LP Neoplasma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



LAPORAN PENDAHULUAN DAN RESUME KEPERAWATAN PADA Ny “K” DENGAN DIAGNOSA MEDIS NEOPLASMA THORAX DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT UMUM ELIM RANTEPAO TANGGAL 26 MARET 2021



Oleh: NAMA



: DEALFRIDO PAPAYUNGAN



NIM



: D.1806579



CI LAHAN



(



CI INSTITUSI



)



(Ns. Junelty Almar,S.Kep)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TANA TORAJA PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN 2020/2021



2



LAPORAN PENDAHULUAN



1.



Pengertian Neoplasma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Sutisna himawan (1996, hal: 77). Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal. Doengoes (2000, hal 997). Cancer Mastoid adalah: kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh terjadi pada tulang mastoid.



2.



Etiologi Menurut jenisnya kanker/korsinogen dapat berupa: a.



bahan kimia



b.



virus



c.



konsinogen fisik



d.



hormon



Jenis-Jenis Neoplasma : a. Jinak/non kanker Adalah suatu perbedaan lokal semata. Peoliferisi sel-sel yang merupakan neoplasma sangat kohesif,sehingga waktu massa sel neoplasma itu tumbuh, terjadi perluasan massa secara sentifugal dengan batas yang sangat nyata. Karena sel-sel yang berpeoliferisi tidak saling meninggalkan maka pinggir neoplasma kurang lebih cenderung bergerak ke luar dengan lancar sambil mendesak jarimngan yang berdekatan. Dengan demikian



3



neoplasma



jinak



mempunyai



kapsul



jaringan



penyambung



yang



memisahkan neoplasma dengan sekelilingnya. b. Ganas/kanker Umumnya tumbuh lebih cepat dan hampir selalu tumbuh secara progesif tanpa belas kasihan, jika tidak di buang sel neoplasma ganas tidak sekohesif sel jinak. Akibatnya pola penyebaran neoplasma ganas sering kali tidak teratur. Neoplasma ganas cenderung tidak berkapsul, dan biasanya mereka mudah dipisahkan dari sekitarnya. Bersifat invasif ke sekitar bukan mendesak ke samping. Sifat lain adalah kemampuan berpeoliferisi sel kanker untuk melepaskan diri dari tumor induk dan memasuki sirlkulasi untuk menyebar ke tempat lain. Jadi sifat bahaya neoplasma ganas adalah kemampuan menginvasi jaringan normal dan kemampuan membentuk metastasis. 3. Ciri-ciri Tumor Ganas : 1. Tumbuh secara infiltrat 2. Residif 3. Metastasis 4. Tumbuhnya cepat 5. Perubahan pada inti sel/membesar 6. Anoplasia 7. Kehilangan polaritas 8. Menyebabkan kematian 4. Penyebaran Tumor Ganas a.



Penyebaran setempat Merupakan penjajaran sel-sel tumor dari tumor induk ke jaringan sehat sekitarnya. Massa sel tumor ini berhubungan dengan tumor induknya.



b.



Penyebaran jauh/Metastasis



4



Merupakan pelepasan sel-sel tumor induk yang kemudian diangkut oleh aliran darah atau cairan getah bening ke tempat yang jauh, membentuk pertumbuhan baru yang disebut anak sebar. Massa tumor anak sebar tidak berhubungan pada penyebaran tumor ganas : 1)



danya pelepasan sel-sel tumor yang dapat hidup outonom.



2)



Adanya jalan penyebaran.



3)



Adanya



lingkungan



yang



memberikan



kemungkinan untuk hidupnya sel-sel tumor pada tempat yang baru. 5. Derajat Keganasan tumor Cara membedakan derajat keganasan telah dikembangkan dalam usaha untuk menghubungkan sifat morfologik tumor dengan sifat-sifat pertumbuhan yang akan datang sehingga dapat meramalkan pregrosisnya. a. Melihat gambaran makroshopis, apakah tumor tumbuh exophytic kurang keganasannya bila dibandingkan dengan tumor yang tumbuh infiltrat. b. Dibagi



atas



tingkatan



berdasar



mikroshopik,



melihat



derajat



deferensiasinya, kelainan-kelainan pada inti dan tampaknya mitosis. Pembagian menurut Broders : a. Tingkat I



: bila lebih dari 75 % sel-selnya berdeferensiasi baik.



b. Tingkat II



: bila 50-75 % sel-selnya berdeferensiasi baik.



c. Tingkat III



: bila 25-50 % sel-selnya berdeferensiasi baik



d. Tingkat IV



: bila 0-25 % sel-selnya berdeferensiasi baik



Cara diatas sering tidak tepat sangat berbahaya, karena gambaran yang terlihat dengan mikroskop sangat relatif. Selain itu bahwa tiap bagian dari tumor tidak sama, melainkan menunjukan gambaran yang berbeda-beda. Pembagian derajat keganasan tumor atas dasar gambaran mikroshopik tidak menentukan



progrosis, melainkan



sensitivitas tumor.



hanya berhubungan dengan radio



5



Untuk menentukan progrosis lebih baik memakai pembagian secara klinik dengan memperhatikan umur pasien, lama dan ukuran tumor, sifat pertumbuhan, adanya metastasis dan keadaan klinik. 6. Pemeriksaan Diagnostik Tes seleksi tergantung riwayat, manifestasi klinis dan indeks kecurigaan untuk kanker tertentu.



Skan (misal MRI, CT, gallium) dan ultrasound :



Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi respons pada pengobatan. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum, melubangi) : Dilakukan untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sumsum tulang, kulit, organ dan sebagainya. Contohnya : sumsum tulang dilakukan pada penyakit mieloproliferatif untuk diagnosis: pada tumor solid untuk pentahapan. Penanda tumor (zat yang dihasilakan dan disekresi oleh sel tumor dan ditemukan dalam serum misal CEA, antigen spesifik prostat, alfa-fetoprotein, HCG, asam fosfat prostat, kalsitonin, antigen ankofetal pankreas, CA 15-3, CA 19-9, CA 125 dan sebagainya) : dapat membantu dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai prognostik dan/atau monitor terapeutik. Reseptor esktrogen dan progesteron adalah esai yang dilakukan pada jaringan payudara untuk memberikan informasi tentang apakah atau bukan manipulasi hormonal akan terapeutik pada kontrol penyakit metastatik. Tes kimia skrining : misal elektrolit (natrium, kalium, kalsium) : tes ginjal (BUN/Cr0: tes hepar (bilirum, AST/SGOT alkalin fosfat, LDH): tes tulang (alkalin fosfat, kalsium).



JDL dengan diferensial dan trobosit : dapat



menunjukan anemia, perubahan pada SDM dan SDP: trombosit berkurang atau meningkat. Sinar X dada : menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer. 7. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada kanker meliputi; pembedahan, kemotherapi dan radiasi serta medikasi.



6



DAFTAR PUSTAKA



Adam’s, (1995), The World’s Best Anatomical Charts, Amerika, Anatomical Chart Company. Arif Mansjoer, (1999), Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Doenges Marylin E, Moorhouse Mary Francer, Geisser Alice C, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Himawan Sutisna, (1996),



Patologi, Jakarta, Penerbit Fakultas Kedokteran



Universitas Indonesia. Lismidar H, dkk, (1990), Proses Keperawatan, Jakarta, Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Luckman and Sorensan’s, (1993), Medical Surgical of Nursing, Philadelphia, W.B, Sounders Company. Tambayong, Jan, (2000), Patofisiologi Untuk Keperawatan, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sobotta, (1995), Atlas of Human Anatomy, Urban & Schwarzenberg, USA.