David Lianto Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunaan Analisis Du Pont [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

David Lianto:Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Analsisis Du Pont



25



PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ANALISIS DU PONT David Lianto Alumni Universitas Ma Chung Abstract The purpose of this study was to determine how the company's ability to generate profitability in terms of the analysis du pont. This research is a qualitative case study approach. The analysis showed that after analyzing the financial statements of two tobacco companies over the past three years, the writer can conclude that the average Return On Investment (ROI), the average profit margin (PM), and the average Total Assets Turn Over (TATO), during the years 2008-2010 showed that PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, have better financial performance than PT. Gudang Garam. Keywords: Du Pont Analysis, Return on investment, Average Profit Margin, Financial performance, Average Total Assets Turn Over. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas ditinjau dari analisis du pont. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil analisis menunjukkan bahwa setelah menganalisis laporan keuangan dua perusahaan rokok tersebut selama tiga tahun, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan rata-rata Return On Invesment (ROI), rata-rata Profit Margin (PM), dan rata-rata Total Assets Turn Over (TATO), selama tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan PT. Gudang Garam. Kata Kunci: analisis du pont, rasio efektifitas, return on investment, profit margin, kinerja keuangan perusahaan. Pendahuluan Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan banyaknya perusahaanperusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi untuk mencapai dan mening-katkan kemampuan menghasilkan keuntungan. Untuk mencapai hal tersebut manajemen financial dituntut mampu memahami kinerja keuangan perusahaan, melakukan analisis yang dapat digunakan untuk membuat kebijakan-kebijakan strategi yang berguna bagi pengembangan kegiatan usaha perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Untuk membuat keputusan yang rasional sesuai dengan tujuan perusahaan, seorang manajer financial haruslah melakukan analisis keuangan. Analisis keuangan bagi perusahaan dapat membantu memahami perkembangan kinerja keuangan perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan perusahaan. Melalui analisis keuangan, manajemen akan dapat memahami kekuatankekuatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing perusahaan, dan memahami kelemahankelemahan sebagai tindak koreksi dan langkah perbaikan. Dalam menyusun analisis keuangan, data yang diperlukan alah data keuangan dari neraca atau



laba rugi. Adapun ukuran yang sering digunakan untuk melakukan analisis keuangan adalah menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan menyangkut dua jenis perbandingan. Pertama analisis dapat membandingkan rasio saat ini dengan rasio-rasio di masa lalu dan yang diharapkan di masa yang akan datang. Kedua rasio keuangan dapat dibandingkan dengan rasio keuangan perusahaan lain yang sejenis. Dengan perbandingan tersebut maka dapat diketahui perkembangan kinerja keuangan perusahaan dari periode ke periode ataupun dengan pesaingnya. Pada umumnya rasio keuangan yang digunakan untuk analisis keuangan dapat dibedakan dalam 4 kelompok, yaitu: (1) Rasio likuiditas, yang mengatur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendeknya. (2) Rasio leverage, yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan utang. (3) Rasio akitivitas, yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dayanya (4) Rasio profitabilitas yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi.



26



Dari rasio-rasio tersebut, rasio yang terpenting bagi kreditor adalah rasio profitabilitas. Hal ini karena rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan keuntungan tersebut akan menjamin pengembalian dana pinjaman dari kreditor. Betapapun besarnya likuiditas perusahaan, kalau tidak mampu menggunakan modalnya secara efisien, maka perusahaan tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan, dan juga dalam pengembalian utang-utang perusahaan. Atas dasar tersebut, maka perlu adanya analisis keuangan dengan sistem Du Pont sebagai pengukur profitabilitas pada perusahaan. Du Pont System lebih tepat jika diterapkan pada perusahaan cabang/ divisi/ departemen/ pusat investasi. Melalui analisis ini perusahaan dapat menilai kinerja keuangan divisi/ departemen/ pusat investasinya dengan melihat efektivitas penggunaan aktiva dalam memperoleh laba bersih, sehingga pada akhirnya perusahaan pusat dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat atas divisi/ pusat investasinya. Untuk melihat dan menilai tingkat efektivitas operasional suatu perusahaan, tidak hanya menggunakan kepekaan dan ketajaman para manajer secara kualitatif saja, tetapi harus menggunakan metode secara kuantitatif. Du Pont System merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai efektivitas operasional perusahaan tersebut, karena dalam analisis ini mencakup unsur penjualan, aktiva yang digunalan serta laba yang dihasilkan perusahaan. Penelitian Listiadi (2007) meneliti Analisis Keuangan sistem du pont sebagai alat pengukur profitabilitas. Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode du pont sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak berbeda dengan Return Of Investment (ROI), Return Of Equity (ROE) juga merupakan salah satu alat pengukur profitabilitas. Return Of Investment (ROI) perusahaan mengalami peningkatan dari 25,29% menjadi 28,49% atau meningkat 3,2%. Secara keseluruhan Return Of Equity (ROE) perusahaan juga mengalami kenaikan 5,32% dari 31,77% menjadi 37,09%. Penelitian Widarsi (2011) menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis Du Pont System yang meliputi perhitungan Return Of Investment (ROI) dan Return Of Equity (ROE) bahwa kinerja keuangan dari PT. Siantar Top, Tbk ini mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut hal ini disebabkan adanya penurunan penjualan sedangkan biaya-biaya terutama harga pokok penjualan mengalami kenaikan atau relatif masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini



Jurnal JIBEKA, Volume 7, No. 2, Agustus 2013 :25 - 31



belum bisa dikatakan baik, terutama kinerja bagian yang terkait langsung yakni departemen penjualan dan opersionalnya. Maka setelah melakukan penelitian dan melihat hasil dari analisis yang didapat perusahaan harus bisa menaikan penjualan, misalnya dengan menggunakan strategi pemasaran yang baru baik itu perbaikan mutu, inovasi, promosi dan lain sebagainya. Dan menekan biaya-biaya dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada sehingga stabilitas perusahaan dapat terjaga. Penelitian Yanuaringtyas (2011) memberikan kesimpulan bahwa perhitungan Return Of Investment (ROI) dan Return Of Equity (ROE) dapat dilakukan melalui analisis Du Pont System, yaitu analisis yang menggabungkan antara rasio aktivitas dan profitabilitas. Analisis Du Pont System ini memberikan keuntungan terhadap penilaian kinerja keuangan perusahaan, khususnya fungsi-fungsi yang terkait langsung dengan operasional dan penjualan. Melalui analisis Du Pont System ini dapat diketahui sejauh mana efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset dan dalam menciptakan kegiatan operasional perusahaan. Kajian Teori 1. Pengertian dan Arti pentingnya Laporan Keuangan Sutrisno (2003:9) mendefinisikan Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni (1) Neraca dan (2) laporan Rugi-laba. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan menurut Hanafi dan Halim (2007:70): a. Dalam analisis, analis juga harus mengidentifikasi adanya trend-trend tertentu dalam laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun barangkali bisa digunakan untuk melihat munculnya trend tertentu. b. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan. Rata-rata industri bisa dan biasa dipakai sebagai pembanding. Meskipun angka rata-rata industri ini barangkali bukan merupakan pembanding yang paling tepat karena beberapa hal seperti perbedaan karakteristik rata-rata perusahaan dalam industri dengan perusahaan tersebut. c. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan yang



David Lianto:Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Analsisis Du Pont



melengkapi laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi, merupakan bagian integral yang harus dimasukkan dalam analisis. d. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadang kala semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalami laporan keuangan. Kadangkala informasi tambahan di luar laporan keuangan diperlukan. Informasi tambahan ini bisa memberi analisis yang lebih tajam lagi. Sebagai contoh analisis penurunan penjualan bila disertai dengan analisis perkembangan market share akan memberi pandangan baru kenapa penjualan bisa menurun. Martono dan Harjito (2004:52) menyatakan bahwa laporan keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna antara lain dalam: a. Pengambilan keputusan investasi b. Keputusan pemberian kredit c. Penilaian aliran kas d. Penilaian sumber-sumber ekonomi e. Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana f. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana g. Menganalisis penggunaan dana. 2.



Komponen Laporan Keuangan Hanafi dan Halim (2007:12) menjelaskan secara umum ada tiga bentuk lapo-ran keuangan yang pokok yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yaitu: a. Neraca Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu (snapshot keuangan perusahaan), yang meliputi aset (sumberdaya atau resources) perusahaan dan klaim atas aset tersebut (meliputi hutang dan saham sendiri). Aset perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan pada masa lalu. Dana diperoleh dari pinjaman (hutang) dan dari penyertaaan pemilik perusahaan (modal). b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu. Laba bersih merupakan selisih antara total pendapatan dikurangi dengan total biaya. Pendapatan mengukur aliran masuk aset bersih setelah dikurangi hutang



27



dari penjualan barang atau jasa. Biaya mengukur aliran keluar aset bersih karena digunakan atau dikonsumsikan untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan bisa dibedakan menjadi pendapatan operasional yaitu pendapatan yang dihasilkan oleh kegiatan sampingan perusahaan, dan pendapatan non operasional atau pendapatan lainlain yang dihasilkan oleh kegiatan sampingan perusahaan. c. Laporan Aliran Kas Laporan aliran kas menyajikan aliran kas masuk atau keluar bersih pada suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya.



3.



Keterbatasan Laporan Keuangan Keterbatasan analisis laporan keuangan menurut Hanafi dan Halim, (2007:90) adalah: a. Data yang dicatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan pada harga perolehan (historical cost). b. Penyusunan laporan keuangan juga didasarkan pada beberapa alternatif metode akuntansi (misal metode First In First Out (FIFO), Last In First Out (LIFO), rata-rata persediaan). c. Upaya perbaikan barangkali bisa dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan nampak bagus. d. Banyak perusahaan yang mempunyai beberapa divisi atau anak perusahaan yang bergerak pada beberapa bidang usaha (industri). e. Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan rekening-rekening jangka panjang seperti investasi jangka panjang. f. Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri. 4.



Analisis Laporan Keuangan Martono dan Harjito (2004:51) mendefinisikan analisis laporan keuangan merupakan: Analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laba-Rugi. Menurut Syamsuddin (2000:39) menjelaskan bahwa pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan di dalam membandingkan ratio finansial perusahaan yaitu Cross sectional approach dan Time series analysis. Cross sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan ratio-



28



ratio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan. Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan ratio-ratio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Sutrisno (2003:249-259) menyatakan bahwa analisa keuangan dapat dilakukan dengan cara : a. Analisis rasio Rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan rugi-laba dan neraca. Dengan cara rasio semacam ini diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang. Penghitungan analisis rasio akan memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan ataupun pihakpihak yang terkait dengan perusahaan. Sawir (2005:6) menyatakan manfaat analisis rasio keuangan adalah: 1) Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendirisendiri yang tidak berbentuk rasio. 2) Analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba-rugi satu dengan lainnya, dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. 3) Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditor dan investor dan memberikan pandangan ke dalam tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh. b. Analisis Du Pont Du Pont adalah nama perusahaan yang mengembangkan sistem ini, sehingga disebut sebagai sistem Du Pont. Sistem Du Pont dan sistem rentabilitas ekonomis mempunyai kemiripan sehigga kadang-kadang ditafsirkan sama. Oleh karena itu perlu dipahami perbedaannya, yaitu pada sistem Du pont dalam menghitung Return On Investment (ROI) yang didifinisikan sebagai laba adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam konsep rentabilitas ekonomis laba yang dimaksud adalah laba sebelum bunga dan pajak. c. Analisis Common Size Analisis common size ini mengubah angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi prosentase dengan dasar tertentu. Untuk angkaangka yang ada dalam neraca, common base nya adalah total aktiva, artinya total aktiva diubah menjadi 100%. Sedangkan elemen-elemen yang



Jurnal JIBEKA, Volume 7, No. 2, Agustus 2013 :25 - 31



d.



5.



lain akan mengikuti sesuai dengan proporsinya masing-masing. Analisis Common Size disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan rugi-laba dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba rugi) atau dari total aktiva untuk neraca. Analisis Indeks Pada analisis indeks, semua angka dalam suatu laporan pada tahun dasar diberi angka 100. Tahun dasar ini dipilih dari tahun awal atau tahun dimana pada saat itu kondisinya normal, sehingga bisa menunjukkan perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Dengan analisis indeks ini bisa dengan mudah dilihat perkembangan perusahaan.



Analisis Du Pont System Menurut Syamsudin (2001:64) analisis Du Pont System adalah Return On Invesment (ROI) yang dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total assets di dalam menghasilkan keuntungan tersebut. Keunggulan analisis Du Pont System antara lain: a. Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva. b. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang potensial. c. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang lebih integratif dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya (Anugrahani, 2007). Menurut Sutrisno (2003:256) analisis Du Pont System adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas dan net profit margin dan seberapa besar pengaruhnya terhadap Return On Invesment (ROI). Analisis Du Pont menggabungkan rasio rasio aktivitas dan profit margin, dan menunjukkan bagaimana rasio - rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran dikalikan dengan marjin laba penjualan, hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga tingkat pengembalian investasi (ROI) (Sawir, 2005:28) Sistem Du Pont sering digunakan untuk pengendalian divisi, prosesnya disebut dengan pengendalian terhadap tingkat pengembalian investasi (ROI). Jika ROI untuk divisi tertentu berada di bawah angka yang ditargetkan, melalui sistem Du



David Lianto:Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Analsisis Du Pont



Pont dapat ditelusuri sebab–sebab terjadinya penurunan ROI. Tahap-tahap dalam melakukan analisis Du Pont adalah sebagai berikut: 1. Menghitung rasio aktifitas yaitu Total Assets Turn Over (TATO) Total Assets Turn Over (TATO) atau perputaran aktiva digunakan untuk mengukur efisiensi penggunan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Rumus yang digunakan dalam menghitung perputaran aktiva adalah sebagai berikut: Total Assets Turnover = Penjualan Bersih / Total Aktiva 2.



Menghitung profit margin Profit margin digunakan untuk untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Rumus yang digunakan dalam menghitung net profit margin adalah sebagai berikut: Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Bersih



3.



Menghitung Return On Investment (ROI) Rumus yang digunakan dalam menghitung perputaran aktiva adalah sebagai berikut: Return on Investment = Net profit margin x Assets turnover



Kelebihan dan Kelemahan Sistem Du Pont Kelebihan sistem du pont adalah: a. Menyeluruh atau komprehensif Dapat mengukur efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan. b. Efisiensi Dengan sistem ini dapat membandingkan efisiensi perusahaan dengan efisiensi standar industri, sehingga dapat diketahui ranking perusahaan, selanjutnya dapat diketahui kinerja perusahaan. c. Dapat mengukur efisiensi tindakan Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan–tindakan yang dilakukan oleh divisi atau bagian dalam suatu perusahaan, yaitu dengan mengalikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan.



29



d. Dapat mengukur profitabilitas Analisis ini dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing–masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menggunakan “product cost system” yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan ke berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan dapat dihitung profitabilitas masing - masing produk. e. Dapat membuat perencanaan Analisis ini dapat juga untuk perencanaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan jika perusahaan akan ekspansi (Munawir ;2001;9192). Kelemahan sistem Du Pont adalah: a. Sistem Akuntansi Adanya kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, karena praktek akuntansi yang dilakukan berbeda. b. Fluktuasi Adanya fluktuasi nilai dari uang (daya beli) dengan demikian sulit untuk menganalisisnya. c. Sulit mengadakan perbandingan Tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang sempurna (Munawir, 2001;92-93) Return on total Invesment (ROI) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti efisiensi manajemen (Hanafi dan Halim, 2007:84). Darsono dan Ashari (2005:57) menyatakan dengan mengetahui rasio ini, bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor : (a) Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi. (b) Profit Margin, Yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya (Anugrahani, 2007). Kelebihan ROI antara lain (a) Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan perencanaan. ROI dapat digunakansebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan



30



Jurnal JIBEKA, Volume 7, No. 2, Agustus 2013 :25 - 31



akan melakukan ekspansi. (b) ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing. (c) Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara benar dalam artian mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada (Abdullah 2002:50 dalam Anugrahani, 2007). Kelemahan ROI antara lain: (a) Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain. (b) Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan (Abdullah 2002:51 dalam Anugrahani, 2007). Pembahasan Hasil rekapitulasi perkembangan Return Of Investment (ROI), Profit Margin (PM) dan Total Assets Turn Over (TATO) pada perusahaan HM Sampoerna. Sampoena Tbk dan PT. Gudang Garam Tbk dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 1. Hasil Rekapitulasi ROI, PM dan TATO PT HM Sampoerna Tbk HM Sampoena (HMSP) TATO



Profit Margin



ROI



2008



2,15 kali



0,11%



24,14%



2009



2,2 kali



0,13%



28,72%



2010



2,11 kali



0,15%



31,29%



2,15 kali



0,13%



28,05%



rata-rata



Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan perbandingan ROI, PM, dan TATO dari perusahaan rokok selama tahun 2008-2010. Jika dilihat dari tingkat rata-rata Return On Invesment (ROI) selama tahun 2008-2010 maka PT. Hanjaya Mandala Sampoerna dengan presentase sebesar 28,058% lebih unggul dibandingkan PT. Gudang Garam dengan presentase sebesar 22,2% dalam menghasilkan keuntungan dari investasi. Nilai ROI kedua perusahaan selama tahun 2008-2010 juga menunjukkan peningkatan, yang berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari Investasi mengalami peningkatan. Jika dilihat dari rata - rata Profit Margin (PM) maka PT. Hanjaya Mandala Sampoerna sebesar 0,13% lebih mampu menghasilkan keuntungan dari penjualan bersih dibandingkan PT. Gudang Garam dengan presentase sebesar 0,09%. Nilai profit margin kedua perusahaan juga mengalami peningkatan selama periode 2008-2010. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan bersih mengalami peningkatan. Begitu juga dari rata - rata Total Assets Turn Over (TATO), PT. Hanjaya Mandala Sampoerna sebesar 2,15 kali lebih efektif dalam melakukan pemasaran terhadap produknya dibandingkan PT. Gudang Garam yaitu sebesar 1,23 kali. Nilai assets Turn over kedua perusahaan menunjukkan berfluktuasi. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas perusahaan dalam menghasilkan penjualan mengalami fluktuasi. Efektivitas penjualan dapat dipengaruhi oleh efektivitas program pemasaran yang dilakukan perusahaan, dan kemampuan daya saing perusahaan dalam meraih pasar yang ada. Berdasarkan perbandingan kedua perusahaan maka dapat dikatakan bahwa PT. Hanjaya Mandala Sampoerna merupakan perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang paling bagus dilihat dari ROI, PM, dan TATO dibandingkan PT. Gudang Garam Tbk. Kesimpulan



Tabel 2. PT Gudang Garam Tbk



TATO



Gudang garam (GGRM) Profit Margin ROI



1,26 kali



0,06%



7,81%



1,21 kali



0,1%



12,69%



1,23 kali



0,11%



13,49%



1,23 kali 0,09% Sumber: ICMD 2011.



11,33%



Setelah menganalisis laporan keuangan dua perusahaan rokok tersebut selama tiga tahun, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan ratarata Return On Invesment (ROI), rata-rata Profit Margin (PM), dan rata-rata Total Assets Turn Over (TATO), selama tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan PT. Gudang Garam.



David Lianto:Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Analsisis Du Pont



Daftar Pustaka 1. Anugrahani, Evida. 2007. Analisis Du Pont System Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada PT. Aqua Golden missisipi Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Ultra Jaya Milk Tbk). Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta. 3. Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. Penerbit UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta. 4. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2011. 5. Listiadi. 2007. Analisis Keuangan Sistem Du Pont Sebagai Alat Pengukur Profitabilitas. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Volume 8. Nomor 1. Februari 2007. Universitas Negeri Surabaya. 6. Martoyo dan Harjito. 2004. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Keempat, Penerbit Ekonisia, Kampus Fakultas UII, Yogyakarta. 7. Munawir, 2001. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty. Yogyakarta. 8. Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan Kelima, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 9. Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Ekonisia, Yogyakarta. 10. Syamsuddin, Lukman. 2000 Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, Cetakan Kelima, Raja Grafindo Persada, Jakarta. 11. Titik, Widarsih. Analisa Du Pont system Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan (Studi Pada PT. Siantar Top, Tbk). www.elibrary.ub.ac.id/handle/123456789/28730. Date: 21-Jun-2011.



31