COMPLIANCE [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL “COMPLIANCE”



Kelompok 4 Eva Sutantri Sarah Natasya (15517522) 2PA21 Dosen: Tetty Winda Siregar, S.Psi, M.Si



Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma 2019



DAFTAR ISI



HALAMAN COVER DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Masalah BAB II PEMBAHASAN A.



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan individu merupakan makhluk sosial yang tidak bisas terlepas dari pengaruh sosial yang mempengaruhi bagaimana individu tersebut berperilaku terhadap lingkungannya. Pengaruh sosial adalah usaha untuk mengubah sikap, kepercayaan (belief), persepsi atau pun tingkah laku satu atau beberapa orang lain. Compliance atau kesepakatan adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang meliputi permintaan langsung dari seseorang kepada orang lain. Individu melakukan tingah laku tersebut berdasarkan keputusan antara kebutuhan dan keinginan dengan runtutan atau keadaan sosial agar dapat bertahan hidup serta melakukan penyesuaian diri terhadap peraturan sehingga bias diterima dalamm lingkungan sosialnya. B. Rumusan Masalah C. Tujuan Masalah



BAB II PEMBAHASAN A. Compliance 1. Definsi Compliance Herbert C. Kelman mengatakan bahwa compliance terjadi ketika individu melakukan permintaan yang diberikan karena individu tersebut berharap untuk menerima reaksi yang baik dari individu atau kelompok lain. Individu melakukan permintaan yang diajukan karena individu berharap untuk mendapatkan suatu penghargaan yang spesifik dan menghindari suatu hukuman spesifik (Cialdini, 2001). Cialdini (dalam Deaux, 1993) mengatakan bahwa compliance terjadi ketika individu mengubah perilakunya ketika memberikan respon terhadap suatu permintaan yang diberikan individu lain. Dalam penelitian ini, definisi compliance yang akan digunakan adalah definisi dari Cialdini (2010) yaitu, compliance adalah suatu perubahan perilaku yang terjadi akibat adanya suatu permintaan. Dalam compliance, permintaan yang diberikan dapat berupa permintaan yang berbentuk eksplisit maupun implisit. Individu yang merespon permintaanlangsung yang diajukan mungkin saja merasa setuju ataupun tidak setuju dengan perilaku yang mereka lakukan, atau mungkin tidak memiliki pendapat apapun mengenai perilaku yang mereka lakukan tersebut (Franzoi, 2010). 2. Prinsip-prinsip yang mempengaruhi compliance Cialdini (2010), melakukan sebuah penelitian yang kcmudian menghasilkan enam prinsip yang mempengaruhi compliance. Berikut ini adalah enam prinsip tersebut: a. Reciprocity Menurut Gouldner (dalam Cialdini, 2001), setiap masyarakat melatih anggotanya untuk hidup berdasarkan peraturan reciprocity, yang mana mewajibkan individu untuk membalas bentuk perilaku yang telah mereka terima sebelumnya. Individu dikatakan lebih cenderung akan mengatakan



iya terhadap suatu permintaan ketika individu merasa wajib untuk membalas individu lain yang sebelumnya telah menyediakan sesuatu untuk individu tersebut. Individu merasa jika tidak turut membalas hal yang telah diberikan sebelumnya, individu akan mendapatkan label yang tidak baik dari individu lain, yang mana label-label tersebut sangat dihindari. Individu cenderung lebih mau untuk mengikuti suatu permintaan jika permintaan tersebut berasal dari individu lain yang sudah terlebih dahulu menyediakan sesuatu. Individu merasa wajib untuk membalas pemberian individu lainnya. Pengaruh dari reciprocity sangat efektif, yang mana dapat membuat individu melakukan suatu permintaan yang diberikan yang mungkin tidak akan terjadi jika bukan karena adanya perasaan wajib untuk turut membalas kebaikan yang telah diberikan sebelumnya. b. Social validation Festinger (dalam Cialdini, 2001), mengatakan bahwa kemiripan orang lain pada diri individu memainkan peran yang penting dalam menentukan bagaimana individu melihat benar atau tidaknya suatu tindakan. Pengaruh hal ini sudah ditemukan dalam berbagai bidang kegiatan, semakin mirip pengamat dengan individu yang melakukan suatu tindakan, semakin mungkin pengamat akan melakukan juga tindakan tersebut. Cialdini (2010), mengatakan bahwa individu cenderung lebih mau untuk mengambil suatu tindakan yang diminta jika individu melihat bukti bahwa orang lain, terutama yang memiliki kemiripan dengan individu yang melakukan hal tersebut. Prinsip dari social validation menyatakan bahwa individu menggunakan apa yang orang Iain pikirkan mengenai hal tersebut untuk menentukan hal yangdilakukan benar atau tidak. Karena itulah, individu memandang suatu perilaku sebagai hal yang benar dalam suatu situasi yang mana individu lihat juga turut



dilakukan oleh individu yang lain. Cialdini (2010) dalam penelitiannya, menemukan bahwa strategi dengan menyediakan bukti bahwa orang lain juga turut melakukan hal tersebut, merupakan strategi yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan lima prinsip dasar yang lainnya. c. Commitment/Consistency Psikolog



sosial



sudah



lama



mengerti



kekuatan



dari



prinsip



consistencydalam mengarahkan perilaku manusia. Baumeister (dalam Cialdini, 2001), juga mengatakan bahwa keinginan individu untuk terlihat konsisten memberikan pengaruh atas perilaku yang akan dilakukan oleh individu. Kebanyakan individu memilih untuk konsisten dengan apa yang telah dikatakan atau dilakukan sebelumnya; karena itulah, setelah berkomitmen pada sesuatu, individu cenderung berperilaku sesuai dengan hal tersebut. Cialdini (2010), mengatakan bahwa dalam prinsip commitment/consistency hal yang memotivasi individu untuk comply terhadap suatu permintaan berasal dari keputusan individu itu sendiri, karena itulah prinsip ini akan memiliki pengaruh yang sangat besar pada individu yang berasal dari budaya kolektivitas. Individu cenderung lebih mau untuk mengikuti suatu arahan jika individu memandang hal tersebut konsisten dengan komitmen yang telah dibuat sebelumnya. d. Friendship/Liking Individu cenderung lebih mau untuk mengatakan iya pada individu lain yang dikenal dan disukai. Individu akan lebih peduli terhadap kebutuhan individu yang disukai dan dikenal. Melalui penelitian yang pernah dilakukan, ditemukan bahwa prinsip ini menyatakan bahwa individu akan lebih mau untuk comply pada permintaan dari seorang teman atau individu



lain



yang



disukai



(Cialdini2010).



Cialdini(2010),



mengungkapkan beberapa taktik yang dapatmeningkatkan efek dari prinsip ini, yaitu: 1) Ketertarikan fisik Terdapat reaksi positif terhadap penampilan fisik yang baik yang memunculkan persepsi yang baik mengenai individu. Sebagai konsekuensinya, individu yang menarik lebih persuasif dalam mengubah tindakan maupun mendapatkan apa yang mereka inginkan. 2) Similarity Individu menyukai individu Iain yang memiliki kemiripan dengannya. Karena itulah dengan tampil mirip dengan individu lain dalam berbagai hal dapat turut meningkatkan compliance. 3) Compliments Pujian dan bentuk-bentuk dukungan positif yang lain memunculkan liking. Bukti dari kekuatan akan pujian pada liking berasal dari penelitian yang mana laki-Iaki menerima komentar personal dari individu yang membutuhkan bantuan mereka. 4) Cooperation adalah salah satu faktor yang meningkatkan perasaan dan perilaku positif. Individu yang bekerjasama menuju suatu pencapaian akan tujuan yang sama akan cenderung lebih mau membantu satu sama lain. e. Scarcity Terdapat dua sumber untuk prinsip ini. Pertama, individu mengetahui bahwa hal-hal yang sulit untuk dimiliki cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan hal-hal yang mudah untuk dimiliki, Kedua, ketika hal-hal yang bisa individu miliki kurang tersedia, individu merasa kehilangan. Lebih lanjut, individu memandang hal-hal dan kesempatan lebih menarik ketika hal-hal tersebut jarang tersedia (Cialdini, 2010). Selain itu, saat hal-hal yang bisa kita dapatkan menjadi sulit untuk didapatkan, individu merasa kehilangan kebebasan, dan individu tidak suka kehilangan kebebasan yang sebelumnya sudah dimiliki (Cialdini,



2010). Contohnya, anggota geng motor mau melakukan permintaan yang diajukan karena mendapatkan materi yang jarang didapatkan oleh anggota. f. Authority Bagi kebanyakan individu, mematuhi perintah yang diberikan oleh figur otoritas memberikan keuntungan. Cialdini (2010), mengatakan bahwa, individu lebih mau untuk mengikuti rekomendasi dari individu yang dianggap sebagai figur otoritas. 3. Teknik-teknik Mendapatkan Kesepakatan a. Teknik ingratiation Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan di mana pemohon pertama mengusahakan agar target menyukai mereka, kemudian berusaha untuk mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan. b. Teknik foot-in-the-door Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan di mana pemohon memulai dengan permintaan yang kecil dan kemudian ketika permintaan ini disetujui meningkat ke permintaan yang lebih besar yang memang sudah diinginkan sejak awal. c. Teknik lowball Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan di mana suatu penawaran atau persetujuan diubah (menjadi lebih tidak menarik) setelah orang yang menjadi target menerimanya. d. Teknik door-in-the-face Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan di mana pemohon memulai dengan permintaan yang lebih besar dan kemudian ketika permintaan ini ditolak mundur ke permintaan yang lebih kecil (yang memang mereka inginkan sejak awal).



e. Teknik that’s-not-all Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan di mana pemohon menawarkan keuntungan tambahan kepada orangorang yang menjadi target, sebelum mereka memutuskan apakah mereka hendak menuruti atau menolak permintaan spesifik yang diajukan. f. Teknik jual mahal Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan dengan memberikan kesan bahwa seseorang atau objek adalah langka dan sulit diperoleh. g. Teknik deadline Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan di mana orang yang menjadi target diberitahu bahwa mereka memiliki waktu yang terbatas untuk mengambil keuntungan dari beberapa tawaran atau untuk memperoleh suatu barang. h. Teknik pique Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan di mana minat orang yang menjadi target distimulasi oleh permintaan yang tidak umum. Sebagai akibatnya, mereka tidak menolak secara otomatis seperti yang sering terjadi.



BAB III KESIMPULAN



DAFTAR PUSTAKA http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58453/Chapter%20II.pdf? sequence=4&isAllowed=y http://kenes.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26688/Materi+02++PengaruhSosialKontrolPribadi+-+bag+2+.pdf