menelpon sekuritas ketika ingin membeli/menjual saham. Di Indonesia terdapat cukup banyak perusahaan sekuritas, pilihlah sekuritas yang terdaftar dan diawasi oleh OJK yang dapat pembaca temukan di mesin pencari Google dengan kata kunci “Perusahaan Sekuritas yang diawasi OJK”. Beginilah langkah-langkah yang perlu teman-teman lakukan untuk mulai berinvestasi di pasar saham Indonesia: 1. Membuka akun rekening efek di perusahaan sekuritas yang dipilih 2. Perusahaan sekuritas akan membantu teman-teman membuka RDN (Rekening Dana Nasabah). RDN adalah rekening bank (bukan sekuritas) yang bekerja sama dengan sekuritas, yang akan menjadi tempat teman-teman menyimpan dana untuk berinvestasi di pasar saham. Bank yang bekerjasama dengan sekuritas tersebut …



bervariasi, seperti BCA, Mandiri, dan lain-lain. Mengapa perlu RDN? RDN dibuat untuk mengamankan dana investor, jadi dana yang digunakan untuk bertransaksi saham, tidak dipegang oleh sekuritas, melainkan disimpan dan dijaga oleh pihak bank tempat teman-teman membuka RDN. 3. 4.



Menyetorkan dana ke RDN tersebut. Setelah menyetorkan modal, nominal dana akan tampil di platform aplikasi dari sekuritas Dan teman-teman dapat langsung bertransaksi saham.



Proses penjualan dan pembelian saham dilakukan dengan cara lelang terbuka. Penjual menentukan harga yang ditawarkan, pembeli menentukan harga yang diminta. Dalam proses pelelangan, Pembeli yang meminta dengan harga tertinggi, dan penjual yang menawarkan dengan harga terendah diutamakan. Berikut merupakan contoh perdagangan saham dengan kode GIAA. Pada gambar di samping: • A : Harga tertinggi yang diminta • B : Jumlah lot saham yang diminta pada harga tersebut • C : Harga terendah yang ditawarkan • D : Jumlah lot saham yang ditawarkan pada harga tersebut. Transaksi akan terjadi ketika terdapat pembeli dan penjual yang menawar dan meminta harga yang sama untuk saham tersebut.



Sebagai informasi untuk teman-teman, dalam perdagangan saham, ada yang disebut dengan fraksi, yaitu perubahan mínimum pada harga saham. Terdapat 5 fraksi di pasar saham kita, simak tabel berikut:



Kelompok harga



Fraksi



Rp 5.000



Rp 5 Rp 10 Rp 25



Untuk kelompok saham dengan harga di bawah 200, kenaikan harga minimumnya adalah 1 rupiah, contoh: sebuah saham berharga Rp 100, jika ada yang ingin membeli saham tersebut di atas harganya, pembeli harus meminta harga dengan kelipatan sesuai fraksinya, untuk kelompok harga Rp100, fraksinya adalah Rp 1, maka pembeli harus meminta di harga 101 atau 102 atau 103 dan seterusnya. Begitu juga dengan kelompok harga lainnya, 1 contoh lagi. Sebuah saham di harga Rp 2.100, apa bila ada yang mau membeli saham tersebut di harga yang lebih tinggi, pembeli harus meminta pada harga dengan kelipatan sesuai fraksinya (dalam kelompok harga ini, Rp 10), maka pembeli dapat meminta pada harga 2.010 atau 2.020 atau 2.030 dan seterusnya. Begitu pula cara kerja perubahan harga saham di setiap kelompok harga sesuai dengan fraksinya masing-masing. Dari semua pilihan instrumen untuk berinvestasi, kenapa harus saham?



KENAPA HARUS SAHAM Dari semua pilihan instrumen untuk berinvestasi, kenapa harus saham? Perlu diingat, saham merupakan sarana investasi terbaik karena menawarkan return yang besar, dan resiko yang terkendali. tetapi untuk jangka panjang (3 tahun ke atas). Saham tidak cocok untuk investasi jangka pendek karena sifat pasar saham yang fluktuatif. Harga saham setiap harinya dapat bergerak naik dan turun dengan cepat. Saham dapat memberikan return yang besar, apa benar? Mari kita amati tabel berikut: Date January 1st 1999 January 1st 2000 January 1st 2001 January 1st 2002 January 1st 2003 January 1st 2004 January 1st 2005 January 1st 2006 January 1st 2007 January 1st 2008 January 1st 2009 January 1st 2010 January 1st 2011 January 1st 2012 January 1st 2013 January 1st 2014 January 1st 2015 January 1st 2016 January 1st 2017 January 1st 2018



IHSG 411.93 636.37 425.61 451.63 388.44 752.93 1045.43 1232.32 1757.25 2627.25 1332.66 2610.79 3409.16 3941.69 4453.70 4418.75 5289.40 4615.16 5294.10 6605.63



Sumber: finance.yahoo.com diolah oleh @coffeemeetstocks



Di pasar saham Indonesia, terdapat indeks yang disebut IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau JKSE dalam bahasa inggris. IHSG adalah cerminan rata- rata harga seluruh saham perusahaan public di Indonesia. Kita lihat dalam jangka panjang, sejak 1999 hingga 2018. IHSG memberikan return compounding 15,7% / tahun. Dibandingkan instrumen investasi lainnya, 15,7% / tahun dapat dikatan besar.Deposito bank memberi bunga berkisar antara 5-7% per tahun dan obligasi hanya sedikit lebih besar dari deposito berkisar antara 6-9% per tahun.



KENAPA HARUS SAHAM



?



INVESTASI SAHAM DARI NOL Mengingat bahwa IHSG merupakan cerminan dari seluruh perusahaan public di Indonesia, di mana di dalamnya terdapat perusahaan-perusahaan yang bagus dengan kondisi keuangan yang prima, tetapi ada juga perusahaan yang performanya buruk/merugi. Bagaimana bila kita dapat memilah saham-saham yang kita beli, hanya saham-saham perusahaan yang sehat secara keuangan? Tentu return yang bisa kita peroleh jauh lebih besar.



BAGAIMANA CARA UNTUNG DARI SAHAM? Masih ingat pembahasan pada ebook sebelumnya mengenai dasar produk investasi? Saham merupakan instrumen investasi berdasar kepemilikan. Kita tahu, terdapat 2 cara untuk memperoleh keuntungan dari investasi berdasar kepemilikan, yaitu capital gain dan cash dividend. Dengan 2 hal itu lah kita memperoleh keuntungan ketika berinvestasi saham. KIta tentu ingin berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Tujuan utama dibentuknya sebuah perusahaan tentu untuk memperoleh laba/keuntungan. Sebagai pemegang saham, investor pun berhak atas keuntungan tersebut ketika perusahaan membagikan dividen. Umumnya, perusahaan membagikan dividen kepada semua pemegang saham setiap tahunnya. Namun, perusahaan dapat tidak membagikan dividen apabila tidak ada keuntungan yang tersisa, entah karena merugi ataupun keuntungan digunakan untuk ekspansi perusahaan. Persentase keuntungan yang dibagikan berbeda-beda setiap perusahaan. Sekali lagi, tergantung dari laba yang diperoleh dan keperluan ekspansi perusahaan. Saat perusahaan membagikan dividen, keuntungan tersebut akan ditransfer ke RDN investor. Kita dapat melihatnya di histori akun pada platform dari sekurtias. Perusahaan yang memiliki kesehatan keuangan yang baik dan dapat memperoleh laba yang besar, tentu diinginkan banyak investor. Semakin banyak saham sebuah perusahaan diingini dan dibeli oleh investor, harga sahamnya pun akan naik. Mari kita lihat contoh saham BBCA. Pada 1 Januari 2017, harga saham BBCA adalah Rp 15.300/lembar. pada 1 Januari 2019, harga saham BBCA adalah Rp 28.175 / lembar. (Harga BBCA naik dari Rp 15.300 menjadi Rp 28.175. Kenaikan harga saham ini yang kita sebut dengan capital gain). Dengan berinvestasi di saham BBCA mulai tahun 2017 sampai 2019, kita dapat memperoleh capital gain sebesar 84,1%. (keuntungan tersebut hanya terealisasi bila kita menjual saham BBCA). Kenaikan sebesar itu tentu sangat jauh dibandingkan instrumen investasi lainnya.



UNTUNG DARI SAHAM



INVESTASI SAHAM DARI NOL BAB III



INVESTASI SAHAM ALA INVESTOR TERKAYA DUNIA



INVEST LIKE



“Rule No. 1: Never lose money. Rule No. 2: Never forget rule No.1”- Warren Buffett



BUFFETT Sebelumnya, teman-teman perlu kenali tipe pelaku pasar saham. Terdapat 2 tipe. Yang pertama yaitu trader, Sebenarnya, trader ini tidak dapat dikatakan berinvestasi, karena “trader” berarti pedagang. Para pelaku pasar saham yang trading, bertujuan untuk meraup keuntungan dalam jangka pendek dengan membeli sebuah saham pada harga tertentu, dan menjualnya pada harga yang lebih tinggi. Trading atau berdagang saham tidak semata-mata memilih sebuah saham secara acak, kemudian berharap harga saham tersebut segera naik agar kita dapat menjualnya dengan keuntungan secukupnya. Perlu dilakukan analisa dalam trading saham. Para trader biasa menggunakan analisa yang populer dengan sebutan analisa teknikal. Analisa teknikal merupakan sebuah cara menganalisa sebuah saham dengan membaca grafik harga historisnya menggunakan berbagai indikator seperti Moving Average, Bollinger Bands, menentukan support, resistence, dsb. Dengan analisa teknikal, kita dapat menentukan saham apa yang layak untuk dibeli, pada harga berapa kita harus membelinya dan kapan kita menjualnya berdasarkan harga historisnya. Tipe yang kedua adalah investor. Seorang investor membeli sebuah saham dengan sudut pandang membeli sebuah bisnis. Melakukan analisa fundamental, mencari perusahaan yang memiliki performa keuangan yang baik, membeli saham tersebut dan memegangnya sampai jangka waktu yang relatif panjang. Pada tipe ini pun terdapat beberapa metode yang dapat digunakan sebagai acuan kita menganalisa dan memilih saham untuk diinvestasikan. Mungkin teman-teman pernah mendengar Growth Investing, Income Investing, dan Value Investing? Kita akan berfokus pada value investing, metode yang digunakan oleh investor saham yang menjadi salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffet. Metode Value investing dipopulerkan oleh Benjamin Graham, salah satu dosen Warren Buffet ketika berkuliah di Colombia university. Value investing secara sederhana meru-



-pakan metode membeli saham yang dijual pada harga di bawah nilai intrinsik perusahaan tersebut, kemudian menjualnya pada saat harganya melebihi nilai intrinsiknya.



Sebelum membahasnya lebih jauh, teman-teman perlu memahami terlebih dahulu apa itu nilai intrinsik perusahaan. Nilai intrinsik merupakan nilai/harga wajar dari sebuah perusahaan. Nilai ini sifatnya subjektif, setiap orang bisa memiliki perhitungan yang berbeda-beda terhadap nilai intrinsik sebuah perusahaan yang sama, karena banyak faktor-faktor yang memang tidak dapat diukur dengan angka, seperti nilai merk atau nama baik. Tetapi mari kita coba mempelajari cara mengetahui nilai wajar sebuah perusahaan secara sederhana. Dalam sebuah perusahaan, teman-teman mengetahui terdapat harta yang dapat dinilai dan dihargai. Mari kita gunakan contoh untuk mempermudah teman-teman memahami: Wendy memiliki usaha restoran bakso di dekat rumahnya yang ia bangun dengan modalnya sendiri sebesar Rp 7.000.000 dibantu dengan tambahan dana pinjaman dari saudaranya sebesar Rp 3.000.000 . Setiap hari, resotran bakso Wendy cukup ramai pengunjung. Dalam restorannya, terdapat Kompor, mangkok, sendok, meja, kursi, bahan-bahan masakan, wajan, gerobak, dan barang fisik lainnya yang menunjang beroperasinya resotran bakso milik Wendy. Barang-barang itu disebut aset. mari kita rincikan.



Rinciannya adalah sebagai berikut: Gerobak Wajan Sendok Mangkok Meja Kursi Kompor Bahan makanan Lain-lain



Rp 4.600.000 Rp 50.000 Rp 100.000 Rp 300.000 Rp 3.000.000 Rp 1.000.000 Rp 300.000 Rp 400.000 Rp 250.000



Total aset yang dimiliki restoran bakso milik Wendy adalah Rp 10.000.000. Aset = Liabilitas (3 jt) + Ekuitas (7 jt) Ekuitas merupakan kekayaan bersih sebuah perusahaan. Semua harta perusahaan yang bukan utang disebut sebagai ekuitas. Sedangkan Liabilitas adalah kewajiban atau utang suatu perusahaan. Dari perincian di atas, kita dapat melihat kekayaan bersih restoran bakso milik Wendy adalah sebesar Rp 7.000.000. Sekarang coba pikirkan, berapa harga yang layak atau harga yang berani teman-teman bayarkan untuk membeli restoran bakso milik Wendy? Apakah Rp 5.000.000 ? Tentu akan menjadi kesepakatan yang sangat menarik apabila bisa membeli restoran bakso Wendy dengan harga di bawah Rp 7.000.000. Tetapi menurut kalian, apakah Wendy akan melepas restorannya yang memiliki kekayaan bersih (ekuitas) Rp 7.000.000 seharga (price) Rp 5.000.000? Tentu Wendy tidak akan rela. Kalau begitu bagaimana dengan membeli restoran bakso tersebut dengan harga (price) Rp 7.000.000? Terlihat sebuah kesepakatan win-win bagi yang membeli dan Wendy si pemilik restoran. Restoran dengan kekayaan bersih (ekuitas) Rp 7.000.000, dibeli dengan harga (price) Rp 7.000.000. Tetapi jangan lupa, restoran bakso milik Wendy beroperasi setiap harinya dan mencetak keuntungan (laba/profit). Mari anggap setiap bulannya restoran Wendy dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp 1.000.000. Mengetahui hal tersebut, apakah kalian pikir Wendy rela menjual restoran baksonya seharga Rp 7.000.000? Mengingat setiap bulannya restoran bakso tersebut dapat menghasilkan laba Rp 1.000.000 ? Kemungkinan besar tidak. .



Lantas berapa harga yang wajar untuk resotran bakso Wendy? Seperti yang disebutkan sebelumnya, nilai intrinsic / nilai wajar sebuah perusahaan bisa menjadi sangat subjektif. Apa yang wajar menurut teman-teman, belum tentu wajar menurut saya. Begitu juga sebaliknya. Tetapi jangan khawatir, ada perhitungan matematis yang dapat kita gunakan untuk mengestimasikan nilai wajar sebuah perusahaan walaupun variabel yang digunakan tetap mengandung data yang subjektif.



Secara sederhana, dengan metode value investing, kita akan membeli restoran bakso Wendy dengan harga Rp 5.000.000, dan menjualnya dengan harga Rp 12.000.000. Bagaimana bisa? Sedangkan sebelumnya disebutkan bahwa Wendy tidak akan rela menjual restorannya di bawah harga Rp 7.000.000. Ini yang menarik di pasar saham. Pasar bisa salah menilai perusahaan. Naik dan turunnya harga saham yang fluktuatif dipengaruhi oleh trader yang aktif melakukan perdagangan, menjual dan membeli saham tersebut, karena pasar saham mengadopsi sistema pelelangan terbuka. Karena adanya trader ini lah, saham sebuah perusahaan bisa berada di harga yang undervalue (harga < nilai intrinsik) dan overvalue (Harga > nilai intrinsik) dengan metode value investing, kita mencari saham yang salah harga / undervalue, dan menjualnya pada saat harganya kembali ke harga wajar atau bahkan ketika overvalue. Satu yang perlu diingat, umumnya, harga saham pada akhirnya akan kembali ke nilai wajar nya. Yang kita tidak bisa tahu adalah kapan hal itu akan terjadi. Oleh karena itu, kita perlu siasat untuk mengantisipasi saham yang tidak kunjung naik.



“An investment in knowledge pays the best interest” – Benjamin Franklins. Dengan menyelesaikan ebook singkat ini, teman-teman telah memiliki dasar dalam menganalisa dan mengambil keputusan berinvestasi. Diharapkan teman-teman dapat menjadi investor andal yang independen, tidak terpengaruh oleh rekomendasi dari pihak luar. Segala keuntungan maupun kerugian yang terjadi pada teman-teman merupakan tanggung jawab teman-teman sendiri, maka penting bagi teman-teman untuk terus meningkatkan kemampuan dan terus belajar dari pengalaman. Feel free apabila teman-teman ingin sharing dan bertanya melalui DM Instagram @coffeemeetstocks.



Semoga bermanfaat! 



Hubungi kami SEKARANG lewat DM Instagram @coffeemeetstocks untuk mengetahui bagaimana cara bergabung dan belajar di dalam komunitas CMS & produk-produk dari CMS.



Thank You! Follow us on Instagram @coffeemeetstocks



#belajarsahamdarinol Follow!