Critical Jurnal Review [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL JURNAL REVIEW PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TUNARUNGU (Jelyna Christine)



DISUSUN OLEH



NAMA



: ARIFIN SILABAN



NIM



: 3183121020



KELAS



: REGULER C 2018



DOSEN PENGAMPU



: Trisnawati Hutagalung, S.Pd,M.Pd.



MATA KULIAH



: Pendidikan Bahasa Indonesia



PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna atas bimbingannya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah bahasa Indonesia ini, yakni tentang Critical Jurnal Review sesuai jadwal yang ditetapkan. Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu



dosen pengampu yang memberikan kami tugas,



sehingga mendorong saya untuk lebih rajin belajar. Saya sendiri sebagai penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangannya oleh karena itu saya mohon maaf jika ada kesalahan dan saya sangat mengharapkan saran yang membangun dari ibu dosen pengampu dan pembaca. Akhir kata saya mengucapkan Terima kasih semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses perkuliahan kita.



MEDAN,17 Maret 2020



Penulis



DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN a) Latar Belakang penulisan CJR b) Tujuan penulisan CJR c) Manfaat penulisan CJR. BAB II RINGKASAN JURNAL a) Identitas Jurnal b) Ringkasan Jurnal. BAB III PEMBAHASAN a) Kelebihan. b) Kelemahan. BAB IV PENUTUP a) Kesimpulan. b) Saran Daftar Pustaka.



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap jurnal pada umumnya memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai bahan pembelajaran atau sumber informasi bagi para membaca. Banyaknya jurnal yang beredar di media online menyebabkan kita terkadang sulit memilih dan memilah jurnal yang bagus serta cocok sebagai bahan referensi. Setiap jurnal pasti memiliki kekurangan serta kelebihan masing-masing. Untuk itu kita sebagai pengguna harus pandai-pandai menilai jurnal mana yang lebih layak untuk kita gunakan walaupun pada dasarnya penilaian-penilaian tersebut bersifat relatif. Critical jurnal merupakan salah satu sarana untuk mengetahui informasi secara mendalam mengenai suatu jurnal tanpa membacanya secara menyeluruh. Kita dapat mengetahui kualitas jurnal melalui perbandingan antara jurnal yang berbeda sehingga kita dapat mengetahui jurnal mana yang lebih dominan keunggulannya sehingga cocok dijadikan sumber referensi Pada kesempatan kali ini, saya mengerjakan tugas Critical jurnal dengan meringkas isi dari artikel jurnal tersebut dan membuat kritik kelemahannya. B. Tujuan Critical jurnal ini dibuat untuk menyelesaiakan tugas Critical Jurnal Review yang diberikan oleh dosen, menambah informasi dengagan membaca jurnal yang membahas anak berkebutuhan khusus ( Tuna Rungu ). C. Manfaat Memberikan informasi kepada pembaca mengenai isi jurnal, keunggulan dan kelemahan jurnal serta membantu para pembaca menentukan jurnal mana yang layak dijadikan sumber referensi dalam mendapatkan informasi.



BAB II RINGKASAN JURNAL A. Identitas Jurnal. 1.Jurnal Utama a) Judul artikel



: Pemerolehan Bahasa anak Tunarungu



b) Nama pengarang



: Jelyna Christine



c) Penerbit



: JPPPAUD FKIP UNTIRTA



d) Kota terbit



: Serang



e) Tahun terbit



: November 2016



f) Volume



: 3 nomor 2



g) ISSN



: 2355-830X



h) Reviewer



: Arifin Silaban



2. Jurnal Pembanding a) Judul artikel



: Pengembangan Kemampuan Berbahasa & Berbicara Anak Tuna



Rungu b) Nama pengarang



: Tati Hernawati



c) Penerbit



: Universitas Pendidikan Indonesia



d) Kota terbit



: Bandung, Jawa barat



e) Tahun terbit



: Juni 2007



f) Volume



: Volume 7



g) ISSN



:-



h) Reviewer



: Arifin Silaban



B. Ringkasan Jurnal PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TUNARUNGU ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemerolehan bahasa anak tunarungu di Taman Latihan dan Observasi. Pemerolehan yang dimaksud adalah pemerolehan huruf, kata dan kalimat. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa memiliki 4 aspek. Keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa ini nantinya berkaitan dengan pemerolehan bahasa. Pada anak normal pada umumnya, proses penguasaan bahasa ibu ini terjadi secara otomatis tanpa adanya bantuan formal maupun pengajaran di sekolah. Hal ini berbading terbalik dengan anak tuanarungu. Anak dengan gangguan pendengaran memang dapat menyatakan kehendaknya dengan menangis. Ia juga mengeluarkan bunyi yang tidak ada arti maksudnya. Tetapi kemudian dia tidak menyadari bahwa kalau bunyi-bunyi tersebut dikeluarkan menurut aturan tertentu maka bunyi yang dikeluarkan tersebut akan mendapat reaksi dari orang lain. Ini yang membuat pemerolehan bahasa pertama anak tunarungu tertinggal. Pemerolehan bahasa ibu disebut bahasa pertama. Sedangkan bahasa yang dipelajari disebut bahasa kedua. Pembelajaran bahasa mengacu pada proses bahasa kedua (B2) setelah seorang anak memperoleh bahasa pertamanya (B1). Mengejar pemerolehan bahasa pertama anak tunarungu dapat di lakukan dengan komunikasi total. Komunikasi total merupakan sistem komunikasi paling efektif karena selain menggunakan bentuk komunikasi secara lisan atau disebut oral, dengan kegiatan membaca, menulis, membaca ujaran, juga dilengkapi dengan bentuk isyarat B. KAJIAN TEORITIS Pemerolehan Bahasa



Perkembangan bahasa adalah tahap perkembangan kemampuan untuk memperoleh dan mempergunakan simbol-simbol verbal atau non verbal dari konsep atau pengertian, sesuai dengan aturan yang dipergunakan oleh lingkungannya (Bambang Setyono, 2000). Karakteristik Anak Tunarungu Pengertian tunarungu atau ketunarunguan dapat diuraikan antara lain berdasarkan lokasi kerusakan pada organ pendengaran, faktor penyebab ketunarunguan, saat terjadinya ketunarunguan, dan besaran kehilangan pendengaran dalam decibel, sebagai satuan ukuran bunyi. Disingkat dengan dB. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli dan kurang dengar. Indera pendengaran bayi, pada umumnya sudah tajam sejak ia lahir. Pendengaran terus berkembang seiring berjalannya waktu. Setelah bayi lahir, dia akan menunjukkan ketertarikannya pada suara ibu, merespon suara yang terlalu kencang dengan terkejut dan menangis. Karakteristik dalam segi inteligensi umumnya anak tunarungu memiliki inteligensi normal atau rata-rata, akan tetapi karena perkembangan inteliensi sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasa maka anak tunarungu akan menampakkan inteligensi yang rendah disebabkan oleh kesulitan memahami bahasa. Hasil Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pemerolehan bahasa dan anak tunarungu. tentang Tinjauan Fononologi dan Morfosintaksis oleh Sri Winarti ( 2009 ). Temuan penelitian ini adalah bahwa subjek telah menguasai semua fonem vokal. Akan tetapi fonem getar belum dikuasai dengan baik. Subjek selalu mengganti fonem [r] dengan fonem [l]. Penelitian mengenai Pemerolehan Morfologi pada Anak Usia Empat Tahun oleh Agus Sudono (2009). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemerolehan bahasa pada anak tersebut dengan menitiberatkan pemerolehan bahasa di bidang morfologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam bahasa yang digunakan anak adalah ragam informal. Penelitian yang dilakukan oleh Bavin dan Edith mengenai pemerolehan bahasa pertama tahun 2005 menjelaskan setting sosial pemerolehan, dikombinasikan dengan dasar kognitif yang anak-anak miliki. Bahasa dipandang sebagai produk dari interaksi sosial. Penelitian Gregorius Bambang Nugroho mengenai Pengaruh Model Intervensi Dini dan Tingkat Ketunarunguan Terhadap Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu Tahun 2008. Hasil



penelitian disimpulkan bahwa peningkatan bahasa anak tunarungu dapat ditingkatkan dengan pemberian intervensi dini secara cepat. C. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang telah dikemukakan sebelumnya maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berjenis studi kasus. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan dokumentasi terhadap kelas Taman Latihan dan observasi. D. Hasil dan Pembahasan 1. Pendekatan oral diterapkan sebagai cara guru dalam membantu pemerolehan bahasa. Umumnya anak Taman Latihan dan Observasi memiliki beberapa karakteristik. Kehilangan sebagian atau seluruh fungsi pendengaran, sehingga kurang mampu mendengar, cenderung memiringkan atau mengarahkan kepalanya dalam usaha mendengar, dan perhatiannya lebih mengacu pada getaran. Mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi sehingga miskin bahasa, ucapan tidak jelas, sering menggunakan isyarat, dan tidak cepat merespon jika diajak bicara. Tujuan Taman Latihan dan Observasi Anak Tunarungu Pangudi Luhur Jakarta adalah pemerolehan kemampuan berbahasa melalui percakapan yang divisualisasikkan dengan balon percakapan dan direfleksikan kembali. Pendekatannya menggunakan oral-aural dan metodenya menggunakan Metode Maternal Reflektif. Pemerolehan kemampuan berbahasa yang dimaksud agar anak tunarungu memiliki kemampuan berbahasa secara reseptif (pasif) yang terdiri dari membaca ujaran, membaca, dan mendengar serta berbahasa ekspresif ( aktif ) yang terdiri dari berbicara dan menulis kosakata. 2. Pemerolehan huruf di Taman Latihan dan Observasi SLB B Pangudi Luhur. Proses menuliskan huruf dalam kata awalnya dari menebalkan tulisan. Guru membimbing anak menirukan tulisan hingga menyalin tulisan. Proses pembimbingan tersebut di atas, mula-mula tulisan berupa kata, kelompok kata, dan akhirnya kalimat sederhana. Tahap penulisan kata dan kalimat, yaitu menebalkan, membentuk, meniru, dan menyalin. Pada tahap menebalkan dan pembentukan tulisan, dilakukan di papan tulis dan buku gambar. Setelah tulisan terbentuk, anak meniru tulisan di buku tulis. Untuk membentuk tulisan metodis, anak menggunakan buku menulis halus. Memang lebih mudah menulis huruf cetak ketimbang huruf sambung. Tetapi dari data dilapangan, ternyata anak dari



awal tidak pernah menulis huruf cetak. Dari huruf yang ada di buku tulis anak hingga di papan tulis individual, semua menggunakan huruf sambung. 3. Pemerolehan kata di Taman Latihan dan Observasi SLB B Pangudi Luhur Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan baik melalui observasi maupun wawancara, serta dokumen seperti kartu bacaan terlihat anak sudah memperoleh beberapa kata. Kata tersebut diperoleh melalui percakapan sampai akhirnya nanti kata yang di dapat dituliskan. Bertambahnya kosakata yang dimiliki anak maka menunjukkan makin berkembangnya bahasa anak. 4. Pemerolehan kalimat di Taman Latihan dan Observasi SLB B Pangudi Luhur. Berdasarkan hasil observasi anak baru mampu merangkai kalimat sederhana. Sebagai contoh saat guru bertanya pada anak, guru hanya memakai kalimat sederhana, “siapa belum datang?”, “siapa berkata?”, “mana buku kamu?”. Guru tidak memakai kalimat lengkap yang membingungkan, semua kalimat pendek. E. KESIMPULAN Anak tunarungu usia dini di Pangudi Luhur menempuh proses pemerolehan bahasa secara sistematis dengan percakapan menjadi ciri utamanya. Percakapan secara oral tersebut tidak menggunakan bahasa isyarat baku seperti disekolah tunarungu lain. Hal ini disebabkan, sekolah mengangggap penggunaan isyarat baku dapat menghambat bahasa oral anak. Implikasi Hasil penelitian ini memberikan implikasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini yang berkebutuhan khusus guna mempersiapkan anak tunarungu prabahasa lebih dini memperoleh layanan bahasa yang tepat. Hingga nantinya ia dapat purna bahasa seperti anak lain pada umumnya. Saran Berdasarkan hasil pengkajian terhadap kegiatan dalam kelas peneliti menyarankan memang setiap pendekatan, metode dan evaluasi ada kekurangan dan kelebihan masing masing. Namun yang terutama adalah menerima anak apa adanya dan memberikan layanan sesuai kebutuhan khusus mereka.



BAB III PEMBAHASAN A.Kelebihan 1. Jurnal Utama  Jurnal ini sangat menarik dikarenakan memuat informasi tentang pemerolehan bahasa dari anak berkebutuhan khusus yakni Tunarungu. Dalam jurnal dijelaskan bahwa anak tunarungu sangat kesulitan dalam menguasai bahasa.  Identitas dari jurnal ini sangat lengkap jadi sangat layak digunakan untuk menjadi bahan referensi bagi pembelajaran.  Jurnal ini sangat bermanfaat karena dalam jurnal ini berisi informasi tentang cara membantu anak – anak tuna rungu agar dapat memahami dan memperoleh bahasa.  Dalam jurnal juga dijelaskan tentang karakteristik dari anak – anak tunarungu.  Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis jurnal sangat jelas yakni dengan menggunakan metode kuanlitatif yang berjenis studi kasus.  Dalam jurnal ini, penulis menggunakan bahasa yang sederhana sehingga para pembaca tidak sulit memahami isi dari jurnal tersebut.  Yang menarik dalam jurnal ini adalah cara dari sekolah pangudi luhur untuk menempuh proses pemerolehan bahasa bukan dengan cara penggunaan bahasa isyarat baku, melainkan dengan bahasa oral anak.



2. Jurnal Pembanding.  Jurnal ini juga menarik karena membahas cara tentang mengembangkan kemampuan berbahasa dari anak berkebutuhan khusus, hampir mirip dengan jurnal utama.  Sama dengan jurnal utama, dalam jurnal kedua juga dijelaskan tentang pengertian dari tunarungu.  Dalam jurnal dijelaskan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dari anak tunarungu, kita perlu terlebih dahulu memahami perolehan bahasa yang terjadi pada anak mendengar dan juga yang terjadi pada anak tuna rungu itu sendiri.  Dalam jurnal ini dijelaskan tentang metode – metode yang dapat diguanakan dalam mengembangkan bahasa dari anak Tunarungu. B. Kekurangan 1. Jurnal Utama  Tidak ada gambar yang mendukung dalam jurnal tersebut, sehingga para pembaca mudah bosan. 2. Jurnal Pembanding  Sama dengan jurnal utama dalam jurnal keduapun tidak ada gambar yang mendukung.  Terdapat penulisan kata yang salah sehingga pembaca bisa kebingungan saat membaca jurnal tersebut.  Issn dari jurnal ini tidak lengkap



BAB IV KESIMPULAN Kesimpulan : Adapun isi dari jurnal ini sangat baik dan sangat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengembangan dan pendidikan bahasa dari anak tunarungu. Dengan membaca kedua jurnal tersebut saya sebagai mendapatkan pemahaman tentang anak tuna netra dan tentang permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan pendidikan terlebih perkembangan bahasa dalam jurnal juga dijelaskan cara mengembangkan pembelajaran bahasa bagi anak tunarungu tersebut. Jurnal yang dibaca penulis sangat bermanfaat dalam membantu proses pembalajaran, oleh karena itu jurnal ini layak digunakan sebagai bahan referensi dalam proses perkuliahan dan layak untuk dibaca masyarakat umum. Saran Dan saya berharap jurnal yang membahas tentang pengembangan pendidikan anak kaum tunarungu terlebih jurnal memmbahas untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dari anak tunarungu semakin banyak ditulis, agar dapat membantu mahasiswa keguruan maupun para dosen atau guru – guru di SLb dalam memperoleh bahan referensi dalam pengembangan cara pembelajaran di pendidikan sekolah luar biasa. Adapun yang menjadi kekurangan dalam jurnal ini, semoga dapat diperhatikan penulis dalam penulisan jurnal lainnya, agar jurnal yang di tulis semakin mudah dipahami oleh pembaca Dan dalam pengerjaan tugas Critical Jurnal ini terdapat banyak kelemahan yang perlu diperbaiki, oleh karena itu kami sebagai penulis, sangat mengharapkan saran dari dosen pengampu dan pembaca.