Crs Radikulopati Servikal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DISUSUN OLEH: CRS RADIKULOPATI SERVIKAL DIARS RAMAWAN AUDISI MINALDI MUHAMMAD FADHIL SMF REHABILITASI MEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN



Identitas Pasien Nama



: Ny.Nurhayati



Umur



: 45 tahun



Alamat



:



Jenis Kelamin : perempuan pekerjaan



: ibu rumah tangga



Status marital : menikah Tanggal pemeriksaan: 23 mei 2016 jam 13.00 WIB



anamnesis Keluhan utama: nyeri di lengan kiri atas.



Anamnesis Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang ke poliklinik rehab medis RSUD al- ihsan dengan keluhan nyeri lengan kiri atas. Keluhan pertama kali dirasakan sejak 10 hari yang lalu. Nyeri yang dirasakan sangat mengganggu sehingga membuat pasien kesulitan dalam beraktivitas, misalnya ketika memakai pakaian sendiri. Nyeri yang dideskripsikan sebagai nyeri yang berdenyut dan menjalar dari bahu kiri sampai ke lengan kiri atas, nyerinya muncul tiba-tiba dan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak berkurang sedikitpun nyerinya.



Keluhan ini baru dirasakan pertama kali oleh pasien, yang sebelumnya belum pernah dirasakan pasien seperti ini. Selain itu pasien menyangkal merasakan adanya baal di bagian telapak tangan kiri. Pasien menyangkal terdapat rasa kesemutan sampai telapak tangan kiri, ataupun perasaan kaku pada lengan kiri bawah. Pasien sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Ketika di rumah pasien sering melakukan pekerjaan ibu rumah tangga seperti mencuci, menyapu, mengepel dan pekerjaan yang beratnya pasien suka nimba air. Pasien suka menggendong anak berumur 3 tahun.



Pasien menyangkal terdapat riwayat trauma pada daerah bahu sampai ke lengan kiri bawah, pernah melakukan operasi, menyangkal adanya patah tulang yang terjadi berulang atau secara tiba-tiba, batukbatuk lama disangkal, benjolan pada leher atau punggung, berat badan yang turun secara drastis dalam waktu singkat. Pasien menyangkal sedang banyak pikiran. Keluhan baru terjadi pertama kali dan belum pernah dilakukan pengobatan apapun.



PEMERIKSAAN FISIK 



Keadaan Umum: Compos Mentis







Tanda Vital: 



Tekanan Darah



: 120/80 mmHg







Nadi



: 84x/m







Pernafasan



: 20x/m







Suhu



: 36,3◦C







Berat badan : 65 kg







Tinggi badan : 158cm



 



PEMERIKSAAN FISIK UMUM Kepala



: normocephali



Mata



: konjungtiva anemis (-/-),



sklera ikterik (-/-) 



Hidung



: septum nasi di tengah, sekret (-/-),



pernapasan cuping hidung (-) 



Mulut



: mukosa bibir kering,







Leher



: trakea di tengah, KGB tidak mengalami



pembesaran, kelenjar tiroid tidak membesar







Thorax :



Paru-paru



o Inspeksi



: pergerakan simetris



(inspirasi – ekspirasi) o Palpasi : gerakan pernapasan simetris, vocal fremitus kiri = kanan o Perkusi : sonor di kedua lapang paru, o Auskultasi: suara napas vesikuler (+/



+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)



 Jantung  Inspeksi : ictus cordis: ICS V linea axilaris anterior sinistra  Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V linea axilaris anterior sinistra  Perkusi :  batas atas : ICS III parasternal sinistra  batas kanan : ICS V linea parasternal dextra  batas kiri : ICS V linea axilaris anterior sinistra  Auskultasi: bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)



 Abdomen: •



Inspeksi : datar, lesi kulit (-)







Palpasi







Perkusi : timpani, shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)







Auskultasi : bising usus (+)



: supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)



 Ekstrimitas :



Simetris, akral hangat, CRT < 2 detik, edema pada tungkai (-/-), lengan (-/-)



PEMERIKSAAN NEUROLOGI  Inspeksi dan palpasi Tidak ada deformitas, tidak ada peradangan,  Pemeriksaan Sensorik: normal  Kekuatan Motorik (Skala 0-5)



5 5 5 5  ROM terbatas pada lengan kiri  Keadaan Otot  Tonus : baik  Nyeri tekan : (+)  Kekakuan otot disekitar bahu dan lengan atas.



 Gerakan Involunter : (-)



PEMERIKSAAN NEUROLOGI Tes Iritasi Radiks







Tes Spurling (+)







Manual cervical distraction(-)







Lhermite sign(+)



REFLEKS FISIOLOGIS



Refleks



Kanan



Kiri



Bicep



+



+



tricep



+



+



Patella



+



+



Achiless



+



+



REFLEKS PATOLOGIS Pemeriksaan 



Refleks Hoffman -/-







refleks babinski-/-







refleks chaddock-/-



DIAGNOSIS BANDING 



Radikulopati cervical c5-c6 e.c dd/ 



HNP







spondylosis



DIAGNOSIS



Radikulopati Cervical C5-C6



Diagnosis Fungsional 



Impairment : Radiculopathy.







Dissability: sulit dalam berpakaian.







Handicap: pekerjaan rumah tangga jadi terbatas.



Pemeriksaan penunjang 



Xray







MRI



Penatalaksanaan 1.



Terapi Medikamentosa



ketorolac : 3x300mg Gabapentin :3x300mg Omeprazol 2 x 10 mg 2.



Terapi Rehabilitasi-Medik 



Program Rehabilitasi Medik bagi penderita  adalah:







Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi,Terapi manipulasi, Exercise.







Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic.







Ortotik Prostetik: Pemberian collar leher.







Edukasi



Prognosis Quo ad vitam: ad bonam. Quo ad functionam: dubia ad bonam. Quo ad sanationam: dubia ad bonam.



Radiculopathy Cervical DEFINISI Disfungsi dari nerve root pada cervical spine. Yang tersering terkena adalah C7 (60%) dan C6 (25%). EPIDEMIOLOGI Cervical Radikulopati terjadi lebih rendah daripada lumbar radikulopati. Insidensinya di Amerika Serikat 85 kasus per 100.000 dari populas



Etiologi Nyeri servikal dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti : proses infeksi, perubahan degeneratif, trauma, tumor dan kelainan sistemik . Salah satu penyebab nyeri servikal adalah radikulopati



PROSES KOMPRESIF PADA CERVIKAL SPINALIS  Cervical Spondylosis  Hernia Nuleus Pulposus



Manifestasi Klinis  Rasa nyeri :  



menjalar mengikuti pola dermatomal. bersifat tajam dan diperhebat oleh gerakan, batuk, mengedan atau bersin.



 Paresthesia mengikuti pola dermatomal.  Hilang atau berkurangnya sensorik di permukaan kulit sepanjang distribusi dermatom radiks yang bersangkutan.  Kelemahan otot yang dipersarfi radiks yang bersangkutan.  Refleks tendon menurun atau menghilang.



PEMERIKSAAN FISIK 



Pemeriksaan fisik meliputi : observasi, palpasi, pemeriksaan motorik, sensorik, dan pemeriksaan provokatif.







Observasi : Perhatikan sikap tubuh pasien saat menanyakan riwayat penyakit. Bagaimana posisi kepala dan leher selama wawancara. Biasanya pasien menekukkan kepala menjauhi sisi yang cedera dan leher terlihat kaku. Gerak leher ke segala arah menjadi terbatas, baik yang mendekati maupun menjauhi sisi cedera.







Palpasi : Pada palpasi didapatkan kekakuan dan nyeri pada sisi otot maupun radiks saraf yang terkena, dapat pula disertai hipertonus maupun spasme pada sisi otot yang nyeri.







Motorik : pemeriksaan motorik sangatlah penting untuk menentukan tingkat radiks servikal yang terkena sesuai dengan distribusi myotomal.



 Kelemahan pada abduksi pundak menunjukkan radikulopati C 5. Kelemahan pada fleksi siku  ekstensi pergelangan tangan menunjukkan radikulopati C 6.  Kelemahan pada ekstensi siku dan fleksi pergelangan tangan menunjukkan radikulopati C 7  kelemahan pada ekstensi ibu jari dan deviasi ulnar dari pergelangan tangan menunjukkan radikulopati C 8. 



Pemeriksaan refleks tendon sangat membantu menentukan tingkat radiks yang terkena. Seperti : Refleks biseps mewakili tingkat radiks C5-6, Refleks triseps mewakili tingkat radiks C7-8.







Sensorik : Penting dicatat bila ada gangguan sensorik dengan batas jelas. Namun seringkali gangguan sensorik tidak sesuai dermatomal atlas anatomik. Hal ini disebabkan oleh adanya daerah persarafan yang bertumpang tindih satu sama lain . Pemeriksaan ini juga menunjukkan tingkat subyektivitas yang tinggi.







Test Provokasi :



 Tes Spurling atau tes kompresi foraminal : dilakukan dengan cara posisi leher ekstensi dan rotasi kepala ke salah satu sisi kemudian berikan tekanan ke bawah pada puncak kepala.







Terbatasnya “range of motion” leher.







Nyeri bertambah berat dengan pergerakan (terutama hiperekstensi).







Test Lhermitte 







dengan mengadakan penekanan pada kepala dengan posisi leher tegak lurus / miring sehingga berkas serabut sensorik di foramen intervertebrale yang diduga terjepit, dapat dibuktikan.



Test distraksi 



dilakukan ketika pasien sedang merasakan nyeri radikular. Pembuktian : dengan mengangkat kepala pasien sejenak.



Test Lhermitte



Test distraksi



Pemeriksaan Penunjang 



Pemeriksaan foto polos servikal







CT-scan







MRI



TATA LAKSANA 



Pembatasan aktivitas fisik







Pemakaian Kolar leher







Termoterapi







Stretching