Dasar Diagnosis Neoplasma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DASAR DIAGNOSIS NEOPLASMA 1.



Jinak :



Mitosis sering ditemukan berupa mitosis atipik.



Klinis : Tumbuh lambat Lokasi tetap di daerah asal







PEMERIKSAAN PENUNJANG UNTUK DIAGNOSIS NEOPLASMA



Batas jelas Dibatasi kapsul jaringan ikat tipis Histologi : Menyerupai struktur organ induk



Pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis kanker antara lain:



Menyerupai sel jaringan asal Tes laboratorium: Besar dan bentuk inti uniform seperti jaringan normal



o



disingkat ALP), yaitu suatu tes



Fungsi sel normal



laboratorium di mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya



Mitosis relatif jarang 2.



sumbatan empedu atau kanker yang telah bermetastasis ke arah



Suatu neoplasma dikatakan ganas Klinis : Tumbuh cepat



Tes alkaline phospatase (atau



hati atau tulang.



o



Blood



Urea



Nitrogen



(atau



disingkat BUN), yaitu tes yang digunakan untuk mengevaluasi



Batas tidak jelas



fungsi ginjal dalam spektrum yang



Dapat melalukan invasif infiltratif ke



luas,



mendiagnosis



jaringan sekitar



membantu kelainan



pada



ginjal, dan memantau pasien dengan kelainan/kegagalan ginjal



Menembus dinding pembuluh limfe dan darah sehingga dapat



yang akut/kronik



o



disingkat CBC), merupakan tes



melakukan metastasis.



menganalisis merah,



Histologi : Susunan sel tidak teratur



secara



sel



darah



hemoglobin,



dan



Tujuannya



adalah



putih,



hematokrit. untuk



membantu diagnosis mengenai



Ada yang menyerupai sedikit sel asal



penyakit-penyakit



darah,



termasuk di antaranya kanker



Besar, bentuk dan inti ssel bervariasi



Fungsi normal hanya sedikit tersedia



darah



keseluruhan, meliputi sel darah



Sering terjadi nekrosis di bagian tengah



(polomorf dan pleomorf)



Complete Blood Count (atau



darah.



o



Fecal Occult Blood Test (atau disingkat FOBT), yaitu tes untuk mendeteksi dini adanya kanker



kolon. Selain itu juga dapat



Endoskopi



digunakan



dalam



untuk



tanda-tanda



o



mendeteksi



dari



penyakit



merupakan suatu



pemeriksaan



organ/rongga



ke



tubuh



menggunakan



alat



fiberoptik.



anemia.



pemeriksaan



dapat



berupa



Urinalisis, yaitu alat diagnostik



abnormalitas seperti bengkak, sumbatan,



yang



untuk



luka/jejas,



dan



substansi



endoskopi



antara



digunakan



mendeteksi



lain-lain.



Hasil adanya



Jenis-jenis



lain



bronkoskopi



asing/material sel yang terdapat



(endoskopi trakea, batang dan lobus bronkus



pada



dengan



untuk melihat invasi pada esofagus atau paru



atau



menggunakan tabung yang dimasukkan dari



urin



terkait



abnormalitas



metabolik



mulut ke paru), kolonoskopi (endoskopi



kelainan ginjal.



sistem pencernaan menggunakan instrumen fiberoptik), kolposkopi (endoskopi vagina dan serviks), sistoskopi (endoskopi kandung kencing),



sistosuretroskopi



(endoskopi



kandung kencing dan uretra), duodenoskopi



Penanda tumor:



(endoskopi







α-fetoprotein (AFP). Peningkatan kadar AFP dapat berarti kanker hati (hepatokarsinoma), kanker ovarium,



tumor



testis



dan



ovarium, serta kanker lainnya (perut, kolon, paru, limfoma)







Bcl-2. Bcl-2 merupakan gen yang



memiliki



peran



menghambat apoptosis.



kantung empedu dan pankreas), esofagusgastro-duodenoskopi (endoskopi esofagus, lambung



dan



esofaguskopi



usus



dua



gastroskopi



jari),



esofagus),



(endoskopi



lambung),



histeroskopi (endoskopi uterus), laparoskopi abdomen),



(endoskopi



laring),



laringoskopi mediastinoskopi



(endoskopi mediastinum), nasofaringoskopi (endoskopi



ganas (sel kanker)



peritoneoskopi



jumlah



belas



(endoskopi



(endoskopi



dihambat



jari),



(endoskopi



dalam kadar



belas



Cholangiopancreatography



terjadinya Peningkatan



dalam



dua



Retrograde



Bcl-2 menunjukkan adanya sel apoptosisnya







usus



ERCP/Endoscopic



faring



dan



nasofaring),



(endoskopi



peritoneum),



proctosigmoidoskopi (endoskopi sigmoid



besar.



dan rektum), sigmoidoskopi (endoskopi



Prostate Specific Antigen (PSA).



sigmoid), torakoskopi (endoskopi toraks),



PSA merupakan antigen yang



triple endoskopi (endoskopi trakea, laring,



sensitif



terhadap



faring, dan esofagus), dan ureteroskopi



kanker



prostat.



keberadaan Pertambahan



(endoskopi pelvis dan ureter).



kadar PSA berkorelasi dengan stage dan ukuran tumor



Pemeriksaan patologi Pemeriksaan patologi masih merupakan baku emas dalam pemeriksaan kanker, karena merupakan alat diagnostik terpenting yang harus dilakukan. Pemeriksaan patologi adalah pemeriksaan sampel kecil sel di



Endoskopi



bawah mikroskop untuk menentukan apakah terdapat



kanker



dengan



melihat



abnormalitasnya (membandingkan sel yang



diamati dengan sel yang sehat). Beberapa



bekerja



sifat kanker adalah adanya neoplasma,



memvisualisasikan metabolisme



pertumbuhan



sel-sel tubuh. Pada pemeriksaan



yang



invasif/infiltratif,



dengan



pleomorfik, hiperkromatik, dan nekrosis



PET



(pada



glukosa



kanker



ganas).



terspesialisasi



Seseorang



untuk



yang



melakukan



SCAN



cara



menggunakan



yang



telah



diberi



radioaktif. Sel-sel kanker (yang



pemeriksaan patologi disebut patologist.



berkembang lebih cepat daripada sel



hidup)



glukosa



akan



lebih



memecah



cepat/banyak



daripada sel-sel normal. Dengan demikian







letak



Pencitraan neoplasma



dapat



diperkirakan



suatu



tumor



dan



metastasisnya. Pada



diagnosis



neoplasma,



pencitraan







CT



SCAN.



CT



SCAN



mempunyai peranan penting. Pencitraan



merupakan



yang sering digunakan untuk diagnosis



noninvasif yang digunakan untuk



alat



diagnosis



neoplasma antara lain:



mencitrakan bagian dalam tubuh. CT SCAN merupakan perpaduan







Rontgen



(X



ray)



dari X-ray dan komputer yang



merupakan



menghasilkan gambar potongan



pemeriksaan bagian dalam tubuh



melintang (cross sectional) dari



dengan memancarkan gelombang



bagian yang sedang diperiksa.



lalu mengukur serapannya pada bagian



tubuh



yang



CT



sedang



warna



X-ray,



yang



memberikan



tulang warna



akan



dan



Magnetic



Resonance



tubuh,



termasuk jaringan dan cairan, menggunakan



pengukuran



metode sinyal



elektromagnetik



yang



secara



alamiah dihasilkan oleh tubuh. Metode



ini



dapat



digunakan



untuk menentukan abnormalitas pada



bagian



tertentu



tubuh,



termasuk tumor.







SCAN).



PET



oleh



komputer.



dua dimensi.







Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, sonografi,



SCAN



echografi, dan



sonogram



ginekologik) merupakan teknik noninvasif memperlihatkan



untuk abnormalitas



pada bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang dipantulkan oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.



Position Emission Tomography (PET



diukur



dan menuangkannya ke bidang



(MRI). Prinsip kerja MRI adalah



dengan



tersebut



akan merekam hasil pemeriksaan



Imaging



memvisualisasikan



gelombang



Selanjutnya program komputer



udara



memberikan warna hitam.







cara



dengan porsi yang berbeda-beda



putih,



sedangkan



dengan



akan diserap oleh bagian tubuh



jaringan akan memberikan warna keabuan,



yaitu



sebagian



dimensi bergantung kepada objek diukur:



dengan



memberikan gelombang, di mana



berbeda-beda pada bidang dua yang



bekerja



prinsip yang hampir sama dengan



diperiksa. Hasil pengukuran akan memberikan



SCAN



Jenis-jenis



ultrasound



antara lain abdominal-ultrasound (untuk



mendiagnosis



abnormalitas abdominal),



di



bagian



pelvis-ultrasound



(untuk



mendiagnosis



abnormalitas di bagian pelvis), prostat-ultrasound



(untuk



mendiagnosis adenocarcinoma di



metastasis



dalam prostat dan memastikan keutuhan kapsul prostat), renal-



sering ada, besar dan makin tidak berdiferensiasi tumor primer, makin sering terjadi metastasis.



ultrasound (untuk mendiagnosis abnormalitas di bagian ginjal dan pelvis renalis), tiroid-sonogram (untuk



mendiagnosis



abnormalitas di baigna tiroid), dan



testis-ultrasound



(untuk



mendiagnosis kanker pada testis dan memastikan keutuhan kapsul testikular).



PATOLOGI ANATOMI Dalam bidang ilmu patologi anatomi, tumor / kanker dapat diketahui dengan melihat penampakan suatu sel jaringan di bawah mikroskop. Perbedaan antara tumor jinak dan ganas dari segi Patologi Anatomi yakni :



Sifat diferensiasi anaplasi



Jinak



progresif dan lambat, dapat tetap kecepatan atau regresi pertumbuhan dan (menciut), gambaran gambaran mitosis mitosis jarang dan normal (pembelahan)



pembentukan simpai - invasi



Ganas



berdiferensiasi kurang berdiferensiasi baik, struktur mirip dan terdapat anaplasia, jaringan asal struktur sering atipik



kacau dan dapat lambat - cepat, gambaran mitosis banyak dan abnormal



jarang membentuk simpai; umumnya kohesif dan bersifat ekspansif invasif tanpa simpai; biasanya infiltratif, tetapi dapat tampak kohesif dan ekspansif tidak ada



Diferensiasi dan anaplasi Diferensiasi menyatakan seberapa banyak kemiripan sel kanker ini dengan sel jaringan asalnya yang normal, baik dalam hal morfologi atau pun fungsi. Diferensiasi tumor jinak berbeda dengan kanker, di mana diferensiasi tumor jinak mirip dengan jaringan asalnya. Sementara kanker diferensiasi selnya bervariasi, dari berdiferensiasi baik sampai sama sekali tidak berdiferensiasi. Sel - sel yang tidak berdiferensiasi ini disebut dengan anaplasia. Anaplasi ini dapat digunakan sebagai penanda kanker.



Sel anaplastik akan memperlihatkan pleomorfisme nyata yaitu variasi nyata dalam bentuk dan ukuran sel. Pleomorfisme ini dapat dilihat melalui penampakan di bawah mikroskop, berupa : inti sel hiperkromatik (berwarna lebih gelap dari sel normal) rasio inti sel dengan sitoplasma (cairan dalam sel) dapat mendekati 1 : 1, yang normalnya 1 : 4 atau 1 : 6 -



bentuknya dan ukuran inti sel tidak teratur



kromatin kromatin terlihat kasar dan bergumpal serta anak inti sel berukuran sangat mencolok terjadi banyak pembelahan sel (mitosis) dan dan jelas atipik (banyak tipe) terdapat banyak kumparan (spindle) kacau yang dapat memberi bentukan tripolar atau pun kuadripolar, dan sering terdapat suatu kumparan besar dan kumparan lain kecil



Pada umumnya kecepatan tumbuh kanker berhubungan dengan derajat diferensiasinya.



kemampuan pasien b. sinar dalam untuk tumor yang terletak pada rongga tubuh Pemeriksaan tumor / kanker dengan pemeriksaan patologi anatomi ini merupakan hal yang paling dilakukan karena pemeriksaan ini dapat secara menegakkan diagnosis tumor / kanker serta penentuan stadium kanker.



secara sering akurat dalam



Adapun contoh pemeriksaan dengan patalogi anatomi ini berupa : 1.



2.



3.



sitologi : contohnya berupa pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB), di mana cara pengambilan contoh jaringan dengan menggunakan jarum suntik yang kemudian ditusukkan ke dalam tumor atau ductal lavage of breast cell untuk cairan yang diproduksi payudara. Biasanya tumor yang berkonsistensi lunak atau cair atau dapat juga berupa cairan tubuh (cairan pleura paru, cairan cerebral, dan lain - lain). histo Patologi : contohnya berupa pemeriksaan biopsi jaringan (kanker payudara, kanker kulit dan sebagainya), di mana dalam pengambilan contoh jaringan seperti operasi, namun bahan yang diambil hanya sedikit dan kemudian contoh ini dilihat di bawah mikroskop. vriesCoupe : pemeriksaan jaringan kanker yang dilakukan di tengah - tengah operasi, di mana ketika jaringan tumor / kanker bersama jaringan sekitarnya yang dianggap normal diangkat, jaringan tersebut dibekukan dengan cairan nitrogen dan kemudian langsung dibawa ke bagian patologi anatomi yang memang sudah disediakan di ruang operasi. Bila patholog menyatakan bahwa jaringan yang diambil tidak menyebar ke sekitarnya, maka operasi selesai. Dan bila sebaliknya, maka operasi dilanjutkan sampai didapatkan jaringan yang benat normal atau dapat juga dihentikan bila operasi tak dapat dilanjutkan oleh karena riskan untuk mengangkat jaringan sekitarnya yang memiliki fungsi tak tergantikan.



Efek Samping Radiasi : a. Kulit (radiasi luar): lecet, kemerahan, kehitaman



• • • • •



Gunakan sabun lembut Keringkan kulit dengan lembut JANGAN DIGOSOK Bedak atau lotion harus dengan seijin dokter Gunakan baju yang longgar menyerap keringat Hindari sinar matahari langsung



b. Dinding mulut: sariawan/luka, nyeri, liur berkurang c. Pencernaan: mual/muntah, diare, perdarahan d. Pneumonitis Radiasi



• • •



1-3 bulan setelah terapi Cough, fever Obat



PROSEDUR RADIOTERAPI 1. Investigasi a. Anamnesis/wawancara tentang : - Identitas: Nama, usia, pekerjaan, alamat, dsb - Riwayat penyakit. - Pemeriksaan atau pengobatan yang pernah didapat. b. Pemeriksaan: - Pemeriksaan fisik. - Pemeriksaan laboratorium.



RADIASI



- Pemeriksaan Radiologi - Patologi Anatomi



Radiasi merupakan salah satu modalitas standar pengobatan kanker disamping pengobatan kanker lainnya, yaitu pembedahan dan kemoterapi. Radiasi menggunakan energi pengion dan non pengion. Contoh dari energi pengion yaitu: Sinar X (Roentgen), sinar ɤ (Co60). Sedangkan energi non pengion seperti menggunakan panas (Hyperthermi). Pengobatan dengan radiasi dapat diberikan sendiri atau dapat juga dilakukan secara kombinasi, baik dengan pembedahan maupun kemoterapi. Radioterapi dapat diberikan pada semua jenis kanker dan stadium. 1. Tindakan untuk membunuh sel tumor, memperkecil ukuran tumor , mengurangi nyeri dan obstruksi 2. Tujuan Radiasi: Maksimum tumor kontrol dengan kerusakan minimal pada jaringan normal 3. Pemberian: a. Sinar luar diberi dalam dosis yang disesuaikan dengan



2. Menetapkan: a. Diagnosis b. Stadium c. Indikasi pengobatan: ada/tidak ada d. Tujuan pengobatan radiasi: kuratif/paliatif e. Volume dosis yang akan diberikan



3. Membuat Perencanaan Radiasi. 1) Pembuatan Masker 2) Simulasi 3) CT-Scan untuk perencanaan 4) Treatment Planning System (TPS) / perencanaan radiasi dengan komputerisasi 4. Pelaksanaan Radiasi Radiasi harus diberikan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya baik melalui simulasi, CT planning radiasi dan distribusi dosis yang dibuat secara komputerisasi sehingga harus tepat dosis, sasaran dan waktu radiasi 5. Monitor/Follow-up Setiap pasien yang mendapat radiasi harus dimonitor/follow-up baik dalam pengobatan maupun setelah pengobatan radiasi selesai. Dari data monitor pasien yang mendapat pengobatan dengan radiasi maka akan dapat pula dievaluasi hasil-hasil pengobatan radiasi, baik respon tumor sendiri maupun efek samping yang timbul. 6. Evaluasi Setelah pasien dinyatakan selesai menjalani terapi radiasi, maka dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan radiasi yang diberikan. Evaluasi dapat meliputi: - Respon pengobatan - Toleransi pasien - Efek samping dan akut lambat, dll