Contoh - RHA (Rapid Health Assesment) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RHA (Rapid Health Assesment) Gempa Bumi dan Tsunami Di Kabupaten X



Kelompok 5 – IKM B 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya



Nama Kelompok           



Clairine Budi Utami Efifta Pratama Ananda Wahyu Dwi Cahyani Ika Putri Hasanah Edel Weisela Permata S. Debora Dzahabiyyah Oktian Firman Bryantara Ahmad Candra Prastiya Cylvi Eka Jayanti Tonny Suwarwoyo Ayu Dwi Klara S



101111126 101111133 101111140 101111159 101111164 101111173 101111178 101111193 101111200 101111219 101111223



Bencana Kejadian peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis Wahyu



Macam bencana: 1. Bencana alam: disebabkan oleh alam (gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor) 2. Bencana non-alam: disebabkan oleh faktor non-alam (gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, wabah penyakit) 3. Bencana sosial: disebabkan oleh interaksi sesama manusia (konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, teror)



RHA (Rapid Health Assesment) Penilaian kesehatan cepat melalui pengumpulan informasi cepat dengan analisis besaran masalah sebagai dasar mengambil keputusan akan kebutuhan untuk tindakan penanggulangan segera



Debby



Tujuan RHA:  Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan, dampak, dan kemungkinan terjadinya perubahan keadaan darurat  Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan yang akan terjadi  Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan tanggap darurat dan kebutuhan yang perlu direspon secepatnya  Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi tanggap darurat



Tahapan Dalam Melakukan Assessment 1. 2.



Merencanakan kajian Mengarahkan kajian



Merencanakan Kajian 1. Pertimbangan faktor waktu dan lokasi dalam merumuskan kajian awal Pentingnya faktor waktu dalam kajian awal berbedabeda sesuai dengan jenis bencana dan akses wilayah yang terkena bencana 2. Menyusun persiapan  Menentukan jenis informasi yang akan dikumpulkan  Berkoordinasi dengan berbagai pihak  Menyeleksi anggota tim  Mengidentikasi ketua tim dan mendelegasikan tugas  Melaksanan kegiatan penunjang



Mengarahkan Kajian 1. Mengumpulkan data ada empat metode: mengumpulkan data dan memeriksa kembali informasi yang sudah ada, inspeksi visual langsung dari wilayah bencana, wawancara, survei 2. Menganalisa data 3. Melakukan sintesa dan menarik kesimpulan 4. Penyajian data dan rekomendasi 5. Pengawasan >>



ANALISIS RHA (Rapid Health Assessment) BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI KABUPATEN X



Merencanakan Kajian 1. Mempertimbangkan faktor waktu dan lokasi dalam merumuskan kajian awal Waktu: gempa bumi dan tsunami merupakan bencana alam yang menimbulkan kegawatdaruratan maka RHA dilakukan sesegera mungkin yaitu beberapa jam setelah peristiwa terjadi  Lokasi: adanya jalan yang terputus akibat bencana sehingga distribusi bantuan sulit masuk.Yang harus dianalisis adalah: a. Daerah yang terkena bencana gempa bumi dan tsunami: desa Gasem, desa Malai, desa Pantom, desa Sukun, desa Guwo, dan desa Malem b. Daerah yang menjadi lokasi penampungan pengungsi gempa bumi Ika c. Daerah lingkungan sekitar lokasi bencana 



2. Menyusun persiapan  Menentukan jenis informasi yang akan dikumpulkan a. Informasi aspek medis: berapa puskesmas yang rusak, berapa obat-obatan yang tersedia dan dibutuhkan, berapa tenaga medis yang tersedia, dan lain-lain b. Aspek epidemiologi: penyakit apa saja yang terjadi di daerah bencana,daerah sekitar bencana, dan daerah yang menjadi lokasi pengungsian c. Aspek sanitasi atau lingkungan: sanitasi di lingkungan pengungsian, ada tidaknya air bersih, tempat sampah, kamar mandi, dan lain-lain















Berkoordinasi dengan berbagai pihak Koordinasi dengan pihak: petugas puskesmas, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Pemerintah Daerah, Dinas Kebersihan, PLN, PDAM, dan pihak lain yang terkait Menyeleksi anggota tim Berasal dari multidisiplin: ahli kesehatan masyarakat dan epidemiologi, nutrisi, logistik, dan kesehatan lingkungan Mengidentifikasi ketua tim dan mendelegasikan tugas Pemimpin harus memiliki rasa kepemimpinan yang tinggi







Melaksanakan kegiatan penunjang Kepastian keamanan dalam kondisi darurat, menyusun transportasi yang dibutuhkan sesuai keadaan lokasi bencana, menjamin keamanan anggota tim dari berbagai ancaman seperti kejahatan, terserang infeksi, wabah penyakit dan lain-lain >>



Mengarahkan Kajian 1. Mengumpulkan data wawancara dan survey penduduk yang terkena dampak bencana  Data karakteristik geografi di Kabupaten X, di pulau Sulawesi Kabupaten X merupakan tempat yang rawan terhadap gempa bumi yang berpotensi menimbulkan tsunami. Pada saat terjadinya gempa bumi dengan kekuatan 6.5 skala richter, dengan gempa di laut pada kedalaman < 30 km dan menimbulkan gelombang tsunami dengan tinggi gelombang 14 meter. Gelombang tsunami juga telah menjangkau daerah hingga sejauh 8 km dari pantai yang datar Ayu







Data penduduk yang terkena dampak bencana



Data Fasilitas Umum (inspeksi visual) a. Sarana jalan menuju Desa Malai terputus, hanya bisa dilalui dengan kendaraan bermotor. Untuk desa selain Desa Malai dalam keadaan baik dan dapat dilalui kendaraan besar b. Aliran listrik dan telepon terputus sama sekali c. PDAM mengalami kerusakan sehingga tidak ada distribusi air bersih Data Fasilitas Kesehatan (inspeksi visual) a. Puskesmas kec. Kampung Dalam yang berlokasi di Desa Guwo mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga tidak dapat difungsikan kembali b. Puskesmas pembantu Malem kec. Sebaris dan Malai kec. Batang Gadis juga mengalami kerusakan yang cukup parah



Data Perekonomian Melumpuhkan pasar penduduk selama 2 minggu  Data Pemerintahan a. Rusaknya semua kantor desa dan 1 kantor kec. Sungai Limau b. 75% pegawai negeri diperkirakan terganggu aktivitas pekerjaanya  Data Lingkungan a. Rusaknya persawahan dengan luas 1.200 ha b. Rusaknya kebun dengan luas 750 ha c. Rusaknya hutan bakau dengan luas 350 ha 







Data Sumber Daya Kesehatan Di Kabupaten X terdapat sebuah RSUD dengan kapasitas 350 tempat tidur dan tenaga kesehatan serta fasilitas yang dimiliki diantaranya: 2 orang dr. sp. bedah 2 orang dr. sp. dalam 3 orang dr. sp. obgyn 1 orang dr. sp. anastesi 15 orang dr. umum 40 orang perawat 2 ahli gizi 1 ambulans 1 mobil jenazah Untuk masing-masing puskesmas yang ada di kabupaten X bukan merupakan puskesmas rawat inap dan memiliki tenaga kesehatan serta fasilitas kesehatan, diantaranya: 1 orang dr. umum 3 orang perawat 1 orang sanitarian 1 unit kendaraan operasional puskesmas keliling



Fifta



2. Menganalisa Data  Kebutuhan sumber daya kesehatan Tim Penanggulangan Krisis: - Tim Gerak Cepat, - Tim Penilaian Cepat Kesehatan (Tim RHA), - Tim Bantuan Kesehatan >>  Kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan Jenis penyakit akibat dampak gempa bumi dan tsunami antara lain luka memar, luka sayatan, dan patah tulang. Obat perbekalan dan alat kesehatan yang dibutuhkan: - Kantong mayat - Tandu/ stretcher - Kasa elastic perban - Kasa elastic - Alkohol 70% - Tabung oksigen - Resusitasi kit - Emergency kit - Collar neck - Long spine borad - Handscoen - Sepatu boot - Minor surgery set - Pov. Iodine 10% - H2O2 Sol - Ethyl Chlorida Spray - Jarum jahit - Catgut chromic



Kebutuhan penampungan korban gempa bumi dan tsunami a. Berukuran 3 (tiga) meter persegi per orang b. Memiliki persyaratan keamanan dan kesehatan c. Memiliki aksesibititas terhadap fasilitas umum d. Menjamin privasi antar jenis kelamin dan berbagai kelompok usia 1. 2. 3. 4.



Penampungan yang dibutuhkan penduduk kec. Batang gadis yang mengungsi sebanyak 4203 orang, maka luas yang dibutuhkan 12.609 m2 Kec. Sungai limau dengan pengungsi sebanyak 10763 orang, maka luas yang dibutuhkan 32.289 m2 Kec. Kampung pengungsinya berjumlah 7353 orang maka luas yang dibutuhkan 22.059 m2 Kec. Sabiris jumlah pengungsinya 4565 orang, maka luas yang dibutuhkan 13.695 m2



Kebutuhan pos kesehatan : a. Desa Gasam Harus dibangun posko kesehatan pelayanan medis korban bencana yang mengalami luka ringan maupun berat. Obatobatan dan sarana penunjang medis harus didatangkan dari luar desa dengan menggunakan kendaraan besar maupun sepeda motor, karena jalan raya masih bisa difungsikan dengan baik b. Desa Malai Puskesmas pembantu di desa Malai masih bisa difungsikan dengan baik. Berbagai obat-obatan dan sarana penunjang medis harus didatangkan dari luar desa dengan menggunakan sepeda motor, karena jalan raya sudah tidak bisa difungsikan dengan baik



c. Desa Pantom Puskesmas di desa Pantom dapat dimanfaatkan untuk pelayanan medis korban bencana yang mengalami luka ringan maupun berat d. Desa Sukun Puskesmas di desa Sukun dapat dimanfaatkan untuk pelayanan medis korban bencana yang mengalami luka ringan maupun berat e. Desa Guwo Harus dibangun posko kesehatan untuk pelayanan medis korban bencana yang mengalami luka ringan maupun berat karena puskesmas mengalami kerusakan yang cukup parah f. Desa Malem Harusdibangun posko kesehatan untuk pelayanan medis korban bencana yang mengalami luka ringan maupun berat karena puskesmas mengalami kerusakan yang cukup parah



Kebutuhan pangan a. Bahan makanan berupa beras 400 gram per orang per hari atau bahan makanan pokok lainnya dan bahan lauk pauk b. Makanan yang disediakan dapur umum berupa makanan siap saji sebanyak 2 kali makan dalam sehari c. Besarnya bantuan makanan (poin a dan b) setara dengan 2.100 kilo kalori (kcal) -



Kec. Batang gadis setiap harinya untuk orang dewasa 1317, ditambah dengan tenaga kesehatan dan orang yang membantu evakuasi bencana tiap harinya sekitar 1500, dalam sehari yang makan 2 kali sehari maka membutuhkan makanan 3000 bungkus, makanan balita seperti bubur kardus sebanyak 243 karena balitanya ada 243 balita



- Kec. Sungai limau dengan jumlah pengungsi paling banyak yaitu 8858 pengungsi dewasa, Tiap harinya 20000 bungkus makanan diperuntukkan untuk pengungsi dan tenaga kesehatan serta pihak yang membantu di sekitar wilayah tersebut untuk dua kali makan setiap harinya. Ditambah dengan makanan balita sebanyak 2000 makanan balita - Kec. Kampung dalam yang mempunyai jumlah pengungsi sebanyak 7353 membutuhkan kebutuhan pangan sebanyak 18.000 bungkus nasi untuk setiap harinya untuk dua kali makan. Dengan makanan bayi sebanyak 1500 - Kec. Sabiris membutuhkan kebutuhan pangan sebanyak 10.000 makanan untuk dua kali makan setiap harinya dan 685 makanan balita untuk 685 balita.



Kebutuhan sandang Kebutuhan sandang disesuaikan dengan jenis kelamin dan umur yang ada di tempat pengungsian. Kebutuhan air bersih dan sanitasi a. Standar air bersih: - Bantuan air bersih diberikan sejumlah 7 liter pada tiga hari pertama, selanjutnya 15 liter per-orang per hari - Jarak terjauh tempat penampungan sementara dengan jamban keluarga adalah 50 meter - Jarak terjauh sumber air dari tempat penampungan sementara dengan titik air terdekat adalah 500 meter b. Standar air minum: - Bantuan air minum diberikan sejumlah 2.5 liter per orang perhari - Rasa air minum dapat diterima dan kualitasnya cukup memadai untuk diminum tanpa menyebabkan resiko kesehatan



Standar minimal bantuan sanitasi: a. Sebuah tempat sampah berukuran 100 liter untuk10 keluarga, atau barang lain dengan jumlah yang setara b. Penyemprotan vektor dilakukan sesuai kebutuhan c. 1 jamban keluarga digunakan maksimal untuk 20 orang. d. Jarak jamban keluarga dan penampung kotoran sekurangkurangnya 30 meter dari sumber air bawah tanah e. Dasar penampung kotoran sedekat-dekatnya 1,5 meter di atas air tanah. Pembuangan limbah cair dari jamban keluarga tidak merembes ke sumber air manapun, baik sumur maupun mata air lainnya, sungai, dan sebagainya f. 1 tempat yang dipergunakan untuk mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga, paling banyak dipakai untuk100 orang



3. Melakukan Sintesa dan Menarik Kesimpulan Data kondisi fasilitas umum pada masing-masing desa di Kabupaten X



Tata



Jumlah penduduk pada masing-masing desa di Kabupaten X 16000 13776



13160



14005



14000 12000 8778



10000 8000 6000 3671 4000



3000



2000 0 Desa Gasam



Desa Malai



Desa Pantom



Desa Sukun



Desa Guwo



Desa Malem



Jumlah penduduk terancam pada masingmasing desa di Kabupaten X 12000



10504



10000 8291 8000 6199



5706



6000



4000



2937 1950



2000



0 Desa Gasam



Desa Malai



Desa Pantom



Desa Sukun



Desa Guwo



Desa Malem



Jumlah penduduk yang mengungsi masing-masing desa di Kabupaten X 8000



7353



7000 5804 6000 4959 4565



5000 4000 2643



3000 2000



1560



1000 0 Desa Gasam



Desa Malai



Desa Pantom



Desa Sukun



Desa Guwo



Desa Malem



Jumlah balita yang mengungsi pada masing-masing desa di Kabupaten X 1600



1470



1400 1161 1200 1000 744 685



800 600 397 400



243



200 0 Desa Gasam



Desa Malai



Desa Pantom



Desa Sukun



Desa Guwo



Desa Malem



Prioritas pemenuhan kebutuhan terhadap dokter anak, makanan balita seperti susu dan bubur bayi, dan pakaian balita dimulai dari yang tertinggi hingga terendah yaitu Desa Guwo, Desa Sukun, Desa Pantom, Desa Malem, Desa Malai, dan yang yang terakhir adalah Desa Gasam



Jumlah penduduk yang meninggal pada masing-masing desa di Kabupaten X 250



224 200



150



126 117 100 89



59



50 28



0 Desa Gasam



Desa Malai



Desa Pantom



Desa Sukun



Desa Guwo



Desa Malem



Prioritas pemenuhan kebutuhan terhadap DVI (Disaster Victim Identification) dari yang tertinggi hingga yang terendah adalah Desa Sukun, Pantom, Desa Guwo, Desa Malem, Desa Malai, dan yang terakhir Desa Gasam



Jumlah penduduk yang mengalami luka pada masingmasing desa di Kabupaten X 1200 1045



1000



800



668 616



600 389 400 213 180 200



0 Desa Gasam



Desa Malai



Desa Pantom



Desa Sukun



Desa Guwo



Desa Malem



Prioritas pemenuhan kebutuhan terhadap dokter bedah dan dokter orthopedi dari yang tertinggi hingga paling rendah adalah Desa Guwo, Desa Malem, Desa Sukun, Desa Pantom, Desa Malai, dan yang terakhir Desa Gasam



Peta lokasi bencana



4. Penyajian Data dan Rekomendasi a. Pelayanan kesehatan, termasuk rujukan Pelayanan kesehatan dilakukan di setiap desa, baik mendirikan posko kesehatan maupun memanfaatkan puskesmas yang masih dapat difungsikan dengan baik. Jika dalam penanganan medis pada tingkat posko maupun puskesmas tidak dapat dilakukan, maka korban gempa dapat dirujuk ke rumah sakit Kabupaten Setempat atau ke rumah sakit pusat provinsi Sulawesi



b. Logistik dan perbekalan kesehatan Kebutuhan SDM Kesehatan yang dibutuhkan disetiap kecamatan



c. Air bersih dan kesehatan lingkungan



Kebutuhan Pangan dan gizi



Penyakit menular yang perlu diwaspadai Penyakit yang perlu diwaspdai dan berpotensi menyebabkan KLB pada bencana gemba bumi dan tsunami di Kabupaten X adalah diare, penyakit kulit, hepatitis A, dan malaria.



5. Pengawasan Dari rekomendasi untuk tindak lanjut yang mendesak harus segera dilakukan seperti makanan, air, perawatan kesehatan, sanitasi, serta melakukan distribusi yang adil dan merata. Distribusi harus memperhatikan sarana inftrastruktur yang mengalami kerusakan atau tidak. Untuk Desa Malai Kec. Batang gadis distribusi bantuan atau evakuasi harus dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua diakibatkan sarana jalan menuju daerah tersebut terputus. Setelah dilakukan RHA juga harus dipantau sudah sesuaikah pengumpulan data sesaat setelah bencana terjadi dengan rekomendasi yang diberikan dan fakta yang terjadi di lapangan. Perlu adanya koordinasi antar beberapa pihak yang terkait untuk penanggulangan bencana yang terjadi agar tidak menimbulkan masalah kesehatan



Kesimpulan Rapid Health Assessment (RHA) adalah penilaian kesehatan cepat melalui pengumpulan informasi cepat dengan analisis besaran masalah sebagai dasar mengambil keputusan akan kebutuhan untuk tindakan penanggulangan segera. Berikut adalah analisis RHA bencana gempa bumi dan tsunami pada kabupaten X: 1. Merencanakan kajian mulai dari waktu perencanaan, pertimbangan akses kedalam wilayah bencana, dan menyusun persiapan mulai dari identifikasi karateristik bencana hingga penjaminan keamanan dalam kondisi darurat. Mengarahkan kajian mulai dari pengumpulan data 2. mengenai penduduk didaerah bencana, menganalisa data untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan antara lain kebutuhan SDM seperti tenaga kesehatan, tim RHA, surveilans. Kemudian kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan pada kondisi darurat, kebutuhan tempat penampungan korban gempa bumi dan tsunami dengan jumlah 56390 penduduk yang ada di kabupaten X,



Kebutuhan pos kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas setempat, kebutuhan bahan pangan yang diharapkan melebihi jumlah pengungsi, kebutuhan sandang yang disesuaikan dengan jenis kelamin dan umur yang ada di tempat pengungsian, serta kebutuhan air bersih dan sanitasi yang memadai sesuai dengan standar minimal. Selanjutnya setelah dilakukan analisis yakni melakukan sintesa dan analisis terhadap jumlah balita, jumlah penduduk yang luka dan meninggal dimasing-masing desa kabupaten X. Kemudian diakhiri dengan penyajian hasil assement yang sudah dilakukan dan rekomendasi untuk upaya penanggulangan dan disertai dengan pengawasan sebagai bentuk evaluasi dampak dari progam tanggap darurat dikabupaten X