Contoh Laporan Pengembangan Masyarakat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT “CAPACITY BUILDING PADA KOMUNITAS DIFABIKE MELALUI MEDIA SOSIAL ” Kecamatan Wirobrajan, Daerah Istimewa Yogyakarta” Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pengembangan Masyarakat Dosen Pengampu Dr. Sulistyaningsih S.Sos. M.Si



Disusun Oleh : Luviana Safitri



16720002



Sutariyanti



16720004



Witdayat Umar



16720008



A.Mauhiburrahman



16720018



Deyana Tasya



16720027



Aji Nur Avianto



16720045



PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKATA 2019



Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang



sudah



memberikan



karuniaNya



pada



kelompok



kami



dalam



melaksanakan tugas Pengembangan Masyarakat . Sehingga akhirnya tersusunlah materi laporan kegiatan yang sistematis. Hal ini kami lakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Masyarakat. Walaupun waktunya cukup singkat, tapi kegiatan ini menghasilkan sesuatu yang berharga dalam mengaplikasikan ilmu sosial dari perkuliahan yang sedang kami jalani melalui praktik dalam dunia yang nyata. Dengan selesainya laporan kegiatan pengembangan masyarakat secara resmi ini, maka tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua orang yang sudah membantu kelompok kami. dan terima kasih juga untuk para pihak yang sudah terlibat langsung. khususnya kami ucapkan kepada : 1. Ibu Sulistyaningsih, selaku dosen mata kuliah Pengembangan Masyarakat 2. Kepada mas Triyono, selaku ketua difa bike yang menjadi tempat kegiatan ini dilakukan. 3. Kominfo yang telah memfasilitasi dan membantu dalam tercapainya kegiatan pelatihan yang kami lakukan. 4. Orang Tua kami atas doa dan dukungannya sehingga tugas Pengembangan Masyarakat ini berjalan lancar.



I



5. Seluruh anggota kelompok yang sudah saling bahu membahu demi terlaksananya tugas praktikum yang kami kerjakan ini. Tak ada yang bisa penulis berikan selain doa dan rasa terima kasih yang tulus kepada para pendukung. Namun tidak lupa juga masukan yang berguna seperti saran atau kritik dari para pembaca sangat diharapkan oleh penulis. kami sangat berharap bahwa laporan penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan menambah pengetahuan bagi kita semua. Terima kasih. Yogyakarta 20 Mei 2019



II



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................................... I DAFTAR ISI ............................................................... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ................................................................................................................... V PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5 E. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 6 F.



Landasan Teori ................................................................................................. 12



G. Metode Penelitian............................................................................................. 21 H. Program Kerja .................................................................................................. 26 BAB II ......................................................................................................................... 30 SETTING DAN LOKASI PENELITIAN .................................................................. 30 A. Kondisi Umum Dusun ..................................................................................... 30 B. Kondisi Demografi ........................................................................................... 31 C. Kondisi Sosial Ekonomi................................................................................... 32 D. Kondisi Sosial Budaya ..................................................................................... 33 E. Profil Difa Bike ................................................................................................ 35 F.



Profil Informan ................................................................................................. 39



BAB III ....................................................................................................................... 43 PELAKSANAAN PROGRAM .................................................................................. 43 A. Proses Awal Membangun Program Kerja ........................................................ 43 B. Proses Pelaksanaan Program Kerja .................................................................. 47 BAB IV ....................................................................................................................... 62 III



BAB V ......................................................................................................................... 69 PENUTUP ............................................................................................................... 69 A. Kesimpulan ...................................................................................................... 69 B. Rekomendasi .................................................................................................... 71 LAMPIRAN ................................................................................................................ 74 A. Catatan Harian .................................................................................................. 74 C. Transkip Wawancara ........................................................................................ 84 D. Foto- Foto ......................................................................................................... 89 F.



Data Diri ........................................................................................................... 95



IV



ABSTRAK



Komunitas difabike adalah salah satu komunitas yang terdapat di Yogyakarta. Dimana komunitas ini sangat berperan dalam membantu para penyandang disabilitas sebagai difa city tour, travel and transport, memberikan pelayanan public untuk semua kalangan dengan fasilitas sarana transportasi roda tiga yang di desain khusus sesuai kebutuhan. Dalam penelitian ini kami menggunakan teori kemampuan (capacity building), Dalam pemberdayaan komunitas difa bike melalui media social “you tube”. Adapun metode yang kami gunakan penelitian kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui penelusuran dokumen tertulis baik berupa artikel ataupun jurnal, serta melalui pengamatan (observasi), FGD, wawancara, dan dokumentasi. Pengelolahan data mengikuti prosedur ilmiah dengan cara pengklasifikasian data, analisis data, dan akhirnya penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian dan pengelolaan data di lapangan didapatkan hasil bahwasannya, pemberdayaan komunitas difabike melalui media social “you tube” adalah sebagai salah satu bentuk edukasi komunitas difabike dalam mengenalkan komunitas difabike ke masyarakat umum, selain itu adalah edukasi agar komunitas difabike ini dapat diterima oleh masyarakat. dan bertujuan agar setiap lingkungan di kota Yogyakarta ramah terhadap penyandang disabilitas.



Kata kunci : pemberdayaan, komunitas difa bike, media social “youtube”



V



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya Manusia sehat fisiknya juga terkadang masih memiliki kekurangan, begitupun dengan orang-orang yang memiliki keterbatasan terkadang juga memiliki kelebihan yang tidak di miliki oleh orang yang sehat jasmaninya. Pada dasarnya manusia normal (dalam artian sehat fisik tidak cacat) memiliki kesempatan menjadi seorang yang tidak normal dalam artian cacat dan sebagainya. Perlindungan dan jaminan hak asasi tidak hanya untuk orang-orang yang dapat dibilang normal dalam artian sehat fisik, tetapi juga untuk orang-orang yang dapat dikatakan memiliki keterbatasan pada fisik, mental, intelektual maupun sensoriknya. 1 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata cacat sendiri adalah kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik atau kurang sempurna (yang terdapat pada badan, benda, batin, atau akhlak). Dalam majalah kentingan edisi September 2011 disebutkan bahwa pada tahun 1999, istilah “penyandang cacat” diganti dengan “difabel” (different ability). Penggantian istilah ini dimaksud untuk memberikan makna yang lebih halus



1



Auliya Tri Anggraini, “Inovasi pelayanan public bidang transportasi untuk penyanda ng disabilitas oleh difa city tour Yogyakarta”. 2016. Yogyakarta



1



serta lebih memanusiakan kaum kebutuhan khusus.



2



Difabel bukan hanya



merupakan orang penyandang cacat sejak lahir melainkan juga korban bencana alam atau perang yang mendapatkan kecacatan ditengah-tengah hidupnya maupun para penderita penyakit yang mengalami gangguan melakukan aktivitas secara selayaknya baik gangguan fisik maupun mental. 3 Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas Bab 1 pasal 1, dalam undangundang ini yang dimaksud dengan penyandang disbilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam interaksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisispasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.4



Oleh karena itu perlu adanya perhatian khusus bagi para penyandang disabilitas, mengingat ruang gerak para penyandang disabilitas sangat terbatas. Minimnya peluang pekerjaan dan seringnya terjadi penolakan yang dialami oleh penyandang disabilitas tak jarang membuat putus asa. Maka dari itu diperlukan adanya suatu komunitas yang bisa mewadahi para penyandang disabilitas agar bisa berinteraksi dan menuangkan aspirasinya. 5 Dewasa ini berangkat dari pengalaman pribadi seorang disabilitas, mengantarkan niat 2



Rima Setyaningsih Dan A. Gutama, “Pengembangan Kemandirian Bagi Kaum Difabel”. Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 31, No 1 Tahun 2016. 3 Sugi Rahayu, Utami Dewi. “Pelayanan Public Bagi Pemenuhan Hak-Hak Disabilitas Di Kota Yogyakarta”. September 2013, Vol. 10 No. 2, Hal 108-119. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta 4 Presiden RI, UU. No 8 tahun 2016. 5 Azmi Anti Mutiah. “Peran Komunitas Sahabat Difabel Dalam Pemenuhan Hak Ketenagakerjaan Penyandang Difabel Kota Semarang”. Ilmu Pemerintahan FISIP UNDIP. Semarang.



2



untuk membuat sebuah komunitas



sebagai sarana mobilisasi bagi orang-



orang penyandang disabilitas lainnya. Dalam penelitian ini, kami melakukan penelitian pada komunitas difabike. Difabike adalah komunitas yang terdapat di Yogyakarta, yang memberikan fasilitas berupa transportasi untuk para penyandang disabilitas. Para pengemudi dari difabike ini sendiri adalah para penyandang disabilitas ringan. Dalam kategori disabilitas terdapat tipe kategori yaitu ringan, berat dan sedang. Ojek difabel ini merupakan satu-satunya ojek yang dikelola dan ditujukan bagi difabel di dunia, Difa Bike berlokasi di Yogyakarta. Sebuah layanan ojek yang dirintis di Yogyakarta untuk menyediakan sarana transportasi yang nyaman untuk para difabel. 6 Difa Bike resmi berdiri pada 03 Desember 2015 dengan anggota awal hanya memiliki tiga pengemudi. Peresmian Difa Bike dilakukan di Balai Kota Yogyakarta tepat saat adanya peringatan Hari Disabilitas Internasional 2015. Difa bike didirikan oleh Triyono, dengan tujuan untuk memfasilitasi para penyandang disabilitas dalam hal transportasi, dan memberikan lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas ringan. Pada awal mula Difa Bike dibentuk, masyarakat sekitar kantor Difa Bike masih belum bisa menerima keberadaan mereka dengan baik. Komunitas yang semua anggotanya merupakan difabel dipandang aneh oleh masyarakat, 6



http://www.bcc.com/indonesia/majalah/2016/08/160829_majalah_ojek_difabel



3



hal ini karena masyarakat merasa difabel ini berbeda dengan masyarakat sekitar sehingga komunitas difa bike ini belum diterima oleh masyarakat sekitar. Namun seiring berkembangnya komunitas difa bike ini, masyarakat sekitar mulai terbuka dan menerima atas keberadaan komunitas difa bike. Dewasa ini sosial media adalah pusat dari semua informasi. Oleh karena itu komunitas difa bike menggunakan social media sebagai bentuk pengenalan komunitas difa bike sebagai komunitas yang memberikan pelayanan transportasi, selain itu juga memperkenalkan bahwa komunitas tersebut adalah komunitas yang didirikan oleh penyandang disabilitas dan untuk penyandang disabilitas. Komunitas difabike menjalin kerjasama dalam pelatihan-pelatihan dengan memanfaatkan sosial media, sebagai alat untuk pemasaran produkproduk anggota difabike. Sosial media digunakan selain untuk pengenalan komunitas difabike kepada masyarakat umum, juga sebagai media untuk berwirausaha. Dengan begitu peluang anggota difabike dalam mendapatkan penghasilan untuk sehari-hari lebih optimal. Pelatihan yang dilakukan Bersama kominfo DIY dalam memanfaatkan sosial media berjalan selama satu bulan dengan dua kali pertemuan. Kegiatan tersebut berlangsung di kantor kominfo DIY.



4



B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka fokus penelitian ini adalah: Bagaimana Pemberdayaan Anggota Komunitas Difabike Melalui Sosial Media Di Kelurahan Patangpuluhan Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:Mengetahui lebih jelas pemanfaatan sosial media “youtube” pada komunitas difabike, selain itu memberikan peluang dalam berwirausaha bagi komunitas difabike D. Manfaat Penelitian Manfat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan suatu bahan studi perbandingan selanjutnya bagi pengembangan Sosiologi disabilitas yang berkaitan dengan pemberdayan penyandang disabilitas maupun fokus lain mengenai penyandang disabilitas. 2. Secara praktis, diharapkan dapat dijadikan bahan referensi atau masukan bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama dan juga bagi pemerintah dalam memberdayakan penyandang disabilitas.



5



E. Tinjauan Pustaka Pertama penelitian oleh Iffatus Sholehah yang berjudul “Pemberdayaan Difable Melalui Asset Based Approach”. Penelitian ini berfokus pada strategi pembangunan difabel dalam meningkatkan keterampilan dan kemandirian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan pemberdayaan yang diberikan kepada difabel, dalam hal ini pada Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas (RTPD) di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan teori Capacity Building, yaitu sebagai upaya pemberdayaan



difabel



dengan



berbagai



pelatihan-pelatihan



guna



meningkatkan keterampilan dan kemandirian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif



kualitatif. Hasil penelitian ini adalah dengan adanya



pemberdayaan yang dilakukan oleh RTPD, mampu meningkatkan potensi para difabel dengan adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan seperti: pelatihan massage, desain grafis, komputer, elektronika, kerajinan perak, kerajinan kulit, menjahit, payet dan bordir 7. Kedua, penelitian oleh Shahnatria Putri Kinasih yang berjudul “SelfDsclosure Difabel Dalam Media Sosial”. Fokus penelitian ini adalah kedalaman Self-Dsclosure penyandang disabilitas dalam bekomunikasi dan menyampaikan aspirasinya di media sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah



7



Iffatus Sholehah, Pemberdayaan Difable Melalui Asset Based Approach. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat , Vol. 1 No 1 (2017), ISSN: 2580-863X. Staff Administration Of Finance Swasta Pendidikan Dan Pelatihan Edukasia, Yogyakarta.



6



untuk mengetahui bagaimana kedalaman self disclosure difabel dalam media sosial facebook. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori self disclosure dengan klasifikasi informan yakni klise, fakta, opini, dan perasaan. Jenis penelitan yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah Kedalaman self disclosure penyadang difabel berbeda-beda. Terdapat penyandang difabel sudah melakukan self disclosure sampai ke tahap lingkaran konsentris yang ketiga belum sampai ke dalam lingkaran yang paling mendalam. Terdapat penyandang difabel yang percaya diri dalam media sosial facebook, kedalaman self disclosure mereka sudah memasuki lingkaran konsentris yang paling dalam. Kebutuhan kedalaman self disclosure difabel tergantung kepada pengaruh media sosial yang mereka mainkan. Tidak semua penyandang difabel minder dengan kondisi fisik mereka. Media sosial Facebook hanya menjadi sarana komunikasi penting bagi penyandang difabel dalam melakukan self disclosure.8 Ketiga , penelitian oleh Azmi Anti Mutiah, dengan judul penelitian “Peran Komunitas Sahabat Difabel Dalam Pemenuhan Hak Ketenagakerjaan Penyandang Difabel Kota Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran komunitas sahabat difabel sebagai community based organization dalam pemenuhan hak ketenagakerjaan penyandang disabilitas. 8



Shahnatria Putri Kinasih, Self-Dsclosure Difabel Dalam Media Sosial. Program Study Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Dan Informatika. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2017.



7



Dengan menggunakan teori peran komunitas. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif analitis melalui pendekatan kualitatif. Teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling Hasil penelitian ini yaitu penelitian menemukan peran yang berhasil dijalankan oleh komunitas sahabat difabel adalah mengadakan peltihan kerja yang bekerjasama dengan pemerintah, menjadi penyalur informasi lowongan kerja dan fasilitator perekrutan tenaga kerja difabel dengan perusahaan, memebri fasilitas pemasaran produk penyandang disabilitas dengan membentuk UMKM. 9 Keempat, penelitian oleh Sugi Rahayu, Utami Dewi, Marita Ahdiyana dengan judul penelitian ”Pelayanan Publik Bidang Transportasi Bagi Difabel di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan menganalisis penyediaan pelayanan publik khususnya bidang transportasi bagi kaum difabel dan mengidentifikasi alternatif solusi yang dapat diterapkan dalam pemberian pelayanan bidang transportasi yang adil dan pro difabel. Penelitian ini menggunakan teori pelayanan. Penelitian kualitatif dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan mengguakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyediaan pelayanan perhubungan untuk memenuhi kebutuhan kaum disabilitas belum optimal, pemerintah kota Yogyakarta menyediakan fasilitas perhubungan ramah difabel, sleman menyediakan 9



Azmi Anti Mutiah. “Peran Komunitas Sahabat Difabel Dalam Pemenuhan Hak Ketegakerjaan Penyandang Difabel Kota Semarang”. Ilmu Pemerintah Fisip UNDIP, Semarang.



8



trotoar ramah difabel khususnya di sekitar komplek perkantoran pemerintah daerah.tiga kabupaten lain belum optimal dengan penyediaan fasilitas. 10 Kelima, penelitian dari Aulia Dwi Nastiti. Dengan judul penelitian “Identitas Kelompok Disabilitas Dalam Media Komunikasi Online”. Studi ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih tentang identitas penyandang cacat dan kelompok minoritas pada konteks yang lebih luasdengan menggunakan kerangka komunitas online. Teori yang digunakan yaitu teori identitas. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas kelompok adalah subjek yang dinamis dan pembentukan identitas kelompok orang-orang penyandang disabilitas adalah proses bertahap identitas pribadi, identitas komunitas, dan identitas pribadi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan menggunkan metode wawancara mendalam dan observasi semi partisipatif di masyarakat Temuan penelitian juga menunjukkan pembentukan identitas di media komunitas tersebut terjadi melalui proses konstruksi yang melibatkan berbagai internai dan factor eksternal yang membentuk komunitas.11 Keenam, penelitian dari M. Jacky dengan judul penelitian “Pemberdayaan Difabel dalam Blogosphere Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk



10



Sugi Rahayu, Utami Dewi. “Pelayanan Public Bagi Pemenuhan Hak-Hak Disabilitas Di Kota Yogyakarta”. September 2013, Vol. 10 No. 2, Hal 108-119. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta. 11 Aulia Dwi Nastiti. “Identitas Kelompok Disabilitas Dalam Media Komunitas Online”. Dept. Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Desember 2012.



9



mengetahui bagaimana solidaritas antar difabel dibangun dalam ruang public virtual mampu memberdayakan difabel. Teori yang digunakan dalam penrlitian ini adalah teori blogosphere: transformasi ruang public virtual. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Berdasarkan temuan data yang diperoleh 3 jargon yang membangun virtual yaitu jargon file persaudaraan, diskriminasi dan we are subjek. Solidaritas yang terbentuk maka menimbulkan pemberdayaan untuk para difabel sehingga memunculkan produktifitas difabel. 12 Ketujuh, penelitian dari Rosa Delima dengan judul penelitian “Penguatan kapasitas anggota disablitas person organisasi mitra sejahtera dengan pelatihan



computer



dan



internet”.



Penelitian



ini



bertujuan



untuk



menumbuhkan kemampuan penggunaan computer dan internet untuk mendukung kegiatan organisasi dan aktifitas difabel dalam kehidupan seharihari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teori yang digunakan yaitu capacity building sebagai mana fokus penelitian ini yaitu Penguatan kapasitas anggota disablitas person organisasi mitra sejahtera dengan pelatihan computer dan internet. Dengan hasil penelitian yaitu ada kesenjangan yang cukup besar antara materi computer dasar peserta, penjajakan kebutuhan awal peserta kurang spesifik dan profil 12



M. Jacky. “Pemberdayaan Difabel Dalam Blogosphere Di Indonesia” Prody Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNS. 2013



10



peserta kurang dikomunikasikan sehingga materi yang diberikan belum menjawab kebutuhan para peserta. 13 Kedelapan, penelitian dari Heri Sudarsono. Dengan judul penelitian “pelatihan internet marketing untuk komunitas difabel LSM CIQAL di desa Trihanggo Gamping Sleman Yogyakarta”. Tujuan penelitian ini yaitu penyandang disabilitas mengetahui manfaat internet sebagai media yang bisa digunakan untuk meningkatkan daya jual barang dan jasa. Selain itu juga mampu memasarkan produk atau karya yang dimiliki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuanlitatif deskriptif, dimana peneliti menggambarkan secara umum data yang didapat di lapangan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan menggunakan teori pemberdayaan atau capacity building yaitu sebagai upaya untuk peningkatan kemampuan disabilitas dalam mengakses internet. Hasil dari penelitian ini yaitu pelatihan internet marketing bermanfaat bagi penyandang disabilitas untuk mengatasi masalah-masalah pemasaran dan sebagainya. Selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan disabilitas dalam mengakses internet sesuai dengan kebutuhan pemasaran produk mapun sebaginya. 14



13



Rosa Delima, “Penguatan kapasitas anggota disablitas person organisasi mitra sejahtera dengan pelatihan computer dan internet”. Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat ISSN 2541-559X. 14 Heri Sudarsono. “Pelatihan Internet Marketing Untuk Komunitas Difabel LSM CIQAL Di Desa Trihanggo Gamping Sleman Yogyakarta”. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. ISSN 2303-2472.



11



Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diketahui persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya terdapat pada metode dan teori yang digunakan, yaitu metode pendekatan kualitatatif dengan cara pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, FGD, dan dokumnetasi, serta teori yang digunakan yaitu capacity building. Sedangkan perbedaannya terletak pada sasaran dan lokasi penelitian yaitu pada komunitas difabike. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bersifat melengkapi penelitian terdahulu, yakni melengkapi dari sisi lokasi penelitian, serta sasaran penelitian. Dalam penelitian ini lokasi yang dimaksud adalah Kelurahan Patangpuluhan Kec. Wirobrajan DIY. Sedangkan sasaran penelitian ini yaitu anggota komunitas difabike dalam menggunakan media sosial.



F. Landasan Teori Menurut Brown, Capacity building adalah sebagai suatu proses yang dapat meningkatkan kemampuan seseorang, suatu organisasi dan suatu sistem untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan. Merupakan proses untuk mencapai suatu tujuan dari organisasi yang perlu memiliki kemampuan yang



12



dibutuhkan sehingga dapat menghasilkan energi yang maksimal dengan runtutan proses yang matang.15 Janet L. Finn & Barry Checksoway secara eksplisit menjelaskan definisi Capacity Building yang artinya “sampai seberapa jauh staff mampu menunjukkan kontribusi yang nyata terhadap pengembangan personal, organisasi



dan



masyarakat.“Kapasitas



adalah



kemampuan



individu,



organisasi atau sistem untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya secara efisien, efektif, dan terus menerus 16 Dengan adanya capacity building maka seseorang atau organisasi mampu memperbaiki sistem untuk menghadirkan suatu perubahan dalam lingkungan ataupun masyarakat. maka dalam hal ini, sangat diperlukannya peningkatan sumber daya manusia agar mampu menjalankan fungsi sesuai dengan yang seharusnya. Dalam pencapaiaan tingkatan capacity building tidak hanya sebagai proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan organisasi dimana



15



Imam Radianto Anwar Setia Putra Dan Dida Suhada Iskandar; Peningkatan Kapasitas Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kementerian dalam Negeri. 16 Warsito, 2003:4 dalam Syifa Dwihastari; Analisis Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Pada Badan Kepegawaian, Pendidikan, Dan Pelatihan Kota Semarang.



13



pada penerapannya dapat diukur sesuai dengan tingkat pencapaian yang diinginkan dan ditentukan untuk jangka panjang atau jangka pendek. 17 Dalam capacity building yang perlu diperhatikan dalam suatu organisasi adalah pengu



atan



organisasi



agar



mampu



mencapai



keberhasilan dengan menghadirkan perubahan yang sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang telah di susun oleh organisasi. Penguatan ini bertumpu pada kerjasama dan solidaritas anggota organisasi dalam melakukan kegiatan yang telah tersusun yang sebelumnya telah melakukan pengembangan kapasitas pada organisasi. Capacity buliding memiliki kaitannya dengan struktur organisasi, dimana capacity buliding merupakan sebuah proses pembelajaran yang berkesinambungan untuk melakukan pengembangan kapasitas, maka dari itu agar dapat berjalan, diperlukannya sebuah frame dalam skala kecil sesuai dengan kondisi organisasi yang berdasar pada struktur organisasi. 18 Dalam pengembangan kapasitas memiliki dimensi, fokus dan tipe kegiatan. Dimensi, fokus dan tipe kegiatan tersebut menurut Grindle adalah: 1. Dimensi pengembangan SDM, dengan fokus: personel yang profesional dan kemampuan teknis serta tipe kegiatan seperti: training, praktek langsung, kondisi iklim kerja, dan rekrutmen 17



Annisa Mustika Rachmawati; Capacity Building Organisasi dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya. 18 Ibid



14



2. Dimensi penguatan organisasi, dengan fokus:tata manajemen untuk mening-katkan keberhasilan peran dan fungsi, serta tipe kegiatan seperti: sistem insentif, perlengkapan personil, kepemimpinan, budaya organisasi, komunikasi, struktur manaje-rial,Reformasi kelembagaan, dengan fokus: kelembagaan dan sistem serta makro struktur, dengan tipe kegiatan: aturan main ekonomi dan politik, perubahan kebijakan dan regulasi, dan reformasi konstitusi.19 Sejalan dengan itu, Grindle menyatakan bahwa apabila capacity building: menjadi serangkaian strategi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan responsivitas, maka capacity building tersebut harus memusatkan perhatian kepada dimensi (I) pengembangan sumber daya manusia, (2) penguatan organisasi, dan (3) reformasi kelembagaan.20 Pengembangan kapasitas mengacu kepada proses dimana individu, kelompok, organisasi, kelembagaan, dan masyarakat mengembangkan kemampuannya baik secara individual maupun kolektif untuk melaksakan fungsi mereka, menyelesaikan masalah mereka, mencapai tujuan-tujuan mereka secara mandiri.21



19 Andi Samsu Alam dan Ashar Prawitno; Pengembangan Kapasitas Organisasi dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bone. 20 Siti Taqwimah; Manajemen Capacity Building Dalam Sistem Satu Atap Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan 21 Erwin Indrioko dan Ulfa Rhomaisha Basar; Pengembangan Kapasitas (Capacity Building) Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan



15



Pengembangan organisasi meliputi memperkenalkan perubahan aktivitas yang luas yang dapat ditargetkan pada individu,kelompok atau seluruh organisasi. Sasaran dari pengembangan organisasi adalah untuk memudahkan organisasi dalam melakukan pembaharuan, menghindarkan organisasi dari keruntuhan , keusangan dan kekakuan22 Tentu saja, dalam melakukan pengembangan dalam kapasitasnya, organisasi perlu memperhatikan berbagai faktor



agar kemampuan dan



organisasi mampu meningkat. Dimulai dari kemampuan pemimpin, dan anggota, perancangan dan startegi serta komunikasi dalam organisasi tersebut. Pemimpin dalam organisasi memiliki pengaruh yang besar bagi sistem organisasi maupun anggota organisasi. Hal ini karena pemimpin yang memegang alih dan kendali utama dalam organisasi. Maka dari itu, perkembangan dan kinerja organisasi bergantung pada peran dan kinerja seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan bawahannya untuk memiliki kompetensi dalam bekerja.



23



Hal ini karena dengan adanya



kompentensi dalam bekerja, anggota organisasi secara otomatis dapat meningkatkan kualitas kinerja organisasi tersebut. Dalam meningkatkan



22 23



Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita ; Perilaku Keorganisasian, 2014 (Hal 282) Irham fahmi; Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi dan kasus , tahun 2014 ( hal 88)



16



pengembangan kapasitas pemimpin harus memiliki sifat yang demokratis agar tercapainya keadilan bagi anggota . Pemimpin harus memberi arahan pada proses pembenahan dengan memberi pengaruh pada anggota organisasi, sehingga adanya kesediaan dari anggota untuk melakukan pembenahan yang mampu mencapai tujuan organisasi. Kecapaian pemimpin dalam melakukan pengembangan kapasitas ini tergantung pada kebijakan efektifnya dan dasar kepemimpinannya. Untuk mencapai pengembangan ini, pemimpin dituntut untuk mengajarkan kepada anggotanya untuk memiliki etos kerja. Dalam hal ini, mereka harus memiliki sifat disiplin, jujur, dan kerja keras.maka, pemimpin harus membangun kondisi kerja yang mengutamakan kepentingan organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi. Dengan adanya keberhasilan yang telah dicapai oleh pemimpin, maka mampu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia anggota kelompok yang dimana akan meningkatkan kinerja pada organisasi agar fokus pada pengembangan yang berkelanjutan sesuai tujuan yang telah di rencanakan. Namun dalam pengembangan kapasitas ini, tidak melulu menyangkut dengan keberhasilan kepemimpinan yang ada didalam organisasi. Partisipasi dari seluruh pihak mulai dari pemimpin hingga anggota juga mempengaruhi adanya pengembangan pada capacity building pada organisasi.



17



Partisipasi yang menyeluruh ini sangat dibutuhkan bagi organisasi untuk menjalankan program yang telah direncanakan dengan menekankan pada komunikasi organisasi dan inisiatif dari orang-orang yang berada didalam organisasi. Dengan begitu, kinerja pada organisasi pun akan berjalan sesuai rencana. Dalam meningkatkan partisipasi, pemimpin diperlukan melakukan pelatihan keterampilan bagi anggotanya. Hal ini dilakukan agar dalam kinerjanya menjalankan program akan sesuai dengan minat dan bakat dari para anggota, sehingga pemimpin mampu merancang trategi dan rencana aksi yang berkelanjutan. Maka, dengan diadakannya pelatihan oleh pemimpin disuatu organisasi ini, tingkatan sumber daya dan kemampuan pada anggota organisasi akan secara bertahap meningkat. hal ini tentu saja akan membuat organisasi mengalami penguatan dan pengembangan. Pelatihan ini juga membuat anggota akan semakin menyerap banyak pengetahuan, sehingga dapat mememicu adanya inovasi terhadap ide, rencana, dan strategi dalam program yang akan dijalankan maupun sedang dijalankan. Dengan adanya pelatihan pada anggota juga ditujukan agar anggota organisasi berkompeten. Sebelum melakukan pelatihan kemampuan, anggota organisasi akan melalui tahap pelatihan kepekaan. ini ditujukan agara anggota organisasi mampu membangun komunikasi yang baik terhadap orang lain. Tak hanya



18



itu,pelatihan kepekaan ini digunakan agara anggota kelompok memiliki kepekaan diri terhadap orang disekitarnya. Proses pelatihan kepekaan dilakukan dengan mengadakan pertemuan dalam bentuk kelompok tertentu disuatu tempat di luar tempat pekerjaan. Kelompok tersebut melakukan diskusi yang tidak terstruktur tanpa ada agenda di bawah arahan pelatih. Tujuannya adalah menghasilkan pengalaman belajar sendiri.



24



Pelatihan kepekaan juga bertujuan untuk membuatb anggota



organisasi memiliki kemaampuan dalam bekerja tim. Karena jika anggota tidak memiliki kemampuan bekerja tim organisasi tersebut akam mengalami kelemahan bahkan kemunduran.Ketidakmampuan bekerja dalam suatu tim dan



hanya



mampu



bekerja



sendirian



ini



sering



disebut



sebagai



ketidakmampuan beradaptasi dengan kelompok. Padahal masyarakat bisa maju jika berkelompok bukan sendiri-sendiri. Ibarat sapu lidi akan menjadi sulit untuk dipatahkan jika disatukan dan diikat dalam satu ikatan maka ini sulit untuk dipatahkan 25 Setelah para anggota organisasi memiliki kemampuan kepkeaan diri terhadap orang lain, mereka akan dilatih sesuai dengan minat dan bakannya melalui pelatihan-pelatihan kemampuan yang diadakan organisasi. Pelatihan ini dilakukan dengan pertemuan organiosasi dalam acara seminar-seminar



24 25



Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita ; Perilaku Keorganisasian, 2014 (Hal 305) Irham fahmi.; Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi dan kasus , tahun 2014 ( hal 296)



19



dan diskusi umum. Dengan melalui pertemuan ini, organisasi mampu secara terbuka membangun komuikasi yang berguna untuk membangun. Hal ini, pertemuan organisasi melalui seminar dan diskusi umum dapat memancing adanya ide, inovasi dan kreativitas anggota yang dimana mampu mengembangkan kompentensi diri anggota organisasi. Pengembangan kapasitas tentu tidak hanya berorientasi pada kemampuan manusia, namun mencakup keseluruhan lingkup organisasi atau sering dikenal dengan sistem manajemen, kebijakan target capaian, strategi pencapaian, dan peraturan organisasi. Lingkup demikian mengisyaratkan adanya tingkat pengembangan kapasitas dari capacity.26 Maka dari itu, dalam pengembangan kapasitas organisasi sistem dan kebijakan organisasi juga perlu diperhatikan. Sehingga tidak hanya memfokuskan pada kualitas SDM anggota organisasi saja. Organisasi tentu harus membuat sebuah sistem yang mengarah ke perubahan berkelanjutan guna mencapai tujuannya. Pada setiap kebijakan yang dikeluarkan organisasi mampu mempengaruhi kinerja organisasi, maka dari itu oraganisasi harus memiliki kebijakan yang jelas sesuai dengan prosedur yang diterapkan. Dengan begitu, sistem kerja organisasi akan sesuai dengan tujuan organisasi.Tidak hanya itu, konsistensi pada pelaksanaan program pun perlu diperhatikan dalam pengembangan kapasitas organisasi. Hal ini dapat 26



http://bpsdm.kemenkuham.go.id/id/artikel-bpsdm/35-capacity-building-dan-strategipeningkatan-kualitas-sdm-organisasi ditulis oleh Eka Ari Wibawa; diakses pada 16 mei 2019



20



membuat kinerja organisasi jelas menurun, karena tidak adanya fokus pada keprograman di organisasi yang menyangkut pada sistem dan kebijakan organisasi. Tanpa adanya konsistensi ini akan berdampak pada ketidakadanya komitmen yang dibangun di organisasi. Tanpa adanya komitmen, organisasi akan dipastikan mengalami perpecahan. Hal ini karena anggota mulai tidak memiliki kepercayaan pada organisasi tersebut sehingga memutuskan memisahkan diri dari organisasi. Jika hal ini terjadi, organisasi perlu melakukan perbaikan agar mampu mengembangkan kapasitasnya. Perlu dilakukannya evaluasi didalam organisasi agar setiap masalah atau kekurangan dapat teratasi secara bersama dan menyeluruh. Maka dari itu, perpecahan organisasi pun dapat terhindarkan serta penguatan organisasi dapat tercapai. G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang sifatnya lebih kepada deskriptif. Dalam penelitian kualitatif, ada beragam metode penelitian antara pendididkan dan pengabdian atau pengembangan masyarakat. biasanya jenis penelitian ini disebut dengan penelitian particypathory action research. Dimana



21



peneliti tidak hanya bersikap sebagai peneliti tetapi juga sebagai fasilitator di tengah masyarakat, seperti halnya pemberian fasilitas, adanya kesadaran dan tanggung jawab diri yang kritis, saling berbagi informasi dan gagasan antar peneliti dan informan.. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang peneliti pilih adalah Kelurahan Patangpuluhan, Kecamatan Wirobrajan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penulis memilih lokasi tempat ini di karenakan banyaknya media yang mengangkat komunitas difabike ini sebagai komunitas yang unik karena sebagai komunitas satu-satunya di Yogyakarta dengan anggota komunitas yang juga sebagai orang penyandang disabilitas. Selain itu melihat bagaimana penguatan komunitas difabike ini memberikan pelayanan sesuai kebutuhan para penyandang disabilitas dan bentuk keperdulian laiinya yang diberikan oleh komunitas difabike untuk para penyandang disabilitas. 3. Sasaran penelitian Subjek dari penelitian yang peneliti lakukan adalah anggota komunitas difabike. Alasan mengapa peneliti memilih orang-orang pada komunitas difabike sendiri, bukan masyarakat yang ada di sekitar komunitas difabike, karena dalam penelitian



ini



peneliti



membuat



pelatihan



mengembangkan difabike diranah media sosial. 22



bersama



difabike



dalam



4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga metode yaitu: a. Observasi Teknik observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung terhadap subjek penelitian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap komunitas difabike. Penulis melakukan observasi dari tanggal 20 Maret 2019. Alasan peneliti menggunakan metode observasi adalah untuk memdapatkan gambaran secara nyata tentang difabike penelitian. Dengan observasi semua aktivitas komunitas difabike dapat dilihat, didengar, dirasa secara langsung sehingga data yang dihasilkan adalah real atau nyata, sehingga peneliti dapat mengamati secar langsung dan jelas terkait kegiatan komunita difabike di Kelurahan Patangpuluhan, Kecamatan Wirobrajan, Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan yang telah kita susun terlebih dahulu baru diajukan kepada informan. Akan tetapi bias jadi pertanyaan yang diajukan berkembang pada saat wawancara dilakukan. Peneliti melakukan wawancara kepada pimpinan komunitas difabike, yakni mas Triyono pada tanggal 5 April 2019 dengan tujuan untuk menggali 23



informasi lebih dalam lagi sehingga peneliti dapat menemukan jawaban atas rumusan masalah yang ada. Selain itu peneliti juga mewawancarai salah satu anggota komunitas difabike, guna menggali data lebih dalam sebagai pendukung. c. FGD (Focus Group Discussion) FGD adalah salah satu pengumpulan suatu masalah tertentu dimana pewawancara bertanya kepada anggota kelompok yang sangat khusus dengan topik sesudah hasil penelitian sementara dilakukan. Peneliti melakukan FGD (Focus Group Discussion) pada tanggal 16 April 2019 bersama pengurus difabike yakni mas Triyono beserta anggota komunitas difabike membahas mengenai kegiatan pelatihan media sosial Youtube yang dimana didalamnya membahas mengenai konsep dan rancangan kegiatan. 5. Metode Analisis Data Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan dan diketahui maknanya. Adapun analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menurut Miles dan Huberman (1984), mereka mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secar interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau



24



informasi baru. 27 Analisis Data Kualitatif Model Miles Dan Hubermas terdapat tiga tahap: a. Reduksi data Reduksi



data



merupakan



proses



seleksi,



pemfokusan,



penyerdahanaan dan abstraksi. Mereduksi data dapat dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya. Tahap ini dilakukan agar kita mengetahui relevan tidaknya antara data dengan tujuan penelitian. b. Penyajian data Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun sehingga kita dapat menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada tahap ini peneliti berupaya mengklasikasikan dan menyajikan data sesuai denagn pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap subpokok permasalahan c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Tahap ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan dan perbedaan. Kesimpulan ditarik dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali sambal melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang tepat. 27



Rahmad said, “Analisis Data Kualitatif Model Miles Dan Hubermas”. Pasca UMS.2011.



25



H. Program Kerja Program kegiatan penelitian ini tersusun dalam tabel berikut :



No Jenis Kegiatan



Peserta



1



Mahasiswa



Observasi pertama



Waktu



dan 20 Maret 2019



Masyarakat



2



Pembuatan proposal



Mahasiswa



3



Kulo nuwun/ observasi kedua (dengan Mahasiswa



25-31 Maret 2019



dan



5 April 2019



tokoh masyarakat, agama, pemuda) dan masyarakat pengurusan surat



4



Assesment



dan



perumusan



agenda Mahasiswa



15 April 2019



bersama di masing-masing kelompok (FGD)



5



FGD kedua bersama tokoh masyarakat, Mahasiswa agama dan pemuda



Masyarakat



26



dan 16 April 2019



6



Pelaksanaan



kegiatan



pengembangan Mahasiswa



dan 19 April2019



masyarakat pertama bersama difabike dan Masyarakat keminfo ke-1



7



Pelaksanaan



kegiatan



pengembangan Mahasiswa



dan 23 April 2019



kedua bersama difabike dan keminfo ke- Masyarakat 2



8



Pelaksanaan



kegiatan



pengembangan Mahasiswa



dan 30 April 2019



masyarakat ketiga pengambilan video masyarakat vlog bersama difabike



9



Pelaksanaan



kegiatan



pengembangan Mahasiswa



dan 25 April 2019



masyarakat keempat melakukan bazar masyarakat bersama UMKM



10



Persiapan creator



kegiatan dan



pelatihan



conten Mahasiswa



bersama



dengan masyarakat



buka



dan 9 Mei 2019



difabike



11



Pelaksanaan



kegiatan



pengembangan Mahasiswa



masyarakat keempat pelatiham bersama masyarakat



27



dan 11 Mei 201



Difabike dan vloger youtube



12



Evaluasi bersama masyarakat



Mahasiswa



dan 12 Mei 2019



Masyarakat



13



Pembuatan laporan PAR



Mahasiswa



14



Pamitan ke lokasi PAR



Mahasiswa,



13-17 Mei 2019



aparat 13 Mei 2019



desa, dan perwakilan kelompok



Adapun dana



yang digunakan peneliti dan donasi yang didapatkan dalam



melaksanakan kegiatan Pengembangan masyarakat ini adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan (budget)



No



Jenis pemasukan



Jumlah



1



Iuran kelompok



Rp. 150.000X6



Rp. 900.000



Donasi atau bantuan yang kami dapat dari mitra yaitu fasilitas tempat dari Kominfo, pemateri dan makan siang bagi peserta sejumlah 30 porsi. Kemudian dari pihak difa bike membantu memfailitasi tempat, peralatan seperti proyektor, speaker dan juga takjil untuk acara buka puasa bersama.



28



2. Pengeluaran



No



Jenis pengeluaran



Jumlah



1



Konsumsi



Rp. 241.000



2



Perlengkapan



Rp. 123.000



3



Pemateri



RP. 300.000



4



Sertifikat



Rp. 150.000



Total



Rp. 814.000



29



BAB II SETTING DAN LOKASI PENELITIAN



A. Kondisi Umum Dusun Patangpuluhan adalah sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Wirobrajan, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Patangpuluhan secara geografis terletak sekitar 3 km di sebelah barat daya pusat kota Yogyakarta. Foto 1.1 Dusun Patangpuluhan



Sumber: Wikipedia Diakses pada 20 Mei 2019 Pukul 14:00 WIB



Kelurahan Patangpuluhan memiliki jumlah penduduk 2.496 kepala keluarga.Batas kelurahan sebelah Timur : Kelurahan Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta. Barat: Desa Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Utara : Kelurahan



30



Wirobrajan, Wirobrajan, Yogyakarta. Selatan : Desa Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.28 Mayoritas masyarakat Kelurahan Patangpuluhan bekerja sebagai pegawai kantor untuk bapak-bapak, sedangkan untuk para ibu hanya sedikit yang bekerja di sektor perkantoran dan lebih banyak di sektor informal seperti warung sembako dan warung makan.29 B. Kondisi Demografi Penduduk kelurahan Patangpuluhan sesuai wajib KTP untuk laki-laki berjumlah 2.718 jiwa, sedangkan perempuan mencapai 2.979 jiwa, sehingga jumlah keseluruhan mencapai 5.697 jiwa. Sedangkan penduduk yang mengalami disabilitas di kelurahan patangpuluhan mencapai 45 jiwa, laki-laki 24 jiwa dan perempuan 21 jiwa. Penduduk difabel kelurahan patangpuluhan ada beberapa jenis difabel, seperti difabel fisik yang berjumlah 10 jiwa, tuna rungu/wicara 11 jiwa, mental 13 jiwa, fisik dan mental 2 jiwa, dan lainnya 9 jiwa. 30 Mayoritas penduduk di Kelurahan Patangpuluhan masih dalam usia kerja atau produktif. Jenis pekerjaan dominan pada ibu rumah tangga. Pekerjaan rumah tangga menjadi pilihan karena kondisi lingkungan tempat tinggal yang dekat dari



28



www.kependudukan.jogjaprov.go.id diakses pada 22 desember 2018. Hasil wawancara dengan Bapak Pee sebagai staff Difa Bike, 12 Oktober 2018. 30 www.kependudukan.jogjaprov.go.id diakses pada 22 desember 2018. 29



31



kota, perumahan sudah semakin banyak dan lahan persawahan yang semakin sempit. Dalam sektor pendidikan, masyarakat Kelurahan Patangpuluhan tergolong memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lulusan sarjana, yaitu mencapai 1.174 jiwa. 31 Dengan hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat Kelurahan Patangpuluhan sadar terhadap pentingnya pendidikan. C. Kondisi Sosial Ekonomi Secara garis besar kondisi ekonomi masyarakat Kelurahan Patangpuluhan temasuk masyarakat menengah ke atas. Dibuktikan dengan mampunya untuk menyekolahkan anak ke pendidikan yang lebih tinggi seperti diploma atau sarjana Sektor informal diminati oleh masyarakat Kelurahan Patangpuluhan. Banyak toko sembako atau warung makan yang di buka dan disediakan di sepanjang jalan. Karena hanya berjarak sekitar 3 km dari pusat kota Yogyakarta membuat jalan menjadi ramai dilintasi oleh pengemudi dan tidak jarang pengemudi beristirahat untuk membeli makanan disekitar jalan. Itu sedikit gambaran mengenai perekonomian masyarakat Kelurahan Patangpuluhan. 32



31 32



Ibid Hasil wawancara dengan Bapak Pee sebagai staff Difa Bike, 12 Oktober 2018.



32



Warung makan Mie & Bakso



(Sumber : Luvi, 23 April 2019) D. Kondisi Sosial Budaya Mengenai budaya, masyarakat Patangpuluhan cukup aktif dalam menjalankannya. Banyak kegiatan yang dilakukan masyarakat Patangpuluhan secara beramai-ramai, semisal bermain bola voli, sepakbola, dan kegiatan olahraga yang lain.33 Kegiatan rutin yang dilakukan oleh bapak-bapak dan ibu-ibu seperti pengajian dan juga ronda menjadi sarana untuk mempererat solidaritas masyarakat sekitar. Dengan diadakannya kegiatan tersebut diharapkan masyarakat Patangpuluhan dapat hidup rkun dan tentram.



33



www.kependudukan.jogjaprov.go.id diakses pada 22 desember 2018



33



Kegiatan jaga pos ronda di kampong Patangpuluhan



(Sumber : Muhib, 11 Mei 2019)



34



E. Profil Difa Bike Difa Bike resmi berdiri pada 03 Desember 2015 dengan anggota awal hanya memiliki tiga pengemudi. Peresmian Difa Bike dilakukan di Balai Kota Yogyakarta tepat saat adanya peringatan Hari Disabilitas Internasional 2015. Foto 1.2 Kator Difa Bike



Sumber: Luviana Safitri 15 April 2019



“Diresmikannya Difa Bike tepat pada tanggal 3 Desember 2015. Saat itu kan ada peringatan Hari Disabilitas Internasional, jadi saya minta waktu sekitar lima menit dan diberikan waktu diakhir acara.” Ungkap Triyono sebagai pendiri Difa Bike.34



34



Wawancara Bapak Triyono sebagai kepala Difa Bike, 12 Oktober 2018.



35



Awal mula pembiayaan Difa Bike berasal dari uang pribadinya yang berjumlah 10 juta. Kemudian setelah berjalan beberapa saat, Difa Bike mulai mendapatkan pembiayaan dari para donatur. Akan tetapi hal tersebut sangat miris, karena donatur kebanyakan berasal dari luar negeri seperti China dan Vietnam.



Model kendaraan Difabike



(Sumber : Muhib, 24 April 2019)



36



Ide munculnya Difa Bike yaitu karena keresahan dan keprihatinan Triyono saat melihat difabel hendak berpergian dengan transportasi umum, hampir semua transportasi umum tidak mau berhenti dan menerima penumpang difabel. Hal tersebut karena pemerintah tidak dapat menyediakan transportasi umum yang layak untuk menunjang mobilitas para difabel, kebanyakan transportasi umum yang beroperasi di jalan tidak mendukung para difabel untuk dapat naik. Karena masalah itulah Triyono berpikir untuk membangun Difa Bike. 35



Pamflet penawaran Difa City Tour



(Sumber : https://www.google.com diakses 21 Mei 2019)



35



Ibid.



37



Selain untuk transportasi ojek, Difa Bike juga menawarkan jasa kargo dan paket wisata. Untuk ojek, penumpang hanya tinggal mengisi lokasi penjemputan dan driver ojek akan menuju ke lokasi yang telah ditentukan. Aplikasi ojek tersebut bernama Difa Bike, dapat diunduh secara gratis melalui AppStore dan PlayStore. Sedangkan kargo dapat digunakan untuk mengangkut barang dengan jumlah yang cukup banyak, seperti belanjaan atau yang ingin pindah kosan. Untuk wisata, mereka menawarkan paket wisata budaya Jogja serta tour guide.



38



F. Profil Informan Ada dua informan yang peneliti dapatkan, yaitu pak Triyono sebagai ketua komunitas Difa Bike, serta pak Teno Sidjabat sebagai salah satu anggota yang bertugas mengelola media sosial Difa Bike. Pertama, pak Triyono, beliau lahir di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, 21 Juni 1981. Riwayat Pendidikan : SD Mancasan 2, Baki, Sukoharjo; SMP 1 Baki, Sukoharjo; SMA 3 Sukoharjo; S-1 Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Mendapatkan penghargaan Finalis Wirausaha Muda Mandiri 2010.36 Foto 1.3 Pak Triyono



Sumber: Instagram Difa city tour diambil pada 20 Mei 2019 pukul 14:33 WIB



36



Ibid.



39



Penyakit Polio yang dideritannya sempat membuat ia minder. Namun semangatnya tidak lenyap begitu saja, itu semua karena ayah dan ibunya membiasakan dia dengan anak-anak kecil lainnya. Putra dari pasangan Priyono dan Marinah ini selalu yakin, berpikir positif, dan pantang menerah. Triyono selalu aktif berorganisasi dan wirausaha bahkan sampai ke jenjang perkuliahan. Triyono pernah menjabat sebagai Sekretaris Jendral Mahasiswa dan Menteri Luar Negeri di Badan Eksekutif Mahasiswa UNS. Setahun menjadi aktivis kampus, Triyono bergabung dengan Yayasan Penyandang Cacat Pelangi Hati dan sempat menjadi ketua II. Triyono sudah merintis bisnis sejak di bangku perkuliahan, tepanya pada tahun 2006. Usahanya di bidang agribisnis, yaitu bisnis bebek potong. Di awal tahun 2007, Triyono mulai memfokuskna pada bisnis agro dibandingkan dengan usaha yang lain (juga menjalankan bisnis konveksi). Pernah mengajukan proposal Wirausaha Membangun Desa, kepada Kementrian Pertanian. Dari proposal tersebut Triyono berhasil menndapat 320 juta untuk membangun bisnisnya. Uang digunakan untuk membeli 40 ekor sapi dan membangun kandang permanen. Dengan berjalannya waktu, jumlah sapi Triyono bertambah menjadi 90 ekor. Pada saat itu Triyono cukup memanfaatkan uang investor, atas pencapaian itu Triyono mendapatkan Penghargaan Wirausaha Mandiri 2010. Dengan modal 20 juta ia fokus membangun usahanya dengan bendera CV Tri Aurum Multifarm. Bisnisnya merupakan bisnis terpadu di bidang multi-agrari. Mulai dari usaha 40



bebek, ayam potong, peternakan sapi, dan penjualan pupuk. Dengan usaha, keseriusan dan dedikasi, Triyono total mampu menghasilkan 50 juta perbulan dan terus berkembang. Akan tetapi, pada saat ini Triyono lebih berfokus pada kegatan sosial. Keprihatinan Triyono terhadapat mobilitas para disabilitas membuat Triyono sadar akan pentingnya transportasi bagi disabilitas. Oleh karena itu, Triyono mendirikan Difa City Tour dan Transport yang ditujukan untuk mempermudah mobilitas para disabilitas disekitar wilayah Yogyakarta. Kedua, pak Teno Sidjabat, Pak Teno Sidjabat lahir di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Pak Teno merupakan salah satu anggota yang bergabung dengan Difa Bike sejak awal didirikan.37



37



Wawancra dengan Ppak Teno Sidjabat pada 17 Mei 2019 pukul 12:46 WIB



41



Foto 1.4 Pak Teno Sidjaba



aktif terlibat dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh Difa Bike, bersama dengan mas Triyono sebagai ketua Difa Bike, pak Teno memiliki pengaruh besar dalam perkembangan komunitas Difa Bike. Beliau merupakan anggota yang mengelola media sosial Difa Bike. Selain ikut menelola komunitas Difabike pak Teno juga sebagai ketua komunitas UMKM . Beliau memiliki gagasan besar terhadap kemajuan UMKM di Yogyakarta. Dibawah naungannya UMKM bisa aktif dan berkembang dengan pesat.



42



BAB III PELAKSANAAN PROGRAM



A. Proses Awal Membangun Program Kerja Program kerja merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah kegiatan, tanpa sebuah program kerja suatu kegiatan seperti tidak bernilai apa-apa. Tentunya merumuskan program kerja harus melalui proses yang panjang agar program kerja yang dihasilkan bisa bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang diteliti. Begitupun dengan kegiatan yang kami lakukan di Dusun Patangpuluhan,



yang



membahas



tentang pengetahuan



bagi



penyandang



disabilitas. Dalam melakukan kegiatan ini terlebih dahulu kami melakukan serangaki kegiatan diskusi baik itu diskusi dengan teman kelompok maupun dengan dosen pengampu Mata Kuliah. Kami juga melakukan serangkaian kujungan lapangan untuk mencari data, terhitung sudah beberapa kali kami terjun kelapangan untuk mencari data. Ada kalanya peremuan ini terkait dengan wawancara pencarian data, konfirmasi tempat, dan sebagainya.



43



Pertemuan dengan Ketua UMKM Difabike



Sumber : Sutariyanti, 20 April 2019



Pertemuan dengan Ketua Komunitas Difabike



Sumber : Sutariyanti 20 Maret 2019



44



Pertemuan Pertama kami mengunjungi kantor Difa Bike di Daerah Bugisan pada tanggal 20 Maret 2019 dan bertemu dengan kepala komunitas Difa Bike untuk meminta izin sekaligus mencari data terkait kegiatan dan permasalahan yang di hadapi dalam komunitas Difa Bike tersebut. Kemudian dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya kami mewawancarai Bapak Triyono selaku ketua komunitas Difa Bike untuk konfirmasi kegiatan yang akan kami lakukan. Dalam pertemuan ini disimpulkan bahwa dalam komunitas Difa Bike mengalami kegelisahan terkait dengan kemajuan teknologi yang sudah berkembang pesat pada zaman sekarang ini. Komunitas Difa Bike memerlukan bantuan pendampingan guna melatih mereka dalam mengenal dan menggunakan media sosial. Oleh karena itu memalui diskusi yang panjang diputuskan jika kami harus melakukan kegiatan pemberdayaan anggota komunitas Difa Bike melalui media sosial khususnya Youtube,



Akhirnya pada pertenuan selanjutnya kita



mensosialisasikan kegiatan kami kepada anggota Difa Bike dan juga teman-teman mahasiswa yang lain.



45



Foto dengan ketua komunitas Difabike



(Sumber : Budi, 20 Maret 2019) Sasaran kami dalam penelitian ini yaitu semua anggota komunitas Difa Bike diaman mereka memiliki keterbatasan pengetahuan tentang media sosial yang berkembang pada saat ini. Kami menganggap dengan sasaran kegiatan pemberdayaan komunitas Difa Bike Melalui media soaial ini sangat tepat untuk diterapkan. Karena hal ini dapat memeberikan pengetahuan dan membantu mereka dalam menggunkan aplikasi Youtube. Youtube dapat dijadikan sebagai ladang penghasilan bagi mereka. Untuk itu kita melakukan kegiatan yang memiliki manfaat dan dapat dirasakan secara langsung oleh penyandang Disabilitas.



46



Pelatihan yang kami lakukan adalah membangun penguatan organisasi yang ada dalam komunitas difa bike. Untuk membentuk hal itu, kami bekerjasama dengan Kominfo dan Youtuber untuk melakukan pelatihan melaui media online. Kegiatan yang kami lakukan adalah pelatihan pemasaran melalui media online seperti Instagram dan Whatshapp serta pelatihan pembuatan video dan akun Youtube. Dalam kegitan pelatihan pembuatan video dan akun youtube ini kami bersama difa bike, selain dilakukan untuk memperkuat komunitas difa bike melalui akun youtube juga untuk memberikan wawasan kepada anggota difa bike bahwa mereka juga bias berkarya melalui video dengan konten-konten yang menarik yang bias mereka buat. Kami berpartisipasi dalam kegiatan yang telah mereka rencanakan, yakni pembuatan chanel youtube untuk komunitas difa bike. B. Proses Pelaksanaan Program Kerja Program kerja kami yang pertama yaitu mengadakan workshop bersama KOMINFO dengan tema Pemberdayaan komunitas difabel melalui media online. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 April 2019 di kantor Kominfo. Diadakannya workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para disabilitas tentang media online. Sosial media merupakan sebuah media online di mana pengunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, membuat konten atau tulisan. Di era digital seperti saat ini, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa mempunyai media sosial. Hal ini tentu memudahkan untuk berbagi informasi dengan berbagai orang. 47



Sosial media juga sebagai sarana



berkomunikasi dan berinteraksi secara online untuk melakukan pemasaran produk maupun bisnis. Acara dibuka oleh kepala dinas Kominfo DIY bapak Ir.Roni Primanto Hari, M.T. Dalam sambutannya beliau menyampaikan tentang maksud dan tujuandi selenggrakannya workshop peningkatan kapasitas difabel, adalah untuk menignkatkankemampuan kemandirian dan life skill teman-teman difabel disamping itu, dinas Kominfo DIY juga menyediakan co working space yang ramah difabel dan peruntukkannya memang untuk memberikan kemudahan akses bagi teman-teman difabel. Narasumber dalam acara tersebut adalah bapak Whyudi, ST yang menyampaikan materi tentang penelola media sosial dan pemasaran digital bagi komunitas difabel. Beliau memberikan pelatihan praktis dan harapannya teman-teman difabelbisa mengembangkan diri melalui media sosial yang dewasa ini sedang tren dengan: digital marketing Materi yang disampaikan dalam workshop ini yaitu pemasaran produk melalui media online seperti instagram. Workshop dilakukan selama 2 kali pertemuan. Hal ini dilakukan agar peserta dapat menyerap materi secara mendalam. Jumlah peserta yang ikut dalam workshop pemberdayaan komunitas difabel melalui media online ada 15 orang. Dalam mengikuti workshop ini peserta sangat antusias dan muncul berbagai pertanyaan dari mereka mengenai media online. Melalui pelatihan ini penyandang disabilitas diharapkan mampu untuk mengembangkan potenisi yang mereka meiliki melalui pengolahan media.



48



Dengan media online para penyandang disabilitas khususnya yang bekerja dalam indutri rumahan dapat mempromosikan dan memasarkan hasil produksi mereka melalui media online Foto 1.2 Workshop Pemberdayaan Komunitas Difabel



(Sumber : Sutariyanti, 19 April 2019) Foto 1.3 Peserta Workshop pemberdayaan komunitas difabel melalui media online



49



(Sumber : Sutariyanti, 19 April 2019)



50



Foto 1.4 Materi yang disampaikan dalam workshop



(Sumber : Sutariyanti, 19 April 2019) Program kerja yang kedua yaitu mengadakan bazar produk UMKM di titik nol km Yogyakarta. Kegiatan dilakukan selama 3 hari dari hari Jum’at hingga hari Minggu. Bazar ini menyediakan berbagai jenis produk makanan hasil produksi rumahan dari anggota UMKM. Ada 10 stand yang mengikuti bazar dengan berbagai macam produk, ada yang menjual bakpia, yangko, kripik singkong, minuman, kue dan sebaginya. Bazar ini cukup ramai dikunjungi pembeli, mereka tertarik untuk mencoba hasil produksi hasil UMKM ini.



51



Pameran atau bazar adalah kegiatan yang tidak asing bagu pelaku UMKM, di kota-kota besar, kegiatan pameran UKM hampir diselenggarakan setiap hari di berbagai tempat. Sampai saat ini, bazar atau pameran merupakan salah satu cara yang efektif dalam pemasaran untuk menjaring banyak konsumen. Bazar adalah sarana pemasaran yang tepat untuk mengenalkan produk atau menjualnya kepada konsumen yang datang ke bazar. UMKM sebagai sebuah bisnis tentunya tidak ingin melewatkan pameran atau bazar yang sedang diadakan, termasuk difa bike. Banyaknya orang yang datang di dalam pameran yang diadakan selama tiga hari tidak boleh diabaikan, buat mereka tertarik mengunjungi stand serta memberikan sedikit pengenalan mengenai produk yang dimiliki. Selain berguna sebagai pemasaran produk, bazar juga dapat berguna sebagai survey pasar terkait dengan seberapa besar peluang diterimanya produk oleh konsumen. Hal tersebut dapat terlihat dengan seberapa banyak pengunjung yang datang untuk melihaat dan tertarik dengan stand produk.



52



Foto 1.5 Bazar UMKM di Nol KM



(Sumber: Suariyanti, 25 April 2019) Stand Bazar UMKM Difabike



(Sumber : Sutariyanti, 25 April 2019)



53



Program kerja yang ketiga yaitu pembuatan konten Youtube. Pembuatan konten youtube ini kami lakukan dengan Difa Bike. Kami bersama Difa Bike berusaha mengembangkan dan mempromosikan Difa Bike melalui Youtube. Disini kami sudah membuat video yang akan dijadikan konten dalam Youtube, akan tetapi video-video yang kami buat belum bisa diupoad dalam chanel youtube yang sudah dibuat karena menunggu video opening dari pimpinan komunitas Difa Bike. Dimana opening dari chanel Youtube akan diambil di negara London pada tanggal 16 Mei 2019. Foto 1.3 Proses pembuatan konten Youtube



(Ahfas, 30 April 2019)



54



Foto 1.4 Pembuatan konten Youtube



(Sumber : Umar, 30 April 2019) Program kerja kami yang keempat yaitu pelatihan pembuatan konten Youtube. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 11 Mei 2019 di kantor komunitas Difa Bike. Pelatihan ini diikuti oleh 20 anggota komunitas Difa Bike. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan konten yang sudah dibuat agar lebih berkembang dan menarik. Kegiatan pembuatan konten video di Yotube ini akan terus berjalan dan tidak hanya berhenti sampai dilaporan pendampingan masyarakat. Akan tetapi akan terus terus berjalan dan akan kami kembangkan.



55



Pembuatan Video Vlog di Universitas Respati Yogyakarta



(Sumber : Umar, 11 Mei 2019) Setelah kegiatan pelatihan conten creator youtube yang dilakukan, kami bersama difa bike belajar untuk membuat video “Vlog” yang pertama kali dilakukan pada saat ketua difa bike ada kegiatan sebagai dosen kuliah umum di Universitas Respati Yogyakarta. Yang selanjutnya kegiatan vlog di akun youtube akan di lanjutkan oleh ketua difa bike sebagai actor utamanya dan pasti akan ada pembagian tugas dalam komunitas difa bike untuk pembuatan video tersebut. Kegiatan pelatihan pembuatan konten Youtube ini dijadikan juga sebagai ajang silaturahmi antar keluarga anggota Difabike. Setelah pelatihan selesai dilanjutkan dengan buka bersama. Hal ini dilakukan untuk mempererat



56



tali persaudaraan diantara mereka. Untuk memeriahkan acara ini juga dihadiri anggota akustik dari Al-Mizan UIN Sunan Kalijaga. Acara ini sangat berkesan dan mereka merespon dengan sangat baik. Mereka ikut bernyanyi dalam setiap lagu. Kegiatan silaturahmi ini diharapkan akan terus berlanjut dengan kemasan kegiatan yang berbeda.



Foto 1.6 Perserta pelatihan pembuatan konten Yotube



(Sumber : Muhib, 11 Mei 2019)



57



Foto 1.7 Sambutan ketua komunitas Difabike



(Sumber : Muhib, 11 Mei 2019) Pada pelatihan pembuatan konten Youtube Mas Triyono sebagai ketua komunitas Difabike memberikan sambutan. Beliau menyampaikan bahwa pelatihan pembuatan konten youtube ini sangat diperlukan dan dikenalkan oleh teman-teman disabilitas. Karena mereka juga harus mengetahui tentang media sosial dan harus mampu mengikuti arah perkembangan zaman yang serba modern. Sehingga, dengan diadakannya pelatihan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan teman-teman disabilitas tentang media sosial.



58



Foto 1.8 Penyampaian materi terkait konten Yotube



(Sumber : Muhib, 11 Mei 2019) Dalam pelatihan konten Youtube yang kami lakukan, kami bekerjasama dengan Youtuber yang sudah berpengalaman. Youtuber asal Magelang yang mempunyai Chanel Youtube Danang Giri Sadewa dan telah memiliki



59.122



Subscribber.



Dalam



pelatihan



ini



Mas



Danang



menyampaikan matei terkait ikon-ikon yang ada di Youtube. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan dahulu tentang fungsi fitur yang ada di Youtube. Setelah itu beliau menyampaikan bahwa media sosial yotube bias dijadikan sebagai sumber penghasilan. Belaiu juga menyampaikan cara-cara untuk menjadi Youtber yang baik dan professional.



59



Foto 1.9 Penampilan Akustik



(Sumber : Muhib, 11 Mei 2019) Kegiatan pelatihan pembuatan konten youtube ini juga diisi oleh grup akustik dari UMKM Al-Mizan UIN Sunan Klijaga. Dalam kegiatan ini mereka menyanyikan lagu-lagu religi dalam dua waktu. Pertama, mereka mengisi akustik pada waktu sebelum kegiatan pelatihan dimulai. Sambil menunggu peserta yang lain dan pemateri dating, mereka mengisi dengan lagu-lagu. Kedua, pada waktu menjelang buka puasa. Lebih tepatnya setelah pelatihan selesai, sambil menunggu waktu buka puasa mereka mengisi akustik juga. Pada saat itu para peserta merespon dengan sangat baik. Mereka ikut terhanyut dalam lantunan lagu-lagu religi. Bahkan mereka tidak sungkan untuk ikut bernyanyi.



60



Foto 1.10 Buka Bersama



(Sumber : Muhib, 11 Mei 2019) Kegiatan yang kami laksanakan pada tanggal 11 Mei 2019, tidak hanya merupakan pelatihan pembuatan konten youtube saja, akan tetapi juga dilanjutkan dengan kegiatan buka bersama dengan anggota komunitas Difabike. Dalam acara ini setiap anggota Difabike membawa anggota keluarganya sehingga tambah meramaikan suasana buka bersama yang kami adakan. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai ajang silaturahmi antar keluarga anggota komunitas Difabike.



61



BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN MASYARAKAT Berdasarkan hasil penelitian di atas, media social sangat berpengaruh penting dalam kemajuan komunitas Difa Bike. Pesatnya pertumbuhan sosial media sesuai dengan optimisme bagi para pelaku pasar internet atau biasa disebut dengan istilah internet marketers. Sosial media kini bukan hanya situs internet saja, namun melebihi hal tersebut. Sosial media saat ini sudah menjadi ruang publik. Sosial media telah menjadi salah satu strategi digital marketing yang ampuh. Ratusan juta orang mengaksesnya setiap hari. Sosial media membuat proses pengenalan dengan konsumen menjadi lebih mudah dibandingkan dengan biasanya. Dengan sosial media yang ada, difa bike dapat mengetahui dengan jelas mengenai siapa saja konsumen mereka. Informasi ini dapat memudahkan dalam proses branding dan promosi kepada target yang tepat. Berdasarkan data per januari 2019, pengguna media sosial di Indonesia telah mencapai 79 juta jiwa dengan peningkatan 10% jika dibandingkan dengan tahun 2018. 38 Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemasaran melalui sosial media mampu menjangkau pasar yang luas namun dengan biaya yang terjangkau, yaitu hanya dengan menggunakan akses intenet.



38



UN, US, Census Bureau: APJII, Facebook, Intelligence



62



Untuk mengikuti perkembangan zaman dan melakukan alternatif yang dapat dilakukan oleh anggota difa bike, kami memberikan pelatihan media sosial untuk kemajuan anggotanya. Adanya pelatihan melalui media sosial ini mengarah kepada perubahan, yaitu mampu memperkuat kemampuan sumberdaya manusia pada komunitas difa bike. Pelatihan yang dilakukan di harapkan mampu memperkuat komunitas difa bike dalam mengikuti perkembangan zaman. Dapat dikatakan bahwa, capacity building ini mampu membuat adanya pengembangan dalam potensi kemampuan sumberdaya manusia yang ada dalam komunitas difa bike, serta memberikan kekuatan organisasi dalam komunitas difa bike. Kemampuan yang dimaksudkan disini adalah kemampuan dalam memperbaiki sistem pemerintah yang tidak sesuai dan perlu adanya perbaikan kebijakan. Tidak hanya itu, pengembangan capacity building dalam kegiatan pelatihan media sosial ini dapat membantu mereka dalam menghadapi perubahan lingkungan dan perkembangan jaman yang bisa meruntuhkan tujuan yang telah di bentuk oleh komunitas difa bike. Capacity Building memiliki kaitan dengan penguatan struktur organisasi, Capacity Building merupakan sebuah proses pembelajaran yang berkesinambungan untuk untuk melakukan pengembagan organisasi. Dalam pengembangan komunitas Difa Bike, terdapat berbagai program yang



63



mendukung untuk terbentuknya Capacity Building, seperti pelatihan pembuatan akun Youtube atau konten creator serta program bazar UKM. Pelatihan yang kami lakukan adalah membangun penguatan organisasi yang ada dalam komunitas difa bike. Untuk membentuk hal itu, kami bekerjasama dengan Kominfo dan Youtuber untuk melakukan pelatihan melaui media online. Kegiatan yang kami lakukan adalah pelatihan pemasaran melalui media online seperti Instagram dan Whatshapp serta pelatihan pembuatan video dan akun Youtube. Dalam kegitan pelatihan pembuatan video dan akun youtube ini kami bersama difa bike, selain dilakukan untuk memperkuat komunitas difa bike melalui akun youtube juga untuk memberikan wawasan kepada anggota difa bike bahwa mereka juga bias berkarya melalui video dengan konten-konten yang menarik yang bias mereka buat. Kami berpartisipasi dalam kegiatan yang telah mereka rencanakan, yakni pembuatan chanel youtube untuk komunitas difa bike. Dalam capacity building yang perlu diperhatikan dalam suatu organisasi adalah penguatan organisasi agar mampu mencapai keberhasilan dengan menghadirkan perubahan yang sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang telah di susun oleh organisasi. Melalui social media Youtube diharap bisa menghadirkan perubahan kerah positif untuk memerkuat organisasi difa bike. Partisipasi yang menyeluruh sangat dibutuhkan bagi organisasi untuk menjalankan program yang telah direncanakan dengan menekankan pada 64



komunikasi organisasi dan inisiatif dari orang-orang yang berada didalam organisasi. Dengan begitu, kinerja pada organisasi pun akan berjalan sesuai rencana. Dalam meningkatkan partisipasi, pemimpin diperlukan melakukan pelatihan keterampilan bagi anggotanya. Dapat disimpulkan bahwa, wawasan serta pelatihan untuk mengikuti perkembangan jaman merupakan hal yang penting untuk membentuk kekuatan organisasi dalam komunitas difa bike. Sosial media seperti Youtube dapat membantu mengenalkan difa bike pada masyarakat luas, selain itu dapat memancing konsumen baru yang sebelumnya tidak tahu mengenai difa bike. Oleh karena itu, pembuatan chanel Youtube sebagai sarana informasi kepada masyarakat penting untuk segera dilakukan sehingga dapat memperluas target pasar serta dapat mengedukasi masyarakat mengenai disabilitas. Proses tersebut terbentukpada tahap kegiatan yang dimulai dari perencanaan visi, misi, dan strategi hingga pelaksanaan pembuatan akun Youtube serta Instagram untuk berdagang. Penguatan organisasi ini di lakukan dengan menggunakan konsep capacity building yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunitas difa bike dalam menghadirkan perubahan system dan lingkungan serta mengikuti perkembangan zaman. Maka dapat dikatakan bahwa capacity building yang dijalankan melalui kegiatan-kegiatan tersebut,mampu membuat adanya perkembangan bagi komunitas difabike. Hal ini karena, dengan adananya pelatihan konten 65



kreator, komunitas difa bike dapat memperluas pasar penjualannya dari segi promosi di media sosial youtube. pelatihan konten kreator media sosial youtube ini, komunitas difabike mampu membuat adanya pengembangan komunitas. Hal ini karena, pelatihan ini, selain membuat kapasitas sumber daya manusia anggota komunitas meningkat namun juga membuat adanya pembaharuan aktivitas komunitas yang bertumpu pada individu. Pembaharuan kegiatan ini membuat kinerja komunitas bisa naik. Hal ini karena, mereka mencoba melakukan membuka luas pasar melalui media yang belum pernah dijajah sebelumnya yakni youtube. Dengan begitu, kekreativan, ide dan inovasi ini akan hadir di dalam anggota komunitas difa bike.



Konten kreatif adalah kunci keberhasilan dalam menggunakan media sosial sebagai metode marketing ataupun penyebaran informasi. Cara terbaik yang dapat kami lakkan bersama difa bike untuk menarik perhatian konsumen atau audience adalah dengan memberikan konten yang unik dan berbeda. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan antara lain, yaitu: 1) Membuat perencanaan. Mengenali konten apa yang akan diunggah pada akun youtube, rencana yang dilakukan akan dapat membantu melihat lebih jauh dan dapat mempersiapkan berbagai keadaan.



66



2) Mengenali konsumen atau audience. Dengan mengetahui siapa sasaran yang menjadi tujuan, hal tersebut akan memudahkan kita untuk membuat konten. 3) Bekerja sesuai dengan bidang atau keahlian. konten yang akan kami berikan tidak lepas dari proses edukasi masyarakat mengenai disabilitas, pada saat ini masih terdapat banyak diskriminasi yang terjadi terhadap disabilitas. Dengan adanya konten tersebut diharapkan masyarakat luas mengetahui apa itu disabilitas serta diskriminasi terhadap disabilitas dapat dihilangkan. Pameran atau bazar adalah kegiatan yang tidak asing bagu pelaku UMKM, di kota-kota besar, kegiatan pameran UKM hampir diselenggarakan setiap hari di berbagai tempat. Sampai saat ini, bazar atau pameran merupakan salah satu cara yang efektif dalam pemasaran untuk menjaring banyak konsumen. Bazar adalah sarana pemasaran yang tepat untuk mengenalkan produk atau menjualnya kepada konsumen yang datang ke bazar. UMKM sebagai sebuah bisnis tentunya tidak ingin melewatkan pameran atau bazar yang sedang diadakan, termasuk difa bike. Banyaknya orang yang datang di dalam pameran yang diadakan selama tiga hari tidak boleh diabaikan, buat mereka tertarik mengunjungi stand serta memberikan sedikit pengenalan mengenai produk yang dimiliki. Selain berguna sebagai pemasaran produk,



67



bazar juga dapat berguna sebagai survey pasar terkait dengan seberapa besar peluang diterimanya produk oleh konsumen. Hal tersebut dapat terlihat dengan seberapa banyak pengunjung yang datang untuk melihaat dan tertarik dengan stand produk. Maka dengan begitu, dapat dikatakan bahwa pelatihan dan bazar oleh difabike dan UMKM ini mampu membuat kompetensi diri individu meningkat. Kinerja, dan fikiran mereka diasah dengan adanya pembaharuan yang menghindarkan keusangan komunitas atau organisasi. Dengan begitu, pengembangan kapasitas organisasi atau capacity building mereka mampu tercapai dengan didukung adanya kepemimpinan yang cakap, system dan kebijakan yang sesuai serta kualitas SDM yang memadai,



68



BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan Media sosial tidak pernah lepas dari tangan orang-orang pada zaman sekarang. Hal ini membuat semua masyarakat di semua lapisan mendapatkan akses yang sama terhadap segala informasi yang ada. Di sisi lain, media sosial mengubah juga cara masyarakat berinteraksi serta berdagang atau bertransaksi jual beli. Media sosial yang hadir di tengah masyarakat menciptakan sistem berdagang yang baru yaitu, online shop, sebuah sistem transaksi yang dilakukan melalui media sosial. Sistem ini sangat mudah digunakan sehingga semua orang dapat menggunakan sistem ini. Meskipun demikian, pengguna media sosial masih banyak yang belum tahu bagaimana cara memulai sebuah usaha dengan menggunakan sistem ini. Masyarakat pada umumnya masih harus memerlukan pelatihan. Termasuk anggota dari komunitas difabike yang belum menguasai media sosial dengan maksimal. Maka, kami mengadakan pelatihan pemasaran melalui media sosial. Kegiatan tersebut sebagai salah satu cara pemberdayaan bagi komunitas difabike. Dalam kegiatan tersebut kami bekerjasama dengan KOMINFO. Hari pertama



69



membahas penggunaan Whatsapp dan hari kedua membahas Instagram yang dapatpula digunakan sebagai media online shop. Pemberdayaan komunitas difabike melalui media sosial, kami lakukan juga dengan mengadakan pelatihan youtube bagi anggota komunitas difabike. Dalam kegiatan tersebut kami mengundang seorang youtuber untuk mengisi materi di pelatihan tersebut Kebetulan, difabike menginginkan adanya Channel Youtube. Jadi, kami bekerjasama dengan difabike untuk membantu mengisi konten Youtube. Di sisi lain pelatihan YouTube dapat menjadi media mereka berbagi, promosi, serta mengedukasi orang, serta menginspirasi orang lain. Tujuan akhir dari pelatihan agar kreativitas mereka naik. Kami mempunyai kegiatan tambahan yaitu Kegiatan bazar bersama UMKM. Kegiatan bazar UMKM yang kami lakukan bersama mereka juga salah satu cara pemberdayaan tambahan. Karena penjualan secara online terkadang membutuhkan penjualan secara offline pula.



70



B. Rekomendasi Untuk



pengembangan



lebih



lanjut,



maka



peneliti



memberikan



rekomendasi kepada anggota komunitas Difa Bike agar dapat menggunakan Youtube untuk konten edukasi, serta dapat pula digunakan sebagai media promosi ojek Difa Bike. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan kepada komunitas Difa Bike untuk mengoptimalkan penggunaan Chanel Youtube mereka. Komunitas difabike ini unik. Harapan kami mereka dapat menunjukkan keunikan menjadi keunggulan tersendiri dalam media sosial Youtube.



71



DAFTAR PUSTAKA Alam, Andi Samsu dan Ashar Prawitno; Pengembangan Kapasitas Organisasi dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bone Anggraini, Auliya Tri , “Inovasi pelayanan public bidang transportasi untuk penyandang disabilitas oleh difa city tour Yogyakarta”. 2016. Yogyakarta Dewi, Sugi Rahayu, Utami . “Pelayanan Public Bagi Pemenuhan Hak-Hak Disabilitas Di Kota Yogyakarta”. September 2013, Vol. 10 No. 2, Hal 108-119. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta Fahmi, Irham ; Perilaku Organisasi Teori, Aplikasi dan kasus , tahun 2014 Gitosudarmo, Indriyo dan Nyoman Sudita ; Perilaku Keorganisasian, 2014 Haryanto, Mohammad Tri , Pemanfaatan Media Internet oleh Anak Penyandang Disabilitas Netra di SLB-YPAB (Yayasan Pendidikan Anak Buta) di Kota Surabaya. Ignatius,,Hargyo Tri Nugroho . “Meta Analisis Platform Media Digital Ramah Penyandang Disabilitas”. Jurnal Lugas Vol. 2 No. 2 Desember 2018. Indrioko, Erwin dan Ulfa Rhomaisha Basar; Pengembangan Kapasitas (Capacity Building) Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Kinasih, Shahnatria Putri , Self-Dsclosure Difabel Dalam Media Sosial. Program Study Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Dan Informatika. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2017. Mutiah, Azmi Anti “Peran Komunitas Sahabat Difabel Dalam Pemenuhan Hak Ketegakerjaan Penyandang Difabel Kota Semarang”. Ilmu Pemerintah Fisip UNDIP, Semarang. Nastiti, Aulia Dwi “Identitas Kelompok Disabilitas Dalam Media Komunitas Online”. Dept. Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Desember 2012. Presiden RI, UU. No 8 tahun 2016. Putra, Imam Radianto Anwar Setia Dan Dida Suhada Iskandar; Peningkatan Kapasitas Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kementerian dalam Negeri.



72



Rachmawati, Annisa Mustika ; Capacity Building Organisasi dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya. Said, Rahmad , “Analisis Data Kualitatif Model Miles Dan Hubermas”. Pasca UMS.2011. Setyaningsih, Setyaningsih Dan Th. A. Gutama, “Pengembangan Kemandirian Bagi Kaum Difabel”. Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 31, No 1 Tahun 2016. Sholehah, Iffatus, Pemberdayaan Difable Melalui Asset Based Approach. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat , Vol. 1 No 1 (2017), ISSN: 2580-863X. Staff Administration Of Finance Swasta Pendidikan Dan Pelatihan Edukasia, Yogyakarta. Taqwiyah, Siti ; Manajemen Capacity Building Dalam Sistem Satu Atap Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan. UN, US, Census Bureau: APJII, Facebook, Intelligence Warsito, 2003:4 dalam Syifa Dwihastari; Analisis Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Pada Badan Kepegawaian, Pendidikan, Dan Pelatihan Kota Semarang. www.kependudukan.jogjaprov.go.id diakses pada 22 desember 2018 http://www.bcc.com/indonesia/majalah/2016/08/160829_majalah_ojek_difabel http://bpsdm.kemenkuham.go.id/id/artikel-bpsdm/35-capacity-building-dan-strategipeningkatan-kualitas-sdm-organisasi ditulis oleh Eka Ari Wibawa; diakses pada 16 mei 2019 Wawancara Bapak Triyono sebagai kepala Difa Bike, 12 Oktober 2018. wawancara dengan Bapak Pee sebagai staff Difa Bike, 12 Oktober 2018.



73



LAMPIRAN



A. Catatan Harian Observasi ke-1 Observasi



pertama kami



ke



difa



bike



untuk



melakukan kegiatan



pengembangan masyarakat ini adalah pada Tanggal 20 Maret 2019, sebenarnya ini bukan kali pertama kami observasi ke difabik. Karena sebelum kegiatan ini kami sudah pernah melakukan kegiatan di difa bike. Observasi pertama ini salah satu anggota kelompok kami tidak bisa datang, yaitu Aji. Dikarenakan dia ada kegiatan yang tidak bisa di tinggalkan dan hanya Dheyana, Umar, Tari Muhib dan luvi yang bisa datang. Seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya, sebelum kita kekantor difabike kita menghubungi mas tri untuk memberi tau kalau kami mau kekantor. Pada pukul 13:00 kami samapai di kantor, dan tentu saja sudah di tunggu oleh mas Tri karena kita sudah janjian. Observasi pertama ini bukan pertemuan pertama kami dengan mas Tri, jadi kami tidak perlu lagi memperkenalkan diri. Pada observasi pertama ini kami hanya berbincang-bincang soal rencana mas Tri ingin membuat Akun Youtube untuk difabike. Observasi ke-2 Observasi kedua pada tanggal 5 April 2019 kami datang ke kantor difa bike pada pukul 13:00 WIB. Di hari kedua ini kami mengantar surat dari Fakultas untuk ijin melakukan kegiatan Pengembangan Masyarakat. Di observasi ke dua ini Aji dan Muhib berhalangan hadir. Seperti yang sudah-sudah Mas Tri sebagai ketua difabike selalu welcome dengan kegiatan yang akan kami lakukan. Sebelum kami datang yang keduakalinya untuk melakukan kegiatan ini, kami sudah menentukan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang di butuhkan oleh difabike. Kami langsung bebicara dengan mas tri untuk meminta pendapat serta saran tentang



74



kegiatan yang akan kami lakukan yaitu pelatihan media online. Tanggapan mas Tri disini sangat setuju dengan kegiatan yang akan kami lakukan. Bahkkan dia juga banyak memberikan saran-saran terutama kerjasama dengan KOMINFO. Setelah dirasa perbincangan kami cukup dan ijin kegiatan yang akan kami lakukan di terima dengan baik. Kami langsung pamit untuk pulang.



Obsevasi ke-3 Di observasi ketiga ini semua anggota kelompok kami bisa hadir. Kami datang pada pukul 09:00 untuk melakukan FGD. Kami datang tepat waktu sesuai perjanjian deng mas Tri. Disana kami ternyata sudah di tunggu oleh Mas Tri, pengurus difabike dan beberapa anggota. dalam observasi ketiga kali ini kami melakukan FGD dengan pengurus dan anggota difa bike untuk memastikan program kerja yang sudah kami bicarakan dengan mas Tri pada saat observasi sebelumnya. Kami langsung saja menyampaikan kegiatan_kegiatan yang akan di lakukan. Tentu saja kami hasrus menerima banyak saran agar kegiatan yang kami lakukan dapat bermanfaat, tidak sia-sia dan menjadi formalitas saja. Di karenakan sebelumnya sudah ada keinginan dari mas Tri untuk membuat Akun Youtube yang sudah di sampaikannya kepada kami sebelum ada kegaiatan ini. Maka kami sepakat salah satu kegiatan yang akan kami lakukan adalah pelatihan tentang Youtube. Setelah kami mengobrol dengan pengurus dan anggota difa bike. Ternyata dari sebagian aggota difabike, istri atau keluarganya mempunyai produk buatan sendiri. Produk produk yang mereka buat berupa kerajinan tangan dan makanan. Setelah meminta pendapat kami sepakat untuk memberikan pelatihan kepada anggota difabike dan keluarganya tentang pemasaran melalui media online. Dikarenakan ternyata mereka belum bisa untuk melakukan penjualan secara online. Dalam kegiatan ini kami ingin melibatkan KOMINFO seperti saran yang kami dapat dari Mas Tri.



75



Setelah mendapat kesepakatan tentang kegiatan yang akan dilakukan kami bersama pengurus dan anggota difabike langsunng merumuskan kapan kegiatan itu akann di lakukan. Pada pukul 13:00 kami pamitan untuk pulang. Observasi ke-4 Di observsi ke empat ini kami datang untuk melakukan pendataan tentang jumlah anggota yang akan ikut kegiatan. Baik itu kegiatan dengan kominfo ataupun kegiatan pelatihan Youtube. Setelah kami mendapatkan data peserta yang akan mmengikuti pelatihan, di karenakan pelatihan Youtube akan diadakan tanggal 11 mei dan bertepatan dengan bulan puasa. Maka setelah kegiatan pelatihan Youtube kami bersama difa bike juga melakukan kegiatan buka bersama. Observasi kali ini kami juga membahas tentang kerja sama dengan KOMINFO, yang ternyata Mas Tri sudah sering melakukan kerja sama dengan Lembaga ini. Kita dapat kemudahan untuk melakukan kerja sama dengan KOMINFO. Karena dari pihak difa bike hanya perlu menghubungi mereka ketika ingin melakukan kerja sama. Sehingga kami tidak perlu membuat proposal tentang kegiatan yang akan kami lakukan. Saat itu juga Mas tri langsung menghubungi pihak KOMINFO untuk menyampaikan kegiatan yang akan kami lakukan dengan difbike. Allhamdulillah saat itu juga pihak KOMINFO menerima dengan baik dan mau bekerja sama untuk melakukan kegiatan pelatihan media online untuk pemasaran produk-produk orang disabilitas ini. Setelah mendapatkan tanggal dari KOMINFO kita meminta bantuan dari pihak difa bike untuk memberi informasi kepada peserta. Waktu sudah menunjukkan pukul 16:00 WIB, seperti biasa di karenakan maksud dan tujuan kami sudah tersampaikan dan sudah mendapatkan kepastian tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kami pamit untuk pulang. Observasi ke-5



76



Di observasi ke lima ini adalah hari kegiatan kami bersama kominfo dan difabike. Keggiatan



tangga 19 April 2019 kasinya yaitu di kantor KOMINFO



Yogyakarta. Pelatihan bersama kominfo ini di mulai pukul 09:00 WIB. Sesuai dengan instruksi dari musyawarah sebelumnya kami datang lebih awal untuk membantu perisapan yaitu jam 08:30 dan anggota difabike menjemput peserta untuk datang ke tempat pelatihan dengan pembagian yang sudah di instruksikan oleh mas Tri. Saat kami datang dengan niatan untuk membantu persiapan ternyata tempat untuk pelatihan sudah tertata dengan rapi dan siap untuk di gunakan. Jumlah peserta pelatihan kali ini sekitar 20 orang akan tetapi yang datang lebih dari 20 orang. Di karenakan kegiatan pelatihan kali ini tidak hanya di peruntukan bagi anggota difabike dan keluarganya saja. akan tetapi penyandang disabilitas lainya di perbolehkan ikut. Pukul 08;50 peserta sudah mulai berdatangan. Kami ikut membantu mereka untuk menuju ke tempat pelatihan. Dikarenakan sebagian dari mereka menggukan kursi roda dan ada juga yang tidak bisa melihat. Pelatihan kali ini adalah tentang media online Whatshapp. Dan pelatihan di mulai sesuai jadwal. Kegiatan yang dilakukan kali ini kami sangat terbantu oleh KOMINFO. Dikarenakan tempat. Fasilitas dan makanan sudah di sediakan semua oleh KOMINFO. Bahkan kami tidak mengetahui sebelumnya kalau peserta pelatihan ini mendapatkan uang sebesar Rp. 50.000 setiap orangnya dari pihak KOMINFO. Acara berlajalan dengan lancar dan selesai pada pukul 12:00 WIB. Kami dan semua peserta pun pamit pulang. Observasi ke-6 Ini adalah kegiatan kedua kami bersama kominfo dan difabike. Tanggal 23 April untuk pelatihan kedua ini masih melanjutkan pelatihan sebelumnya, yaitu tentang pemasaran produk melalui media online. Masih sama dengan jadwal sebelumnya yaitu pelatihan di mulai pukul 09:00. Untuk pelatihan kali ini kami datang tepat waktu yaitu sebelum acara dimulai. Media online untuk pemasaran yang



77



diajarkan kali ini adalah tentang Instgram.dimana mereka diajarkan untuk membuat akun olshop khusus untuk produk mereka sendiri, yang kemudian di sangkutkan dengan whatshapp sebagai alat komunikasi yang sudah diajarkan pada pelatihan pertama. Peserta sangat berantusias dalam kegiatan pelatihan ini. Namun di karenakan masih banyak dari mereka yang belum mengetahui Instagram. Maka banyak yang kebingungan untuk membuat akun. Namun semua itu dapat teratasi dengan bantuan dari pihak KOMINFO dan dari anggota kami yang ikut membantu. Tapi di pelatihan kali ini ada yang berbeda karena mas Tri sedang ada liputan dari SCTV. Jadi di ruang kegiatan ada kru dari SCTV yang meliput kegiatan maas Tri sebagai ketua difabike untuk SCTV AWARD. Pelatihan kali ini sama dengan pelatihan sebelumnya. Kami dan peserta mendapat makan nasi kotak dari KOMINFO dan juga uang sebesar Rp.50.000. Pukul 11:30 kegiatan pelatihan sudah selesai. Namun kerja sama dengan KOMINFO akan tetap di lanjukan dengan tujuan nantinya bisa membentuk UMKM untuk para penyandang disabilitas ini. Akan tetapi di kegiata atau pelatihan selanjutnya kami tidak berperan penuh. Melainkan sudah di lanjukan oleh difabike dan KOmminfo sendiri. Namun setiap kegiatan yang akan di lakukan nanti dengan kominfo kami pasti akan di beritau dan kami masih bisa ikut berperan di dalamnya.



Obsevasi ke-7 Kali ini kegiatan yang kami lakukan adalah membantu pembuatan video untuk akun youtube difabike. Dikarenakan mas Tri mendapat undangan menjadi dosen umum di Universitas Respati Yogyakarta kami bersama mas tri sepakat untuk membuat video sebagai cadangan untuk di uploud nantinya setelah akun youtubenya jadi.



78



Dalam pembuatan video ini hanya muhib dan temannya yang bisa datang untuk membuat video bersama Mas Tri. Di karenakan muhib dan temannya yang paham tentang pembuatan video dan teman-teman yang lain juga kebetulan sedang ada kegiatan. Hari itu muhib dan temannya datang lebih awal untuk menggambil video terlebih dahulu di kampus 2 fakultas ilmu kesehatan. Pada pukul 08;45 mas tri datang bersama dosen UNIRYO menggunakan mobil kampus. Disitu kami langsung membuat vlog dari awal mas Ti datang kemudian pada saat perkuliahan berlangsung dan sampai mas Tri naik mobil lagi untuk berangkat pulang. Disitu mas Tri langsung meminta ijin kepada osen yang mengundang dia untuk membuat video vlog. Tenyata tanggapannya sangat baik, kita di perbolehkan untuk membuat video dari awal sampai selesai. Kegiatan perkuliahan saat itu mas tri sebagai narasumber atau dosen umum juga menampilkan video yang pernah kami buat saat kegaiatan bakti sosial pada kegiatan PAR sbelumnya. Disitu mas tri mengajak mahasiswa untuk juga ikut serta dalam kegiatan bakti sosial yang akan di lanjutkan selanjutnya. Kegiatan perkuliahan saat itu juga di isi hiburan musik setelah penyampaian materi selesai. Tentu saja kami tidak lupa mengabadikan moment saat bernyanyi bersama untuk dokumentasi video di youtube. Kemudian kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama. Setelah acara selesai kami tetap membuat video vlog sebagai penutup juga untuk video yang akan kami buat. Pukul 12:00 acara selesai kami dan mas Tri pamit pulang dan ternyata kami di kasih nasi kotak oleh pihak kampus.saat pulang kami tidak ikut dengan mas Tri, karena kami membawa sepeda motor sendiri dan mas Tri diantar dengan mobil oleh pihak kampus UNIRYO. Obsevasi ke-8



79



Pada tanggal 25 April 2019 kami dengan UMKM melakukan bazar untuk mempromosikan hasil produksi rumahan mereka. Kegiatan bazar ini dilakukan di daerah Nol KM Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga hari yaitu dari hari Jum’at hingga hari Minggu. Kegiatan bazar ini berjalan dengan lancar. Menu yang tersedia berupa produksi rumahan seperti minuman, kue brownis, bakpia, yangko, dan sebagainya. Kegiatan bazar ini dimulai dari jam 08.00 hingga jam 17.00. Untuk persiapan alat-alat yang dibutuhkan seperti stand, sound sistem, tenda sudah dipersiapkan oleh komunitas UMKM. Pada hari minggu kami datang pada pukul 11.00. Sesampainya disana kami dismbut baik oleh Pak Teno selaku ketua UMKM. Disana kita membantu memproposikan dangangan mereka. Kami juga banyak berbincang tentang pemeberdayaan UMKM khususnya untuk penyandang disabilitas. Dalam kegiatan bazar ini tidak sepenuhnya yang membuka stand dari anggota disabilitas saja akan tetapi kebanyakan yang membuka stand dari kalangan orang yang normal. Hal ini terjadi karena penyandang disabilitas itu memiliki kemampuan fisik yang terbatas. Sehingga jika untuk berdiri dan membuka stand yang lama kondisi fisik mereka kurang memungkinkan. Mereka hanya bisa membuka stand dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00. Observasi ke-9 Pada tanggal 9 mei 2019 kami datang ke kantor difabike untuk membahas dan memperisiapkan kegaiatan pelatihan content creator youtube dan buka bersama. Semua nggota kami bisa datang saat itu. Kami datang pada pukul 09:00 WIB dan seperti biasa sudah di tunggu oleh Mas Tri. Saat itu kami langsung saja ke pembahasan tentang acara yang akan di lakukan. Dikarenakan ada kegiatan buka bersama maka kami sepakat memasak sendiri. setelah musyawarah kami mendapat kesepakatan yaitu pelatihan conten creator Youtube ini akan ada sertifikat baik untuk peserta, panitia dan pemateri. 80



Kamudian acara akan dimulai pada pukul 15:00 WIB dan selesai pada pukul 17;00 WIB. Kemudian kegiatan akan dilanjutkan dengan hiburan musik akustik sambal menunggu waktu buka puasa. Setelah di rasa persiapan sudah beres kami pamit pulang pada pukul 13:00 WIB. Observasi ke-10 Observasi kali ini kami datang hanya dua orang yaitu Muhib dan Tari, di karenakan keperluan kali ini hany meminta tanda tangan mas Tri di sertifikat. Kami datang pada pukul 15:00 setelah perkuliahan di kampus selesai. Setelah meminta tanda tangan ternyata mas tri dan muhib sudah ada janji untuk menginstal aplikasi edit video yaitu Adobe Premier Pro cc 2016 yang nantinya akan di gunakan oleh anggota difabike untuk mengedit video yang akan mereka buat. Setelah selesai menginstal aplikasi kami sedikit membahas tentang opening youtube difabike yang rencananya akan di buat di London oleh mas Tri. Isi video opening tersebut rencananya akan membandingkan tentang perbdaan transportasi ramah difabel di London dan Indonesia. Jadi video yang kami buat sebelumnya tentang kuliah umum kameren akan di uploud setelah video opening di London ini jadi. Observasi ke-11 Pada hari sabtu tanggal 11 Mei 2019. Pada hari ini kami mengadakan kegiatan pelatihan pembuatan konten Youtube di kantor Difabike. Kita berangkat ke lokasi pelatihan dari pukul 11.00. akan tetapi sebelum kita berangkat, kita belanja kebutuhan yang diperlukan seperti kertas sertifikat dan juga bahan untuk buka bersama. Karena kegitan hari ini tidak hanya pelatihan saja melainkan dilanjutkan dengan buka bersama. Setelah bahan sudah terkumpul pukul 11.00 kita berangkat ke kantor Difabike. Kita sampai dikantor Difabike sekitar pukul 12.00, kita langsung menemui Mas Tri untuk arahan kegiatan ini.



81



Setelah berdiskusi ringan dengan Mas Tri dan juga pengurus lainnya, kelompok kita membagi tugas. Ada yang bertugas untuk menyiapkan makanan buka puasa dan ada yang mempersiapkan tempat pelatihan. Untuk lokasi memasak ada dirumah Deyana, jarak kantor Difabike ke rumah Deyana memerlukan waktu sekitar 15 menit. Disini yang mempersiapkan makanan Tari dan Deyana. Untuk kelompok kita yang lainnya bertugas untuk mempersiapkan setting lokasi pelatihan. Pada pukul 15.30 sudah banyak peserta pelatihan yang hadir. Dalam pelatihan ini kami mengundang 20 peserta, akan tetapi pada kenyataannya ada 35 orang yang hadir. Hal ini dikarenakan mereka sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan ini. Sebelum kegiatan dimulai dan sambil menunggu pemateri datang, kekosongan ini diisi oleh akustik dari Al-Mizan. Mereka membawakan lagu-lagu religi sesuai dengan bulan Ramadhan. Lantunan irama lagu yang dibawakan mereka diikuti oleh peserta pelatihan mereka menunjukkan wajah baghagia dengan mengikuti setiap lirik lahu yang diucapkan. Waktu menunjukkan pukul 16.00 ini menunjukkan bahwa kegiatan sudah akan dimulai. Pemateri juga sudah datang dan mempersiapkan diri. Sebelum pembicara menyampaikan materinya, terlebih dahulu ada sambutan dari ketua komunitas Difabike. Setelah itu baru dilanjut dengan penyampaian materi tentang pembuatan konten Youtube. Disini pemateri menyampaikan materi selama 30 menit. Dan untuk sesi tanya jawab 30 menit juga. Akan tetapi, sesi tanya jawab dengan diberi waktu 30 saja kurang, karena banyak dari anggota Difabike yang bertanya tentang konten di Yotube. Mereka sangat berkesan dengan pelatihan ini dan meminta untuk diadakan pelatihan lagi. Bahkan mereka meminta langsung kepada pemateri untuk dilatih membuat Vlog yang baik. Sesi pelatiah ini berakir pada pukul 17.20. Sambil mempersiapkan hidangan buka puasa acara ini diisi lagi dengan lagu-lagu akustik dari Al-Mizan. Dalam mempersiapakan hidangan buka puasa juga dibantu dari anggota komunitas Difabike.



82



Setelah tiba waktunya berbuka puasa kita duduk bebarangen serambi menyantap hidangan buka puasa. Disini sangat terasa hangatnya kekeluargaan dan silaturahmi yang kuat. Observasi ke-12 Tanggal 13 Mei 2019 kami datang lagi ke kantor Difabike. Hari itu kami datang untuk berpamitan. Kami datang datang lengkap satu kelompok pada pukul 13;25. Waktu itu kami sudah menghubungi mas Triono bahwa kami mau datang pukul satu. Sesampainya disana kami sudah di tunggu oleh mas Tri dan kami langsung di persilahkan masuk. Tanpa basa-basi yang lama seperti biasanya, kami langsung menyampaikan maksud kedatangan kami waktu itu yaitu berpamitan. Ucapan terimakasih dan maaf kami kepada semua anggota selama kegiatan sangat di terima dengan baik. Hari itu niat kami untuk berpamitan berahir dengan perbincangan yang tidak begitu formal. Pada pukul 15:00 kami berpamitan untuk pulang, namun sebelum pulang kami sempat mendapat pesan dari mas Tri dan anggota difabike untuk jangan lupa mampir / main ke tempat mereka lagi lain waktu. B. Interviw Guide (Pedoman Wawancara) 1. Bagaimana keadaan komunitas Difa Bike di Dusun Patangpuluhan? 2. Bagaimana keadaan masyarakat di sekitar kantor Difa Bike? 3. Bagaimana struktur pada komunitas Difa Bike? 4. Apa saja kontribusi komunitas? 5. Apa metode yang digunakan dalam kegiatan di komunitas Difa Bike? 6. Apa saja program yang dilaksanakan oleh komunitas Difa Bike? 7. Siapa saja yang mendukung kegiatan di komunitas? 8. Bagaimana peraturan yang ada di komunitas Difa Bike? 9. Kapan kegiatan komunitas melibatkan masyarakat di dalamnya?



83



10. Apakah komunitas Difa Bike sering kekurangan tenaga kontribusi dalam melaksanakan kegiatan? C. Transkip Wawancara A = mas Tri B = Kami/ Luvi Chat Whatsapp B: Assalamualaikum, selamat pagi mas Tri. Aku sama temen-temen mau ketemu mas, mas ada waktu kapan ya? A: Aku ada waktu besok …, Gimana? B: Oh, Ok mas, kira-kira jam berapa ya mas? A: Jam satuan. B: Ok Mas makasih Di kantor difabike B: Assalamualaikun, (di depan pintu) A: waalaikumsalam, ayo masuk-masuk. B: Iya mas, misi A: Ada apa nih, Tumben kemari? Gimana kabarnya nih? B: Kami cuma mau silaturahmi, baik mas alhamdulilah. A: Ayo, ngomong aja, kalian ada keperluan apa? B: Sebenernya, kami ada tugas lagi dari kampus mas, ya masih ada hubungannya sama yang kemarin. Tapi, untuk apa yang mau kami lakukan bersama difabike sebaiknya, kita diskusikan pertemuan selanjutnya aja mas.



84



A: Gambaran umumnya dulu kalo gitu. B: Gini mas, kita bahas aja tentang rencana mas Tri soal akun youtube buat difabike. (1 jam kemudian) B: Ya, kita pamit dulu mas, maaf telah mengganggu waktunya, soal kegiatan apa yang akan kami lakukan, kita akan bahas lebih detail di pertemuan kita selanjutnya. Kira-kira mas selo lagi kapan? A: O ya sudah, kalo gitu kalian hati-hati ya! Nanti kita kontak-kontakan lewat Whatsapp dulu aja B:, oh ok, terima kasih mas, Assalamualaikum A: Waalaikumsalam



Wawancara berikutnya B: Assalamualaikum, permisi mas. A: Waalaikumsalam, ayo silakan duduk-duduk, itu aqua jangan lupa diminum. Gimana? Muhib dimana? B: Iya mas, makasih. Muhib lagi berhalangan mas, jadi nggak bisa ikut. Gini mas menyambung obrolan kita sebelumnya soal tugas dari kampus yang mau kami lakukan. Kami punya ide gimana kalua kita adain pelatihan media online. Gimana menurut mas? Kami masih butuh masukan A: Bagus ide kalian, soalnya itu yang difabike butuhin, apa lagi, kalian tahu sendiri ada rencana soal Youtube difabike. Biar lebih mantap gimana kalau kalian kerjasama dengan KOMINFO?



85



B: Kerjasama dengan KOMINFO mas, hem boleh juga tapi gimana caranya mas? Kayaknya susah mas buat nyari koneksinya. A: Tenang, aku ada ada koneksi di sana. B: Ok mas, makasih. Ini surat izinnya mas, sekalian kami pamit dulu ya mas. Assalamualaikum A: Waalaikumsalam, Ok ku terima ya suratnya, hati-hati ya kalian.



86



Wawancara saat FGD A = Mas Tri B = Kami C = Anggota difabike



B: Assalamualaikum, permisi mas Tri. Sesuai dengan janjian kita di Whatsapp, hari ini kita akan melakukan FGD A: Waalaikumsalam, kalian duduk dulu, sambil nunggu driver-drivernya dateng, itu baru beberapa di belakang. B: iya mas makasih. (sambal duduk) (Beberapa driver masuk) C: Permisi mas, maaf baru dateng, mba-mba sama mas-mas mahasiswanya udah dateng? A: Nggak papa, itu mereka (nunjuk ke arah kami) (waktu itu kami duduk di sudut ruangan yang agak tersembunyi dari depan. B: Eh Mas (ngangguk senyum) C: Mas, Mba, Apa kabar? Lama nggak ketemu. B: Baik mas, masnya gimana? C: Apik mas (baik mas) A: Kita tunggu yang lain lagi ya, B: Iya mas.



87



(15 Menit kemudian) Acara dimulai dengan sambutan dari mas Tri. Kemudian mas tri mempersilahkan kami) A; Silahkan sekarang giliran kalian ngomong. B: Baik mas, makasih. Sebelumnya assalamualaikum wr.wb apa kabar semuanya. Oke langsung saja maksud kedatangan kami ke sini pagi ini adalah melakukan FGD, kami ada tugas lagi dari kampus tapi agak beda yang kemarin. Kalo yang kemarin itu PAR. Sekarang pengembangan masyarakat, intinya sama sih, harus membuat masyarakat itu berpartisipasi dan kegiatan yang nantinya dilakukan bisa berguna untuk kalian kami memilih di sini lagi supaya gampang. C: Oh ya mas terima kasih masih mengingat kami. Kira-kira kegiatan apa yang akan kita lakukan? B: Berdasarkan, yang kami bicarakan sama mas Tri sebelumnya, kami ada ide buat melakukan kegiatan pelatihan media social agar media social digunakan untuk produktivitas. Tapi kami masih membuka berbagai saran dari kalian mas. A: gimana kalau pembuatan akun youtube juga dimasukan? Untuk kegiatan kalian. B: Boleh mas, jadi kami akan melakukan pelatihan tentang Youtube di sini. C: Usul mas- mba, B: Silahkan Mas. Malah bagus mas. C: Jadi gini beberapa istri dari anggota difabike itu punya usaha kerajinan tangan dan makanan kecil- kecilan, tapi belum banyak yang beli. Kira-kira mas-mas, dan mbamba bisa bantu gimana penjualannya. B: Usul yang menarik mas, gimana kalau pemasarannya melalui media online saja mas C: Tapi mba, kami kurang menguasai media social.



88



A: Gimana kalau kalian kerjasama sama KOMINFO? B: Boleh mas. A: Sebenernya aku sering kerjasama dengan KOMINFO, Tenang. B: Alhamdulillah. (Perbincangan berlanjut, setelah dirasa sudah cukup kami berpamitan)



D. Foto- Foto



89



(Acara dengan KOMINFO)



90



(Acara di Universitas Respati)



91



92



93



(Acara Pelatihan Youtube)



94



F. Data Diri



Nama



Witdayat Umar



TTL



pekanbaru,



18



Januari 1998 Alamat



Ds. kandangan, kec. Purwodadi,



kab.



Grobogan Riwayat



SD N 1 kandangan



Pendidikan



SD Pagaruyung, MTS Asy-Syarifah Man Purwodadi UIN



Sunan



Kalijaga Organisasi Hobbi



Read Manga Read Light Novel Watch Anime



Motto



Aku akan menjadi raja bajak laut



95



Nama



Deyana



Tasya



Aulia TTL



yogyakarta



4



mei 1998 Alamat



karangjati, tamantirto, kasihan bantul



Riwayat



SD



Pendidikan



Muh.Tegalrejo MTsN



1



yogyakarta, SMA Negeri 1 Gamping UIN Suka Organisasi Hobbi



Olahraga



Motto



Semangat meraih ilmu



96



Nama



Sutariyanti



TTL



Gunungkidul,



26



November 1997 Alamat



karambil,



Girisekar,



Panggang, Gunungkidul Riwayat



SD NEGERI Girikarto



Pendidikan



SMP



Negeri



2



Panggang SMA



Negeri



1



Panggang UIN SUKA Organisasi



IMG



(



IKATAN



MAHASISWA GUNUNGKIDUL) KNPI



(Komite



Nasional



Pemuda



Indonesia) HMI



(Himpunan



Mahasiswa Islam) Hobbi



Makan



Motto



Waktu adalah Ilmu



97



Nama



A. Mauhiburrohman



TTL



Magelang, 01 September 1998



Alamat



Gejagan,



Sidorejo,



Tegalrejo, Magelang Riwayat



Mi Yakti Sidorejo



Pendidikan Mts Yakti Tegalrejo MAN 1 Magelang Organisasi



KARISMA



(



Besar



Keluarga Mahasiswa



Magelang ) KAMMAKARTA (



Keluarga



Mahasiswa



Magelang seYogyakarta ) HMPS



(



Himpunan



Mahasiswa Program Studi ) Al-Mizan



UIN



Sunan



Kalijaga. Hobbi



Photography



&



Videography Motto



Jika



kau



tak



mampu



bahagikan orang lain maka bahagiakanlah dirimu sendri



98



Nama



Luviana Safitri



TTL



Tugu Papak, 20 Juni 1998



Alamat



Sukajaya, Kecamatan Semaka,



Kabupaten



Tanggamus,



Prov.



Lampung Riwayat



TK Nurul



Hidayah



Pendidikan



Tugupapak, Lampung SDN 1 Tugupapak, Lampung SMP N 1 Sukaraja, Lampung, MA



Al-



Ma’ruf



Margodadi, Lampung Organisasi



OSIS HMPS HMI



Hobbi



Membaca



Motto



Berdamailah



dengan



diri sendiri, setelah itu akan damai hidupmu



99



Nama



Aji Nur Avianto



TTL



Sleman, 07 Juni 1996



Alamat



Karanglo, Pondokrejo, Tempel, Sleman



Riwayat



SD



Pendidikan



Glagahombo 1



Negeri



SMP N 3 Tempel SMA N 1 Sleman Organisasi



PPDI Tempel



Hobbi



Nonton Kamen Rider Belajar Bahasa Asing Nonton Anime



Motto



Mendobrak



dunia



dengan pengetahuan.



100