Critical Book Review Isbd [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REVIEW MK. KEOLAHRAGAAN SD Skor Nilai:



PENDIDIKAN PERSPEKTIF GLOBAL BERWAWASAN Ke-SD-an (Dr. Oktiana Handini, S.Pd. M.Pd)



NAMA MAHASISWA



: ANDREAS IMANUEL PARASETIO SIAHAAN



NIM



: 1213111038



DOSEN PENGAMPU



: Husna Parluhutan Tambunan, S.Pd., M.Pd.



MATA KULIAH



: Perspektif Global



PROGRAM STUDI S1 (PGSD) FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MARET, 2023



KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya sehingga kami dapat menyusun serta menyelesaikan tugas CBR Perspektif Global dengan judul Pendidikan Perspektif Global Berwawasan Ke-SD-an tepat pada waktunya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Husna Parluhutan Tambunan. S.Pd., M.Pd selaku dosen pada mata kuliah Perspektif Global yang telah membimbing serta mengarahkan saya dalam pengerjaan tugas CBR ini. Adapun tujuan pembuatan CBR ini adalah untuk memenuhi tugas mengenai meriview buku dengan tema Perspektif Global. Maka dari itu saya sebagai penyusun CBR ini akan memaparkan materi tersebut. Tentunya dalam pengerjaan makalah ini, saya sadar bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan agar makalah ini dapat disempurnakan dari waktu ke waktu. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. .



Medan, 25 November 2016



Andreas Imanuel Parasetio Siahaan



DAFTAR ISI Kata Pengantar......................................................................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1 B. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2 C. Manfaat Penulisan ......................................................................................................... 2 D. Identitas Buku ................................................................................................................. 3 E. Lampiran ........................................................................................................................... 3 BAB II RINGKASAN 2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA ..................................................................................... 4 2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING......................................................................16 BAB III PEMBAHASAN 3.1 PEMBAHASAN BUKU UTAMA .............................................................................20 3.2 PEMBAHASAN BUKU PEMBANDING.................................................................20 3.3 PERBANDINGAN BUKU UTAMA DENGAN BUKU PEMBANDING...........21 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan................................................................................................................... 22 4.2 Saran .............................................................................................................................. 22 Daftar Pustaka...................................................................................................................................... 23



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan perspektif global berwawasan ke SD-an merupakan suatu pandangan, di mana guru dan murid secara bersama-sama mengembangkan perspektif dan keterampilan untuk menyelidiki sesuatu yang berkaitan dengan isu global. Yang dimaksud dengan isu global antara lain isu lingkungan, hak asasi manusia, keadilan, studi tentang dunia,dan pengembangan pendidikan. Peserta didik harus belajar tentang dirinya dan dunia. Oleh karena itu, sekolah dasar menjadi tempat membentuk sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global. Dalam perspektif global, hasil pendidikan yang inovatif dan kreatif itu justru akan menjadi keunggulan Sumber Daya Manusia dalam hal pendidikan yang dapat terapkan dalam masyarakat, bangsa dan negara. Untuk dapat melakukan inovasi dalam pendidikan, semua pihak yang mengemban tugas di bidang pendidikan perlu menerapkan transformational



leadership(kepemimpinan



transformasional)



dalam



proses



pengembangan pendidikan. Selain itu, pendidikan perspektif global berwawasan ke SDan bersifat sistematik organik, dengan ciri-ciri fleksibel-adaptif dan kreatif demokratis. Bersifat sistemik-organik artinya bahwa sekolah merupakan sekumpulan proses yang bersifat interaktif yang tidak bisa dilihat sebagai-hitam putih, tetapi setiap interaksi harus dilihat sebagai satu bagian dari keseluruhan interaksi yang ada.



B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR) Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Perspektif Global.



C. Manfaat Penulisan Critical Book Report (CBR) 



Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.







Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.







Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.







Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.







Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku.



D. Identitas Buku BUKU UTUMA  Judul Buku



: PENDIDIKAN PERSPEKTIF GLOBAL BERWAWASANKe-SD-an



 Penulis



: Dr. Oktiana Handini, S.Pd. M.Pd



 Penerbit



: UNISRI Press



 Kota Terbit



: Surakarta



 Tahun Terbit



: 2022



 ISBN



: 978-623-95479-5-0



BUKU PEMBANDING 



Judul Buku



: PERSPEKTIF GLOBAL







Penulis



: Dra. B. Suhartini, M.Kes







Penerbit



:-







Kota Terbit



: Yogyakarta







Tahun Terbit



: 2011







ISBN



:-



BAB II RINGKASAN ISI BUKU RINGKASAN BUKU UTAMA BAB I. HAKIKAT DAN KONSEPPENDIDIKANPERSPEKTIF GLOBAL BERWAWASANKE SDan Pendidikan perspektifglobal berwawasan ke SDan merupakan suatu pandangan, di mana



gurudanmurid



secara



bersama-sama



mengembangkan



perspektif



dan



keterampilanuntukmenyelidiki sesuatu yang berkaitan dengan isu global. Yang dimaksuddenganisuglobal antara lain isu lingkungan, hak asasi manusia, keadilan, studi tentangdunia,dan



pengembangan



tentangdirinyadandunia.



Oleh



pendidikan.



karena



itu,



Peserta sekolah



didik dasar



harus



belajar



menjadi



tempat



membentuksikapdanperbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global. Pemahaman mata kuliah pendidikan perspektif global berwawasankeSDan,kita akan membahas istilah yang berkaitan erat dengan istilah “global, globalisasi dan pendidikan global di sekolah dasar”. Berdasarkan perspektif reformasi, pendidikan perspektif global berwawasanke SDan berarti menuntut kebijakan pendidikan mengacu pada adaptif kondisisaat ini baik secara kurikulum maupun kondisi yang menuntut penyesuaiandalampembelajaran. Maka dari itu, pendidikan harus memiliki kebebasandanbersifatdemokratis, fleksibel dan adaptif. Pendidikan perspektif globan berwawasankeSDan dapat dikaji berdasarkan pada dua perspektif yaitu perspektif reformasi danperspektif kurikuler. Berdasarkan persperktif kurikuler, pendidikanperspektifglobal berwawasan ke SDan merupakan suatu proses pendidikan yangbertujuanuntuk mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik yang professionaldengan kebutuhanmasyarakat,



meningkatkan bangsa



dengankehidupanmasyarakat dunia.



dan



kemampuan negara



individu maupun



dalammemahami dalam



kaitannya



BAB II. DIMENSI, MANFAAT, TUJUANDANMASALAH PENDIDIKANPERSPEKTIFGLOBAL BERWAWASAN KE SD-an a. Dimensi Pendidikan Perspektif Global Berwawasan Ke SDan Pendidikan Perspektif Global Berwawasan Ke SDan erat hubungandengancara pandang terhadap suatu masalah kehidupan dunia dan fenomenayangada yang dirasa semakin sempit. Hal ini disebabkan oleh kemajuandalambidang ilmu pengetahuan, teknologi utamanya teknologi komunikasi, sehingga dunia menjadi semakin menyempit dan merupakan bagiandari dunia yang menyeluruh. Dalam kaitannya denganbudayadi era globalisasi, Makagiansar (Mimbar, 1990) mengajukanempatdimensi perspektif global, yaitu: a. Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalamprosespembangunan bangsa dan masyarakat. Pembangunan akan terasahampajika tidak diilhami oleh kebudayaan bangsanya. Nilai budayasuatubangsa menjadi landasan bagi pembangunan suatu negara, sertamerupakan alat seleksi bagi pengaruh luar yang sudah tidak terkendali. b. Mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok manusiaberhakdiakui identitas budayanya. c. Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan negarasangatdiperlukan partisipasi dari masyarakat. d. Memajukan kerjasama antar budaya. Hal ini dimaksudkan agar adaaksidan upaya saling mengisi atau mengilhami,sehingga akan ada kemajuandan peningkatan antar budaya bangsa. Sementara itu, Hanvey (1976) dalam bukunya yang sangat terkenal “AnAttainable Global Perspective” menyebutkan 5 dimensi dari perspektif globalsebagai berikut: a. Perspective consciousness Kesadaran dan penghargaan terhadap adanya berbagai macampendapatyang berbeda-beda di dunia ini. b. State of planet awareness Adanya pengertian yang mendalam terhadap isu-isu danperistiwaperistiwa global. c.



Cross-cultural



awareness



Adanya



kesepakatan



yang



bisa



diterima



secara



umumdalammembuatkarakteristik budaya-budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwasekalipun 12 ada perbedaan-perbedaan dalam budaya, namun ada banyak kesamaanyang dimiliki.



d. Systemic awareness Mengetahui akan sistem-sistem yang ada di alam, sehingga mulai mengenal kompleksnya sistem internasional, di mana aktor-aktor negaradan aktor-aktor non-negara saling mempengaruhi dalamberbagai macamisu yang terjadi di kawasan-kawasan yang ada di dunia ini. e. Options for participation Mengetahui strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan baik dalam menghadapi isu-isu yang terjadi di tingkat lokal, nasional hingga internasional



BAB III. STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL Aguste comte berpendapat bahwa setiap masyarakat memiliki dua sistem kehidupan yang berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi, walapun memiliki sisi yang berbeda, keduanya menjadi sistem yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat secara umum. Sosial statis meliputi struktur sosial masyarakat berupa kelompok dan lembaga sosial, lapisan serta kekuasan, sedangkan sosial dynamic adalah fungsi masyarakat yang terlibat dalam proses sosial, perubahan sosial, atau bentuk abstrak interaksi sosial. Kelompok



sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau



kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relative kecil yang harus secara gayub. Ada empat kelompok sosial yang dapat dibagi berdasarkan struktur masing-masing kelompok tersebut. Kelompok formal sekunder, kelompok formal primer, kelompok informal sekunder, kelompok informal primer. Struktur dinamis ini dilihat memiliki kemikiripan dengan proses sosial. Proses sosial yang dimaksud adalah dimana individu, kelompok, dan masyarakat bertemu, berinteraksi, dan berkomunikasi sehingga melahirkan sistem sosial dan pranata sosial serta semua aspek kebudayaan, bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah aktivitas sosial syarat terjadi interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi. BAB IV. PROSES KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT Masyarakat memiliki struktur dan lapisan yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat tergantung pada kompleksitas masyarakat itu sendiri. Sedangkann substansi bentuk atau wujud komunikasi ditentukan oleh pihak yang terlibat dalam komunikasi, cara yang di tempuh, kepentingan atau tujuan komunikasi, ruang lingkup yang melakukannya, saluran yang digunakan, isi pesan yang disampaikan. Proses komunikasi adalah sebuah proses media massa, namun secara akademik, kedua hal itu dapat dibedakan satu dengan yang lainnya karena memiliki konsep dan substansi permasalahan yang berbeda-beda. Komunikasi massa adalah salah satu aktifitas sosial yang berfungsi dimasyarakat, fungsi aktivias sosial memiliki dua aspek yaitu fungsi nyata yang dingginkan dan fungsi



tidak nyatayang tidak diinginkan, selain itu aktivitas sosial juga berfungsi melahirkan fungsi sosial lain baha manusia memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat sempurna. Begitu pula dengan fungsi komunikasi media massa sebagai aktivitas sosial masyarakat mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi pengawasan,fungsi sosial learning, fungsi penyampaian informasi,fungsi transformasi budaya, dan hiburan. Pendekatan sistem cenderung menganggap atau melihat semua aspek sosiokulural dari segi proses, khususnya jaringan informasi dan komunikasi. Sehubungan dengan itu, maka komunikasi massa lebih banyak menjelaskan masalah-masalah proses komunikasi, sedangkan media massa lebih banyak menjelaskan teknis teknologi dan aspek-aspek yang dihasilkan dari teknologi itu sendiri. BAB V. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau mengunakan pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih mengunakan unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada ingkat individual, kelompok, masyarakat, negara, dan duniayang mengalami perubahan. Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek yaitu perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, perubahan budaya materi. Konsep massa kemudian mengandung pengertian secara keseluruhan masyarakat massa. Budaya massa dipengaruhi oleh budaya populer. Pemikiran tentang budaya populer dapat dikelompokan pada empat aliran yaitu budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanajang hari, kebudayaan populer menghancurkan nilai budaya tradisional kebudayaan menjadi menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis, dan kebudayaan populer merupakan budaya yang menetes dari atas.



BAB VI. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA DAN KOMUNIKASI MASSA Riwayat perkembangan komunikasi antarmanusia adalah sama dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri, ada empat titik penentu utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu : ditemukan bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia, berkembangnya seni tulisan dan kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa, berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata ulis dengan mengunakan alat pencetak, dan lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, hingga televisi. Perilaku



manusia



dan



teknologi



memiliki



interaksi



didalam



lingkungan



sosioteknologi, hubungan komunikasi dimasyarakat, dikenal empat era komunkasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, era media komunikasi interaktif. Masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari media tulis dan cetak, media tulis telah lama dikenal masyarakat dan menjadi pertanda permulaan peradaban sebuah bangsa. Media transmisi bukanlah sekedar tentang penyimpanan serta penyebaran, tetapi informasi yang ditransmisikan seketika sebelm beritanya ketinggalan. Transmisi media dibagi mejadi tiga kategori: komunikasi, penyiaran, jaringan. Platform teknologi komunikasi masa depan juga membutuhkan komputer notebook multemedia yang berfungsi sebagai terminal media, platform teknologi komunikasi juga membutuhkan jaringan nirkabel multimedia genggam. Teknologi ini sudah dapat digunakan dalam bentuk PDA atau asisten digital pribadi, dapat menerima keenam media komunikasi antarpribadi dan media penyimpanan, dengan pada kita tidak lagi membutuhkan komputer, telepon, mesin fax, mailbox suara dan e-mail untuk komunikasi, karena pada telah menyediakan semuanya. Sesuatu yang baru menyebabkan perubahan dalam masyarakat itu selalu berhubungan dengan difusi inovasi, dimana perubahan dipacu oleh penyebaran suatu pengetahuan yang baru, ada empat unsur hal yang selalu ada dalam difusi inovasi, yaitu inovasi, saluran komunikasi, waktu, dan sistem sosial. Keempat unsur ini berlangsung dalam sistem yang simultan, dimana masing-masing sistem itu berhubungan satu denagn yang lainnya selama proses difusi inovasi itu berlangsung.



BAB VII. MASYARAKAT CYBER Teknologi telah mengubah bentuk masyarakat manusia, masyarakat global adalah sebuah kehidupan yang memungkinkan komunitas manusia menghasilkan budaya-budaya bersama, menghasilkan produk-produk industri bersama, menciptakan pasar bersama, dan lain-lain.



Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan



masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya. Bahwa syarat-syarat interkasi sosial dalam masyarakat nyata harus memiliki sossial contact dan adanya komunikasi. Masyarakat maya adalah revolusi terhadap sebuah perubahan masyarakat nyata. Perubahan sosial dalam dalam cyber community memiliki dampak-dampak budaya yang sangat luas dan tajam, karena selain sifat perubahannya yang mengglobal, perubahan sosial ini berlangsung dengan sangat cepat, sehingga banyak menyebabkan efek ganda terhadap perubahan perilaku pada masyarakat maya dan nyata serta menyebabkan gesekan-gesekan sosial yang tajam di dalam kedua belahan masyarakat tersebut. Kehidupan cyber community selain merupakan peta analog kehidupan masa depan masyarakat nyata, namun juga merupakan imitasi kehidupan nyata itu sendiri, sehingga dimungkinkan berbagai cybercrime dalam cybercommunity merupakan imitasi terhadap kejahatan yang selama ini kita temukan dimasyarakat. Salah satu karakter umum cybercrime yang dapat dilakukan dari mana saja dan dimana saja dalam cyber community, tanpa harus berada dalam satu Negara atau senegara denagn tempat dimana server itu berada. Ruang maya dapat menafikan semua itu denagn sebanyak mungkin menawarkan sifat utamnya, yaitu efisiensi ruang dan waktu. BAB VIII. REALITAS MEDIA DAN KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA Pada umumnya teori dalam paradigma definisi sosial sebenarnya berpandangan bahwa manusia adalah actor yang kreatif dari realitas sosialnya. Dalam arti, tindakan manusia tidak sepenuhnaya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nilai dan sebagainya, yang kesemuanya itu tercakup dalam fakta sosial yaitu tindakan yang menggambarkan struktur dan pranata sosial. Paradigm definisi sosial lebih tertarik terhadap apa yang ada dalam pemikiran manusia tentang proses sosial, terutama para pengikut interaksi simbolos.



Dalam proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relative bebas di dalam dunia sosialnya. Realitas adalah hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya, bahwa realitas dunia sosial itu ‘ada’ dalam diri sendiri dan hukum yang menguasainya. Generalisasi yang paling tinggi, manusia menciptakan dunia dalam makna simbolis yang universal, yaitu pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang memberi legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosil serta memberi makna pada berbagai bidang kehidupannya. Nilai perubahan sosila memiliki kaitan dengan kapitalisme terutama yang menekankan gaya hidup modern serta menempatkan nilai materi sebagai puncak nilai tertinggi. Nilai-nilai perubahan sosial juga memiliki kesamaan dengan nilai yang dijunjung tinggi oleh kapitalisme, terutama karena keduanya mengagumkan materi dan secera beriringan mengkonstruksi jalan pemikiran serta nilai-nilai yang membimbing reduktur dan pada desk media massa dalam mengemas pemberitan-pemberitaan mereka. BAB IX. PARADIGMA KEILMUAN DAN TEORI KOMUNIKASI Perkembangan terakhir dunia komunikasi di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh tiga paradigma besar. Pertama, paradigm teori konvensional, yaitu paradigm teori yang dianut oleh para ilmuwan komunikasi yang secara keilmuannya mengembangkan teorinya secara linier. Kedua, paradigm kritis dan perspektif komunikasi, yaitu paradigm komunikasi yang dianut oleh pada sarjana yang awalnya belum mempelajari teori komunikasi, kemudian secara serius mempelajari komunikasi secara kritis dan menurut perspektif komunikasi yang dilihatnya. Ketiga, paradigma teknologi media. Paradigm ini lahir dari para peminat teknologi telematika, terutama oleh para sarjana teknologi informasi. Jadi, arah pengembangan teori banyak dipengaruhi oleh paradigm teknologi informasi. Dari berbagai pandangan yang dikemukakan para ahli secara umum, ilmu komunikasi mempunyai tiga karakteristik yaitu: pertama, ilmu komunikasi merupakan ilmu sosial yang bersifat multidispliner dan bidang kajiannya sangat luas. Kedua, ilmu komunikasi tidak hanya merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat murni-teoritisakademis, tetapi juga merupakan ilmu pengetahuan terapan yang diperlukan berbagai kalangan praktisi. Ketiga, teknologi khususnya teknologi komunikasi yang diperlukan



dalam proses produksi sistem tanda dan lambing merupakan salah satu objek kajian utama. Ada dua pendekatan dalam keilmuan komunikasi yang selama ini digunakan. Pertama, pendekatan non-ilmiah umumnya orang menjawab dorongan ingin tahu dan mencari kebenaran, melalui secara kebetulan, trial dan error, melalui otorisasi seseorang, dan wahyu. Kedua, pendekatan ilmiah yang biasa sisebut pendekatan kritik-rasional, ada dua macam proses yang dapat digunakan untuk menemukan kebenaran. Proses yang pertama berpikir kritis-rasional dan cara yang kedua penelitian ilmiah. Littlejohn mengatakan, berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatan, secara umum teori komunikasi dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok teori-teori umum dan kedua teori-teori kontekstual. Ada empat jenis teori-teori umum yaitu teori fungsional dan structural, teori behavioral dan cognitive, teori konvensional dan interaksional serta teori kritis dan interpreatif. Semntara itu teoriteori kontekstual terdiri dari teori antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa dijelaskan mendetail dalam buku ini. Dalam Four Theories of the press membagi pers di dunia dalam empat kategori, yaitu: pertama, teori otoriter yaitu pers bisa dimiliki baik secara public atau perorangan, tetapi tetap dianggap sebagai alat untuk menyebarkan kebijakan pemerintah.kedua, Teori liberal yaitu pers harus mendukung menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintah sekaligus sebagai media yang memberikan informasi, menghibur, dan mencari keuntungan, dan siapapun yang mempunyai uang yang cukup dapat menerbitkan media. Ketiga, teori tanggung jawab sosial bertujuan untuk member informasi, menghibur, mencari untung, juga bertujuan untuk membawa konflik kedalam arena diskusi, media dikontrol oleh pendapat masyarakat, tindakan konsumen, kode etik professional,dan



dalam hal



penyiaran, dikontrol oleh badan pengatur mengingat keterbatasan teknis pada jumlah saluran frekuensi yang tersedia. Keempat, teori komunis soviet tujuan utama media dalah membantu keberhasilan dan kelangsungan sistem soviet. Media dalam sistem soviet dimiliki dan dikontrol oleh Negara dan hanya sebagai kepanjangan tangan negara. BAB X. PENELITIAN KOMUNIKASI Penelitian adalah proses ilmiah yang selalu ada dalam kehidupan intelektual manusia berdasarkan sifat ingin tau yang ada dalam hidup ilmuwan. Cara yang digunakan,



pertama, dengan menggunakan akal sehat mengacu kelaziman-kelaziman dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, melakukan kegiatan penelitian yang bersifat ilmiah yang berdasarkan pada kaidah-kaidah tertentu dan cara berfikir yang sistematis yang melingkupi keseluruhan proses penelitian.



Penentuan rancangan penelitian adalah bagaimana penelitian merancangkan model penelitian yang akan dilaksanakan mulai dari rancangan problematik, teoritik, metodologik sampai dengan rancangan analisis dan hasil penelitian. Penentuan problem teori yang akan digunakan adalah bagaimana penelitian mentukan teori apa yang akan digunakan dan menjadi acuan dalam penelitian ini , sehingga peneliti memiliki kejelasan tentang upaya maaping theory mulai dari grand theory, middle theory sampai application theory. Penentuan problem aplikasi di lapangan, yaitu bagaimana peneliti menetukan teknik pelaksanaan penelitian mulai dari uji coba instrument penelitian, applikasi metode, dan pengumpulan data di lapangan sampai dengan analisis data. Fokus penelitian komunikasi kajian mikro komunikasi berkisar pada kajian-kajian yang berhubungan antara komponen komunikator, pesan, media komunikasi, komunikan, dan efek. Komponen makro, yaitu berhubungan dengan kajian-kajian komunikasi dalam perspektif yang lebih luas serta bersentuhan dengan bidang-bidang lain yang memungkinkan kajian komunikasi diperbesar dan membuka diri terhadap bidang-bidang sosial lainnya serta memungkinkan lahirnya kajian-kajian baru dalam studi-studi komunikasi dalam rangka ‘membesarkan’ disiplin ilmu komunikasi. Penilitan komunikasi yang paling popular dan paling sering digunakan adalah pendekatan



kualitatif



dan



kuantitatif.



Pendekatan



kualitatif



dalam



komunikasi



menekankan pada bagaimana sebuah pendekatan dapat mengungkapkan makna-makna dari konten komunikasi yang ada sehingga hasil-hasil penelitian yang diperoleh berhubungan pemaknaan dari sebuah proses komunikasi yang terjadi. Sedangkan paradigm kuantitatif dalam komunikasi menekankan pendekatannya pada bentuk-bentuk kejadian variable komunikasi, dimana komunikasi dipandang sebagai variable yang dapat dihitung frekuensinya dan dicari hubungan-hubungan serta pengaruh di sekitar kejadian variable itu.



BAB XI. EFEK MEDIA MASSA Media massa secara teoritis memiliki fungsi sebagai saluaran informasi, pendidikan dan hiburan. Efek media massa tidak saja mempengaruhi sikap seseorang namun dapat pula mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat. Denis McQuail menjelaskan bahwa efek media massa memiliki typology yang mana terdiri dari empat bagian yang besar. Pertama, efek media merupakan efek yang direncanakan, kedua, efek media massa yang tidak direncanakan atau tidak dapat diperkirakan, ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat, instan, dank eras mempengaruhi seseorang atau masyarakat, keempat, efek media massa berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga mempengaruhi sikap-sikap adopsi inovasi, control sosial sampai dengan perubahan kelembagaan, dan persoalan-persoalan perubahan budaya. Efek media massa yang dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat yaitu



seperti propaganda,



respons



individu,



kampanye



media,



news



learning,



pembingkaian berita, dan agenda setting. Efek media yang terencana ini juga dapat dilakukan dalam waktu yang lama, dengan efek media yang lama pula terjadi dimasyarakat, dalam waktu yang lama media dapat menyebarkan difusi inovasi kepada seluruh lapisan masyarakat, efek merusak yang paling mudah terjadi adalah pada tatanan fisik dan perilaku individual yang berdampak pada perilaku kelompok dan masyarakat. Efek merusak pada tatanan sikap dan norma-norma lain disekitar sikap sepeti merusak sistem sosial sampai dengan merusak sistem budaya serta lingkungan yang lebih luas. Efek media massa pada tahap ini kadang bersifat dahsyat, namun akan mudah dilupakan orang seirama dengan berkurangnya pemberitaan tersebut dimedia massa. BAB XII. MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN MEDIA MASSA Media massa adalah institusi yang berfungsi memberi, informasi, edukasi, dan hiburan, maka media massa akan datang tidak lagi menjadi institusi edukasi dalam pengertian sesungguhnya akan tetapi lebih banyak menjadi institusi pemberi informasi yang tidak edukatif dan penyaji hiburan yang tidak edukatif pula.



Media massa saat ini menamakan diri sebagai agen perubahan dan juga agen perusak dan pemicu maslah soaial di masyarakatnya. Tayangan mistik di media massa khususnya di televisi menjadi mindstream, kebiasan menonton tayangan mistik ini menjadi budaya masyarakat masyarakat dan sebuah petualangan batin seseorang, efek buruk yang ditimbulkan akan berdampak pada kerusakan kognitif masyarakat, terutama anak-anak, bahaya terbesar dari tayangan mistik dan tahayul adalah pada kerusakan sikap dan perilaku. Kekuatan konstruksi soaial media massa itu terletak pada kekuatan media itu sendiri , saat ini karya-karya seni kreatif seperti iklan menjadi konsumsi masyarkat dalam berbagai media massa, posisi perempuan ini menjadi sanagat potensial untuk dikomersilkan dan di eksploitasi, karena posisi perempuan menjadi sumber inspirasi dan juga tambang uang yang tidak habis-habisnya. Media masa benar-benar ingin menunjukan kepada masyarakat konsumennya bahwa ia adalah replikasi dari masyarkatnya yang bertujuan menonjolkan kengerian dan keseraman agar membangkitkan emosi pemirsa dan pembaca karena semakin menyeramkan semakin banyak ditonton dan dibaca. Media massa jelas-jelas menyebarkan kekerasan, pornomedia, pembunuhan karakter



seseorang,



yang



acapkali



menayangkan



atau



meberitakan



informasi-



informasiyang tak bermutu, sampah, dan tak bermanfaat bagi masyarakat, maka berbagai kreativitas, seni, budaya dan ilmu pengetahuan yang sengaja menjerumuskan manusia kepada sifat-sifat kehewanan, menjadi buruk bagi masyarakatnya. Media massa telah teralienasi pada pilihannya sendiri menjadi media kapitalis, sehingga mau ataupun tidak, media harus menjadi unit produk kapitalis, yang hanya mencari keuntungan dari melipatgandakan modal yang ada, tanpa harus melihat persoalan axiology itu sendiri. BAB XIII. MASA DEPAN SOSIOLOGI Studi-studi sosiologi komunikasi terbatas pada hubungan antar masyarakat dan media, namun spectrum studi komunikasi begitu luas menyangkut hubungan-hubungan antara orang, kelompok, dan antar masyarakat, bahkan hubungan anatara orangkelompok-masyarakat dan pranata-pranata sosial serta budaya yang menjadi pijakan maupun yang ada di sekitarnya.



Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi telematika menjadi sangat urgen terutama yang berhubungan dengan perkembangan media baru, karena tidak saja menyangkut basis-basis ekonomi yang perlu disiapkan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana kosnstruksi soaial media massa member kontribusi terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan. Di sinalah peran sosiologi komunikasi member kontribusi kepada studi-studi lain. Perkembangan teknologi media massa akhir-akhir ini, serta perubahan sosial yang terjadi begitu cepat, maka bidang soskom ini ikut pula berkembang sangat pesat di berbagai setting unit kehidupan masyarakat, sehingga tidak heran nanti soskom akan diajarkan di berbagai bidang studi di berbagai bidang ilmu, bahkan akan menjadi disiplin ilmu yang berkembang secara independen terlepas dari bidang sosiologi maupun bidang komunikasi itu sendiri. Maka di waktu-waktu yang akan datang, kajian soskom memiliki massa depan yng sangat luas dan memiliki bidang-bidang kajian yang sangat luas pula seirama dengan perkembangan masyarakat dan teknologi media itu sendiri. 2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING BAB I. KONSEP DASAR KOMUNIKASI Pengertian Komunikasi Menurut Everett M. Rogers yaitu Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Sedangkan menurut Rogers & O. Lawrence Kincaid “Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang membangun atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada akhirnya akan tiba dimana mereka saling memahami dan mengerti”. Dari pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwa komunikasi bisa terjadi karena adanya beberapa unsur yang terkait untuk membangun sebuah komunikasi. Berikut ini unsur pembangun komunikasi: (1) Kominukator, sumber informasi (source); (2) Pesan (massage); (3) Saluran, media (channel);(4) Komunikan (receiver); (5) Umpan Balik (feedback); (6) Gangguan (Noise/Barrier) Model-model komunikasi



1. Model Laswell Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang dikembangkan dari batasan ilmu politik. Laswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu : Pengawasan lingkungan, Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan dan transmisi warisan sosial. Model ini mengungkapkan isu “efek” dan bukannya “makna”. Efek secara tak langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima yang disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam prosesnya. Model ini lebih sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa. 2. Model Shannon dan Weaver Model ini terdiri dari lima elemen : a) Information Source adalah yang memproduksi pesan. b) Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal. c) Channel adalah saluran pesan. d)



Receiver adalah pihak yang menguraikan atau mengkonstruksikan pesan dari



sinyal. e) Destination adalah dimana pesan sampai. Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Konsep-konsep lain yang merupakan andil Shannon dan Weaber adalah entropi dan redudansi. Model ini diterapkan pada konteks-konteks komunikasi lainnya seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi publik atau komunikasi massa. Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial mengenai proses komunikasi. 3. Model DeFleur Model ini menggambarkan model komunikasi massa ketimbang komunikasi antarpribadi. Modelnya merupakan perluasan dari model-model yang dikemukakan para ahli lain, dengan memasukkan perangkat media massa dan perangkat umpan balik. Ia



menggambarkan sumber, pemancar, penerima dan sasaran sebagai fase-fase terpisah dalam proses komunikasi massa. 4. Model Middleton John Middleton (1975) menyajikan model komunikasi dengan gambar yang sederhana, dengan melibatkan empat komponen yaitu, komunikator, pesan, komunikan dan umpan balik. BAB II. PENGERTIAN DAN HAKIKAT KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA Pengertian komunikasi social budaya, ialah proses komunikasi yang melibatkan orang-orang yang berasal dari lingkungan social budaya yang berbeda. Komunikasi social budaya terjadi ketika dua atau lebih orang dengan latar belakang social budaya yang berbeda berinteraksi. Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi (Tubbs, Moss: 1996) Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi social budaya adalah merupakan jenis komunikasi yang sangat dominan, dan frekuensinya terjadi sangat tinggi. Karena peluang berkomunikasi dengan orang yang berlatar belakang social budaya yang berbeda sangat tinggi. Dan berkomunikasi dengan orang yang berbeda usia, jenis kelamin, status social budaya dan sebagainya akan selalu terjadi. Proses komunikasi jarang berjalan dengan lancar dan tanpa masalah. Dalam kebanyakan kasus, para pelaku interaksi antarbudaya tidak menggunakan bahasa yang sama. Sebuah kata yang sama bunyinya, bisa jadi berbeda artinya . bahasa dapat terjadi dalam area baik verbal



maupun



nonverbal.



Khususnya,



komunikasi



nonverbal



sangat



rumit,



multidimensional, dan biasanya merupakan proses yang spontan. Orang-orang tidak sadar akan sebagian besar perilaku nonverbalnya sendiri, yang dilakukan tanpa berpikir, spontan, dan tidak sadar (Samovar, Larry A. dan Richard E. Porter, 1994). BAB III. PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI PADA KONTEKS KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA



Komunikasi adalah suatu proses simbolik. Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan. Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai). Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktuPesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi. BAB IV. MEMAHAMI



PERBEDAAN LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA DALAM



BERKOMUNIKASI Berbagai karakteristik budaya, diantaranya yaitu: (1) komunikasi dan budaya; (2) penampilan dan pakaian; (3) makanan dan kebiasaan makan; (4) waktu dan kesadaran waktu (5) penghargaan dan pengakuan; (6) nilai, dan norma; (7) rasa diri dan ruang; (8)



proses mental dan belajar, dan; (9) kepercayaan dan sikap (Khotimah, 2000:52). Sementara itu menurut Mulyana (2003:34) bahwa untuk menghindari kesalahpahaman dalam melakukan komunikasi dengan orang yang berbeda budaya, kita harus menjadi komunikator yang efektif, karena hubungan dalam konteks apapun harus dilakukan lewat komunikasi. Lebih lanjut dijelaskan oleh Mulyana (2003) untuk menjadi komunikator yang efektif, seseorang harus memahami proses komunikasi dan prinsip-prinsip dasar komunikasi yang efektif. Menurut Mulyana (2002:36) bahwa untuk mencapai komunikasi yang efektif, khususnya dengan orang yang berbeda budaya yang harus kita lakukan adalah: (1) kita harus selalu menunda penilaian kita atas pandangan dan perilaku orang lain, karena penilaian kita tersebut seringkali bersifat subyektif, dalam spengertian berdasarkan persepsi kita sendiri yang dipengaruhi oleh budaya kita atau dengan kata lain, jangan biarkan stereotif menjebak dan menyesatkan kita ketika kita berkomunikasi dengan orang lain; (2) kita harus berempati dengan mitra komunikasi kita, berusaha menempatkan diri kita pada posisinya. Gunakan sapaan yang layak sesuai dengan budayanya; (3) kita dituntut untuk selalu tertarik kepada orang lain sebagai individu yang unik, bukan sebagai anggota dari suatu kategori rasial, suku, agama atau sosial tertentu; (4) kita harus menguasai setidaknya bahasa verbal dan nonverbal dan sistem nilai yang mereka anut. BAB V. KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA : MENAFSIRKAN PERILAKU PIHAK LAIN DAN PENGARUH KELOMPOK SOSIAL BAB VI. MAKNA DIBALIK PESAN KOMUNIKASI VERBAL BAB VII. MAKNA DIBALIK PESAN KOMUNIKASI NONVERBAL BAB VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA BAB IX. ETIKA KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA BAB X. MEDIA DAN TEKHNOLOGI KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA BAB XI. IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kritik Buku Utama Buku utama yang berjudul “Sosiologi Komunikasi” merupakan buku karangan Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si yang membahas tentang semua yang berhubungan dengan teori, paradigma dan diskursus sosiologi komunikasi di masyarakat. Buku ini diterbitkan oleh KENCANA PRENADA MEDIA GROUP dengan tebal buku 374 halaman. Dari segi isi atau makna, buku ini sudah sangat bagus, dan dalam buku ini juga disajikan dengan sangat lengkap dimulai dari pengertian-pengertian hingga sampai pada hakikat-hakikat pembahasannya. Selain isi sub bab nya yang lengkap buku ini juga disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca. Dengan penyajian yang sederhana itu maka akan meningkatkan minat pembaca terhadap buku ini, sebab mereka tidak akan memukan kata-kata yang sulit untuk diinterpretasikan. Tetapi materi yang dibahas dalam buku ini teralu banyak yaitu terdapat xiii bab, sehingga pembaca agak sedikit sulit untuk memahami keseluruhan materinya. Dan buku ini terlalu banyak menggunakan teori-teori sehingga membuat pembaca juga bingung dalam memahaminya secara singkat. 3.2 Kritik Buku Pembanding Buku kedua yang berjudul “Komunikasi Sosial Budaya” merupakan buku karangan Suranto Aw yang membahas tentang semua yang berhubungan dengan interaksi dan komunikasi dengan keberagaman latar belakang sosial budaya salah satunya yaitu hakikat komunikasi sosial budaya, buku ini diterbitkan oleh GRAHA ILMU dengan tebal buku 266 halaman. Dari segi fisik buku, buku ini agak besar dari dari pada buku pertama, tetapi jumlah halamannya lebih sedikit juka dibandingkan dari buku pertama. Dari segi fisik buku, buku ini lebih besar dari pada buku pembanding yaitu buku ‘’Komunikasi Sosial Budaya’’ karangan Suranto Aw dengan penerbit GRAHA ILMU, namun itu bukan berarti menjadi penghalang bagi pelajar ataupun mahasiswa yang ingin mengupas atau membahas buku ini. Dari segi design isi ataupun pembahasan materi yang ada dalam buku tersebut, teks yang ditulis dalam isi buku tersebut sangat tersusun secara sistematis, antara judul besar dan sub-sub judul sudah dapat diketahuai dengan jelas sehingga pembaca lebih mudah untuk memahaminya, dan materi yang ada di dalam buku



tersebut sangan simpel, dan terdapat juga pada sub-sub bab-babnya yang ada di dalam buku ini



tidak terlalu banyak sehingga para pembaca lebih mudah memahaminya. Dari



segi isi atau makna, buku ini sudah sangat bagus. Penulis buku ini tidak pernah melanggar plagiarisme. Penulis selalu mencantumkan atau menuliskan secara jelas sumber-sumber yang ia kutip dari buku lain. Dalam penyajiannya, ketika membahas atau mendefenisikan suatu masalah selalu mengemukakan berbagai pandangan dari para ahli, sehingga hal ini sangat membantu para pembaca untuk menemukan referensi dan wawasan pembaca lebih luas. 3.3 Perbandingan Buku Utama Dengan Buku Pembanding Dari segi besar dan tebal buku, halaman pada buku utama jauh lebih tebal daripada buku pembanding, pada buku utama tebal buku yaitu 374 halaman, sedangkan pada buku pembanding yaitu 266 halaman. Namun, dari segi bentuk dan lebarnya, buku pembanding jauh lebih besar daripada buku utama, oleh karena itu buku utama jauh lebih simple dan praktis untuk dibawa kemana-mana daripada buku pembanding. Dari segi isi buku, kedua buku ini sifatnya saling melengkapi, dalam buku utama menjelaskan materinya secara terperinci, sedangkan buku pembanding juga menjelaskan materi secara terperinci. Namun diantara keduanya hanya saja yang berbeda sub-sub babnya, pada buka utama sub babnya lebih banyak yaitu xiii sub bab sedangkan pada buku pembanding terdapat xi sub bab. Tetapi dengan perbedaan tersebut bukan berarti kedua buku itu tidak baik, materi pada buku tersebut saling melengkapi satu sama lainnya.



BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Sosiologi komunikasi merupakan interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Sosiologi komunikasi membahas bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan sosial di masyarakat yang di dorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial macam apa yang ditanggung masyarakat sebagai akibat darfi perubahan yang didorong oleh media massa itu. 4.2 SARAN Buku utama dan buku pembanding sebaiknya bisa saling mengisi kekurangannya. Bisa meningkatkan semangat penulis ketika ingin merevisi masing-masing buku tersebut. Baik dari segi fisik ataupun isi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing buku. Materi yang kurang jelas pemahamannya didalam buku utama maupun buku pembanding hendaknya bisa diperluas.



DAFTAR PUSTAKA Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Media Aw, Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta : Graha Ilmu Sembiring, Dermawan. 2014. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Medan : Unimed Press https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya di akses pada tanggal 20 November



2016



De Vito, Josep A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Terjemahan Agus Maulana, Jakarta: Profesional Books. Effendi, Onong Uchjana. 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Liliweri, Alo. 203. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.