Dasar - Dasar Pengetahuan Filsafat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Kelompok 2



Dasar-dasar Pengetahuan MATA KULIAH



: FILSAFAT DAN SEJARAH PEMIKIRAN MIPA



NAMA DOSEN



: 1) Dr. SUHARTO 2) Dra. SUMARYATI T, M.Pd.



Program STUDI



: PASCASARJANA PENDIDIKAN MIPA



DISUSUN OLEH



: 1) BANGGA NURACHMAN (20207270114) 2) NANA SURYANA (20207270112) 3) SEPTIKA WIBARINI (20207270106) 4) EMMY SUHERMI (20207270059) 5) IFFAH FITRIEYAH ( 20207270168)



KELAS



: MIPA 1b Non Reguler A



FAKULTAS PASCASARJANA PENDIDIKAN MIPA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA 2020 0



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikumWr. Wb. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. “Dasar-dasar Pengetahuan” ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai dasar-dasar pengetahuan pada filsafat ilmu.. Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang



telah



memberikan



pengarahan-pengarahan



sehingga



kami



dapat



menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada bapak/ibu dosen dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah ini lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya semua yang membaca makalah ini. Wassallamu’alaikum Wr. Wb.



Jakarta,



Oktober 2019 Penyusun



Kelompok 2



1



DAFTAR ISI



Kata Pengantar ……………………………………………………………………………1 Daftar Isi ……………………………………………………………………………………2 Bab 1 Pendahuluan ……………………………………………………………………….3 A. Latar Belakang …………………………………………………………………….3 B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………...4 Bab 2 Pembahasan ……………………………………………………………………….5 A. Penalaran …………………………………………………………………………..5 B. Logika ……………………………………………………………………………….8 C. Sumber Pengetahuan ……………………………………………………………..9 D. Kriteria Kebenaran ………………………………………………………………..13 Bab 3 Kesimpulan ………………………………………………………………………...18 Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….20



2



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendefinisikan pengetahuan merupakan kajian panjang sehingga terjadi pergulatan sejarah pemikiran filsafati dalam menemukan pengertian pengetahuan. Hal ini wajar karena “keistimewaan” filsafat adalah perselisihan, pergumulan pemikirannya itu berlangsung terus selamanya. Suatu produk pemikiran filsafat selalu ada yang menguatkan, mengkritik, melemahkan bahkan akan ada yang merobohkan pemikiran itu. Kelakpun akan dijumpai yang satu menegaskan sedang yang lain mengingkari. Begitulah seterusnya akan selalu berada dalam bingkai dialektika. Sedangkan Ilmu merupakan pengetahuan yang terorganisasi dan diperoleh melalui proses keilmuan. Sedangkan proses keilmuan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematsi tentang suatu sistem. Perolehan sistematis ini biasanya atau pada umunya berupa metode ilmiah. Dari proses metode ilmiah itu melahirkan “science”. Science atau tepatnya Ilmu pengetahuan memilki arti spesifik bila digandengkan dengan ilmu pengetahuan yaitu sebagai kajian keilmuan yang tersistematis sehingga menjadi teori ilmiah-obyektif (dapat dibuktikan secara empiris) dan prediktif (menduga hasil empiris yang bisa diperiksa sehingga bisa jadi hasilnya bersesuaian atau bertentangan dengan realita empiris). Pengetahuan dalam pandangan Rasionalis bersumber dari “Idea”. Tokoh awalnya adalah Plato (427-347). Menurutnya alam idea itu kekal, tidak berubahubah. Manusia semenjak lahir sudah membawa ide bawaan sehingga tinggal mengingatnya kembali untuk menganalisa sesuatu Istilah yang digunakan Rene Descartes (1596-1650) sebagai tokoh rasionalis dengan nama “innete idea”. Penganut rasionalis tidak percaya dengan inderawi karena inderawi memiliki keterbatasan dan dapat berubah-ubah. Sesuatu yang tidak mengalami perubahan itulah yang dapat dijadikan pedoman sebagai sumber ilmu pengetahuan. Aristatoles dan para penganut Empirisme-Realisme menyangggah yang disampaikan oleh kaum Rasionalis. Mereka berdalih bahwa ide-ide bawaan itu tidak ada. Hukum-hukum dan 3



pemahaman yang universal bukan hasil bawaan tetapi diperoleh melalui proses panjang pengamatan empiric manusia. Aristatoles berkesimpulan bahwa ide-ide dan hukum yang universal itu muncul



dirumuskan



akal



melalui



proses



pengamatan



dan



pengalaman



inderawi.Pengetahuan yang tidak bisa diukur dan dibuktikan dengan empiricrealitas-material merupakan pengetahuan yang hayali, tahayul dan bohong (mitos). Aliran



empirisme



menyatakan



bahwa



pengetahuan



itu



diperoleh



melalui



pengalaman-pengalaman yang konkrit. Sedangkan aliran rasionalis berpendapat bahwa pengetahuan manusia didapatkan melalui penalaran rasional. Kedua pendekatan ini merupakan cikal bakal lahirnya positivisme modern dalam kajian keilmuan. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap dan bertindak. Sikap dan tindakan yang bersumber pada pengetahuan yang didapat melalui kegiatan merasa atau berpikir.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penulisan makalah ini, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1) Apakah yang dimaksud dengan dasar-dasar pengetahuan yang berupa penalaran? 2) Apakah yang dimaksud dengan dasar-dasar pengetahuan yang berupa logika? 3) Apakah yang dimaksud dengan dasar-dasar pengetahuan yang berupa sumber pengetahuan? 4) Apakah yang dimaksud dengan dasar-dasar pengetahuan yang berupa kriteria kebenaran?



4



BAB 2 PEMBAHASAN A. PENALARAN 1. Pengertian Penalaran Menurut Andi Hakim Nasoetion dalam sebuah ceramahnya didepan layar televisi, sekiranya binatang mempunyai kemampuan menalar,maka bukan harimau jawa yang sekarang ini dilestarikan supaya jangan



punah



Kemampuan



melainkan menalar



manusia ini



jawa,



demikian



menyebabkan



kelakarnya.



manusia



mampu



mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaankekuasaannya. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan ini secara sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival). Manusia



mengembangkan



pengetahuannya



mengatasi



kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dia memikirkan hal-hal baru, menjelajah



ufuk



baru,



karena



dia



hidup



bukan



sekedar



untuk



kelangsungan hidup, namun lebih dari itu. Perbedaan manusia dengan makhluk lainnya: a) Manusia mengembangkan kebudayaan b) Manusia memberikan makna kepada kehidupan c) Manusia “memanusiakan” diri dalam hidupnya Pada hakikatnya manusia itu dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Inilah yang menyebabkan



manusia



menhembangkan



pengetahuannya



dan



pengetahuan inilah yang mendorong manusia menjadi makhluk yang bersifat khas dimuka bumi ini Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yaitu:



5



a) Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut b) Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir ini disebut penalaran. Dua



kelebihan



inilah



yang



memungkinkan



manusia



mengembangkan pengetahuannya yakni bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang mampu menalar. Secara umum pengertian penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. 2. Hakikat Penalaran Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakannya yang bersumber pada pengetahuan didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan dengan kegiatan



berpikir



menyandarkan



diri



pada



penalaran.



Jadi



penalaran



merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama maka oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga berbeda-beda. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai kriteria kebenaran, dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut. Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing. Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu :



6



a) Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam hal ini maka dapat kita katakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya tersendiri. Atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis di sini harus diartikan sebagai kegiatan berpikirmeneurut suatu pola tertantu atau dengan kata lain logika tertentu. Hal ini patut kita sadari bahwa berpikir logis itu mempunyai konotasi yang bersifat jamak (plural) dan bukan tunggal (singular). b) Sifat analitik dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Berdasarkan kriteria penalaran tersebut diatas maka dapat kita katakan bahwa tidak semua kegiatan berpikir bersifat logis dan analitis. Atau lebih jauh dapat kita simpulkan bahwa cara berpikir yang tidak termasuk ke dalam penalaran bersifat tidak logis dan tidak analitik. Dengan demikian maka kita dapat membedakan secara garis besar ciri-ciri berpikir menurut penalaran dan berpikir yang bukan berdasarkan penalaran. Perasaan



merupakan



suatu



penarikan



kesimpulan



yang



tidak



berdasarkan penalaran. Kegiatan berpikir juga ada yang tidak berdasarkan penalaran umpamanya adalah intuisi. Intuisi merupakan suatu kegiatan berpikir yang nonanalitik yang tidak mendasarkan diri kepada suatu pola berpikir tertentu. Berpikir intuitif ini memegang peranan yang penting dalam masyarakat yang berpikir nonanalitik, yang kemudian sering bergalau dengan perasaan. Jadi secara luas dapat kita katakan bahwa cara berpikir masyarakat dapat dikategorikan menjadi dua yaitu : a) Cara berpikir analitik yang berupa penalaran b) Cara berpikir nonanalitik yang berupa intuisi dan perasaan



Disamping itu masih terdapat bentuk lain dalam usaha manusia untuk mendapatkan pengetahuan yakni wahyu. Ditinjau dari hakikat usahanya, maka



7



dalam rangka menemukan kebenaran, kita dapat bedakan dua jenis pengetahuan yaitu : a) Pengetahuan yang didapatkan dari hasil usaha yang aktif dari manusia untuk menemukan kebenaran, baik melalui penalaran maupun lewat kegiatan lain seperti perasaan dan intuisi. b) Pengetahuan yang bukan kebenaran yang didapat sebagai hasil usaha aktif manusia. Dalam hal ini maka pengetahuan yang didapat itu bukan berupa kesimpulan sebagai produk dari usaha aktif manusia dalam menemukan kebenaran, melainkan berupa pengetahuan yang ditawarkan atau diberikan, umpamanya wahyu yang diberikan Tuhan lewat malaikat-malaikat dan nabinabinya. B. LOGIKA Penalaran



merupakan



suatu



proses



berpikir



yang



membuahkan



pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan



baru dapat dikatakan sahih (valid) jika proses



penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan inilah



yang disebut



dengan LOGIKA.



Atau



jika



didefinisikan secara luas dapat katakan “pengkajian untuk berpikir secara sahih”. Cara penarikan kesimpulan berdasarkan penalaran ilmiah, menggunakan 2 cara, yaitu: 1) Logika Induktif Cara penarikan kesimpulan



dari kasus-kasus individual nyata menjadi



kesimpulan yang bersifat umum atau dapat dikatakan menarik kesimpulanya dari hal yang khusus menuju ke hal yang umum. Contoh : Seekor kambing memiliki mata. Seekor sapi memiliki mata, seekor kucing memiliki mata ,demikian juda seekor singa memiliki mata. Dari kenyaataan , fakta yang kita lihat ini dapat ditarik sebuah kesimpulan: Bahwa semua binatang memiliki mata. Kesimpulan yang bersifat umum ini memiliki 2 keuntungan, yaitu:



8



1. Bersifat ekonomis, kehidupan yang beraneka ragam dengan berbagai corak dan segi dapat direduksikan menjadi beberapa pernyataan. 2. Dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun secara deduktif. Secara induktif maka dari berbagai pernyataan yang bersifat umum dapat disimpulkan pernyataan yang bersifat lebih umum lagi. 2) Logika Deduktif Merupakan kegiatan penarikan kesimpulan dengan cara berpikir yang sebaliknya dari induktif, dimana



dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan



yang bersifat khusus. Dalam hal ini digunakan pola berpikir yang disebut silogismus. Silogismus ini disusun dari dua buah pernyataan



dan sebuah



kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis mayor dan premis minor. Kesimpulan



merupakan pengetahuan yang didapat dari



penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut. Contoh : Premis Mayor : Semua mahluk hidup mempunyai mata Premis Minor : Si Bona adalah seorang mahluk Kesimpulan



: Jadi Si Bona mempunyai mata.



Kesimpulan yang diambil bahwa si Bona mempunyai mata adalah sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari premis yang mendukungnya. Ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan pengambilan kesimpulan.



C. SUMBER PENGETAHUAN Tuhan menciptakan dua macam benda sebagai pengisi bumi yang sifatnya organis dan anorganis. Benda hidup disebut makhluk yang memiliki ciri-ciri unik dan memiliki tingkatan (tumbuhan, hewan, manusia), serta tunduk pada hukum biologis. Benda tak hidup bersifat mati, tetap dan tunduk pada hukum alam (deterministis), terdiri



dari



benda



yang



berwujud



padat,



cair



dan



gas.



Makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan benda tak hidup, yaitu dapat berkembang biak, bernafas, dapat bergerak, melakukan adaptasi, serta peka terhadap rangsang (iritabilitas). Manusia sabagai mahluk hidup sama seperti mahluk hidup lainnya mempunyai ciri hidup, yaitu berkembang biak, memerlukan



9



nutrisi, bergerak tumbuh dan berkembang, beradaptasi serta peka terhadap rangsang. Sifat lain dari manusia selain unik adalah rasa ingin tahu yang sangat besar. Sifat rasa ingin tahu yang sangat besar yang dimiliki manusia biasanya timbul ketika manusia dihadapkan pada suatu masalah. Masalah yang menyangkut hidup manusia telah ada sejak permulaan kehidupan manusia. Masalah tersebut misalnya munculnya wabah penyakit, bencana alam, kelaparan. Ketika muncul hal tersebut maka dengan akal dan pikirannya manusia mulai berfikir dan berusaha untuk mencari penyebabnya. Sejak saat itulah munculah ilmu pengetahuan, Sebagai umat beragama kita sudah sepantasnya mengambil pelajaran dari sebuah wahyu akan pentingnya sebuah ilmu pengetahuan seperti yang tercantum dalam sebuah ayat yang artinya: ‘“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”( QS. Ar-Rahman ayat 33) Manusia sebagai mahluk tuhan yang berpikir maka di wariskannya dunia ini untuk manusia ‘ manusia yang berpikir” 1) Pengertian ilmu pengetahuan Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. Pengetahuan



adalah informasi yang



telah



dikombinasikan



dengan



pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap



10



sesuatu



sebagai hasil



dan data sekadar menimbulkan



pengenalan



berkemampuan



kebingungan,



atas suatu pola. untuk



maka



Manakala informasi



menginformasikan



pengetahuan



atau



berkemampuan



bahkan untuk



mengarahkan tindakan. Inilah yang disebut potensi untuk menindaki.; ‘Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ‘ Definisi ilmu pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang teratur tentang pekerjaan hokum umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah yang sifatnya sama baik dilihat dari kedudukannya maupun hubungannya. ’’Mohammad Hatta’’ Bila kita merasa sebagai manusia yang berpikir sudah sepantasnya kita haus akan ilmu, karena dengan ilmu kita akan mampu menikmati ala mini, kita akan selalu mampu mencukupi kebutuhan kita dengan baik, dengan memiliki ilmu manusia akan semakin bijak, jangan sampai manusia yang diberikan kelebihan akal dan pikiran setelah memiliki sebuah imu menjadi manusia yang lebih sadis dari makhluk apapun di bumi ini. Seperti pribahasa manusia harus seperti padi, karena padi makin tua makin merunduk adalah Orang berilmu yang semakin banyak ilmunya semakin merendahkan dirinya. Seperti artinya yang jika kita memiliki dan mendapat banyak ilmu setiap harinya maka harusnya kita semakin berendah diri. 2) Sumber sumber ilmu pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentu saja berasal dari berbagai sumber. Berikut adalah sumber pengetahuan 1. Kepercayaan yang didasarkan dari tradisi 2. Kebiasaan-kebiasaan dan agama 3. Pancaindra/pengalaman 4. Akal pikiran 5. Intuisi individual Dalam kajian filsafat dijelaskan dengan jelas pengetahuan yang dimiliki oleh manusia memiliki sumber. Dengan kata lain pengetahuan itu tidak timbul



11



dengan



sendirinya.



Ada



empat



sumber



pengetahuan



yang



dimaksud



yaitu Rasio, Empiris, Intuisi, dan Wahyu. Keempat sumber ini memiliki pengertian yang berbeda-beda dalam menafsirkan sumber dari pengetahuan manusia tersebut.



1. Rasio, merupakan pengetahuan yang bersumber dari penalaran manusia. Pada sumber pengetahuan ini diketahui bahwa pengetahuan adalah hasil pemikiran manusia.



2. Empiris, merupakan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman yang dialami manusia. Sumber pengetahuan ini dirumuskan berdasarkan kegiatan manusia yang suka memperhatikan gejala-gejala yang terjadi disekitarnya. Misalnya peristiwa terjadinya hujan di bumi. Peristiwa ini terus terulang-ulang dan dengan proses kejadian yang sama. Hal ini menjadi daya tarik bagi manusia, muncul pertanyaan mengapa selalu turun hujan. Dari pengalaman itulah manusia tergerak untuk bernalar hingga melakukan penelitian penyebab terjadinya hujan.



3. Intuisi, merupakan sumber pengetahuan yang tidak menentu dan didapatkan secara tiba-tiba. Terkadang kita sebagai manusia ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan, otak akan berpikir sangat keras untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Tingkat berpikir otak berbanding lurus dengan masalah yang akan diselesaikan. Semakin sulit tingkat permaslahan yang akan dipecahkan semakin keras juga kinerja otak dalam berpikir menyelesaikan masalah tersebut. Dalam kondisi tertentu, terkadang semakin kita berusaha untuk memecahkan masalah, semakin sulit menemukan solusinya. Tapi dalam kondisi yang berlawanan ketika kita tidak sedang berpikir untuk menyelesaikan masalah dan melakukan aktivitas-aktivitas, kita seakan terpikirkan solusi untuk permasalahan. Solusi itu muncul tiba-tiba dalam benak kita, tanpa sedikitpun kita menjadwalkan atau berusaha mencarinya. Hal yang demikian bisa dikatakan sebagai intuisi.



4. Wahyu, atau bisa dikatakan dengan sumber pengetahuan yang non-analiktik karena tidak ada proses berpikir dari manusia tersebut. Wahyu merupakan sumber pengetahuan yang berasal dari yang Maha kuasa. Biasanya yang dapat menerima sumber pengetahuan yang seperti ini adalah manusia-



12



manusia pilihan. Contoh yang paling dekat adalah para nabiallah, yang menerima



pengetahuan



dari



Allah.



Kisah-kisah



merekapun



banyak



mengispirasi banyak orang. Dari keempat sumber pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa cara berpikir itu ada dua yaitu analatik; Rasio, dan Empiris. Dikatakan sebagai cara berpikir yang analitik karena ada proses berpikir yang rincih yang dilakukan manusia. Adapula cara berpikir yang non-analitik; intuisi, dan wahyu yang tidak memiliki proses berpikir secara rincih yang dilakukan oleh manusia. Dalam hakikat penalaran ilmiah terbagi atas dua, yakni Deduktif atau bisa dikatakan berhubungan dengan rasional atau Induktif, berdasarkan empiris atau pengalaman dan data lapangan. Keduanya dikombinasikan agar dapat ditarik kesimpulan dari penalaran ilmiah tersebut. Dalam penarikan kesmipulanpun harus menggunakan logika induktif dan logika deduktif. Setelah penarikan kesimpulan, menguji kebenaran dari suatu penalaranpun perlu dilakukan. Suatu penalaran dianggap benar jika koherensi, korespondensi, dan pragmatis atau ada manfaatnya. D) KRITERIA KEBENARAN Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari rasa ingin tahu, ingin kepastian, dan sikap manusia yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini. Pengetahuan yang memuaskan manusia adalah pengetahuan yang benar.



Pengetahuan



tidak



benar



adalah



kekeliruan.



Untuk



Mendapatkan



pengetahuan tersebut maka manusia harus melakukan proses berfikir. Berfikir adalah suatu aktifitas manusia untuk menemukan kebenaran.Apa yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu kriteria atau ukuran kebenaran. Dalam Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kebenaran berarti keadaan yang cocok dengan keadaan atau hal yang sesungguhnya. Atau sesuatu yang sungguh benar – benar ada. Sementara kriteria berarti ukuran yang menjadi dasar penilaian atau ketetapan sesuatu.



13



Teori- teori Kebenaran meliputi : 1. Teori Koherensi (coherence theory) Teori ini menyatakan bahwa kebenaran tergantung pada adanya saling hubungan secara tepat antara ide – ide yang sebelumnya telah diakui kebenarannya. The Consistence theory of truth/Coherence theory of truth mengatakan bahwa kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lain yang telah kita ketahui dan akui kebenarannya terlebih dahulu. Jadi suatu pernyataan cenderung benar bila pernyataan tersebut koheren (saling berhubungan) dengan pernyataan lain yang benar atau bila arti yang dikandung oleh pernyataan tersebut koheren dengan pengalaman kita. Misalnya : Pernyataan



bahwa ”Penyakit Covid-19 tidak dapat diobati karena



penyakit yang disebabkan virus”, adalah benar apabila pengetahuan tersebut disebabkan oleh virus Corona kecuali dengan meningkatkan system imun di dalam tubuh penderita”, Pernyataan tersebut benar karena bersesuaian dengan penyakit yang di sebabkan oleh virus dapat dicegah dengan vaksinasi atau di lawan dengan meningkatkan system imun penderita agar di dalam tubuh penderita terbentuk antibodi terhadap virus tersebut. ·



Pernyataan bahwa ”Semua bayi lahir pasti menangis adalah sebuah



pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa si fulan ketika lahir dan si fulan pasti menangis adalah benar pula, sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan pertama dikarenakan dengan menangis membantu membuka paruparunya agar bisa menghirup oksigen. Kesimpulan Teori : 1) Kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan – pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu kita ketahui. 2) Teori ini dinamakan juga teori justifikasi/penyaksian tentang kebenaran, karena menurut teori ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat



14



penyaksian – penyaksian /justifikasi oleh putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah diketahui, diterima, diakui kebenarannya secara umum. 3) Ukuran dari teori ini adalah konsistensi dan persisi/ketelitian 4) Dapat terjebak dalam validitas, suatu pernyataan dapat benar untuk diri sendiri tetapi bisa jadi salah jika dihubungkan dengan pernyataan lain di luar diri sendiri, 5) Mengarah pada relativisme kebenaran



2. Teori Korespondensi (corespondence theory) Teori ini diterima oleh kaum realis dan kebanyakan orang. Teori ini menyatakan bahwa jika suatu pernyataan sesuai dengan fakta, maka pernyataan itu benar. Jika tidak, maka pernyataan itu salah menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu keadaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan/pendapat dengan objek yang dituju/dimaksud oleh pernyataan/pendapat tersebut. Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan situasi aktual tersebut. Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaras Titus dkk berpendapat ”Kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta itu sendiri” Misalnya : Bila ada orang yang menyatakan bahwa benda padat mempunyai ciri-ciri, bentuk,ukuran dan volume tetap, maka pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan itu sesuai dengan fakta. Karena secara faktual benda padat mempunyai bentuk, ukuran dan volume yang tetap/tidak berubah. ·



Pernyataan ” fotosintesis terjadi pada siang har”i, maka pernyataan ini adalah



benar sebab pernyataan ini sesuai dengan fakta yakni proses fotosintesis ada tahap reaksi terang yang memerlukan cahaya. Kesimpulan Teori ini : 1) Menurut teori ini kita mengenal 2 (dua) hal yaitu : Pernyataan dan Kenyataan. 2) Kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri.



15



3) Suatu pernyataan tidak bisa dikatakan suatu kebenaran apabila tidak dapat dibuktikan atau diindrai atau non empiris



3. Teori Pragmatis (pragmatic theory) Teori dicetuskan oleh Charles S.Pierce (1839-1914). Teori ini menganggap suatu pernyataan, teori atau dalil itu memiliki kebenaran bila memiliki kegunaan dan manfaat



bagi



kehidupan manusia.



Kaum pragmatis



menggunakan



kriteria



kebenarannya dengan kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workanility) dan akibat yang memuaskan (satisfactory consequence). Oleh karena itu tidak ada kebenaran yang mutlak/tetap. Kebenarannya tergantung pada kerja, manfaat dan akibatnya. Kriteria pragmatism juga diperuntukkan oleh ilmuwan dalam menentukan kebenaran ilmiah dalam perspektif waktu. Secara historis pernyataan ilmiah yang sekarang dianggap benar suatu mungkin tidak lagi demikian. Dihadapkan dengan masalah seperti ini, maka ilmuwan bersifat pragmatis selama pernyataan itu fungsional dan mempunyai kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar, sekiranya pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian, disebabkan perkembangan ilmu itu sendiri yang menghasilkan pernyataan baru, maka pernyataan itu ditinggalkan (Jujun, 1990:59), Misalnya : Teori penanaman dengan teknik hidroponik merupakan pernyatan benar bagi petani yang tidak punya lahan tanah pertanian yang luas, tapi menjadi tidak benar untuk petani dengan lahan tanah pertanian yang luas Pernyataan tentang PSBB menjadi benar jika di terapkan di daerah pandemik zona merah sampai dengan hitam, bisa jadi pernyataan yang tidak tepat di daerah lainnya, Kesimpulan Teori ini : 1) Kebenaran suatu pernyataan dapat diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat pragmatis atau fungsional dalam kehidupan praktis. 2) Kebenaran yang cenderung menghalalkan segala cara untuk memperolehnya Kesimpulan Ketiga Teori dan Kriteria Kebenaran, ketiga teori diatas memiliki beberapa persamaan yakni meliputi :



16



1) Seluruh teori melibatkan logika baik formal maupun material (deduktif dan induktif). 2) Melibatkan bahasa untuk menguji kebenaran itu. 3) Menggunakan pengalaman untuk mengetahui kebenaran. Kriteria kebenaran cenderung menekankan salah satu atau lebih dari tiga pendekatan yaitu : (1) Yang benar adalah yang memuaskan keinginan kita. (2) Yang benar adalah yang dapat dibuktikan dengan eksperimen, (3) Yang benar adalah yang membantu dalam perjuangan hidup biologis. Oleh pragmatisme)



karena itu



teori-teori



lebih



bersifat



kebenaran saling



(koresponden,



menyempurnakan



koherensi, daripada



dan saling



bertentangan, maka teori tersebut dapat digabungkan dalam suatu definisi tentang kebenaran. kebenaran adalah persesuaian yang setia dari pertimbangan dan ide kita kepada fakta pengalaman atau kepada alam seperti adanya. Akan tetapi karena kita dengan situasi yang sebenarnya, maka dapat diujilah pertimbangan tersebut dengan konsistensinnya dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang kita anggap sah dan benar, atau kita uji dengan faidahnya dan akibat-akibatnya yang praktis (Titus, 1987:245).



17



BAB 3 KESIMPULAN Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan. Penalaran mempunyai ciri, yaitu: merupakan suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu dan sifat analitik dari proses berpikirnya, menyandarkan diri pada suatu analisis dan kerangka berpikir yang digunakan untuk analisis tersebut aalah logika penalaran yang bersangkutan, artinya kegiatan berpikir analisis adalah berdasarkan langkah-langka tertentu. Tidak semua kegiatan berpikir mendasarkan pada penalaran seperti perasaan dan intuisi. Ditinjau dari hakikat usahanya, maka dalam rangka menemukan kebenaran, kita dapat bedakan jenis pengetahuan. Pertama, pengetahuan yang didapatkan melalui usaha aktif dari manusia untuk menemukan kebenaran, baik secara nalar maupun lewat kegiatan lain seperti perasaan dan intusi. Kedua, pengetahuan yang didapat tidak dari kegiatan aktif menusia melainkan ditawarkan atau diberikan seperti ajaran agama. Untuk melakukan kagiatan analisis maka kegiatan penalaran tersebut harus diisi dengan materi pengetahuan yang berasal dari sumber kebenaran yaitu dari rasio (paham rasionalisme) dan fakta (paham empirisme). Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan penalaran deduktif (terkait



dengan



rasionalisme)



dan



induktif



(terkait



dengan



empirisme).



Penalaran merupakan proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan dari penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara tertentu. Penarikan kesimpulan dianggap benar jika penarikan kseimpulan dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut dengan logika. Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. pertama, mendasarkan diri pada rasional dan mendasarkan diri pada fakta.



18



Disamping itu adanya intuisi dan wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran tertentu, seperti ”orang yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba menemukan jawabannya. Salah



satu



pembahasan



dalam



epistimoogi



adalah



sumber-sumber



ilmu



pengetahuan. Sumber pengetahuan pada masyarakat relegius berawal dari sesuatu yang sakral dan transenden. Tuhan merupakan sumber dan sebab pertama “causa prima” dari segala sesuatu. Manusia tidak akan menemukan kebenaran yang hakiki selama meninggalkan yang esensi ini. Sumber ilmu pengetahuan untuk mengatahui hakekat segala sesuatu bagi masyarakat relegius tidak cukup dengan menggunakan panca indera dan akal saja tetapi ada dua unsur lain yaitu ” wahyu ( revelation) dan ilham (intuisi)”. Wahyu itu adalah salah satu dari wujud “Ketuhanan” dan ilham atau intuisi adalah termanifestaasikan dalam diri para nabi dan rasul. Sehingga para agamawan mengatakan bahwa kitab suci (wahyu) merupakan sumber ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh manusia pilihan Tuhan kepada umat manusia. Pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia mel alui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal bu dinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Sumber pengetahuan terdiri dari empirisme (indera), rasiona lisme (akal), intuisionisme (intuisi), dan wahyu. Aliran Filsafat dalam Berbicara tentang Pengetahuan yaitu yang disebutkan a dalah Ideliasme, positivisme, kristisisme, naturalisme, dualisme, empirisme, rasionali sme dan Pragmatisme. Agama merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam kehidupan manu sia dikarenakan, agama mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan manusia. Man usia memerlukan agama sebagai pegangan (pedoman) hidup dan penenang jiwa. Manusia menganut agama berdasarkan keyakinan dan kepercayaan masingmasing. Ditinjau dari sumbernya agama yang dikenal manusia terdiri atas dua jenis agama yaitu agaman samawi dan agama ardhi.



19



DAFTAR PUSTAKA



Suriasumantri S. Jujun. FILSAFAT ILMU Sebuah Pengantar Populer. Jakarta Penerbit Sinar Harapan,1985. Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 2009



Suhartono,Ph.D. Suparlan. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta Penerbit AR RUZZ MEDIA. 2005. Ibrahim S, Slamet. FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN .Sekolah Farmasi ITB 2008 REVIEW BUKU: Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Trio Saputra, 2019, jujun suriasumantri https://catarts.wordpress.com/2012/03/25/dasar-dasar-pengetahuan-filsafat-ilmu-7/ https://media.neliti.com/media/publications/167158-ID-sumber-sumber-ilmupengetahuan-dalam-al.pdf, https://www.academia.edu/25608723/MAKALAH_SUMBER_ILMU_PENGETAHUAN _DAN_METODENYA, http://srihendrawati.blogspot.com/2011/12/manusia-makhluk-berpikir.html,, https://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan,, https://www.zonareferensi.com/pengertian-ilmu/ https://sites.google.com/site/auroranight0912/filsafat-ilmu/sumber-pengetahuan, http://nurhayatielzahra.blogspot.com/2016/12/makalah-filsafat-ilmu-sumber.html



20



BIODATA 1) Data Pribadi a) Nama



: Iffah Fitrieyah, S.Pd.



b) Tempat, Tanggal Lahir



: Jakarta, 12 Juli 1982



c) Alamat



: Taman Wisma Asri Jl. Semangka 3 Blok E26 No. 16 RT 4 RW 12 Teluk Pucung Bekasi Utara



d) No. HP



: 08128668931



e) Pendidikan Terakhir



: S1 Pendidikan Matematika



f) Status



: Menikah



g) Agama



: Islam



2) Riwayat Pendidikan a) SDN Bhakti Handayani tahun 1987-1993 b) SMPN 3 Bekasi tahun 1993-1996 c) SMUN 2 Bekasi tahun 1996-1999 d) Universitas Negeri Jakarta tahun 1999-2004 3) Riwayat Pekerjaan a) SMP Mutiara 17 Agustus tahun 2004-2005 b) SMA Mutiara 17 Agustus tahun 2005-2011 c) MTsN 42 Jakarta tahun 2011- sekarang 4) Pelatihan a) Pelatihan Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) b) Pelatihan Pembuatan Blog c) Penyusunan RPP Berbasis Blended Learning d) Merancang Pembelajaran Matematika Berbasis HOTS e) Pembuatan Multimedia Interaktif f) PKG PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) Level Literasi g) PKG PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) Level Implementasi h) PKG PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) Level Kreasi i) Bahan Ajar dan Soal HOTS Bilangan, Aljabarm Geometri, Statistika j) Pembuatan Alat Peraga Pelajaran Matematika k) Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Integrasi STEM



21



l) Pelatihan Pembuatan Lembar Kerja Matematika Menggunakan Aplikasi DESMOS 5) Kegiatan Organisasi a) Angkatan Muda Islam Masjid Nurul Iman tahun 2000-2004 b) Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika tahun 20002001 6) Prestasi dari SD s/d SMA a) Peringkat Ketiga di SD Kelas III Caturwulan 1 b) Peringkat Kedua di SD Kelas IV Caturwulan 3 c) Peringkat Pertama di SMP Kelas I Semester 2 d) Peringkat Ketiga di SMP Kelas II Semester 1 e) Peringkat Kedua di SMP Kelas III Semester 1 f) Peringkat Kedua di SMP Kelas III Semester 2 g) Peringkat Ketiga di SMU Kelas II Caturwulan 1 h) Peringkat Kedua di SMU Kelas II Caturwulan 2 i) Peringkat Kedua di SMU Kelas II Caturwulan 3



22



BIODATA 1) Data Pribadi a) Nama



: Emmy Suhermi S.Si



b) Tempat, Tanggal Lahir



: Jakarta, 27 April 1969



c) Alamat



: Jalan Biduri Bulan VI no 12 Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat 10640



d) No. HP



: 082299700604



e) Pendidikan Terakhir



: S1 Fakultas Biologi



f) Status



: Menikah



g) Agama



: Islam



2) Riwayat Pendidikan a) SDN 423 Surabaya tahun 1976-1982 b) SMPN 22 Surabaya tahun 1982-1985 c) SMUN 68 Jakarta tahun 1985-1988 d) Universitas Jenderal Soedirman tahun 1988-1993 3) Riwayat Pekerjaan a) SMA Global Islamic School 2005-2017 4) Pelatihan a) Pelatihan Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) b) Penyusunan RPP Berbasis Blended Learning c) Merancang Pembelajaran Biologi Berbasis HOTS 5) Prestasi dari SD s/d SMA a) Peringkat Umum UN ketiga SMPN 22 Surabaya



23



BIODATA



1. DATA PRIBADI A. Nama B. Tempat Tgl Lahir C. Alamat D. E. F. G.



No Hp Pendidikan Terakhir Status Agama



: Septika Wibarini, S.Pd : Tegal, 10 September 1973 : Jl. Haji Ipin Rt 011 / 01 No 1D, Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan. : 085780337793 : S1 Pendidikan Biologi : Menikah : Islam



2. RIWAYAT PENDIDIKAN A. SDN 03 Pagi Pondok Labu, Jakarta Selatan 1986 B. SMPN 2 Balikpapan, Kalimantan Timur, 1989 C. SMAN 34 Pondok Labu, Jakarta Selatan 1992 D. UHAMKA , S1-FPMIPA (Biologi),Jakarta Selatan 1997 3. RIWAYAT PEKERJAAN A. SMAN 34 Jakarta Selatan 1995 – 2015 B. SEKOLAH KEBIDANAN FATMAWATI 1998 – 1999 C. SMAN 38 Lenteng Agung, Jakarta Selatan 2015 – 2016 D. SMAN 66 Jakarta Selatan, 2016 – sekarang 4. PELATIHAN 1. Pelatihan Pembina PMR 2. Pelatihan Pembina UKS 3. Pelatihan Guru tingkat Nasional 4. Pelatihan Pengelolaan Laboratorium MIPA 5. Pelatihan IT dalam Kependidikan 6. Pelatihan Pengolahan dan Pemanfaat Limbah, Go Green untuk sekolah ADIWIYATA 7. Pelatihan pembuatan PTK 8. Pelatihan Penyusunan RPP , RPP KURTILAS, RPP BERKARAKTER, RPP HL, RPP BDR, RPP HL 9. Pelatihan penyusunan soal HOTS 10. Pelatihan pembuatan soal UN SMA 11. Pelatihan penulisan berbagai jenis buku 12. Pelatihan Kultur Jaringan dan pengembangan tanaman 13. dll



24



5. KEGIATAN ORGANISASI 1. Koperasi Sekolah (anggota) 2. PGRI Jaksel (anggota) 3. MGMP BIOLOGI (anggota) 4. MGMP PKWU (anggota) 5. IGI Jakarta Selatan (anggota)



6. PRETASI SD sampai dengan SMA 1. SD - Juara 1 kelas 1 , 2, 3 dan 4 - Juara 1 dan 2 saritilawah - Juara 3 Membaca Puisi 2. SMP - Juara 2 kelas 2 - Juara Umum kelas 3 - Juara 1 vokal group - Juara 1 vokalis 3. SMA - Siswi Teladan - Finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja sejabodatabek - Juara 2 Ekskul Tata Boga



25



BIODATA 1) Data Pribadi a) Nama



: BANGGA NURACHMAN, S.Pd



b) Tempat, Tanggal Lahir



: karawang, 03 maret 1981



c) Alamat



: kp mekarjati rt 01/01 desa cikampek timur kec cikampek



d) No. HP



: 08567398-602



e) Pendidikan Terakhir



: S1 PGSD SD



f) Status



: Menikah



g) Agama



: Islam



2) Riwayat Pendidikan a) SDN 1 TIRTASARI tahun 1987 -1993 b) SMPN 1 TIRTAMULYA 1993 -1996 c) SMUN 1 Balaraja tahun 1996- 1999 d) Universitas UPI PURWAKARTA TAHUN 2000-2002 3) Riwayat Mengajar a) SDN KARANGSINOM III 2002-2008 b) SDN TIRTASARI 2 2008 -2007 c) SDN TIRTASARI 1 2007 -2019 d) SDN TIRTASARI 2 2018 -2020 e) SDN DAWUAN TENGAH V 2020 –SAMPAI SEKARANG 4) Pelatihan a) PLPG 2013, Penyelenggara: UNPAS. 5). Kegiatan Organisasi a) Humas PGRI kec. Tirtamulay.2009-2019



26



BIODATA 1) Data Pribadi a) Nama



: Nana Suryana, S.Pd



b) Tempat, Tanggal Lahir



: Tangerang, 01 Januari 1981



c) Alamat



: Perum Bumi Jati Elok Blok C5/10 Desa



Malang Nengah, Kec. Pagedangan, Kab. Tangerang, Banten d) No. HP



: 0812-8031-2233



e) Pendidikan Terakhir



: S1 Pend. Matematika



f) Status



: Menikah



g) Agama



: Islam



2) Riwayat Pendidikan a) SDN Pasir Nangka tahun 1988 -1994 b) SMPN 1 Tigaraksa tahun 1994 -1997 c) SMUN 1 Balaraja tahun 1997- 2000 d) Universitas Muhammadiyah Prof, Dr. Hamka (UHAMKA) 3) Riwayat Mengajar a) SMK Pustek Mitra – Kab. Tangerang 2004-2006 b) SMP Pustek Mitra – Kab. Tangerang 2004-2006 c) SMA Nasional 1 – Kota Bekasi 2006 – 2007 d) Bimbingan Belajar “Bintang Pelajar” – Jakarta 2007 e) SDS Model Islamic Village – Kab. Tangerang 2007 – 2009 f) SMP Negeri 1 Gunung Kaler – Kab. Tangerang 2009-2012 g) SMP Negeri 2 Kelapa Dua – Kab. Tangerang 2012 – Sekarang 4) Pelatihan a) Pelatihan Guru Inti PKP Berbasis Zonasi,Tahun 2019, Penyelenggara: P4TK Matematika.



27



b) WORKSHOP SAGUSABLOG DASAR 14 SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) Tahun 2019 Penyelenggara: IGI c) WORKSHOP SAGUSABLOG LANJUT 14 SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) Tahun 2019 Penyelenggara: IGI 5) Kegiatan Organisasi a) Ketua Umum HIMA P MIPA UHAMKA (2003-2004) b) Kastrad KAMMI Komsat. UHAMKA (2004-2005) c) Keorganisasian PK IMM FKIP UHAMKA (2003 – 2004) d) Sekretaris DKM Masjid Al Amin Perum.Bumi Jati Elok (2013-2015) e) Bendahara DKM Masjid Al Amin Perum. Bumi Jati Elok (2015-2020)



28