Contoh Laporan Lengkap UKL&UPL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab I) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi persyaratan pengelolaan lingkungan sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup pada pasal 3 ayat 4 bahwa bagi rencana usaha dan/atau kegiatan di luar usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 wajib melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang pembinaanya berada pada instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan. Serta keputusan Menteri Lingkunagan Hidup Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Dimana didalamnya akan dinyatakan rencana atau kegiatan pengelolaan dan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak dari kegiatan/usaha. Diharapkan dengan adanya dokumen UKL/UPL ini dampak negatif terhadap lingkungan dapat dikurangi dan sedikit demi sedikit dihilangkan dengan upaya-upaya perbaikan yang berkelanjutan. 1.2. Peraturan Perundangan Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-undang No. 4 Tahun 1982, Tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan. Undang-undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian. Undang-undang No 24 Tahun 1990, tentang konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Undang-undang No. 24 Tahun 1992, Tentang Penataan Ruang. Undang-undang No. 2 Tahun 1993,Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.



Undang-undang No.32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Pemerintah Noomor 27 tahun 1999, tentang Analysis Mengenai Dampak Lingkungan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 85 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, tentang pengendalian pencemeran udara Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 250/M/SK/10/1994 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Pengendalian Dampak Terhadap Lingkungan Hidup Pada Sektor Industri. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Surat Edaran No. SE-01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara Lingkungan Kerja. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000, tentang pengendalian kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 51/MENLH/10/1995, tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 48 tahun 1996, tentang Baku Mutu tingkat kebisingan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 86 tahun 2002, tentang pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2003, tentang pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.



1.3. Tujuan Memberikan informasi tentang kegiatan operasional industri yang potensial memberikan dampak penting bagi lingkungan. Mengetahui komponen-komponen lingkungan hidup yang terkena dampak. Merumuskan Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan terhadap limbah, cemaran yang dihasilkan sebagai akibat dari aktifitas atau kegiatan usaha oleh PT. ‘X’ . 1.4. Manfaat a. Manfaat bagi Pemerintah – Mengetahui jenis usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh PT. ‘X’ – Memudahkan pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap aktifitas serta dampak penting terhadap lingkungan yang dilakukan oleh PT. ‘X’. b. Manfaat Bagi Pemrakarsa – Mengetahui komponen-komponen yang terkena dampak dari aktifitas/kegiatan PT. ‘X’ -Memberikan kemudahan dalam Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan dari dampak penting yang dihasilkan oleh PT. ‘X’. c. Manfaat Bagi Masyarakat – Memberikan informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari aktifitas/usaha PT. ‘X’.



Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab II) BAB II INFORMASI KEGIATAN 2.1.



Umum



PT. ‘X’ . merupakan anak perusahaan dari PT. ‘X’ yang berkantor pusat di Jakarta. Sebagai Perusahaan induk, PT. ‘X’ mendapat izin beroperasi ………….. berdasarkan Persetujuan …………………… sebagai perusahaan penanam modal asing (PMA) dengan Investasi sebesar …………. Persetujuan Presiden ini didukung oleh surat pemberitahuan tentang Persetujuan Presiden dari BKPM berdasarkan surat No. ………….. tanggal …………………, serta izin usaha tetap berdasarkan Keputusan Kepala BKPM No. ……………. Jenis Usaha PT. ‘X’ di Jakarta adalah jasa konstruksi bidang mekanical dan elektrikal. Untuk PT. ‘X’ bergerak dibidang industri ………………. beserta komponennya. PT. ‘X’ didirikan pada tanggal …………….. dengan akte notaris yang dibuat oleh ………….. Perusahaan ini mulai beroperasi tanggal ………… dengan izin Badan Koordinasi Penanamam Modal (BKPM) …………… dengan investari sebesar …………… Pendirian PT. ‘X’ ini telah disahkan Surat keputusan (SK) Menteri Kehakiman No. ……….. tertanggal …………….. Identitas Usaha secara lengkap : 1. Nama Perusahaan



: PT. ‘X’



2. Alamat Kantor



: Jl. ……………….



3. Nomor NPWP



: ………………….



4. Nama Pimpinan



: Mr. ……………..



5. Telpon



: ………………….



6. Lokasi Pabrik – Jalan



: …………………..



– Kabupaten/Kota



: ………………….



– Propinsi



: ……………………



7. a. Nomor Ijin Usaha Tetap



: …………………



b. Surat izin Tempat Usaha (SITU)



: …………………



c Status Penanaman Modal



: …………………



8. Penanggung Jawab UKL/UPL



: ………………… PT. ‘X’ Jl. …………………



2.2. Lahan Lahan yang di gunakan oleh PT.’X’ ditinjau dari aspek penggunaan terbagi atas dua hal yaitu lahan tertutup bangunan meliputi bangunan pabrik, gudang, dan peralatan tempat penyimpanan bahan baku, dan lahan terbuka yang meliputi tempat parkir, tempat bongkar muat barang, jalan/saluran, taman, dll. (lihat tabel 2.1.) Tabel 2.1. Penggunaan lahan PT.’X’ JENIS BANGUNAN a. Lahan tertutup Bangunan / material kedap air– Bangunan Pabrik dan kantorb. Lahan Terbuka – Parkir, jalan Saluran, bongkar muat,taman, kantin, mushala dll. Luas lahan total yang di miliki (m2)



LUAS AREA M2 %



KETERANG AN



Peruntukan lahan ……………….. Ketinggian tapak dengan lingkungan sekitar : ………………… Status lahan …………………



:



:



2.3. Produksi Jenis dan Kapasitas Produksi PT. ‘X’ memproduksi …………. serta komponennya. Semua Produk berupa bahan jadi dan diperuntukkan untuk ekspor, yang mana pemasarannya diangkut dengan menggunakan alat angkut kontainer. (lihat tabel 2.2.) Tabel 2.2 Jenis dan Kapasitas Produksi KAPASITAS PRODUKSI(Vol per JENIS PRODUKS bulan/th) I izin(buah) Riil(buah)



SIFAT PRODUKSI Bahan / ½ jadi



JENIS ALAT ANGKUT (Colt, truk, trailer)



Jadi



Waktu Operasi Pabrik PT. ‘X’ mempunyai waktu operasi pabrik 8 jam dengan hari kerja normal 5 hari dalam seminggu. Jumlah Shift Tenaga Kerja Jumlah shift tenaga kerja pada PT. ‘X’ . adalah satu shift. 2.4. Bahan Baku dan Bahan Penolong PT. ‘X’ . menggunakan bahan baku (lihat tabel 2.3 dan 2.4) Tabel 2.3. Bahan Baku BAHAN



BENT SUMB SIFAT CARA



NERACA



BAKU 1. Glue



BAHAN ER UK BAHA PENYIMPAN % % BAHA FISIK N AN PROD SIS N UK A cair impor B3 Gudang 100 0 tertutup Padat Impor B3 Gudang 100 0 tertutup



2.Epoxy Adersive resin 3.Instrume Cair impor B3 nt BE 12 Oil 4. FLUX Padat impor B3 Solder Wire 5. CRM padat impor B3 6. Super- Padat Bonder 7.Lubricant cair grease 8. RTV Cair Silicon 9. Toluen Cair



impor B3 impor B3 impor B3



Impor Non B3 10. Coating Padat impor Non B3 11.Instapa Padat impor Non k B3 Componen 12.Instafil Padat impor Non Componen B3 13.Plastik Padat impor Non Adderive B3



Gudang tertutup



100



0



Gudang tertutup Gudang tertutup Gudang tertutup Gudang tertutup Gudang tertutup Gudang tertutup Gudang tertutup Gudang tertutup



100



0



100



0



100



0



100



0



100



0



100



0



100



0



100



0



Gudang tertutup Gudang tertutup



100



0



100



0



Sumber : PT. ‘X’



Tabel 2.4 . Bahan Penolong BAHAN BENT SUMB SIFAT CARA NERACA PENOLONG UK ER BAHA PENYIMPAN BAHAN FISIK BAHA N AN % %



1.Grease



Cair



2. Isopropyl Cair alkohol (semi grade) 3. TRV Cair Adhesive 4. Loctate Cair



N impor B3 impor B3



impor B3 impor B3



5. Tarque



Padat impor B3



6.Solven



Cair



impor B3



7. Poly Urentane



Cair



impor B3



Gudang tertutup Gudang tertutup



Gudang tertutup Gudang tertutup Gudang tertutup Gudang tertutup Gudang tertutup



PRODU SIS K A 100 0 100



0



100



0



100



0



100



0



100



0



100



0



Sumber : PT. ‘X’



2.5. Jenis Alat Produksi Secara umum peralatan produksi yang digunakan PT. ‘X’ . umumnya berasal dari Jepang. Peralatan dan mesin produksi yang digunakan digerakkan dengan tenaga listrik dan dalam kondisi baik serta layak pakai. Detail jenis peralatan industri dapat dilihat tabel 2.5. Tabel 2.5. Jenis Alat Produksi JENIS JEN KON NEGARA ENERGIPENG CEMARAN(Debu/limbah IS DISI ASAL GERAK /bising/dll)



Sumber : PT. ‘X’



2.6. Proses Produksi Proses produksi yng berlangsung saat ini di PT. ‘X’ . difokuskan pada produksi …………. Proses produksi diawali dengan proses penerimaan



barang dari supplier masuk ke warehouse. Sebelum bahan masuk ke …………., bahan (komponen elektronika) masuk kualiti kontrol internal. Kemudian dilakukan perakitan. Hasil perakitan diteruskan ke bagian produksi. Hasil rakitan masuk kebagian assembly dimana akan terbagi kedalam beberapa main line. Disinilah berlangsung proses penggabungan untuk menjadi final produk dan selanjutnya dilakukan uji kualitas produk dengan serangkaian test-test. Setelahn proses tersebut, maka dilakukan packing process and warehausing dan barang siap dikirim kepada pelanggan. Diagram proses produksi secara umum dapat dilihat pada Gambar 2. 1 Gambar 2.3. Diagram alir proses produksi (Note: Sesuaikan dengan diagram alir perusahaan anda) 2.7. Penggunaan Energi Energi yang di gunakan pada PT. ‘X’ . adalah energi listrik yang disediakan oleh pihak pengelola kawasan dengan aliran terpasang sekitar Daya sekitar …………..A. Pemakaian listrik per bulan +…………….. Kwh/bulan. Tabel 2.6. Penyediaan dan pemakaian energi listrik SUMBER ENERGI KAPASITAS TERPASANG



PEMAKAIAN PER BULAN



2.8. Penggunaan air Pihak pengelola Kawasan …………..menyediakan fasilitas air untuk keperluan kegiatan produksi serta aktivitas lainnya dimana pembayarannya sudah termasuk kedalan biaya sewa lahan. Adapun penggunaan air sekitar ………… yang sebagian besar dipakai untuk kebutuhan domestik seperti toilet, kantin, mushola, taman, cuci mobil dll. Tabel 2.7. Data Penggunaan Air Penggunaan air Proses produksi Proses domestik



Kapasitas Diolah/Tid Penggunaan(m3/bulan ak )



2.9. TENAGA KERJA Jumlah karyawan yang bekerja di PT. ‘X’ . sebanyak ………… orang, Data lebih lengkap dapat di lihat pada table 2.8. Tabel 2.8. Jumlah Tenaga Kerja JENIS ASAL PENDIDIKAN KLASIFIKASI KELAMIN DAERAH PEKERJA WN SLT SLT Akademi/ Lk Pr Jml WNI SD A P A PT 1. Manager Directur 2. Ass. Manager 3. Supervisor 4. Staf 5. Teknisi 6. Operator 7. Satpam Total 2.10. Penggunaan Bahan Bakar Untuk kegiatan produksi, tidak menggunakan bahan bakar solar atau bensin. Solar dan bensin digunakan hanya untuk kendaraan. Bahan pelumas seperti oli juga digunakan untuk sarana penunjang produksi. Tabel 2.9. Penggunaan Bahan Bakar dan pelumas JENIS



KAPASITAS/BULA PENANGANAN SISA N



1. Solar 2. Bensin 3. Oli 2.11. Jenis alat angkut kendaraan Tabel. 2.10. Jenis alat angkut kendaraan



PENGGUNAAN



JENIS KENDARAAN



1. Bahan Baku 2. Hasil Prodsuksi Karyawan Mobil Pribadi



Truk Kontainer Truk Kontainer Tidak adaSepeda motor



VOLUME / HARI atauPERWAKTU PERIODIK Setiap hari kerja Setiap hari kerja Setiap hari kerjaSetiap hari kerjaSetiap hari kerja



Kendaraan Roda dua Lainnya



Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab III) BAB III IDENTIFIKASI DAMPAK/CEMARAN



Dampak yang ditimbulkan baik negatif maupun positif akibat kegiatan produksi PT. ‘X’ merupakan pengembangan dari identifikasi dampak yang mungkin terjadi akhibat kegiatan operasional di wilayah kerja perusahaan. Dampak terhadap lingkungan yang terjadi berdasarkan sumber dampak dari setiap proses kegiatan industri dapat diuraikan sebagai berikut : 3.1. Sumber Dampak 3.1.1. Limbah Padat Kegiatan Kantor dan Domestik Limbah padat dari kegiatan kantor dan domestik PT ‘X’ adalah kertas dan alat tulis bekas. Limbah padat ini bersifat bukan bahan berbahaya dan beracun (Non B3). Proses Produksi Limbah padat yang berasal dari kegiatan produksi perakitan komponen pesawat terbang yang merupakan kemasan bahan baku dan penolong seperti buangan botol plastic/gelas (loctate), sarung tangan karet, limbah ini merupakan limbah non B3. Limbah B3 berasal dari kegiatan produksi berupa kain lap terkontaminasi dan sarung tangan terkontaminasi, tisu/bemcot terkontaminasi, sisa solder serta bekas kemasan bahan baku (jirigen, drum). 3.1.2. Limbah Cair Maintenance Limbah cair berasal dari proses kegiatan sarana penunjang proses produksi serta perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi hanya berupa oli Kegiatan proses produksi dan aktifitas lain Air untuk keperluan kegiatan produksi berasal dari oleh pihak pengelola kawasan …………… dipergunakan untuk kegiatan keperluan produksi serta kebutuhan domestik seperti : toilet, musholla, taman, kantin dan cuci mobil 3.1.3. Limbah Gas Udara di dalam pabrik



Sumber limbah berasal dari kegiatan produksi komponen yang menghasilkan …………….. dalam ruangan kerja. Udara di sekitar pabrik Sumber limbah berasal dari kegiatan bongkar muat barang dan transportasi kendaraan operasional pabrik yang menghasilkan asap dan debu. 3.1.4. Kebisingan Sumber kebisingan berasal dari dalam ruangan produksi serta dari luar ruangan dari proses bongkar muat dan kendaraan operasional.



3.2.



Jenis Dampak



3.2.1. Pencemaran tanah Pencemaran tanah disebabkan dari buangan limbah padat, ceceran solar/oli dan minyak pelumas. 3.2.2. Pencemaran air Pencemaran air disebabkan dari limbah proses maintenance, proses produksi dan kegiatan domestik. 3.2.3. Pencemaran udara dan kebisingan Pencemaran udara dan kebisingan disebabkan oleh pengoperasian mesin-mesin produksi, bongkar muat barang dan pengoperasian kendaraan operasional. 3.3.



Sifat dan tolak ukur dampak



Sifat limbah cair yang dikeluarkan oleh PT. ‘X’ . berdampak penting terhadap lingkungan hidup. Namun secara teknologi dampak penting tersebut dapat dikelola secara secara baik oleh pihak pengelola dan menjadi kewajiban kegiatan untuk penyusunan dokumen UKL dan UPL, seperti yang tercanyum dalam Peraturan Pemerintah RI No. 27/1999 dan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 86/2002. Penurunan terhadap kualitas udara yang disebabkan pencemaran gas, debu, dan beberapan aktifitas lainnya akan dipantau secara berkala



sesuai dengan PP Republik Indonesia 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Baku Mutu Udara Ambien Nasional. Begitu juga dengan dampak kebisingan yang diakibatkan oleh kegiatan produksi akan mengganggu pendengaran dan kenyamanan kerja karyawan. Untuk tingkat kebisingan mengacu kepada Kep-Men KLH No. Kep-48/MENLH/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Tabel 3.1. Matrik Identifikasi Dampak Lingkungan JENIS BENTUK SUMBER SIFAT DAMPA DAMPAK K 1. PADAT Limbah KertasKay Bekas Tidak Pabrik u kemasan berbahay kemasanJe bahan aTidak rgen/drum bakuBek berbahay Skrap besi as aBerbaha kemesan ya Tidak bahan berbahay baku a Limbah Bekas Domes tik Sampah kemasan organik, produksi Kegiatan kertas, mainten Tidak plastik ance & berbahay warehou a sing



BML YANG DIACU



CARA PENANGAN AN



–PP 18/1999. Dikumpulk PP 85/1999 – an ditempat penampun gan Peraturan sementer. kawasan BIIE Dikumpul tempat penampun gan.



Kegiatan perkanto ran 2. Cair Limbah Pelarut Pabrik bekas Limbah Cair domest ik



Sisa pelarut dalam proses produksi Aktifitas dalam



Berbahay a Tidak berbahay a



PP.85/1999 dan Kep No. 01,02,05/BAP EDAL/09/199 5



Tempat penampun gan Tempat [penampun gan



ruangan produksi 3. Gas Gas gas dalam ruanga n kerja 4. Debu Debu Partikel ruanga debu n kerja 5. Kebisingan Bising Bising dalam ruanga n kerja



Aktifitas Tidak SEdalam berbahay 01/Menaker/9 ruangan a 7 produksi Tidak berbahay a Operasio Tidak SK Menaker nal berbahay No. 51/99 pabrik a



Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab IV) BAB IV INFORMASI KUALITAS LINGKUNGAN Lingkup studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantau Lingkungan (UPL) meliputi uraian komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak akibat aktifitas industri. komponen lingkungan yang dikaji dalam lingkup studi ini mencakup iklim mikro, kualitas udara, fisiografi dan kualitas air. 4.1. IKLIM Iklim yang dimaksud dalam hal ini adalah iklim mikro yang meliputi curah hujan, temperatur, arar dan kecepatan angin serta kelembaban. Pada dasarnya faktor iklim dan meteorologi memiliki pengaruh terhadap kualitas udara. Studi iklim yang dilakukan pada areal kegiatan PT. ‘X’. berdasarkan data sekunder dan informasi yang diperoleh dari stasiun meteorologi ……………………… 4.1.1.Temperatur Udara Keadaan temperatur udara rata-rata tahunan selama periode tahun ……………………..yang terpantau dari stasiun meteorologi ……………………..berkisar ……………………..oC Perubahan temperatur secara umum tidak begitu bervariasi setiap tahun. Temperatur rata-rata maksimum berkisar ……………………..oC. Sedangkan temperatur ratarata tahunan minimum berkisar ……………………..oC. 4.1.2. Kelembaban udara Kelembaban udara nisbi rata-rata tiap bulan selama periode ……………………..yang terpantau dari stasiun meteorologi …………………….. berkisar antara 84.0-88.5 %. Sedangkan kelembaban nisbi rata-rata tiap tahun berkisar ……. %. Pada umumnya perubahan tingkat kelembaban nisbi rata-rata tiap bulan tidak begitu besar.



4.1.3. Curah Hujan Menurut klasifikasi Schmidt & Fergusson, di wilayah pabrik PT. ‘X’ . termasuk iklim basah (Tipy A). Hasil pengamatan stasiun Meteorologi……………………..menunjukkan kisaran curah hujan rata-rata tahunan antara 579.7- 2,5 mm/ tahun. Periode tertinggi curah hujan rata-rata bulanan (>100 mm) terjadi hampir sepanjang tahun, dimana bulan Desember termasuk bulan dengan curah hujan rata-rata tertinggi. 4.1.4. Tekanan Udara Data tekanan udara di stasiun Meteorologi …………… menunjukkan bahwa tekanan udara rata-rata periode berkisar 1010.0-10117 mb. Pada bulan Februari tekanan udara paling tinggi dan pada bulan Mei tercatat tekanan udara paling rendah. 4.2. KOMPONEN FISIKA KIMIA 4.2.1. Kualitas Air Limbah Kualitas air limbah disini terkait dengan kualitas air limbah domestik, seperti kantin. Secara umum parameter yang dikaji meliputi parameter fisika dan kimia air. Dalam hal ini parameter mengacu pada baku mutu lingkungan yang merujuk kepada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995. Pengambilan sampel air limbah dan analisis dilakukan oleh Laboratorium ……………………..pada tanggal ……………………… Parameter yang dianalisis disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.1. Kualitas Air Limbah Pada Bak Pengelola Akhir di …………………….. No Parameter



Unit



Standar Hasil Methoda Gol I Gol II



I. Faktor fisika 1. Temperatur oC 38 2. TDS Mg/L 2000 3. TSS Mg/L 200 II. Faktor Kimia pH 1. PH Unit 6 – 9 s 2. Iron, Fe Mg/L 5



40 4000 400



Expansion Konduktimeter Gravimeter



Elektrometer 10



AAS



3. 4. 5. 6. 7. 8.



Manganese, Mg/L 2 Mn Barium, Ba Mg/L 2 Copper, Cu Mg/L 2 Zinc, Zn Mg/L 5 Hexavalent Chromium Mg/L 0,1 Cr6+ Cadmium, Mg/L 0,05 Cd Mercury, Hg Mg/L 0,002



9. 10 Lead, Pb Mg/L 0,1 . 11 Tin, Sn Mg/L 2 . 12 Arsenic, As Mg/L 0,1 . 13 Selenium, Mg/L 0,05 . Se 14 Nickel, Ni Mg/L 0,2 . 15 Cobalt, Co Mg/L 0,4 . 16 Cyanide, CN Mg/L 0,05 . 17 Hydrogen Mg/L 0,05 . Sulfide, H2S 18 Floride, F Mg/L 2,0 . 19 Free Mg/L 1 . Cloride, Cl2 Free 20 Ammonium, Mg/L 1 . NH3-N 21 Nitrate, Mg/L 20 . NO3-N 22 Nitrite, Mg/L 1 . NO2-N 23 BOD5 Mg/L 50 .



5



AAS



3 3 10



AAS AAS AAS



0,5



AAS



0,1



AAS



0,005



AAS



1



AAS



3



AAS



0,5



AAS



0,5



AAS



0,5



AAS



0,6



AAS



0,5 0,1 3,0 2 5 30 3 150



Spectrophotom eter Spectrophotom ete Spectrophotom ete Spectrophotom ete Spectrophotom ete Spectrophotom ete Spectrophotom eter Inkubasi



24 COD . 25 Surfactants . 26 Phenol . 27 Oil & . Grease



Mg/L 100



300



Mg/L 5



10



Mg/L 0,5



1



Mg/L 10



50



Titrasi Spectrophotom eter Spectrophotom eter Spectrophotom eter



4.3. Kualitas Air Bersih pada …………………….. (Air minum) N Parameter Unit o I. Faktor fisika 1. Temperatur oC



Standard



2. TDS 3. Turbidity



Mg/L NTU



Room Temperatu re ± 3 1000 5



4. Taste 5. Odour 6. Color



– – TCU



– – 5



II. Faktor Kimia 1. PH 2. Iron, Fe 3. CaCO3



pH Units Mg/L Mg/L



6.5 – 8.5 0.3 500



4. Aluminium, Mg/L Al 5. Chlorine,Cl Mg/L



0.2



6. Manganese Mg/L , Mn 7. Zinc, Zn Mg/L 8. Sulfate,SO Mg/L 4



0.1



250



3 250



Hasi Methoda l Expansion



conductometry Spectrofhotome tric Organoleptic Organoleptic Spectrophotom etric



Elektrometri AAS Spectrophotom etric AAs Spectrophotom etric AAS AAS Spectrophotom etric



9. Copper, Cu Mg/L 10 Cloride, Cl2 Mg/L . 11 Ammonia, Mg/L . NH3 12 Arsenic, As Mg/L . 13 Floride, F Mg/L . 14 Hexavalent Mg/L . Chromium Cr6+ 15 Cadmium, Mg/L . Cd 16 Nitrate, Mg/L . NO3-N 17 Nitrite, Mg/L . NO2-N 18 Cyanide, Mg/L . CN 19 Selenium, Mg/L . Se 20 Lead, Pb Mg/L . III.Biological Properties 23 Total Col/100 . Coliform ml Bacteria 24 Fecal Col/100 . Coliform ml



1 5 1.5 0.01 1.5



AAS Spectrophotom etric Spectrophotom etric AAS



0.05



Spectrophotom etric AAS



0.003



AAS



3



0.01



Spectrophotom eter Spectrophotom ete Spectrophotom ete Aas



1



AAS



0



Membrane Filter



0



Membrane Filter



50 0.07



Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kualitas air PT. ‘X’. relatif baik, dimana hampir semua kadar parameter kualitas air berada di bawah baku mutu lingkungan. 4.2.2.



Kualitas Udara



4.2.2.1. Kualitas udara indoor dan outdoor



Pengukuran parameter lingkungan khususnya udara di dalam ruangan (Indoor) dan Outdoor dimana pemilihan titik-titik pantau berdasarkan pertimbangna keterwakilan lokasi dan keberadaan potensial reseptor (dalah hal ini manusia). Pengambilan sampel dan analisis dilakukan oleh Laboratorium ……………………..pada tanggal ……………………… Parameter udara yang diuji meliputi NOx, SO2, Dust, CH4, CO, O3, Pb dengan mengacu pada baku mutu udara ambien sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999. Lokasi pengukuran adalah ……………………… Hasil pengukuara dan pemeriksaan kualitas udara tersaji pada tabel …………………….. Tabel 4.5. Kualitas Udara Indoor pada …………………….. N PARAMET UNIT STAND RESU METHOD EQUIPMENT o. ER AR LT 1. Toluen Mg/ 188.0 Photoioniza Gas m3 tion Chromotogr aphy 2. IiSOPROP Mg/ 983.0 Photoioniza Gas HYL m3 tion Chromotogr Alkohol, aphy IPA 3. Dust Mg/ 10.0 NIDR EPAM m3 4. Lead,PB Mg/ 0.1 AAS AAS m3 5. Copper, Mg/ 0.05 AAS AAS Cu m3 6. Cadmium Mg/ 0.002 AAS AAS ,Cd m3 Tabel 4.7. Kualitas Udara Outdoor antara …………………….. No PARAMETE UNI STAND RESU METHOD EQUIPMENT . R T AR LT Ambien Air Quality 1. Nitric mg/ 400/1H Electrochem IAQ 5000Pro Oxide, m3 ical Sensor NOx 2. Sulfure mg/ 900/1H Electrochem Multilog



Dioxside, SO2 3. Dust, Particulate 4. Hydrocarb on, CH4



m3



ical Sensor



2000



mg/ 230/24 m3 H mg/ 160/3H m3



NDIR



EPAM 5000



5. Carbon mg/ 30000/ Monoxede, m3 1H CO 6. Ozone, O3 mg/ 235/1H m3 7. Lead, Pb mg/ 2/24H m3 8. Hydrogen mg/ – Sulfide, m3 H2S 9. Amoniak, mg/ – (NH3) m3



Photoionizat Gas ion Chromotoga phy Electrochem Multilog ical Sensor 2000 Electrochem Multilog ical Sensor 2000 AAS AAS Electrochem AQ5000Pro ical Sensor Electrochem AQ5000Pro ical Sensor



Hasil analisisi laboratorium terhadap parameter kualitas udara sekitar lokasi pabrik menunjukkan hasil yang relatif baik. Hal ini telihat dari parameter kualitas udara berada di bawah baku mutu yang ditetapkan pemerintah. 4.2.2.2. Kualitas Tingkat Kebisingan Untuk Tingkat kualitas kebisingan PT. ‘X’ melakukan pengukuran pada area kerja dan area diluar bangunan pabrik atau ambient. Standar baku mutu yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 51 Tahun1999. Kualitas tingkat kebisingan di luar pabrik dan area kerja di tampilkan pada table 4.8. Tabel 4.8. Tingkat Kebisingan dan Ambien No LOKASI . 1. 2. 3.



UNIT STANDA HASIL METOD R A dB 85.0 Sound (A) Lavel dB 85.0 Sound (A) Lavel dB 85.0 Sound



4.



(A) dB (A)



85.0



Lavel Sound Lavel



Hasil pengukuran memperlihatkan bahwa tingkat kebisingan di dalam ruangan dan di luar ruangan PT. ‘X’ masih baik atau berada di bawah baku mutu lingkungan. 4.3. Komponen Lingkungan Biologi Jenis tumbuhan yang ada disekitar PT.’X’ yang teridentifikasi adalah tanaman pohon karet, pisang , mangga, kelapa dan tumbuhan liar rerumputan seperti ilalang. Jenis fauna yang dijumpai disekitar lokasi pabrik adalah berupa katak, tikus, ular, dan burung. 4.4. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya Penduduk merupakan modal dasar pembangunan suatu daerah terutama sumber daya manusianya. Kualitas penduduk membawa dampak tersendiri bagi lingkungan sekitar. Kualitas sumber daya manusia sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat. Data yang dihimpun dari Dinas Diknas Kabupaten …. Tahun ….. menyimpulkan tingkat pendidikan masyarakat …….. umumnya tamatan …….. Untuk itu program wajib belajar 6 tahun dilanjutkan menjadi wajib belajar 9 tahun. Dari segi mata pencarian umumnya masyarakat sekitar bekerja sebagai nelayan dan hanya sebagian kecil saja yang bekerja sebagai karyawan pabrik. Jadi secara keseluruhan karyawan yang bekerja di …………………….. berasal dari pendatang berbagai daerah.



Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab V) BAB V UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN Secara umum, Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) yang dilaksanakan oleh PT ‘X’ adalah sebagai berikut:



5.1. Pengelolaan Air Limbah Domestik Limbah cair yang berasal dari buangan limbah domestik (mess) seperti buangan air dari musholla terlebih dahulu dialirkan ke septic tenk, kemudian ditampung dalam kolam penampungan sementara sebagai perlakukan awal (preliminary treatment) untuk menstabilkan kondisi air limbah serta menurunkan kadar parameter kunci dari polutan air limbah. Air limbah kemudian dualirkan ke open drain/ saluran drainase terbuka yang berada disekitar pabrik. Air limbah tersebut terlebih dahulu melalui penyaringan atau pengendapan secara alamiah pada saluran drainase yang telah dibangun disekitar pabrik. Dalam melakukan pengelolaan air limbah tersebut dilakukan pengawasan harian untuk memastikan bahwa tidak ada terdapat limbah sisa makanan yang terbuang ke septic tank. 5.2. Pengelolaan Limbah Cair Industri Limbah cair industri yang dihasilkan kegiatan dari maintenance termasuk kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yaitu : Solar/oli/minyak pelumas dari operasional PT ‘X’ ditampung di dalam drum kemudian dikelola berdasarkan peraturan yang berlaku serta diangkut setiap tiga bulan sekali, ke …….. untuk dikelola dengan menggunakan transporter ……… . Limbah cair dari proses produksi dialirankan ke Waste Water Treatment Plant (WWTP) untuk diproses lebih lanjut. 5.3. Pengelolaan Limbah Padat Domestik dan Non B3 Limbah padat domestik dan non B3 berupa kertas, karton, pallet, plastik pembukus, buangan botol plastic/gelasl (loctate), sarung tangan karet dan lain-lain dengan cara membuat program pemisahan yang bisa dipakai ulang dengan yang tidak bisa dipakai ulang. Selanjutnya bagi limbah yang tidak bisa dipakai ulang akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh subkontraktor. Limbah scrap seperti scrap besi dikumpulkan di tempat tersendiri. 5.4. Pengelolaan Limbah Padat B3 Limbah padat B3 dari proses produksi berupa kain lap terkontaminasi, sarung tangan terkontaminasi, tisu/bemcot terkontaminasi serta kemasan bekas bahan baku & penolong (jirigen, drum). Pengelolaan yang dilakukan dengan membuat program pemisahan sejak dari line produksi antara limbah B3 dan limbah Non B3. Limbah yang telah



dipisahkan ditempatkan ke dalam wadah yang diberi label kategori B3 atau Non B3. Selanjutnya bagi limbah yang Non B3 akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh subkontraktor. Sedangkan limbah B3 akan dikumpulkan di tempat khusus dan diberi label serta simbol sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 jo Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 dan Keputusan Kepala Bapedal Nomor 01 Tahun 1995, kemudian akan diangkut oleh Transporter Limbah B3 yang memiliki ijin pengangkutan limbah padat dari instansi yang berwenang. 5.5. Pengelolaan Kualitas Udara 5.5.1.



Udara Dalam Ruangan (Indoor)



Mutu udara dalam ruangan (indoor) sangat dipengaruhi oleh berbagai aktivitas yang berasal dari area produksi beserta bahan baku dan bahan penolong yang dipakai dalam aktivitas tersebut. Untuk itu perusahaan telah melakukan preventif dengan menyediakan ventilasi secara general, pemasangan exhause fan dan blower pada ruangan yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan baku dan bahan penolong. 5.5.2.



Udara Luar Ruangan (Ambien)



Mutu udara ambien sangat dipengaruhi oleh proses pengoperasian mesin, lalu lalang kendaraan umum dan aktivitas perusahaan tetangga PT ‘X’. Perusahaan telah melakukan perawatan preventif (Preventive Maintenance) secara berkala untuk mesin-mesin produksi, serta penanaman pohon dan penghijauan disekitar pabrik. 5.6. 5.6.1.



Pengelolaan Kebisingan Kebisingan Dalam Ruang



Sumber kebisingan di dalam rungan pabrik berasal dari water pum room dan kompressor room dengan tingkat kebisingan yang cukup tinggi tetapi masih dibawah ambang batas yang telah ditetapkan. Pengelolaan tingkat kebisingan yang telah dilakukan oleh PT. ‘X’ di dalam ruangan kerja yaitu : – Dengan menyediakan alat pelindung diri (ear plug) untuk karyawan yang bekerja di area yang menimbulkan kebisingan terutama karyawan yang bertugas di rumah generator. – Menutup pintu ruang mesin generator.



5.6.2.



Kebisingan Di luar Ruangan (Ambien)



Kebisingan ambien sangat dipengaruhi oleh proses pengoperasian mesin, mobilitas kendaraan umum serta aktivitas perusahaan sekitar PT ‘X’. Kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan arahan dokumen UKL dan UPL yang telah disyahkan yakni dengan penanaman pohon dan penghijauan disekitar pabrik guna mengurangi perambatan bunyi. 5.7.



Pengelolaan Kesehatan Keselamatan Kerja



Untuk menjamin Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi karyawan, maka PT ‘X’ telah melaksanakan hal-hal seperti di bawah ini: – Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas yang melaksanakan pekerjaan beresiko (seperti kacamata bagi petugas soldering) –



Pelatihan pengenalan dan penerapan K3 bagi seluruh karyawan



– Menyediakan peralatan penanganan kebakaran seperti : Alat pemadam api ringan, hose reel dan pintu/tangga kebakaran –



Penyediaan fasiltas kesehatan



Untuk lebih jelasnya, Upaya Pengelolaan Lingkungan yang dilakukan oleh PT ‘X’ dapat dilihat pada Tabel 5.1.. Matriks Pengelolaan Limbah/Cemaran. Tabel 5.1. Matrik Upaya Pengelolaan Lingkuangan (Limbah/Cemaran) KOMPONEN LINGKUNGAN



DAMPAK YANG TERJADI



1. LIMBAH PADAT a. Palet Bekas Estetika



UPAYA PENGELOLA INSTANS INSTANSI I PENGAWAS PELAPO R Dikumpulkan PT. ‘X’ sementara, kemudian dijual ke pengumpil palet bekas



Dinas Perekonomia n dan Promosi daerah,Bada n Pengendalia n



b. Drum sisa oli



c. Kain lap dan sarung tangan bekas



d. Kemasan karton



2. LIMBAH CAIR a. Air limbah domestik



b. Oli bekas



Estetika



Drum sisa oli yang PT. ‘X’ masih bagus, digunakan kembali untuk menempung oli bekas pemeliharaan mesin (maintenance) dan sisa drum yang rusak diangkut transporter limbah berlisensi. Estetika Dikumpulkan di PT. ‘X’ dan tempat kebersiha penampungan n sementara untuk dikirim ketempat pembuangan sampah Estetika Disimpan di dalam PT. ‘X’ dan gedung untuk kebersiha kemudian dijual n pada pengumpul karton bekas Pencemar a air tanah, air permukaa n dan sumber hidup bakteri E. coli Pencemar an air tanah dan air permukaa n



Dialirkan menuju aliran drainase sekitar pabrik



Lingkungan Hidup Pengendalia n Lingkungan Hidup



Pengendalia n Lingkungan Hidup



Pengendalia n Lingkungan Hidup



PT. ‘X’



Pengendalia n Lingkungan Hidup



Dikumpulkan ke PT. ‘X’ dalam drum kemudian diangkut oleh transporter



Pengendalia n Lingkungan Hidup



3. KUALITAS UDARA a. ambient Penurunan Pengawasan kualitas berkala terhadap udara kualitas ambien b. Kebisingan



PT. ‘X’



Gangguan Melakukan PT. ‘X’ terhadap pengawasan pendenga terhadap seluruh ran dan karyawan yang kenyaman bekerja pada pusat an pembangkit agar senantiasa menggunakan ear pludge yang telah disediakan



Pengendalia n Lingkungan Hidup Pengendalia n Lingkungan Hidup



Tabel 5. 2 Kegiatan Minimalisasi Limbah / Cemaran N Jenis o Program



Ada / Tidak



1. Penggantia Tidak n mesin / peralatan



2. Penggantia Tidak n proses produksi



3. Penggantia Tidak



Bila ada Alasan Keterangan kapan dilaksanakan / Singkat tidak – Mesin-mesin – produksi mengeluarkan dampak kebisingan yang masih dibawah baku mutu yang berlaku – Proses produksi – mengeluarkan dampak lingkungan yang masih dapat dikelola, sebagian dampak masih dibawah baku mutu yang dipersyaratkan – Bahan penolong –



n bahan baku / penolong



4. Diversifikas Tidak i produk



5. Penerapan Ada recycling, reuse & recovery



6. Jenis diklat Ada yang diikuti 7. Penerapan Ada hasil diklat pada perusahaa n



8. Program Tidak sertifikasi ISO 14001



berdampak sangat kecil terhadap lingkungan / masih dibawah baku mutu dan masih dapat dikelola – Produk yang – diproduksi sesuai surat izin usaha Sejak Untuk – perusaha mengoptimalka an n dan efisiensi berdiri penggunaan material (bahan baku) dan pemanfaatan limbah menjadi bahan yang lebih bernilai Interpretasi tentang Standar Mempersiapkan – system Manajemen Lingkungan dan untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan Menggunakan – corporate standard. Sertifikasi menunggu persetujuan dari korporat



Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab VI) BAB VI UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN Untuk memastikan bahwa Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) yang ditetapkan dalam BAB V telah dilaksanakan, maka PT ‘X’ melaksanakan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sebagai berikut: 6.1 Pemantauan Mutu Air Limbah Pemantauan mutu air limbah dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara langsung ke saluran pembuangan dari WWTP, dilaksanakan secara berkala setiap 6 bulan oleh laboratorium PT …………….. Titik pengambilan sampel sesuai dengan rekomendasi yang



tertuang di dalam dokumen UKl dan UPL yang telah disyahkan yakni pada outlet WWTP dari PT ‘X’. Standar baku mutu yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995 tentang Pedoman Kualitas Air Limbah Industri. 6.2 Pemantauan Limbah Cair Industri Limbah solar/oli/pelumas bekas adalah termasuk limbah B3 yang dikumpulkan dalam drum di area penampungan limbah B3 yang terletak dibagian samping pabrik. Aspek yang dipantau adalah metode penanganan dan penyimpanan, kuantitas limbah cair B3 yang disimpan dan kemungkinan adanya tumpahan limbah ke lingkungan sekitar. Pemantauan tersebut dilaksanakan secara berkala setiap bulan. Setiap 3 bulan sekali dilaksanakan inspeksi untuk memastikan waktu dan kuantitas limbah yang diangkut oleh kontraktor. 6.3 Pemantauan Limbah Padat Domestik, Non B3 dan B3 Limbah padat domestik yang dipantau adalah limbah kegiatan kantor berupa kertas, dipantau oleh Human Research Development untuk memastikan adanya penggunaan kembali (reuse). Limbah padat non B3 yang dipantau adalah limbah kegiatan pabrik seperti buangan karton, buangan pallet dan buangan plastik pembungkus. Cara pemantauan yang dilakukan dengan mencatat inventory dan inspeksi setiap minggu untuk memastikan waktu dan kuantitas yang diangkut oleh kontraktor. Limbah dikumpulkan ditempat pembuangan sampah di belakang pabrik. Limbah padat B3 yang dipantau adalah limbah kegiatan pabrik seperti kain lap terkontaminasi, sarung tangan terkontaminasi, tisu/bemcot terkontaminasi serta kemasan bekas bahan baku & penolong (jirigen, drum). Cara pemantauan yang dilakukan dengan mencatat inventory dan inspeksi untuk memastikan waktu penyimpanan B3 tidak boleh melebihi waktu 90 hari atau 3 bulan sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan kuantitas yang diangkut oleh kontraktor serta manifest limbah B3. 6.4 Pemantauan Kebisingan 6.4.1 Kebisingan Dalam Ruangan



Pemantauan terhadap kebisingan dalam ruangan diukur secara langsung dengan menggunakan sound level dan dilaksanakan oleh laboratorium PT ……………. setiap 6 bulan sekali Standar baku mutu yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 51 Tahun1999. Lokasi pengukuran adalah ruang produksi. 6.4.2 Kebisingan Luar Ruangan (Ambien) Pemantauan terhadap kebisingan luar ruangan diukur secara langsung dengan menggunakan sound level dan dilaksanakan oleh laboratorium PT ……………. setiap 6 bulan sekali. Standar baku mutu yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun1996. Lokasi pengukuran adalah ruang produksi 6.5 Pemantauan Udara 6.5.1 Udara Dalam Ruangan (Indoor) Pencemaran udara dalam ruangan dipengaruhi oleh berbagai aktivitas yang berasal dari area prodiksi beserta bahan baku dan bahan penolong yang di pakai dalam aktivitas tersebut, untuk itu dalam ruang produksi dilakukan pengambilan sampel dan kemudian dianalisis dalam laboratorium setiap 6 bulan sekali oleh laboratorium PT …………….. Parameter udara yang diuji meliputi Toluen, IPA, Dust, Pb, Cu, Cd dengan mengacu pada baku mutu udara ambien sesuai dengan Surat Edaran Meteri Tenaga Kerja Nomor 01 Tahun 1997. Lokasi pengukuran adalah …………… 6.5.2 Udara Luar Ruangan (Ambien) Pencemaran udara luar ruangan sangat dipengaruhi oleh proses pengoperasian mesin, lalu lalang kendaraan umum dan aktivitas perusahaan tetangga PT ‘X’. Mutu udara ambien dipantau setiap 6 bulan sekali oleh laboratorium PT …………….. Parameter udara yang diuji meliputi NOx, SO2, Dust, CH4, CO, O3, Pb dengan mengacu pada baku mutu udara ambien sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999. Lokasi pengukuran adalah depan gedung …………….



6.6 Pemantauan Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pemantauan aspek K3 dilaksanakan melalui inspeksi terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen Keshatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) meliputi: Inspeksi terhadap pemakaian alat pelindung diri di area yang beresiko tinggi seperti soldering. Inspeksi terhadap peralatan penanganan kebakaran seperti : alat pemadam api ringan, hose reel dan pintu/tangga kebakaran. Untuk lebih jelas, Upaya Pemantauan Lingkungan yang dilakukan oleh PT ‘X’ dapat dilihat pada Tabel 6.1 Matriks Pemantauan Lingkungan Limbah dan Cemaran dan Tabel 6.2. Pemantauan Lingkungan Pabrik dan Karyawan. Tabel 6.1 Matriks Pemantauan Lingkungan Limbah dan Cemaran. DAMPAK KOMPONEN YANG LINGKUNGAN TERJADI 1. LIMBAH PADAT a. Palet Bekas Estetika



b. Drum sisa oli



c. Kain lap dan sarung



UPAYA PEMANTAU



INSTANS I INSTANSI PELAPO PENGAWAS R



Pemantauan PT. ‘X’ terhadap tempat pengumpulan dan proses penjualan ke pengumpul peallet bekas. Estetika Pemantauan PT. ‘X’ drum sisa oli dan pemantauan distribusi sisa drum yang tidak terpakai untuk dijual ke scraft. Estetika dan Pemantauan di PT. ‘X’ kebersihan tempat kerja



Dinas Perekonomian dan Promosi daerah,Badan Pengendalian Lingkungan Hidup



Pengendalian Lingkungan Hidup



Pengendalian Lingkungan Hidup



tangan bekas



dan tempat penampungan sementara serta pemantauan di tempat pembuangan sampah akhir. d. Kemasan Estetika dan Pemantauan PT. ‘X’ karton kebersihan dalam gedung dan tempat penampungan sementara kemudian pemantauan pendistribusian penjualan ke pengumpul karton bekas. 2. LIMBAH CAIR a. Air limbah Pencemara Pemantauan PT. ‘X’ domestik air tanah, saluran air drainase dan permukaan pengambilan dan sumber sampel setiap hidup 6 bulan sekali. bakteri E. coli b. Oli bekas Pencemara Pemantauan oli PT. ‘X’ n air tanah bekas di dan air sekitar tempat permukaan penampungan sementara dan memastikan bahwa tempat tersebut dalam kondisi tertutup rapat sebelum dijual ke pengumpul oli bekas 3. KUALITAS UDARA



Pengendalian Lingkungan Hidup



Pengendalian Lingkungan Hidup



Pengendalian Lingkungan Hidup



a. ambient



Penurunan Pengawasan PT. ‘X’ kualitas berkala udara terhadap kualitas ambien b. Kebisingan Gangguan Melakukan PT. ‘X’ terhadap pengawasan pendengara terhadap n dan seluruh kenyamana karyawan yang n bekerja pada pusat pembangkit agar senantiasa menggunakan air pludge yang telah disediakan



Pengendalian Lingkungan Hidup



Pengendalian Lingkungan Hidup



Tabel 6.2. Pemantauan Lingkungan Pabrik dan Karyawan. KOMPONEN YANG DIPANTAU



PELAKSANA CARA FREKUENSI ASPEK YANG AN KEGUNAA PEMANTAUA PEMANTAU DIPANTAU PEMANTAUA N N AN N



1. BAHAN a. Bahan Baku Jumlah dan inventory jenis bahan baku yang masuk b. Bahan Jumlah dan inventory penolong jenis bahan penolong yang masuk, memisahkan bahahn sesui dengan karakteristik nya



Setiap barang masuk



PT. ‘X’



Kelangsun gan produksi



Setiap barang masuk



PT. ‘X’



Kelangsun gan produksi dan pengama nan terhadap penyimpa nan bahan kimia



2. PERALATAN a. Mesinmesin produksi



PABRIK Kondisi fisik Visual alat dan analisa kebisingan Laboratoriu m



Visual setiap kali PT. Kelangsun pemakaian dan ‘X’ gan kebisingan setiap 6 produksi, bulan sekali kesehatan dan keselamat an kerja b. Oven Gas yang Analisa Setiap 6 bulan PT. Kesehata Exhoust keluar laboratorium ‘X’ n lingkunga n 3. SALURAN Kondisi dan Visual Setiap satu bulan PT. Kesehata AIR HUJAN saluran sekali ‘X’ n genangan karyawan air dan lingkunga n 4. Saluran Kondisi Visual dan Setiap 6 bulan PT. Untuk Domestik saluran dan analisa ‘X’ memanta kualitas air laboratorium u kualitas limbah yang air limbah dialiran drainase 5. Fasilitas Berfungsi Uji coba dan 1satu tahun sekali PT. Untuk pemadaman tidaknya pemantauan ‘X’ mencega kebakaran alat, penenpatan h kebocoran kebakara dan n penempatan 6. Sistem Penggunaan Mencek Kwh Setiap bulan PT. Menguran Efisiensi listrik melaui meter yang ‘X’ gi biaya penggunaan rekening terpakai dan energi mengopti malkan pengguna an sumber daya mineral 7. Kesehatah Kondisi Medical Setiap kali ada PT. Kesehata karyawan dan kesaehatan record keluhan kesehatan ‘X’ n



buruh



karyawan



Contoh Laporan Lengkap UKL/UPL (Bab VII) BAB VII PELAPORAN Berbagai hasil pemantauan seperti yang dilakukan dalam bagian VI diwajibkan untuk dilaporkan kepada instasi terkait dengan ketentuan sebagai berikut : A. Laporan ditujukan kepada instansi Kami selaku penanggung jawab UKL dan UPL PT. ‘X’, perusahaan yang bergerak di bidang Industri Produsen perakitan ……………di Jl. ………………. Dengan ini menyatakan bahwa kami bersedia melaporkan hasil pemantauan lingkungan seperti yang dilakukan dalam bagian V dari laporan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan kepada Badan Pengedalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), dengan tembusan kepada ; Bupati/ Wali



Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten ………………. Dinas perekonomian dan pemberbayaan masyarakat Desa Kabupaten ……………… Surat pengantar yang ditanda tangani oleh penanggung jawab UKL dan UPL. Jenis dan Kapasitas Produksi Gambar Layout/tata letak papbrik yang dapat menunjukkan lokasi Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan yang dilakukan Isian dari bagian III, IV, V dokumen UKL/UPL Berbagai data hasil pemantauan yang dicatat selama 6 bulan terakhir untuk melaksanakan pengisian bagian IV dan V dokument UKL/UPL yang disertai hasil analisa laboratorium. B. Materi Waktu Laporan C. Frekuensi Waktu Laporan disampaikan tiap 6 bulan sekali.