CONTOH Laporan PKL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBELAJARAN DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BPPBAP) MAROS



ANALISIS NITROGEN IN-ORGANIK TERLARUT (TOTAL AMONIA NITROGEN (NH3-N), NITRAT (NO3-N), DAN NITRIT (NO2-N) ) (Studi Kasus September – Desember 2016)



LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG



SITI ANISAH L11113313



PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017



i



PEMBELAJARAN DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BPPBAP) MAROS



ANALISIS NITROGEN IN-ORGANIK TERLARUT (TOTAL AMONIA NITROGEN (NH3-N), NITRAT (NO3-N), DAN NITRIT (NO2-N) ) (Studi Kasus September – Desember 2016)



SITI ANISAH L11113313



Laporan sebagai salah satu syarat Kelulusan dan Pengambilan Nilai Praktik Kerja Lapang pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan



PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017



ii



HALAMAN PENGESAHAN



Judul



:



Analisis Nitrogen In-Organik Terlarut (Total Amonia Nitrogen (NH3-N), Nitrat (NO3-N), dan Nitrit (NO2-N) ).



Nama



:



SITI ANISAH



Nim



:



L111 13 313



Program Studi



:



Ilmu Kelautan



Jurusan



:



Ilmu Kelautan



Instansi Tempat PKL



:



Balai Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros.



Laporan ini telah diperiksa, disetujui dan diketahui oleh :



Pembimbing Utama,



Pembimbing Lapangan,



Dr. Ir. Aidah Ambo Ala Husain, M.Sc NIP. 196708171991032005



Muh. Chaidir Undu, S.Pi, M.Sc NIP. 197804212005021001



Mengetahui oleh :



Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,



Ketua Program Studi Ilmu Kelautan,



Dr. Ir. Aisyah Fahrun, M.Si NIP. 196906051993032002



Dr. Mahatma, ST NIP. 197010291995031001



Tanggal Pengesahan : Makassar,



Maret 2017



iii



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-NYA lah sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaiakan laporan praktik kerja lapang ini. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada temanteman, pembimbing dan doa restu dari berbagai pihak yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penyelesaian laporan lengkap ini. Selain itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian laporan ini. Tak lupa pula penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kekhilafan yang telah dilakukan selama penyelesaian laporan ini telah berlangsung. Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan laporan ini penulis banyak menghadapi kendala dan tantangan. Maka dari itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi kebaikan laporan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kita semua rahmat dan hidayahnya, Amin.



Makassar, Maret 2017 Penulis



iv



DAFTAR ISI



LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................v DAFTAR TABEL ...........................................................................................................vi I.



PENDAHULUAN .....................................................................................................1 A. Latar Belakang.......................................................................................................1 B. Tujuan ....................................................................................................................2



II. KONDISI INSTANSI ................................................................................................ 4 A. Profil Instansi .......................................................................................................4 B. Program Kerja / Kegiatan Instansi .......................................................................9 III. RANGKAIAN KERJA .......................................................................................... 11 A. Waktu dan Tempat .............................................................................................. 11 B. Ulasan Kegiatan Fungional..................................................................................11 C. Ulasan Kegiatan Keilmuan ..................................................................................16 IV. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................26 A. Simpulan ..............................................................................................................26 B. Saran ....................................................................................................................26 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



v



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1. Kantor BPPBAP Maros. .................................................................................4 Gambar 2. Struktur Organisasi BPPBP Maros. ................................................................ 6 Gambar 3. Peta Balai penelitian dan pengembangan budidaya air payau (BPPBAP) Maros ............................................................................................................11 Gambar 4. Kegiatan pengidentifikasian plankton. ........................................................ 16 Gambar 5. Instalasi Tambak Percobaan (ITP) Marana .................................................16 Gambar 6. Instalasi Broodstock Center Udang Windu (BCUW) BPPBAP Barru. ....... 16 Gambar 7. Penyaringan sampel dengan kertas saring ...................................................18 Gambar 8. Pemipetan sampel menggunakan pipet gondok. ..........................................18 Gambar 9. Penambahan fenol ........................................................................................ 19 Gambar 10. Penambahan pereaksi dan proses penyimpanan sampel .............................. 19 Gambar 11. Penulisan hasil yang didapatkan dari Spektofotometer ............................... 19 Gambar 12. Kegiatan penyaringan sampel dengan kertas saring ...................................21 Gambar 13. Kegiatan pemipetan air sampel dengan pipet gomdok. ............................... 21 Gambar 14. Penambahan larutan Ammonium chloride ..................................................21 Gambar 15. Penyaringan dengan kolum reduksi ............................................................. 22 Gambar 16. Hasil penyaringan dengan menggunakan kolum reduksi. ........................... 22 Gambar 17. Penambahan pereaksi...................................................................................22 Gambar 18. Penulisan hasil yang didapatkan dari Spektofotometer ............................... 23 Gambar 19. Penyaringan sampel dengan kertas saring. ..................................................24 Gambar 20. Pemipetan sampel menggunakan pipet gondok.. .........................................24 Gambar 21. Penambahan pereaksi...................................................................................24 Gambar 22. Penulisan hasil yang didapatkan dari Spektofotometer. .............................. 25



vi



DAFTAR TABEL



Tabel 1. Data Hasil Analisis Kandungan Nitrogen In Organik Terlarut (Total Amonia Nitrogen (NH3-N), Nitrat (NO3-N), dan Nitrit (NO2-N)) di Laboratorium Kualitas Air dari Kabupaten Barru dalam rentan waktu 3 bulan (September, Oktober, dan November) ...................................................................................28 Tabel 2. Data Hasil Penelitian Analisis Konsentrasi Nitrogen Pore Water (N=15) dari Pulau Barrang Lompo Dalam Rentan Waktu Februari – Juni 2012 (Jeffri, 2012)..................................................................................................................28



vii



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Air merupakan zat yang berperan dalam kehidupan makhluk hidup. Air juga menjadi bagian terbesar pembentuk tumbuh-tumbuhan dan binatang termasuk ikan maupun organisme lainnya. Air merupakan media tempat terjadinya berbagai reaksi kimia baik di dalam maupun di luar tubuh mahluk hidup. Dalam perairan laut terdapat berbagai macam senyawa kimia, salah satunya yaitu nitrogen. Unsur nitrogen biasanya dijumpai dalam bentuk senyawa in-organik yaitu amonia (NH3-N), nitrit (NO2), dan nitrat (NO3). Untuk nitrogen, beberapa yang dapat dimanfaatkan adalah nitrit dan nitrat. Nitrat dan nitrit dimanfaatkan oleh biota sebagai nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Selain itu Nitrogen juga merupakan indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan. Kualitas perairan yang baik itu sendiri penting untuk mendukung kehidupan biota air (Syarifuddin, 2003). Berkaitan dengan kajian mengenai kualitas perairan yang baik maka pelaksanaan kegiatan PKL yang dilaksanakan oleh penulis bertempat di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros. Seperti yang diketahui BPPBAP Maros berperan sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan tugas pokok melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan strategis perikanan budidaya air payau, mendapatkan teknologi yang lebih berkembang dalam meningkatkan produktivitas dalam bidang kelautan dan perikanan berupa komoditas yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Namun demikan, kegiatan penelitian di instansi ini selain di perairan payau seperti daerah pertambakan juga dilakukan di perairan pantai seperti pengukuran kualitas air di Teluk Awarange yang berbasis laboratorium.



1



Oleh karena itu maka pelaksanaan praktek kerja lapang dilaksanakan di BPPBAP Maros mengingat bahwa pengukuran nitrogen di perairan penting dilakukan sebagai indikator kesuburan perairan maupun kualitas perairan yang baik. Adapun pengukuran yang dilakukan selama PKL berlangsung adalah analisis kandungan nitrogen in-organik pada perairan menggunakan metode spektrofotometrik. Melalui Praktek Kerja Lapang ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan apa yang diperoleh di tempat praktek untuk melihat, menganalisis dan mempraktekkan kemampuan yang ada, serta memperoleh pengalaman di lapangan yang berguna dalam perwujudan pola kerja yang akan dihadapi nantinya dalam lingkungan pekerjaan. B. Tujuan 1.



Tujuan Akademik: Yaitu untuk terpenuhinya syarat dalam menyelesaikan program S1 Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Hasanuddin. Selain itu agar mahasiswa yang bersangkutan dapat mengenal dunia kerja yang sebenarnya, serta mendapatkan ilmu baru, ataupun mengembangkan kemampuan mahasiswa yang dimilikinya sesuai dengan pembelajaran yang didapatkan pada saat perkuliahan.



2.



Tujuan Institusional/Fungsional: Yaitu fungsi dari keberadaan dan kegiatan dari instansi itu sendiri. BPPBAP merupakan instalasi berbasis kelautan dan perikanan yang difasilitasi dengan beberapa laboratorium terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dalam melakukan analisis sampel; salah satu laboratorium tersebut adalah Laboratorium Kualitas Air dengan parameter yang diukur dan telah terakreditasi salah satunya yaitu Nitrit (NO2), Amonia (NH3–N), Phosfat (PO4) dan Total Suspended Solid (TSS). Selain itu di laboratorium ini juga dilakukan analisis Bahan Organik Total



2



(BOT), Nitrat (NO3), Chlorofil, Alakali, Salinitas, pH, dan DO. Semua metode analisis dikhususkan pada sampel air payau dan laut yang menjadi tupoksi balai ini. 3.



Tujuan Keilmuan: Yaitu untuk mengetahui bagaimana teknik dan tata cara dalam perolehan data kondisi kualitas perairan laut, dalam hal ini data diperoleh dengan cara menganalisa parameter perairan laut berupa kandungan nitrogen in-organik terlarut (Total Amonia Nitrogen (NH3-N), Nitrat (NO3-N), dan Nitrit (NO2-N) ) menggunakan metode spektrofotometri. Sehingga mendapatkan data yang valid mengenai bagaimana kondisi kualitas perairan pada Teluk Awarange.



3



II. KONDISI INSTANSI



A. Profil Instansi 1.



Sejarah Berdirinya Kantor Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros



Gambar 1. Kantor BPPBAP Maros. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) didirikan dengan maksud mendapatkan teknologi yang diperlukan dalam meningkatkan produktivitas pesisir terutama komoditas yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan di wilayah tropis yang memiliki daerah pesisir yang luas dan berpotensi dalam pengembangan usaha perikanan. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) berlokasi di Kabupaten Maros (±30 km ke sebelah utara kota Makassar, Sulawesi Selatan) yang telah beberapa kali berganti nama, yaitu: 1. Pada tahun 1969, berdasarkan SK Menteri No. 536/kpts/um/12/1969 diberi nama cabang Lembaga Penelitian Perikanan Darat (Cabang LPPD) berlokasi di Ujung Pandang. 4



2. Pada tahun 1980, berdasarkan SK Menteri No. 536/kpts/12/1980 diubah menjadi Sub Balai Penelitian Perikanan Darat (Sub PPD) Maros di bawah BALITKANDITA Bogor. 3. Pada tahun 1984, dari Sub BPPD diganti menjadi BALITDITA (Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai) Maros dipimpin oleh Alie Poernomo, M.Sc (19841986). 4. Pada tahun 1990, nama BALITDITA diganti menjadi BALITKANDITA (Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai) yang dipimpin oleh Dr. Fuad Cholik (1986-1991), kemudian selanjutnya digantikan oleh Dr. Achmad Sudrajad (1991-1995). 5. Pada tahun 1995, berdasarkan SK Menteri No.796/kpts/07/210/12/1994 nama Sub BALITKANDITA diganti menjadi Balai Penelitian Perikanan Pantai (BALITKANTA) yang dipimpin oleh Prof. Dr.Ir. Taufik Ahmad, M.S (19952001). 6. Pada tahun 2002, SK Menteri Kelautan dan Perikanan No.KEP 51/MEN/2002, nama BALITKANTA diganti menjadi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau (BRPBAP) yang dipimpin oleh Ir. Muharijadi Atmomarsono, M.Sc (2001-2005) dan kemudian selanjutnya digantikan oleh Dr. Ir. Rachman Syah, MS (2005-2012) 7. Pada tahun 2011, berdasarkan SK Kementerian Kelautan dan Perikanan No.32/men/2011 tanggal 12 Oktober 2011 Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau (BPPBAP) berubah menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) yang dipimpin oleh Dr. Ir. Andi Parenrengi, MS



5



(2012-2016) yang kemudian digantikan oleh Prof. Dr. Ir. Andi Akhmad Mustafa, MP (2016-sekarang). 2.



Struktur Organisasi Balai Pnelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros



Gambar 2. Struktur Organisasi BPPBAP Maros. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros memiliki struktur organisasi yang berada dibawah Menteri Kelautan dan Perikanan, di pimpin oleh seorang kepala balai dibantu oleh kepala bagian yang sesuai dengan bidang masing-masing. Bagian-bagian yang dimiliki adalah Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan Teknis dan Saran, Seksi Tata Operasional serta Kelompok Peneliti dan Jabatan Fungsional.



6



Sub Bagian Tata Usaha membawahi urusan kepegawaian serta urusan keuangan dan umum, Seksi Pelayanan Teknis dan Saran membawahi Sub Seksi Pelayanan Teknis dan Sub Seksi Sarana Dan Prasarana, Seksi Tata Operasional membawahi Sub Seksi Program dan Sub Monitoring Dan Evaluasi serta Kelompok Peneliti dan Jabatan Fungsional yaitu kepala laboratorium. Secara total tenaga kerja pada BPPBAP Maros berjumlah 132 orang yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sumber daya manusia tersebut terdiri dari 56 orang berfungsi sebagai peneliti, 2 orang pustakawan, 1 orang arsiparis, 26 orang teknisi litkayasa dan terdapat 26 orang sebagai tenaga administrasi. Komposisi pegawai yang dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan yaitu, pegawai dengan tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) berjumlah 52 orang, Strata Satu (S1) sebanyak 35 orang, Strata Dua (S2) berjumlah 26 orang, dan Strata Tiga (S3) sebanyak 10 orang. 3.



Tugas dan Fungsi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros a. Tugas Melaksanakan kegiatan riset perikanan budidaya air payau b. Fungsi 1) Penyusunan program; 2) Kerja sama riset strategis; 3) Pelaksanaan riset strategis perikanan budidaya air payau di bidang Biologi, Patologi, Toksikologi, Ekologi, Genetika, Reproduksi, dan Bioteknologi, serta Nutrisi dan Teknologi Pakan, untuk pengembangan produksi, lingkungan dan analisis komoditi;



7



4) Inventarisasi, identifikasi, serta evaluasi sumber daya dan plasma nutfah ikan perairan air payau untuk pemanfaatan, pengelolaan dan pelestariannya; 5) Pengembangan teknologi dan kerja sama riset budidaya perikanan air payau; 6) Pemberdayaan prasarana dan sarana riset perikanan budidaya air payau; 7) Pelayanan teknik, jasa dan informasi hasil riset; 8) Pengembangan dan pengelolaan jaringan sistem informasi di bidang riset perikanan budidaya air payau; 9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. c. Fungsi masing- masing bidang (Laboratorium) 1) Laboratorium Tanah Laboratorium Tanah merupakan laboratorium yang dapat menganalisis perubahan-perubahan kualitas tanah dan sediment, dimana contoh atau sampel yang diambil di lapangan dapat dianalisis guna mendapatkan data yang diperlukan menyangkut peubah-peubah kualitas tanah dan sedimen untuk budidaya dan sumber daya perikanan pesisir. 2) Laboratorium Biotek Laboratorium Biotek merupakan laboratorium yang dapat menganalisis hal-hal yang bersifat bioteknologi seperti kegiatan kultur rumput laut maupun kegiatan ekstraksi. 3) Laboratorium Nutrisi Laboratorium Nutrisi merupakan laboratorium yang dapat menganalisis kandungan pakan dan bahan pakan, selain itu pada laboratorium nutrisi dapat pula menganalisis sampel contoh sedimen tanah yang berasal dari kawasan pesisir



8



4) Laboratorium Plankton Laboratorium Plankton merupakan laboratorium yang dapat menganalisis mikroorganisme yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop berupa plankton seperti fitoplankton dan zooplankton kegiatan kultur plankton dan identifikasi plankton. 5) Laboratorium Kualitas Air Laboratorium



Kualitas



Air



merupakan



laboratorium



yang



dapat



menganalisis peubah-peubah kualitas air dimana sampel-sampel yang diambil dari lapangan dianalisis didalam laboratorium air seperti analisis kandungan nitrogen in organik (nitrat, nitrit, dan amonia), TSS (Total Suspended Solid), BOT (Bahan Organik Total),



silikat, phospat (PO4) chlorophyl, DO,



alkalinitas, pH, dan salinitas. 6) Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan (Patologi) Laboratorium Patologi merupakan laboratorium yang dapat menganalisis hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik biologi antara lain plankton dan makro/mikro dan benthos. B. Program Kerja Instansi 1.



Bidang Bidang riset pada Balai Penelitian dan Pengembangan Budiadaya Air Payau



(BPPBAP) yaitu: Bioekologi, Sumber Daya, Patologi, Nutrisi, Genetika dan Pemulibiakkan, Rekayasa Perikanan. Kegiatan Bidang Riset terbagi ke dalam beberapa kegiatan berupa kegiatan analisis sampel yang berlangsung di laboratorium. 2.



Program Riset Adapun program riset BPPBAP Maros :



9



a. Riset potensi dan pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya air payau; b. Peningkatan produktifitas dan efisiensi serta pengembangan budidaya yang ramah lingkungan; c. Riset kesehatan lingkungan pada budidaya air payau; d. Diversifikasi komoditas budidaya air payau; e. Budidaya ikan intensif di KJA laut; f. Model budidaya udang ramah lingkungan; g. Riset nutrisi ikan; h. Riset pemanfaatan bahan aktif biota karang dan mangrove untuk pencegahan penyakit; i. Pencegahan dan pengendalian penyakit ikan dan udang pada budidaya pesisir.



10



III. RANGKAIAN KERJA



A. Waktu Dan Tempat



Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan pada tanggal 14 September 14 Desember 2016 yang tiap harinya berlangsung dari jam 08.00 – 16.00 WITA setiap hari Senin – Kamis dan 07.30 – 16.30 WITA untuk hari Jumat, yang bertempat di Laboratorium Kualitas Air, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros, Sulawesi Selatan.



Gambar 3. Peta Balai penelitian dan pengembangan budidaya air payau (BPPBAP) Maros. B. Ulasan Kegiatan Fungsional Kegiatan yang berlangsung di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) selama proses praktik kerja lapang yang dilakasanakan mahasiswa setiap harinya meliputi kegiatan :



11



1.



Kegiatan Preparasi Sampel Kegiatan preparasi sampel merupakan kegiatan membantu para teknisi dan analis



laboratorium dalam persiapan sampel tahap awal. Kegiatan ini meliputi ; a.



Pengambilan sampel dan persuratan pada bagian penerimaan sampel kantor BPPBAP.



b.



Selanjutnya adalah pencocokan data pada KUP (Kaji Ulang Permintaan Pengujian) dengan sampel yang ada.



c.



Apabila data telah sesuai dengan sampel yang ada maka data mengenai tanggal penerimaan sampel, kode sampel, jumlah sampel, dan parameter yang akan diukur di tulis pada papan jadwal pengujian.



d.



Kegiatan selanjutnya adalah mempersisapkan alat–alat dan bahan–bahan yang akan digunakan dalam penyaringan.



e.



Kegiatan berikutnya adalah penghapusan kode lama pada erlenmeyer dan botol sampel menggunakan tissue yang telah diberi aceton kemudian pemberian kode baru pada sampel dan erlenmeyer yang akan digunakan, setelah itu penyusunan sampel dan alat–alat sampel yang akan digunakan berdasarkan kode sampel yang telah ada pada meja preparasi.



f.



Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan tambahan meliputi : 1) Mengambil dan mengukur sampel dengan menggunakan gelas ukur serta memasukkan ke dalam botol pengukuran TSS (Total Suspended Solid) sebanyak 100 ml sampel air dan, 2) Mengambil erlenmeyer yang akan digunakan untuk mengukur kandungan BOT (Bahan Organik Total) sebanyak 50 ml sampel air



12



yang kemudian ditambahkan sebanyak 50 ml deionizer serta Alkalinitas sebanyak 25 ml sampel air apabila parameter tersebut akan diuji. 2.



Kegiatan Penyaringan Sampel Setelah kegiatan preparasi sampel telah selesai maka kegitan selanjutnya adalah



kegiatan penyaringan. Kegiatan penyaringan merupakan kegiatan dalam hal membantu para teknisi dan analis laboratorium menyaring sampel air yang meliputi ; a. Kegiatan penyaringan sampel ke dalam erlenmeyer dengan kertas saring Whatman No. 42 untuk pengujian sampel dengan parameter berupa nitrat (NO3N), nitrit (NO2-N), dan total amonia nitrogen (NH3-N) sesuai kebutuhan pengujian. b. Setelah sampel air telah disaring dan telah cukup untuk proses pengujian maka selanjutnya sampel air dimasukkan ke dalam tabung calorimeter dengan menggunakan pipet gondok dan buld dengan masing–masing parameter nitrat (NO3-N) sebanyak 50 ml, nitrit (NO2-N) sebanyak 25 ml, dan total amonia nitrogen (NH3-N) sebanyak 25 ml. c. Kemudian disimpan pada rak tabung sesuai dengan parameter lalu ditutup. d. Tambahkan Amonium chlorida sebanyak 1 ml pada sampel yang akan disaring kemudian dikocok. e. Kegiatan penyaringan berikutnya adalah kegiatan penyaringan nitrat pada kolom reduksi dengan menggunakan tabung reduksi, sampel nitrat yang telah disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman sebanyak 50 ml akan disaring lagi menggunakan tabung reduksi dan pada tahap akhir akan dimasukkan ke dalam tabung calorimeter sebanyak 15 ml kemudian selebihnya dibuang namun



13



3.



Kegiatan Pengujian Sampel Setelah kegiatan penyaringan kegiatan berikutnya adalah membantu para teknisi



dan analis laboratorium dalam hal kegiatan pengujian yang meliputi ; a. Penambahan pereaksi untuk nitrat (NO3-N), nitrit (NO2-N), dan total amonia nitrogen (NH3-N). b. Pereaksi yang digunakan telah lebih dahulu dibuat oleh para analis sehingga mahasiswa hanya akan menambahkan pereaksi sesuai dengan dosis dan ukuran yang telah diajarkan oleh analis laboratorium. c. Untuk nitrat (NO3-N) pereaksi yang akan ditambahkan sebanyak 0,6 ml pereaksi nitrat yang telah dibuat oleh analis setelah itu tabung ditutup lalu kemudian dikocok. d. Kemudian nitrit (NO2-N) pereaksi yang akan ditambahkan sebanyak 1 ml pereaksi nitrit yang telah dibuat oleh analis setelah itu ditutup menggunakan penutup tabung lalu kemudian dikocok. e. Sedangkan untuk amonia (NH3-N) sampel terlebih dahulu ditambahkan sebanyak 1 ml phenol lalu dihomogenkan setelah itu ditambahkan 1 ml nitroprussid homogenkan selanjutnya penambahan pereaksi oxidizing yang telah dibuat oleh analis menggunakan pipet skala sebanyak 2,5 ml kemudian tutup tabung lalu dikocok dan terakhir simpan pada tempat gelap (steroform yang memiliki tutup). 4.



Proses Pembacaan Sampel Menggunakan Spektrofotometer, Kegiatan selanjutnya adalah pembacaan dengan menggunakan Spektrofotometer.



Kegiatan ini merupakan kegiatan dalam hal membantu para teknisi dan analis berupa membantu dalam penulisan hasil yang didapatkan pada saat pembacaan berlangsung.



14



5.



Kegiatan Pembersihan dan Pencucian Alat – Alat Laboratorium Kegiatan akhir yang dilaksanakan adalah proses pembersihan dan pencucian alat –



alat laboratorium. Kegiatan ini meliputi ; a. Pencucian tabung calorimeter dan alat – alat yang terbuat dari kaca yang telah digunakan, namun sebelumnya terlebih dahulu dibilas menggunakan air keran lalu direndam pada cairan ekstran (detergen bebas fosfat) b. Setelah itu disikat menggunakan sikat tabung kemudian dibilas dengan menggunakan air keran dan terakhir dibilas menggunakan aquades. c. Sedangkan untuk pipet tetes dan pipet skala hanya dibilas menggunakan air keran lalu kemudian dibilas menggunakan aquades. d. Untuk pencucian botol sampel plastik dicuci dengan menyikat botol terlebih dahulu lalu kemudian dibilas dengan menggunakan air keran. e. Setelah kegiatan pencucian kegiatan selanjutnya adalah membersihkan sampah dari meja preparasi seperti tissue dan kertas Whatmann yang telah digunakan. f. Serta pemantauan isi Water Purification apabila air di dalamnya telah berkurang maka dilakukan pengisian ulang dengan menggunakan aquades. 6.



Kegiatan tambahan Selain dari kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium terdapat pula kegiatan-



kegiatan yang dilaksanakan di luar dari kegiatan yang berkaitan dengan laboratorium kualitas air. Kegiatan tersebut meliputi : a. Membantu mahasiswa PKL lain yang berada di Laboratorium Plankton dalam mengidentifikasi sampel plankton, membersihkan alat maupun membawa sampel plankton pada laboratorium patologi BPPBAP Maros.



15



. Gambar 4. Kegiatan pengidentifikasian plankton. b. Kunjungan ke Instalasi Tambak Percobaan (ITP) Marana, Maros dengan tujuan mendiskusikan jenis-jenis kegiatan yang dilakukan ditambak.



Gambar 5. Instalasi Tambak Percobaan (ITP) Marana c. Kunjungan ke Instalasi Broodstock Center Udang Windu (BCUW) BPPBAP di Barru mendiskusikan cara menganalisis kualitas air di hatchery sekaligus diskusi mengenai pakan alami dari udang windu.



Gambar 6. Instalasi Broodstock Center Udang Windu (BCUW) BPPBAP Barru. C. Ulasan Kegiatan Keilmuan Kegiatan keilmuan selama PKL di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) yaitu “Analisis Nitrogen In-Organik Terlarut (Total Amonia



16



Nitrogen (NH3-N), Nitrat (NO3-N), Dan Nitrit (NO2-N) )”. Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Kualitas Air kantor BPPBAP Maros. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan pengujian unsur nitrogen (N) dalam sampel air laut yang terdiri dari tiga proses pengujian yang berbeda. Setiap kegiatan pengujian yang berlansung pada laboratorium masing–masing mengambil acuan pada SNI (Standar Nsional Indonesia). Adapun pengujian yang dilakukan yaitu : 1.



Uji Total Amonia Nitrogen (NH3-N) dalam Air Laut dengan Biru Indofenol Secara Spektrofotometri Penentuan kandungan total amonia nitrogen (NH3-N) di perairan dapat ditentukan



dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode Nessler, metode salisilat amonia dan metode Indophenol. Metode Penentuan total amonia nitrogen dengan metode Indophenol (metode phenate) memberikan hasil yang baik untuk perairan air kolam. pereaksi yang digunakan adalah phenate (phenol), chlorox (oxidizing solution) dan mangan sulfat. phenol dan hypochlorit (chlorox) beraksi dalam kondisi larutan basa membentuk phenylquinone-monoimine yang selanjutnya akan bereaksi dengan amonia menjadi indophenol yang berwarna biru. Kepekatan warna biru sebanding dengan kadar amonia yang ada (Hendrawati, 2007). Dalam menentukan total amonia nitrogen, metode yang paling sederhana adalah



dengan metode Nessler. Metode ini umum digunakan terhadap sampel yang diharapkan memiliki kandungan amonia yang tinggi. Penentuan amonia bergantung pada kenyataan bahwa ion amonia memberikan warna coklat kekuningan dengan pereaksi Nessler, dan bahwa intensitas warna berbading langsung dengan jumlah amonia yang ada (Alaerts, 1984).



17



Penentuan yang dilaksanakan pada BPPBAP Maros adalah penentuan amonia dalam air laut dengan biru indophenol menggunakan metode spektrofotometri pada kisaran kadar 0,05 mg/L -2.00 mg/L. Standar ini digunakan untuk contoh uj air laut yang tidak berwarna. Dengan acuan yang dipakai adalah SNI 19-6964.3-2003. Pelaksanaan kegiatan pengujian kandungan total amonia nitrogen (NH3) meliputi : a. Pelaksanaan awal dengan melakukan kegiatan penyaringan sampel air dengan menggunakan kertas saring Whatman No. 42 ke dalam erlenmeyer 250 ml,



Gambar 7. Penyaringan sampel dengan kertas saring b. Setelah itu memipet 25 ml contoh uji ke dalam tabung calorimeter 50 ml yang telah dinetralkan pH nya (bila menggunakan pengawet),



Gambar 8. Pemipetan sampel menggunakan pipet gondok. c. Menambahkan 1 ml larutan fenol kemudian dikocok dan Menambahkan 1 ml larutan natrium nitroprussid kemudian dikocok,



18



Gambar 9. Penambahan fenol d. Menambahkan 2.5 ml larutan oksidator. Menutup tabung kemudian simpan di ruang gelap pada temperatur 22ᵒ C - 27ᵒ C minimal selama 1 jam (warna larutan akan stabil selama 24 jam),



Gambar 10. Penambahan pereaksi dan proses penyimpanan sampel e. Mengukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm.



Gambar 11. Penulisan hasil yang didapatkan dari Spektofotometer



19



2. Uji Nitrat (NO3-N) dalam Air Laut dengan Reduksi Kadmium Secara Spektrofotometri Penentuan kandungan nitrat (NO3-N) di perairan dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode Brucine dan metode Reduksi Kadmium. Dalam penentuan nitrat dengan metoda Brucine (APHA, 1979), menggunakan pereaksi-pereaksi brucine dan asam sulfat pekat. Reaksi Brucine dengan nitrat membentuk senyawa yang berwarna kuning. Kecepatan reaksi ini sangat dipengaruhi oleh tingkat panas larutan. Pemanasan larutan dilakukan dengan penambahan asam sulfat pekat. Metoda ini hanya sesuai untuk air sampel yang kadar nitratnya 0,1 sampai 2 ppm (selang terbaik : 0,1 - 1 ppm NO3-N). Metode penentuan nitrat (NO3-N) dengan metode reduksi kadmium ini digunakan untuk penentuan nitrat (NO3-N) dalam air laut dengan reduksi kadmium secara spektrofotometri pada kisaran 0,05 mg/l – 1,00 mg/l. Standar ini digunakan untuk contoh uji air laut yang tidak berwarna. Senyawa nitrat dalam contoh uji air laut direduksi menjadi nitrit oleh butiran kadmium (Cd) yang dilapisi dengan tembaga (Cu) dalam suatu kolum. Senyawa nitrit akan bereaksi dengan sulfanilamide dalam suasana asam menghasilkan diazonium yang sebanding dengan banyaknya senyawa nitrit dalam contoh uji. Senyawa diazonium kemudian bereaksi dengan n-(1-naftil)-etilendiamin dihihidroklorida (NED dihidroklorida) membentuk senyawa azo yang berwarna merah mudah. Senyawa azo yang terbentuk ekivalen dengan banyaknya senyawa diazonium yang ekivalen dengan banyaknya nitrit dalam contoh (Indrayani, 2015). Penentuan kadar nitrat NO3-N dalam air laut yang dilakukan di BPPBAP Maros adalah metode reduksi kadmium secara spektrofotometri pada kisaran kadar 0.05 mg/L 1.00 mg/L. Standar ini digunakan untuk contoh uji air laut yang tidak berwarna. Dengan



20



acuan yang digunakan adalah SNI 19-6964.1-2003. Pelaksanaan kegiatan pengujian kandungan amonia (NO3-N) meliputi: a. Tahap awal adalah melakukan penyaringan sampel air dengan menggunakan kertas saring Whatman No. 42 ke dalam erlenmeyer 250 ml,



Gambar 12. Kegiatan penyaringan sampel dengan kertas saring b. Menyiapkan 50 ml contoh uji kedalam tabung reaksi 50 ml,



Gambar 13. Kegiatan pemipetan air sampel dengan pipet gondok c. Setelah itu menambahkan 1,0 ml larutan NH4Cl-ETDA pekat kemudian menghomogenkan larutan dengan cara menutup tabung kemudian dikocok,



Gambar 14. Penambahan larutan Ammonium chloride.



21



d. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penyaringan dengan melewatkan larutan tersebut melalui kolom reduksi, penyaringan sampel dilakukan pada tabung reduksi,



Gambar 15. Penyaringan dengan kolum reduksi. e. Setelah itu menampung sebanyak 15 ml larutan yang telah disaring pada tabung reduksi ke dalam tabung reaksi kemudian tutup,



Gambar 16. Hasil penyaringan dengan menggunakan kolum reduksi. f. Menambahkan 0.6 ml larutan pewarna kemudian menghomogenkan larutan,



Gambar 17. Penambahan pereaksi.



22



g. Mengukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer dalam kisaran waktu 10 menit sampai dengan 2 jam setelah penambahan larutan pewarna pada panjang gelombang optimal sekitar 640 nm.



Gambar 18. Penulisan hasil yang didapatkan dari Spektofotometer.



3.



Uji



Nitrit



(NO2-N)



dalam



Air



Laut



dengan



Sulfanilamid



Secara



Spektrofotometri. Penentuan kandungan nitrit (NO2-N) di perairan dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa metode analisis salah satunya adalah dengan menggunakan metode sulfanilamide. Metode Sulfanilamide merupakan metode penentuan nitrit yang mana nitrit diasumsikan dalam suasana asam pada pH 2,0 – 2,5 akan bereaksi dengan sulfanilamid (SA) dan N- (1-naphthyl) ethylene diamine dihydrochloride (NED dihydrochloride) membentuk senyawa azo yang berwarna merah keunguan. Warna yang terbentuk diukur absorbansinya secara spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum 543 nm (Indrayani, 2015). Penetapan kadar nitrit (NO2-N) dalam air dengan teknik spektofotometrik, dengan metode sulfanilamide. Dengan acuan yang digunakan adalah SNI 19-6964.1-2003. Pelaksanaan kegiatan pengujian kandungan nitrit (NO2-N) meliputi :



23



a. Tahap awal adalah melakukan penyaringan sampel air dengan menggunakan kertas saring Whatman No. 42 ke dalam erlenmeyer 250 ml,



Gambar 19. Penyaringan sampel dengan kertas saring. b. Setelah itu memipet 25 ml contoh uji ke dalam tabung calorimeter 50 ml,



Gambar 20. Pemipetan sampel dengan menggunakan pipet gondok. c. Menambahkan 1 ml larutan pewarna (Pereaksi Nitrit) kemudian dikocok, Lalu menutup tabung dengan menggunakan tutup tabung,



Gambar 21. Penambahan pereaksi.



24



d. Setelah itu lalu mengukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang optimal 543 nm,



Gambar 22. Penulisan hasil yang didapatkan dari Spektofotometer.



25



IV. SIMPULAN DAN SARAN



A. Simpulan BPPBAP merupakan instalasi berbasis kelautan dan perikanan yang difasilitasi dengan beberapa laboratorium terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dalam melakukan analisis sampel; salah satu laboratorium tersebut adalah Laboratorium Kualitas Air dengan parameter yang diukur dan telah terakreditasi salah satunya yaitu Nitrit (NO2-N), Amonia (NH3–N), Phosfat (PO4) dan Total Suspended Solid (TSS). Selain itu di laboratorium ini juga dilakukan analisis Bahan Organik Total (BOT), Nitrat (NO3-N), Chlorofil, Alakali, Salinitas, pH, dan DO. Semua metode analisis dikhususkan pada sampel air payau dan laut yang menjadi tupoksi balai. Setiap kegiatan yang berkaitan dengan pengujian yang berlansung pada laboratorium di BPPBAP Maros masing–masing mengambil acuan pada SNI (Standar Nsional Indonesia). B. Saran Saran saya mudah–mudahan kedepannya baik itu siswa–siswi maupun mahasiswa ataupun mahasiswi yang sedang melaksanakan kegiatan PKL diberikan pembimbing yang berada dan selalu ada di kantor BPPBAP Maros untuk memudahkan proses pembelajaran dan pembuatan laporan akhir.



26



DAFTAR PUSTAKA



Alaerts, G dan Santika,S.S. 1987. Metoda penelitian air. Surabaya: Usaha Nasional. [APHA] American Public Health Association. 1979. Standard Methods For the Examination of Water and Wastewater. Amer. Publ. 17th Edition. New York Health Association.



Effendi H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan. Yogyakarta: Kanisius. Hendrawati. 2007. Analisis kadar phosfat dan n-nitrogen (amonia, nitrat, nitrit) pada tambak air payau akibat rembesan lumpur lapindo di sidoarjo, jawa timur. Tesis. Program Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Indrayani E. 2015. Analisis kandungan nitrogen, fosfor dan karbon organik di danau sentani – papua. J. Manusia dan lingkungan, vol. 22, no.2, juli 2015: 217-225. jpe-ces.ugm.ac.id/ojs/index.php/JML/article/download/48/391. diakses pada pukul



19.00 WITA tanggal 20 Februari 2016. Jeffri K. 2012. Hubungan antara kandungan nitrogen pada pore water terhadap nitrogen pada akar dan daun lamun Enhalus acoroides di pulau Barrang Lompo. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Universitas Hasanudin. Makassar. Syarifuddin. 2003. Analisis rasio nitrat fosfat pada perairan pulau pannikiang kabupaten barru. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar.



27



L A M P I R A N 28



Lampiran Hasil dan Pembahasan berdasarkan pada hasil pengujian A. Hasil Tabel 1. Data hasil analisis kandungan Nitrogen In-Organik Terlarut (Ttotal Amonia Nitrogen (NH3-N), Nitrat (NO3-N), dan Nitrit (NO2-N) ) di laboratorium Kusalitas Air dari Kabupaten Barru dalam rentan waktu 3 bulan (September, Oktober, dan November). No



1



2



3



Parameter



Amonia (NH3-N)



Nitrit (NO2-N)



Nitrat (NO3-N)



Stasiun



Satuan



1



4



6



8



Rata –rata (𝑋̅)



0,0694



0,3658



0,0519



0,0677



Standar Deviasi



0,0599



0,5494



0,0804



0,0334



Rata –rata (𝑋̅)



0,0014



0,0029



0,0014



0,0013



Standar Deviasi



0,0005



0,0036



0,0011



0,0008



Rata –rata (𝑋̅)



0,3712



0,0976



0,1778



0,0971



Standar Deviasi



0,2065



0,0572



0,1456



0,0506



Mg/L



Mg/L



Mg/L



Tabel 2. Data hasil Penelitian analisis Konsentrasi Nitrogen di Pore water (n=15) dari Pulau Barrang lompo dalam rentan waktu Februari – Juni 2012 (Jeffri, 2012). No



Nitrogen (mg/L)



Kisaran



Rata-rata ± standar deviasi



1.



NH3



0.288 - 0.675



0.46 ± 0.097



2.



NO3



0.059 - 0.138



0.094 ± 0.022



3.



NO2



0.052 - 0.147



0.098 ± 0.026



4.



NTotal



0.48 - 0.914



0.653 ± 0.119



29



B. Pembahasan Effendi (2003) menyatakan bahwa, N anorganik berupa N-NO3, N-NO2, N-NH3 bersifat larut; dan N organik berupa partikulat yang tidak larut dalam air. Nitrogen tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik dan harus mengalami fiksasi terlebih dahulu menjadi amonia (NH3-N), amonium (NH4-N) dan nitrat (NO3-N). Fungsi nitrogen adalah membangun atau memperbaiki jaringan - jaringan tubuh dan memberikan energi. Tumbuhan dan hewan membutuhkan nitrogen dalam sintesa protein. Nitrat (NO3-N) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami, selain nitrit (NO3-N) dan amoniak (NH3-N) dan merupakan nutrien bagi pertumbuhan lamun. Nitrit (NO2-N) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit di perairan alami, kadarnya lebih kecil daripada nitrat karena nitrit bersifat tidak stabil jika terdapat oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat serta antara nitrat dan gas nitrogen yang biasa dikenal dengan proses nitrifikasi dan denitrifikasi. Keberadaan unsur nitrogen di perairan sangatlah dipengaruhi oleh kandungan oksigen bebas dalam air. Pada kondisi kandungan oksigen di perairan rendah, nitrogen cenderung berbentuk senyawa amonia, sedangkan pada kandungan oksigen yang tinggi keseimbangan bergerak ke senyawa nitrat. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa nitrat merupakan hasil akhir dari oksidasi nitrogen di perairan. Berdasarkan dari data penelitian yang didapatkan pada 2 penelitian yang berbeda yakni di daerah pesisir dekat Instalasi Pembenihan Udang Windu BPPBAP desa Lawallu, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dan Pulau Barrang Lompo didapatkan bahwa : Pada data hasil pengujian di laboratorium kualitas air BPPBAP Maros bulan September – Desember tahun 2016 pada 4 stasiun yaitu stasiun 1, 4, 6, dan 8 untuk



30



parameter Amonia (NH3-N), nilai terendah didapatkan pada stasiun 8 yaitu 0,0677 dan nilai tertinggi pada stasiun 4 yaitu 0,3658. Sementara untuk parameter Nitrit (NO2-N), nilai terendah didapatkan pada stasiun 8 yaitu 0,0013 dan nilai tertinggi pada stasiun 4 yaitu 0,0029. Sedangkan untuk parameter Nitrat (NO3-N), nilai terendah didapatkan pada stasiun 8 yaitu 0,0506 dan nilai tertiggi didapatkan pada stasiun 1 yaitu 0,2065. Penelitian yang dilakukan di pulau Barrang Lompo pada bulan Februari - Juni 2012 didapatkan bahwa Amonia (NH3-N) berbeda jauh nilainya dengan nitrat (NO3-N) dan nitrit (NO2-N). NH3-N merupakan bentuk nitrogen yang terbanyak dengan nilai rata-rata 0.46 mg/L. Untuk NO2-N mempunyai nilai rata-rata sebesar 0.098 mg/L dan NO3-N dalam nitrogen mempunyai nilai terkecil yaitu sebesar 0.094 mg/L. Jika dibandingkan dengan data yang didapatkan dari dari kedua tempat yang berbeda maka dapat dinyatakan bahwa antara kedua lokasi yakni kabupaten Barru dan pulau Barrang Lompo keduanya memiliki nilai rata-rata analisis sampel nitrogen yang berbeda untuk pulau Barrang Lompo kandungan nitrogen terbanyak adalah dalam amonia (NH3-N) disusul nitrat (NO3-N) kemudian bentuk nitrit (NO2-N). Sementara untuk Kabupaten Barru kandungan nitrogen terbanyak adalah dalam bentuk nitrat (NO3) disusul amonia (NH3-N) kemudian nitrit (NO2-N).



31